kajian teori dan hipotesis -...

24
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Partisipasi Penyusunan Anggaran Menurut Bastian (2009) partisipasi anggaran sebagai suatu proses dalam organisasi yang melibatkan para manajer dalam penentuan tujuan anggaran yang menjadi tanggung jawabnya. Partisipasi juga adalah suatu perilaku, pekerjaan, dan aktifitas yang dilakukan oleh aparat pemerintah selama aktivitas penyusunan anggaran berlangsung, Partisipasi penyusunan anggaran dilakukan dengan tujuan agar anggaran yang ditetapkan nantinya bisa sesuai dengan keadaan yang terjadi. Partisipasi dalam konteks penyusunan anggaran merupakan proses para individu, yang kinerjanya dieveluasi dan memperoleh penghargaan berdasarkan budget emphasis, terlibat dan mempunyai pengaruh dalam penyusunan target anggaran Sebagaimana yang dikemukakan bambang (2002) bahwa tingkat keterlibatan dan pengaruh bawahan terhadap pembuatan keputusan dalam proses penyusunan anggaran merupakan faktor utama yang membedakan antara anggaran partisipatif dengan anggaran non partisipatif. Aspirasi bawahan lebih diperhatikan dalam proses penyusunan anggaran partisipatif, sehingga lebih memungkinkan bagi bawahan melakukan negosiasi dengan atasan mengenai target anggaran yang menurut mereka dapat dicapai.

Upload: phamnguyet

Post on 16-Aug-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7201/5/2013-2-2-62201-921410159-bab2-12032014054831.pdfupaya perolehan pendapatan dan pembiayaan untuk periode anggaran,

BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

2.1 Partisipasi Penyusunan Anggaran

Menurut Bastian (2009) partisipasi anggaran sebagai suatu proses

dalam organisasi yang melibatkan para manajer dalam penentuan tujuan

anggaran yang menjadi tanggung jawabnya. Partisipasi juga adalah suatu

perilaku, pekerjaan, dan aktifitas yang dilakukan oleh aparat pemerintah

selama aktivitas penyusunan anggaran berlangsung, Partisipasi penyusunan

anggaran dilakukan dengan tujuan agar anggaran yang ditetapkan nantinya

bisa sesuai dengan keadaan yang terjadi.

Partisipasi dalam konteks penyusunan anggaran merupakan proses

para individu, yang kinerjanya dieveluasi dan memperoleh penghargaan

berdasarkan budget emphasis, terlibat dan mempunyai pengaruh dalam

penyusunan target anggaran Sebagaimana yang dikemukakan bambang

(2002) bahwa tingkat keterlibatan dan pengaruh bawahan terhadap

pembuatan keputusan dalam proses penyusunan anggaran merupakan

faktor utama yang membedakan antara anggaran partisipatif dengan

anggaran non partisipatif. Aspirasi bawahan lebih diperhatikan dalam proses

penyusunan anggaran partisipatif, sehingga lebih memungkinkan bagi

bawahan melakukan negosiasi dengan atasan mengenai target anggaran

yang menurut mereka dapat dicapai.

Page 2: KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7201/5/2013-2-2-62201-921410159-bab2-12032014054831.pdfupaya perolehan pendapatan dan pembiayaan untuk periode anggaran,

Partisipasi penyusunan anggaran merupakan ciri dari penyusunan

anggaran yang menekankan kepada partisipasi aparat pemerintah daerah

untuk mempertanggung jawabkan proses penyusunan anggaran. Partisipasi

banyak menguntungkan bagi suatu organisasi, hal ini diperoleh dari hampir

penelitian tentang partisipasi. Sord dan Welsch (1995) dalam skripsi arifin

(2012) mengemukakan bahwa tingkat partisipasi yang lebih tinggi akan

menghasilkan moral yang lebih baik dan inisiatif yang lebih tinggi pula.

Partisipasi telah ditunjukkan berpengaruh secara positif terhadap sikap

pegawai, meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi, dan meningkatkan

kerja sama diantara manajer.

Partisipasi anggaran pada sektor publik terjadi ketika antara pihak

eksekutif, legislatif dan masyarakat bekerja sama bekerja sama dalam

pembuatan anggaran. Anggaran dibuat oleh kepala daerah melalui usulan

dari unit-unit kerja yang disampaikan kepada kepala bagian dan diusulkan

kepada kepala daerah, dan setelah itu bersama-sama DPRD menetapkan

anggaran yang dibuat sesuai dengan Peraturan Daerah yang berlaku. Proses

penganggaran daerah dengan pendekatan kinerja dalam Kepmendagri

memuat Pedoman Penyusunan Rancangan APBD yang dilaksanakan oleh

tim anggaran eksekutif bersama-sama unit organisasi perangkat daerah (unit

kerja).

