bab ii pembangunan dan dinamikanya · nasional. sebuah kondisi yang ideal merupakan salah satu...

16
17 PEMBANGUNAN DAN DINAMIKANYA BAB II

Upload: others

Post on 19-Nov-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II PEMBANGUNAN DAN DINAMIKANYA · nasional. Sebuah kondisi yang ideal merupakan salah satu tujuan dari pembangunan nasional, dimana bila kesadaran terdapat pada seluruh la-pisan

TATA KELOLA PEMBANGUNAN KAWASAN

17

PEMBANGUNAN DANDINAMIKANYA

BAB II

Page 2: BAB II PEMBANGUNAN DAN DINAMIKANYA · nasional. Sebuah kondisi yang ideal merupakan salah satu tujuan dari pembangunan nasional, dimana bila kesadaran terdapat pada seluruh la-pisan

TATA KELOLA PEMBANGUNAN KAWASAN

18

Page 3: BAB II PEMBANGUNAN DAN DINAMIKANYA · nasional. Sebuah kondisi yang ideal merupakan salah satu tujuan dari pembangunan nasional, dimana bila kesadaran terdapat pada seluruh la-pisan

TATA KELOLA PEMBANGUNAN KAWASAN

19

Dari perspektif yang sangat luas, maka pembangunan memiliki be-berapa makna berdasarkan pada cara pandang yang beragam pula. Affi-fuddin (2010:44) menguraikan beberapa pengertian pembangunan secaralebih komprehensif, yaitu:

1. Pembangunan merupakan perubahan

Perubahan sebagai makna untuk mewujudkan sebuah kondisikehidupan di negara dan di masyarakat yang lebih baik daripada saatini. Kondisi yang lebih baik dilihat dari cakupan seluruh segi kehidupandi negara dan masyarakat, oleh sebab itu bukan hanya baik untuk me-ningkatkan taraf kehidupan saja, namun dari berbagai aspek kehidupanlain. Sebuah kepastian bahwa satu aspek berkaitan erat dengan aspekkehidupan lainnya. Manusia tidak hanya makhluk ekonomi, termasukjuga makhluk sosial dan makhluk politik.

2. Pembangunan merupakan pertumbuhan

Bertumbuh maknanya adalah kapabilitas negara untuk selalu ber-kembang baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Yang dilingkupinyamerupakan semua aspek kehidupan. Sebagai perwujudan implemen-tasinya, tidak satupun segi kehidupan yang tidak tersentuh dari upayapembangunan. Merupakan sebuah hal yang tepat dan wajar bila ide per-

PEMBANGUNANDAN DINAMIKANYA

Bab II

Page 4: BAB II PEMBANGUNAN DAN DINAMIKANYA · nasional. Sebuah kondisi yang ideal merupakan salah satu tujuan dari pembangunan nasional, dimana bila kesadaran terdapat pada seluruh la-pisan

TATA KELOLA PEMBANGUNAN KAWASAN

20

tumbuhan mendapatkan tekanan dan sorotan dalam pembangunan, karenasecara falsafah disebutkan bahwa suatu organisme -sebuah negara bisadisebut sebagai organisme yang tertentu pertumbuhannya- sesungguhnyadengan awal daripada akhir kehidupan. Negara dipandang sebagai suatuorganisme, maka logis pula apabila pertumbuhan diperlakukan padabagian mutlak dari makna sebuah pembangunnan.

3. Pembangunan merupakan rangkaian usaha yang secara sadar dilakukan

Kondisi yang lebih baik, yang diinginkan dan diharapkan oleh mas-yarakat, serta pertumbuhan yang harapannya terus terlaksana, tidak terjadidengan sendirinya, ditambah lagi apabila kebetulan. Artinya kebaikansecara konseptual ataupun secara operasional, sasaran dan berbagai ke-giatan dengan kesengajaan ditentukan dengan semua potensi dan kekuatannasional. Sebuah kondisi yang ideal merupakan salah satu tujuan daripembangunan nasional, dimana bila kesadaran terdapat pada seluruh la-pisan bermasyarakat maupun pada tingkatan yang berbeda dan tidak adaketerbatasan hanya pada kelompok masyarakat tertentu.

