bab ii tinjauan pustaka 2.1 audit 2.1.1 pengertian auditeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4454/3/bab...

27
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Audit 2.1.1 Pengertian Audit Setiap perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba disamping beberapa tujuan lainnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka semua tahap kegiatan yang dilaksanakan harus direncanakan, dianalisa dan diteliti secara seksama terlebih dahulu oleh bertanggung jawab. Dengan makin luas dan rumit masalah-masalah yang ada pada perusahaan, maka ruang lingkup dan luasnya tugas yang dipikul oleh manajemen semakin bertambah besar. Oleh karena itu manajemen memerlukan alat bantu yang dapat digunakan untuk mengendalikan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakannya. Salah satu alat bantu dalam melaksanakan fungsi utama manajemen, fungsi pengawasan dan pengendalian adalah aktivitas audit. Alvin A. Aren (2008:3) mendefinisikan pengertian audit sebagai berikut : “Auditing adalah pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu dan

Upload: others

Post on 22-Oct-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 9

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Audit

    2.1.1 Pengertian Audit

    Setiap perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba

    disamping beberapa tujuan lainnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka

    semua tahap kegiatan yang dilaksanakan harus direncanakan, dianalisa dan

    diteliti secara seksama terlebih dahulu oleh bertanggung jawab.

    Dengan makin luas dan rumit masalah-masalah yang ada pada

    perusahaan, maka ruang lingkup dan luasnya tugas yang dipikul oleh

    manajemen semakin bertambah besar. Oleh karena itu manajemen

    memerlukan alat bantu yang dapat digunakan untuk mengendalikan

    kegiatan-kegiatan yang dilaksanakannya. Salah satu alat bantu dalam

    melaksanakan fungsi utama manajemen, fungsi pengawasan dan

    pengendalian adalah aktivitas audit.

    Alvin A. Aren (2008:3) mendefinisikan pengertian audit sebagai

    berikut :

    “Auditing adalah pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk

    menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu dan

  • 10

    criteria yang telah ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh orang yang

    kompeten dan independen”

    Untuk melakukan audit harus tersedia informasi dalam bentuk

    yang dapar diverifikasi dan beberapa standar (kriteria) yang digunakan

    auditor untuk mengevaluasi informasi tersebut dan memiliki banyak bentuk.

    Para auditor secara rutin melakukan audit atas informasi yang dapat diukur

    termasuk laporan keuangan perusahaan. Auditor juga mengaudit informasi

    lebih subjektif sistem komputer dan efisiensi operasi manufaktur.

    2.1.2 Jenis Audit

    Ditinjau dari luasnya pemeriksaan, menurut Sukrismo Agoes

    (2005), audit dapat dibedakan atas :

    1. Pemeriksaan Umum

    Yaitu suatu pemeriksaan umun atas laporan keuangan yang

    dilakukan oleh kantor Akuntan Publik (KAP) yang independen

    dengan maksud untuk memberikan opini mengenai kewajaran

    laporan keuangan keseluruhan.

    2. Pemeriksaan Khusus

    Yaitu suatu bentuk pemeriksaan yang hanya terbatas pada

    permintaan audit yang dialakukan oleh Kantor Publik (KAP)

    dengan menberikan opini terhadap bagian dari laporan keuangan

  • 11

    yang diaudit, misalnya pemeriksaan terhadap penerimaan kas

    perusahaan.

    Menurut Messier (2003) audit dikelompokan menjadi empat, yaitu:

    1) Financial statement audit

    2) Comilance audit

    3) Operational audit

    4) Forensic audit

    2.1.3 Audit Investigasi

    2.1.3.1 Pengertian Audit Investigasi

    1. Audit investagasi adalah salah satu aktivitas dalam rangka

    implementasi upaya strategi memerangi korupsi dengan

    pendekatan investigasi (Haryono Umar, 2009).

