bab ii tinjauan pustaka 2.1 kurikulum...
TRANSCRIPT
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bab II ini menjelaskan beberapa konsep atau teori yang berkaitan dengan
penelitian tentang kemampuan menyusun bahan ajar Ilmu Pengetahuan Sosial (
IPS ) terpadu di kalangan guru yang berlatar belakang pendidikan ekonomi di
SMP Negeri Kota Salatiga.
2.1 Kurikulum Terpadu
Salah satu bentuk pengembangan kurikulum yang akhir-akhir ini
memperoleh perhatian secara sungguh-sungguh adalah pengintegrasian
kurikulum yang hasilnya disebut sebagai kurikulum terpadu. Sebenarnyalah
bahwa kurikulum terpadu merukan bagian tak terpisah dari inovasi pembelajaran
yang mengajak para peserta didik untuk belajar dan berdiskusi secara kontekstual,
mempelajari fenomena yang telah tersedia secara alamiah, baik yang terjadi
sesuai dengan evolisi alam maupun yang terkait dengan hasil peradaban manusia,
tidak lagi bersifat tekstual.
Kurikulum terpadu dapat disusun dari standar dan prinsip umum sampai
dengan isi dan nilai-nilai praktis yang spesifik dari tingkat dasar samapi dengan
tingkat lanjut dan kompleks, dan dari tingkat prasyarat sampai dengan tingkat
yang menunjukan jejaring ilmu.
Bentuk dan ketegori dari kurikulum terpadu, maka dari setiap kategori
akan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
”1. Ada kombinasi dari berbagai subjek.
2. Ada penekanan pada ”proyek”.
3. Mendorong pembelajar untuk mencari sumber belajar
di luar text book.
9
4. Ada hubungan di antara beberapa konsep.
5. Unit tematik merupakan organisasi dasar (sebagai
pemicu pembelajaran)
6. Adanya tatkala (waktu) yang lentur.
7. Pengelompokan siswa secara lentur ( bergilir)”.1
Diumpamakan pula bahwa selanjutnya tujuan umum dari kurikulum
terpadu, yaitu:
”1. Untuk mengembangkan kebebasan sekalugus perasaan
saling membutuhkan pada para peserta didik sebagai
pembelajar yang efisien dangan motifasi tinggi.
2. Memungkinkan para peserta didik untuk merasakan
bahwa kurikulim yang dipelajari bergayut dengan
kebutuhan pembelajaran.
3. Pengakuan bahwa sikap dan nilai mempunyai peran
penting dam mengekplorasikan konsep dan prinsip
yang ada didalam area kurikulum.
4. Untuk lebih mengefektifkan pengajaran dan
pembelajaran bila dibandingkan dengan pendekatan
subyek yang terpisah”.2
Dalam penelitian ini penulis hanya mengususkan pada pembelajaran tematik
dan atau interdisipliner.
2.2 Pengorganisasian Kurikulum
Pengorganisasian Kurikulum merupakan perpaduan antara dua kurikulum
atau lebih sedemikian hingga menjadi suatu kesatuan yang utuh, dan dalam
aplikasi pada kegiatan belajar mengajar diharapkan dapat menggairahkan proses
pembelajaran serta pembelajaran menjadi lebih bermakna karena senantiasa
mengkaitkan dengan kegiatan praktis sehari-hari sehingga tujuan pembelajaran
dapat tercapai. Sejalan dengan hal tersebut masing-masing anak akan membangun
sendiri pemahaman terhadap konsep/pengetahuan yang baru dan anak menjadi
arsitek dan pembangun gagasan baru tersebut.
1Kurikulum Terpadu, 2005. Aditya Media Yogyakarta, Bekerjasama dengan Pusat
Pengembangan Pendidikan UGM Yogyakarta., hal. 4. 2 ibid. hal. 13.
10
Hand dalam Koestantoniah mengemukakan Curriculum shall mean here :
“all the experiences which students have under the auspices of the school “.
Istilah Kurikulum di sini berarti: ”semua pengalaman-pengalaman yang dimiliki
siswa dengan bantuan sekolah”. Dari definisi tersebut, sebenarnya merupakan
suatu pengaertian yang cukup luas menyangkut sebagian besar aspek yang
berhubungan dengan kegiatan di sekolah pada umumnya. Pengertian kurikulum
yang lebih khusus disampaikan Dalam Darwin, soedjadi mengemukakan
kurikulum adalah ”sekumpulan pokok-pokok materi ajar yang direncanakan
untuk memberi pengalaman tertentu kepada peserta didik agar mampu mencapai
tujuan yang ditetapkan”.
1. Correlated Curriculum
Nasution, S., dalam Nurdin, S., dan Usman, B. M. Mengemukakan
Corelated Curriculum adalah suatu bentuk kurikulum yang menunjukkan
adanya suatu hubungan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran
lainya, tetapi tetap memperhatikan ciri [karakteristik] tiap bidang studi
tersebut. Hubungan [korelasi] antara mata pelajaran tersebut dapat
dilakukan melalui beberapa cara antara lain :
1. Insidental, artinya secara kebetulan ada hubungan antar mata
pelajaran yang satu dengan mata pelajaran yang lainya.
Sebagai contoh;IPA ( baca sains) juga disinggung tentang
Geografi, Antropologi, dan sebagainya.
2. Hubungan yang lebih erat. Misalnya, suatu pokok
permasalahan yang diperbincangkan dalam berbagai bidang
studi.
