tugas heru

111
MAKALAH MACAM-MACAM SUKU Di Indonesia sangat banyak sekali kebudayaan-kebudayaan daerah, kebudayaan itu timbul akibat dari perbedaan-perbedaan yang ada, seperti lagu-lagu daerah, tarian-tarian daerah, rumah adat daerah, suku-suku, dan alat musik daerah lainnya beserta adat istiadatnya masing-masing. Tapi yang akan kita diskusikan pada pertemuan kali ini ialah tentang suku-suku yang ada di Indonesia. Indonesia dikenal sebagai negara yang disusun oleh beragam suku bangsa. Di Indonesia sangat banyak sekali suku-suku, seperti suku Aceh, Ulu Sungkil Karo, Batak, Nias, Minang, Pilang Guci, Ogan, Rejang, Sakai, Anak Dalam, Bajau, Penghulu, Kubu, Pasemah, Lampung, Enggoro, Betawi, Banten, Sunda, Badui, Jawa, Samin, Karimun, Tengger, Madura, Bali, Bima, Sasak, Sabu, Sumba, Melayu, Dayak, Punan, Kayan, Tidung, Maanyan, Dayak, Banjar, Gorontalo, Minahasa, dan masih banyak lagi suku-suku yang belum kami sebutkan seperti suku yang berada di Pulau Irian Jaya yaitu, Asmat, Dani, Blak dan lain-lain. Dan yang membedakan suatu suku dengan suku lainnya adalah bahasa. Bahasa sebagai wujud kebudayaan ternyata terbukti ampuh merangkum dan menghimpun banyak orang dalam satu ikatan suku bangsa. Paling tidak bahasa mampu menguatkan kesadaran kelompok. Tapi kami tidak akan menerangkan semuanya, sebab di Indonesia ini sangat banyak sekali suku-sukunya sehingga tidak mungkin bagi kami untuk menjelaskan semuanya itu. Baiklah untuk mempersingkat waktu yang pertama ialah : Suku Madura Suku Madura ialah suku yang banyak berada di Pulau Jawa Timur, sebab memang disanalah tempat lahirnya orang madura. Ciri-ciri dari orang madura ini diantaranya ialah : ? Didalam kehidupan sehari-hari orang madura seringkali menggunakan logat maduranya ketika sedang berbicara, apalagi bila sedang berbicara dengan sesama orang madura pasti akan menggunakan bahasa madura asli. ? Kulit orang madura kebanyakan berwarna hitam, tapi ada juga yang kulitnya berwarna putih kehitam-hitaman, tergantung dari keturunan masing-masing orang.

Upload: dhevi-dwi

Post on 09-Nov-2015

318 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

;p

TRANSCRIPT

MAKALAH MACAM-MACAM SUKUDi Indonesia sangat banyak sekali kebudayaan-kebudayaan daerah, kebudayaan itu timbul akibat dari perbedaan-perbedaan yang ada, seperti lagu-lagu daerah, tarian-tarian daerah, rumah adat daerah, suku-suku, dan alat musik daerah lainnya beserta adat istiadatnya masing-masing. Tapi yang akan kita diskusikan pada pertemuan kali ini ialah tentang suku-suku yang ada di Indonesia.Indonesia dikenal sebagai negara yang disusun oleh beragam suku bangsa. Di Indonesia sangat banyak sekali suku-suku, seperti suku Aceh, Ulu Sungkil Karo, Batak, Nias, Minang, Pilang Guci, Ogan, Rejang, Sakai, Anak Dalam, Bajau, Penghulu, Kubu, Pasemah, Lampung, Enggoro, Betawi, Banten, Sunda, Badui, Jawa, Samin, Karimun, Tengger, Madura, Bali, Bima, Sasak, Sabu, Sumba, Melayu, Dayak, Punan, Kayan, Tidung, Maanyan, Dayak, Banjar, Gorontalo, Minahasa, dan masih banyak lagi suku-suku yang belum kami sebutkan seperti suku yang berada di Pulau Irian Jaya yaitu, Asmat, Dani, Blak dan lain-lain.Dan yang membedakan suatu suku dengan suku lainnya adalah bahasa. Bahasa sebagai wujud kebudayaan ternyata terbukti ampuh merangkum dan menghimpun banyak orang dalam satu ikatan suku bangsa. Paling tidak bahasa mampu menguatkan kesadaran kelompok.Tapi kami tidak akan menerangkan semuanya, sebab di Indonesia ini sangat banyak sekali suku-sukunya sehingga tidak mungkin bagi kami untuk menjelaskan semuanya itu. Baiklah untuk mempersingkat waktu yang pertama ialah :Suku MaduraSuku Madura ialah suku yang banyak berada di Pulau Jawa Timur, sebab memang disanalah tempat lahirnya orang madura. Ciri-ciri dari orang madura ini diantaranya ialah :? Didalam kehidupan sehari-hari orang madura seringkali menggunakan logat maduranya ketika sedang berbicara, apalagi bila sedang berbicara dengan sesama orang madura pasti akan menggunakan bahasa madura asli.? Kulit orang madura kebanyakan berwarna hitam, tapi ada juga yang kulitnya berwarna putih kehitam-hitaman, tergantung dari keturunan masing-masing orang.? Bila berhadapan dengan orang yang belum dikenalnya kebanyakan pendiam.Suku MelayuSuku Melayu merupakan suku yang mempunyai ciri agak menarik, suku melayu ini banyak terdapat di Pulau Kalimantan dan Sumatra. ciri-ciri yang menonjol dari suku melayu ini ialah :Dibawah ini adalah gambar orang Melayu yang berhasil saya ambil gambarnya ketika dia sedang merokok tapi sebelumnya saya dimarahi dan ditanyainya apa dan kenapa, terus saya jawab dengan terus terang saja, ya dia mau saja. Ternyata ciri-ciri orang Melayu juga cepat marah.

? Bahasanya yang khas serta mempunyai ciri tertentu seperti bahasanya mirip dengan bahasa resmi di Malaysia, sebab Malaysia itu Juga berada di Pulau Kalimantan makanya banyak keturunan orang melayu yang berada di Malaysia. Ataupun banyak orang melayu yang berketurunan Malaysia.? Warna kulitnya tidak hitam juga tidak putih tergantung dari keturunannya masing-masing.Suku Tiong HoaSuku Tiong Hoa sebenarnya bukan suku asli yang berada di Indonesia, tapi merupakan suku keturunan. Suku Tiong Hoa ini kebanyakan berada di Pulau Kalimantan, ciri-ciri yang sangat menonjol dari suku Tiong Hoa ini ialah :? Seperti yang kita ketahui kalau orang Tiong Hoa itu kulitnya berwarna putih, tapi ada juga orang Tiong Hoa yang kulitnya tidak berwarna putih, itu karena pengaruh lingkungan ataupun factor keturunan seperti ayah Madura dan ibu Tiong Hoa, makanya tidak sedikit orang Tiong Hoa yang berkulit selain putih.? Dalam bekerja orang Tiong Hoa itu sangat rajin dan terampil.? Mempunyai bahasa yang sangat berbeda sekali dengan bahasa suku-suku yang ada di Indonesia sebab bahasanya ini ialah bahasa yang digunakan orang Tiong Hoa, dinegara asalnya.? Ciri-ciri lainnya ialah matanya agak sipit, tapi ada juga yang matanya tidak sipit tergantung dari factor keturunan.? Rata-rata orang cina itu kebanyakan mata pencahariannya berdagang, karena berdasarkan cerita dahulu ada seorang pedagang Cina yang datang ke Indonesia lama-lama ia menetap di Indonesia, maka dari itu orang Tiong Hoa kebanyakan Pedagang.Suku JawaSuku Jawa ialah suku yang sangat cepat persebarannya di Indonesia, sebab kita lihat dimana-mana banyak sekali orang Jawa. Dan orang Jawa ini banyak berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur dan Yogyakarta. Ciri-ciri yang dapat dilihat dari suku Jawa ini ialah :? Cara berbicaranya yang khas dan terkadang dalam pembicaraan sehari-hari bahasanya ini nampak sekali dan sangat jelas didengar. Bahasanya juga ada yang kasar dan ada yang halus.? Tingkah laku dari orang Jawa ini sopan dan patut ditiru, tapi ada juga orang jawa yang tingkah lakunya macam-macam maksudnya tidak sopan.? Kulitnya tidak terlalu putih dan tidak terlalu hitam tapi sedang-sedang saja.

Di Jawa juga ada upacara-upacara system religi seperti gambar di atas, gambar di atas ialah upacara sekaten.Suku AsmatSuku Asmat di Indonesia sangat sedikit sekali, karena asal suku asmat ini banyak berada jauh di Pulau Irian Jaya oleh karena itu persebarannya pun sedikit. Ciri-ciri dari suku Asmat ini ialah :? Seperti yang kita lihat di televisi kebanyakan suku Asmat ini berkulit hitam dan kebanyakan berambut keriting.? Bila berbicara mereka masih menggunakan bahasa daerahnya sendiri.? Mereka juga suka membuat patung-patung, karena masih menganut paham animisme.Suku DayakSuku Dayak ini banyak berasal dari Pulau Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur. Ciri-ciri dari orang Dayak ini ialah :? Cara berbicaranya yang sangat khas sekali, dan terkadang cara berbicaranya itu sedikit kasar yang membuat orang bisa marah dan jengkel. Tapi walaupun cara berbicaranya kasar sebenarnya hatinya itu baik.? Kebanyakan orang dayak berkulit putih tapi tidak semua orang dayak berkulit putih.Suku BatakSuku Batak banyak berasal dari Sumatra utara. Ciri-ciri dari orang Batak ini ialah :? Bila dia berbicara dengan orang lain sedikit kasar, tapi kadang membuat orang tertawa.? Sifatnya yang cepat marah dan mau menang sendiri.Suku SundaSuku sunda banyak berasal dari Jawa Barat. Ciri-ciri yang menonjol dari suku Sunda ini ialah :? Bahasanya yang cukup menarik karena setiap dia berbicara selalu diikuti kata teh.? Mempunyai budi pekerti yang baik.? Mempunyai wajah yang tampan dan rupawan tapi ada juga yang wajahnya biasa-biasa saja.Suku BetawiSuku Betawi ini biasanya banyak berada di Jakarta. Ciri-ciri yang menonjol dari suku Betawi ini ialah :? Bahasanya yang unik.? Adat istidatnya yang sopan tapi ada juga yang tidak sopan.Suku BaliBanyak sekali ciri-ciri yang menarik dari suku Bali ini tetapi bila kita pergi ke Pulau Bali pasti kita terpesona akan alamnya yang sangat indah dan kita juga akan menemukan ciri-ciri orang Bali seperti :? Orang Bali kebanyakan beragama Hindu.? Cara berbicaranya pun sangat halus dan khas, tapi ada juga yang bahasanya susah dimengerti karena menggunakan bahasa asli Bali.? Mempunyai adat istiadat yang baik.? Mempunyai kebudayaan tinggi yang unik dan kaya dengan berbagai ekspresinya. Contohnya seperti tarian Bali.? Keunikan Bali juga terlihat dari system social masyarakatnya. Salah satunya adalah kesatuan social yang disebut Banjar. Banjar merupakan bentuk kesatuan-kesatuan social yang didasarkan atas kesatuan wilayah.

Gambar ini saya ambil dari sebuah buku pelajaran, disitu menyebutkan bahwa Bali adalah sebagai salah satu surga dunia yang memikat jutaan orang. Baik dari dalam maupun dari luar negeri mengunjungi Pulau ini.Macam - Macam Suku Bangsa Di Indonesia

Nama Suku Bangsa - Suku AcehAsal Dari Daerah- Aceh, Kabupaten Aceh besarHasil Kebudayaan - Tarian Tari Seudati Tari Rateb Meuseukat Tari Likok Pulo Tari Laweut Tari Pho Tari Ranup lam Puan Tari Rapa'i Geleng- BahasaBahasa Aceh termasuk dalam kelompok bahasa Chamic, cabang dari rumpun bahasa Melayu-Polinesia, cabang dari rumpun bahasa Austronesia. Bahasa-bahasa yang memiliki kekerabatan terdekat dengan bahasa Aceh adalah bahasa Cham, Roglai, Jarai, Rade dan 6 bahasa lainnya dalam rumpun bahasa Chamic. Bahasa-bahasa lainnya yang juga berkerabat dengan bahasa Aceh adalah bahasa Melayu dan bahasa Minangkabau.- Makanan KhasMasakan Ayam Tangkap Nasi Guri Eungkot Paya Kuwah Eungkt Y Kuah BeulangongKue/Penganan/Kudapan Timphan Keukarah Meuseukat Kanji RumbiRefrensiSuku Aceh adalah nama sebuah suku yang mendiami wilayah pesisir dan sebagian pedalaman Aceh. Orang Aceh mayoritas beragama Islam. Bahasa yang dituturkan adalah bahasa Aceh yang merupakan bagian dari bahasa Melayu-Polinesia Barat, cabang dari keluarga bahasa Austronesia dan berkerabat dengan bahasa Cham di Vietnam dan Kamboja. Selain di wilayah provinsi Aceh sendiri, populasi suku Aceh juga terdapat di Kedah, Malaysia.Suku Aceh dikenal dengan kejayaan kerajaan Islam Aceh hingga perjuangan atas penaklukan kolonial Hindia Belanda.

