bab ii tinjauan pustaka 2.1 kurikulum...

30
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab II ini menjelaskan beberapa konsep atau teori yang berkaitan dengan penelitian tentang kemampuan menyusun bahan ajar Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ) terpadu di kalangan guru yang berlatar belakang pendidikan ekonomi di SMP Negeri Kota Salatiga. 2.1 Kurikulum Terpadu Salah satu bentuk pengembangan kurikulum yang akhir-akhir ini memperoleh perhatian secara sungguh-sungguh adalah pengintegrasian kurikulum yang hasilnya disebut sebagai kurikulum terpadu. Sebenarnyalah bahwa kurikulum terpadu merukan bagian tak terpisah dari inovasi pembelajaran yang mengajak para peserta didik untuk belajar dan berdiskusi secara kontekstual, mempelajari fenomena yang telah tersedia secara alamiah, baik yang terjadi sesuai dengan evolisi alam maupun yang terkait dengan hasil peradaban manusia, tidak lagi bersifat tekstual. Kurikulum terpadu dapat disusun dari standar dan prinsip umum sampai dengan isi dan nilai-nilai praktis yang spesifik dari tingkat dasar samapi dengan tingkat lanjut dan kompleks, dan dari tingkat prasyarat sampai dengan tingkat yang menunjukan jejaring ilmu. Bentuk dan ketegori dari kurikulum terpadu, maka dari setiap kategori akan memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Ada kombinasi dari berbagai subjek. 2. Ada penekanan pada ”proyek”. 3. Mendorong pembelajar untuk mencari sumber belajar di luar text book.

Upload: phamthien

Post on 02-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kurikulum Terpadurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7430/2/T1_162006037_BAB II.pdf · SMP Negeri Kota Salatiga. 2.1. Kurikulum Terpadu . ... kompetensi

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bab II ini menjelaskan beberapa konsep atau teori yang berkaitan dengan

penelitian tentang kemampuan menyusun bahan ajar Ilmu Pengetahuan Sosial (

IPS ) terpadu di kalangan guru yang berlatar belakang pendidikan ekonomi di

SMP Negeri Kota Salatiga.

2.1 Kurikulum Terpadu

Salah satu bentuk pengembangan kurikulum yang akhir-akhir ini

memperoleh perhatian secara sungguh-sungguh adalah pengintegrasian

kurikulum yang hasilnya disebut sebagai kurikulum terpadu. Sebenarnyalah

bahwa kurikulum terpadu merukan bagian tak terpisah dari inovasi pembelajaran

yang mengajak para peserta didik untuk belajar dan berdiskusi secara kontekstual,

mempelajari fenomena yang telah tersedia secara alamiah, baik yang terjadi

sesuai dengan evolisi alam maupun yang terkait dengan hasil peradaban manusia,

tidak lagi bersifat tekstual.

Kurikulum terpadu dapat disusun dari standar dan prinsip umum sampai

dengan isi dan nilai-nilai praktis yang spesifik dari tingkat dasar samapi dengan

tingkat lanjut dan kompleks, dan dari tingkat prasyarat sampai dengan tingkat

yang menunjukan jejaring ilmu.

Bentuk dan ketegori dari kurikulum terpadu, maka dari setiap kategori

akan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

”1. Ada kombinasi dari berbagai subjek.

2. Ada penekanan pada ”proyek”.

3. Mendorong pembelajar untuk mencari sumber belajar

di luar text book.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kurikulum Terpadurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7430/2/T1_162006037_BAB II.pdf · SMP Negeri Kota Salatiga. 2.1. Kurikulum Terpadu . ... kompetensi

9

4. Ada hubungan di antara beberapa konsep.

5. Unit tematik merupakan organisasi dasar (sebagai

pemicu pembelajaran)

6. Adanya tatkala (waktu) yang lentur.

7. Pengelompokan siswa secara lentur ( bergilir)”.1

Diumpamakan pula bahwa selanjutnya tujuan umum dari kurikulum

terpadu, yaitu:

”1. Untuk mengembangkan kebebasan sekalugus perasaan

saling membutuhkan pada para peserta didik sebagai

pembelajar yang efisien dangan motifasi tinggi.

2. Memungkinkan para peserta didik untuk merasakan

bahwa kurikulim yang dipelajari bergayut dengan

kebutuhan pembelajaran.

3. Pengakuan bahwa sikap dan nilai mempunyai peran

penting dam mengekplorasikan konsep dan prinsip

yang ada didalam area kurikulum.

4. Untuk lebih mengefektifkan pengajaran dan

pembelajaran bila dibandingkan dengan pendekatan

subyek yang terpisah”.2

Dalam penelitian ini penulis hanya mengususkan pada pembelajaran tematik

dan atau interdisipliner.

2.2 Pengorganisasian Kurikulum

Pengorganisasian Kurikulum merupakan perpaduan antara dua kurikulum

atau lebih sedemikian hingga menjadi suatu kesatuan yang utuh, dan dalam

aplikasi pada kegiatan belajar mengajar diharapkan dapat menggairahkan proses

pembelajaran serta pembelajaran menjadi lebih bermakna karena senantiasa

mengkaitkan dengan kegiatan praktis sehari-hari sehingga tujuan pembelajaran

dapat tercapai. Sejalan dengan hal tersebut masing-masing anak akan membangun

sendiri pemahaman terhadap konsep/pengetahuan yang baru dan anak menjadi

arsitek dan pembangun gagasan baru tersebut.

1Kurikulum Terpadu, 2005. Aditya Media Yogyakarta, Bekerjasama dengan Pusat

Pengembangan Pendidikan UGM Yogyakarta., hal. 4. 2 ibid. hal. 13.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kurikulum Terpadurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7430/2/T1_162006037_BAB II.pdf · SMP Negeri Kota Salatiga. 2.1. Kurikulum Terpadu . ... kompetensi

10

Hand dalam Koestantoniah mengemukakan Curriculum shall mean here :

“all the experiences which students have under the auspices of the school “.

Istilah Kurikulum di sini berarti: ”semua pengalaman-pengalaman yang dimiliki

siswa dengan bantuan sekolah”. Dari definisi tersebut, sebenarnya merupakan

suatu pengaertian yang cukup luas menyangkut sebagian besar aspek yang

berhubungan dengan kegiatan di sekolah pada umumnya. Pengertian kurikulum

yang lebih khusus disampaikan Dalam Darwin, soedjadi mengemukakan

kurikulum adalah ”sekumpulan pokok-pokok materi ajar yang direncanakan

untuk memberi pengalaman tertentu kepada peserta didik agar mampu mencapai

tujuan yang ditetapkan”.

1. Correlated Curriculum

Nasution, S., dalam Nurdin, S., dan Usman, B. M. Mengemukakan

Corelated Curriculum adalah suatu bentuk kurikulum yang menunjukkan

adanya suatu hubungan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran

lainya, tetapi tetap memperhatikan ciri [karakteristik] tiap bidang studi

tersebut. Hubungan [korelasi] antara mata pelajaran tersebut dapat

dilakukan melalui beberapa cara antara lain :

1. Insidental, artinya secara kebetulan ada hubungan antar mata

pelajaran yang satu dengan mata pelajaran yang lainya.

Sebagai contoh;IPA ( baca sains) juga disinggung tentang

Geografi, Antropologi, dan sebagainya.

2. Hubungan yang lebih erat. Misalnya, suatu pokok

permasalahan yang diperbincangkan dalam berbagai bidang

studi.