4. Pembangunan merupakan sebuah perencanaan yang disusun dengan rapi

Perencanaan tidak dapat diganggu gugat pelaksanaan oleh maupundalam sebuah organisasi. Apapun tujuan, apapun kegiatan tanpa me-mandang apakah organisasi bersangkutan besar maupun kecil. Negaraadalah organisasi, untuk itu dalam upaya pencapaian sasaran pembangunanpara pimpinan mau atau tidak dipastikan terlibat di berbagai kegiatanperencanaan-perencanaan. Penelitian yang amat kausal menunjukkanbahwa dalam semua literatur administrasi dan manajemen, dipastikanakan terlihat adanya kesepakatan para ahli untuk mengatakan bahwaperencanaan tidak bisa tidak harus dilakukan dalam rangka usaha pen-capaian organisasi. Bahkan terlihat jelas adanya kesepakatan di kalanganpara ahli administrasi dan manajemen untuk mengatakan perencanaanmerupakan fungsi organik manajemen yang pertama dan diikuti oleh fungsi-fungsi manajemen lainnya.

Apabila berbagai defenisi tentang perencanaan dikaji agak men-dalam, akan terlihat bahwa dalam kegiatan perencanaan, terdapat bebe-rapa ide pokok seperti:

a. Perencanaan pada hakikatnya merupakan kegiatan berpikir karena

Page 5: BAB II PEMBANGUNAN DAN DINAMIKANYA · nasional. Sebuah kondisi yang ideal merupakan salah satu tujuan dari pembangunan nasional, dimana bila kesadaran terdapat pada seluruh la-pisan

TATA KELOLA PEMBANGUNAN KAWASAN

21

dalam proses perencanaan selalu didahului oleh konseptualisasiusaha sebelum bertindak.

b. Perencanaan merupakan kegiatan pengambilan keputusan sekarangmengenai hal-hal yang akan dilakukan di masa mendatang.

c. Perencanaan berarti meletakkan dasar-dasar rasionalisasi untukberbagai usaha di masa yang akan datang dengan maksud dan tujuanuntuk mempengaruhi dan mengendalikan arah perubahan yang di-duga akan terjadi.

d. Perencanaan merupakan proses pemilihan dan usaha menghubung-hubungkan fakta untuk dijadikan bahan dalam membuat berbagaianggapan mengenai masa mendatang yang akan dihadapi untuk ke-mudian dituangkan dalam program kerja dan kegiatan operasionalyang dirasa perlu dalam upaya pencapaian tujuan yang ditetapkansebelumnya.

e. Perencanaan dapat pula dikatakan sebagai usaha persiapan yangsistematik tentang berbagai kegiatan yang perlu dilaksanakan dalamrangka mencapai tujuan.

f. Perencanaan juga berarti pengalokasian yang sistematik dan ra-sional dari berbagai sarana dan prasarana kerja yang sifatnya ter-batas untuk perolehan hasil yang maksimal.

5. Pembangunan merupakan cita-cita akhir dari perjuangan negaraatau bangsa

Pada umumnya, komponen-komponen dari cita-cita akhir sebuahnegara modern di dunia, baik yang sudah maju maupun yang sedangberkembang, adalah hal-hal yang pada hakikatnya bersifat relative dansukar membayangkan tercapainya “titik jenuh yang absolute” yang setelahtercapai tidak mungkin ditingkatkan lagi seperti:

a. Keadilan sosialb. Kemakmuranc. Perlakuan yang sama dimata hukumd. Kesejahteraan material, mental, dan spirituale. Ketentramanf. Keamanan

Semuanya dapat disimpulkan menjadi kebahagiaan lahir dan batin.Ideologi apapun yang dianut oleh suatu bangsa, struktur politik apapun

Page 6: BAB II PEMBANGUNAN DAN DINAMIKANYA · nasional. Sebuah kondisi yang ideal merupakan salah satu tujuan dari pembangunan nasional, dimana bila kesadaran terdapat pada seluruh la-pisan

TATA KELOLA PEMBANGUNAN KAWASAN

22

yang terdapat dalam masyarakat, sistem perekonomian yang bagaimana-pun yang berlaku, dan tata nilai sosial bagaimanapun yang menjiwaikehidupan masyarakat, hal-hal diataslah yang ingin dicapai. Kenyataanbahwa titik jenuh yang absolute tidak akan pernah tercapai, berarti bahwaselama sebuah negara-bangsa ada, selama itu pula dia terus melakukankegiatan pembangunan.

Pembangunan kawasan yang komperhensif selayaknya menjadi so-rotan perhatian yang penting. Apalagi pembangunan kawasan hutan untukperkebunan. Hutan memiliki multi fungsi untuk kehidupan manusia dimanahutan merupakan ekosistem kehidupan, baik bagi manusia, hewan, mau-pun tumbuhan. Oleh karenanya, penerapan pembangunan berkelanjutanmerupakan pilihan bijak yang disarankan dalam pengelolaan kawasanhutan.

