bab i pendahuluan 1.1. latar belakang...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Penelitian ini berangkat dari keinginan penulis untuk menunjukkan signifikansi
politik ragam warisan budaya sebagai sarana politik non-konvensional dan sebagai
upaya membangun identitas nasional Indonesia melalui nation-brand. Program
pembentukan nation brand, didalamnya terdapat beberapa macam brand besar yang
akan dipakai oleh sebuah negara. Seperti pada tulisan Van Ham dijelaskan
bahwasannya brand sebuah negara ada karena adanya pengakuan dari negara lain atau
dunia internasional terhadap sebuah identitas yang telah ada pada negara tersebut.1 Van
Ham menjelaskan bahwasannya brand yang terdapat pada sebuah negara tidak datang
dengan sendirinya melainkan dibentuk oleh negara tersebut atau aktor lain yang
berkepentingan pada brand tersebut. Brand yang dimiliki suatu negara dapat terbentuk
berdasarkan aspek sejarah, geografi dan motif etnik dalam membentuk perbedaan yang
digunakan untuk mencitrakan negaranya. Oleh karena itu, dapat digambarkan
bahwasannya image dan brand menjadi hal yang esensial dalam strategi suatu negara.2
1 P. Van Ham, The Rise of The Brand State, www.foreignaffairs.com (daring),
September/October 2001, < https://www.foreignaffairs.com/articles/2001-09-01/rise-brand-state>
diakses 5/3/2016. 2 Van Ham, p.1-14.
POLITIK MEMBANGUN WARISAN BUDAYA BANGSA INDONESIA SEBAGAI NATION BRAND (StudiKasus: Batik SebagaiBrand dan Identitas Indonesia)LUTFI MAULANA HAKIMUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
2
Ditetapkannya warisan budaya Indonesia sebagai warisan budaya dunia tak
benda oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization
(UNESCO) pada tahun 20033, menjadikan dunia Intenasional mengakui Indonesia
sebagai bangsa yang berbudaya, sekaligus menjadi landasan budaya Indonesia sebagai
identitas politik. Terbentuknya sebuah identitas ini membuat pemerintah ingin
menjadikan setiap warisan budaya yang diajukan sebagai warisan budaya tak benda
dunia. Dalam penelitian ini, penulis ingin meneliti hal apa yang menjadikan Batik
sebagai warisan budaya dunia tak benda sekaligus sebagai brand identitas politik bagi
Indonesia. Berdasarkan sumber data yang telah ada, penulis berupaya meneliti lebih
jauh mengenai apa yang menjadi keberhasilan pemerintah Indonesia membangunan
nation brand dengan memanfaatkan Batik sebagai kekayaan warisan budaya Indonesia.
1.2. Rumusan Masalah
Apa upaya pemerintah dalam memanfaatkan Batik sebagai sarana politik untuk
membangun nation brand ?
1.3. Tinjauan Pustaka
Pembangunan nation brand sebuah negara menjadi media untuk
memperkenalkan identitas dan citra dari suatu negara. Pada era modern, istilah
3A.Setiawan & T. Prajna,”Pemerintah Tetapkan 77 Warisan Budaya Tak Benda
Indonesia,”VIVA.co.id (daring), 13 Desember 2013,
<http://nasional.news.viva.co.id/news/read/465976-pemerintah-tetapkan-77-warisan-budaya-
takbenda-indonesia> diakses 10/8/2014.
POLITIK MEMBANGUN WARISAN BUDAYA BANGSA INDONESIA SEBAGAI NATION BRAND (StudiKasus: Batik SebagaiBrand dan Identitas Indonesia)LUTFI MAULANA HAKIMUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
3
pengenalan identitas dan citra bangsa disebut dengan nation brand. Dimana dalam hal
ini, salah satu langkah untuk menunjukkan identitas dan citra bangsa adalah
menggunakan segala potensi dan kekayaan yang ada dalam negara tersebut. Untuk
mengetahui lebih jauh mengenai nation brand, beberapa definisi dari beberapa teoritisi
dalam beberapa literatur akan diuraikan lebih lanjut dibawah ini.
