bab ii tinjauan pustaka 2.1 konsep kelelahan 2.1.1 ... ii.pdfkelelahan juga dapat diartikan sebagai...

29
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kelelahan 2.1.1 Pengertian Kelelahan Kelelahan secara sempit dapat diartikan sebatas lelah fisik yang dirasakan saja. Hal ini dikarenakan setiap orang yang merasakan kelelahan hanya terbatas pada keluhan-keluhan fisik yang mereka rasakan saja. Gejala yang ditimbulkan, perubahan fisik dan perasaan yang dirasakan memang berbeda pada masing- masing individu. Kelelahan juga dapat diartikan sebagai fenomena kompleks fisiologis maupun psikologis dimana ditandai dengan adanya gejala perasaan lelah dan perubahan fisiologis dalam tubuh (kelelahan). Kelelahan mudah ditiadakan dengan istirahat, tetapi jika dipaksakan kelelahan akan bertambah dan sangat mengganggu. Kelelahan dapat diartikan sebagai perubahan dari keadaan yang lebih kuat ke keadaan yang lebih lemah. Kelelahan merupakan kondisi yang ditandai dengan perasaan lelah dan penurunan kesiagaan serta berpengaruh terhadap produktivitas kerja (Grangjean dalam Putri 2008). Kelelahan adalah reaksi fungsional dari pusat kesadaran yaitu cortex cerebri yang dipengaruhi oleh 2 sistem antagonis yaitu sistem penghambat (inhibisi) dan sistem penggerak (aktivitas) tetapi semuanya bermuara kepada pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan tubuh (Suma’mur 2009)

Upload: doannhan

Post on 13-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kelelahan 2.1.1 ... II.pdfKelelahan juga dapat diartikan sebagai fenomena kompleks ... menerangkan mengenai jenis-jenis ... Berdasarkan penyebabnya

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Kelelahan

2.1.1 Pengertian Kelelahan

Kelelahan secara sempit dapat diartikan sebatas lelah fisik yang dirasakan

saja. Hal ini dikarenakan setiap orang yang merasakan kelelahan hanya terbatas

pada keluhan-keluhan fisik yang mereka rasakan saja. Gejala yang ditimbulkan,

perubahan fisik dan perasaan yang dirasakan memang berbeda pada masing-

masing individu. Kelelahan juga dapat diartikan sebagai fenomena kompleks

fisiologis maupun psikologis dimana ditandai dengan adanya gejala perasaan lelah

dan perubahan fisiologis dalam tubuh (kelelahan). Kelelahan mudah ditiadakan

dengan istirahat, tetapi jika dipaksakan kelelahan akan bertambah dan sangat

mengganggu.

Kelelahan dapat diartikan sebagai perubahan dari keadaan yang lebih kuat

ke keadaan yang lebih lemah. Kelelahan merupakan kondisi yang ditandai dengan

perasaan lelah dan penurunan kesiagaan serta berpengaruh terhadap produktivitas

kerja (Grangjean dalam Putri 2008).

Kelelahan adalah reaksi fungsional dari pusat kesadaran yaitu cortex

cerebri yang dipengaruhi oleh 2 sistem antagonis yaitu sistem penghambat

(inhibisi) dan sistem penggerak (aktivitas) tetapi semuanya bermuara kepada

pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan tubuh (Suma’mur 2009)

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kelelahan 2.1.1 ... II.pdfKelelahan juga dapat diartikan sebagai fenomena kompleks ... menerangkan mengenai jenis-jenis ... Berdasarkan penyebabnya

9

Dari beberapa pengertian kelelahan yang dikemukakan diatas dapat

disimpulkan bahwa kelelahan sebagai sinyal alamiah yang diberikan tubuh karena

adanya penurunan fungsi tubuh akibat proses kerja yang membutuhkan

keterpaduan pada seluruh sistem di dalam tubuh. Saat sistem tersebut mengalami

perubahan dari kondisi baik ke kondisi buruk maka tubuh akan memberikan

sinyal kelelahan yang memerlukan pemulihan untuk mengatasinya. Kondisi

fisologis tubuh yang mengalami penurunan,akan menunjukkan penurunan daya

kerja yang akhirnya dapat mempengaruhi produktivitas kerja seseorang.

2.1.2 Sistem Penggerak Kelelahan

Kelelahan diatur secara sentral oleh otak. Terdapat struktur susunan syaraf

pusat yang sangat penting yang mengontrol fungsi secara luas dan konsekuen

yaitu reticular formation atau sistem penggerak pada medula yang dapat

meningkatkan dan mengurangi sensitivitas dari cortex cerebri. Cortex cerebri

merupakan pusat kesadaran meliputi persepsi,perasaan subjektif, refleks, dan

kemauan ( Rodahl dalam Putri 2008). Keadaan dan perasaan lelah merupakan

reaksi fungsional dari pusat kesadaran yaitu cortex cerebri yang dipengaruhi oleh

sistem antagonistik yaitu sistem penghambat dan sistem penggerak yang saling

bergantian. Sistem penghambat terdapat dalam thalamus yang mampu

menurunkan kemampuan manusia bereaksi dan menyebabkan kecenderungan

untuk tidur, sedangkan sistem penggerak terdapat formatio retikularis yang dapat

merangsang pusat-pusat vegetatif untuk konversi ergotropis dari peralatan dalam

tubuh untuk bekerja, berkelahi, melarikan diri dan lainnya.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kelelahan 2.1.1 ... II.pdfKelelahan juga dapat diartikan sebagai fenomena kompleks ... menerangkan mengenai jenis-jenis ... Berdasarkan penyebabnya

10

Gambar 1 Sistem Penghambat dan Penggerak Aktifitas

Keadaan seseorang suatu saat tergantung kepada hasil kerja diantara dua

sistem antagonis tersebut. Apabila sistem penghambat lebih kuat, seseorang akan

berada pada kelelahan. Sebaliknya, manakala sistem aktivitas yang lebih kuat

maka seseorang akan berada dalam keadaan segar untuk melakukan aktivitas.

Kedua sistem harus berada dalam keserasian dan keseimbangan.

(Grandjean,Rodahl dalam Putri, 2008).