Pembangunan pada hakikatnya adalah proses perubahan yang secaraterus-menerus yang merupakan kemajuan dan perbaikan kearah tujuanyang ingin dicapai. Berdasarkan tujuan pembangunan nasional bahwapelaksanaan pembangunan regional harus dapat menopang keberhasilanpembangunan nasional sebagaimana pelaksanaan pembangunan nasional,maka pembangunan regional dilakukan dengan menetapkan prioritas pem-bangunan. Dasar utama dalam memilih prioritas pembangunan haruslahmemperhatikan spesifikasi daerah yang menyangkut potensi yang dimilikioleh daerah tersebut.

Disamping itu, harus memperhatikan pemerataan pendapatan yangberhubungan dengan kesempatan kerja masyarakat. Prioritas sektor dalampembangunan yang dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi dilihat darikenaikan perkapita penduduk dan penciptaan lapangan kerja, maka perludilaksanakan dengan menetapkan sub sektor yang paling menguntungkanbagi perekonomian daerah. Pengembangan sektor perkebunan merupakansalah satu cara yang memungkinkan untuk meningkatkan taraf hidup dankesejahteraan. Dengan adanya kegiatan ini, dapat mengembangkan danmeningkatkan kegiatan sumber daya manusia dan membuka lapangankerja secara lebih luas.

Page 7: BAB II PEMBANGUNAN DAN DINAMIKANYA · nasional. Sebuah kondisi yang ideal merupakan salah satu tujuan dari pembangunan nasional, dimana bila kesadaran terdapat pada seluruh la-pisan

TATA KELOLA PEMBANGUNAN KAWASAN

23

Pembangunan wilayah/daerah adalah suatu proses yang dimaksud-kan untuk melakukan perubahan atau pertumbuhan menuju kearah per-kembangan yang lebih baik bagi suatu komunitas masyarakat, pemerintah,dan lingkungannya dalam wilayah/daerah tertentu, dengan memanfaatkanatau mendayagunakan berbagai sumber daya yang ada dan harus me-miliki orientasi yang besar, menyeluruh, lengkap, dan berpegang padaazas prioritas. Dengan kata lain, pembangunan wilayah/daerah adalahpembangunan yang dilakukan berdasarkan prinsip dan jiwa masyarakatdaerah dengan menggunakan potensi yang dimiliki dan berorientasi padapeningkatan kesejahteraan masyarakat.

Paling tidak ada tiga komponen penting dalam pembangunan wila-yah, yakni:

1. Prinsip, adalah keinginan yang dimiliki oleh daerah atau masyara-katnya.

2. Kekuatan, adalah kemampuan yang dimiliki oleh daerah ditinjaudari potensi sumber daya keuangan yang dimiliki.

3. Kesejahteraan, adalah kebijakan yang dibutuhkan daerah untukmeningkatkan kesejahteraan rakyat. Dimana, langkah kesejahteraantersebut adalah terpenuhinya kebutuhan pokok, terpenuhinya ke-butuhan sosial dan terpenuhinya kebutuhan pembangunan (Rusli,2010:140).Ketiga prinsip dalam pembangunan wilayah diatas, menurut Rusli

(2010:140), didasari atas makna pembangunan itu sendiri yang pada ha-kikatnya merupakan suatu kebutuhan bagi setiap manusia, masyarakat,bangsa, dan negara. Hal ini dilandasi oleh pemikiran bahwa pembangunanmerupakan adanya suatu keadaan yang lebih baik dari sebelumnya. Pe-rubahan-perubahan tersebut memang merupakan kehendak dan keinginanoleh setiap manusia.

Pembangunan wilayah menurut Suwardji dan Tejowulan yang di-kutip oleh Indraprahasia (2009:15) ditopang oleh empat pilar, yaitu (1)Sumber daya alam/fisik-lingkungan, (2) Sumber daya ekonomi, (3) sumberdaya manusia, dan (4) Sumber daya sosial-kelembagaan. Selanjutnyasecara teoritis, Rusnandi, dkk (2011) mengemukakan pembangunan wi-layah baru akan dapat digolongkan ke dalam kategori demand side strategydan supplay side strategy. Strategy demend side adalah suatu strategi

Page 8: BAB II PEMBANGUNAN DAN DINAMIKANYA · nasional. Sebuah kondisi yang ideal merupakan salah satu tujuan dari pembangunan nasional, dimana bila kesadaran terdapat pada seluruh la-pisan

TATA KELOLA PEMBANGUNAN KAWASAN

24

yang mengembangkan suatu wilayah yang diupayakan melalui peningkatanbarang-barang dan jasa masyarakat setempat melalui kegiatan produksilokal.