3. Batas mata pelajaran disatukan dan di fungsikan, yaitu dengan

menghilangkan batasan masing-masing mata pelajaran

tersebut, di sebut dengan broad field.3

3 Trianto , 2007. Model Pembelajaran Terpadu,Prestasi Pustaka, Jakarta, hal. 36.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kurikulum Terpadurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7430/2/T1_162006037_BAB II.pdf · SMP Negeri Kota Salatiga. 2.1. Kurikulum Terpadu . ... kompetensi

11

2. Broad Field Curriculum

Di dalam kurikulum di kenal lima macam broad field yaitu

a) Ilmu pengetahuan sosial, peleburan dari mata pelajaran ekonomi,

koperasi, sejarah ,geografi ,akutansi ,dan sejenisnya

b) Bahasa peleburan dari mata pelajaran membaca ,tata bahasa

,menulis ,mengarang ,menyimak sastra ,apresiasi dan pengetahuan

bahasa

c) Ilmu pengetahuan alam ,peleburan dari mata pelajaran fisiska

,biolagi

d) Matematika peleburan dari aljabar ,aritmatika, geometri, dan

statistik

e) Kesenian ,peleburan dari seni tari ,seni musik ,seni suara, seni

lukis ,seni pahat ,dan seni drama 4

Bentuk broad field curriculum memiliki kelebihan ,antara lain

1. Menunjukan adanya integrasi pengetahuan kepada siswa ,di mana

dalam pelajaran yang di sajikan di soroti dari berbagai bidang dan

di siplin ilmu

2. Dapat menambah interes dan minat siswa terhadap adanya

hubungan antara berbagai bidang studi

3. Pengetahuan dan penambahan siswa akan lebih mendalam dengan

menguraikan dan menjelaskan dari berbagai bidang studi

4. Adanya kemungkinan untuk menggunakan ilmu pengetahuan lebih

fungsional dan

5. Lebih mengutamakan pada pemahamandari prinsip-prinsip dari

pada pengetahuan (knowledge) dan penguasaan fakta-fakta 5

Selain kelebihan–kelebihan tersebut, broad field curriculum juga memiliki

beberapa kelemahan ,antara lain

1. Bahan yang di sajikan tidak berhubungan secara langsung

dengan kebutuhan dan minat siswa ,demikian juga

masalah-masalah yang di kemukakan tidak berkenaan

kehidupan sehari-hari yang di alami sisiwa

2. Pengetahuan yang di berikan tidak mendalam dan kurang

sistematis pada berbagai mata pelajaran

3. Urusan penyusunan dan penyajian bahan tidak secara

logis, sistematis dan disiplin ilmu ,sehingga dapat

mengaburkan pemahaman siswa6

4 ibid, hal. 37.

5 ibid, hal. 37.

6 ibid, hal. 37.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kurikulum Terpadurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7430/2/T1_162006037_BAB II.pdf · SMP Negeri Kota Salatiga. 2.1. Kurikulum Terpadu . ... kompetensi

12

3. Integrated curriculum

Wedawaty mengatakan secara istilah, integrasi memiliki sinoman

dengan perpaduan, menyatukan, atau penggabungan dari dua obyek atau

lebih. Hal ini sejalan dengan pengertian yang demikian oleh

Poerwardarminta, integrasi adalah penyatuan supaya menjadi satu

kebulatan atau menjadi utuh.

Selanjutnya, pengertian integritas yang di kemukakan oleh

Wedawaty, dalam Darwin adalah ”perpaduan ,penyatuan ,atau

penggabungan dari dua objek atau lebih”.7 Hal ini sejalan dengan

pengertian yang di kemukakan oleh poerwardaminta yakni integrasi

adalah ”penyatuan supaya menjadi suatu kebutulan atau menjadi utuh”

Berdasarkan integrated curriculum, pejararan di pusatkan pada

suatu masalah atau topik tertentu ,misalnya suatu masalah di mana semua

mata pelajaran di rancang dengan mengacu pada topik tertentu

Apa yang di sajikan di sekolah, di sesuaikan dengan kehidupan

anak di luar sekolah. Pelajaran di sekolah membantu sisiwa dengan

menghadapi berbagai persoalan di luar sekolah. Biasanya bentuk

kurikulum semacam ini di laksanakan melalui pelajaran unit ,di mana

suatu unit mempunyai tujuan yang mengandung makna bagi sisiwa yang

di tuangkan dalam bentuk masalah. Untuk pemecahan masalah ,anak di

arahkan untuk melakukan kegiatan yang saling berkaitan antara satu

dengan yang lain

7 ibid hal 38.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kurikulum Terpadurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7430/2/T1_162006037_BAB II.pdf · SMP Negeri Kota Salatiga. 2.1. Kurikulum Terpadu . ... kompetensi

13

Pada sekala praktis integreted curriculum memiliki beberapa

kelebihan dan manfaat ,antara lain

”1. Segala permasalahan yang di bicarakan dalam unit sangat

bertalian erat

2. Sangat sesuai dengsn perkembangan modern tentang belajar

mengajar

3. Memungkinkan adanya hubungan antara sekolah degan

masyarakat

4. Sesuai dengn ide demoktrasi ,dimana sisiwa di rangsang untk

berpikir sendiri, bekerja sendiri dan memikul tanggung jawab

bersama dan bekerja sama dalam kelompok dan

5. Penyajian bahan di sesuaikan dengan ke sanggupan

(kemampuan ) induvidu ,minat ,dan kematangan siswa baik

secara individu maupun secara kelompok (nurdin,s ,dan usman

B.M,” 8

Selain kelebihan sebagaimana di kemukakan di atas,integreted

curriculum juga memiliki kelemahan-kelemahan,yaitu

”1. Guru tidak di latih melakukan kurikulum semacam ini

2. Organisasinya tidak logis dan kurang sistematis

3. Terlalu memberatkan tugas-tugas guru, karena bahan

pelajaran yang mungkin berubah setiap tahun sehingga

mengubah pokok-pokok pemmasalahan dan jaga isi

4. Kurang memungkinkan untuk melaksanakan ujian umum

5. Siswa di anggap tidak mampu ikut serta dalam menentukan

krikulum dan

6. Sarana dan prasarana yang kurang memadai yang dapat yang

dapat menunjang pelaksanaan kurikulum tersebut (nurdin,s

,dan usman ,B.M,)”9

Pemberlakuan Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidkan Nasional, Peraturan Pemerintah No.19 tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan, dan Peraturan Pemerintah No. 22 tahun

2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah menuntut

cara pandang yang berbeda tentang pengembangan dan pelaksanaan kurikulum.

8 ibid, hal. 39.

9 ibid, hal. 40.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kurikulum Terpadurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7430/2/T1_162006037_BAB II.pdf · SMP Negeri Kota Salatiga. 2.1. Kurikulum Terpadu . ... kompetensi

14

Pengembangan kurikulum yang dilakukan satuan pendidikan diharapkan

memberikan keleluasaan sekolah untuk merancang kurikulum yang sesuai dengan

keadaan dan kebutuhann satuan pendidikan. Pengembangan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) mengacu pada standar nasional pendidikan, standar

isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar tenaga kependidikan,

standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pmbiayaan, dan standar

penilaian pendidikan. Dari kedelapan standar isi tersebut, standar isi dan standar

kompetensi lulusan merupakan acuan utama dalam pengembangan KTSP.

Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang

dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian,

kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh

peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan . Pengembangan kurikulum telah

dilakukan oleh sebagian satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan

menengah dengan mengacu pada standar isi. Pengembangan kurikulum yang telah

dilakukan oleh satuan pendidikan dengan mengacu pada standar isi perlu ditelaah

untuk mendapatkan informasi tentang permasalahan yang dihadapi berkaitan

dengan pelaksanaan standar isi tersebut. Dengan cara ini maka guru dan peserta

didik akan lebih menyadari dan sekaligus lebih mampu mengembangkan

kecerdasan dan semangat belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran secara

spesifik.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kurikulum Terpadurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7430/2/T1_162006037_BAB II.pdf · SMP Negeri Kota Salatiga. 2.1. Kurikulum Terpadu . ... kompetensi

15

2.3 Kajian yang Dipelajari Dalam Ilmu Penetahuan Sosial

1. Sosiologi mempelajari segala hal yang berhubungan dengan aspek

hubungan sosial yang meliputi proses, faktor, perkembangan,

permasalahan dan lain-lain.

2. Ilmu ekonomi mempelajari proses, perkembangan dan permasalahan yang

berhubungan dengan ekonomi.

3. Segala aspek psikologi yang berhubungan dengan sosial dipelajari dalam

ilmu psikologi sosial.

4. Aspek budaya perkembangan dan permsalahanya dipelajari dalam

antropologi.

5. Aspek sejarah yang tidak dapat dipisahkan dsalam kehidupan kita

dipelajari dalam sejarah.

6. Aspek geografi yang memberi efek ruang terhadap kehidupan manusia

dipelajari dalam geografi.

7. Aspek politik yang menjadi landasan keutuhan dan kesejahteraan

masyarakat dipelajari dalam ilmu politik.

2.4. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah “istilah yang digunakan untuk

menggambarkan penelitian dengan mencakup yang lebih luas dalam berbagai

lapangan meliputi perilaku dan interaksi manusia di masa kini dan masa yang

akan datang”.10

Artinya, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) tidak memusatkan diri

pada topik secara mendalam, melaikan memberikan tinjauan yang luas terhadap

masyarakat. Sehingga kunci menyusun materi pembelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial (IPS) adalah pada penentuan tema yang dekat dengan peserta didik.

Mengangkat isu masalah-masalah sosial, kenakalan remaja, pelanggaran hukum,

kemiskinan, dan globalisasi yang merupakan contoh tema-tema Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS) sehingga dapat mendorong siswa mampu

mengembangkan ketrampilan intelektual, emosional, dan spiritual. Studi sosial

10

Wikipedia Ilmu Pengetahuan Sosialhttp//id.wikipedia.org/wiki/ilmu_pengetahuan_

sosial, 07/28/2013 10:46.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kurikulum Terpadurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7430/2/T1_162006037_BAB II.pdf · SMP Negeri Kota Salatiga. 2.1. Kurikulum Terpadu . ... kompetensi

16

diatas merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari materi

cabang-cabang ilmu sosial.

Pembelajaran terpadu merupakan suatu model pembelajaran yang mencoba

memadukan beberapa pokok bahasan. Salah satu diantaranya adalah memadukan

pokok bahasan atau sub pokok bahasan atau bidang studi, keterangan seperti ini

disebut juga dengan kurikulum atau pengajaran lintas bidang studi.11

Secara

umum pembelajaran terpadu pada prinsipnya terfokus pada pengembangan

perkembangan kemampuan siswa secara optimal. Oleh karena itu dibutuhkan

peran aktif siswa dalam proses pembelajaran. Melalui pembelajaran terpadu siswa

dapat pengalaman langsung dalam proses belajarnya. Hal ini dapat menambah

daya kemampuan siswa semakin kuat tentang hal-hal yang di pelajarinya.

Semakin kuat pada pembelajaran terpadu artinya, siswa akan memahami konsep-

konep yang di pelajarinya tersebut, melalui pengalaman langsung dan

menghubungkan dengan konsep yang lain yang sudah siswa pahami.

Kecenderungan konsep pembelajaran terpadu diyakini sebagai suatu

pendekatan yang berorientasi pada praktek pembelajaran yang sesuai dengan

kebutuhan pembelajaran anak. Pendekatan ini berangkat dari suatu paham bahwa

pembelajaran terpadu merupakan suatu konsep dasar pembentukan pengetahuan

dan struktur intelektual anak.

Menurut Hilda Karli dalam Anwar Holil mengungkapkan bahwa,

pembelajaran terpadu memiliki beberapa macam karakteristik, diantaranya:

“1. Berpusat pada anak (studend centerd).

11

http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2008/10/29/model-model-

pembelajaran-ips-terpadu/ 07/29/2013 10:15.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kurikulum Terpadurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7430/2/T1_162006037_BAB II.pdf · SMP Negeri Kota Salatiga. 2.1. Kurikulum Terpadu . ... kompetensi

17

2. Memberi pengalaman langsung pada anak.

3. Pemisahan antara bidang studi tidak begitu jelas.

4. Menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam

suatu proses pembelajaran.

5. Bersipat luwes.

6. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan

minat dan kebutuhan anak.

7. Holistik, artinya suatu peristiwa yang menjadi pusat

perhatian dalam pembelajaran terpadu di amati dan di

kaji dari beberapa mata pelajaran sekaligus, tidak dari

sudut pandang yang terkotak-kotak.

8. Bermakna, artinya pengkajian suatu penomena dari

berbagai macam aspek memungkinkan terbentuknya

semacam jalinan skemata yang dimiliki siswa.

9. Otentik, artinya informasi dan pengetahuan yang diperoleh

sipatnya menjadi otentik.

10. Aktif, artinya siswa perlu terlibat langsung dalam proses

pembelajaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan

hingga proses evaluasi”.12

.

2.4.1. Sejarah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang memadukan

konsep-konsep dasar dari berbagai ilmu social yang disusun melalui pendekatan

pendidikan dan psikologis serta kelayakan dan kebermanakaanya bagi siswa dan

kehidupanya. Ilmi-ilmu sosial (khususnya ilmu sejarah, geografi, ilmu ekonomi /

koperasi, ilmu politik, dan pemerintahan, sosiologi, antropologi, dan psikologi

sosisal) sangat berperan dalam mendukung mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial (IPS) dengan memberikan sumbangan berupa konsep-konsep ilmu yang di

ubah sebagai “pengetahuan” yang berkaitan dengan kehidupan sosial yang harus

dipelajari siswa. Agar dapat mengajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

12

AnwarHolil,PengertianPembelajara,Terpadu,http://massofa.wordpress.com/2008/02/02

/paradigma-pendidikan-ips/. 07/29/2013 10:40.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kurikulum Terpadurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7430/2/T1_162006037_BAB II.pdf · SMP Negeri Kota Salatiga. 2.1. Kurikulum Terpadu . ... kompetensi

18

dengan baik maka sangat perlu bagi para guru untuk mengetahu, memahami, dan

manerapkan konsep-konsep dasar ilmu-ilmu sosial.13

2.4.2. Konsep-konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial

Konsep-konsep dasar ilmu pengetahuan sosial bukanlah istilah untuk

menunjuk konsep tulisan, yang berarti rancangan atau tulisan awal yang belum

jadi. Konsep secara sederhana adalah penamaan ( pembberian label) untuk sesuatu

yang membantu seseorang mengenal, mengerti, dan memahami sesuatu tersebut.

