bab ii profil perusahaan
DESCRIPTION
rtbtTRANSCRIPT
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
2.1 Gambaran Umum Pemerintah Kabupaten Madiun
2.1.1 Sejarah Pemerintah Kabupaten Madiun
Pangeran Timoer adalah Bupati pertama yang memimpin Kabupaten
Purabaya (Madiun). Pengangkatannya sebagai Bupati di lakukan bersamaan
dengan pelantikan Sultan Hadiwijaya sebagai Sultan Demak, yaitu pada
tanggal 18 Juli 1568. Kedudukan Pangeran Timoer menggantikan Kyai
Rekso Gati yang sebelumnya di tugaskan memimpin Pemerintahan
pengawasan di Madiun. Sejak saat itu secara yuridisformal Kabupaten
Purabaya menjadi suatu wilayah pemerintahan di bawah seorang Bupati.
Berkaitan dengan pengiriman tugas Pangeran Timoer dari Pajang
menjadi Bupati Madiun, di utus pula Adipati Kanduruan untuk memimpin
Kabupaten Sumenep. Adipati Kanduruan ini adalah saudara tidak seibu
dengan Sultan Tranggana dari Demak.
Setelah 7 tahun menjadi Bupati Madiun, Pangeran Timoer kemudian
memindahkan pusat pemerintahan dari utara (Sogaten, tempat Kyai Rekso
Gati) ke daerah selatan. Konon, daerah ini tepatnya daerah kuncen atau
Demangan memiliki prasarana yang telah maju, dan sebelumnya telah
menjadi kawasan yang ramai.
1
Pangeran Timoer memimpin Kabupaten Madiun hingga tahun 1586.
Bupati pertama Madiun ini adalah sosok yang kokoh pada pendiriannya dan
merupakan panglima yang hebat. Ketika perang antara Pajang dan Mataram
berlangsung dan akhirnya Pajang runtuh (1586), sikap Pangeran Timoer
yang juga terkenal sebagai Panembahan Rama, tetap kokoh
mempertahankan wilayah Kabupaten Madiun. Di dukung para Bupati dari
Mancanegara Timur, beliau menolak tunduk dari Mataram.
Kabupaten Madiun di tinjau dari pemerintahan yang sah, berdiri pada
tanggal paro terang, bulan Muharam tahun 1568 Masehi tepatnya jatuh hari
Kamis Kliwon tanggal 18 Juli 1568 / Jum’at Legi tanggal 15 Suro 1487
Jawa Islam.
Sedangkan dari segi etimologi, nama Madiun berasal dari kata
”Mbedi” dan ”Ayun” menjadi ”Mbediayun” selanjutnya ”Mbediyun” dan
akhirnya menjadi ”Madiun” yang mempunyai arti perang di sekitar sendang
(mbeji : sendang, ayun : perang).
Menjadi catatan emas dalam sejarah Kabupaten Madiun bahwa pada
saat Mataram mengadakan perluasan wilayah Mancanegara Timur yang di
mulai bulan Muharam tahun 1586, kekuasaan pemerintahan Kabupaten
Purabaya di serah terimakan dari Bupati Pangeran Timoer (Panembahan
Rama) kepada putrinya yang bernama Raden Ayu Retno Djumilah. Bupati
inilah selaku Senopati manggalaning perang yang memimpin prajurit-
prajurit mancanegara Timur.
2
Dalam upaya mendirikan kerajaan kesatuan Jawa itulah Mataram
melakukan penyerangan ke Purabaya. Penyerangan yang pertama tahun
1586 dan yang kedua tahun 1587 dengan Mataram menderita kekalahan
berat. Kemudian agar bisa menguasai Purabaya, Sutawidjaya bersiasat
dengan berpura-pura menyatakan takhluk kepada Bupati Purabaya Raden
Ayu Retno Djumilah dengan cara mengirimkan utusannya untuk
menghadap.
Pada tahun 1590, secara mendadak dengan cara penipuan tersebut
pasukan inti Mataram menyerang pusat inti istana Kabupaten Purabaya yang
di pertahankan oleh Raden Ayu Retno Djumilah dengan sejumlah kecil
pengawalnya. Pusaka Tundung Mediun berhasil di rebut oleh Sutawidjaya
dan melalui bujuk rayunya, Raden Ayu Retno Djumilah di persunting oleh
Sutawidjaya dan di boyong ke istana Mataram di Pleret (Yogyakarta).
Perang tanding antara Sutawidjaya dengan Raden Ayu Retno Djumilah
tersebut di lakukan di sekitar sendang di dekat istana Kabupaten Purabaya.
Sebagai peringatan penguasaan Mataram atas Purabaya tersebut maka pada
hari Jum’at Legi tanggal 16 Nopember 1590 Masehi nama ”Purabaya”
diganti menjadi ”Madiun”.
