kajian teori dan hipotesis -...
TRANSCRIPT
BAB II
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
2.1 Partisipasi Penyusunan Anggaran
Menurut Bastian (2009) partisipasi anggaran sebagai suatu proses
dalam organisasi yang melibatkan para manajer dalam penentuan tujuan
anggaran yang menjadi tanggung jawabnya. Partisipasi juga adalah suatu
perilaku, pekerjaan, dan aktifitas yang dilakukan oleh aparat pemerintah
selama aktivitas penyusunan anggaran berlangsung, Partisipasi penyusunan
anggaran dilakukan dengan tujuan agar anggaran yang ditetapkan nantinya
bisa sesuai dengan keadaan yang terjadi.
Partisipasi dalam konteks penyusunan anggaran merupakan proses
para individu, yang kinerjanya dieveluasi dan memperoleh penghargaan
berdasarkan budget emphasis, terlibat dan mempunyai pengaruh dalam
penyusunan target anggaran Sebagaimana yang dikemukakan bambang
(2002) bahwa tingkat keterlibatan dan pengaruh bawahan terhadap
pembuatan keputusan dalam proses penyusunan anggaran merupakan
faktor utama yang membedakan antara anggaran partisipatif dengan
anggaran non partisipatif. Aspirasi bawahan lebih diperhatikan dalam proses
penyusunan anggaran partisipatif, sehingga lebih memungkinkan bagi
bawahan melakukan negosiasi dengan atasan mengenai target anggaran
yang menurut mereka dapat dicapai.
Partisipasi penyusunan anggaran merupakan ciri dari penyusunan
anggaran yang menekankan kepada partisipasi aparat pemerintah daerah
untuk mempertanggung jawabkan proses penyusunan anggaran. Partisipasi
banyak menguntungkan bagi suatu organisasi, hal ini diperoleh dari hampir
penelitian tentang partisipasi. Sord dan Welsch (1995) dalam skripsi arifin
(2012) mengemukakan bahwa tingkat partisipasi yang lebih tinggi akan
menghasilkan moral yang lebih baik dan inisiatif yang lebih tinggi pula.
Partisipasi telah ditunjukkan berpengaruh secara positif terhadap sikap
pegawai, meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi, dan meningkatkan
kerja sama diantara manajer.
Partisipasi anggaran pada sektor publik terjadi ketika antara pihak
eksekutif, legislatif dan masyarakat bekerja sama bekerja sama dalam
pembuatan anggaran. Anggaran dibuat oleh kepala daerah melalui usulan
dari unit-unit kerja yang disampaikan kepada kepala bagian dan diusulkan
kepada kepala daerah, dan setelah itu bersama-sama DPRD menetapkan
anggaran yang dibuat sesuai dengan Peraturan Daerah yang berlaku. Proses
penganggaran daerah dengan pendekatan kinerja dalam Kepmendagri
memuat Pedoman Penyusunan Rancangan APBD yang dilaksanakan oleh
tim anggaran eksekutif bersama-sama unit organisasi perangkat daerah (unit
kerja).
Partisipasi anggaran merupakan suatu proses yang melibatkan
individu-individu secara langsung di dalamnya dan mempunyai pengaruh
terhadap penyusunan tujuan anggaran yang prestasinya akan dinilai dan
kemungkinan akan dihargai atas dasar pencapaian tujuan anggaran
(Brownell (1982) dalam Nurcahyani 2010: 35). Melalui partisipasi anggaran,
bawahan/pelaksana anggaran dilibatkan dalam penyusunan anggaran yang
menyangkut sub bagiannya sehingga tercapai kesepakatan antara
atasan/pemegang kuasa anggaran dan bawahan/pelaksana anggaran
mengenai anggaran tersebut.
Anggaran berfungsi sebagai alat penilaian kinerja, dengan adanya
partisipasi anggaran diharapkan kinerja aparat pemerintah daerah akan
meningkat, karena anggaran dipakai sebagai suatu sistem pengendalian
untuk mengukur kinerja. Kemudian dari itu semua pihak ikut terlibat dan
diberi kesempatan untuk membuat anggaran sesuai bidangnya masing-
masing, maka kinerja yang dihasilkan akan baik (Agusti, 2012).
