bab ii tinjauan pustaka 2.1 pendidikan kesehatan 1.1.1 ... ii.pdf · a. pendidikan kesehatan di...

27
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Kesehatan 1.1.1 Definisi Pendidikan Kesehatan Pendidikan kesehatan merupakan suatu bentuk tindakan mandiri keperawatan untuk membantu klien baik individu, kelompok, maupun masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran yang didalamnya perawat sebagai perawat pendidik (Suliha,dkk,2002). Menurut Notoatmodjo (2010) pendidikan kesehatan adalah upaya persuasi atau pembelajaran kepada masyarakat agar masyarakat mau melakukan tindakan- tindakan untuk memelihara, dan meningkatkan taraf kesehatannya. Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan adalah suatu bentuk kegiatan dengan menyampaikan materi tentang kesehatan yang bertujuan untuk mengubah perilaku sasaran. 2.1.2 Tujuan Pendidikan Kesehatan Tujuan utama pendidikan kesehatan (Mubarak dan Chayati, 2009) yaitu : a. Menetapkan masalah dan kebutuhan mereka sendiri. b. Memahami apa yang dapat mereka lakukan terhadap masalahnya, dengan sumber daya yang ada pada mereka ditambah dengan dukungan dari luar. c. Memutuskan kegiatan yang paling tepat guna untuk meningkatkan taraf hidup sehat dan kesejahteraan masyarakat 8

Upload: others

Post on 03-Nov-2020

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Kesehatan 1.1.1 ... II.pdf · a. Pendidikan kesehatan di rumah sakit dengan sasarannya adalah pasien dan keluarga b. Pendidikan kesehatan di

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendidikan Kesehatan

1.1.1 Definisi Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan merupakan suatu bentuk tindakan mandiri

keperawatan untuk membantu klien baik individu, kelompok, maupun masyarakat

dalam mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran yang

didalamnya perawat sebagai perawat pendidik (Suliha,dkk,2002). Menurut

Notoatmodjo (2010) pendidikan kesehatan adalah upaya persuasi atau

pembelajaran kepada masyarakat agar masyarakat mau melakukan tindakan-

tindakan untuk memelihara, dan meningkatkan taraf kesehatannya. Jadi dapat

disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan adalah suatu bentuk kegiatan dengan

menyampaikan materi tentang kesehatan yang bertujuan untuk mengubah perilaku

sasaran.

2.1.2 Tujuan Pendidikan Kesehatan

Tujuan utama pendidikan kesehatan (Mubarak dan Chayati, 2009) yaitu :

a. Menetapkan masalah dan kebutuhan mereka sendiri.

b. Memahami apa yang dapat mereka lakukan terhadap masalahnya, dengan

sumber daya yang ada pada mereka ditambah dengan dukungan dari luar.

c. Memutuskan kegiatan yang paling tepat guna untuk meningkatkan taraf hidup

sehat dan kesejahteraan masyarakat

8

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Kesehatan 1.1.1 ... II.pdf · a. Pendidikan kesehatan di rumah sakit dengan sasarannya adalah pasien dan keluarga b. Pendidikan kesehatan di

9

2.1.3 Sasaran Pendidikan Kesehatan

Menurut Notoadmojo (2003) sasaran pendidikan kesehatan dibagi dalam 3

(tiga) kelompok, yaitu :

a. Sasaran Primer (Primary Target)

Masyarakat pada umumnya menjadi sasaran langsung segala upaya

pendidikan atau promosi kesehatan. Sesuai dengan permasalahan kesehatan, maka

sasaran ini dapat dikelompokkan menjadi, kepala keluarga untuk masalah

kesehatan umum, ibu hamil dan menyusui untuk masalah KIA (Kesehatan Ibu dan

Anak), anak sekolah untuk kesehatan remaja, dan juga sebagainya.

b. Sasaran Sekunder (Secondary Target)

Yang termasuk dalam sasaran ini adalah para tokoh masyarakat, tokoh

agama, tokoh adat, dan sebagainya. Disebut sasaran sekunder, karena dengan

memberikan pendidikan kesehatan kepada kelompok ini diharapkan untuk

nantinya kelompok ini akan memberikan pendidikan kesehatan kepada

masyarakat di sekitarnya.

c. Sasaran Tersier (Tertiary Target)

Para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik di tingkat pusat,

maupun daerah. Dengan kebijakan-kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan

oleh kelompok ini akan mempunyai dampak langsung terhadap perilaku tokoh

masyarakat dan kepada masyarakat umum.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Kesehatan 1.1.1 ... II.pdf · a. Pendidikan kesehatan di rumah sakit dengan sasarannya adalah pasien dan keluarga b. Pendidikan kesehatan di

10

2.1.4 Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan

Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari 3 dimensi menurut

Fitriani ( 2011) yaitu;

1) Dimensi sasaran

a. Pendidikan kesehatan individu dengan sasarannya adalah individu.

b. Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasarannya adalah kelompok

masyarakat tertentu.

c. Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasarannya adalah masyarakat

luas.

2) Dimensi tempat pelaksanaan

a. Pendidikan kesehatan di rumah sakit dengan sasarannya adalah pasien dan

keluarga

b. Pendidikan kesehatan di sekolah dengan sasarannya adalah pelajar.

c. Pendidikan kesehatan di masyarakat atau tempat kerja dengan sasarannya

adalah masyarakat atau pekerja.