Lucian Jora dalam tulisannya New Practices and Trends in Cultural
Diplomacy, menjelasakan diplomasi budaya dan nation brand merupakan ide dari
politik luar negeri suatu negara. Tulisan ini menjelaskan bagaimana hubungan budaya
dengan politik luar negeri dan kemudian mengambil ide diplomasi budaya menjadi
sebuah praktik spesifik diplomasi, dan menjadi sebuah komunikasi dalam politik luar
negeri.4
Perbedaan ide gagasan brand yang ada dari beberapa konsep nation brand
menggunakan budaya terletak pada motivasi yang diperdagangkan ke negara-negara
dunia. Nation brand merupakan upaya yang lebih sederhana, spesifik dan terbatas
dalam menterjemahkan gambaran mengenai negara. Pada jaman dahulu,perkembangan
diplomasi, budaya menjadi salah satu bagian yang dapat dilihat dalam publik diplomasi
4 L. Jora, ‘New Practices and Trends in Cultural Diplomacy’, Pol. Sc. Int. Rel., X, 1, Bucharest,
2013 p. 43–52.
POLITIK MEMBANGUN WARISAN BUDAYA BANGSA INDONESIA SEBAGAI NATION BRAND (StudiKasus: Batik SebagaiBrand dan Identitas Indonesia)LUTFI MAULANA HAKIMUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
4
dan politik, namun pada saat ini budaya menjadi pilihan dalam menghubungkan
kondisi politik suatu negara.5
Upaya penyamaan persepsi masyarakat suatu negara tentang identitas dan citra
bangsa dengan sebuah tujuan yaitu untuk menyamakan pandangan dan persepsi
mengenai peran dari suatu budaya. Upaya ini dilakukan agar pelaksanaan nation brand
sesuai atau sejalan dengan pelaksanaannya. Hal ini lebih dikenal dengan
menumbuhkan sifat “kekitaan” yaitu menyamakan pandangan masyarakat terhadap
warsan budaya bangsa yang dijadikan sebagai nation brand dan membangun sentimen
nasionalisme masyarakat agar menjaga dan melestarikan budaya bangsa.6 Dalam kasus
Indonesia, penyamaan persepsi warga negara Indonesia menggunakan Batik sebagai
kekayaan warisan ragam warisan budaya Indonesia sebagai nation brand menjadi
landasan identitas bangsa Indonesia untuk membangun sentimen masyarakat agar
bangga dan melestarikan warisan budaya bangsa khususya Batik.
Definsi nation brand selanjutnya dijelaskan di dalam tulisan Abdullah Ozkhan
dalam Role of public diplomacy in establishing nation brand and public diplomacy
possibilities of Turkey. Dalam tulisan tersebut dijelaskan bahwa pembangunan nation
brand membutuhkan beberapa hal dan elemen-elemen seperti budaya, pengetahuan,
sains, seni, olahraga dan pendidikan, yang nantinya akan memberikan pengaruh dalam
5Jora, p.43-52. 6Jora, p.43-52.
POLITIK MEMBANGUN WARISAN BUDAYA BANGSA INDONESIA SEBAGAI NATION BRAND (StudiKasus: Batik SebagaiBrand dan Identitas Indonesia)LUTFI MAULANA HAKIMUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
5
penciptaan opini publik dalam jangka panjang secara terus menerus atau efektif.7 Hal-
hal tersebut akan membantu membuat sebuah persepsi positif negara dan menciptakan
kerja sama dalam area yang lebih luas. Persepsi atau image dapat diarahkan menjadi
sebuah brand yang nantinya akan memberikan nilai yang strategis bagi negara.
Didalam sistem internasional, persepsi yang dapat terbentuk dari proses pembentukan
nation brand di antaranya adalah untuk mendapatkan status sebagai negara yang
prestisius dan terpercaya, yang mana persepsi tersebut yang akan menarik negara lain
untuk berinteraksi dengan ruang lingkup interaksi meliputi dimensi politik, sosial dan
budaya, bahkan akan menarik masyarakat negara lain untuk mendalami ragam warisan
budaya negara tersebut.8
Pada tulisan Effendi dijelaskan, nation brand adalah sebagai usaha untuk
memunculkan perbedaan khusus atau memunculkan keuntungan komparatif dalam
konteks ekonomi (seperti kita dan mereka). Nation brand juga berupaya memunculkan
simbol-simbol yang ada dari suatu negara.9 Indonesia sendiri menggunakan nation
brand dengan memunculkan simbol-simbol nasional salah satunya budaya. Melalui
tari-tarian sebagai simbol kekayaan warisan budaya bangsa Indonesia dapat
memunculkan perbedaan yang membedakan Indonesia dengan negara-negara lain.