Menurut sinuraya (2009) ada enam item yang digunakan untuk
mengukur partisipasi dalam penyusunan anggran yaitu:
1. Keikutsertaan dalam penyusunan anggaran
Dalam hal ini partisipasi dan keikutsertaan dalam proses penyusunan
anggaran.
2. Kepuasan kerja dalam penyusunan anggaran
Kepuasan kerja dalam penyusunan anggaran merupakan sikap
seseorang terhadap kerja Seseorang yang bersikap positif terhadap kerja,
berarti dia mengalami kepuasan kerja. Sedangkan seseorang yang
bersikap negatif terhadap kerja berarti dia mengalami ketidakpuasan
kerja.
3. Kebutuhan memberikan pendapat
Setiap orang lebih cenderung mencapai anggaran yang penyusunannya
melibatkan orang tersebut, sebaliknya orang kurang terdorong untuk
mencapai anggaran yang berasal dari atas.
4. Kerelaan dalam memberikan pendapat
Dalam hal ini kerelaan dari para bawahan dalam memberikan pendapat
mengenai anggara-anggaran yang disusun.
5. Besarnya pengaruh terhadap penetapan anggaran akhir
Agar partisipasi menjadi efektif, partisipasi harus memiliki input riil
terhadap keputusan dan pandangan mereka harus memiliki bobot tertentu
dalam hasil akhir
6. Seringnya atasan meminta pendapat atu usulan saat anggaran sedang
disusun.
2.2 Pengertian Anggaran
Menurut Bastian (2009) anggaran merupakan pedoman tindakan yang
akan dilaksanakan oleh pemerintah meliputi rencana pendapatan, belanja,
transfer, dan pembiayaan yang diukur dalam satuan rupiah yang disusun
menurut klasifikasi tertentu secara sistematis untuk satu periode. Anggaran
pemerintah merupakan dokumen formal hasil kesepakatan antara eksekutif
dan legislatif tentang belanja dan pendapatan yang diharapkan dapat
menutup kebutuhan belanja atau pembiayaan yang diperlukan. Anggaran
mengkoordinasikan aktivitas belanja pemerintah dan memberi landasan bagi
upaya perolehan pendapatan dan pembiayaan untuk periode anggaran, yaitu
periode tahunan. Menurut Abriyani (2002) anggaran penerimaan dan belanja
daerah (APBD)
memuat rencana penerimaan dan pengeluaran pemerintah daerah dalam
uang, atau jasa pada tahun anggaran. Anggaran belanja daerah diprioritaska
n untuk melaksanakan kewajiban pemerintah daerah sebagaimana
ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.
Menurut Marsono dalam Halim (2012) anggaran adalah suatu rencana
pekerjaan yang pada suatu pihak mengandung jumlah pengeluaran yang
setinggi-tingginya yang mungkin diperlukan untuk membiayai kepentingan
Negara pada suatu masa depan, dan pihak lain perkiraan pendapatan
(penerimaan) yang mungkin akan dapat diterima dalam masa tersebut.
2.2.1 Pentingnya Anggaran Sektor Publik
Menurut mahsun (2011) tidak semua aspek kehidupan masyarakat
tercakup oleh anggaran sektor publik. Terdapat beberapa aspek kehidupan
yang tidak tersentuh oleh anggaran sektor publik, baik skala nasional
maupun lokal. Anggaran sektor publik dibuat untuk membantu menentukan
tingkat kebutuhan masyarakat, seperti listrik, air bersih, kualitas kesehatan,
pendidikan, dan sebagainya agar terjamin secara layak. Tingkat
kesejahteraan masyarakat dipengaruhi oleh keputusan yang di ambil oleh
pemerintah melalui anggaran yang mereka buat.
Dalam sebuah negara demokrasi, pemerintah mewakili kepentingan
rakyat, uang yang dimiliki pemerintah adalah uang rakyat dan anggaran
menunjukkan rencana pemerintah untuk membelanjakan uang rakyat
tersebut. Anggaran merupakan blue print keberadaan sebuah negara dan
merupakan arahan dimasa yang akan datang.
