bab ii landasan teori - repository.bsi.ac.id fileprosedur-prosedur yang mempunyai tujuan tertentu....
TRANSCRIPT
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Sistem
Secara sederhana sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau
himpunan dari unsur, komponen atau variabel – variabel yang terorganisir,
saling berinteraksi, saling ketergantungan satu sama lain dan terpadu yang
mempunyai tujuan yang sama. Suatu system pada dasarnya adalah
kelompok unsur yang erat hubungannya satu sama lainnya, yang berfungsi
bersama – sama untuk mencapai tujuan tertentu.
2.1.1 Pengertian Sistem
Terdapat dua kelompok pendekatan dalam mendefinisikan sistem,
yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada
komponen atau elemennya. Pendekatan sistem yang lebih menekankan
pada prosedur mendefinisikan sistem sebagai berikut ini. Menurut
Jogiyanto (2010:34), bahwa Sistem (System) dapat didefinisikan dengan
pendekatan prosedur dan dengan dengan pendekatan komponen. Dengan
pendekatan prosedur, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari
prosedur-prosedur yang mempunyai tujuan tertentu. Dengan pendekatan
komponen, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari komponen
yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya membentuk satu
kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu. Dikutip dari buku Bambang
Hartono (2013:10), Menurut Bonita J. Campbel dalam buku
7
Understanding Information System : Foundations for control menegaskan
bahwa sistem adalah “any group of interrelated components or parts
which function together to achieve goal” (Sehimpunan bagian-bagian atau
komponen yang saling berkaitan dan secara bersama-sama berfungsi atau
bergerak untuk mencapai suatu tujuan). Dikutip dari buku Bambang
Hartono (2013:10), Menurut Theo Lippeveveld, Rainer Saurborn, dan
Claude Bodart dalam buku Design and Implementation of Health
Information System mendefinisikan sistem sebagai “any collection of
component that work together to achieve common objective”
(Sekumpulan komponen yang secara bersama-sama bekerja untuk
mencapai tujuan bersama).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas mengenai sistem, maka
suatu sistem seperti sistem informasi akan lebih mudah dipahami dan
dirancang jika didekati dengan pendekatan komponen. Oleh karena itu,
dalam laporan ini akan menggunakan pendekatan komponen untuk
menjelaskannya.
Suatu sistem mempunyai maksud tertentu. Ada yang menyebutkan
maksud dari suatu sistem adalah untuk mencapai suatu tujuan (Goal) dan
ada yang menyebutkan untuk mencapai suatu sasaran (Objectives). Goal
biasanya dihubungkan dengan ruang lingkup yang lebih luas dan sasaran
dalam ruang lingkup lebih sempit. Merupakan suatu sistem utama, seperti
misalnya sistem bisnis, maka istilah (goal) lebih tepat diterapkan. Untuk
sistem akuntansi atau sistem-sistem yang lainnya yang merupakan bagian
atau subsistem dari sistem bisnis, maka istilah (objectives) yang lebih
8
tepat. Jadi tergantung dari ruang lingkup darimana memandang sistem
tersebut. Seringkali tujuan (goal) dan sasaran (objectives) digunakan
bergantian dan tidak dibedakan.
2.1.2 Karakteristik Sistem
Model umum sebuah sistem adalah input, proces, output. Hal ini
merupakan konsep sebuah sistem yang sangat sederhana. Selain itu sebuah
sistem memiliki karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yang mencirikan
bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem.
Adapun karakteristik sistem yang dimaksud sebagai berikut :
1. Komponen Sistem (System Component)
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi,
bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem
dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap
sistem selalu mengandung komponen-komponen atau subsistem-
subsistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk
menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem
secara keseluruhan.
2. Batasan Sistem (System Boundary)
Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem
dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas
sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu
kesatuan, karena dengan batas sistem ini fungsi dan tugas dari
subsistem yang satu dengan lainnya berbeda tetapi tetap saling
9
berinteraksi. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope)
dari sistem tersebut.
3. Lingkungan Luar Sistem (System Environment)
Segala sesuatu diluar dari batas sistem yang mempengaruhi operasi dari
suatu sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan
atau merugikan. Lingkungan luar yang menguntungkan harus dipelihara
dan dijaga agar tidak hilang pengaruhnya, sedangkan lingkungan luar
yang merugikan harus dimusnahkan dikendalikan agar tidak
mengganggu operasi sistem.
