bab ii new1

Upload: auriga2008

Post on 02-Mar-2016

24 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I

BAB IIORGANISASI DAN DATA TEKNIS

2.1Lokasi PekerjaanPekerjaan tempat penulis melakukan Praktik Kerja Lapangan adalah bagian dari PAB Cimanuk Cisanggarung. Dalam pelaksanaannya di tangani oleh PPK-14 Penyedia Air Baku untuk tahun anggaran 2013. Dengan nama paket Pelaksanaan Pekerjaan Normalisasi Alur Sungai Jamblang di Desa Jamblang Kecamatan Gunungjati Kabupaten Cirebon.Pekerjaan tersebut terletak pada 65.75.9 LS dan 108 52 64.09 Eelevasi 15 m. Salah satu usaha untuk memenuhi kebutuhan petani agar tidak kekurangan air disaat musim kemarau, maka pihak yang berwewenang khususnya SNVT PJPA Cimanuk-Cisanggarung melalui PPK-14 Penyedia Air Baku mengupayakan agar daya tampung sungai tersebut lebih meningkat dibandingkan sebelumnya. Sehingga Petani bisa panen tepat waktu dan tidak terjadi gagal panen.

Gambar 2.1 Lokasi Sungai Jamblang

2.2 Data Umum Pekerjaan Berikut ini adalah data umum dari Pelaksanaan Pekerjaan Normalisasi Alur Sungai di Kabupaten Cirebon. -Nama Pekerjaan:Pengerukan Longe Storage Bendung Karet Jamblang Kecamatan Gunungjati-Nama Satuan Kerja ( Satker ):SNVT PJPA-Pejabat Pembuat Komitmen:PPK-14 PAB-Alamat Kantor:Jl. Bypass Km 3 Pilangsari, Jatibarang Indramayu -Nomor Telepon: ( 0234 ) 351073-Tahun Anggaran: 2013

2.3 Struktur Organisasi2.3.1 Umum

Organisasi Proyek adalah suatu susunan skematis yang menunjukan fungsi departemen serta posisi dalam sebuah organisasi yang akan berhubungan, yang pada hakekatnya struktur organisasi proyek adalah struktur organisasi fungsional. Struktur organisasi proyek meliputi prosedur dan hubungan kerja antara keseluruhan komponen dalam proyek serta dalam pelaksanaan Peningkatan Bendung Karet Jamblang instansi yang terlibat adalah sebagai berikut:

a) Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung Pemerintahan Pusat (Kementrian Pekerjaan Umum)b) Kontraktor Pelaksana c) Konsultan Supervisi

Hubungan Kerja dalam proyek dapat dilihat seperti diagram di bawah ini:.

Pengguna JasaKonsultan supervisiKonsultan PerencanaanKontraktor

Gambar diagram 2.2 Hubungan kerja Keterangan Gambar :Hubungan Kerjasama ( Kontrak ) Hubungan Fungsional

Gambar Diagram 2.3.1 Hubungan KerjaHubungan Kerjasama (Kontrak) merupakan suatu hubungan yang berdasarkan atas kontrak dua pihak atau lebih yang terlibat kerjasama, dimana kontrak itu sendiri adalah persetujuan antara kedua belah pihak atau lebih yang mempunyai kekuatan hukum. Kesepakatan itu dapat tercapai setelah salah satu dari kedua belah pihak tersebut menerima penawaran yang diajukan oleh pihak yang lain untuk melakukan sesuatu seperti yang telah tercantum dalam dokumen penawaran.

2.3.2 Struktur OrganisasiI. KA. SATKERPELAKSANATEKNIKPEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK)PELAKSANAKEGIATANPELAKSANAADMPEMEGANGUMKSTAFTEKNIKPENGAWASLAPANGANSTAFADM Organisasi Pengguna Jasa

