bab ii pemahaman apartemen untuk tenaga kerja … ii.pdf · lengkap (kolam renang, coffee shop,...

38
7 BAB II PEMAHAMAN APARTEMEN UNTUK TENAGA KERJA ASING Dalam pemahaman apartemen untuk tenaga kerja asing ini akan dijabarkan mengenai pemahaman apartemen, pemahaman tenaga kerja asing, pemahaman fasilitas sejenis, serta spesifikasi proyek secara umum. 2.1 Pemahaman Apartemen Apartemen pada dasarnya memiliki fungsi yang hampir sama dengan rumah tinggal atau rumah susun yaitu sebagai fungsi hunian. Istilah apartemen merupakan kata serapan dari bahasa Inggris yang memberikan suatu nilai tambahan yang sarat akan pelayanan dan kenyamanan fasilitas yang lengkap. 2.1.1 Pengertian Apartemen Berikut ini akan dijelaskan pengertian apartemen menurut beberapa sumber, diantaranya: 1. Apartemen adalah tempat tinggal (terdiri dari ruang duduk, ruang tidur, kamar mandi, dapur, dan lain-lain) yang berada pada satu lantai bangunan

Upload: trantuyen

Post on 09-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

7

BAB II

PEMAHAMAN APARTEMEN

UNTUK TENAGA KERJA ASING

Dalam pemahaman apartemen untuk tenaga kerja asing ini akan

dijabarkan mengenai pemahaman apartemen, pemahaman tenaga kerja asing,

pemahaman fasilitas sejenis, serta spesifikasi proyek secara umum.

2.1 Pemahaman Apartemen

Apartemen pada dasarnya memiliki fungsi yang hampir sama dengan

rumah tinggal atau rumah susun yaitu sebagai fungsi hunian. Istilah apartemen

merupakan kata serapan dari bahasa Inggris yang memberikan suatu nilai

tambahan yang sarat akan pelayanan dan kenyamanan fasilitas yang lengkap.

2.1.1 Pengertian Apartemen

Berikut ini akan dijelaskan pengertian apartemen menurut beberapa

sumber, diantaranya:

1. Apartemen adalah tempat tinggal (terdiri dari ruang duduk, ruang tidur,

kamar mandi, dapur, dan lain-lain) yang berada pada satu lantai bangunan

8

bertingkat yang besar dan mewah, dilengkapi dengan berbagai fasilitas

(kolam renang, pusat kebugaran, toko, dan lain-lain) (Moeliono. 2001)

2. Apartemen berarti suatu wadah akomodasi berupa gedung bertingkat yang

dibangun dalam suatu lingkungan, yang terbagi di dalam bagian-bagian

yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horizontal maupun

vertikal dan merupakan satuan-satuan yang dapat digunakan secara

terpisah yang dilengkapi dengan bagian - bagian bersama dan tanah sama

(UU RI. No. 20 Th. 2011).

3. Apartemen didefinisikan sebagai “....several dwelling units share a

common (usually an indoor) access and are enclosed by a common

structural envelope...”, yang berarti beberapa unit hunian yang saling

berbagi akses yang sama dan dilingkupi oleh struktur kulit bangunan yang

sama (Lynch. 1984)

4. Apartemen adalah bangunan yang memuat beberapa grup hunian, berupa

rumah flat atau rumah petak bertingkat yang diwujudkan untuk mengatasi

masalah perumahan akibat kepadatan tingkat hunian dan keterbatasan

lahan di perkotaan. Secara umum sasaran konsumen pada suatu apartemen

ditujukan pada target pasar masyarakat berpenghasilan menengah ke atas

atau tenaga kerja asing sehingga memiliki harga sewa atau beli yang relatif

tinggi (Marlina. 2008)

Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa apartemen

merupakan suatu hunian vertikal yang disewakan maupun diperjualbelikan

untuk konsumen dengan kemampuan ekonomi menengah ke atas yang

biasanya berlokasi pada daerah strategis perkotaan dengan tambahan layanan

harian (kebersihan, keamanan, laundry, internet dan sebagainya) serta fasilitas

lengkap (kolam renang, coffee shop, pusat kebugaran, minimart, dan lain-lain)

sehingga memiliki harga relatif tinggi.

2.1.2 Jenis dan Klasifikasi Apartemen

Jika ditinjau secara umum, apartemen dapat digolongkan dalam

berbagai kriteria jenis dan klasifikasi tergantung pada pertimbangan

kebutuhan, yaitu (Schmert. 1981):

9

1. Menurut kemampuan ekonomi

Low cost apartments (golongan pendapatan rendah), middle apartments

(golongan pendapatan menengah), luxury apartments (untuk golongan

pendapatan tinggi).

2. Menurut status kepemilikan

Apartemen yang disewakan atau dijual, biasanya dibangun oleh badan

usaha milik swasta, diantaranya:

a. Apartemen sewa

Merupakan apartemen yang dimiliki oleh perorangan atau suatu badan

usaha bersama dengan unit-unit apartemen yang disewakan kepada

konsumen dengan harga dan jangka waktu tertentu.

b. Apartemen beli

Merupakan apartemen yang dimiliki oleh perorangan atau suatu badan

usaha bersama dengan unit-unit apartemen yang dijual kepada

konsumen dengan harga tertentu. Apartemen seperti ini dapat dimiliki

oleh konsumen secara menetap. Kepemilikannya dapat dibedakan lagi

sebagai berikut :

o Apartemen kepemilikan bersama (Cooperative)

Merupakan apartemen yang dimiliki bersama oleh penghuni yang

ada. Pembiayaan dan perawatan dan pelayanan dalam apartemen

dilakukan bersama oleh semua pihak penghuni sehingga tanggung

jawab pengembangan gedung menjadi tanggung jawab semua

penghuni.

o Apartemen kepemilikan perseorangan (Condominium)

Merupakan apartemen yang unit-unit huniannya dapat dibeli dan

dimiliki oleh penghuni. Penghuni tetap berkewajiban membayar

pelayanan apartemen yang mereka gunakan kepada pihak

pengelola.

3. Menurut struktur penghuni

Untuk penghuni satu orang (single people apartment), untuk untuk suami

istri yang belum mempunyai anak (alone parent‟s apartment), keluarga

dengan satu sampai dengan tiga orang anak (family apartment).

4. Berdasarkan sistem distribusi horizontal dan vertical

a. Sistem distribusi horizontal :

o Central coridor system (Inner corridor / double loaded coridor)

Merupakan sistem yang paling ekonomis. Hal yang kurang

menguntungkan adalah panjang koridor akan menimbulkan

masalah pencahayaan, penghawaan dan masalah psikis yaitu

perasaan menjemukan, keamanan juga kurang dapat dikontrol (lihat

gambar 2.1).

Gambar 2.1 Central coridor system

Sumber: Chiara et.al. 1990

CORIDOR

10

o Exterior coridor system (single loaded coridor)

Merupakan sistem yang kurang ekonomis bila dibandingkan

dengan central corridor system, tetapi masalah yang timbul dari

penggunaan central coridor system dapat diatasi (lihat gambar 2.2).

o Point block system

Merupakan sistem ini hampir sama dengan central coridor system,

tetapi pada sistem ini koridor ini lebih pendek dan memusat.

Bentuk massa biasanya bujur sangkar dengan core dipusat serta

unit-unit apartemen disekelilingnya yang bisa menghadap ke empat

arah untuk mendapatkan view pada apartemen (lihat gambar 2.3).

o Multicore system

Merupakan tipe apartemen yang terdiri dari beberapa core.

Biasanya tipe ini dibangun di area-area pusat kota dengan luasan

site cukup. Kelebihan dari tipe ini adalah panjang koridor lebih

pendek dan memperoleh view serta pencahayaan yang cukup

sehingga lebih manusiawi, namun cost relatif lebih mahal

dibandingkan dengan central coridor system (lihat gambar 2.4).