    2. Investigative Auditing involves reviewing finacial

    documentation for a specific purpose, which could relate to

    litigation support and insurance claims, as well as criminal

    matter (Jack Bologna dan Robert J. Lindquist. 1993) berbunyi

    audit investigasi mencakup review dokumentasi keuangan

    untuk tujuan tertentu yang mungkin saja berhubungan dengan

    masalah ligitasi dan pidana.

  • 12

    3. Audit Investigasi ibarat memancing ikan, pemancing

    profesional akan memulai dengan pertanyaan: “Ikan apa yang

    akan dipancing” (Howard R. Davia Fraud:101).

    4. Audit Investigasi secara umum dapat dikatakan sebagai suatu

    proses penyelidikan yang berlandaskan pada hukum dan rasa

    keadilan untuk mencari kebenaran dengan tingkat kebenaran

    yang tinggi (hig level off assurance) mengenai suatu

    permasalahan yang ditemukan.

    2.1.3.2 Tujuan Adanya Audit Investigasi

    Audit Investigasi merupakan sebuah kegiatan sistematis

    dan terukur untuk mengungkap kecurangan sejak diketahui, atau di

    indikasihkannya sebuah peristiwa/kejadian/transaksi yang dapat

    memberikan cukup keyakinan, serta dapat digunakan sebagai bukti

    yang memenuhi pemastian suatu kebenaran dalam menjelaskan

    kejadian yang telah diasumsikan sebelumnya dalam rangka

    mencapai keadilan.

    Pusdiklatwas BPKP (2008). Dalam pelaksaannya audit

    Investigasi diarahkan untuk menentukan kebenaran permasalahan

    melalui proses pengujian, pengumpulan dan untuk

    mengungkapkan fakta-fakta fraud mencakup:

    1) Adanya perbuatan fraud (Subyek)

  • 13

    2) Mengidentifikasi pelaku fraud (Obyek)

    3) Menjelaskan modus operandi fraud (Modus)

    4) Mengkuantifikasi nilai kerugian dan dampak yang

    ditimbulkannya.

    2.1.3.3 Investigasi dengan Teknik Audit

    Banyak auditor yang sudah berpengalaman pun, merasa

    ragu untuk terjun dalam bidang Investigasi. Padahal teknik-

    teknik audit yang mereka kuasai memadai untuk dipergunakan

    dalam audit investigasi. Teknik audit adalah cara-cara yang

    dipakai dalam mengaudit kewajaran penyajian laporan keuangan.

    Hasil dari penerapan teknik audit adalah bukti audit. Jadi teknik

    audit yang akan dilakukan menurut Theondorus M. Tuanakotta

    (2010) yaitu :

    1) Memeriksa Fisik

    2) Meminta Konfirmasi

    3) Memeriksa Dokumen

    4) Review Analitikal

    5) Meminta informasi lisan atau tertulis dari audit

    6) Menghitung kembali

    7) Mengamati

  • 14

    2.1.3.4 Prinsip-prinsip Investigasi

    1. Investigasi merupakan metode/teknik yang dapat digunakan

    dalam audit investigasi.

    2. Investivasi memerlukan penerapan kecerdasan,

    pertimbangan yang sehat dan pengalaman, selain itu

    memerlukan pemahaman terhadap ketentuan perundang-

    undangan dan prinsip-prinsip investigasi guna pemecahan

    permasalahan yang dihadapi

    Investigasi adalah tindakan mencari kebenaran dengan

    memperhatikan keadilan dan berdasarkan pada ketentuan

    perundang-undang yang berlaku. Prinsip-prinsip berikut ini

    berdasarkan pengalaman dan praktek dapat dijadikan

    pedoman bagi investigasi dalam setiap situasi sebagai

    berikut:

    1) Kegiatan investigasi mencakup pemanfaat sumber-

    sumber bukti yang dapat mendukung fakta yang

    dipermasalahkan.