Gambar. 2.3 Struktur Organisasi Pengguna JasaSumber :Rencana Mutu Kontrak

Pemilik pekerjaan yaitu orang / perseorangan, badan hukum, perusahaan atau instansi yang memiliki serta membiayai pembangunan pekerjaan. Dalam hal ini pemilik pekerjaan adalah Pemerintah dengan memberi kepercayaan kepada Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air. Penyediaan Air Baku PPK 14 SNVT PJPA Cimanuk CisanggarungAdapun tugas dan tanggung jawab pemilik pekerjaan adalah sbb :a. Menyusun perencanaan pekerjaan, berupa gambar bestek, rencana anggaran biaya (RAB) dan rencana kerja beserta dengan syarat syaratnya.b. Memeriksa berkas mutual check (MC) sebagai dasar pembayaran.c. Memimpin dan mengadakan pengawasan utama dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga sesuai dengan apa yang telah di rencanakan.d. Berhak memperingatkan dan membatalkan suatu tahapan pekerjaan bila terjadi penyimpangan yang tidak sesuai dengan syarat yang telah disepakati bersama.e. Berhak melakukan perubahan dalam pekerjaan yang disebabkan oleh kondisi yang belum terbayangkan seluruhnya, untuk kemajuan pekerjaan.f. Membuat dan mengirimkan dokumen penarikan dana yang harus dilakukan menurut bentuk dan cara yang telah ditetapkan.g. Bersama sama dengan pihak kontraktor mengevaluasi kemajuan, mutu, biaya dan keamanan pekerjaan.h. Melaporkan setiap terjadinya kerugian negara menurut bentuk dan cara yang ditetapkan tepat pada waktunya.i. Membuat dan mengirim berita acara penyerahan pekerjaan selesai (sebagian atau keseluruhan).j. Bertanggung jawab baik dari segi keuangan maupun fisik untuk pekerjaan yang dipimpinnya sesuai dengan Rencana Mutu Kontrak (RMK) Surat Perjanjian untuk pekerjaan yang bersangkutan.k. Bertanggung jawab untuk tidak mengadakan ikatan yang membawa akibat terlampauinya batas anggaran yang tersedia dalam tolak ukur anggaran pengeluaran sesuai dengan Daftar Isian Pekerjaan atau Petunjuk Operasional yang bersangkutan.

PELAKSANAAN TEKNIKTugas :Membantu PPK melakukan kegiatan :1. Melaksanakan pekerjaan perencanaan teknik untuk pekerjaan-pekerjaan yang akan dilaksanakan, termasuk penyusunan spesifikasi teknik dan rencana anggaran biaya dan perubahannya.2. Bersama-sama unit terkait lainnya menyusun perencanaan tahunan (DUP/DIPA).3. Menyusun TOR (term of referen) pekerjaan jasa konstruksi dan jas konsultansi yang akan dilaksanakan.4. Menyelenggarakan pekerjaan geologi teknik dan mekanika tanah untuk mendukung/pembuatan detail desain dan pelaksanaan pekerjaan.5. Menyelenggarakan pekerjaan pengujian bahan/material, mutu lainnya untuk menunjang pembuatan detail desain.6. Menyelenggarakan perhitungan mutual chack volume pekerjaan untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan.7. Menyelenggarakan pekerjaan survey/pengukuran untuk mendukung pembuatan detail desain dan pelaksanaan pekejaan serta menyiapkan gambar pelaksanaan (construction drawing) dan asbuilt drawing.8. Menyelenggarakan administrasi teknik (kontrak,VO,dll).9. Menyusun laporan pelaksanaan pekerjaan.10. Melaksanakan pengelolaan peralatan untuk mendukung pekerjaan.

PELAKSANA ADMINISTRASITugas :1. Melaksanakan tugas kerumah tanggaan, kesekretariatan, kehumasan dan keselamatan kerja.2. Menyelenggarakan sebagian administrasi kepegawaian.3. Menyusun rencana pengadaan barang kebutuhan satuan kerja.4. Menyelenggarakan pengadaan, penatausahaan barang-barang kebutuhan PPK.5. Mengawasi dan mengendalikan administrasi serta pemakaian barang PPK.6. Menyelenggarakan administrasi pergudangan.7. Menyelenggarakan kegiatan pengamanan proyek.Membina sumber daya manusia yang ada di unitnya

II. Organisasi Kontraktor PelaksanaKontraktor adalah pihak pelaksana pekerjaan yang berbentuk badan hukum yang mendapatkan kepercayaan dari pemilik pekerjaan untuk melaksanaakan atau melakukan proses kegiatan dalam suatu pekerjaan. Kontraktor secara langsung mengendalikan dan melaksanakan pekerjaan dengan rencana.