Nama Suku Bangsa- Suku AlasAsal Dari Daerah- Aceh, Kabupaten Aceh TenggaraHasil KebudayaanBahasa

Bahasa Alas, bahasa Alas-Kluet untuk para linguistik- Seni TariAdapun kesenian dari etnis suku Alas (Musyawarah Adat Alas dan Gayo, 2003):1. Tari Mesekat2. Pelabat3. Landok Alun4. Vokal Suku Alas5. Canang Situ

- Kerajinan1. Nemet (mengayam daun rumbia)2. Mbayu amak (tikar pandan)3. Bordir pakaian adat4. Pande besi (pisau bekhemu)- Makanan Tradisonal1. Manuk labakh2. Ikan labakh3. Puket Megaukh4. Lepat bekhas5. Gelame6. Puket Megaluh

RefrensiSuku Alas merupakan salah satu suku yang bermukim di Kabupaten Aceh Tenggara, Provinsi Aceh (yang juga lazim disebut Tanah Alas). Kata "alas" dalam bahasa Alas berarti "tikar". Hal ini ada kaitannya dengan keadaan daerah itu yang membentang datar seperti tikar di sela-sela Bukit Barisan. Daerah Tanah Alas dilalui banyak sungai, salah satu di antaranya adalah Lawe Alas (Sungai Alas).Sebagian besar suku Alas tinggal di pedesaan dan hidup dari pertanian dan peternakan. Tanah Alas merupakan lumbung padi untuk daerah Aceh. Tapi selain itu mereka juga berkebun karet, kopi,dan kemiri, serta mencari berbagai hasil hutan, seperti kayu, rotan, damar dan kemenyan. Sedangkan binatang yang mereka ternakkan adalah kuda, kambing, kerbau, dan sapi.- MargaMenurut buku (Sanksi dan Denda Tindak Pidana Adat Alas, Dr Thalib Akbar MSC 2004) adapun margamarga etnis Alas yaitu: Bangko, Deski, Keling, Kepale Dese, Keruas, Pagan, dan Selian kemudian hadir lagi marga Acih, Beruh, Gale, Kekaro, Mahe, Menalu, Mencawan, Munthe, Pase, Pelis, Pinim, Ramin, Ramud, Sambo, Sekedang, Sugihen, Sepayung, Sebayang dan marga TerigaNama Suku Bangsa- Suku BaliAsal Dari Daerah- BaliHasil Kebudayaan- KebudayaanKebudayaan Bali terkenal dengan tari, drama, dan seni ukirnya. Kebudayaannya juga kental dengan penggunaan gamelan. Sebagaimana di Jawa, suku Bali juga mengenal pertunjukan wayang, namun dengan bentuk wayang yang lebih menyerupai manusia daripada wayang khas Jawa. Suku Bali juga memiliki aspek-aspek unik yang terkait dengan tradisi religius mereka. Kehidupan religius mereka merupakan sinkretisme antara agama Hindu-Buddha dengan tradisi Bali.- KepercayaanMayoritas suku Bali menganut kepercayaan Hindu Siwa-Buddha, salah satu denominasi agama Hindu. Para pendeta dari India yang berkelana di Nusantara memperkenalkan sastra Hindu-Buddha kepada suku Bali berabad-abad yang lalu. Masyarakat menerimanya dan mengkombinasikannya dengan mitologi pra-Hindu yang diyakini mereka.[2] Suku Bali yang telah ada sebelum gelombang migrasi ketiga, dikenal sebagai Bali Aga, sebagian besar menganut agama berbeda dari suku Bali pada umumnya. Mereka mempertahankan tradisi animisme.RefrensiSuku Bali adalah suku bangsa yang mendiami pulau Bali, menggunakan bahasa Bali dan mengikuti budaya Bali. Sebagian besar suku Bali beragama Hindu, kurang lebih 90%. Sedangkan sisanya beragama Buddha, Islam dan Kristen. Ada kurang lebih 5 juta orang Bali. Sebagian besar mereka tinggal di pulau Bali, namun mereka juga tersebar di seluruh Indonesia dan sedikit orang ada di Malaysia.[1]- Asal-usulAsal-usul suku Bali terbagi ke dalam tiga periode atau gelombang migrasi: gelombang pertama terjadi sebagai akibat dari persebaran penduduk yang terjadi di Nusantara selama zaman prasejarah; gelombang kedua terjadi secara perlahan selama masa perkembangan agama Hindu di Nusantara; gelombang ketiga merupakan gelombang terakhir yang berasal dari Jawa, ketika Majapahit runtuh pada abad ke-15seiring dengan Islamisasi yang terjadi di Jawasejumlah rakyat Majapahit memilih untuk melestarikan kebudayaannya di Bali, sehingga membentuk sinkretisme antara kebudayaan Jawa klasik dengan tradisi asli Bali.

Nama Suku Bangsa- Suku Batak MandailingAsal Dari Daerah- Sumatra Utara, Kabupaten Mandailing NatalHasil Kebudayaan- Adat IstiadatAdat istiadat suku Mandailing diatur dalam Surat Tumbaga Holing (Serat Tembaga Kalinga), yang selalu dibacakan dalam upacara-upacara adat. Orang Mandailing mengenal tulisan yang dinamakan Aksara Tulak-Tulak, yang merupakan varian dari aksara Proto-Sumatera, yang berasal dari huruf Pallawa, bentuknya tak berbeda dengan Aksara Minangkabau, Aksara Rencong dari Aceh, Aksara Sunda Kuna, dan Aksara Nusantara lainnya. Meskipun Suku Mandailing mempunyai aksara yang dinamakan urup tulak-tulak dan dipergunakan untuk menulis kitab-kitab kuno yang disebut pustaha (pustaka). Namun amat sulit menemukan catatan sejarah mengenai Mandailing sebelum abad ke-19. Umumnya pustaka-pustaka ini berisi catatan pengobatan tradisional, ilmu-ilmu gaib, ramalan-ramalan tentang waktu yang baik dan buruk, serta ramalan mimpi.Refrensi- Asal Muasal NamaMandailing atau Mandahiling diperkirakan berasal dari kata Mandala dan Holing, yang berarti sebuah wilayah Kerajaan Kalinga. Kerajaan Kalingga adalah kerajaan Nusantara yang berdiri sebelum Kerajaan Sriwijaya, dengan raja terakhir Sri Paduka Maharaja Indrawarman yang mendirikan Kesultanan Dharmasraya setelah di-Islamkan oleh utusan Khalifah Utsman bin Affan pada abad ke-7 M. Sri Paduka Maharaja Indrawarman adalah putra dari Ratu Shima. Sri Paduka Maharaja Indrawarman kemudian dibunuh oleh Syailendra, pendiri Kerajaan Sriwijaya pada abad ke-7 itu juga. Pada abad ke-10, Kerajaan Chola dari wilayah Tamil, India Selatan, dengan rajanya Rajendra telah menyerang Kerajaan Sriwijaya dan menduduki wilayah Mandailing, yang kemudian dikenal dengan nama Ang Chola (baca: Angkola). Ang adalah gelar kehormatan untuk Rajendra. Kerajaan India tersebut diperkirakan telah membentuk koloni mereka, yang terbentang dari Portibi hingga Pidoli.[3] Dalam Bahasa Minangkabau, Mandailing diartikan sebagai mande hilang yang bermaksud "ibu yang hilang". Oleh karenanya ada pula anggapan yang mengatakan bahwa masyarakat Mandailing berasal dari Kerajaan Pagaruyung di Minangkabau.- KekerabatanSuku Mandailing sendiri mengenal paham kekerabatan, baik patrilineal maupun matrilineal. Dalam sistem patrilineal, orang Mandailing mengenal marga. Di Mandailing hanya dikenal belasan marga saja, antara lain Lubis, Nasution, Harahap, Pulungan, Batubara, Parinduri, Lintang, Hasibuan, Rambe, Dalimunthe, Rangkuti, Tanjung, Mardia, Daulay, Matondang, dan Hutasuhut. Bila orang Batak mengenal pelarangan kawin semarga, maka orang Mandailing tidaklah mengenal pelarangan kawin semarga. Hal ini lah yang menyebabkan marga orang Batak bertambah banyak, karena setiap ada kawin semarga, maka mereka membuat marga yang baru. Di lain pihak orang-orang dari etnis Mandailing apabila terjadi perkawinan semarga, maka mereka hanya berkewajiban melakukan upacara korban, berupa ayam, kambing atau kerbau, tergantung status sosial mereka di masyarakat, namun aturan adat itu sekarang tidak lagi dipenuhi, karena nilai-nilai status sosial masyarakat Mandailing sudah berubah, terutama di perantauan.

Nama Suku Bangsa- Suku Dayak BukitAsal Dari Daerah- Kalimantan SelatanBudaya Dayak BukitSuku ini dapat digolongkan sebagai suku Dayak, karena mereka teguh memegang kepercayaan atau religi suku mereka. Akan tetapi religi suku ini, agak berbeda dengan suku Dayak di Kalimantan Tengah (Rumpun Dayak Ngaju atau Rumpun Barito), yang banyak menekankan ritual upacara kematian dalam agama Kaharingan. Salah satu Suku Dayak di Kalimantan Selatan yang juga banyak menekankan ritual upacara kematian adalah Suku Dayak Dusun Deyah.Sedangkan kepercayaan suku Meratus biasanya disebut agama Balian yang lebih menekankan upacara dalam kehidupan, seperti upacara pada proses penanaman padi atau panen, sebagaimana halnya dengan suku Kanayatn yang melakukan upacara pesta panen Naik Dango di Kalimantan Barat. Suku Dayak Bukit juga tidak mengenal tradisi ngayau yang ada zaman dahulu pada kebanyakan suku Dayak.Upacara ritual suku Dayak Bukit, misalnya "Aruh Bawanang" yang disebut juga Aruh Ganal. Tarian ritual misalnya tari Babangsai untuk wanita dan tari Kanjar untuk pria. Suku Bukit tinggal di dalam rumah bersama yang dinamakan balai yang lebih tepat berfungsi sebagai rumah ritual adat. Istilah balai juga masih dipakai suku Banjar Hulu yang tinggal di pedalaman untuk menyebut surau/langgar, karena kesamaannya sebagai tempat ibadah/ritual.Balai merupakan rumah adat untuk melaksanakan ritual pada religi suku mereka. Bentuk balai, "memusat" karena di tengah-tengah merupakan tempat altar atau panggung tempat meletakkan sesajen. Tiap balai dihuni oleh beberapa kepala keluarga, dengan posisi hunian mengelilingi altar upacara. Tiap keluarga memiliki dapur sendiri yang dinamakan umbun. Jadi bentuk balai ini, berbeda dengan rumah adat suku Dayak umumnya yang berbentuk panjang (Rumah Panjang).Bahasa Melayu BukitBahasa Dayak Bukit, menurut penelitian banyak kemiripan dengan dialek Bahasa Banjar Hulu. Ada pula yang menamakan bahasa Bukit sebagai "bahasa Banjar archais". Bahasa Bukit termasuk Bahasa Melayu Lokal yang disebut Bahasa Melayu Bukit (bvu).ReferensiSuku Buket, nama yang dipakai oleh BPS untuk etnik ini dalam sensus penduduk tahun 2000. Di Kalimantan Selatan pada sensus penduduk tahun 2000 suku Buket berjumlah 35.838 jiwa, sebagian besar daripadanya terdapat di kabupaten Kota Baru yang berjumlah 14.508 jiwa.Suku Bukit juga dinamakan Ukit, Buket, Bukat atau Bukut. Suku Bukit atau suku Dayak Bukit terdapat di beberapa kecamatan yang terletak di pegunungan Meratus pada kabupaten Banjar, kabupaten Balangan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Selatan, kabupaten Tapin, Tanah Laut, Tanah Bumbu, dan Kota Baru.

Nama Suku Bangsa- Suku GayoAsal Dari Daerah- Aceh, Gayo Lues Aceh TengahHasil Kebudayaan- Seni BudayaSuatu unsur budaya yang tidak pernah lesu di kalangan masyarakat Gayo adalah kesenian, yang hampir tidak pernah mengalami kemandekan bahkan cenderung berkembang. Bentuk kesenian Gayo yang terkenal, antara lain tari Saman dan seni bertutur yang disebut Didong. Selain untuk hiburan dan rekreasi, bentuk-bentuk kesenian ini mempunyai fungsi ritual, pendidikan, penerangan, sekaligus sebagai sarana untuk mempertahankan keseimbangan dan struktur sosial masyarakat. Di samping itu ada pula bentuk kesenian seperti tari Bines, tari Guel, tari Munalu, Sebuku /Pepongoten (seni meratap dalam bentuk prosa), guru didong, dan melengkan (seni berpidato berdasarkan adat).Dalam seluruh segi kehidupan, orang Gayo memiliki dan membudayakan sejumlah nilai budaya sebagai acuan tingkah laku untuk mencapai ketertiban, disiplin, kesetiakawanan, gotong royong, dan rajin (mutentu). Pengalaman nilai budaya ini dipacu oleh suatu nilai yang disebut bersikemelen, yaitu persaingan yang mewujudkan suatu nilai dasar mengenai harga diri (mukemel). Nilai-nilai ini diwujudkan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti dalam bidang ekonomi, kesenian, kekerabatan, dan pendidikan. Sumber dari nilai-nilai tersebut adalah agama Islam serta adat setempat yang dianut oleh seluruh masyarakat Gayo.- Seni dan Tarian Didong Didong Niet Tari Saman Tari Bines Tari Guel Tari Munalu Tari Sining Tari Turun ku Aih Aunen Tari Resam Berume Tuah Kukur Melengkan DabusReferensiSuku Gayo adalah sebuah suku bangsa yang mendiami pegunungan di tengah Aceh yang populasinya berjumlah kurang lebih 85.000 jiwa. Suku Gayo secara mayoritas terdapat di kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah dan Gayo Lues. Suku Gayo beragama Islam dan mereka dikenal taat dalam agamanya. Suku Gayo menggunakan bahasa yang disebut bahasa Gayo.

Nama Suku Bangsa- Suku OsingAsal Dari Daerah- Jawa Timur, BanyuwangiHasil Kebudayaan- BahasaSuku Osing mempunyai Bahasa Osing yang merupakan turunan langsung dari Bahasa Jawa Kuno seperti halnya Bahasa Bali. Bahasa Osing berbeda dengan Bahasa Jawa sehingga bahasa Osing bukan merupakan dialek dari bahasa Jawa seperti anggapan beberapa kalangan[rujukan?]. kamus boso Osing- KepercayaanPada awal terbentuknya masyarakat Osing kepercayaan utama suku Osing adalah Hindu-Budha seperti halnya Majapahit. Namun berkembangnya kerajaan Islam di pantura menyebabkan agama Islam dengan cepat menyebar di kalangan suku Osing. Berkembangnya Islam dan masuknya pengaruh luar lain di dalam masyarakat Osing juga dipengaruhi oleh usaha VOC dalam menguasai daerah Blambangan. Masyarakat Osing mempunyai tradisi puputan, seperti halnya masyarakat Bali. Puputan adalah perang terakhir hingga darah penghabisan sebagai usaha terakhir mempertahankan diri terhadap serangan musuh yang lebih besar dan kuat. Tradisi ini pernah menyulut peperangan besar yang disebut Puputan Bayu pada tahun 1771 M.- ProfesiProfesi utama Suku Osing adalah petani, dengan sebagian kecil lainya adalah pedagang dan pegawai di bidang formal seperti karyawan, guru dan pegawai pemda.- SeniKesenian Suku Osing sangat unik dan banyak mengandung unsur mistik seperti kerabatnya suku bali dan suku tengger. Kesenian utamanya antara lain Gandrung Banyuwangi, Patrol, Seblang, Angklung, Tari Barong, Kuntulan, Kendang Kempul, Janger, Jaranan, Jaran Kincak, Angklung Caruk dan Jedor.ReferensiSuku Osing atau biasa diucapkan Suku Using adalah penduduk asli Banyuwangi atau juga disebut sebagai "wong Blambangan" dan merupakan penduduk mayoritas di beberapa kecamatan di Kabupaten Banyuwangi. Suku Osing merupakan sub suku Jawa menurut sensus BPS tahun - Desa Adat KemirenPemerintah Kabupaten Banyuwangi menyadari potensi budaya suku Osing yang cukup besar dengan menetapkan desa Kemiren di kecamatan Glagah sebagai desa adat yang harus tetap mempertahankan nilai-nilai budaya suku Osing. Desa kemiren merupakan tujuan wisata yang cukup diminati di kalangan masyarakat Banyuwangi dan sekitarnya. Festival budaya dan acara kesenian tahunan lainnya sering diadakan di desa.