Selain memunculkan perbedaan dalam hal budaya, nation brand juga memberikan
7A. Ozkhan, ‘Role of public diplomacy in establishing nation brand and public diplomacy
possibilities of Turkey1’, European Journal of Research on Education, ISSN: 2147-6284, 2014, p. 3. 8 Ozkhan, p. 3. 9 Tonny Dian Effendi, Diplomasi Publik Jepang, Ghalia Indonesia, 2011. P.21.
POLITIK MEMBANGUN WARISAN BUDAYA BANGSA INDONESIA SEBAGAI NATION BRAND (StudiKasus: Batik SebagaiBrand dan Identitas Indonesia)LUTFI MAULANA HAKIMUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
6
keuntungan komparatif dalam konteks ekonomi seperti bertambahnya devisa negara
melalui bidang ekonomi melalui bidang pariwisata dan pendidikan.
Indonesia menggunakan Batik sebagai sarana pembentuk nation brand.
Penggunaan Batik sebagai nation brand bertujuan untuk memberikan sebuah gambaran
tentang Indonesia, mempertegas identitas bangsa serta memperkenalkan ragam warisan
budaya Indonesia ke dunia internasional. Tujuan lain pelaksanaan nation brand
menggunakan Batik untuk menarik minat negara lain terhadap Indonesia, serta
menjalin kerjasama dengan berbagai negara. Selain itu tujuan nation brand menjadi
penambah devisa dalam bidang ekonomi, pariwisata dan pendidikan. Upaya
pembentukan nation brand yang dilakukan oleh Indonesia bertujuan untuk melahirkan
image, juga ditujukan untuk mengembangkan keunggulan komparatif dalam hal
pengembangan sektor ekonomi, pendidikan dan pariwisata melalui budaya yang
dimiliki. Dengan demikian, Indonesia mendapat keuntungan lebih besar dari proses
pembangunan nation brand menggunakan Batik. Hal ini tentunya berpengaruh pada
keuntungan yang diperoleh dari bertambahnya devisa negara melalui beberapa bidang
yakni: politik, ekonomi, pariwisata dan pendidikan.10
Pengertian tentang identitas sebagai landasan pembangunan nation brand juga
didefinisikan oleh Ken Browne dalam tulisannya Culture and Identity sebagai sebuah
ciri atau keadaan khusus seseorang, kelompok maupun bangsa yang membedakan
10 Effendi, p. 21.
POLITIK MEMBANGUN WARISAN BUDAYA BANGSA INDONESIA SEBAGAI NATION BRAND (StudiKasus: Batik SebagaiBrand dan Identitas Indonesia)LUTFI MAULANA HAKIMUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
7
dengan seseorang, kelompok maupun bangsa lainnya atau sering juga disebut dengan
jati diri.11 Identitas sering digunakan oleh suatu bangsa untuk menunjukkan perbedaan
atau lebih tepatnya jati diri pada dunia internasional. Didalam kasus Indonesia, identitas
ditunjukkan menggunakan Batik sebagai nation brand yang menunjukkan identitas
bangsa melalui ragam warisan budaya.12
Penjelasan nation brand dijelaskan dalam tulisan Simon Anholt yang berjudul
’Brand New Justice: How Branding Places and Products can help The Developing
World’ bahwasannya setiap negara memakai brand untuk menunjukkan identitas dan
citra bangsa pada dunia internasional. Pembentukan brand yang digunakan negara
berasal dari 6 elemen yang menjadi acuan untuk menjadi brand negara seperti:
exporting brands, culture and heritage, tourism, people, policy and Immigration and
investment.13 Elemen-elemen tersebut merupakan sesuatu yang dapat digunakan untuk
menunjukkan identitas dan citra negara di mata negara lain. Nation brand negara dapat
terbentuk ketika elemen-elemen negara tersebut dapat memberikan gambaran kepada
dunia internasional mengenai identitas dan citra negara, sehingga dunia internasional
dapat mengetahui brand yang digunakan.
11 K. Browne, Culture and Identity, dalam K. Browne, Sociology for AS AQA, Polity Press,
UK, 2008, p. 39. 12 Browne, p. 39. 13 S. Anholt, ’Brand New Justice: How Branding Places and Products can help The Developing
World,’ Elsevier Butterworth- Heinemann, Burlington, 2005, p. 104-111.
