bab ii tinggal print

128
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Geologi Teknik Untuk Perencanaan Bangunan Air Dalam perencanaan suatu proyek bangunan pengairan, Geologi memberikan sumbangan dalam hal penelitian batu dan tanah sehubungan dengan bangunan yang direncanakan, penyelidikan geomorfologi dan keairan, mengetahui struktur geologi dan informasi tentang bahan bangunan yang ada di suatu daerah. Geologi sebenarnya mulai dipakai pada pertengahan abad ke-18, seperti pembuatan terowongan ELIFFOTON di Inggris. Pada awalnya dalam pembangunan bangunan-bangunan sipil maupun pengairan pada waktu itu sama sekali tidak memperhatikan faktor tanah sebagai dasar bangunan. Sampai pada peristiwa jebolnya bendungan di St. Francis (California), barulah disadari bahwa faktor tanah ternyata sangat menentukan. Pada saat ini, Geologi banyak memberikan sumbangan yang berarti dalam pekerjaan perencanaan bangunan air. Banyak informasi-informasi Geologi yang dijadikan acuan dalam merencanakan suatu bangunan air. Seperti peta geologi, hasil foto udara, foto satelit, hasil survey darat, ataupun Sistem Informasi Geografi. 2.2. Mineral a. Definisi Mineral Mineral adalah benda bentukan alam, biasanya bersifat padat, mempunyai struktur dalam dan komposisi kimia (anorganik) tertentu dengan variasi komposisi kimia yang

Upload: mbahbayan

Post on 26-Sep-2015

42 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

tubes geotek bab 2

TRANSCRIPT

BAB II

PAGE 87

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Geologi Teknik Untuk Perencanaan Bangunan Air

Dalam perencanaan suatu proyek bangunan pengairan, Geologi memberikan sumbangan dalam hal penelitian batu dan tanah sehubungan dengan bangunan yang direncanakan, penyelidikan geomorfologi dan keairan, mengetahui struktur geologi dan informasi tentang bahan bangunan yang ada di suatu daerah. Geologi sebenarnya mulai dipakai pada pertengahan abad ke-18, seperti pembuatan terowongan ELIFFOTON di Inggris. Pada awalnya dalam pembangunan bangunan-bangunan sipil maupun pengairan pada waktu itu sama sekali tidak memperhatikan faktor tanah sebagai dasar bangunan. Sampai pada peristiwa jebolnya bendungan di St. Francis (California), barulah disadari bahwa faktor tanah ternyata sangat menentukan.

Pada saat ini, Geologi banyak memberikan sumbangan yang berarti dalam pekerjaan perencanaan bangunan air. Banyak informasi-informasi Geologi yang dijadikan acuan dalam merencanakan suatu bangunan air. Seperti peta geologi, hasil foto udara, foto satelit, hasil survey darat, ataupun Sistem Informasi Geografi.

2.2. Mineral

a. Definisi MineralMineral adalah benda bentukan alam, biasanya bersifat padat, mempunyai struktur dalam dan komposisi kimia (anorganik) tertentu dengan variasi komposisi kimia yang sangat terbatas. Disamping itu ada beberapa defenisi penting dari Mineral.

Komposisi kimia dan struktur dalam yang tertentu mengakibatkan mineral mempunyai sifat fisik yang tertentu pula, termasuk kecenderungan membentuk pola geometri tertentu atau berbentuk kristal. Jadi, mineral merupakan bagian dari batuan, dengan kata lain, batuan adalah kumpulan mineral sedangkan mineral itu sendiri berarti bahan pembentuk batuan.

Sebagian besar dari mineral dijumpai dalam keadaan padat, namun ada pula yang dapat dijumpai dalam bentuk cair atau bahkan gas. Mineral padat biasanya terdapat dalam bentuk kristal yang agak setangkup dan pada banyak sisinya berupa bidang datar.

Bidang-bidang geometri ini memberikan bangun yang sifatnya tersendiri pada mineral yang bersangkutan. Minyak bumi adalah mineral dalam bentuk cair, sedangkan gas alam ataupun gas bumi merupakan mineral dalam wujud, gas. Sebagian mineral lainnya terdapat dalam bentuk amorf, artinya tidak mempunyai susunan kristal sendiri sebagai ciri khas mineral tersebut.

Para ilmuwan mempelajari mineral berdasarkan:

-sifat fisik

-komposisi kimia

-sifat optik (dengan bantuan mikroskop polarisasi dan pantul)

-struktur ikatan kimia (x-ray diffraction)

-kenampakan pada scanning electron microscope (SEM)b. Kegunaan beberapa jenis mineral

Mineral merupakan bahan dasar penting yang tersebar begitu banyak di muka bumi. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan dewasa ini semakin memposisikan keberadaan mineral dalam golongan bahan dasar yang sangat penting dan bernilai tinggi. Hampir seluruh aspek kehidupan umat manusia banyak dipengaruhi oleh keberadaan mineral. Dalam bidang kedokteran maupun dalam bidang konstruksi bangunan, semakin santer digunakan. Beberapa manfaat mineral diantaranya:

Bentonit Na

Lumpur pemboran untuk mencegah kebocoran, campuran pembuatan cat, lateks dan tinta cetak, bahan rekat, pengisi (filler).

Bentonit Ca

Sebagai bahan penyerap, zat perekat pelat makanan ternak, untuk pemboran lumpur.

Bentonit Ca-Mg

Sebagai penjernih dan penyerap dalam industri minyak (kelapa).

Mika

Sebagai bahan baku pembuatan isolasi, alat-alat listrik, peralatan komunikasi, jaringan pipa email, dan benda-benda plastis.

Zircon

Sebagai batu setengah permata sehingga dapat digunakan sebagai bahan untuk perhiasan dan abrasif (ampelas). Zeolit

Menyerap air dan udara, digunakan pada industri kosmetik dan farmasi, bahan baku water treatment, pembersih limbah cair dan rumah tangga, digunakan pada industri pertanian, peternakan, perikanan, dan lain-lain.

Kalsedon

Sebagai permata.

Asbes jenis krisotil

Serat asbes yang dipintal digunakan untuk kopling, tirai, layar, gasket, sarung tangan, kantong-kantong asbes, pelapis ketel uap, pelapis dinding, pakaian dalam pemadam kebakaran, pelapis rem, ban mobil, bahan tekstil asbes, dan lain-lain.

Semen asbes untuk pelapis tanur dan ketel serta pipanya dinding, lantai, alat kimia dan listrik.

Asbes

Alat pemadam api, benana asbes, pita, tali , alat penyambung pipa uap, alat listrik, gasket keperluan laboratorium, pelilit kawat listrik. Asbes juga digunakan sebagai atap rumah.

Asbes amfibol

Bahan serat tekstil (krosidolit).

Barit

Industri perminyakan, bahan baku dalam industri kimia barium yaitu sebagai bahan pengisi dan penyeimbang (filter dan extender), agregat semen.

Feldspar

Untuk batu gurinda dan feldspar olahan untuk keperluan industri tertentu (keramik halus dan kaca/gelas).

Kaolin

Baik untuk keramik.

Fireclay

Untuk refraktori, isolator.

Kalsit

Digunakan pada sektor pertanian, industri kimia, makanan, logam, dan lain-lain berdasarkan sifat fisik dan sifat kimia. Batu bara (grafit)

Bahan bakar kereta api.

Dolomit

Untuk membuat marmer.

Piropilit

Untuk pakan ternak, industri kertas, sebagai pengganti talk, dan lain-lain.

Kwarsa

Bahan baku tegel, mozaik keramik, fero silikon, silikon carbide bahan abrasit (ampelas dan sand blasting), industri cor, perminyakan dan pertambangan, bata tahan api atau refraktori.

c. Diskripsi mineral

Pengenalan atau determinasi mineral dapat didasarkan atas berbagai sifat dari mineral tersebut, antara lain yaitu:

a. Sifat fisika

b. Bentuk kristalc. Sifat-sifat optik

a. Sifat Fisik Mineral

Warna Mineral

Warna mineral merupakan kenampakkan langsung yang dapat dilihat, tetapi tidak dapat diandalkan didalam pemeriksaan mineral, karena satu macam mineral dapat berwarna lebih dari satu, tergantung keanekaragaman komposisi kimia dan pengotornya. Sebagai contoh, mineral kwarsa dapat berwarna putih susu, ungu, coklat kehitaman atau tidak berwarna. Walau demikian ada beberapa mineral yang berwarna khas, seperti olivin berwarna hijau pucat, galena berwarna abu-abu, azurit berwana biru dan malsit berwarna hijau.

Kilap

Merupakan kenampakkan permukaan mineral yang segar didalam memantulkan cahaya. Warna mineral ini biasa dipengaruhi oleh komposisi kimia. Secara garis besar kilap mineral dibedakan menjadi dua, yaitu :

a. Kilap logam/ metallic : nampak seperti permukaan logam yang telah digosok.

b. Kilap bukan logam yang dibedakan menjadi :

( Kilap tanah (permukaan suram seperti tanah)

( Kilap minyak (permukaan seperti minyak)

( Kilap kaca (permukaan seperti kaca)

( Kilap intan (permukaan sangat mengkilap)

( Kilap sutera (silky)

( Resinous (resin)

( Greasy (lemak)

( Pearly (mutiara)

Gbr. Beberapa contoh kilap mineral

Belahan

Kekuatan ikatan atom didalam struktur kristal tidak seragam kesegala arah, apabila mineral dikenai gaya (pukulan) maka mineral akan pecah sesuai dengan arah ikatan atom yang lemah. Ikatan atom yang lemah biasanya membentuk suatu bidang, sehingga belahan selalu membentuk bidang yang rata. Karena keteraturan sifat didalam mineral, maka belahan akan nampak berjajar teratur dan mempunyai arah tertentu. Macam-macam belahan :

a. Eminent cleavage: bila mineral dengan mudah terbelah dalam bentuk lempenganlempengan yang permukaannya halus sejajar, contohnya : mika.

b. Perfect cleavage: bila mineral mudah terbelah sepanjang tertentu, contohnya adalah halit dan kalsit.

c. Medium cleavage: bila mineral dibelah dengan cara memukul atau menumbuknya, maka mineral akan pecah secara sama pada bidang perekat, contohnya : feldspar.

d. Highly cleavage: bila mineral tidak mempunyai belahan sama sekali. Pada mineral-mineral seperti ini tidak pernah mungkin untuk menemukan bidang perekat dari pecahan atau retakan mineral tersebut.

Gbr. Beberapa tipe belahan pada mineral

Hubungan Struktur Dalam dan Belahan

Mineral

Ujung rantai tunggal

Ujung rantai ganda

Tetrahedra silica

Tetrahedra silika

PIROKSEN

AMFIBOL

Pecahan

Pecahan adalah kecenderungan pecahnya mineral menurut pola yang tidak teratur. Hal ini disebabkan tenaga pengikat atom didalam struktur kristal sangat kuat, sehingga bidang belah tidak nampak pada kristal. Jenis pecahan yang banyak dijumpai :

a. Pecahan kerang (conchoidal) : pada permukaan pecahan nampak bergelombang memusat, seperti kenampakkan kulit kerang atau botl yang pecah sebagai permukaannya.

b. Pecahan berserat/berserabut (splintery/fibrous) : bila pada permukaan pecah nampak gejala serabut seperti batang bambu atau kayu yang patah.

c. Pecahan rata (even) : bila permukaan pecahan nampak rata. Pecahan rata ini biasanya merupakan bidang belahannya.

d. Pecahan tidak rata (uneven/irreguler) : bila permukaan pecahan nampak tidak rata, seperti permukaan bata yang pecah.

Gbr. Pecahan splintery

Gbr. Pecahan cochoidal

Perbedaan pecahan dan belahan dapat dilihat dari sifat permukaannya dalam memantulkan sinar. Pemukaan bidang belah akan nampak halus dan dapat memantulkan sinar seperti pada cermin datar, sedangkan bidang pecahan memantulkan sinar ke segala arah.

Suatu jenis mineral tertentu dapat mempunyai belahan dan pecahan, tetapi ada juga mineral lain yang hanya mempunyai belahan saja dan yang lainnya hanya mempunyai pecahan saja.

Cerat

Cerat merupakan warna serbuk halus suatu mineral, yang dapat dipakai sebagai penciri suatu mineral, karena walaupun warna mineral beraneka ragam maka ceratnya akan selalu tetap. Untuk mendapatkan cerat, mineral digoreskan pada permukaan perselin yang tidak diberi lapisan pengkilap atau disebut keping cerat (streak plate).

Cerat yang dilihat terutama untuk mineral-mineral yang berkekerasan kurang dari 6 skala Mohs.

Gbr. Beberapa cerat mineral Kekerasan

Kekerasan mineral merupakan ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Sifat mineral ini sangat erat kaitannya dengan struktur kristal dan ikatan atomnya. Kekerasan itu sendiri dipengaruhi oleh keanekaragaman komposisi (kimia) mineral sehingga mengakibatkan mineral yang sama dapat menjadi lebih keras atau lebih lunak daripada kekerasan normalnya.

