bab ii - abstrak.uns.ac.id · menampilkan pola-pola dengan ragam hias satwa mitos cina, seperti...

27
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Batik Batik sebagai karya seni bangsa Indonesia sudah tidak disangsikan lagi, merupakan salah satu bentuk hasil budaya bangsa Indonesia yang termasuk tua. Sebenarnya kata “Batik” berasal dari bahasa Jawa, dari akar “tik” yang berarti “kecil”. Seperti misalnya terdapat dalam kata-kata Jawa lainnya. “klitik” (warung kecil), “bentik” (persinggungan kecil antara dua benda). “kitik” (kutu kecil) (Soedarso, 1998 : 104). Batik secara etimologi, berasal dari bahasa Jawa yaitu amba dan titik yang berarti menulis dan titik. Batik merupakan kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi sejak dahulu dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia, khususnya Jawa. Batik sebagai seni tradisi merupakan ekspresi kultur dari kreativitas individual dan kolektif yang lahir dari kristalisasi pengalaman manusia hingga pada akhirnya membentuk identitas kepribadian. Kiranya batik sebagai salah satu jenis tekstil pada akhirnya tidak dapat dipisahkan dari ekspresi budaya suatu masyarakat pendukungnya. Ia tumbuh dan berkembang di bumi Indonesia sebagai manifestasi dan kekayaan budaya daerah-daerah perbatikan, seperti Solo, Yogyakarta, Pekalongan, dan daerah perbatikan lainnya. Batik merupakan suatu cara membuat desain pada kain dengan cara menutup bagian-bagian tertentu dari kain dengan malam. Batik pada mulanya merupakan lukisan atau gambar pada mori yang dibuat dengan menggunakan alat

Upload: others

Post on 29-Oct-2019

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II - abstrak.uns.ac.id · menampilkan pola-pola dengan ragam hias satwa mitos Cina, seperti naga, singa, burung phoenix (burung hong), kura-kura, kilin (anjing berkepala singa),

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Batik

Batik sebagai karya seni bangsa Indonesia sudah tidak disangsikan lagi,

merupakan salah satu bentuk hasil budaya bangsa Indonesia yang termasuk tua.

Sebenarnya kata “Batik” berasal dari bahasa Jawa, dari akar “tik” yang berarti

“kecil”. Seperti misalnya terdapat dalam kata-kata Jawa lainnya. “klitik” (warung

kecil), “bentik” (persinggungan kecil antara dua benda). “kitik” (kutu kecil)

(Soedarso, 1998 : 104). Batik secara etimologi, berasal dari bahasa Jawa yaitu

amba dan titik yang berarti menulis dan titik. Batik merupakan kerajinan yang

memiliki nilai seni tinggi sejak dahulu dan telah menjadi bagian dari budaya

Indonesia, khususnya Jawa. Batik sebagai seni tradisi merupakan ekspresi kultur

dari kreativitas individual dan kolektif yang lahir dari kristalisasi pengalaman

manusia hingga pada akhirnya membentuk identitas kepribadian. Kiranya batik

sebagai salah satu jenis tekstil pada akhirnya tidak dapat dipisahkan dari ekspresi

budaya suatu masyarakat pendukungnya. Ia tumbuh dan berkembang di bumi

Indonesia sebagai manifestasi dan kekayaan budaya daerah-daerah perbatikan,

seperti Solo, Yogyakarta, Pekalongan, dan daerah perbatikan lainnya.

Batik merupakan suatu cara membuat desain pada kain dengan cara

menutup bagian-bagian tertentu dari kain dengan malam. Batik pada mulanya

merupakan lukisan atau gambar pada mori yang dibuat dengan menggunakan alat

Page 2: BAB II - abstrak.uns.ac.id · menampilkan pola-pola dengan ragam hias satwa mitos Cina, seperti naga, singa, burung phoenix (burung hong), kura-kura, kilin (anjing berkepala singa),

8

bernama canting. Dalam perkembangan selanjutnya dipergunakan alat-alat lain

untuk mempercepat proses pengerjaannya misalnya dengan cap. Canting cap

merupakan salah satu inovasi teknologi dalam memenuhi kebutuhan batik yang

tidak bisa terpenuhi hanya dengan canting tulis saja, dan dengan menggunakan

canting cap akan membuat pekerjaan lebih mudah dan cepat (Hamzuri, 1981 : 1).

Batik sebagai salah satu warisan budaya Indonesia yang diakui

keberadaannya oleh dunia, setelah diakui oleh UNESCO sebagai “World

Herritage” (Warisan Dunia) pada tanggal 2 oktober 2009 (Lisbijianto, 2013 : 6).

Awalnya batik hanya digunakan untuk pakaian para raja di Jawa pada zaman

dahulu. Sejarah perbatikan di Indonesia berkaitan erat dengan perkembangan

Kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di Tanah Jawa. Pengembangan

batik banyak dilakukan pada masa-masa Kerajaan Mataram, kemudian pada masa

kerajaan-kerajaan di Surakarta dan Yogyakarta. Kesenian ini mulai meluas di

kalangan rakyat Indonesia, khususnya suku Jawa setelah akhir abad ke-18. Namun

kemudian, seiring berjalannya waktu batik berkembang menjadi pakaian sehari-

hari masyarakat Jawa dan sekitarnya.

Dalam pembuatan batik tradisional terdapat empat aspek yang

diperhatikan, yakni motif, warna, teknik pembuatan, dan fungsinya. Ada kurang

lebih tiga puluh daerah pembatikan di pulau Jawa, yang masing-masing memiliki

ciri tersendiri. Batik juga memiliki keindahan visual karena semua ornamen, isian

dala pola atau “carik” tersusun dengan rapi dan harmonis. Batik juga memiliki

keindahan spiritual karena pesan, harapan, ajaran hidup dan doa kepada Tuhan

Yang Maha Esa dari pembuat batik dituangkan dalam pola batik. Secara universal

desain batik yang tergolong dalam karya 2 dimensional ini merupakan suatu

Page 3: BAB II - abstrak.uns.ac.id · menampilkan pola-pola dengan ragam hias satwa mitos Cina, seperti naga, singa, burung phoenix (burung hong), kura-kura, kilin (anjing berkepala singa),

9

kesatuan dari elemen-elemen desain yang terdiri dari titik, garis, bentuk, warna

dan tekstur. Kesatuan dari pengorganisasian elemen tersebut akan pengulangan

(ritme), centre of intersest (pusat perhatian), balans (keseimbangan), dan kontras

(kejelasan) (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Kerajinan dan

Batik, 1995-1996 : 4).