POLITIK MEMBANGUN WARISAN BUDAYA BANGSA INDONESIA SEBAGAI NATION BRAND (StudiKasus: Batik SebagaiBrand dan Identitas Indonesia)LUTFI MAULANA HAKIMUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
8
Pemerintah Indonesia menggunakan brand nasional sebagai penegas identitas
dan citra bangsa menggunakan keanekaragaman budaya atau masuk dalam culture and
heritage. Batik sebagai salah satu kekayaan warisan budaya bangsa menjadi landasan
pembentukan nation brand.14 Upaya pembentukan brand ini dilakukan oleh
pemerintah dan non pemerintah yang diwujudkan melalui program pertukaran dan
pengenalan budaya bangsa, seperti memberikan modal kepada para pelaku budaya dan
pelajar untuk menjalankan program tersebut. Batik merupakan salah satu kekayaan
warisan budaya bangsa Indonesia menjadi modal besar pemerintah untuk mempertegas
identitas dan citra Indonesia pada dunia internasional.15
Dalam tulisan Peter Van Ham yang berjudul The Rise of The Brand State,
bahwasannya identitas negara terbentuk karena adanya sebuah pengakuan yang
diberikan oleh negara lain terhadap negara tersebut dengan melihat sesuatu yang
memberikan gambaran identitas negara tersebut.16 Van Ham juga menjelaskan
beberapa contoh brand sebagai brand state yaitu, cool brands, European beauty
peagent dan identity politics. Ketiga brand ini menjadi unsur brand besar sebuah
negara dalam membangun brand yang merepresentasikan identitas negara.17
14 Anholt, p. 104-111. 15 S. Anholt, ’Brand New Justice: How Branding Places and Products can help The Developing
World,’ Elsevier Butterworth- Heinemann, Burlington, 2005, p. 104-111. 16 Van Ham, p.1-14. 17 Van Ham, p.1-14.
POLITIK MEMBANGUN WARISAN BUDAYA BANGSA INDONESIA SEBAGAI NATION BRAND (StudiKasus: Batik SebagaiBrand dan Identitas Indonesia)LUTFI MAULANA HAKIMUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
9
Dijelaskan dalam tulisan Van Ham bahwa sama seperti barang, negara juga
memiliki brand. Ketika kita mendengar nama suatu negara, ada sesuatu yang kita
asosiasikan dan kita ingat paling pertama adalah brand. Brand ini tidak datang dengan
sendirinya melainkan dibentuk baik itu dibentuk oleh negara, maupun dibentuk oleh
aktor non negara yang berkepentingan atas brand negara tersebut. Seperti contoh
brosur iklan suatu agen travel di sebuah negara, akan menampilkan brand yang melekat
pada negara tersebut. Iklan telah digunakan untuk membentuk brand. Hal ini dapat
menambah aspek emosional dalam suatu produk barang atau jasa.18
Di era modern saat ini aktor individu, perusahaan, kota, provinsi bahkan negara
menjual dirinya dengan cara yang cenderung agresif. Oleh karena itu, memiliki reputasi
buruk, ataupun tidak memiliki reputasi sama sekali merupakan suatu hal yang dapat
menghambat suatu negara dapat berkompetisi di arena internasional. Negara yang tidak
memiliki brand akan kesulitan dalam menarik perhatian negara lain baik dibidang
ekonomi, maupun bidang politik. Image dan Brand menjadi hal yang esensial dalam
strategi suatu negara.19
Brand dari suatu negara biasanya menggunakan aspek sejarah, geografi dan
motif etnik dalam membentuk perbedaan yang digunakan untuk mencitrakan
negaranya. Bahkan hal ini telah menggeser strategi diplomasi tradisonal. Kini, para
18 Van Ham, p.1-14. 19 Van Ham, 1-14.
POLITIK MEMBANGUN WARISAN BUDAYA BANGSA INDONESIA SEBAGAI NATION BRAND (StudiKasus: Batik SebagaiBrand dan Identitas Indonesia)LUTFI MAULANA HAKIMUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
10
diplomat harus belajar mengenai brand asset management. Di beberapa negara para
diplomat juga memiliki tugas untuk menemukan aspek unik dari negara mereka yang
kemudian dapat dijadikan sebuah brand.20
Indonesia merupakan sebuah negara yang menggunakan brand sebagai
identitas politiknya. Beberapa brand yang dapat menunjukkan identitas Indonesia
antara lain ; warisan budaya, toleransi umat beragama, pluralisme berbagai macam
suku bangsa serta demokrasi yang menjadi asas bangsa Indonesia. Dari beberapa
identitas inilah Indonesia mengambil budaya sebagai salah satu brand yang digunakan
sebagai identitas politik. Warisan budaya yang digunakan Indonesia dalam
membangun brand adalah Batik sebagai bagian dari brand budaya Indonesia. Hal ini
mengingat bahwa Batik telah menjadi warisan budaya tak benda dunia yang ditetapkan
oleh UNESCO pada tahun 2003.21 Penelitian ini ingin meneliti upaya pemeritah
membangun nation brand dan identitas politik negara menggunakan Batik sebagai
salah satu bagian dari warisan budaya Indonesia.