Nama Suku Bangsa- Suku SaminAsal Dari Daerah- Jawa Tengan, PurwodadiHasil kebudayaan- PenyebaranTersebar pertama kali di daerah Klopoduwur, Blora, Jawa Tengah. Pada 1890 pergerakan Samin berkembang di dua desa hutan kawasan Randublatung, Blora, Jawa Tengah. Gerakan ini lantas dengan cepat menjalar ke desa-desa lainnya. Mulai dari pantai utara Jawa sampai ke seputar hutan di Pegunungan Kendeng Utara dan Kendeng Selatan, atau di sekitar perbatasan provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur menurut peta sekarang.- KebudayaanSebagaimana paham lain yang dianggap oleh pendukungnya sebagai agama, orang Samin juga memiliki "kitab suci". "Kitab suci"' itu adalah Serat Jamus Kalimasada yang terdiri atas beberapa buku, antara lain Serat Punjer Kawitan, Serat Pikukuh Kasajaten, Serat Uri-uri Pambudi, Serat Jati Sawit, Serat Lampahing Urip, dan merupakan nama-nama kitab yang amat populer dan dimuliakan oleh orang Samin.Ajaran dalam buku Serat Pikukuh Kasajaten (pengukuhan kehidupan sejati) ditulis dalam bentuk puisi tembang, yaitu suatu genre puisi tradisional kesusasteraan Jawa.- BahasaMereka tidak mengenal tingkatan bahasa Jawa, jadi bahasa yang dipakai adalah bahasa Jawa ngoko. Bagi mereka menghormati orang lain tidak dari bahasa yang digunakan tapi sikap dan perbuatan yang ditunjukkan.- PernikahanMenurut Samin, perkawinan itu sangat penting. Dalam ajarannya perkawinan itu merupakan alat untuk meraih keluhuran budi yang seterusnya untuk menciptakan Atmaja (U)Tama (anak yang mulia).- Upacara dan tradisiUpacara-upacara tradisi yang ada pada masyarakat Samin antara lain nyadran (bersih desa) sekaligus menguras sumber air pada sebuah sumur tua yang banyak memberi manfaat pada masyarakat. Tradisi selamatan yang berkaitan dengan daur hidup yaitu kehamilan, kelahiran, khitanan, perkawinan, dan kematian. Mereka melakukan tradisi tersebut secara sederhana.Referensi Suku Samin (disebut juga Pergerakan Samin atau Saminisme) adalah salah satu suku yang ada di Indonesia. Masyarakat ini adalah keturunan para pengikut Samin Surosentiko yang mengajarkan sedulur sikep, di mana mereka mengobarkan semangat perlawanan terhadap Belanda dalam bentuk lain di luar kekerasan. Bentuk yang dilakukan adalah menolak membayar pajak, menolak segala peraturan yang dibuat pemerintah kolonial. Masyarakat ini acap memusingkan pemerintah Belanda maupun penjajahan Jepang karena sikap itu, sikap yang hingga sekarang dianggap menjengkelkan oleh kelompok di luarnya.Nama Suku Bangsa- Suku LembakAsal Dari Daerah- Bengkulu, Kabupaten Rejang LebongHasil Kebudayaan- BahasaSuku Lembak tidak jauh berbeda dengan masyarakat Melayu pada umumnya, namun dalam beberapa hal terdapat perbedaan. Jika ditinjau dari segi bahasanya, suku Lembak dengan Melayu Bengkulu (pesisir) terdapat perbedaan dari segi pengucapan kata-katanya, Melayu Bengkulu kata-katanya banyak diakhiri dengan huruf 'o' sedangkan suku Lembak banyak menggunakan huruf 'e', selain itu ada kosakata yang berbeda.- BudayaSuku Lembak adalah pemeluk agama Islam sehingga budayanya banyak bernuansakan Islam, disamping itu masih ada pengaruh dari kebudayaan lainnya. Dari sisi adat-istiadat antara Melayu Bengkulu dan suku Lembak ada terdapat kesamaan dan juga perbedaan, ada hal-hal yang terdapat dalam Melayu Bengkulu tidak terdapat dalam masyarakat Lembak, dan sebaliknya. Secara garis besar, kebudayaan Melayu mendominasi kebudayaan suku Lembak.Referensi Suku Lembak adalah suku bangsa yang pemukimannya tersebar di kota Bengkulu, Bengkulu Utara, kabupaten Bengkulu Tengah, kabupaten Rejang Lebong, dan kabupaten Kepahiang. Suku Lembak di kabupaten Rejang Lebong bermukim di kecamatan Padang Ulak Tanding, Sindang Kelingi, dan Kota Padang. Di kabupaten Kepahiang, suku Lembak mendiami desa Suro Lembak di kecamatan Ujan Mas.suku lembak juga mendiami wilayah daerah Kota Lubuklinggau dan Kabupaten musi rawas yang berada di Provinsi Sumatera Selatan

Nama Suku Bangsa- Suku MaduraAsal Dari Daerah- Jawa Timur, Pulau MaduraHasil Kebudayaan- Agama dan KepercayaanMayoritas masyarakat suku Madura adalah penganut Islam. Islam Madura adalah islam yang dikenal cukup aneh karena menganggap semua yang ada di dunia ini adalah milik Tuhan. contoh, mereka tidak mau bayar sewa tanah, bayar listrik, bayar air karena mereka menganggap itu adalah milik tuhan dan mereka bebas menggunakannya. Mereka juga kerap kali mencuri sesuatu karena asas "semua milik Tuhan" yang mereka percaya itu" Namun tidak semua suku Madura menganut kepercayaan tersebut. Kepercayaan di atas hanya dianut oleh segelintir suku Madura yang masih sangat awam. Sekarang Pondok Pesantren dan pendidikan Islam tumbuh subur di Madura. Sehingga, kepercayaan tersebut sudah ditinggalkan oleh suku Madura.- BahasaSuku Madura terkenal karena gaya bicaranya yang blak-blakan serta sifatnya yang temperamental dan mudah tersinggung, tetapi mereka juga dikenal hemat, disiplin, dan rajin bekerja. Untuk naik haji, orang Madura sekalipun miskin pasti menyisihkan sedikit penghasilannya untuk simpanan naik haji. Selain itu orang Madura dikenal mempunyai tradisi Islam yang kuat, sekalipun kadang melakukan ritual Pethik Laut atau Rokat Tasse (sama dengan larung sesaji).- Karakter Sosial BudayaHarga diri, juga paling penting dalam kehidupan orang Madura, mereka memiliki sebuah peribahasa lebbi bagus pote tollang, atembang pote mata. Artinya, lebih baik mati (putih tulang) daripada malu (putih mata). Sifat yang seperti ini melahirkan tradisi carok pada masyarakat Madura.Ada perbedaan antara Madura Timur (Sumenep dan Pamekasan)dengan Madura Barat (Sampang dan Bangkalan). Orang Madura Timur dikenal lebih halus baik dari sikap, bahasa, dan tatakrama dari pada orang Madura Barat. Orang Madura Barat lebih banyak merantau dari pada Madura Timur. Hal ini, dikarenakan Madura Barat lebih gersang dari pada Madura Timur yang dikenal lebih subur.ReferensiSuku Madura merupakan etnis dengan populasi besar di Indonesia, jumlahnya sekitar 7 juta jiwa. Mereka berasal dari Pulau Madura dan pulau-pulau sekitarnyaSejarah, seperti Gili Raja, Sapudi, Raas, dan Kangean. Selain itu, orang Madura tinggal di bagian timur Jawa Timur biasa disebut wilayah Tapal Kuda, dari Pasuruan sampai utara Banyuwangi. Orang Madura yang berada di Situbondo dan Bondowoso, serta timur Probolinggo, Jember, jumlahnya paling banyak dan jarang yang bisa berbahasa Jawa, juga termasuk Surabaya Utara, serta sebagian Malang. ada jugak yang meneap di Bawean, di negeri jiran Malaysia misalnya juga ada, bahkan mereka ada yang menjadi penduduk tetap (sudah dapat AiC/ surat tinggal selamanya.Nama Suku Bangsa- Suku MinangAsal Dari Daerah- Sumatera Barat, MinangkabauHasil Kebudayaan- AgamaMasyarakat Minang saat ini merupakan pemeluk agama Islam, jika ada masyarakatnya keluar dari agama Islam (murtad), secara langsung yang bersangkutan juga dianggap keluar dari masyarakat Minang, dalam istilahnya disebut "dibuang sepanjang adat". Agama Islam diperkirakan masuk melalui kawasan pesisir timur, walaupun ada anggapan dari pesisir barat, terutama pada kawasan Pariaman, namun kawasan Arcat (Aru dan Rokan) serta Inderagiri yang berada pada pesisir timur juga telah menjadi kawasan pelabuhan Minangkabau, dan Sungai Kampar maupun Batang Kuantan berhulu pada kawasan pedalaman Minangkabau. Sebagaimana pepatah yang ada di masyarakat, Adat manurun, Syarak mandaki (Adat diturunkan dari pedalaman ke pesisir, sementara agama (Islam) datang dari pesisir ke pedalaman),[25] serta hal ini juga dikaitkan dengan penyebutan Orang Siak merujuk kepada orang-orang yang ahli dan tekun dalam agama Islam,[26] masih tetap digunakan di dataran tinggi Minangkabau.- Adat dan budayaMenurut tambo, sistem adat Minangkabau pertama kali dicetuskan oleh dua orang bersaudara, Datuk Ketumanggungan dan Datuk Perpatih Nan Sebatang. Datuk Ketumanggungan mewariskan sistem adat Koto Piliang yang aristokratis, sedangkan Datuk Perpatih mewariskan sistem adat Bodi Caniago yang egaliter. Dalam perjalanannya, dua sistem adat yang dikenal dengan kelarasan ini saling isi mengisi dan membentuk sistem masyarakat Minangkabau.Dalam masyarakat Minangkabau, ada tiga pilar yang membangun dan menjaga keutuhan budaya serta adat istiadat. Mereka adalah alim ulama, cerdik pandai, dan ninik mamak, yang dikenal dengan istilah Tungku Tigo Sajarangan. Ketiganya saling melengkapi dan bahu membahu dalam posisi yang sama tingginya. - KesenianMasyarakat Minangkabau memiliki berbagai macam atraksi dan kesenian, seperti tari-tarian yang biasa ditampilkan dalam pesta adat maupun perkawinan. Di antara tari-tarian tersebut misalnya tari pasambahan merupakan tarian yang dimainkan bermaksud sebagai ucapan selamat datang ataupun ungkapan rasa hormat kepada tamu istimewa yang baru saja sampai, selanjutnya tari piring merupakan bentuk tarian dengan gerak cepat dari para penarinya sambil memegang piring pada telapak tangan masing-masing, yang diiringi dengan lagu yang dimainkan oleh talempong dan saluang.ReferansiMinangkabau atau yang biasa disingkat Minang adalah kelompok etnis Nusantara yang berbahasa dan menjunjung adat Minangkabau. Wilayah penganut kebudayaannya meliputi Sumatera Barat, separuh daratan Riau, bagian utara Bengkulu, bagian barat Jambi, pantai barat Sumatera Utara, barat daya Aceh, dan juga Negeri Sembilan di Malaysia.[3] Dalam percakapan awam, orang Minang seringkali disamakan sebagai orang Padang, merujuk kepada nama ibu kota provinsi Sumatera Barat yaitu kota Padang. Namun, masyarakat ini biasanya akan menyebut kelompoknya dengan sebutan urang awak, yang bermaksud sama dengan orang Minang itu sendiri. Nama Suku Bangsa- Suku MunaAsal Dari Daerah- Sulawesi Tenggara, Kabupaten MunaHasil Kebudayaan- Upacara KariaPada Masyarakat Muna terdapat upacara lingkaran hidup dalam kehidupan individunya, yang dimulai dari upacara kelahiran sampai sampai pada upacara kematian. Untuk melaksanaka upacara tersebut seorang individu harus melalui tahap-tahap. Salah satu tahap tersebut adalah tahap peralihan masa kanak-kanak kemasa dewasa khususnya wanita ada upacara yang mereka sebut upacara Karia.Upacara karia merupakan upacara yang sangat penting dalam rangka upacara-upacara adat disepanjang hidup individu pada masyarakat Muna. Upacara karia merupakan upacara inisiasi yang dilakukan kepada setiap wanita yang memasuki usia dewasa. Menurut pemahaman Masyarakat Muna, bahwa seorang wanita tidak boleh menikah jika belum melalui proses upacara Karia. Jika dilanggar, akan merasa tersisih dan akan dikucilkan dalam masyarakatnya.- Tradisi KasambuTradisi Kasambu merupakan tradisi turun temurun yang diadakan oleh masyarakat suku Muna, Sulawesi Tenggara. Tradisi ini merupakan bentuk syukuran terhadap kesalamatan seorang Istri yang akan melahirakan anaknya. Tradisi ini biasa diadakan menjelang kelahiran, biasanya pada bulan ke-7 atau bulan ke-8. Prosesi kasambu dimulai dengan kedua pasangan suami -istri saling menyuapi. Sekali menyuap harus dimakan satu kali atau dihabisi, bila tidak maka sisanya diberikan kepada anak disekitarnya yang telah dipersiapkan. Anak yang dipersiapkan ini diambil dari keluarga dekat. Pekerjaan menyuapi kemudian dilanjutkan oleh anggota keluarga lain kepada pasangan tersebut. Makna lahiryah prosesi ini, yaitu menyatukan kedua keluarga pihak suami dan istri, sedangkan makna batinyah merupakan wahana perkenalan bagi si janin terhadap lingkungan keluarga kelak ia akan dilahirkan. Tradisi ini ditutup dengan pembacaan doa selamat yang dipimpin oleh seorang pejabat agama setempat/pemuka agama/imam.Referensi Suku Muna atau Wuna adalah suku yang mendiami Pulau Muna, Sulawesi Tenggara. Dari bentuk tubuh, tengkorak, warna kulit (coklat tua/hitam), dan rambut (keriting/ikal) terlihat bahwa orang Muna asli lebih dekat ke suku-suku Polynesia dan Melanesia di Pasifik dan Australia ketimbang ke Melayu. Hal ini diperkuat dengan kedekatannya dengan tipikal manusianya dan kebudayaan suku-suku di Nusa Tenggara Timur dan Pulau Timor dan Flores umumnya. Motif sarung tenunan di NTT dan motif sarung muna sangat mirip yaitu garis-garis horisontal dengan warna-warna dasar seperti kuning, hijau, merah, dan hitam. Bentuk ikat kepala juga memiliki kemiripan satu sama lain. Orang Muna juga memiliki kemiripan fisik dengan suku Aborigin di Australia. Sejak dahulu hingga sekarang nelayan-nelayan Muna sering mencari ikan atau teripang hingga ke perairan Darwin. Telah beberapa kali Nelayan Muna ditangkap di perairan ini oleh pemerintah Australia. Kebiasaan ini boleh jadi menunjukkan adanya hubungan tradisional antara orang Muna dengan suku asli Australia: Aborigin.