MANAJER LAPANGAN

JURU UKURPELAKSANAPELAKSANA

Gambar. 2.4 Struktur Organisasi Penyedia JasaSumber :Rencana Mutu Kontrak Adapun tugas dan tanggung jawab Penyedia Jasa adalah sbb :a. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan dalam dokumen kontrak.b. Melaksanakan pekerjaan tepat waktu sesuai dengan yang direncanakan dan mutu yang telah ditetapkan.c. Mengerahkan semua keperluan tenaga kerja termasuk tenaga pelaksana pelaksana dan bahan pelaksanaan konstruksi.d. Melaporkan hasil kerja secara terperinci dan jelas.

2.4 Spesifikasi TeknikDalam melaksanakan suatu proyek dibutuhkan standar mutu proyek mengenai bahan dan peralatan yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan. Adapun standar mutu proyek tersebut telah di sahkan oleh KA. SATKER SNVT PELAKSANAAN JARINGAN SUMBER DAYA AIR CIMANUK-CISANGGARUNG. Spesifikasi Teknik sebagai acuan dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat terlaksana sesuai dengan yang direncanakan, sehingga akan tercapai produk akhir yang sesui dengan keinginan Pemilik Proyek.

2.4.1 Alat1. Excavator dipakai untuk galian tanah biasa. Data Spesifikasi alat:- Operating Weight: OW=20000 kg- Tenaga mesin: PW=140 Hp- Kapasitas Bucket: V=0,75 m3- Faktor efesiensi kerja: fa=0,80- Factor bucket: fb=0,85- Faktor konversi: fv=0,90 dtk- Waktu siklus standar: Ts=0,58 menit

Kapasitas produksi / jam = Ql

Ql = f x fa x fb x 60 = 0,75 x 0,80 x 0,85 x 60Ts x fv 0,58 x 0,95

Ql=58,29 m3

Koefesien alat = E.10 = 1 : Ql = 0,0172 / jam

2. Dump Truck Untuk Pengangkutan Tanah Hasil Galian

Data Spesifikasi alat : -Kapasitas bak ( v): Cp= 4 m3 6,2 Ton-Faktor efesiensi kerja: fa= 0,8-Berat jenis Galian: D= 1,55 ton/m3-Waktu Siklus Standar: Ts= T1 + T2 + T3 + T4-Kecepatan Bermuatan: VF= 20,00 Km/jam-Kecepatan kosong: VR= 40,00 Km/jam

T1 = V X 60,00 menit D X Q Excavator= 4 X 60,00 1,55 X 58,29= 2,66 menit

T2 = L X 60,00 menit VF = 0,025 X 60,00 menit 20= 0,08 menit

T3= L X 60,00 menit VR = 0,025 X 60,00 menit 40= 0,04 menit

T2 = tI + tI menit = 2,73 menit

Waktu siklus standar : Ts = T1 + T2 + T3 + T4 = 5,73 menit Kapasitas Produksi= Q2 Q2 = V x Fa x Fb x 60 = 6,40 x 0,8 x 60 D x Ts 1,60 x 5,50 = 34,91 m3 Koefesien alat= E.08 = I : Q2 = 0,0286 Jam3. Buldozer untuk meratakan tanah hasil galianData Spesifikasi alat :- Tenaga Penggerak: Pw=145 Hp- Sekar Pisau / Blade: L=3,175 m- Tinggi Pisau: H=1,3 m- Kapasitas Pisau: q=5,4 m3- Faktor Efesiensi Kerja: Fa=0,75 - Faktor Kemiringan: Fm=1,00- Faktor pisau: Fb=1,00- Kecepatan Maju: VF=3,00 Km- Kecepatan Mundur: VR=4,00 Km- Jarak Kosrekan / keruk: /=50m (Asumsi)Dimana Z = Waktu pasti (Fixed time)=0,4 menit.Waktu Siklus : TS = / + / + Z 1 lintasan VF VR

TS = 30 x 60 + 30 x 60 + 0,4 3 x 1000 4 x 10000 = 2,15 (menit)