Dari perkembangan dan perubahan yang ada, Kabupaten Madiun telah
mengalami pergantian Bupati, antara lain Buapti yang pertama Pangeran
Timoer periode tahun 1568 - 1586, Bupati H. KRH Djunaedi Mahendra SH,
MSi selama dua periode 1998 - 2003 dan terpilih kembali tahun 2003 -
2008. Pemilihan Bupati secara langsung pada tanggal 18 Juni 2008, H.
3
Muhtarom, S.Sos mendapat amanah memimpin Kabupaten Madiun untuk
periode tahun 2008 - 2013.
Luas Kabupaten Madiun adalah 1010,86 km2. Kabupaten Madiun
merupakan salah satu Kabupaten dari 39 kabupaten / kota di Jawa Timur
dan terletak hampir di ujung barat Propinsi Jawa Timur. Sebagian besar
wilayah Kabupaten Madiun terletak di dataran rendah.
Secara administratif wilayah Kabupaten Madiun terbagi menjadi 15
Kecamatan serta 198 Desa dan 8 Kelurahan. Dalam rangka menjalankan
roda Pemerintahan Kabupaten Madiun didukung oleh 9.187 Pegawai negeri
Sipil Daerah dan pusat serta 2.724 Aparat Pamong Desa. Selain itu jumlah
anggota DPRD Kabupaten Madiun untuk periode 2004 - 2009 sebanyak 45
orang, dimana 17 orang dari fraksi PDIP, 12 orang dari fraksi Golongan
Karya, 11 orang dari FKB, dan 5 orang dari fraksi Partai Demokrat.
Selain itu data penduduk sebagaimana data yang lain sangat di
perlukan dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan. Penduduk sebagai
sumber daya manusia adalah subyek dan sekaligus obyek dari suatu
pembangunan.
Dalam upaya mewujudkan salah satu misi pembangunan di Kabupaten
Madiun yaitu membangun kesejahteraan rakyat dan ketahanan sosial budaya
di perlukan sarana dan prasarana yang memadai, salah satu aspek
pembangunan ketahanan sosial budaya adalah di bidang pendidikan. Sejalan
dengan itu Kabupaten Madiun terus berupaya meningkatkan partisipasi
4
sekolah penduduk yang harus diikuti dengan ketersediaan sarana dan
prasarana pendidikan, baik berupa fisik maupun non fisik.
2.1.2 Visi dan Misi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(BAPEDA)
2.1.2.1 VISI
A. Pengertian Visi
Visi adalah pandangan jauh kedepan kemana dan bagaimana instansi
pemerintah harus dibawa dan berkarya agar tetap konsisten dan dapat eksis,
antisipatif, dan inovatif serta produktif. Visi adalah suatu gambaran yang
menantang tentang keadaan masa depan berisikan cita- dan citra yang ingin
diwujudkan oleh instansi pemerintah. ( Pedoman Penyusunan Pelaporan
AKIP, LAN RI,2003)
Bappeda sebagai salah satu instansi pemerintah yang memiliki fungsi
utama sebagai koordinator perencanaan pembangunan di daerah memiliki
posisi strategis, peran dan fungsinya akan menentukan corak dan
perkembangan daerah. Oleh karena itu visi Bappeda harus searah dan
mampu mengantisipasi dinamika masyarakat dan lingkungan.
B. Visi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPEDA)
“TERWUJUDNYA PERENCANAAN PEMBANGUNAN YANG
BERKUALITAS, PARTISIPATIF, ASSEPTABEL, TERPADU DAN
BERKELANJUTAN”.
5
C. Makna Visi
1. Sistem perencanaan yang berkualitas mengandung makna :
a).Efektif
b).Efisien
c). Aplikabel
2. Sistem perencanaan yang partisipatif mengandung makna :
Mengikut sertakan peran serta masyarakat dan swasta dalam proses
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.
3. Sistem perencanaan yang asseptabel mengandung makna :
Proses perencanaan , pelaksanaan maupun hasil – hasilnya diterima
dan didukung serta mampu menumbuhkan komitmen bersama untuk
keberhasilan pelaksanaannya oleh seluruh komponen pemerintah,
swasta dan masyarakat.
4. Sistem perencanaan yang terpadu dan berkelanjutan
mengandung makna :
Terdapat kesatuan dan kesinambungan yang sistematis dan bertahap
dalam satu kerangka perencanaan komprehensip
( saling keterkaitan).