Gambar 2.4 Multicore system

Sumber: Chiara et.al. 1990

Gambar 2.2 Exterior coridor system

Sumber: Chiara et.al. 1990

CORIDOR

Gambar 2.3 Point block system

Sumber: Chiara et.al. 1990

CORE

CORIDOR

CORIDOR

CORIDOR CORIDOR

11

b. Sistem distribusi vertical :

Apartemen biasanya dibangun bertingkat banyak sebagai solusi untuk

memaksimalkan luas lantai sewa/jual dalam keterbatasan lahan. Untuk

menambah kenyamanan pada bangunan vertikal, dibutuhkan

aksesibilitas sebagai sarana sirkulasi seperti (Imelda. 2008):

o Walk up apartment, yaitu apartemen yang menggunakan tangga

untuk sirkulasinya dan biasanya untuk low rise apartment.

o Elevator apartment, yaitu apartemen yang menggunakan lift untuk

sirkulasi vertikal, biasanya digunakan pada middle rise dan high

rise apartment.

Peletakan jalur aksesibilitas vertikal pada sebuah apartemen dapat

direncanakan sebagai berikut:

o Thru flat exterior corridor

Merupakan pencapaian/hubungan unit-unit dalam suatu simplex

apartemen dengan koridor yang terletak di tepi bangunan (lihat

gambar 2.5).

o Thru duplex exterior corridor

Merupakan pencapain/hubungan unit-unit dalam suatu duplex

apartemen dengan koridor yang terletak di bagian tepi bangunan

(lihat gambar 2.6).

o Thru flat skip stop corridor

Merupakan pencapaian/hubungan unit-unit dalam suatu apartemen

dengan koridor yang terletak di bangian tepi bangunan dengan

selang beberapa lantai (lihat gambar 2.7).

Gambar 2.5 Thru flat exterior corridor

Sumber: Chiara et.al. 1990

Gambar 2.6 Thru duplex exterior corridor

Sumber: Chiara et.al. 1990

12

o Double loaded interior corridor

Merupakan pencapaian/hubungan unit-unit dalam suatu apartemen

dengan koridor yang terletak di bagian dalam bangunan serta

melayani dua sisi unit hunian dalam apartemen (lihat gambar 2.8).

o Interior corridor thru duplex

Merupakan pencapaian/hubungan unit-unit dalam suatu duplex

apartemen dengan koridor yang terletak di bagian dalam bangunan

serta melayani dua sisi unit hunian dalam apartemen (lihat gambar

2.9).

Gambar 2.8 Double loaded interior corridor

Sumber: Chiara et.al. 1990

Gambar 2.9 Interior corridor thru duplex

Sumber: Chiara et.al. 1990

Gambar 2.7 Thru flat skip stop corridor

Sumber: Chiara et.al. 1990

13

o Interior corridor split and flat combination

Merupakan pencapain/hubungan unit-unit dalam suatu apartemen

dengan koridor yang terletak di bagian dalam bangunan serta

melayani dua sisi unit hunian dalam apartemen secara split atau

berselang pada beberapa lantai (lihat gambar 2.10).

5. Berdasarkan ketinggian bangunan

a. Low Rise Apartment, yaitu apartemen yang terdiri dari 2 sampai 4

lantai dimana biasanya menggunakan tangga sebagai alat transportasi

vertical namun dalam perkembangannya menggunakan elevator demi

kepraktisan terutama bagi masyarakat perkotaan.

b. Middle Rise Apartment, yaitu apartemen yang terdiri dari 4 sampai 7

lantai, dimana alat transportasi vertikal cukup menggunakan hidrolic

elevator.

c. High Rise Apartment, yaitu apartemen dengan ketinggian bangunan

mencapai 8 lantai ke atas. Apartemen ini termasuk apartemen untuk

golongan menengah ke atas karena biasanya berlokasi di tengah kota

yang memiliki keterbatasan lahan dengan harga lahan mahal. alat

transportasi vertikal apartemen tipe ini menggunakan electric elevator.

6. Berdasarkan penyusunan letak ruang (Marlina. 2008).

a. Simplex Apartement, yaitu unit hunian apartemen yang terdiri dari

ruang-ruang hunian berada pada satu lantai (one level).

b. Duplex Apartement, yaitu tipe apartemen dimana ruang keluarga, dapur

dan ruang makan berada dilantai satu dan ruang tidur berada dilantai

lainnya dengan dihubungkan oleh tangga dalam ruangan.

c. Triplex Apartement, yaitu penyusunan ruangan seperti apartemen tipe

duplex dengan penambahan area istirahat berada dilantai ketiga, sistem

penghubung lantai perlantai dengan menggunakan tangga dalam

ruangan.

7. Berdasarkan bentuk massa bangunan

Ada 3 macam tipe apartemen berdasarkan bentuk massa bangunannya

menurut buku Apartments: Their Design and Development, yaitu:

a. Apartemen berbentuk slab

Pada apartemen berbentuk slab, antara tinggi bangunan dan

lebar/panjang bangunan hampir sebanding sehingga bangunan

Gambar 2.10 Interior corridor split and flat combination

Sumber: Chiara et.al. 1990

14

berbentuk seperti kotak yang pipih. Biasanya memiliki koridor yang

memanjang dengan unit-unit hunian berada di salah satu atau kedua

sisi koridor.

b. Apartemen berbentuk tower

Pada apartemen berbentuk tower, lebar/panjang bangunan lebih kecil

dibandingkan dengan tingginya sehingga bentuk bangunan seperti

tiang. Biasanya ketinggian bangunannya diatas 20 lantai. Sistem

sirkulasinya menggunakan sistem core karena menggunakan lift. Ada

berbagai variasi bentuk tower antara lain:

o Single tower

Apartemen dengan hanya satu massa bangunan dengan core yang

terletak di tengah sehingga ruang koridor dapat diminimalkan.

Unit-unit hunian akan terletak dekat dengan tangga dan lift.

apartemen dengan satu tower dapat dibedakan menjadi tower plan,

expanded tower plan, circular plan, cross plan, dan five wing plan.

o Multi tower

Apartemen yang memiliki lebih dari satu massa bangunan. Antara

massa bangunan dapat dihubungkan oleh suatu massa penghubung

ataupun hanya berupa pedestrian penghubung saja. Bila massa

bangunan dihubungkan oleh suatu massa penghubung, umumnya

massa penghubung (lift atau tangga) terletak di tengah dengan

massa lain mengelilinginya. Sementara untuk massa yang hanya

dihubungkan oleh pedestrian, tiap massa akan memiliki lift dan

tangga masing-masing.

c. Apartemen dengan bentuk varian (campuran antara slab dan tower)

8. Berdasarkan standart besaran ruang

Berdasarkan standart besaran unitnya, ruang – ruang pada unit apartemen

dibedakan menjadi beberapa jenis diantaranya (Tabel 2.1):

Jenis Ruang Besaran Ruang Menurut Tipe Unit (standart)

1 Kamar Tidur 2 Kamar Tidur 3 Kamar Tidur

R. Tidur Utama 10m² (9.3m²) 15m² (9.3m²) 25m² (9.3m²)

R. Tidur 1 - 10m² (6m²) 18m² (9m²)

R. Tidur 2 - - 18m² (9m²)

R. Duduk 10m² (9m²) 10-15m² (9m²) 20m² (11.25m²)

R. Makan 4m² (4.6m²) 6-8m² (4.6m²) 15m² (6.24m²)

Dapur 4m² (3m²) 5-8m² (4m²) 6m² (4.8m²)

K. Mandi Utama 5m² (3m²) 5-8m² (3m²) 6m² (3m²)

K. Mandi 1 - - 6m² (3m²)

R. Cuci - 2m² 4m²

K. M. Pembantu - ≥ 2.25m² 2.5m²

R. T. Pembantu - ≥ 4m² ≥ 4m²

R. Tamu - - 12m²

R. Keluarga/Hobby - - -

Balkon/Teras 3m² 3-5m² 9m²

Jumlah 38m² 56-73.25m² 145.5m²

Sirkulasi 20% 7.8m² 11.2-14.65m² 29.1m²

Tabel 2.1

Standart Besaran Ruang Berdasakan Tipe Unit

15

Total Kebutuhan 45.8m² 67.2-87.9m² 174m²

Jenis Tipe T. 46 T. 70-T. 96 T. 180

Sumber: Tadjipramana. 2004

9. Berdasarkan karateristik ruang

Berdasarkan karateristik ruangnya, apartemen dibedakan menjadi beberapa jenis diantaranya (Tabel 2.2):

