bab ii tga - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2008-1-00025-ar bab 2.pdf · sidang yang...

44
9 BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. TINJAUAN UMUM II.1.1. Pengertian Gedung Serbaguna Pengertian serbaguna adalah penggunaan campuran berbagai tata guna (lahan) atau fungsi (bangunan). Dari pengertian di atas gedung serbaguna disimpulkan sebagai bangunan yang berfungsi untuk menampung kegiatan yang berbeda-beda, yang mana masing-masing kegiatan memiliki kaitan yang erat dan saling melengkapi satu sama lain serta memenuhi kriteria yang ada dalam konteks tertentu (berkaitan dengan fungsi utama bangunan tersebut). Merencanakan gedung serbaguna bukan hanya menggabungkan beberapa kegiatan yang berbeda dalam suatu bangunan yang fleksibel, tetapi bagaimana membangun suatu lingkungan yang memiliki integrasi fisik maupun fungsi dari komponen-komponen yang ada, sehingga saling melengakapi dan menunjang, serta menciptakan lingkungan baru yang harmonis. Adapun karakteristik dari bangunan serbaguna adalah sebagai berikut : 1. terdiri dari tiga atau lebih, aktifitas-aktifitas yang saling menunjang. 2. komponen-komponen yang saling terintegrasi dengan baik, termasuk penggunaan pedestrian.

Upload: lyhuong

Post on 03-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II tga - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00025-AR Bab 2.pdf · Sidang yang berarti bangunan besar tempat bersidang. Menurut asal ... alat photo slide dan

9

BAB II

TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI

II.1. TINJAUAN UMUM

II.1.1. Pengertian Gedung Serbaguna

Pengertian serbaguna adalah penggunaan campuran berbagai tata guna

(lahan) atau fungsi (bangunan).

Dari pengertian di atas gedung serbaguna disimpulkan sebagai

bangunan yang berfungsi untuk menampung kegiatan yang berbeda-beda,

yang mana masing-masing kegiatan memiliki kaitan yang erat dan saling

melengkapi satu sama lain serta memenuhi kriteria yang ada dalam konteks

tertentu (berkaitan dengan fungsi utama bangunan tersebut).

Merencanakan gedung serbaguna bukan hanya menggabungkan

beberapa kegiatan yang berbeda dalam suatu bangunan yang fleksibel, tetapi

bagaimana membangun suatu lingkungan yang memiliki integrasi fisik

maupun fungsi dari komponen-komponen yang ada, sehingga saling

melengakapi dan menunjang, serta menciptakan lingkungan baru yang

harmonis.

Adapun karakteristik dari bangunan serbaguna adalah sebagai berikut :

1. terdiri dari tiga atau lebih, aktifitas-aktifitas yang saling menunjang.

2. komponen-komponen yang saling terintegrasi dengan baik, termasuk

penggunaan pedestrian.

Page 2: BAB II tga - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00025-AR Bab 2.pdf · Sidang yang berarti bangunan besar tempat bersidang. Menurut asal ... alat photo slide dan

10

3. perkembangan yang saling melengkapi karena terdiri dari para pelaku

aktifitas yang berbeda (terhadap pasar).

4. mempunyai orientasi yang kuat ke dalam tapak.

Dalam perencanaan bangunan serbaguna ini, ada berbagai aktifitas dan

kegiatan yang akan saling menunjang didalamnya, antara lain konvensi,

eksebisi dan retail.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam suatu perancangan bangunan

serbaguna :

1. membentuk urban space yang baik.

2. berhubungan dan membuat urban activity.

3. menjadi suatu mata rantai dalam urban space.

4. Beragam fungsi harus berhubungan dengan baik.

5. pemakaian segi teknologi yang maksimum.

II.1.2. Pengertian Bangunan

Pada proyek ini “Gedung Serbaguna” sebenarnya merupakan

bangunan serbaguna yang terdiri dari beberapa fasilitas yang dipadu menjadi

satu kesatuan yang masing-masing fungsi bangunan memiliki pengertian

sendiri yaitu konvensi, eksibisi, retail dan restoran.

• KONVENSI

Konvensi adalah kegiatan pertemuan mengenai masalah umum, untuk

bertukar pikiran, pandangan pada suatu kecendrungan yang terjadi.

Page 3: BAB II tga - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00025-AR Bab 2.pdf · Sidang yang berarti bangunan besar tempat bersidang. Menurut asal ... alat photo slide dan

11

Konvensi biasanya merupakan pertemuan berkala, lengkap dan

mempunyai pokok permasalahan tertentu. (Fred Lawson, Conference,

Convention and Exhibition Facilities).

Seiring diadakan kegiatan pemeran sebagai penunjang kegiatan pokok.

Dalam Bahasa Indonesia gedung konvensi dikenal dengan istilah Balai

Sidang yang berarti bangunan besar tempat bersidang. Menurut asal

katanya, kata konferensi/conference berasal dari bahasa latin : con/co

yang berarti berkumpul dan terre yang berarti masalah. Jadi conference

berarti kegiatan berkumpul untuk membicarakan suatu masalah. Selain

istilah konvensi, dalam kegiatan pertemuan untuk membicarakan

masalah terdapat istilah-istilah lain. Adapun ketentuan dari sebuah

konferensi adalah :

- pertemuan berlangsung pada tempt yang telah ditentukan

- belangsung paling sedikit 6 jam

- diikuti antara 25 hingga 3000 lebih peserta.

- Memiliki agenda dan program acara.

Fungsi dan kegiatan yang dapat ditampung oleh sebuah gedung

konvensi:

- berbagai jenis kegiatan persidangan dan pertemuan

- upacara-upacara kenegaraan : peringatan hari raya

keagamaan, hari nasional

- wisuda, upacara penghargaan lainnya

Page 4: BAB II tga - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00025-AR Bab 2.pdf · Sidang yang berarti bangunan besar tempat bersidang. Menurut asal ... alat photo slide dan

12

- pertunjukan musik

- perkawinan, ulang tahun (perorangan maupun golongan)

- pameran : perumahan, komputer, interior, pendidikan dan

sebagainya.

Kegiatan-kegiatan yang terjadi pada gedung konvensi :

1. Kegiatan konferensi, kegiatan pertemuan beberapa orang dalam

melakukan musyawarah dan rapat baik dalam bidang ekonomi,

teknologi, maupun bidang lainnya. Kegiatan ini membutuhkan suatu

ruangan tertentu yang kedap suara.

2. Kegiatan seminar, kegiatan memberikan suatu pengarahan topik

tertentu, dimana di dalam kegiatan ini juga dilakukan kegiatan

diskusi tanya jawab antar pembicara dengan pendengar. Kegiatan ini

memburtuhkan suatu ruang khusus yang menyediakan sound system,

alat photo slide dan proyektor.

3. Kegiatan istirahat, makan, minum adalah kegiatan penunjang

kegiatan konvensi. Yang mana menyediakan tempat bagi para

pengunjung yang telah berkeliling melihat pameran kemudian ingin

beristirahat makan dan minum.

