bab ii tinjauan pustaka 2.1 2.1.1 pengertian laporan...

26
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan objek dari analisis terhadap laporan keuangan. Oleh karena itu, memahami latar belakang penyusunan dan penyajian laporan keuangan merupakan langkah yang sangat penting sebelum menganalisis laporan keuangan itu sendiri (Prastowo dan Juliaty, 2008: 3). Laporan Keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan secara periodik yang dilakukan pihak manajemen yang bersangkutan. Pada sepanjang siklus, yang biasanya selama satu tahun, akuntan mencatat aktivitas operasi usaha tersebut. Pada akhir siklus, akuntan menyiapkan laporan keuangan yang mengikhitasarkan aktivitas operasi sepanjang tahun tesebut (Pangaribuan, 2010) Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007: 4) Laporan Keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap dan bisanya meliputi neraca, laporan rugi laba, laporan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam beberapa cara seperti misalnya laporan arus kas dan laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. 2.1.2 Tujuan Laporan Keuangan Laporan Keuangan disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu 6

Upload: dohanh

Post on 09-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian Laporan Keuanganeprints.ung.ac.id/4634/6/2012-1-62201-241408083-bab2...memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Laporan Keuangan

2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan objek dari analisis terhadap laporan

keuangan. Oleh karena itu, memahami latar belakang penyusunan dan penyajian

laporan keuangan merupakan langkah yang sangat penting sebelum menganalisis

laporan keuangan itu sendiri (Prastowo dan Juliaty, 2008: 3).

Laporan Keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk

memberikan gambaran atau laporan kemajuan secara periodik yang dilakukan

pihak manajemen yang bersangkutan. Pada sepanjang siklus, yang biasanya

selama satu tahun, akuntan mencatat aktivitas operasi usaha tersebut. Pada akhir

siklus, akuntan menyiapkan laporan keuangan yang mengikhitasarkan aktivitas

operasi sepanjang tahun tesebut (Pangaribuan, 2010)

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007: 4) Laporan Keuangan

merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap dan bisanya

meliputi neraca, laporan rugi laba, laporan posisi keuangan (yang dapat disajikan

dalam beberapa cara seperti misalnya laporan arus kas dan laporan arus dana),

catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral

dari laporan keuangan.

2.1.2 Tujuan Laporan Keuangan

Laporan Keuangan disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi

yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu

6

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian Laporan Keuanganeprints.ung.ac.id/4634/6/2012-1-62201-241408083-bab2...memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi

perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan

keputusan ekonomi. Informasi mengenai posisi keuangan, kinerja dan perubahan

posisi keuangan sangat diperlukan untuk dapat melakukan evaluasi atas

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas, dan waktu serta

kepastian dari hasil tersebut (Prastowo dan Juliaty, 2008: 5)

Tujuan laporan keuangan menurut IAI (2007: 4) adalah Menyediakan

informasi yang menyangkut posisi keungan, kinerja serta perubahan posisi

keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam

pengambilan keputusan ekonomi.

Posisi keuangan perusahaan dipengaruhi oleh sumber daya yang

dikendalikan, struktur keuangan, likuiditas, dan solvabilitas serta kemampuan

beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Informasi kinerja perusahaan, terutama

profitabilitas diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi

yang mungkin dikendalikan dimasa depan, sehingga dapat memprediksi kapasitas

perusahaan dalam menghasilkan kas (dan setara kas) serta untuk merumuskan

efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya (Prastowo

dan Juliaty, 2008: 6).

Informasi perubahan posisi keuangan perusahaan bermanfaat untuk

menilai aktivitas investasi, pendanaan dan operasi perusahaan selama periode

pelaporan. Selain berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan kas (dan setara kas), informasi ini juga berguna untuk menilai

kebutuhan perusahaan dalam memanfaatkan arus kas tersebut (Prastowo dan

Juliaty, 2008: 6).

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian Laporan Keuanganeprints.ung.ac.id/4634/6/2012-1-62201-241408083-bab2...memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi

2.1.3 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Karakteristik kualitatif laporan keuangan merupakan ciri khas yang

membuat informasi dalam laporan keuangan tersebut berguna bagi para pemakai

dalam pengambilan keputusan ekonomi. Karakteristik kualiitatif laporan

keuangan menurut Prastowo dan Juliaty (2008: 7) yaitu:

A. Dapat dipahami

Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah

kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh para pemakai. Dalam hal ini,

para pemakai di asumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas

ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemauan untuk mempelajari informasi

dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian, sulitnya memahami informasi

yang kompleks jangan dijadikan alasan untuk tidak memasukan informasi tersebut

dalam laporan keuangan.

