bab ii tinjauan pustaka 2.1. landasan teori 2.1.1. just in time

12
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Just In Time 2.1.1.1. Pengertian Just In Time Menurut Mursyidi (2008:174) Just In Time (JIT) dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan otomotif di Jepang sejak tahun limapuluhan. Just In Time (JIT) menggambarkan suatu sistem produksi dan manajemen persediaan yang menghendaki suatu proses produksi berjalan dan pembelian bahan baku dilakukan hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Proses produksi dan manajemen persediaan dilakukan secara cepat dan tepat waktunya, sehingga tidak ada bahan baku dan barang jadi menumpuk di gudang. Menurut Mulyadi (2009:24) Just In Time Merupakan manufacturing philosophy yang mulai diterapkan di Jepang pada tahun tujuh puluhan dan mulai diterapkan oleh perusahaan-perusahaan di U.S.A sejak dua puluh tahun kemudian. Dengan filosofi ini, perusahaan hanya memproduksi atas dasar permintaan, tanpa memanfaatkan tersedianya persediaan dan tanpa menggunakan biaya persediaan, sehingga roduksi tidak akan terjadi sebelum ada proses permintaan produksi. Menurut Hansen & Mowen (2000:593) Just In Time merupakan suatu usaha yang terus menerus mencapai produktivitas perusahaan dengan menghapuskan kegiatan yang tidak memiliki nilai tambah ( Nonvalue-added activities). Menghapus

Upload: lythien

Post on 12-Jan-2017

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Just In Time

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Just In Time

2.1.1.1. Pengertian Just In Time

Menurut Mursyidi (2008:174) Just In Time (JIT) dikembangkan oleh

perusahaan-perusahaan otomotif di Jepang sejak tahun limapuluhan. Just In Time

(JIT) menggambarkan suatu sistem produksi dan manajemen persediaan yang

menghendaki suatu proses produksi berjalan dan pembelian bahan baku dilakukan

hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Proses produksi dan manajemen

persediaan dilakukan secara cepat dan tepat waktunya, sehingga tidak ada bahan

baku dan barang jadi menumpuk di gudang.

Menurut Mulyadi (2009:24) Just In Time Merupakan manufacturing

philosophy yang mulai diterapkan di Jepang pada tahun tujuh puluhan dan mulai

diterapkan oleh perusahaan-perusahaan di U.S.A sejak dua puluh tahun kemudian.

Dengan filosofi ini, perusahaan hanya memproduksi atas dasar permintaan, tanpa

memanfaatkan tersedianya persediaan dan tanpa menggunakan biaya persediaan,

sehingga roduksi tidak akan terjadi sebelum ada proses permintaan produksi.

Menurut Hansen & Mowen (2000:593) Just In Time merupakan suatu usaha

yang terus menerus mencapai produktivitas perusahaan dengan menghapuskan

kegiatan yang tidak memiliki nilai tambah (Nonvalue-added activities). Menghapus

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Just In Time

8

kegiatan yang tidak memeiliki nilai tambah ini merupakan tujuan utama Just In

Time.

Menurut Blocher, Chen, & Lin ( 2000 : 113 ) sistem Just In Time

merupakan sistem produksi yang komprehensif dan sistem manajemen persediaan

dimana bahan dan suku cadang dibeli dan diproduksi sebanyak yang dibutuhkan

dan pada saat yang tepat pada setiap tahap produksi.

2.1.1.2. Tujuan Just In Time (JIT)

Menurut Mursyidi (2008:175) tujuan Just In Time (JIT) dalam proses

produksi adalah untuk mengelimintir tingkat persediaan pada setiap proses produksi

sejak bahan baku sampai dengan barang jadi tiadak ada penumpukan di dalam

gudang. Menurut Hansen & Mowen (2000:591 ), Just In Time (JIT) memiliki dua

tujuan strategis, yaitu untuk meningkatkan keuntungan dan untuk memperbaiki

daya saing perusahaan. Kedua tujuan ini dapat dicapai dengan mengontrol biaya-

biaya (yang memungkinkan persaingan harga yang lebih baik dan peningkatan

keuntungan), memperbaiki kinerja pengiriman, dan meningkatkan kualitas.