Santosa Doellah dalam bukunya Batik Pengaruh Zaman dan Lingkungan

tahun 2002, mengatakan bahwa berdasarkan daerah perkembangannya batik

terbagi menjadi beberapa macam yaitu :

a. Batik Kraton

Adalah batik dengan pola tradisional, terutama yang semula tumbuh dan

berkembang di kraton-kraton Jawa. Tata susun ragam hias dan pewarnaannya

merupakan perpaduan mengagumkan antara matra seni, adat, pandangan hidup,

dan kepribadian lingkungan yang melahirkannya, yakni lingkungan kraton.

Daerah perkembangan dari batik Kraton yaitu Kraton Surakarta, Pura

Mangkunegaran, Kraton Yogyakarta, Pura Pakualaman, Kraton Cirebon, Kraton

Sumenep (Doellah, 2002 : 54-58). Sebagian besar pola-pola batik kraton

mencerminkan pengaruh Hindu-Jawa yang pada zaman Pajajaran dan Majapahit

berpengaruh sangat besar dalam seluruh tata kehidupan dan kepercayaan

masyarakat Jawa dan pada masa kemudian menampakkan nuansa Islam dalam hal

“stilasi” bentuk hiasan yang berkait dengan manusia dan satwa.

b. Batik Pengaruh Kraton

Adalah jenis batik yang memadukan ragam hias utama batik kraton Mataram

dengan ragam hias khas daerah setempat sebagai penyusun pola dan kemudian

Page 4: BAB II - abstrak.uns.ac.id · menampilkan pola-pola dengan ragam hias satwa mitos Cina, seperti naga, singa, burung phoenix (burung hong), kura-kura, kilin (anjing berkepala singa),

10

dikembangkan sedemikian rupa sesuai selera masyarakat tempat batik tersebut

berkembang, daerah perkembangannya seperti batik Indramayu, batik Cirebon

dan batik Banyumas (Doellah, 2002 : 112-113). Dapat dikatakan bahwa batik

pengaruh kraton muncul sejalan dengan pergolakan-pergolakan yang terjadi

ketika Pulau Jawa terjadi pertikaian antar sesama raja Jawa serta antara Jawa

dengan bangsa Belanda, karena ketika adipati tidak mau mengakui kekuasaan

Mataram termasuk batik sehingga batik muncul di daerah-daerah bersama dengan

peristiwa politik.

c. Batik Saudagaran

Adalah batik yang dihasilkan oleh kalangan saudagar batik, polanya bersumber

pada pola-pola batik kraton, baik pola larangan maupun pola batik kraton lainnya,

yang ragam hias utama serta isen polanya digubah sedemikian rupa sesuai dengan

selera kaum saudagar (Doellah, 2002 : 124). Para saudagar juga menciptakan

pola-pola baru, baik ragam hias utama maupun isen-nya, hal ini karena banyaknya

permintaan batik yang kian hari kian meningkat memacu para saudagar di luar

kraton mengembangkan usaha pembuatan batik. Tahun 1850 tumbuhlah industri

batik yang dikelola oleh para saudagar, mereka menciptakan canthing cap untuk

menggantikan canthing tulis dalam proses pembatikan.

d. Batik Petani

Adalah batik yang digunakan oleh kaum petani setelah pemakaian batik sebagai

bahan busana menembus tembok kraton dan merambah masyarakat pedesaan.

Pola-pola batik petani bersumber pada pola-pola batik Kraton dan digubah oleh

para petani dengan ragam hias yang berasal dari alam sekitar berupa tumbuh-

Page 5: BAB II - abstrak.uns.ac.id · menampilkan pola-pola dengan ragam hias satwa mitos Cina, seperti naga, singa, burung phoenix (burung hong), kura-kura, kilin (anjing berkepala singa),

11

tumbuhan, buah-buahan, dan bahkan burung-burung kecil (Doellah, 2002 : 126).

Perkembangan kerajinan membatik karena pekerjaan membatik dapat dikerjakan

oleh para wanita di sela-sela pekerjaan di sawah dan pekerjaan rumah tangga.

Pada awalnya membatik hanya sebagai pekerjaan sambilan, tetapi setelah

penemuan proses pengecapan kemudian tersentralisasi di pabrik-pabrik.

(Sariyatun, 2005 : 53).

e. Batik Pengaruh India

Adalah batik yang menerapkan ragam hias dari India, yaitu kain patola dan chintz

atau sembagi, serta mulai dibuat oleh pedagang-pedagang Arab dan Cina pada

awal abad ke-19 di kawasan pantai utara Pulau Jawa, terutama Cirebon dan Lasem

(Doellah, 2002 : 154). Hal ini karena meurunnya perdagangan tekstil India pada

abad ke-18 menyebabkan pasokan kain patola menurun, sehingga membuat para

pengusaha memanfaatkan peluang emas ini dengan meniru motif kain patola dan

sembagi dengan teknik batik dalam mengisi kekosongan pasar.

f. Batik Belanda

Adalah jenis batik yang tumbuh dan berkembang di antara tahun 1840 sampai

dengan tahun 1940, hampir semuanya berbentuk sarung, pada mulanya hanya

dibuat bagi masyarakat Belanda dan Indo-Belanda, dan kebanyakan dibuat di

daerah pesisir (Pekalongan) (Doellah, 2002 : 164). Pola batik Belanda banyak

menampilkan motif bunga, kupu-kupu dan burung, namun ada jenis batik Belanda

dengan motif tentang kisah cerita yang tumbuh di dalam masyarakat Barat

(Lisbijanto, 2013:36)

Page 6: BAB II - abstrak.uns.ac.id · menampilkan pola-pola dengan ragam hias satwa mitos Cina, seperti naga, singa, burung phoenix (burung hong), kura-kura, kilin (anjing berkepala singa),

12

g. Batik Cina

Adalah jenis batik yang dibuat oleh orang-orang Cina atau peranakan, yang

menampilkan pola-pola dengan ragam hias satwa mitos Cina, seperti naga, singa,

burung phoenix (burung hong), kura-kura, kilin (anjing berkepala singa), dewa

dan dewi, ragam hias yang berasal dari keramik Cina kuna, serta ragam hias

berbentuk mega dengan warna merah atau merah dan biru. Batik Cina juga ada

yang mengandung ragam hias buketan atau bunga-bunga, terutama batik Cina

yang dipengaruhi pola batik Belanda, dan menggunakan warna-warna seperti

batik Belanda (Doellah, 2002 : 182). Kehalusan batik Cina dapat dkatakan

menyamai batik Belanda, baik dalam teknik maupun pola, bahkan banyak pula

yang melebihi.

h. Batik Djawa Hokokai

Adalah jenis batik yang merupakan perpaduan antara budaya Cina dan budaya

Jawa, pola yang digunakan dalam batik ini selalu berlainan antara satu sisi dengan

sisi lainnya. Pola ini disebut dengan “Pagi-Sore”. Jenis batik ini banyak

diproduksi oleh perusahaan batik milik warga Tionghoa yang ada di Pekalongan

dan sekitarnya. Batik Djawa Hokokai mempunyai ciri kha pada pinngiran kain

yang dihiasi dengan bunga dan kupu-kupu menyerupai kimono (Lisbijanto,

2013:38)

i. Batik Indonesia

Adalah batik yang selain secara teknis berupa paduan antara pola tradisional batik

kraton dan proses batik pesisiran juga mengandung makna persatuan Indonesia.

Dan menurut Nian S Djomena (1990:55) umumnya kain batik memiliki bentuk

Page 7: BAB II - abstrak.uns.ac.id · menampilkan pola-pola dengan ragam hias satwa mitos Cina, seperti naga, singa, burung phoenix (burung hong), kura-kura, kilin (anjing berkepala singa),

13

persegi yang terdiri dari beberapa ukuran dengan penggunaan dan bersifat

serbaguna, yang paling utama adalah digunakan untuk berbusana dan

perlengkapannya serta sebagai hiasan pada berbagai upacara adat atau keagamaan

seperti cerana, panji dan lain sebagainya. (Doellah, 2002 : 212). Batik Indonesia

merupakan awal gagasan dari Presiden Soekarno dalam menciptakan karya batik

dengan ragam hias dari beberpa daerah dan mengenalkan batik berasal dari

Indonesia serta menyuarakan persatuan Indonesia.

Fungsi kain batik juga mempengaruhi bentuk ragam hias dan ukurannya,

misalnya kain panjang, kain sarung, dodot, selendang, kemben, ikat kepala, ikat

pinggang, dan sebagainya memiliki ragam hias yang disesuaikan dengan

fungsinya. Seiring berjalannya waktu fungsi batik juga telah berubah dan semakin

dekat dengan masyarakat, perubahan yang terjadi tidak hanya dalam segi motif

namun juga teknik serta fungsi dari motif batik itu sendiri. Batik tidak lagi

digunakan dalam acara formal namun kini batik juga digunakan dalam acara non

formal dari segala usia dan golongan.

2. Ragam Hias Batik

Motif merupakan kerangkan gambar yang dipakai dalam kerajinan batik

yang mewujudkan bentuk dari batik secara keseluruhan, sehingga menghasilkan

corak atau motif yang dikenali oleh penggunanya (Lisbijanto, 2013:48).

Berdasarkan perkembangan batik di Pulau Jawa, pola batik dapat diperinci

menjadi tiga unsur pokok, yakni ragam hias utama, isen-isen dan ragam hias

pengisi. Ragam hias utama merupakan bentuk hiasan yang menjadi unsur

penyusun utama pola batik. Isen-isen adalah hiasan yang mengisi bagian-bagian

Page 8: BAB II - abstrak.uns.ac.id · menampilkan pola-pola dengan ragam hias satwa mitos Cina, seperti naga, singa, burung phoenix (burung hong), kura-kura, kilin (anjing berkepala singa),

14

ragam hias utama, misalnya cecek, cecek sawut, dan sisik melik. Ragam hias

pengisi adalah hiasan yang ditempatkan pada latar pola sebagai penyeimbang

bidang agar pola secara keseluruhan tampak serasi; misalnya ukel, galar, dan

gringsing. Dalam berbagai hal dan berbagai susunan ragam hias isen

berkemungkinan berfungsi sebagai ragam hias pengisi; misalnya sekar sedhah,

rembyang, dan sekar pacar (Doellah, 2002 : 19).

Ragam hias batik terdiri atas hiasan-hiasan yang disusun sedemikian rupa

sehingga membentuk suatu kesatuan rancangan yang berpola. Secara tradisional

pola batik sangat banyak jenisnya. Untuk mempermudah pengenalan, pola batik

dapat dikelompokkan berdasar bentuk dan gaya. Berdasar bentuknya, pola batik

terbagi atas dua kelompok besar, yakni pola bangun berulang atau pola geometri

dan pola non geometri. Salah satu diantaranya adalah pola parang yang

merupakan salah satu pola yang sangat terkenal dalam kelompok pola garis

miring. Pola ini terdiri atas satu atau lebih ragam hias yang tersusun membentuk

„garis-garis‟ sejajar dengan sudut miring 450. Terdapat ragam hias berbentuk

belah ketupat sejajar dengan deretan ragam hias utama pola parang. Ragam hias

ini disebut mlinjon. Pola parang sangat banyak ragamnya, antara lain Parang

Barong dan Parang Sekar Pisang (Doellah, 2002:20).

Menurut Sewan Susanto dalam bukunya Seni Kerajinan Batik Indonesia

(1980 : 212) Berdasarkan susunan dan bentuk-bentuk ornamen di dalam motif

batik, maka motif-motif tersebut sampai perkembangan dewasa ini dapat diadakan

penggolonggan dan pembagian sebagai berikut :

Page 9: BAB II - abstrak.uns.ac.id · menampilkan pola-pola dengan ragam hias satwa mitos Cina, seperti naga, singa, burung phoenix (burung hong), kura-kura, kilin (anjing berkepala singa),

15

a. Pertama, motif-motif batik yang ornamen-ornamennya atau susunan

ornamen tersebut merupakan susunan geometris, golongan motif ini kita

sebut motif-motif batik golongan geometris, motif-motif yang termasuk

dalam golongan pertama ini ialah motif banji, motif ganggong, motif

ceplokan, motif seperti anyaman, motif parang dan lereng

(Susanto,1980:212).

b. Golongan kedua adalah motif-motif yang ornamen utamanya terdiri dari

tumbuhan, meru, burung atau lar-laran dan binatang yang tersusun secara

harmoni tetapi tidak menurut bidang-bidang geometris, golongan ini

disebut semen. Menurut macam ornamen-ornamennya dalam motif

tersebut, golongan semen ini dapat dibedakan atas 3 macam yaitu :

1) Motif semen yang tersusun dari ornamen tumbuhan-tumbuhan saja,

yaitu bagian bunga atau kuncup dan daun.

2) Motif semen yang tersusun dari ornamen tumbuhan dan binatang,

yaitu bunga atau daun dan binatang.

3) Motif semen dimana ornamen-ornamennya berupa tumbuhan,

binatang dan lar-laran atau binatang bersayap (Susanto, 1980:212).

c. Golongan ketiga adalah motif batik yang disebut motif buketan, di mana

pada kain batik penempatan bidang untuk ornamen atau gambarnya tidak

sama, disuatu sisi bidang penuh dengan gambar-gambar, sedang pada sisi

bidang yang lain hampir kosong. Yang terkenal dalam golongan ini ialah

batik Terang bulan (Susanto, 1980:212).

d. Golongan keempat ialah golongan batik yang baru, yaitu yang disebut

batik gaya baru, atau batik modern. Golongan ini baru muncul dan terkenal

Page 10: BAB II - abstrak.uns.ac.id · menampilkan pola-pola dengan ragam hias satwa mitos Cina, seperti naga, singa, burung phoenix (burung hong), kura-kura, kilin (anjing berkepala singa),

16

pada tahun 1967. Gambar pada batik ini diperoleh dimana pola dasarnya

adalah lukisan lilin pada kain tersebut dan kemudian diselesaikan secara batik

yaitu di beri isen-isen, cecek, ukel dan garis-garis atau sesuatu ornamen.

Batik golongan ini sebenarnya sudah mendekati lukisan. Jenis batik ini

disebut pola batik Gaya Bebas. Perkembangan dari batik modern ini disebut

juga batik Gaya Baru, atau batik lukisan, ialah kain lukisan, yang dalam

pembuatannya bukan lilin yang dilukiskan, melainkan langsung zat

warnanya, dan kain muncul mulai pertengahan tahun 1968. Batik golongan

ini disebut pola batik tanpa pola (Susanto, 1980:212).

3. Tekstil Motif Batik

Batik sebagai wastra tradisional dengan menggunakan teknik celup rintang

sebagai bahan perintang warna, dan bahan yang paling tepat untuk pembuatan

wastra batik adalah kain yang terbuat dari serat alami. Meski demikian, akibat

perkembangan zaman dan teknologi kini pembuatan batik dapat dilakukan diatas

bahan serat tiruan seperti polyester, polyamida, dan bahan lycra dengan

menggunakan teknik cetak saring atau printing. Kain hasil teknik ini biasanya

disebut “teknik dengan pola yang tersusun dari ragam hias batik” namun ini

pilihan tepat dalam memenuhi kebutuhan batik sesuai citarasa dan selera

masyarakat modern (Doellah, 2002:10). Penggunaan teknik printing dari segi

harga lebih terjangkau oleh masyarakat karena biaya produksi dan waktu yang

dibutuhkan relatif singkat.

Skripsi Dewi Sulistyoningsih dengan judul Printing Batik Pelangi

Sukoharjo Pada Seragam Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Sukoharjo (2013:15)

menjelaskan salah satu artikel Kompasiana yang menyebutkan bahwa pada

Page 11: BAB II - abstrak.uns.ac.id · menampilkan pola-pola dengan ragam hias satwa mitos Cina, seperti naga, singa, burung phoenix (burung hong), kura-kura, kilin (anjing berkepala singa),

17

Konvensi batik Internasional di Yogyakarta tahun 1997, menyepakati bahwa

definisi batik adalah proses penulisan gambar atau ragam hias pada media apapun

dengan menggunakan lilin batik (wax) sebagai perintang warna. Jadi, bilamana

proses membatik di kain tanpa menggunakan lilin batik maka kain batik tersebut

tidak bisa disebut sebagai batik, namun dikatakan sebagai tekstil bermotif batik.

Jenis batik Indonesia menurut Kusrianto dalam bukunya Batik, Filosofi, Motif dan

Kegunaannya (2013, 302) :

a. Batik Tulis (Hand Drawn Batik), yaitu buatan tangan dengan alat

canting yang berisi lilin batik (malam). Pembuatan batik ini per helai

kain memakan waktu 2-3 bulan bahkan sampai 6 bulan untuk

pembuatan batik tulis halus.

b. Batik Cap (Hand Stamp Batik), yaitu proses pembuatan kain batik

dengan menggunakan alat cap/stamp waktu yang diperlukan relatif

singkat yaitu sekitar 1-3 minggu untuk batik cap. Teknik blok printing

di India yang mula-mula mengilhami pembatik Jawa untuk membuat

batik menggunakan teknik cap. Teknik batik cap ini hanya mengganti

teknik menulis (melukis) kain malam pada kain dari canting menjadi

cap logam.

c. Batik Printing ini sebenarnya bukan termasuk batik, karena tidak

sesuai dengan definisi batik pada Konvensi batik, biasanya batik

printing ini diproduksi oleh pabrikan dalam jumlah banyak.

Jika awal abad ke-20 teknik membatik dengan menggunakan cap

masih cukup untuk mengejar jumlah produksi yang diminta pasar,

maka seiring dengan berjalannya waktu membuat keadaan berbicara

Page 12: BAB II - abstrak.uns.ac.id · menampilkan pola-pola dengan ragam hias satwa mitos Cina, seperti naga, singa, burung phoenix (burung hong), kura-kura, kilin (anjing berkepala singa),

18

lain. Produsen Chintz dari Coromandel dan Patola dari Gujarat, India

yang membuat kain cetak dengan sistem kain cetak saring (screen

printing) yang dibuat oleh produsen Eropa. Mereka sengaja

memproduksi batik “imitasi” untuk dilempar ke pasar Nusantara

dengan menggunakan kualitas mori yang sama bagusnya dengan batik

tulis, batik imitasi ini dapat dijual dengan harga yang lebih murah,

motif yang rapi serta warna yang lebih kuat.

Kelebihan dari teknik printing ini adalah kemampuan untuk

memproduksi dalam jumlah banyak pada saat relatif singkat. Dengan

teknologi ini kebutuhan batik untuk (misalnya) pakaian seragam

sekolah, karyawan, pegawai maupun seragam komunitas tertentu akan

lebih mudah dipenuhi, disamping itu biasanya biaya produksi yang

diperlukan menjadi lebih murah dibanding pembuatan batik tulis

dengan sarana teknologi mesin printing ini kecintaan orang pada batik

menjadi lebih mudah direalisasikan.

Maraknya batik printing tidak membuat batik tulis terancam, karena

batik tulis tetap memiliki konsumennya sendiri, walaupun pada

segmen yang lebih spesifik. Keluhan bahwa batik printing mengancam

keberadaan batik tulis hanya pantas dikeluhkan oleh pengusaha batik

yang terbatas kreativitasnya dan kurang memiliki kemampuan

berwirausaha.

4. Batik di Karanganyar

Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu Kabupaten yang terletak di

Propinsi Jawa Tengah, sekitar 14 km sebelah timur kota Surakarta. Dalam

Page 13: BAB II - abstrak.uns.ac.id · menampilkan pola-pola dengan ragam hias satwa mitos Cina, seperti naga, singa, burung phoenix (burung hong), kura-kura, kilin (anjing berkepala singa),

19

Perkembangan sejarah Karanganyar termasuk bagian dari wilayah

Mangkunegaran, yang disebut dengan batik Vorstenlanden, yang corak motifnya

memiiki kesamaan dengan Surakarta dan Wonogiri. Industri perbatikan di

Karanganyar terletak di Girilayu, Matesih. Kemunculan pembatikan di Girilayu

karena dipengaruhi adanya Astana atau makam para penguasa dan kerabat dekat

raja Pura Mangkunegaran. Motif yang dihasilkan di desa Girilayu merupakan

motif Mangkunegaran, yang berbeda dengan motif Kasunanan dalam warna yang

dihasilkan, pewarnaan di Kasunanan lebih ke warna kemerahan sedangkan di

Mangkunegaran lebih dominan dengan warna soga dan kekuningan, namun dari

segi motif yang dihasilkan sama motifBatik nya (Artikel Terasolo tanggal

5/12/2014).

Widyastuty, dkk, (2012 : 50) menjelaskan Batik di Girilayu mempunyai

kesamaan dengan corak batik Surakarta, hal itu tidak bisa dilepaskan dengan

ikatan historis bahwa Girilayu sangat dekat dengan keraton Mangkunegaan yang

mempunyai pemakaman raja-raja Mangkunegaran di Girilayu Astana Mangadeg,

merupakan tempat pemakaman raja Mangkunegaran, disana terdapat makam

Raden Mas Said atau masyarakat lebih mengenal dengan pangeran Sambernyowo,

untuk berziarah ke makam tersebut peziarah dianjurkan menggunakan kain batik

dalam mengunjungi makam sesuai dengan tradisi keraton. Hal itu juga merupakan

satu contoh aspek kemiripan corak batik Girilayu dengan batik Surakarta.

5. Estetika

Estetika merupakan suatu ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang

berkaitan dengan keindahan. Estetika secara sederhana bagian dari cabang filsafat

Page 14: BAB II - abstrak.uns.ac.id · menampilkan pola-pola dengan ragam hias satwa mitos Cina, seperti naga, singa, burung phoenix (burung hong), kura-kura, kilin (anjing berkepala singa),

20

yang didalamnya membahas mengenai permasalahan konsep estetis (keindahan)

yang sangat luas, Karena permasalahan estetika termasuk dalam perenungan para

filsuf sejak dahulu, dan pada kenyataannya hidup manusia selalu bersinggungan

dengan perihal estetis serta seni, kemudian muncul definisi atau konsep estetika

yang beragam dari masa ke masa. Maka dapat dikatakan bahwa tidak ada definisi

yang mutlak “benar” mengenai konsep estetika.

Tinjauan Desain Tekstil (Rizali, 2013:16) berdasarkan

pengertiannya “Estetika berasal dari kata aesthetis (Yunani) yang

berarti pencerapan atau cerapan indra. Pencerapan atau persepsi

tidak hanya melibatkan indra, tetapi juga proses psikofisik seperti

asosiasi, pemahaman, khayal, kehendak dan emosi. Pada awalnya

estetika adalah bidang ilmu filsafat yang berusrusan dengan

pemahaman tentang keindahan alam dan seni. Dalam

perkembangannya hingga kini estetika diartikan sebagai „inti seni‟

yang meliputi pemilikan dan penyususnan unsur-unsur seni (rupa),

serta cara pengungkapannya”.

Tinjauan Desain Tekstil (Rizali, 2013:20-21) menyebutkan bahwa alam

menilai suatu karya pada kriteria perwajahan (appearance) khususnya, perlu

dikaji sentuhan-sentuhan estetis pada :

a. Bentuk

Bentuk merupakan totalitas rupa pada produk yang dapat mengekspresikan

peranan fungsi produk sekaligus sebagai kesatuan (unity) dalam produk

tersebut.

b. Warna

Warna merupakan salah satu yang harus dapat mengesankan keselarasan

(harmoni) antar bagian produk. Warna dapat juga memberikan kesan

tangguh, kuat, lembut, lunak dan sebagainya

c. Detail

Page 15: BAB II - abstrak.uns.ac.id · menampilkan pola-pola dengan ragam hias satwa mitos Cina, seperti naga, singa, burung phoenix (burung hong), kura-kura, kilin (anjing berkepala singa),

21

Detail merupakan bagian dari produk yang mencerminkan pesan perfect,

teliti, serius dalam penyelesaian.

d. Ukuran

Ukuran merupakan suatu hal yang berkaitan dengan rasa kenyamanan

dalam pemakaian sekaligus keamanan.

e. Daya pikat atau kesan

Daya pikat atau kesan merupakan perwajahan pada dasarnya sebagai

“etalase” produk yang memerlukan kiat untuk membangkitkan rasa greget

dan senang bagi pemandangnya setidaknya mendorong timbulnya

ungkapan bahwa produk tersebut indah dan menarik.

6. Desain

Kata “design” berasal dari bahasa latin yaitu designere yang berarti

menandai, desain tidak dapat terlepaskan dengan seni, karena desain merupakan

gambaran dari pemikiran dari perancang. Desain menurut Agus Sachari dalam

bukunya Paradigma Desain Indonesia adalah integrasi dari berbagai komponen

alam (termasuk manusia) sehingga antara satu dengan yang lain merupakan satu

rangkaian kegiatan timbal balik dan saling mengisi tetapi pada prinsipnya desain

adalah bermula dari manusia. Desain lahir karena manusia berkeinginan untuk

membuat semua hal menjadi menarik : manusia memang merindukan keindahan

dari setiap benda pakainya (1986 : 89).

Desain dapat disimpulkan bahwa desain merupakan bentuk suatu proses

pemikiran, pertimbangan dan perhitungan yang dituangkan dalam wujud gambar.

Gambar tersebut merupakan pengalihan dari gagasan atau pola pikir dari seorang

desainer.

Page 16: BAB II - abstrak.uns.ac.id · menampilkan pola-pola dengan ragam hias satwa mitos Cina, seperti naga, singa, burung phoenix (burung hong), kura-kura, kilin (anjing berkepala singa),

22

a. Prinsip desain

Prinsip-prinsip desain merupakan hal yang terpenting dalam menciptakan

suatu desain. Desain mempunyai beberapa aspek yang perlu

dipertimbangkan oleh desainernya, sehingga pada akhirnya akan tercapai

suatu kesatuan (unity) secara menyeluruh (Rizali, 2013:43). Prinsip-pinsip

desain terdiri dari :

1) Irama

Irama adalah hasil dari repetisi dan gerakan, yang apabila diwujudkan

melalui warna, nada, bidang/bentuk, garis dan tekstur akan

menghasilkan unity atau kesatuan. Irama merupakan suatu susunan

dalam seluruh desain (Rizali, 2013:43).

2) Keseimbangan atau balance

Keseimbangan merupakan hubungan yang menyenangkan dalam suatu

desain. Keseimbangan (balance) adalah suatu kondisi atau kesan optis,

tentang kesan berat, tekanan, tegangan dan kestabilan.(Rizali,

2013:45). Pada sebuah desain terdapat dua jenis keseimbangan yaitu

keseimbangan simetris dan asimetris.

3) Pusat perhatian atau aksen

Pusat perhatian atau aksen yang pertama kali yang membuat mata pada

sesuatu yang penting dalam suatu desain. Untuk menarik perhatian,

suatu ciri visual bagian hendaknya dikontraskan dengan daerah

sekitarnya akan menjadikan pusat perhatian yang apabila disebarkan

dalam suatu ukuran susunan akan menciptakan tema pokok.

b. Unsur-unsur Desain

Page 17: BAB II - abstrak.uns.ac.id · menampilkan pola-pola dengan ragam hias satwa mitos Cina, seperti naga, singa, burung phoenix (burung hong), kura-kura, kilin (anjing berkepala singa),

23

Unsur desain merupakan unsur-unsur yang digunakan untuk

mewujudkan desain sehingga orang lain dapat membaca desain. Unsur

desain disini dinilai dilihat dengan unsur visual. Unsur-unsur desain

terdiri dari :

1) Garis

Garis merupakan unsur yang paling tua digunakan manusia dalam

mengungkapkan perasaan atau emosi. Unsur garis ialah hasil goresan

dengan benda keras diatas permukaan benda alam dan benda buatan,

lewat goresanlah seseorang dapat berkomunikasi dan mengemukakan pola

desain atau rancangannya kepada orang lain. Ada dua jenis garis sebagai

dasar dalam pembuatan garis, yaitu :

a) Garis lurus

Garis lurus ialah garis yang jarak antara ujung dan pangkalnya

mengambil jarak yang paling pendek. Garis lurus merupakan dasar

untuk membuat garis patah dan bentuk-bentuk bersudut. Contoh

garis yaitu vertikal, horizontal, diagonal, garis lengkung, dan garis

kusut.

b) Garis lengkung

Garis lengkung adalah jarak terpanjang yang menghubungkan dua

titik atau lebih. Garis lengkung ini berwatak lebih dinamis dan

luwes.

1) Arah

Pada benda apapun, dapat kita rasakan adanya arah tertentu, misalnya

mendatar, tegak lurus, miring dan sebagainya. Arah dapat dirasakan

Page 18: BAB II - abstrak.uns.ac.id · menampilkan pola-pola dengan ragam hias satwa mitos Cina, seperti naga, singa, burung phoenix (burung hong), kura-kura, kilin (anjing berkepala singa),

24

keberadaannya, hal ini sering dimanfaatkan dalam merancang benda

dengan tujuan tertentu.

2) Bentuk

Bentuk merupakan hasil hubungan dari beberapa garis yang mempunyai

area atau bidang dua dimensi (shape). Berdasarkan jenisnya, bentuk terdiri

atas bentuk naturalis, bentuk geometris, bentuk dekoratif dan bentuk

abstrak.

3) Ukuran

Ukuran merupakan salah satu unsur yang mempengaruhi desain.

7. Warna

Warna merupakan unsur desain yang paling menonjol, dengan adanya

warna menjadikan suatu benda dapat dilihat. Selain itu, warna juga dapat

mengungkapkan suasana perasaan atau watak benda yang dirancang. Warna dapat

menunjukkan sifat dan watak yang berbeda-beda, bahkan mempunyai variasi yang

sangat banyak, yaitu warna muda, warna tua, warna terang, warna gelap, warna

redup dan warna cemerlang (Ernawati, dkk, 2008 :191-193).

a. Pengelompokkan warna

1) Warna dapat dikelompokkan menjadi lima bagian warna yaitu :

2) Warna primer merupakan warna dasar atau pokok karena warna ini

tidak dapat diperoleh dengan pencampuran hue lain, warna ini terdiri

dari tiga warna yaitu merah, kuning dan biru.

3) Warna sekunder merupakan hasil pencampuran dua warna primer,

warna sekunder terdiri dari orange, hijau dan ungu.

Page 19: BAB II - abstrak.uns.ac.id · menampilkan pola-pola dengan ragam hias satwa mitos Cina, seperti naga, singa, burung phoenix (burung hong), kura-kura, kilin (anjing berkepala singa),

25

4) Warna intermediet merupakan warna yang diperoleh dengan dua cara,

yaitu dengan mencampurkan warna primer dengan warna sekunder

yang berdekatan dengan lingkaran warna atau dengan cara

mencampurkan dua warna primer dengan perbandingan 1:2.

5) Warna tertier merupakan warna yang terjadi apabila dua warna

sekunder di campur.

6) Warna kwarter merupakan warna yang dihasilkan oleh pencampuran

dua warna tertier.

b. Jenis-jenis warna

Pembahasan jenis-jenis warna mendasarkan pada teori tiga warna primer,

tiga warna sekunder dan enam warna intermediate. Kedua belas warna ini

kemudian disusun dalam satu lingkaran yang digolongkan menjadi daerah

warna panas dan daerah warna dingin. Secara terperinci pembagian

berbagai warna panas dan dingin sebagai berikut :

1) Warna panas merupakan warna yang memberikan kesan panas dan

efek panas yang terdiri dari tiga warna yakni merah, jingga dan

kuning. Warna panas memberikan kesan semangat, kuat dan aktif.

2) Warna dingin merupakan warna yang memberikan kesan dingin dan

efeknya juga dingin yang terdiri dari warna biru, ungu dan hijau.

warna hijau akan menjadi hangat/panas apabila warna hijau berubah

ke arah hijau kekuning-kuningan. Warna dingin memberikan kesan

tenang, kalem dan pasif.

Warna menurut Sadjiman Ebdi Sanyoto dalam bukunya Niramana

Elemen-elemen Seni dan Desain (2009:46-50) ketika mendapatkan cahaya,

Page 20: BAB II - abstrak.uns.ac.id · menampilkan pola-pola dengan ragam hias satwa mitos Cina, seperti naga, singa, burung phoenix (burung hong), kura-kura, kilin (anjing berkepala singa),

26

bentuk/benda apa saja termasuk karya sni/desain akan menampakan warna. Warna

merupakan fenomena getaran/geombang yang ditangkap oleh indera penglihatan,

sedangkan bunyi diterima oleh indera pendengaran. Warna memiliki watak

tersendiri, seperti :

a) Warna hitam adalah warna tergelap yang berasosiasi dengan

kegelapan malam, kesengsaraan, misteri, ketiadaan.

Watak/karakter dari warna hitam ini adalah menekan, tegas,

mendalam dan depresive. Warna hitam melambangkan

kesengsaraan tetapi juga melambangkan kekutan, keunggulan dan

formalitas, warna hitam akan berubah total wataknya apabila

bertemu atau dikombinasikan dengan warna-warna lain. Sebagai

warna latar belakang, hitam berasosiasi dengan kuat, tajam,

formal dan bijaksana (Sanyoto, 2009:50).

b) Warna cokelat adalah warna yang berasosiasi dengan tanah, warna

tanah/warna natural. Karakter dari warna cokelat adalah kedekatan

hati, sopan, arif, bijaksan tetapi sedikit kurang cemerlang karena

warna cokelat merupakan hasil dari pencampuran beberapa warna

tersier (Sanyoto, 2009:51).

c) Warna hijau merupakan warna yang berasosiasi pada hijaunya

tumbuh-tumbuhan yang hidup dan berkembang. Warna hijau memiliki

watak segar, muda, hidup dan tumbuh, dibandingkan dengan warna-

warna lain, warna hijau relatif lebih netral terhadap pengaruh

emosinya sehingga warna hijau cocok untuk istirahat. Hijau sebagai

pusat spektrum memberikan keseimbangan yang sempurna dan

Page 21: BAB II - abstrak.uns.ac.id · menampilkan pola-pola dengan ragam hias satwa mitos Cina, seperti naga, singa, burung phoenix (burung hong), kura-kura, kilin (anjing berkepala singa),

27

sebagai sumber kehidupan. Warna hijau melambangkan kesuburan,

kesetiaan, kebangkitan, kepercayaan, kealamaian, keseimbangan dan

kelarasan (Sanyoto, 2009:49).

d) Warna kuning adalah warna yang berasosiasi pada sinar matahari yang

menunjukkan keadaan terang dan hangat. Warna kuning mempunyai

karakter gembira, ramah, hangat dan warna kuning melambangkan

kecerahan kehidupan, kemenangan, kegembiraan, peringatan dan

humor (Sanyoto, 2009:46).

Penggunaan atau penerapan warna memberikan ciri atau karakter pada

sebuah desain, hal ini dipengaruhi dalam menciptakan suasana yang

menyenangkan bagi penggunanya.

8. Seragam

Seragam merupakan salah satu bagian dari busana, dan busana merupakan

istilah yang berasal dari bahasa sansekerta yaitu “bhusana” dan istilah popular

dalam bahasa Indonesia yaitu “busana” yang dapat diartikan “pakaian”. Namun

demikian pengertian busana dan pakaian terdapat perbedaan di mana busana

mempunyai konotasi “pakaian yang bagus atau indah” yaitu pakaian yang serasi,

harmonis, selaras, enak dipandang, nyaman melihatnya, cocok dengan pemakai

serta sesuai dengan kesempatan. Sedangkan pakaian adalah bagian dari busana itu

sendiri (Ernawati,dkk, 2008 : 24).

Berbusana dibagi menjadi beberapa kategori salah satunya sesuai dengan

kesempatan, berbusana menurut kesempatan berarti kita harus menyesuaikan

busana yang dipakai dengan tempat ke mana busana tersebut akan kita pakai,

Page 22: BAB II - abstrak.uns.ac.id · menampilkan pola-pola dengan ragam hias satwa mitos Cina, seperti naga, singa, burung phoenix (burung hong), kura-kura, kilin (anjing berkepala singa),

28

karena setiap kesempatan menurut jenis busana yang berbeda baik dari segi

desain, bahan, maupun warna dari busana tersebut. Salah satunya yaitu busana

kerja. Busana kerja oleh Ernawati, dkk diartikan sebagai busana yang dipakai

untuk melakukan suatu pekerjaan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Busana

kerja banyak macamnya, sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan. Jenis pekerjaan

yang berbeda menuntut pula perbedaan model, bahan dan warna yang diperlukan.

(Ernawati, dkk. 2008 : 32)

Sejak manusia mengenal peradaban pakaian seragam telah di kenal

keberadaannya. Di Indonesia pakaian seragam sudah ada sejak zaman sejarah, hal

ini dapat di lihat dari relief-relief di candi atau dapat dilihat di dalam kitab kuno.

Umumnya kerajaan-kerajaan tempo dulu sudah menerapkan pakaian seragam

untuk menegakkan keteraturan, ketertiban dan wibawa pemerintahan. Era modern

sekarang ini pakaian seragam mengalami banyak perkembangan yang melingkupi

berbagai segi seperti sekitar kita banyak yang mengenakan pakaian seragam,

misalnya segam pramuka, SD, SMP, SMU, Korpri, Pegawai Pos dan Giro (contoh

yang disebutkan tadi adalah sebagian kecil dari pakaian yang ditetapkan oleh

Pemerintah, yang menekankan faktor fungsional dan kesederhanaan) (Astuti,

2002 : 6).

Menurut Wancik dalam bukunya Bina Busana, pengertian pakaian

seragam merupakan model dan bahan pakaian bagian atas dan bawah sama.

Artikel Batik sebagai seragam kerja untuk PNS menjelaskan seragam adalah

sesuatu yang wajib dikenakan para pegawai, baik pegawai dalam lingkungan kerja

formal dan lingkungan kerja non-formal. Seragam kerja PNS bermotif batik ini

Page 23: BAB II - abstrak.uns.ac.id · menampilkan pola-pola dengan ragam hias satwa mitos Cina, seperti naga, singa, burung phoenix (burung hong), kura-kura, kilin (anjing berkepala singa),

29

membantu mengenalkan batik di masyarakat dan dapat menjadi baju yang

menjadi ciri khas (artikel.rumahjait.com diakses pada 09-12-2015, pukul 19.30)

Fungsi seragam kerja sebagai identitas harus dipakai oleh disaat pegawai

berada pada jam kerjanya. Setiap pegawai harus memakai seragam kerja supaya

dengan mudah diketahui profesi yang dimiliki. Seragam akan membentuk

identitas pegawai tersebut sesuai denga profesinya dan pakaian seragam dapat

menjadi ciri pembeda yang berkaitan dengan status sosial, politik, ekonomi dan

profesi.

Selain sebagai suatu identitas diri, seragam memiliki arti lain seperti

mewakili suatu instansi yang berkaitan dengan membawa visi dan misi dari

instansi terkait. Penggunaan seragam juga memiliki arti didalamnya seperti dari

motif, corak, warna hingga susunannya.

Pada penetapan Batik sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO pada

tanggal 2 Oktober 2009 (Lisbijianto, 2013 : 6), batik di Indonesia mulai

berkembang lagi dan banyak kalangan yang menggunakan batik sebagai salah

satu busana baik busana pesta, busana sehari-hari maupun seragam. Seragam di

Kabupaten Karanganyar pada saat periode pemerintahan tahun 2009 – 2013,

seragam PNS yang dipakai merupakan motif Srikandi. Sedangkan pada periode

pemerintahan tahun 2014 hingga saat ini, motif yang dipakai merupakan motif

Batik Tirta Intanpari, yang diperoleh dari hasil sayembara yang dilakukan oleh

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan pada tahun 2014 dan sesuai dengan Perintah

Bupati SK TIM SKPD Kepala Dinas No 027/03/IX/PPBJ-DISPARBUD

Page 24: BAB II - abstrak.uns.ac.id · menampilkan pola-pola dengan ragam hias satwa mitos Cina, seperti naga, singa, burung phoenix (burung hong), kura-kura, kilin (anjing berkepala singa),

30

pemakaian seragam batik Tirta Intanpari ini dipakai setiap hari kamis dimulai

pada hari jadi Kabupaten Karanganyar yaitu tanggal 26 November 2014.