B. Relevan

Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan para

pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas

relevan apabila informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi

pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini,

atau masa depan (predictive), menegaskan atau mengkoreksi, hasil evaluasi

mereka di masa lalu (confirmatory). Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakekat

dan materialitasnya. Informasi dipandang material apabila kelalaian untuk

mencamtumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dalam

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian Laporan Keuanganeprints.ung.ac.id/4634/6/2012-1-62201-241408083-bab2...memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi

mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai yang diambil atas dasar laporan

keuangan.

C. Keandalan

Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi mempunyai

kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material

dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus dan jujur dari

yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan

D. Dapat dibandingkan

Para pemakai laporan keuangan harus dapat membandingkan laporan keuangan

perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecendurungan (trend) posisi

keuangan dan kinerja perusahaan. Selain itu, pemakai juga harus dapat

memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi

posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan secara relatif.

2.1.4 Jenis dan Bentuk Laporan Keuangan

Laporan Keuangan yang lengkap biasanya akan meliputi neraca, laporan

rugi laba, laporan perubahan posisi keuangan, catatan dan laporan lain serta materi

penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan, termasuk

skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan keuangan.

Menurut Prastowo dan Juliaty (2008: 17) Jenis laporan Keuangan (utama) yang

umumnya dibuat oleh setiap perusahaan adalah:

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian Laporan Keuanganeprints.ung.ac.id/4634/6/2012-1-62201-241408083-bab2...memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi

1. Neraca

Neraca adalah laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai posisi

keuangan (aktiva, kewajiban, dan ekuitas) perusahaan pada saat tertentu. Neraca

mempunyai tiga unsur laporan keuangan yakni :

a. Aktiva

Aktiva merupakan sumber daya yang dikuasai perusahaan dapat

disubklasifikasikan lebih jauh menjadi lima subklasifikasi aktiva, yaitu :

1. Aktiva lancar, yaitu aktiva yang manfaat ekonominya diharapkan akan

diperoleh dalam waktu satu tahun atau kurang (atau siklus operasi normal),

misalnya kas, surat berharga, persediaan, piutang, dan persekot biaya.

2. Investasi jangka panjang, yaitu penanaman modal yang biasanya dilakukan

dengan tujuan untuk memperoleh penghasilan tetap atau untuk menguasai

perusahaan lain dan jangka waktunya lebih dari satu tahun, misalnya investasi

saham, investasi obligasi

3. Aktiva tetap, yaitu aktiva yang memiliki substansi fisik, digunakan dalam

operasi normal perusahaan (tidak dimaksudkan untuk dijual) dan memberikan

manfaat ekonomi lebih dari satu tahun.

4. Aktiva yang tak berwujud, yaitu aktiva yang tidak mempunyai substansi fisik

dan biasanya berupa hak atau hak istimewa yang memberikan manfaat

ekonomi bagi perusahaan untuk jangka waktu lebih dari satu tahun.

5. Aktiva lain-lain, yaitu aktiva yang tidak dapat dimasukkan dalam salah satu

dari empat subklasifikasi tersebut.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian Laporan Keuanganeprints.ung.ac.id/4634/6/2012-1-62201-241408083-bab2...memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi

b. Kewajiban

Kewajiban merupakan utang perusahaan masa kini dapat disubklasifikasikan

lebih jauh menjadi tiga subklasifikasi, yaitu:

1. Kewajiban lancar, yaitu kewajiban yang penyelesaiannya diharapkan akan

mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan (yang memiliki

manfaat ekonomi) dalam jangka waktu satu tahun atau kurang (atau siklus

operasi normal). Termasuk dalam kategori kewajiban ini misalnya utang

dagang, utang wesel, utang gaji dan upah, dan utang biaya atau beban lainnya

yang belum dibayar.

2. Kewajiban jangka panjang, yaitu kewajiban yang penyelesaiannya diharapakan

akan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan (yang memiliki

manfaat ekonomi) dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Termasuk dalam

kategori kewajiban ini misalnya utang obligasi, utang hipotik dan utang bank

atau kredit investasi.