3) Dimensi tingkat pelayanan kesehatan

a. Pendidikan kesehatan untuk promosi kesehatan (Health Promotion), misal:

peningkatan gizi, perbaikan sanitasi lingkungan, gaya hidup dan

sebagainya.

b. Pendidikan kesehatan untuk perlindungan khusus (Specific Protection)

misal : imunisasi

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Kesehatan 1.1.1 ... II.pdf · a. Pendidikan kesehatan di rumah sakit dengan sasarannya adalah pasien dan keluarga b. Pendidikan kesehatan di

11

c. Pendidikan kesehatan untuk diagnosis dini dan pengobatan tepat (Early

diagnostic and prompt treatment) misal : dengan pengobatan layak dan

sempurna dapat menghindari dari resiko kecacatan.

d. Pendidikan kesehatan untuk rehabilitasi (Rehabilitation) misal : dengan

memulihkan kondisi cacat melalui latihan-latihan tertentu.

2.1.5 Langkah-langkah dalam Penyuluhan Kesehatan

Menurut Effendy (1998) ada beberapa langkah yang harus ditempuh

dalam melaksanakan penyuluhan kesehatan masyarakat, yaitu :

1) Mengkaji kebutuhan kesehatan masyarakat

2) Menetapkan masalah kesehatan masyarakat

3)Memprioritaskan masalah yang terlebih dahulu untuk ditangani melalui

penyuluhan kesehatan masyarakat

4) Menyusun perencanaan penyuluhan, seperti :

a) Menetapkan tujuan

b) Penentuan sasaran

c) Menyusun materi atau isi penyuluhan

d) Memilih metoda yang tepat

e) Menentukan jenis alat peraga yang akan digunakan

5) Pelaksanaan penyuluhan

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Kesehatan 1.1.1 ... II.pdf · a. Pendidikan kesehatan di rumah sakit dengan sasarannya adalah pasien dan keluarga b. Pendidikan kesehatan di

12

6) Penilaian hasil penyuluhan

7) Tindak lanjut dari penyuluhan

2.1.6 Faktor-faktor Keberhasilan dalam Penyuluhan

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan terhadap sasaran dalam

keberhasilan penyuluhan kesehatan menurut Notoatmojo (2007) yaitu :

1) Faktor penyuluh yang meliputi kurangnya persiapan, kurangnya penguasaan

materi yang akan dijelaskan oleh pemberi materi, penampilam yang kurang

meyakinkan sasaran, bahasa yang digunakan kurang dapat dimengerti oleh

sasaran, suara pemberi materi yang terlalu kecil, dan penampilan materi yang

monoton sehingga membosankan.

2) Faktor sasaran yang meliputi tingkat pendidikan sasaran yg terlalu rendah,

tingkat sosial ekonomi sasaran yg terlalu rendah, kepercayaan dan adat istiadat

yang telah lama tertanam sehingga sulit untuk mengubahnya, dan kondisi

tempat tinggal sasaran yang tidak memungkinkan terjadinya perubahan

perilaku.

3) Faktor proses penyuluhan yang meliputi waktu penyuluhan tidak sesuai dengan

waktu yang diinginkan sasaran, tempat penyuluhan yang dilakukan di tempat

yang dekat keramaian sehingga menggangu proses penyuluhan, jumlah sasaran

yang terlalu banyak, alat peraga dalam penyuluhan kesehatan kurang, metode

yang digunakan kurang tepat, dan bahasa yang digunakan sulit dimengerti oleh

sasaran.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Kesehatan 1.1.1 ... II.pdf · a. Pendidikan kesehatan di rumah sakit dengan sasarannya adalah pasien dan keluarga b. Pendidikan kesehatan di

13

2.1.7 Metode Pendidikan Kesehatan

Menurut Notoadmojo (2003) agar mencapai suatu hasil yang optimal,

materi juga harus disesuaikan dengan sasaran. Demikian juga alat bantu

pendidikan. Untuk sasaran kelompok maka metodenya harus berbeda dengan

sasaran massa dan sasaran individual. Ada 3 macam metode pendidikan

kesehatan, yaitu :

1. Metode Pendidikan Individual (perorangan)

Metode ini digunakan untuk membina perubahan perilaku baru, atau

membina seseorang yang mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku. Dasar

digunakannya pendekatan individual ini karena setiap orang mempunyai masalah

atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan perilaku tersebut. Bentuk

pendekatan ini, antara lain :

a. Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counceling)

Dengan cara ini kontak antara klien dan petugas lebih jadi lebih efektif.

b. Interview (wawancara)

Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan.

Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali informasi

mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan.

2. Metode Pendidikan Kelompok

Dalam memilih metode pendidikan kelompok, harus diingat besarnya

kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal dari sasaran. Ada beberapa

macam metode kelompok tersebut, yaitu:

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Kesehatan 1.1.1 ... II.pdf · a. Pendidikan kesehatan di rumah sakit dengan sasarannya adalah pasien dan keluarga b. Pendidikan kesehatan di

14

1) Kelompok besar

Apabila peserta penyuluhan itu lebih dari 15 orang, antara lain ceramah dan

seminar.

a. Ceramah

Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun

berpendidikan rendah.

b. Seminar

Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan

menengah ke atas. Seminar adalah suatu bentuk penyajian dari satu ahli atau

beberapa ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan biasanya

dianggap hangat di masyarakat.

2) Kelompok Kecil

Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya disebut kelompok

kecil. Metode-metode yang cocok untuk kelompok kecil ini antara lain :

a. Diskusi Kelompok

Untuk memulai diskusi, pemimpin diskusi harus memberikan pancingan-

pancingan yang berupa pertanyaan sehubungan dengan topik yang dibahas.

Sehingga terciptalah diskusi kelompok.

b. Curah Pendapat (brain stroming)

Merupakan modifikasi diskusi kelompok, dimulai dengan memberikan satu

masalah, kemudian peserta memberikan jawaban/tanggapan.