3. Batas mata pelajaran disatukan dan di fungsikan, yaitu dengan
menghilangkan batasan masing-masing mata pelajaran
tersebut, di sebut dengan broad field.3
3 Trianto , 2007. Model Pembelajaran Terpadu,Prestasi Pustaka, Jakarta, hal. 36.
11
2. Broad Field Curriculum
Di dalam kurikulum di kenal lima macam broad field yaitu
a) Ilmu pengetahuan sosial, peleburan dari mata pelajaran ekonomi,
koperasi, sejarah ,geografi ,akutansi ,dan sejenisnya
b) Bahasa peleburan dari mata pelajaran membaca ,tata bahasa
,menulis ,mengarang ,menyimak sastra ,apresiasi dan pengetahuan
bahasa
c) Ilmu pengetahuan alam ,peleburan dari mata pelajaran fisiska
,biolagi
d) Matematika peleburan dari aljabar ,aritmatika, geometri, dan
statistik
e) Kesenian ,peleburan dari seni tari ,seni musik ,seni suara, seni
lukis ,seni pahat ,dan seni drama 4
Bentuk broad field curriculum memiliki kelebihan ,antara lain
1. Menunjukan adanya integrasi pengetahuan kepada siswa ,di mana
dalam pelajaran yang di sajikan di soroti dari berbagai bidang dan
di siplin ilmu
2. Dapat menambah interes dan minat siswa terhadap adanya
hubungan antara berbagai bidang studi
3. Pengetahuan dan penambahan siswa akan lebih mendalam dengan
menguraikan dan menjelaskan dari berbagai bidang studi
4. Adanya kemungkinan untuk menggunakan ilmu pengetahuan lebih
fungsional dan
5. Lebih mengutamakan pada pemahamandari prinsip-prinsip dari
pada pengetahuan (knowledge) dan penguasaan fakta-fakta 5
Selain kelebihan–kelebihan tersebut, broad field curriculum juga memiliki
beberapa kelemahan ,antara lain
1. Bahan yang di sajikan tidak berhubungan secara langsung
dengan kebutuhan dan minat siswa ,demikian juga
masalah-masalah yang di kemukakan tidak berkenaan
kehidupan sehari-hari yang di alami sisiwa
2. Pengetahuan yang di berikan tidak mendalam dan kurang
sistematis pada berbagai mata pelajaran
3. Urusan penyusunan dan penyajian bahan tidak secara
logis, sistematis dan disiplin ilmu ,sehingga dapat
mengaburkan pemahaman siswa6
4 ibid, hal. 37.
5 ibid, hal. 37.
6 ibid, hal. 37.
12
3. Integrated curriculum
Wedawaty mengatakan secara istilah, integrasi memiliki sinoman
dengan perpaduan, menyatukan, atau penggabungan dari dua obyek atau
lebih. Hal ini sejalan dengan pengertian yang demikian oleh
Poerwardarminta, integrasi adalah penyatuan supaya menjadi satu
kebulatan atau menjadi utuh.
Selanjutnya, pengertian integritas yang di kemukakan oleh
Wedawaty, dalam Darwin adalah ”perpaduan ,penyatuan ,atau
penggabungan dari dua objek atau lebih”.7 Hal ini sejalan dengan
pengertian yang di kemukakan oleh poerwardaminta yakni integrasi
adalah ”penyatuan supaya menjadi suatu kebutulan atau menjadi utuh”
Berdasarkan integrated curriculum, pejararan di pusatkan pada
suatu masalah atau topik tertentu ,misalnya suatu masalah di mana semua
mata pelajaran di rancang dengan mengacu pada topik tertentu
Apa yang di sajikan di sekolah, di sesuaikan dengan kehidupan
anak di luar sekolah. Pelajaran di sekolah membantu sisiwa dengan
menghadapi berbagai persoalan di luar sekolah. Biasanya bentuk
kurikulum semacam ini di laksanakan melalui pelajaran unit ,di mana
suatu unit mempunyai tujuan yang mengandung makna bagi sisiwa yang
di tuangkan dalam bentuk masalah. Untuk pemecahan masalah ,anak di
arahkan untuk melakukan kegiatan yang saling berkaitan antara satu
dengan yang lain
7 ibid hal 38.
13
Pada sekala praktis integreted curriculum memiliki beberapa
kelebihan dan manfaat ,antara lain
”1. Segala permasalahan yang di bicarakan dalam unit sangat
bertalian erat
2. Sangat sesuai dengsn perkembangan modern tentang belajar
mengajar
3. Memungkinkan adanya hubungan antara sekolah degan
masyarakat
4. Sesuai dengn ide demoktrasi ,dimana sisiwa di rangsang untk
berpikir sendiri, bekerja sendiri dan memikul tanggung jawab
bersama dan bekerja sama dalam kelompok dan
5. Penyajian bahan di sesuaikan dengan ke sanggupan
(kemampuan ) induvidu ,minat ,dan kematangan siswa baik
secara individu maupun secara kelompok (nurdin,s ,dan usman
B.M,” 8
Selain kelebihan sebagaimana di kemukakan di atas,integreted
curriculum juga memiliki kelemahan-kelemahan,yaitu
”1. Guru tidak di latih melakukan kurikulum semacam ini
2. Organisasinya tidak logis dan kurang sistematis
3. Terlalu memberatkan tugas-tugas guru, karena bahan
pelajaran yang mungkin berubah setiap tahun sehingga
mengubah pokok-pokok pemmasalahan dan jaga isi
4. Kurang memungkinkan untuk melaksanakan ujian umum
5. Siswa di anggap tidak mampu ikut serta dalam menentukan
krikulum dan
6. Sarana dan prasarana yang kurang memadai yang dapat yang
dapat menunjang pelaksanaan kurikulum tersebut (nurdin,s
,dan usman ,B.M,)”9
Pemberlakuan Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidkan Nasional, Peraturan Pemerintah No.19 tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan, dan Peraturan Pemerintah No. 22 tahun
2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah menuntut
cara pandang yang berbeda tentang pengembangan dan pelaksanaan kurikulum.
8 ibid, hal. 39.
9 ibid, hal. 40.
14
Pengembangan kurikulum yang dilakukan satuan pendidikan diharapkan
memberikan keleluasaan sekolah untuk merancang kurikulum yang sesuai dengan
keadaan dan kebutuhann satuan pendidikan. Pengembangan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) mengacu pada standar nasional pendidikan, standar
isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar tenaga kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pmbiayaan, dan standar
penilaian pendidikan. Dari kedelapan standar isi tersebut, standar isi dan standar
kompetensi lulusan merupakan acuan utama dalam pengembangan KTSP.
Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang
dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian,
kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh
peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan . Pengembangan kurikulum telah
dilakukan oleh sebagian satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah dengan mengacu pada standar isi. Pengembangan kurikulum yang telah
dilakukan oleh satuan pendidikan dengan mengacu pada standar isi perlu ditelaah
untuk mendapatkan informasi tentang permasalahan yang dihadapi berkaitan
dengan pelaksanaan standar isi tersebut. Dengan cara ini maka guru dan peserta
didik akan lebih menyadari dan sekaligus lebih mampu mengembangkan
kecerdasan dan semangat belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran secara
spesifik.
15
2.3 Kajian yang Dipelajari Dalam Ilmu Penetahuan Sosial
1. Sosiologi mempelajari segala hal yang berhubungan dengan aspek
hubungan sosial yang meliputi proses, faktor, perkembangan,
permasalahan dan lain-lain.
2. Ilmu ekonomi mempelajari proses, perkembangan dan permasalahan yang
berhubungan dengan ekonomi.