3. Kewajiban lain-lain, yaitu kewajiban yang tidak dapat dikategorikan ke dalam

salah satu subklasifikasi kewajiban tersebut, misalnya utang pada direksi, utang

kepada para pemegang saham.

c. Ekuitas

Ekuitas yaitu merupakan bagian hak pemilik dalam perusahaan yang

merupakan selisih antara aktiva dan kewajiban yang ada. Unsur ekuitas ini dapat

disubklasifikasi lebih jauh menjadi dua subklasifikasi, yaitu:

1. Ekuitas yang berasal dari setoran para pemilik, misalnya modal saham

(termasuk agio saham bila ada)

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian Laporan Keuanganeprints.ung.ac.id/4634/6/2012-1-62201-241408083-bab2...memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi

2. Ekuitas yang berasal dari hasil operasi, yaitu laba yang tidak dibagikan kepada

para pemilik, misalnya dalam bentuk deviden (ditahan)

Di dalam neraca, masing-masing unsur tersebut disajikan dengan menganut

ketentuan-ketentuan tertentu. Aktiva disajikan menurut urutan likuiditas,

kewajiban menurut urutan jatuh tempo, sedangkan ekuitas disajikan menrut urutan

kekalahan.

Neraca dapat disajikan dengan menggunakan dua bentuk (format), yaitu bentuk

rekening (skontro) dan bentuk laporan (stafel), yang masing-masing dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a. Rekening (skontro)

Pada bentuk ini, unsur aktiva disajikan pada sisi kiri (debit), sedangkan unsur

kewajiban dan ekuitas disajikan pada sisi kanan (kredit).

b. Laporan (stafel)

Pada bentuk ini baik aktiva, kewajiban maupun ekuitas disajikan secara urut

dari atas kebawah, yang dimulai dari aktiva, kewajiban dan terakhir ekuitas.

2. Laporan rugi laba

Laporan rugi laba adalah laporan keuangan yang memberikan informasi

mengenai kemampuan (potensi) perusahaan dalam menghasilkan laba (kinerja)

selama periode tertentu.

Untuk dapat menggambarkan informasi mengenai potensi (kemampuan)

perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu (kinerja), laporan

rugi laba mempunyai dua unsur, yaitu penghasilan dan beban, yang dijelaskan

sebagai berikut:

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian Laporan Keuanganeprints.ung.ac.id/4634/6/2012-1-62201-241408083-bab2...memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi

(1) Penghasilan (income) yang diartikan sebagai kenaikan manfaat ekonomi dalam

bentuk pemasukan atau peningkatan aktiva atau penurunan kewajiban (yang

menyebabkan kenaikan ekuitas selain yang berasal dari kontribusi pemilik)

perusahaan selama periode tertentu dapat disubklasifikasikan menjadi:

a. Pendapatan (revenues), yaitu penghasilan yang timbul dalam pelaksanaan

aktivitas yang biasa dan yang dikenal dengan sebuah sebutan yang berbeda,

seperti misalnya penjualan barang dagang, penghasilan jasa (fees), pendapatan

bunga, pendapatan dividen, royalitas dan sewa.

b. Keuntungan (gains), yaitu pos lain yang memenuhi devinisi penghasilan dan

mungkin timbul atau tidak timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang

rutin misalnya pos yang timbul dalam pengalihan aktiva lancar, revaluasi,

sekuritas, kenikan jumlah aktiva jangka panjang.

(2) Beban (expense) yang diartikan sebagai penurunan manfaat ekonomi dalam

bentuk arus keluar, penurunan aktiva, atau kewajiban (yang menyebabkan

penurunan ekonomis yang tidak menyangkut pembagian kepada pemilik)

perusahaan selama periode tertentu dapat disubklasifikasikan menjadi:

a. Beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa (yang

biasanya berbentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva seperti kas,

persediaan, aktiva tetap), yang meliputi misalnya harga pokok penjualan, gaji

dan upah, penyusutan.

b. Kerugiaan, yang mencerminkan pos lain yang memenuhi definisi beban yang

timbul atu tidak timbul dari aktivitas perusahaan yang jarang terjadi, seperti

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian Laporan Keuanganeprints.ung.ac.id/4634/6/2012-1-62201-241408083-bab2...memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi

misalnya rugi karena bencana kebakaran, banjir atau pelepasan aktiva tidak

lancar.

2.2 Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan merupakan suatu proses untuk membedah laporan

keuangan ke dalam unsur-unsurnya, menelaah masing-masing unsur-unsur

tersebut, dan menelaah hubungan diantara unsur-unsur tersebut, dengan tujuan

untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan

keuangan itu sendiri (Prastowo dan Juliaty, 2008: 56)

Analisis laporan Keuangan merupakan bagian yang tak terpisahkan dan

bagian penting dalam analisis bisnis. Analisis laporan keuangan merupakan

aplikasi dari alat dan teknik analisis untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan

yang bermanfaat dalam analisis bisnis. Analisis laporan keuangan juga merupakan

suatu analisis yang dapat dijadikan alat bantu dalam mengukur kinerja perusahaan

Selain penting bagi pihak-pihak intern, analisa laporan keuangan sangat

dibutuhkan oleh pihak ekstern perusahaan. Dengan mengetahui kinerja

perusahaan, manajemen dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan yang ada

dalam perusahaan, sehingga membantu manajemen dalam menetapkan kebijakan

yang dianggap perlu dimasa yang akan datang (Praytino, 2010: 2).