Untuk kepentingan pemeriksaan mineral, tolak ukur kekerasan telah dibuat, tolak ukur tersebut adalah yang dibuat oleh Friedrich Mohs dari Jerman yang dikenal sebagai Skala Mohs yang terdiri dari 10 kekerasan yang tidak seragam.

Tabel Kekerasan MinimalMineral PokokSkalaBenda sehari-hari

Intan10-

Korundum9-

Topas8-

Kwarsa7-

Ortoklas6Pisau baja (6)

Aspatit5Pecahan kaca (5,5)

Fiourit4Uang logam (3,5)

Kalsit3Kuku jari (2,5)

Gipsum2-

Talkum1-

Skala Mohs

Berat Jenis

Berat jenis merupakan perbandingan berat mineral dengan volume (berat air pada hitungan air yang sama). Untuk pemberian mineral dilakukan dengan diambil lalau dapat diperkirakan dengan cara menimang-nimangnya dengan tangan. Volume dibagi menjadi tiga, yaitu :

a. Mineral ringan, yaitu berat jenisnya kurang dari 2-2,5.

b. Mineral sedang, yaitu berat jenisnya antara 2,5-4,5.

c. Mineral berat, yaitu berat jenisnya lebih dari 4,5.

Contoh mineral yang berat jenisnya besar antara lain : galena 7,5 ; pirit 5 ; sedangkan mineral pembentuk batuan yang umum seperti kwarsa, feldspar, kalsit, mempunyai berat jenis sekitar 2,6-2,8.

b. Bentuk Kristal

Pada wujudnya, sebuah kristal itu seluruhnya telah dapat ditentukan secara ilmu ukur, dengan mengetahui sudut-sudut bidangnya. Untuk dapat membayangkan kristal dengan cara demikian tidaklah mungkin. Hal ini dapat dilakukan dengan menetapkan kedudukan masing-masing bidang tersebut dengan pertolongan sistem koordinat. Dalam ilmu kristalografi, geometri digunakan dengan enam jenis sistem sumbu utama yaitu:

Sistem Sumbu dan Bentuk Kristal Mineral

Sistem SumbuContoh Bentuk KristalContoh Mineral

KubusIntan

Galena

Halit

Fluorit

Pirit

HexagonalGrafit

Apatit

Kwarsa

TrigonalCalsit

Magnesit

Sderit

Kwarsa

Ilmenit

Dolomite

TetragonalCasiterit

Zirkon

OrtorombikSersit

Anhidrit

Olivin

Topas

MonoklinAzurit

Anhidrit

Olivin

Topas

Triklin

Albit

Anortit

Keterangan gambar:

a. Sistem sumbu simetrik, ketiga sumbu kristal terletak tegak lurus satu dengan yang lainnya serta mempunyai panjang yang sama. Contoh : pirit, magnetic, garam dapur dan lain-lain

b. Sistem sumbu tetragonal, jumlah sumbu ada tiga buah, dua buah sumbu mendatar sama panjangnya, sedangkan yang satu tegak lurus dengan kesatuan sumbu yang lain, ketiga-tiganya saling tegak lurus sesamanya. Contoh : sirkon atau kalsiterit

c. Sistem sumbu ortotrombik, jumlahnya tiga buah dan saling tegak lurus sesamanya. Ketiganya mempunyai panjang yang berbeda-beda. Contohnya : olivine dan topaz.

d. System sumbu monoklin, jumlah sumbunya tiga buah. Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang yang tidak sama. Salah satu diantara ketiga sumbu (biasanya yang tegak) terletak tegak lurus pada sebuah sumbu mendatar. Contoh : orthoklas, hornblande, mika, gypsum, dan lain-lain.

e. System sumbu triklin, jumlah sumbunya tiga buah, tidak sama panjangnya, dan terletak tegak lurus sesamanya. Contoh : plagioklas

f. Sistem sumbu heksagonal, jumlah sumbunya empat buah, tiga sumbu horizontal dan sama panjangnya serta memuat sudut-sudut yang sama besarnya. Sumbu vertikal mempunyai panjang yang berlainan dengan ketiga sumbu lainnya. Contoh : kalsit, kwarsa, apatit, dan lainnya

Gbr. Beberapa bentuk mineralc. Sifat OptikPengenalan mineral yang terdapat pada batuan umumnya dilakukan dengan pertolongan mikroskop polarisasi. Mikroskop ini berbeda dengan mikroskop yang digunakan dalam penyelidikan biologi.

Cahaya yang digunakan untuk melakukan polarisasi yaitu cahaya yang bergetar pada sebuah bidang saja. Jenis cahaya ini dapat diperoleh dengan menggunakan dua prisma polarisasi atau polarisator. Benda-benda ini berfungsi untuk mendapatkan cahaya polarisasi atau polarisator. Benda-benda ini berfungsi untuk mendapatkan cahaya polarisasi yang lurus.Dari hasil analisis kimia yang dilakukan pada batuan, terbukti bahwa ada delapan unsur yang memainkan peranan penting dalam pembentukan kerak bumi. Unsur-unsur ini bersenyawa membentuk berbagai macam silikat dan oksida, sebagian besar membentuk mineral-mineral utama yang terdapat dalam suatu batuan. Mineral-mineral demikian disebut mineral pembentuk batuan.Dari sekian banyak batuan yang telah dianalisis secara kimia oleh Washington, Nigly, Dayly dan lain-lain, terbukti bahwa beberapa unsur yang berperan dalam pembentukan kerak bumi adalah:

O2: 47%

Ca: 3,5%

Si: 27%

Na: 2,5%

Al: 8%

K: 2,5%

Fe: 5%

Mg: 2,5%Unsur-unsur ini membentuk kurang lebih 99% dari unsur kimia kerak bumi sedangkan sisanya merupakan zat-zat yang jarang terdapat pada batuan beku dan kerak bumi.

Elemen-elemenBatuan bekuKerak bumi

O46,39 %46, 71 %

Si27,72 %27,69 %

Al8,13 %8,07 %

Fe5,01 %5,05 %

Ca3,63 %3,65 %

Na2, 85 %2,75 %

K2,60 %2,58 %

Mg2,09 %2,08 %

C0,32 %0,094 %

Dari tabel diatas, terlihat bahwa susunan rata-rata unsur dalam batuan beku dan batuan yang terdapat pada kerak bumi hampir sama. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa pada saat kerak bumi terbentuk untuk pertama kalinya, seluruh batuan adalah batuan hablur atau batuan kristalin.

Semua mineral yang dikenal di alam ini dapat dikelompokkan dalam dua kelompok besar, yaitu:

a.Mineral anorganik, yaitu semua senyawa kimia yang ada secara alami kecuali senyawa organik.

b. Mineral organik, umumnya berupa senyawa karbon, kecuali karbonat dan karbida yang termasuk kelompok mineral anorganik.

d. Macam-macam Mineral

Dari 2000 mineral yang telah dijumpai , hanya beberapa mineral saja yang banyak dijumpai sebagai mineral pembentuk batuan. Mineral pembentuk batuan yang banyak dijumpai adalah:

KelompokNama Mineral

SilikatKaya Fe Mg : Olivin, Piroksen(Augit), Amfibol(Hornblende), Garnet

Miskin Fe Mg : Kwarsa, Felspar (Ortoklas, Plagioklas), Mika (Muskovit, Biotit), Talk, Klorit, Kaolinit

OksidaHematit, Magnetit, Limonit, Spalerit

SulfidaPirit, Kalkopirit, Galena

KarbonatKalsit, Dolomit

SulfatGipsum, Anhidrit

PospatApatit

Semua mineral yang telah diketahui, berdasarkan komposisi kimiawi dan bentuk jaringan kristalnya, terbagi atas beberapa kelas yang terpenting antaranya adalah:1. Native elements (unsur-unsur murni/mulia)

unsur-unsur mulia jarang terdapat di alam ini mereka bukan golongan rock-forming. Asal mulanya terwujudnya unsure-unsur mulia boleh jadi berkaitan dengan pengerasan atau pembekuan magma dengan reaksi-reaksi kimia yang sekunder atau dengan reaksi yang bertemperatur dan bertekanan tinggi. Yang termasuk unsur-unsur murni/mulia antara lain:

Graphite (C), jarang sekali dijumpai dalam bentuk butiran-butiran kristal yang kecil-kecil dari system hexagonal. Mempunyai warna gelap, dari abu-abu baja sampai hitam. Sinarnya sub-metalik. Jenis kerapuhannya perfect pada satu bidang. Flakes-nya (lempengan) tebal dan mudah kering. Bobot kekasarannya 1. Berat jenisnya 2.09 sampai 2.23. Di atas kertas meninggalkan berkas hitam dan kalau disentuh dengan tangan terasa agak berminyak dan mengotori tangan. Asal mula terwujudnya graphite berkaitan dengan proses-proses metamorfik dan magmatik. Banyak dipergunakan dalam pabrik-pabrik pensil dan peralatan dapur seperti piring, mangkuk, teko yang tahan api, sebagai bahan pelumas jika minyak tidak dapat dipergunakan karena suhu tinggi.

Intan (diamonds), sejenis kristal karbon murni. Sangat transparan, sangat keras (bobot kekerasan = 10), sinarnya kemilau dan sangat jarang terdapat. Digunakan sebagai perhiasan dan sebagai ujung tombak alat alat penyebaran atau penggoresan permukaan-permukaan yang keras dalam dunia engineering.

Sulphur (S), kadang terbentuk dalam bentuk kristal-kristal dengan system orthorhombic, berbidang permukaan baik dan membentuk druse dalam bentuk sinter, tapi lebih sering kedapatan dalam massa yang menyerupai tepung tanah. Warnanya kuning dalam berbagai variasi, fracture-nya berminyak dan tidak mengkilap. Sulphur bersifat translucent. Sifat kerapuhannya imperfect. Bentuk patahan (fracture)nya conchoidal. Bobot kekerasan 1-2. berat jenis 2.05-2.08. sulfur menghasilkan arus listrik bila terjadi penggesekan (friction), mudah menyala dengan nyala api warna biru, mengeluarkan gas belerang yang bau.

gambar 2.1. Endapan sulfur yang berasap, Kilauea, Hawaii

Belerang murni (native sulphur), terwujud selama proses penguraian sulfat dan mineral yang mengandung sulfur, dan sebagai akibat sublimasi dari uap air dan gas yang dikeluarkan oleh kawah gunung berapi.

Emas (Au), yaitu logam mulia dan kedapatan dalam bentuk kristal-kristal, butiran-butiran, lamellae, dan bongkahan-bongkahan. Emas mengkristal dalam system kubus. Warnanya kuning dan kadar berat jenis tinggi (15.6-19.3). Mudah dibentuk, bobot kekerasan = 2.5-3. baik di primer maupun di placers deposit, emas terdapat dalam bentuk butiran serbuk, tetapi sering juga dalam bentuk bongkahan puluhan kg.

Platinum (Pt), seperti emas. Terdapat dalam bentuk butiran halusseperti serbuk tepung (grains) dan flakes (lempengan) dalam berbagai ukuran, jarang dalam bentuk bongkahan. Berwarna putih keperak-perakan. Bobot kekerasan 4-5. berat jenis 14-19. berasal dari primer dan dan placers deposit. Sifatnya infusible, stabil dalam aksi-aksi kimia dan menghantar listrik dengan baik, sehingga banyak digunakan dalam industri kimia dan elektronik.

Sulfide, Kelompok sulfide menduduki posisi kedua setelah silicate dalam hal banyaknya jumlah anggota mineral (lebih dari 250 anggota) yang dimilikinya. Tetapi kalau ditinjau dari banyak sedikitnya massa yang terdapat di lapisan kerak bumi, sulfide menduduki salah satu posisi terakhir seperti unsur-unsur mulia, dan bukan rock-forming.

Pyrite (FeS2), jenis mineral terbanyak dari sulfide. Berbentuk kristal dengan system kubus yang baik. Juga terdapat bentuk seperti butiran-butiran serbuk tepung, atau compact cluster, dan dalam bentuk bundaran-bundaran yang keras dengan struktur radial. Berwarna kuning muda atau kuning emas. Berkasnya hitam atau hitam kehijau-hijauan. Berkilap metalik cerah. Pyrite tidak transparan. Kerapuhannya imperfect. Patahan atau retakan pyrite adalah conchoidal dan kadang-kadang juga tidak teratur. Patahan pyrite yang kedapatan dalam bentuk cluster adalah seperti butir-butiran serbuk tepung. Bobot kekerasan dari 6 sampai 6.5. berat jenis = 4.9-5.2.