3. Segala aspek psikologi yang berhubungan dengan sosial dipelajari dalam
ilmu psikologi sosial.
4. Aspek budaya perkembangan dan permsalahanya dipelajari dalam
antropologi.
5. Aspek sejarah yang tidak dapat dipisahkan dsalam kehidupan kita
dipelajari dalam sejarah.
6. Aspek geografi yang memberi efek ruang terhadap kehidupan manusia
dipelajari dalam geografi.
7. Aspek politik yang menjadi landasan keutuhan dan kesejahteraan
masyarakat dipelajari dalam ilmu politik.
2.4. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah “istilah yang digunakan untuk
menggambarkan penelitian dengan mencakup yang lebih luas dalam berbagai
lapangan meliputi perilaku dan interaksi manusia di masa kini dan masa yang
akan datang”.10
Artinya, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) tidak memusatkan diri
pada topik secara mendalam, melaikan memberikan tinjauan yang luas terhadap
masyarakat. Sehingga kunci menyusun materi pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) adalah pada penentuan tema yang dekat dengan peserta didik.
Mengangkat isu masalah-masalah sosial, kenakalan remaja, pelanggaran hukum,
kemiskinan, dan globalisasi yang merupakan contoh tema-tema Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) sehingga dapat mendorong siswa mampu
mengembangkan ketrampilan intelektual, emosional, dan spiritual. Studi sosial
10
Wikipedia Ilmu Pengetahuan Sosialhttp//id.wikipedia.org/wiki/ilmu_pengetahuan_
sosial, 07/28/2013 10:46.
16
diatas merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari materi
cabang-cabang ilmu sosial.
Pembelajaran terpadu merupakan suatu model pembelajaran yang mencoba
memadukan beberapa pokok bahasan. Salah satu diantaranya adalah memadukan
pokok bahasan atau sub pokok bahasan atau bidang studi, keterangan seperti ini
disebut juga dengan kurikulum atau pengajaran lintas bidang studi.11
Secara
umum pembelajaran terpadu pada prinsipnya terfokus pada pengembangan
perkembangan kemampuan siswa secara optimal. Oleh karena itu dibutuhkan
peran aktif siswa dalam proses pembelajaran. Melalui pembelajaran terpadu siswa
dapat pengalaman langsung dalam proses belajarnya. Hal ini dapat menambah
daya kemampuan siswa semakin kuat tentang hal-hal yang di pelajarinya.
Semakin kuat pada pembelajaran terpadu artinya, siswa akan memahami konsep-
konep yang di pelajarinya tersebut, melalui pengalaman langsung dan
menghubungkan dengan konsep yang lain yang sudah siswa pahami.
Kecenderungan konsep pembelajaran terpadu diyakini sebagai suatu
pendekatan yang berorientasi pada praktek pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan pembelajaran anak. Pendekatan ini berangkat dari suatu paham bahwa
pembelajaran terpadu merupakan suatu konsep dasar pembentukan pengetahuan
dan struktur intelektual anak.
Menurut Hilda Karli dalam Anwar Holil mengungkapkan bahwa,
pembelajaran terpadu memiliki beberapa macam karakteristik, diantaranya:
“1. Berpusat pada anak (studend centerd).
11
http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2008/10/29/model-model-
pembelajaran-ips-terpadu/ 07/29/2013 10:15.
17
2. Memberi pengalaman langsung pada anak.
3. Pemisahan antara bidang studi tidak begitu jelas.
4. Menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam
suatu proses pembelajaran.
5. Bersipat luwes.
6. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan
minat dan kebutuhan anak.
7. Holistik, artinya suatu peristiwa yang menjadi pusat
perhatian dalam pembelajaran terpadu di amati dan di
kaji dari beberapa mata pelajaran sekaligus, tidak dari
sudut pandang yang terkotak-kotak.
8. Bermakna, artinya pengkajian suatu penomena dari
berbagai macam aspek memungkinkan terbentuknya
semacam jalinan skemata yang dimiliki siswa.
9. Otentik, artinya informasi dan pengetahuan yang diperoleh
sipatnya menjadi otentik.
10. Aktif, artinya siswa perlu terlibat langsung dalam proses
pembelajaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan
hingga proses evaluasi”.12
.
2.4.1. Sejarah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang memadukan
konsep-konsep dasar dari berbagai ilmu social yang disusun melalui pendekatan
pendidikan dan psikologis serta kelayakan dan kebermanakaanya bagi siswa dan
kehidupanya. Ilmi-ilmu sosial (khususnya ilmu sejarah, geografi, ilmu ekonomi /
koperasi, ilmu politik, dan pemerintahan, sosiologi, antropologi, dan psikologi
sosisal) sangat berperan dalam mendukung mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) dengan memberikan sumbangan berupa konsep-konsep ilmu yang di
ubah sebagai “pengetahuan” yang berkaitan dengan kehidupan sosial yang harus
dipelajari siswa. Agar dapat mengajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
12
AnwarHolil,PengertianPembelajara,Terpadu,http://massofa.wordpress.com/2008/02/02
/paradigma-pendidikan-ips/. 07/29/2013 10:40.
18
dengan baik maka sangat perlu bagi para guru untuk mengetahu, memahami, dan
manerapkan konsep-konsep dasar ilmu-ilmu sosial.13
2.4.2. Konsep-konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial
Konsep-konsep dasar ilmu pengetahuan sosial bukanlah istilah untuk
menunjuk konsep tulisan, yang berarti rancangan atau tulisan awal yang belum
jadi. Konsep secara sederhana adalah penamaan ( pembberian label) untuk sesuatu
yang membantu seseorang mengenal, mengerti, dan memahami sesuatu tersebut.
Konsep adalah kesepakatan bersama untuk penamaan sesuatu dan merupakan alat
intelektual yang membantu kegiatan befikir dan memecahkan masalah. Dalam
Ilmu Pengetahuan Sosial tingkat Sekolah menengah Pertama, terdapat beberapa
konsep-konsep dasar yaitu; konsep dasar ilmu sejarah, konsep dasar ilmu
geografi, konsep dasar ilmu ekonomi, dan konsep dasar ilmu sosiologi.14
2.4.2.1. Konsep dasar Ilmu Ekonomi
Dalam Skeel, menurut Martin dan Miller masyarakat yang berbeda
menghasilkan system ekonomi yang berbeda. Tugas utama ilmu ekonomi adalah
menjelaskan persamaan-persamaan esensial dan hakikat perbedaan-perbedaan
dalam kehidupan ekonomi masyarakat yang berbeda.