Tipe pertemuan lainnya :

- Seminar

- Workshop

Page 5: BAB II tga - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00025-AR Bab 2.pdf · Sidang yang berarti bangunan besar tempat bersidang. Menurut asal ... alat photo slide dan

13

- Simposium

- Forum

- Panel

- Kuliah/Lecture

- Institute

- Colloquium

Sejarah Perkembangan Konvensi

Berasal dari bahasa latin yaitu Con /Co yang berarti berkumpul,

serta ferre yang berarti masalah. Conference mengandung arti

berkumpul untuk membicarakan masalah.

Pada jaman dahulu, konvensi mengandung arti yang sangat luas.

Dengan arti kata ”berkumpul”, konvensi bukan hanya seperti yang

sekarang kita ketahui, namun berkumpul dalam skala yang kecil

sekalipun dapat disebut konvensi. Dapat diselenggarakan dalam berbagai

tingkatan seperti desa, wilayah kota, kota, negara bagian maupun satu

negara.

Di Amerika, konvensi bermula pada sekitar abad XVIII.

Penggunaan Konvensi menjadi populer untuk bermacm-macam tujuan,

beberapa tahun setelah kekuasaan federal konstitusional mengadakan

konvensi di Philadelphia pada tahun 1787. Pada mulanya konvensi ini

diadakan untuk memilih calon-calon wakil rakyat yang akan duduk

Page 6: BAB II tga - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00025-AR Bab 2.pdf · Sidang yang berarti bangunan besar tempat bersidang. Menurut asal ... alat photo slide dan

14

dijalur legislatif, kemudian berkembang sampai digunakan sebagai ajang

pemilihan presidensial.

Kemudian lebih berkembang lagi pada abad XIX yaitu pada sekitar

Perang Dunia Kedua, dimana perundingan-perundingan antara negara

sering diadakan demi perdamaian dunia. Disini terlihat kecendrungan

bahwa pengertian konvensi itu berubah karena awam melihat bahwa

yang disebut konvensi itu adalah yang melibatkan berbagai negara.

Di Indonesia sendiri perkembangan konvensi bukan merupakan hal

baru lagi. Pada tahun 1955 diadakan konferensi Asia Afrika di Bandung.

Tahun 1963 dan 1974 konferensi PATA. Pada tahun 1978 terbentuk

Komisi Konvensi Indonesia, seluruh wadah non steruktural yang dapat

menghimpun semua instansi pemerintah serta organisasi profesi yang

ada kaitannya dengan wisata konvensi.

Setelah mengenal sejarah konvensi, maka dapat disimpulkan

bahwa konvensi itu telah ada sejak ratusan tahun yang lalu hanya bentuk

dan ruang lingkupnya saja yang mengalami pergeseran dari sejak

terjadinya.

Keinginan berkumpul untuk menyelesaikan masalah telah menjadi

kebudayaan manusia. Karena dalam kehidupan manusia, tidak lepas dari

masyarakat dan bersosialisasi. Dalam bermasyarakat dan bersosialisasi

itulah banyak tejadi masalah.

Berkumpul untuk menyelesaikan masalah inilah yang menjadi inti

dari kegiatan dan konvensi. Ada masalah, ada pokok bahasan, ada

Page 7: BAB II tga - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00025-AR Bab 2.pdf · Sidang yang berarti bangunan besar tempat bersidang. Menurut asal ... alat photo slide dan

15

tujuan, serta yang pasti terlibat dalam masalah tersebut. Wujud

berkumpul untuk menyelesaikan masalah inilah yang kemudian

menciptakan pola kegiatan serta program ruang dari konvensi tersebut.

Dimulai dari cara berkumpul, cara berbicara, cara menyampaikan

pendapat sampai dengan cara pengakraban diri masing-masing peserta.

Perkembangan Fasilitas Bangunan Konvensi

Seiring dengan perkembangan dalam berbagai bidang, baik

ekonomi, sosial, budaya maupun politik serta kuatnya persaingan yang

ada. Maka dirasakan perlunya suatu media komunikasi bagi berbagai

pihak untuk :

• Memperolah informasi perkembangan yang terbaru.

• Saling bertukar pikiran untuk memecahkan masalah atau untuk

memperoleh ide-ide baru.

Dalam adab 20 ini, meski teknologi telekomunikasi sudah sedemikian

maju dan efektif. Namun pertemuan secara langsung dalam suatu wadah

tetap dirasakan perlu, sebab hal utama dari suatu pertemuan/konvensi

bukan terlatak hanya pada topik pembicaraan, tetapi lebih terarah pada

suasana yang tercipta serta urutan-urutan kejadian yang menghasilkan

suatu keputusan.

Page 8: BAB II tga - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00025-AR Bab 2.pdf · Sidang yang berarti bangunan besar tempat bersidang. Menurut asal ... alat photo slide dan

16

• EKSIBISI

Exhibition (kata latin : exhibition) : suatu pameran, pertunjukan atau

kehadiran untuk memperlihatkan ; suatu pertunjukan, pameran umum

seperti karya-karya seni produk-produk pabrik atau prestasi atletik.

Eksibisi dikenal seagai tempat pamer umum/gedung peragaan tentang

produk-produk industri, komersil atau benda-benda seni. Meskipun

kontrak dan syarat-syaratnya dapat berganti-gantian, pada dasarnya

penggunaan eksibisi dapat bertaraf regional, nasional, internasional dan

dapat hanya memamerkan produk-produk dari hasil industeri tertentu,

seperti mebel, barang-barang kulit, dan segala hasil kerja keras manusia.

Hall : aula atau ruang yang besar, umumnya satu lantai, di desain

menurut modul dan memakai system struktur standard an prefabrikasi.

Jadi yang dimaksud dengan gedung pameran adalah suatu bangunan

dengan ruangan besar yang bersifat public yang didirikan untuk maksud

menggelar pameran dan mengenalkan kepada calon konsumen produk-

produk industri, komersil ataupun seni dalam batasan jangka waktu

tertentu dalam lingkup regional, nasional ataupun internasional.

Kegiatan-kegiatan yang terjadi pada gedung pameran :

1. Kegiatan tawar menawar dan jual beli, adalah kegiatan setelah calon

konsumen melihat pameran produk. Kegiatan ini dapat dilakukan

langsung di tempat pameran atau di tempat yang telah ditentukan.

Page 9: BAB II tga - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00025-AR Bab 2.pdf · Sidang yang berarti bangunan besar tempat bersidang. Menurut asal ... alat photo slide dan

17

2. Kegiatan demo/peragaan, adalah kegiatan pameran cara kerja atau

cara menggunakan produk suatu industri yang tengah dipamerkan,

kegiatan dapat pada suatu sudut tertentu dalam ruang pamer atau di

suatu ruangan tertentu.

3. Kegiatan bongkar, muatan, simpan adalah kegiatan yang berurusan

dengan produk-produk pameran setelah atau sebelum produk akan

dipamerkan.