Gambar 2.2. Pyrite

Chalcopyrite (CuFeS2), mengkristal dalam system tetragonal. Kadang-kadang terdapat dalam bentuk massa padat. Kristalnya langka. Warnanya berbeda dengan pyrite, yaitu berwarna kuning kemilau. Bobot kekerasannya 3-4. berat jenis 4.1-4.3. terdapat hampir di mana-mana dalam rupa biji tembaga.

Galena (PbS), mengkristal dengan system kubik. Bentuknya butiran-butiran zat tepung, jarang sekali dalam bentuk zat padat yang compact. Kristalnya berbentuk kubus dan jarang sekali dalam bentuk kubus octahedrons. Berwarna abu-abu timah hitam. Berkasnya hitam kehijau-hijauan dan bersinar. Tidak transparan, berkilap metalik. Kerapuhannya sempurna pada tiga bidang perekat yang sejajar dengan bidang-bidang permukaan kubus. Bobot kekerasan 3-4. berat jenis (specific gravity) 3.5-4.2. sphalerite adalah bijih seng yang utama.

Gambar 2.3. Galena (PbS)

2. Halide

Kelompok halide mencakup sejumlah besar mineral yang merupakan garam-garam dari asam haloid yang mengendap dari larutan zat cair. Hanya beberapa saja dari kelompok Halida ini, terutama khlorida, yang tergolong mineral rock-forming.

Halite (NaCl); mineral dari halide yang banyak terdapat. Mengkristal dengan system kubus. Halite murni tidak berwarna atau putih bening. Tetapi kadang terdapat warna yang berbeda-beda. Halite mempengaruhi warna. Berkilap seperti kaca. Halite bersifat transparan dan translucent. Kerapuhannya sempurna pada tiga bidang kerapuhan yang sejajar dengan bidang permukaan kubus. Bobot kekerasan 2, berat jenis 2.1-2.2. melarut cepat dalam air dengan cepat dalam air dan mempunyai rasa asin yang khas. Lapisan dan jaringan Halite terdapat juga dalam lapisan yang bertingkat-tingkat dan saling tumpang tindih dengan lapisan batu-batuan. Halite digunakan sebagai garam dapur dan juga dalam industri-industri kimia.

Gambar 2.4. Halite

Sylvite (KC1), terbentuk dalam kondisi yang sama dengan Halite, hanya terdapat lebih jarang. Terdapat dalam bentuk butiran-butiran tepung diantara butiran-butiran tepung halite. Sifat fisiknya sama dengan sifat fisik halite. Ciri khas yang membedakan Sylvite dan Halite adalah rasa asin yang tajam dan warnanya yang merah cerah dan biru gelap.

Fluorite (CaF2), mengkristal dengan system kubus, berbentuk gumpalan serbuk tepung (grapular clusters); kedapatan dalam bentuk kristal-kristal kubus yang terpisah-pisah dan jarangditemukan sebagai kristal octahedrons. Warnanya bervariasi : kuning, hijau, biru, violet, merah jambu, dan bahkan tidak berwarna. Mineral ini mempunyai kilap seperti kaca (vitreous lustre),translucent,varietas murninya transparan (optical fluorite). Kerapuhannya sempurna pada empat bidang yang parallel dengan bidang-bidang octahedron. Bobot kekerasan = 4. berat jenis = 3.1-3.2. Jika dipanaskan, fluorite akan berpijar di ruang gelap. Fluorite larut dalam asam belerang dan melepaskan fluoric acid (HF) yang dapat membuat kaca menjadi berkarat. Asal mula terwujudnya fluorite bertumpu kepada larutan-larutan panas. Kadan-kadang fluorite terbentuk dari endapan-endapan dari air-air dingin. Fluorite penting arinya bagi bidang metalurgi (industri logam).

Gambar 2.5. Fluorite

3. Oksida dan Hidroksida

Oksida dan hidroksida adalah kelompok-kelompok yang beranggotakan mineral-mineral yang paling banyak jumlahnya. 17% dari mineral-mineral yang terkandung didalam lapisan lithosphere termasuk grup oksida dan hidroksida. Dalam kelompok ini terdapat minera-mineral yang merupakan kombinasi dari berbagai jenis unsur seperti dengan oksigen dan dengan Hidroksil OH.

Quartz (SiO2), adalah salah satu daripada mineral-mineral yang paling lazim terdapat di lapisan kerak bumi. Komponen paling penting bagi pembentukan lapisan batu-batuan, di dalam dan di permukaan lapisan kulit bumi; berperan serta dalam pembentukan batu-batu magmatik, batu-batu endapan, dan batu-batu metamorfik. Terdapat dalam bentuk gumpalan-gumpalan butiran tepung yang tidak beraturan; kadangkala quartz terbentuk dalamrekahan lapisan batu sebagai kristal yang berpotongan baik, atau sebagai gumpalan kristal. Kristal quartz memiliki bentuk prisma hexahedral yang berujung pada satu atau dua titik dalam rhombohedrons. Bidang-bidang permukaan prisma selalu dihiasi strip-strip transversal yang indah. Quartz yang transparan disebut juga batu-batu kristal. Kristal quartz selalu memantulkan warna tinta, meskipun kristal quartz tidak berwarna, atau kalau yang murni berwarna putih. Bidang permukaan kristal quartz mempunyai kilap yang jernih dan patahan/retakannya agak berninyak. Quartz mempunyai sifat kerapuhan untuk tidak sempurna. Bentuk patahan atau retakan choncoidal. Bobot kekerasan = 7 berat jenis yang rendah, yaitu 2.5-2.8. Hanya larut dalam hydrofluoric acid. Proses pembentukan quartz terjadi selama pengerasan atau pembentukan magma (magma solidification) di mana quartz memisahkan diri dari larutan-larutan panas dan juga selama metamorphose batu.

Chalcedony (S1O2), adalah varietas cryptocrystalline dari quartz yang terdapat dalam bentuk zat padat, cluster sinter dan cluster reuniform atau punnodule-nodule ( benda yang berbentuk nodular). Tercampur dengan unsure-unsur lain yang membuatnya tidak murni, misalnya tercampur dengan semacam partikel tanah liat disebut silicon. Warnanya variasi warna-warni, umumnya abu-abu. Jenis ini yang berwarna cerah dan tersusun dalam bentuk lingkaran yang konsentris disebut agate. Transparan pada lapisan permukaannya agak berminyak dan kilapnya buram. Bentuk patahan/retakan conchoidal. Bobot kekerasan 6-7. berat jenis = 2.4-2.5.

Opal (SiO2.nH2O), adalah mineral amorphous. Mempunyai kandungan 1-5%, tetapi kandungan airnya airnya kadangkala mencapai 34%. Biasanya terdapat dalam bentuk massa sinter yang padat, tidak berwarna, tetapi opal yang tidak murni mempunyai warna. Opal bersifat semitransparan atau translucent pada bagian permukaannya. Tidak begitu mengkilap. Bentuk patahan atau retakan conchoidal. Bobot kekerasan 5-5.5, kadang sampai 6. berat jenis 2.2-2.5. pada umumnya opal terbentuk pada lapisan permukaan bumi sebagai akibat pelapukan silikat dan pengendapan yang terjadi di lembah-lembah berair (water basin). Beberapa jenis protozoa dan tumbuh-tumbuhan bersel satu diketahui mempunyai kerangka opal. Opal tidak tahan larutan panas. Digunakan dalam manufaktur benda-benda seni.

Hematite (Fe2O3), mengkristal dalam system trigonal. Biasanya berbentuk mikro kristal yang padat, bersisik atau konsentrasi-konsentrasi dari lamelliform (iron glance, specular iron), bentuk nodule-nodule dengan struktur conchoidal ataupun radiated dan juga dalam bentuk massa cryptocrystalline.warna dari hematite kristal adalah hitam dan yang cryptocristal merah. Kilap kristal bervariasi. Bobot kekerasan 5.5-6. berat jenis 5-5.3, yang merupakan ciri khas dari berat jenisnya mineral-mineral yang mengandung besi. Hematite mengurai di larutan yang bersifat panas dan juga selama metamorphose. Ia merupakan unsure bijih besi yang penting. Magnetite (FeO,Fe2O3), mengkristal dengan system kubik. Berbentuk kepingan-kepingan yang terbuat dari serbuk tepung yang padat, dan kristal-kristal octahedron. Sifat fisiknya menyerupai kristal hematite, bedanya terletak pada berkas yang ditinggalkan, dimana magnetite meninggalkan berkas hitam, dan juga pada sifat kemagnitannya.proses pembentukannya terjadi selama pembekuan magma dan mengurai dari larutan-larutan yang bersifat panas, serta selama proses metamorphose.

Limonite (F2O3nH2O), hidroksida dari besi. Kandungan air dlam mineral ini bervariasi. , yang mengakibatkan terjadinya perubahan warna. warna limonite tidak padat kuning muda, sedangkan warna limonite padat adalah coklat, coklat kemerah-merahan atau hitam. Bobot kekerasan 1-5. berat jenis 3.3-4. Limonite adalah suatu mineral yang asli yang terdapat dipermukaan dan terbentuk selama pelapukan dari mineral-mineral yang mengandung zat-zat bijih besi lainnya berkat aktivitas-aktivitas mikroorganisme. Juga terdapat mengendap pada permukaan lembah-lembah aliran sungai. Limonite adalah bijih besi.

Corundum (Al2O3), mengkristal dengan system trigonal dan merupakan kristal-kristal yang berbentuk bulat panjang, pyramid dan lamellar. Berwarna biru gelap, merah, hijau dan coklat, tapi pecahan-pecahan yang terpisah dari kristal yang sama bisa berbeda warna. Bobot kekerasan 9. berat jenis 3.9-4. Corundum tidak larut dalam larutan asam. Corundum adalah mineral yang aslinya berasal dari magma.

4. Karbonat

Mineral yang termasuk dalam kelompok ini adalah garam-garam asam karbon (carbonic acid salts). Beberapa diantaranya adalah merupakan mineral-mineral rock-forming yang berasal dari endapan dan metamorphose dari lapisan tanah dan batu. Ciri khas dari carbonat adalah bereaksi dengan HCl.

Calcite (CaCO3), Mengkristal dengan system trigonal dan kristalnya berbentuk kristal druse atau seperate. Sering membentuk sinter-sinter seperti stalagtite dan stalagmite. Berwarna putih atau tidak berwarna. mempunyai kilap yang bening seperti kaca,mutiara asli, transparan atau translucent. Mempunyai tiga bidang kerapuhan, yang parallel dengan bidang-bidang permukaan rombohedron. Bobot kekerasan 3. berat jenis 2.6-2.8. dengan HCl calcite bereaksi cepat sekali. Jenis calcite yang tidak berwarna dan transparan disebut iceland spar. Bersifat refraksi ganda dan digunakan dalam industri alat-alat optik.

Gambar 2.6. Calcite (CaCO3)

Aragonite (CaCO3), mengkristal dengan system orthorhombic. Selalu dalam bentuk kepalan-kepalan sinter yang padat. Bobot kekerasan 3,5-4, aragonite mengendap dari sumber-sumber air mineral.

Magnesite (Mg CO3), bobot kekerasan dan berat jenisnya lebih tinggi daripada calcite atau aragonite. Digunakan untuk memproduksi semen dan batu bata anti api.

Dolomite (MgCO3CaCO3), terdapat hampir dimana-mana. Tidak berwarna atau putih, karena polusi, jadi berwarna gelap keabu-abuan. Terbentuk dalam lapisan yang cukup tebal. Bobot kekerasan 3.5-4. berat jenis 1.8-2.4. Hanya dolomite yang berbentuk tepung yang bereaksi dengan HCl.

Siderite (FeCO3), mineral berwarna coklat atau kuning kecoklat-coklatan, bening seperti kaca. Bobot kekerasan 3.5-4.5, dan berat jenis 3.7-3.9. Dalam keadaan bebas siderite merupakan campuran bijih besi yang sempurna.

Malachite (CuCO3.Cu(OH)2); merupakan mineral yang banyak terdapat yang mengandung 57.4% kandungan tembaga. Mengkristal dalam system monoklinik. Warna hijau kebiru-biruan sampai hijau gelap. Kilapnya seperti sutra. Bobot kekerasan 3.5-4.5, dan berat jenis 3.9-4.1.

Azurite (2CuCO3.Cu(CH2); mengkristal dengan system monoclinic. Berbentuk kristal, serbuk tepung, dan kepalan-kepalan tanah, kerak, dan lain-lain. Warna azurite kristal adalah biru gelap. Yang berbentuk kepalan-kepalan tanah berwana biru cerah. Kristal azurite pada umunya kilap bening seperti kaca. Bobot kekerasan 3.5-4, berat jenis 3.7-3.9. Kerapuhan medium pada satu bidang. Azurite dengan gampang mengurai bila dioksidasikan, dan mengeluarkan gas asam karbon.

5. Sulfat

Mayoritas mineral sulfat adalah mineral rock-forming yang terbentuk dari batu endapan. Proses pembentukannya adalah sebagai akibat dari mengendapnya garam-garam asam belerang dari permukaan air ataupun merupakan proses oksidasi sulfide.