6
2.1.2.2 MISI
A. Pengertian Misi
Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau diaksanakan oleh
instansi pemerintah, sesuai visi yang ditetapkan, agar tujuan organisasi dapat
terlaksana dan berhasil dengan baik. Dengan pernyataan misi, diharapkan
seluruh pegawai dan pihak yang berkepentingan dapat mengenal instansi
pemerintah, dan mengetahui peran dan program-programnya serta hasil yang
akan diperoleh di waktu-waktu yang akan datang. ( Pedoman Penysunan
Pelaporan AKIP, LAN RI, 1999 )
B. Misi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPEDA)
“Memberi konstribusi nyata dalam penyelenggaraan Pembangunan aerah”
melalui :
1. Peningkatan Dan Pengembangan Sistem Perencanaan Dan Sistem
Pengendalian Pembangunan Daerah
2. Peningkatan Koordinasi Dan Kerjasama Perencanaan Pembangunan
3. Pengembangan Sistem Manajemen Informasi Pembangunan Daerah
4. Peningkatan Profesionalisme Aparatur Bappeda
5. Peningkatan Dan Pengembangan Sarana Dan Pasarana Kerja
Organisasi
C. Makna Misi
1. Perencanaan dan pengendalian pembangunan daerah, ditingkatkan dan
dikembangkan kearah terciptanya sistem perencanaan yang
partisipatip, terbuka dan aplikabel dan system pengendalian
pembangunan daerah yang efektif, efisien dan terpadu
7
2. Koordinasi dan kerjasama perencanaan pembangunan, ditingkatkan
kearah terciptanya keterpaduan perencanaan pembangunan inter dan
antar Dinas/ Instansi serta antar Daerah.
3. Sistem informasi pembangunan daerah dikembangkan kearah
terwujudnya ketersediaan informasi yang lengkap, akurat, terbaru serta
didukung oleh penerapan teknologi informasi.
4. Profesionalisme aparatur Bappeda ditingkatkan kearah terwujudnya
keahlian atau peningkatan kemampuan manajerial dan teknis
perencanaan pembangunan yang handal.
5. Sarana dan prasarana, ditingkatkan dan dikembangkan untuk
menunjang kelancaran pelaksanaan tugas lembaga sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan pemerintah daerah.
1.2 Susunan Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(BAPEDA)
Susunan Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(BAPEDA) berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Madiun NO. 10
Tahun 2008 terdiri dari :
a. Kepala Badan
b. Sekertaris
Terdiri atas :
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
2. Sub Bagian Keuangan
3. Sub Bagian Program dan Laporan
8
c. Bidang Ekonomi
Terdiri atas :
1. Sub Bidang Pertanian
2. Sub Bidang Perekonomian
d. Bidang Permukiman dan Prasarana Wilayah
Terdiri atas :
1. Sub Bidang Sumberdaya Air dan Keciptakaryaan
2. Sub Bidang Perhubungan Penataan Ruang
e. Bidang Pemerintahan Umum dan Aparatur
Terdiri atas :
1. Sub Bidang Pemerintahan Umum
2. Sub Bidang Kependudukan Dan Aparatur
f. Biadang Sosisal Budaya
Terdiri atas :
1. Sub Bidang Pendidikan dan Kebudayaan
2. Sub Sosial dan Tenaga Kerja
g. Bidang Pendataan dan Statistik
Terdiri atas :
1. Sub Bidang Pendataan
2. Sub Bidang Statistik
h. UPTD
9
1.3 Tugas dan Fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(BAPEDA)
Kegiatan perencanaan pembangunan merupakan kunci utama dari
siklus manajemen pembangunan. Matangnya perencanaan yang disusun
sebelumnya, menentukan hasil-hasil yang dicapai, oleh karena itu kurang
mantapnya perencanaan akan berakibat kurangnya daya guna dan hasil guna
dari pelaksanaan pembangunan. Selain itu dapat menimbulkan gejolak di
masyarakat serta berakibat menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap
citra dan kredibilitas Pemerintah. Bappeda sebagai lembaga perencana,
dalam melaksanakan tugas dan fungsinya di era reformasi ini harus
memperhatikan, mengakomodasi dan mengutamakan aspirasi dan
partisipasi masyarakat dalam sistem dan mekanisme perencanaan
pembangunan.
Mengacu pada Peraturan Daerah Kabupaten Madiun Nomor 44 Tahun
2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Madiun maka tugas pokok dan fungsi Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Madiun adalah sebagai
berikut :
1. Tugas :
Mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan otonomi daerah
pada bidang urusan perencanaan pembangunan daerah dan
statistik.
10
2. Fungsi :
a. Menyusun rumusan kebijakan teknis;
b. Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan
umum;
c. Melaksanakan pembinaan;
d. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian;
e. Melaksanakan koordinasi, monitoring, evaluasi dan laporan
perencanaan pembangunan daerah dan statistik;
f. Mengelola ketatausahaan
g. Melaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupati.
1.4 Landasan Hukum Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(BAPEDA)
1. Tap MPR RI Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggara Negara yang
bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
2. UU Nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bebas
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
3. Inpres Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah;
4. UU Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional;
5. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Nomor
239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan
11
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
1.5 Struktur Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(BAPEDA)
12