Jenis-jenis pameran:

- Pameran Konvensi

Merupakan suatu bentuk penyelenggaraan pameran dimana

penyelenggaranya dikaitkan dengan suatu konvensi, kongres atau

konferensi, sehingga tempat dan waktu pelaksanaannya sama atau

berurutan dengan tempat dan waktu konvensi, konferensi dan

kongres tersebut diadakan. Dengan demikian maka kegiatan

utamanya adalah konvensi, kongres atau konferensi sedangkan

pamerannya hanya sebagai kegiatan penunjang.

- Pameran umum

Merupakan suatu pameran yang dapat diselenggarakan oleh

perorangan, badan usaha, produsen, instansi pemerintah, atau oleh

perusahaan penyelenggara pameran dengan tujuan untuk

memperagakan barang-barang produksi dari segala macam bentuk

produksi. Pada pameran ini maka kegiatan pameran bersifat sebagai

Page 10: BAB II tga - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00025-AR Bab 2.pdf · Sidang yang berarti bangunan besar tempat bersidang. Menurut asal ... alat photo slide dan

18

“main event” sedangkan seminar atau pertemuan yang diadakan

bersamaan pameran tersebut bersifat perlengkapan atau penyerta.

- Pameran Khusus

Pameran yang memperagaan barang-barang yang termasuk dalam

suatu kategori.

- Pameran Tunggal

Pameran yang diselenggarakan oleh satu badan penyelenggara.

• RETAIL dan HIBURAN

Pengertian retail

- Suatu tempt untuk berbelanja, yang pada umumnya membentuk garis

lurus dengan pohon-pohon peneduh dan diperuntukan khusus

pejalankaki. (Harvey M. Rubenstein, Central City Malls, New York : a Wiley

Interscience Publication, 1986)

- Suatu daerah berbentuk lintasan (lined) yang dinaungi pepohonan

untuk berjalan-jalan bagi umum yang dilengkapi dengan took-toko

eceran dan menghubungkan magnet-magnet kegiatan. (Nadine

Bedington, MBE, FSIAD., Design for Shopping Centre, London ; Butterworth

Scientific, 1982).

- Suatu jalan atau plaza yang mengutamakan jalur pedestrian. (Oxford

Advance Learners Dictionary, London : Oxford Univercity Press, 1989).

Sebagai pendukung untuk menghidupkan kegiatan di kawasan itu

dengan batasan maksimal dalam 24 jam sehari.

Page 11: BAB II tga - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00025-AR Bab 2.pdf · Sidang yang berarti bangunan besar tempat bersidang. Menurut asal ... alat photo slide dan

19

II.1.3. Tinjauan Terhadap Universitas Bina Nusantara

Data-data yang berhubungan dengan kegiatan Unuversitas Bina

Nusantara yang bersangkutan dengan kegiatan yang berkaitan dengan

penggunan gedung serbaguna.

Beberapa data kegiatan ruti yang dilakukan Universitas Bina Nusantara yang

berkaitan dengan penyewaan gedung serbaguna:

• Inagurasi mahasiswa tahun angkatan baru

• Graduasi

• Seminar formal dari tiap jurusan

• Pameran

• Perayaan Aniversary

Beberapa data kegiatan diatas dapat memberikan perkiraan kapasitas dari

pengguna gedung konvensi dalam kegiatan Universitas Bina Nusantara.

Data jumlah mahasiswa yang mendaftar tahun ajaran 2000-2006 Universitas

Bina Nusatara.

Tabel 1: Grafik pendaftar UbiNus tahun 2000-2006

12468

1469213906

11633

93207934

9270

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

Th 2000 s/d 2006

Tahun Masuk

12468 146921390611633932079349270

Page 12: BAB II tga - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00025-AR Bab 2.pdf · Sidang yang berarti bangunan besar tempat bersidang. Menurut asal ... alat photo slide dan

20

Data jumlah mahasiswa yang mendaftar ulang tahun ajaran 2000-2006

Universitas Bina Nusatara.

59806395 6680

59645294

4740

5681

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

Jumlah Mahasiswa Daftar Ulang

Tahun 2000 s/d 2006

5980639566805964529447405681

Tabel 2: Grafik daftar ulang UbiNus tahun 2000-2006

Dari data grafik mulai dari pendaftaran hingga proses daftar ulang jumlah

jumlah calon mahasiswa yang mendaftar mendaftar ulang masuk biasanya

berkurang hingga 35 % dari jumlah pendaftar perkiraan mahasiswa yang

mendaftar hingga masuk biasanya mengalami pengurangan.

Data jumlah mahasiswa yang wisuda dalam periode tahun 2000-2006.

2006

1447

2492

1700

2943

1907

2929

2121

2875

1901

2840

2107

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

Jumlah Wisuda Semester Ganjil-Genap

200614472492170029431907292921212875190128402107

Tabel 3: Grafik jumlah wisudawan UbiNus tahun 2000-2006

Page 13: BAB II tga - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00025-AR Bab 2.pdf · Sidang yang berarti bangunan besar tempat bersidang. Menurut asal ... alat photo slide dan

21

Dari data jumlah wisuda yang yang dilakukan selama 2 kali dalam 1 tahun,

dalam periode semester ganjil mempunyai jumlah yang lebih banyak dari pada

semester genap, sehingga perlu dikondisikan bagaimana siklus yang harus

diperhatikan dalam perolehan ruang dalam bangunan yang dirancang.

Data beberapa gedung konvesi yang digunakan Universitas Bina

Nusantara dalam mengadakan kegiatan:

• JHCC

• Hotel Peninsula, dll.

Data penggunaan kegiatan Universitas Bina Nusantara tahun 2006 di

dalam Universitas BinaNusantara maupun kegiatan yang diadakan diluar

Universitas Bina Nusantara.

Ruang Kegiatan Peserta Tipe set-up Lama acara + setup & breakdown

Banyak acara

Total

Planary hall inagurasi 3000-4000 Theater 1 hari 1 x acr 1hr JHCC Graduasi 2000-3000 Theater 2 hari 2 x acr 4 hr Anivesary 2000-2500 Theater 1 hari 1x acr 1 hr total 6 hr Assembly JWC Seminar 20-150 ampitheater 1-2 hari 5 x acr 25 hr R. M2ABC, Seminar 20-200 Classroom 1 hari 60 x acr 60 hr r.kelas BINUS Meeting 10-20 Round table,

classroom 1 hari 40 x acr 40 hr

Sidang tugas akhir

classroom 1-2 hari 40 x acr 50 hr

total 175 hr

exhibition Plaza,selasar Pameran 5-13 hari 6 x acr 54 hr , parkiran BINUS

Nge-Band ampitheater 3 hari 4 x acr 12 hr

Exhibition Pameran 1 hari 3 x acr 3 hr JHCC Total 69 hr

Tabel 4: Kegiatan UbiNus dalam kegiatan pemkaian gedung

Page 14: BAB II tga - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00025-AR Bab 2.pdf · Sidang yang berarti bangunan besar tempat bersidang. Menurut asal ... alat photo slide dan

22

II.1.4. Kebutuhan Ruang dan Lingkup Kegiatan

Kebutuhan ruang untuk kegitan pertemuan dalam proyek ini setelah

melihat kegiatan yang mampu diadakan adalah :

• Ruang sidang utama yang memiliki multiguna

• Ruang –ruang sidang ukuran sedang

• Ruang-ruang sidang ukuran kecil

• Ruang pameran dan gallery

• Committee room

• Meeting room, dll.