    2) Investigator mengumpulkan fakta-fakta sedemikian

    rupa.

  • 15

    3) Informasi merupakan napas dan darahnya investigasi

    sehingga investigator harus mempertimbangkan

    segala kemungkinan untuk dapat memperoleh

    informasi.

    4) Pengamatan, informasi dan wawancara merupakan

    bagian yang peting dalam investigasi

    5) Pelaku kejahatan adalah manusia, oleh karena itu jika

    ia diperlukan sebagaimana layaknya manusia maka

    mereka juga maka merespon sebagaimana manusia

    2.1.3.5 Tahapan-tahapan Audit Investigasi

    Pusdiklatwas BPKP (2008). Dalam melakukan audit

    investigasi ada tahapan yang harus dilakukan yaitu :

    1. Penelaahan informasi awal

    2. Perencanaan

    3. Pelaksanaan

    4. Pelaporan

    5. Tindak lanjut

    Investigasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk

    memperoleh bukti dengan menggunakan prosedur dan teknik

    audit. Untuk melakukan investigasi dengan baik maka

    diperlukan :

  • 16

    1. Pengetahuan yang baik tentang permasalahan yang

    akan diaudit.

    2. Siapa orang-orang yang akan diaudit dan siapa yang

    diperiksa terlebih dahulu.

    3. Menyusun pertanyaan yang dapat mengungkap

    kejadian sebenarnya

    4. Menyiapkan bahan-bahan untuk konfrontasi.

    5. Pengetahuan tentang orang-orang/pribadi yang akan

    diaudit.

    6. Tempat dan waktu

    Dalam melaksanakan investigasi perlu diperhatikan

    agar pelaku mudah diarahkan untuk mengakui perbuatannya

    maka diperlukan mengumpulkan bahan dan bukti yang

    berkaitan dengan kasus yang diaudit dan dapat dijadikan

    sebagai alat bukti. Alat bukti menurut KUHP pasal 184.

    1. Keterangan saksi

    2. Keterangan saksi ahli

    3. Keterangan/pengakuan terdakwa

    Keterangan dari pengakuan terdakwa saja tidak

    cukup untuk pembuktian melainkan harus diserta dengan alat

    bukti yang lainnya. Bukti dalam audit adalah :

    1. Klarifikasi

  • 17

    2. Hasil pengujian fisik

    3. Dokumentasi

    4. Observasi

    5. Tanya jawab/hasil wawancara

    6. Prosedur analisis

    2.1.3.6 Laporan Audit Investigasi

    Laporan audit merupakan alat formal auditor untuk

    mengkomunikasikan kesimpulan yang diperoleh tentang

    hasil auditnya kepada pihak yang berkepentingan. Sampai

    saat ini ada standar yang khusus untuk laporan audit

    investigasi atau audit khusus.

    2.2 Fraud

    2.2.1 Pengertian Fraud

    Fraud memiliki definisi yang sangat beragam. Banyak penelitian

    maupun lembaga yang mencoba mendefinisikan fraud. Pengertian

    fraud secara umum meliputi bermacam-macam arti dimana dengan

    kepandaian manusia seorang dapat merencanakan memperoleh

    keuntungan melalui gambaran yang salah (Suprajadi 2009). Berikut

    merupakan beragam definisi fraud dari berbagai sudut pandang.

  • 18

    Tabel 2.1 Definisi Fraud

    Sumber Informasi Definisi

    Assoiation of Certified

    Fraud Examiners (dalam

    Ernst & Young LLP, 2009)

    Kecurangan (fraud) sebagai tindakan

    penipuan atas kekeliruan yang dibuat

    seseorang atau badan yang mengetahui

    bahwa tindakan kekeliruan tersebut dapat

    mengakibatkan beberapa manfaat yang tidak

    baik kepada individu atau entitas pihak lain.

