bab ii revici new dr heru

41
7/23/2019 BAB II Revici New Dr Heru http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-revici-new-dr-heru 1/41 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karamunting (  Rhodomyrtus tomentosa (Aiton) Hassk) 2.1.1 Klasifikasi Tanaman Klasifikasi tanaman karamunting (  Rhodomyrtus tomentosa (Aiton) Hassk.) menurut Unites States Department of Agriculture Natural  Resource Concervation Service adalah sebagai berikut: 18 Kingdom : Plantae Subkingdom : Tracheobionta Super Divisi : Spermatophyta Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Sub Kelas : Rosidae rdo : Myrtales !amili : Myrtaceae "enus : Rhodomyrtus DC!" Rchb! Spesies : Rhodomyrtus tomentosa Aiton" #ass$! 2.1.2 Uraian Tanaman Daun karamunting memiliki nama latin  Rhodomyrtus tomentosa aiton" #ass$ . Dalam bahasa inggris disebut #uga  Australia Murta% Ceylon  #ill Cherry% Do&ny Rose Myrtle% 'luffy (lueberry% #ill )uava% *senberg  (ush% Rhodomyrtus! Dalam bahasa $ndonesia disebut Kemunting (%a&a)' Harendong Sabrang (sunda) Karamunting (Sumatera Selatan)' Kalamunting (ekanbaru)' Haramonting (Sumatera tara)' Harendong Sabrang (%a&a *arat)' di Kalimantan +engah dan Kalimantan Selatan lebih dikenal #uga dengan sebutan nama Karamunting. 1,'- Karamunting berasal dari daerah Asia tropis dan subtropis/Asia Selatan dan Asia +enggara dari $ndia hingga 0hina Selatan' +ai&an'

Upload: doddy-novriadie

Post on 18-Feb-2018

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II Revici New Dr Heru

7/23/2019 BAB II Revici New Dr Heru

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-revici-new-dr-heru 1/41

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karamunting ( Rhodomyrtus tomentosa (Aiton) Hassk)

2.1.1 Klasifikasi Tanaman

Klasifikasi tanaman karamunting ( Rhodomyrtus  tomentosa  (Aiton)

Hassk.) menurut Unites States Department of Agriculture Natural 

 Resource Concervation Service adalah sebagai berikut: 18

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Rosidae 

rdo : Myrtales 

!amili : Myrtaceae 

"enus : Rhodomyrtus DC!" Rchb!

Spesies : Rhodomyrtus tomentosa Aiton" #ass$!

2.1.2 Uraian Tanaman

Daun karamunting memiliki nama latin  Rhodomyrtus tomentosa

aiton" #ass$ . Dalam bahasa inggris disebut #uga Australia Murta% Ceylon

 #ill Cherry% Do&ny Rose Myrtle% 'luffy (lueberry% #ill )uava% *senberg 

 (ush% Rhodomyrtus! Dalam bahasa $ndonesia disebut Kemunting (%a&a)'

Harendong Sabrang (sunda) Karamunting (Sumatera Selatan)'

Kalamunting (ekanbaru)' Haramonting (Sumatera tara)' Harendong

Sabrang (%a&a *arat)' di Kalimantan +engah dan Kalimantan Selatan lebih

dikenal #uga dengan sebutan nama Karamunting.1,'-

Karamunting berasal dari daerah Asia tropis dan subtropis/Asia

Selatan dan Asia +enggara dari $ndia hingga 0hina Selatan' +ai&an'

Page 2: BAB II Revici New Dr Heru

7/23/2019 BAB II Revici New Dr Heru

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-revici-new-dr-heru 2/41

6

!ilipina' 2ala3sia dan Sula&esi.1,  +umbuhan ini biasan3a ditemukan

sampai pada ketinggian 1.4 m.-

2.1.3 iri !orfologi Karamunting

Karamunting merupakan tumbuhan perdu berka3u dengan tinggi

men5apai 6 meter' men3erupai semak. 7etak daun bersilang berhadapan

dan tulang daun tiga dari pangkal' bentuk daun oval' u#ung dan pangkal

merun5ing' tepi daun rata' permukaan atas daun mengkilap sedangkan

 permukaan ba&ah daun kasar karena memiliki rambut/rambut halus.

an#ang daun hingga 5m dan lebarn3a sekitar - hingga 9 5m (gambar 

-.1). *unga ber&arna merah muda keunguan' bentuk ma#emuk dengan

kelopak berlekatan' mahkota bunga lima' putik satu dan kepala putik 

 berbintik hi#au. *uah muda ber&arna hi#au dengan bagian atas dihiasi

helain men3erupai kelopak dengan &arna 3ang senada dan bakal buah

 beruang empat sampai enam' setelah matang buah akan berubah men#adi

ungu dengan rasa 3ang manis. Sistem perakaran tunggang' kokoh di ba&ah

 permukaan tanah.11

"am#ar 2.1 $aun

Karamunting.11%1&

"ambar memperlihatkan daunkaramunting 3ang berbentuk oval'

u#ung pangkal membentuk  run5ing dengan pan#ang dapat men5apai / 5m dan lebar -/9 5m.11

2.1.' Kanungan an !anfaat $aun Karamunting

Page 3: BAB II Revici New Dr Heru

7/23/2019 BAB II Revici New Dr Heru

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-revici-new-dr-heru 3/41

7

Skrining fitokimia daun karamunting 3ang telah dilakukan

ditemukan adan3a kandungan Alkaloid' Saponin' flavonoid (katekol)'

terpenoid dan fenolik (+anin)!11'-1 2enurut  #erbal Composition 'or The

 Prevention +f ,rin$les And S$in Disorders% Methods +f Preparing The

Same And Uses There +f Rhodomyrtus tomentosa% Cipadessa baccifera%

,oodfordia fruticosa  And   Camellia sinensis%  dalam 1gr ekstrak daun

 Rhodomyrtus tomentosa memiliki sen3a&a 3ang dapat dilihat pada tabel

-.1 berikut ini:--

Ta#l 2.1 Kuantitatif an Kualitatif *stimasi Unsur Kimia  Rhodomyrtus tomentosa 22 

S$. ;. ;ature of 5onstituents er5entage (&<&)

1 *itters 6.1-

- Alkaloids .9

9 !lavonoids -.96

6 Saponins 1.9

+annins 94.99

4 "l35osides 1.4

ro53nadin value -6.,,

2.1.'.1 Sa+onin

Saponin merupakan suatu glikosida 3ang apabila dihidrolisis akan

menghasilkan satu atau lebih gugus/gugus gula dan aglikon/aglikon bebas

gula' 3ang biasan3a dikenal dengan nama sapogenin.  -9 ada penambahan

a=uades ' sampel din3atakan positif mengandung saponin apabila timbul

 buih setelah diko5ok pada penambahan a=uades. -6

Saponin dapat meningkatkan kemampuan reseptor +"!/> 3ang

terdapat pada fibroblas untuk berikatan dengan +"!/>. +"!/> merupakan

faktor pertumbuhan 3ang diperlukan fibroblas dalam mensintesis

kolagen'16'1  Selain itu saponin 3ang masuk dalam vaskuler #uga dapat

men3ebabkan hemolisis dari eritrosit dengan merusak lipid bila3er dari

eritrosit.-9  Sen3a&a saponin #uga dapat beker#a sebagai antimikroba

dengan merusak membran sitoplasma dan membunuh sel.-

2.1.'.2 ,la-onoi 

Page 4: BAB II Revici New Dr Heru

7/23/2019 BAB II Revici New Dr Heru

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-revici-new-dr-heru 4/41

8

Sen3a&a flavonoid adalah sen3a&a 3ang mengandung 01 terdiri

atas dua inti fenolat 3ang dihubungkan dengan tiga satuan karbon.

!lavonoid tersebar luas di dalam tanaman sehingga merupakan fenolik 

utama dalam bahan makanan manusia.-4  ada #i  (ate-Smith' sampel

din3atakan positif mengandung flavonoid apabila timbul &arna merah

setelah dipanaskan pada penambahan H0l pekat. -

!lavonoid merupakan antioksidan 3ang beker#a mendegradasi

membran lipid peroksidase sehingga ter#adi penurunan lipid peroksidase.-8

enurunan lipid peroksidase akan men5egah ter#adin3a nekrosis'

memperbaiki vaskularisasi' dan meningkatkan viabilitas serabut kolagen

dengan 5ara meningkatkan kekuatan an3aman serabut kolagen dan

meningkatkan ke5epatan epitelialisasi' dan berfungsi sebagai

antimikroba.1-  !lavonoid #uga berfungsi sebagai antibakteri dengan

membentuk sen3a&a kompleks terhadap protein ekstraseluler 3ang

mengganggu integritas membran sel bakteri'-,  serta dapat mendenaturasi

 protein sel bakteri dan merusak membran sel tanpa dapat diperbaiki lagi.-

2.1.'.3 Tanin

+anin merupakan salah satu sen3a&a metabolit sekunder 3ang

terdapat pada tanaman dan disintesis oleh tanaman. +anin tergolong

sen3a&a polifenol dengan karakteristikn3a 3ang dapat membentuk 

sen3a&a kompleks dengan makromolekul lainn3a. +anin dibagi men#adi

dua kelompok 3aitu tanin 3ang mudah terhidrolisis dan tanin

terkondensasi. +anin 3ang mudah terhidrolisis merupakan  polimer gallic

atau ellagic acid   3ang berikatan ester dengan sebuah molekul gula'

sedangkan tanin terkondensasi merupakan polimer sen3a&a ?avonoid

dengan ikatan karbon/karbon.9  ada penambahan ferri klorida 1@ '

sampel din3atakan positif mengandung tanin apabila terbentukn3a &arna

5oklat kehi#auan atau biru kehitaman. 91

+anin memiliki aktivitas antibakteri' se5ara garis besar mekanisme

3ang diperkirakan adalah toksisitas tanin dapat merusak membran sel

Page 5: BAB II Revici New Dr Heru

7/23/2019 BAB II Revici New Dr Heru

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-revici-new-dr-heru 5/41

9

 bakteri. Sen3a&a astringent tanin dapat menambah da3a toksisitas tanin

dengan menginduksi pembentukan kompleks ikatan tanin terhadap ion

logam. 2ekanisme ker#a tanin sebagai antibakteri diduga dapat

mengkerutkan dinding sel atau membran sel bakteri sehingga mengganggu

 permeabilitas sel bakteri tersebut' akibatn3a sel tidak dapat melakukan

aktivitas hidup sehingga pertumbuhann3a terhambat dan mati.9- Selain itu'