Lingkup kegiatan yang terjadi dalam konvensi meliputi 2 kegiatan utama :

1. Kegiatan persidangan

• Conference

• Congress

• Convention

• Workshop

• Seminar

• Forum

• Simposium

Kegiatan diatas umumnya terdiri dari 3 tahap yaitu, pre meeting gathering.

2. Kegiatan peragaan

• Pertunjukan / pagelaran

Page 15: BAB II tga - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00025-AR Bab 2.pdf · Sidang yang berarti bangunan besar tempat bersidang. Menurut asal ... alat photo slide dan

23

• Pameran / promosi

Dalam kenyataannya, bangunan konvesi ini juga menampung kegiatan

pertemuan lainnya, seperti kegiatan :

• Pernikahan

• Silaturahmi

• Graduasi

• Aniversary

• HUT, dll.

II.2. TINJAUAN KHUSUS

II.2.1. Latar Belakang Tapak

Dasar-dasar pertimbangan pemilihan tapak adalah:

- Lokasi tapak yang berdekatan dengan Kampus Anggrek dan Kampus

Syahdan Universitas Bina Nusantara.

- Lokasi yang strategis sehingga memudahkan pencapaian dari luar wilayah

kampus baik dengan kendaraan umum maupun pribadi.

- Tanah merupakan milik Universitas Bina Nusantara yang memang dapat

digunakan untuk keperluan pembangunan fasilitas kampus.

Page 16: BAB II tga - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00025-AR Bab 2.pdf · Sidang yang berarti bangunan besar tempat bersidang. Menurut asal ... alat photo slide dan

24

Foto 1: Foto udara lokasi tapak

Foto 2: Foto situasi tapak 1 Foto 3: Foto situasi tapak 2

Foto 4: Foto situasi tapak 3 Foto 5: Foto situasi tapak 4

Page 17: BAB II tga - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00025-AR Bab 2.pdf · Sidang yang berarti bangunan besar tempat bersidang. Menurut asal ... alat photo slide dan

25

Foto 6: Foto situasi tapak 5 Foto 7: Foto situasi tapak 6

Foto 8: Foto situasi tapak 7 Foto 9: Foto situasi tapak 8

II.2.2. Keterangan dan Ketetapan Proyek

Jenis Proyek : Komersial

Judul Proyek : Gedung Serbaguna Bina Nusantara

Alamat Proyek : Jl. Rawa Belong, Jakarta Barat

Instansi : Swasta

KDB : 60 %

KLB : 3

Luas Lahan : 14.000 m²

GSB Jalan Utara : 4 m

GSB Jalan Selatan : 4 m

Page 18: BAB II tga - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00025-AR Bab 2.pdf · Sidang yang berarti bangunan besar tempat bersidang. Menurut asal ... alat photo slide dan

26

GSB Jalan Timur : 9 m

GSB Jalan Barat : 3 m

Batas utara tapak : kios, kost, rumah tinggal, jalan

Batas selatan tapak : kios, kost, rumah tinggal, jalan

Batas timur tapak : kios, kost, rumah tinggal

Batas barat tapak : kost, Jl. Raya Kebon Jeruk

• Luas Total Bangunan Yang Diijinkan

Perkiraan Luas Bangunan adalah sebagai berikut:

Luas Max. = Luas Lahan x Koefisien KLB

Luas Max. = 14.000 m² x 3 = 42.000 m²

Luas yang diijinkan untuk membangun adalah 42.000 m².

• Luas Bangunan Pada Lahan

Luas KDB yang harus dipenuhi adalah 60 %, maka luas max. :

Luas max. = Luas Lahan x Porsentase KDB

Luas max. = 14.000 m² x 60 % = 8.400 m²

• Penjelasan Penggunaan Luas Ijin Membangun

Bangunan Gedung Serbaguna Bina Nusantara dapat dilkasifikasikann

sebagai bangunan medium rise, sesuai dengan kebutuhan fungsi yang

dibutuhkan. Setelah dipilih luas lahan yang digunakan yaitu 14.000 m²,

maka luas yang harus dipenuhi 42.000 m². Dengan penggunaan KDB 60 %

maka luas bangunan pada lantai dasar diupayakan mencapai ± 8.400 m².

Page 19: BAB II tga - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00025-AR Bab 2.pdf · Sidang yang berarti bangunan besar tempat bersidang. Menurut asal ... alat photo slide dan

27

Gambar 1: Foto udara lokasi tapak

Gambar 2 : Lokasi tapak

Page 20: BAB II tga - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00025-AR Bab 2.pdf · Sidang yang berarti bangunan besar tempat bersidang. Menurut asal ... alat photo slide dan

28

II.2.3. Gambar Kegiatan dan Kondisi Lingkungan di Sekitar Tapak

Gambar 3 : Kondisi lingkungan di lokasi sekitar tapak

Foto 10: Foto situasi tapak 9 Foto 11: Foto situasi tapak 10

(keberadaan toko elektronik, fasilitas bank, dan warung makanan dengan ketinggian

1-5 lantai)

Foto 12: Foto situasi tapak 11 Foto 13: Foto situasi tapak 12

(situasi bangunan yang berada di sekeliling bangunan daerah hunian dan memiliki

ketinggian 2-3 lantai)

Page 21: BAB II tga - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00025-AR Bab 2.pdf · Sidang yang berarti bangunan besar tempat bersidang. Menurut asal ... alat photo slide dan

29

Foto 14: Foto situasi tapak 13 Foto 15: Foto situasi tapak 14

(jalan pedestrian yang kecil dan tidak terurus, tanda jalan dan fasilitas jalan yang tidak

teratur)

II.3. TINJAUAN TOPIK TEMA

II.3.1. Pengertian Urban Desain

”Urban” berasal dari kata urbs (kota), yang berarti berhubungan dengan

perkotaan. Sedangkan ”desain” adalah kata Latin dari designare yang artinya

menggambar. Secara umum berarti sketsa atau rencana suatu karya seni,

gedung, atau mesin yang akan dibuat. Desain juga dapat dikatakan sebagai

kombinasi detail dan bentuk suatu gambar, bangunan atau jembatan; pola

suatu karya artistik; pola benda yang direncanakan secara artistik. Desain

dalam sekolah Arsitektur disebut sebagai seni merancang. Dalam bidang

Arsitektur, desain menunjukan suatu penyelesaian rencana proyek atau

program yang dituliskan secara nyata melalui gambar, angka dan kata-kata.

(Ensiklopedia Nasioal Indonesia, PT. Delta Pemungkas, Jakarta 1997. Hal. 89&309).