Efisien (Studio) 1 Kamar

Tidur

2 Kamar

Tidur

3 Kamar

Tidur

4 Kamar

Tidur

5 Kamar

Tidur

Karateristik

Umum

Minimal

apartemen;

fasilitas untuk

masak, kamar

mandi; untuk

dihuni

sementara/istirahat

Apartemen

terkecil; r.

keluarga

dan r. tidur

terpisah;

fasilitas

memasak,

makan

R. kelurga

cukup;

fasilitas

masak; k.

mandi, r.

makan

terpisah; r.

penyimpanan

Untuk

keluarga

Umumnya

untuk

keluarga

besar;

generasi

berbeda

dalam 1

unit

Untuk

keluarga

besar;

beberapa

generasi

dalam 1

unit

Kebutuhan

Ruang

R. tidur; r. makan

dan r. duduk

menyatu; k.

mandi;

dapur/pantry;

tempat

penyimpanan

r. tidur; r.

makan dan

r. duduk

menyatu; k.

mandi;

dapur

R. tidur

utama; r.

tidur; r.

makan; r.

duduk; k.

mandi; teras

minim;

dapur

R. tidur

utama; 2

r. tidur

anak; r.

makan; r.

duduk; k.

mandi;

teras/

balkon;

dapur

R. tidur

utama; 3 r.

tidur kecil;

r.keluarga;

r. makan;

r. duduk;

k. mandi;

teras/

balkon;

dapur

1-2 R. tidur

utama; 3-4

r. tidur

kecil;

r.keluarga;

r. makan;

r. duduk;

k. mandi;

teras/

balkon;

dapur

Fasilitas

Toilet

1 K. mandi;

tempat ganti

baju

1 K. mandi

(3 fixtures )

1 K. mandi

(4 fixtures )

1.5 – 2 K.

mandi

2 K. mandi 2.5 – 3 K.

mandi

Luas Min. 13.5 m²–27

36 m²–

54 m²

54 m²–

72 m²

72 m²–99

99 m²– 135

Min. 135

Jenis

Penghuni

Single,

pasangan muda;

orang

tua; penghuni

sementara

Pasangan

muda;

orang tua;

keluarga +

1

anak

Keluarga +

(1-2

anak/orang

tua/

sanak

saudara)

Keluarga +

(2-4

anak/orang

tua/

sanak

saudara)

Keluarga +

(3-6

anak/orang

tua/

sanak

saudara)

Keluarga +

(>6

anak/orang

tua/

sanak

saudara)

Pertimbangan

Perencanaan

Memperkecil

jumlah anak

dalam tiap

unit;

occupancy

mudah/ cepat

berubah;

minim fasilitas

komunitas

Jumlah

anak

sedikit; tipe

unit

fliksibel

dengan

berbagai

variasi;

occupansy

relati f

stabil

Ada fasilitas

sekolah

anak; area

rekreasi;

occupancy

umumnya

stabil

Kebutuhan

berbagai

tingkatan/

jenjang

pendidikan/

sekolah;

fasilitas

rekreasi.

Kebutuhan

berbagai

tingkatan/

jenjang

pendidikan/

sekolah;

fasilitas

rekreasi.

Kebutuhan

berbagai

tingkatan/

jenjang

pendidikan/

sekolah;

fasilitas

rekreasi;

fasilitas

untuk

orangtua.

Kebutuhan

1 parkir/unit 1

parkir/unit

1.25 – 1.5

parkir/ unit

1.5 – 2

parkir/ unit

2 parkir/

unit

2 – 3

parkir/

unit

Sumber: Tadjipramana. 2004

Tabel 2.2

Karateristik Ruang Berdasakan Tipe Unit

16

10. Berdasarkan tipe unit

Berdasarkan jumlah penghuninya, apartemen memiliki kebutuhan

kapasitas yang berbeda-beda. Sebagai respon terhadap variasi kebutuhan

penghuni ini, apartemen dirancang dengan berbagai tipe berdasarkan

jumlah kamar dalam setiap unit apartemennya yang dapat dilihat pada

tabel 2.3 sebagai berikut:

Tipe efisien (studio): 18m² - 45m²

o Terdapat ruang besar yang menunjang

aktifitas hidup penghuni, seperti ruang

keluarga, ruang tamu, ruang makan, dan

lain - lain

o Terdapat ruang kecil untuk menunjang

aktifitas khusus seperti dapur, kamar

mandi, dan lain - lain.

Tipe 1 ruang tidur: 27m² - 54m²

o Living room sekaligus dining room o Kamar mandi

o Dapur kecil (pantry) o Teras outdoor

o 1 ruang tidur

Tipe 2 ruang tidur: 45m² - 90m²

o Living room o Full kitchen

o Dinning room o Kamar mandi

o 2 ruang tidur o Teras outdoor

Tipe 3 ruang tidur: 54m² - 180m²

o Living room o Full kitchen

o Dinning room o 1 - 2 kamar mandi

o 3 ruang tidur o Teras outdoor

Tipe 4 ruang tidur: 100m² - 135m²

o Living room o Full kitchen

o Dinning room o 2 kamar mandi

o 4 ruang tidur o Teras outdoor

Penthouse: < 300m²

o Unit hunian mewah - super mewah ini

berada di lantai paling atas sebuah highrise

apartment. Luasnya lebih besar daripada

unit-unit dibawahnya. Terkadang satu lantai

hanya satu - dua unit saja. Penthouse juga

sangat private karena memiliki lift khusus

untuk penghuninya.

o Penthouse umumnya terdiri dari dua -

empat kamar tidur atau dirancang khusus

sesuai keinginan pemiliknya. Penthouse

dapat berupa unit satu lantai maupun dua

lantai dengan tangga penghubung yang

memiliki view ke beberapa arah dan ruang

terbuka (open space) di atasnya.

Sumber: Marlina. 2008 (edit)

2.1.3 Fungsi dan Tujuan Apartemen

Dalam pengadaannya sebuah Apartemen tentu memiliki beberapa

fungsi dan tujuan, diantaranya (Wayan Ekasari. 2005):

1. Fungsi apartemen dibedakan menjadi dua yaitu:

a. Fungsi ke dalam

Secara hakiki fungsi apartemen adalah sebagai tempat tinggal, tempat

berlindung, tempat beristirahat, berekreasi serta tempat mengadakan

Tabel 2.3

Tipe Unit Apartemen Berdasakan Jumlah Kamar

17

komunikasi dan interaksi diantara anggota keluarga. Dalam makna

yang lebih luas, apartemen harus dapat membuka jalan aspirasi dan

keinginan manusia secara penuh menuju perbaikan taraf hidup dan

kesejahteraan manusia. Dalam hubungannya dengan manusia sendiri,

apartemen dapat dianggap sebagai sarana pengaman, memberikan

ketenangan, dan pembentukan pribadi.

b. Fungsi ke luar

Fungsi apartemen dalam skala yang lebih luas juga merupakan

hubungan antara satu dengan yang lainnya yang membentuk pusat

kegiatan atau budaya untuk tujuan hidup. Disini terlihat bahwa

apartemen berfungsi sebagai kebutuhan sosial dan sebagai unsur

identitas diri terhadap lingkungannya.

2. Tujuan

a. Tujuan sosial

Apartemen didirikan oleh pemerintah dengan tujuan sosial, seperti

untuk menangani masalah pemukiman penduduk terutama masyarakat

golongan ekonomi menengah ke bawah yang lebih dikenal dengan

rumah susun.

b. Tujuan pendidikan dan pelengkap

Apartemen didirikan oleh lembaga-lembaga pendidikan seperti

universitas atau unit pemerintahan yang diperuntukkan bagi mahasiswa

atau karyawan sebagai sarana hunian yang aksesnya dekat dengan

tempat kuliah atau tempat kerja yang sering disebut asrama.

c. Tujuan komersial

Apartemen didirikan oleh investor/pengembang (real estate) untuk

disewakan maupun diperjualbelikan demi mendapatkan keuntungan,

biasanya dibangun di daerah bisnis atau strategis perkotaan.