2.1.3 Klasifikasi Kelelahan

Silaban dalam Putri (2008) menerangkan mengenai jenis-jenis kelelahan

dapat diklasifikasi menjadi 3 yaitu: proses dalam otot, waktu terjadi kelelahan,

dan penyebabnya yaitu:

1. Berdasarkan waktu kejadian

a. Kelelahan akut

Kelelahan akut terjadi pada aktifitas tubuh terutama yang banyak

menggunakan otot. Hal ini disebabkan karena suatu organ atau seluruh

tubuh bekerja secara terus menerus dan berlebihan. Kelelahan dengan

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kelelahan 2.1.1 ... II.pdfKelelahan juga dapat diartikan sebagai fenomena kompleks ... menerangkan mengenai jenis-jenis ... Berdasarkan penyebabnya

11

jenis ini dapat hilang dengan beristirahat cukup dan menghilangkan

gangguan-gangguannya.

b. Kelelahan kronis

Kelelahan kronis sebenarnya adalah kelelahan akut yang bertumpuk-

tumpuk. Hal ini disebabkan oleh adanya tugas terus-menerus tanpa

penggaturan jarak tugas yang baik dan teratur. Menurut Grandjean

dalam bukunya yang berjudul Fitting The Task to The Human,

kelelahan kronis berlangsung setiap hari dan berkepanjangan, dan

bahkan telah terjadi sebelum memulai suatu pekerjaan. Kelelahan yang

diperoleh dari tugas-tugas terdahulu belum hilang dan disusul lagi

dengan tugas berikutnya. Kondisi ini terjadi secara berulang-ulang.

Dengan beristirahat biasa belum bisa menghilangkan kelelahan jenis

kronis ini. Pekerja yang mengalami kelelahan kronis ini sudah merasa

lelah sebelum memulai pekerjaan, ketika bangun tidur perasaan lelah

masih ada. Jika kondisi ini dibiarkan maka dapat membahayakan tugas

yang sedang dilakukanya atau dalam jangka waktu panjang dapat

menyebabkan kecelakaan.

2. Berdasarkan proses dalam otot

a. Kelelahan otot

Kelahan otot yaitu menurunya kinerja setelah mengalami stress tertentu

yang ditandai dengan menurunya kekuatan dan kelambatan gerak.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kelelahan 2.1.1 ... II.pdfKelelahan juga dapat diartikan sebagai fenomena kompleks ... menerangkan mengenai jenis-jenis ... Berdasarkan penyebabnya

12

b. Kelelahan umum

Kelelahan umum ditandai dengan berkurangnya keinginan untuk

bekerja yang disebabkan oleh persyarafan ataupun psikis. Kelelahan

umum ialah suatu perasaan yang menyebar dan disertai dengan

penurunan kesiagaan dan kelambatan pada setiap aktivitas. Kelelahan

umum pada dasarnya adalah gejala penyakit dan erat hubungannya

dengan faktor psikologis seperti penurunan motivasi, dan kejenuhan

yang mengakibatkan menurunya kapsitas kerja seseorang. Kelelahan

umum dicirikan dengan menurunya perasaan ingin bekerja. Kelelahan

umum disebut juga kelelahan fisik dan juga kelelahan syaraf.

3. Berdasarkan penyebabnya

a. Faktor fisik dan psikologi di tempat kerja.

b. Faktor fisiologis yaitu akumulasi dari substansi toksin (asam laktat)

dalam darah dan faktor psikologis yaitu konflik yang menyebabkan

stress emosional yang berkepanjangan.

c. Kelelahan fisik (kelelahan karena kerja fisik); kelelahan patologis

(kelelahan yang ada hubunganya dengan penyakit); dan kelelahan

psikologis yang ditandai dengan menurunnya prestasi kerja, rasa lelah

dan ada hubunganya dengan faktor psikososial. Kelelahan merupakan

aspek yang penting pada beberapa kondisi tempat kerja, baik dinamis

maupun statis. Berdasarkan tingkatan dari kelelahan yang terjadi pada

pekerja dapat menyebabkan ketidaknyamanan, gangguan dan

kemungkinan berkurangnya kepuasan dan hasil dalam bekerja.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kelelahan 2.1.1 ... II.pdfKelelahan juga dapat diartikan sebagai fenomena kompleks ... menerangkan mengenai jenis-jenis ... Berdasarkan penyebabnya

13

Menurut Muchinsky dalam Putri (2008), menyatakan ada empat tipe kelelahan

yakni:

1. Kelelahan otot (muscular fatigue), disebabkan oleh aktivitas yang

membutuhkan tenaga fisik yang banyak dan berlangsung lama. Tipe ini

berhubungan dengan perubahan biokimia tubuh dan dirasakan individu

dalam bentuk sakit yang akut pada otot. Kelelahan ini dapat dikurangi

dengan mendesain prosedur kerja baru yang melindungi individu dari

pekerjaan yang terlalu berat, misalnya dengan mendesain ulang

peralatan atau penemuan alat-alat baru serta melakukan sikap kerja

yang lebih efisien.

2. Kelelahan mental (mental fatigue), berhubungan dengan aktivitas kerja

yang monoton. Kelelahan ini dapat membuat individu kehilangan

kendali akan pikiran dan perasaan, individu menjadi kurang ramah

dalam berinteraksi dengan orang lain, pikiran dan perasaan yang

seharusnya ditekan karena dapat menimbulkan konflik dengan individu

lain menjadi lebih mudah diungkapkan. Kelelahan ini diatasi dengan

mendesain ulang pekerjaan sehingga membuat karyawan lebih

bersemangat dan tertantang untuk menyelesaikan pekerjaan.

3. Kelelahan emosional (emotional fatigue), dihasilkan dari stres yang

hebat dan umumnya ditandai dengan kebosanan. Kelelahan ini berasal

dari faktor-faktor luar di tempat kerja, perusahaan dapat mengatasi

kelelahan ini dengan memberikan pelayanan konseling bagi karyawan

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kelelahan 2.1.1 ... II.pdfKelelahan juga dapat diartikan sebagai fenomena kompleks ... menerangkan mengenai jenis-jenis ... Berdasarkan penyebabnya

14

agar kelelahan emosional yang dirasakan karyawan dapat teratasi dan

performansi kerja karyawan meningkat.

4. Kelelahan keterampilan (skills fatigue), berhubungan dengan

menurunnya perhatian pada tugas-tugas tertentu seperti tugas pilot atau

pengontrol lalu lintas udara. Pada kelelahan tipe ini standar akurasi dan

penampilan kerja menurun secara progresif. Penurunan ini diperkirakan

menjadi penyebab utama terjadinya kecelakaan mobil dan pesawat

terbang, sehingga karyawan harus selalu diawasi dan diupayakan agar

terhindar dari kelelahan ini dengan pemberian waktu istirahat yang

cukup.