tanin #uga dapat meningkatkan epitelialisasi. !lavonoid dan tanin #uga

 bertanggung #a&ab dalam proses &ound contraction.19 

2.1.'.' Alkaloi

Alkaloid adalah sen3a&a/sen3a&a organik 3ang terdapat dalam

tumbuh/tumbuhan' bersifat basa dan struktur kimian3a mempun3ai sistem

lingkar heterosiklik dengan nitrogen sebagai hetero atomn3a. nsur 

 pen3usun alkaloid adalah karbon' hidrogen' nitrogen dan oksigen.99 ada

 pereaksi 2ei3er ' sampel din3atakan positif mengandung Alkaloid apabila

terbentukn3a endapan putih sedangkan pada pereaksi ragner din3atakan

 positif mengandung alkaloid #ika terdapat endapan 5oklat.-6

Alkaloid memiliki kemampuan sebagai antibakteri dengan

mengganggu komponen pen3usun peptidoglikan pada sel bakteri' sehingga

lapisan dinding sel tidak terbentuk se5ara utuh dan men3ebabkan kematian

sel tersebut.-,  Selain itu' alkaloid berkhasiat sebagai antidiare' anti

diabetes' dan antimalaria.11 

2.1.'. Tritr+noi

+riterpenoid adalah sen3a&a metabolit sekunder 3ang kerangka

karbonn3a berasal dari enam satuan isoprena dan diturunkan dari

hidrokarbon 0 9 asiklik ' 3aitu skualena. Sen3a&a ini berbentuk siklik 

atau asiklik dan sering memiliki gugus alkohol' aldehida' atau asam

karboksilat.  -,'99  ada pereaksi 7iebermann *ur5hard' sampel din3atakan

 positif mengandung +riterpenoid apabila timbul 5in5in &arna hi#au. 96

Page 6: BAB II Revici New Dr Heru

7/23/2019 BAB II Revici New Dr Heru

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-revici-new-dr-heru 6/41

10

+riterpenoid memiliki kemampuan sebagai antibakteri dengan

 bereaksi dengan porin (protein transmembran) pada membran luar dinding

sel bakteri' membentuk ikatan polimer 3ang kuat sehingga mengakibatkan

rusakn3a porin. Busakn3a porin 3ang merupakan pintu keluar masukn3a

sen3a&a akan mengurangi permeabilitas membran sel bakteri 3ang akan

mengakibatkan sel bakteri akan kekurangan nutrisi' sehingga pertumbuhan

 bakteri terhambat atau mati.-,

Se5ara umum karamunting digunakan untuk menurunkan kadar 

kolesterol total dan trigliserida' obat 5a5ing pada manusia' obat luka'

kudis' sakit kepala' sakit perut dan diare' menahan pendarahan dan

men5egah infeksi setelah melahirkan.1

Dari penelitian 3ang dilakukan oleh Cina3 Kumarpatil di *angalore

didapatkan bah&a ektrak daun karamunting dapat berefek men#adi

hepatoprotektif dan antibakterial.9 enelitian lain 3ang dilakukan oleh

"eetha et al di $ndia  men3atakan bah&a ekstrak daun karamunting

memiliki aktivitas sebagai antioksidan dan gastroprotektif.94 enelitian lain

membuktikan bah&a karamunting merupakan antibakteri 3ang dapat

membunuh bakteri gram positif 3aitu  (acillus cereus'  (acillus subtilis'

 .nterococcus faecalis' Staphylococcus aureus' methicillin-resistant   S!

aureus  (2BSA)' Staphylococcus epidermidis' Streptococcus gordonii'

Streptococcus mutans' Streptococcus pneumoniae' Streptococcus

 pyogenes' dan Streptococcus salivarius.9

2.2 Kulit

Kulit adalah organ tunggal 3ang terberat di tubuh' 3ang biasan3a

membentuk 1/-@ berat badan total dan pada orang de&asa' memiliki

luas permukaan sebesar 1'/- m- 3ang terpapar dengan dunia luar.98 

2.2.1 Struktur Kulit

Se5ara mikroskopis struktur kulit manusia terdiri dari : epidermis'

dermis dan subkutan.

9,

 

Page 7: BAB II Revici New Dr Heru

7/23/2019 BAB II Revici New Dr Heru

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-revici-new-dr-heru 7/41

11

"am#ar 2.2 Struktur Kulit /ang tra+at +aa kulit t#al.3& 2ikrograf memperlihatkan urutan lapisan epidermis di kulit tebal dan tampak #uga berkas kasar kolagen di dermis 1. HE. ada penelitian ini akan dilakukan insisi sampai pada

membran basal bagian epidermis.

2.2.1.1 *+irmis

Epidermis 3aitu lapisan epitel 3ang berasal dari ektoderm. Epidermis

terutama terdiri atas epitel berlapis gepeng berkeratin 3ang disebut

keratinosit. +iga #enis sel epidermis 3ang #umlahn3a lebih sedikit #uga

ditemukanF melanosit' sel 7angerhans pen3a#i/antigen' dan sel 2erkel atau

sel taktil epitelial.98

Kulit diklasifikasikan sebagai kulit tebal dan kulit tipis.6 Epidermis

menimbulkan perbedaan utama antara kulit tebal 3ang terdapat pada

telapak tangan dan kaki' dengan kulit tipis 3ang terdapat pada bagian

tubuh lainn3a. Ketebalan lapisan epidermis bervariasi antara sampai

1 Gm untuk kulit tipis dan 6 sampai 16 Gm (1'6 mm) untuk kulit

tebal'98  '6 mm untuk kulit kelopak mata dan 1' mm untuk kulit telapak 

tangan.61

Epidermis merupakan komponen penun#ang dalam pen3embuhan

luka. ada proses pen3embuhan luka epidermis akan kembali utuh sepertisemula dengan terlibatn3a migrasi keratinosit pada #aringan luka' dan

diferensiasi neoepitelium men#adi epidermis 3ang terdiri atas lima lapisan

keratinosit' kelima lapisan di kulit tebal dari luar ke dalam adalah sebagai

 berikut:98'1

a) Stratum Kornum

Page 8: BAB II Revici New Dr Heru

7/23/2019 BAB II Revici New Dr Heru

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-revici-new-dr-heru 8/41

12

Stratum korneum adalah lapisan kulit terluar 3ang terdiri atas 1/

- lapis sel gepeng berkeratin tanpa inti dengan sitoplasma 3ang

dipenuhi keratin filamentosa birefringen.  Setelah mengalami

keratinisasi' sel/sel han3a terdiri atas protein amorf dan fibrilar dan

membran plasma 3ang menebal disebut sisik atau sel bertanduk.98  Sel

superfisial berkeratin di lapisan ini se5ara terus/menerus dilepaskan

atau mengalami deskuamasi serta digantikan oleh sel baru 3ang mun5ul

dari stratum basal. Selama proses keratinisasi' enim/enim hidrolitik 

merusak nukleus dan organel sitoplasma' 3ang kemudian len3ap ketika

sel terisi oleh keratin.6-

#) Stratum 0usium

Stratum lusidum han3a di#umpai pada kulit tebal' dan terdiri atas

lapisan tipis translusen sel eosinofilik 3ang sangat pipih. Sel/sel ini

tersusun rapat dan tidak memiliki nukleus atau organel serta sitoplasma

hampir sepenuhn3a terdiri atas filamen keratin padat 3ang berhimpitan

dalam matriks padat/elektron.98' 6-

) 0a+isan granular (stratum granulosum)

7apisan granular (stratum granulosum) terdiri atas 9/ lapis sel

 poligonal gepeng 3ang mengalami diferensiasi terminal. Sitoplasman3a

 berisikan massa basofilik intens 3ang disebut granul keratohialin.

Struktur tersebut tidak berikatan dengan membran dan terdiri atas

massa filaggrin dan protein lain 3ang berhubungan dengan keratin

tonofibril 3ang menghubungkann3a dengan struktur sitoplasma besar 

 pada proses keratinisasi. "ambaran khas lainn3a han3a terlihat dengan

mikroskop elektron pada sel/sel lapisan granular adalah granul lamela

 berselubung membran suatu struktur lon#ong ('1/'9 Gm) 3ang

mengandung ban3ak lamel 3ang dibentuk oleh berbagai lipid. "ranula

lamela mengalami eksositosis dan men5urahkan isin3a ke dalam ruang

antar sel di stratum granulosum. Di tempat ini' materi 3ang ka3a lipid

Page 9: BAB II Revici New Dr Heru

7/23/2019 BAB II Revici New Dr Heru

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-revici-new-dr-heru 9/41

13

membentuk lembaran/lembaran 3ang melapisi sel' 3ang lebih ke5il dari

 pada kantong pipih 3ang terisi dengan keratin dan protein terkait.

7apisan selubung lipid merupakan komponen utama sa&ar epidermis

terhadap kehilangan air dari kulit. embentukan sa&ar tersebut 3ang

terlihat pertama kali pada reptil' merupakan salah satu peristi&a evolusi

 penting 3ang memungkinkan he&an berkembang biak di darat.

*ersama/sama' keratinisasi dan produksi lapisan 3ang ka3a lipid #uga

memiliki efek pelindung 3ang penting di kulit' 3ang membentuk sa&ar 

terhadap penetrasi sebagian besar benda asing.98

) 0a+isan s+inosa (stratum s+inosum)

7apisan spinosa (stratum spinosum) merupakan lapisan epidermis

3ang paling tebal' terdiri atas sel/sel kuboid atau agak gepeng dengan

inti di tengah dengan nukleolus dan sitoplasma 3ang aktif men3intesis

filamen keratin. +epat di atas lapisan basal' se#umlah sel masih

membelah dan ona kombinasi tersebut terkadang disebut stratum

germinativum. !ilamen keratin membentuk berkas 3ang tampak se5ara

mikroskopis' disebut tonofibril 3ang berkonvergensi dan berakhir pada

se#umlah desmosom 3ang mengubungkan sel bersama/sama se5ara kuat

untuk menghindari gesekan.98

) 0a+isan #asal (stratum #asal)

7apisan basal (stratum basal) terdiri atas selapis sel kuboid atau

kolumnar basofilik 3ang terletak di atas membran basal pada perbatasan

epidermis/dermis. Sel/sel melekat satu sama lain melalui tautan sel

3ang disebut desmosom dan pada membrana basalis diba&ahn3a

melalui hemidesmosom' bersama/sama di permukaan atas dan

lateraln3a. Stratum basale ditandai dengan tinggin3a aktivitas mitosis

dan bertanggung #a&ab' bersama dengan bagian a&al lapisan

 berikutn3a untuk memproduksi sel/sel epidermis se5ara

 bersinambungan. 2eskipun sel pun5a untuk keratinosit ditemukan di

Page 10: BAB II Revici New Dr Heru

7/23/2019 BAB II Revici New Dr Heru

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-revici-new-dr-heru 10/41

14

lapisan basal' lokus untuk sel tersebut #uga ditemukan di ton#olan

khusus selubung folikel rambut 3ang bersambung dengan epidermis.

Epidermis manusia diperbarui setiap 1/9 hari' bergantung pada usia'

 bagian tubuh' dan faktor lain. Semua keratinosit dalam stratum basal

mengandung filamen keratin intermediat berdiameter 1 nm 3ang

terdiri atas keratin. Se&aktu sel berpindah ke atas' #umlah dan tipe

filamen keratin #uga bertambah sehingga men5apai setengah #umlah

 protein total di lapisan terluar.98

2.2.1.2 0a+isan $rmis

Dermis merupakan suatu lapisan #aringan ikat 3ang berasal dari

mesoderm. Dermis terdiri dari #aringan ikat padat kolagen tidak beraturan

3aitu se#umlah besar kolagen tipe 1 dan serat elastin 3ang membantu

melekatkan kulit ke #aringan subkutan (hipodermis).6  Dermis dibagi

men#adi lapisan superfisial 3aitu papila dermis dan lapisan dalam 3aitu

retikular dermis (mengandung se#umlah besar kolagen dan serat/serat

elastin' pembuluh darah' saraf' limfatik' otot' pilosebasea' kelen#ar apokrin

dan ekrin).98  selain itu' dermis ban3ak mengandung reseptor sensorik 

seperti corpusculum tactile  (meissner ) 3ang berada di papila dermis'

sedangkan corpusculum lamellosum ( pacinian corpuscle) ditemukan lebih

dalam di #aringan ikat dermis. 6-

2.2.1.3 0a+isan su#kutan

Kulit berfungsi sebagai barier' mengatur suhu' sintesa vitamin D9'

melindungi dari sinar ultraviolet 3ang merusak' melindungi dari mikro

organisme patogen' fungsi sensasi' ekskresi dan metabolisme.9,  Dari

 berbagai fungsi itu' fungsi terpenting dari kulit adalah sebagai barier antara

 bagian kulit luar dan dalam untuk melindungi dari agen/agen mekanik'

kimia' dan serangan mikroba di lingkungan sekitar.69

7apisan subkutan pada kulit terdiri atas #aringan ikat longgar 3ang

mengikat kulit se5ara longgar pada organ/organ di ba&ahn3a' 3ang

Page 11: BAB II Revici New Dr Heru

7/23/2019 BAB II Revici New Dr Heru

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-revici-new-dr-heru 11/41

15

memungkinkan kulit bergeser di atasn3a. 7apisan tersebut' #uga disebut

hipodermis atau  fascia superficialis' mengandung sel/sel lemak 3ang

 #umlahn3a bervariasi sesuai daerah tubuh dan ukuran 3ang bervariasi

sesuai dengan status gii.98

2.3 JasKrusakan Sl

Sel merupakan partisipan aktif di lingkungann3a' 3ang se5ara tetap

men3esuaikan struktur dan fungsin3a untuk mengakomodasi tuntutan

 perubahan dan stres ekstrasel. ;ormaln3a sel 5enderung mempertahankan

lingkungan dan intraseln3a dalam rentang parameter fisiologis 3ang relatif 

sempit untuk mempertahankan homeostasis. Ketika mengalami stres

fisiologis atau rangsang patologis' sel bisa beradaptasi' men5apai kondisi

 baru dan mempertahankan kelangsungan hidupn3a. Bespon adaptasi utama

adalah atrofi' hipertrofi' hiperplasia dan metaplasia. %ika kemampuan

adaptatif berlebihan' sel mengalami #e#as. Dalam batas &aktu tertentu'

5edera bersifat reversibel' dan sel kembali ke kondisi stabil semulaF

namun' dengan stres berat atau menetap' ter#adi 5edera ireversibel dan sel

3ang terkena akan mengalami kematian.66

Bespons seluler terhadap stimulus 3ang berbaha3a bergantung pada

tipe 5edera' durasi' dan keparahann3a. Sedangkan akibat dari stimulus

3ang berbaha3a bergantung pada tipe' status nutrisi' kemampuan adaptasi'

dan susunan genetik sel 3ang mengalami #e#as. Sebagian besar pen3ebab

kematian sel adalah sebagai berikut:66

2.3.1 $+ri-asi 4ksign.

Hipoksia' atau defisiensi oksigen' mengganggu respirasi oksidatif 

aerobik dan merupakan pen3ebab 5edera sel tersering dan terpenting' serta

men3ebabkan kematian. 66

2.3.2 Ba5an Kimia.

Page 12: BAB II Revici New Dr Heru

7/23/2019 BAB II Revici New Dr Heru

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-revici-new-dr-heru 12/41

16

Semua bahan kimia dapat men3ebabkan #e#asF bahkan' at tak 

 berbaha3a' seperti glukosa atau garam' #ika terkonsentrasi 5ukup ban3ak'

akan merusak keseimbangan lingkungan osmotik sehingga men5ederai

atau men3ebabkan kematian sel. ksigen dalam tekanan 3ang 5ukup tinggi

 #uga bersifat toksik. *ahan 3ang sering dikenal sebagai ra5un

men3ebabkan kerusakan serius pada tingkat selular dengan mengubah

 permeabilitas membran' homeostasis osmotik' atau keutuhan enim atau

kofaktor' dan dapat berakhir dengan kematian seluruh organ. *ahan

 berpotensi toksik lainn3a ditemukan setiap hari di lingkungan meliputi

 polusi udara' insektisida' karbon monoksida' asbes' dan stimulan sosial'

seperti etanol. *ahkan' obat terapeutik #uga dapat men3ebabkan #e#as sel

atau #aringan pada pasien 3ang rentan atau pada pemakaian 3ang tepat.  66

2.3.3 Agn Infksius.

*erkisar dari virus submikroskopik sampai 5a5ing pita 3ang

 pan#angn3a beberapa meterF di antara rentang ini terdapat riketsia' bakteri'

fungi' dan protooa. 66

2.3.' 6aksi Imunologi.

alaupun sistem imun melindungi tubuh dalam mela&an benda

asing' reaksi imun 3ang disenga#a atau tidak disenga#a dapat men3ebabkan

 #e#as sel dan #aringan. Anafilaksis terhadap protein asing atau suatu obat

merupakan 5ontoh klasik. Selain itu' hilangn3a toleransi dengan respon

terhadap antigen sendiri merupakan pen3ebab se#umlah pen3akit

autoimun.66

2.3. $fk "ntik.

Defek genetik dapat men3ebabkan perubahan patologis 3ang

men3olok' seperti malformasi kongenital 3ang disebabkan oleh syndrome

do&n ' seperti substitusi asam amino tunggal pada hemoglobin S anemia

sel sabit. *eberapa kesalahan metabolisme saat lahir akibat defisiensi

Page 13: BAB II Revici New Dr Heru

7/23/2019 BAB II Revici New Dr Heru

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-revici-new-dr-heru 13/41

17

enimatik kongenital merupakan 5ontoh kerusakan sel dan #aringan 3ang

disebabkan oleh perubahan deoksiribonukleat (D;A). 66

2.3.7 Ktiaksim#angan Nutrisi.

Defisiensi nutrisi masih merupakan pen3ebab utama #e#as sel.

$nsufisiensi (ketidak5ukupan) kalori protein pada mas3arakat 3ang serba

kekurangan merupakan 5ontoh n3ataF defisiensi vitamin tertentu sering

ter#adi' bahkan di negara industrialis dengan standar hidup relatif tinggi.

$ronisn3a' nutrisi 3ang berlebihan #uga merupakan pen3ebab penting

morbiditas dan mortalitasF misaln3a' obesitas #elas meningkatkan risiko

 pen3aklt diabetes melitus tipe -. Selain itu' diet ka3a lemak he&ani sangat

 berkaitan dengan perkembangan aterosklerosis serta kerentanan terhadap

kanker. 66

2.3.8Pnuaan.

en3embuhan #aringan 5edera tidak selalu menghasilkan perbaikan

struktur atau fungsi 3ang sempurna. +rauma berulang #uga dapat

menimbulkan degenerasi #aringan' meskipun tanpa kematian sel. Selain

itu' proses penuaan sel ( senescerce) intrinsik menimbulkan perubahan

kemampuan perbaikan dan replikasi sel dan #aringan. Semua perubahan itu

men3ebabkan penurunan kemampuan berespon terhadap rangsang dan

5edera eksogen dan' akhirn3a men3ebabkan kematian organisme. 66

2.3.& Agn ,isik.

+rauma' temperatur 3ang ekstrem' radiasi' s3ok elektrik' dan

 perubahan mendadak pada tekanan atmosfer' dapat mengakibatkan

kerusakan sel. 66

2.' 0uka

Page 14: BAB II Revici New Dr Heru

7/23/2019 BAB II Revici New Dr Heru

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-revici-new-dr-heru 14/41

18

2.'.1 $finisi 0uka

Definisi luka menurut ,ound #ealing Society adalah kerusakan fisik 

sebagai akibat dari terbukan3a atau han5urn3a kulit 3ang men3ebabkan

ketidakseimbangan fungsi dan anatomi kulit normal.1  7uka #uga

didefinisikan sebagai gangguan dari seluler' anatomi' dan fungsi 3ang

 berkelan#utan dari #aringan hidup 3ang disebabkan oleh trauma mekanik'

kimia' suhu' mikroba' atau imunologi 3ang mengenai #aringan.- 2enurut

Soni and Singhai'9 luka adalah kerusakan dari integritas epitel kulit diikuti

dengan terganggun3a struktur dan fungsi dari #aringan normal sebagaiakibat dari luka memar' luka lebam' luka robek' atau luka le5et. 7uka ini

mengakibatkan kehilangan kesinambungan dari epitel dengan atau tanpa

kehilangan dari #aringan penun#angn3a.1

2.'.2 Klasifikasi 0uka

2enurut ;agori and Solanki1 klasifikasi luka berupa luka terbuka

dan tertutup berdasarkan pen3ebab dasar dari luka' serta luka akut dan

kronis berdasarkan fisiologi dari pen3embuhan luka.

2.'.2.1 Brasarkan +n/#a# asar ari luka% luka i#agi mnai9

a) 0uka tr#uka : ter#adi perdarahan 3ang terlihat se5ara kasat mata

dimana darah keluar dari tubuh. 7uka terbuka meliputi luka insisi' luka

laserasi' abrasi atau luka dangkal' luka tusukan ke5il' luka penetrasi'

dan luka tembak.1

#) 0uka trtutu+ : pada luka #enis ini darah keluar dari sistem sirkulasi

darah tetapi tersisa di dalam tubuh. +erlihat dalam bentuk luka memar.

7uka tertutup sedikit penggolongann3a tetapi lebih berbaha3a dari luka

terbuka. 7uka tertutup meliputi benturan atau luka memar' hematoma

atau tumor darah' dan 5edera 3ang keras.1

2.'.2.2 Brasarkan fisiologi ari +n/m#u5an luka% luka i#agi

mnai9

Page 15: BAB II Revici New Dr Heru

7/23/2019 BAB II Revici New Dr Heru

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-revici-new-dr-heru 15/41

19

a) 0uka akut : merupakan 5edera pada #aringan 3ang normaln3a

dilan#utkan dengan proses perbaikan 3ang tersusun rapi dan tepat

&aktu' mengakibatkan pemulihan integritas #aringan se5ara anatomi dan

fungsi dapat dipertahankan. *iasan3a disebabkan oleh luka terpotong

atau insisi bedah dan proses pen3embuhan luka 3ang lengkap dalam

kerangka &aktu 3ang diharapkan.1

#) 0uka kronis : ter#adi karena kegagalan pen3embuhan luka dalam tahap

3ang normal dan kemudian masuk ke dalam tahap inflamasi 3ang

 patologi. 7uka kronis membutuhkan periode &aktu pen3embuhan 3ang

lama' tidak sembuh' atau kekambuhan 3ang sering dan merupakan

sebab utama ketidakmampuan se5ara fisik' infeksi lokal' hipoksia'

trauma' benda asing dan problem sistemik seperti diabetes melitus'

malnutrisi' defisiensi fungsi imun atau obat/obatan seringkali

men3ebabkan luka kronis.1

2.'.2.3 Brasarkan mkanism train/a luka% luka i#agi mnai9

a) 0uka insisi (vulnus scrissum)

7uka 3ang dibuat dengan potongan bersih menggunakan instrumen

ta#am sebagai 5ontoh luka 3ang dibuat oleh ahli bedah dalam setiap

 prosedur operasi.

#) 0uka mmar (vulnus contussum)' ter#adi akibat benturan oleh suatu

tekanan dan dikarakteristikkan oleh 5edera pada #aringan lunak'

 perdarahan dan bengkak.

)   0uka lt atau *kskoriasi' ter#adi akibat kulit bergesekan dengan

 benda lain 3ang biasan3a dengan benda 3ang tidak ta#am.

) 0uka tusuk (vulnus punctum)' ter#adi akibat adan3a benda' seperti

 peluru atau pisau 3ang masuk kedalam kulit dengan diameter 3ang

ke5il.

) 0uka ro#k (vulnus laceratum)' ter#adi akibat benda 3ang ta#am

seperti oleh ka5a atau ka&at.

Page 16: BAB II Revici New Dr Heru

7/23/2019 BAB II Revici New Dr Heru

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-revici-new-dr-heru 16/41

20

f) 0uka tm#us (vulnus perforantes)% 3aitu luka 3ang menembus organ

tubuh biasan3a pada bagian a&al luka masuk diametern3a ke5il tetapi

 pada bagian u#ung biasan3a lukan3a akan melebar.

g) 0uka Bakar (combustio)' ter#adi akibat kulit berkontak dengan sumber 

 panas seperti api' air panas' bahan kimia' listrik dan radiasi.

2.'.3 *tiologi 0uka

en3ebab luka adalah trauma 3ang dapat berupa:6

2.'.3.1 Trauma ,isik 

a) *enda ta#am

 b) *enturan benda tumpul

5) Ke5elakaan lalu/lintas

d) +embakan

e) "igitan binatang

f) Air panas

g) Api

2.'.3.2 Trauma Kimia

+rauma kimia&i ini biasan3a ter#adi karena tersiram at/at kimia

2.'.3.3 Trauma *lktrik 

+rauma elektik ini bisa #adi disebabkan oleh hal/hal berikut:

a) 7istrik   b) etir 

 

2.'.' Pn/m#u5an 0uka

7uka dapat men3ebabkan ketidakmampuan seseorang se5ara fisik.

en3embuhan luka merupakan reaksi kompleks 3ang saling

mempengaruhi dari kegiatan seluler dan biokimia' 3ang mengatur 

Page 17: BAB II Revici New Dr Heru

7/23/2019 BAB II Revici New Dr Heru

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-revici-new-dr-heru 17/41

21

 pemulihan integritas struktural dan fungsional #aringan luka.-

en3embuhan luka terdiri dari serangkaian proses 3ang tersusun teratur 

sehingga #aringan 3ang rusak dapat bersatu seperti semula.1

en3embuhan luka 3ang normal dipengaruhi ban3ak faktor. *ila

 proses pen3embuhan ini gagal dapat berkembang men#adi luka 3ang

kronis.1  7uka 3ang tidak sembuh se5ara terus/menerus menghasilkan

mediator inflamasi 3ang men3ebabkan sakit dan bengkak di tempat luka.

7uka tersebut men3ebabkan infeksi dan pemulihan luka 3ang pan#ang.

Selain infeksi' komplikasi 3ang sering dihubungkan dengan pen3embuhan

luka 3ang buruk meliputi selulitis' deformitas' keloid' gangrene' sepsis'

tetanus' infeksi fatal dari sistem saraf. ada luka terbuka sering ter#adi

isemik dan nekrosis 3ang bisa mengakibatkan amputasi.64

en3embuhan luka merupakan suatu proses 3ang kompleks dibagi

men#adi tiga fase 3ang saling overlapping 3aitu fase inflamasi' proliferasi

dan remodeling! Disebut overlapping karena mediator 3ang dikeluarkan

 pada fase/fase tersebut sering sama. Hal ini menun#ukkan seluruh fase

 ber#alan se5ara berurutan dan #uga menerangkan hubungan se5ara linear 

mengenai pen3embuhan luka mulai dari ter#adin3a luka sampai dengan

ter#adin3a perbaikan' bahkan sampai bisa men#adi luka kronis. *eberapa

 penulis membagi fase pen3embuhan luka men#adi empat fase dimana fase

 pertama merupakan proses hemostatis 3ang lebih menekankan pada respon

vaskuler.6 Iang men#adi perhatian adalah pen#abaran mengenai seluruh

 proses perbaikan luka sulit di#elaskan atau digolongkan dalam fase/fase

3ang tepat dan hal ini harus men#adi pertimbangan karena fase/fase

tersebut sering overlapping .68  Adapun fase pen3embuhan luka adalah

sebagai berikut:

Page 18: BAB II Revici New Dr Heru

7/23/2019 BAB II Revici New Dr Heru

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-revici-new-dr-heru 18/41

22

"am#ar 2.3 Pross Pn/m#u5a 0uka. !ase $nflamasi (1) 3ang di tandai dengan

adan3a neutrofil' makrofag dan bekuan darah' !ase roliferasi (-) 3ang di tandai dengan

adan3a pembentukan pembuluh darah baru' deposit kolagen' pembentukan #aringan

granulasi' epitelisasi dan kontraksi luka' !ase Bemodeling (9a' 9b)' ditandai dengan

 pematangan proses perbaikan pada #aringan granulasi untuk membentuk epitel 3ang baru'

deposit kolagen' kontraksi s5ar dan meningkatkan tegangan luka.6'6,/9

2.'.'.1 ,as Inflamasi

$nflamasi merupakan reaksi a&al bila tubuh terkena luka.6 !ase ini

ter#adi segera setelah 5edera dan dapat berlangsung sampai 6/4 hari.6,

Beaksi a&al adalah ter#adin3a vasodilatasi lokal' keluarn3a darah dan

5airan menu#u ruangan ekstravaskuler' dan terhambatn3a aliran limfatik.

Semua ini mengakibatkan timbuln3a tanda/tanda utama untuk ter#adin3a

suatu inflamasi' termasuk bengkak' merah dan panas. Bespon inflamasi

akut ini biasan3a antara -6/68 #am dan dapat menetap diatas - minggu

untuk beberapa kasus.6 !ase ini merupakan tahap a&al 3ang alami untuk 

mengangkat #aringan debris dan men5egah infeksi 3ang invasif.

!ase ini dibagi men#adi dua 3aitu respon vaskular dan respon

seluler.

6

 ada respon vaskular' perdarahan ter#adi segera sesudah #aringan5edera sebagai akibat dari terganggun3a atau rusakn3a pembuluh darah.

7angkah pertama dari proses pen3embuhan luka adalah hemostasis.

Hemostasis terdiri dari dua proses utama 3aitu pembentukan  fibrin clot dan

koagulasi. latelet adalah sel pertama 3ang mun5ul sesudah ter#adin3a

5edera dan mengatur hemostasis normal. erubahan trombin men#adi

fibrinogen dan kemudian men#adi fibrin selama agregasi platelet'

men3ebabkan fibrin clot terbentuk dan menghentikan perdarahan.1

Page 19: BAB II Revici New Dr Heru

7/23/2019 BAB II Revici New Dr Heru

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-revici-new-dr-heru 19/41

23

Komponen ke dua dari hemostasis adalah koagulasi melalui intrinsi$ 

dan e$strinsi$ coagulation path&ays. Kerusakan #aringan melepaskan

lipoprotein 3ang dikenal sebagai tissue factor . latelet meningkatkan

 pembentukan #aringan baru melalui pelepasan beberapa  gro&th factors

kuat 3ang berpengaruh pada perbaikan luka' seperti transforming gro&th

 factor alpha (+"!/J)' transforming gro&th factor beta (+"!/>) % dan

 platelet-derived gro&th factor (D"!).6

ada respon seluler' 5iri/5iri fase inflamasi adalah masukn3a lekosit

ke daerah luka segera setelah ter#adin3a luka sel netrofil dalam #umlah

 besar berpindah dari kapiler menu#u #aringan luka' kemudian #umlah

netrofil menurun dan digantikan dengan makrofag (perubahan dari

monosit). 2onosit segera berubah men#adi makrofag pada #aringan luka

fase selan#utn3a' kurang lebih dalam 68 sampai -/,4 #am setelah luka. 6'68

2onosit ini ditarik ke #aringan luka oleh chemoattractans 3ang sama

dengan netrofil' #uga oleh monocyte chemoattractant protein dan

macrophage inflammatory protein' oleh produk dari degradasi matriks

ekstraseluler seperti fragmen kolagen' fragmen fibronektin' dan trombin.6

2akrofag berperan penting dalam pengaturan sel seperti fungsi

fagositosis' memakan dan men5erna serta membunuh organisme patogen'

membersihkan debris #aringan dan merusak sisa netrofil' menarik fibroblas

ke #aringan luka dan memi5u pembuluh darah baru. 2akrofag merupakan

 pabrik produksi  gro&th factors seperti D"!'  fibroblast gro&th factor 

(!"!)' vascular endothelial gro&th factor (CE"!)' T)'-/ ' dan T)'-0!1

Dalam fase inflamasi ini' netrofil dan makrofag menghasilkan

se#umlah besar anion superoksid radikal' 3ang sering digambarkan sebagai

respiratory burst . Kemudian sel lain seperti fibroblas dirangsang oleh

sitokin pro inflamasi untuk memproduksi reactive o1ygen spesies (BS).

Selain efek positif untuk membunuh bakteri' BS ini #uga berdampak 

negatif' menghambat migrasi sel' merusak #aringan dan bahkan berubah

men#adi neoplasma. ntuk melindungi dari stres oksidatif' sel/sel

Page 20: BAB II Revici New Dr Heru

7/23/2019 BAB II Revici New Dr Heru

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-revici-new-dr-heru 20/41

24

mempun3ai beberapa sistem untuk mendetoksifikasi BS' 3aitu se5ara

non/enimatik dan enimatik. 6

Suatu luka disebut luka kronis bila fase inflamasi menetap berbulan/

 bulan bahkan tahunan. !ase inflamasi menetap pada keadaan luka 3ang

hipoksia' infeksi' defisiensi nutrisi' penggunaan obat/obatan tertentu' atau

faktor lain 3ang dihubungkan dengan respon imun pasien.64 7uka kronis

membentuk #aringan nekrotik 3ang ter5emar oleh organisme patogen atau

mengandung material asing 3ang tidak dapat di fagositosis selama fase

akut inflamasi. "ranulosit tidak mun5ul' sebalikn3a sel mononuklear 

terutama limfosit' monosit' dan makrofag menetap pada daerah inflamasi.

2akrofag menarik fibroblas dan dalam &aktu 3ang lama memproduksi

se#umlah besar kolagen' membentuk masa encapsulated dari #aringan

fibrosa dengan lambat' suatu granuloma.6  Adapun proses reepitelisasi

dapat dilihat pada gambar -.6 berikut ini:

"am#ar 2.' ,as Inflamasi Pn/m#u5an 0uka kulit% tiga 5ari +asa ra.

*eberapa faktor pertumbuhan 3ang diperlukan untuk migrasi sel seperti +"!/ / 1' +"!/ / 

-' +"!/ / 9' +"!/0% !"!' CE"! D"!F D"! A* dan D"! **' $"! dan K"!.

2.'.'.2 ,as Prolifrasi

ada fase ini aktifitas seluler lebih utama. +ahap/tahap utama

meliputi pembentukan barier permeabilitas (epitelisasi)' ke5ukupan suplai

Page 21: BAB II Revici New Dr Heru

7/23/2019 BAB II Revici New Dr Heru

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-revici-new-dr-heru 21/41

25

darah (angiogenesis) dan pembentukan kembali #aringan dermis pada

 #aringan 3ang luka (fibroplasia).6  0iri/5iri fase proliferasi adalah

angiogenesis' deposit kolagen' pembentukan #aringan granulasi' epitelisasi'

dan kontraksi luka.1  !ase ini akan dimulai pada hari ke 9 bersamaan

dengan memudarn3a fase inflamasi dan terus sampai pada hari ke 16'

 bahkan lebih setelah luka' didominasi dengan pembentukan #aringan

granulasi dan epitelisasi.64  !ase proliferasi dimulai segera setelah fase

inflamasi 3ang berlangsung 6/4 hari. 6,

a) *+itlisasi

roses ini mengembalikan epidermis utuh seperti semula. !aktor 

3ang terlibat adalah migrasi keratinosit pada #aringan luka' proliferasi

keratinosit' diferensiasi neoepitelium men#adi epidermis 3ang berlapis/

lapis' dan mengembalikan basement membrane 2one (*2) men#adi

utuh 3ang menghubungkan epidermis dan dermis.1  .pidermal gro&th

 factor (E"!)' $eratinocyte gro&th factor (K"!)' dan +"!/J merupakan

faktor penting untuk merangsang migrasi keratinosit' proliferasi' dan

epitelisasi. Hari ke /, epitelisasi dan basement membrane 2one (*2)

sesudah terbentuk. Struktur kulit pada basement membrane 2one (*2)

terdiri dari ban3ak protein matriks ekstraseluler seperti kolagen dan

laminins.1

embentukan kembali dermis dimulai kira/kira hari ke 9/6 setelah

 perlukaan' dengan 5iri klinik pembentukan #aringan granulasi' meliputi

 pembentukan pembuluh darah baru atau angiogenesis' dan penumpukan

fibroblas atau fibroplasia.6  Adapun proses reepitelisasi dapat dilihat

 pada gambar -.6 berikut ini:

Page 22: BAB II Revici New Dr Heru

7/23/2019 BAB II Revici New Dr Heru

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-revici-new-dr-heru 22/41

26

"am#ar 2. 6+itlisasi an No-askularisasi 0uka Kulit% 5ari +asa ra.

ertumbuhan vaskuler dan lapisan epitel 3ang memerlukan proteinase sepertiurokinase/t3pe plasminogen a5tivator (u/A)' matri metalloproteinases (22) 1'

-' 9' dan 19 (5ollagenase 1' gelatinase A' stromel3sin 1' and 5ollagenase 9) dantissue plasminogen a5tivator (t/A). 

#) Angiognsis (No-askularisasi)

Angiogenesis ditandai dengan migrasi sel endotel dan

 pembentukan kapiler.6, +er#adi pertumbuhan kapiler baru pada daerah

3ang berdekatan dengan luka berupa tunas/tunas 3ang terbentuk dari

 pembuluh darah dan akan berkembang men#adi per5abangan baru pada

 #aringan luka.

Selama angiogenesis' sel endotelial #uga memproduksi dan

mengeluarkan substansi biologikal aktif atau sitokin. *eberapa  gro&th

 factor terlibat dalam angiogenesis adalah CE"! % angiopoietins% !"! %

dan +"!/>! *erbagai tipe sel termasuk keratinosit' fibroblas' dan sel

endotelial menghasilkan endothelial gro&th factor! CE"! ini terdapat

dalam kadar rendah pada kulit normal' sebalikn3a kadarn3a tinggi pada&aktu pen3embuhan luka. Keadaan mempengaruhi timbuln3a  gro&th

 factor .6  Angiogenesis berlangsung proporsional untuk perfusi darah

dan tekanan parsial oksigen arteri.-

) ,i#ro+lasia

!ibroplasia adalah suatu proses proliferasi fibroblas' migrasi

 fibrin clot ke daerah luka' dan produksi dari kolagen baru dan matriks

Page 23: BAB II Revici New Dr Heru

7/23/2019 BAB II Revici New Dr Heru

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-revici-new-dr-heru 23/41

27

 protein lainn3a' 3ang terlibat dalam pembentukan #aringan granulasi.

Bespon a&al saat ter#adin3a luka' fibroblas di pinggir luka memulai

 proliferasi dan kira/kira hari ke 6 dimulai migrasi menu#u matriks dari

 bekuan luka 3ang ka3a kolagen' proteoglikan' dan elastin. D"!' +"!/

> % E"! dan !"! merangsang dan mengatur migrasi fibroblas dan

mengatur ekspresi dari reseptor integrin. roliferasi fibroblas diatur dan

dirangsang oleh E"!' !"!' kondisi asam rendah oksigen 3ang

ditemukan pada pusat luka. Sekali fibroblas bermigrasi ke daerah luka'

selan#utn3a akan berubah fenotipn3a se5ara bertahap men#adi

 profibrotic phenotype 3ang fungsi utaman3a #uga berubah 3aitu untuk 

sintesa protein. Selain itu fibroblas #uga berubah fenotipn3a men#adi

myofibroblast 3ang berperan pada kontraksi luka.6

!ibroblas tampak berbentuk fusiformis diantara serabut/serabut

 #aringan' memiliki ton#olan/ton#olan sitoplasma 3ang tidak teratur' inti

 bulat telur' besar' kromatin halus' dan memiliki nukleus 3ang #elas.4

ada #aringan ikat longgar di#umpai berbentuk bintang atau stelata

sebagai akibat serabut/serabut #aringan ikat 3ang tidak teratur. !ibroblas

memiliki ban3ak mikrofilamen proaktin serta mikrotubul. !ibroblas

 berfungsi untuk mensintesis matriks ekstraseluler seperti serabut

kolagen' serbut elastin' dan at/at amorf.1

Kolagen merupakan satu dari se#umlah protein alam terkuat dan

 #umlahn3a terban3ak dan berlimpah pada manusia 3aitu di bagian kulit'

memberikan ketahanan dan da3a lentur pada kulit.9,  Kolagen #uga

merupakan protein fibrous' /8@ berat dari dermis' komponen

terpenting dari dermis.61  Kolagen disintesa dalam fibroblas dalam

 bentuk prekursor kolagen 3aitu prokolagen. Sisa prolin dalam rantai

 prokolagen diubah men#adi hidroksiprolin oleh enim  prolyl 

hydro1ylase. Sisa lisin pada rantai prokolagen #uga diubah men#adi

hidroksilisin oleh enim lysyl hydro1ylase. Kedua reaksi ini

membutuhkan !eLL' vitamin 0' dan 0-$etoglutarate.9,  Kolagen

dihan5urkan oleh metalloprotein' sintesisn3a dirangsang oleh asam

Page 24: BAB II Revici New Dr Heru

7/23/2019 BAB II Revici New Dr Heru

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-revici-new-dr-heru 24/41

28

retinoat' dihambat oleh  *3-4'  glu$o$orti$oid% D-penicillamine' radiasi

ultraviolet.61

Kolagen berperan sangat penting pada tahap pen3embuhan luka.

Kolagen memiliki kemampuan antara lain hemostasis' interaksi dengan

trombosit' interaksi dengan fibronektin' meningkatkan 5airan'

meningkatkan komponen seluler' meningkatkan faktor pertumbuhan

dan mema5u proses fibroplasia dan proliferasi epidermis.4/,

Kolagen merupakan protein utama 3ang men3usun komponen

matrik ekstraseluler dan merupakan protein terban3ak 3ang ditemukan

dalam tubuh manusia. Kolagen tersusun atas triple heli1 dari tiga rantai

J polipeptida.4',

Saat deposisi matrik ekstra seluler' sintesis kolagen diperban3ak 

oleh faktor pertumbuhan dan sitokin 3aitu D"!' !"!' +"!/>' dan $7/

1' $7/6 $g" 1 3ang diproduksi oleh leukosit dan limfosit saat sintesis

kolagen. ada proses remodeling #aringan' faktor pertumbuhan dan

sitokin seperti D"!' !"!' +"!/>' $7/1 dan +;!/J akan menstimulasi

sintesis kolagen dan aktivasi metaloproteinase' suatu enim 3ang

 berfungsi untuk degenerasi matrik ekstra seluler. Hasil sintesis dan

degenerasi matrik ekstra seluler merupakan kerangka #aringan ikat'

struktur tersebut merupakan gambaran pokok pen3embuhan luka pada

inflamasi kronis.,

) Kontraksi 0uka

Kontraksi dari luka dimulai segera sesudah ter#adin3a perlukaan

dan men5apai pun5akn3a - minggu. Dera#at kontraksi luka bervariasi

tergantung kedalaman luka. ntuk luka 3ang dalam' kontraksi

merupakan bagian penting dari pen3embuhan dan lebih dari 6@

menurun dalam ukuran luka. 7uka dengan kedalaman 3ang parsial'

kontraksi kurang penting.6

 Myofibroblast adalah mediator utama dari proses kontraksi karena

kemampuann3a untuk meluas dan menarik. Selama pembentukan

Page 25: BAB II Revici New Dr Heru

7/23/2019 BAB II Revici New Dr Heru

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-revici-new-dr-heru 25/41

29

 #aringan granulasi' se5ara bertahap fibroblas berubah men#adi

myofibroblast 3ang memegang peranan pada kontraksi luka'6,  dengan

5iri ikatan mikrofilamen aktin (tidak terlihat pada kulit 3ang normal)6

3ang mampu meregenerasi matriks dan kontraksi.  !ibronektin

membantu dalam kontraksi luka.