Gypsum (CaSO4.2H2O) adalah mineral utama dari rock forming yang terbentuk dari batu endapan. Kadang-kadang ditemukan dalam bentuk kristal yang berpotongan bagus dengan system monoklinik. Kadang berbentuk bulat panjang atau petak-petak.kerapuhan sempurna. Bobot kekerasan 2. dapat digores dengan mudah oleh kuku jari. Berat jenis 2.3.

6. Fosfat

Apatite (Ca3(PO4).(CaF2) (CaCl2)); adalah mineral yang paling banyak dijumpai diantara mineral-mineral yang tergolong fosfat. Mengkristal dengan system hexagonal, biasanya ditemukan ditemukan dalam bentuk gumpalan-gumpalan serbuk tepung. Warna bervariasi : hijau pucat atau biru kehijau-hijauan, kuning, ungu, merah, atau coklat. Pada bidang permukaannya ia berkilap bening seperti kaca. Pecahannya tidak sempurna. Bobot kekerasan 5. berat jenis 3.2.

7. Silikat

Hampir sepertiga dari semua mineral termasuk kelompok silikat; 75% dari berat lapisan kerak Bumi sama dengan berat keseluruhan massa silikat yang terdapat padanya. Silikat merupakan komponen dari batu yang terbentuk selama proses pembekuan magma (magmatic rock), juga endapan batu dan batu metamorfik (metamorphic rock), yang mengalami metamorphose karena pengaruh suhu dan tekanan yang tinggi. Pada umumnya silikat mempunyai susunan unsur-unsur kimia yang kompleks. Salah satu dari ciri khas silikat ialah terdapatnya grup SiO4 tetravallent ionic dengan ion-ion oksigen pada apex-apexnya dan satu ion silicon pada titik pusatnya.

Gambar 2.8 Diagram yang menunjukkan susunan ion-ion

dalam silico-oxygeneous tetrahedron

Olivine (Mg, Fe)2 SiO4) adalah silikat dengan kandungan silicon oksida yang rendah. Struktur tergantung pada tertrahedron silico-oxygeneous yang terisolasi. Olivine mengkristal dalam system orthorhombic. Kristalnya mempunyai bentuk bulat sering terdapat dalam bentuk gumpalan-gumpalan serbuk tepung. Warnanya bervariasi, dari warna achromatic sampai hitam. Mempunyai kilap yang bening seperti kaca dan juga berminyak. Kerapuhan sedang dan tidak sempurna. Bentuk pecahan atau patahan tidak teratur. Olivine yang terdapat dalam gumpalan-gumpalan serbuk tepung mempunyai pecahan yang granular. Bobot kekerasan 6.5-7. berat jenis 3.3-3.5. Olivine adalah mineral rock-forming dari batu-batuan ultra basic dan batu-batu basic silica yang rendah. Jenis olivine yang transparan disebut Chrysolite, merupakan batu semi-mulia.

Augite (Ca,Na) (Mg, Fe, Al) (Si, Al)2O6), mengkristal dengan system monoclinic, dan kristalnya mempunyai bentuk bilah octahedral yang pendek. Warnanya hitam dan hitam kehijau-hijauan. Mempunyai kilap yang seperti kaca. Pembelahannya sedang atau tidak sempurna dengan dua bidang belahan yang membentuk sudut 90o. Augite adalah mineral rock-forming (berbentuk batu) dari jenis batu-batu magmatik dan metamorfik. Bobot kekerasan = 5 6. berat jenis 3.3-3.6.

Hornblende ((Ca,Na)2(Mg,Fe2+)4(al,Fe3+)(AlSi3O11)2(OH2), mengkristal dengan system monoklinik. Seperti augite, hornblende juga merupakan mineral rock-forming dari batu-batu magmatik dan metamorfik. Bentuk kristalnya prisma yang panjang atau berbentuk bulat panjang hexagonal ataupun berbentuk serat-serat panjang yang asikular. Kerapuhan sempurna, dengan dua bidang belahan yang membentuk sudut 120o atau 60o. berat jenis lebih rendah daripada augite (3.1-3.3)

Muscovite (KAl2(OH)2(AlSi3O10)), mempunyai kristal yang biasanya tidak berwarna, tetapi sering bertinta hijau atau kuning pucat. Mempunyai kilap karang mutiara yang bening seperti kaca. Berkat sifat transparannya, dulu ia digunakan sebagai kaca jendela. Kerapuhannya eminen pada satu bidang; lembaran-lembarannya elastis. Bobot kekerasan 2-3. berat jenis 2.7-3. Muscovite digunakan dalam industri-industri elektronik sebagai bahan isolator. Sumber-sumber muscovite yang komersil berdekatan dengan pegmatite.

Biotite (K(Mg,Fe)3(OH)2(AlSi3O10)), mineral ini berbeda dengan muscovite dalam hal warna coklat atau hitam transculent dan mempunyai berat jenis yang sedikit lebih tinggi (3-3.10). Bila biotite (mika hitam) melapuk, ia menjadi bertinta warna perungggu.

Talc (Mg3(OH)2(Si4O10)). Berbentuk gumpalan-gumpalan padat yang bercanai tipis seperti daun atau bersisik. Kristal-kristalnya jarang yang terpisah. Berwarna putih, hijau pucat, hijau kebiru-biruan dan perak. Mempunyai kilap karang mutiara. Mempunyai kerapuhan yang eminen pada satu bidang belahan. Pelat-pelat tipis talc yagn terbentuk akibat perekahan pada bidang kerapuhannya adalah fleksibel dan non-resilient. Talc agak berminyak pada bidang permukaannya. Bobot kekerasannya 1, berat jenis 0.7-2.8. Talc terbentuk sebagai akibat metamorphose dari silikat-silikat yang banyak mengandung magnesium, terutama dari olivine, pyroxene, dan amphiboles. Talc digunakan sebagai bahan pelumas.

Serpentine (Mg6(OH)8(Si4O10), biasanya ditemukan dalam bentuk massa-massa padat, hanya kadang-kadang dalam bentuk gumpalan-gumpalan sinter. Warnanya bervariasi, mulai dari hijau keputih-putihan sampai hijau kehitam-hitaman. Mempunyai kilap kuning seperti kaca yang beminyak. Hanya jenis antigorite yang memiliki kerapuhan. Bobot kekerasan 2.5 atau 4. berat jenis 2.5-2.6. Serpentine terbentuk selama proses metamorphose dari batu-batu dasar.

Kaolinite (Al4 (OH)8 (Si4O10)), ditemukan dalam bentuk kepalan-kepalan tanah yang padat. Kristalnya amat sangat kecil, yang hanya bisa diteliti dengan menggunakan mikroskop.berwarna putih, dalam bentuk kristal tidak berwarna. kilapnya buram. Bobot kekerasan =1, berat jenis=2.6. berminyak pada permukaan. Dalam keadaan kering mudah menyerap kelembaban dan menjadi lentur (plastis). Kaolin terbentuk pada permukaan bumi selama proses alumusilicate, terutama mika dan feldspar.

Chlorite. Diramu dalam bentuk kepalan-kepalan yang padatatau dalam bentuk kepalan berwarna hijau gelap yang bersisik. Mereka memiliki kilap karang mutiaradan bening seperti kaca. Bobot kekerasannya 2-2.5. kerapuhannya eminen pada satu bidang belahan. Chlorite pecah menjadi skala-skala tapi tidak elastis. Berat jenis 2.6-2.8. proses pembentukan chlorite semata-mata berkaitan dengan metamorphose.

Glauconite. Komposisinya mirip dengan ferrosgeneous mica (lepidomeline), bedanya, Glauconite mempunyai kandungan K2O yang lebih kecil, dan kandungan besi dan air yang lebih tinggi. Struktur kristalnya hanya sedikit yang telah ditelaah. Kristalnya ditemukan dalam bentuk serbuk-serbuk tepung bulat atau hampir bulat pada lapisan batu-batu endapan yang berasal dari laut. Bobot kekerasan 2-3, berat jenis 2.2-2.8. Digunakan sebagai pupuk potassik, bahan pembuat cat hijau, atau untuk lebih mencairkan zat-zat cair.

Feldspar, mengkristal dengan system triklinik atau monoklinik. Berwarna cerah. Bobot kekerasan 6-6.5. mempunyai kilap yang bening seperti kaca. Mempunyai pembelahan yang membentuk sudut hampir 90o dan berat jenis 2.5-2.7.

Berdasakan komposisi kimianya, feldspar dibagi atas 2 subkelompok:

a. Soda potash feldspar atau anorthoclases

merupakan mineral yang paling banayak terdapat pada soda potash. Mengkristal dengan system monoklinik. Warna bervariasi. Mempunyai dua bidang belahan yang membentuk sudut 90o. pada belahan yang satu, belahannya sempurna, sedang pada bidang yang alin, belahannya medium. Bobot kekerasan = 6. berat jenis = 2.5

b. Lime-soda feldspar atau plagioclasesterdiri dari mineral-mineral yang merupakan larutan keras dari dua molekul : Na (AlSi3O8) dan Ca (Al2Si2O8) yang tercampurdalam segala macam perbandingan sehingga membentuk satu seri dari persenyawaan dengan sifat dan komposisi yang senantiasa beruba-ubah

2.3. Batuan

Batuan ialah kumpulan (agregasi) mineral yang terbentuk oleh alam, baik yang sudah mengalami konsolidasi sehingga keras ataupun yang lunak dan sebagai pembentuk kulit bumi. Beberapa batuan terutama tersusun dari sejenis mineral saja, dan sebagian kecil lagi dibentuk oleh gabungan mineral, bahan organic, serta bahan-bahan vulkanik.

Batuan merupakan bahan dari kerak bumi yang selalu dapat kita lihat dimana-mana. Batuan dapat didefinisikan sebagai semua bahan yang menyusun kerak bumi, yang merupakan agregat dari mineral-mineral yang telah mengeras. Tanah dan bahan-bahan lepas lainnya merupakan hasil dari proses pelapukan dan erosi. Jadi, segala sesuatu yang menjadi bahan kerak bumi disebut sebagai batuan.

Batuan dalam pengertian sehari-hari sangat berbeda dengan pengertiannya dalam ilmu Geologi. Dalam pengertian Geologi, yang disebut batuan adalah massa materi mineral baik yang tampak keras maupun yang tidak, yang membentuk bagian kerak bumi dimana terbentuknya melalui proses alamiah.

Batuan bisa berasal dari satu macam mineral (monomineralistik), tetapi pada umumnya berasal dari satu kumpulan (agrogate) dari berbagai macam mineral. Mineral itu sendiri didefinisikan sebagai bahan alam yang dibuat oleh tenaga atom yang bersifat homogen dan tersusun dari senyawa-senyawa organik yang sifat fisik dan kimianya tertentu serta mempunyai struktur atom yang konstan. Dari hasil penelitian kimia, unsur-unsur penyusun batuan yang paling penting adalah O2, Si, Al, K, Mg. Kesatuan unsur tersebut membentuk sebagian dari bermacam-macam silikat, karbon oksida serta membentuk sebagian mineral utama.

Batuan dibagi ke dalam berbagai macam dan jenis berdasarkan cara terbentuknya batuan tersebut atau berdasarkan sifat-sifat tertentu yang dimilikinya. Berdasarkan pada sifat-sifat khusus yang dimilikinya batuan dibagi atas:

1.Tekstur

Tekstur adalah sifat yang menyangkut hubungan antar butir penyusun batuan yang ditentukan oleh ukuran, bentuk dan susunan mineral dalam batuan.

Sifat butiran tersebut ditentukan oleh beberapa hal:

a. Derajat kristalisasi

- Hablur atau kristalin

- Amorf atau gelas

- Klasik atau fragmental

b. Granularity

Besar butiran: kasar, sedang, halus

Warna butiran: hijau, merah, kuning, dsb.

c. Fabrise

Semuanya hablur

Segmentasi

Kuat, kompak

2.Mineralogis

Mineralogis adalah susunan mineral yang menyusun batuan yang memiliki ciri khas yaitu: kilap, warna, belahan, pecahan, cerat, kekerasan, berat jenis dan bentuk.