Menurut Mardiasmo (2009: 63) anggaran sektor publik penting karena
beberapa alasan, yaitu:
1. Anggaran merupakan alat bagi pemerintah untuk mengarahkan
pembangunan sosial ekonomi, menjamin kesinambungan, dan
meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
2. Anggaran diperlukan karena adanya kebutuhan dan keinginan
masyarakat yang tak terbatas dan terus berkembang, sedangkan
sumber daya yang ada terbatas. Anggaran diperlukan karena adanya
masalah keterbatasan sumber daya (scarcity of resources), pilihan
(choice), dan trade offs.
3. Anggaran diperlukan untuk meyakinkan bahwa pemerintah telah
bertanggung jawab terhadap rakyat. Dalam hal ini anggaran publik
merupakan instrument pelaksanaan akuntabilitas publik oleh lembaga-
lembaga publik yang ada.
2.2.2 Karakteristik Anggaran Sektor Publik
Menurut Bastian (2006: 81) anggaran mempunyai karakteristik
sebagai berikut:
1. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain
keuangan.
2. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu tertentu, satu atau beberapa
tahun.
3. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen untuk
mencapai sasaran yang ditetapkan.
4. Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih
tinggi dari penyusunan anggaran.
5. Sekali disusun, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi tertentu.
2.2.3 Prinsip-Prinsip Anggaran Sektor Publik
Prinsip penyusunan anggaran (APBD/APBN) diindonesia pada
umumnya berlaku sama, yakni:
1. Prinsip anggaran yang berimbang dan dinamis
Penyusunan APBD haruslah mencerminkan keseimbangan antara
penerimaan dan pengeluaran.
2. Prinsip disiplin anggaran
Setiap dinas instansi/dinas/lembaga/satuan/unit kerja hendaknya
menggunakan secara efisien, tepat guna serta tepat waktu dalam
mempertanggungjawabkannya.
3. Prinsip kemandirian
Mengupayakan peningkatan sumber-sumber pendapatan sesuai dengan
potensi dalam rangka mengurangi ketergantungan kepada organisasi lain
(contohnya: pemerintah daerah pada pemerintah pusat).
4. Prinsip prioritas
Pelaksanaan anggaran hendaknya tetap mengacu kepada prioritas utama
pembangunan di daerah.
5. Prinsip efisiensi dan efektifitas anggaran
Menyediakan pembiayaan dan penghematan yang mengarah kepada
skala prioritas.
Menurut Bastian (2009: 82), karakteristik anggaran yang baik yaitu:
a. Berdasarkan program.
b. Berdasarkan pusat pertanggungjawaban (pusat biaya, pusat laba, dan
pusat investasi).
c. Sebagai alat perencanaan dan pengendalian.
2.3 Jenis Anggaran Sektor Publik
Menurut Mahsun, dkk (2006: 67), jenis anggaran sektor publik
dibedakan menjadi dua, yaitu:
a) Anggaran operasional
Anggaran operasional yaitu anggaran yang berisirencana kebutuhan
sehari-hari oleh pemerintah pusat/daerah untuk menjalankan kegiatan
pemerintahan. Belanja operasi merupakan bagian dari anggaran
operasional. Belanja operasi adalah belanja yang manfaatnya hanya
suntuk satu periode anggaran dan tidak dimaksudkan untuk menambah
asset pemerintah. Klasifikasi belanja operasi antara lain meliputi belanja
pegawai, belanja barang noninvestasi, pembayaran bunga utang, subsidi,
dan belanja operasional.
b) Anggaran modal/investasi
Anggaran modal/investasi yaitu anggaran yang berisi rencana jangka
panjang dan pembelanjaan aktiva tetap, seperti gedung, peralatan,
kenderaan, perabot kantor. Belanja modal merupakan bagian dari
anggaran modal/investasi. Belanja modal adalah belanja yang dilakukan
untuk investasi permanen, asset tetap, dan asset berwujud lainnya dalam
menunjang kegiatan pemerintahan dan melakukan pelayanan kepada
masyarakat. Klasifikasi belanja modal meliputi belanja perolehan investasi
permanen dan belanja pembelian asset tetap.
2.4 Proses Penyusunan Anggaran Sektor Publik
Penyusunan dan pelaksanaan anggaran tahunan merupakan
rangkaian proses anggaran. Proses penyusunan anggaran bertujuan untuk:
1. Membantu pemerintah mencapai tujuan fiskal dan meningkatkan
koordinasi antarbagian dalaam lingkungan pemerintah.