Menurut heizer & Barry Render (2010:318) pokok dari Just In Time adalah

suatu filosofi dari penyelesaian masalah yang selalu berkelanjutan dalam arti hanya

membuat apa yang dibutuhkan.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Just In Time

9

2.1.1.3. Perbandingan Just In Time (JIT) dengan Tradisional

Menurut Hansen & mowen (2000:392) perbedaan pemanufakturan Just In Time

(JIT) dengan tradisional yaitu :

No Just In Time Tradisional

1. Sistem Tarik Sistem Tekan

2. Persediaan dalam jumlah kecil Persediaan dalam jumlah besar

3. Sedikit Pemasok Banyak Pemasok

4. Kontrak Jangka panjang dengan

pemasok

Kontrak jangka pendek dengan pemasok

5. Struktur seluler Struktur departemen

6. Tenaga kerja keahlian ganda Tenaga kerja terspesialisasi

7. Ketrlibatan karyawan tinggi Keterlibatan karyawan rendah

Sumber : Hansen &Mowen. Manajemen Biaya (2000:392).

2.1.1.4. Karakteristik Dasar Just In Time (JIT)

Menurut Hansen & Mowen (2000:387) menyatakan ada beberapa karakteristik

dasar Just In Time (JIT):

1. Pengaruh persediaan

Just In Time (JIT) umumnya menurunkan persediaan hingga tingkat

yang sangat rendah. Pencapaian terhadap tingkat yang tidak signifikan dari

persediaan adalah vital bagi kesuksesan Just In Time. Just In Time (JIT)

menolak untuk menggunakan persediaan sebagai solusi dari masalah-

masalah ini. Bahkan, persediaan tidak hanya dipandang sebagai

pemborosan namun sebagai sesuatu yang langsung berhubungan dengan

kemampuan perusahaan untuk bersaing.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Just In Time

10

2. Tata letak pabrik

Just In Time (JIT) mengganti tata letak pabrik tradisional ini dengan

suatu pola sel manufaktur. Sel manufaktur terdiri dari mesin-mesin yang

dikelompokkan dalam kumpulan, biasanya dalam bentuk setengah

lingkaran. Mesin-mesin diatur sehingga mereka dapat digunakan untuk

melakukan berbagai operasi secara berurutan. Tiap sel dipersiapkan untuk

menghasilkan produk atau kumpulan produk tertentu. Produk dipindah dari

satu mesin ke yang lainnya dari awal hingga selesai. Para pekerja ditugaskan

pada sel-sel dan dilatih untuk mengoperasikan semua mesin dalam sel.

3. Pengelompokkan dan pemberdayaan karyawan

Pelatihan pekerja sel untuk melakukan tugas-tugas ganda juga

memiliki pengaruh pada relokasi dukungan pelayanan pada sel. Sebagai

tambahan dari pekerjaan produksi langsung, para pekerja sel dapat

melakukan tugas persiapan, memindahkan barang setengah jadi dari bagian

ke bagian lain dalam sel, melakukan perawatan pencegahan dan perbaikan

kecil, melakukan inspeksi kualitas, dan melakukan tugas pembersihan.

Kemampuan multitugas ini secara langsung berhubungan pada pendekatan

tarikan melalui produksi.

4. Gugus Kendali Mutu

Just In Time (JIT) perlu memberikan tekanan yang lebih kuat pada

pengelolaan kualitas. Total quality control pada intinya adalah suatu

pengerjaan tanpa henti untuk suatu kualitas sempurna, usaha untuk

mendapatkan suatu desain produk dan proses manufaktur tanpa cacat.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Just In Time

11

5. JIT dan Otomatisasi

Mengotomatisasi proses pemaktur yang kompleks membuat biaya

semakin mahal. Menyederhanakan desain produk dan proses produksi

membuat biaya otomatisasi menjadi efektif. Sekali system JIT diterapkan,

system ini biasanya menunjukan dimana otomatisasi yang dilakukan

bernilai. Karenanya hal yang tidak biasa bagi perusahaan yang mengadopsi

JIT untuk mengikutinya dengan akuisisi teknologi produksi yang maju.