4. Penghubung Sistem (System Interface)
Merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem
yang lainnya. Untuk membentuk satu kesatuan, sehingga sumber-
sumber daya mengalir dari subsistem yang satu ke subsistem yang
lainnya. Dengan kata lain output dari suatu subsistem akan menjadi
input dari subsistem yang lainnya.
5. Masukan Sistem (System Input)
Merupakan energi yang dimasukkan ke dala m sistem. Masukan dapat
berupa Masukan Perawatan (Maintenance Input) adalah energi yang
dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Masukan Sinyal
(Signal Input) adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran.
Sebagai contoh didalam sistem komputer, program adalah
maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya
dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.
6. Keluaran Sistem (System Output)
10
Merupakan hasil dari energi yang diolah oleh sistem meliputi keluaran
yang berguna, contohnya Informasi yang dikeluarkan oleh komputer.
Dan Keluaran yang tidak berguna yang dikenal sebagai sisa
pembuangan, contohnya panas yang dikeluarkan oleh komputer.
7. Pengolahan Sistem (System Process)
Merupakan bagian yang memproses masukan untuk menjadi keluaran
yang diinginkan. Contoh CPU pada Komputer, Bagian Produksi yang
mengubah bahan baku menjadi barang jadi, Bagian akuntansi yang
mengolah data transaksi menjadi laporan keuangan.
8. Sasaran Sistem (System Objective)
Setiap sistem pasti mempunyai tujuan ataupun sasaran yang
mempengaruhi input yang dibutuhkan dan output yang dihasilkan.
Dengan kata lain suatu sistem akan dikatakan berhasil kalau
pengoperasian sistem itu mengenai sasaran atau tujuannya. Sistem yang
tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya.
2.1.3 Klasifikasi Sistem
Menurut Sutabri (2012:22) “Sistem merupakan suatu bentuk integrasi
antara satu komponen dan komponen lain karena sistem memiliki sasaran
yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi yang ada didalam sistem
tersebut”. Sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara suatu
komponen dengan komponen yang lainnya, karena sistem memiliki
sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi.
Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, yaitu :
11
1. Sistem Abstrak (Abstract System) dan Sistem Fisik (Physical System)
Sistem Abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang
tidak tampak secara fisik, misalnya Sistem Teologia, yaitu sistem yang
berupa pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan. Sedangkan
sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik, misalnya sistem
komputer, sistem produksi, sistem penjualan, sistem administrasi
personalia dan lain sebagainya.
2. Sistem Alamiah (Natural System) dan Sistem Buatan Manusia (Human
Made System)
Sistem lamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam tidak
dibuat oleh manusia misalnya sistem perputaran bumi, terjadinya siang
dan malam, pergantian musim. sedangkan sistem buatan manusia
merupakan sistem yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin
yang disebut human machine system.
3. Sistem Tertentu (Deterministic System) dan Sistem Tak Tentu
(Probabilistic System)
Sistem deterministik adalah sistem yang beroperasi dengan tingkah laku
yang dapat diprediksi misalnya sistem komputer. Sedangkan sistem
probabilistik adalah kondisi yang masa depannya tidak dapat diprediksi
karena mengandung unsur probabilitas, contohnya sistem ramalan
perkiraan cuaca.
4. Sistem Terbuka (Open System) dan Sistem tertutup (Closed System)
Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan
terpengaruh oleh lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis
12
tanpa campur tangan pihak luar, sedangkan sistem terbuka adalah
sistem yang berhubungan dan dipengaruhi oleh lingkungan luarnya.
Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk
subsistem lainnya.
2.1.4 Daur Hidup Sistem
Menurut Sutabri (2012:27) “Siklus hidup sistem (System Life Cicle)
adalah proses evolusioner yang diikuti dalam menerapkan sistem
atausubsistem informasi berbasis komputer”. Siklus hidup sistem terdiri
atas serangkaian tugas yang erat mengikuti langkah-langkah pendekatan
sistem, karena tugas-tugas tersebut mengikuti pola yang teratur dan
dilakukan secara top down.