Menurut Bernstein (1983: 3) dalam Harahap (2011: 190) Analisis laporan

keuangan mencakup penerapan metode dan teknik analisis atas laporan keuangan

dan data lainnya untuk melihat dari laporan itu ukuran-ukuran dan hubungan

tertentu yang sangat berguna dalam proses pengambilan keputusan. Disini

kegiatan analisis laporan keuangan berfungsi untuk mengonversikan data yang

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian Laporan Keuanganeprints.ung.ac.id/4634/6/2012-1-62201-241408083-bab2...memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi

berasal dari laporan sebagai bahan mentahnya menjadi informasi yang lenih

berguna, lebih mendalam dan lebih tajam, dengan teknik tertentu.

Analisis laporan keuangan ini memiliki sifat-sifat sebagai berikut :

1. Fokus laporan adalah Laporan laba rugi, neraca, arus kas yang merupakan

akumulasi transaksi dari kejadian historis, dan penyebab terjadinya dalam suatu

perusahaan.

2. Prediksi, analisis harus mengkaji implikasi kejadian yang sudah berlalu

terhadap dampak dan prospek perkembangan keuangan perusahaan di masa

yang akan dating

3. Dasar analisis adalah laporan keuangan yang memiliki sifat dan prinsip

tersendiri sehingga hasil analisis sangat tergantung pada kualitas laporan ini.

Penguasaan pada sifat akuntansi, prinsip akuntansi, sangat diperlukan dalam

menganalisis laporan keuangan.

2.3 Analisis rasio Keuangan

Untuk menilai keuangan dan kinerja perusahaan, analisis laporan keuangan

memerlukan beberapa tolak ukur. Tolak ukur yang sering digunakan adalah rasio

atau indeks yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang

lainnya. Analisis dan interprestasi dari macam-macam rasio dapat memeberikan

pandangan yang lebih baik tentang kondisi keuangan maupun kinerja perusahaan.

Menurut Hanafi dan Halim (2000: 75) dalam Kusumadiyanto (2006: 27)

pada dasarnya analsis rasio dikelompokkan dalam lima kategori yaitu:

1. Rasio Likuiditas, rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi

kewajiban jangka pendeknya

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian Laporan Keuanganeprints.ung.ac.id/4634/6/2012-1-62201-241408083-bab2...memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi

2. Rasio Aktivitas, Rasio yang mengukur sejauh mana efektivitas penggunaan

asset dengan melihat aktivitas asset

3. Rasio Solvabilitas, rasio yang mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan

memenuhi kewajiban jangka panjangnya

4. Rasio profitabilitas, rasio yang melihat kemampuan perusahaan menghasilkan

laba

5. Rasio pasar, rasio ini melihat perkembangan nilai perusahaan relatif terhadap

nilai buku perusahaan

6. Rasio Pertumbuhan, rasio ini menggambarkan presentasi pertumbuhan pos-pos

perusahaan dari tahun ke tahun.

2.3.1 Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan

dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap hutang lancarnya. Dua

rasio yang sering digunakan adalah:

1. Rasio lancar

Rasio lancar mengukur kemampuan perusahaan memenuhi hutang jangka

pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya.Rumus rasio lancar:

2. Rasio cepat

Dari ketiga komponen aktiva lancar (kas, piutang, dan persediaan), persediaan

biasanya dianggap merupakan asset yang paling likuid. Hal ini berkaitan dengan

semakin panjangnya tahap yang dilalui untuk sampai menjadi kas, yang berarti

waktu yang dibutuhkan untuk menjadi kas semakin lama. Rumus rasio cepat:

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian Laporan Keuanganeprints.ung.ac.id/4634/6/2012-1-62201-241408083-bab2...memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi

2.3.2 Rasio Aktivitas

Rasio ini melihat pada beberapa asset, kemudian menentukan berapa tingkat

aktivitas aktiva-aktiva tersebut pada tingkat kegiatan tertentu. Aktivitas yang

rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya

dana kelebihan yang tertanam pada aktiva-aktiva tersebut. Dana kelebihan

tersebut akan lebih baik bila ditanamkan pada aktiva lain yang lebih produktif.