Konsep adalah kesepakatan bersama untuk penamaan sesuatu dan merupakan alat

intelektual yang membantu kegiatan befikir dan memecahkan masalah. Dalam

Ilmu Pengetahuan Sosial tingkat Sekolah menengah Pertama, terdapat beberapa

konsep-konsep dasar yaitu; konsep dasar ilmu sejarah, konsep dasar ilmu

geografi, konsep dasar ilmu ekonomi, dan konsep dasar ilmu sosiologi.14

2.4.2.1. Konsep dasar Ilmu Ekonomi

Dalam Skeel, menurut Martin dan Miller masyarakat yang berbeda

menghasilkan system ekonomi yang berbeda. Tugas utama ilmu ekonomi adalah

menjelaskan persamaan-persamaan esensial dan hakikat perbedaan-perbedaan

dalam kehidupan ekonomi masyarakat yang berbeda.

Konsep-konsep yang paling dasar dalam ilmu ekonomoi adalah

kelangkaan (scarcity), spesialisasi (spesialization), saling ketergantungan (

interdependence), pasar (market), dan kebijaksanaan umum (public policy).

Menurut Skeel sumbangan ilmu ekonomi terhadap ilmu pengetahuan

sosial adalah menyediakan pengetahuan tentang bagaimana masyarakat

13 Fakih Samalwi Bunyamin Maftuh, 1998/1999. Konsep Dasar IPS, hal.1.

14

ibid.hal.6.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kurikulum Terpadurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7430/2/T1_162006037_BAB II.pdf · SMP Negeri Kota Salatiga. 2.1. Kurikulum Terpadu . ... kompetensi

19

memutuskan untuk menggunakan dan mengalokasikan sumber daya suatu

masyarakat., bagaimana system ekonomi berkembang dan berjalan, dan tentang

masalah-masalah yang dihadapi oleh orang-orang dan system ekonomi ketika

mereka memenuhi kebutuhanya.

Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas

manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsu si

barang dan jasa.15

2.4.2.2. Konsep dasar Ilmu Sejarah

Sejarah dapat disebut sebagai salah satu cabang ilmu social. Sejarah

berkaitan dengan peristiwa masa lalu. Sejarah merekam sejumlah aspek kejadian,

baik aspek social, budaya, geografi, ekonomi maupun politik. Oleh karena itu

sejarah sering dipandang sebagai fondasi atau komponen dari semua ilmu sosial.

Sumbangan ilmu sejarah bagi ilmu pengetahuan sosial berupa kumpulan

tentang pengetahuan masa lalu, yang memberikan pandangan bermakna terhadap

apa yang sedang terjadi pada saat ini dan apa yang diharapkan pada masa yang

akan dating. Hal ini merupakan penjelasan tentang hubungan sebab akibat dari

peristiwa (kejadian).

2.4.2.3. Konsep dasar geografi

Geografi merupakan ilmu sosial yang memiliki kajian tentang ruang dan

jarak yang menjadi tempat tinggal manusia. Para ahli geografi tertarik untu

mengkaji konsep tersebut. Konsep-konsep yang seringkali digunakan dalam

geografi adalah lokasi, posisi (kedudukan), situasi, tempat (site), distribusi dan

15 Iif Khoiru Ahmadi dan Sofan Amri, 2011. Mengembangkan Pembelajaran IPS

terpadu, Prestasi Pustaka. hal. 105.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kurikulum Terpadurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7430/2/T1_162006037_BAB II.pdf · SMP Negeri Kota Salatiga. 2.1. Kurikulum Terpadu . ... kompetensi

20

parancangan. Para ahli geografi dapat melakukan inkuiri (pangkajian) dalam

bentuk pembuatan peta atau membandingkan persamaan dan perbedaan antara

daerah-daerah di dunia. Gografi dapat mengkaji gambaran fisik dari daerah,

factor-faktor cuaca, kepadatan penduduk, sumber-sumber alam, penggunaan

tanah, produksi pertanian, industry, ekspor dan impor. Sumbangan geografi

terhadap ilmu pengetahuan sosial adalah tentang hubungan interaksi antara orang-

orang dan ruang/tempat dan jarak.

2.4.2.4. Konsep dasar sosiologi

Para ahli sosiologi menaruh perhatian pada perilaku dan lembaga serta

interaksi antar individu dan kelompok/asosiasi dalam masyarakat. Sosiologi

mengamati keanggotaan orang-orang dalam keompok, seperti dalam keluarga,

sekolah, lembaga agama, dan pemerintah.

Sosiologi memberikan sumbangan kepada ilmu pengetahuan social berupa

pemahaman tentang bagaimana lembaga-lembaga sosial berkembang dan orang-

orang berinteraksi di dalamnya.

2.5. Perencanaan Pembelajaran

Ada beberapa definisi tentang perencanaan yang rumusanya berbeda-beda

satu dengan yang lain. Cunnigham dalam Hamzah B. Uno mengemukakan bahwa

perencanaan adalah menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan, fakta,

imajinasi, dan asumsi untuk massa yang akan datang dengan tujuan

memvisualisasi dan memformulalisasi hasil yang diinginkan, urutan kegiatan

yang diperlukan, dan perilaku dalam batas-batas yang dapat diterima yang akan

digunakan dalam penyelesaiaan.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kurikulum Terpadurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7430/2/T1_162006037_BAB II.pdf · SMP Negeri Kota Salatiga. 2.1. Kurikulum Terpadu . ... kompetensi

21

Definisi yang kedua mengemukakan bahwa perencanaan adalah hubungan

antara yang ada sekarang (what is) dengan bagimana seharusnya ( what should be)

yang bertalian dengan kebutuhan, penentuan tujuan, prioritas, program dan

alokasi sumber.

Berdasarkan rumusan di atas, dapat dibuat rumusan baru tentang apa itu

perencanaan. Perencanaan yakni suatu cara yang memuaskan untuk membuat

kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang

antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Pembelajaran atau pengajaran menurut degeng dalam Hamzah B. Uno

adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam penertian ini secara implisit

dalam pengajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan

metode untuk mencapai hasil pengajaran yang diinginkan. “Sedangkan

perencanaan pembebelajaran adalah pemilihan, penetapan, dan pengembangan

metode yang didasarkan pada kondisi pengajaran yang ada”.16

2.6. Bahan Ajar

Sebelum proses belajar mengajar dilaksanakan, guru harus menyiapkan

bahan ajar yang diperlukan dalam proses pembelajaran. Kelengkapan bahan ajar

akan membantu guru dalam kegiatan mengajar, dan membantu siswa dalam

proses belajar. Bahan ajar ikut menentukan pencapaian tujuan pembelajaran.

Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktur

untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.

16 Hamzah B. Uno. Perencanaan Pembelajaran, bumi Aksara, Jakarta. hal. 2.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kurikulum Terpadurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7430/2/T1_162006037_BAB II.pdf · SMP Negeri Kota Salatiga. 2.1. Kurikulum Terpadu . ... kompetensi

22

Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu

guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan

yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. (National

Center for Vocational Education Research Ltd / National Center for Competency

Based Training). Pengertian lain bahan ajar adalah seperangkat materi yang

disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta

lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar.

Bahan ajar yang lengkap, yang disusun secara sistematis dapat

menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien. Pembelajaran yang efektif

dan efisien diharapkan bisa mencapai tujuan pembelajaran yang tercantum dalam

indikator yang merupakan penjabaran dari kompetensi dasar.