Tanggapan/jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam flipchart/papan

tulis, sebelum semuanya mencurahkan pendapat tidak boleh ada komentar

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Kesehatan 1.1.1 ... II.pdf · a. Pendidikan kesehatan di rumah sakit dengan sasarannya adalah pasien dan keluarga b. Pendidikan kesehatan di

15

dari siapa pun. Setelah semuanya mengemukaan pendapat, baru tiap anggota

boleh berkomentar dan akhirnya terbentuklah diskusi.

c. Bola Salju (snow balling)

Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang 2 orang) dan kemudian

dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah. Setelah kurang lebih 5 menit

maka tiap 2 pasang bergabung menjadi satu. Mereka tetap mendiskusikan

masalah tersebut, dan mencari kesimpulannya. Kemudian tiap 2 pasang yang

sudah beranggotakan 4 orang ini bergabung lagi dengan pasangan lainnya dan

demikian seterusnya sehingga akhimya akan terjadi diskusi dari seluruh

anggota kelompok.

d. Kelompok-kelompok kecil (buzz group)

Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang

kemudian akan diberi suatu permasalahan yang sama atau tidak dengan

kelompok lain dan masing-masing kelompok mendiskusikan masalah

tersebut. Selanjutnya kesimpulan dari tiap kelompok tersebut didiskusikan

kembali dan dicari kesimpulannya.

e. Memainkan Peran (role play)

Beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peran tertentu.

Setelah mendapatkan peran mereka masing-masing, mereka kemudian

memainkan peran tersebut.

f. Permainan Simulasi (simulation game)

Metode ini merupakan gabungan antara role play dengan diskusi kelompok.

Pesan-pesan kesehatan disajikan dalam bentuk permainan.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Kesehatan 1.1.1 ... II.pdf · a. Pendidikan kesehatan di rumah sakit dengan sasarannya adalah pasien dan keluarga b. Pendidikan kesehatan di

16

3. Metode Pendidikan Massa

Metode ini cocok untuk mengkomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang

ditujukan kepada masyarakat. Berikut ini ada beberapa contoh metode untuk

pendekatan massa, yaitu :

a. Ceramah Umum (public speaking).

b. Pidato-pidato/ diskusi tentang kesehatan dapat dilakukan melalui media

elektronik, baik televisi maupun radio.

c. Simulasi contohnya seperti dialog antara pasien dengan perawat.

d. Billboard biasanya dipasang di tempat-tempat umum dan diisi dengan pesan-

pesan atau informasi – informasi kesehatan.

2.1.8 Media Pendidikan Kesehatan

Media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat

merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien sehingga dapat mendorong

terjadinya proses belajar pada dirinya. Tujuan penggunaan media adalah untuk

mempermudah sasaran memperoleh pengetahuan dan ketrampilan. Kehadiran

media mempunyai arti yang sangat penting, sebab ketidakjelasan bahan yang akan

disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara

(Mubarak dkk, 2006). Berdasarkan fungsinya sebagai penyaluran pesan-pesan

kesehatan (media), media ini dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu Media Cetak, Media

Elektronik, dan Media Papan (Bill board).

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Kesehatan 1.1.1 ... II.pdf · a. Pendidikan kesehatan di rumah sakit dengan sasarannya adalah pasien dan keluarga b. Pendidikan kesehatan di

17

1) Media Cetak

a. Booklet : digunakan untuk menyampaikan pesan dalam bentuk buku, baik

tulisan maupun gambar.

b. Leaflet : melalui lembar yang dilipat, isi pesan bisa gambar/tulisan ataupun

keduanya.

c. Flyer (selebaran) ; seperti leaflet tetapi tidak dalam bentuk lipatan.

d. Flip chart (lembar Balik) ; pesan/informasi kesehatan dalam bentuk lembar

balik. Biasanya dalam bentuk buku, dimana tiap lembar (halaman) berisi

gambar peragaan dan di baliknya berisi kalimat sebagai pesan/informasi

berkaitan dengan gambar tersebut.

e. Rubrik/tulisan-tulisan : pada surat kabar atau majalah, mengenai bahasan

suatu masalah kesehatan, atau hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan.

f. Poster : merupakan suatu bentuk media cetak berisi pesan-pesan/informasi

kesehatan, yang biasanya ditempel di tembok-tembok, di tempat-tempat

umum, atau di kendaraan umum.

g. Foto : digunakan untuk mengungkapkan informasi-informasi kesehatan.

2) Media Elektronik

a. Televisi : dapat dalam bentuk sinetron, sandiwara, forum diskusi/tanya jawab,

pidato/ceramah, TV, quiz, atau cerdas cermat.

b. Radio : bisa dalam bentuk obrolan/tanya jawab, ceramah.

c. Video Compact Disc (VCD)

d. Slide : digunakan untuk menyampaikan pesan/informasi kesehatan.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Kesehatan 1.1.1 ... II.pdf · a. Pendidikan kesehatan di rumah sakit dengan sasarannya adalah pasien dan keluarga b. Pendidikan kesehatan di

18

e. Film strip : digunakan untuk menyampaikan pesan kesehatan.

3) Media Papan (Bill Board)

Papan/bill board yang dipasang di tempat-tempat umum dapat dipakai diisi

dengan pesan-pesan atau informasi – informasi kesehatan. Media papan di sini

juga mencakup pesan-pesan yang ditulis pada lembaran seng yang ditempel pada

kendaraan umum (bus/taksi).

1.2 Kecemasan

1.2.1 Definisi Kecemasan

Ansietas atau kecemasan adalah suatu perasaan tidak tenang , perasaan

takut , khawatir dan gelisah (Brooker, 2001). Kecemasan adalah suatu perasaan

yang timbul ketika seseorang terlalu mengkhawatirkan kemungkinan terjadinya

peristiwa yang menakutkan yang akan terjadi dimasa depan (Sivalitar, 2007).