2. Membantu menciptakan efisiensi dan keadilan dalam menyediakan
barang dan jasa publik melalui proses pemrioritasan.
3. Memungkinkan bagi pemerintah untukmemenuhi prioritas belanja.
4. Meningkatkan transparansi dan pertanggungjawaban pemerintah kepada
DPR/DPRD dan masarakat luas.
Menurut Mahsun, dkk (2011: 68-70) Siklus anggaran meliputi:
a) Tahap persiapan anggaran
Pada tahap persiapan anggaran dilakukan taksiran pengeluaran atas
dasar taksiran pendapatan tersedia. Faktor tingkat ketidakpastian yang cukup
tinggi juga perlu menjadi perhatian. Di Indonesia proses perencanaan APBD
dengan paradigma baru menekankan pada pendengkatan bottom-up
planning, dengan tetap berpedoman pada arah kebijakan pembangunan
pemerintah pusat. Arahan kebijakan pembangunan pemerintah pusat
tertuang dalam dokumen pereencanaan berupa GBHN, program
pembangunan nasional (PROPENAS),rencana strategis (RENSTRA), dan
rencana pembanggunan tahunan (REPETA).
Pada pemerintah daerah, disarankan membuat dokumen perencanaan
daerah yang terdiri dari program pembangunan daerah (PROPEDA) yang
tidak menyimpang dari PROPENAS dan RENSTRA yang dibuat oleh
pemerintah pusat. Program pembangunan daerah tersebut dibuat oleh
pemerintah bersama DPRD untuk jangka waktu lima tahun yang kemudian
dijabarkan pelaksaanaannya secara setahun. Tahap ratifikasi anggaran
Tahap ratifikasi merupakan tahap pengesahan anggaran. Tahap ini
merupakan tahap yang melibatkan proses politik yang cukup rumit dan cukup
berat. Dalam tahap ini pimpinan eksekutif dituntut tidak hanya memiliki
managerial skill namun juga harus memiliki poltikal skill, dan coalition bulding
yang memadai. Integritas dan kesiaapan mental yang memadai dari pimpinan
eksekutif sangat penting dalam tahap ini. Hal tesebut penting karena dalam
tahaaap ini pimpinan eksekutif harus mempunyai kemampuan untuk
menjawab dan memberikan argumentasi yang rasional atas segala
pertanyaan-pertanyaan dan bantahan-bantahan dari pihak legislatif.
b) Tahap pelaksanaan anggaran
Dalam tahap pelaksanaan, hal terpenting yang harus diperhatikan oleh
manajer keuangan publik adalah sistim akuntansi, sistim informasi akuntansi,
dan sistem pengendalian manajemen. Manajer keuangan publik dalam tahap
ini bertanggung jawab untuk menciptakan sistem akuntansi yang memadai
dan handal untuk melakukan perencanaan dan pengendalian anggaran yang
telah disepakati, dan daapat diandalkan untuk tahap penyusunan anggran
periode berikutnya. Sistem akuntansi yang baik meliputi sistem pengendalian
interen yang memadai.
c) Tahap pelaporan dan evaluasi anggran
Tahap ini adalah tahap akhir dalam siklus penggangaran. Pada tahap ini
anggaran dipertanggunjawabkan dalam bentuk laporan dan dievaluasi
pelaksanaanya.
2.5 Fungsi Anggaran Sektor Publik.
Fungsi anggaran sektor publik adalah:
1) Alat perencanaan
Sebagai alat perencanaan, anggaran sektor publik merupakan alat yang
digunakan untuk melakukan berbagai perencanaan, seperti perumusan
tujuan dan kebijakan, program, aktivitas, alokasi dana dan sumber
pembiayaan, serta indikator kinerja dan tingkat pencapaian strategis.
2) Alat pengendalian
Sebagai alat pengendsalian, anggaran sektor pubik berfungsi sebagai
instrument yang dapat mengendalikan terjadinya pemborosan-
pemborosan pengeluaran. Berdasarkan anggaran yang diajukan,
pemerintah menyajikan rencana detail tentang semua perencanaan detail
tentang semua penerimaan dan pengeluaran yang harus
dipertanggungjawabkan kepada publik.