Dalam pendekatan ini tujuan dari pengembangan wilayah adalahdilakukannya dengan berbagai upaya untuk meningkatkan taraf hiduppenduduk suatu wilayah. Seperti meningkatkan permintaan terhadapbarang-barang pertanian. Adanya peningkatan tersebut akan meningkatkanperkembangan sektor industri dan jasa-jasa yang lebih mendorong per-kembangan wilayah tersebut. Program transmigrasi merupakan kasus yangmenarik dari strategy demand side. Karena konsekwensi dari pendekatanstrategi demand side membutuhkan waktu yang cukup lama dalam halini berhubungan dengan transformasi teknologi, transformasi kelem-bagaan, dan tidak mudah terpengaruh oleh perubahan di luar wilayah.Stabilitas ini berkaitan dengan perubahan-perubahan struktur kelembagaanyang mantap.

Strategi supplay side adalah strategi pengembangan wilayah me-ngutamakan investasi modal untuk kegiatan produksi dan berorientasikeluar. Tujuan penggunaan strategi ini untuk meningkatkan pasokan darikomoditi yang pada umumnya diproses dari SDA lokal. Mengandalkanproduksi terutama untuk ekspor yang pada akhirnya akan meningkatkanpendapatan lokal. Selanjutnya ini akan menarik kegiatan lain untuk datangke wilayah tersebut sebagai contoh strategi pengembangan eksploitasiSDA melalui penambangan dan logging (HPH dan lain-lain). Keuntunganmenggunakan strategi supplay side adalah prosesnya cepat, sehinggaefek yang ditimbulkannya cepat terlihat. Beberapa permasalahan seringmuncul adalah timbulnya enclave kerena keterbatasan kapasitas (penge-tahuan, keahlian, dan kompetensi) penduduk lokal, sehingga seringkalihanya masyarakat tertentu dengan jumlah terbatas atau pendatang dariluar saja yang menikmatinya. Selanjutnya strategi ini sangat peka terhadapperubahan ekonomi di luar wilayah (faktor eksternal).

Muslim, dkk (2004:265) menjelaskan bahwa dalam pembangunanwilayah diprioritaskan pada pembangunan secara berencana dan terpaduyang dilaksanakan dengan konsep pembangunan demokrasi yang ber-wawasan lingkungan dengan memanfaatkan semaksimal mungkin potensisumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya budaya. Pem-

Page 9: BAB II PEMBANGUNAN DAN DINAMIKANYA · nasional. Sebuah kondisi yang ideal merupakan salah satu tujuan dari pembangunan nasional, dimana bila kesadaran terdapat pada seluruh la-pisan

TATA KELOLA PEMBANGUNAN KAWASAN

25

bangunan wilyah diarahkan kepada tata ruang yang professional dalamberbagai tingkatan hirarkis dan fungsional sesuai dengan fungsi dan aspekkegiatan serta aspek administrasi pembangunan daerah.

Penetapan wilayah pembangunan dalam rangka pendirian dan pe-ngembangan sebuah pusat pertumbuhan secara baik dan terarah, di-perlukan beberapa langkah dan kegiatan yang saling berkaitan satu samalainnya. Karena itu, pelaksanaannya perlu dilakukan secara berurutanmulai dari kegiatan pertama sampai dengan terakhir.

Sjahrizal dalam Danastri (2011:32) menyebutkan ada beberapalangkah untuk menetapkan pusat pertumbuhan, yakni:

1. Menetapkan lokasi pusat pertumbuhan dengan memperhatikanberbagai keuntungan lokasi yang dimiliki daerah yang bersangkutan.Dalam hal ini perhatian pertama perlu diarahkan pada ketersediaanjaringan jalan yang dapat menjangkau seluruh wilayah cakupan.

2. Meneliti potensi ekonomi wilayah terkait berikut komoditi unggulanyang sudah dimiliki dan atau potensi untuk dikembangkan.

3. Meneliti keterkaitan hubungan input dan output dari masing-masingindustri dan kegiatan potensial dikembangkan pada pusat pertum-buhan bersangkutan.

4. Menemukan jenis sarana prasarana yang diperlukan untuk mengem-bangkan pusat pertumbuhan tersebut.

5. Membentuk sebuah organisasi yang akan mengelola dan meng-koordinasi kompleks industri atau pusat pertumbuhan tersebut.