2.1.4 Status Kepemilikan

Status hukum kepemilikan apartemen yang sering kita dengar

adalah Strata Title. Sebenarnya istilah Strata Title tidak dikenal dalam hukum

di Indonesia. Namun adalah lembaga rumah susun yang merupakan istilah

18

resmi yang diperkenalkan Undang-undang Nomor 16 Tahun 1985 tentang

Rumah Susun yang kemudian mengalami perubahan Undang-undang Nomor

20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun. Sebagian orang menyebut apartemen,

tetapi sebenarnya pengertian apartemen lebih sesuai untuk rumah susun yang

disewakan sedangkan untuk rumah susun yang dapat dimiliki lebih tepat

disebut kondominium, namun istilah apartemen lebih populer.

Untuk dapat dikategorikan sebagai rumah susun, suatu bangunan harus

memiliki 4 unsur:

a. Adanya bagian bersama, yaitu bagian yang tidak terpisahkan secara

struktural pada suatu kompleks bangunan yang dimiliki secara bersama,

contohnya: fondasi, kolom, balok, dinding, atap, koridor, pintu dan tangga

darurat, serta tempat parkir dalam gedung.

b. Adanya benda bersama, yaitu benda yang strukturnya terpisah dari

bangunan namun digunakan untuk kepentingan bersama, contohnya:

jaringan air, listrik, telepon, gas, taman, lift, eskalator, tempat sampah, alat

pemadam kebakaran, generator listrik, dan arena bermain.

c. Adanya tanah bersama yang digunakan dan dimiliki secara bersama.

d. Adanya unit dari satu bangunan yang dapat dimiliki secara pribadi, dalam

Bukti bahwa seseorang memiliki Satuan Rumah Susun (sarusun) adalah

berupa Sertifikat Hak Milik atas (sarusun). Sertifikat Hak Milik atas Satuan

Rumah Susun mewakili hak perseorangan atas unit sarusun yang dimilikinya

dan hak pemilikan bersama atas bagian, benda dan tanah bersama.

Istilah sertifikat hak milik atas sarusun dapat dipergunakan bagi rumah susun

yang didirikan diatas tanah dengan hak apapun, baik Hak Pakai, Hak Guna

Bangunan (HGB), Hak Milik, maupun Hak Pengelolaan. Apabila apartemen

dibangun di atas tanah dengan status bukan Hak Milik, berarti suatu ketika

kelak akan diperlukan dana untuk memperpanjang hak atas tanah, biaya ini

akan ditanggung bersama oleh seluruh pemilik apartemen (Sutendi,2010).

2.1.5 Fasilitas Apartemen

Dalam sebuah apartemen dibutuhkan fasilitas - fasilitas yang akan

menunjang kelancaran operasional di dalamnya, diantaranya (Schmert. 1981):

19

1. Fasilitas standar

Ruang tidur utama, ruang tidur tambahan, dapur (kitchen), ruang makan

(dinning room), ruang tamu (guest room), ruang keluarga (living room),

ruang kerja (dens), ruang baca, tempat parkir (parking area), ruang cuci

dan pengeringan, jalur pedestrian (pedestrian ways).

2. Fasilitas tambahan

Coffe shop, sauna tubs, kolam renang (swimming pool), fasilitas kebugaran

(gym) dan sebagainya.

2.1.6 Struktur Bangunan Apartemen

Pada bagian awal telah disampaikan bahwa apartemen adalah

kumpulan hunian yang disusun secara vertikal. Struktur dan komponen bahan

bangunan yang digunakan pada pembangunan apartemen harus sesuai untuk

bangunan berlantai banyak. Beberapa sistem struktur yang sering digunakan

pada pembangunan apartemen adalah sebagai berikut (Juawana. 2005):

1. Sistem struktur ‘flate-plate cast in place reinforced concrete’ dengan

peletakan kolom secara acak. Struktur ini menggunakan plat-plat beton

pabrikasi yang dicetak di pabrik dan dipasang langsung di tempat dalam

bentuk siap pasang. Ukuran plat bervariasi dan ukuran kolom tersebut

menyesuaikan dengan dimensi plat tersebut. Jarak antar kolom disesuaikan

dengan modul ruang dalam apartemen tersebut. Jarak antar kolom yang

ekonomis adalah 12ft - 18ft (dari as ke as). Sistem struktur ini digunakan

karena mempunyai kelebihan sebagai berikut:

a. Elemen servis horizontal (ducting) yang diperlukan apartemen dapat

diletakan di dalam lempengan beton sehingga dapat meniadakan

penggunaan plafond gantung. Lempengan beton tersebut juga dapat

berfungsi sebagai lantai atasnya sehingga dapat mengurangi jarak antar

lantai.

b. Memungkinkan peletkan kolom secara acak sesuai dengan layout lantai

tipikal apartemen.

c. Memungkinkan adanya bukaan-bukaan pada elemen servis vertikal.

20

2. Sistem „steel frame structure‟ yang lebih kuat dan lebih mudah dalam

pemasangannya dibandingkan dengan beton. Sistem struktur ini cenderung

mempunyai pola grid yang teratur, dengan jarak kolom yang ekonomis

16ft - 24ft, dan memiliki penahan angin (wind bracing) yang dapat

digunakan sebagai elemen struktur pada bangunan apartemen dengan

ketinggian 10-12 lantai.

2.1.7 Pemilihan Lokasi Apartemen

Sesuai karakter utama konsumen apartemen yang mengutamakan

aspek efisiensi, maka pemilihan lokasi merupakan aspek penting pada

perancanagn apartemen. Apartemen direncanakan berada berdekatan dengan

daerah perkantoran atau komersial sehingga meminimalkan biaya dan waktu

tempuh. Secara umum beberapa pertimbangan dalam pemilhan lokasi

apartemen (Ditjen Cipta Karya, DPU. 1980):

1. Waktu tempuh paling lama 30 menit untuk mencapai tempat kerja dan

pusat-pusat pelayanan di perkotaan.

2. Sudah terdapat jaringan infrastruktur yang lengkap. Kelengkapan jaringan

infrastruktur dapat meminimalkan biaya pengadaan jaringan baru pada

pengembangan apartemen.

3. Aksesibiltas baik, meliputi ketersediaan sarana dan prasarana transportasi

dengan kulitas baik.

4. Memberikan kesempatan untuk dapat membina individu dan keluarga serta

terjamin dari segala bahaya. Misalnya dengan pemilihan lokasi di area-area

yang tidak rawan bencana dan memungkinkan terjdinya iteraksi antar

penghuni dengan berbagai fasilitas layanan pengembangan sumber daya

(fasilitas pendidikan, fasilitas sosial, fasilitas komersial, dsb)

2.1.8 Sistem Pengelolaan Apartemen

Pengelolaan apartemen meliputi pemasaran, sistem sewa, persyaratan

sewa, besar harga sewa, perawatan gedung dan pelayanan kepada penghuni

serta kegiatan administrasi. Apartemen dikelola dengan sistem sewa kontrak

yaitu penghuni membayar uang sewa secara periodik sesuai persetujuan, dan

21

bila masa kontrak berakhir dapat diadakan perjanjian baru (Heru Susanto. 1995).

Pengelolaan sebuah apartemen yang terutama yang dikhususkan bagi golongan

ekonomi menengah ke atas dalam hal ini pekerja asing dilakukan dengan

menggunakan sistem organisasi linear sesuai dengan tugas tiap bagian.

Pengorganisasian tugasnya dapat dilihat dari struktur organisasi apartemen

pada gambar 2.11 berikut:

GENERAL

MANAGER

HEAD

HOUSEKEEPERACCOUNTS

FRONT OF HOUSE

MANAGERMARKETING

CORPORATE SALES

EXECUTIF

HOUSEKEEPER STAFF FRONT STAFF STAFF

2.2 Pemahaman Tenaga Kerja Asing

Tenaga kerja asing (TKA) pada dasarnya sama seperti warga negara

Indonesia yang menetap dan berdomisili di wilayah negara Indonesia dengan

kewajiban dan hak yang diatur undang-undang. Hal yang membedakan adalah

asal negara tenaga kerja tersebut diluar dari negara Indonesia serta

berkewarganegaraan lain sehingga dianggap tenaga kerja asing.