3) Alat kebijakan fiskal
Sebagai alat kebijakan fiskal, anggaran sektor publik digunakan sebagai
instrumen yang dapat mencerminkan arah kebijakan fiskal pemerintah,
sehinngga dapat dilakukan prediksi-prediksi dan estimasi ekonomi, yang
akan mendorong, memfasilitasi, dan mengkoordinasikan kegiatan
ekonomi masyarakat sehingga dapat mempercepat pertumbuhan
ekonomi.
4) Alat politik
Sebagai alat politik, anggaran sektor publik merupakan dokumen politik
yang berupa komitmen dan kesepakatan antara pihak eksekutif dan
legislatif atas penggunaan dana publik.
5) Alat koordinasi dan komunikasi
Sebagai alat koordinasi, anggaran sektor publik merupakan instrument
untuk melakukan koordinasi antar bagian dalam pemerintahan. Sebagai
alat komunikasi, anggaran sektor publik berfungsi sebagai alat komunikasi
antar unit kerja dalam lingkungan eksekutif.
6) Alat penilaian kinerja
Sebagai alat penilaian kinerja, anggaran sektor publik merupakan wujud
komitmen dari pihak eksekutif sebagai pemegang anggaran kepada pihak
legislatiuf sebgai pemberi wewenang. Kinerja pihak eksekutif sebagai
manajer publik dinilai berdasarkan pencapaian target anggaran dan
efisiensi pelaksanaan anggaran.
7) Alat pemotivasi
Sebagai alat pemotivasi, anggaran sektor publik dapat memotivasi pihak
eksekutif beserta stafnya untuk bekerja secara ekonomis, efektif dan
efisien dalam mencapai target dan tujuan organisasi yang telah
ditetapkan.
8) Alat untuk menciptakan ruang publik
Sebagai alat untuk menciptakan ruang publik, anggaran sektor publik
merupakan wadah untuk menampung aspirasi dari kelompok masyarakat,
baik kelompok masyarakat yang terorganisir maupun yang tidak
terorganisir.
2.6 Kinerja Aparat Pemerintah Daerah
Menurut Bambang (2002) Kinerja aparat dilihat berdasarkan
kemampuan aparat dalam melaksanakan tugas-tugas manajerial yang
meliputi perencanaan, investigasi, koordinasi, supervisi, pengaturan staf,
negosiasi dan representasi.) ada beberapa faktor yang diduga menyebabkan
kinerja pemerintah daerah rendah diantaranya karena sistem pengelolaan
keuangan daerah yang masih lemah dimulai dalam
proses perencanaan dan penganggaran APBD, pelaksanaan/penatausahaan
APBD,pertanggungjawaban yang berupa pelaporan hasil pelaksanaan
APBD dan pengawasan. Dengan adanya keterlambatan dalam pengesahan
menyebabkan banyak program dan kegiatan yang sudah disusun tidak dapat
dilaksanakan sehingga menghambat pembangunan daerah tersebut. Untuk
itu suatu kinerja harus diukur agar mengetahui keberhasilan atau kegagalan
di dalam kinerja tersebut.
Kinerja adalah gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/
program/ kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi
organisasi. Secara umum, kinerja merupakan prestasi yang dicapai oleh
organisasi dalam periode tertentu. Ukuran kinerja suatu organisasi sangat
penting, hal ini dimaksudkan sebagai evaluasi atas input (masukan) program
yang telah dilakukan serta evaluasi terhadap output (keluaran) dari program
tersebut (Bastian, 2006).
Kinerja aparat pemerintahan merupakan suatu sistem yang bertujuan
untuk membantu atasan dalam menilai pencapaian suatu strategi melalui alat
ukur finansial dan non finansial, dimana kinerja dapat diukur dari seberapa
jauh kemampuan kinerja dalam mencapai target yang dianggarkan.
Pengukuran kinerja mencakup berbagai aspek sehingga dapat memberikan
informasi yang efisien dan efektif dalam pencapaian kinerja tersebut. Sesuai
dengan pendekatan kinerja yang digunakan dalam penyusunan anggaran,
maka setiap alokasi biaya yang direncanakan harus dikaitkan dengan tingkat
pelayanan atau hasil yang diharapkan dapat dicapai. Kinerja pemerintah
daerah dapat diukur melalui evaluasi terhadap pelaksanaan anggaran
(Agusti, 2012).
Kinerja aparat pemerintahan dinilai dari bagaimana anggota-anggota
dalam sektor pemerintahan berupaya untuk memberikan pelayanan terbaik
dengan mendayagunakan sumberdaya yang ada diorganisasinya untuk
memberikan kepuasan kepada masyarakat sebagai pihak yang dilayani.
kinerja merupakan prestasi kerja yang dicapai unit kerja dalam
merealisasikan target yang telah ditetapkan. Instrumen kinerja terkait dengan
pencapaian target kinerja kegiatan dari suatu program, akurasi (ketepatan
dan kesesuaian) hasil, tingkat pencapaian program, dampak hasil kegiatan
terhadap kehidupan masyarakat, kesesuaian realisasi anggaran dengan
anggaran, pencapaian efisiensi operasional. kinerja dari aparat diukur
dengan menggunakan indikator:
1. Perencanaan
Perencanaan dalam hal ini adalah menentukan tujuan-tujuan, kebijakan,
arah dari tindakan/pelaksanaan yang diambil.
2. Investigasi
Investigasi dalam hal ini adalah mengumpulkan dan menyiapkan
informasi, biasanya dalam bentuk catatan-catatan, laporan-laporan dan
rekening-rekening, melakukan inventarisasi, melakukan pengukuran hasil,
menyiapkan laporan keuangan, menyiapkan catatan, melakukan
penelitian, dan melakukan analisis pekerjaan.
3. Koordinasi
Melakukan tukar menukar informasi dengan orang-orang dibagian yang
lain dengan tujuan untuk menghubungkan dan menyesuaikan program-
program, mengatur pertemuan, pertemuan, memberiakan informasi
terhadap atasan, kerja sama dengan bagian lain.
4. Evaluasi
Melakukan penialain dan pengharapan terhadap usulan, laporan atau
observasi tentang prestasi kerja.
5. Pengawasan
Pengawasan dalam hal ini adalah mengarahkan, memimpin dan
mengembangkan bawahan, memberikan nasehat kepada bawahan,
melatih bawahan, menjelaskan tentang aturan-aturan pekerjaan,
penugasan, tindakan pendisiplinan, menangani keluhan-keluhan dari
bawahan.
6. Penilaian staf
Memelihara kondisi kerja dari satu atau beberapa unit yang dipimpin,
memelihara dan mempertahankan bawahan dalam unitnya atau beberapa
unit.
7. Negosiasi
Negosiasi dalam hal ini yaitu Pembelian, penjualan, kontrak, untuk barang
dan jasa.
8. Perwakilan
Melakukan kepentingan umum atas organisasi, menyampaikan informasi
tentang visi, misi, dan kegiatan-kegiatan organisasi dengan cara pidato,
konsultasi dan lain-lain kepada pihak luar organisasi.
2.7 Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap Kinerja Aparat
Pemerintah Daerah
Partisipasi anggaran memiliki dampak positif karena dua alasan
(Anthony 2005 dalam Hafiz 2007) yaitu:
a. Kemungkinan ada penerimaan yang lebih besar atas cita-cita anggaran
jika anggaran dipandang berada dalam kendala pribadi pegawai
dibandingkan bila secara anggaran.
b. Hasil penyusunan anggaran partisipatif adalah pertukaran informasi yang
efektif.
Anggaran yang telah ditetapkan berfungsi sebagai perencanaan dan
sebagai kriteria kinerja, yaitu anggaran dipakai sebagai suatu sistem
pengendalian untuk mengukur kinerja manajerial. Untuk mencegah dampak
fungsional atau difungsionalnya, sikap dan perilaku anggota organisasi dalam
penyusunan anggaran perlu melibatkan manajemen pada level yang lebih
rendah sehingga anggaran partisipatif dapat dinilai sebagai pendekatan
manajerial yang dapat meningkatkan kinerja setiap anggota organisasi
sebagai individual karena dengan adanya partisipasi dalam penyusunan
anggaran diharapkan setiap individu mampu meningkatkan kinerjanya sesuai
dengan target yang telah ditentukan (Arifin 2012).