Pembangunan wilayah dapat dilaksanakan dengan merujuk kepadabeberapa model, yaitu:

1. Pengembangan wilayah sistem top down

Sistem pengembangan wilayah di Indonesia sebelum otonomi daerahmenurut Abdurrahman (1987:14) dilaksanakan secara top down, baikkebijakan perluasan wilayah administratif maupun pembentukan wilayahkawasan ekonomi. Hal yang sama juga dilakukan dalam pembentukanwilayah khusus yang mengutamakan kepentingan nasional yang men-cerminkan karakteristik pendekatan regionalisasi sentralistik. Dalam halini aspek pengambilan keputusan dilaksanakan secara top down.

Page 10: BAB II PEMBANGUNAN DAN DINAMIKANYA · nasional. Sebuah kondisi yang ideal merupakan salah satu tujuan dari pembangunan nasional, dimana bila kesadaran terdapat pada seluruh la-pisan

TATA KELOLA PEMBANGUNAN KAWASAN

26

Perencanaan dan pengaplikasian pembangunan dengan paradigmatop down (sentralistik) menurut Yunelimeta (2008:15), tidak menghasilkanperubahan sehingga dimulailah untuk dievaluasi dan terus berubah secarabertahap menuju ke sistem bottom up. Pada mulanya sejak PresidenSoeharto pada tahun 1998 mengundurkan diri dan diundangkannya ke-bijakan desentralisasi dan otonomi daerah tahun 1999 yang realisasinyabaru berlangsung tahun 2001. Perubahan mulai dari paradigma sentralistiktidak dapat hilang beitu saja, kemudian secara bertahap menuju beralihkepada pola bottom up. Peluang pembangunan wilayah secara non-struktural, berdasarkan inisiatif lokal dan diatur tanda mempunyaiketerikatan secara struktural administratif terhadap hirarki yang beradadiatasnya.

2.Pengembangan wilayah sistem bottom up

Pendekatan teknis wilayah menurut Abdurrab (2006:15) melaluipendekatan homogenitas atau sistem fungsional mengalami proses yangkompleks dikarenakan penyelenggaraan yang meliputi aspek kesepakatanatau komitmen dari para aktor-aktor regional untuk memadukan kekuatanendogen. Kemudian menurut Rustiadi (2006:9), konsep yang terintegrasisecara fungsional-spasial yang pernah dicetus oleh Rondinelli berupapengembangan pusat pertumbuhan menggunakan berbagai ukuran dankarakter funsional yang terpadu perlu untuk dikembangkan agar dapatmemfasilitasi dan melayani wilayah regional yang luas.

Salah satu konsep wilayah agropolitan yang untuk pertama kalinyadirancang oleh Friedman dan Mc. Dauglas (1978) yang merupakanrancangan pembangunan dari bawah (development from below) sebagaireaksi dari pembangunan top down (development from above). Selainitu menurut Sugiono (2002:49), agropolitan merupakan distik atau regionselektif yang dirancang supaya pembangunan digali dari jaringan kekuatanlokal ke dalam yang kuat baru terbuka keluar.

Penerapan program agropolitan yang berjalan seiring dengan prosesglobalisasi, maka proteksi wilayah sulit dilakukan. Jadi ada dua sisi ya-ng saling tarik menarik dan keduanya juga saling bertolak belakang.Dimana satu sisi dibutuhkan kemandirian dalam pengembangan wilayahsementara di sisi lainnya dibutuhkan proteksi atau kekuatan sentral agarsatu dan lain hal dapat dikondisikan untuk mencapai tujuan yang ideal.

Page 11: BAB II PEMBANGUNAN DAN DINAMIKANYA · nasional. Sebuah kondisi yang ideal merupakan salah satu tujuan dari pembangunan nasional, dimana bila kesadaran terdapat pada seluruh la-pisan

TATA KELOLA PEMBANGUNAN KAWASAN

27

Sementara itu hal lain yang juga berpengaruh besar adalah adanya ke-kuatan globalisasi yang tidak memungkinkan bagi pemerintah untuk me-ngatur segala sesuatu sesuai dengan konsep yang dicadangkan.