Pembangunan sistem hanyalah salah satu dari rangkaian daur hidup
suatu sistem. Meskipun demikian, proses ini merupakan aspek yang sangat
penting. Kita akan melihat beberapa fase atau tahapan dari daur hidup
suatu sistem, antara lain:
1. Mengenali adanya kebutuhan
Sebelum segala sesuatunya terjadi, timbul suatu kebutuhan yang harus
dapat dikenali. Kebutuhan dapat terjadi sebagai hasil perkembangan
dari organisasi dan volume yang meningkat melebihi kapasitas dari
sistem yang ada. Semua kebutuhan ini harus dapat didefinisikan secara
jelas tanpa adanya kejelasan dari kebutuhan yang ada, pembangunan
sistem akan kehilangan arah dan efektifitasnya.
2. Pembangunan sistem
13
Suatu proses atau seperangkat prosedur yang harus diikuti untuk
menganalisis kebutuhan yang timbul dan membangun suatu sistem
untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut.
3. Pemasangan sistem
Pemasangan sistem merupakan tahap yang penting dalam daur hidup
sitem. Peralihan dari tahap pembangunan menuju tahap operasional
terjadi pemasangan sistem yang sebenarnya, yang merupakan langkah
akhir dari suatu pembangunan sistem.
4. Pengoperasian sistem
Program-program komputer dan prosedur-prosedur pengoprasian yang
membentuk suatu sistem informasi semuanya bersifat statis. Sedangkan
organisasi ditunjang oleh sistem informasi yang selalu mengalami
perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan kegiatan bisnis,
perubahan peraturan dan kebijaksanaan ataupun kemajuan teknologi.
Untuk mengatasi perubahan tersebut sistem harus diperbaiki atau
diperbaharui.
5. Sistem menjadi usang
Tibalah saatnya secara ekonomis dan teknis sistem yang ada sudah
tidak layak lagi untuk dioperasikan dan sistem baru yang akan
menggantikannya.
2.1.5 Konsep Dasar Informasi
Informasi adalah data yang telah diklasifikasi atau diolah atau
diinterprestasi untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan.
14
Sistem pengolahan informasi akan mengolah data menjadi informasi atau
tepatnya mengolah data dari bentuk tak berguna menjadi berguna bagi
penerimanya. Nilai informasi berhubungan dengan keputusan. Bila tidak
ada pilihan atau keputusan, maka informasi menjadi tidak diperlukan.
Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaat lebih efektif dibandingkan
dengan biaya mendapatkannya.
Sumber dari informasi adalah data. Data adalah kenyataan yang
menggambarkan suatu kejadian-kejadian (event) dan kesatuan nyata (fact
and entity). Kejadian-kejadian adalah sesuatu yang terjadi pada saat yang
tertentu. Kesatuan nyata adalah berupa suatu objek nyata seperti tempat,
benda, dan orang yang betul-betul ada dan terjadi.
Data merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian serta
merupakan suatu kesatuan yang nyata dan merupakan suatu bentuk yang
masih mentah yang belum dapat bercerita banyak sehingga perlu diolah
lebih lanjut melalui suatu model untuk menghasilkan informasi.
Kualitas dari suatu informasi (quality of information) tergantung dari
3 hal, yaitu harus akurat (accurate), tepat pada waktunya (timeliness), dan
relevan (relevance).
1. Akurat (accurate)
Berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak
menyesatkan. Akurat juga berarti harus jelas mencerminkan
maksudnya.
2. Tepat Pada Waktunya (timeliness)
15
Berarti informasi yang datang kepada penerima tidak boleh terlambat.
Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi karena
informasi merupakan landasan didalam pengambilan keputusan.
3. Relevan (relevance)
Berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya
karena informasi yang tidak relevan jelas tidak akan mendapat
perhatian sama sekali dari si penerima informasi.
Nilai Informasi (value of information) ditentukan oleh dua hal, yaitu
manfaat dari biaya mendapatkannya, suatu informasi dikatakan bernilai
bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya.
Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa informasi yang digunakan dalam
suatu sistem informasi umumnya digunakan untuk beberapa kegunaan,
sehingga tidak memungkinkan dan sulit untuk menghubungkan suatu
bagian informasi pada suatu masalah tertentu dengan biaya untuk
memperolehnya, karena sebagian besar informasi tidak dapat persis
ditaksir keuntungannya dengan satuan nilai uang, tetapi dapat ditaksir nilai
efektifitasnya. Pengukuran nilai informasi biasanya dihubungkan dengan
analis cost effectiveness atau cost benefit.