1.4. Kerangka Konseptual
1.4.1. Konsep living brands dalam nation brand
20 Van Ham, 1-14. 21 A.Setiawan & T. Prajna,”Pemerintah Tetapkan 77 Warisan Budaya Tak Benda Indonesia,”
POLITIK MEMBANGUN WARISAN BUDAYA BANGSA INDONESIA SEBAGAI NATION BRAND (StudiKasus: Batik SebagaiBrand dan Identitas Indonesia)LUTFI MAULANA HAKIMUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
11
Konsep Living Brands dalam Nation brand oleh Anholt dalam konteks place
branding didefinisikan sebagai strategi untuk memberikan gambaran yang paling
realistis, paling kompeptitif dan bervisi paling strategi untuk sebuah negara, wilayah
atau kota dimana visi ini selanjutnya harus dipenuhi dan dikomunikasikan.22 Nation
brand adalah konsep yang diungkapkan oleh Mellisa Aronzyck dimana
menggolongkan nation brand sebagai public goods, karena kemampuannya
menyatukan kepentingan regional dalam sebuah state untuk meningkatkan competitive
advantage negara baik secara internal maupun eksternal.23 Selain itu, nation brand
berfungsi sebagai pengontrol citra negara yang disampaikan melalui pariwisata,
investasi, perdagangan maupun loyalitas di level domestik. Obyek dari nation brand
sendiri dapat berupa logo yang menyimbulkan negara asal, logo penekanan pendukung
kebangsaan seperti budaya dan masyarakatnya, julukan pada sekelompok negara oleh
rezim politikal marketing atau menunjukkan identitas regional tertentu.24
22 Clifton, Rita et al. Brands and Branding : Branding Places and Nation. London :
Profile Book, p.213-217,<http://appsler.com/186197664X.pdf#page=230>diakses pada
19/6/2015.
23 M. Aronczyk,.”Living the Brand: Nationality, Globality and the Identity Strategies of Nation
brand Consultants” dalam International Journal of Communication 2, 2008, p. 45. online ed.
<http://www.culturaldiplomacy.org/academy/content/articles/events/nation branding/participant-
papers/Living-The-Brand_-_Melissa-Aronczyk.pdf> diakses pada 17/6/2015.
24 Fan, Ying, Branding the Nation : What Being branded?. Journal of Vacation Marketing
Brunel Business School University2006, p. 4.<
http://bura.brunel.ac.uk/bitstream/2438/1286/3/BrandingNat.pdf > diakses pada 19/6/2015.
POLITIK MEMBANGUN WARISAN BUDAYA BANGSA INDONESIA SEBAGAI NATION BRAND (StudiKasus: Batik SebagaiBrand dan Identitas Indonesia)LUTFI MAULANA HAKIMUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
12
Tujuan dari nation brand berusaha mencitrakan image negara menggunakan
sebuah produk, maupun identitas yang dimiliki dari negara tersebut. Pada penelitian
ini, nation brand terbentuk melalui sebuah konstruksi yang membentuk brand yang
dapat menunjukkan identitas, citra dan image dari bangsa Indonesia sendiri. Seperti
yang dijelaskan Simon Anholt dalam bukunya nation brand bahwa terdapat 6 elemen
yang menjadi alat pengukur competitive identity yaitu : tourism, export brand, cultural
and heritage, immigration and investment, policy and people.25 Dipertegas juga oleh
Mellisa Aronczyk menyebutkan nation brand diasumsikan sama retoris dan
fungsionalnya seperti identitas nasional. Dikarenakan state mempunyai aset yang
dibutuhkan untuk membentuk sebuah branding, yaitu negara secara de facto telah
menjadi brand dan dengan secara teratur mempublikasikannya di masyarakat
internasional dalam bentuk national identity, national image, and national reputation,
sehingga nation brand tidak diproduksi, tapi sebuah proses mengeksplorasi
serangkaian nilai (values) yang sudah ada pada negara suatu negara.26
Proses pelaksanaan nation brand sendiri dilakukan oleh pemerintah dengan
menggunakan beberapa tahapan sebagai berikut:
1. Training, adalah kemampuan pihak-pihak terkait dalam masalah aspek teknis
branding, serta proses fasilitator yang dijalankan oleh badan-badan didalamnya.