Konsep-konsep yang paling dasar dalam ilmu ekonomoi adalah
kelangkaan (scarcity), spesialisasi (spesialization), saling ketergantungan (
interdependence), pasar (market), dan kebijaksanaan umum (public policy).
Menurut Skeel sumbangan ilmu ekonomi terhadap ilmu pengetahuan
sosial adalah menyediakan pengetahuan tentang bagaimana masyarakat
13 Fakih Samalwi Bunyamin Maftuh, 1998/1999. Konsep Dasar IPS, hal.1.
14
ibid.hal.6.
19
memutuskan untuk menggunakan dan mengalokasikan sumber daya suatu
masyarakat., bagaimana system ekonomi berkembang dan berjalan, dan tentang
masalah-masalah yang dihadapi oleh orang-orang dan system ekonomi ketika
mereka memenuhi kebutuhanya.
Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas
manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsu si
barang dan jasa.15
2.4.2.2. Konsep dasar Ilmu Sejarah
Sejarah dapat disebut sebagai salah satu cabang ilmu social. Sejarah
berkaitan dengan peristiwa masa lalu. Sejarah merekam sejumlah aspek kejadian,
baik aspek social, budaya, geografi, ekonomi maupun politik. Oleh karena itu
sejarah sering dipandang sebagai fondasi atau komponen dari semua ilmu sosial.
Sumbangan ilmu sejarah bagi ilmu pengetahuan sosial berupa kumpulan
tentang pengetahuan masa lalu, yang memberikan pandangan bermakna terhadap
apa yang sedang terjadi pada saat ini dan apa yang diharapkan pada masa yang
akan dating. Hal ini merupakan penjelasan tentang hubungan sebab akibat dari
peristiwa (kejadian).
2.4.2.3. Konsep dasar geografi
Geografi merupakan ilmu sosial yang memiliki kajian tentang ruang dan
jarak yang menjadi tempat tinggal manusia. Para ahli geografi tertarik untu
mengkaji konsep tersebut. Konsep-konsep yang seringkali digunakan dalam
geografi adalah lokasi, posisi (kedudukan), situasi, tempat (site), distribusi dan
15 Iif Khoiru Ahmadi dan Sofan Amri, 2011. Mengembangkan Pembelajaran IPS
terpadu, Prestasi Pustaka. hal. 105.
20
parancangan. Para ahli geografi dapat melakukan inkuiri (pangkajian) dalam
bentuk pembuatan peta atau membandingkan persamaan dan perbedaan antara
daerah-daerah di dunia. Gografi dapat mengkaji gambaran fisik dari daerah,
factor-faktor cuaca, kepadatan penduduk, sumber-sumber alam, penggunaan
tanah, produksi pertanian, industry, ekspor dan impor. Sumbangan geografi
terhadap ilmu pengetahuan sosial adalah tentang hubungan interaksi antara orang-
orang dan ruang/tempat dan jarak.
2.4.2.4. Konsep dasar sosiologi
Para ahli sosiologi menaruh perhatian pada perilaku dan lembaga serta
interaksi antar individu dan kelompok/asosiasi dalam masyarakat. Sosiologi
mengamati keanggotaan orang-orang dalam keompok, seperti dalam keluarga,
sekolah, lembaga agama, dan pemerintah.
Sosiologi memberikan sumbangan kepada ilmu pengetahuan social berupa
pemahaman tentang bagaimana lembaga-lembaga sosial berkembang dan orang-
orang berinteraksi di dalamnya.
2.5. Perencanaan Pembelajaran
Ada beberapa definisi tentang perencanaan yang rumusanya berbeda-beda
satu dengan yang lain. Cunnigham dalam Hamzah B. Uno mengemukakan bahwa
perencanaan adalah menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan, fakta,
imajinasi, dan asumsi untuk massa yang akan datang dengan tujuan
memvisualisasi dan memformulalisasi hasil yang diinginkan, urutan kegiatan
yang diperlukan, dan perilaku dalam batas-batas yang dapat diterima yang akan
digunakan dalam penyelesaiaan.
21
Definisi yang kedua mengemukakan bahwa perencanaan adalah hubungan
antara yang ada sekarang (what is) dengan bagimana seharusnya ( what should be)
yang bertalian dengan kebutuhan, penentuan tujuan, prioritas, program dan
alokasi sumber.
Berdasarkan rumusan di atas, dapat dibuat rumusan baru tentang apa itu
perencanaan. Perencanaan yakni suatu cara yang memuaskan untuk membuat
kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang
antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pembelajaran atau pengajaran menurut degeng dalam Hamzah B. Uno
adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam penertian ini secara implisit
dalam pengajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan
metode untuk mencapai hasil pengajaran yang diinginkan. “Sedangkan
perencanaan pembebelajaran adalah pemilihan, penetapan, dan pengembangan
metode yang didasarkan pada kondisi pengajaran yang ada”.16
2.6. Bahan Ajar
Sebelum proses belajar mengajar dilaksanakan, guru harus menyiapkan
bahan ajar yang diperlukan dalam proses pembelajaran. Kelengkapan bahan ajar
akan membantu guru dalam kegiatan mengajar, dan membantu siswa dalam
proses belajar. Bahan ajar ikut menentukan pencapaian tujuan pembelajaran.
Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktur
untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.
16 Hamzah B. Uno. Perencanaan Pembelajaran, bumi Aksara, Jakarta. hal. 2.
22
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu
guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan
yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. (National
Center for Vocational Education Research Ltd / National Center for Competency
Based Training). Pengertian lain bahan ajar adalah seperangkat materi yang
disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta
lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar.
Bahan ajar yang lengkap, yang disusun secara sistematis dapat
menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien. Pembelajaran yang efektif
dan efisien diharapkan bisa mencapai tujuan pembelajaran yang tercantum dalam
indikator yang merupakan penjabaran dari kompetensi dasar.
Bahan ajar merupakan komponen terpenting yang harus dipersiapkan guru
sebelum melakukan proses kegiatan belajar mengajar di dalam kelas selain
komponen-komponen lain yang dapat menentukan keberhasilan dalam
pembelajaran. Karena merupakan hal terpenting dalam menentukan keberhasilan
pada suatu sistem pendidikan maka guru sebagai pelaksana pendidikan dituntut
untuk membuat bahan ajar yang berkualitas. Selama ini guru hanya menggunakan
buku-buku teks yang banyak dijual oleh para penerbit yang materinya belum tentu
cocok dengan kondisi lingkungan dan kebutuhan siswa, sehingga siswa kurang
dapat memahami bahan ajar tersebut.