2.1.4 Faktor Penyebab Kelelahan

Kelelahan dapat dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam tubuh

(internal) maupun dari luar tubuh (eksternal), dimana faktor-faktor tersebut,antara

lain:

a. Faktor dari dalam individu (internal):

1) Usia

Kebutuhan zat tenaga terus meningkat sampai akhirnya menurun pada

usia 40 tahun. Berkurangnya kebutuhan zat tenaga tersebut dikarenakan

telah menurunnya kekuatan fisik sehingga kegiatan yang bisa dilakukan

biasanya juga berkurang dan lebih lamban.

Usia berkaitan dengan kinerja karena pada usia yang meningkat akan

diikuti dengan proses degenerasi dari organ sehingga dalam hal ini

kemampuan organ akan menurun. Dengan adanya penurunan

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kelelahan 2.1.1 ... II.pdfKelelahan juga dapat diartikan sebagai fenomena kompleks ... menerangkan mengenai jenis-jenis ... Berdasarkan penyebabnya

15

kemampuan organ, maka hal ini akan menyebabkan tenaga kerja akan

semakin mudah mengalami kelelahan.

2) Jenis kelamin

Pada tenaga kerja wanita akan terjadi siklus biologis setiap bulan di

dalam mekanisme tubuhnya, sehingga akan mempengaruhi kondisi fisik

maupun psikisnya dan hal ini akan menyebabkan tingkat kelelahan

wanita akan lebih besar daripada tingkat kelelahan pria

3) Status gizi

Semua orang dalam hidup membutuhkan zat gizi yang diperoleh dari

bahan makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Setiap orang

membutuhkan makanan sebagai sumber energi. Semakin besar tenaga

yang diperoleh dari makanan maka akan semakin besar pula

produktivitas kerja yang dilakukan oleh seorang pekerja. Status gizi

dapat dikatakan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi

kapasitas kerja,dimana keadaan gizi buruk dengan beban kerja yang

berat akan mengganggu kerja dan menurunkan efisiensi serta

mengakibatkan kelelahan.

4) Kondisi fisik/ kesehatan

Tingkat kesehatan terbagi menjadi, tingkat kesehatan fisik dan tingkat

kesehatan psikologis. Kesehatan mental ataupun psikologis juga

mempengaruhi kelelahan kerja. Salah satu pikiran yang selalu

mengganggu adalah kekhawatiran dimana kekhawatiran ini meningkat

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kelelahan 2.1.1 ... II.pdfKelelahan juga dapat diartikan sebagai fenomena kompleks ... menerangkan mengenai jenis-jenis ... Berdasarkan penyebabnya

16

dan menjadi tegangan pikiran yang mengakibatkan pekerja yang

bersangkutan menjadi sakit.

Kelelahan secara fisiologis dan psikologis dapat terjadi jika tubuh

dalam kondisi tidak fit/sakit atau seseorang mempunyai keluhan

terhadap penyakit tertentu. Semakin besar kondisi kesehatan yang

dirasakan kurang sehat oleh pekerja maka kelelahan akan semakin cepat

timbul ( Grandjean dalam Putri 2008). Kondisi tubuh yang tidak sehat

akan diikuti dengan kenaikan suhu di dalam tubuh. Menurut penelitian,

setiap terjadinya kenaikan suhu 10 C diperlukan peningkatan energi

basal sekitar 13%, oleh karena itu kelelahan akan semakin cepat

dirasakan (Marsetyo dalam Putri 2008).

b. Faktor dari luar tubuh (eksternal)

1) Beban kerja dan masa kerja

Beban kerja dapat dibedakan secara kuantitatif dan kualitatif. Beban

kerja kuantitatif adalah seseorang bekerja dalam jumlah banyak sesuai

dengan waktu yang telah diberikan. Beban kerja kualitatif seseorang

bekerja dengan tugas-tugas yang repetitive (berulang-ulang),berbagai

jenis pekerjaan, dan memiliki tantangan. Faktor internal yang

mempengaruhi beban kerja merupakan faktor yang berasal dari dalam

tubuh sendiri. Reaksi tubuh tersebut dikenal dengan strain. Berat

ringannya strain dapat dinilai baik secara objektif maupun subjektif.

Penilaian secara objektif yaitu melalui perubahan reaksi fisiologis,

sedangkan penilaian subjektif dapat dilakukan melalui perubahan reaksi

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kelelahan 2.1.1 ... II.pdfKelelahan juga dapat diartikan sebagai fenomena kompleks ... menerangkan mengenai jenis-jenis ... Berdasarkan penyebabnya

17

psikologis dan perubahan prilaku. Penilaian subjektif strain berkaitan

erat dengan harapan, keinginan dan penilaian subjektif lainnya

(Putri,2008). Beban kerja menentukan berapa lama seseorang dapat

bekerja tanpa mengakibatkan kelelahan. Pada pekerjaan yang terlalu

berat dan berlebihan akan mempercepat pula kelelahan kerja seseorang.

Masa kerja dapat berpengaruh pada kelelahan kerja khususnya

kelelahan kronis, semakin lama seseorang bekerja pada lingkungan

kerja yang kurang nyaman dan menyenangkan maka kelelahan pada

orang tersebut akan menumpuk terus dari waktu ke waktu.

2) Lingkungan kerja fisik

Lingkungan kerja fisik yang mempengaruhi kelelahan antara lain:

penerangan, kebisingan dan iklim kerja.

a. Penerangan/pencahayaan

Penerangan yang kurang baik di lingkungan kerja bukan saja akan

menambah beban kerja, karena mengganggu pelaksana pekerjaan,

tetapi menimbulkan kesan yang kotor. Akibat dari kurangnya

penerangan di lingkungan kerja akan memyebabkan kelelahan fisik

dan mental bagi para pekerja, gejala fisik dan mental antara lain:

sakit kepala, menurunnya kemampuan intelektual, menurunnya

konsentrasi dan kecepatan fikir.

Untuk mengurangi kelelahan akibat dari penerangan yang tidak

cukup dikaitkan dengan faktor obyek dan umur pekerja dapat

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kelelahan 2.1.1 ... II.pdfKelelahan juga dapat diartikan sebagai fenomena kompleks ... menerangkan mengenai jenis-jenis ... Berdasarkan penyebabnya

18

dilakukan antara lain: perbaikan kontras, meningkatkan penerangan

dan pengaturan jam kerja yang sesuai dengan umur tenaga kerja.

b. Kebisingan

Kebisingan akan mempengaruhi faal tubuh seperti gangguan

psikomotor, syaraf otonom, efek pada syaraf otonom terlihat sebagai

bertambahnya metabolisme, bertambahnya tegangan otot yang

mempercepat kelelahan

c. Iklim kerja

Iklim kerja merupakan interaksi berbagai variabel seperti:

temperatur, kelembaban udara, kecepatan gerak angin dan suhu

radiasi. Iklim kerja adalah keadaan udara di tempat kerja.