Nama Suku Bangsa- Suku PamonaAsal Dari Daerah- Sulawesi Tengah, Kabupaten PosoHasil KebudayaanAdat PamonaPamona merupakan nama persatuan beberapa etnis, yang mengandung arti pakaroso mosintuwu naka Molanto(Pamona), Kemudian Pamona adalah sala satu etnis yang menyatu pada saat pemerintahan Kolonial belanda, pencetusan nama Pamona di diklarasikan di Tentena, sehingga untuk mengenang deklarasi tersebut maka dibuatlah Tugu watu mpoga'a dan di tentena terdapat jalan yang bernama pamona. Dalam historis kelembagaan adat Pamona dulu di kenal pembagian kekuasaan untuk poso dipimpin oleh Datue Poso dan beberapa kabosenyanya memwakili etnis masing-masing....dan kalau di daerah Tana Luwu dipimpin oleh Mokole Tawi dan keberadaan lembaga Adat Pamona untuk saat ini terbagi menjadi 2 yakni untuk di daerah Poso bernama Majelis Adat Lemba Pamona Poso sedangkan untuk di tanah Luwu (Kabupaten Luwu Timur dan Kabupaten Luwu Utara) dinamakan Lembaga Adat lemba Pamona Luwu....dan saat ini masih dipelihara keberadaannya oleh seluruh masyarakat adat Pamona baik yang ada di mangkutana kabupaten Luwu Timur dan Kabupaten Luwu Utara maupun yang berada di Kabupaten poso.BahasaContoh asal suku kata yang berubah arti setelah ditambah awalan, akhiran atau imbuhan dan membentuk beragam arti contoh: asal kata (dasar) ja'a = jahat;maja'a = rusak, jahat; kaja'a = kejahatan; ja'andaya = kemarahan; kakaja'ati = sayang (untuk barang yang rusak)ja'anya =kerugiannya, sayangnya; ja'asa = alangkah jahatnya; ja'ati=di rusaki ja'a-ja'a=buruk; contoh lain: monco = benar; kamonconya=sesungguhnya, sebenarnya; monco-monco=sungguh-sungguh; moncoro = bersiaga; moncou= terayun;... dan banyak lagi.KesenianSeni tariTarian Dero, atau madero merupakan tarian populer di kalangan Suku Pamona. Tarian ini diadakan pada pesta-pesta rakyat. Biasanya dilakukan oleh orang-orang muda. Tarian melingkar dilakukan dengan saling bergandengan tangan, sambil berbalas pantun diringi musik ceria. Beberapa daerah di Palu melarang kegiatan tarian dero atau madero karena sering menjadi pemicu perkelahian antar pemuda yang saling berebut perhatian gadis-gadis. ReferensiSuku Pamona, atau sering juga disebut suku Poso atau orang poso , mendiami hampir seluruh wilayah kabupaten Poso, sebagian wilayah Kabupaten Tojo Una-Una, sebagian wilayah Kabupaten Morowali,bahkan provinsi Sulawesi Selatan yakni di wilayah Luwu Timur, sedangkan sebagian kecil hidup merantau di berbagai daerah di Indonesia. Nenek Moyang Suku Pamona Itu sendiri berasal dari dataran SaluMoge (luwu Timur) yang karena berada di atas gunung yang jauh dari pusat pemerintahan sehingga mereka di turunkan oleh Macoa Bawalipu mendekati pusat pemerintahan yaitu di sekitaran wilayah Mangkutana (luwu Timur). hingga terjadinya pemberontakan DI/TII mereka menyebar smapai ke sulawesi tengah dan daerah lainnya. Jika di suatu daerah terdapat suku Pamona, biasanya selalu ada Rukun Poso, yaitu wadah perkumpulan orang-orang sesuku untuk melakukan sesuatu kegiatan di daerah tersebut. Agama yang dianut hampir seluruh anggota suku ini adalah Kristen. Nama Suku Bangsa- Suku RejangAsal Dari Daerah - Bengkulu Hasil Kebudayaan- Budayasuku ini tidak adaptif terhadap perkembangan di luar daerah. Ini dikarenakan kultur masyarakat Rejang yang sulit untuk menerima pendapat di luar dari pendapat kelaziman menurut pendapat mereka, dan ini menjadi bukti keyakinan dan ketaatan mereka terhadap adat-istiadat yang berlaku sejak dahulu kala. Hal ini menggambarkan bahwa sejak zaman dahulu suku Rejang telah memiliki adat-istiadat. Karena mayoritas suku Rejang masih mempertahankan kebudayaan mereka, tidak heran jika hukum adat yang berupa denda dan cuci kampung masih dipertahankan hingga sekarang. Suku Rejang sangat memuliakan harga diri, seperti halnya penjagaan martabat kaum perempuan, penghinaan terhadap para pencuri, dan penyiksaan dan pemberian hukum denda terhadap pelaku zina. Dikarenakan kesesuaian tradisi Rejang dengan ajaran Islam, suku Rejang telah mengubah kepercayaan terdahulu mereka ke ajaran agama Islam. Hingga saat ini, budaya mereka juga identik dengan nuansa Islam. Pada zaman sekarang, sudah banyak putra-putri suku Rejang telah menempuh pendidikan tinggi seperti ilmu pendidikan keguruan, ilmu kesehatan, ilmu hukum, ilmu ekonomi, sastra, dan lain-lain. - Bahasapenutur asli bahasa Rejang dapat memahami perbedaan kosakata pada saat komunikasi berlangsung. Karena perbedaan tersebut seperti perbedaan dialek pada bahasa Inggris Amerika, bahasa Inggris Britania, dan bahasa Inggris Australia. Secara filosofis, perbedaan dialek bahasa Rejang terjadi karena faktor jarak, faktor sosial, dan faktor psikologis dari suku Rejang itu sendiri. Hal ini juga membuktikan bahwa tingkat persatuan dan kesatuan suku Rejang masih sangat rendah jika dibandingkan dengan suku bangsa terdekat lainnya suku Lembak, ReferensiSuku Rejang adalah salah satu suku bangsa tertua di Sumatera. Suku Rejang mendominasi wilayah kabupaten Rejang Lebong, kabupaten Kepahiang, Kabupaten Bengkulu Tengah, Kabupaten Bengkulu Utara, dan kabupaten Lebong. Berdasarkan perbendaharaan kata dan dialek yang dimiliki bahasa Rejang, suku bangsa ini dikategorikan Melayu Proto.PeradabanSetelah Inggris secara resmi menyerahkan pemerintahan di Bengkulu kepada Belanda pada 6 April 1825, nasib masyarakat Bengkulu dan daerah pesisir tetap menderita di bawah belenggu kolonial. Kondisi itu berbeda dengan masyarakat Rejang di daerah pedalaman atau pegunungan yang tidak pernah mengalami penjajahan hingga tahun 1860. Keberuntungan itu dikarenakan letak daerah Rejang yang jauh di pedalaman dan dikelilingi bukit barisan serta hutan rimba yang masih sangat belantara. Sebelum Belanda menyambangi Tanah Pat Petulai, peradaban masyarakat Rejang sudah lebih maju dibandingkan dengan masyarakat lainnya. Hal ini dibuktikan dalam masyarakat Rejang telah memiliki pemerintahan masyarakatnya sendiri yang terdiri dari 5 orang tui kutei. Kutei merupakan suatu masyarakat hukum adat asli yang berdiri dan geneologis terdiri dari sekurang-kurangnya 10 hingga 15 keluarga atau rumah, sedangkan tui kutei merupakan kepala kutei yang dipilih berdasarkan garis keturunan pendiri petulai (kesatuan kekeluargaan masyarakat Rejang yang asli).Nama Suku Bangsa- Talang MamakAsal Dari Daerah- Riau, Indra Giri HuluHasil Kebudayaan- BahasaMasyarakat Talang Mamak dalam percakapan sehari-hari menggunakan bahasa yang disebut dengan Bahasa Talang Mamak, walaupun dalam percakapan dengan pihak di luar komunitas, mereka biasa menggunakan Bahasa Melayu. Dalam kosakata Bahasa Talang Mamak ini terdapat pengaruh Bahasa Minang dan Bahasa Melayu.[4]- PendudukSaat ini, total penduduk Talang Mamak dari Lubuk Tebrau hingga Melenai berjumlah 265 jiwa. Lima puluh persen jiwa diantaranya, sudah dapat menggunakan suaranya pada pemilihan Presiden dan pemilihan Bupati kemarin.- AgamaSebagian besar masyarakat Talang Mamak mempercayai kekuatan-kekuatan gaib pada benda-benda yang berada di sekitar (animisme). Beberapa kepala keluarga beralih ke Islam. Mereka mengakui bahwa Islam adalah agama mereka, namun untuk ibadah hanya cukup di lisan saja.- Mata PencaharianSecara keseluruhan, mata pencarian mereka adalah berladang, menyadap karet, dan mengambil hasil hutan nonkayu. Di samping berburu atau juga menangkap ikan. Namun, kini Dusun Datai tampak sepi dan banyak rumah yang tidak terawat lagi. Sekarang banyak yang meninggalkan rumahnya, bisa jadi mereka sedang membuka kebun baru atau juga pergi mencari Jernang, lanjut Pak Katak tentang kondisi penduduknya.- BudayaUntuk urusan budaya, Masyarakat Talang Mamak di Taman Nasional Bukit Tigapuluh sedikit berbeda dengan Tigabalai-Pusat kebudayaan Talang Mamak. Ini terlihat dari tidak adanya tradisi mengilir dan menyembah raja, serta lunturnya sistem kebatinan. Umumnya, mereka hidup otonom dalam beraktivitas sehingga berbagai persoalan yang ada akan diserahkan kepada kepala desa.- TradisiNamun begitu, mereka masih kental dengan tradisi adat. Sebut saja Gawai (Pesta Pernikahan), Kemantan (Pengobatan Penyakit), Tambat Kubur (Acara 100 hari kematian), serta Khitanan untuk anak lelaki berumur 12 tahun ke atas yang dianggap mendekati usia dewasa. Begitu juga dengan rumah yang masih berbentuk panggung, sebagai ciri khas mereka, misalnya. Bangunan kayu tanpa ruangan khusus serta sekat pembatas -mulai dari dapur hingga ruang tidur- sehingga, segala barang tergeletak menjadi satu masih kokoh berdiri.

Nama Suku Bangsa- Suku TernateAsal Dari Daerah - Maluku Utara, Kota ternateHasil Kebudayaan- Bahasa TernateOrang Ternate mempunyai bahasa sendiri, yaitu bahasa Ternate. Para ahli berpendapat bahwa bahasa ini termasuk dalam rumpun bahasa Halmahera Utara, yang merupakan kelompok bahasa non-Austronesia. Bahasa Ternate banyak mempengaruhi bahasa Melayu Maluku Utara, bahasa Melayu di Tidore dan bahasa Melayu di Tanah Minahasa (Manado). Kata-kata dalam bahasa Melayu Maluku Utara seperti: ngoni,ngana dll diambil dari bahasa Ternate- Mata PencaharianMata pencaharian orang Ternate bertani dan nelayan. Dalam bidang pertanian mereka menanam padi, sayur mayur, kacang-kacangan, ubi kayu, dan ubi jalar. Tanaman keras yang mereka usahakan adalah cengkeh, kelapa dan pala. Cengkeh merupakan tanaman rempah-rempah yang sudah mempunyai sejarah panjang di Ternate. Cengkeh merupakan daya tarik yang mengundang kedatangan bangsa Eropa ke daerah ini. Selain itu, orang-orang Ternate juga dikenal sebagai pelaut-pelaut yang ulung.- Pola PemukimanPemukiman penduduk umumnya membentang di sepanjang garis pantai. Rumah-rumah mereka dibangun di sepanjang jalan-jalan dan sejajar dengan garis pantai di daerah perkotaan. Struktur bangunannya beraneka ragam sesuai dengan gaya para pendatang dari luar Halmahera di perdesaan. Di pedesaan, rumah-rumah penduduk terbuat dari rumput ilalang.taek- AgamaSebelum agama Islam masuk ke P. Ternate, suku ini terbagi dalam kelompok-kelompok masyarakat. Masing-masing kelompok kerabat suku Ternate dipimpin oleh mamole. Seiring dengan masuknya Islam. mamole ini bergabung menjadi satu konfederasi yang dipimpin oleh kolano. Kemudian, setelah Islam menjadi lebih mantap, struktur kepemimpinan kolano berubah menjadi kesultanan. Dalam struktur kolano, ikatan genealogis dan teritorial berperan sebagai faktor pemersatu, sedangkan dalam kesultanan agama Islamlah yang menjadi faktor pemersatu. Dalam struktur kesultanan, selain lembaga tradisional yang sudah ada, dibentuk pula lembaga keagamaan. Kesultanan Ternate masih ada sampai saat ini meskipun hanya dalam arti simbolik. Namun belakangan ini kesultanan Ternate tampak bangkit kembali.ReferensiSuku Ternate dengan populasi 50.000 jiwa bertempat tinggal di Pulau Ternate. Pulau ini termasuk di dalam wilayah provinsi Maluku Utara dengan ibukotanya Kota Ternate. Selain berdiam di pulau asalnya, orang Ternate juga berdiam di daerah lain, misalnya di pulau Bacan dan pulau Obi yang termasuk wilayah kabupaten Halmahera Tengah, serta wilayah lain di dalam dan di luar Provinsi Maluku Utara.