    Bimbangkum, n.d Suatu tindak kesengajaan untuk

    menggunakan sumber daya perusahaan

    secara tidak wajar dan salah menyajikan

    fakta untuk memperoleh keuntungan pribadi.

    Statenment of Auditing

    Standart No.99

    kesengajaan dalam menghasilkan salah saji

    material dalam laporan keuangan yang

    merupakan subyek audit

    BKP RI,2007 Fraud adalah sebagai salah satu tindakan

    melawan hukum yang dilakukan dengan

    sengaja untuk memperoleh sesuatu dengan

  • 19

    cara menipu

    Dari beberapa definisi atau pengertian fraud (kecurangan) diatas

    maka dapat diketahui bahwa pengertian fraud sangat luas dan dapat

    dilihat pada beberapa kategori kecurangan.

    2.2.2 Unsur-unsur Fraud

    Menurut Binbangkun (n,d) secara umun unsur-unsur dari fraud

    (kecurangan) adalah :

    1. Harus terdapat salah pernyataan

    2. Dari suatu masa lampau dan sekarang

    3. Fakta bersifat material

    4. Dilakukan secara sengaja atau tanpa perhitungan

    5. Dengan maksud untuk menyebabkan suatu pihak beraksi

    6. Pihak yang dirugikan harus beraksi terhadap salah

    pernyataan tersebut.

    7. Yang merugikan

    2.2.3 Jenis-jenis Fraud

    Menurut Albrecth dan Albrecth (dikutip oleh Nguyen, 2008), fraud

    diklasifikasikan menjadi lima jenis yaitu :

  • 20

    Tabel 2.2 Jenis-jenis Fraud

    No Jenis Fraud Korban Pelaku Penjelasan

    1. Embezzleme

    nt employee

    atau

    occupationa

    l fraud

    Pimpinan Karyawan Pencurian yang

    dilakukan secara

    langsung kepada

    perusahaan

    2. Managemen

    t fraud

    Stockholder

    dan

    pengguna

    laporan

    Manajemen

    puncak

    Manajemen puncak

    memberikan

    informasi yang

    biasa dalam

    laporan keuangan

    3. Invesment

    scams

    Investor Perseorang Melakukan

    kebohongan

    dengan investasi

    dengan menanam

    modal

    4. Vendor

    fraud

    Perusahaan

    yang

    membeli

    Organisasi

    atau

    perusahaan

    Perusahaan

    mengeluarkan tarif

    yang mahal dalam

  • 21

    barang atau

    jasa

    yang

    menjual

    barang atau

    jasa

    hal pengiriman

    barang

    5. Customer

    fraud

    Organisasi

    atau

    perusahaan

    yang

    menjual

    barang atau

    jasa

    Pelanggan Pelanggan menipu

    penjual agar

    mereka

    mendapatkan

    sesuai yang lebih

    dari seharusnya

    Berdasarkan tabel diatas, menurut Erwin (dikutip oleh Nguyen,

    2008) kecurangan pada laporan keuangan merupakan kecurangan yang

    sengaja dilakukan oleh manajemen kepada investor dan kreditor dengan

    menyesatkan informasi material pada laporan keuangan. Robertson

    (200) dalam Rezaee (200) melihat bahwa management fraud dan

    kecurangan laporan keuangan bersinonim karena kecurangan laporan

    keuangan muncul dengan persetujuan atas sepengetahuan dari

    manajemen.

  • 22

    2.2.4 Fraud Tree

    Secara skematis, pohon ini menggambarkan cabang-cabang dari

    fraud dalam hubungan kerja, beserta ranting anaknya. Dalam pohon

    kecurangan ini memiliki 3 (tiga) cabang utama yaitu Korupsi,

    Penyalahgunaan Aset dan Pernyataan Palsu

  • 23

    Gambar 2.1 Fraud Tree

    Sumber: https://www.google.co.id

    https://www.google.co.id/

  • 24

    1. Korupsi

    Korupsi dilakukan oleh orang-orang yang memiliki

    kedudukan di instansi/perusahaannya, atau bisa dikatakan

    penyalahgunaan wewenang. Studi CEF menunjukkan empat jenis

    utama korupsi: konflik kepentingan, penyuapan, persenan ilegal

    dan pemerasan ekonomi.