25Anholt, p.118. 26 Aronczyk, p. 23.
POLITIK MEMBANGUN WARISAN BUDAYA BANGSA INDONESIA SEBAGAI NATION BRAND (StudiKasus: Batik SebagaiBrand dan Identitas Indonesia)LUTFI MAULANA HAKIMUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
13
Training ini dilakukan oleh pemerintah Indonesia sebagai fasilitator dan pembuat
kebijakan terhadap pihak-pihak terkait yang terlibat dalam proses pembangunan nation
brand seperti budayawan, seniman dan akademisi yang bertujuan untuk memperkuat
konstruksi strategi branding Indonesia sebelum nantinya menjadi sebuah nation
brand.27
2. Identification yaitu mengetahui dengan lebih spesifik apa yag ingin ditonjolkan pada
audiens dan yang lebih penting adalah aktor pembeda yang membuatnya memiliki nilai
tambah dibanding negara kompetitornya.
3. Implementation adalah reaksi warga negara yang bersangkutan dalam proses
penerapan branding. Penerapan implementation dengan menggunakan strategi yang
dijalankan pihak-pihak yang berwenang apakah mendapatkan respon yang sesuai oleh
masyarakat baik domestik maupun internasional. Respon Implementation yang
dilakukan oleh warga negara Indonesia dari penerapan branding yaitu, ikut mendukung
membangun brand Indonesia serta bangga menunjukkan identitas Indonesia. Bentuk
respon dari pihak internasional terkait brand Indonesia yaitu dengan adanya pengakuan
nation brand Indonesia sebagai identitas bangsa.28
4. Evaluation, merupakan proses dimana pemerintah mengkaji dan meneliti kembali
opini terkini tentang kondisi branding suatu negara, baik oleh publik domestik maupun
27 Aronzyck, p. 23. 28 Aronzyck, p. 23.
POLITIK MEMBANGUN WARISAN BUDAYA BANGSA INDONESIA SEBAGAI NATION BRAND (StudiKasus: Batik SebagaiBrand dan Identitas Indonesia)LUTFI MAULANA HAKIMUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
14
internasional. Jika opini publik sudah diketahui maka nilai-nilai apa yang harus
dikuatkan dalam proses branding.29
Dari empat tahapan konsep tersebut penulis akan menjelaskan pelaksanaan
upaya pemerintah Indonesia dalam membangun nation brand dan identitas Indonesia
dengan memanfaatkan Batik sebagai warisan budaya bangsa.
1.4.2. Pre analisis
Proses pembentukan nation brand menggunakan Batik dapat diidentifikasi
melalui tahapan pembentukan brand berdasarkan konsep living brands, sehingga ide
pembangunan nation brand yang digagas pemerintah Indonesia menggunakan Batik
dapat dianalisis dengan melihat sejauh mana tahapan dari masing-masing proses
berjalan.
Bagan 1.1. Proses pembentukan nation brand30
29 Aronzyck, p. 23. 30 Aronzyck, p. 23.
POLITIK MEMBANGUN WARISAN BUDAYA BANGSA INDONESIA SEBAGAI NATION BRAND (StudiKasus: Batik SebagaiBrand dan Identitas Indonesia)LUTFI MAULANA HAKIMUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
15
Bagan di atas menjelaskan mengenai mekanisme upaya pembangunan nation
brand dengan memanfaatkan Batik sebagai warisan budaya dunia dan identitas
Indonesia. Dijelaskan pada bagan proses Batik menjadi brand dan Indonesia yaitu
diakuinya dan ditetapkannya Batik sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO pada
2 Oktober 2009. Adanya Undang-Undang, kebijakan politik maupun pernyataan legal
oleh pemerintah yang mematenkan Batik sebagai warisan budaya bangsa dan Identitas
Politik Indonesia. Diakuinya Batik oleh UNESCO dan masyarakat internasional
sebagai warisan budaya dunia membuat Batik menjadi brand yang merepresentasikan
negara Indonesia. Keberhasilan pemerintah dalam menguapayakan batik sebagai brand
dan idnetitas Indonesia dapat diteliti menggunakan konsep pembangunan nation brand
yang diungkapkan oleh Aronzyck.