Partisipasi anggaran merupakan suatu proses yang melibatkan

individu-individu secara langsung di dalamnya dan mempunyai pengaruh

Page 3: KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7201/5/2013-2-2-62201-921410159-bab2-12032014054831.pdfupaya perolehan pendapatan dan pembiayaan untuk periode anggaran,

terhadap penyusunan tujuan anggaran yang prestasinya akan dinilai dan

kemungkinan akan dihargai atas dasar pencapaian tujuan anggaran

(Brownell (1982) dalam Nurcahyani 2010: 35). Melalui partisipasi anggaran,

bawahan/pelaksana anggaran dilibatkan dalam penyusunan anggaran yang

menyangkut sub bagiannya sehingga tercapai kesepakatan antara

atasan/pemegang kuasa anggaran dan bawahan/pelaksana anggaran

mengenai anggaran tersebut.

Anggaran berfungsi sebagai alat penilaian kinerja, dengan adanya

partisipasi anggaran diharapkan kinerja aparat pemerintah daerah akan

meningkat, karena anggaran dipakai sebagai suatu sistem pengendalian

untuk mengukur kinerja. Kemudian dari itu semua pihak ikut terlibat dan

diberi kesempatan untuk membuat anggaran sesuai bidangnya masing-

masing, maka kinerja yang dihasilkan akan baik (Agusti, 2012).

Menurut sinuraya (2009) ada enam item yang digunakan untuk

mengukur partisipasi dalam penyusunan anggran yaitu:

1. Keikutsertaan dalam penyusunan anggaran

Dalam hal ini partisipasi dan keikutsertaan dalam proses penyusunan

anggaran.

2. Kepuasan kerja dalam penyusunan anggaran

Kepuasan kerja dalam penyusunan anggaran merupakan sikap

seseorang terhadap kerja Seseorang yang bersikap positif terhadap kerja,

berarti dia mengalami kepuasan kerja. Sedangkan seseorang yang

Page 4: KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7201/5/2013-2-2-62201-921410159-bab2-12032014054831.pdfupaya perolehan pendapatan dan pembiayaan untuk periode anggaran,

bersikap negatif terhadap kerja berarti dia mengalami ketidakpuasan

kerja.

3. Kebutuhan memberikan pendapat

Setiap orang lebih cenderung mencapai anggaran yang penyusunannya

melibatkan orang tersebut, sebaliknya orang kurang terdorong untuk

mencapai anggaran yang berasal dari atas.

4. Kerelaan dalam memberikan pendapat

Dalam hal ini kerelaan dari para bawahan dalam memberikan pendapat

mengenai anggara-anggaran yang disusun.

5. Besarnya pengaruh terhadap penetapan anggaran akhir

Agar partisipasi menjadi efektif, partisipasi harus memiliki input riil

terhadap keputusan dan pandangan mereka harus memiliki bobot tertentu

dalam hasil akhir

6. Seringnya atasan meminta pendapat atu usulan saat anggaran sedang

disusun.

2.2 Pengertian Anggaran

Menurut Bastian (2009) anggaran merupakan pedoman tindakan yang

akan dilaksanakan oleh pemerintah meliputi rencana pendapatan, belanja,

transfer, dan pembiayaan yang diukur dalam satuan rupiah yang disusun

menurut klasifikasi tertentu secara sistematis untuk satu periode. Anggaran

pemerintah merupakan dokumen formal hasil kesepakatan antara eksekutif

Page 5: KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7201/5/2013-2-2-62201-921410159-bab2-12032014054831.pdfupaya perolehan pendapatan dan pembiayaan untuk periode anggaran,

dan legislatif tentang belanja dan pendapatan yang diharapkan dapat

menutup kebutuhan belanja atau pembiayaan yang diperlukan. Anggaran

mengkoordinasikan aktivitas belanja pemerintah dan memberi landasan bagi

upaya perolehan pendapatan dan pembiayaan untuk periode anggaran, yaitu

periode tahunan. Menurut Abriyani (2002) anggaran penerimaan dan belanja

daerah (APBD)

memuat rencana penerimaan dan pengeluaran pemerintah daerah dalam

uang, atau jasa pada tahun anggaran. Anggaran belanja daerah diprioritaska

n untuk melaksanakan kewajiban pemerintah daerah sebagaimana

ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.

Menurut Marsono dalam Halim (2012) anggaran adalah suatu rencana

pekerjaan yang pada suatu pihak mengandung jumlah pengeluaran yang

setinggi-tingginya yang mungkin diperlukan untuk membiayai kepentingan

Negara pada suatu masa depan, dan pihak lain perkiraan pendapatan

(penerimaan) yang mungkin akan dapat diterima dalam masa tersebut.

2.2.1 Pentingnya Anggaran Sektor Publik

Menurut mahsun (2011) tidak semua aspek kehidupan masyarakat

tercakup oleh anggaran sektor publik. Terdapat beberapa aspek kehidupan

yang tidak tersentuh oleh anggaran sektor publik, baik skala nasional

maupun lokal. Anggaran sektor publik dibuat untuk membantu menentukan

tingkat kebutuhan masyarakat, seperti listrik, air bersih, kualitas kesehatan,

pendidikan, dan sebagainya agar terjamin secara layak. Tingkat

Page 6: KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7201/5/2013-2-2-62201-921410159-bab2-12032014054831.pdfupaya perolehan pendapatan dan pembiayaan untuk periode anggaran,

kesejahteraan masyarakat dipengaruhi oleh keputusan yang di ambil oleh

pemerintah melalui anggaran yang mereka buat.

Dalam sebuah negara demokrasi, pemerintah mewakili kepentingan

rakyat, uang yang dimiliki pemerintah adalah uang rakyat dan anggaran

menunjukkan rencana pemerintah untuk membelanjakan uang rakyat

tersebut. Anggaran merupakan blue print keberadaan sebuah negara dan

merupakan arahan dimasa yang akan datang.

Menurut Mardiasmo (2009: 63) anggaran sektor publik penting karena

beberapa alasan, yaitu:

1. Anggaran merupakan alat bagi pemerintah untuk mengarahkan

pembangunan sosial ekonomi, menjamin kesinambungan, dan

meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

2. Anggaran diperlukan karena adanya kebutuhan dan keinginan

masyarakat yang tak terbatas dan terus berkembang, sedangkan

sumber daya yang ada terbatas. Anggaran diperlukan karena adanya

masalah keterbatasan sumber daya (scarcity of resources), pilihan

(choice), dan trade offs.

3. Anggaran diperlukan untuk meyakinkan bahwa pemerintah telah

bertanggung jawab terhadap rakyat. Dalam hal ini anggaran publik

merupakan instrument pelaksanaan akuntabilitas publik oleh lembaga-

lembaga publik yang ada.

2.2.2 Karakteristik Anggaran Sektor Publik

Page 7: KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7201/5/2013-2-2-62201-921410159-bab2-12032014054831.pdfupaya perolehan pendapatan dan pembiayaan untuk periode anggaran,

Menurut Bastian (2006: 81) anggaran mempunyai karakteristik

sebagai berikut:

1. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain

keuangan.

2. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu tertentu, satu atau beberapa

tahun.

3. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen untuk

mencapai sasaran yang ditetapkan.

4. Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih

tinggi dari penyusunan anggaran.

5. Sekali disusun, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi tertentu.

2.2.3 Prinsip-Prinsip Anggaran Sektor Publik

Prinsip penyusunan anggaran (APBD/APBN) diindonesia pada

umumnya berlaku sama, yakni:

1. Prinsip anggaran yang berimbang dan dinamis

Penyusunan APBD haruslah mencerminkan keseimbangan antara

penerimaan dan pengeluaran.

2. Prinsip disiplin anggaran

Setiap dinas instansi/dinas/lembaga/satuan/unit kerja hendaknya

menggunakan secara efisien, tepat guna serta tepat waktu dalam

mempertanggungjawabkannya.

3. Prinsip kemandirian

Page 8: KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7201/5/2013-2-2-62201-921410159-bab2-12032014054831.pdfupaya perolehan pendapatan dan pembiayaan untuk periode anggaran,

Mengupayakan peningkatan sumber-sumber pendapatan sesuai dengan

potensi dalam rangka mengurangi ketergantungan kepada organisasi lain

(contohnya: pemerintah daerah pada pemerintah pusat).

4. Prinsip prioritas

Pelaksanaan anggaran hendaknya tetap mengacu kepada prioritas utama

pembangunan di daerah.

5. Prinsip efisiensi dan efektifitas anggaran

Menyediakan pembiayaan dan penghematan yang mengarah kepada

skala prioritas.

Menurut Bastian (2009: 82), karakteristik anggaran yang baik yaitu:

a. Berdasarkan program.

b. Berdasarkan pusat pertanggungjawaban (pusat biaya, pusat laba, dan

pusat investasi).

c. Sebagai alat perencanaan dan pengendalian.

2.3 Jenis Anggaran Sektor Publik

Menurut Mahsun, dkk (2006: 67), jenis anggaran sektor publik

dibedakan menjadi dua, yaitu:

a) Anggaran operasional

Anggaran operasional yaitu anggaran yang berisirencana kebutuhan

sehari-hari oleh pemerintah pusat/daerah untuk menjalankan kegiatan

pemerintahan. Belanja operasi merupakan bagian dari anggaran

Page 9: KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7201/5/2013-2-2-62201-921410159-bab2-12032014054831.pdfupaya perolehan pendapatan dan pembiayaan untuk periode anggaran,

operasional. Belanja operasi adalah belanja yang manfaatnya hanya

suntuk satu periode anggaran dan tidak dimaksudkan untuk menambah

asset pemerintah. Klasifikasi belanja operasi antara lain meliputi belanja

pegawai, belanja barang noninvestasi, pembayaran bunga utang, subsidi,

dan belanja operasional.

b) Anggaran modal/investasi

Anggaran modal/investasi yaitu anggaran yang berisi rencana jangka

panjang dan pembelanjaan aktiva tetap, seperti gedung, peralatan,

kenderaan, perabot kantor. Belanja modal merupakan bagian dari

anggaran modal/investasi. Belanja modal adalah belanja yang dilakukan

untuk investasi permanen, asset tetap, dan asset berwujud lainnya dalam

menunjang kegiatan pemerintahan dan melakukan pelayanan kepada

masyarakat. Klasifikasi belanja modal meliputi belanja perolehan investasi

permanen dan belanja pembelian asset tetap.

2.4 Proses Penyusunan Anggaran Sektor Publik

Penyusunan dan pelaksanaan anggaran tahunan merupakan

rangkaian proses anggaran. Proses penyusunan anggaran bertujuan untuk:

1. Membantu pemerintah mencapai tujuan fiskal dan meningkatkan

koordinasi antarbagian dalaam lingkungan pemerintah.

2. Membantu menciptakan efisiensi dan keadilan dalam menyediakan

barang dan jasa publik melalui proses pemrioritasan.

Page 10: KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7201/5/2013-2-2-62201-921410159-bab2-12032014054831.pdfupaya perolehan pendapatan dan pembiayaan untuk periode anggaran,

3. Memungkinkan bagi pemerintah untukmemenuhi prioritas belanja.

4. Meningkatkan transparansi dan pertanggungjawaban pemerintah kepada

DPR/DPRD dan masarakat luas.

Menurut Mahsun, dkk (2011: 68-70) Siklus anggaran meliputi:

a) Tahap persiapan anggaran

Pada tahap persiapan anggaran dilakukan taksiran pengeluaran atas

dasar taksiran pendapatan tersedia. Faktor tingkat ketidakpastian yang cukup

tinggi juga perlu menjadi perhatian. Di Indonesia proses perencanaan APBD

dengan paradigma baru menekankan pada pendengkatan bottom-up

planning, dengan tetap berpedoman pada arah kebijakan pembangunan

pemerintah pusat. Arahan kebijakan pembangunan pemerintah pusat

tertuang dalam dokumen pereencanaan berupa GBHN, program

pembangunan nasional (PROPENAS),rencana strategis (RENSTRA), dan

rencana pembanggunan tahunan (REPETA).

Pada pemerintah daerah, disarankan membuat dokumen perencanaan

daerah yang terdiri dari program pembangunan daerah (PROPEDA) yang

tidak menyimpang dari PROPENAS dan RENSTRA yang dibuat oleh

pemerintah pusat. Program pembangunan daerah tersebut dibuat oleh

pemerintah bersama DPRD untuk jangka waktu lima tahun yang kemudian

dijabarkan pelaksaanaannya secara setahun. Tahap ratifikasi anggaran

Tahap ratifikasi merupakan tahap pengesahan anggaran. Tahap ini

merupakan tahap yang melibatkan proses politik yang cukup rumit dan cukup

Page 11: KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7201/5/2013-2-2-62201-921410159-bab2-12032014054831.pdfupaya perolehan pendapatan dan pembiayaan untuk periode anggaran,

berat. Dalam tahap ini pimpinan eksekutif dituntut tidak hanya memiliki

managerial skill namun juga harus memiliki poltikal skill, dan coalition bulding

yang memadai. Integritas dan kesiaapan mental yang memadai dari pimpinan

eksekutif sangat penting dalam tahap ini. Hal tesebut penting karena dalam

tahaaap ini pimpinan eksekutif harus mempunyai kemampuan untuk

menjawab dan memberikan argumentasi yang rasional atas segala

pertanyaan-pertanyaan dan bantahan-bantahan dari pihak legislatif.

b) Tahap pelaksanaan anggaran

Dalam tahap pelaksanaan, hal terpenting yang harus diperhatikan oleh

manajer keuangan publik adalah sistim akuntansi, sistim informasi akuntansi,

dan sistem pengendalian manajemen. Manajer keuangan publik dalam tahap

ini bertanggung jawab untuk menciptakan sistem akuntansi yang memadai

dan handal untuk melakukan perencanaan dan pengendalian anggaran yang

telah disepakati, dan daapat diandalkan untuk tahap penyusunan anggran

periode berikutnya. Sistem akuntansi yang baik meliputi sistem pengendalian

interen yang memadai.

c) Tahap pelaporan dan evaluasi anggran

Tahap ini adalah tahap akhir dalam siklus penggangaran. Pada tahap ini

anggaran dipertanggunjawabkan dalam bentuk laporan dan dievaluasi

pelaksanaanya.

Page 12: KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7201/5/2013-2-2-62201-921410159-bab2-12032014054831.pdfupaya perolehan pendapatan dan pembiayaan untuk periode anggaran,

2.5 Fungsi Anggaran Sektor Publik.

Fungsi anggaran sektor publik adalah:

1) Alat perencanaan

Sebagai alat perencanaan, anggaran sektor publik merupakan alat yang

digunakan untuk melakukan berbagai perencanaan, seperti perumusan

tujuan dan kebijakan, program, aktivitas, alokasi dana dan sumber

pembiayaan, serta indikator kinerja dan tingkat pencapaian strategis.

2) Alat pengendalian

Sebagai alat pengendsalian, anggaran sektor pubik berfungsi sebagai

instrument yang dapat mengendalikan terjadinya pemborosan-

pemborosan pengeluaran. Berdasarkan anggaran yang diajukan,

pemerintah menyajikan rencana detail tentang semua perencanaan detail

tentang semua penerimaan dan pengeluaran yang harus

dipertanggungjawabkan kepada publik.

3) Alat kebijakan fiskal

Sebagai alat kebijakan fiskal, anggaran sektor publik digunakan sebagai

instrumen yang dapat mencerminkan arah kebijakan fiskal pemerintah,

sehinngga dapat dilakukan prediksi-prediksi dan estimasi ekonomi, yang

akan mendorong, memfasilitasi, dan mengkoordinasikan kegiatan

ekonomi masyarakat sehingga dapat mempercepat pertumbuhan

ekonomi.

Page 13: KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7201/5/2013-2-2-62201-921410159-bab2-12032014054831.pdfupaya perolehan pendapatan dan pembiayaan untuk periode anggaran,

4) Alat politik

Sebagai alat politik, anggaran sektor publik merupakan dokumen politik

yang berupa komitmen dan kesepakatan antara pihak eksekutif dan

legislatif atas penggunaan dana publik.

5) Alat koordinasi dan komunikasi

Sebagai alat koordinasi, anggaran sektor publik merupakan instrument

untuk melakukan koordinasi antar bagian dalam pemerintahan. Sebagai

alat komunikasi, anggaran sektor publik berfungsi sebagai alat komunikasi

antar unit kerja dalam lingkungan eksekutif.

6) Alat penilaian kinerja

Sebagai alat penilaian kinerja, anggaran sektor publik merupakan wujud

komitmen dari pihak eksekutif sebagai pemegang anggaran kepada pihak

legislatiuf sebgai pemberi wewenang. Kinerja pihak eksekutif sebagai

manajer publik dinilai berdasarkan pencapaian target anggaran dan

efisiensi pelaksanaan anggaran.

7) Alat pemotivasi

Sebagai alat pemotivasi, anggaran sektor publik dapat memotivasi pihak

eksekutif beserta stafnya untuk bekerja secara ekonomis, efektif dan

efisien dalam mencapai target dan tujuan organisasi yang telah

ditetapkan.

8) Alat untuk menciptakan ruang publik

Page 14: KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7201/5/2013-2-2-62201-921410159-bab2-12032014054831.pdfupaya perolehan pendapatan dan pembiayaan untuk periode anggaran,

Sebagai alat untuk menciptakan ruang publik, anggaran sektor publik

merupakan wadah untuk menampung aspirasi dari kelompok masyarakat,

baik kelompok masyarakat yang terorganisir maupun yang tidak

terorganisir.

2.6 Kinerja Aparat Pemerintah Daerah

Menurut Bambang (2002) Kinerja aparat dilihat berdasarkan

kemampuan aparat dalam melaksanakan tugas-tugas manajerial yang

meliputi perencanaan, investigasi, koordinasi, supervisi, pengaturan staf,

negosiasi dan representasi.) ada beberapa faktor yang diduga menyebabkan

kinerja pemerintah daerah rendah diantaranya karena sistem pengelolaan

keuangan daerah yang masih lemah dimulai dalam

proses perencanaan dan penganggaran APBD, pelaksanaan/penatausahaan

APBD,pertanggungjawaban yang berupa pelaporan hasil pelaksanaan

APBD dan pengawasan. Dengan adanya keterlambatan dalam pengesahan

menyebabkan banyak program dan kegiatan yang sudah disusun tidak dapat

dilaksanakan sehingga menghambat pembangunan daerah tersebut. Untuk

itu suatu kinerja harus diukur agar mengetahui keberhasilan atau kegagalan

di dalam kinerja tersebut.

Kinerja adalah gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/

program/ kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi

organisasi. Secara umum, kinerja merupakan prestasi yang dicapai oleh

Page 15: KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7201/5/2013-2-2-62201-921410159-bab2-12032014054831.pdfupaya perolehan pendapatan dan pembiayaan untuk periode anggaran,

organisasi dalam periode tertentu. Ukuran kinerja suatu organisasi sangat

penting, hal ini dimaksudkan sebagai evaluasi atas input (masukan) program

yang telah dilakukan serta evaluasi terhadap output (keluaran) dari program

tersebut (Bastian, 2006).

Kinerja aparat pemerintahan merupakan suatu sistem yang bertujuan

untuk membantu atasan dalam menilai pencapaian suatu strategi melalui alat

ukur finansial dan non finansial, dimana kinerja dapat diukur dari seberapa

jauh kemampuan kinerja dalam mencapai target yang dianggarkan.

Pengukuran kinerja mencakup berbagai aspek sehingga dapat memberikan

informasi yang efisien dan efektif dalam pencapaian kinerja tersebut. Sesuai

dengan pendekatan kinerja yang digunakan dalam penyusunan anggaran,

maka setiap alokasi biaya yang direncanakan harus dikaitkan dengan tingkat

pelayanan atau hasil yang diharapkan dapat dicapai. Kinerja pemerintah

daerah dapat diukur melalui evaluasi terhadap pelaksanaan anggaran

(Agusti, 2012).

Kinerja aparat pemerintahan dinilai dari bagaimana anggota-anggota

dalam sektor pemerintahan berupaya untuk memberikan pelayanan terbaik

dengan mendayagunakan sumberdaya yang ada diorganisasinya untuk

memberikan kepuasan kepada masyarakat sebagai pihak yang dilayani.

kinerja merupakan prestasi kerja yang dicapai unit kerja dalam

merealisasikan target yang telah ditetapkan. Instrumen kinerja terkait dengan

pencapaian target kinerja kegiatan dari suatu program, akurasi (ketepatan

Page 16: KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7201/5/2013-2-2-62201-921410159-bab2-12032014054831.pdfupaya perolehan pendapatan dan pembiayaan untuk periode anggaran,

dan kesesuaian) hasil, tingkat pencapaian program, dampak hasil kegiatan

terhadap kehidupan masyarakat, kesesuaian realisasi anggaran dengan

anggaran, pencapaian efisiensi operasional. kinerja dari aparat diukur

dengan menggunakan indikator:

1. Perencanaan

Perencanaan dalam hal ini adalah menentukan tujuan-tujuan, kebijakan,

arah dari tindakan/pelaksanaan yang diambil.

2. Investigasi

Investigasi dalam hal ini adalah mengumpulkan dan menyiapkan

informasi, biasanya dalam bentuk catatan-catatan, laporan-laporan dan

rekening-rekening, melakukan inventarisasi, melakukan pengukuran hasil,

menyiapkan laporan keuangan, menyiapkan catatan, melakukan

penelitian, dan melakukan analisis pekerjaan.

3. Koordinasi

Melakukan tukar menukar informasi dengan orang-orang dibagian yang

lain dengan tujuan untuk menghubungkan dan menyesuaikan program-

program, mengatur pertemuan, pertemuan, memberiakan informasi

terhadap atasan, kerja sama dengan bagian lain.

4. Evaluasi

Melakukan penialain dan pengharapan terhadap usulan, laporan atau

observasi tentang prestasi kerja.

Page 17: KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7201/5/2013-2-2-62201-921410159-bab2-12032014054831.pdfupaya perolehan pendapatan dan pembiayaan untuk periode anggaran,

5. Pengawasan

Pengawasan dalam hal ini adalah mengarahkan, memimpin dan

mengembangkan bawahan, memberikan nasehat kepada bawahan,

melatih bawahan, menjelaskan tentang aturan-aturan pekerjaan,

penugasan, tindakan pendisiplinan, menangani keluhan-keluhan dari

bawahan.

6. Penilaian staf

Memelihara kondisi kerja dari satu atau beberapa unit yang dipimpin,

memelihara dan mempertahankan bawahan dalam unitnya atau beberapa

unit.

7. Negosiasi

Negosiasi dalam hal ini yaitu Pembelian, penjualan, kontrak, untuk barang

dan jasa.

8. Perwakilan

Melakukan kepentingan umum atas organisasi, menyampaikan informasi

tentang visi, misi, dan kegiatan-kegiatan organisasi dengan cara pidato,

konsultasi dan lain-lain kepada pihak luar organisasi.

2.7 Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap Kinerja Aparat

Pemerintah Daerah

Partisipasi anggaran memiliki dampak positif karena dua alasan

(Anthony 2005 dalam Hafiz 2007) yaitu:

Page 18: KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7201/5/2013-2-2-62201-921410159-bab2-12032014054831.pdfupaya perolehan pendapatan dan pembiayaan untuk periode anggaran,

a. Kemungkinan ada penerimaan yang lebih besar atas cita-cita anggaran

jika anggaran dipandang berada dalam kendala pribadi pegawai

dibandingkan bila secara anggaran.

b. Hasil penyusunan anggaran partisipatif adalah pertukaran informasi yang

efektif.

Anggaran yang telah ditetapkan berfungsi sebagai perencanaan dan

sebagai kriteria kinerja, yaitu anggaran dipakai sebagai suatu sistem

pengendalian untuk mengukur kinerja manajerial. Untuk mencegah dampak

fungsional atau difungsionalnya, sikap dan perilaku anggota organisasi dalam

penyusunan anggaran perlu melibatkan manajemen pada level yang lebih

rendah sehingga anggaran partisipatif dapat dinilai sebagai pendekatan

manajerial yang dapat meningkatkan kinerja setiap anggota organisasi

sebagai individual karena dengan adanya partisipasi dalam penyusunan

anggaran diharapkan setiap individu mampu meningkatkan kinerjanya sesuai

dengan target yang telah ditentukan (Arifin 2012).

2.8 Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Penelitian yang berkaitan dengan penyusunan anggaran terhadap

kinerja aparat pemerintah daerah telah banyak dilakukan. Diantaranya

penelitian yang dilakukan oleh Abas (2012) pengaruh penyusunan anggaran

terhadap kinerja aparat pemerintah daerah di Kabupaten Banggai Kepulauan,

Page 19: KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7201/5/2013-2-2-62201-921410159-bab2-12032014054831.pdfupaya perolehan pendapatan dan pembiayaan untuk periode anggaran,

hasil penelitinnya yaitu membuktikan bahwa penyusunan anggaran (X)

berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah daerah (Y).

Arifin (2012) pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap

kinerja aparat pemerintah daerah: komitmen organisasi, budaya organisasi,

dan gaya kepemimpinan sebagai variabel moderasi, hasil penelitiannya yaitu

menunjukkan bahwa partisipasi penyusunan angggaran berpengaruh secara

signifikan terhadap kinerja aparat, dengan turut serta para pegawai dalam

proses penyusunan anggaran, maka mereka juga merasa bertanggung jawab

atas keberhasilan program yang sebelumnya telah dibahas bersama.

Hapsari (2010) pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap

kinerja manajerial dengan komitmen organisasi dan locus of control sebagai

variabel moderating. penyusunan anggaran berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja manajerial. Hasil interaksi komitmen organisasi

dan locus of control juga positif dan signifikan mempengaruhi hubungan

antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial. Semakin

tinggi partisipasi penyusunan anggaran dalam suatu organisasi, semakin

tinggi pula kinerja manajerial. semakin tinggi komitmen organisasi dan locus

of control, maka semakin tinggi pula pengaruhnya terhadap hubungan

pertisipasi anggaran dan kinerja manajerial.

Kusumaningrum (2010) pengaruh kejelasan sasaran anggaran,

pengendalian akuntansi dan sistem pelaporan terhadap akuntabilitas kinerja

instansi pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Hasil penelitian menunjukkan

Page 20: KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7201/5/2013-2-2-62201-921410159-bab2-12032014054831.pdfupaya perolehan pendapatan dan pembiayaan untuk periode anggaran,

bahwa kejelasan sasaran anggaran, pengendalian akuntansi, dan sistem

pelaporan berpengaruh positif dan signifikan terhadap akuntabilitas kinerja

instansi pemerintah.

Perbedaan penelitian saya dengan penelitian-penelitian sebelumnya

yaitu penelitian saya tidak menggunakan variabel moderasi, serta fenomena

dan tempat penelitian juga sangat berbeda.

Tabel 2. Penelitian Terdahulu

Nama Judul Hasil penelitian

Abas (2012) Pengaruh penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah Kabupaten Banggai kepulauan

membuktikan bahwa penyusunan anggaran (X) berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah daerah (Y). Penelitian ini menemukan bahwa penyusunan anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja aparat pemerintah daerah.

Arifin (2012) Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah: komitmen organisasi, budaya organisasi, dan gaya kepemimpinan sebagai variabel moderasi

menunjukkan bahwa partisipasi penyusunan angggaran berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja aparat, dengan turut serta para pegawai dalam proses penyusunan anggaran, maka mereka juga merasa bertanggung jawab atas keberhasilan program yang sebelumnya telah dibahas bersama.

Hapsari (2010) Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial dengan komitmen organisasi dan locus of control sebagai variabel moderating

penyusunan anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial. Hasil interaksi komitmen organisasi dan locus of control juga positif dan signifikan mempengaruhi hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial. Semakin tinggi partisipasi penyusunan anggaran dalam suatu organisasi, semakin tinggi pula kinerja manajerial. semakin tinggi komitmen organisasi dan locus of control, maka semakin tinggi pula pengaruhnya terhadap hubungan pertisipasi anggaran dan kinerja manajerial.

Kusumaningrum (2010) Pengaruh kejelasan

sasaran anggaran, pengendalian akuntansi dan sistem pelaporan terhadap

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejelasan sasaran anggaran, pengendalian akuntansi, dan sistem pelaporan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.

Page 21: KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7201/5/2013-2-2-62201-921410159-bab2-12032014054831.pdfupaya perolehan pendapatan dan pembiayaan untuk periode anggaran,

akuntabilitas kinerja instansi pemerintah Provinsi Jawa Tengah

2.9 Kerangka Pikir

Demi tercapainya penyusunan anggaran daerah yang efektifitas harus

diperlukan kinerja yang baik dan bertanggung jawab dari aparat pemerintah

daerah, sehingga apa yang menjadi tujuan akan terlaksana dengan baik dan

sesuai dengan apa yang diharapkan. Menurut Welsch dalam buku abdul

halim (2012: 138) menyebutkan bahwa anggaran adalah suatu bentuk

statement dari pada rencana dan kebijaksanaan manajemen yang dipakai

dalam suatu periode tertentu sebagai petunjuk/blue print dalam periode itu.

Proses penyusunan anggaran yang tepat ini akan berdampak pada

penggunaan anggaran yang sesuai sasaran. Anggaran merupakan alat yang

efektif untuk pengendalian dan penilaian kinerja. Sejak diberlakukannya

anggaran daerah yang berorientasi pada kinerja maka partisipasi dan

pertanggungjawaban pemerintah pada masyarakat sebagai stakeholders

daerah menjadi sangat penting.

penyusunan anggaran diperlukan dengan harapan manajemen lapisan

bawah dapat memberikan informasi yang sesuai untuk tercapainya suatu

tujuan, sehingga anggaran tidak hanya dibuat oleh manajemen atas yang

mungkin akan sulit diterapkan karena tidak sesuai dengan kemampuan yang

dimiliki. Dengan diikutsertakannya para pegawai dalam proses penyusunan

Page 22: KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7201/5/2013-2-2-62201-921410159-bab2-12032014054831.pdfupaya perolehan pendapatan dan pembiayaan untuk periode anggaran,

anggaran, maka akan mendorong timbulnya semangat yang kuat untuk

melaksanakan anggaran yang ditetapkan sehingga kinerja pegawai akan

lebih efektif. Interaksi yang akan dibahas dalam penelitian ini yang adalah

Interaksi antara variabel partisipasi penyusunan anggaran dalam

mempengaruhi kinerja aparat pemerintah.

Anggaran sangat erat hubungannya dengan kinerja aparat pemerintah

karena dengan adanya penyusunan anggaran dapat membantu aparat

pemerintah mencapai tujuan fiscal dan meningkatkan koordinasi antar bagian

dalam lingkungan pemerintahan. Dengan adanya penyusunan anggaran

yang tercapai maka akan mempermudah aparat pemerintah untuk

mengambil keputusan dalam menyusun anggaran tahun berikutnya.

Page 23: KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7201/5/2013-2-2-62201-921410159-bab2-12032014054831.pdfupaya perolehan pendapatan dan pembiayaan untuk periode anggaran,

Berdasarkan fenomena dan kajian teoritis, serta studi empiris, secara ringkas, permasalahan penelitian ini adalah sebagai berikut :

Apakah partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah daerah kabupaten Bolaang Mongondow Utara?

Diduga partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja aparat

pemerintah daerah kabupaten Bolaang

Permasalahan Penelitian Berdasarkan fenomena dan kajian teoritis, serta studi empiris, secara

ringkas, permasalahan penelitian ini adalah sebagai berikut :Apakah partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja

aparat pemerintah daerah kabupaten Bolaang Mongondow Utara?

partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja aparat

pemerintah daerah kabupaten Bolaang Mongondow Utara

Penelitian Terdahulu: 1. Abas (2012) Pengaruh Penyusunan

Anggaran Terhadap kinerja aparat pemerintah daerah kabupaten kepulauan.

2. Arifin (2012) pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadapaparat pemerintah daerah: komitmen organisasi, budaya organisasi, dan gaya kepemimpinan sebagai variabel moderasi.

3. Hapsari (2010) pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial.

4. Kusumaningrum (2010) pengaruh kejelasan sasaran anggaran,pengendalian akuntansi dan system pelaporan terhadapakuntabilitas kinerja instansi pemerintah.

Berdasarkan fenomena dan kajian teoritis, serta studi empiris, secara ringkas, permasalahan penelitian ini adalah sebagai berikut :

Apakah partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah daerah kabupaten Bolaang Mongondow Utara?

Abas (2012) Pengaruh Penyusunan Anggaran Terhadap kinerja aparat pemerintah daerah kabupaten banggai

pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah: komitmen organisasi, budaya organisasi, dan gaya kepemimpinan sebagai variabel

Hapsari (2010) pengaruh partisipasi ggaran terhadap kinerja

Kusumaningrum (2010) pengaruh kejelasan sasaran anggaran,pengendalian akuntansi dan system pelaporan terhadapakuntabilitas

Page 24: KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7201/5/2013-2-2-62201-921410159-bab2-12032014054831.pdfupaya perolehan pendapatan dan pembiayaan untuk periode anggaran,

Gambar 1. kerangka pikir

2.10 Hipotesis Penelitian

Dengan melihat rumusan masalah diatas maka hipotesis dalam

penelitian ini adalah diduga partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh

terhadap kinerja aparat pemerintah Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow

Utara.

Partisipasi penyusunan anggaran (X)

Kinerja aparat pemerintah (Y)