Pada aspek lain, menurut Yunelimeta (2008:16), ada beberapa pe-rubahan yang terjadi sesuai dengan berjalannya proses pembangunan itusendiri. Dalam rangka tata kelola pembangunan wilayah, paling tidakada beberapa teori pembangunan yang dapat dijadikan rujukan, yakni:

1. Teori Tempat Central (Central Place Theory)

Teori tempat sentral ditemukan pertama kali oleh Christaller padapertengahan tahun 1933. Publikasi Cristaller dikutip oleh Aulia (2009:11)yang berkaitan dengan penentuan jumlah, ukuran, dan pola persebarankota-kota. Pandangan yang dikemukakan, yaitu:

a. Suatu lokasi yang mempunyai permukaan datar dan seragam, lokasitersebut mempunyai jumlah penduduk merata

b. Lokasi yang memiliki kesempatan transport dan komunikasi yangrata.

c. Jumlah penduduk yang ada membutuhkan adanya barang dan jasa.Pada dasarnya prinsip yang disampaikan menurut Christaller, yaitu

tentang reange (jarak) merupakan jarang keterjangkauan penduduk daritempat sebuah aktivitas pasar yang memasarkan kebutuhan komoditi danbarang-barang di lokasi tertentu. Range adalah jarak antara lokasi tinggalorang-orang dengan pasar tempat dimana berbelanja membeli berbagaikebutuhan seperti pakainan. Apabila pasar jaraknya lebih jauh daripadaketerjangkauan penduduk yang bersangkutan, maka penduduk akankecenderungan mencari barang-barang dan jasa ke lokasi yang terdekat.Selanjutnya, thre shold (ambang batas) merupakan keseluruhan jumlahminimum penduduk ataupun konsumen yang dibutuhkan dalam hal untukmenunjang kesinambungan pemasokan barang ataupun jasa yang ber-sangkutan, yang sangat dibutuhkan dalam penyebaran penduduk atau kon-sumen dalam ruang (spatial population distribution).

Dari range dan juga thre shold, akan terlahir prinsip optimalisasipasar (market optimalizing principle). Prinsip yang menyebutkan dalampemenuhan konsumsi di sebuah wilayah akan terbentuklah wilayah tempatpusat (centered place). Dimana, kebutuhan akan terpenuhi dari pusat

Page 12: BAB II PEMBANGUNAN DAN DINAMIKANYA · nasional. Sebuah kondisi yang ideal merupakan salah satu tujuan dari pembangunan nasional, dimana bila kesadaran terdapat pada seluruh la-pisan

TATA KELOLA PEMBANGUNAN KAWASAN

28

tersebut seperti barang dan jasa yang diperlukan oleh penduduk sekitar.Jika sebuah range dan thre shold yang bentuknya melingkar dengan pusatyang lainnya yang mempunyai range dan thre shold tertentu, akan terjadidaerah yang bertampalan. Di daerah yang bertampalan ini, jika pendudukbertempat tinggal di daerah tersebut, akan mempunyai kesempatan yangrelatif sama untuk sama-sama pergi ke dua pusat pasar tersebut. Dalamkenyataannya, konsumen atau masyarakat tidak selalu rasional dalammemilih barang atau komoditi yang diinginkan. Keterbatasan sistemtempat pusat dari Christaller ini meliputi beberapa kendala, antara lainjumlah penduduk, pola aksebilitas, dan distribusi.

Berdasarkan teori ini, terdapat dua hal mendasar yang menjadipertimbangan, yaitu jarak dan ambang batas. Jarak adalah seberapa jauhkonsumen mau melakukan perjalanan untuk membeli barang dan jasa,sedangkan ambang batas adalah permintaan minimum yang dibutuhkanbagi sebuah toko agar dapat melangsungkan usahanya. Konsumen di-asumsikan berada pada tingkat pendapatan yang sama tersebar meratadi seluruh wilayah, sehingga jarak adalah satu-satunya hambatan bagikonsumen dalam melakukan perjalanan. Kombinasi jarak dan ambangbatas ini akan menggambarkan jangkauan pelayanan ritel. Bentuk jang-kauan pelayanannya adalah heksagonal, sehingga model ini meng-gambarkan lokasi optimal bagi gerai ritel karena pengkombinasian antarajarak tempuh konsumen dengan skala ekonomi optimal ritel (Aulia, dkk,2009:82)

Menurut Ramly (2012:20), teori tempat sentral ini dengan modelanalisis dari atas atau skala besar (nasional) dengan mengemukakanbahwa wilayah pelayanan yang paling efisien adalah berbentuk segi enam(hexagonal) dan pelayanan yang berada di tengah (central). Masing-masing wilayah pelayanan memiliki pusat pelayanan (tempat sentral)yang terdiri dari tempat besar, pusat sedang, dan pusat kecil yang tersusunsecara hirarkis. Pusat besar mensubordinasi (membawahi) pusat-pusatsedang membawahi pusat-pusat kecil.