Bahan ajar yang berkualitas adalah bahan ajar yang materinya dapat
menjawab permasalahan siswa untuk mencapai suatu tujuan pendidikan, artinya
23
dapat memberikan pengetahuan keterampilan dan sikap yang harus dipelajari
siswa untuk mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan.
Bahan ajar adalah secara garis besar terdiri dari pengetahuan keterampilan
dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi
yang telah di tentukan”.
Atas dasar pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa bahan ajar
merupakan suatu unsur yang sangat penting yang harus mendapat perhatian guru
dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, sehingga tujuan
pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai.
Jadi dapat dikatakan bahwa bahan ajar merupakan bagian dari buku teks,
buku paket, sebagai buku pegangan mengandung maksud dan pengertian yang
sama, yaitu berisikan informasi (keterangan) yang dipakai sebagai panduan dalam
melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar. Bahan ajar banyak jenisnya,
Seperti : bahan ajar cetak, noncetak, dan bahan ajar display. Bahan ajar cetak
adalah sejumlah bahan yang disiapkan dalam kertas, yang dapat berfungsi untuk
keperluan pembelajaran dan penyampaian informasi. Contohnya adalah buku teks,
modul, lembar kerja siswa.
Dengan membaca paparan di atas dapat disimpulkan bahwa bahan ajar
adalah materi pembelajaran yang akan diberikan kepada siswa yang memuat
kompetensi dasar, indicator, teks atau materi pelajaran sebagai implementasi
pembelajaran.
24
Guna menghasilkan tamatan yang mempunyai kemampuan sesuai standard
kompetensi lulusan, diperlukan pengembangan pembelajaran untuk setiap
kompetensi secara sistematis, terpadu, dan tuntas (mastery learning).
Untuk pendidikan menengah umum, di samping buku-buku teks, juga
dikenalkan adanya lembar-lembar pembelajaran (instructional sheet) dengan
nama yang bermacam-macam, antara lain: lembar tugas (job sheet), lembar kerja
(work sheet), lembar informasi (information sheet) dan bahan ajar lainnya baik
cetak maupun non-cetak. Semua bahan yang digunakan untuk mendukung proses
belajar itu disebut sebagai bahan ajar (teaching material).
Untuk pembelajaran yang bertujuan mencapai kompetensi sesuai profil
kemampuan tamatan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
diperlukan kemampuan guru untuk dapat mengembangkan yang tepat. Dengan
pendekatan belajar tuntas (mastery learning) diharapkan siswa dapat menguasai
kompetensi-kompetensi secara utuh, sesuai dengan kecepatan belajarnya. Untuk
itu bahan ajar hendaknya disusun agar siswa lebih aktif dalam kegiatan
pembelajaran mencapai kompetensi.
2.7. Unsur-unsur Bahan Ajar
Unsur-unsur bahan ajar ini sebenarnya diambil dari pedoman sistematika
penulisan buku ajar bahasa dan sastra Indonesia yang dikeluarkan oleh pusbuk,
setidak-tidaknya harus memiliki unsur-unsur yaitu tujuan, sasaran, uraian materi,
sistematika sajian, petunjuk belajar dan evaluasi.
Berdasarkan paparan di atas, sebuah bahan ajar yang dibuat haruslah
metodologis dan sistematis. Artinya, bahan ajar itu harus bisa dibaca dan
25
dipahami siswa dan tersusun secara bertahap dan berjenjang. Sehingga
ketercapaian kompetensi dasar yang telah ditetapkan dapat dikuasai dengan
maksimal. Oleh karena itu, tujuan bahan ajar harus dirumuskan secara jelas dan
terukur mencakup siswa , guru, dan sasarannya.
2.8. Menyusun Bahan Ajar
2.8.1. Jenis - jenis Materi Pembelajaran
Bahan ajar atau materi pembelajaran ( instructional materials ) secara
garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari
siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara
terperinci, jenis-jenis materi pembelajran terdiri drai pengetahuan ( fakta, konsep,
prinsip, prosedur ), keterampilan, dan sikap atau nilai.17
2.8.2. Prinsip dalam Menyeleksi materi yang perlu diajarkan
Beberapa prinsip yang diperhatiakan dalam penyuysunan bahan ajar atau
materi pembelajaran. Ada tiga prinsip yang diperlukan dalam penyusunan bahan
ajar. Ketiga prinsip itu adalah relevansi, konsitensi, dan kecukupan. Relevansi
artinya keterkaitan atau berhubungan erat. Konsistensi maksudnya ketaatazasan
atau keajegan – tetap. Kecukupan maksudnya secara kuantitatif materi tersebut
memadai untuk dipelajari.
“1. Prinsip relevansi atau keterkaitan atau berhubungan erat,
maksudnya adalah materi pembelajaran hendaknya relevan
dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi
dasar. Jika kemampuan yang diharapkan oleh menghafalkan
fakta, materi yang disajikan adalah fakta. Kalau kompetensi
dasar meminta kemampuan melakukan sesuatu, materi
pelajarannya adalah prosedur atau cara melakukan sesuatu.
Begitulah seterusnya.
17
Panduan Lengkap KTSP, 2006. Tim Pustaka Yustia. hal. 193.
26
2. Prinsip konsistensi adalah ketaatazasan dalam penyusunan
bahan ajar. Misalnya kompetensi dasar meminta kemampuan
siswa untuk menguasai tiga macam konsep, materi yang
disajikan juga tiga macam. Umpamanya kemampuan yang
diharapkan dikuasai siswa adalah menyusun paragraf
deduktif, materinya sekurang-kurangnya pengertian paragraf
deduktif, cara menyusun paragraf deduktif, dan cara merevisi
paragraf deduktif. Artinya, apa yang diminta itulah yang
diberikan.
3. Prinsip kecukupan, artinya materi yang disajikan hendaknya
cukup memadai untuk mencapai kompetensi dasar. Materi
tidak terlalu sedikit dan tidak terlalu banyak. Jika materi
terlalu sedikit, kemungkinan siswa tidak akan dapat
mencapai kompetensi dasar dengan memanfaatkan materi
itu. Kalau materi terlalu banyak akan banyak menyita waktu
untuk mempelajarinya.”18
2.8.3. Menyeleksi Materi
Agar penjabaran dan penyesuaian Kemampuan Dasar tidak meluas dan
melebar, maka perlu diperhatikan kriteria untuk menyeleksi materi yang perlu
diajarkan. Kriteria tersebut antara lain :
1. Sahih (valid) : materi yang akan dituangkan dalam
pembelajaran benar-benar telah teruji kebenaran dan
kesahihanya.ini juga berkaitan dengan keaktualan materi,
sehingga materi yang diberikan dalam pembelajaran tidak
ketinggalan jaman dan memberikan kontribusi untuk
pemahaman ke depan.