2.8 Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Penelitian yang berkaitan dengan penyusunan anggaran terhadap
kinerja aparat pemerintah daerah telah banyak dilakukan. Diantaranya
penelitian yang dilakukan oleh Abas (2012) pengaruh penyusunan anggaran
terhadap kinerja aparat pemerintah daerah di Kabupaten Banggai Kepulauan,
hasil penelitinnya yaitu membuktikan bahwa penyusunan anggaran (X)
berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah daerah (Y).
Arifin (2012) pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap
kinerja aparat pemerintah daerah: komitmen organisasi, budaya organisasi,
dan gaya kepemimpinan sebagai variabel moderasi, hasil penelitiannya yaitu
menunjukkan bahwa partisipasi penyusunan angggaran berpengaruh secara
signifikan terhadap kinerja aparat, dengan turut serta para pegawai dalam
proses penyusunan anggaran, maka mereka juga merasa bertanggung jawab
atas keberhasilan program yang sebelumnya telah dibahas bersama.
Hapsari (2010) pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap
kinerja manajerial dengan komitmen organisasi dan locus of control sebagai
variabel moderating. penyusunan anggaran berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja manajerial. Hasil interaksi komitmen organisasi
dan locus of control juga positif dan signifikan mempengaruhi hubungan
antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial. Semakin
tinggi partisipasi penyusunan anggaran dalam suatu organisasi, semakin
tinggi pula kinerja manajerial. semakin tinggi komitmen organisasi dan locus
of control, maka semakin tinggi pula pengaruhnya terhadap hubungan
pertisipasi anggaran dan kinerja manajerial.
Kusumaningrum (2010) pengaruh kejelasan sasaran anggaran,
pengendalian akuntansi dan sistem pelaporan terhadap akuntabilitas kinerja
instansi pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kejelasan sasaran anggaran, pengendalian akuntansi, dan sistem
pelaporan berpengaruh positif dan signifikan terhadap akuntabilitas kinerja
instansi pemerintah.
Perbedaan penelitian saya dengan penelitian-penelitian sebelumnya
yaitu penelitian saya tidak menggunakan variabel moderasi, serta fenomena
dan tempat penelitian juga sangat berbeda.
Tabel 2. Penelitian Terdahulu
Nama Judul Hasil penelitian
Abas (2012) Pengaruh penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah Kabupaten Banggai kepulauan
membuktikan bahwa penyusunan anggaran (X) berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah daerah (Y). Penelitian ini menemukan bahwa penyusunan anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja aparat pemerintah daerah.
Arifin (2012) Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah: komitmen organisasi, budaya organisasi, dan gaya kepemimpinan sebagai variabel moderasi
menunjukkan bahwa partisipasi penyusunan angggaran berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja aparat, dengan turut serta para pegawai dalam proses penyusunan anggaran, maka mereka juga merasa bertanggung jawab atas keberhasilan program yang sebelumnya telah dibahas bersama.
Hapsari (2010) Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial dengan komitmen organisasi dan locus of control sebagai variabel moderating
penyusunan anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial. Hasil interaksi komitmen organisasi dan locus of control juga positif dan signifikan mempengaruhi hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial. Semakin tinggi partisipasi penyusunan anggaran dalam suatu organisasi, semakin tinggi pula kinerja manajerial. semakin tinggi komitmen organisasi dan locus of control, maka semakin tinggi pula pengaruhnya terhadap hubungan pertisipasi anggaran dan kinerja manajerial.
Kusumaningrum (2010) Pengaruh kejelasan
sasaran anggaran, pengendalian akuntansi dan sistem pelaporan terhadap
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejelasan sasaran anggaran, pengendalian akuntansi, dan sistem pelaporan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah Provinsi Jawa Tengah
2.9 Kerangka Pikir
Demi tercapainya penyusunan anggaran daerah yang efektifitas harus
diperlukan kinerja yang baik dan bertanggung jawab dari aparat pemerintah
daerah, sehingga apa yang menjadi tujuan akan terlaksana dengan baik dan
sesuai dengan apa yang diharapkan. Menurut Welsch dalam buku abdul
halim (2012: 138) menyebutkan bahwa anggaran adalah suatu bentuk
statement dari pada rencana dan kebijaksanaan manajemen yang dipakai
dalam suatu periode tertentu sebagai petunjuk/blue print dalam periode itu.