2.1.6 Konsep Dasar Sistem informasi
Sistem Informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi haria yang mendukung
fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi
dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu
16
dengan laporan-laporan yang diperlukan. Sistem informasi terdiri dari
komponen-komponen yang disebut dengan blok bangunan (Building
Block) yang terdiri dari:
a. Blok Masukan (Input Block)
Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi, disini
termasuk metode dan media untuk menangkap data yang akan
dimasukan, ytang berupa dokumen-dokumen dasar.
b. Blok Model (Model Block)
Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan matematika
yang akan memanipulasi input dari data yang tersimpan dibasis
data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran
yang diinginkan.
c. Blok Keluaran (Output Block)
Produk dari keluaran sistem informasi adalah keluaran yang
merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang
berguna untuk semua tingkat manajemen serta semua pemakai
sistem.
d. Blok Teknologi (Technology Block)
Teknologi merupakan “tool box” dalam sistem informasi,
teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model,
menyimpan, dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan
keluaran dan membentuk pengendalian dari sistem secara
keseluruhan. Teknologi terdiri dari tiga bagian utama yaitu teknisi
17
(brainware), perangkat lunak (software) dan perangkat keras
(hardware)
e. Blok Basis Data (Database Block)
Basis data (Database) merupakan kumpulan data yang saling
berkaitan dan berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan
diperangkat keras computer digunakan perangkat untuk
memanipulasinya. Basis data di akses atau dimanipulasikan
menggunakan perangkat lunak paket yang disebut dengan DBMS
(Database Management System)
f. Blok Kendali (Control Block)
Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana
alam, api, temperature, air, debu, kecurangan-kecurangan,
kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, ketidak efisiannya,
sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu
dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang
dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi
kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.
2.1.7 Sistem Informasi Manajemen
Sistem Informasi Manajemen merupakan suatu sistem informasi yang
digunakan oleh organisasi untuk mengelola semua transaksi yang
mendukung fungsi manajemen, dan bisa berguna untuk pengambilan
keputusan. Atau sistem informasi manajemen yakni sistem informasi yang
menghasilkan Output dengan masukan Input dan berbagai proses lainnya
18
yang hasilnya dibutuhkan untuk tujuan tertentu dalam kegiatan
manajemen. Sistem Informasi manajemen sering sekali disebut dengan
SIM, hasil dari SIM umumnya selalu menjadi pertimbangan untuk
mengambil keputusan dalam suatu organisasi. Dengan menggunakan
Sistem Informasi Manajemen berbagai macam pekerjaan yang ada
hubungannya dengan analisis manajemen selalu bisa diselesaikan dengan
cepat. Sistem Informasi Manajemen bisa berjalan secara baik bila
didukung dengan teknologi yang canggih, sumber daya manusia yang
berkualitas dan komitmen organisasi. Sistem Informasi Manajemen sangat
bermanfaat untuk mendukung fungsi manajemen, operasional, dan
pengambilan keputusan.
2.1.8 Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Sutabri (2012:83) “Sistem informasi Akuntansi (SIA) adalah
sebuah sistem informasi yang menangani segala sesuatu yang berkenaan
dengan Akuntansi. Akuntansi sendiri sebenarnya adalah sebuah sistem
informasi”.
Tujuan sistem informasi akuntansi adalah untuk menyediakan
informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan yang
dilaksanakan oleh aktivitas yang disebut pemrosesan informasi. Sebagian
dari keluaran yang diperlukan oleh pemrosesan transaksi , seperti laporan
keuangan dari sistem pemrosesan transaksi. Namun sebagian besar
diperoleh dari sumber lain, baik dari dalam maupun dari luar perusahaan.
Pengguna utama pemrosesan tramsaksi adalah manajer perusahaan
19
2.1.9 Piutang
A. Pengertian Piutang
Menurut Kieso (2013:368) menyatakan bahwa yang dimaksud
dengan piutang adalah “Piutang didefinisikan sebagai jumlah yang
dapat ditagih dalam bentuk tunai dari seorang atau perusahaan lain.”