Proses pertama yang dilakukan training yaitu melibatkan pihak-pihak terkait
seperti seniman, budayawan dan akademisi dalam melaksanakan teknis pembangunan
nation brand dengan diberikan bekal berupa pendanaan, program kerja dan kebijakan
Batik ebagai bagian Warisan budaya Indonesia belum bisa menjadi sebagai brand dan identitas negara.
4 Proses Tahapan pembangunan nation
brand
Training, identification, implementasi,
evaluasi
Batik sebagai Identitas politik Indonesia, Batik
sebagai represetasi negara Indonesia,
Pengakuan Batik oleh dunia internasional
sebagai warisan budaya dunia.
POLITIK MEMBANGUN WARISAN BUDAYA BANGSA INDONESIA SEBAGAI NATION BRAND (StudiKasus: Batik SebagaiBrand dan Identitas Indonesia)LUTFI MAULANA HAKIMUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
16
pemerintah. Pada proses training disini pemerintah melakukan upaya pengajuan agar
Batik dapat menjadi identitas Indonesia dan warisan budaya dunia. Prosedur pengajuan
yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia ditemuh sesuai dengan Konvensi UNSECO
tahun 2003 tentang warisan budaya dunia tak benda. Konvensi UNESCO tersebut
kemudian diratifikasi oleh pemerintah melalui PP Nomor 78 tahun 2007, dan setelah
diratifikasi oleh pemerintah, terhitung pada 15 Januari 2008 Indonesia berhak menjadi
negara pihak Konvensi. Masuknya Indonesia dalam daftar negara pihak Konvensi,
membuat Indonesia berhak memasukkan warisan budayanya masuk dalam
representative UNESCO.
Upaya selanjutnya pada proses training yaitu perlindungan Hak Cipta yang
diatur dalam UU. Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta menjamin perlindungan
Hak kekayaan intelektual personal maupun komunal. Dalam UU perlindungan Hak
Cipta, dijelaskan pada pasal 1 ayat (1), hak cipta didefinisikan sebagai “Hak eksklusif
bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak
ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan
pembatasan menurut perundang-undangan yang berlaku. Oleh karena itu pemerintah
menghimbau ke setiap daerah di Indonesia diberikan kebebasan untuk mendaftarkan
budaya nya agar mendapatkan perlindungan sebagai kekayaan budaya bangsa. Upaya
ini telah dilakukan oleh pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyangkut
keberadaan Batik gaya Yogyakarta.
POLITIK MEMBANGUN WARISAN BUDAYA BANGSA INDONESIA SEBAGAI NATION BRAND (StudiKasus: Batik SebagaiBrand dan Identitas Indonesia)LUTFI MAULANA HAKIMUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
17
Setelah proses training terlaksana maka pemerintah Indonesia melakukan
proses identification yaitu memasukkan nilai-nilai penting dari proses branding. Proses
pemasukan nilai adalah upaya pemerintah menunjukkan Batik dapat menjadi brand dan
identitas negara serta warisan budaya dunia. Pada proses identifikasi ini ada nilai-nilai
yang dimasukkan melalui Batik, sehingga dapat memberikan sesuatu yang berbeda
sebagai identitas Indonesia. Nilai-nilai penting dalam proses identification meliputi,
proses pembuatan batik tulis, corak batik, maupun nilai filosofis kehidupan warisan
leluhur yang terkandung dalam batik.
Proses setelah identification selanjutnya, yaitu, implementation, merupakan
proses terakhir dari konsep nation brand dimana proses ini terkait respon masyarakat
domestik dan internasional terhadap nation brand yang disampaikan, yang apabila
mendapatkan pengakuan dan direspon baik oleh masyarakat internasional pemerintah
dapat menjalankan kebijakan politik dengan pelaksanaan hubungan diplomatik dan
membuka kerja sama dengan negara lain dalam berbagi sektor yang mampu
memberikan keuntungan bagi Indonesia. Pada proses implementasi pembangunan
nation brand memperoleh keberhasilan berupa pengakuan secara Uundang-Undang,
maupun kebijakan politik Batik sebagai identitas negara. Selain itu diakuinya Tari
Batik sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO dan masyarakat internasional.