Sedangkan berdasarkan cara terbentuknya batuan dapat dibedakan menjadi 3 macam yang tergambar dalam siklus batuan berikut ini:

pelapukan, pengangkutan

Batuan beku

Batuan sedimen

penyerapan, pembatuan

pelapukan

peleburan,

pengendapan

pembekuan

pengangkutan

pembatuan

Batuan Metamorf

Sifat-sifat fisik batuan yang sering digunakan oleh para ahli teknik sipil sebagai parameter desain antara lain:

Strength

Compressive normal strenght

Tensil normal strength

Shear strength

Kohesi

Sudut geser dalam

Kelulusan air

Batu dikatakan bersifat keras yaitu bila terdiri atas mineral yang keras dengan jalinan antar kristal yang kokoh dan hubungan antar komponen batuan yang kuat serta dalam keadaan segar, masif, tanpa retakan apapun. Beberapa hal yang mempengaruhi sifat fisik batuan dapat dikelompokkan sebagai berikut:

a. Faktor dalam

Jenis mineral Ukuran butiran Susunan butiran Ikatan antar kristalb. Faktor luar

Tingkat pelapukan

Diskontinuitas

Batuan dalam pengertian geologi tidak selalu merupakan massa yang padat, tetapi pasir yang lepas, batu bara yang ringan ataupun lempung yang gembur dalam ilmu geologi dimasukkan kedalam istilah batuan. Jadi segala sesuatu yang menjadi bahan pembentuk kerak bumi adalah batuan. Sedangkan pengertian kita sehari-hari yang disebut batuan adalah benda keras dan padat.

a. Menurut Petrologi (ilmu batuan) batuan adalah massa yang terdiri dari satu atau lebih macam mineral yang membentuk satuan terkecil dari kerak bumi dan mempunyai komposisi kimia dan mineral tetap, sehingga dapat jelas dipisahkan satu sama lainnya.

Susunan mineral-mineral penting pembentuk batuan atau kelompok inti adalah :

Mineral-mineral terang terutama

K, Ca, Na, AlMineral-mineral gelap terutama

Mg, Fe

KwarsaSiO2AmfibolHornblendeCa2(MgFe)5

(OH)2(SI4O11)2

FeldsparOrtoklas

PlagioklasKAlSi3O8

NaAlSi3O8

CaAl2Si2O8PiroksinAugitCa(MgFe)Si2O6

MikaMuskovitKI2(AlSi3O10)OH2F

K(MgFe)3Olivin(MgFe)2SiO4

Diagram Siklus batuan

Gambar 2.3.a. siklus batuan

Keterangan Siklus Batuan :

Magma adalah zat yang labil dan panas. Magma merupakan cairan dari senyawa silikat yang mengalami proses pembekuan menjadi batuan beku. Batuan beku melapuk, tererosi, dan proses pengangkutan secara terus-menerus lalu diendapkan menjadi batuan sedimen. Batuan sedimen sebagian ada yang mengalami proses metamorfosa menjadi batuan metamorf, dan ada yang mengalami pelapukan, erosi, dan pengankutan lagi menjadi batuan sedimen. Batuan metamorf ada yang meleleh lagi menjadi magma dan ada yang mengalami pelapukan, erosi, dan pengangkutan menjadi batuan sedimen. Demikian seterusnya terjadi proses perulangan, hingga membentuk siklus batuan

Gambar 2.3.b. Daur ulang batuan

Sumber:P.N.W Vercheef, Geologi untuk Teknik Sipil hal 12

Macam-macam batuan

Banyak sekali cara penggolongan batuan, ada yang berdasarkan warnanya, kekerasannya, kandungan kimianya, kandungan fosil, umurnya, dan masih banyak lagi. Salah satu pengklasifikasian batuan yang banyak manfaatnya bagi para pakar ilmu pengetahuan tentang bumi ialah berdasarkan cara terbentuknya, dan juga berdasarkan material yang dikandungnya.

Berdasarkan cara terbentuknya batuan dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :

a. Batuan beku ( Igneuous Rock )

b. Batuan sedimen ( Sedimentary Rock )

c. Batuan metamorf ( Metamorphie Rock )2.3.1. Batuan Beku

2.3.1.1. Teori Batuan Beku

Batuan beku (Igneous Rock) berasal dari bahasa Latin, Inis fire (api). Batuan beku adalah batuan yang terbentuk langsung dari pembekuan megma, baik di permukaan bumi atau dibawah permukaan bumi. Magma sendiri adalah suatu zat yang mobilitasnya tinggi dan panas, seluruhnya atau sebagian besarmerupakan cairan dari senyawa-senyawa silica. Magama dapat mengandung gas atau hampir seluruhnya berupa zat-zat padat berkristalin. Sebagian magma yang ada sekarang berada pada kedalaman yang cukup berarti di bawah kerak bumi.

Mineral yang sering dijumpai sebagai penyusun batuan beku (mineral utama) dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu mineral kaya unsur silica alumina, dan mineral kaya unsur besi, magnesium, dan kalsium. Kelompok mineral lain yang juga sabagai penyusun batuan beku (mineral pelengkap) adalah kelompok felspathoid dan kelompok mineral oksida. Kelompok mineral utama tersebut adalah :

Mineral-mineral yang tersusun dari unsur silica dan alumina dengan warna yang cerah dan biasa disebut dengan mineral asam (felsik), kecuali Plagioplas (Ca).

a) Kwarsa: jernih, putih atau seperti gelas tanpa belahan.

b) Muskovit: Jernih sampai coklat muda, balahan satu arah sehingga nampak sebagai lembaran-lembaran.

c) Ortoklas : putih, marah daging (pink), belahan dua arah saling tegak lurus.

d) Plagioklas: putih abu-abu (Na), abu-abu gelap (Ca), terdapat striasi pada bidang belah.

Mineral-mineral yang tersusun dari unsur-unsur besi, magnesium, dan kalsium, warna gelap dan biasa disebut sebagai mineral basa (mafic):

a) Olivin : Kuning kehijauan (olive), kristal kecil seperti gula pasir.

b) Piroksin: Hijau tua, hitam suram, pendek, (augit) belahan dua arah

c) Amfibol : Hitam mengkilat, panjang, belahan dua arah 60o 120od) Biotit : Hitam, belahan satu arah sehingga nampak sebagai

lembaran-lembaran.Sifat dan Tekstur Batuan Beku

Tekstur batuan memiliki hubungan antara penyusun batuan. Tekstur batuan sangat ditentukan oleh ukuran, bentuk dan susunan butir mineral di dalam batuan. Tekstur batuan beku berkembang tergantung kecepatan pendinginan magma dan komposisinya. Magma yang terletak jauh di dalam kulit bumi akan mengalami pendinginan dengan lambat, sehingga suatu kristal mendapat kesemptan tumbuh dengan baik dan berukuran lebih kurang seragam, mencapai beberapa sentimeter, sebaliknya pendinginan yang sangat cepat tidak akan memberikan kesempatan, kristal tumbuh sehingga ukuran kecil-kecil dan batuannya pun kadang-kadang nampak pasif dan tanpa struktur. Bila sejarah pendinginan magma cukup komplek, akan terjadi pendinginan lambat yang diikuti pendinginan cepat, yang memungkinkan terjadinya kristal yang berbeda ukuran.

Ukuran kristal yang dipengaruhi oleh kekentalan magmanya. Dari magma kental berkembang kristal kecil-kecil sedang dari magma yang lebih cair akan menghasilkan kristal dengan ukuran lebih besar. Kekentalan magma sangat tergantung dari komposisi dan kandungan gasnya. Magma yang banyak mengandung silika akan lebih kental dibanding magma yang sedikit mengandung silika, demikian pula magma yang mengandung unsur gas akan lebih cair.

Tekstur batuan beku dapat dibedakan menjadi lima macam :

a) Phaneritik

1. Terdiri dari batuan pluton yang biasa disebut batolit, dimana kenampakan di permukaan bumi sangat besar, sedangkan kedalaman dari batuan ini tidak diketahui dasarnya.

2. Berbutir sangat kasar, dengan kombinasi warna antara abu-abu dan putih.

3. Tekstur batuan ini pada dasarnya adalah holokristalin, hipidiomorfik, dan equigranular, kadang-kadang juga memiliki tekstur porpiri.

4. Xenolit juga terdapat dalam granit dengan jumlah yang sangat kecil sekali.

5. Struktur batuan ini biasanya adalah struktur join, yang terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu:

a). Struktur blok yang berbentuk kubus.

b). Struktur blok yang diakibatkan oleh proses konsolidasi.

c). Struktur blok yang diakibatkan oleh proses pelapukan. Disamping itu, di dalamnya juga terdapat struktur miarolitik, orbikular, dan rapakivi.

6. Variasi senyawa kimia pada batuan granit didominasi oleh silika.

b) Aphanitik

1. Terdiri dari batuan ekstrusi yang berupa lava dan batuan intrusi yang berupa dike.

2. Tekstur batuan ini adalah bertekstur porfirik, yaitu percampuran antara yang kasar (penokris) seperti dari kuarsa, feldspar, dan hornblende dengan masa dasar yang berbentuk halus dari mikrokristalin sampai kacaan.

3. Komposisi mineralogi dari penyusun utama terdiri dari kuarsa, potasium feldspar dari jenis ortoklas dan sanidin, plagioklas dari jenis oligoklas, sedangkan mineral feromagnesia dari biotit dan hornblende. Mineral pengiringnya terdiri dari magnetit dan apatit. Sedangkan mineral sekundernya terdiri dari hasil aliterasi dari mineral feldspar dan mineral feromagnesia.

Kelompok dari Syenit, yaitu:

a) Phaneritik

1.Terdapat sebagai stok dan boss, tidak pernah ditemukan sebagai bentuk besar seperti batolit dan granit.

2. Terbentuknya syenit biasa berasosiasi dengan granit sebagai fasies tipis.

3.Tekstur yang biasa ditemukan adalah equigranular, holokristalin, phaneritik dan batuan plutonik.

4. Butiran kristal cukup besar dan terlihat sebagai pegmatik.

5. Mineral utama terdiri dari potasium feldspar dari jenis ortoklas dan mikrolin, plagioklas dari jenis albit-oligoklas, sebagian besar mineral feromagnesia dari hornblende, serta sedikit dari biotit dan piroksen. Mineral pengiring terdiri dari sphen, oksida besi dan apatit. Sedangkan mineral sekunder merupakan hasil aliterasi dari feldspar, yang kemudian membentuk variasi dari mineral lempung.

6. Kandungan alkali (Na2O dan K2O) sangat tinggi, hal ini disebabkan kandungan mineral potasium feldspar.

b) Aphanitik

1. Terjadi sebagai aliran lava yang meliputi daerah yang luas.

2. Terdapat sebagai korok vulkanik yang bertekstur porfirik.

3. Tekstur lain yang biasa terdapat pada batuan ini adalah tekstur aliran.

4. Struktur join banyak terdapat di batuan ini.

5. Komposisi mineral dari mineral utama terdiri dari potasium feldspar dari jenis sanidin, ortoklas dan mikrolin, plagioklas, biotit, hornblende, dan augit.

6. Kandungan mineral terdiri atas plagioklas dari jenis albit, hornblende, biotit, K- feldspar dari jenis ortoklas dan mikrolin, nefelin, dan mineral bijihnya magnetit.

7. Ukuran kristal berukuran kasar (phaneritik/holokristalin).

Kelompok dari Diorit, yaitu:

a) Phaneritik

1. Berada di tengah, yaitu antara kelompok batuan asam dan kelompok batuan basa.

2. Terdapat sebagai stok, dike ataupun sill.

3. Tekstur dari batuan ini adalah holokristalin, equigranular, porpirik dengan penokris berbentuk euhedral dan phaneritik.

4. Komposisi mineralogi, dimana penyusun mineral utama adalah plagioklas dari jenis oligoklas-andesit dan hornblende. Mineral pengiring berupa kuarsa, sphen, apatit dan magnetit.

b) Aphanitik

1. Terjadi sebagai intrusi sekunder, seperti sebagai dike.

2. Tekstur biasanya adalah porpirik, dengan penokris berbentuk euhedral.

3. Komposisi mineralogi dan kimianya sama dengan kelompok batuan diorit.

4. Terdiri dari hornblende andesit, yang mempunyai ukuran kristal yang halus dan tidak sama besar.

5. Mineral yang berukuran kasar (penokris) terdiri dari plagioklas dari jenis andesit dan hornblende.

Kelompok Gabro, yaitu:

a) Phaneritik

1. Terbentuk sebagai lakolit, stok, dike, sill, dan biasanya sebagai batuan plutonik.

2. Tekstur yang biasanya terdapat adalah equigranular, holokristalin, phaneritik dan pegmatik.

3. Butiran kristal berukuran kasar.

4. Struktur yang berkembang pada umumnya struktur masif dan sistem join.

5. Komposisi mineralogi dan kimia dari gabro adalah batuan basa, dimana prosentase silika, sodium, dan potasium relatif rendah sedangkan prosentase besi dan magnesium relatif tinggi.

6. Mineral plagioklas dan feromagnesia banyak mengandung kalsium.

7. Kandungan mineralogi yang terbanyak adalah dari jenis labradorit.

8. Mineral pengiring terdiri atas magnetit, ilmenit, apatit, biotit, kromit, dan spinel dengan jumlah yang kecil.

b) Aphanitik

1. Terdapat berupa lembaran di permukaan bumi dan mendominasi dari batuan beku yang berhubungan dengan sabuk orogenik (orogenic belt).