Bahan ajar merupakan komponen terpenting yang harus dipersiapkan guru

sebelum melakukan proses kegiatan belajar mengajar di dalam kelas selain

komponen-komponen lain yang dapat menentukan keberhasilan dalam

pembelajaran. Karena merupakan hal terpenting dalam menentukan keberhasilan

pada suatu sistem pendidikan maka guru sebagai pelaksana pendidikan dituntut

untuk membuat bahan ajar yang berkualitas. Selama ini guru hanya menggunakan

buku-buku teks yang banyak dijual oleh para penerbit yang materinya belum tentu

cocok dengan kondisi lingkungan dan kebutuhan siswa, sehingga siswa kurang

dapat memahami bahan ajar tersebut.

Bahan ajar yang berkualitas adalah bahan ajar yang materinya dapat

menjawab permasalahan siswa untuk mencapai suatu tujuan pendidikan, artinya

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kurikulum Terpadurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7430/2/T1_162006037_BAB II.pdf · SMP Negeri Kota Salatiga. 2.1. Kurikulum Terpadu . ... kompetensi

23

dapat memberikan pengetahuan keterampilan dan sikap yang harus dipelajari

siswa untuk mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan.

Bahan ajar adalah secara garis besar terdiri dari pengetahuan keterampilan

dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi

yang telah di tentukan”.

Atas dasar pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa bahan ajar

merupakan suatu unsur yang sangat penting yang harus mendapat perhatian guru

dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, sehingga tujuan

pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai.

Jadi dapat dikatakan bahwa bahan ajar merupakan bagian dari buku teks,

buku paket, sebagai buku pegangan mengandung maksud dan pengertian yang

sama, yaitu berisikan informasi (keterangan) yang dipakai sebagai panduan dalam

melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar. Bahan ajar banyak jenisnya,

Seperti : bahan ajar cetak, noncetak, dan bahan ajar display. Bahan ajar cetak

adalah sejumlah bahan yang disiapkan dalam kertas, yang dapat berfungsi untuk

keperluan pembelajaran dan penyampaian informasi. Contohnya adalah buku teks,

modul, lembar kerja siswa.

Dengan membaca paparan di atas dapat disimpulkan bahwa bahan ajar

adalah materi pembelajaran yang akan diberikan kepada siswa yang memuat

kompetensi dasar, indicator, teks atau materi pelajaran sebagai implementasi

pembelajaran.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kurikulum Terpadurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7430/2/T1_162006037_BAB II.pdf · SMP Negeri Kota Salatiga. 2.1. Kurikulum Terpadu . ... kompetensi

24

Guna menghasilkan tamatan yang mempunyai kemampuan sesuai standard

kompetensi lulusan, diperlukan pengembangan pembelajaran untuk setiap

kompetensi secara sistematis, terpadu, dan tuntas (mastery learning).

Untuk pendidikan menengah umum, di samping buku-buku teks, juga

dikenalkan adanya lembar-lembar pembelajaran (instructional sheet) dengan

nama yang bermacam-macam, antara lain: lembar tugas (job sheet), lembar kerja

(work sheet), lembar informasi (information sheet) dan bahan ajar lainnya baik

cetak maupun non-cetak. Semua bahan yang digunakan untuk mendukung proses

belajar itu disebut sebagai bahan ajar (teaching material).

Untuk pembelajaran yang bertujuan mencapai kompetensi sesuai profil

kemampuan tamatan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

diperlukan kemampuan guru untuk dapat mengembangkan yang tepat. Dengan

pendekatan belajar tuntas (mastery learning) diharapkan siswa dapat menguasai

kompetensi-kompetensi secara utuh, sesuai dengan kecepatan belajarnya. Untuk

itu bahan ajar hendaknya disusun agar siswa lebih aktif dalam kegiatan

pembelajaran mencapai kompetensi.

2.7. Unsur-unsur Bahan Ajar

Unsur-unsur bahan ajar ini sebenarnya diambil dari pedoman sistematika

penulisan buku ajar bahasa dan sastra Indonesia yang dikeluarkan oleh pusbuk,

setidak-tidaknya harus memiliki unsur-unsur yaitu tujuan, sasaran, uraian materi,

sistematika sajian, petunjuk belajar dan evaluasi.

Berdasarkan paparan di atas, sebuah bahan ajar yang dibuat haruslah

metodologis dan sistematis. Artinya, bahan ajar itu harus bisa dibaca dan

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kurikulum Terpadurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7430/2/T1_162006037_BAB II.pdf · SMP Negeri Kota Salatiga. 2.1. Kurikulum Terpadu . ... kompetensi

25

dipahami siswa dan tersusun secara bertahap dan berjenjang. Sehingga

ketercapaian kompetensi dasar yang telah ditetapkan dapat dikuasai dengan

maksimal. Oleh karena itu, tujuan bahan ajar harus dirumuskan secara jelas dan

terukur mencakup siswa , guru, dan sasarannya.

2.8. Menyusun Bahan Ajar

2.8.1. Jenis - jenis Materi Pembelajaran

Bahan ajar atau materi pembelajaran ( instructional materials ) secara

garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari

siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara

terperinci, jenis-jenis materi pembelajran terdiri drai pengetahuan ( fakta, konsep,

prinsip, prosedur ), keterampilan, dan sikap atau nilai.17

2.8.2. Prinsip dalam Menyeleksi materi yang perlu diajarkan

Beberapa prinsip yang diperhatiakan dalam penyuysunan bahan ajar atau

materi pembelajaran. Ada tiga prinsip yang diperlukan dalam penyusunan bahan

ajar. Ketiga prinsip itu adalah relevansi, konsitensi, dan kecukupan. Relevansi

artinya keterkaitan atau berhubungan erat. Konsistensi maksudnya ketaatazasan

atau keajegan – tetap. Kecukupan maksudnya secara kuantitatif materi tersebut

memadai untuk dipelajari.

“1. Prinsip relevansi atau keterkaitan atau berhubungan erat,

maksudnya adalah materi pembelajaran hendaknya relevan

dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi

dasar. Jika kemampuan yang diharapkan oleh menghafalkan

fakta, materi yang disajikan adalah fakta. Kalau kompetensi

dasar meminta kemampuan melakukan sesuatu, materi

pelajarannya adalah prosedur atau cara melakukan sesuatu.

Begitulah seterusnya.

17

Panduan Lengkap KTSP, 2006. Tim Pustaka Yustia. hal. 193.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kurikulum Terpadurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7430/2/T1_162006037_BAB II.pdf · SMP Negeri Kota Salatiga. 2.1. Kurikulum Terpadu . ... kompetensi

26

2. Prinsip konsistensi adalah ketaatazasan dalam penyusunan

bahan ajar. Misalnya kompetensi dasar meminta kemampuan

siswa untuk menguasai tiga macam konsep, materi yang

disajikan juga tiga macam. Umpamanya kemampuan yang

diharapkan dikuasai siswa adalah menyusun paragraf

deduktif, materinya sekurang-kurangnya pengertian paragraf

deduktif, cara menyusun paragraf deduktif, dan cara merevisi

paragraf deduktif. Artinya, apa yang diminta itulah yang

diberikan.