Ansietas atau kecemasan berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya.

Kondisi ini dialami secara subjektif dan dikomunikasikan dalam hubungan

interpersonal. Ansietas berbeda dengan rasa takut, karena rasa takut merupakan

tingkah laku spesifik untuk menghindar dan menjauh dari stimulus yang tidak

menyenangkan. Sedangkan kecemasan merupakan akibat dari ancaman yang tidak

jelas, tidak bisa dikontrol dan tidak bisa dihindari.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Kesehatan 1.1.1 ... II.pdf · a. Pendidikan kesehatan di rumah sakit dengan sasarannya adalah pasien dan keluarga b. Pendidikan kesehatan di

19

1.2.2 Faktor- Faktor Mempengaruhi Kecemasan

Faktor – faktor yang mempengaruhi kecemasan menurut Stuart (2006),

adalah:

1) Faktor Predisposisi

a. Teori Psikoanalitis

Menurut pandangan psikoanalisis, kecemasan adalah konflik emosional yang

terjadi antara dua elemen kepribadian, yaitu id dan superego. Id mewakili

dorongan insting dan impuls, sedangkan superego mencerminkan hati nurani

seseorang dan dikendalikan oleh norma-norma budaya seseorang. Ego

berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemen tersebut.

b. Teori Interpersonal

Kecemasan timbul dari perasaan takut terhadap penolakan saat berhubungan dengan

orang lain. Penolakan terhadap eksistensi diri oleh orang lain atau masyarakat akan

menyebabkan individu yang bersangkutan menjadi cemas. Namun, bila

keberadaannya diterima oleh orang lain, maka individu tersebut akan merasa tenang

dan tidak cemas.

c. Faktor Perilaku

Ketidakmampuan atau kegagalan dalam mencapai suatu tujuan yang

diinginkan akan menimbulkan frustasi atau keputusasaan. Keputusasaan

inilah yang menyebabkan seseorang menjadi cemas.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Kesehatan 1.1.1 ... II.pdf · a. Pendidikan kesehatan di rumah sakit dengan sasarannya adalah pasien dan keluarga b. Pendidikan kesehatan di

20

2) Faktor Presipitasi

Ada 2 faktor yang mempengaruhi kecemasan, yaitu :

a. Faktor eksternal :

1) Ancaman integritas diri, meliputi ketidakmampuan fisiologis atau gangguan

terhadap kebutuhan dasar (penyakit, trauma fisik, pembedahan yang akan

dilakukan).

2) Ancaman sistem diri antara lain : ancaman terhadap identitas diri, harga diri

dan hubungan interpersonal, kehilangan serta perubahan status/peran (Stuart

dan Sundeen, 1998).

b. Faktor internal:

Menurut Stuart dan Sundeen (1998) kemampuan individu dalam merespon

terhadap penyebab kecemasan ditentukan oleh :

1) Potensi stressor

Stressor psikososial merupakan setiap keadaan atau peristiwa yang

menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang sehingga orang itu

terpaksa mengadakan adaptasi.

2) Maturitas Individu

Seseorang yang memiliki kematangan kepribadian lebih sukar mengalami

gangguan akibat kecemasan, karena individu yang matur memiliki daya

adaptasi yang lebih besar terhadap kecemasan.

3) Pendidikan dan Status Ekonomi

Tingkat pendidikan dan status ekonomi yang rendah pada seseorang akan

menyebabkan orang tersebut mudah mengalami kecemasan. Tingkat

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Kesehatan 1.1.1 ... II.pdf · a. Pendidikan kesehatan di rumah sakit dengan sasarannya adalah pasien dan keluarga b. Pendidikan kesehatan di

21

pendidikan seseorang atau individu akan berpengaruh terhadap kemampuan

berpikir. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin

mudah seseorang tersebut berpikir rasional dan menangkap informasi baru

termasuk dalam menguraikan masalah yang baru.

4) Keadaan fisik

Seseorang yang mengalami gangguan fisik seperti cidera, operasi akan mudah

mengalami kelelahan fisik sehingga lebih mudah mengalami kecemasan.

5) Tipe kepribadian

Orang yang berkepribadian A lebih mudah mengalami gangguan akibat

kecemasan daripada orang dengan kepribadian B. Adapun ciri-ciri orang

dengan kepribadian A adalah tidak sabar, kompetitif, ambisius, ingin serba

sempurna, merasa diburu-buru waktu, mudah gelisah, tidak dapat tenang,

mudah tersinggung, otot-otot mudah tegang. Sedangkan orang dengan

kepribadian B mempunyai ciri-ciri yang berlawanan dengan tipe kepribadian

A. Karena orang dengan tipe kepribadian B adalah orang yang penyabar,

tenang, teliti, dan rutinitas.

6) Lingkungan dan situasi

Seseorang yang berada di lingkungan asing ternyata lebih mudah mengalami

kecemasan dibanding bila dia berada dilingkungan yang biasa dia tempati.

7) Umur

Seseorang yang mempunyai umur lebih muda ternyata lebih mudah

mengalami gangguan akibat kecemasan dari pada seseorang yang lebih tua,

tetapi ada juga yang berpendapat sebaliknya.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Kesehatan 1.1.1 ... II.pdf · a. Pendidikan kesehatan di rumah sakit dengan sasarannya adalah pasien dan keluarga b. Pendidikan kesehatan di

22

Selain itu, ada juga faktor- faktor lain yang mempengaruhi kecemasan seperti:

a. Budaya

Diketahui bahwa budaya mempengaruhi nilai yang dimiliki oleh individu dan

karenanya latar belakang budaya juga berkaitan dengan sumber kecemasan

dan respon individu terhadap kecemasan.

b. Aspek positif individu

May mengatakan dalam Stuard dan Laraia (2001) bahwa aspek positif diri

individu berkembang dengan adanya konfrontasi, gerak maju perkembangan

dan pengalaman mengatasi kecemasan (Suliswati,2005).

c. Pengetahuan

Dimana pengetahuan digunakan untuk mengatasi adanya kecemasan yang

dialami seseorang serta mengetahui ketidakpahaman tentang perubahan yang

terjadi. Seseorang akan mengalami kecemasan yang ringan apabila

pengetahuannya luas, sedangkan seseorang akan mengalami kecemasan berat

apabila pengetahuannya sempit (Johnson, 1999).