9. Metode Komparatif

Komparatif yang diadopsi oleh bahasa Indonesia dari bahasa Inggris yakni

comparative berasal dari bahasa Latin yakni comparativus yang berarti

kemampuan menggunakan metode untuk mengetahui persamaan atau perbedaan

yang ditentukan dengan pengujian secara simultan dari dua hal atau lebih. Kata ini

dalam bahasa Indonesia selanjutnya disebut dengan komparatif, sedangkan

compare berarti menguji karakter atau kualitas terutama untuk mengetahui

persamaan dan perbedaan-perbedaan, kata ini selanjutnya dalam bahasa Indonesia

disebut dengan komparasi.

Tanpa menelusuri lebih jauh asal usulnya dapat diduga bahwa cara-cara

perbandingan, model-model komparatif baik dalam kehidupan praktis sehari-hari

maupun sebagai cara-cara ilmiah dalam penelitian, sudah digunakan sejak lama.

Kehidupan dalam masyarakat kita selalu membandingkan suatu objek dengan

objek lain, melalui perbandingan objek yang dimaksudkan dapat di ukur

kualitasnya. Dengan singkat, tanpa perbandingan proses penilaian pada dasarnya

tidak ada. Berat ringan, tinggi rendah, kaya miskin, dan sebagainya diperoleh

dengan cara membandingkan objek yang berbeda-beda. Dengan membanding-

bandingkan, akan adanya pengetahuan terhadap kekurangan atau kelemahan suatu

objek terhadap objek lain akan menimbulkan usaha untuk memperbaiki

kekurangan yang ada. Konsep-konsep perbandingan pada gilirannya berfungsi

untuk memicu perkembangan kebudayaan (Ratna, 2010 :332-333).

Page 25: BAB II - abstrak.uns.ac.id · menampilkan pola-pola dengan ragam hias satwa mitos Cina, seperti naga, singa, burung phoenix (burung hong), kura-kura, kilin (anjing berkepala singa),

31

Metode komparatif ini dilakukan dengan membandingkan dua objek yang

diduga memiliki persamaan dan perbedaan, seperti perbandingan kehidupan

masyarakat petani dengan nelayan atau perbandingan kehidupan baik petani

maupun nelayan sebelum dengan sesudah dipengaruhi oleh industri pariwisata.

Permasalahan yang dianalisis misalnya, perbedaan jam kerja, perbedaan

penghasilan, hubungan sosial dalam kaitannya sistem religi, termasuk perilaku

dalam mengelola penghasilan yang diperoleh.

Metode komparatif pada gilirannya bersifat ex post facto, pengumpulan

data melalui kejadian yang sudah selesai. Oleh sebab itu salah satu kelemahan

metode ini tidak mungkin mengetahui penyebab yang digunakan sebagai dasar

pembanding sebab tidak mempunyai kontrol terhadap variabel bebas. Untuk

mengatasinya maka peneliti harus melipatgandakan argumentasi yang

memungkinkan terjadinya hubungan kausal dan praduga-praduga dalam rangka

menarik suatu simpulan (Ratna, 2010 : 334). Data yang telah dikumpulkan

setelah semua kejadian yang dipersoalkan berlangsung (lewat). Peneliti

mengambil satu atau lebih akibat (sebagai “dependent variabels”) dan menguji

data itu dengan menelusuri kembali ke masa lampau untuk mencari sebab-sebab,

saling hubungan, dan maknanya. Gleser dan Straus mengintroduksi perbandingan

konstan, membandingkan kejadian pada setiap kategori yang artinya peneliti

mencatat kejadian sebanyak mungkin dalam setiap kategori, dilanjutkan dengan

memadukan kategori dengan ciri-cirinya.

Dikaitkan dengan variabelnya, metode komparatif ada dua macam, yaitu

komaparatif deskripif dan komperatif korelasional. Metode pertama

membandingkan dengan cara menguraikan, metode kedua membandingkan

Page 26: BAB II - abstrak.uns.ac.id · menampilkan pola-pola dengan ragam hias satwa mitos Cina, seperti naga, singa, burung phoenix (burung hong), kura-kura, kilin (anjing berkepala singa),

32

dengan cara menghubungkan secara timbal balik, sebagai sebab-akibat. Baik

metode pertama maupun kedua dilakukan dengan membandingkan variabel yang

sama dalam kaitannya dengan sampel yang berbeda, seperti perbedaan motivasi

kerja ( sebagai variabel bebas) terikat. Kedua metode juga dapat dilakukan

terhadap variabel yang berbeda untuk memahami sampel yang sama, seperti

perbedaan pengaruh pornografi dalam buku bacaan dengan film terhadap anak-

anak SMA. Pada dasarnya kedua metode hanya berbeda secara teoritis. Dalam

proses penelitian keduanya sulit dipisahkan sehingga metode yang dimaksudkan

lebih tepat disebut sebagai komparatif deskriptif korelasional. (Ratna, 2010 : 334-

335).

B. Kerangka Pikir

Munculnya Sayembara Desain Motif Batik

di Kabupaten Karanganyar

Metode Komparatif

Sebab-akibat (kausal)

Deskriptif (uraian)

Perubahan warna dan motif dari

seragam motif batik Tirta

Intanpari

Perbandingan desain dan

realisasi seragam motif batik

Tirta Intanpari

Page 27: BAB II - abstrak.uns.ac.id · menampilkan pola-pola dengan ragam hias satwa mitos Cina, seperti naga, singa, burung phoenix (burung hong), kura-kura, kilin (anjing berkepala singa),

33

Fenomena munculnya desain seragam pegawai Pemerintahan di beberapa

daerah di Indonesia mendorong Pemerintah Kabupaten Karanganyar untuk

mengadakan sayembara desain motif batik untuk dijadikan seragam pegawai di

Kabupaten Karanganyar. Perlombaan desain motif batik ini dengan melihat

potensi yang berada di Kabupaten Karanganyar yaitu potensi pariwisata dengan

khas tradisional Jawa yang dituangkan dalam desain motif batik.

Motif batik dalam seragam Pegawai dapat dikaji dengan menggunakan

metode komparatif, karena didalam metode ini dapat melihat perbandingan

sebab-akibat yang dihasilkan dari desain motif batik Tirta Intanpari karena dari

hasil realisasi berbeda dengan awal desain yang dimenangkan. Metode inilah tepat

dalam mengkaji desain motif seragam Pegawai Kabupaten Karanganyar dalam

menggali potensi pariwisata yang ada serta membantu penampilan desain motif

batik Seragam Tirta Intanpari sebagai salah satu ciri khas motif batik Kabupaten

Karanganyar dan identitas dari daerah tersebut. Metode komparatif ini digunakan

untuk melihat perbandingan sebab-akibat dari desain dihasilkan dari awal

sayembara hingga realisasi menjadi seragam.