Suku SundaSuku Sunda adalah kelompok etnis yang berasal dari bagian barat pulau Jawa, Indonesia, dengan istilah Tatar Pasundan yang mencakup wilayah administrasi provinsi Jawa Barat, Banten, Jakarta, Lampung dan wilayah barat Jawa Tengah (Banyumasan). Suku Sunda merupakan etnis kedua terbesar di Indonesia. Sekurang-kurangnya 15,2% penduduk Indonesia merupakan orang Sunda. Jika Suku Banten dikategorikan sebagai sub suku Sunda maka 17,8% penduduk Indonesia merupakan orang Sunda. Mayoritas orang Sunda beragama Islam, akan tetapi ada juga sebagian kecil yang beragama kristen, Hindu, dan Sunda Wiwitan/Jati Sunda. Agama Sunda Wiwitan masih bertahan di beberapa komunitas pedesaan suku Sunda, seperti di Kuningan dan masyarakat suku Baduy di Lebak Banten yang berkerabat dekat dan dapat dikategorikan sebagai suku Sunda.Jati diri yang mempersatukan orang Sunda adalah bahasanya dan budayanya. Orang Sunda dikenal memiliki sifat optimistis, ramah, sopan, dan riang.[2] Orang Portugis mencatat dalam Suma Oriental bahwa orang sunda bersifat jujur dan pemberani. Orang sunda juga adalah yang pertama kali melakukan hubungan diplomatik secara sejajar dengan bangsa lain. Sang Hyang Surawisesa atau Raja Samian adalah raja pertama di Nusantara yang melakukan hubungan diplomatik dengan Bangsa lain pada abad ke 15 dengan orang Portugis di Malaka. Hasil dari diplomasinya dituangkan dalam Prasasti Perjanjian Sunda-Portugal. Beberapa tokoh Sunda juga menjabat Menteri dan pernah menjadi wakil Presiden pada kabinet RI.Disamping prestasi dalam bidang politik (khususnya pada awal masa kemerdekaan Indonesia) dan ekonomi, prestasi yang cukup membanggakan adalah pada bidang budaya yaitu banyaknya penyanyi, musisi, aktor dan aktris dari etnis Sunda, yang memiliki prestasi di tingkat nasional, maupun internasional.[3]Pandangan HidupSelain agama yang dijadikan pandangan hidup, orang Sunda juga mempunyai pandangan hidup yang diwariskan oleh nenek moyangnya. Pandangan hidup tersebut tidak bertentangan dengan agama yang dianutnya karena secara tersurat dan tersirat dikandung juga dalam ajaran agamanya, khususnya ajaran agama Islam. Pandangan hidup orang Sunda yang diwariskan dari nenek moyangnya dapat diamati pada ungkapan tradisional, juga dari naskah kuno.[4]Hubungan antara sesama manusiaHubungan antara manusia dengan sesama manusia dalam masyarakat Sunda pada dasarnya harus dilandasi oleh sikap silih asih, silih asah, dan silih asuh, artinya harus saling mengasihi, saling mengasah atau mengajari, dan saling mengasuh sehingga tercipta suasana kehidupan masyarakat yang diwarnai keakraban, kerukunan, kedamaian, ketentraman, dan kekeluargaan, seperti tampak pada ungkapan-ungkapan berikut ini: Kawas gula jeung peueut yang artinya hidup harus rukun saling menyayangi, tidak pernah berselisih. Ulah marebutkeun balung tanpa eusi yang artinya jangan memperebutkan perkara yang tidak ada gunanya. Ulah ngaliarkeun taleus ateul yang artinya jangan menyebarkan perkara yang dapat menimbulkan keburukan atau keresahan. Ulah nyolok mata buncelik yang artinya jangan berbuat sesuatu di hadapan orang lain dengan maksud mempermalukan. Buruk-buruk papan jati yang artinya berapapun besar kesalahan saudara atau sahabat, mereka tetap saudara kita, orang tua tentu dapat mengampuninya.Hubungan antara manusia dengan negara dan bangsanyaHubungan antara manusia dengan negara dan bangsanya, menurut pandangan hidup orang Sunda, hendaknya didasari oleh sikap yang menjunjung tinggi hukum, membela negara, dan menyuarakan hati nurani rakyat. Pada dasarnya, tujuan hukum yang berupa hasrat untuk mengembalikan rasa keadilan, yang bersifat menjaga keadaan, dan menjaga solidaritas sosial dalam masyarakat. Masalah ini dalam masyarakat Sunda terpancar dalam ungkapan-ungkapan: Kudu nyanghulu ka hukum, nunjang ka nagara, mupakat ka balarea (harus menjunjung tinggi hukum, berpijak kepada ketentuan negara, dan bermupakat kepada kehendak rakyat. Bengkung ngariung bongkok ngaronyok (bersama-sama dalam suka dan duka). Nyuhunkeun bobot pangayon timbang taraju (memohon pertimbangan dan kebijaksanaan yang seadil-adilnya, memohon ampun)BahasaDalam percakapan sehari-hari, etnis Sunda banyak menggunakan bahasa Sunda. Namun kini telah banyak masyarakat Sunda terutama yang tinggal di perkotaan tidak lagi menggunakan bahasa Sunda dalam bertutur kata.[5] Seperti yang terjadi di pusat-pusat keramaian kota Bandung dan Bogor, dimana banyak masyarakat yang tidak lagi menggunakan bahasa Sunda.Ada beberapa dialek dalam bahasa Sunda, mulai dari dialek Sunda-Banten, hingga dialek Sunda-Jawa Tengahan yang mulai tercampur bahasa Jawa. Para pakar bahasa biasanya membedakan enam dialek berbeda. Dialek-dialek ini adalah: Dialek Barat (Bahasa Banten) Dialek Utara Dialek Selatan (Priangan) Dialek Tengah Timur Dialek Timur Laut (Bahasa Sunda Cirebon) Dialek TenggaraDialek Barat dipertuturkan di daerah Banten dan Lampung. Dialek Utara mencakup daerah Sunda utara termasuk kota Bogor dan beberapa daerah Pantura. Lalu dialek Selatan adalah dialek Priangan yang mencakup kota Bandung dan sekitarnya. Sementara itu dialek Tengah Timur adalah dialek di Kabupaten Majalengka dan Indramayu. Dialek Timur Laut adalah dialek di sekitar Cirebon dan Kuningan, juga di beberapa kecamatan di Kabupaten Brebes dan Tegal, Jawa Tengah. Dan akhirnya dialek Tenggara adalah dialek sekitar Ciamis, juga di beberapa kecamatan di Kabupaten Cilacap dan Banyumas, Jawa Tengah.KesenianSeni tariSeni tari utama dalam Suku Sunda adalah tari jaipongan, tari merak, dan tari topeng.Tanah Sunda (Priangan) dikenal memiliki aneka budaya yang unik dan menarik, Jaipongan adalah salah satu seni budaya yang terkenal dari daerah ini. Jaipongan atau Tari Jaipong sebetulnya merupakan tarian yang sudah moderen karena merupakan modifikasi atau pengembangan dari tari tradisional khas Sunda yaitu Ketuk Tilu. Tari Jaipong ini dibawakan dengan iringan musik yang khas pula, yaitu degung. Musik ini merupakan kumpulan beragam alat musik seperti gendang, gong, saron, kacapi, dsb. Degung bisa diibaratkan 'Orkestra' dalam musik Eropa/Amerika. Ciri khas dari Tari Jaipong ini adalah musiknya yang menghentak, dimana alat musik kendang terdengar paling menonjol selama mengiringi tarian. Tarian ini biasanya dibawakan oleh seorang, berpasangan atau berkelompok. Sebagai tarian yang menarik, Jaipong sering dipentaskan pada acara-acara hiburan, selamatan atau pesta pernikahan.Wayang GolekTanah Sunda terkenal dengan kesenian Wayang Golek-nya. Wayang Golek adalah pementasan sandiwara boneka yang terbuat dari kayu dan dimainkan oleh seorang sutradara merangkap pengisi suara yang disebut Dalang. Seorang Dalang memiliki keahlian dalam menirukan berbagai suara manusia. Seperti halnya Jaipong, pementasan Wayang Golek diiringi musik Degung lengkap dengan Sindennya. Wayang Golek biasanya dipentaskan pada acara hiburan, pesta pernikahan atau acara lainnya. Waktu pementasannya pun unik, yaitu pada malam hari (biasanya semalam suntuk) dimulai sekitar pukul 20.00 21.00 hingga pukul 04.00 pagi. Cerita yang dibawakan berkisar pada pergulatan antara kebaikan dan kejahatan (tokoh baik melawan tokoh jahat). Cerita wayang yang populer saat ini banyak diilhami oleh budaya Hindu dari India, seperti Ramayana atau Perang Baratayudha. Tokoh-tokoh dalam cerita mengambil nama-nama dari tanah India.Dalam Wayang Golek, ada tokoh yang sangat dinantikan pementasannya yaitu kelompok yang dinamakan Purnakawan, seperti Dawala dan Cepot. Tokoh-tokoh ini digemari karena mereka merupakan tokoh yang selalu memerankan peran lucu (seperti pelawak) dan sering memancing gelak tawa penonton. Seorang Dalang yang pintar akan memainkan tokoh tersebut dengan variasi yang sangat menarik.Seni musikSelain seni tari, tanah Sunda juga terkenal dengan seni suaranya. Dalam memainkan Degung biasanya ada seorang penyanyi yang membawakan lagu-lagu Sunda dengan nada dan alunan yang khas. Penyanyi ini biasanya seorang wanita yang dinamakan Sinden. Tidak sembarangan orang dapat menyanyikan lagu yang dibawakan Sinden karena nada dan ritme-nya cukup sulit untuk ditiru dan dipelajari.Dibawah ini salah salah satu musik/lagu daerah Sunda:Bubuy Bulan Es Lilin Manuk Dadali Tokecang Warung Pojok1. CalungCalung adalah alat musik Sunda yang merupakan prototipe dari angklung. Berbeda dengan angklung yang dimainkan dengan cara digoyangkan, cara menabuh calung adalah dengan mepukul batang (wilahan, bilah) dari ruas-ruas (tabung bambu) yang tersusun menurut titi laras (tangga nada) pentatonik (da-mi-na-ti-la). Jenis bambu untuk pembuatan calung kebanyakan dari awi wulung (bambu hitam), namun ada pula yang dibuat dari awi temen (bambu yang berwarna putih).2. AngklungAngklung adalah sebuah alat atau waditra kesenian yang terbuat dari bambu khusus yang ditemukan oleh Bapak Daeng Sutigna sekitar tahun 1938. Ketika awal penggunaannya angklung masih sebatas kepentingan kesenian lokal.NAMA 34 PROVINSI di INDONESIALENGKAP DENGAN PAKAIAN, TARIAN, RUMAH ADAT, SENJATA TRADISIONAL,SUKU,BAHASA DAERAH,PETA dan GAMBAR

NAMA PROVINSI DI PULAU SUMATERA INDONESIA

1.Provinsi Nanggro Aceh Darussalam (NAD) Ibukota nya adalah Banda Aceh

Berdiri :7 Desember 1959Dasar Hukum : UU 24/1956Letak :Pulau Sumatera ( 2-6LU dan 95-99BT )Tanda Plat Nomor Kendaraan : BLLuas Wilayah : 57.365,57 km.Bandar Udara : Sultan Iskandar Muda (Blang Bintang - Banda Aceh)Pelabuhan Laut : Balohan (Sabang)Pahlawan : Teuku Umar, Cut Nyak Dhien, Teuku Cik Di Tiro, Teuku Nyak Arief, Sultan Iskandar Muda,dll.

Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Syah Kuala (UNSYIAH),Universitas Iskandar Muda (UNIDA) Universitas Muhammadiyah (UNMUHA), IAIN Ar-Raniry, Universitas Malikussaleh(Lhokseumawe), Universitas Abulyatama (Kota Baro, Aceh Besar), Sekolah Tinggi Ilmu Kehutanan (STIK), Politeknik Negeri Lhokseumawe

Makanan Khas Daerah : Timpan, Masak udang cumi, Gulai Aceh,Daging masak pedas,Korma kambing, Sie Reubeouh cuka, Gulai kepala ikan, Meuseukat, Kanji Rumbi,dll.

Obyek Wisata: Taman Nasional Gunung Leuser, Mesjid Raya Baiturrahman, Taman Laut Pulau Rubiah, Danau Anuek Laot, Iboih, Bekas Kerajaan Samudera Pasai, Pemandian Air Panas Simpang Balek, Taman Putroe Phang, Pinto Khop, Danau Laut Tawar, Perpustakaan Islam Tanah Abee (khusus menyimpan buku-buku Islam), Museum Negeri Banda Aceh, Gunongan (sebuah bangunan yang merupakan gunung buatan), Benteng Indrapatra dll.

Peninggalan Sejarah: 1.Kherkoff, Kuburan Belanda yang membuktikan perlawananrakyat Aceh terhadap penjajahan Belanda.2. Makam Sultan Iskandar Muda, yang merupakan simbol kejayaan dari Kerajaan Aceh pada masa lalu.

Industri dan Pertambangan : Pabrik Semen Andalas, Pupuk AAF, Minyak,Emas, dan Perak.

Tarian Tradisional : Tari Seudati, Tari Saman, Tari Ranup Lam Puan, Tari Meuseukat, Tari Kipah Sikarang Aceh, Tari Aceh Gempar, Tari Mulia Ratep Aceh, Tari Rapai Geleng Aceh, Tari Turun Kuaih Aunen Aceh, Tari Bungong Seulanga Aceh, Tari Seudati Ratoh Aceh, Tari Nayak Padi Aceh, Tari Saman Jaton Aceh, Tari Kipah Sitangke Aceh, Tari Dodaidi Aceh, Tari Likok Puloe Aceh, Tari Didong Gayo Aceh, Tari Tarek Pukat Aceh, Tari Aceh Ek U Gle, Tari Aceh Dara Meukipah Tari Aceh Top Pade.

Rumah Adat : Rumoh Aceh, Rumah Krong Pade atau BerandangSenjata Tradisional : Rencong, Sikin Panyang, Klewang dan Peudeung oon Teubee.Lagu Daerah :Bungong Jeumpa, Lembah Alas, Piso Surit, Sepakat Segenap.Suku : Aceh, Gayo, Alas, Kluet, Melayu Tamiang, Haloban, Devayan, Sigulai, Julu, Singkil, Aneuk Jamee, Simelue, dan PulauBahasa Daerah : Aceh Gayo, Alas, Aneuk Jamee, Tamiang, Devayan, Simeulue.Pakaian Adat : Pidie

Identitas Daerah : Flora : Bungong Jeumpa (Michelia Champaca), Fauna : Cicimpala Kuning (copsychus pyrropygus)

Alat Musik Tradisional : SERUNE KALEE (sumber bunyi : Aerofon, DITIUP SERTA TERDAPAT LUBANG YANG DIMAINKAN DENGAN JARI SEBAGAI PENGATUR NADA),Canang, Geunderang, Gong, Rapa-ii, RifaiJulukan : Kota Serambi Mekkah

2.Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Ibukota nya adalah Medan

Berdiri : 7 Desember 1959Dasar Hukum : UU 24/1956Letak : Pulau Sumatera ( 1-5LU dan 97-101BT )Tanda Plat Nomor Kendaraan : BB (Tapanuli) dan BK (Sumatera Utara)Luas Wilayah: 71.680 kmBandar Udara : Polonia ( Medan )Pelabuhan Laut : Belawan ( Medan )Pahlawan : Si Singamangaraja XII, Kyai Haji Zainul Arifin, Dr. F. Lumban Tobing, Teungku Amir Hamzah, Mayjen Anumerta DI Panjaitan.

Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Negeri Medan, Universitas Sumatera Utara(USU), IAIN Sumatera Utara, IKIP Medan

Makanan Khas Daerah : Lalamak, Sagsang, Bika Ambon, Tasak Telu, Anyang, Gulai Tumbuk Daun Singkong, Mie Keling, Palai Bada Sibolga,dll

Obyek Wisata : Istana Maimun, Mesjid Raya Medan, Danau Toba, Pulau Nias, Taman Wisata Sikundur, Museum Perjuangan Bukit Barisan, Museum Daerah Sumatera Utara, Pantai Cermin, Kebun Binatang.

Peninggalan Sejarah :1. Biaro Bahal, ditemukan di Padang Sidempuan.2. Istana Maimun atau Istana Deli.3. Candi Portibi peninggalan dari Kerajaan Hindu Panai yang memerintah sekitar tahun 1039.4. Benteng yang dibangun pada masa Kerajaan Majapahit di tahun 1365.5.Makam Batu Raja-Raja Batak.

Industri dan Pertambangan : Minyak Bumi, Kertas, Tekstil, Ban Mobil.

Tarian Tradisional : Tari Serampang Dua Belas,Tari Tor Tor, Tari Terang Bulan (Karo) Tari Maena (Nias), Tari Pesta Gembira, Tari Karo Lima Serangkai, Tari Kuala Deli Tanjung Katung Medan, Tari Dembas Simenguda Tapanuli, Tari Kemuliaan Man Dibata Karo, Tari Bolo-Bolo Karo, Tari Begu Deleng Sumatera Utara, Tari Ngari-ngari Karo.

Rumah Adat : Rumah BolonSenjata Tradisional : Piso Surit, Hujur, Podang, Belati, Piso Gaja Dompak.Lagu Daerah : Anju Ahu, Bungo Bangso, Cikala Le Pongpong, Bungo Bangso, Butet, Dago Inang Sarge, Lisoi, Madekdek Magambiri, Mariam Tomong, Nasonang Dohita Nadua, Rambadia, Sengko-Sengko, Siboga Tacinto, Sinanggar Tulo, Sing Sing So, Tapian NauliSuku : Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Fakfak, Batak Angkola, Batak Toba, Melayu, Nias, Batak Mandailing, dan Maya-mayaBahasa Daerah : Batak

Pakaian Adat : Karo

Identitas Daerah : Flora : Bunga Kenanga (Canaga Odorata), Fauna : Beo Nias (Gacula Religiusa Robusta)

Alat Musik Tradisional : ARAMBA (sumber bunyi : Ideofon, DIPUKUL DENGAN MENGGUNAKAN PEMUKUL KHUSUS),Doli-doli, Faritia, Garantung, Gonrang, Hapetan, Kendang Melayu, Gedumba atau Marwas

Julukan : Kota Melayu Deli

3.Provinsi Sumatera Barat (SUMBAR) Ibukota nya adalah Padang

Berdiri: 3 Juli 1958Dasar Hukum: UU 61/1958Letak : Pulau Sumatera ( 1LU-4LS dan 98-102BT )Tanda Plat Nomor Kendaraan : BALuas Wilayah: 425.75 kmBandar Udara: TabingPelabuhan Laut : Teluk BayurPahlawan : Teuku Imam Bonjol, Abdul Muis, M.Hatta, H.Agus Salim, Sutan Syahrir, Hj. Rasuna Said, Prof. Muhammad Yamin. dll

Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Andalas (UNAND), IKIP Padang, IAIN Imam Bonjol

Makanan Khas Daerah : Rendang Padang, Lepat ketan, Gulai Pangek, Paniaram, Daging Asam Padeh, Ayam bakar Padang, dll.

Obyek Wisata : Museum Adityawarman, Jam Gadang dan Benteng Fort de Kock, Goa Jepang, Taman Siti Nurbaya, Kepulauan Mentawai, Pantai Air Panas, Danau Maninjau, Danau Singkarak,Lembah Harau, Lembah Anai, Krang Tirta, Puncak Lawang, dll.

Peninggalan Sejarah :1. Batu Nisan Raja Adityawarman di Limokaum Batusangkar, bertuliskan tahun 1356.2. Patung Adityawarman ditemukan oleh pemerntah Hindia Belanda di Padangrocok dekat sungai Lansek, yang saat ini disimpan di Museum Nasional Jakarta.3. Prasasti Besar Pagaruyung, di dapatkan di bukit Gombak bertahun 1356.4. Prasasti Adityawarman dari Suroaso ( Batusangkar ).

Industri dan Pertambangan : Semen Padang, Tenun, Timah, Batubara,dan Granit.

Tarian Tradisional : Tari Baralek Gadang, Tari Indang Minangkabau, Tari Rantak Minangkabau, Tari Galombang Minangkabau, Tari Piring Kubu Durian Padang, Tari Pasambahan Minang, Tari Indang Badinding,Tari Sabalah Sumatera Barat, Tari Payuang Padang, Tari Alang Babega Minangkabau, Tari Ambek Ambek Koto Anau Sumatera Barat, Tari Lilin, Tari Kain Pasisia Salatan, Tari Selendang Minangkabau, Tari Barabah Minangkabau, Tari Galombang Pasambahan, Tari Panen, Tari Rancak Minangkabau, Tari Tudung Saji Minangkabau, Tari Rancak Di Nan Jombang, Tari Payung Duo

Rumah Adat : Rumah GadangSenjata Tradisional :Karih, Kerambit (di Minang disebut kurambiak/karambiak), Belati, Tombak, Ruduih, PiaritLagu Daerah : Ayam Den Lapeh, Barek Solok, Dayung Palinggam, Kambanglah Bungo, Kampuang Nan Jauh Di Mato, Ka Parak Tingga, Malam Baiko, Kampuang nan Jauh di Mato, Kambanglah Bungo, Indang Sungai Garinggiang, Rang TaluSuku : Minangkabau, Melayu, dan Mentawai, Tanjung Kato, Panyali, Caniago, Sikumbang, dan GusciBahasa Daerah : MinangPakaian Adat : Batu Sangkar

Identitas Daerah : Flora : Pohon Andalan (Morus Macroura), Fauna : Kuau Besar (Agusianusargus)

Alat Musik Tradisional : SALUANG (sumber bunyi : Aerofon, DITIUP SERTA TERDAPAT LUBANG YANG DIMAINKAN DENGAN JARI SEBAGAI PENGATUR NADA), Talempong.

Julukan : Kota Tercinta

4.Provinsi Riau Ibukota nya adalah Pekan Baru

Berdiri : 25 Juli 1958.Dasar Hukum : UU No 61.1958.Letak : Pulau Sumatera ( 2LU-3LU dan 100-109BT )Tanda Plat Nomor Kendaraan : BMLuas Wilayah : 94.561 km.Bandar Udara : Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II, PekanbaruPelabuhan Laut : BengkalisPahlawan : Sultan Syarif Kasim II, Raja Haji Fisabilillah, Raja Ali Haji.

Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Riau ( UNRI ), IAIN Sultan Syarif KasimMakanan Khas Daerah :

Obyek Wisata: Candi Muara Takus, Batu Pantai Nongsa, Komplek Istana Kerajaan Siak, , Pantai Pasir Panjang (Pantai Trikora), Suaka Alam Kerumutan, Pantai Tanjung Pesona, Semenanjung Senggarai, Taman Laut, Bekas Istana Gunung Sahilang.

Peninggalan Sejarah : 1. Komplek Istana Sultan Sri Siak Indapura yang dibangun 1898.

Industri dan Pertambangan : Minyak Bumi, Emas, Perak, Bauksit dan Kertas, Cumb rubber, plastik, Plywood.

Tarian Tradisional : Tari Joged Lambak, Pedang Jenawi, Tari Pembubung, Tari Sinar, Tari Lenggang Melayu, Tari Zapin Sekampung, Tari Zapin, Tari Zapin Kampung Melayu Pekan Baru, Tari RiuhTambourine.

Rumah Adat : Rumah Melayu Selaso Jatuh Kembar.Senjata Tradisional : PedangJenawi, Badik Tumbuk Lada.Lagu Daerah :Soleram, Kebangkitan Melayu, Tanjung Katung, Bungo Cempako, Lancang kuning, Ayam Putih Pungguk, Makan Sirih, Uyang Bagan Tak Ondak Belaya, Mak Long, Tuanku Tambusai, Pak Ngah Balek, Puteri Tujuh, Dedap Durhaka, Kutang Barendo. Suku : Melayu, Akit, Talang Mamak, Hutan, Sakai, Laut, Bunoi, Bahasa Daerah : MelayuPakaian Adat : Teluk Belanga dan Kebaya Labuh

Identitas Daerah : Flora : Nibung (Oncosperma Tigilarium ), Fauna : Srindit (Loriculus Pusillus)

Alat Musik Tradisional : GAMBUS (sumber bunyi : Kordofon, DIPETIK DENGAN MENGGUNAKAN JARI, SERTA MEMAINKAN NADA DENGAN MENGGUNAKAN JARI), Rebana, Saluang dan Talempong.

Julukan : Kota Bertuah

5.Provinsi Kepulauan Riau Ibukota nya adalah Tanjung Pinang

Berdiri : 24 September 2002.Dasar Hukum : UU No 25/2002Letak : Pulau Sumatera ( 1LS-3LS dan 101-104BT )Tanda Plat Nomor Kendaraan : BM dan BP (sebagian sudah diganti menjadi BP)Luas Wilayah : 13.741 km.Bandar Udara : Hang Nadim (Batam), Bandara Kijang ( Tanjung Pinang) Nama Baru Bandara Internasional Raja Haji Fisabililah (Diresmikan tanggal 2 April 2008)Pelabuhan Laut : Pelabuhan BatamPahlawan : Sultan Syarif Kasim II, Tuanku TambusaiPerguruan Tinggi Negeri dan Swasta :-Obyek Wisata:Pulau Penyengat

Peninggalan Sejarah : 1. Candi Muara Takus. Peninggalan Kerajaan Sriwaijaya di pulau Karimun2. Puri bekas Yang Dipertuan Muda, salah satu kejayaan Kerajaan Melayu Riau di pulau Penyengat.3. Prasasti Pasir Panjang ( Batu Bersurat ) di pulau Karimun

Industri dan Pertambangan : Pakaian Jadi dan Batubara, mesin, kimia, industri logam.

Tarian Tradisional : Tari Tandak,Tari Persembahan, Tari Madah Gurindam Tanjung Pinang, Tari Tabal Gempita, Tarian Gamelan.

Rumah Adat : Rumah Selaso Jatuh KembarSenjata Tradisional : Ulu Kundit, Pedang Jenawi, Lagu Daerah : Segantang Lada Suku : Melayu, Siak, Sakai, Kubu, Kerinci, Bajau, Batin, Penghulu, dll. Bahasa Daerah : Melayu Pakaian Adat : Teluk Belanga dan Kebaya Labuh

Identitas Daerah : Flora : Pinang Merah (Cyirtsotachys Renda), Fauna : Harimau Sumatera (Pantera Tigris Sumatraesis)

Alat Musik Tradisional : GENDANG PANJANG (sumber bunyi : Membranofon, DITEPUK DENGAN MENGGUNAKAN TELAPAK TANGAN)

Julukan : Kota Gurindam,Negeri Pantun, Kota Bestari

6.Provinsi Jambi Ibukota nya adalah Jambi

Berdiri : 6 Januari 1957.Dasar Hukum : UU No 61/1958Letak : Pulau Sumatera ( 1LS-3LS dan 101-105BT )Tanda Plat Nomor Kendaraan : BHLuas Wilayah: 244.477 km.Bandar Udara: Sultan Tahaha SyarifuddinPelabuhan Laut : Kuala TungkalPahlawan : Sultan Tahaha Syarifuddin, sultan Mahmud Muhyidina dan Permaisurinya Putri Ayu( Pahlawan Darah )

Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Negeri Jambi (UNJAM), Insititut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Tahaha Syarifuddin

Makanan Khas Daerah : Tempoyak, Gulai Rebung Jambi, Putri Kandis Pelangi, dll.

Obyek Wisata : Danau Kerinci, Taman Anggrek, Goa Alam Toangko, Candi Muara Jambi, Air Panas Bumi, Danau Sipin, Taman Mayang Manggurai, Goa Alam Tingkap, Taman rimba, Danau Ladeh Panjang, Batu Bertulis Karang Birahi, Taman Nasional, Berbak, Taman Nasional Kerinci,dll.

Peninggalan Sejarah : 1. Flakes Obsidian, benda purbakala berasal dari Kerinci.2. Bejana Perunggu, Danau Kerinci3. Prasasti Karang Birahi,di Merangin Jambi.

Industri dan Pertambangan : Batubara, Emas, Minyak Bumi, dan Karet.

Tarian Tradisional : Tari Sekapur Sirih, Tari Selampit Delapan, Tari Rentak Besapih, Tari Kipas Keprak, Tari Tauh, Tari Selaras Pinang Masak, Tari Selendang Mak Inang, Tarian Magis Gadis.Rumah Adat : Rumah PanjangSenjata Tradisional : Keris, pedang, Tombak, dan SampitanLagu Daerah : Batanghari, Soleram, Injit-Injit Semut, Pinang Muda, Selendang MayangSuku : Batin, Kerinci, Penghulu, Pedah, Melayu, Jambi, Kubu, dan BajauBahasa Daerah : Kubu, Kerinci, Batin, Melayu, Bajau Pakaian Adat : Jambi

Identitas Daerah : Flora : Pinang Merah (Cyirtsotachys Renda), Fauna : Harimau Sumatera (Pantera Tigris Sumatraesis)

Alat Musik Tradisional : GAMBUS (sumber bunyi : Kordofon, DIPETIK PADA BAGIAN SENARNYA)

7.Provinsi Sumatera Selatan (SUMSEL) Ibukota nya adalah Palembang

Berdiri : 14 Agustus 1960.Dasar Hukum : UU No 3/1950Letak : Pulau Sumatera ( 1LS-5LS dan 102-107BT )Tanda Plat Nomor Kendaraan : BGLuas Wilayah : 113.339,07 km.Bandar Udara : Sultan Mahmud Badaruddin II / Talang BetutuPelabuhan Laut : Pelabuhan PalembangPahlawan : Sultan Mahmud Badaruddin II

Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Sriwijaya (UNSRI), IAIN Raden FatahMakanan Khas Daerah : Pempek Palembang, Tekwan, Burgo, Sate Pentul, Mie Celor

Obyek Wisata : Danau Ranau, Pulau Kemaro, Taman Purbakala Geding Suryo, Gunung Dempo, Bukit Salero, Museum Timah, Pantai Matras, Pantai Tanjung Kelayang, Pusat Tenun Songket, Kawah Tengkurep, Air Terjun Tenag,dll.