Kapasitas Produksi / jam = Q1

Q1 = q x Fb x Fm x Fa x 60 TS

= 5,4 x 1,0 x 1,0 x 0,75 x 60 2,15

Q1 = 113,02 m3

Koefesien alat / m3 = E.04 = 1 : Q1 = 0,0088 Alat- alat Pengukuran1. WaterpassWaterpass adalah alat yang digunakan untuk mengukur elevasi datar dan menentukan koordinat suatu titik. Alat yang digunakan sebanyak 1 unit.2. TheodoliteTheodolite adalah alat yang digunakan untuk mengukur sudut horizontal maupun vertikal dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Dalam pekerjaan ini dipakai 1 unit theodolite.Dalam penggunaan bahan dan peralatan serta pelaksanaan pekerjaan, selain harus memenuhi persyaratan mutu yang tercantum dalam spesifikasi teknik juga harus mendapat persetujuan Direksi pekerjaan. Disini Direksi pekerjaan dapat memerintahkan agar diadakan pemeriksaan terhadap bahan dan kondisi peralatan yang dipakai.2.4.2Tenaga KerjaSelain pengadaan bahan dan peralatan, pengadaan tenaga kerja juga merupakan faktor penting dalam suatu pekerjaan karena pekerjaan apapun baik pekerjaan kecil maupun besar tidak dapat terlaksana apabila tidak ada tenaga kerjanya dan secanggih apapun peralatan yang digunakan dalam suatu pekerjaan tetap masih memerlukan tenaga kerja manusia. Pengadaan tenaga kerja di lapangan dilakukan oleh penyedia jasa (kontraktor) dengan menggunakan tenaga kerja setempat/penduduk setempat yang memiliki kualitas kerja yang baik sesuai dengan kebutuhan, kecuali pekerjaan tertentu yang memerlukan penanganan khusus harus di datangkan dari luar lokasi pekerjaan. Pengadaan tenaga kerja ini secara umum dibagi menjadi tiga bagian yaitu tenaga ahli, tenaga terampil, dan tenaga kasar. Tenaga Ahli ditempatkan sesuai pengetahuan, kemampuan dan pengalaman kerja sebagai pimpinan. Tenaga Terampil adalah tenaga yang mampu menyelesaikan dan mengawasi jalannnya suatu pekerjaan agar sesuai dengan yang direncanakan. Tenaga terampil ditempatkan sebagai operator-operator, mandor dan tukang. Tenaga terampil bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan yang mereka tangani terhadap kontraktor. Tenaga Kasar adalah tenaga terlatih dalam mengerjakan hal-hal yang berhubungan dengan tenaga kasar dalam pekerjaan bangunan. Tenaga Kasar merupakan tenaga buruh yang terdiri atas tenaga-tenaga yang disediakan oleh mandor dan ditempatkan sebagai pembantu tukang/kenek.

2.5 Metode pelaksanaanGalian tanah biasa menggunakan alat berat adalah sebagai berikut :Galian tanah biasa menggunakan alat berat untuk pekerjaan normalisasi atau kurasan dan harus sesuai dengan petunjuk Direksi Lapangan. Tanah hasil galian harus di angkat, dirapihkan untuk membentuk tanggul saluran dan yang jelek harus dibuang ditempat pembuangan atau ditempat telah ditentukan oleh Direksi Lapangan.