3. Prinsip kecukupan, artinya materi yang disajikan hendaknya

cukup memadai untuk mencapai kompetensi dasar. Materi

tidak terlalu sedikit dan tidak terlalu banyak. Jika materi

terlalu sedikit, kemungkinan siswa tidak akan dapat

mencapai kompetensi dasar dengan memanfaatkan materi

itu. Kalau materi terlalu banyak akan banyak menyita waktu

untuk mempelajarinya.”18

2.8.3. Menyeleksi Materi

Agar penjabaran dan penyesuaian Kemampuan Dasar tidak meluas dan

melebar, maka perlu diperhatikan kriteria untuk menyeleksi materi yang perlu

diajarkan. Kriteria tersebut antara lain :

1. Sahih (valid) : materi yang akan dituangkan dalam

pembelajaran benar-benar telah teruji kebenaran dan

kesahihanya.ini juga berkaitan dengan keaktualan materi,

sehingga materi yang diberikan dalam pembelajaran tidak

ketinggalan jaman dan memberikan kontribusi untuk

pemahaman ke depan.

2. Tingkat kepentingan (significance) : dalam memilih materi

perlu dipertimbangkan materi yang dipilih untuk diajarkan

tentunya yang memang benar-benar diperlukan oleh siswa.

3. Kebermanfaatan (utility) : manfaat harus dilihat dari semua

sisi, baik secara akademis maupun non akademis.

4. Layak dipelajari (learnability) : materinya memungkinkan

untuk dipelajari, baik dari aspek tingkat kesulitanya, maupun

aspek kelayakanya terhadap pemanfaatan bahan ajar dan

kondisi setempat.

5. Menarik minat (interest) : materi yang dipilih hendaknya

menarik minat dan dapat memotivasi siswa untuk

mempelajarinya lebih lanjut.19

18

http://zulkarnainidiran.wordpress.com/07/29/2013 10:45.

19

Pelayanan Profesional kurikulum, Edisi 2006. Bp.Cipta Jaya-Jakarta. hal. 174.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kurikulum Terpadurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7430/2/T1_162006037_BAB II.pdf · SMP Negeri Kota Salatiga. 2.1. Kurikulum Terpadu . ... kompetensi

27

2.8.4. Langkah-langkah Pemilihan Bahan Ajar

Sebelum melaksanakan pemilihan bahan ajar, terlebih dahulu perlu

diketahui kriteria pemilihan bahan ajar. Setelah diketahui kriteria pemilihan bahan

ajar, samoailah kita pada langkah-langkah pemilihan bahan ajar. Secara lengkap,

langkah-langkah pemilihan bahan ajar meliputi :

1. Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standart

kompetensi dan kompetensi dasar ( Sebelum menentukan materi

pembelajaran terlebih dahulu perlu diidentifikasi aspek-aspek

standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dipelajari

atau dikuasai siswa. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap

aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis

materi yang berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran ).

Setiap aspek standar kompetensi tersebut memerlukan materi

pembelajaran atau bahan ajar yang berbeda-beda untuk membantu

pencapaiannya.

2. Identifikasi jenis-jenis materi pempelajaran (Sejalan dengan

berbagai jenis aspek standar kompetensi, materi pembelajaran

juga dapat dibedakan menjadi jenis materi aspek kognitif, afektif,

dan psikomotorik. Materi pembelajaran aspek kognitif secara

terperinci dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu: fakta, konsep,

prinsip dan prosedur ).

1) Materi jenis fakta adalah materi berupa nama-nama objek,

nama tempat, nama orang, lambang, peristiwa sejarah,

nama bagian atau komponen suatu benda, dan lain

sebagainya.

2) Materi konsep berupa pengertian, definisi, hakekat, inti isi.

3) Materi jenis prinsip berupa dalil, rumus, postulat adagium,

paradigma, teorema.

4) Materi jenis prosedur berupa langkah-langkah

mengerjakan sesuatu secara urut, misalnya langkah-

langkah menelpon, cara-cara pembuatan telur asin atau

cara-cara pembuatan bel listrik.

5) Materi pembelajaran aspek afektif meliputi: pemberian

respon, penerimaan (apresisasi), internalisasi, dan

penilaian.

6) Materi pembelajaran aspek motorik terdiri dari gerakan

awal, semi rutin, dan rutin.

3. Memilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan

kompetensi dasar (Materi yang akan diajarkan perlu diidentifikasi

apakah termasuk jenis fakta, konsep, prinsip, prosedur, afektif,

atau gabungan lebih daripada satu jenis materi. Dengan

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kurikulum Terpadurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7430/2/T1_162006037_BAB II.pdf · SMP Negeri Kota Salatiga. 2.1. Kurikulum Terpadu . ... kompetensi

28

mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan diajarkan, maka guru

akan mendapatkan kemudahan dalam cara mengajarkannya ). 20

Masalah cakupan atau ruang lingkup, kedalaman, dan urutan penyampaian

materi pembelajaran penting diperhatikan. Ketepatan dalam menentukan cakupan,

ruang lingkup, dan kedalaman materi pembelajaran akan menghindarkan guru dari

mengajarkan terlalu sedikit atau terlalu banyak, terlalu dangkal atau terlalu

mendalam. Ketepatan urutan penyajian (sequencing) akan memudahkan bagi

siswa mempelajari materi pembelajaran.

Urutan penyajian (sequencing) bahan ajar sangat penting untuk

menentukan urutan mempelajari atau mengajarkannya. Tanpa urutan yang tepat,

jika di antara beberapa materi pembelajaran mempunyai hubungan yang bersifat

prasyarat (prerequisite) akan menyulitkan siswa dalam mempelajarinya. Misalnya

materi operasi bilangan penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.

Siswa akan mengalami kesulitan mempelajari perkalian jika materi penjumlahan

belum dipelajari. Siswa akan mengalami kesulitan membagi jika materi

pengurangan belum dipelajari. Materi pembelajaran yang sudah ditentukan ruang

lingkup serta kedalamannya dapat diurutkan melalui dua pendekatan pokok ,

yaitu: pendekatan prosedural, dan hierarkis.

1. Pendekatan prosedural.

Pendekatan pembelajaran harus menekankan kepada proses dan

ketrampilan yang sesuai dengan materi pembelajaran. Materi pembelajaran harus

disesuaikan dengan tingkat perkembangan belajar peserta didik. Urutan materi

pembelajaran secara prosedural menggambarkan langkah-langkah secara urut

20

ibid hal. 195.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kurikulum Terpadurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7430/2/T1_162006037_BAB II.pdf · SMP Negeri Kota Salatiga. 2.1. Kurikulum Terpadu . ... kompetensi

29

sesuai dengan langkah-langkah melaksanakan suatu tugas. Misalnya langkah-

langkah menelpon, langkah-langkah mengoperasikan peralatan kamera video.21

Agar hasil yang diperoleh dapat maksimal maka dalam penyusunan bahan

ajar mandiri, maka perlu ditetapkan prosedur penyusunan bahan ajar IPS terpadu

sesuai langkah-langkah berikut :

1. Melakukan analisis SK-KD terhadap materi yang akan digunakan sebagai

bahan ajar, sehingga diperoleh kumpulan materi ajar yang akan digabung

menjadi bahan ajar. Materi dapat berupa teks, audio, video, gambar, grafik

ataupun animasi.

2. Membuat Peta Konsep untuk menghubungkan antar materi yang akan

dikembangkan menjadi bahan ajar. Peta konsep ini juga diperlukan untuk

menentukan pokok-pokok materi yang nanti akan dinavigasikan dalam

media pembelajaran.