Peninggalan Sejarah :1. Piagam Talang Tuwo.2. Prasasti Telaga Batu ( Prasasti Persumpahan ) yang berisikan kutukan.3. Taman Purbakala Gede Ing Symo, Komplek kuburan Islam abad pertengahan.4. Prasasti Kedukan Bukit bertahun 683 masehi, ditemukan di Palembang tahun 1920

Industri dan Pertambangan : Minyak bumi, Batubara, Pupuk, Polipropilen, Karet.

Tarian Tradisional : Tari Tanggai, Tari Putri Bekhusek, Tari Kelindan Sumbay, Tari Kipas Linggau Tarian Pagar Pengantin Palembang, Tari Gending Sriwijaya

Rumah Adat : Rumah LimasSenjata Tradisional : Keris, tombak, pedang, badikLagu Daerah : Cuk Mak Ilang, Dek Sangke, Gending Sriwijaya, Kabile-bile, Tari Tanggai Suku : Melayu, Kikim, Semenda, Komering, Pasemah, Lintang, Pegagah, Rawas, Sekak Rambang, Lembak, Kubu, Ogan, Penesek Gumay, Panukal, Bilida, Musi, Rejang, dan RanauBahasa Daerah : Palembang Pakaian Adat : Aisan Gede

Identitas Daerah : Flora : Duku (Lansium Domesticun), Fauna : Belida (Notoptenuschitala)

Alat Musik Tradisional : ACCORDION (sumber bunyi : Aerofon, DENGAN MENGGUNAKAN KEDUA TANGAN, TANGAN YANG SATU SEBAGAI PENGATUR ALUNAN SUARA SEDANGKAN TANGAN YANG SATU LAGI SEBAGAI PENGATUR NADA)

Julukan : Kota Pempek

8.Provinsi Bangka Belitung (BABEL) Ibukota nya adalah Pangkal Pinang

Berdiri : 9 Februari 2001Dasar Hukum : UU No.27/2000Letak : Sebelah Timur Pulau Sumatera ( 1LS-4LS dan 105-109BT )Tanda Plat Nomor Kendaraan : BNLuas Wilayah : 81.724,74 km.Bandar Udara : Depati Amir( Bangka) dan HAS HanandjoedinPelabuhan Laut : Pelabuhan Muntok dan Toboali Bangka, Pangkal Balam( Pelabuhan Utama ) Pahlawan : -

Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta :-Makanan Khas Daerah : Martabak Bangka, Kwetiau Bangka, Lempah Kuning, Getas, Rusip, Calok, dll

Obyek Wisata : Pantai Teluk Uber, Pantai Romondong, Pantai Penyusuk, Pantai Air Anyer, Pemandian air panas Pemali, Gunung Maras, Hutan Wisata Sungailiat, Pantai Matras, Pantai Tanjung Pesona, Pantai Parai Tenggiri, Pantai Batu Bedaun, Pantai Rebo, Pantai Tikus, Pantai Layang,dll.

Peninggalan Sejarah : -

Industri dan Pertambangan : Timah, pengolahan kayu dan perikanan.

Tarian Tradisional : Tari Puteri Bekhusek, Tari Tincak Gambus Bangka Belitung, Tari Taluput Bangka Belitung Rumah Adat : Rumah Rakit, Rumah LimasSenjata Tradisional : Siwarpanjang, Parang Bangka, KedikSuku : Suku Melayu (suku bangsa asli), Jawa, Sunda , Bugis, Banten, Banjar, Madura, Palembang, Minang, Aceh, Flores,Maluku, Manado dan Tionghoa (30%)Bahasa Daerah : Melayu Bangka Pakaian Adat : Aisan Gede

Identitas Daerah : Flora : Nagasari (Palaquium Rostratum), Fauna : Rusa, Babi, Kancil, Elang, ayam

Alat Musik Tradisional : GENDANG MELAYU (sumber bunyi : Membranofon ,DITEPUK DENGAN MENGGUNAKAN TELAPAK TANGAN ), Gambus, Suling

Julukan : Serumpun SebalaiNegeri Berpantun

9.Provinsi Bengkulu Ibukota nya adalah BengkuluBerdiri : 18 November 1968.Dasar Hukum : UU No.9/1967.Letak : Pulau Sumatera ( 2LS-6LS dan 101-104BT )Tanda Plat Nomor Kendaraan : BDLuas Wilayah : 72.078 km.Bandar Udara: Padang Kemiling ( Bandar Udara Fatmawati Soekarno)Pelabuhan Laut : Pulau Baai/Bengkulu.Pahlawan : Fatmawati Soekarno.

Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Bengkulu (UNIB), Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)Makanan Khas Daerah : Oncong-oncong pisang.

Obyek Wisata: Bunga Raflesia Raksasa, Pantai Nala dan Pantai Panjang, Danau Dendam Tak Sudah, Danau Gadang, Pantai Pasir Putih, Bukit Gedang Seblat, Pantai Jakat, Kaur Timur,Perkampungan Cina, Sungai Gunung Saelan, Gua Sarang Butung Layang-layang Kedurang, Hutan Wisata Bukit Daun, Air Terjun Kepala Curup, Gunung Emas, Pantai Muara, Gunung Nanuua, Bukit Kaba, Pantai Linau, Suban Air Panas.

Peninggalan Sejarah : 1. Makam Sentot Alibasa.2. Benteng Marlborough.3. Monumen Parr Dan Monumen Hamilton.

Industri dan Pertambangan :Emas dan Perak, Batubara, Industri Konstruksi.Tarian Tradisional : Tari Andun, Tari Bidadari, Tari GanauRumah Adat : Rumah RakyatSenjata Tradisional : Keris, Badik, Kuduk, RudusLagu Daerah : Lalan BelekSuku : Suku Rejang, Suku Serawai, Suku Melayu, Suku Mukomuko, Suku Ketahun, Suku lembak, Suku Enggano, Suku Pasemah, Suku pendatang dll.Bahasa Daerah : Melayu, Serawai, Rejang, Pasemah, Gumai, Kaur, Lebak Pakaian Adat : Bengkulu

Identitas Daerah : Flora : Suweg Raksasa (Amorpholia Hallustitanum), Fauna : Beruang Madu (Elartos Malayanus)

Alat Musik Tradisional : DOLL (sumber bunyi :Membranofon ,DIPUKUL DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PEMUKUL ), Gong, Serdap, dan Kerilu

Julukan : The Land Of Raflesia

10.Provinsi Lampung Ibukota nya adalah Bandar Lampung

Berdiri: 13 Februari 1964 Dasar Hukum : UU No.14/1964Letak : Pulau Sumatera ( 3LS-7LS dan 103-106BT )Tanda Plat Nomor Kendaraan : BELuas Wilayah : 35.376,84 km.Bandar Udara : Radin Inten ( Bandar Lampung )Pelabuhan Laut : Bakauheni & Panjang / Bandar LampungPahlawan : Radin Inten II

Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Lampung (UNILA), IAIN Radin IntenMakanan Khas Daerah : Srawit Lampung, Punyeu Baung, Malbi Hati, Gulai Balak, Gulai Taboh, Maksuba,dll.

Obyek Wisata : Way Kambas, Pulau Rejekwesi, Pulau Pasir, Pasir Putih, Pantai Merak Belantung, Gunung Rajabasa, Pantai Wartawan ,Krakatau, Way Belerang, Pulau Condong, Air Terjun Way Lalaan.

Peninggalan Sejarah : 1. Guci Purbakala Pugung Raharjo Lampung.2. Komplek Megalitik Pugung Raharjo.3. Makan Radin Intan II.4. Prasasti Palas Paembah.5. Prasasti Batu Bedil.

Industri dan Pertambangan : Emas, Pakaian Jadi, Sapi Potong, dan Pupuk, Marmer, Biji besi, Mangan.

Tarian Tradisional : Tari Jangget, Tari Melinting, Tari Ngelajau, Tari Sembah Lampung, Tari Bedana Lampung. Rumah Adat : Nuwou SesatSenjata Tradisional :Payan, Golok/Candung, Keris/Kekhis, Badik (dan biasanya mekhanai/khagah lampung bila bepergian selalu membawa badik untuk melindungi dirinya dari serangan lawan), Pisau/Lading, Terapang, BeladuSuku : Pesisir, Pubian, Sungkai, Semenda, Seputih, Tulang Bawang, Krui Abung, Pasemah, Jawa, Sunda, Batak, Melayu, Lampung (Sebatin dan Pepadun)Bahasa Daerah : Melayu Pakaian Adat : Tulang Bawang

Identitas Daerah : Flora : Kembang Ashar (Mirabilis Jalapa), Fauna : Gajah (elephas Maximus Sumatranus)

Alat Musik Tradisional : BENDE (sumber bunyi :Ideofon , DIPUKUL DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PEMUKUL KHUSUS )

Julukan : Kota Kain Tapis,Kota Pisang

--------------------------------------------------------

NAMA PROVINSI DI PULAU JAWA INDONESIA

11.Provinsi DKI Jakarta Ibukota nya adalah JakartaBerdiri : 10 Februari 1965Dasar Hukum : UU No.1/1961Letak : Pulau Jawa ( 6LS-7LS dan 106-107BT )Tanda Plat Nomor Kendaraan : BLuas Wilayah : 154,00 km.Bandar Udara : Halim PerdanaKusumah.Pelabuhan Laut : Tanjung Priok.Pahlawan : M.Husni Thamrin, Ismail Marzuki, Abdulrahman Saleh, WR. Supratman, dll.

Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Indonesia (UI) Universitas Negeri Jakarta (UNJ),Universitas Bhayangkara Jakartaraya, (UBHARA), Universitas Satyagama, Universitas Mpu Tantular, Universitas Gunadarma, UniversitaS Islam As-Syafi'yah (UIA), Universitas Islam Jakarta (UIJ), Universitas Jayabaya, Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Universitas Suryadarma, Universitas Bina Nusantara (UBINUS), Universitas Kristen Indonesia (UKI), Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG),Universitas Tarumanegara (UNTAR) Univeritas TRISAKTI,Institut Kesenian Jakarta (IKJ), Institut Ilmu Al-Quran (IIQ), Institut Sains dan Tehnologi Nasional (ISTN)

Makanan Khas Daerah : Kerak Telor, Ketoprak Betawi,Daging Asam, Talam Ebi,NasiUlam, Geplak Bakar Betawi, Dodol Betawi, Tauge Goreng, Soto Betawi.Obyek Wisata : Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Taman Impian Jaya Ancol, Monumen Pancasila Sakti, Kepualauan Seribu, Gereja Katedral, Mesjid Istiqlal, Pusat pertokoan modern di berbagai tempat, Monumen Satria Mandala, Museum Wayang, Museum Bahari, Kebun Binatang Ragunan, Kota Lama, Tugu Monas, Taman Ismail Marzuki, Planetarium,dll.

Peninggalan Sejarah : 1. Prasasti Tugu.2. Si Jagur,meriam Portugis.3. Bekas Balaikota Belanda, kini menjadi Museum Kota Jakarta.

Industri dan Pertambangan : Pupuk TSP, Tekstil, Pemintalan Benang, Mobil dan Perakitan,Kayu Lapis, Farmasi, Susu, Percetakan, Logam.

Tarian Tradisional : Tari Ronggeng, Tari YapongRumah Adat : Rumah KebayaSenjata Tradisional : GolokLagu Daerah :Kicir-kicir, Jali-jali, Lenggang Kangkung, Keroncong Kemayoran, Surilang, Terang Bulan,dll.Suku : Betawi, Jawa, Sunda, dll.Bahasa Daerah :Betawi Pakaian Adat : Abang dan None

Identitas Daerah : Flora : salak condet (Salacca Edulis), Fauna : Elang Bondol (Haliastur Indus)

Alat Musik Tradisional : TEHYAN (sumber bunyi : Kordofon ,DIGESEK DENGAN ALAT KHUSUS PADA BAGIAN SENAR/ DAWAINYA SEPERTI MEMAINKAN BIOLA )

Julukan : Kota Metropolitan

12.Provinsi Jawa Barat (JABAR) Ibukota nya adalah BandungBerdiri : 14 Juli 1950Dasar Hukum : UU No.11/1950Letak : Pulau Jawa ( 5LS-8LS dan 106-109BT )Tanda Plat Nomor Kendaraan : D (Bandung), T (Purwakarta), F (Bogor)E (Cirebon), Z ( Daerah Timur Bandung, seperti Sumedang), B (Bekasi)Luas Wilayah : 3.266.559 km.Bandar Udara : Husein Sastranegara BandungPelabuhan Laut : Pelabuhan CirebonPahlawan : R.Otto Iskandardinata, R.E. Martadinata, Dewi Sartika, K. H. Zaenal Mustofa, DR. Kusuma Atmaja S.H. dll

Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Padjajaran (UNPAD), IPB (Institut Pertanian Bogor) Universitas Indonesia Depok (UI Depok), Institut Teknologi Bandung ( ITB), STT Telkom, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI),Universitas Nurtanio (UNNUR),Institut Tehnologi Adityawarman, Institut Tehnologi Nasional (ITENAS),Universitas Maranatha, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN- Cirebon),

Makanan Khas Daerah : Oncom, pepes, Sirpan, siomay Bandung, sate Bandeng, Daging lapis, Pepes Ikan Majalaya, Sayur Asem,Empal Gentong, Nasi Jamblang, Nasi Lengko,dll.

Obyek Wisata : Kebun Raya Bogor, Istana Presiden Bogor, Museum Zoologi, Taman safari Indonesia, waduk Jatiluhur, Kawah Gunung Tangkuban Perahu, Pangandaran,Cikepuh, Pelabuhan Ratu,Keraton Kasepuhan Cirebon, Keraton Kanoman Cirebon, Keraton Kacirebonan Cirebon, Makam Sunan Gunung ati Cirebon dll.