Terdapat empat rasio aktifitas, yaitu:

1. Rata-rata umur piutang

Rata-rata umur piutang melihat berapa lama yang diperlukan untuk melunasi

piutang (merubah piutang menjadi kas). Smakin lama rata-rata piutang berarti

semakin besar dana yang tertanam pada piutang.

2. Perputaran persediaan

Perputaran persediaan dapat dihitung sebagai berikut:

3. Perputaran aktiva tetap

Rasio ini mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan

penjualan berdasarkan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Rasio ini

memperlihatkan sejauh mana efektivitas penggunaan aktiva tetap tersebut.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian Laporan Keuanganeprints.ung.ac.id/4634/6/2012-1-62201-241408083-bab2...memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi

4. Perputaran total aktiva

Rasio ini menghitung efektivitas penggunaan total aktiva. Rasio ini

menggunakan formula sebagai berikut:

2.3.3 Rasio solvabilitas

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban-

kewajiban jangka panjang. Perusahaan yang tidak solvable yaitu perusahaan yang

total utangnya lebih besar dibandingkan dari total asetnya.

Ada beberapa rasio yang bisa dihitung, yaitu:

1. Rasio total hutang terhadap total aset

Rasio ini menghitung sebeapa jauh dana disediakanoleh kreditur. Rasio yang

tinggi berarti perusahaan menggunakan laverage keuangan yang tinggi.

Penggunaan financial laverage yang tinggi akan meningkatkan ROE akan

menurun cepat pula.

2. Times interest earned

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan yang membayar hutang dengan

laba sebelum bunga dan pajak. Rasio ini juga bias dikatakan menghitung seberapa

besar laba sebelum bunga dan pajak yang tersedia untuk menutup beban tetap

bunga.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian Laporan Keuanganeprints.ung.ac.id/4634/6/2012-1-62201-241408083-bab2...memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi

3. Fixed charge coverage

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan membayar beban tetap total,

termasuk biaya sewa, karena meski sewa ukan hutang tetapi sewa merupakan

beban tetap dan mengurangi kemampuan hutang perusahaan.

2.3.4 Rasio profitabilitas

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan pada

tinggkat penjualan, asset, dan modal saham. Ada tiga rasio yang digunakan, yaitu:

1. Profit margin

Profit margin menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan

laba bersih pada tingkat penjualan tertentu.

2. Return on asset (ROA)

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih

berdasarkan tingkat asset yang tertentu. Rasio ini juga sering disebut dengan ROI

(return on investment).

3. Return on equity (ROE)

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan

modal saham tertentu.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian Laporan Keuanganeprints.ung.ac.id/4634/6/2012-1-62201-241408083-bab2...memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi

2.3.5 Rasio Pasar

Rasio ini mengukur harga pasar relatif terhadap nilai buku. Ada beberapa

rasio yang bias dihitung, yaitu:

1. Price earning ratio (PER)

PER melihat harga saham relatif terhadap earning. PER dapat dihitung sebagai

berikut:

2.3.6 Rasio Pertumbuhan

1. Kenaikan penjualan

Rasio ini menggambarkan presentasi pertumbuhan pos-pos perusahaan dari

tahun ke tahun.

2. Kenaikan laba bersih

Rasio ini menunjukan persentasi kenaikan penjualan tahun ini disbanding

tahun lalu. Semakin tinggi semakin baik.

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan meningkatkan laba bersih

disbanding tahun lalu.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian Laporan Keuanganeprints.ung.ac.id/4634/6/2012-1-62201-241408083-bab2...memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi

2.4 Kinerja Perusahaan

Keberhasilan sebuah perusahaan dalam mencapai tujuannya dan memenuhi

kebutuhan masyarakat sangat tergantung dari kinerja perusahaan dan manajer

perusahaan di dalam melaksanakan tanggung jawabnya.

Menurut Tampubolon (2005) dalam (Orniati, 2009: 208) “Penilaian kinerja

adalah penentuan secara periodik atas efektivitas operasional suatu organisasi,

bagian organisasi dan karyawannya, berdasarkan sasaran, standar dan kriteria

yang telah ditetapkan. Berdasarkan pengertian tersebut dapat dinyatakan bahwa

penilaian kinerja lebih ditekankan pada bagaimana karyawan sebagai bagian dari

organisasi dapat mengerjakan sesuatu berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan”.