Pengaruh suhu panas pada manusia berakibat menurunya prestasi

kerja fikir. Suhu panas dapat dapat mengurangi kelincahan,

memperpanjang waktu reaksi dan waktu pengambilan keputusan,

mengganggu kecermatan kerja otot, mengganggu koordinasi syaraf

perasa dan motorik.

3) Faktor ergonomi

Ergonomi dapat mengurangi beban kerja dan kelelahan kerja. Dengan

bekerja menggunakan prinsip ergonomi, dapat berperan dalam

memaksimalkan kenyamanan, keamanan dan efisiensi dalam

pekerjaan.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kelelahan 2.1.1 ... II.pdfKelelahan juga dapat diartikan sebagai fenomena kompleks ... menerangkan mengenai jenis-jenis ... Berdasarkan penyebabnya

19

2.1.5 Tanda dan Gejala Kelelahan

Kelelahan dapat digambarkan dengan gejala yang diawali perasaan lelah

dengan pengurangan dan ketidakinginan seseorang dalam melakukan aktivitasnya.

Kelelahan seseorang dapat ditandai dengan berbagai gejala seperti lemah, lesu,

jenuh, menurunnya perhatian, konsentrasi berkurang dan lainnya.

Adapun beberapa tanda dan gejala dari kelelahan antara lain:

1. Kelelahan otot mempunyai gejala: antara stimulus dengan kontraksi awal

jaraknya semakin lama atau lamban, kontraksi dan relaksasi melambat

2. Kelelahan umum mempunyai gejala,antara lain:

a. Perasaan subyektif kelelahan, mengantuk, pusing, tidak suka bekerja

b. Pikiran lamban/loyo

c. Berkurangnya kewaspadaan

d. Persepsi lamban

e. Ketidakinginan untuk bekerja

f. Kemunduran dalam performa kerja baik fisik maupun mental

3. Kelelahan kronis mempunyai gejala:

a. Sakit kepala

b. Menggigil

c. Kehilangan waktu tidur

d. Kehilangan nafsu makan

(Grandjean dalam Putri, 2008).

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kelelahan 2.1.1 ... II.pdfKelelahan juga dapat diartikan sebagai fenomena kompleks ... menerangkan mengenai jenis-jenis ... Berdasarkan penyebabnya

20

2.1.6 Pengukuran Kelelahan

Salah satu pengukuran tingkat kelelahan menggunakan pengukuran gejala-

gejala atau perasaan-perasaan. Pengukuran kelelahan dilakukan dengan

mengajukan beberapa pertanyaan mengenai gejala-gejala atau perasaan yang

secara subyektif dirasakan oleh responden. Adapun gejala- gejala yang

berhubungan dengan kelelahan adalah:

1. Perasaan berat di kepala

2. Menjadi lelah seluruh badan

3. Kaki merasa berat

4. Menguap

5. Merasakan ada beban di mata

6. Kaku dan canggung dalam

gerakan

7. Tidak seimbang dalam berdiri

8. Merasa ingin berbaring

9. Merasa sulit untuk berpikir

10. Lelah berbicara

11. Menjadi gugup

12. Tidak dapat berkonsentrasi

13. Tidak dapat mempunyai

perhatian terhadap

sesuatu/memusatkan perhatian

14. Cenderung untuk lupa

15. Kurang kepercayaan

16. Cemas terhadap sesuatu

17. Tidak dapat mengontrol sikap

18. Tidak tekun dalam bekerja

19. Sakit kepala

20. Kaku di bahu

21. Merasa kacau pikiran

22. Merasa nyeri di punggung

23. Menjadi mengantuk

24. Merasa pernafasan tertekan

25. Haus

26. Suara serak

27. Merasa pening

28. Ketegangan pada kelopak mata

29. Gemetar pada anggota badan

30. Merasa kurang sehat

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kelelahan 2.1.1 ... II.pdfKelelahan juga dapat diartikan sebagai fenomena kompleks ... menerangkan mengenai jenis-jenis ... Berdasarkan penyebabnya

21

Metode pengukuran menggunakan skala yang dikeluarkan oleh

international fatigue research conference (IFRC) atau disebut subjective self

rating test (SSRT) dimana berisi sejumlah pertanyaan yang berhubungan dengan

gejala kelelahan. Di dalam skala IFRC terdapat 30 gejala kelelahan yang disusun

dalam bentuk pertanyaan. Jawaban untuk kuisioner IFRC tersebut terbagi menjdi

empat kategori besar yaitu: sangat sering (SS) dengan diberi nilai empat, sering

(S) dengan diberi nilai tiga, kadang-kadang (K) dengan diberi nilai dua, dan tidak

pernah (TP) dengan diberi nilai satu. Untuk menentukan tingkatan kelelahan,

jawaban tiap pertanyaan dijumlahkan kemudian disesuaikan dengan kategori

tertentu. Kategori yang diberikan antara lain:

Nilai 30 = tidak kelelahan

Nilai 31-60 = kelelahan ringan

Nilai 61-90 = kelelahan menengah

Nilai 91-120 = kelelahan berat

(Manuaba dalam wirasati, 2003).

Dalam penelitian ini, pengukuran tingkat kelelahan menggunakan

kuisioner 16 item gejala tingkat kelelahan yang dimodifikasi dari kuisioner skala

IFRC menjadi skala guttman,dilakukan penilaian nilai satu untuk jawaban ya dan

nilai 0 untuk jawaban tidak. Kemudian digolongkan menjadi tiga kategori yaitu

kelelahan berat, sedang, ringan. Dikatakan berat (>80%), sedang (60-80%), dan

ringan (<60%) (Khomsan, 2000).

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kelelahan 2.1.1 ... II.pdfKelelahan juga dapat diartikan sebagai fenomena kompleks ... menerangkan mengenai jenis-jenis ... Berdasarkan penyebabnya

22

2.2 Konsep Ergonomi

2.2.1 Pengertian Ergonomi

Ergonomi dapat juga dikatakan sebagai suatu aturan atau norma dalam

sistem kerja. Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk

menyeserasikan atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik

dalam beraktivitas maupun istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan

manusia baik fisik maupun mental sehingga kualitas hidup secara keseluruhan

menjadi lebih baik (Tarwaka, Bakri,Sudiajeng, 2004).