2.1.2 Pengertian Tenaga Kerja Asing

Pada umumnya tenaga kerja asing yang menetap cukup lama di

Indonesia mempunyai kepentingan profesi maupun berbisnis sehingga terkait

dengan ketenagakerjaan asing. Berikut ini dijelaskan pengertian tenaga kerja

asing menurut beberapa sumber:

1. Tenaga kerja asing adalah warga negara asing pemegang visa dengan

maksud bekerja di wilayah Indonesia (UU RI. No. 13 Th. 2003).

2. Tenaga kerja asing atau ekspatriat adalah orang yang melepaskan

kewarganegaraannya. pengertian lainnya adalah orang yang meninggalkan

Gambar 2.11

Struktur Organisasi Pengelola Apartemen St Thomas Mews, Oxford

Sumber: http/// www.StThomasMews.Apartment.co.br (edit), 2014

22

negeri asalnya atau warga negara asing yang menetap di suatu negara

(Moeliono. 2001).

3. Tenaga kerja asing atau ekspatriat adalah seseorang yang tinggal

sementara maupun menetap di luar negara di mana dia dilahirkan dan

dibesarkan, atau dengan kata lain, orang yang berkewarganegaraan asing

yang tinggal di Indonesia, biasanya oleh karena suatu tugas negara atau

profesional (http://id.wikipedia.org/wiki/ekspatriat.2014).

Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa tenaga kerja

asing adalah warga negara asing yang tinggal di wilayah Indonesia untuk

sementara waktu demi kepentingan profesi maupun bisnis dengan kewajiban

dan hak yang diatur undang-undang.

2.1.3 Karakteristik Tenaga Kerja Asing

Secara umum tenaga kerja asing yang tergolong kelas ekonomi atas

mempunyai ciri-ciri sosial budaya sebagai berikut (Cousins. 1979):

1. Hubungan antara manusia terutama berdasarkan pada kepentingan pribadi,

sikap individualisme tinggi sehingga hubungan antara manusia atau

tetangga menjadi renggang karena kesibukan sehari-hari.

2. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat berlangsung dengan

cepat, terutama akibat pengaruh media massa, media elektronik dan

teknologi.

3. Menghendaki yang bersifat praktis dan sangat menghargai privasi.

4. Seringkali merasa bosan, tegang akibat kesibukan pekerjaan maupun bisnis

yang dialami sehari-hari.

2.1.4 Tuntutan Apartemen Untuk Tenaga Kerja Asing

Perbedaan karakter penghuni yaitu sasaran konsumen yang berasal dari

golongan menengah ke atas yang pada umumnya mempunyai karakter khusus

sehingga menuntut hal-hal sebagai berikut (Sepuluh alasan tinggal di apartemen,

(http.//www.angelfire.com..iireg.property.htm) diakses Oktober 2014):

1. Dekat, yaitu faktor jarak untuk tenaga kerja asing yang ingin cepat dan

dekat kemana-mana merupakan pilihan utama tenaga kerja asing

23

membeli apartemen, karena pendirian apartemen biasanya didirikan di

pusat - pusat bisnis dan keramaian.

2. Aman, yaitu keamanan apartemen biasanya dijaga 24 jam non-stop,

sehingga penghuninya merasa lebih aman.

3. Fasilitas, yaitu apartemen biasanya di lengkapi fasilitas kenyamanan

tinggal lebih baik, seperti tersedianya fasilitas olahraga, swimming pool,

jogging track, hiburan.

4. Praktis, yaitu penghuni tidak perlu repot memikirkan perawatan taman,

rumput, sampah, tukang cuci, semuanya sudah di sediakan oleh

manajemen di apartemen.

5. Privasi, yaitu rasa privasi tanpa gangguan dari tetangga merupakan hal

yang menarik tinggal di apartemen. Sehingga bisa lebih menikmati

kenyamanan yang sudah ada di apartemennya.

6. Hemat, yaitu jarak yang dekat, serta adanya fasilitas bersama membuat

tinggal di apartemen menjadi relatif lebih murah.

7. Kualitas hidup, yaitu tinggal di apartemen selayaknya penghuni akan

merasakan kualitas hidup yang cukup baik layaknya di hotel.

8. Pergaulan, yaitu banyaknya para eksekutif muda maupun tenaga kerja

asing yang telah memilih tinggal di apartemen, membuat faktor

pergaulan menjadi bermakna.

9. Gaya hidup dimana tinggal di apartemen dianggap sebagai gaya hidup

moderen.

10. Keindahan, yaitu apartemen dengan lingkungan yang indah terasa asri.

2.1.5 Kriteria Apartemen Untuk Tenaga Kerja Asing

Jenis apartemen bagi tenaga kerja asing dapat dilihat dari beberapa

kriteria yaitu (House or Apartment, Home Living, (http///Expat Home

Living.Expat.Com.My.htm), diakses 20 Oktober 2014):

1. Berdasarkan tujuan pembangunan tergolong bersifat komersil karena

didirikan oleh swasta sebagai proyek investasi yang berorientasi pada

keuntungan.

24

2. Berdasarkan sistem kepemilikan merupakan apartemen sewa karena

penghuni hanya menetap sementara.

3. Berdasarkan sistem pelayanan.

a. Apartemen sewa (non-service) yaitu apartemen yang disewakan (baik

fully furnished maupun non-furnished) tanpa layanan harian (daily

service).

b. Apartemen service, yaitu apartemen yang disewakan berikut layanan

harian layaknya hotel.

4. Berdasarkan kemampuan ekonomi penghuni tergolong apartemen mewah,

karena penghuni merupakan orang asing golongan ekonomi menengah ke

atas (high class).

2.3 Pemahaman Fasilitas Sejenis

Berikut akan dijelaskan pemahaman terhadap beberapa fasilitas sejenis

yang berhubungan dengan apartemen untuk tenaga kerja asing.

2.3.1 Denpasar Residence, Jakarta

Denpasar Residence merupakan kompleks mega block di Jakarta

Selatan yang dikembangkan PT. Arah Sejahtera Abadi yang terletak di area

segitiga emas Jakarta (Thamrin - Sudirman - Kuningan), (lihat Gambar 2.12)

Berikut ini profil Denpasar Residence - Kuningan City :

o Luas area : ± 2,9 ha

o Project size :

Gambar 2.12 Denpasar Residence - Kuningan City

Sumber: http://www.kuningancity.com/residence

25

Denpasar Residence Apartement 9000 m²

Mall 85000 m²

Office 65000 m²

Convention Hall 3000 m²

o Fasilitas

Lifestyle and Entertainment Centre

Balinese Tematic Garden

Water Feature

Kolam Renang

Jakuzzi/Sauna

Fitnes centre

Sport Centre

Picnic area

Ruang serba guna

ATM, Mini Market, Laundry, Car Wash

o Keunggulan

Lokasi berada di sentral bisnis Jakarta, dikelilingi hotel, perkantoran, dan kedutaan besar.

Merupakan pengembangan kawasan yang akan menjadi pusat

international shoping belt.

Dikembangkan oleh Agung Podomoro Group.

Menggunakan konsep mixed use development yang mampu menarik investasi lebih besar.

Denpasar Residence Apartement terdiri dari 40 lantai dengan 2 tower

(Kintamani dan Ubud Tower) dengan jumlah unit mencapai 468 unit.