    Konflik Kepentingan muncul ketika seorang pegawai

    bertindak atas nama kepentingan pihak ketiga selama melakukan

    pekerjaan atau atas nama kepentingan diri sendiri. Ketika hal ini

    tidak diketahui oleh perusahaan dan mengakibatkan kerugian

    berarti telah terjadi fraud.

    Penyuapan melibatkan pemberian, penawaran,

    permohonan atau penerimaan sesuatu yang berharga untuk

    mempengaruhi seorang petugas dalam pekerjaan menurut hukum.

    Fraud penyuapan menipu entitas akan hak jujur dan jasa

    kesetiaan dari mereka yang dipekerjakan.

    Persenan Ilegal melibatkan pemberian, penerimaan,

    penawaran atau permohonan sesuatu yang berharga karena

    tindakan resmi yang dilakukan. Transaksinya terjadi setelah fakta

    tersebut dilakukan.

  • 25

    Pemerasan Ekonomi. Penggunaan (ancaman) kekuatan

    (termasuk sanksi ekonomi) oleh individual atau organisasi untuk

    mendapatkan sesuatu yang berharga. Item yang berharga tersebut

    dapat berupa aktiva keuangan, informasi, dan lain-lain.

    2. Penyalahgunaan Aset

    Aset dapat disalahgunakan baik secara langsung maupun

    tidak langsung untuk kepentingan sang pelaku. Transaksi-

    transaksi yang melibatkan kas, akun pengecekan, persediaan,

    perlengkapan, peralatan dan informasi adalah aset-aset yang

    paling rentan disalah gunakan. 85% fraud yang diliputi studi CEF

    jatuh pada kategori ini.

    1) Skimming. Dalam skimming kas dicuri sebelum kas

    tersebut secara fisik masuk keperusahaan. Cara ini

    terlihat dalam fraud yang sangat dikenal oleh auditor,

    yaitu lapping

    a. Penjualan, dengan ciri-ciri penjualan tetap atau

    menurun dengan harga pokok penjualan yang

    meningkat unrecorded, understated.

    b. Piutang, dengan ciri-ciri meningkatnya piutang

    usaha dibandingkan dengan kas, write-off schemes,

    lapping schemes

    c. Pengembalian uang dan lain.

  • 26

    2) Larceny. Berbeda dengan skimming makan larceny

    adalah menjarah kas ketika sudah masuk dalam

    perusahaan.

    a. Of Cash on Hand, yang ditandai dengan tidak

    adanya penjelasan terhadap selisih kas yang

    terjadi.

    b. From the Deposit, yang ditandai dengan slip

    deposit yang diubah atau disalahgunakan.

    3) Fraudulent Disbursements, pelaku melakukan trik agar

    perusahaan melakukan pengeluaran secara tidak benar.

    Contoh yang umum adalah pelaku memasukkan faktur

    palsu atau kartu absen yang tidak benar. Jenis-jenis

    Fraudulent Disbursements adalah:

    a. Billing schemes

    b. Payroll schemes

    c. Expense reimbursment schemes

    d. Check tampering

    e. Register disbursements schemes

    Inventory and all Other Assets

    1) Misuse (Penyalahgunaan Aset)

    2) Larceny (Pencurian Aset)

  • 27

    a. Asset Req. and Transfers

    b. False Sales and Shipping

    c. Purchasing and Receiving

    d. Unconcealed Larceny

    3. Pernyataan Palsu

    Fraudulent Statements berkaitan dengan fraud

    manajemen. Sementara semua fraud melibatkan bentuk

    penyimpangan laporan keuangan, untuk memenuhi definisi di

    bawah kelas skema fraud, laporan itu sendiri harus memberi

    keuntungan bagi pelakunya baik secara langsung maupun tidak

    langsung. Fraudulent Statements mempertanggungjawabkan

    sekitar 5% dari kasus fraud yang diliput oleh studi fraud yang

    dilakukan oleh CFE.