2. Teksturnya adalah holokristalin, kacaan, porfirik dan equigranular.

3. Komposisi mineralogi dan kimia sama dengan batuan gabro yang terdiri atas plagioklas, piroksin, dan olivin.

4. Mineral pengiring terdiri dari magnetit, ilmenit dan apatit.

Kelompok dari Ultra Basa, yaitu:1. Tekstur holokristalin dan phaneritik dari batuan plutonik.

2. Kandungan mineral mafiknya sangat tinggi dan indeks warnanya di atas 70 dengan berat jenis (BJ) sangat tinggi.

3. Tipe batuan pada ultra mafiknya ditandai dengan monomineral (seperti piroksen, olivin dan hornblende).

4. Mineral pengiring sedikit sekali (seperti oksida besi, spinel, biotit dan kromit).

2.3.1.2. Klasifikasi Batuan Beku

Berdasarkan cara pembentukannya batuan beku dapat dibedakan lagi menjadi tiga, yaitu :

1. Batuan Plutonik

Batuan plutonik adalah batuan yang terbentuk didalam bumi. Karena tempat pembentukannya dekat atmosfer, maka pendinginan berjalan sangat lambat. Karena itu bentuk batuannya besar-besar dan mempunyai kristal yang sempurna dengan bentuk tekstur holokristalin. Ciri-ciri batuan ini adalah umumnya berbutiran kasar, jarang memperlihatkan struktur vasikuler, dapat merubah batuan yang berbatasan dengan sisinya, serta kandungan mineralnya sangat baik.2. Batuan Gang/ korok

Batuan gang atau batuan korok yaitu batuan yang membeku didalam celah (gang) dalam perjalanannya menuju permukaan bumi atau pada pipa bawah, terkadang diselingi dengan kristal-kristal yang lebih besar (fenokris) yang terbentuk jauh di dalam tetapi ikut terangkut ke atas. Strukturnya adalah forfiritik. Juga dalam bentuk pelat-pelat instruksi dan lakolit. Pendinginannya lebih cepat daripada batuan beku dalam sehingga terbentuk kristal yang lebih halus. Pengkristalan terjadi diantara sarang magma dan permukaan bumi dengan memperlihatkan dua atau lebih dari suatu ukuran besar butiran atau gelas. Contoh: granit porfir, syenit porfir.

3. Batuan Vulkanis

Batuan vulkanis disebut juga batuan lelehan ataupun batuan effuse adalah batuan yang berasal dari magma yang mengalir di muka bumi (lava). Batuan ini umumnya mempunyai tekstur setengah kristalin (porfiri) dan amorf. Tekstur amorf dapat kita lihat pada batu kaca atau obsidian. Sifat dan ciri batuan beku adalah : berbutiran halus dan sering terdapat kaca, batuan memperlihatkan struktur vasikular, terutama bagian permukaan, terdapat struktur aliran.

Pengelompokan batuan beku tidak hanya berdasarkan pada cara atau tempat pembentukannya, melainkan banyak metode klasifikasi yang dilakukan tergantung maksud pengklasifikasian tersebut. Misalnya berdasarkan sifat kimia dan atas warna batuan. Ciri umum batuan beku adalah homogen dan kompak, tidak ada stratifikasi atau pelapisan, Umumnya tidak mengandung fosil, kecuali tertimbun oleh materi-materi piroklatis. Contoh: basalt, obsidian, andesit, dacient.

Klasifikasi batuan beku

2.3.2. Batuan Sedimen

2.3.2.1.Teori Batuan Sedimen

Batuan sedimen adalah batuan yang terjadi dari hasil lithifikasi (pembatuan) hancuran batuan lain atau larutan kimiawi, atau pertumbuhan binatang pada suatu lingkungan endapan. Dalam pengertian batuan, lithifikasi tidak harus menghasilkan batuan yang keras. Proses lithifikasi diawali transportasi material, sedimentsi, kompaksi, dan lithifikasi. Lingkungan pengendapan yang dimaksud tidak harus air, tetapi dapat juga di darat.

Kalau dilihat dari proses pembentukan batuan sedimen, maka komposisi batuan sedimen terdiri dari :

pecahan batuan

mineral

fosil (sisa kehidupan)

2.3.2.2.Klasifikasi Batuan Sedimen

Klasifikasi batuan sedimen didasarkan atas tekstur , dimana tersebut merupakan pencerminan proses pembentukan (asal muasal) batu sedimen. Berdasarkan cara terbentuknya, batuan sedimen dapat dibedakan menjadi :1. Batuan sedimen klastis

Batuan sedimen klastis adalah batuan sedimen yang terbentuk dari hasil lithifikasi hancuran batuan yang sudah ada sebelumnya, baik batuan beku, batuan sedimen, maupun batuan metamorf.

Pembentukan batuan ini diawali dengan pembentukan endapan dan proses pembentukan batuan sedimen. Pembentukan endapan terjadi setelah mengalami proses pelapukan (weathering), erosi (erosion), pengangkutan (transportasion), kemudian diendapkan (deposision) pada suatu lingkungan pengendapan. Sedang proses pembentukan batuan sedimen yaitu sedimen yang telah terendapkan akan mengalami proses sementasi (endapan tersementasi oleh larutan kimia), pemadatan masa endapan (compaction), pemampatan rongga batuan (desication), dan proses pembatuan (litification).

(a) Proses pembentukan batuan sedimen klastik

Dalam pembentukan batuan sedimen bertekstur klastik, prosesnya melalui dua tahap, yaitu :

Proses pembentukan endapan

Batuan yang telah ada mengalami proses pelapukan (weathering), erosi (erotion), pengangkutan (transportation), dan pengendapan (deposition) pada suatu tempat sebagai lingkungan pengendapan.

Proses pembentukan batuan sedimen

Sedimen yang telah terendapkan mengalami beberapa proses sebagai berikut :

Sementasi (cementation) : endapan tersebut akan tersemenkan oleh larutan kimia

Pemadatan (compaction) : memadatnya masa endapan karena pengisian semen.

Pemampatan (desication): keluarnya air dari rongga batuan.

Pembatuan (litification) : membatunya endapan yang telah kompak.

Kenampakan batuan sedimen klastik dicirikan oleh beberapa faktor, yaitu :

Ukuran butir terdiri dari berbagai macam ukuran, mulai dari lempung sampai bongkah.

Komposisi terdiri dari pecahan batuan, fosil, dan mineral.

(b) Struktur

Dalam batuan sedimen ini terdapat berbagai penampakan susunan butir (struktur) yang disebut struktur sedimen. Struktur ini terbentuk bersama-sama dengan berlangsungnya pembentukan batuan sedimen tersebut, atau dikenal dengan struktur primer. Struktur yang sering dijumpai adalah :

1. Struktur berlapis

Yaitu struktur yang menampakkan adanya lapisan-lapisan. Penampakan ini terbagi dalam :

Berlapis sejajar (paralel bedding)

Berlapis simpang-siur (cross bedding)

Berlapis tersusun (graded bedding)

Laminasi : lapisan yang tipis, ketebalan < 1 cm

Penampakan struktur berlapis ini disebabkan oleh perbedaan warna, tekstur, perbedaan komposisi, porositas.

2. Struktur berfragmen

Yaitu struktur yang menunjukkan adanya perbedaan ukuran butir dan jenisnya. Dimana hal ini mencirikan adanya percampuran material saat sedimentasi berlangsung. Dalam struktur ini akan dijumpai fragmen, matiks, dan semen.

3. Struktur berfosil

Bila tampak adanya fragmen fosil dalam batuan tersebut.

4. Struktur kompak

Bila tidak dijumpai lapisan-lapisan dan ternyata ukuran butirnya seragam atau hampir seragam.

(c) Klasifikasi dan penamaan

Klasifikasi dan penamaan batuan sedimen klastik didasrkan pada ukuran butir, bentuk butir, sturktur, dan komposisi butir. Cara penamaan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Ukuran butir (menurut WENTWORTH, 1992) :

256 mm

: bongkah (boulder)

64 256 mm

: brangkal (cable)

4 64 mm

: kerakal (peble)

2 4 mm

: kerikil (granula)

2 mm

: pasir kasar (coarse sand)

- mm

: pasir sedang (medium sand)

mm

: pasir halus (fine sand)

mm

: lanau (silt)

> mm

: lempung (clay)

Cara penamaan ukuran butir yang lain :

2 256 mm : rudit

mm : arenit mm: lutit

2. Bentuk butir

Berlaku untuk ukuran butir > 2 mm yaitu :

membulat

: konglomerat

meruncing

: breksi (breccia)

3. Komposisi

Didasarkan pada kandungan mineral yang menonjol, contoh : kwarsa konglomerat kwarsa (d) Sifat dan TeksturDalam batuan sedimen ini terdapat berbagai kenampakan susunan butiran (struktur), yang disebut sebagai struktur sedimen. Struktur ini terbentuk bersama-sama dengan berlangsungnya pembentukan batuan sedimen tersebut, atau dikenal dengan struktur primer. Struktur yang sering dijumpai adalah :

a. Struktur berlapis

berlapis sejajar

berlapis simpang siur

berlapis tersusun

laminasi

Kenampakan struktur ini karena perbedaan warna, tekstur, perbedaan komposisi dan porositas.

b. Struktur berfragmen

Struktur ini menunjukkan adanya perbedaan ukuran butir dan jenisnya. Dimana hal ini mencirikan adanya pencampuran material saat sedimentasi berlangsung.

c. Struktur berfosil

Bila nampak adanya fragmen fosil dalam batuan tersebut.d. Struktur kompak

Bila tidak dijumpai lapisan dan ukuran butir seragam dan hampir seragam.

2. Batuan sedimen non klastis

Batuan sedimen nonklastik adalah batuan sedimen yang terbentuk dari lithifikasi larutan kimia atau hasil pertumbuhan binatang. Batuan ini sering dijumpai bersama-sama dengan batuan sedimen klastik. Komposisi batuan sedimen non klastik pada umumnya terdiri atas satu macam mineral. Tekstur batuan ini dicirikan oleh : Kenampakan interlocking (saling menutupi) :

Yaitu kenampakan individu mineral yang amat besar ukurannya atau bahkan amat kecil, yang saling mengunci sehingga tidak ada kenampakan pori-pori.

Kenampakan kristalisasi

Yaitu tampak ada pertumbuhan kristalisasi.

(a) Proses pembentukan batuan sedimen nonklastik

Batuan sedimen noklastik ini mengalami proses pembentukan sebagai berikut :

Terakumulasinya larutan kimiawi atau organik kimia, yaitu : karbonat, silika, oksida besi, garam-garam, karbon.

Pertumbuhan kristal (kristalisasi).

Pemampatan yaitu keluarnya air (pelarut).

Pembatuan.

(b) Struktur

Struktur batuan sedimen non klastik pada umumnya ditentukan oleh komposisi kimia dan lingkungan pengendapan. Struktur batuan non klastik yang umumnya dijumpai adalah struktur masif. Struktur lain yang juga sering dijumpai adalah :

- Nodul : bentuk membulat panjang

- Konkresi : bulat tidak teratur

- Bended : berlapis karena perbedaan warna

(c) Klasifikasi dan penamaan

Klasifikasi batuan sedimen non klastik didasarkan atas komposisi kimia larutan asal, yaitu :

Karbonat

: kalsit dolomite

Silica

: chert (rijang) diatom radiolarit

Oksida besi: nodul mangan atau konkresi besi

Karbon

: gambut, lignit, batubara

Garam

: gypsum, halit, anhidrit(d) Sifat dan Tekstur Tekstur batuan ini dicirikan oleh kenampakan interlocking, yaitu kenampakan individu mineral yang amat besar ukurannya atau bahkan amat kecil, yang saling mengunci sehingga tidak ada kenampakan pori-pori. Selain kenampakan interlocking juga kenampakan kristalisasi yaitu nampak ada pertumbuhan kristal-kristal.

Proses pembentukan batuan sedimen non-klastik adalah terakumulasinya larutan kimiawi atau organik kimiawi (karbonat, silika, oksida besi, garam-garam atau karbon), pertumbuhan kristal, pemampatan (keluarnya air pelarut), dan pembatuan.

Struktur batuan sedimen non klastik pada umumnya ditentukan oleh komposisi kimia dan lingkungan pengendapan. Struktur lain yang sering dijumpai adalah nodul (bentuk membulat panjang), konkresi (bulat tidak teratur), dan bended (berlapis karena perbedaan warna). Klasifikasi batuan sedimen non klastis didasarkan atas komposisi kimia larutan asalnya yaitu, karbonat (kalsit-dolomit), silika (chert-diatom-radiolarit), oksida besi (nodule mangan atau konkresi besi), karbon (gambut, lignit, batubara), dan garam (gypsum, halit, anhidrit)

Struktur batuan sedimen non-klastik

1. Struktur dalam

1. Oolites: Fragmen-fragmen klastik diselubungi oleh minerl (dari larutan kimia) berukuran butir 2 mm.

(c) Konhresi: materi inti diselubungi oleh larutan semen yang mengkristal.