Sedangkan menurut Hadri (2008:198) menyatakan bahwa yang
dimaksud dengan piutang adalah “Piutang dagang merupakan hak klaim
atau tagihan berupa uang atau bentuk lainnya kepada seseorang atau
suatu perusahaan.”
Menurut Warren (2013:442) menyatakan bahwa yang dimaksud
dengan piutang adalah “Piutang meliputi semua klaim dengan bentuk
uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu, perusahaan atau
organisasi lainnya.”
Sedangkan menurut Horngren dan Harrison (2007:436)
mendefinisikan bahwa “Piutang (Receivable) adalah klaim moneter
terhadap pihak lain.”
Dari beberapa definisi yang telah diungkapkan diatas, dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan piutang adalah semua
tuntutan atau tagihan kepada pihak lainnya dalam bentuk uang yang
timbul dari penjualan barang atau jasa secara kredit, dan pinjaman dana
perusahaan.
20
B. Klasifikasi Piutang
Menurut Warren (2013:442) menjelaskan bahwa piutang dapat
diklasifikasikan menjadi 3 jenis yaitu:
1. Piutang Usaha (Account Receivable )
Piutang usaha timbul dari penjualan secara kredit agar dapat
menjual lebih banyak produk dan jasa kepada pelanggan. Transaksi
paling umum yang menciptakan piutang usaha adalah penjualan
barang dan memberikan jasa secara kredit. Piutang tersebut dicatat
dengan mendebit akun piutang usaha. Piutang semacam ini
normalnya diperkirakan akan tertagih dalam periode waktu yang
relative pendek, seperti 30-60 hari. Piutang usaha diklasifikasikan
dineraca sebagai aktiva lancar.
2. Wesel tagih (notes receivable)
Wesel tagih adalah jumlah yang terutang bagi pelanggan disaat
perusahaan telah menerbitkan surat utang formal. Sepanjang wesel
tagih diperkirakan akan tertagih dalam setahun, maka biasanya
diklasifikasikan dalam neraca sebagai aktiva lancar. Wesel biasanya
digunakan untuk menyelesaikan piutang usaha pelanggan. Bila
wesel tagih dan piutang usaha berasal dari transaksi penjualan,
maka hal itu kadang-kadang disebut sebagai piutang dagang (trade
receivable)
3. Piutang Lainnya (other receivable)
Piutang lainnya biasanya disajikan secara terpisah dalam neraca.
Jika piutang ini diharapkan akan tertagih dalam satu tahun, maka
21
piutang tersebut diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar, dan
dilaporkan dibawah judul investasi. Piutang lain-lain meliputi
piutang bunga, piutang pajak, dan piutang pejabat atau karyawan
perusahaan.
C. Pengertian Sistem Pembayaran Piutang
Secara umum pengertian pembayaran piutang adalah tagihan
perusahaan atas penjualan barang atau jasa secara kredit. Sistem
Pembayaran Piutang ini digunakan untuk menambah pemasukan uang
perusahaan dan untuk kelancaran perputaran uang perusahaan, karena
apabila penjualan tinggi tapi tidak sejalan dengan pembayaran maka
perusahaan akan mengalami kesulitan dalam keuangan. Piutang usaha
yang tidak dapat ditagih oleh perusahaan dianggap sebagai kerugian
dan harus dihapuskan dari pembukuan. Sebab adanya penghapusan
piutang misalnya debitur dinyatakan pailit atau meninggal dunia atau
tidak ditemukan alamatnya alias kabur.
2.2. Peralatan Pendukung (Tool System)
Peralatan pendukung (Tool System) merupakan alat yang dapat
digunakan untuk menggambarkan bentuk logika model dari suatu sistem.
Adapun Tool System yang digunakan penulis untuk merancang model
sistem adalah :
2.2.1 Unified Modeling Language (UML)
A. Definisi Unified Modeling Language (UML)
22
Menurut Widodo, (2011:6), “UML adalah bahasa pemodelan
standar yang memiliki sintak dan semantik”.
Menurut Nugroho (2010:6), ”UML (Unified Modeling Language)
adalah bahasa pemodelan untuk sistem atau perangkat lunak yang
berparadigma (berorientasi objek).” Pemodelan (modeling)
sesungguhnya digunakan untuk penyederhanaan permasalahan-
permasalahan yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih mudah
dipelajari dan dipahami.