Gambar 2.13 Master plan Denpasar Residence

Sumber: http://www.kuningancity.com/residence

Keterangan :

A. Kintamani Tower E. Poll and Children Play

B. Ubud Tower F. Barbeque Area and Jogging Track

C. Gourmet Tower G. Tennis Cout and Basket Ball Half Court

D. Office Tower H. Parking Area

E. Multi function Hall

26

Berikut ini akan diperlihatkan floor plan Ubud Tower dan Kintamani Tower

yang merupakan fasilitas utama serta fungsi utama dari Denpasar residence

(Gambar 2.14 dan Gambar 2.15):

2.3.2 Rasuna Said Apartment, Jakarta

Rasuna Said Apartement dibangun pada tahun 1980-an di kawasan

Kuningan, Jakarta Selatan. Apartemen ini banyak dihuni oleh kaum ekspatriat

karena kawasan Kuningan dikelilingi oleh banyak gedung-gedung perkantoran

Gambar 2.14 Floor plan Ubud Tower

Sumber: http://www.kuningancity.com/residence

Gambar 2.15 Floor plan Kintamani Tower

Sumber: http://www.kuningancity.com/residence

27

yang sebagian besar berskala Internasional serta kantor-kantor kedutaan dari

berbagai negara. Rasuna Said Apartement kemudian menjadi salah satu

pelopor perkembangan pembangunan apartemen di Jakarta. (Gambar 2.16)

Berikut ini profil Rasuna Said Apartment, Jakarta:

o Lokasi : Jl. HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan

o Bentuk Gedung : Tower Plan

o Jumlah Tower : 7 Tower

o Jumlah Kamar per tower : 250 – 300 Kamar

Gambar 2.16

Rasuna Said Apartment, Jakarta

Sumber: http://www.efratadenny.com/apartmen taman rasuna, Oktober 2014

Gambar 2.17

Denah Rasuna Said Apartment, Jakarta

Sumber: http://www. inforumah.net, diakses Oktober 2014

28

o Tipe-Tipe Kamar:

Tipe 1 Bedroom

Tipe 2 Bedroom

Tipe 3 Bedroom

o Tipe Kepemilikan:

Penuh (Beli)

Sementara (Sewa)

o Fasilitas:

Lobby dengan pengamanan elektronik, internet lounge, tv kabel, dan lainnya.

Swimming pool

Lapangan tenis

Lapangan basket

Fitnes center

Jogging track

Food Center

Mini Market

MMC Hospital

Cinema Epicentrum IXX

Praktek dokter gigi

ATM

Shuttle Bus

Rasuna Said Apartment merupakan contoh apartemen yang berlokasi di pusat

kota Jakarta sebagai respons terhadap tuntutan konsumen atas efisiensi dan

aksesbilitas.

2.3.3 Cosmopolis Apartment, Surabaya

Cosmopolis Apartement merupakan apartemen yang berlokasi di Jalan

Arief Rahman Hakim no. 147, Surabaya (Gambar 2.18)

Gambar 2.18

Cosmopolis Apartment, Surabaya

Sumber: http://www.metro-cosmo.com/metrocosmo/cosmo_profil.php, diakses November 2014

29

Apartemen ini dibangun oleh PT. Kreatifitas Putra Mandiri dengan

jumlah lantai sebanyak 6 lantai dan dilengkapi fasilitas penunjang seperti

taman, kolam renang, gym, dan tempat parkir (Gambar 2.19). Berdasarkan

kategori jenis dan besar bangunan (Akmal, 2008) Apartemen Cosmopolis

termasuk kategori Walked-Up Apartemen. Kategori Walked-Up berarti

bangunan apartemen terdiri dari 3-6 lantai, terkadang memiliki lift dan

biasanya untuk golongan menengah ke atas.

Apartemen ini terdiri dari 3 tower yang dibangun di atas lahan seluas

24.000 m² dengan luas bangunan 17.000 m². dimana bangunan yang terdiri 5

lantai ditambah sebuah basement ini sengaja dibangun menyerupai resort dari

pada apartemen pada umumnya. Begitu keluar dari ruangan, para penghuni

apartemen bisa langsung menikmati pemandangan alam seperti pepohonan dan

kolam renang yang sengaja dibuat sebagai view di apartemen ini..

Fasilitas Cosmopolis Apartment secara umum dibagi menjadi beberapa bagian:

1. Unit Hunian

Ada 4 tipe hunian yang ditawarkan yakni;

a. Tipe Studio: luas 29,27 m² (semi gross), jumlah 42 unit.

fasilitas hunian: kamar tidur (tanpa sekat), kamar mandi, kitchen set.

b. Tipe One bedroom : luas 42,27 m²(semi gross), jumlah 50 unit.

fasilitas hunian: kamar tidur, kamar mandi/wc, ruang tamu, kitchen set.

Gambar 2.19

Master Plan Cosmopolis Apartment, Surabaya

Sumber: http://www.metro-cosmo.com/metrocosmo/cosmo_profil.php,

diakses November 2014

30

c. Tipe Two bedroom: luas 65,75 m² (semi gross), jumlah 77 unit.

fasilitas hunian: 2 kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, kitchen set,

kamar mandi/wc

Gambar 2.20

Tipe studio dan one bedroom cosmopolis apartment

Sumber: http://www.metro-cosmo.com/metrocosmo/cosmo_buy_rent.php,

diakses November 2014

Gambar 2.21

Tipe two bedrooms cosmopolis apartment

Sumber: http://www.metro-cosmo.com/metrocosmo/cosmo_buy_rent.php,

diakses November 2014

31

d. Tipe Three bedroom: luas 97,80 m² (semi gross)

fasilitas hunian: 3 kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, kitchen set,

kamar mandi/wc

2. Fasilitas publik dan penunjang: lantai 1

Pada apartemen ini terdapat beberapa fasilitas yang disediakan untuk

menunjang kebutuhan para penghuni sehingga faktor kenyamanan benar-

benar terpenuhi. Fasilitas yang dimiliki adalah lobby, fitness canter, food

court, laundry, cosmo shop, dan swimming pool. Fasilitas yang dimiliki

apartemen dapat dimanfaatkan oleh umum, kecuali untuk swimming poll

hanya dapat digunakan oleh pemilik hunian saja.

a. Shop

Shop berada di lantai 1 yang difungsikan sebagai area bisnis, dapat

diakses oleh semua tamu di cosmopolis ini dan tidak adanya

pembatasan pengunjung.

b. Cafe

Cafe tidak hanya diperuntukkan untuk pengguna apartemen melainkan

juga dapat dimanfaatkan untuk umum. Lokasi food court berada di

dekat area kolam renang.

Gambar 2.22

Tipe three bedrooms cosmopolis apartment

Sumber: http://www.metro-cosmo.com/metrocosmo/cosmo_buy_rent.php,

diakses November 2014

32

c. Fitness centre

Fasilitas ini juga dapat difungsikan untuk umum, mayoritas pengguna

fitness ini adalah penghuni apartemen (Gambar 2.23).

d. Laundry

Fasilitas ini hanya dapat digunakan untuk penghuni apartemen,

sistemnya adalah mengambil dan mengantar laundry (Gambar 2.24)

e. Swimming poll

Fasilitas ini hanya dapat digunakan oleh penghuni aparteman dan

dengan sisitem outdoor dapat menikmati view yang ada (Gambar 2.25).

3. Fasilitas Pengelola: berada di basement berupa kantor pengelola.

4. Fasilitas Utilitas: berada di basement, yang terdiri dari ruang kontrol

utama, ruang pompa, ruang pengolahan air kotor,dan ruang transformer

(listrik).

Gambar 2.25

Swimming pool Cosmopolis apartment

Sumber: analisa penulis, 2015

Gambar 2.24

Laundry Cosmopolis apartment

Sumber: analisa penulis, 2015

Gambar 2.23

Fitness centre Cosmopolis apartment

Sumber: analisa penulis, 2015

33

5. Fasilitas Parkir: terdapat pada basement dan diluar bangunan.

Sistem Utilitas Apartemen

Berikut ini akan dijelaskan mengenai beberapa system utilitas yang terdapat

pada Cosmopolis Apartment diantaranya:

1. Penghawaan

Pada apartemen ini pada koridor menggunakan penghawaan alami

sedangkan untuk hunian diberlakukan bebas untuk menggunakan

penghawaan alami maupun menggunakan penghawaan buatan seperti AC

(air conditioning) (Gambar 2.26).

Pada koridor diberi saluran hisap untuk menarik udara panas di koridor

untuk dilepaskan ke luar bangunan.