Peninggalan Sejarah :01. Candi Cangkuang (Garut).02. Prasasti Kebon Kopi (Bogor).03. Prasasti Muara Ciaruteun (Bogor).04. Prasasti Pasir Alwi (Bogor).05. Keraton Kasepuhan (Cirebon).06. Keraton Kanoman (Cirebon).07. Keraton Kacirebonan( Cirebon). 08. Makam Sunan Gunung Jati (Cirebon). 09. Prasasti Batu Telapak Kaki Raja Tarumanegara, Purnawarman (Prasasti Cinten).

Industri dan Pertambangan :Minyak, Tekstil, Pabrik Teh, Susu, Sutra Alam, Baterai, Kertas, Pupuk, Semen, Senjata, Alat Telekomunikasi, Pesawat Terbang ,Batik, Tenun,dll.

Tarian Tradisional : Tari Topeng Kuncaran, Tari Merak, Tari JaipongRumah Adat : Rumah Kasepuhan CirebonSenjata Tradisional : KujangLagu Daerah :Bubuy Bulan, Cing Cangkeling, Es Lilin, Karatagan Pahlawan, Manuk Dadali, Panon Hideung, Peuyeum Bandung, Pileuleuyan, TokecangSuku : 3 suku besar yaitu Sunda (mayoritas), Betawi (wilayah Kota/kab Bekasi, Depok, dan wilayah Utara kabupaten Bogor), Jawa Cirebon, Indramayu dsk.Juga Untuk banten Disana Ada suku Betawi yaitu berapa daerah di Tanggerang.Bahasa Daerah :Sunda Pakaian Adat : Jawa Barat

Identitas Daerah : Flora : Gandaria (Boea Macrophylla), Fauna : Macan Tutul (Panthera Pardus Sondaicus)

Alat Musik Tradisional : ANGKLUNG (sumber bunyi : Ideofon , DI GETARKAN DENGAN MENGGUNAKAN TANGAN), Arumba, Calung, Dog-dog, Gamelan Sunda, Kecapi, Suling dan Rebab.

Julukan : Kota Kembang "Paris Van Java"

13.Provinsi Banten Ibukota nya adalah SerangBerdiri : 17 Oktober 2000Dasar Hukum : UU.No.23/2000Letak : Pulau Jawa ( 5LS-8LS dan 105-107BT )Tanda Plat Nomor Kendaraan : A (Banten), B (Tangerang)Luas Wilayah : 8.800,83 km.Bandar Udara : Soekarno Hatta (Soetta)Pelabuhan Laut : MerakPahlawan : Sultan Ageng Tirtayasa, Pangeran Purbaya,dll.

Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa,Universitas Islam Negeri (UIN)Makanan Khas Daerah : Bubur Ayam Banten, Angeun Lada, nasi sumsum, balok menes, gemblong, emping,dll.

Obyek Wisata : Taman Nasional Ujung Kulon, Panter Anyer, Gunung Krakatau, Pulau Shangyang, Pulau Sabesi, Tanjung Lesung, Situs Arkeologi Banten lama, Pantai Carita, pantai Karang Bolong, pantai Sawarna, pantai Karang Taraje, Rawa Dano dll.

Peninggalan Sejarah : 1. Prasasti Lebak (Banten Selatan).2. Benteng Inong Bale (Benten).3. Benteng Surasoan (Banten).Industri dan Pertambangan : Minyak, Baja, Pipa Asbes, Semen, Sentra Aneka Industri (Tangerang).

Tarian Tradisional : Tari TopengRumah Adat : Rumah BaduiSenjata Tradisional : Kujang dan GolokLagu Daerah : Dayung SampanSuku : Baduy, Sunda, dan BantenBahasa Daerah :Sunda, Banyumasan, Jawa Pakaian Adat : Pakaian Pengantin

Identitas Daerah : Flora : Kokoleceran (Vatica Bantamensis), Fauna : Badak Jawa (Rhinocerus Sondaicus)

Alat Musik Tradisional : GENDANG (sumber bunyi : Membranofon , DITEPUK DENGAN MENGGUNAKAN TELAPAK TANGAN),Terbang gede, angklung buhun.

Julukan : Kota Santri

14.Provinsi Jawa Tengah (JATENG) Ibukota nya adalah SemarangBerdiri : 4 Juli 1950Dasar Hukum : UU.No.70/1950Letak : Pulau Jawa ( 6LS-9LS dan 108-112BT )Tanda Plat Nomor Kendaraan : H (Semarang), AD (Surakarta), AA (Eks Karisidenan Kedu), G (Pekalongan), K (Pati), R (Banyumas)Luas Wilayah : 34.966 km.Bandar Udara : Ahmad Yani (Semarang) dan Adi Sumarno (Solo), Cepu(Cepu), dan Tunggul Wulung (Cilacap)Pelabuhan Laut : Tanjung Mas (Semarang) , Pelabuahan Tegal dan Cilacap.Pahlawan : Nyi Ageng Serang, Kyai Haji Samanhudi, R.A.Kartini, Dr.Cipto Mangunkusumo, Mgr.A.Sugiyopranoto Sj, Prof.DR.Suharso,dll.

Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Diponegoro (UNDIP), Universitas Jendral Soedirman,Universitas Sebelas Maret, IAIN Wali Songo, Universitas Negeri Semarang (UNES), Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI)

Makanan Khas Daerah : Lumpia, Ampyang, Nasi Kuning Banjar, Nasi Gandul, Buntil, Tempe Mendoan, Soto Kudus, Nasi Angkringan, Pecel lele, dll.

Obyek Wisata : Candi Borobudur, Gunung Dieng, Mesjid Demak, Batu Raden, Curug Bekawah,Air terjun Grojogan Sewu, Museum Sangiran, Museum Kereta Api Ambarawa,Museum Batik, Telogo Warno, Makam Sunan Kudus, Waguk Gajah Mungkur, Pantai Logending, Monumen Palagan Ambarawa, Makam R.A.Kartini, Menara Kudus, Makam Sunan Kudus, Goa Jatijajar, Pantai Pedaten, Pantai karang Bolong, Tawang Mangu,Waduk Sempor,dll.

Peninggalan Sejarah :1. Prasasti Canggal (Magelang)2. Candi Gedongsongo (Semarang)3. Candi Ngawen, Candi Borobudur, Candi Sari, Candi Pawon, Candi Mendut, Candi Sewu (Magelang)4. Candi Dieng ( Dieng)Industri dan Pertambangan : Semen, Pupuk, Kertas, Tekstil, Batik, Tenun, Pemintalan Benang, Karung Goni, Kayu Lapis, Perkapalan,dll.

Tarian Tradisional :Tari Bambangan Cakil, Tari Gandrung, Tari Sintren.Rumah Adat : Padepokan Jawa Tengah.Senjata Tradisional : Keris.Lagu Daerah : Gambang Suling, Gek Kepriye, Gundul Pacul, Ilir-ilir, Jamuran, Bapak Pucung, Yen Ing Tawang Ono Lintang, Stasiun Balapan.Suku : Jawa, Karimun, dan Samin.Bahasa Daerah : Jawa Pakaian Adat : Jawa

Identitas Daerah : Flora : Bunga Kantil (Michelia Alba), Fauna : Burung Kepodang (Oriolus Chinensis)

Alat Musik Tradisional : GAMELAN (sumber bunyi : Ideofon , DIPUKUL DENGAN MENGGUNAKAN PEMUKUL KHUSUS), Rebab, Celempung atau Sitar, dan Suling

Julukan : Kota Lumpia / Kota Jamu

15.Provinsi Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta Ibukota nya adalah YogyakartaBerdiri : 4 Maret 1950Dasar Hukum : UU.No.3/1950Letak : Pulau Jawa ( 7LS-9LS dan 110-111BT )Tanda Plat Nomor Kendaraan : ABLuas Wilayah : 3.142 km.Bandar Udara : AdisuciptoPelabuhan Laut : -Pahlawan : Pangeran Diponegoro, Sultan Agung Hanyokrokusumo, Ki Hajar Dewantara, Dr.Wahidin Sudiro Husodo, Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Pangeran Mangkubumi (Hamengkubuwono I).

Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Negeri Yogyakarta, (IKIP Yogyakarta), Institut Seni Indonesia(ISI), IAIN Sunan Kalijaga,Makanan Khas Daerah : Bapia, Gudeg Jogja, Geplak Bantul, Ayam Bakar Kalasan,dll.

Obyek Wisata : Keraton Jogjakarta, Pantai Parang Tritis, Istana Air Taman Sari, Pantai Baron, Pantai Krakal, Pantai Kukup,Goa Kiskendo, Kota Gede, Kali Urang, Candi Prambanan, Monumen Pangeran Diponegoro (Sasana Wiratama), Waduk Sermo, dll.

Peninggalan Sejarah : 1. Candi Kalasan.2. Candi Prambanan.3. Candi Parwa.4. Petilasan Ratu Boko.5. Prasasti Kalasan.6. Keraton Jogjakarta.7. Keraton Paku Alam.8. Tempat tinggal Pangeran Diponegoro yang dijadikan Sasana Wiratama.

Industri dan Pertambangan : Tekstil, Batik, Bahan Mori, Rokok/Cerutu, Emas dan Perak,Percetakan dan Kosmetik.

Tarian Tradisional : Tari Serimpi Sangupati, Tari Bedaya.Rumah Adat : Bangsal Kencono Dan Rumah Joglo.Senjata Tradisional : Keris.Lagu Daerah : Pitik Tukung, Sinom, Suwe Ora Jamu, Te Kate Dipanah.Suku : Jawa.Bahasa Daerah : Jawa Pakaian Adat : JogjakartaIdentitas Daerah : Flora : Kepel (Stelechocarpus), Fauna : Burung Perkutut (Geopelia Striata)

Alat Musik Tradisional : GENDANG (sumber bunyi : Ideofon , DITEPUK DENGAN MENGGUNAKAN TELAPAK TANGAN)

Julukan : Kota gudeg, Kota pelajar, Kota Seni dan Budaya

16.Provinsi Jawa Timur (JATIM) Ibukota nya adalah SurabayaBerdiri : 4 Maret 1950 Dasar Hukum : UU.No.2/1950Letak : Pulau Jawa ( 6LS-9LS dan 110-115BT )Tanda Plat Nomor Kendaraan : L (Surabaya), AE (Madiun), AG (Kediri), M(Madura/Bangkalan), N (Malang), S (Bojonegoro), W(area Surabaya), P (Besuki)

Luas Wilayah : 47.921,98 km.Bandar Udara : Juanda (Surabaya), Abdul Rahman Saleh (Malang), Iswahyudi (Madiun).Pelabuhan Laut : Tanjung Perak (Surabaya).Pahlawan : KH.Wahid Hasyim, Hos Cokroaminoto, Marsda TNI Anumerta Halim PerdanaKusumah,dll.

Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Airlangga, Universitas Negeri Surabaya, Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang, Institut Teknologi Surabaya (ITS), IAIN Sunan Ampel.Makanan Khas Daerah : Semanggi, Rujak Cingur, Bakso Malang, Tahu Campur Lamongan,Pecel Tumpang Kediri, Japit Udang Madura, Kue Lapis Surabaya ,Soto Madura, Sate Ayam Madura,dll.

Obyek Wisata : Gunung Kawi, Ai Terjun Sedudo, Makam Proklamator RI di Blitar, Karapan Sapi Di Pamekasan, Kawah dan Gunung Bromo, Pantai Prigi, Museum Trowulan, Pantai Pasir Putih Slopeng, Tretes Baluran, Kali Klatak,Taman Candra Walwatikta,dll.

Peninggalan Sejarah : Candi Kidal, Candi Jago, Candi tikus, Candi Jawi, Candi Brahu, Candi Jabung, Candi Singosari, Makam Sunan Giri, Makam Sunan Ampel,dll. Industri dan Pertambangan : Semen, Perkapalan, Kertas, Pupuk, Baterai, Gelas Kaca, Alkohol, Kayu Lapis, Kereta Api, Garam, Percetakan, Rokok,dll.

Tarian Tradisional : Tari Remong, Tari Reog Ponorogo.Rumah Adat : Rumah Situbondo.Senjata Tradisional : Clurit.Lagu Daerah : Keraban Sape, Tanduk Majeng.Suku : Jawa, Madura, Tengger, dan Osing.Bahasa Daerah : Jawa dan MaduraPakaian Adat : Madura

Identitas Daerah : Flora : Bunga Sedap Malam (Polyanthes Tuberusa), Fauna : Ayam Bekisar (Gallus Varius Gallus)

Alat Musik Tradisional : BONANG (sumber bunyi : Ideofon , DIPUKUL DENGAN MENGGUNAKAN PEMUKUL KHUSUS), Sitar, Gamelan Jawa

Julukan : Kota Pahlawan

-------------------------------------------------------- NAMA PROVINSI DI PULAU BALI INDONESIA

17.Provinsi Bali Ibukota nya adalah DenpasarBerdiri : 14 Agustus 1958Dasar Hukum : UU.No.84/1958Letak : Pulau Bali ( 8LS-9LS dan 114-116BT )Tanda Plat Nomor Kendaraan : DKLuas Wilayah : 563.286 km.Bandar Udara : Ngurah Rai (Denpasar)Pelabuhan Laut : Gilimanuk dan Buleleng (Singaraja).Pahlawan : I Gusti Ngurah Rai, I Gusti Ketut Jelantik.

Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Udayana, Universitas Warmadewa (UNWAR), Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) PariwisataMakanan Khas Daerah : Besiap Base Palaleh, Sate BeSampe, Zukut Undis, Ayam Bakar Betutu, Jukut Urap, Serapah Daging, Kenus Mebase,dll.

Obyek Wisata : Pantai Kuta, Pantai Sanur, Pura Tanah Lot, Pura Taman Ayun, Pura Goa Lawah, Pura Luwur Uliuwatu, Pura Bekasih, Pura Bukit Gajah, Pantai Jungut,Ubud, Trunyam, Werdi Budaya,Museum Bali, Desa Penelokan, Desa Kintamani, Desa Kamasan, Danau Batur, Bedugul, Istana Tampak Siring, Art Centre Abain Kapas, Pantai Lovina, Mandaa Wisata Mengwi, Museum Le Mayeur,dll.

Peninggalan Sejarah :1. Benteng Jagaraga.2. Monumen Padang Galah.3. Pura Luwur Uluwatu.4. Pura Taman Ayun.5. Keraton Raja Klungkung.

Industri dan Pertambangan : Tenun, ukiran, pahatan, dan Industri Pariwisata.

TarianTradisional : Tari Legong, Tari Kecak, Tari Pende