    Financial :

    a. Asset/revenue overstatements

    b. Asset/revenue understatements

    Non-financial :

    a. Employment Credentials

    b. Internal Documents

    c. External Documents

  • 28

    2.3 Fraud Triangle Theory

    Fraud triangle theory merupakan suatu gagasan yang meneliti

    tentang penyebab terjadinya kecurangan. Gagasan ini pertama kali

    diciptakan oleh Donald R. Cressey (1953) yang dinamakan fraud triangle

    atau segitiga kecurangan. Fraud triangle menjelaskan tiga faktor yang hadir

    dalam setiap situasi fraud:

    1. Tekanan

    2. Peluang

    3. Rasionalisasi

    Ketiga hal di atas digambarkan dalam gambar berikut ini:

    Gambar 2.2 Fraud Triangle

    Segitiga Fraud (Fraud Triangle)

    *Suhartono

    Sumber:http://spi.uin-alauddin.ac.id/index.php/2016/09/15/segitiga-fraud-

    fraud- triangle/

    http://spi.uin-alauddin.ac.id/index.php/2016/09/15/segitiga-fraud-fraud-%20triangle/http://spi.uin-alauddin.ac.id/index.php/2016/09/15/segitiga-fraud-fraud-%20triangle/

  • 29

    Konsep fraud triangle pertama kali diperkenalkan dalam SAS No.

    99 yaitu standar audit di Amerika Serikat yang terdiri dari: tekanan,

    kesempatan dan rasionalisasi. Tiga hal tersebut yang mendorong

    terjadinya upaya fraud. Tekanan berhubungan dengan

    manajemen/pegawai lainnya memiliki insentif atau tekanan untuk

    melakukan kecurangan, sedangkan opportunity adalah kesempatan yang

    muncul sebelum tindak kecurangan dan rasionalisasi berkaitan dengan

    pembenaran tindak kecurangan oleh pelaku.

    1. Pertama, Tekanan yaitu insentif yang mendorong orang

    melakukan kecurangan karena tuntutan gaya hidup, ketidak-

    berdayaan dalam soal keuangan, perilaku gambling, mencoba-

    coba untuk mengalahkan sistem dan ketidakpuasan kerja.

    Tekanan ini sesungguhnya mempunyai dua bentuk yaitu nyata

    (direct) dan persepsi (indirect). Tekanan nyata disebabkan

    oleh kondisi faktual yang dimiliki oleh pelaku seperti orang

    sering gambling atau menghadapi persoalan-persoalan

    pribadi, sedangkan tekanan karena persepsi merupakan opini

    yang dibangun oleh pelaku yang mendorong untuk melakukan

    kecurangan seperti misalnya executive need.

    2. Kedua, Kesempatan yaitu peluang yang menyebabkan pelaku

    secara leluasa dapat menjalankan aksinya yang disebabkan

  • 30

    oleh kontrol yang lemah, ketidakdisplinan, kelemahan dalam

    mengakses informasi, tidak ada mekanisme audit, dan sikap

    apatis. Hal yang paling menonjol di sini adalah dalam hal

    kontrol. Kontrol yang tidak baik akan memberi peluang orang

    untuk melakukan kecurangan.