Dalam rangka mengadakan evaluasi atas kinerja perusahaan yang telah

dicapai maka dapat digunakan bermacam acuan, salah satu contoh perusahaan

dianggap mempunyai kinerja yang baik apabila menghasilkan return on

investment (ROI) yang tinggi (Sartono, 2001 dalam Orniati, 2009: 208). Namun

demikian, masing-masing perusahaan memiliki tolak ukur yang berbeda dalam

mengukur kinerja bisnisnya. Biasanya manajemen akan lebih menyukai alternatif-

alternatif yang membuat kinerja mereka lebih baik, yang menyebabkan

manajemen memusatkan perhatiannya pada ukuran-ukuran yang digunakan oleh

perusahaan (Orniati, 2009: 208)

2.4.1 Pengukuran kinerja

Salah satu faktor yang penting dapat menjamin keberhasilan implementasi

strategis perusahaan adalah pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja adalah proses

untuk menentukan seberapa baik aktivitas-aktivitas bisnis dilaksankan untuk

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian Laporan Keuanganeprints.ung.ac.id/4634/6/2012-1-62201-241408083-bab2...memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi

mencapai tujuan strategis, mengeliminasi pemborosan-pemborosan, dan

menyajikan informasi tepat waktu untuk melaksanakan penyempurnaan secara

berkesinambungan.

Prinsip-prinsip pengukuran kinerja menurut R.A Supriyono (1999) dalam

Kusumadiyatno (2006: 33) yaitu:

1. Konsisten dengan tujuan perusahaan

Ukuran-ukuran kinerja harus konsisten dengan tujuan-tujuan stakeholders

(tujuan pihak-pihak internal dan eksternal). Ukuran-ukuran kinerja perusahaan

harus menyediakan keterkaitan antara aktivitas-aktivitas bisnis dengan rencana

strategis bisnis. Oleh karena itu, rencana strategis bisnis harus dinyatakan untuk

berbagi hirarki manajemen organisasi.

2. Memiliki adatabilitas padai kebutuhan bisnis.

Ukuran-ukuran kinerja harus dapat beradabtasi terhadap perubahan kebutuhan

bisnis maupun dengan berbagai macam tujuan, jika kebutuhan-kebutuhan bisnis

berubah maka ukuran-ukuran kinerja yang harus diubah. Ukuran-ukuran kinerja

harus dikaji ulang dan diurutkan seperlunya agar mencerminkan faktor-faktor

kunci sukses yang relevan. Ukuran-ukuran kinerja harus dikaji ulang,

dimodifikasi, dikurangi, atau dihapuskan jika perlu. Ukuran-ukuran kinerja diubah

hanya jika kebutuhan-kebutuhan bisnis berubah dan bukan karena perubahan gaya

manajemen.

3. Dapat mengukur aktivitas-aktivitas signifikan

Ukuran-ukuran kinerja harus disusun pada level aktivitas. Ukuran-ukuran

kinerja tersebut harus mencerminkan aktivitas-aktivitas yang signifikan bagi

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian Laporan Keuanganeprints.ung.ac.id/4634/6/2012-1-62201-241408083-bab2...memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi

perusahaan. Setiap perusahaan harus menentukan aktivitas-aktivitas yang

signifikannya berdasar pada tujuan bisnisnya dan lingkungan beroperasinya.

Aktivitas-aktivitas tersebut harus digolongkan menjadi dua, yaitu: (1) aktivitas-

aktivitas yang bernilai tambah, dan (2) aktivitas-aktivitas tidak bernilai tambah.

4. Mudah Diaplikasikan

Ukuran-ukuran kinerja harus mudah diaplikasikan. Jika aktivitas-aktivitas

signifikan telah didentifikasikan, maka ukuran-ukuran kinerja harus disusun dan

untuk itulah aktivitas harus mudah untuk mudah dipahami. Jumlahnya tidak

banyak, dan dapat dikuantitatifkan. Banyak ukuran-ukuran kinerja yang dapat

dinyatakan secara kualitatif dalam ukuran keuangan maupun non keuangan.

5. Mempunyai Akseptabilitas dari atas kebawah

Perusahaan harus memahami bahwa ukuran-ukuran kinerja berperan dalam

mempengaruhi atau memodifikasi perilaku para manajer. Pendekatan diri atas

kebawah (top down) harus digunakan untuk menentukan ukuran-ukuran kinerja

yang dapat memotivasi perilaku optimal pada semua level perusahaan. Organisasi

level bawah harus mendukung pencapaian tujuan-tujuan yang diputuskan oleh

manajemen puncak dengan memperimbangkan usulan-usulan atau partisipasi dari

level bawah.