3. Menata konsep-konsep secara vertical dari abstrak ke konkrit dan

horizontal sesuai keterkaitan antar disiplin ilmu.

2. Pendekatan hierarkis

Pendekatan ini dikembangkan oleh Robert Gagne, dengan prosedur

sebagai berikut : tujuan-tujuan khusus pembelajaran dianalisis, kemudian dicari

suatu hierarki urutan bahan ajar untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Hierarki

tersebut menggambarkan urutan kemampuan dari konsep-konsep umum dari luas

sampai pada sub-sub konsep yang konkrit dan operasional ( indikator ).

Penguasaan terhadap suatu tahapan atau pengetahuan awal akan membuat

proses belajar mengajar untuk materi selanjutnya akan lebih berarti. Intinya bahwa

suatu yang baru haruslah dipelajari berdasarkan apa yang telah dimiliki oleh

peserta didik. Pengalaman-pengalaman belajar yang baru tersebut harus disajikan

21

ibid hal. 197.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kurikulum Terpadurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7430/2/T1_162006037_BAB II.pdf · SMP Negeri Kota Salatiga. 2.1. Kurikulum Terpadu . ... kompetensi

30

dengan cara diorganisasikan terlebih dahulu dengan cara efektif dan sistematis.

Jadi pendekatan yang tepat dalam menyusun bahan ajar dalam desain pesan

pembelajaran akan membantu pengguna bahan ajar untuk memahami materi yang

disampaikan. Pendekatan desain dalam hal ini pendekatan dalam menyusun bahan

ajar dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang dalam penyusunan

bahan ajar. “Urutan materi pembelajaran secara hierarkis menggambarkan

urutan yang bersifat berjenjang dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah.

Materi sebelumnya harus dipelajari dahulu sebagai prasyarat untuk mempelajari

materi berikutnya”.22

2.9. Sumber Bahan Ajar

Dalam menyusun bahan ajar, ada pemilihan sumber bahan ajar yang sesuai

dengan kemampuan guru, yaitu :

1. Buku teks

Buku teks yang diterbitkan oleh berbagai penerbit dapat dipilih

untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. Buku teks yang

digunakan sebagai sumber bahan ajar untuk suatu jenis

matapelajaran tidak harus hanya satu jenis, apa lagi hanya berasal

dari satu pengarang atau penerbit. Gunakan sebanyak mungkin

buku teks agar dapat diperoleh wawasan yang luas.

2. Laporan hasil penelitian

Laporan hasil penelitian yang diterbitkan oleh lembaga penelitian

atau oleh para peneliti sangat berguna untuk mendapatkan sumber

bahan ajar yang aktual atau mutakhir.

3. Jurnal (penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah)

Penerbitan berkala yang berisikan hasil penelitian atau hasil

pemikiran sangat bermanfaat untuk digunakan sebagai sumber

bahan ajar. Jurnal-jurnal tersebut berisikan berbagai hasil

penelitian dan pendapat dari para ahli di bidangnya masing-

masing yang telah dikaji kebenarannya.

22

ibid hal.197.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kurikulum Terpadurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7430/2/T1_162006037_BAB II.pdf · SMP Negeri Kota Salatiga. 2.1. Kurikulum Terpadu . ... kompetensi

31

4. Pakar bidang studi

Pakar atau ahli bidang studi penting digunakan sebagai sumber

bahan ajar. Pakar tadi dapat dimintai konsultasi mengenai

kebenaran materi atau bahan ajar, ruang lingkup, kedalaman,

urutan, dsb.

5. Kalangan professional bidang studi

Kalangan professional adalah orang-orang yang bekerja pada

bidang tertentu. Kalangan perbankan misalnya tentu ahli di

bidang ekonomi dan keuangan. Sehubungan dengan itu bahan ajar

yang berkenaan dengan eknomi dan keuangan dapat ditanyakan

pada orang-orang yang bekerja di perbankan.

6. Buku kurikulum

Buku kurikulm penting untuk digunakan sebagai sumber bahan

ajar. Karena berdasar kurikulum itulah standar kompetensi,

kompetensi dasar dan materi bahan dapat ditemukan. Hanya saja

materi yang tercantum dalam kurikulum hanya berisikan pokok-

pokok materi. Gurulah yang harus menjabarkan materi pokok

menjadi bahan ajar yang terperinci.

7. Penerbitan berkala seperti harian, mingguan, dan bulanan.

Penerbitan berkala seperti Koran banyak berisikan informasi yang

berkenaan dengan bahan ajar suatu matapelajaran. Penyajian

dalam koran-koran atau mingguan menggunakan bahasa popular

yang mudah dipahami. Karena itu baik sekali apa bila penerbitan

tersebut digunakan sebagai sumber bahan ajar.

8. Internet

Bahan ajar dapat pula diperoleh melalui jaringan internet. Di

internet kita dapat memperoleh segala macam sumber bahan ajar.

Bahkan satuan pelajaran harian untuk berbagai matapelajaran

dapat kita peroleh melalui internet. Bahan tersebut dapat dicetak

atau dikopi.

9. Media audiovisual (TV, Video, VCD, kaset audio)

Berbagai jenis media audiovisual berisikan pula bahan ajar untuk

berbagai jenis mata pelajaran. Kita dapat mempelajari gunung

berapi, kehidupan di laut, di hutan belantara melalui siaran

televisi.

10. Lingkungan sekitar ( alam, sosial, senibudaya, teknik, industri,

ekonomi)

Berbagai lingkungan seperti lingkungan alam, lingkungan social,

lengkungan seni budaya, teknik, industri, dan lingkungan ekonomi

dapat digunakan sebagai sumber bahan ajar. Untuk mempelajari

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kurikulum Terpadurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7430/2/T1_162006037_BAB II.pdf · SMP Negeri Kota Salatiga. 2.1. Kurikulum Terpadu . ... kompetensi

32

abrasi atau penggerusan pantai, jenis pasir, gelombang pasang

misalnya kita dapat menggunakan lingkungan alam berupa pantai

sebagai sumber.23

Dalam menyusun bahan ajar, buku-buku atau terbitan tersebut hanya

merupakan bahan rujukan. Artinya, tidaklah tepat jika hanya menggantungkan

pada buku teks sebagai satu-satunya sumber bahan ajar. Buku-buku pelajaran atau

buku teks yang ada perlu dipelajari untuk dipilih dan digunakan sebagai sumber

yang relevan dengan materi yang telah dipilih untuk diajarkan.

Mengajar bukanlah menyelesaikan satu buku, tetapi membantu siswa

mencapai kompetensi. Karena itu, hendaknya guru menggunakan banyak sumber

materi. Bagi guru kebanyakan, sumber utama untuk mendapatkan materi

pembelajaran adalah buku teks dan buku penunjang yang lain saja.

2.10. Pembelajaran Mata Pelajaran IPS Terpadu

Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), meliputi bahan kajian:

sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi. Bahan kajian itu menjadi mata pelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Melalui pembelajaran terpadu peserta didik dapat

memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk

menerima, menyimpan , dan memproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang

dipelajarinya.

Untuk menjamin keterpaduan menyusun bahan ajar maka guru perlu

menerapkan beberapa bentuk penyusunan bahan pembelajaran antara lain :

23

ibid hal.198.