2. Tingkat kepentingan (significance) : dalam memilih materi
perlu dipertimbangkan materi yang dipilih untuk diajarkan
tentunya yang memang benar-benar diperlukan oleh siswa.
3. Kebermanfaatan (utility) : manfaat harus dilihat dari semua
sisi, baik secara akademis maupun non akademis.
4. Layak dipelajari (learnability) : materinya memungkinkan
untuk dipelajari, baik dari aspek tingkat kesulitanya, maupun
aspek kelayakanya terhadap pemanfaatan bahan ajar dan
kondisi setempat.
5. Menarik minat (interest) : materi yang dipilih hendaknya
menarik minat dan dapat memotivasi siswa untuk
mempelajarinya lebih lanjut.19
18
http://zulkarnainidiran.wordpress.com/07/29/2013 10:45.
19
Pelayanan Profesional kurikulum, Edisi 2006. Bp.Cipta Jaya-Jakarta. hal. 174.
27
2.8.4. Langkah-langkah Pemilihan Bahan Ajar
Sebelum melaksanakan pemilihan bahan ajar, terlebih dahulu perlu
diketahui kriteria pemilihan bahan ajar. Setelah diketahui kriteria pemilihan bahan
ajar, samoailah kita pada langkah-langkah pemilihan bahan ajar. Secara lengkap,
langkah-langkah pemilihan bahan ajar meliputi :
1. Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standart
kompetensi dan kompetensi dasar ( Sebelum menentukan materi
pembelajaran terlebih dahulu perlu diidentifikasi aspek-aspek
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dipelajari
atau dikuasai siswa. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap
aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis
materi yang berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran ).
Setiap aspek standar kompetensi tersebut memerlukan materi
pembelajaran atau bahan ajar yang berbeda-beda untuk membantu
pencapaiannya.
2. Identifikasi jenis-jenis materi pempelajaran (Sejalan dengan
berbagai jenis aspek standar kompetensi, materi pembelajaran
juga dapat dibedakan menjadi jenis materi aspek kognitif, afektif,
dan psikomotorik. Materi pembelajaran aspek kognitif secara
terperinci dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu: fakta, konsep,
prinsip dan prosedur ).
1) Materi jenis fakta adalah materi berupa nama-nama objek,
nama tempat, nama orang, lambang, peristiwa sejarah,
nama bagian atau komponen suatu benda, dan lain
sebagainya.
2) Materi konsep berupa pengertian, definisi, hakekat, inti isi.
3) Materi jenis prinsip berupa dalil, rumus, postulat adagium,
paradigma, teorema.
4) Materi jenis prosedur berupa langkah-langkah
mengerjakan sesuatu secara urut, misalnya langkah-
langkah menelpon, cara-cara pembuatan telur asin atau
cara-cara pembuatan bel listrik.
5) Materi pembelajaran aspek afektif meliputi: pemberian
respon, penerimaan (apresisasi), internalisasi, dan
penilaian.
6) Materi pembelajaran aspek motorik terdiri dari gerakan
awal, semi rutin, dan rutin.
3. Memilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar (Materi yang akan diajarkan perlu diidentifikasi
apakah termasuk jenis fakta, konsep, prinsip, prosedur, afektif,
atau gabungan lebih daripada satu jenis materi. Dengan
28
mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan diajarkan, maka guru
akan mendapatkan kemudahan dalam cara mengajarkannya ). 20
Masalah cakupan atau ruang lingkup, kedalaman, dan urutan penyampaian
materi pembelajaran penting diperhatikan. Ketepatan dalam menentukan cakupan,
ruang lingkup, dan kedalaman materi pembelajaran akan menghindarkan guru dari
mengajarkan terlalu sedikit atau terlalu banyak, terlalu dangkal atau terlalu
mendalam. Ketepatan urutan penyajian (sequencing) akan memudahkan bagi
siswa mempelajari materi pembelajaran.
Urutan penyajian (sequencing) bahan ajar sangat penting untuk
menentukan urutan mempelajari atau mengajarkannya. Tanpa urutan yang tepat,
jika di antara beberapa materi pembelajaran mempunyai hubungan yang bersifat
prasyarat (prerequisite) akan menyulitkan siswa dalam mempelajarinya. Misalnya
materi operasi bilangan penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.
Siswa akan mengalami kesulitan mempelajari perkalian jika materi penjumlahan
belum dipelajari. Siswa akan mengalami kesulitan membagi jika materi
pengurangan belum dipelajari. Materi pembelajaran yang sudah ditentukan ruang
lingkup serta kedalamannya dapat diurutkan melalui dua pendekatan pokok ,
yaitu: pendekatan prosedural, dan hierarkis.
1. Pendekatan prosedural.
Pendekatan pembelajaran harus menekankan kepada proses dan
ketrampilan yang sesuai dengan materi pembelajaran. Materi pembelajaran harus
disesuaikan dengan tingkat perkembangan belajar peserta didik. Urutan materi
pembelajaran secara prosedural menggambarkan langkah-langkah secara urut
20
ibid hal. 195.
29
sesuai dengan langkah-langkah melaksanakan suatu tugas. Misalnya langkah-
langkah menelpon, langkah-langkah mengoperasikan peralatan kamera video.21
Agar hasil yang diperoleh dapat maksimal maka dalam penyusunan bahan
ajar mandiri, maka perlu ditetapkan prosedur penyusunan bahan ajar IPS terpadu
sesuai langkah-langkah berikut :
1. Melakukan analisis SK-KD terhadap materi yang akan digunakan sebagai
bahan ajar, sehingga diperoleh kumpulan materi ajar yang akan digabung
menjadi bahan ajar. Materi dapat berupa teks, audio, video, gambar, grafik
ataupun animasi.
2. Membuat Peta Konsep untuk menghubungkan antar materi yang akan
dikembangkan menjadi bahan ajar. Peta konsep ini juga diperlukan untuk
menentukan pokok-pokok materi yang nanti akan dinavigasikan dalam
media pembelajaran.
3. Menata konsep-konsep secara vertical dari abstrak ke konkrit dan
horizontal sesuai keterkaitan antar disiplin ilmu.