Page 22: BAB II tga - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00025-AR Bab 2.pdf · Sidang yang berarti bangunan besar tempat bersidang. Menurut asal ... alat photo slide dan

30

Urban Desain adalah proses membentuk phisik menentukan seumur

hidup di dalam sebuah kota besar, desa/kampung dan kota. Urban desain

adalah seni bagaimana membuat suatu tempat. Dengan melibatkan

perancangan bangunan, kelompok bangunan, ruang dan lansekap, dan

menetapkan suatu proses yang akan membuat pengembangan yang sukses.

Urban Desain, berhubungan dengan pengaturan fungsi dan penampilan

kota besar dan kota, dengan berbagai cara pengaturan dari perencanaan kota,

arsitektur lansekap dan arsitektur.

(Wikipedia, the free encyclopedia)

II.3.2. Sejarah Urban Desain

Walaupun penggunaan secara profesional urban dedain ini pada waktu

masa pertengahan adad 20an, tapi secara praktek sudah diperaktekan di

seluruh sejarah kota besar manusia. Contoh pada jaman dahulu banyak contoh

perancangan yang di desain dengan sangat hati-hati dan kota besar yang

dirancang berada di Asia, India, Afrika, Eropa dan Ameria, dan yang terkenal

di Cina Klasik, Bangsa Roma dan Yunani. Kota besar di Eropa adalah salah

satu contoh yang sangat dihormati karena desain perencanaannya denga

sistem perancangan dan penataan kota yang ’organik’, itu adalah contoh pasti

urban desain di abad pertengahan itu. Di Eropa lah bangkitnya kembali urban

desain. (David Friedman, Florentine New Towns: Urban Design in the Late Middle Ages,

MIT 1988.)

Page 23: BAB II tga - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00025-AR Bab 2.pdf · Sidang yang berarti bangunan besar tempat bersidang. Menurut asal ... alat photo slide dan

31

Urban desain yang sekarang dapat dipergunakan sebagai bagian dari

disiplin yang lebih luas dari Urban planing. Urban planing mulai sebagai

pergerakan dan parameter dari urban desain, karena keduanya berhubungan

seperti halnya Kota besar yang memiliki pergerakan yang Indah pada

lingkungannya.

II.3.3. Aspek Urban Desain

Menurut Urban Design Compendium, ada beberapa aspek kunci dari

urba design yang harus diperhatikan dalam sebuah perancangan, yaitu:

A) Places for People

Sebuah tempat yang mudah untuk digunakan dan mudah untuk disukai,

juga harus aman, nyaman, bervariasi dan menarik. Tempat-tempat tersebut

harus dibedakan, berfariasi, dipilih dan menyenangkan. Tempat yang

bersemangat dengan banyak kesempatan untuk orang-orang bertemu,

bermain di jalan serta melihat perkembangan dunia.

B) Enrich the Existing

Pembangunan yang baru haruslah memperkaya kualitas dari tempat-

tempat urban yang telah ada sebelumnya. Itu berarti pembangunan baru

tersebut haruslah tanggap terhadapa bangunan-bangunan di sekitarnya

yang lebih dulu ada. Hal tersebut harus mencakup ke semua skala, yaitu

daerah, kota besar, kota kecil, lingkungan tinggal, dan jalan.

Page 24: BAB II tga - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00025-AR Bab 2.pdf · Sidang yang berarti bangunan besar tempat bersidang. Menurut asal ... alat photo slide dan

32

C) Make Connection

Sebuah tempat harus mudah dicapai dan secara fisik dan visual harus

terintegrasi terhadap lingkungan di sekitarnya. Hal yang harus

diperhatikan adalah bagaimana dapat mencapainya dengan berjalan kaki,

sepeda, transportasi umum dan mobil.

D) Work with The Landscape

Sebuah tempat yang terdapat keseimbangan antara lingkungan alami

dengan buatan manusia dan menggunakan beberapa potensi asli, iklim,

bentuk lahan, lansekap, dan ekologi untuk memaksimalkan energi

konservasi dan kepadatan.

E) Mix Uses and Forms

Sebuah tempat yang menarik dan menyenagkan dengan pemenuhan

kebutuhan yang berfariasi serta kemungkinan cakupan yang begitu luas

penggunanya, kenyamanan, dan kelompok sosial. Mereka juga berada di

bangunan, fungsi, profesi, dan kepadatan yang berbeda.

F) Manage the Investment

Mudah dikembangkan, tidak menghabiskan biaya yang tinggi, mudah

diatur dan mudah perawatannya. Ini berarti mengerti kemauan pasar dan

menjadi pertimbangan pengembang, memastikan komitmen jangka

panjang untuk komunitas dan warga setempat.

G) Desgin for Change

Pembangunan yang baru harus cukup fleksibel untuk merespon perubahan

fungsi di masa depan. Ini berarti merancang untuk energi dan efisiensi

Page 25: BAB II tga - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00025-AR Bab 2.pdf · Sidang yang berarti bangunan besar tempat bersidang. Menurut asal ... alat photo slide dan

33

sumber daya alam, menciptakan fleksebilitas dalam penggunaan material,

ruang umum dan infrastruktur pendukung serta memperkenalkan

pendekatan baru untuk transportasi, menejemen lalu lintas dan parkir.

Urban Design Compendium, Agustus 2000, hal 14.

II.3.4. Teori Urban Desain

Perancangan dengan berpedoman pada urban desain mencakup

beberapa hal yaitu bangunan, pejalan kaki, kendaraan, lansekap, rambu-

rambu dan service yang semuanya berhubungan dengan lingkungan tempat

bangunan tersebut berdiri.

1) Bangunan

• Tempatkan bangunan pada ”setback” yang minimum dengan

panjang maksimum bangunan di sepanjang jalan, yang bertujuan

untuk:

- Menyediakan hubungan pejalan kaki yang nyaman adtara

bangunan-bangunan dengan jalan setapak umum yang sering

dilalui.

- Untuk menyediakan jalan setapak yang menarik dan memberi

perlingdungan terhadap pejalan kaki.

- Mengurangi pandangan dari daerah publik terhadap daerah parkir

dan service.

- Menyediakan suatu sisi yang kontinuitas pada sepanjang jalan

agar secara visual memberi sebuah ruang publik pada jalan yang

Page 26: BAB II tga - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00025-AR Bab 2.pdf · Sidang yang berarti bangunan besar tempat bersidang. Menurut asal ... alat photo slide dan

34

memberi kenyamanan pada pejalan kaki dalam proporsi dan

skala.

• Berikan aksen pada sudut-sudut di persimpangan jalan dengan

sebuah masa bangunan yang penting, bertujuan untuk:

- Memberikan sebuah titik orientasi bagi pejalan kaki dan

kendaraan bermotor.

- Menandai perpotongan jalan sebagai tempat-tempat khusus

antara jalan dan ruang.

• Desain dan lokasi bangunan untuk mempertahankan dan menambah

view jalan yang khusus seprti:

- View dari bangunan-bangunan penting dan hiasan-hiasan/benda-

benda/elemen natural.

- View sepanjang jalan-jalan yang berbelok.