Proses penyusunan anggaran yang tepat ini akan berdampak pada
penggunaan anggaran yang sesuai sasaran. Anggaran merupakan alat yang
efektif untuk pengendalian dan penilaian kinerja. Sejak diberlakukannya
anggaran daerah yang berorientasi pada kinerja maka partisipasi dan
pertanggungjawaban pemerintah pada masyarakat sebagai stakeholders
daerah menjadi sangat penting.
penyusunan anggaran diperlukan dengan harapan manajemen lapisan
bawah dapat memberikan informasi yang sesuai untuk tercapainya suatu
tujuan, sehingga anggaran tidak hanya dibuat oleh manajemen atas yang
mungkin akan sulit diterapkan karena tidak sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki. Dengan diikutsertakannya para pegawai dalam proses penyusunan
anggaran, maka akan mendorong timbulnya semangat yang kuat untuk
melaksanakan anggaran yang ditetapkan sehingga kinerja pegawai akan
lebih efektif. Interaksi yang akan dibahas dalam penelitian ini yang adalah
Interaksi antara variabel partisipasi penyusunan anggaran dalam
mempengaruhi kinerja aparat pemerintah.
Anggaran sangat erat hubungannya dengan kinerja aparat pemerintah
karena dengan adanya penyusunan anggaran dapat membantu aparat
pemerintah mencapai tujuan fiscal dan meningkatkan koordinasi antar bagian
dalam lingkungan pemerintahan. Dengan adanya penyusunan anggaran
yang tercapai maka akan mempermudah aparat pemerintah untuk
mengambil keputusan dalam menyusun anggaran tahun berikutnya.
Berdasarkan fenomena dan kajian teoritis, serta studi empiris, secara ringkas, permasalahan penelitian ini adalah sebagai berikut :
Apakah partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah daerah kabupaten Bolaang Mongondow Utara?
Diduga partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja aparat
pemerintah daerah kabupaten Bolaang
Permasalahan Penelitian Berdasarkan fenomena dan kajian teoritis, serta studi empiris, secara
ringkas, permasalahan penelitian ini adalah sebagai berikut :Apakah partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja
aparat pemerintah daerah kabupaten Bolaang Mongondow Utara?
partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja aparat
pemerintah daerah kabupaten Bolaang Mongondow Utara
Penelitian Terdahulu: 1. Abas (2012) Pengaruh Penyusunan
Anggaran Terhadap kinerja aparat pemerintah daerah kabupaten kepulauan.
2. Arifin (2012) pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadapaparat pemerintah daerah: komitmen organisasi, budaya organisasi, dan gaya kepemimpinan sebagai variabel moderasi.
3. Hapsari (2010) pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial.
4. Kusumaningrum (2010) pengaruh kejelasan sasaran anggaran,pengendalian akuntansi dan system pelaporan terhadapakuntabilitas kinerja instansi pemerintah.
Berdasarkan fenomena dan kajian teoritis, serta studi empiris, secara ringkas, permasalahan penelitian ini adalah sebagai berikut :
Apakah partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah daerah kabupaten Bolaang Mongondow Utara?
Abas (2012) Pengaruh Penyusunan Anggaran Terhadap kinerja aparat pemerintah daerah kabupaten banggai
pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah: komitmen organisasi, budaya organisasi, dan gaya kepemimpinan sebagai variabel
Hapsari (2010) pengaruh partisipasi ggaran terhadap kinerja
Kusumaningrum (2010) pengaruh kejelasan sasaran anggaran,pengendalian akuntansi dan system pelaporan terhadapakuntabilitas
Gambar 1. kerangka pikir
2.10 Hipotesis Penelitian
Dengan melihat rumusan masalah diatas maka hipotesis dalam
penelitian ini adalah diduga partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh
terhadap kinerja aparat pemerintah Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow
Utara.
Partisipasi penyusunan anggaran (X)
Kinerja aparat pemerintah (Y)