6. Berbiaya Efektif

Informasi mengenai pengukuran kinerja harus berbiaya efektif, tersedia saat

diperlukan, dan disajikan tepat waktu. Aktivitas tertentu mungkin mempunyai

hubungan yang rumit dengan: (a) Manusia yang melaksanakan aktivitas tersebut,

(b) Sistem prosedur yang digunakannya, dan (c) Teknologi yang digunakannya.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian Laporan Keuanganeprints.ung.ac.id/4634/6/2012-1-62201-241408083-bab2...memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi

Kondisi ini mengakibatkan pengukuran kinerja sulit dilakukan dan memerlukan

waktu yang banyak dan biaya yang tinggi.

7. Tersaji Tepat Waktu

Informasi kinerja harus tersaji tepat waktu dan dalam format yang bermanfaat

untuk pembuatan keputusan. Informasi kinerja yang disajikan terlambat kurang

manfaatnya dan kurang memotivasi para manajer dan pelaksana yang diukur

kinerjanya. Penyajian informasi tepat waktu juga harus dihubungkan dengan

validitasnya serta manfaat dan biayanya. Laporan informasi kinerja yang tepat

waktu bermanfaat untuk memperoleh umpan balik dan penyempurnaan yang

cepat.

Menurut Wasana dan Kibandroko (1995) dalam Kusumadiyatno (2006: 39)

terdapat tiga rasio untuk menilai kinerja perusahaan yaitu:

1. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas mengukur efektivitas manajemen berdasarkan hasil

pengembalian yang dihasilkan dari penjualan dan investasi. Rasio-rasio

profitabilitas yang digunakan adalah:

a. Laba Operasi bersih terhadap Penjualan (Operating profit Margin)

Rasio laba bersih terhadap penjualan banyak digunakan oleh para praktisi

keuangan sebagai penentu nilai kunci yang mempengaruhi penialaian atas

sebuah perusahaan.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian Laporan Keuanganeprints.ung.ac.id/4634/6/2012-1-62201-241408083-bab2...memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi

b. Laba Operasi Bersih Terhadap Total Aktiva (Return On Assets)

Rasio ini mencoba mengukur efektivitas pemakaian total sumber daya oleh

perusahaan.

c. Laba Bersih Terhadap Penjualan (Profit Margin On Sales)

Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak setelah penjualan

d. Hasil pengembalian ekuitas (Return on equity)

Rasio ini sejauh mana perusahaan mengelola modal sendiri secara efektif,

mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik

modal sendiri atau pemegang saham perusahaan.

2. Rasio Pertumbuhan

Rasio ini menggambarkan presentasi pertumbuhan pos-pos perusahaan dari

tahun ke tahun.

Rasio ini menunjukan persentasi kenaikan penjualan tahun ini disbanding

tahun lalu. Semakin tinggi semakin baik.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian Laporan Keuanganeprints.ung.ac.id/4634/6/2012-1-62201-241408083-bab2...memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan meningkatkan laba bersih

disbanding tahun lalu.

3. Rasio Penilaian

Rasio penilaian adalah ukuran kinerja yang paling menyeluruh untuk suatu

perusahaan karena mencerminkan pengaruh gabungan dari rasio hasil

pengembalian dan resiko. Rasio-rasio yang digunakan adalah:

a. Rasio harga terhadap laba (Price to Earnings Ratio)

Analisis keuangan sangat bergantung pada informasi yang diberikan oleh

laporan keuangan perusahaan dan merupakan salah satu sumber informasi yang

sangat penting. Untuk mengukur kinerja perusahaan investror ataupun calon

investor biasanya memanfaatkan laporan keuangan sebagai alat untuk mengambil

keputusan. Dalam pembuatan Laporan Keuangan, perusahaan-perusahaan yang

ada pada industri rokok biasanya menetapkan staf tertentu yang berkompeten

dalam pembuatan laporan tersebut.

Laporan keuangan biasanya mencerminkan bagaimana kemampuan perusahaan

untuk menghasilkan laba dan kegiatan operasinya yang merupakan fokus utama

dalam penilaian prestasi perusahaan karena laba perusahaan selain merupakan

indikator kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban bagi para

penyandang dananya, juga merupakan elemen dalam menciptakan nilai

perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan di masa yang akan datang.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian Laporan Keuanganeprints.ung.ac.id/4634/6/2012-1-62201-241408083-bab2...memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi

Analisis laporan keuangan dilakukan dengan melakukan perbandingan antara

periode sebelumnya dengan periode yang sekarang sehingga dapat diketahui

apakah kinerja didalam perusahaan itu menunjukan hasil yang baik atau tidak.