• Perkembangan site yang baru untuk memastikan bahwa pemilik di

sebelah mendapat pandangan yang privat dan sinar matahari

disamping juga perlindungan terhadap pencahayaan di site yang baru

berkembang, gangguan suara dan bau-bauan jika dapat diterapkan.

• Desain bangunan-bangunan sebagai komplemen dan memberikan

karakter lingkungan yang diinginkan seperti; bentuk, style, garis-

garis bangunan, warna dan material.

Page 27: BAB II tga - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00025-AR Bab 2.pdf · Sidang yang berarti bangunan besar tempat bersidang. Menurut asal ... alat photo slide dan

35

• Desain lansekap dan bangunan-bangunan berdekatan yang sifatnya

komplementer dengan bangunan bersejarah dan ornamen-

ornamennya.

• Desain dan bangunan-bangunan di dalam site menutupi elemen-

elemen site seperti daerah bongkar/muat, tempat tumpukan salju,

gardu-gardu listrik dan meteran listrik dari view daerah publik.

• Desain atap bangunan menutupi peralatan-peralatan mekanikal dari

view daerah publik dan memberikan ”streetscape” yang menaraik.

2) Pejalan Kaki

• ”Streetscape” publik antara bangunan di muka jalan dan pembatas

tepi-tepi jalan dibentuk sebagai daerah pejalan kaki yang aman dan

nyaman dengan ”ammenities” yang menarik seperti;

perkerasan/paving, tata lampu/penyinaran, tempat duduk, tempat

berteduh, lansekap.

• Penyelesaian akhir/finishing daerah pejalan kaki/pedestrian dengan

bahan-bahan yang cocok dengan bangunan bersebelahan berdekatan

dalam hal; tata warna, pola, tekstur dan skala.

• Desain dan bangunan-bangunan di dalam site memberikan

kenyamanan pada tepi-tepi jalan.

Page 28: BAB II tga - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00025-AR Bab 2.pdf · Sidang yang berarti bangunan besar tempat bersidang. Menurut asal ... alat photo slide dan

36

• Tempatkan amenities seperti; tata lampu, tempat duduk, tempat

teduh dan lansekap dalam kelompok-kelompok yang menarik,

memberikan rasa aman dan tidak mengganggu arus pejalan kaki.

• Pintu masuk publik pada bangunan dihubungkan ke jalan-jalan

setapak dan daerah parkir dengan sistem jalur-jalur pejalan kaki yang

aman dan nyaman.

• Bedakan jalur-jalur pejalan kaki yang memotong jalur-jalur

kendaraan dengan perubahan bahan pengerasan atau elemen-elemen

yang khusus dibangun seperti kanopi dan bentuk-bentuk lengkung.

• Jalur-jalur pejalan kaki yang langsung disediakan di sekitar site yang

mana penggunaan yang berdekatan memacu pergerakan antar

pejalan kaki.

• Jalur-jalur pejalan kaki yang menerus disediakan antara pintu-pintu

masuk di toko-toko eceran atau bangunan industri yang terdiri atas

beberapa penyewa.

• Lebar minimum untuk jalur pejalan kaki adalah 1,5 meter, ukuran

tersebut meningkat apabila:

- Aktifitas pejalan kaki meningkat (seperti ujung jalan, pintu

masuk bangunan, dan muka-muka toko)

- Ada elemen-elemen bangunan menyebabkan gangguan seperti

lebar bukaan pintu, tonjolan-tonjolan dari mobil ke jalur pejalan

kaki.

Page 29: BAB II tga - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00025-AR Bab 2.pdf · Sidang yang berarti bangunan besar tempat bersidang. Menurut asal ... alat photo slide dan

37

• Pembatas antara daerah kendaraan dan daerah pejalan kaki. Daerah

pejalan kaki dilindungi terhadap kendaraan-kendaraan yang mungkin

akan menerobos dengan lansekap dan tepi-tepi trotoar atau billboard

(tiang-tiang pendek pembatas).

• Jalan lintas publik. Jalan-jalan lintas pubik melalui bangunan-

bangunan disediakan pada masa bangunan yang menghalangi

pencapaian dari tempat parkir ke muka jalanan.

• Jalan-jalan lintas publik diberikan ciri-ciri tertentu dengan cara:

- Tata lampu/pencahayaan.

- Pengerasan jalan setapak.

- Pandangan menembus langsung ke jalan.

• Pencapaian orang cacat. Pencapaian yang aman dan mudah bagi

orang cacat disediakan pada semua pintu masuk bangunan dengan

- Perbedaan ketinggian lantai yamg minimal.

- Perbedaan trotoar yang dipotong untuk ramp.

- Ramp.

- Railing/pagar untuk pegangan.

yang berinteraksi dengan semua desain daerah pejalan kaki.

• Perbedaan ketinggian yang konsisten. Diusahakan seminimal

mungkin perbedaan antara jalan-jalan setapak umum/publik dengan

zone pejalan kaki yang berdekatan pada bangunan-bangunan.

Page 30: BAB II tga - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00025-AR Bab 2.pdf · Sidang yang berarti bangunan besar tempat bersidang. Menurut asal ... alat photo slide dan

38

3) Kendaraan

• Jalur pencapaian. Diusahakan seminimal mungkin jumlah titik

pencapaian ke site di sepanjang jalan-jalan kota dengan cara:

- Menggabungkan jalur masuk kendaraan dan daerah parkir yang

saling berhubungan dengan pemilik bersebelahan.

Titik pencapaian masuk pada sudut site ditempatkan sejauh mungkin

dari persimpangna jalan.

• Identifikasi Jalur. Di dalam daerah parkir disediakan tempat

pengidentifikasian jalur-jalur kendaraan yang aman.

Disediakan jalur-jalur berkendaraan yang memungkinkan sirkulasi

dua arah dan diperlebar pada tempat-tempat pemberhentian.

• Service dan pengiriman barang. Sediakan ruang-ruang yang cukup

pada site untuk kendaraan service dan pengiriman barang/bongkar

muat.

• Tepat berputar. Sediakan tempat berputar agar dapat menghindarkan

jalan parkir yang buntu dan kendaraan dapat kembali ke jalan umum.

• Daerah parkir.

- Agar area parkir tidak menjadi elemen visual yang dominan di

dalam ”streetscape”, tutupi daerah parkir yang luas dengan

bangunan-bangunan, tanaman penghalang yang menarik atau

dengan dinding yang rendah.

Page 31: BAB II tga - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00025-AR Bab 2.pdf · Sidang yang berarti bangunan besar tempat bersidang. Menurut asal ... alat photo slide dan

39

- Pencapaian ke daerah parkir harus tampak jelas bagi pengendara

kendaraan bermotor yang datang.

- Parkir diatur agar kendaraan-kendaraan tidak ditempatkan lebih

dekat ke jalan daripada ke muka jalan dari bangunan.

- Beberapa tempat parkir haruslah terlihat dari jalan atau daerah

publik yang lain agar terasa aman setelah jam kantor atau dapat

diawasi oleh umum/publik.