2. Pencahayaan

Menggunakan sistem pencahayaan buatan dan alami. Sistem pencahayaan

buatan ini didukung oleh pasokan listrik yang diperoleh dari PLN setempat

namun untuk mengatasi terjadinya pemadaman, pihak pengelola juga

menyiapkan sebuah genset (Gambar 2.27).

GENSET

GARDU

UTAMA TIAP

LANTAI

PLN

RUANG

TRANSFER TRAVOLT UNIT

HUNIAN

Gambar 2.27

Sistem air bersih cosmopolis apartment

Sumber: analisa penulis, 2015

Gambar 2.26

Penghawaan alami (jendela kaca koridor) dan exaust fan

Sumber: analisa penulis, 2015

34

3. Air Bersih dan Air Kotor

a. Air bersih diperoleh dari PDAM yang kemudian ditampung pada

penampungan apartemen dan dialirkan ke setiap hunian. Sistem

pengaliran air bersihnya dapat dilihat pada gambar berikut (Gambar

2.28).

b. Sedangkan untuk pembuangan air kotor setiap dua unit hunian diberi

shaft untuk pembuangan dan sistem pembuangannya langsung dari

setiap hunian ke penampung utama (riser). Setelah itu baru diolah pada

ruang pengolahan limbah yang selanjutnya dipakai lagi untuk

keperluan menyiram dan lain sebagainya (Gambar 2.29 dan 2.30).

4. Sirkulsai

Pola sirkulasi yang terdapat pada bangunan objek dibedakan menjadi 2

bagian, yakni pola sirkulasi horizontal berupa koridor yang menghubungi

antar ruang secara horizontal dan pola sirkulasi vertikal yang memakai alat

bantu berupa lift dan tangga (Gambar 2.31).

TANDON

ATAS PDAM POMPA

TANDON

BAWAH HUNIAN POMPA

PENGOLAH LIMBAH HUNIAN RISER SHAFT

Gambar 2.28 Sistem air bersih cosmopolis apartment

Sumber: analisa penulis, 2015

Gambar 2.29

Sistem air kotor cosmopolis apartment

Sumber: analisa penulis, 2015

Gambar 2.30

Ruang pompa air bersih dan pengolahan air kotor

Sumber: analisa penulis, 2015

35

Namun pada bangunan tangga hanya dipakai pada saat dalam keadaan

darurat seperti pada saat terjadi kebakaran. Berikut adalah gambar pola

sirkulasi pengunjung dari luar ke dalam bangunan (Gambar 2.32).:

5. Sistem Keamanan

Sistem keamanan pada aparteman menggunakan card dan sidik jari sistem

untuk mengakses ke hunian. Penghuni yang tinggal di lantai 5 tidak dapat

mengakses ke lantai lain selain lantai tempat tinggalnya. Sistem ini dapat

menjaga keamanan dan privasi pada setiap hunian yang ada.

HUNIAN MAIN ENTRANCE LOBBY PARKIRAN

OUT

Gambar 2.32 Pola sirkulasi cosmopolis apartment

Sumber: analisa penulis, 2015

Gambar 2.33

Ruang kontrol cosmopolis apartment

Sumber: analisa penulis, 2015

Gambar 2.31

Sirkulasi lift, koridor dan tangga darurat

Sumber: analisa penulis, 2015

36

Keamanan semakin terjaga dengan adanya ruang kontrol yang dapat

mengetahui semua kegiatan dengan menggunakan CCTV dan juga dapat

mengetahui adanya gangguan pada utilitas yang ada di dalam apartemen.

6. Sistem Kebakaran

Pengamanan kebakaran menggunakan pemadaman aktif (sprinkler) dan

pemadaman manual seperti hydrant box (Gambar 2.34).

Sistem menggunaan smoke detector dan heat detector. Jika dalam 15 menit

alarm berbunyi terus menerus maka semua detector yang ada di dalam

gedung ikut berbunyi secara bersamaan sebagai pemberitahuan adanya

kebakaran. Hydrant box terhubung ke ruangan kontrol sehingga dapat

dilakukan pengontrolan pada saat terjadi kebakaran dan dari ruangan ini

dapat diketahui lokasi hydrant terdekat dengan sumber api

2.3.4 Kuta Town House, Bali

Kuta Town House merupakan salah satu apartemen yang terletak di

jantung kawasan Kuta, tepatnya di Jalan Poppies Lane 1, Kuta Bali.

Apartemen ini dekat dengan berbagai spot di Kuta seperti pusat perbelanjaan

Kuta Square, pantai Kuta, serta tempat hiburan malam yang berada di Jalan

Legian. Kuta Town House didesain dengan perpaduan gaya Asia dan Eropa

yang menawarkan akomodasi mewah dengan harga terjangkau (gambar 2.35).

Gambar 2.34

Hydrant dan tangga darurat cosmopolis apartment

Sumber: analisa penulis, 2015

37

Kuta Town House memiliki 15 unit studio dan 48 unit apartemen.

Semua kamar memiliki pemandangan kolam renang yang berada di tengah

bangunan (gambar 2.36). Semua kamar dan suite dilengkapi dengan perabotan

bergaya modern termasuk TV cable dan safe box elektronik pribadi di dalam

kamar. Semua unit studio dapat mengakomodasi 2 orang dewasa, sedangkan

standart apartment bisa mengakomodasi hingga 3 orang dewasa atau 2 orang

dewasa dengan 2 anak kecil. Tipe apartemen lainnya maksimal bisa diisi

dengan 4 orang dewasa atau 3 orang dewasa dengan 1 anak atau 2 orang

dewasa dengan 2 anak kecil dengan menggunakan ekstra bed yang tersedia

tanpa tambahan biaya. Tipe studio dan standard tidak bisa mengakomodasi

ekstra bed.

Fasilitas yang terdapat pada setiap unit studio dan apartment antara lain

pendingin udara, telepon IDD, TV saluran Australia dan saluran olahraga

internasional, DVD player yang bisa anda sewa di resepsionis, layanan kamar

Gambar 2.35

Kuta Town House Apartment, Bali

umber: http://jbatours.com/kuta-town-house-luxury-apartment, 2014

Gambar 2.36

View kearah kolam renang

Sumber: http://jbatours.com/kuta-town-house-luxury-apartment, 2014

38

dari bar dan restaurant, mini bar, fasilitas pembuat kopi dan teh, binatu dan

cleaning service, penyimpanan elektronik, lemari es luas dan peralatan

memasak di semua apartment kecuali di unit studio. Kuta Town House juga

menyediakan ranjang bayi dan stroller.

Unit Studio merupakan kamar luas dengan balkon pribadi yang

menghadap ke dua kolam renang besar di tengah bangunan. Unit studio

dilengkapi dengan TV LCD sebesar 32 inchi dengan saluran lokal dan

Australia, lemari es besar, kamar tidur dengan 2 single bed atau 1 king bed,

serta kamar mandi modern. Unit studio terletak di lantai 2 hingga lantai 4

bangunan hotel yang dapat diakses dengan lift (gambar 2.37).

Standard Apartment merupakan apartment dengan satu kamar tidur.

Standard apartment memiliki dapur dengan lemari es besar dan peralatan

memasak lengkap, ruang santai dengan dipan yang bisa anda tarik, serta kamar

tidur luas dengan king size bed. Semua unit apartemen standard menawarkan

pemandangan kolam renang internal yang indah dari balkon pribadi yang luas.

Selain itu unit ini juga dilengkapi dengan TV layar datar dengan saluran lokal

dan Australia (gambar 2.38).

Gambar 2.37

Studio unit

Sumber: http://jbatours.com/kuta-town-house-luxury-apartment, 2014

39

Superior Apartment memiliki 2 kamar tidur dan 2 kamar mandi. Kamar

tidur utama dilengkapi dengan king size bed, sedangkan kamar tidur kedua

dilengkapi dengan 2 single bed. Unit apartment ini memiliki dapur luas

lengkap dengan peralatan memasak, ruang santai, balkon pribadi yang besar,

serta TV layar datar dengan saluran Australia dan lokal. Unit apartemen

superior terletak di lantai 1 hingga lantai 4 bangunan hotel (gambar 2.39).