1. Semua pekerjaan galian harus dikerjakan menurut profil-profil dan ukuran-ukuran seperti ditunjukan dalam gambar rencana atau perintah Direksi 2. Selama pelaksanaan pekerjaan mungkin dijumpai perlunya pengguna memberikan atau mengadakan perubahan-perubahan ukuran atau kemiringan dari galian. Dalam hal ini penedia jasa tidak berhak untuk mengajukan suatu tambahan harga atas harga satuan pekerjaan tersebut diatas yang telah tercantum dalam Rencana Anggaran Biaya. Kecuali apabila ditentukan lain oleh pengguna bahwa harga satuan dapat dirubah sesuai dengan perubahan pekerjaan danpenyesuaian harga kontrak akan diadakan menurut ketentuan-ketentua kontrak3. Pekerjaan-pekerjaan galian lain yang diselenggarakan di galian terbuka yang dikerjakan atas kehendak penyedia jasa harus di jaga agar dalam batas-batas yang disetujui oleh Direksi pekerjaan harus atas tanggungan pembiayaan oleh Penyedia jasa sendiri. Galian-galian yang demikian bisa diperlukan untuk diurug kembali atas biaya penyedia jasa.4. Semua galian dengan alat Excavator Ampibios maupun excavator standar harus dilaksanakan sesuai dengan kontrak dan dengan detail seperti yang di kehendaki untuk pekerjaan galian. Tidak diperbolehkan ada bahan galian yang ketinggalan di atas garis rencana.5. Sebelum mengadakan penggalian dengan alat excavator, penyedia harus menyerahkan uraian lengkap dan metode-metode yang diusulkan kepada pengguna untuk dapat persetujuanya.6. Penyedia harus memperkerjaan enaga-tenaga operator yang ahli, berijasa dan efisien untuk menangani mesin-mesin tersebut.7. Daerah pembuangan harus dipersiapkan dan disetujui dulu oleh pengguna jasa sebelum mengadakan pengalian dengan mesin. Persiapan harus meliputi ketentuan volumenya cukup, tindakan untuk mengetahui material yang tergali serta cara-cara untuk menangani kelebihan air.8. Penyedia dianggap sudah cukup mengetahui tentang sifat bahan yang akan digali oleh penyelidikanya sendiri.9. Apabila selama pelaksanaan pekerjaan Direksi menghendaki adanya penggalian tambahan pada lokasi antara profil,maka harus dilaksanakan atas beban penyedia jasa. 10. Perhitungan volume pekerjaan terhadap galian alur sungai dilakukan oleh Direksi atau wakilnya, setelah adanya permintaan tertulis dan pada lokasi sampai batas maxsimum sesuai dengan jarak antara profil yang ada, dari hasil galian yang terakhir.11. Sehubungan pekerjaan dipengaruhi oleh pasang surut dan debit sungai yang bervariasi maka ada kemungkinan gerakan dan aliran sungai akan mengendapkan sedimen pada daerah yang telah digali. Untuk penggalian ulang hasil pengendapan tidak dilakukan perhitungan volume.12. Bahan hasil galian hanya diperbolehkan dibuang pada lokasi yang disetujui Direksi dan Penyedia harus mengusahakan untuk mencegah tertumpuknya bahan hasil galian ketambak perikanan, saluran irigasi atau saluran drainase. Apabila terjadi klaim atas kesalahan ini, maka menjadi tanggungjawab penyedia.

ALUR PELAKSANAAN KEGIATAN GALIAN DAN TIMBUNAN

MULAI

MOBILISASI SDMALAT & BAHAN

MENGGALI TANAH DENGAN EXCAVATOR

TANAHTERGALI

CTIDAKYA

TANAH GALIAN DIBUANG 0-100 MTANAH GALIAN DIBUANG 0-100 MTANAH GALIAN DIBUANG 0-100 M

Tanah TerbuangTanah Terbuang

Tanah TerbuangCC

CTIDAKCTIDAKTIDAKYAYAYA

TANAH BUANGANDIRATAKAN DOZERTANAH BUANGANDIRATAKAN DOZERTANAH BUANGANDIRATAKAN DOZER

Tanah Buangan MenjadiTanah Buangan Menjadi

Tanah Buangan Menjadi

CCCTIDAKTIDAKTIDAK

YAYAYA

PEKERJAAN SELESAI

2.6PengendalianSelain melakukan perencanaan yang baik dan matang terhadap sumber daya, perencanaan sistem pengendalian proyek harus mendapatkan perhatian yang sama besarnya. Hal ini dikarenakan pengendalian proyek adalah suatu tahap dimana dilakukan control terhadap pelaksanaan, apakah pelaksanaan proyek sesuai dengan yang direncanakan atau tidak. Syarat penting untuk mencapai keberhasilan suatu proyek adalah proses pengendalian yang efektif terhadap biaya, waktu dan mutu.Proses pengendalian proyek dalam setiap kegiatan konstruksi terdiri dari tiga langkah pokok (Dipohusodo, 1996) :1. Menetapkan standar kinerja.Proses pengendalian proyek dalam setiap kegiatan konstruksi terdiri dari tiga langkah pokok (Dipohusodo, 1996) :1. Menetapkan standar kinerja.2. Mengukur kinerja terhadap standar.3. Memperbaiki penyimpangan terhadap standar bila terjadi penyimpangan.

Pemeriksaan kegiatan untuk menghindari penyimpanganPerencanaan dan Pengorganesasian proyekPelaksanaan ProyekPengendalian :PengukuranEvaluasiPerbandinganKinerja terhadap rencanaPencapaian Jadwal kerjaTindakan KoreksiAnalisis PenyimpanganProyek berhasil

Gambar 2.5 Langkah-Langkah Proses Pengendalian(Sumber : Istimawan Dipohusodo Manajemen Proyek dan Konstruksi Jilid 2,1996).

Pada prinsipnya setiap pelaksanaan pekerjaan selalu diawali dengan perencanaan, kemudian selama pelaksanaan pekerjaan, dilakukan pengendalian agar hasil pekerjaan yang dicapai sesuai dengan yang direncanakan.1. Pengendalian waktuPengendalian waktu ditujukan agar waktu pelaksanaan konstruksi dapat berlangsung seperti yang direncanakan. Keterlambatan akan menjadi kerugian bagi pemilik pekerjaan maupun bagi kontraktor.Bagi pemilik, keterlambatan berarti mundurnya waktu pemanfaatan bangunan, sedangkan bagi kontraktor akanberakibat bertambahnya biaya tidak langsung yang diperlukan untuk menyelesaikan konstruksi.

2. Pengendalian mutu pekerjaanPengendalian mutu proses konstruksi harus diarahkan pada upaya untuk memenuhi persyaratan yang dinyatakan dalam bentuk kriteria perencanaan dan penyusunan spesifikasi jenis pekerjaan. Pada prinsipnya usaha pengendalian mutu pekerjaan mempunyai tujuan, yaitu :

a) Mengarahkan agar pelaksanaan konstruksi sesuai dengan spesifikasi teknis dan dokumen kontrak.b) Mencakup pertimbangan ekonomi dalam penetapan jenis material dan metode konstruksi yang dipakai dengan memastikan bahwa perencanaannya telah memenuhi syarat peraturan bangunan.

Singkatnya pengendalian mutu pekerjaan dilakukan melalui pengawasan pelaksanaan pekerjaan yang harus dilakukan sesuai dengan gambar konsruksi, persyaratan teknis dan peraturan-peraturan yang berlaku.

3. Pengendalian biayaPosisi biaya proyek pada saat monitoring tidak terlepas dari status (kemajuan) pada saat monitoring. Dengan kata lain, biaya proyek pada saat monitoring diperoleh dengan membandingkan total pengeluaran biaya (berdasarkan laporan keuangan) dengan rencana anggaran pada tingkat kemajuan tercapai pada saat yang sama (berdasarkan laporan kemajuan).Dari sini akan dapat disimpulkan apakah biaya proyek pada tingkat kemajuan tersebut lebih besar, sama atau lebih kecil dari proyeksi anggaran yang telah direncanakan.

Pada prinsipnya setiap pelaksanaan pekerjaan selalu diawali dengan perencanaan, kemudian selama pelaksanaan pekerjaan, dilakukan pengendalian agar hasil pekerjaan yang dicapai sesuai dengan yang direncanakan.

4. Pengendalian waktuPengendalian waktu ditujukan agar waktu pelaksanaan konstruksi dapat berlangsung seperti yang direncanakan. Keterlambatan akan menjadi kerugian bagi pemilik pekerjaan maupun bagi kontraktor.Bagi pemilik, keterlambatan berarti mundurnya waktu pemanfaatan bangunan, sedangkan bagi kontraktor akan berakibat bertambahnya biaya tidak langsung yang diperlukan untuk menyelesaikan konstruksi.5. Pengendalian mutu pekerjaanPengendalian mutu proses konstruksi harus diarahkan pada upaya untuk memenuhi persyaratan yang dinyatakan dalam bentuk kriteria perencanaan dan penyusunan spesifikasi jenis pekerjaan. Pada prinsipnya usaha pengendalian mutu pekerjaan mempunyai tujuan, yaitu :1. Mengarahkan agar pelaksanaan konstruksi sesuai dengan spesifikasi teknis dan dokumen kontrak.2. Mencakup pertimbangan ekonomi dalam penetapan jenis material dan metode konstruksi yang dipakai dengan memastikan bahwa perencanaannya telah memenuhi syarat peraturan bangunan.

Singkatnya pengendalian mutu pekerjaan dilakukan melalui pengawasan pelaksanaan pekerjaan yang harus dilakukan sesuai dengan gambar konsruksi, persyaratan teknis dan peraturan-peraturan yang berlaku.