Penilaian laporan keuangan dapat di ukur dengan menggunkana Rasio untuk

mengukur kinerja perusahaan yaitu Rasio Profitabilitas, Rasio Pertumbuhan,

Rasio Penilaian. Dengan menggunkan beberapa rasio tersebut perusahaan dapat

mengetahui apakah kinerja perusahaan-perusahaan yang ada pada idustri food and

beverage yang baik.

Dari uraian di atas maka kerangka pemikirannya sebagai berikut:

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian Laporan Keuanganeprints.ung.ac.id/4634/6/2012-1-62201-241408083-bab2...memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi

2.5 Kerangka Pemikiran

Gambar 1 Kerangka Pemikiran

Permasalahan penelitian

Berdasarkan fenomena dan kajian teoritis secara singkat, permasalahan

penelitian ini adalah:

Bagaimanakah kinerja perusahaan Industri food and beverage

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia di tahun 2008-2011

Penelitian terdahulu:

1. Ryanto hadi prayitno (2010)

2. Yuli Orniati (2009)

3. Andra kusumadiyanto (2006)

Dasar teori:

1. Laporan Keuangan, Prastowo

dan Juliaty (2008)

2. Analisis Laporan Keuangan,

Harahap (2011)

l

Kinerja Perusahaan pada

food and beverage

Laporan keuangan perusahaan perusahaan

food and beverage

Analisis rasio yang

digunakan:

1. Rasio Profitabilitas

2. Rasio Pertumbuhan

3. Rasio Penilaian

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian Laporan Keuanganeprints.ung.ac.id/4634/6/2012-1-62201-241408083-bab2...memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi

2.6 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Pada penilitian ini peneliti bertitik tolak dari penilitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Ryanto Hadi Prayitno, 2010 yang meneliti tentang peranan analisis

laporan keuangan dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan dimana dari hasil

penelitiannya dengan menggunakan analisis rasio keuangan, peneliti

menyimpulkan bahwa ketidak seimbangan antara pendapatan dan biaya serta

pengeluaran keuangan perusahaan PT X.

Peneliti lainnya yang dilakukan oleh Yuli Ormiati, 2009 dimana dia meneliti

tentang kinerja keuangan dilihat dari hasil analisis laporan keuangan yang hasil

penelitiannya adalah perusahaan menunjukkan peningkatan cukup baik, karena

perusahaan memperoleh laba yang cukup besar antara satu periode dengan

periode sebelumnya.

Peneliti berikutnya Andra Kusumadiyanto, 2006 peneliti tersebut meneliti

tentang kinerja perusahaan pada industri rokok dengan menggunakan analisis

laporan keuangan yang hasilnya menyatakan perusahaan rokok menurun karena

kondisi perekonomian yang belum stabil sehingga menyebabkan harga-harga

barang meningkat dan berpengaruh pada kinerja perusahaan dengan

meningkatnya beban usaha beban usaha. Hasil penelitian terdahulu secara ringkas

dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini:

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian Laporan Keuanganeprints.ung.ac.id/4634/6/2012-1-62201-241408083-bab2...memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi

Tabel 2: Penelitian terdahulu

No NAMA JUDUL

PENELITIAN

KESIMPULAN

1 Ryanto Hadi

Praytino, 2010

Peranan Analisis

laporan keuangan

dalam mengukur

kinerja keuangan

pada PT. X

Pada penelitian ini, peneliti

menyimpulkan dari analisis

yang dilakukan bahwa

keuangan perusahaan PT.X

menunjukan ketidak

seimbangan antara

pendapatan dan biaya serta

pengeluaran keuangan

perusahaan.

2 Yuli Orniati, 2009 Laporan Keuangan

Sebagai Alat untuk

Menilai Kinerja

Keuangan

Setelah peneliti melakukan

analisisi rasio keuangan

perusahaan, perusahaan

menunjukkan peningkatan

cukup baik, karena

perusahaan memperoleh

laba yang cukup besar

antara satu periode dengan

periode sebelumnya.

3 Andra

Kusumadiyanto,

2006

Analisis Laporan

Keuangan Untuk

Menilai Kinerja

Perusahaan Pada

Kelompok Industri

Rokok

Hasil analisis peneliti ini

menyatakan kinerja

perusahaan rokok menurun

karena kondisi

perekonomian yang belum

stabil sehingga

menyebabkan harga-harga

barang meningkat dan

berpengaruh pada kinerja

perusahaan dengan

meningkatnya beban

usahabeban usaha

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian Laporan Keuanganeprints.ung.ac.id/4634/6/2012-1-62201-241408083-bab2...memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi