bab i pendahuluan 1.1. latar belakang...

20
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian ini berangkat dari keinginan penulis untuk menunjukkan signifikansi politik ragam warisan budaya sebagai sarana politik non-konvensional dan sebagai upaya membangun identitas nasional Indonesia melalui nation-brand. Program pembentukan nation brand, didalamnya terdapat beberapa macam brand besar yang akan dipakai oleh sebuah negara. Seperti pada tulisan Van Ham dijelaskan bahwasannya brand sebuah negara ada karena adanya pengakuan dari negara lain atau dunia internasional terhadap sebuah identitas yang telah ada pada negara tersebut. 1 Van Ham menjelaskan bahwasannya brand yang terdapat pada sebuah negara tidak datang dengan sendirinya melainkan dibentuk oleh negara tersebut atau aktor lain yang berkepentingan pada brand tersebut. Brand yang dimiliki suatu negara dapat terbentuk berdasarkan aspek sejarah, geografi dan motif etnik dalam membentuk perbedaan yang digunakan untuk mencitrakan negaranya. Oleh karena itu, dapat digambarkan bahwasannya image dan brand menjadi hal yang esensial dalam strategi suatu negara. 2 1 P. Van Ham, The Rise of The Brand State, www.foreignaffairs.com (daring), September/October 2001, < https://www.foreignaffairs.com/articles/2001-09-01/rise-brand-state> diakses 5/3/2016. 2 Van Ham, p.1-14. POLITIK MEMBANGUN WARISAN BUDAYA BANGSA INDONESIA SEBAGAI NATION BRAND (Studi Kasus: Batik Sebagai Brand dan Identitas Indonesia) LUTFI MAULANA HAKIM Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Upload: doanthuan

Post on 29-May-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Penelitian ini berangkat dari keinginan penulis untuk menunjukkan signifikansi

politik ragam warisan budaya sebagai sarana politik non-konvensional dan sebagai

upaya membangun identitas nasional Indonesia melalui nation-brand. Program

pembentukan nation brand, didalamnya terdapat beberapa macam brand besar yang

akan dipakai oleh sebuah negara. Seperti pada tulisan Van Ham dijelaskan

bahwasannya brand sebuah negara ada karena adanya pengakuan dari negara lain atau

dunia internasional terhadap sebuah identitas yang telah ada pada negara tersebut.1 Van

Ham menjelaskan bahwasannya brand yang terdapat pada sebuah negara tidak datang

dengan sendirinya melainkan dibentuk oleh negara tersebut atau aktor lain yang

berkepentingan pada brand tersebut. Brand yang dimiliki suatu negara dapat terbentuk

berdasarkan aspek sejarah, geografi dan motif etnik dalam membentuk perbedaan yang

digunakan untuk mencitrakan negaranya. Oleh karena itu, dapat digambarkan

bahwasannya image dan brand menjadi hal yang esensial dalam strategi suatu negara.2

1 P. Van Ham, The Rise of The Brand State, www.foreignaffairs.com (daring),

September/October 2001, < https://www.foreignaffairs.com/articles/2001-09-01/rise-brand-state>

diakses 5/3/2016. 2 Van Ham, p.1-14.

POLITIK MEMBANGUN WARISAN BUDAYA BANGSA INDONESIA SEBAGAI NATION BRAND (StudiKasus: Batik SebagaiBrand dan Identitas Indonesia)LUTFI MAULANA HAKIMUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

2

Ditetapkannya warisan budaya Indonesia sebagai warisan budaya dunia tak

benda oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization

(UNESCO) pada tahun 20033, menjadikan dunia Intenasional mengakui Indonesia

sebagai bangsa yang berbudaya, sekaligus menjadi landasan budaya Indonesia sebagai

identitas politik. Terbentuknya sebuah identitas ini membuat pemerintah ingin

menjadikan setiap warisan budaya yang diajukan sebagai warisan budaya tak benda

dunia. Dalam penelitian ini, penulis ingin meneliti hal apa yang menjadikan Batik

sebagai warisan budaya dunia tak benda sekaligus sebagai brand identitas politik bagi

Indonesia. Berdasarkan sumber data yang telah ada, penulis berupaya meneliti lebih

jauh mengenai apa yang menjadi keberhasilan pemerintah Indonesia membangunan

nation brand dengan memanfaatkan Batik sebagai kekayaan warisan budaya Indonesia.

1.2. Rumusan Masalah

Apa upaya pemerintah dalam memanfaatkan Batik sebagai sarana politik untuk

membangun nation brand ?

1.3. Tinjauan Pustaka

Pembangunan nation brand sebuah negara menjadi media untuk

memperkenalkan identitas dan citra dari suatu negara. Pada era modern, istilah

3A.Setiawan & T. Prajna,”Pemerintah Tetapkan 77 Warisan Budaya Tak Benda

Indonesia,”VIVA.co.id (daring), 13 Desember 2013,

<http://nasional.news.viva.co.id/news/read/465976-pemerintah-tetapkan-77-warisan-budaya-

takbenda-indonesia> diakses 10/8/2014.

POLITIK MEMBANGUN WARISAN BUDAYA BANGSA INDONESIA SEBAGAI NATION BRAND (StudiKasus: Batik SebagaiBrand dan Identitas Indonesia)LUTFI MAULANA HAKIMUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

3

pengenalan identitas dan citra bangsa disebut dengan nation brand. Dimana dalam hal

ini, salah satu langkah untuk menunjukkan identitas dan citra bangsa adalah

menggunakan segala potensi dan kekayaan yang ada dalam negara tersebut. Untuk

mengetahui lebih jauh mengenai nation brand, beberapa definisi dari beberapa teoritisi

dalam beberapa literatur akan diuraikan lebih lanjut dibawah ini.

Lucian Jora dalam tulisannya New Practices and Trends in Cultural

Diplomacy, menjelasakan diplomasi budaya dan nation brand merupakan ide dari

politik luar negeri suatu negara. Tulisan ini menjelaskan bagaimana hubungan budaya

dengan politik luar negeri dan kemudian mengambil ide diplomasi budaya menjadi

sebuah praktik spesifik diplomasi, dan menjadi sebuah komunikasi dalam politik luar

negeri.4

Perbedaan ide gagasan brand yang ada dari beberapa konsep nation brand

menggunakan budaya terletak pada motivasi yang diperdagangkan ke negara-negara

dunia. Nation brand merupakan upaya yang lebih sederhana, spesifik dan terbatas

dalam menterjemahkan gambaran mengenai negara. Pada jaman dahulu,perkembangan

diplomasi, budaya menjadi salah satu bagian yang dapat dilihat dalam publik diplomasi

4 L. Jora, ‘New Practices and Trends in Cultural Diplomacy’, Pol. Sc. Int. Rel., X, 1, Bucharest,

2013 p. 43–52.

POLITIK MEMBANGUN WARISAN BUDAYA BANGSA INDONESIA SEBAGAI NATION BRAND (StudiKasus: Batik SebagaiBrand dan Identitas Indonesia)LUTFI MAULANA HAKIMUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

4

dan politik, namun pada saat ini budaya menjadi pilihan dalam menghubungkan

kondisi politik suatu negara.5

Upaya penyamaan persepsi masyarakat suatu negara tentang identitas dan citra

bangsa dengan sebuah tujuan yaitu untuk menyamakan pandangan dan persepsi

mengenai peran dari suatu budaya. Upaya ini dilakukan agar pelaksanaan nation brand

sesuai atau sejalan dengan pelaksanaannya. Hal ini lebih dikenal dengan

menumbuhkan sifat “kekitaan” yaitu menyamakan pandangan masyarakat terhadap

warsan budaya bangsa yang dijadikan sebagai nation brand dan membangun sentimen

nasionalisme masyarakat agar menjaga dan melestarikan budaya bangsa.6 Dalam kasus

Indonesia, penyamaan persepsi warga negara Indonesia menggunakan Batik sebagai

kekayaan warisan ragam warisan budaya Indonesia sebagai nation brand menjadi

landasan identitas bangsa Indonesia untuk membangun sentimen masyarakat agar

bangga dan melestarikan warisan budaya bangsa khususya Batik.

Definsi nation brand selanjutnya dijelaskan di dalam tulisan Abdullah Ozkhan

dalam Role of public diplomacy in establishing nation brand and public diplomacy

possibilities of Turkey. Dalam tulisan tersebut dijelaskan bahwa pembangunan nation

brand membutuhkan beberapa hal dan elemen-elemen seperti budaya, pengetahuan,

sains, seni, olahraga dan pendidikan, yang nantinya akan memberikan pengaruh dalam

5Jora, p.43-52. 6Jora, p.43-52.

POLITIK MEMBANGUN WARISAN BUDAYA BANGSA INDONESIA SEBAGAI NATION BRAND (StudiKasus: Batik SebagaiBrand dan Identitas Indonesia)LUTFI MAULANA HAKIMUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

5

penciptaan opini publik dalam jangka panjang secara terus menerus atau efektif.7 Hal-

hal tersebut akan membantu membuat sebuah persepsi positif negara dan menciptakan

kerja sama dalam area yang lebih luas. Persepsi atau image dapat diarahkan menjadi

sebuah brand yang nantinya akan memberikan nilai yang strategis bagi negara.

Didalam sistem internasional, persepsi yang dapat terbentuk dari proses pembentukan

nation brand di antaranya adalah untuk mendapatkan status sebagai negara yang

prestisius dan terpercaya, yang mana persepsi tersebut yang akan menarik negara lain

untuk berinteraksi dengan ruang lingkup interaksi meliputi dimensi politik, sosial dan

budaya, bahkan akan menarik masyarakat negara lain untuk mendalami ragam warisan

budaya negara tersebut.8

Pada tulisan Effendi dijelaskan, nation brand adalah sebagai usaha untuk

memunculkan perbedaan khusus atau memunculkan keuntungan komparatif dalam

konteks ekonomi (seperti kita dan mereka). Nation brand juga berupaya memunculkan

simbol-simbol yang ada dari suatu negara.9 Indonesia sendiri menggunakan nation

brand dengan memunculkan simbol-simbol nasional salah satunya budaya. Melalui

tari-tarian sebagai simbol kekayaan warisan budaya bangsa Indonesia dapat

memunculkan perbedaan yang membedakan Indonesia dengan negara-negara lain.

Selain memunculkan perbedaan dalam hal budaya, nation brand juga memberikan

7A. Ozkhan, ‘Role of public diplomacy in establishing nation brand and public diplomacy

possibilities of Turkey1’, European Journal of Research on Education, ISSN: 2147-6284, 2014, p. 3. 8 Ozkhan, p. 3. 9 Tonny Dian Effendi, Diplomasi Publik Jepang, Ghalia Indonesia, 2011. P.21.

POLITIK MEMBANGUN WARISAN BUDAYA BANGSA INDONESIA SEBAGAI NATION BRAND (StudiKasus: Batik SebagaiBrand dan Identitas Indonesia)LUTFI MAULANA HAKIMUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

6

keuntungan komparatif dalam konteks ekonomi seperti bertambahnya devisa negara

melalui bidang ekonomi melalui bidang pariwisata dan pendidikan.

Indonesia menggunakan Batik sebagai sarana pembentuk nation brand.

Penggunaan Batik sebagai nation brand bertujuan untuk memberikan sebuah gambaran

tentang Indonesia, mempertegas identitas bangsa serta memperkenalkan ragam warisan

budaya Indonesia ke dunia internasional. Tujuan lain pelaksanaan nation brand

menggunakan Batik untuk menarik minat negara lain terhadap Indonesia, serta

menjalin kerjasama dengan berbagai negara. Selain itu tujuan nation brand menjadi

penambah devisa dalam bidang ekonomi, pariwisata dan pendidikan. Upaya

pembentukan nation brand yang dilakukan oleh Indonesia bertujuan untuk melahirkan

image, juga ditujukan untuk mengembangkan keunggulan komparatif dalam hal

pengembangan sektor ekonomi, pendidikan dan pariwisata melalui budaya yang

dimiliki. Dengan demikian, Indonesia mendapat keuntungan lebih besar dari proses

pembangunan nation brand menggunakan Batik. Hal ini tentunya berpengaruh pada

keuntungan yang diperoleh dari bertambahnya devisa negara melalui beberapa bidang

yakni: politik, ekonomi, pariwisata dan pendidikan.10

Pengertian tentang identitas sebagai landasan pembangunan nation brand juga

didefinisikan oleh Ken Browne dalam tulisannya Culture and Identity sebagai sebuah

ciri atau keadaan khusus seseorang, kelompok maupun bangsa yang membedakan

10 Effendi, p. 21.

POLITIK MEMBANGUN WARISAN BUDAYA BANGSA INDONESIA SEBAGAI NATION BRAND (StudiKasus: Batik SebagaiBrand dan Identitas Indonesia)LUTFI MAULANA HAKIMUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

7

dengan seseorang, kelompok maupun bangsa lainnya atau sering juga disebut dengan

jati diri.11 Identitas sering digunakan oleh suatu bangsa untuk menunjukkan perbedaan

atau lebih tepatnya jati diri pada dunia internasional. Didalam kasus Indonesia, identitas

ditunjukkan menggunakan Batik sebagai nation brand yang menunjukkan identitas

bangsa melalui ragam warisan budaya.12

Penjelasan nation brand dijelaskan dalam tulisan Simon Anholt yang berjudul

’Brand New Justice: How Branding Places and Products can help The Developing

World’ bahwasannya setiap negara memakai brand untuk menunjukkan identitas dan

citra bangsa pada dunia internasional. Pembentukan brand yang digunakan negara

berasal dari 6 elemen yang menjadi acuan untuk menjadi brand negara seperti:

exporting brands, culture and heritage, tourism, people, policy and Immigration and

investment.13 Elemen-elemen tersebut merupakan sesuatu yang dapat digunakan untuk

menunjukkan identitas dan citra negara di mata negara lain. Nation brand negara dapat

terbentuk ketika elemen-elemen negara tersebut dapat memberikan gambaran kepada

dunia internasional mengenai identitas dan citra negara, sehingga dunia internasional

dapat mengetahui brand yang digunakan.

11 K. Browne, Culture and Identity, dalam K. Browne, Sociology for AS AQA, Polity Press,

UK, 2008, p. 39. 12 Browne, p. 39. 13 S. Anholt, ’Brand New Justice: How Branding Places and Products can help The Developing

World,’ Elsevier Butterworth- Heinemann, Burlington, 2005, p. 104-111.

POLITIK MEMBANGUN WARISAN BUDAYA BANGSA INDONESIA SEBAGAI NATION BRAND (StudiKasus: Batik SebagaiBrand dan Identitas Indonesia)LUTFI MAULANA HAKIMUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

8

Pemerintah Indonesia menggunakan brand nasional sebagai penegas identitas

dan citra bangsa menggunakan keanekaragaman budaya atau masuk dalam culture and

heritage. Batik sebagai salah satu kekayaan warisan budaya bangsa menjadi landasan

pembentukan nation brand.14 Upaya pembentukan brand ini dilakukan oleh

pemerintah dan non pemerintah yang diwujudkan melalui program pertukaran dan

pengenalan budaya bangsa, seperti memberikan modal kepada para pelaku budaya dan

pelajar untuk menjalankan program tersebut. Batik merupakan salah satu kekayaan

warisan budaya bangsa Indonesia menjadi modal besar pemerintah untuk mempertegas

identitas dan citra Indonesia pada dunia internasional.15

Dalam tulisan Peter Van Ham yang berjudul The Rise of The Brand State,

bahwasannya identitas negara terbentuk karena adanya sebuah pengakuan yang

diberikan oleh negara lain terhadap negara tersebut dengan melihat sesuatu yang

memberikan gambaran identitas negara tersebut.16 Van Ham juga menjelaskan

beberapa contoh brand sebagai brand state yaitu, cool brands, European beauty

peagent dan identity politics. Ketiga brand ini menjadi unsur brand besar sebuah

negara dalam membangun brand yang merepresentasikan identitas negara.17

14 Anholt, p. 104-111. 15 S. Anholt, ’Brand New Justice: How Branding Places and Products can help The Developing

World,’ Elsevier Butterworth- Heinemann, Burlington, 2005, p. 104-111. 16 Van Ham, p.1-14. 17 Van Ham, p.1-14.

POLITIK MEMBANGUN WARISAN BUDAYA BANGSA INDONESIA SEBAGAI NATION BRAND (StudiKasus: Batik SebagaiBrand dan Identitas Indonesia)LUTFI MAULANA HAKIMUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

9

Dijelaskan dalam tulisan Van Ham bahwa sama seperti barang, negara juga

memiliki brand. Ketika kita mendengar nama suatu negara, ada sesuatu yang kita

asosiasikan dan kita ingat paling pertama adalah brand. Brand ini tidak datang dengan

sendirinya melainkan dibentuk baik itu dibentuk oleh negara, maupun dibentuk oleh

aktor non negara yang berkepentingan atas brand negara tersebut. Seperti contoh

brosur iklan suatu agen travel di sebuah negara, akan menampilkan brand yang melekat

pada negara tersebut. Iklan telah digunakan untuk membentuk brand. Hal ini dapat

menambah aspek emosional dalam suatu produk barang atau jasa.18

Di era modern saat ini aktor individu, perusahaan, kota, provinsi bahkan negara

menjual dirinya dengan cara yang cenderung agresif. Oleh karena itu, memiliki reputasi

buruk, ataupun tidak memiliki reputasi sama sekali merupakan suatu hal yang dapat

menghambat suatu negara dapat berkompetisi di arena internasional. Negara yang tidak

memiliki brand akan kesulitan dalam menarik perhatian negara lain baik dibidang

ekonomi, maupun bidang politik. Image dan Brand menjadi hal yang esensial dalam

strategi suatu negara.19

Brand dari suatu negara biasanya menggunakan aspek sejarah, geografi dan

motif etnik dalam membentuk perbedaan yang digunakan untuk mencitrakan

negaranya. Bahkan hal ini telah menggeser strategi diplomasi tradisonal. Kini, para

18 Van Ham, p.1-14. 19 Van Ham, 1-14.

POLITIK MEMBANGUN WARISAN BUDAYA BANGSA INDONESIA SEBAGAI NATION BRAND (StudiKasus: Batik SebagaiBrand dan Identitas Indonesia)LUTFI MAULANA HAKIMUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

10

diplomat harus belajar mengenai brand asset management. Di beberapa negara para

diplomat juga memiliki tugas untuk menemukan aspek unik dari negara mereka yang

kemudian dapat dijadikan sebuah brand.20

Indonesia merupakan sebuah negara yang menggunakan brand sebagai

identitas politiknya. Beberapa brand yang dapat menunjukkan identitas Indonesia

antara lain ; warisan budaya, toleransi umat beragama, pluralisme berbagai macam

suku bangsa serta demokrasi yang menjadi asas bangsa Indonesia. Dari beberapa

identitas inilah Indonesia mengambil budaya sebagai salah satu brand yang digunakan

sebagai identitas politik. Warisan budaya yang digunakan Indonesia dalam

membangun brand adalah Batik sebagai bagian dari brand budaya Indonesia. Hal ini

mengingat bahwa Batik telah menjadi warisan budaya tak benda dunia yang ditetapkan

oleh UNESCO pada tahun 2003.21 Penelitian ini ingin meneliti upaya pemeritah

membangun nation brand dan identitas politik negara menggunakan Batik sebagai

salah satu bagian dari warisan budaya Indonesia.

1.4. Kerangka Konseptual

1.4.1. Konsep living brands dalam nation brand

20 Van Ham, 1-14. 21 A.Setiawan & T. Prajna,”Pemerintah Tetapkan 77 Warisan Budaya Tak Benda Indonesia,”

POLITIK MEMBANGUN WARISAN BUDAYA BANGSA INDONESIA SEBAGAI NATION BRAND (StudiKasus: Batik SebagaiBrand dan Identitas Indonesia)LUTFI MAULANA HAKIMUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

11

Konsep Living Brands dalam Nation brand oleh Anholt dalam konteks place

branding didefinisikan sebagai strategi untuk memberikan gambaran yang paling

realistis, paling kompeptitif dan bervisi paling strategi untuk sebuah negara, wilayah

atau kota dimana visi ini selanjutnya harus dipenuhi dan dikomunikasikan.22 Nation

brand adalah konsep yang diungkapkan oleh Mellisa Aronzyck dimana

menggolongkan nation brand sebagai public goods, karena kemampuannya

menyatukan kepentingan regional dalam sebuah state untuk meningkatkan competitive

advantage negara baik secara internal maupun eksternal.23 Selain itu, nation brand

berfungsi sebagai pengontrol citra negara yang disampaikan melalui pariwisata,

investasi, perdagangan maupun loyalitas di level domestik. Obyek dari nation brand

sendiri dapat berupa logo yang menyimbulkan negara asal, logo penekanan pendukung

kebangsaan seperti budaya dan masyarakatnya, julukan pada sekelompok negara oleh

rezim politikal marketing atau menunjukkan identitas regional tertentu.24

22 Clifton, Rita et al. Brands and Branding : Branding Places and Nation. London :

Profile Book, p.213-217,<http://appsler.com/186197664X.pdf#page=230>diakses pada

19/6/2015.

23 M. Aronczyk,.”Living the Brand: Nationality, Globality and the Identity Strategies of Nation

brand Consultants” dalam International Journal of Communication 2, 2008, p. 45. online ed.

<http://www.culturaldiplomacy.org/academy/content/articles/events/nation branding/participant-

papers/Living-The-Brand_-_Melissa-Aronczyk.pdf> diakses pada 17/6/2015.

24 Fan, Ying, Branding the Nation : What Being branded?. Journal of Vacation Marketing

Brunel Business School University2006, p. 4.<

http://bura.brunel.ac.uk/bitstream/2438/1286/3/BrandingNat.pdf > diakses pada 19/6/2015.

POLITIK MEMBANGUN WARISAN BUDAYA BANGSA INDONESIA SEBAGAI NATION BRAND (StudiKasus: Batik SebagaiBrand dan Identitas Indonesia)LUTFI MAULANA HAKIMUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

12

Tujuan dari nation brand berusaha mencitrakan image negara menggunakan

sebuah produk, maupun identitas yang dimiliki dari negara tersebut. Pada penelitian

ini, nation brand terbentuk melalui sebuah konstruksi yang membentuk brand yang

dapat menunjukkan identitas, citra dan image dari bangsa Indonesia sendiri. Seperti

yang dijelaskan Simon Anholt dalam bukunya nation brand bahwa terdapat 6 elemen

yang menjadi alat pengukur competitive identity yaitu : tourism, export brand, cultural

and heritage, immigration and investment, policy and people.25 Dipertegas juga oleh

Mellisa Aronczyk menyebutkan nation brand diasumsikan sama retoris dan

fungsionalnya seperti identitas nasional. Dikarenakan state mempunyai aset yang

dibutuhkan untuk membentuk sebuah branding, yaitu negara secara de facto telah

menjadi brand dan dengan secara teratur mempublikasikannya di masyarakat

internasional dalam bentuk national identity, national image, and national reputation,

sehingga nation brand tidak diproduksi, tapi sebuah proses mengeksplorasi

serangkaian nilai (values) yang sudah ada pada negara suatu negara.26

Proses pelaksanaan nation brand sendiri dilakukan oleh pemerintah dengan

menggunakan beberapa tahapan sebagai berikut:

1. Training, adalah kemampuan pihak-pihak terkait dalam masalah aspek teknis

branding, serta proses fasilitator yang dijalankan oleh badan-badan didalamnya.

25Anholt, p.118. 26 Aronczyk, p. 23.

POLITIK MEMBANGUN WARISAN BUDAYA BANGSA INDONESIA SEBAGAI NATION BRAND (StudiKasus: Batik SebagaiBrand dan Identitas Indonesia)LUTFI MAULANA HAKIMUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

13

Training ini dilakukan oleh pemerintah Indonesia sebagai fasilitator dan pembuat

kebijakan terhadap pihak-pihak terkait yang terlibat dalam proses pembangunan nation

brand seperti budayawan, seniman dan akademisi yang bertujuan untuk memperkuat

konstruksi strategi branding Indonesia sebelum nantinya menjadi sebuah nation

brand.27

2. Identification yaitu mengetahui dengan lebih spesifik apa yag ingin ditonjolkan pada

audiens dan yang lebih penting adalah aktor pembeda yang membuatnya memiliki nilai

tambah dibanding negara kompetitornya.

3. Implementation adalah reaksi warga negara yang bersangkutan dalam proses

penerapan branding. Penerapan implementation dengan menggunakan strategi yang

dijalankan pihak-pihak yang berwenang apakah mendapatkan respon yang sesuai oleh

masyarakat baik domestik maupun internasional. Respon Implementation yang

dilakukan oleh warga negara Indonesia dari penerapan branding yaitu, ikut mendukung

membangun brand Indonesia serta bangga menunjukkan identitas Indonesia. Bentuk

respon dari pihak internasional terkait brand Indonesia yaitu dengan adanya pengakuan

nation brand Indonesia sebagai identitas bangsa.28

4. Evaluation, merupakan proses dimana pemerintah mengkaji dan meneliti kembali

opini terkini tentang kondisi branding suatu negara, baik oleh publik domestik maupun

27 Aronzyck, p. 23. 28 Aronzyck, p. 23.

POLITIK MEMBANGUN WARISAN BUDAYA BANGSA INDONESIA SEBAGAI NATION BRAND (StudiKasus: Batik SebagaiBrand dan Identitas Indonesia)LUTFI MAULANA HAKIMUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

14

internasional. Jika opini publik sudah diketahui maka nilai-nilai apa yang harus

dikuatkan dalam proses branding.29

Dari empat tahapan konsep tersebut penulis akan menjelaskan pelaksanaan

upaya pemerintah Indonesia dalam membangun nation brand dan identitas Indonesia

dengan memanfaatkan Batik sebagai warisan budaya bangsa.

1.4.2. Pre analisis

Proses pembentukan nation brand menggunakan Batik dapat diidentifikasi

melalui tahapan pembentukan brand berdasarkan konsep living brands, sehingga ide

pembangunan nation brand yang digagas pemerintah Indonesia menggunakan Batik

dapat dianalisis dengan melihat sejauh mana tahapan dari masing-masing proses

berjalan.

Bagan 1.1. Proses pembentukan nation brand30

29 Aronzyck, p. 23. 30 Aronzyck, p. 23.

POLITIK MEMBANGUN WARISAN BUDAYA BANGSA INDONESIA SEBAGAI NATION BRAND (StudiKasus: Batik SebagaiBrand dan Identitas Indonesia)LUTFI MAULANA HAKIMUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

15

Bagan di atas menjelaskan mengenai mekanisme upaya pembangunan nation

brand dengan memanfaatkan Batik sebagai warisan budaya dunia dan identitas

Indonesia. Dijelaskan pada bagan proses Batik menjadi brand dan Indonesia yaitu

diakuinya dan ditetapkannya Batik sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO pada

2 Oktober 2009. Adanya Undang-Undang, kebijakan politik maupun pernyataan legal

oleh pemerintah yang mematenkan Batik sebagai warisan budaya bangsa dan Identitas

Politik Indonesia. Diakuinya Batik oleh UNESCO dan masyarakat internasional

sebagai warisan budaya dunia membuat Batik menjadi brand yang merepresentasikan

negara Indonesia. Keberhasilan pemerintah dalam menguapayakan batik sebagai brand

dan idnetitas Indonesia dapat diteliti menggunakan konsep pembangunan nation brand

yang diungkapkan oleh Aronzyck.

Proses pertama yang dilakukan training yaitu melibatkan pihak-pihak terkait

seperti seniman, budayawan dan akademisi dalam melaksanakan teknis pembangunan

nation brand dengan diberikan bekal berupa pendanaan, program kerja dan kebijakan

Batik ebagai bagian Warisan budaya Indonesia belum bisa menjadi sebagai brand dan identitas negara.

4 Proses Tahapan pembangunan nation

brand

Training, identification, implementasi,

evaluasi

Batik sebagai Identitas politik Indonesia, Batik

sebagai represetasi negara Indonesia,

Pengakuan Batik oleh dunia internasional

sebagai warisan budaya dunia.

POLITIK MEMBANGUN WARISAN BUDAYA BANGSA INDONESIA SEBAGAI NATION BRAND (StudiKasus: Batik SebagaiBrand dan Identitas Indonesia)LUTFI MAULANA HAKIMUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

16

pemerintah. Pada proses training disini pemerintah melakukan upaya pengajuan agar

Batik dapat menjadi identitas Indonesia dan warisan budaya dunia. Prosedur pengajuan

yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia ditemuh sesuai dengan Konvensi UNSECO

tahun 2003 tentang warisan budaya dunia tak benda. Konvensi UNESCO tersebut

kemudian diratifikasi oleh pemerintah melalui PP Nomor 78 tahun 2007, dan setelah

diratifikasi oleh pemerintah, terhitung pada 15 Januari 2008 Indonesia berhak menjadi

negara pihak Konvensi. Masuknya Indonesia dalam daftar negara pihak Konvensi,

membuat Indonesia berhak memasukkan warisan budayanya masuk dalam

representative UNESCO.

Upaya selanjutnya pada proses training yaitu perlindungan Hak Cipta yang

diatur dalam UU. Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta menjamin perlindungan

Hak kekayaan intelektual personal maupun komunal. Dalam UU perlindungan Hak

Cipta, dijelaskan pada pasal 1 ayat (1), hak cipta didefinisikan sebagai “Hak eksklusif

bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak

ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan

pembatasan menurut perundang-undangan yang berlaku. Oleh karena itu pemerintah

menghimbau ke setiap daerah di Indonesia diberikan kebebasan untuk mendaftarkan

budaya nya agar mendapatkan perlindungan sebagai kekayaan budaya bangsa. Upaya

ini telah dilakukan oleh pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyangkut

keberadaan Batik gaya Yogyakarta.

POLITIK MEMBANGUN WARISAN BUDAYA BANGSA INDONESIA SEBAGAI NATION BRAND (StudiKasus: Batik SebagaiBrand dan Identitas Indonesia)LUTFI MAULANA HAKIMUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

17

Setelah proses training terlaksana maka pemerintah Indonesia melakukan

proses identification yaitu memasukkan nilai-nilai penting dari proses branding. Proses

pemasukan nilai adalah upaya pemerintah menunjukkan Batik dapat menjadi brand dan

identitas negara serta warisan budaya dunia. Pada proses identifikasi ini ada nilai-nilai

yang dimasukkan melalui Batik, sehingga dapat memberikan sesuatu yang berbeda

sebagai identitas Indonesia. Nilai-nilai penting dalam proses identification meliputi,

proses pembuatan batik tulis, corak batik, maupun nilai filosofis kehidupan warisan

leluhur yang terkandung dalam batik.

Proses setelah identification selanjutnya, yaitu, implementation, merupakan

proses terakhir dari konsep nation brand dimana proses ini terkait respon masyarakat

domestik dan internasional terhadap nation brand yang disampaikan, yang apabila

mendapatkan pengakuan dan direspon baik oleh masyarakat internasional pemerintah

dapat menjalankan kebijakan politik dengan pelaksanaan hubungan diplomatik dan

membuka kerja sama dengan negara lain dalam berbagi sektor yang mampu

memberikan keuntungan bagi Indonesia. Pada proses implementasi pembangunan

nation brand memperoleh keberhasilan berupa pengakuan secara Uundang-Undang,

maupun kebijakan politik Batik sebagai identitas negara. Selain itu diakuinya Tari

Batik sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO dan masyarakat internasional.

Proses yang terakhir adalah evaluation yakni, proses akhir pemerintah

Indonesia melihat apa saja yang melatar belakangi Batik menjadi brand dan identitas

POLITIK MEMBANGUN WARISAN BUDAYA BANGSA INDONESIA SEBAGAI NATION BRAND (StudiKasus: Batik SebagaiBrand dan Identitas Indonesia)LUTFI MAULANA HAKIMUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

18

Indonesia. Hal ini yang kemudian disimpulkan bahwa Batik menjadi brand yang dapat

menunjukkan identitas politik Indonesia.

1.5. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode

kualitatif dengan berdasar studi literatur, data asli dari para professional dan pakar

dalam bidang budaya serta lembaga serta organisasi nasional yang menangani

pendidikan dan kebudayaan. Sumber literatur yang digunakan penulis dalam penelitian

ini antara lain buku, jurnal, bacaan media cetak maupun elektronik yang berkaitan

dengan penelitian ini. Sumber data asli penelitian diperoleh dari lapangan secara

langsung maupun media elektronik dari para professional dibidang budaya, akademisi

maupun pemerintah Indonesia baik di level nasional, provinsi maupun daerah serta

adanya wujud pengakuan dari masyarakat internasional.

1.6. Jangkauan Penelitian

Periodisasi penelitian pembangunan nation brand Indonesia menggunakan tari-

tarian sebagai pembentuk nation brand dimulai tahun 2003, melihat pada tahun ini

UNESCO telah menetapkan tari-tarian Indonesia sebagai warisan budaya dunia tak

benda dunia yang wajib dilestarikan oleh seluruh warga negara dunia. Oleh karena itu

alasan tersebut dapat menjadi periodisasi dimulainya penelitian ini.

1.7. Argumen Utama

POLITIK MEMBANGUN WARISAN BUDAYA BANGSA INDONESIA SEBAGAI NATION BRAND (StudiKasus: Batik SebagaiBrand dan Identitas Indonesia)LUTFI MAULANA HAKIMUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

19

Pembangunan nation brand menggunakan warisan budaya sebagai identitas

politik dengan memanfaatan Batik sebagai brand dan identitas Indonesia, dilakukan

melalui empat tahapan yaitu; training, identification, implementation. Landasan

pembangunan nation brand ini adalah budaya sebagai salah satu brand yang menjadi

identitas politik Indonesia dengan memanfaatkan Batik sebagai bagian dari brand

warisan budaya bangsa. Dari empat tahapan pembangunan nation brand keberhasilan

upaya pemerintah Indonesia dalam memanfaatkan Batik adalah Batik menjadi

representasi negara Indonesia, Batik sebagai brand dan identitas Indonesia, dan diakui

oleh dunia internasional dan ditetapkannya UNESCO sebagai warisan budaya dunia.

1.8. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dari tesis ini, yaitu pada bab pertama menjelaskan

tentang alasan pemilihan judul beserta latar belakang penelitan, setelah itu terdapat

pertanyaan yang berisikan pokok permasalahan dari sebuah latar belakang penelitian.

Bahasan selanjutnya, yaitu tinjuan pustaka yang didalamnya membahas sumber bacaan

sebagai landasan studi, yang kemudian dilanjutkan dengan landasan teoritik sebagai

penguat dalam menjawab pokok permasalahan. Selanjutnya hipotesis sebagai jawaban

sementara dari jawaban penelitian dan yang terakhir terdapat sistematika penulisan

tesis bersisi runtutan bahasan dalam tesis. Bab II menjelaskan tentang brand apa saja

yang menjadi identitas Indoensia. Bab selanjutnya menjelaskan tentang kelanjutan

proses tahapan pembangunan nation brand dengan memanfaatkan potensi Batik

sebagai bagian dari warisan budaya Indonesia. Bab ke IV menjelaskan tentang

POLITIK MEMBANGUN WARISAN BUDAYA BANGSA INDONESIA SEBAGAI NATION BRAND (StudiKasus: Batik SebagaiBrand dan Identitas Indonesia)LUTFI MAULANA HAKIMUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

20

keberhasilan pembangunan nation brand dengan memanfaatkan Batik sebagai brand

dan identitas Indonesia. Bab terakhir membahas kesimpulan dari hasil penelitian.

POLITIK MEMBANGUN WARISAN BUDAYA BANGSA INDONESIA SEBAGAI NATION BRAND (StudiKasus: Batik SebagaiBrand dan Identitas Indonesia)LUTFI MAULANA HAKIMUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/