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2010), mendefinisikan

ergonomi sebagai ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya

dengan pekerjaan dan dapat dikatakan sebagai ergonomik yaitu penyesuaian tugas

pekerjaan dengan kondisi tubuh untuk menurunkan stress yang akan dihadapi.

Upayanya antara lain berupa menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan dimensi

tubuh agar tidak melelahkan dan sesuai dengan kebutuhan manusia. Ergonomi

merupakan praktek dalam mendesain peralatan dan rincian pekerjaan sesuai

dengan kemampuan pekerja yang bertujuan untuk mencegah cidera pada pekerja

(OSHA, 2004).

Dapat disimpulkan ergonomi merupakan ilmu yang mempelajari

bagaimana manusia berhubungan dengan lingkungan kerja sehingga manusia

tersebut dapat merasa nyaman saat bekerja.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kelelahan 2.1.1 ... II.pdfKelelahan juga dapat diartikan sebagai fenomena kompleks ... menerangkan mengenai jenis-jenis ... Berdasarkan penyebabnya

23

2.2.2 Ruang Lingkup Ergonomi

Ergonomi mempunyai ruang lingkup yang memberi batasan area sehingga

dalam penerapannya ergonomi dapat disesuaikan dengan tujuan yang ingin

dicapai, seperti: ergonomi fisik yang berkaitan dengan anatomi tubuh manusia,

ergonomi kognitif yang berkaitan dengan proses mental manusia, ergonomi

organisasi yang berkaitan dengan kebijakan, struktur organisasi dan proses

organisasi, ergonomi lingkungan yang berkaitan dengan pencahayaan, temperatur,

kebisingan dan getaran.

2.2.3 Tujuan Dan Manfaat Ergonomi

Ilmu ergonomi belum banyak dipahami dan diterapkan oleh pekerja. Hal

tersebut terjadi akibat kurangnya pengetahuan dan informasi yang diberikan oleh

para pengelola tempat kerja. Secara umum tujuan dan manfaat dari penerapan

ergonomi adalah upaya untuk mencegah cedera akibat kerja, menurunkan beban

kerja fisik dan mental, mengurangi kelelahan setelah bekerja, mengupayakan

promosi dan kepuasan kerja sehingga tercipta kualitas kerja yang tinggi.

2.2.4 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Ergonomi

Penampilan kerja membutuhkan keseimbangan yang dinamis antara

tuntutan tugas dengan kemampuan yang dimiliki sehingga tercapai kondisi

lingkungan yang sehat, aman, nyaman. Apabila tuntutan tugas lebih besar

daripada kemampuan atau kapasitas kerjanya, maka akan terjadi

ketidaknyamanan, kelelahan, kecelakaan, cedera, rasa sakit, penyakit dan tidak

produktif.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kelelahan 2.1.1 ... II.pdfKelelahan juga dapat diartikan sebagai fenomena kompleks ... menerangkan mengenai jenis-jenis ... Berdasarkan penyebabnya

24

a. Kapasitas atau kemampuan kerja

Kemampuan seorang pekerja sangat mempengaruhi hubungannya dengan

lingkungan kerja. Kemampuan kerja ditentukan oleh: karakteristik pribadi

seperti faktor usia, jenis kelamin, antropometri, pendidikan pengalaman,

status sosial,status kesehatan.

Kapasitas kerja juga sangat dipengaruhi oleh kemampuan kerja fisik.

Kemampuan kerja fisik merupakan suatu kemampuan seseorang untuk

mampu melakukan suatu pekerjaan dengan menggunakan aktivitas otot

pada periode waktu tertentu. kemampuan kerja fisik seseorang ditentukan

oleh kekuatan otot dan ketahanan otot

b. Tuntutan tugas

Pekerja melakukan pekerjaannya untuk memenuhi tuntutan tugas yang

diberikan. Tuntutan tugas pekerjaan tergantung pada task and material

characteristics yang ditentukan oleh karakteristik peralatan dan mesin,

tipe, kecepatan, dan irama kerja. Organization characteristics, yang

berhubungan dengan jam kerja dan jam istirahat, kerja malam dan bergilir,

cuti, dan libur, manajemen. Environment characteristics, yang berkaitan

dengan manusia: teman setugas, suhu, dan kelembaban, bising, dan

getaran, penerangan, sosio budaya, norma, adat dan kebiasaan, bahan-

bahan pencemar (Elyas, 2012).

2.2.5 Aplikasi Pelaksanaan Ergonomi Kerja

Ergonomi harus dilaksanakan agar kelelahan dalam bekerja dapat

dikurangi sehingga tidak terjadi cedera dalam bekerja. Menurut International

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kelelahan 2.1.1 ... II.pdfKelelahan juga dapat diartikan sebagai fenomena kompleks ... menerangkan mengenai jenis-jenis ... Berdasarkan penyebabnya

25

Labour Organisation (ILO) mengeluarkan panduan bagi pekerja dalam

melakukan aktivitasnya. Panduan tersebut ditujukan untuk pekerja dengan posisi

duduk dan berdiri. Berikut adalah panduan ergonomis untuk bekerja dalam posisi

duduk menurut International Labour Organisation (ILO):

a) Pekerja dapat menjangkau seluruh area kerja tanpa adanya peregangan

atau tidak memutar

b) Posisi duduk yang baik adalah dengan duduk lurus dan dekat dengan

pekerjaan

c) Meja dan kursi harus dirancang sehingga permukaan tempat kerja kira-kira

pada tingkat yang sama dengan siku

d) Bagian belakang harus lurus dan bahu rileks

e) Jika memungkinkan, harus ada beberapa bentuk topangan yang sesuai

untuk lengan bawah siku atau tangan.

Sedangkan panduan ergonomis dalam posisi berdiri menurut International Labour

Organisation (ILO) adalah:

a) Menurut tinggi kepala

1) Sediakan tempat yang memadai untuk pekerja yang paling tinggi.

2) Posisi kepala pada atau dibawah level mata karena orang secara alami

melihat sedikit ke bawah

b) Tinggi bahu

1) Pusat control harus ditempatkan antara bahu dan setinggi pinggang.

2) Hindari menempatkan benda di atas ketinggian bahu, tempatka sesuatu

yang sering digunakan dan dapat dijangkau oleh lengan.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kelelahan 2.1.1 ... II.pdfKelelahan juga dapat diartikan sebagai fenomena kompleks ... menerangkan mengenai jenis-jenis ... Berdasarkan penyebabnya

26

3) Posisikan alat atau fasilitas sesuai dengan kondisi pekerja sehingga pekerja

yang paling tinggi tidak perlu membungkuk.

c) Tinggi siku

Sesuaikan tinggi permukaan pekerjaan sesuai dengan tinggi siku atau di

bawah tinggi siku untuk tugas-tugas pekerjaan yang paling sering

dilakukan.

d) Panjang kaki

1) sesuaikan tinggi kursi sesuai dengan panjang kaki dan tinggi permukaan

kerja.

2) Sediakan tempat sehingga kaki bisa terentang, dengan cukup ruang untuk

kaki panjang.

3) Memberikan pijakan kaki disesuaikan sehingga kaki tidak menggantung

dan untuk membantu posisi pekerja perubahan tubuh.

2.2.6 Posisi Kerja Saat Tindakan Memandikan Pasien

Tindakan memandikan merupakan kegiatan membersihkan tubuh pasien

dengan menggunakan air dan sabun, yang dilakukan pada pasien yang tidak

mampu mandi secara mandiri atau memerlukan bantuan. Tujuan dari kegiatan ini

adalah untuk membersihkan diri dari kotoran dan bau badan, memberikan

kesegaran fisik sehingga memberikan rasa nyaman bagi pasien, untuk memelihara

integritas kulit dan mencegah infeksi, serta merangsang peredaran darah dan

merelaksasikan otot-otot pasien.

Dalam melakukan tindakan ini perawat melaksanakan tindakan manual

handling. Manual handling adalah segala aktivitas yang membutuhkan tenaga dan

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kelelahan 2.1.1 ... II.pdfKelelahan juga dapat diartikan sebagai fenomena kompleks ... menerangkan mengenai jenis-jenis ... Berdasarkan penyebabnya

27

dilakukan oleh perawat untuk mengangkat, menurunkan, mendorong, menarik,

memindahkan, memegang dan menahan pasien (Nurses Association and

Workcover dalam Adi W, 2008). Perawat harus memperhatikan posisi ergonomis

tubuh saat melakukan tindakan agar tidak mudah lelah. Saat melakukan tindakan

memandikan perawat banyak melakukannya dengan posisi berdiri.

Pada posisi berdiri, tinggi optimum area kerja adalah 5-10 cm dibawah

siku. Agar tinggi optimum dapat diterapkan, maka perlu diukur tinggi siku yaitu

jarak vertikal dari lantai ke siku dengan keadaan lengan bawah mendatar dan

lengan atas vertikal. Berdiri harus dengan posisi yang benar, dengan tulang

punggung yang lurus dan bobot badan terbagi rata pada kedua kaki (Elyas, 2012).

Postur normal yaitu postur dalam proses kerja yang sesuai dengan anatomi

tubuh, sehingga tidak terjadi pergeseran atau penekanan pada bagian penting

tubuh seperti organ tubuh, syaraf, tendon, dan tulang sehingga keadaan menjadi

relaks dan tidak menyebabkan keluhan Musculoskeletal Disorders (Baird dalam

Merulalia, 2010).

Adapun postur normal yang dapat diterapkan saat memandikan pasien:

a. Pada tangan dan lengan : postur normal pada bagian tangan dan pergelangan

tangan adalah berada dalam keadaan garis lurus dengan jari tengah, tidak

miring ataupun mengalami fleksi/ekstensi.

b. Pada leher: posisi normal leher lurus dan tidak miring/memutar ke samping

kiri atau kanan. Posisi miring pada leher tidak melebihi 200 sehingga tidak

terjadi penekanan pada discus tulang cervical (Bridger, 1995).

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kelelahan 2.1.1 ... II.pdfKelelahan juga dapat diartikan sebagai fenomena kompleks ... menerangkan mengenai jenis-jenis ... Berdasarkan penyebabnya

28

c. Pada bahu: posisi normal pada bahu adalah tidak dalam keadaan

mengangkat dan siku berada dekat dengan tubuh sehingga bahu kiri dan

kanan dalam keadaan lurus dan proporsional.

d. Pada punggung: posisi normal dari tulang belakang untuk bagian toraks

adalah kiposis dan untuk bagian lumbal adalah lordosis serta tidak miring

ke kiri atau ke kanan. Postur tubuh membungkuk tidak boleh lebih dari 20°.

Posisi Kerja Tidak Alamiah atau Postur Janggal

Posisi kerja tidak alamiah atau postur janggal adalah pergeseran dari

gerakan tubuh atau anggota gerak yang dilakukan oleh pekerja saat melakukan

aktifitas dari postur atau posisi normal secara berulang-ulang dalam waktu yang

relatif lama. Gerakan dan postur janggal ini adalah suatu faktor resiko untuk

terjadinya gangguan, penyakit dan cedera pada sistem muskuloskeletal.

Beberapa postur janggal saat memandikan,sebagai berikut:

a. Postur janggal pada tulang belakang:

1) Membungkuk, yaitu punggung dan dada lebih condong ke depan

membentuk >20o terhadap garis vertikal.

2) Berputar, yaitu posisi tubuh yang berputar ke kanan dan kiri dimana garis

vertikal menjadi sumbu tanpa memperhitungkan berapa derajat besarnya

rotasi yang dilakukan.

3) Miring, yaitu setiap deviasi bidang median tubuh dari garis vertikal tanpa

memperhitungkan besarnya sudut yang dibentuk. Terjadi fleksi pada bagian

tubuh, biasanya ke depan atau ke samping.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kelelahan 2.1.1 ... II.pdfKelelahan juga dapat diartikan sebagai fenomena kompleks ... menerangkan mengenai jenis-jenis ... Berdasarkan penyebabnya

29

b. Postur janggal pada tangan dan pergelangan tangan adalah melakukan

pekerjaan dengan posisi memegang benda dengan cara mencubit, tekanan

pada jari terhadap objek, menggenggam dengan kuat,posisi pergelangan

tangan yang fleksi dan ekstensi dengan sudt >45o, serta posisi pergelangan

tangan yang deviasi selama >10 detik dan frekuensi > 30/menit.

c. Postur janggal pada bahu adalah melakukan pekerjaan lengan atas

membentuk sudut >45o ke arah samping atau ke arah depan terhadap badan

selama lebih dari 10 detik dengan frekuensi lebih dari atau sama dengan 2

kali/menit dan beban > 4,5 kg.

d. Postur janggal pada lengan bawah adalah posisi siku sebesar 135o dan jika

menggunakan gerakan penuh dalam bekerja.

e. Postur janggal pada leher yang menjadi faktor risiko adalah melakukan

pekerjaan (membengkokkan leher >20o terhadap vertikal), menekukkan

kepala atau menoleh ke samping kiri atau kanan, serta menengadah.

f. Postur janggal pada kaki:

1) Jongkok (squatting), yaitu posisi tubuh dimana perut menempel pada paha

dimana terjadi fleksi maksimal pada daerah lutut, pangkal paha, dan tulang

lumbal.