(d) Pecahan konkoidal: tampak seperti kenampakan pada pecahan yang terjadi pada batu.

2. Struktur luar

a. Bioherm

b. Biostrom

Macam-macam batuan sedimen non-klastik

1. Batu gamping atau batu karbonat

Adalah batuan yang tersusun oleh mineral-mineral karbonat (CaCo3), dolomit, Ca(Mg)CO3 dan argonit CaCO3. Unsur kalsium karbonat ini umumnya dihasilnya/ merupakan bagian tubuh dari binatang laut (Koral, moluska, poraminifera). Sifat batu gamping mudah larut, mudah mengalami rekristalisasi lunak/ keras.

2. Batu lempungAdalah batuan yang tersusun oleh butiran berukuran lempung (1/25mm). Secara garis besar mineral lempung dibedakan atas koalinit, montmorilonit, dan orgilit. Contoh: Kaolin, seolit, bentomit, klorit.

Tekstur batuan karbonat meliputi:

a). Besar butir

Mikrit: mulai 0,0625 mm ke bawah, yaitu berupa lumpur (mud) atau berbutir halus (aphanitik).

Grain (Klas): kurang dari 1 mm.

b). Bentuk Butir

- non fragmental dan speruidal serta ovoid.

c). Semen

- Terdiri dari hablur-hablur kalsit yang jelas (sparry calcite) atau spar.

d). Matriks

berukuran halus sekali, sehingga tidak dapat teridentifikasi.

berupa:

2) Pengendapan langsung sebagai jarum (aragonit) secara kimiawi/biokimiawi yang kemudian berubah menjadi kalsit.

3) Merupakan hasil abrasi.3. Batu napal (Marl)

Adalah batuan sedimen klastik yang mempunyai komposisi karbonat 35-65%. Berdasarkan tempat dan pelaku pengendapannya, dibedakan menjadi:

a.Sedimen Marin: di air laut

b.Sedimen Fluvial: di sungai, daratan banjir

c.Sedimen Eolin

: di darat

d.Sedimen Lakustrin: di danau

e.Sedimen Glasial: di es

f.Sedimen Kulovial: di kaki lereng karena danya pengaruh gravitasi

Berdasarkan proses terjadinya, batuan sedimen dapat dibedakan menjadi:

1. Batuan Sedimen Detritus (Klastik).

Batuan sedimen ini diendapkan dengan proses mekanis, terbagi dalam dua golongan besar dan pembagian ini beradasarkan proses pengendapan baik yang terbentuk di lingkungan darat atau di lingkungan air (laut). Batuan yang berukuran besar seperti breksi, dapat terjadi pengendapan langsung dari ledakan gunung berapi. Batuan konglomerat biasanya diendapkan di lingkungan sungai, dan batuan batu pasir dapat terjadi di lingkungan laut, sungai maupun delta. Semua batuan tersebut di atas termasuk ke dalam golongan detritus kasar. Sedangkan golongan detritus halus terdiri dari batu lanau, serpih, batu lempung, dan napal. Batuan yang termasuk golongan ini pada umumnya diendapkan di lingkungan laut, dari laut dangkal sampai laut dalam.

2. Batuan sedimen evaporit

Proses terjadinya batuan sedimen ini harus ada air yang mempunyai larutan kimia yang cukup pekat. Pada umumnya batuan ini terbentuk di lingkungan danau atau laut yang tertutup, sehingga sangat memungkinkan selalu terjadinya pengayaan unsur-unsur tertentu. Batuan-batuan yang termasuk ke dalam golongan ini adalah gip, anhidrit, batugaram dan sebagainya. Mineral penyusunnya bersifat monomineral (mineral garam).

Mineralnya terdiri dari gip (CaSO4.2H2O), anhidrit (CaSO4) dan halit (NaCl).

Terdapat dalam keadaan murni dan berlapis-lapis.

Berbentuk kristal.

Batuan Gip

Berbentuk kristal kasar sampai halus granula. Bersifat masif.

Berstruktur pseudo porphyritic dengan kristal selenit sebagai penokris. Batuan Anhidrit Berlapis-lapis, masif, dan tebal.

Struktur sedimennya memperlihatkan permukaan yang keriput.

Bertekstur granular halus.

Batu Garam (Halit)

Terdapat secara masif dan berbentuk kristal kasar.

Lapisannya sering bercampur dengan sisipan tipis dari anhidrit dan dolomit. Bentuk kristal kubus.

Berat jenis relatif rendah dibandingkan batuan yang lainnya.

Mempunyai sifat yang mudah mengalir pada temperatur dan tekanan yang rendah.

3. Batuan golongan silikat

Batuan ini terjadi dari rijang (chert), radiolaria, dan tanah diatom. Proses terbentuknya batuan ini adalah gabungan antara proses organik seperti radiolaria atau diatom dan proses kimiawi untuk lebih menyempurnakannya. Batuan golongan ini tersebarnya sangat sedikit dan terbatas sekali.

4. Batuan sedimen golongan batu bara

Batuan sedimen ini terbentuk dari unsur-unsur organik yaitu dari tumbuh-tumbuhan. Dimana sewaktu tumbuhan tersebut mati dengan cepat tertimbun oleh suatu lapisan yang tebal diatasnya. Sehingga tidak memungkinkan untuk terjadinya pelapukan. Lingkungan untuk terjadinya batubara ialah khusus sekali ia harus memiliki banyak sekali tumbuhan sehingga jika tumbuhan itu mati atau tumbang tertumpuk menjadi satu ditempat itu.

2.3.3.Batuan Metamorf

2.3.3.1. Teori Batuan MetamorfBatuan metamorf adalah batuan yang terbentuk oleh proses metamorfosisme pada batuan yang telah ada lebih dahulu. Proses metamorfosisme (rekristalisasi) adalah proses perubahan mineral dan tekstur atau struktur batuan dalam keadaan padat akibat perubahan tekanan dan suhu yang tinggi di dalam kerak bumi. Pada metamorfosiis tidak terjadi perubahan komposisi kimia yang berarti, kecuali penambahan atau pengurangan unsur H (hydrogen) dalam bentuk H2O (air) atau OH (hidroksi).

Batuan metamorf adalah hasil dari perubahan-perubahan fundamentil batuan yang sebelumnya telah ada. Panas yang intensif, dipancarkan oleh suatu massa magma yang sedang mengintrusi, dan menyebabkan metamorfosa kontak. Metamorfosa regional meliputi daerah yang sangat luas, disebabkan oleh efek tekanan dan panas pada batuan yang terkubur sangat dalam.

Pada kedua tipe metamorfosa, fluida dalam batuan dapat membantu perubahan-perubahan kimiawi. Air adalah fluida utama, tetapi unsur-unsur kimia seperti klor, fluor, brom dan lain-lain dapat keluar dari batuan di sekelilingnya.

Namun harus dipahami bahwa proses metamorfosa terjadi dalam keadaan padat, dengan perubahan kimiawi dalam batas-batas tertentu saja dan meliputi proses-proses rekristalisasi, reorientasi, dan pembentukan mineral-mineral baru dengan penyusunan kembali elemen-elemen kimia yang sebelumnya telah ada.

Metamorfosa terjadi dalam suatu lingkungan yang sangat berbeda dengan lingkungan dimana batuan asalnya terbentuk. Banyak mineral-mineral hanya stabil dalam batas-batas tertentu dalam temperatur, tekanan dan kimiawi. Jika batuan tersebut dikenakan temperatur dan tekanan yang lebih tinggi daripada dekat permukaan, maka batas kestabilan mineral dapat terlampaui. Penyesuaian mekanis dan kimiawi dapat terjadi dalam batuan membentuk mineral-mineral baru yang stabil dalam kondisi baru.

Batuan metamorfosa dapat dibagi menjadi metamorfosa kontak (termal) di sekitar suatu intrusi magma, dimana panas dan fluida-fluida sebagai pemegang peranan. Metamorfosa dinamis (kataklastik) di sekitar dislokasi, dimana tekanan memegang peranan dan metamorfosa regional, dimana kedua efek ini memegang peranan penting.

a. Macam metamorfik

Pengelompokan batuan metamorfosa merupakan upaya yang sangat penting untuk mengetahui jenis batuan yang ada di permukaan bumi.

1. Metamorfik Geotermal

Proses pembentukan batuan metamorf adalah dengan geothermal, yaitu metamorfosa yang terjadi karena pengaruh panas bumi sendiri, tanpa tambahan panas dari magma ataupun pengaruh diastropisme.

2. Metamorfik Dinamik

Proses pembentukan batuan metamorf, dimana terjadi perubahan suatu mineral ke mineral lainnya atau batuan yang disebabkan karena tekanan tinggi yang dihasilkan oleh gerak diastropisme.3. Metamorfik kontak

Proses pembentukan batuan metamorf akibat pengaruh instruksi magma yang panas sehingga mengubah batuan disekitarnya.

4. Hydrothermal dan Pneumatolysis

Perubahan yang terjadi karena pengaruh air panas, baik yang berasal dari magma maupan dari air tanah yang mengalami pemanasan biasanya disebut hydrothermal. Bila tenaga pengubahnya berupa gas panas maka disebut pneumatolisis.b. Sifat dan tekstur Batuan Metamorf

Metamorfosa adalah proses rekristalisasi di kedalaman kerak bumi (3-20 km), yang keseluruhannya atau sebagian besar terjadi dalam keadaan padat, yakni tanpa melalui fase cair, sehingga terbentuk struktur dan mineralogi baru yang sesuai dengan lingkungan fisik pada tekanan (P) dan temperatur (T) tertentu.

Batuan metamorf merupakan jenis yang mineraloginya stabil di sekitar permukaan bumi, yakni pada tekanan dan temperatur rendah. Proses metamorfosa adalah suatu proses yang tidak mudah untuk dipahami, karena sulitnya menyelidiki kondisi di kedalaman dan panjangnya waktu. Proses perubahan yang terjadi di sekitar muka bumi, seperti pelapukan, diagenesa, sedimentasi sedimen, tidak termasuk ke dalam pengertian metamorfosa.

Mineral dalam batuan metamorfosa disebut mineral metamorfosa yang terjadi karena kristalnya tumbuh dalam suasana padat, dan bukan mengkristal dalam suasana cair. Karena itu kristal yang terjadi disebut blastos. Idiomorf untuk mineral metamorfosa adalah idioblastik, sedangkan xenomorf adalah xenoblastik. Kristal yang ukurannya lebih besar daripada masa dasarnya disebut profiroblastik.

Kristalisasi selama deformasi batuan, mengakibatkan mineral-mineral terarah secara membidang dan disebut sekistositas atau dapat juga menggaris disebut lineasi.

Sekistositas atau foliasi, terjadi oleh karena mineral yang pipih atau membatang tersusun dalam bidang-bidang tertentu, yakni bidang sekistositas. Bidang ini dapat searah dengan lapisan sedimen asalnya dapat pula tidak, atau mungkin searah dengan sumbu lipatan.

Lepidoblastik adalah jenis sekistositas karena membidangnya mineral pipih (mika), sedangkan nematoblastik karena membidangnya mineral prismatik (aktinolit). Pada batuan metamorfosa termal (batu tanduk), butirnya mengacak arahnya dan disebut genestositas dan batuannya disebut genesan.

Dalam golongan batuan hasil metamorfosa dinamo, tak jarang batuan mengalami kehancuran sehingga sifatnya menjadi fragmental. Untuk itu, istilah tekstur kataklastik dipergunakan bila komponen batuan asalnya masih ada yang tersidik. Tekstur flaser adalah bila komponen batuan asal yang masih dapat tersidik berukuran kasar dan berbentuk lensa yang tersebar pada matrik berukuran lebar. Tekstur milonit adalah istilah untuk tekstur yang sangat hancur dan menjadi bubuk, sehingga berfoliasi dengan kristal asal yang membundar.

Mineral atau tekstur batuan asal yang masih tersimpan dalam batuan metamorfosa dinamakan mineral relik atau struktur relik.

Susunan mineral di dalam batuan metamorf secara garis besar dapat dibagi menjadi dua kategori:

1. Foliasi

Batuan metamorf yang tersusun oleh mineral-mineral yang menunjukkan penjajaran. Batuan yang mempunyai struktur ini sebagian besar tersusun oleh mineral pipih. Batuan jenis ini biasanya dihasilkan oleh metamorfisme regional.