2. Pendekatan hierarkis
Pendekatan ini dikembangkan oleh Robert Gagne, dengan prosedur
sebagai berikut : tujuan-tujuan khusus pembelajaran dianalisis, kemudian dicari
suatu hierarki urutan bahan ajar untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Hierarki
tersebut menggambarkan urutan kemampuan dari konsep-konsep umum dari luas
sampai pada sub-sub konsep yang konkrit dan operasional ( indikator ).
Penguasaan terhadap suatu tahapan atau pengetahuan awal akan membuat
proses belajar mengajar untuk materi selanjutnya akan lebih berarti. Intinya bahwa
suatu yang baru haruslah dipelajari berdasarkan apa yang telah dimiliki oleh
peserta didik. Pengalaman-pengalaman belajar yang baru tersebut harus disajikan
21
ibid hal. 197.
30
dengan cara diorganisasikan terlebih dahulu dengan cara efektif dan sistematis.
Jadi pendekatan yang tepat dalam menyusun bahan ajar dalam desain pesan
pembelajaran akan membantu pengguna bahan ajar untuk memahami materi yang
disampaikan. Pendekatan desain dalam hal ini pendekatan dalam menyusun bahan
ajar dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang dalam penyusunan
bahan ajar. “Urutan materi pembelajaran secara hierarkis menggambarkan
urutan yang bersifat berjenjang dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah.
Materi sebelumnya harus dipelajari dahulu sebagai prasyarat untuk mempelajari
materi berikutnya”.22
2.9. Sumber Bahan Ajar
Dalam menyusun bahan ajar, ada pemilihan sumber bahan ajar yang sesuai
dengan kemampuan guru, yaitu :
1. Buku teks
Buku teks yang diterbitkan oleh berbagai penerbit dapat dipilih
untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. Buku teks yang
digunakan sebagai sumber bahan ajar untuk suatu jenis
matapelajaran tidak harus hanya satu jenis, apa lagi hanya berasal
dari satu pengarang atau penerbit. Gunakan sebanyak mungkin
buku teks agar dapat diperoleh wawasan yang luas.
2. Laporan hasil penelitian
Laporan hasil penelitian yang diterbitkan oleh lembaga penelitian
atau oleh para peneliti sangat berguna untuk mendapatkan sumber
bahan ajar yang aktual atau mutakhir.
3. Jurnal (penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah)
Penerbitan berkala yang berisikan hasil penelitian atau hasil
pemikiran sangat bermanfaat untuk digunakan sebagai sumber
bahan ajar. Jurnal-jurnal tersebut berisikan berbagai hasil
penelitian dan pendapat dari para ahli di bidangnya masing-
masing yang telah dikaji kebenarannya.
22
ibid hal.197.
31
4. Pakar bidang studi
Pakar atau ahli bidang studi penting digunakan sebagai sumber
bahan ajar. Pakar tadi dapat dimintai konsultasi mengenai
kebenaran materi atau bahan ajar, ruang lingkup, kedalaman,
urutan, dsb.
5. Kalangan professional bidang studi
Kalangan professional adalah orang-orang yang bekerja pada
bidang tertentu. Kalangan perbankan misalnya tentu ahli di
bidang ekonomi dan keuangan. Sehubungan dengan itu bahan ajar
yang berkenaan dengan eknomi dan keuangan dapat ditanyakan
pada orang-orang yang bekerja di perbankan.
6. Buku kurikulum
Buku kurikulm penting untuk digunakan sebagai sumber bahan
ajar. Karena berdasar kurikulum itulah standar kompetensi,
kompetensi dasar dan materi bahan dapat ditemukan. Hanya saja
materi yang tercantum dalam kurikulum hanya berisikan pokok-
pokok materi. Gurulah yang harus menjabarkan materi pokok
menjadi bahan ajar yang terperinci.
7. Penerbitan berkala seperti harian, mingguan, dan bulanan.
Penerbitan berkala seperti Koran banyak berisikan informasi yang
berkenaan dengan bahan ajar suatu matapelajaran. Penyajian
dalam koran-koran atau mingguan menggunakan bahasa popular
yang mudah dipahami. Karena itu baik sekali apa bila penerbitan
tersebut digunakan sebagai sumber bahan ajar.
8. Internet
Bahan ajar dapat pula diperoleh melalui jaringan internet. Di
internet kita dapat memperoleh segala macam sumber bahan ajar.
Bahkan satuan pelajaran harian untuk berbagai matapelajaran
dapat kita peroleh melalui internet. Bahan tersebut dapat dicetak
atau dikopi.
9. Media audiovisual (TV, Video, VCD, kaset audio)
Berbagai jenis media audiovisual berisikan pula bahan ajar untuk
berbagai jenis mata pelajaran. Kita dapat mempelajari gunung
berapi, kehidupan di laut, di hutan belantara melalui siaran
televisi.
10. Lingkungan sekitar ( alam, sosial, senibudaya, teknik, industri,
ekonomi)
Berbagai lingkungan seperti lingkungan alam, lingkungan social,
lengkungan seni budaya, teknik, industri, dan lingkungan ekonomi
dapat digunakan sebagai sumber bahan ajar. Untuk mempelajari
32
abrasi atau penggerusan pantai, jenis pasir, gelombang pasang
misalnya kita dapat menggunakan lingkungan alam berupa pantai
sebagai sumber.23
Dalam menyusun bahan ajar, buku-buku atau terbitan tersebut hanya
merupakan bahan rujukan. Artinya, tidaklah tepat jika hanya menggantungkan
pada buku teks sebagai satu-satunya sumber bahan ajar. Buku-buku pelajaran atau
buku teks yang ada perlu dipelajari untuk dipilih dan digunakan sebagai sumber
yang relevan dengan materi yang telah dipilih untuk diajarkan.
Mengajar bukanlah menyelesaikan satu buku, tetapi membantu siswa
mencapai kompetensi. Karena itu, hendaknya guru menggunakan banyak sumber
materi. Bagi guru kebanyakan, sumber utama untuk mendapatkan materi
pembelajaran adalah buku teks dan buku penunjang yang lain saja.
2.10. Pembelajaran Mata Pelajaran IPS Terpadu
Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), meliputi bahan kajian:
sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi. Bahan kajian itu menjadi mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Melalui pembelajaran terpadu peserta didik dapat
memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk
menerima, menyimpan , dan memproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang
dipelajarinya.
Untuk menjamin keterpaduan menyusun bahan ajar maka guru perlu
menerapkan beberapa bentuk penyusunan bahan pembelajaran antara lain :
23
ibid hal.198.
33
1. Pembelajaran Tematik
Pembelajaan tematik adalah pembelajaran tepadu yang
menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran
sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.
Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok
pembicaraan. Dengan tema diharapkan akan memberikan banyak
keuntungan, di antaranya:
1) Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema
tertentu,
2) Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan
mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar
matapelajaran dalam tema yang sama;
3) pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan
berkesan;
4) kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan
mengkaitkan matapelajaran lain dengan pengalaman pribadi
siswa;
5) Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar
karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas;
6) Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi
dalam situasi nyata, untuk mengembangkan suatu
kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus
mempelajari matapelajaran lain;
7) guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang
disajikan secara tematik dapat dipersiapkaan sekaligus dan
diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu selebihnya
dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau
pengayaan.24
2. Pembelajaran Interdisipliner
Hal yang pokok dalam pendekatan interdisipliner ialah tujuan pendidikan
ditingkat sekolah menengah pertama akan sulit dicapai apabila terlalu
menekankan pada pendekatan mata pelajaran yang terpisah-pisah. Karena
24
Trianto ibid hal.69.
34
itu, timbul gagasan tentang correlated dan integrated curikulum untuk
menndekatkan program studi dengan kebutuhan belajar. Atas dasar
peratimbangan tearsebut, kemudian pengajaran ilmu-ilmu sosial ditingkat
sekolah dipilih, diramu, dsn diorganisasikan sehimgga merupakan
merupakan bahan yang diperkirakan cocok dengan kebutuhan siswa
maupun tuntutan ilmu pengetahuan.
Adapun penyusunnan dan pengorganisasian materi mata pelajaran IPS
serta penyajianya di SMP untuk menjamin keterpaduan dapat dilakukan dengan
cara :
a. Team Teaching
Pembelajaran terpadu dalam hal ini diajarkan dengan cara team; satu
topik pembelajaran dilakukan oleh lebih dari satu guru. Setiap guru
memiliki tugas masing-masing seuai dengan keahlian dan
kesepakatan. Kelebihan dari sistem team teaching adalah :
1. Pencapaian KD pada setiap topik efektif karena dalam tim
terdiri atas beberapa yang ahli dalam ilmu-ilmu dibidangnya,
2. Pengalaman dan pemahaman peserta didik lebih kaya
daripada dilakukan oleh seorang guru karena dalam satu tim
dapat mengungkapkan berbagai konsep dan pengalaman.
3. Peserta didik akan lebih cepat memahami karena diskusi akan
berjalan dengan narasumber dari berbagai disiplin ilmu.
Kelemahan dari sistem ini antara lain adalah jika tidak ada
koordinasi, maka setiap guru dalam tim akan saling mengandalkan
sehingga pencapaian KD tidak akan terpenuhi.
Untuk itu maka diperlukan beberapa langkah seperti berikut :
a) Dilakukan penelaahan untuk memastikan berapa KD dan
SK yang harus dicapai dalam satu topik pembelajaran.
35
b) Setiap guru bertanggung jawab atas tercapainya KD yang
termasuk dalam SK yang ia mampu.
c) Disusun sekenario pembelajaran dengan melibatkan semua
guru yang etrmasuk ke dalam topik yang bersangkutan.
d) Sebaiknya dilakukan simulasi terlebih dahulu jika
pembelajaran dengan sistem ini merupakan hal yang baru.
e) evaluasi an remidial menjadi tanggung jawab masing-
masing guru sesuai dengan SK dan KD.25
b. Guru Tunggal
Pembelajaran dengan seorang guru merupakan hal yang ideal
dilakukan. Hal ini disebabkan :
1. Suatu bidang ilmu mrupakan satu pelajaran.
2. Guru dapat merancang sekenario pembelajaran sesuai
dengan topik yang ia kembangkan tanpa konsolidasi
terlebih dahulu dengan guru yang lain.
3. Tanggung jawab dipikul sendiri, maka potensi untuk saling
mengandalkan tidak akan muncul.
Namun demikian, terdapat beberapa kelemahan dalm
pembelajaran terpadu yang dilakukan oleh guru tunggal, yaknin :
1. Oleh karena mata pelajaran pada pembelajaran terpadu
merupakan hal yang baru, sedangkan guru-guru yang
tersedia merupakan guru bidang studi sehingga sangat
sulit untuk melakukan penggabungan terhadap berbagai
bidang studi tersebtu.
2. Seorang guru bidang studi tertentu tidak menguasai secara
mendalam tentang bidang studi yang lain sehingga dalam
pembelajaran terpadu akan didominasi oleh bidang studi
tertentu.
3. Inovatif maka pencapaian SK dan KD tidak akan tercapai
karena akan menjadi sebuah narasi yang kering tanpa
makna.
Untuk tercapainya pembelajaran terpadu yang dilakukan
oleh guru tunggal tersebut, maka dapat dilakukan beberapa hal
sebagai berikut :
25
ibid hal. 80.
36
a) Guru-guru yang tercakup kedalam mata pelajaran
serumpun diberikan pelatihan bidang-bidang studi di luar
bidang keahlianya, seperti guru bidang studi ekonomi,
geografi, sejarah, sosiologi.
b) Koordinasi antarbidang studi yang tercakup dalam mata
pelajaran serumpun tetap dilakukan, untuk mereviu apakah
sekenario yang disusun sudah dapat memenuhi persyaratan
yang berkaitan dengan bidang studi di luar yang ia mampu.
c) Disusun sekenario dengan metode pembelajaran yang
inovatif dan memunculkan nalar para peserta didik
sehingga guru tidak terjebak ke dalam pemaparan yang
parsial bidang studi.
d) Persiapan pembelajaran disusun dengan matang sesuai
dengan target pencapaian SK dan KD sesuai dengan topik
yang dihasilkan dari pemetaan yang telah dilakukan.26
Pembelajaran terpadu oleh guru tunggal dapat memperkecil
masalah pelaksanaanya yang menyangkut jadwal pelajaran. Secara
teknis, pengaturanya dapat dilakukan sejak awal semester atau
awal tahun pelajaran. Hal yang perlu dihindarkan adalah
pembahasan materi yang tidak seimbang karena wawasan
pengetahuan tentang materi pembelajaran yang lain kurang
memadai.
26
ibid hal. 82.
37
2.11. Kerangka Penelitian
Kemampuan Menyusun Bahan Ajar IPS Terpadu Dikalangan
Guru yang Berlatar Belakang Pendidikan Ekonomi di SMP
Negeri Kota Salatiga
Langkah – langkah
Pemilihan Bahan Ajar
Sumber Bahan Ajar
Kadar Keterpaduan
Rencana Strategi
Pembelajaran