Jadual Waktu Pelaksanaan / Time Schedule dan Kurva S Adapun tujuan dan kegunaan Time Schedule adalah :1. Memberikan pedoman kepada satuan pelaksana dilapangan mengenai batas waktu suatu pekerjaan.2. Memberi saran atau sebagai alat bagi pemimpin pelaksana dilapangan untuk melakukan suatu koordinasi terutama untuk pekerjaan penting, mana yang harus dilakukan terlebih dahulu dan mana yang bisa dikerjakan berikutnya.3. Menjadi ukuran untuk menilai kemajuan pelaksanaan pekerjaan masing masing sub kegiatan.4. Menciptakan laju perkembangan / Rate of Progress yang seimbang dan merata.5. Untuk menghindari perkiraan atas dasar intuisi atau perasaan saja bila terjadi Crash Pogram.Oleh karena itu pembuat Time Schedule haruslah orang yang berpengalaman, tajam perasaan dan tajam prediksinya sehingga menghasilkan Time Schedule yang baik.Salah satu dari manajemen proyek agar pekerjaan dapat diselesaikan secara efisien dan efektif adalah pengendalian waktu pelaksanaan dengan instrumen yang digunakan adadlah S kurve yang datanya ditampilkan pada Lampiran Time Schedule.

2.7 Perencanaan K3La) Pengendalian Bahaya dan Pengendalian ResikoNoJENIS/TYPE PEKERJAAN

INDENTIFIKASIJENIS BAHAYA DAN RESIKO K3PEKERJAAN RESIKO K3

1234

1 .

11.Pekerjaan PersiapanMobilisasi / Demobilisasi

Pekerjaan KonstruksiPengerukan Alur dari jembatan ke Hulu

-Tertabrak Kendaraan-Terlindas Alat Berat

-Tertabrak Excavator-Terjepit oleh Excavator-Terjatuh dari alat-Mata terkena lumpur

-Memasang rambu-rambu LL-Menjauh dari areal alat berat

-Menjauh dari areal Excavator-pastikan posisi yang aman-Gunakan selalu Safety belt-Gunakan kaca mata pelindung

b) Pemenuhan Undang-undang dan persyaratan lainnya1. UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja2. UU No. 18 Tahun 1999 tentang jasa Konstruksi.3.PP No. 28 Tahun 2000 tentang usaha dan peran. masyarakat Jasa Konstruksi.4. PP No. 29 Tahun 2000 tentang penyelenggaraan jasa konstruksi.5.Peraturan Menteri PU No. 09/PRT/M/2008 tentang pedoman sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) Konstruksi Bidang PU.6.PERMENAKER & NO.01//1980 tentang keselamatan dan kesehatan kerja pada konstruksi bangunan.7. SKB MENAKER & MEN PU 174/MEN/1986 & 104/KPTS/1986 tentang keselamatan dan kesehatan kerjapada tempat kegiatan konstruksi.8. No. Per .23/MEN/1992 tentang kesehatan kerja9.No:Per. 01/MENNAKERTRANS/1980 tentang keselamatan dan kesehatan kerja paada konstruksi bangunan.10. PP.NO. 74/2011 tentang pengelolaan B311. Skep.Mennaker & Men. PU No tentang K3 pada tempat kegiatan konstruksi.12. UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan13.Kep.Menkes no. 1405/MENKES/SK/X1/2002 tentang persyaratan kesehatan lingkungan. 14.SkepMenKes & MenNaker No. 168/KPTS/1971 dan 207/Kab/B.Ch/1971 tentang hiegene perusahan dan kesehatan kerja.c) Sasaran K31.Tidak ada kecelakaan kerja yang berdampak pada korban jiwa (ZERO FATAL ACCIDEN)2. tingkat penerapan elemen SMK 3 minimal 80%3. semua pekerjaan wajib memakai ADP yang sesuai bahaya dan resiko kerjaan masing-masing.4. Insiden/ Near missim5. Kecelakaan ringan6. Kecelakaan berat.7. Kecelakaan meninggal dunia8. Kecelakaan kendaraan d) Program K31. Melaksanakan Program K3 dengan menyediakan sumber daya K3 (APD, rambu- rambu, spanduk, poster, pagar pengaman dsb)secara konsisten2. Melakukan inspeksi secara rutin terhadap kondisi dan cara berbahaya.3. Memastikan semua pekerjaan yang memenuhi peraturan yang telah ditetapkan.