2. Teori Kutub Pertumbuhan

Teori kutub pertumbuhan dicetuskan oleh ahli ekonomi kelahiranPerancis yang bernama Perrous (1903-1987) yang dikenal juga sebagai

Page 13: BAB II PEMBANGUNAN DAN DINAMIKANYA · nasional. Sebuah kondisi yang ideal merupakan salah satu tujuan dari pembangunan nasional, dimana bila kesadaran terdapat pada seluruh la-pisan

TATA KELOLA PEMBANGUNAN KAWASAN

29

penganut dari aliran ekonomi keseimbangan umum. Kutub pertumbuhandidefenisikan sebagai suatu gugus industri yang mampu membangkitkanpertumbuhan ekonomi yang dinamis dalam suatu sistem ekonomi tertentu,mempunyai kaitan yang kuat melalui hubungan input dan output di sekitarleading industry (Setiadi, 2009:2).

Penekanan pengertian kutub pertumbuhan oleh Perroux dikaitkanpada ruang ekonomi, yakni sebagai medan kekuatan, dimana ruangekonomi mengandung pusat-pusat dan kutub yang mempunyai kekuatansentrifugal yang memancar ke sekeliling dan mempunyai kekuatan sentri-fugal yang menarik dan menolak serta mempunyai medan sendiri dalamsuatu gugus medan pusat-pusat yang lain. Antara teori tempat sentral dankutub pertumbuhan sama-sama membahas tentang pentingnya peran pusat,tetapi dalam cara pandangannya berbeda (Adisasmita, 2003:53).

Menurut Christaller dalam Adisasmita (2003:58), yang menumpangpertumbuhan suatu tempat adalah wilayah pelayanannya, sedangkanmenurut Perroux yang menumpang pertumbuhan wilayah pengaruh adalahkutub pertumbuhan. Tersedianya pelayanan sentral adalah suatu keuntu-ngan Aglomerasi yang penting dalam pusat pertumbuhan. Akan tetapisecara konsepsional pusat pertumbuhan dan pusat pelayanan adalah tidakidentik. Tempat sentral banyak sekali jumlahnya sedangkan pusat per-tumbuhan hanya sedikit, hanya satu dalam wilayah tertentu.

Menurut Sutikno (2007:25), inti teori yang dikemukakan oleh Perrouxdapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Dalam proses perubahan akan timbul industri unggulan yang me-rupakan penggerak utama dalam pembangunan suatu daerah.Karena ketertarikan antara industri sangat erat, maka perkembanganindustri lain yang berhubungan erat dengan industri unggulantersebut.

b. Pemusatan industri pada suatu daerah akan mempercepat pertum-buhan perekonomian, karena pemusatan industri akan menciptakanpola konsumsi yang berbeda antar daerah, sehingga perkembanganindustri di daerah tersebut akan mempengaruhi perkembangandaerah-daerah lainnya.

c. Perekonomian merupakan gabungan dari sistem industri yang relatifaktif (industri unggulan) dengan industri-industri yang relatif pasif,

Page 14: BAB II PEMBANGUNAN DAN DINAMIKANYA · nasional. Sebuah kondisi yang ideal merupakan salah satu tujuan dari pembangunan nasional, dimana bila kesadaran terdapat pada seluruh la-pisan

TATA KELOLA PEMBANGUNAN KAWASAN

30

yaitu industri yang teegantung dengan industri unggulan/pusat per-tumbuhan. Daerah yang relatif maju/aktif akan mempengaruhidaerah-daerah yang relatif pasif.

Menurut Badrudin dalam Sutikno (2007:26), terdapat dua hal pentingyang berkaitan dengan kutub pertumbuhan, yaitu:

a. Kutub pertumbuhan merupakan sekelompok kegiatan industri yangmempunyai keterkaitan kedepan (forward linkadge) dan keter-kaitan ke belakang (backward linkage) yang kuat terhadap sebuahindustri yang unggul, sehingga akan mempunyai kemampuan untukmenggerakkan aktivitas perekonomian dan sekaligus memacu per-tumbuhan ekonomi suatu negara.

b. Kelompok industri tersebut akan berupaya memilih lokasi padakota-kota besar dengan mempertimbangkan kemudahan berbagaiprasarana dan fasilitas yang mendukung, namun tetap memperhati-kan hubungan dengan daerah pendukung (hinterland) sebagai salahsatu pemasok input atau sumberdaya. Konsep ini dikenal denganaglomerasi ekonomi. Sedangkan Myrdal menekankan analasisnyakepada faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya ketidakseim-bangan di berbagai daerah. Suatu daerah lebih maju akan ber-kembang lebih cepat dari yang kurang maju karena faktor-faktorbackward effect lebih kuat dari faktor-faktor yang menimbulkanspread effective.

3. Teori Pusat Pertumbuhan

Teori pusat pertumbuhan diartikan dengan adnaya dua cara, yangpertama secara fungsional dan kedua dengan cara geografis. Pusatpertumbuhan secara fungsional merupakan sebuah wilayah konsentrasipada kelompok-kelompok usaha ataupun cabang industri yang karenamemiliki sifat hubungan yang unsur-unsurnya sangat dinamis, sehinggadapat menstimulasi kehidupan perekonomian baik ke dalam atau keluar(daerah belakangnya). Sedangkan jika secra geografis, diartikan sebagisebuah wilayah yang snagat banyak fasilitas dan selalu menjadi pusatdaya tarik (pole of attraction), yang menjadi penyebab ketertarikanberbagai usaha berlokasi dan masyarakat menikmati berbagai fasilitasyang ada di tempat tersebut, walaupun kemungkinan sangat sedikitterjadinya interaksi dengan usaha-usaha tersebut.

Page 15: BAB II PEMBANGUNAN DAN DINAMIKANYA · nasional. Sebuah kondisi yang ideal merupakan salah satu tujuan dari pembangunan nasional, dimana bila kesadaran terdapat pada seluruh la-pisan

TATA KELOLA PEMBANGUNAN KAWASAN

31

Menurut Tarigan dalam Adisasmita (2005:82), suatu kota dikatakansebagai pusat pertumbuhan haruslah memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Hubungan yang intern dari berbagai kegiatan, hubungan internalmerupakan hal yang sangat menentukan dinamika dari sebuah kota.Adanya keterkaitan antara sebuah sektor dengan sektor lainnyasehingga bila ada sebuah sektor yang bertumbuh dapat mendorongtumbuhnya sektor lain karena saling keterkaitan. Dengan demikiankehidupan perkotaan menjadi seirama dengan berbagai komponenhidup kota dan menciptakan sinergitas yang saling mendukung ter-jadinya pertumbuhan.

b. Ada unsur-unsur pengganda (multiplier effect) keberadaan sektor-sektor yang saling berkaitan dan saling mendukung penciptaan efekyang berganda. Maka dari itu, bila adanya permintaan dari satusektor dari luar kewilayahan, peningkatan produksi berbagai sektorlain akan terjadi. Peningkatan yang terjadi selama beberapa periodepertumbuhan, sehingga jumlah total dari produksi dapat meningkatbeberapa kali lipat berbanding dengan meningkatnya jumlah per-mintaan di luar sektor. Efek pengganda mempunyai peranan yangsangat signifikan terhadap peningkatan pertumbuhan kota be-lakangnya. Hal tersebut terjadi dikarenakan peningkatan dari adanyapasokan baik berasal dari tenaga kerja maupun adanya peningkatanbahan baku dari kota belakangnya.

c. Terdapat konsentrasi geografis dari berbagai sektor atau fasilitas,selain bisa menciptakan efisiensi di antara sektor-sektor yang salingmembutuhkan, juga meningkatkan daya tarik (attraciveness) darikota tersebut. Orang yang datang ke kota tersebut bisa mendapatkanberbagai kebutuhan pada lokasi yang berdekatan. Jadi kebutuhandapat diperoleh dengan lebih hemat waktu, biaya, dan tenaga. Halini membuat kota tersebut menarik untuk dikunjungi dan karenavolume transaksi yang makin meningkat akan menciptakan econo-mic of scale sehingga tercipta efisiensi lebih lanjut.Pusat-pusat yang pada umumnya merupakan kota-kota besar tidak

hanya berkembang sangat pesat, akan tetapi mereka bertindak sebagaipompa-pompa pengisap dan memiliki daya penarik yang kuat bagi wi-layah-wilayah belakangnya yang relatif statis. Wilayah-wilayah pinggirandi sekitar pusat secara berangsur-angsur berkembang menjadi masyarakatdinamis. Terdapat arus penduduk, modal, dan sumberdaya ke luar wilayah

Page 16: BAB II PEMBANGUNAN DAN DINAMIKANYA · nasional. Sebuah kondisi yang ideal merupakan salah satu tujuan dari pembangunan nasional, dimana bila kesadaran terdapat pada seluruh la-pisan

TATA KELOLA PEMBANGUNAN KAWASAN

32

belakang yang dimanfaatkan untuk menunjang perkembangan pusat-pusatdimana pertumbuhan ekonominya sangat cepat dan bersifat kumulatif.Sebagai akibatnya, perbedaan pendapatan antara pusat dan wilayah pi-nggiran cenderung lebih besar.