• Peragaan mobil. Mobil dan benda lain yang besar diperagakan

diantara struktur bangunan atau daerah tertentu yang tidak

mengganggu arus pejalan kaki atau merusak desain jalan.

• Kenyamanan parkir.

- Sediakan parkir yang cukup dan nyaman untuk semua tipe

pengendara seperti karyawa, pengunjung/tamu dan publik/umum.

- Identifikasi parkir tamu/pengunjung dengan jelas.

- Hindarkan agar parkir umum/publik tidak konflik dengan daerah

utilitas. Hindarkan kemiringan yang berlebihan, tidak lebih dari

5% kemirinagn pada parkir daerah publik.

• Parkir orang cacat. Sediakan dengan tempat parkir orang cacat yang

sedekat mungkin ke pintu masuk bangunan.

• Sepeda. Pada pengendara sepeda disediakan rak-rak sepeda yang

masih dalam jangkauan pandangan publik tetapi tidak jauh dari arus

pergerakan pejalan kaki.

Page 32: BAB II tga - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00025-AR Bab 2.pdf · Sidang yang berarti bangunan besar tempat bersidang. Menurut asal ... alat photo slide dan

40

• Sudut kemiringan kendaraan. Tempat berhenti disediakan pada akhir

sudut kemiringan dari bangunan parkir agar pengendara dengan

aman dapat mengawasi sejenak kendaraan arus lalu lintas dan

pejalan kaki sebelum memasuki jalan.

• Pencahayaan pada daerah parkir. Daerah parkir sebaiknya

mempunyai pencahayaan:

- Yang tidak menyilaukan daerah bersebelahan.

- Yang berhubungan dengan desain daerah parkira dan sirkulasi.

- Yang cocok dengan skala bangunan bersebelahan.

• Standart tata kota. Disesuaikan dengan standart tata kota yang

berhubungan dengan ukuran jalur, lokasi, geometri, dan kemiringan

ramp. Konsultasikan dengan syara-syarat dari Dinas Pemadam

Kebakaran dan perusahaan negara dalam bidang utilitas kota pada

masalah pencapaian dan perbaikan kembali.

4) Lansekap

• Preservasi pohon-pohon. Preservasi/lindungi semaksimal mungkin

jumlah pohon-pohon yang ada/eksisting, apabila mengembangkan

site.

• Penggunaan lansekap. Lansekap disediakan untuk:

- Menambah daya tarik visual pada ruang-ruang terbuka dan

tampak-tampak yang kosong.

Page 33: BAB II tga - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00025-AR Bab 2.pdf · Sidang yang berarti bangunan besar tempat bersidang. Menurut asal ... alat photo slide dan

41

- Melunakkan masa bangunan yang dominan pada skala pejalan

kaki.

- Memberikan perbedaan antara jalur-jalur pejalan kaki dengan

ruang-ruang terbuka.

- Memberikan kesan visual yang konsisten antara bangunan-

bangunan pada site yang berdekatan sepanjang ”streetscape”.

- Menutupi daerah-daerah yag tidak ingin terlihat.

- Memberikan perlindungan dari sinar matahari dan angin yang

berlebihan.

• Lansekap Streetscape.

- Pemerintah kota mengembangkan lansekap dari jalan-jalan

utama dalam rangka mengintegrasikan pembangunan swasta

dengan desain jalan-jalan dan dengan bangunan-bangunan yang

merupakan suatu ligkungan.

- Memberikan tepi-tepi trotoar yang sesuai, pelindung pohon dan

rangka-rangka pembentuk pohon untuk memastikan

kelangsungan hidup tanam-tanaman pada daerah pejalan kaki.

- Pengarahan untuk lansekap jalan umum/publik yang

diperbolehkan dan yang ada dari departemen perencanaan.

• Pemilihan tanaman. Pilihlah jenis tanaman/tumbuh-tumbuhan untuk:

- penampilan dala setahun.

- Pemeliharaan dan anggaran yang dibutuhkan.

Page 34: BAB II tga - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00025-AR Bab 2.pdf · Sidang yang berarti bangunan besar tempat bersidang. Menurut asal ... alat photo slide dan

42

- Keselarasan dengan pemilik-pemilik site bersebelahan.

- Lokasi.

• Ukuran dan kwantitas tanaman. Menyediakan tanaman-tanaman

dalam ukuran dan kwantitas yang cocok untuk:

- Mendapatkan tanaman-tanaman yang sehat.

- Melengkapi pengembangan dan streetscape dari waktu

penggunaan awal.

Pada umumnya standart-standart berikut yang sering dipakai:

- Tanaman yang sering berganti daun., diameter 75 mm.

- Tanaman cemara dengan tinggi 1,8 m.

• Pagar-pagar dan dinding. Desain pagar-pagar dan dinding penahan

tanah konsisten dalam material dan kwalitas bangunan dengan

bangunan berdekatan.

5) Rambu-rambu (signs)

• Integrasi. Desain, lokasi, ukuran dan proporsi untuk signs sebaiknya

serasi dengan desain bangunan dan penempatannya tidak

mengganggu pejalan kaki atau arus kendaraan. (Lihat peraturan-

peraturan Pemda setempat).

• Karakter. Signs/rambu-rambu harus berkarakter konsisten dengan

kesan lingkungan yang diinginkan.

• Identifikasi bangunan.

Page 35: BAB II tga - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00025-AR Bab 2.pdf · Sidang yang berarti bangunan besar tempat bersidang. Menurut asal ... alat photo slide dan

43

- Nama bangunan dan alamat jalan dipasang dengan jelas agar

terlihat oleh pejalan kaki dan pengendara kendaraan bermotor

terutama pada ujung-ujung jalan.

- Hindarkan pemasangan rambu-rambu/signs dengan banyak

papan nama pemilik-penyewa. Identifikasi dengan tiap

pemilik/penyewa pada bangunan.

• Rambu-rambu/signs yang berpencahayaan. Desain dan tempatkan

rambu-rambu/signs agar penyinarannya diarahkan jauh dari

tetangga-tetangga berdekatan.

6) Service

• Servce eksisting pada site. Pertimbangkan service yang sudah ada

pada site dan utilitas dalam tahap perencanaan permulaan dan

konsultasikan dengan departeman dan badan-badan yang

berhubungan.

• Desain service site. Integrasikan desain service pada site dari daerah

privat dan daerah publik dengan hati-hati.

(Lawrence Kavanagh & Charles Schwenger,Urban Desain Guidelines, The Design

Division of The Planning Department, 1987).

• Kevin Lynch,”Image of The City and The View From The Road”

Ia meletakkan konsep bahwa elemen-elemen kota yang sudah ada harus

diterima apa adanya dan mengganggap para desainer bertanggung jawab

untuk menghubungkan element-element kota dengan cara yang baik.