2.2.3 Manifestasi Klinis Kecemasan

National Health Committee (1990 dalam Wangmuba (2009), menyebutkan

beberapa manifestasi kecemasan secara umum yang dapat muncul berupa :

a. Respon fisik seperti sulit tidur, dada berdebar-debar, tubuh berkeringat

meskipun tidak gerah, tubuh panas atau dingin, sakit kepala , otot tegang atau

kaku, sakit perut, terengah-engah atau sesak nafas.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Kesehatan 1.1.1 ... II.pdf · a. Pendidikan kesehatan di rumah sakit dengan sasarannya adalah pasien dan keluarga b. Pendidikan kesehatan di

23

b. Respon perasaan seperti merasa diri berada dalam khayalan, merasa tidak

berdaya, dan ketakutan pada sesuatu yang akan terjadi.

c. Respon pikiran seperti mengira hal yang paling buruk akan terjadi dan

sering memikirkan bahaya.

d. Respon tingkah laku seperti menjauhi situasi yang menakutkan, mudah

terkejut, dan mengurangi rutinitas.

2.2.4 Tingkat-Tingkat Kecemasan

Menurut Stuart dan Sundeen membagi tingkat kecemasan menjadi empat

tingkatan yaitu :

1) Kecemasan Ringan

Berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan

menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan

persepsinya. Individu terdorong untuk belajar yang akan menghasilkan

pertumbuhan dan kreativitas. Pada kecemasan ringan terdapat respon-respon

sebagai berikut :

a. Respon Fisiologis

Sesekali nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik, gejala ringan pada

lambung, muka berkerut dan bibir bergetar.

b. Respon Kognitif

Lapang persegi meluas, mampu menerima ransangan yang kompleks,

konsentrasi pada masalah dan menyelesaikan masalah secara efektif.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Kesehatan 1.1.1 ... II.pdf · a. Pendidikan kesehatan di rumah sakit dengan sasarannya adalah pasien dan keluarga b. Pendidikan kesehatan di

24

c. Respon perilaku dan Emosi

Tidak dapat duduk tenang, tremor halus pada tangan dan suara kadang-

kadang meninggi.

2) Kecemasan Sedang

Memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting pada

saat itu dan mengesampingkan yang lain, sehingga seseorang mengalami

perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah.

Pada kecemasan sedang terdapat respon-respon sebagai berikut :

a. Respon Fisiologis

Sering nafas pendek, tekanan darah naik, mulut kering, anorexia, diare atau

konstipasi, dan gelisah.

b. Respon Kognitif

Lapang persepsi menyempit, rangsang luar tidak mampu diterima, dan

berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya

c. Respon Prilaku dan Emosi

Gerakan tersentak-sentak (meremas tangan), bicara banyak dan lebih cepat,

dan perasaan tidak nyaman

3) Kecemasan Berat

Pada kecemasan berat lahan persepsi menjadi sempit. Individu cenderung

memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal-hal yang lain. Individu

tidak mampu berfikir berat lagi dan membutuhkan banyak

pengarahan/tuntutan. Pada kecemasan berat terdapat respon-respon sebagai

berikut :

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Kesehatan 1.1.1 ... II.pdf · a. Pendidikan kesehatan di rumah sakit dengan sasarannya adalah pasien dan keluarga b. Pendidikan kesehatan di

25

a. Respon Fisiologis

Sering nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik, berkeringat dan sakit

kepala dan penglihatan kabur

b. Respon Kognitif

Lapang persepsi sangat menyempit, dan tidak mampu menyelesaikan

masalah.

c. Respon Prilaku dan Emosi

Perasaan ancaman meningkat, verbalisasi cepat dan blocking.

4) Panik

Pada tingkat ini persepsi sudah terganggu sehingga individu sudah tidak dapat

mengendalikan diri lagi dan tidak dapat melakukan apa-apa walaupun sudah

diberi pengarahan/tuntunan. Pada keadaan panik terdapat respon-respon

sebagai berikut :

a. Respon Fisiologis

Nafas pendek, rasa tercekik dan berdebar, sakit dada, pucat, dan hipotensi

b. Respon Kognitif

Lapang persepsi menyempit, dan tidak dapat berfikir lagi

c. Respon Prilaku dan Emosi

Agitasi, mengamuk dan marah, ketakutan, berteriak-teriak, blocking, dan

persepsi kacau.

d. Respon Fisiologis

1) Kardiovaskuler : Palpitasi berdebar, tekanan darah meningkat/menurun, nadi

meningkat/menurun.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Kesehatan 1.1.1 ... II.pdf · a. Pendidikan kesehatan di rumah sakit dengan sasarannya adalah pasien dan keluarga b. Pendidikan kesehatan di

26

2) Saluran Pernafasan : Nafas cepat dangkal, rasa tertekan di dada, rasa seperti

tercekik.

3) Gastrointestinal : Hilang nafsu makan, mual, rasa tak enak pada epigastrium,

diare.

4) Neuromuskuler : Peningkatan refleks, wajah tegang, insomnia, gelisah,

kelelahan secara umum, ketakutan, tremor.

5) Saluran Kemih : Tak dapat menahan buang air kecil.

6) Sistem Kulit : Muka pucat, perasaan panas/dingin pada kulit, rasa terbakar

pada muka, berkeringat setempat atau seluruh tubuh dan gatal-gatal.

7) Respon Kognitif : konsentrasi menurun, pelupa, raung persepsi berkurang

atau menyempit, takut kehilangan kontrol, obyektifitas hilang.

8) Respon emosional : Kewaspadaan meningkat, tidak sadar, takut, gelisah,

pelupa, cepat marah, kecewa, menangis dan rasa tidak berdaya.

2.3 Menarche

2.3.1 Definisi Menarche

Menarche merupakan saat haid/menstruasi yang datang pertama kali pada

seorang wanita yang akan menginjak masa pubertas. Usia remaja putri pada waktu

mengalami menarche berbeda-beda, sebab hal itu tergantung kepada faktor

genetik (keturunan), bentuk tubuh, serta gizi seseorang. Umumnya menarche

terjadi pada usia 10 – 15 tahun, tetapi rata-rata terjadi pada usia 12,5 tahun.

Namun, ada juga yang mengalami lebih cepat/dibawah usia tersebut. Menarche

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Kesehatan 1.1.1 ... II.pdf · a. Pendidikan kesehatan di rumah sakit dengan sasarannya adalah pasien dan keluarga b. Pendidikan kesehatan di

27

yang terjadi pada saat sebelum menginjak usia 8 tahun disebut menstruasi precox

(Sarwono, 2007).

2.3.2 Manifestasi Klinis Menarche

Gejala yang dirasakan ketika akan mengalami menarche yaitu sakit

kepala, pegal-pegal di kaki dan pinggang, kram perut dan sakit perut. Sebelum

periode ini terjadi, biasanya ada beberapa perubahan emosional seperti perasaan

suntuk, marah, dan sedih yang disebabkan karena adanya pelepasan beberapa

hormon (Proverawati dan Misaroh, 2009).

2.3.3 Faktor -Faktor Yang Mempengaruhi Menarche

a. Faktor nutrisi

Lusiana (2008) meneliti tentang status gizi, konsumsi pangan dan usia

menarche anak perempuan Sekolah Dasar di Bogor. Hasil penelitiannya tersebut

mengatakan bahwa semakin baik status gizi seseorang maka akan mengalami

menstruasi lebih awal. Anak-anak dengan asupan gizi yang baik akan lebih cepat

waktu menarche dibandingkan dengan anak yang termasuk dalam kategori kurus.

b. Faktor lingkungan social dan keturunan

Menurut Proverawati dan Misaroh (2009) anak yang tinggal dalam keluarga

dengan tingkat stress yang tinggi seperti keluarga yang mengalami konflik dan

kekerasan seksual dapat mengakibatkan menstruasi lebih awal. Sedangkan anak

yang tinggal dalam lingkungan keluarga besar yang harmonis dan tingkat stress

rendah akan lebih lambat waktu menstruasinya. Usia menarche seorang anak

memiliki kecenderungan memiliki waktu yang sama seperti ibunya. Begitu juga

siklus menstruasi, semakin teratur menstruasi ibu maka menstruasi anaknya

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Kesehatan 1.1.1 ... II.pdf · a. Pendidikan kesehatan di rumah sakit dengan sasarannya adalah pasien dan keluarga b. Pendidikan kesehatan di

28

memiliki kecenderungan untuk mengalami siklus yang juga teratur (Potter dan

Perry, 2005).

c. Faktor biologi

Ketika otak telah memproduksi hormon yang dibutuhkan untuk

mempersiapkan organ reproduksi maka anak perempuan akan mengalami

menstruasinya yang pertama kali atau menarche (Hurlock, 2006).

d. Rangsangan audiovisual

Rangsangan audiovisual baik berasal dari percakapan maupun tontonan dari

film-film atau internet yang berlabel dewasa, akan merangsang sistem reproduksi

untuk lebih cepat matang. Hal inilah yang dapat menyebabkan timbulnya

menarche lebih cepat pada anak (Proverawati dan Misaroh, 2009)..

2.3.4 Siklus Menarche

Produksi berulang dari estrogen dan progesteron oleh ovarium mempunyai

kaitan dengan siklus endometrium pada lapisan uterus yang bekerja melalui

tahapan berikut ini: (1) proliferasi endometrium uterus; (2) perubahan sekretoris

pada endometrium, dan (3) deskuamasi endometrium, yang dikenal sebagai

menstruasi. (Guyton, 2008)

a. Fase Proliferasi (Fase Estrogen)

Siklus Endometrium, yang terjadi sebelum ovulasi.

1) Pada permulaan setiap siklus seksual bulanan, sebagian besar endometrium

telah berdeskuamasi akibat menstruasi. Sesudah menstruasi, hanya selapis tipis

stroma endometrium yang tertinggal, dan sel-sel epitel yang tertinggal adalah

yang terletak di bagian lebih dalam dari kelenjar yang tersisa serta pada kripta

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Kesehatan 1.1.1 ... II.pdf · a. Pendidikan kesehatan di rumah sakit dengan sasarannya adalah pasien dan keluarga b. Pendidikan kesehatan di

29

endometrium. Di bawah pengaruh estrogen, yang disekresi dalam jumlah lebih

banyak oleh ovarium selama bagian pertama siklus ovarium, sel-sel stroma dan

sel epitel berproliferasi dengan cepat. Permukaan endometrium akan

mengalami epitelisasi kembali dalam waktu 4 sampai 7 hari sesudah terjadinya

menstruasi.