2.'.'.3 ,as Remodeling 

!ase  Remodeling   merupakan fase terpan#ang pen3embuhan luka

3aitu pematangan proses perbaikan 3ang sedang berlangsung pada #aringan

granulasi untuk membentuk lapisan epitel 3ang baru dan meningkatkan

tegangan pada luka.-  Remodeling meliputi deposit dari matriks'6 deposit

kolagen pada tempatn3a'6, dan kontraksi scar . 

0iri/5iri fase ini adalah perubahan komposisi matriks ekstraseluler.

Kolagen tipe $$$ mun5ul pertama kali sesudah 68/- #am dan maksimal

disekresi antara / hari. %umlah kolagen total akan meningkat pada a&al

 perbaikan dan men5apai maksimum antara - sampai 9 minggu sesudah

5edera.6  Kolagen tipe $$$ 3ang diproduksi oleh fibroblas selama fase

 proliferasi akan diganti oleh kolagen tipe $ selama beberapa bulan

 berikutn3a melalui proses 3ang lambat dari kolagen tipe $$$.

Selama periode 1 tahun atau lebih' dermis se5ara bertahap kembali

kepada fenotip 3ang stabil seperti sebelum 5edera' dan komposisi

terban3ak adalah kolagen tipe $. Kekuatan regangan 3ang merupakan

 penilaian dari fungsi kolagen' meningkat 6@ kekuatann3a dalam #angka

&aktu 1 bulan dan terus meningkat sampai 1 tahun' men5apai lebih dari

@ kekuatann3a dari normal pada akhir fase remodeling .6

roses perubahan dari dermis dilaksanakan melalui kontrol 3ang

ketat antara sintesa kolagen baru dan lisis dari kolagen lama 3ang

dilakukan oleh matri1 metalloprotein (22). 22 biasan3a tidak 

terdeteksi atau kadarn3a sangat rendah pada #aringan sehat' dan timbul

selama perbaikan luka. Aktifitas katalitik dari 22 #uga dikontrol oleh

inibitor #aringan dari metaloprotein. Keseimbangan antara aktifitas 22

Page 26: BAB II Revici New Dr Heru

7/23/2019 BAB II Revici New Dr Heru

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-revici-new-dr-heru 26/41

30

dan inhibitorn3a #uga merupakan hal penting dalam perbaikan luka dan

remodeling .6  Ketidakseimbangan 3ang ter#adi dapat men3ebabkan

keterlambatan pen3embuhan luka atau berlebihn3a #aringan fibrosis

sehingga men3ebabkan #aringan parut' hipertropi scar atau bahkan keloid.

Keadaan ini dapat ter#adi pada penderita diabetes' infeksi' usia lan#ut' dan

nutrisi 3ang buruk.6

2.'. ,aktor:faktor /ang mm+ngaru5i +n/m#u5an luka

!aktor/faktor 3ang mempengaruhi pen3embuhan luka diantaran3a

adalah : 

2.'..1 ,aktor sistmik 

1. Usia

ada usia lan#ut ter#adi keterlambatan pen3embuhan luka 3ang

disebabkan karena aktifitas dan pertumbuhan fibroblas 3ang

 berkurang dan produksi kolagen menurun' #uga kontraksi luka 3ang

melambat.1

2. Nutrisi

en3embuhan luka adalah suatu proses anabolik 3ang membutuhkan

energi dan nutrisi. Serum albumin 9' gram<dl atau lebih dibutuhkan

untuk pen3embuhan luka. rotein penting untuk sintesa kolagen pada

luka. Keadaan malnutrisi berakibat menurunn3a ke5epatan sintesa

kolagen pada #aringan luka dan meningkatkan ke#adian infeksi.1

3. $ia#ts an konisi +n/akit lainn/a: asien diabetes lebih

memungkinkan ter#adin3a infeksi pada luka' #uga ter#adi pada

gangguan fungsi imun tubuh. Keterlambatan pen3embuhan luka #uga

ter#adi pada pasien dengan pen3akit akut dan kronik liver.1

'. 4#at:o#atan : kemoterapi untuk kanker merupakan grup obat/obatan

3ang memperlambat proses pen3embuhan luka. "lukokortikoid

Page 27: BAB II Revici New Dr Heru

7/23/2019 BAB II Revici New Dr Heru

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-revici-new-dr-heru 27/41

31

sistemik #uga mempengaruhi proses pen3embuhan 3ang normal'

dengan menurunkan sintesa kolagen dan proliferasi fibroblast.1

. Hi+otrmia an N/ri

Hipotermia #uga memiliki efek pada   perfusi #aringan dengan

menginduksi vasokonstriksi periferF  leh karena itu' isolasi termal

luka penting. Bangsangan 3ang men3akitkan men3ebabkan difus debit

adrenergik' sehingga mengakibatkan kulit  vasokonstriksiF dengan

demikian' kontrol n3eri 3ang memadai dapat  meningkatkan

kutaneus.

6,

2.'..2 ,aktor lokal

1. Iskmia Jaringan

en3embuhan luka adalah suatu proses 3ang tergantung dengan energi

dan membutuhkan suplai energi 3ang 5ukup berupa adenosine

triphosphate  (A+). ada kondisi 5edera anaerob' merangsang sel

untuk menghasilkan A+ melalui glikolisis anaerob. !ase proliferasi

 pen3embuhan luka ditandai dengan peningkatan metabolisme dan

sintesis protein 3ang membutuhkan A+ dalam #umlah 3ang besar 

melalui fosforilasi oksidatif. roses ini sangat tergantung pada

 pasokan darah 3ang ka3a akan glukosa dan oksigen. Hipoksia

memiliki potensi untuk memperlambat atau menghentikan proses

 pen3embuhan luka. Bespon fisiologis sel endotel vaskular terhadap

hipoksia lokal pada fase a&al pen3embuhan luka adalah memi5u

vasodilatasi' merangsang deposisi fibrin' dan meningkatkan aktivitas

 proinflamasi' kebo5oran kapiler dan neovaskularisasi. Hipoksia 3ang

 berkelan#utan mengakibatkan apoptosis sel endotel 3ang diinduksi

oleh +;!' menurunkan aktivitas neutrofil' serta menghambat

 pembentukan matriks ekstraseluler oleh fibroblast sehingga menunda

 pen3embuhan luka.6, 

2. Infksi i ara5 luka

Page 28: BAB II Revici New Dr Heru

7/23/2019 BAB II Revici New Dr Heru

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-revici-new-dr-heru 28/41

32

$nfeksi pada luka merupakan alasan terkuat bagi kegagalan

 pen3embuhan luka. rganisme terpenting adalah Staphylococcus

aureus% Streptococcus pyogenes% Corynebacerium sp% .scherichia coli

dan Pseudomonas aeruginosa.1

3. ,aktor mkanis

!aktor mekanis' seperti gerakan pada luka 3ang terlalu dini dapat

menghambat pen3embuhan luka karena ter#adi penekanan pembuluh

darah dan pemisahan tepi/tepi luka.4

'. Bna asing

*enda asing' misaln3a benang #ahit' potongan ka5a' atau bahkan

tulang 3ang menghambat pen3embuhan.6,

. Ukuran% lokasi% an nis luka

kuran' lokasi' dan #enis luka #uga mempengaruhi pen3embuhan.

7uka dibagian tubuh 3ang ka3a pembuluh darah' seperti luka pa &a#ah

lebih 5epat sembuh daripada 3ang kurang vaskularisasin3a seperti

 pada kaki.4

7. *ma

Adan3a edema dapat mengakibatkan penurunan suplai oksigen karena

adan3a gerakan peningkatan tekanan interstisial pada pembuluh.6,

8. Hmatoma

Hematoma merupakan bekuan darah. Seringkali darah pada luka

se5ara bertahap diabsorbsi oleh tubuh masuk kedalam sirkulasi. +etapi

 #ika terdapat bekuan 3ang besar hal tersebut memerlukan &aktu untuk 

dapat diabsorbsi tubuh' sehingga menghambat proses pen3embuhan

luka.4

Page 29: BAB II Revici New Dr Heru

7/23/2019 BAB II Revici New Dr Heru

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-revici-new-dr-heru 29/41

33

&. Hi+o-olmia

Kurangn3a volume darah akan mengakibatkan vasokonstriksi dan

menurunn3a ketersediaan oksigen dan nutrisi untuk pen3embuhan

luka.4

;. 4ksignasi an +rfusi aringan k ara5 luka : misaln3a dalam

keadaan sakit 3ang sangat' dingin' atau 5emas dapat men3ebabkan

vasokonstriksi lokal dan meningkatkan &aktu pen3embuhan.

2erokok dan penggunaan tembakau menurunkan perfusi #aringan dan

tekanan oksigen pada luka.1

2.'.7 Tatalaksana 0uka

engobatan 7uka se5ara umum dapat digambarkan sebagai berikut:

1. 2enilai pasien se5ara keseluruh

Keberhasilan pengobatan luka 3ang sulit memerlukan penilaian dari

 pasien se5ara keseluruhan dan bukan han3a luka. 2asalah sistemik 

sering mempengaruhi pen3embuhan lukaF sebalikn3a' luka nonhealing

mungkin menggambarkan patologi sistemik.41

-. 2empertimbangkan efek negatif pen3akit endokrin (misaln3a' diabetes

dan hipotiroidisme)' kondisi hematologi (misaln3a' anemia' polisitemia

dan gangguan mieloproliferatif)' masalah 5ardiopulmonar3 (misaln3a'

 pen3akit paru obstruktif kronik dan gagal #antung kongestif)' masalah

"$ 3ang men3ebabkan kekurangan gii dan vitamin' obesitas' dan

 patologi vaskular perifer (misaln3a' pen3akit aterosklerosis' insufisiensi

vena kronis' dan l3mphedema).41

9. 2enilai 5iri luka

0iri luka 3ang perlu dinilai adalah sebagai berikut:

a. kuran' kedalaman dan tingkat kerusakan

 b. enampilan permukaan luka' 3aitu nekrotik atau viable

5. %umlah dan karakteristik eksudat luka

Page 30: BAB II Revici New Dr Heru

7/23/2019 BAB II Revici New Dr Heru

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-revici-new-dr-heru 30/41

34

d. Status #aringan luka (misaln3a' pigmen' bekas luka' atrofi'

selulitis).4-

6. 2emastikan oksigenasi 3ang memadai

ksigenasi #aringan 3ang tidak memadai men3ebabkan vasokonstriksi

lokal sebagai akibat dari aktivitas simpatik 3ang berlebihan. Hal ini

dapat ter#adi karena defisit volume darah' n3eri' atau hipotermia.41

. 2emastikan nutrisi 3ang 5ukup

"ii 3ang 5ukup sering diabaikan untuk pen3embuhan luka

normal.49 Asupan protein 3ang tidak memadai' bahkan setelah beberapa

hari kelaparan' dapat mengganggu mekanisme pen3embuhan luka

normal. ada orang de&asa 3ang sehat' kebutuhan gii harian sekitar 

1'-/1' g protein per kilogram berat badan dan 9/9 kalori < kg.

Kebutuhan kalori akan meningkat pada luka 3ang 5ukup besar.41

Kekurangan vitamin A mengurangi fibronektin pada permukaan

luka' mengurangi kemotaksis sel' adhesi' dan perbaikan #aringan.

Citamin 0 diperlukan untuk hidroksilasi prolin dan sintesis kolagen

 berikutn3a. Citamin E merupakan antioksidan 3ang larut dalam lemak'

terakumulasi dalam membran sel' melindungi asam lemak tak #enuh

dari oksidasi oleh radikal bebas' menstabilkan lisosom' dan

menghambat sintesis kolagen. Citamin E menghambat sintesis

 prostaglandin dengan mengganggu aktivitas fosfolipase/A-' dan

 berperan sebagai anti inflamasi. Suplemen vitamin E dapat menurunkan

 pembentukan bekas luka. in5 merupakan komponen dari sekitar -

enim dalam tubuh manusia' termasuk polimerase D;A' 3ang

diperlukan untuk proliferasi sel' dan radikal superoksida 3ang

dihasilkan oleh leukosit selama debridement.41

4. 2engobati infeksi

$nfeksi luka membutuhkan debridement dan terapi antibiotik sistemik 

3ang tepat. Antiseptik topikal biasan3a dihindari karena dapat

mengganggu pen3embuhan luka 3ang men3ebabkan sitotoksisitas sel/

sel pen3embuhan. Debridement dilakukan dengan menggunakan

Page 31: BAB II Revici New Dr Heru

7/23/2019 BAB II Revici New Dr Heru

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-revici-new-dr-heru 31/41

35

lidokain gel topikal atau semprot anestesi dan dengan eksisi lembut

menggunakan gunting iris dan forsep atau menggores menggunakan

kuret.41

. 2en3ingkirkan benda asing

2en5egah ter#adin3a luka traumatik dengan men3ingkirkan debris

 #aringan' pakaian atau bekas #ahitan.41

8. $rigasi

7uka diirigasi dengan menggunakan garam fisiologis atau dapat pula

menggunakan garam dapur 3aitu dengan melarutkan 8 sendok teh

garam dapur kedalam 1 galon air suling' kemudian direbus dan

didinginkan pada suhu kamar.41

,. emberian terapi topikal

a. Antiseptik 

Agen antiseptik antimikroba telah digunakan se5ara luas untuk 

membersihkan luka 3ang terinfeksi. Saline dressing dapat digunakan

untuk mengirigasi dan membersihkan luka' membuang debris seluler 

dan bakteri. !ormulasi krim h3drogen peroksida 3ang terstabilisasi

memiliki efek antimikroba 3ang luas meningkatkan mikrosirkulasi

ulser vena kronis dan efek 3ang menguntungkan pada pen3embuhan.

7arutan povidone/iodine #uga bersifat toksik pada konsentrasi 3ang

tinggi' tetapi dapat mempertahankan aktivitas bakterisidal pada

konsentrasi 3ang rendah. Efek terhadap pen3embuhan luka tidak 

 #elas ditegakkan' tetapi terdapat beberapa bukti 3ang menun#ukkan

manfaatn3a pada luka kronis. Kandungan silver sulfadiainedigunakan pada pera&atan luka bakar' efektif mela&an

Staphylococcus aureus  dan  Pseudomonas aeruginosa% serta

mempun3ai efek membantu dalam epitelisasi.46

 b. Antibiotik 

Antibiotik topikal #uga digunakan untuk mengurangi infeksi

 #aringan pada luka dan sering tergabung dalam material dressing'

tetapi antibiotik sering men3ebabkan dermatitis kontak' khususn3a

Page 32: BAB II Revici New Dr Heru

7/23/2019 BAB II Revici New Dr Heru

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-revici-new-dr-heru 32/41

36

neomi5in dan gentami5in. enggunaan antibiotik sistemik untuk 

infeksi #aringan lebih disukai sekarang' khususn3a seiring

 perkembangan resistensi terhadap antibiotik. enggunaan antibiotik 

topikal harus dibatasi dan tidak digunakan #angka pan#ang.46

5. +radisional

2adu dengan mentega telah digunakan pada luka oleh orang

2esir Kuno sebagai M (alm of )ilead N' dan gula dan tebu masih

digunakan sebagai dressing luka. 2adu menstimulasi pertumbuhan

 #aringan dan epitelisasi' mengurangi inflamasi dan infeksi'

debriding% serta  penghilang bau luka. Selain itu efektif mela&an

 bakteri 3ang resisten terhadap antibiotik' meliputi 2BSA. Bevie&

sistemik randomi2ed trials terhadap madu topikal pada luka bakar 

superfisial dan luka men3ebutkan bah&a madu sangat efektif dalam

terapi. +ebu telah dibuktikan dapat menstimulasi #aringan granulasi.46

d. Salep Sanoskin

Sanos$in Melladerm PlusO merupakan salah satu merk dagang

obat dermatologi5al 3ang terdaftar 2$2S $ndonesia. Sanos$in

 Melladerm Plus  mengandung bahan aktif madu (eco honey) dan

 bahan lainn3a berupa  glycerin% propylene glycol   dan E" 6.

$ndikasi penggunaan obat topikal ini adalah pada luka/luka kronik 

superfisial seperti dekubitus (dera#at $/$C)' ulkus kaki' kaki diabetes

dan luka ber#amur. bat ini #uga digunakan pas5a operasi' luka

traumatik' luka bakar dera#at ringan' luka akibat laser (dera#at 1 dan

-) serta luka akut. Sanoskin tergolong obat * dan di#ual bebas. 4

*erdasarkan penelitian 3ang dilakukan oleh Sueta Semadi di *ali'

Sanos$in Melladerm PlusO dapat memper5epat epitelisasi dan

menekan pertumbuhan kuman pada ulkus diabetik berat - minggu

 pas5a debridemen dibandingkan ;a0l .,@.44

e. latelet Derived "ro&th !a5tors (D"!) topikal

Page 33: BAB II Revici New Dr Heru

7/23/2019 BAB II Revici New Dr Heru

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-revici-new-dr-heru 33/41

37

*e5aplermin gel '1@ (Begrane)' rekombinan D"! 3ang

dihasilkan melalui reka3asa genetika dan telah disetu#ui oleh S

!ood and Drug Administration (!DA) pada pen3embuhan ulkus

diabetikum. Begrane dikontraindikasikan pada orang dengan kanker 

kulit. 4

1. 2ana#emen n3eri

ertimbangkan penggunaan lidokain gel -@ selama pera&atan luka.41

2. *kstraksi

enarikan<ekstraksi (e1traction) merupakan suatu proses

 penarikan<pemisahan satu atau lebih at dari bahan asal. $stilah ekstraksi

digunakan untuk penarikan at/at dari bahan asal dengan menggunakan

5airan penarik atau pelarut.48  mumn3a' ekstraksi dilakukan untuk 

simplisia 3ang mengandung at aktif atau at berkhasiat lainn3a. *erbagai

 #enis at 3ang terkandung dalam simplisa (he&an<tumbuhan) dapat berupa

sen3a&a alkaloid' glukosida' damar' oleoresin' min3ak astiri' lemak' #enis/

 #enis gula' at pati' at lendir' albumin' protein' pektin' selulosa' dan lain/

lain' 3ang mempun3ai da3a larut dalam 5airan pelarut tertentu.

Sifat kelarutan ini dimanfaatkan dalam proses ekstraksi.48  Dalam

 proses ekstraksi' simplisa dihaluskan untuk mempermudah kontak antar 

simplisa dan pelarut sehingga mempermudah proses ekstraksi. Dera#at

kehalusan simplisia atau bahan alam harus disesuaikan' semakin sukar 

disari' simplisa dibuat semakin halus' dan sebalikn3a.48'4, Air merupakan

salah satu 5airan pen3ari 3ang dapat digunakan pada ekstraksi bahan alam.

elarut air mudah digunakan' dan memiliki pemakaian 3ang luas' pada

suhu ruang' air merupakan pelarut 3ang baik untuk berbagai ma5am at'

misal: garam alkaloid' glikosida' asam tumbuh/tumbuhan' at &arna

(pigmen)' dan garam/garam mineral. mumn3a kenaikan suhu dapat

meningkatkan kelarutan at 3ang terkandung dalam bahan alam' ke5uali

 bahan 3ang mudah rusak oleh panas' karena at tersebut akan mengalami

 perubahan karena panas' sehingga dapat men#adi tidak efektif<berkhasiat.48

Page 34: BAB II Revici New Dr Heru

7/23/2019 BAB II Revici New Dr Heru

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-revici-new-dr-heru 34/41

38

*erdasarkan suhu<temperatur pelarut 3ang digunakan selama proses

ekstraksi' dapat dibagi men#adi ekstraksi dengan 5ara dingin<tanpa

 pemanasan dan ektraksi 5ara panas<dengan pemanasan. Ekstraksi 5ara

dingin meliputi metode maserasi dan perkolasi. Ekstraksi 5ara panas

meliputi metode sohlet' refluks' infusa' digesti dan dekokta.,

a. ara ingin

1. !asrasi

2aserasi adalah proses pengekstraksi simplisia dengan menggunakan

 pelarut dengan beberapa kali pengo5okan atau pengadukan pada

temperatur ruangan (kamar). Bemaserasi berarti dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan pen3aringan

maserat pertama' dan seterusn3a.,

2. Prkolasi

erkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut 3ang selalu baru sampai

ter#adi pen3arian sempurna 3ang umumn3a dilakukan pada

temperatur ruangan (kamar). roses perkolasi terdiri dari tahapan

 pengembangan bahan' tahap maserasi antara' tahap perkolasi

sebenarn3a (penetesan<penampungan ekstrak)' terus/menerus sampai

diperoleh ekstrak.,

#. ara +anas

1. So<5lt

Sohlet adalah metode ekstraksi untuk bahan 3ang tahan pemanasan

dengan 5ara meletakkan bahan 3ang akan diekstraksi dalam sebuah

kantung ekstrak (kertas saring) didalam sebuah alat ekstraksi dari

gelas 3ang beker#a kontinu.

2. 6fluks

Befluks adalah ekstrak dengan pelarut pada temperatur titik didihn3a

selama &aktu tertentu dan dalam #umlah pelarut terbatas 3ang relatif 

konstan dengan adan3a pendingin balik.,

3. Infusa

$nfusa adalah ekstrak menggunakan pelarut air pada temperatur 

 penangas air (be#ana infus ter5elup dalam penangas air mendidih'

temperatur terukur ,0) selama 1 menit.,

'. $igsti

Page 35: BAB II Revici New Dr Heru

7/23/2019 BAB II Revici New Dr Heru

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-revici-new-dr-heru 35/41

39

Digesti adalah maserasi dengan pengadukan kontinu pada temperatur 

3ang lebih tinggi dari temperetur kamar 3aitu pada 6/0.,

. $kokta

Dekokta adalah sediaan 5air 3ang dibuat dengan men3ari<

mengekstrak simplisia nabati dengan menggunakan pelarut air pada

suhu ,/,8o0 selama 9 menit. Ekstraksi dekokta dilakukan

menggunakan pan5i<penangas air bertingkat. Simplisa bahan nabati

3ang telah disesuaikan dera#at kehalusann3a dimasukkan ke dalam

 pan5i selama 9 menit terhitung ketika suhu pada pan5i bagian atas

men5apai ,o0' sambil sesekali diaduk. Ekstraksi dekokta dilakukan

untuk mengekstrak bahan aktif dari bahan atau simplisia nabati 3ang

memiliki sifat larut dalam air. Kelebihan dari metode ini adalah

kesederhanaan dalam pembuatann3a.48

2.7 Sal+

Salep merupakan sediaan farmasi dalam bentuk semipadat. Sediaan

semi padat digunakan untuk penggunaan topikal' baik dengan tu#uan

sebagai pengobatan suatu pen3akit dan sebagai kosmetik.1  Kandungan

salep terdiri dari lebih dari @ bahan min3ak (hydrocarbon% &a1es%

 polyethelene glycols) dan kurang dari -@ bahan air.-  *ahan obatn3a

harus larut atau terdispersi homogen dalam basis salep 3ang 5o5ok.

Definisi salep menurut !armakope $ndonesia Edisi $C adalah sediaan

setengah padat ditu#ukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput

lendir. Salep tidak boleh berbau tengik. emilihan basis salep 3ang tepat #uga diperlukan untuk formulasi sehingga didapatkan sifat 3ang paling

diharapkan dalam salep tersebut. *asis dapat pula dikatakan sebagai

eksipien (bahan tambahan) utama pada salep dan eksipien salep sendiri

adalah bahan tambahan pendukung dari salep seperti humektan' penga&et'

dan sebagain3a.1

2.7.1 Klasifikasi Sal+

Page 36: BAB II Revici New Dr Heru

7/23/2019 BAB II Revici New Dr Heru

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-revici-new-dr-heru 36/41

40

*asis salep digolongkan men#adi empat kelompok besar' tergantung

dari sifat bahan obat dan tu#uan pemakaian' 3aitu :1

1. *asis salep hidrokarbon.

*asis golongan ini bersifat lemak dan bebas air. reparat 3ang

mengandung air masih dapat diberikan namun dalam #umlah 3ang

relatif ke5il. *asis ini memiliki &aktu bertahan pada kulit' 5enderung

stabil dan tidak dipengaruhi oleh &aktu. 0ontoh vaseline flavum dan

vaseline album. Salep ini #uga ditu#ukan untuk memperpan#ang kontak 

 bahan obat dengan kulit dan bertindak sebagai penutup. Dasar salep

hidrokarbon terutama digunakan sebagai bahan emolien.1

-. *asis Absorpsi

*asis absopsi adalah dasar salep 3ang memungkinkan

 penambahan sedikit larutan berair kedalamn3a. *asis ini dibentuk 

dengan penambahan at/at 3ang dapat ber5ampur dengan hidrokarbon

dan at/at 3ang memiliki gugus polar. *asis ini tidak mudah ter5u5i

oleh air. 0ontoh petrolatum hidrofilik dan lanolin.1

9. *asis salep ter5u5i air

*asis ini adalah emulsi 3ang dapat dibersihkan dari kulit dengan

air. *asis ini bersifat seperti krim dan dapat dien5erkan dengan air atau

larutan berair' memiliki kemampuan untuk mengabsorpsi 5airan serosal

3ang keluar dalam kondisi dermatologis. 0ontoh salep hidrofilik 3ang

mengandung natrium lauril sulfat sebagai bahan pengemulsi dengan

alkohol stearat dan petrolatum putih me&akili fase berlemak serta

 propilen glikol dan air me&akili fase air.1

6. *asis larut dalam air

*erbeda dengan basis salep lainn3a' basis 3ang larut dalam air 

disebut sebagai  greaseless karena tidak mengandung bahan berlemak.

7arutan air tidak efektif bila di5ampurkan dengan basis ini karena sifat

 basis 3ang mudah melunak dengan penambahan air.1

2.7.2 Pntrasi Sal+ +aa Kulit

Page 37: BAB II Revici New Dr Heru

7/23/2019 BAB II Revici New Dr Heru

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-revici-new-dr-heru 37/41

41

Absorpsi perkutan adalah masukn3a molekul obat dari luar kulit ke

dalam #aringan di ba&ah kulit' kemudian masuk ke dalam sirkulasi darah

dengan mekanisme difusi pasif. Absorpsi (pen3erapan) perkutan

merupakan gabungan fenomena penembusan suatu sen3a&a dari

lingkungan luar ke bagian kulit sebelah dalam dan fenomena pen3erapan

dari struktur kulit ke peredaran darah dan getahbening. $stilah perkutan

menun#ukkan bah&a penembusan ter#adi pada lapisan epidermis 3ang

 berbeda.9

!enomena absorpsi perkutan dapat digambarkan dalam tiga tahap

3aitu penetrasi pada permukaan stratum korneum' difusi melalui stratum

korneum' epidermis dan dermis' masukn3a molekul ke dalam

mikrosirkulasi 3ang merupakan bagian dari sirkulasi sistemik. !aktor/

faktor 3ang mempengaruhi penetrasi kulit sangat bergantung dari sifat

fisika kimia obat dan #uga bergantung pada at pemba&a' pH dan

konsentrasi. erbedaan fisiologis melibatkan kondisi kulit 3akni apakah

kulit dalam keadaan baik atau terluka' umur kulit' perbedaan spesies dan

kelembaban 3ang dikandung oleh kulit.6

2.8 Tikus =istar (Rattus norvegicus)

2amalia ke5il men#adi pilihan untuk berbagai penelitian karena

mempun3ai beberapa keuntungan' 3aitu tidak mahal' mudah didapat'

han3a membutuhkan sedikit ruang' makan' dan minum' mudah dalam

 pemeliharaan' dan dapat diubah se5ara genetik. He&an ke5il biasan3a

mempun3ai 5ara memper5epat pen3embuhan dibandingkan manusia'

dengan #angka &aktu beberapa hari' sedangkan pada manusia dalam

 beberapa minggu atau bulan.-

S3arat he&an 3ang digunakan untuk penelitian farmakologi harus

terpenuhi 3aitu harus #elas fisiologin3a' bebas dari pen3akit' didapat dari

 (reeding Centre 3ang baik atau dibiakkan sendiri.

Etika terhadap he&an per5obaan #uga harus diperhatikan berdasarkan

 pada hasil lokakar3a embentukan anitia Etik enelitian Kedokteran

Page 38: BAB II Revici New Dr Heru

7/23/2019 BAB II Revici New Dr Heru

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-revici-new-dr-heru 38/41

42

tahun 1,84. Salah satu butir dalam etika tersebut disebutkan bah&a bila

 per5obaan menimbulkan sesuatu 3ang lebih dari sekadar rasa n3eri atau

 penderitaan ringan dalam &aktu singkat' harus dilakukan dengan

 premedikasi 3ang memadai dan diba&ah anesthesia sesuai dengan praktik 

kedokteran he&an 3ang laim. Kemudian pada butir 3ang lain disebutkan

 bah&a pada akhir per5obaan' he&an 3ang akan menanggung n3eri hebat

atau kronik penderitaan' rasa tidak enak' 5a5at 3ang tidak dapat

disembuhkan' harus dibunuh dengan 5ara 3ang la3ak.

ersentase penggunaan he&an per5obaan pada penelitian se5ara

invivo adalah sebagai berikut: tikus (8@)' men5it (11@)' kelin5i dan babi

(6@)' dan a3am (1@).- *ulu tikus 3ang tidak tebal mempun3ai beberapa

keuntungan dalam penelitian 3ang menggunakan model perlukaan pada

epidermis. ertama' epidermis 3ang tidak tertutup bulu tebal mengganggu

 pemisahan epidermis dari dermisF kedua' ukuran dari bulu tikus 3ang tidak 

tebal membuat model 3ang ideal untuk penilaian efek dari bahan

farmakologi pada proses pen3embuhan luka.4

+ikus &istar lebih besar dari men5it' maka untuk beberapa ma5am

 per5obaan' tikus lebih menguntungkan. +ikus liar semarga dengan tikus

laboratorium dan diberi nama ilmiah Rattus rattus' &alaupun mirip tetapi

 #arang dipakai sebagai he&an laboratorium.

+ikus laboratorium #antan #arang berkelahi seperti men5it #antan.

+ikus dapat tinggal sendirian dalam kandang' asal dapat melihat atau

mendengar tikus lain. %ika dipegang dengan 5ara 3ang benar' tikus/tikus ini

tenang dan mudah ditangani di laboratorium. emeliharaan dan makanan

tikus lebih mahal daripada men5it tetapi tikus berkembangbiak sebaik 

men5it. 

+ikus &istar pan#angn3a dapat men5apai 65m diukur dari hidung

sampai u#ung ekor' dan berat 16/gr. +ikus #antan biasan3a memiliki

ukuran 3ang lebih besar dari tikus betina' ber&arna putih' memiliki ukuran

ekor 3ang lebih pan#ang dari tubuhn3a.8 +ikus #antan tua dapat men5apai

gr tetapi tikus betina #arang lebih dari 9gr. 

 +idak ada perbedaan

Page 39: BAB II Revici New Dr Heru

7/23/2019 BAB II Revici New Dr Heru

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-revici-new-dr-heru 39/41

43

n3ata pada nilai hematologi' biokimia darah dan bobot organ pada tikus

 putih #antan dan betina.,

ada penelitian dengan menggunakan tikus' penentuan dosis obat/

obatan untuk tikus dikonversi dari dosis manusia. Dosis konversi

ditentukan dengan membandingkan luas permukaan tubuh he&an

 per5obaan dan berat badan 3aitu kg manusia dibandingkan dengan -

gr tikus sehingga didapat hasil konversi dosis manusia terhadap tikus

adalah '18.

2.& Krangka Tori

Page 40: BAB II Revici New Dr Heru

7/23/2019 BAB II Revici New Dr Heru

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-revici-new-dr-heru 40/41

44

"am#ar 2.7 Krangka Tori

rognosis

Ket:

  2ekanisme ker#a daun karamunting

  Cariabel bebas

  Cariabel terikat

  Stimulator

$nhibitor 

Page 41: BAB II Revici New Dr Heru

7/23/2019 BAB II Revici New Dr Heru

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-revici-new-dr-heru 41/41

Ekstrak etanol 70% daun karamunting

LukaPenyembuan Luka!E"itelisasi #ulit

Penyakit lain $enda asing

ksigenasi &utrisi'sia tua bat(obatan

)n*eksi+,

45

2.; Krangka Kons+

"am#ar 2.8 Krangka Kons+

2.1> Hi+otsis

emberian salep ektrak etanol @ daun karamunting ( Rhodomyrtus

tomentosa (Aiton) Hassk)  pada luka insisi kulit tikus putih galur &istar 

memberikan efek peningkatan epitelisasi.

Ket:

  Cariabel bebas

  Cariabel terikat

  Stimulator

$nhibitor