Susunan mineral foliasi pada batuan metamorf dibedakan menjadi empat, yaitu :

Gneissic (Bended)

Bentuk penjajaran mineral-mineral berbutir kasar, umumnya berupa kwarsa, feldspar, hornblende. Nama batuannya disebut Gness (Gneis)

Schistosic

Bentuk penjajaran mineral-mineral yang berbentuk pipih, umumnya ditunjukkan oleh kehadiran mineral mika yang sangat banyak. Nama batuannya disebut Schist (Sekis)

Phyllitic

Bentuk penjajaran mineral mika dan beberapa mineral halus. Pada permukaan filit tampak kilap sutera yang disebabkan oleh kehadiran klorit / mika yang sangat halus

Slaty cleavage

Kenampakan kesejajaran pada batuan metamorf yang berbutir halus, ditunjukkan oleh kehadiran bidang-bidang belah yang sangat rapat. Keteraturan bidang-bidang belah tersebut merupakan pengejawantahan susunan mineral yang sangat halus, yang sejajar di dalam batuan tersebut. Nama batuannya disebut Slate (batu sabak).

2. Nonfoliasi

Batuan yang tersusun oleh mineral-mineral yang tidak menunjukkan penjajaran. Penamaan batuan biasanya didasarkan atas komposisi mineral yang dominan dan mempunyai ciri khusus.

Selain kedua struktur tersebut, beberapa batuan metamorf mempunyai struktur transisi antara struktur foliasi dan nonfoliasi. Hal ini disebabkan metamorfisme yang berlangsung tidak sempurna. Batuan-batuan ini umumnya masih menunjukkan struktur batuan asal. Kalau berasal dari batuan beku, maka struktur batuan beku masih terlihat.c.Contoh Batuan Metamorf

Schist dan Slate

Philit

Gneis

2.3.3.2. Klasifikasi Batuan MetamorfTekkstur/ ukuran butir

(mm)StrukturKomposisi

Mineral Nama BatuanCiri

Khas

Sangat

Kasar>

60FOLIASIMigmatitic

KWARSA MIKA KLORIT FELDSPAR FELDSPAR AMPHIBOLE AMPHIBOLE PIROKSIN PIROKSINMigmatit

Warna kemerahan, feldspar jelas

Kasar2-

60GneissicGneiss

GenesKw & Fld berseling, kaya mika

Sedang0.06-

2SchistoseSchist

SekisFoliasi bergelombang

Halus0.06-

2PhylliticPnyllite

FilitWarna hitam-kelabu, belahan tdk berkembang

Sangat

halus 1 mantap/aman

< 1 longsor

S = kuat geser tanah

tm = tegangan geser yang bekerja.

Faktor pengaruh terhadap kemantapan lereng dibagi atas 2 (dua) kelompok utama, yaitu gangguan luar dan gangguan dalam.

A. Gangguan Luar Gangguan luar terjadi karena meningkatnya tegangan geser yang bekerja dalam tanah (T m) sehingga FK < 1. Berdasarkan keadaan ini dapat diuraikan :

(1) Tegangan horizontal (aw menurun - kondisi seperti ini terjadi hila kaki lereng tererosi oleh aliran air, akibat galian atau pembongkaran - tembok penahan. Pada keadaan semula tegangan yang bekerja pada elemen adalah sebesar h dan h = Ko V0 dengan FK = q1 /qf1. Setelah penggerusan, galian atau pembongkaran tembok penahan maka tegangan horisontal berubah. men- jadi h - h, sedangkan - FK2 = q2/qf2 yang lebih kecil dari FK. Ini berarti kemantapan akan terganggu

(2) Tegangan vertikal meningkat; - kondisi ini terjadi bila air hujan tertahan di atas lereng, timbunan, bangunan dan lain-lain. Pada keadaan semula tegangan yang bekerja pada elemen A adalah v dan h = Ko h. Setelah penimbunan tegangan menjadi v + v dan h + h. . Bila perubahan ini digambarkan dengan "stress path" dari keadaan 3 sampai 4, maka terlihat bahwa FK3 = q3/qf3 lebih besar bila dibanding dengan FK4 = q4/qf4 yang menunjukkan bahwa faktor keamanan menurun setelah pembebanan.

(3) Tekanan horizontal meningkat; kondisi ini terjadi karena adanya pengisian air pada retakan

(4) Tegangan siklik, kondisi ini terutama akibat gaya gempa dan gaya vibrasi ledakan mesiu. Pada keadaan gcmpa bumi, 2 (dua) bush gelombang naik daTi bawah ke at as permukaan tanah. Sebelum mencapai permukaan tanah, rambatan gelombang melewati berbagai lapisan sehingga menimbulkan perubahan pada sistem tegangan semula.

Kedua gelombang tersebut di atas adalah :

"body waves" terdiri atas gelombang primer atau longitudinal (P-waves) dan gelombang transversal atau geser (S-waves).

"Surface waves" terdiri atas gelombang "Rayleigh" dan "Love".

Gelombang yang sangat menentukan dalam kemantapan lereng adalah gelombang geser (S-waves) yang meningkatkan tegangan geser tanah secara acak, sehingga kemantapan lereng terganggu Bila perubahan tegangan digambar dengan lintasan tegangan maka terlihat bahwa lintasannya bergerak ke kanan sehingga FK menurun tergantung dari waktu.

(5) Gerakan tektonik; dapat mengubah keadaan geometri lereng. Pelandaian lereng berarti menambah kemantapan, dan sebaliknya penegakan lereng berarti mengurangi kemantapan.

B. Gangguan Dalam Faktor penyebab menurunnya kuat geser tanah (S):

(1) Sifat bawaan; meliputl komposisi, struktur geologi dan geometri lereng.

Komposisi, kondisi material dapat menjadi lemah (weak) pada pening-

Ikatan kadar air. Hal ini teljadi pada tanah lempung terkonsolidasi lebih (OC) dan terkonsolidasi sangat lebih (HOC) dan tanah lempung organik.

Struktur geologi dan geometri lereng, dapat berupa bidang diskon. tinuitas (sesar, perlapisan, kekar, cermin sesar dan breksiasi), lapisan yang berada di atas tanah lempung yang lemah atau selang-seling antar lapisan lulus air pasir dan kedap air (lempung). Kedudukan lapisan miring ke arah lereng.

(2) Reaksi kimia/flSika; antara lain berupa :

Hidrasi daTi mineral lempung seperti absorbsi air oleh minerallempung sehingga kadar air meningkat. Hal ini biasanya diilc;uti dengan penurun. an harga kohesi, contohnya lempung montmorillonit.

Penyusutan tanah lempung akibat pengeringan dapat menimbulkan retakan susut sehingga kuat geser tanah menurun dan memberi kesem- patan air mengalir masuk ke dalamnya. Erosi oleh air pada tanah lempung "dispersive" menyebabkan terbentuknya rongga yang menurunkan kuat geser tanah.

(3) Perubahan tekanan air pori dan be rat isi, antara lain berupa :

Berat isi bertambah karena penjenuhan. Daya apung pada kondisi jenuh menurunkan tegangan efektif pada butir, sehingga kuat geser menurun

Muka air tanah naik karena air hujan, kolam waduk dan lainnya

(4) Perubahan sistem pembebanan; antara lain karena tegangan tanah berkurang. Pada kondisi ini lapisan tanah lempung terkonsolidasi lebih dan terkonsolidasi sangat lebih yang sebelumnya telah dibebani lapisan di atasnya, kemudian lapisan alas tersebut digali (dibuang). Kemudian terjadi perubahan beban pada lapisan lempung yang menyebabkan berkurangnya kuat geser tanah. 2.4.3.2. Klasifikasi LongsoranKlasifikasi gerakan tanah ini dikelompokkan menurut Highway Research Board 1958 dan 1978. Kriteria yang digunakan dalam pengelompokan ini pertama adalah tipe gerakan tanah dan kedua jenis materialnya. Tipe gerakan tanah dibagi menjadi lima kelompok utama yaitu : runtuhan, jungkiran, longsoran, penyebaran lateral dan aliran. Kelompok keenam adalah majemuk yaitu kombinasi dua atau lebih tipe gerakan tersebut di atas.

Material dibagi menjadi dua kelas yaitu batuan dan tanah. Tanah selanjutnya dibagi menurut ukuran butirannya yaitu bahan rombakan (tanah berbutir kasar) dan tanah berbutir halus. Adapun keenam tipe gerakan tanah dapat diuraikan sebagai berikut 1. Runtuhan Runtuhan merupakan gerakan tanah yang disebabkan keruntuhan tarik yang diikuti dengan tipe gerakan jatuh bebas akibat gravitasi. Pada tipe runtuhan ini massa tanah atau batuan lepas dari suatu lereng atau tebing curam dengan sedikit atau tanpa terjadi pergeseran (tanpa bidang longsoran) kemudian meluncur sebagian besar di udara seperti jatuh bebas, loncat atau menggelundung.

Runtuhan batuan adalah runtuhan massa batuan yang lepas dari batuan induknya. Runtuhan bahan rombakan adalah runtuhan yang terdiri dari fragmen-fragmen lepas sebelum runtuh.

Termasuk pada tipe runtuhan ini adalah runtuhan kerikil (ukuran kurang dari 20 mm), runtuhan kerakal (ukuran dari 20 mm - 200 mm), dan runtuhan bongkah (ukuran lebih dari 200 mm).

Runtuhan tanah dapat terjadi bila material yang di bawah lebih lemah (antara lain karena tererosi, penggalian) dari pada lapisan di atasnya. Runtuhan batuan dapat terjadi antara lain karena adanya perbedaan pelapukan, tekanan hidrostatis karena masuknya air ke dalam retakan, serta karena perlemahan akibat struktur geologi (antara lain kekar, sesar, perlapisan).

2. Jungkiran Jungkiran adalah jenis gerakan memutar ke depan dari satu atau beberapa blok tanah/batuan terhadap titik pusat putaran di bawah massa batuan oleh gaya gravitasi dan atau gaya dorong dari massa batuan di belakangnya atau gaya yang ditimbulkan oleh tekanan air yang mengisi rekahan batuan

Jungkiran ini biasanya terjadi pada tebing-tebing yang curam dan tidak mempunyai bidang longsoran.

3. Longsoran Longsoran adalah gerakan yang terdiri dari regangan geser dan perpindahan sepanjang bidang longsoran di mana massa berpindah melongsor dari tempat semula dan terpisah dari massa tanah yang mantap.

Dalam hal ini, keruntuhan geser tidak selalu terjadi secara serentak pada suatu bidang longsoran, tapi dapat berkembang dari keruntuhan geser set em pat. Jenis longsoran dibedakan menurut bentuk bidang longsoran yaitu rotasi (nendatan) dan translasi, dan dapat dibagi lagi : (a) material yang bergerak relatif utuh dan terdiri dari satu atau beberapa blok

(b) material yang bergerak dan sangat berubah bentuknya atau terdiri dari banyak blok yang berdiri sendiri.

Longsoran rotasi adalah longsoran yang mempunyai bidang longsor berbentuk : setengah lingkaran, log spiral, hiperbola atau bentuk lengkung tidak teratur lainnya. Contoh yang paling umum dari tipe ini adalah nendatan yang sepanjang bidang longsoran yang berbentuk cekung ke atas. Retakan-retakannya berbentuk konsentris dan cekung ke arah gerakan dan dilihat dari atas berbentuk sendok.

Rotasi bisa terjadi tunggal, ganda atau berantai. Untuk longsoran translasi massa yang longsor bergerak sepanjang permukaan yang datar atau agak bergelombang tanpa atau sedikit gerakan memutar/miring.

Longsoran translasi umumnya ditentukan oleh bidang lemah seperti sesar, kekar perlapisan dan adanya perbedaan kuat geser antar lapisan atau bidang kontak antara batuan dasar dengan bahan rombakan di atasnya. Untuk translasi berantai gerakannya menjalar secara bertahap, ke atas lereng akibat tanah di belakang gawk sedikit demi sedikit diperlemah oleh air yang mengisi retakan-retakan.

4. Penyebaran Lateral Penyebaran lateral adalah gerakan menyebar ke arab lateral yang ditimbulkan oleh retak geser atau retak tarik. Tipe gerakan ini dapat terjadi pada batuan ataupun tanah

Penyebaran lateral dapat dibedakan dalam dua tipe yaitu :

a. Gerakan yang menghasilkan sebaran yang menyeluruh dengan bidang geser atau zona aliran plastis yang sulit dikenali dengan baik. Gerakan ini banyak terjadi pada batuan dasar, terutama yang terletak pada puncak tebing

b. Gerakan yang mencakup retakan dan penyebaran material yang relatif utuh (batuan dasar atau tanah), akibat pencairan (liquefaction) atau almn plastis material di bawahnya. Blok di atasnya dapat ambles, melongaor, memutar, hancur me~air daD mengalir. Mekanisme gerakan ini ~idak saja rotasi dan translasi tetapi juga aliran. Karena itu penyebaran lateral ini dapat bersifat majemuk 5. Majemuk Majemuk merupakan gabungan dua atau lebih tipe gerakan tanah seperti diterangkan di atas

6. Aliran Aliran adalah jenis gerakan tanah di mana kuat geser tanah kecil sekali atau boleh dikatakan tidak ada, dan material yang bergerak berupa material kental. Termasuk dalam tipe ini adalah gerak