Page 36: BAB II tga - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00025-AR Bab 2.pdf · Sidang yang berarti bangunan besar tempat bersidang. Menurut asal ... alat photo slide dan

44

• Elemen-elemen urban desain:

Ruang antara sekitar bangunan

Dalam dunia arsitektur desain ruang dalam dan luar bangunan saling

berhubungan, yaitu terciptanya suatu hubungan positif antara ruang

luar tersebut dengan bangunan yang ada didekatnya dan

menghubungkan ruang tersebut dengan pola kota yang lebih besar.

Ruang diluar bangunan dapat dimanipulasi dengan cara yang sama

dengan ruang dalam bangunan.

Bentuk positif dan negatif

Penempatan suatu bangunan dalam lingkungan secara langsung akan

membentuk suatu hubungan dengan ruang disekitarnya. Penambahan

bangunan-bangunan lain akan menyebabkan hubungan ruang menjadi

lebih kompleks.

Contoh lingkungan kompleks: kota Roma.

Kesan lingkungannya terlihat dengan jelas hubungan antara ruang

negatif yang belum terisi dengan ruang positif yang sudah terisi.

Konsep ini dapat diterapkan pada lingkungan yang belum terbangun.

Konsep terebut merupakan alat bergunan dalam menjalin semua ruang

(dalam dan luar atau positif dan negatif) dalam satu kesatuan. Hal ini

memperlihatkan potensi arsitektur dalam bentuk ruang ataupun ruang

luar.

Page 37: BAB II tga - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00025-AR Bab 2.pdf · Sidang yang berarti bangunan besar tempat bersidang. Menurut asal ... alat photo slide dan

45

II.3.4. Contoh Penerapan Urban Desain

Para pengembang sekarang lebih memahami nilai tata kota dan

perananya dalam mendukung perkembangan kota besar. Mereka harus

menyadari tanggung jawab mereka di dalam membentuk negaranya dan

menyediakan kerangka pengatur untuk memungkinkan pengembangan

kembali dan pengembangan yang bertanggung jawab. Tantangan yang

utama di dalam mendesain suatu kota dengan menjaga keseimbangan

kebutuhan dari suatu individu dan juga yang mencangkup lingkup

masyarakat. Memberika fasilitas yang memudahkan dalam perencanaan dan

merancang bangunan sehingga dapat menghubungkan dengan daerah nya ,

masyarakat, dan ligkungan sekitarnya.

Dalam perencanaan kota ini memiliki

sirkulasi yang mudah dicapai dan

secara fisik dan visual terintegrasi

terhadap lingkungan di sekitarnya.

Dengan penggabungan make conection

dan work with landscape, untuk

memaksimalkan energi konservasi dan

kepadatan.

Page 38: BAB II tga - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00025-AR Bab 2.pdf · Sidang yang berarti bangunan besar tempat bersidang. Menurut asal ... alat photo slide dan

46

Rem Koolhaas

Cordoba Congress Center Spagna, Córdoba Program: Congress Center: 21,187m2, Hotel: 18,394m2, Comercio: 4,925m2, Promenade: 6,766m2, Parking: 9,766m2

desain congress center ini menanggapi dua bangunan yang penting yang

berada di kota tersebut.

Pembangunan yang fleksibel untuk

merespon perubahan fungsi di masa

depan.

Page 39: BAB II tga - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00025-AR Bab 2.pdf · Sidang yang berarti bangunan besar tempat bersidang. Menurut asal ... alat photo slide dan

47

II.4. Studi Banding

Jakarta Convention Center

Penampilan bangunan

- masif pada seluruh tampak, karena mementingkan fungsi

- keindahannya hanya terlihat dari interiornya

Massa

- massa tunggal

- Memiliki pelataran parker yang sangat luas, karena dapat memakai perkir

timur sanayan

Denah

- perluasan bangunan Balai Sidang Senayan

- Sirkulasi kegiatan utama sangat baik, di jembatani oleh mail lobby untuk 3500

orang.

- Pola sirkulasi servis terlihat rumit karena sifat sirkulasi yang terbentuk sebagai

akibat pengembangan bangunan tambahan.

- Memiliki terowongan bawah tanah sebagai penghububg JCC dengan Hotel

Sultan

Page 40: BAB II tga - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00025-AR Bab 2.pdf · Sidang yang berarti bangunan besar tempat bersidang. Menurut asal ... alat photo slide dan

48

Potongan

- pada bangian basement terlihat ruang meeting dengan kapasitas 900 orang

serta beberapa ruang sidang kecil

- kegiatan servis diletakkan pada lantai basement (dapur, gudang, kantor

administrasi)

Zoning Horizontal

Sirkulasi

Page 41: BAB II tga - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00025-AR Bab 2.pdf · Sidang yang berarti bangunan besar tempat bersidang. Menurut asal ... alat photo slide dan

49

- sedangkan untuk ruang mesin dan utilitas terdapat pada lantai mezzanine dan

tepat diatasnya terdapat ruang eksebisi

Sasana Budaya Ganesa

Struktur

- Planery hall merupakan

struktur cangkang.

- Struktur bangunan baru tidak

terlihat tapi kemungkinan

menggunakan rangka baja

Zoning Vertikal

Page 42: BAB II tga - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00025-AR Bab 2.pdf · Sidang yang berarti bangunan besar tempat bersidang. Menurut asal ... alat photo slide dan

50

Ruang dan fasilitas yang terdapat di dalamnya • Auditorium besar, kapasitas 3000-

4000 org. • Hall ( 7 ruang) • Eksebisi in & out door Bengkel

pameran • R.kontrol • R.kegiatan mahasiswa • Restoran

R. Meeting room

Eksebisi

Auditorium Besar

• Penampilan struktur yang menopang auditorium dan ruang di bawah yang dipergunakan sebagai ruang eksibisi luar

• bangunan Sabuga menggunakan

struktur cangkang kubah.

Page 43: BAB II tga - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00025-AR Bab 2.pdf · Sidang yang berarti bangunan besar tempat bersidang. Menurut asal ... alat photo slide dan

51

Makuhari Messe Convention

Zoning Horizontal

Zoning Vertikal

Sirkulasi • Entrance untuk servis dan publik sama begitu juga dengan exitnya

• Pedestrian mencapai bangunan melalui elevated deck

• Kegiatan servis di belakang • Type set up untuk multiy

purpose adalah arena type dan proscenium.

Page 44: BAB II tga - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00025-AR Bab 2.pdf · Sidang yang berarti bangunan besar tempat bersidang. Menurut asal ... alat photo slide dan

52

Nara Convention Center

Ruang dan fasilitas • Auditorium, kapasitas 2000 org • Assembly • Meeting room • Eksebisi • R.kontrol • parkir

Zoning Horisontal

Zoning Vertikal

Sirkulasi

• Memperlihatkan 3 fungsi utama yaitu auditorium besar, auditorium sedang dan serbaguna

• Memiliki foyer besar yang berfungsi juga sebagai ruang eksebisi

• Perletakan sirkulasiservis terpisah

• Penggunaan type set up proscenium.

• Struktur menggunakan precast

dan rangka ruang • Atap mengunakan dak • Sekalanya yang giganticnya

diredam dengan pola ruang luarnya yang dipadati pohon