Perusahaan diotomatisasi untuk meningkatkan kapasitas produktif,

meningkatkan efesiensi, meningkatkan mutu dan jasa, menurunkan waktu

pemrosesan, dan meningkatkan keluaran.

2.1.1.5. Kemitraan Just In Time (JIT)

Menurut Heizer & Barry Render (2010:319) Suatu kemitraan Just In Time (Just

In Time partnership) timbul ketika pemasok dan pembelibekerjasama dengan

komunikasi yang terbuka dan sasaran untuk mengurangi pemborosan biaya. Berikut

beberapa sasaran dari kemitraan Just In Time.

1. menghilangkan aktivitas yang tidak perlu

Seperti penerimaan, pemeriksaan barang yang datang, penagihan dan

penawaran.

2. Menghilangkan persediaan di pabrik

Dengan cara mengirimkan barang dalam lot-lot yang kecil langsung ke

departemen yang menggunakannyasaat barang tersebut diperlukan.

3. Menghilangkan persediaan dalam transit

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Just In Time

12

Dengan mendorong para pemasokuntuk memilih lokasi dekat dengan

penjual serta melakukan pengiriman dalam jumlah kecil tetapi sering.

4. Meningkatkan kualitas dan keandalan

Dengan cara komunikasi, kerjasama dan komitmen jangka panjang.

2.1.2. Efesiensi Biaya Produksi

2.1.2.1. Pengertian Efesiensi

Efesiensi ialah ketepatan waktu dalam menjalankan sesuatu hal tanpa

membuang waktu, tenaga, dan biaya. Menurut Anthony dan Govindarajan

(2005:114) menyatakan pengertian dari efesiensi yaitu :

“perbandingan output terhadapat input, atau jumlah output per unit.”

Selain itu, pernyataan mengenai pengertian efesiensi menurut Hongren yaitu :

“ Efficiensy is the relative amount of inputs used to achieve a given output

level. The fewel inputs used for a given level of output or the greter the output for a

given the outpt for a given level of input, the greater the efficiency”.

Efisiensi adalah jumlah input relative yang digunakan untuk mencapai level

output yang diberikan. Semakin sedikit input yang digunakan untuk level output

yang diberikan atau semakin besar output untuk level input yang diberikan, makin

besar pula efesiensinya.

Dari beberapa pengertian yang dikemukakan para ahli diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa efesien disini daoat kita maksudkan sebagai terkendali. Efesien

atau tidak efesienya menjalankan hal dapat diketahui dengan cara mengukur rasio

antara realisasi dengan anggaran. Efesiensi biaya akan terjadi apabila biaya yang

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Just In Time

13

dikeluarkan dapat lebih rendah daripada dengan biaya yang telah dianggarkan

sebelumnya. Dengan demikian apabila perusahaan ingin terciptanya efesiensi

terutama pada biaya produksi yaitu perusahaan harus dapat menekan biaya produksi

serendah mungkin dari apa yang telah dianggarkan manajemen.

2.1.2.2. Pengertian Biaya Produksi

Komponen biaya yang tersebar dalam perusahaan manufaktur yaitu biaya

produksi. Karena, biaya produksi merupakan biaya dari semua pengeluaran

perusahaan untuk mendapat factor-faktor produksi dan bahan baku yang akan

digunakan untuk menghasilkan barang-barang produksi oleh perusahaan dan juga

berguna untuk menentukan harga jual suatu produk.

Menurut mulyadi (2009:14) biaya produksi adalah biaya yang terjadi untuk

mengolahbahan baku menjadi barang jadi yang siap dijual.

Adapun menurut Munawir (2002:326) biaya produksi yaitu :

“ Biaya-biaya yang berkaitan dengan pengolahan (manufaktur) atau mengolah

barang yang siap dijual atau dikonsumsi maupun biaya pelaksanaan atau pemberian

jasa atau pelayanan”.