    3. Ketiga, Rasionalisasi yaitu sikap yang ditunjukkan oleh

    pelaku dengan melakukan justifikasi atas perbuatan yang

    dilakukan. Hal ini merujuk pada sikap, karakter atau sistem

    nilai yang dianut oleh pelakunya. Rasionalisasi mengacu pada

    fraud yang bersifat situasional. Pelaku akan mengatakan: “I’m

    only borrowing they money; I’ll pay it back”, “Everyone does

    it”, “I’m not hurting anyone”, “It’s for a good purpose”,

    dan“It’s not that serious”. Sikap dan perilaku rasionalisasi

    bisa juga akan melahirkan perilaku serakah.

    Di sisi lain fraud triangle mempunyai kelemahan yaitu faktor tekanan

    dan rasionalisasi yang tidak bisa diobservasi dan juga keterbatasan lainnya

    dalam mendeteksi motif kecurangan pelaku. Keterbatasan dalam fraud

    triangle dapat disempurnakan dengan model fraud triangle yang kedua

    yaitu tindakan (Act), penyembunyian (Concealment), dan Perubahan

    (Conversion).

  • 31

    2.4 Penelitian Terdahulu

    Hingga saat ini, telah banyak penelitian yang membahas tetang fraud.

    Tinjuan umum beberapa leteratur yang relevan mengindikasikan telah

    terhadap penelitian-penelitian terjadinya fraud.

    1. Atia Rahma Nabila (2013)

    Judul Penelitian “Deteksi Kecurangan Laporan Keuangan

    dalam Perspektif Fraud Triangle”. Penelitian ini bertujuan untuk

    memperoleh bukti empiris mengenai efektivitas dari fraud

    triangle dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan.

    Variabel-variabel dari fraud tinagle adalah finacial stability

    pressure yang diproduksikan dengan ACHANGE, financial

    targets yang diproduksikan dengan ROD, personal financial need

    yang diproduksikan dengan OSHP, external pressure yang

    diproduksikan dengan FREEC dan effective monitoring yang

    diproduksikan dengan IND. Pendeteksian kecurangan laporan

    keuangan dalam penelitian ini menggunakan manajemen laba

    Populasi dari ini adalah perusahaan manufaktur yang

    terdaftar pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2010 dan 2011. Total

    sampel penelitian ini adalah 72 perusahaan manufaktur. Metode

    analisis data statistik yang digunakan adalah regresi berganda.

    Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa financial stability

  • 32

    pressure yang diproduksikan dengan ACHANGE, financial

    targets yang diproduksikan dengan ROA, personal finacial need

    yang diproduksikan dengan OSHP, external pressure yang

    diproduksikan dengan FREEC berpengaruh signifika terhadap

    kecurangan laporan keuangan. Sementara itu, personal financial

    need yang diproduksikan dengan OSHIP, dan effective monitoring

    yang diproduksikan dengan IND tidak berpengaruh signifikan

    terhadap laporan keuangan.

    2. Ratna Amalia (2013)

    Judul Penelitian “Pengaruh Audit Internal Terhadap Pencegahan

    dan Pendeteksian Fraud (kecurangan)”. Tujuan penulis melakukan

    penelitian ini antara lain, untuk mengetahui Audit Internal di

    GKPRI (Gabungan Koperasi Pegawai Republik Indonesia) Jawa

    Barat, untuk mengetahui pencegahan fraud di GKPRI Jawa Barat,

    untuk mengetahui pendeteksian fraud di GKPRI Jawa Barat dan

    untuk mengetahui pengaruh audit internal terhadap pencegahan dan

    pendeteksian fraud di GKPRI Jawa Barat.

    Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi

    empiris, yaitu penelitian terhadap fakta emperis yang diperoleh

    berdasarkan observasi dan pengalaman. Sedangkan hipotesis yang

    digunakan adalah hipotesis deskriptif dan asosiatif, tujuannya untuk

    melihat hubungan antara Audit Internal dalam mencegah dan

  • 33

    mendeteksi fraud secara nyata. Sedangkan teknik yang digunakan

    dalam pengumpulan datanya yaitu penelitian lapangan (melalui

    wawancara langsung terhadap bagian yang berhubungan dengan

    objek penelitian, kuisioner)

    Berdasar hasik ini perhitungan program SPPS diproleh t hitung

    untuk X terhadap Y1 sebesar 9,229 dan untuk X terhadap Y2

    sebesar 3,923. Dengan menggunakan angka signifikasi atau Sig (ɑ

    = 5%), dan N + 14 maka diperoleh t table sebesar 2,178. Ketentuan

    mengatakan jika t hitung > t table, maka Ha diterima dan Ho

    ditolak. Artinya hipotesis yang menyatakan Audit Internal

    berpengaruh terhadap pencegahan dan pendeteksian fraud diterima.

    3. Lia Mariana (2013)

    Judul Penelitian.”Analisi Kecurangan Laporan Keuangan”. Studi

    Kasus pada PT. Bumi Resources, Tbk dan PT. Berau Coal Energy,

    Tbk. Motivasi penulis melakukan penelitian ini bertujuan untuk

    melakukan analisis kecurangan laporan keuangan terhadap PT.

    Bumi Recources, Tbk bab Tp. Berau Coal Energy, Tbk yaitu

    melakukan investigasi terhadap menejemen dan analisis pada

    laporan keuangan perusahaan. Metode penelitian yang digunakan

    adalah penelitian kepustakaan, yaitu dengan mempelajari data-data

    yang relevan yang berasal dari berbagai literature. Penulis

    menggunakan data sekunder, yaitu berupa laporan keuangan selama

  • 34

    tahun 2009-2011 yang diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia

    dan bebagai situs berita terkait. Metode analisis data dilakukan

    dengan Fraud Expose Sales, Overstatment Asset, Liabillities,

    Inadequate Fraud Dosclosure dan Rasio Beneish M-score sebagai

    alat bantu untuk memprediksi adanya indikasi kecurangan. Hasil

    dari penelitian ini secara keseluruhan adalah kedua objek penelitian

    terbukti memiliki indikasi kecurangan terhadap laporan keuangan

    terutama karena liabilitas perusahaan sangat besar. Maka penulis

    menyarankan agar para investor dan regulator melakukan

    investigasi audit dan mendorong partisipasi aktif dewan pengawas

    dan komite audit.

    2.5 Kerangka Pemikiran

    Penelitian in menggunakan penerapan teknik audit investigasi pada

    subyek penelitian terhadap unsur-unsur terjadinya fraud yang terjadi di

    lokasi penelitian. Menelusuri bukti/mengungkap fakta terjadinya fraud

    yang bercermin kepada kasus yang pernah terjadi. Kemudian dianalisis

    menggunakan unsur fraud dengan Fraud Triangle Theory untuk melihat

    kecenderungan terjadinya hal yang berulang pada masing-masing divisi

    dalam waktu tipe-tipe fraud yang terjadi. Sehingga pada hasil audit

    investigasi nantinya peneliti berharap mendapatkan fakta tentang

  • 35

    kecurangan pada Hotel Ceria Boutique Yogyakarta yang disertai bukti-

    bukti.

    AB II TINJAUAN PUSTAKA2.1 Audit2.1.1 Pengertian Audit2.1.2 Jenis Audit2.1.3 Audit Investigasi2.1.3.1 Pengertian Audit Investigasi2.1.3.2 Tujuan Adanya Audit Investigasi2.1.3.3 Investigasi dengan Teknik Audit2.1.3.4 Prinsip-prinsip Investigasi2.1.3.5 Tahapan-tahapan Audit Investigasi2.1.3.6 Laporan Audit Investigasi

    2.2 Fraud2.2.1 Pengertian Fraud2.2.2 Unsur-unsur Fraud2.2.3 Jenis-jenis Fraud2.2.4 Fraud Tree

    2.3 Fraud Triangle Theory2.4 Penelitian Terdahulu2.5 Kerangka Pemikiran