Deluxe apartment memiliki 2 kamar tidur dan 2 kamar mandi. Kamar

tidur utama dengan king size bed, dan twin bed di kamar lainnya. Deluxe room

dilengkapi dengan dapur yang berisi lemari es besar dan peralatan memasak

lengkap, ruang santai, dan balkon pribadi dengan pemandangan kolam renang

internal dan beberapa menghadap kolam renang eksternal. Unit apartment

Gambar 2.38 Standart 1 bedroom

umber: http://jbatours.com/kuta-town-house-luxury-apartment, 2014

Gambar 2.39 Superior 2 bedrooms

umber: http://jbatours.com/kuta-town-house-luxury-apartment, 2014

40

yang terdapat di lantai 1 hingga lantai 4 ini dilengkapi pula dengan TV

bersaluran Australia dan local (gambar 2.40).

Executive apartment merupakan unit apartment dengan king bed size

di master bedroom dan dua single bed di kamar tidur lainnya. Masing-masing

kamar memiliki kamar mandi pribadi, untuk kamar master tersedia Spa bath

besar. Executive apartment memiliki lemari es besar dan peralatan memasak

lengkap, ruang santai, dan dilengkapi dengan balkon pribadi yang menghadap

ke kolam renang. TV layar datar dengan saluran lokal dan Australia tersedia

untuk menambah kenyamanan menginap anda (gambar 2.41).

Fasilitas Kuta Town House yang bisa anda nikmati antara lain restaurant,

Sport Bar, Bar & Cafe, keamanan 24 jam, taxi, dua kolam renang dengan

keliling 25m, dua lift, gym, pijat dalam apartment anda, dan wifi. Restaurant

Kuta Town House buka mulai jam makan pagi, makan siang dan makan

Gambar 2.40 Deluxe 2 bedrooms

umber: http://jbatours.com/kuta-town-house-luxury-apartment, 2014

Gambar 2.41 Executif apartment

umber: http://jbatours.com/kuta-town-house-luxury-apartment, 2014

41

malam. Restaurant dan sport bar menspesialisasikan makanan Indonesia,

Eropa dan Australia, dengan pilihan tempat makan di tepi kolam renang, ruang

makan dan sebagainya.

2.4 Spesifikasi Umum Apartemen untuk Tenaga Kerja Asing

Dari pemahaman teoritis dan pemahaman fasilitas sejenis sebelumnya

maka dapat disimpulkan spesifikasi umum apartemen untuk tenaga kerja asing

yaitu sebagai berikut:

2.5.1 Pengertian Judul

Apartemen untuk tenaga kerja asing merupakan apartemen yang

tergolong hunian mewah dengan standarisasi pelayanan dan kenyamanan yang

lengkap. Apartemen ini diperuntukkan bagi tenaga kerja asing yang tergolong

berpenghasilan tinggi dengan fasilitas keamanan, kenyamanan dan privasi

tinggi yang terletak di kawasan strategis dengan akses pencapaian mudah.

2.5.2 Fungsi

Sebagai hunian tempat tinggal, tempat beristirahat, tempat berbisnis,

tempat berekreasi serta sarana bagi tenaga kerja asing mengadakan

komunikasi dan interaksi diantara individu, anggota keluarga atau antara

anggota keluarga satu dengan lainnya dalam lingkup apartemen tersebut.

2.5.3 Tujuan dan Sasaran

Tujuan dari pengadaan apartemen ini antara lain:

o Bertujuan untuk mengakomodasi kebutuhan hunian bagi para pekerja asing

yang bekerja dan menetap dengan fasilitas kenyamanan dan keamanan

yang lengkap.

o Bertujuan untuk mendapatkan keuntungan melalui penyediaan fasilitas

hunian bagi tenaga kerja asing yang bekerja atau berbisnis yang disewakan

secara komersial.

42

o Ikut berperan dalam usaha pelestarian lingkungan sekitar dengan

menciptakan hunian vertikal yang meminimalisir penggunaan lahan

berlebih atau ruang terbuka hijau dalam perencanaannya.

Sasaran dari pengadaan apartemen ini antara lain:

o Tenaga kerja asing yang menetap lama untuk kepentingan profesi maupun

bisnis.

o Masyarakat sekitarnya sebagai sumber mata pencarian dan sebagai salah

satu upaya peningkatan pendapatan daerah.

2.5.4 Klasifikasi Kegiatan

Kegiatan dalam apartemen ini dikelompokkan menjadi beberapa

diantaranya:

1. Kelompok kegiatan utama, merupakan kegiatan utama yang dilakukan

dalam apartemen antara lain: beristirahat - tidur, makan - minum,

bersantai, menerima tamu, bekerja, belajar, masak, MCK.

2. Kelompok kegiatan penunjang, merupakan kelompok kegiatan yang

memberikan pelayanan pada pelaku kegiatan utama (TKA) untuk

memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidup penghuni dalam hal rekreasi olah

raga, rekreasi hiburan, belanja kebutuhan sehari-hari, makan dan minum,

melakukan perawatan kesehatan ataupun berkumpul dengan sesama

penghuni

3. Kelompok kegiatan pengelola, merupakan kegiatan yang difokuskan dalam

pengelolaan apartemen baik administrasi, pengelolaan gedung dan lain-

lain.

4. Kelompok kegiatan servis, merupakan kegiatan yang menunjang semua

fasilitas dan utilitas dalam apartemen.

2.5.5 Klasifikasi Fasilitas

Untuk mendukung kegiatan tersebut, fasilitas-fasilitas yang disediakan

adalah sebagai berikut:

1. Fasilitas utama, merupakan fasilitas yang mewadahi kegiatan utama

dimana berupa unit-unit hunian apartemen terdiri atas kamar tidur, kamar

43

mandi (bathroom), dapur (kitchen), ruang keluarga (living room), ruang

makan (dinning room), ruang tamu (guest room).

2. Fasilitas penunjang, merupakan fasilitas untuk menunjang dari kegiatan

utama, yaitu terdiri dari fasilitas untuk olahraga dan rekreasi (swimming

pool, lapangan tenis, lapangan basket, jogging trek, fitness center), coffee

shop, minimarket, apotek dan klinik, serta arena bermain anak.

3. Fasilitas pengelola, merupakan fasilitas yang mewadahi kegiatan pengelola

operasional apartemen secara keseluruhan yang terdiri dari ruang general

manager (GM), ruang manager, ruang sekretaris, ruang staff, ruang rapat,

dan lain-lain.

4. Fasilitas servis, merupakan fasilitas penunjang operasional fisik bangunan

seperti ruang mechanical electrical (ME), gudang peralatan dan

sebagainya.

2.5.6 Lingkup Pelayanan

Apartemen ini memberikan pelayanan kepada tenaga kerja asing

berupa hunian yang dilengkapi fasilitas lengkap dan kenyamanan tinggi yang

diwadahi dalam fungsi utama yaitu unit-unit apartemen dan fungsi penunjang

yaitu fasilitas olahraga dan hiburan di dalam lingkup apartemen sendiri.

2.5.7 Sistem Pengelolaan

Sistem pengelolaan dan pembiayaan dari apartemen ini dilakukan oleh

pihak swasta/investor asing sebagai owner dengan tetap mengacu pada Perda

khususnya yang berkaitan dengan bangunan komersial.

2.5.8 Persyaratan Lokasi

Lokasi apartemen harus memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut:

1. Pemilihan lokasi terletak pada kawasan yang memiliki lingkungan kerja

dimana terdapat potensi penyerapan tenaga asing profesional maupun

bisnis di lokasi tersebut.

2. Lokasi tersebut tersedia jaringan infrastruktur pendukung yang lengkap,

seperti: air bersih, listrik, dan saluran telepon

44

3. Berada tidak jauh dari akses jalan utama dengan arus sirkulasi dan

pencapaian yang mudah dan aman.

4. Berada tidak jauh dari kawasan potensial bisnis, hotel dan perkantoran.

5. Berada tidak jauh dari pusat kota Denpasar dan akses ke bandara.