2.1.2.3. Pengertian Efesiensi Biaya Produksi

Menurut Simamora (2000:301) efesiensi biaya produksi merupakan

perbandingan antara biaya produksi yang sesungguhnya dengan biaya produksi

yang dianggarkan berdasarkan biaya standar atau biaya lainnya yang dapat

dijadikan sebagai pembanding.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Just In Time

14

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa mengenai

efesiensi biaya produksi merupakan ketepatan cara dalam menjalankan sesuatu,

tidak membuang waktu, tenaga dan biaya, sehingga biaya yang sesungguhnya

terjadi dengan yang sesuai apa yang telah direncanakan.

2.1.2.5. Syarat Tercapainya Efesiensi Biaya Produksi

Menurut Supriyono (2000:362) efesiensi biaya produksi dilakukan dengan cara

meminimalkan penyimpangan biaya produksi yang terjadi, baik selisih biaya bahan

baku, selisih biaya tenaga kerja, maupun selisih biaya overhead pabrik. Efesiensi

juga menyangkut pada kesesuaian kuantitas produk yang dihasilkan dengan

anggaran, ketepatan waktu produksi, dan kuantitas produk yang dihasilkan pada

target kuantitas.

2.2. Penelitian Sebelumnya

2.3.Tabel

Penelitian Terdahulu

No

Nama Peneliti

dan Tahun

Peneliti

Judul

Penelitian

Variabel

Penelitian Hasil Penelitian

1. Heny Permata

Sari

Moch.

Dzulkirom AR

Muhammad

Saifi

(2014)

Anlalisis Just

In Time dalam

upaya

meningkatkan

efesiensi biaya

produksi.

Variabel

Independen (X)

dalam Penelitian ini

yaitu:

Analisis Just In

Time.

Variabel Dependen

dalam Penelitian ini

adalah Efesiensi

Biaya Produksi.

Dengan menggunakan sistem

Just In Time perusahaan dapat

mengurangi :

Biaya bahan baku

langsung.

Biaya tenaga kerja

langsung.

Biaya pemakaian mesin

langsung

Biaya produksi.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Just In Time

15

2. Trina

Puspitasari

Supriatna

(2013)

Penerapan

Sistem Just In

Time Terhadap

Efesiensi

Biaya

Produksi

Perusahaan M-

02 Handicraf

Manufacture.

Variabel

Independen (X)

dalam Penelitian ini

yaitu:

Penerapan Sistem

Just In Time

Variabel Dependen

dalam Penelitian ini

adalah Efesiensi

Biaya Produksi di

Perusahaan M-02

Handicraf

Manufacture.

Dengan menggunakan

penerapan sistem Just In Time di

Perusahaan M-02 Handicraf

Manufacture disimpulkan bahwa

:

Terjadi efesiensi biaya

produksi.

Efesiensi biaya

produksi lebih tinggi

dibandingkan dengan

tidak menggunakan

sistem Just In Time.

Terdapat perbedaan

yang signifikan antara

tidak menerapkan dan

menerapkan sistem Just

In Time.

Terdapat pengaruh

antara penerapan sistem

Just In Time terhadap

efesiensi biaya

produksi perusahaan.

3. Ratna

Kusumawati

(2009)

Penerapan Just

In Time Untuk

Meningkatkan

Kinerja

Produktivitas

Perusahaan.

Variabel

Independen (X)

dalam Penelitian ini

yaitu:

Penerapan Just In

Time.

Variabel Dependen

dalam Penelitian ini

adalah

meningkatkan

produktivitas

perusahaan.

Dengan menggunakan sistem

Just In Time terhadap kinerja

perusahaan disimpulkan bahwa :

Terdapat hubungan

pengaruh positif antara

pemasok dengan

perusahaan.

Terjadi kecepatan

proses produksi.

Pengaruh positif antara

system produksi

dengan kinerja

produktivitas.

Pengaruh positif antara

JIT dengan kinerja

produktivitas.

4. Fais husnanto

Panji Deoranto

Syhntia Atica P

(2014)

Perencanaan

Persediaan

Bahan Baku

Susu Pada

Produk Susu

Rasa Dengan

Pendekatan

Metode Just In

Time.

Variabel

Independen (X)

dalam Penelitian ini

yaitu:

Perencanaan

Persediaan Bahan

Baku Susu

Variabel Dependen

dalam Penelitian ini

adalah pendekatan

metode Just In

Time.

Dengan menggunakan

pendekatan metode Just In Time

dapat disimpulkan bahwa :

Perencanaan bahan

baku dengan metode

tersebut lebih actual.

Perhitungan persediaan

bahan baku lebih rinci,

Jumlah total biaya

perencanaan persediaan

bahan baku

mendapatkan

penghematan dengan

menggunakan metode

Just In Time.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Just In Time

16

2.3. Kerangka Pemikiran

Perusahaan CV Snack Indo Jaya merupakan perusahaan yang menggunakan

sistem just in time, dimana efisiensi biaya produksi di perusahaan tersebut

dilakukan dengan membandingkan anggaran biaya biaya produksi dengan realisasi

biaya produksi. Biaya produksi yang diperbandingkan disini merupakan semua

biaya yang dikeluarkan dari mulai bahan mentah dipesan hingga produk jadi

dihasilkan, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan

biaya overhead pabrik. Tidak semua biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk

menghasilkan produk dapat memberikan nilai tambah bagi produk. Adakalanya

biaya yang dikeluarkan dianggap sebagai pemborosan, yang dapat mengakibatkan

biaya produksi menjadi besar, dan tingkat efisiensinya menjadi rendah. Yang

menjadi sumber pemborosan menurut Vincent Gaspersz (2002:48), terdiri dari :

Pemborosan karena kelebihan produksi dari permintaan konsumen (pasar),

Pemborosan karena waktu menunggu, Pembororsan karena transportasi dalam

pabrik, Pemborosan karena inventori, Pemborosan karena pergerakan (motion),

Pemborosan karena pembuatan produk cacat, Pembororsan karena proses produksi

itu sendiri tidak efektif dan efisien (apabila produk itu tidak seharusnya dibuat atau

proses itu tidak seharusnya digunakan). Dalam sistem just in time, efisiensi

dilakukan dengan membandingkan anggaran biaya produksi dengan realisasi biaya

produksi. Realisasi biaya produksi yang dikeluarkan disini merupakan biaya-biaya

yang dapat memberikan nilai tambah pada produk saja, sedangkan biaya yang tidak

memberikan nilai tambah yang dianggap sebagai pemborosan, seperti biaya

pemesanan, penyimpanan, biaya produk cacat, over produksi, akan dieliminasi.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Just In Time

17

Sehingga biaya produksi yang sebenarnya dikeluarkan dapat lebih rendah dan

efisiensi biaya produksi dapat meningkat. Hal ini sejalan dengan teori dari Hansen

dan Mowen (2001:478) yang menyatakan bahwa sistem JIT menawarkan

peningkatan efisiensi biaya dan secara simultan mempunyai fleksibilitas untuk

merespon permintaan pelanggan akan kualitas yang lebih baik serta variasi yang

lebih banyak. Produksi dan pembelian dengan sistem JIT mewakili usaha terus-

menerus dalam mengejar produktivitas melalui penghapusan pemborosan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa jika perusahaan CV Snack Indo Jaya yang

menerapkan sistem JIT, maka efisiensi biaya produksi akan relatif lebih tinggi

dibandingkan dengan tidak diterapkannya JIT. Karena dalam JIT segala aktivitas

yang tidak memberikan nilai tambah (nonvalue added activity) bagi produk

dianggap sebagai pemborosan yang harus dihilangkan/dieliminasi.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Just In Time

18

2.4. Hipotesis Penelitian

Adapun paradigma penelitian yang menggambarkan hipotesis penelitian

ini adalah sebagai berikut:

H0 : Implementasi Just In Time tidak berpengaruh terhadap efesiensi biaya

produksi.

H1 : Implementasi Just In Time terdapat pengaruh terhadap efisiensi

biaya produksi.

Gambar 2.1

Kerangka Hipotesis

Pengaruh Implementasi

Just In Time (X)

Efesiensi Biaya

Produksi (Y)