2) Berlutut (kneeling) yaitu posisi tubuh dimana sendi lutut menekuk,

permukaan lutut menyentuh lantai dan berat tubuh bertumpu pada lutut dan

jari-jari kaki.

3) Berdiri pada satu kaki (stand on one leg), yaitu posisi tubuh dimana tubuh

bertumpu pada satu kaki (Humantech, 1995).

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kelelahan 2.1.1 ... II.pdfKelelahan juga dapat diartikan sebagai fenomena kompleks ... menerangkan mengenai jenis-jenis ... Berdasarkan penyebabnya

30

4) Posisi menjinjit merupakan posisi penumpuan berat badan yang tertuju pada

daerah jari-jari kaki. Pada posisi menjinjit yang dilakukan dalam waktu

lama, akan menyebabkan rasa pegal dan nyeri. Posisi ini akan menyebabkan

nyeri didaerah betis, sebagai akibat dari posisi kaki yang menjinjit, sehingga

otot betis (gastrocnemius) akan berkontraksi. Bila otot ini berkontraksi

secara terus menerus, akan menyebabkan terjadinya penumpukan asam

laktat sehingga akan menyebabkan kelelahan pada otot betis anda.

2.2.7 Penilaian Ergonomi Menurut Rapid Entire Body Assessment (REBA)

REBA (Highment and McA tamney, 2000) dikembangkan untuk mengkaji

postur bekerja yang dapat ditemukan pada industri pelayanan kesehatan dan

industri pelayanan lainnya. Data yang dikumpulkan termasuk postur badan,

kekuatan yang digunakan, tipe dari pergerakan, gerakan berulang, dan gerakan

berangkai. Skor akhir REBA diberikan untuk memberi sebuah indikasi pada

tingkat risiko mana dan pada bagian mana yang harus dilakukan penanggulangan.

Metode REBA digunakan untuk menilai postur pekerjaan berisiko yang

berhubungan dengan musculoskeletal disorder/ work related musculoskeletal

disorder (WRMSDS).

REBA bukan merupakan desain spesifik untuk memenuhi standart khusus.

Meskipun demikian, ini telah digunakan di Inggris untuk pengkajian yang

berhubungan dengan Manual Handling Operation Regulation (HSE, 1998).

REBA ini juga digunakan secara luas di dunia internasional termasuk dalam US

Ergonomi Program Standar (OSHA, 2004).

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kelelahan 2.1.1 ... II.pdfKelelahan juga dapat diartikan sebagai fenomena kompleks ... menerangkan mengenai jenis-jenis ... Berdasarkan penyebabnya

31

Kelebihan REBA antara lain:

a. Merupakan metode yang cepat untuk menganalisa postur tubuh pada suatu

pekerjaan yang dapat menyebabkan risiko ergonomi.

b. Mengidentifikasi faktor-faktor risiko dalam pekerjaan (kombinasi efek

dari otot dan usaha, postur tubuh dalam pekerjaan, genggaman atau grip,

peralatan kerja, pekerjaan statis atau berulang-ulang).

c. Dapat digunakan untuk postur tubuh yang stabil maupun yang tidak stabil.

d. Skor akhir dapat digunakan dalam menyelesaikan masalah, untuk

menentukan prioritas penyelidikan dan perubahan yang perlu dilakukan.

e. Fasilitas kerja dan metode kerja yang lebih baik dapat dilakukan ditinjau

dari analisa yang telah dilakukan

Kelemahan metode REBA antara lain:

a. Hanya menilai aspek postur dari pkerja.

b. Tidak mempertimbangkan kondisi yang dialami oleh pekerja terutama

yang berkaitan dengan faktor psikososial.

c. Tidak menilai kondisi lingkungan kerja terutama yang berkaitan dengan

vibrasi, temperature dan jarak pandang.

Langkah- langkah penilaian metode REBA:

1) . Melakukan pengamatan aktivitas kerja dan mengambil data gambar posisi

tubuh ketika bekerja.

2) . Menentukan postur kerja yang akan diamati, antara lain batang tubuh,

pergelangan tangan, leher, kaki,lengan atas, dan lengan bawah.

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kelelahan 2.1.1 ... II.pdfKelelahan juga dapat diartikan sebagai fenomena kompleks ... menerangkan mengenai jenis-jenis ... Berdasarkan penyebabnya

32

3) . Menentukan nilai untuk masing-masing postur tubuh serta penentuan skor

aktivitas. Secara garis besar penilaian dilakukan untuk menilai dua

kelompok besar yaitu kelompok A untuk punggung, leher dan kaki, serta

kelompok B untuk penilaian lengan bagian atas, lengan bagian bawah dan

pergelangan tangan.

1. Kriteria penilaian postur grup A:

a. Kriteria penilaian area leher:

a) Skor 1 = posisi leher 0o-20

o ke depan

b) Skor 2 = posisi leher > 20o ke depan dan ke belakang

c) Skor + 1, jika leher berputar atau miring ke kanan dan atau ke kiri,

serta ke atas dan atau ke bawah

b. Kriteria penilaian area punggung:

a) Skor 1 = posisi punggung lurus atau o

b) Skor 2 = posisi 0o- 20

o ke depan dan ke belakang

c) Skor 3 = posisi 20o-60

0 ke depan dan > 20

o ke belakang

d) Skor 4 = posisi > 60o ke depan

e) Skor + 1 , jika punggung berputar atau miring ke kanan, dan atau ke

kiri serta ke atas dan atau ke bawah.

c. Kriteria penilaian area kaki:

a) Skor 1 = tubuh bertumpu pada kedua kaki, berjalan,duduk

b) Skor 2 = berdiri dengan satu kaki,tidak stabil

c) Skor + 1, jika lutut di tekuk 30o – 60

o ke depan, dan skor + 2, jika

lutut di tekuk > 60o ke depan.

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kelelahan 2.1.1 ... II.pdfKelelahan juga dapat diartikan sebagai fenomena kompleks ... menerangkan mengenai jenis-jenis ... Berdasarkan penyebabnya

33

Setelah didapat skor postur punggung,leher dan kaki kemudian diperoleh

skor tabel A. Nilai dari tabel A kemudian di jumlahkan dengan berat beban

yang diangkat.

a) Skor 0 = berat beban < 5 kg

b) Skor 1 = berat beban 5-10 kg

c) Skor 2 = berat beban > 10 kg

d) Skor + 1, jika disertai dengan pergerakan yang cepat.

2. Kriteria penilaian postur grup B:

a. Kriteria penilaian area lengan atas:

a. Skor 1 = posisi lengan atas 0o-20

o ke depan dan ke belakang

b. Skor 2 = posisi lengan atas > 20o ke belakang, dan 20

o – 40

o ke depan

c. Skor 3 = posisi lengan atas antara 45o – 90

o

d. Skor 4 = posisi lengan atas > 90o ke atas

e. Skor + 1, jika bahu berputar atau bahu dinaikan atau diberi penahan

f. Skor – 1 , jika lengan dibantu oleh alat penopang atau terdapat orang

yang membantu.

b. Kriteria penilaian area lengan bawah:

a) Skor 1 = posisi lengan 60o – 100

o ke depan

b) Skor 2 = posisi lengan antara 0o – 60

o ke bawah, dan > 100

o ke atas

c. Kriteria penilaian area pergelangan tangan:

a) Skor 1 = posisi pergelangan tangan 0o – 15

o ke depan dan ke belakang

b) Skor 2 = posisi pergelangan tangan > 15o ke depan dan ke belakang

c) Skor +1, jika terdapat penyimpangan pada pergelangan tangan.

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kelelahan 2.1.1 ... II.pdfKelelahan juga dapat diartikan sebagai fenomena kompleks ... menerangkan mengenai jenis-jenis ... Berdasarkan penyebabnya

34

Setelah skor area lengan atas,lengan bawah dan pergelangan tangan

dimasukan ke dalam tabel skor B. tahap selanjutnya dijumlahkan dengan

nilai genggaman tangan. Kriteria penilaian cara memegang:

a) Skor 0 = memegang beban dengan dibantu oleh alat pembantu

b) Skor 1 = memegang beban dengan mendekatkan beban ke anggota

tubuh yang dapat menopang

c) Skor 3 = memegang beban tidak pada tempat pegangan yang disediakan

3) Setelah nilai dari grup A dan grup B didapat, maka dimasukkan ke tabel C

4) Kemudian diperoleh nilai C dan dijumlah dengan nilai aktivitas. Kriteria

nilai aktifitas yaitu:

a) Skor + 1, jika salah satu atau lebih dari anggota tubuh statis > 1 menit

b) Skor + 1, jika melakukan gerakan berulang > 4 kali dalam waktu 1

menit

c) Skor + 1, jika perubahan postur dengan cepat atau tidak stabil.

Setelah nilai C di jumlahkan dengan nilai aktivitas, maka di peroleh nilai

REBA atau skor akhir REBA serta level perubahan yang harus dilakukan. Dapat

dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Skor Akhir REBA

Level

aksi

Skor

REBA

Level

Risiko

Aksi (termasuk tindakan penilaian)

0 1 Sangat rendah Risiko masih dapat diterima dan tidak perlu dirubah

1 2-3 Rendah Mungkin diperlukan perubahan

2 4-7 Sedang Butuh pemeriksaan dan perubahan

3 8-10 Tinggi Kondisi berbahaya, oleh karena itu perlu dilakukan

pemeriksaan dan perubahan dengan segera

4 11-15 Sangat tinggi Perubahan dilakukan saat itu juga

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kelelahan 2.1.1 ... II.pdfKelelahan juga dapat diartikan sebagai fenomena kompleks ... menerangkan mengenai jenis-jenis ... Berdasarkan penyebabnya

35

2.3 Hubungan Posisi Kerja Dengan Kelelahan

Kelelahan dapat disebabkan oleh banyak faktor salah satunya adalah faktor

ergonomi. Dalam melakukan pekerjaan diperlukan posisi kerja yang tepat untuk

mengurangi kelelahan dan mencegah terjadinya cedera di dalam bekerja. Salah

satu kelelahan yang dapat muncul adalah kelelahan otot, dimana kelelahan otot

merupakan kelelahan yang disebabkan akibat aktivitas fisik yang terlalu lama dan

banyak (Muchinsky dalam Putri, 2008).

Bekerja dalam postur tubuh yang janggal dapat menjadi suatu kebiasaan

yang dapat berdampak pada pergerakan atau pemendekan jaringan lunak dan otot

(Pheasant,1991 dalam Kurniawati, 2009). Postur janggal adalah posisi tubuh yang

menyimpang secara signifikan terhadap posisi normal saat melakukan pekerjaan

(Department of EH&S, 2002). Bekerja dengan posisi janggal meningkatkan

jumlah energi yang dibutuhkan untuk bekerja. Posisi janggal menyebabkan

kondisi dimana transfer tenaga dari otot ke jaringan rangka tidak efisien sehingga

mudah menimbulkan lelah (Octarisya, 2009).

Sikap kerja yang salah, canggung dan diluar kebiasaan akan menambah

resiko cidera pada bagian muskuloskeletal (Andy Wijaya, 2008). Melihat hal itu

kita dapat lihat pentingnya memahami prinsip-prinsip ergonomi dalam bekerja.

Dimana bisa kita lihat dari tujuan dan manfaat dari penerapan ergonomi adalah

upaya untuk mencegah cedera akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan

mental, mengurangi kelelahan setelah bekerja, mengupayakan promosi dan

kepuasan kerja sehingga tercipta kualitas kerja yang tinggi. Dengan menerapkan

ergonomi di dalam melakukan tindakan khususnya tindakan memandikan pasien

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kelelahan 2.1.1 ... II.pdfKelelahan juga dapat diartikan sebagai fenomena kompleks ... menerangkan mengenai jenis-jenis ... Berdasarkan penyebabnya

36

diatas tempat tidur dapat mengurangi tingkat kelelahan yang dirasakan oleh

perawat. Semakin tubuh kita dapat menyesuaikan antara posisi kerja dengan

proses kerja yang tepat maka kelelahan itu dapat diturunkan.