2) Kemudian, selama satu setengah minggu berikutnya yaitu, sebelum terjadi

ovulasi ketebalan endometrium sangat meningkat karena jumlah sel stroma

bertambah banyak dan karena pertumbuhan kelenjar endometrium serta

pembuluh darah baru yang progresif ke dalam endometrium. Pada saat ovulasi,

endometrium mempunyai ketebalan 3 sampai 5 milimeter.

3) Kelenjar endometrium, khususnya dari daerah serviks, akan menyekresi mukus

yang encer mirip benang. Benang mukus akan tersusun di sepanjang kanalis

servikalis, membentuk saluran yang membantu mengarahkan sperma ke arah

yang tepat dari vagina menuju ke dalam uterus. (Guyton, 2008)

b. Fase Sekretorik (Fase Progestasional)

Siklus Endometrium, yang terjadi setelah ovulasi.

1) Selama sebagian besar separuh akhir siklus bulanan, setelah ovulasi terjadi,

progesteron dan estrogen bersama-sama disekresi dalam jumlah yang besar oleh

korpus luteum. Estrogen menyebabkan sedikit proliferasi sel tambahan pada

endometrium selama fase siklus ini, sedangkan progesteron menyebabkan

pembengkakan yang nyata dan perkembangan sekretorik dari endometrium.

Kelenjar makin berkelok-kelok; kelebihan substansi sekresinya bertumpuk di

dalam sel epitel kelenjar. Selain itu, sitoplasma dari sel stroma bertambah

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Kesehatan 1.1.1 ... II.pdf · a. Pendidikan kesehatan di rumah sakit dengan sasarannya adalah pasien dan keluarga b. Pendidikan kesehatan di

30

banyak, simpanan lipid dan glikogen sangat meningkat dalam sel stroma, dan

suplai darah ke dalam endometrium lebih lanjut akan meningkat sebanding

dengan perkembangan aktivitas sekresi, dengan pembuluh darah yang menjadi

sangat berkelok-kelok. Pada puncak fase sekretorik, sekitar 1 minggu setelah

ovulasi, ketebalan endometrium sudah menjadi 5 sampai 6 milimeter.

2) Maksud keseluruhan dari semua perubahan endometrium ini adalah untuk

menghasilkan endometrium yang sangat sekretorik, yang mengandung

sejumlah besar cadangan nutrien yang membentuk kondisi yang cocok untuk

implantasi ovum yang sudah dibuahi selama separuh akhir siklus bulanan. Dari

saat sebuah ovum yang sudah dibuahi memasuki kavum uteri dari tuba fallopii

(yang terjadi 3 sampai 4 hari setelah ovulasi) sampai waktu ovum berimplantasi

(7 sampai 9 hari setelah ovulasi), sekret uterus, yang disebut "susu uterus,"

menyediakan makanan bagi pembelahan awal ovum. Kemudian, sekali ovum

berimplantasi di dalam endometrium, sel-sel trofoblas pada permukaan blastokis

yang berimplantasi mulai mencerna endometrium dan mengabsorbsi substansi

yang disimpan endometrium, jadi menyediakan jumlah persediaan nutrisi yang

semakin besar untuk embrio yang berimplantasi. (Guyton, 2008)

c. Fase Menstruasi

1) Jika ovum tidak dibuahi, kira-kira 2 hari sebelum akhir siklus bulanan, korpus

luteum di ovarium tiba-tiba berinvolusi, dan hormon-hormon ovarium (es-

trogen dan progesteron) menurun dengan tajam sampai kadar sekresi yang

rendah terjadilah menstruasi.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Kesehatan 1.1.1 ... II.pdf · a. Pendidikan kesehatan di rumah sakit dengan sasarannya adalah pasien dan keluarga b. Pendidikan kesehatan di

31

2) Menstruasi disebabkan oleh berkurangnya estrogen dan progesteron, terutama

progesteron, pada akhir siklus ovarium bulanan. Efek pertama adalah penurunan

rang-sangan terhadap sel-sel, endometrium oleh kedua hormon ini, yang diikuti

dengan cepat oleh involusi endometrium sendiri menjadi kira-kira 65 persen dari

ketebalan semula. Kemudian, selama 24 jam sebelum terjadinya menstruasi,

pembuluh darah yang berkelok-kelok, yang mengarah ke lapisan mukosa

endometrium, akan menjadi vasospastik, mungkin disebabkan oleh efek

involusi, seperti pelepasan bahan vasokonstriktor mungkin salah satu tipe

vasokonstriktor prostaglandin yang terdapat dalam jumlah sangat banyak pada

saat ini.

3) Vasospasme, penurunan zast nutrisi endometrium, dan hilangnya rangsangan

hormonal menyebabkan dimulainya proses nekrosis pada endometrium,

khususnya dari pembuluh darah. Sebagai akibatnya, darah akan merembes ke

lapisan vaskular endometrium, dan daerah perdarahan akan bertambah besar

dengan cepat dalam waktu 24 sampai 36 jam. Perlahan-lahan, lapisan nekrotik

bagian luar dari endometrium terlepas dari uterus pada daerah perdarahan

tersebut, sampai kira-kira 48 jam setelah terjadinya menstruasi, semua lapisan

superficial endometrium sudah berdeskuamasi. Massa jaringan deskuamasi dan

darah di dalam kavum uteri, ditambah efek kontraksi dari prostaglandin atau zat-

zat lain di dalam lapisan yang terdeskuamasi, seluruhnya bersama-sama akan

merangsang kontraksi uterus yang menyebabkan dikeluarkannya isi uterus.

4) Selama menstruasi normal, kira-kira 40 mililiter darah dan tambahan 35 ml

cairan serosa dikeluarkan. Cairan menstruasi ini normalnya tidak membentuk

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Kesehatan 1.1.1 ... II.pdf · a. Pendidikan kesehatan di rumah sakit dengan sasarannya adalah pasien dan keluarga b. Pendidikan kesehatan di

32

bekuan, karena fibrinolisin dilepaskan bersama dengan bahan nekrotik

endometrium. Bila terjadi perdarahan yang berlebihan dari permukaan uterus,

jumlah fibrinolisin mungkin tidak cukup untuk mencegah pembekuan. Adanya

bekuan darah selama menstruasi sering merupakan bukti klinis adanya kelainan

patologi dari uterus.

5) Dalam waktu 4 sampai 7 hari sesudah dimulainya menstruasi, pengeluaran darah

akan berhenti, karena pada saat ini endometrium sudah mengalami epitelisasi

kembali. (Guyton, 2008)

2.3.5 Reaksi Psikis Terhadap Menarche

Kecemasan merupakan gejala yang sering terjadi dan sangat dominan

muncul pada saat peristiwa menarche yang kemudian diperkuat oleh keinginan

untuk menolak proses fisiologis tersebut (Kartono, 2006). Sekalipun sebelumnya

mereka sudah mengerti, namun menstruasi seringkali merupakan pengalaman

yang traumatis, terutama bila disertai dengan muntah-muntah dan organ-organ

tubuh kejang. Banyak anak perempuan mempertanyakan apakah mereka akan

‘mati’ karena mengeluarkan darah. Banyak anak perempuan bertanya-tanya

apakah kejang-kejang, sakit kepala, dan sakit punggung yang sering mereka alami

selama masa menstruasi merupakan hal yang normal (Harlock, 2006).

Menurut Dariyo (2004) terdapat 2 jenis reaksi remaja putri terhadap datangnya

menarche yaitu :

a) Reaksi negatif yaitu suatu pandangan yang kurang baik dari seorang remaja

putri ketika dirinya memandang terhadap munculnya menstruasi. Ketika

muncul menarche seorang individu akan merasakan adanya keluhan-keluhan

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Kesehatan 1.1.1 ... II.pdf · a. Pendidikan kesehatan di rumah sakit dengan sasarannya adalah pasien dan keluarga b. Pendidikan kesehatan di

33

fisiologis (sakit kepala, sakit pinggang, mual, muntah) maupun kondisi

psikologis yang tak stabil (bingung, sedih, stres, cemas, mudah, tersinggung,

marah, emosional). Hal ini kemungkinan karena ketidaktahuan remaja tentang

perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi pada awal kehidupan seorang

remaja wanita.

b) Reaksi positif yaitu remaja putri yang mampu memahami, menghargai dan

menerima adanya menarche sebagai tanda kedewasaan seorang wanita.

2.3.6 Cara Mengatasi Kecemasan Terhadap Menarche

a) Komunikasi, karena dengan adanya komunikasi remaja putri dapat

mengutarakan kecemasannya kepada orang lain sehingga dapat memperoleh

pandangan baru dan lebih baik (Hurlock, 2006).

c) Keterbukaan antara teman, keluarga dan orang tua dalam membicarakan

kecemasannya menghadapi menarche (BKKBN, 2006).

d) Pemberian informasi kesehatan khususnya tentang menstruasi melalui

penyuluhan (Depkes, 2000).

2.4 Pengaruh Pendidikan Kesehatan Mengenai Menarche Terhadap

Penurunan Kecemasan Siswi Kelas VII Menjelang Menarche

Pendidikan kesehatan adalah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan suatu

pesan kesehatan kepada kelompok atau individu. Pesan kesehatan tersebut

diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan kelompok atau individu tentang

kesehatan. Pendidikan kesehatan yang diperoleh oleh responden berdampak pada

peningkatan pengetahuan responden. Menurut Bloom dan Skinner, pengetahuan

adalah kemampuan seseorang untuk mengungkapkan kembali apa yang

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Kesehatan 1.1.1 ... II.pdf · a. Pendidikan kesehatan di rumah sakit dengan sasarannya adalah pasien dan keluarga b. Pendidikan kesehatan di

34

diketahuinya dalam bentuk bukti jawaban baik lisan atau tulisan. Pengetahuan

manusia diperoleh melalui persepsinya terhadap stimulus dengan menggunakan

alat indra. Hasil persepsi tersebut berupa informasi yang akan disimpan dalam

sistem memori untuk diolah dan diberikan makna, selanjutnya informasi tersebut

akan digunakan pada saat diperlukan.

Pengetahuan tentang menarche perlu dimiliki remaja putri sejak dini,

karena pengetahuan ini nantinya akan berpengaruh terhadap kesiapan remaja putri

menghadapi menarche. Kurangnya pengetahuan tentang menarche akan

menimbulkan perasaan cemas pada remaja putri. Berdasarkan penelitian Fitri

(2012) yang berjudul “Deskripsi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesiapan

Anak Dalam Menghadapi Menarche Di SD Negeri 1 Kretek Kecamatan

Paguyangan Kabupaten Brebes” dan melibatkan 52 responden mengungkapkan

bahwa sebagian besar anak-anak tidak siap menghadapi menarche disebabkan

kurangnya pengetahuan yang diterima oleh anak tentang menarche.

Pemberian pendidikan kesehatan merupakan salah satu cara untuk

meningkatkan pengetahuan mereka. Berdasarkan penelitian Henny (2012) yang

berjudul “Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap Peningkatan Tingkat

Pengetahuan Tentang Menarche Pada Siswi Smpn 2 Tutur Pasuruan” yang

melibatkan 43 responden mengungkapkan bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan antara penyuluhan kesehatan terhadap peningkatan tingkat pengetahuan

tentang menarche. Jadi, dengan meningkatnya pengetahuan remaja putri

diharapkan nantinya dapat menurunkan kecemasan remaja putri dalam

menghadapi menarche.