Proses yang terakhir adalah evaluation yakni, proses akhir pemerintah
Indonesia melihat apa saja yang melatar belakangi Batik menjadi brand dan identitas
POLITIK MEMBANGUN WARISAN BUDAYA BANGSA INDONESIA SEBAGAI NATION BRAND (StudiKasus: Batik SebagaiBrand dan Identitas Indonesia)LUTFI MAULANA HAKIMUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
18
Indonesia. Hal ini yang kemudian disimpulkan bahwa Batik menjadi brand yang dapat
menunjukkan identitas politik Indonesia.
1.5. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode
kualitatif dengan berdasar studi literatur, data asli dari para professional dan pakar
dalam bidang budaya serta lembaga serta organisasi nasional yang menangani
pendidikan dan kebudayaan. Sumber literatur yang digunakan penulis dalam penelitian
ini antara lain buku, jurnal, bacaan media cetak maupun elektronik yang berkaitan
dengan penelitian ini. Sumber data asli penelitian diperoleh dari lapangan secara
langsung maupun media elektronik dari para professional dibidang budaya, akademisi
maupun pemerintah Indonesia baik di level nasional, provinsi maupun daerah serta
adanya wujud pengakuan dari masyarakat internasional.
1.6. Jangkauan Penelitian
Periodisasi penelitian pembangunan nation brand Indonesia menggunakan tari-
tarian sebagai pembentuk nation brand dimulai tahun 2003, melihat pada tahun ini
UNESCO telah menetapkan tari-tarian Indonesia sebagai warisan budaya dunia tak
benda dunia yang wajib dilestarikan oleh seluruh warga negara dunia. Oleh karena itu
alasan tersebut dapat menjadi periodisasi dimulainya penelitian ini.
1.7. Argumen Utama
POLITIK MEMBANGUN WARISAN BUDAYA BANGSA INDONESIA SEBAGAI NATION BRAND (StudiKasus: Batik SebagaiBrand dan Identitas Indonesia)LUTFI MAULANA HAKIMUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
19
Pembangunan nation brand menggunakan warisan budaya sebagai identitas
politik dengan memanfaatan Batik sebagai brand dan identitas Indonesia, dilakukan
melalui empat tahapan yaitu; training, identification, implementation. Landasan
pembangunan nation brand ini adalah budaya sebagai salah satu brand yang menjadi
identitas politik Indonesia dengan memanfaatkan Batik sebagai bagian dari brand
warisan budaya bangsa. Dari empat tahapan pembangunan nation brand keberhasilan
upaya pemerintah Indonesia dalam memanfaatkan Batik adalah Batik menjadi
representasi negara Indonesia, Batik sebagai brand dan identitas Indonesia, dan diakui
oleh dunia internasional dan ditetapkannya UNESCO sebagai warisan budaya dunia.
1.8. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dari tesis ini, yaitu pada bab pertama menjelaskan
tentang alasan pemilihan judul beserta latar belakang penelitan, setelah itu terdapat
pertanyaan yang berisikan pokok permasalahan dari sebuah latar belakang penelitian.
Bahasan selanjutnya, yaitu tinjuan pustaka yang didalamnya membahas sumber bacaan
sebagai landasan studi, yang kemudian dilanjutkan dengan landasan teoritik sebagai
penguat dalam menjawab pokok permasalahan. Selanjutnya hipotesis sebagai jawaban
sementara dari jawaban penelitian dan yang terakhir terdapat sistematika penulisan
tesis bersisi runtutan bahasan dalam tesis. Bab II menjelaskan tentang brand apa saja
yang menjadi identitas Indoensia. Bab selanjutnya menjelaskan tentang kelanjutan
proses tahapan pembangunan nation brand dengan memanfaatkan potensi Batik
sebagai bagian dari warisan budaya Indonesia. Bab ke IV menjelaskan tentang
POLITIK MEMBANGUN WARISAN BUDAYA BANGSA INDONESIA SEBAGAI NATION BRAND (StudiKasus: Batik SebagaiBrand dan Identitas Indonesia)LUTFI MAULANA HAKIMUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
20
keberhasilan pembangunan nation brand dengan memanfaatkan Batik sebagai brand
dan identitas Indonesia. Bab terakhir membahas kesimpulan dari hasil penelitian.
POLITIK MEMBANGUN WARISAN BUDAYA BANGSA INDONESIA SEBAGAI NATION BRAND (StudiKasus: Batik SebagaiBrand dan Identitas Indonesia)LUTFI MAULANA HAKIMUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/