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kurikulum Terpadurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7430/2/T1_162006037_BAB II.pdf · SMP Negeri Kota Salatiga. 2.1. Kurikulum Terpadu . ... kompetensi

33

1. Pembelajaran Tematik

Pembelajaan tematik adalah pembelajaran tepadu yang

menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran

sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.

Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok

pembicaraan. Dengan tema diharapkan akan memberikan banyak

keuntungan, di antaranya:

1) Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema

tertentu,

2) Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan

mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar

matapelajaran dalam tema yang sama;

3) pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan

berkesan;

4) kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan

mengkaitkan matapelajaran lain dengan pengalaman pribadi

siswa;

5) Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar

karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas;

6) Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi

dalam situasi nyata, untuk mengembangkan suatu

kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus

mempelajari matapelajaran lain;

7) guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang

disajikan secara tematik dapat dipersiapkaan sekaligus dan

diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu selebihnya

dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau

pengayaan.24

2. Pembelajaran Interdisipliner

Hal yang pokok dalam pendekatan interdisipliner ialah tujuan pendidikan

ditingkat sekolah menengah pertama akan sulit dicapai apabila terlalu

menekankan pada pendekatan mata pelajaran yang terpisah-pisah. Karena

24

Trianto ibid hal.69.

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kurikulum Terpadurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7430/2/T1_162006037_BAB II.pdf · SMP Negeri Kota Salatiga. 2.1. Kurikulum Terpadu . ... kompetensi

34

itu, timbul gagasan tentang correlated dan integrated curikulum untuk

menndekatkan program studi dengan kebutuhan belajar. Atas dasar

peratimbangan tearsebut, kemudian pengajaran ilmu-ilmu sosial ditingkat

sekolah dipilih, diramu, dsn diorganisasikan sehimgga merupakan

merupakan bahan yang diperkirakan cocok dengan kebutuhan siswa

maupun tuntutan ilmu pengetahuan.

Adapun penyusunnan dan pengorganisasian materi mata pelajaran IPS

serta penyajianya di SMP untuk menjamin keterpaduan dapat dilakukan dengan

cara :

a. Team Teaching

Pembelajaran terpadu dalam hal ini diajarkan dengan cara team; satu

topik pembelajaran dilakukan oleh lebih dari satu guru. Setiap guru

memiliki tugas masing-masing seuai dengan keahlian dan

kesepakatan. Kelebihan dari sistem team teaching adalah :

1. Pencapaian KD pada setiap topik efektif karena dalam tim

terdiri atas beberapa yang ahli dalam ilmu-ilmu dibidangnya,

2. Pengalaman dan pemahaman peserta didik lebih kaya

daripada dilakukan oleh seorang guru karena dalam satu tim

dapat mengungkapkan berbagai konsep dan pengalaman.

3. Peserta didik akan lebih cepat memahami karena diskusi akan

berjalan dengan narasumber dari berbagai disiplin ilmu.

Kelemahan dari sistem ini antara lain adalah jika tidak ada

koordinasi, maka setiap guru dalam tim akan saling mengandalkan

sehingga pencapaian KD tidak akan terpenuhi.

Untuk itu maka diperlukan beberapa langkah seperti berikut :

a) Dilakukan penelaahan untuk memastikan berapa KD dan

SK yang harus dicapai dalam satu topik pembelajaran.

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kurikulum Terpadurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7430/2/T1_162006037_BAB II.pdf · SMP Negeri Kota Salatiga. 2.1. Kurikulum Terpadu . ... kompetensi

35

b) Setiap guru bertanggung jawab atas tercapainya KD yang

termasuk dalam SK yang ia mampu.

c) Disusun sekenario pembelajaran dengan melibatkan semua

guru yang etrmasuk ke dalam topik yang bersangkutan.

d) Sebaiknya dilakukan simulasi terlebih dahulu jika

pembelajaran dengan sistem ini merupakan hal yang baru.

e) evaluasi an remidial menjadi tanggung jawab masing-

masing guru sesuai dengan SK dan KD.25

b. Guru Tunggal

Pembelajaran dengan seorang guru merupakan hal yang ideal

dilakukan. Hal ini disebabkan :

1. Suatu bidang ilmu mrupakan satu pelajaran.

2. Guru dapat merancang sekenario pembelajaran sesuai

dengan topik yang ia kembangkan tanpa konsolidasi

terlebih dahulu dengan guru yang lain.

3. Tanggung jawab dipikul sendiri, maka potensi untuk saling

mengandalkan tidak akan muncul.

Namun demikian, terdapat beberapa kelemahan dalm

pembelajaran terpadu yang dilakukan oleh guru tunggal, yaknin :

1. Oleh karena mata pelajaran pada pembelajaran terpadu

merupakan hal yang baru, sedangkan guru-guru yang

tersedia merupakan guru bidang studi sehingga sangat

sulit untuk melakukan penggabungan terhadap berbagai

bidang studi tersebtu.

2. Seorang guru bidang studi tertentu tidak menguasai secara

mendalam tentang bidang studi yang lain sehingga dalam

pembelajaran terpadu akan didominasi oleh bidang studi

tertentu.

3. Inovatif maka pencapaian SK dan KD tidak akan tercapai

karena akan menjadi sebuah narasi yang kering tanpa

makna.

Untuk tercapainya pembelajaran terpadu yang dilakukan

oleh guru tunggal tersebut, maka dapat dilakukan beberapa hal

sebagai berikut :

25

ibid hal. 80.

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kurikulum Terpadurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7430/2/T1_162006037_BAB II.pdf · SMP Negeri Kota Salatiga. 2.1. Kurikulum Terpadu . ... kompetensi

36

a) Guru-guru yang tercakup kedalam mata pelajaran

serumpun diberikan pelatihan bidang-bidang studi di luar

bidang keahlianya, seperti guru bidang studi ekonomi,

geografi, sejarah, sosiologi.

b) Koordinasi antarbidang studi yang tercakup dalam mata

pelajaran serumpun tetap dilakukan, untuk mereviu apakah

sekenario yang disusun sudah dapat memenuhi persyaratan

yang berkaitan dengan bidang studi di luar yang ia mampu.

c) Disusun sekenario dengan metode pembelajaran yang

inovatif dan memunculkan nalar para peserta didik

sehingga guru tidak terjebak ke dalam pemaparan yang

parsial bidang studi.

d) Persiapan pembelajaran disusun dengan matang sesuai

dengan target pencapaian SK dan KD sesuai dengan topik

yang dihasilkan dari pemetaan yang telah dilakukan.26

Pembelajaran terpadu oleh guru tunggal dapat memperkecil

masalah pelaksanaanya yang menyangkut jadwal pelajaran. Secara

teknis, pengaturanya dapat dilakukan sejak awal semester atau

awal tahun pelajaran. Hal yang perlu dihindarkan adalah

pembahasan materi yang tidak seimbang karena wawasan

pengetahuan tentang materi pembelajaran yang lain kurang

memadai.

26

ibid hal. 82.

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kurikulum Terpadurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7430/2/T1_162006037_BAB II.pdf · SMP Negeri Kota Salatiga. 2.1. Kurikulum Terpadu . ... kompetensi

37

2.11. Kerangka Penelitian

Kemampuan Menyusun Bahan Ajar IPS Terpadu Dikalangan

Guru yang Berlatar Belakang Pendidikan Ekonomi di SMP

Negeri Kota Salatiga

Langkah – langkah

Pemilihan Bahan Ajar

Sumber Bahan Ajar

Kadar Keterpaduan

Rencana Strategi

Pembelajaran