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa UML adalah sebuah bahasa yang berdasarkan
grafik atau gambar untuk menvisualisasikan, menspesifikasikan,
membangun dan pendokumentasian dari sebuah sistem pengembangan
perangkat lunak berbasis Objek (Object Oriented programming).
B. Langkah-Langkah Penggunaan Unified Modeling Language (UML)
Menurut Henderi (2008:6), langkah-langkah penggunaan Unified
Modeling Language (UML) sebagai berikut:
1. Buatlah daftar business process dari level tertinggi untuk
mendefinisikan aktivitas dan proses yang mungkin muncul.
2. Petakan use case untuk setiap business process untuk
mendefinisikan dengan tepat fungsional yang harus disediakan oleh
sistem, kemudian perhalus use case diagram dan lengkapi dengan
requirement, constraints dan catatan-catatan lain.
23
3. Buatlah deployment diagram secara kasar untuk mendefinisikan
arsitektur fisik sistem.
4. Definisikan requirement lain non fungsional, security dan
sebagainya yang juga harus disediakan oleh sistem.
5. Berdasarkan use case diagram, mulailah membuat activity
diagram.
6. Definisikan obyek-obyek level atas package atau domain dan
buatlah sequence dan atau collaboration untuk tiap alur pekerjaan,
jika sebuah use case memiliki kemungkinan alur normal dan error,
buat lagi satu diagram untuk masing-masing alur.
7. Buatlah rancangan user interface model yang menyediakan antar
muka bagi pengguna untuk menjalankan skenario use case.
8. Berdasarkan model-model yang sudah ada, buatlah class diagram.
Setiap package atau domian dipecah menjadi hirarki class lengkap
dengan atribut dan metodenya. Akan lebih baik jika untuk setiap
class dibuat unit test untuk menguji fungsionalitas class dan
interaksi dengan class lain.
9. Setelah class diagram dibuat, kita dapat melihat kemungkinan
pengelompokkan class menjadi komponen-komponen karena itu
buatlah component diagram pada tahap ini. Juga, definisikan test
integrasi untuk setiap komponen meyakinkan ia bereaksi dengan
baik.
24
10. Perhalus deployment diagram yang sudah dibuat. Detilkan
kemampuan dan requirement piranti lunak, sistem operasi,
jaringan dan sebagainya. Petakan komponen ke dalam node.
11. Mulailah membangun sistem. Ada dua pendekatan yang tepat
digunakan:
1. Pendekatan use case dengan mengassign setiap use case
kepada tim pengembang tertentu untuk mengembangkan unit
kode yang lengkap dengan test.
2. Pendekatan komponen yaitu mengassign setiap komponen
kepada tim pengembang tertentu.
C. Konsep Pemodelan Menggunakan UML
Menurut Nugroho (2010:10), Sesungguhnya tidak ada batasan yag
tegas diantara berbagai konsep dan konstruksi dalam UML, tetapi
untuk menyederhanakannya, kita membagi sejumlah besar konsep dan
dalam UML menjadi beberapa view. Suatu view sendiri pada dasarnya
merupakan sejumlah konstruksi pemodelan UML yang
merepresentasikan suatu aspek tertentu dari sistem atau perangkat
lunak yang sedang kita kembangkan. Pada peringkat paling atas,
view-view sesungguhnya dapat dibagi menjadi tiga area utama, yaitu:
klasifikasi struktural (structural classification), perilaku dinamis
(dinamic behaviour), serta pengolahan atau manajemen model (model
management).
25
D. Bangunan Dasar Metodologi Unified Modeling Language (UML)
Menurut Nugroho (2010:117. Bangunan dasar metodologi UML
menggunakan tiga bangunan dasar untuk mendeskripsikan
sistem/perangkat lunak yang akan dikembangkan, yaitu:
1. Sesuatu (things)
Ada 4 (empat) things dalam UML, yaitu:
a. Structural things
Merupakan bagian yang relatif statis dalam model Unified
Modeling Language (UML). Bagian yang relatif statis dapat berupa
elemen-elemen yang bersifat fisik maupun konseptual.
b. Behavioral things
Merupakan bagian yang dinamis pada model Unified Modeling
Language (UML), biasanya merupakan kata kerja dari model
Unified Modeling Language (UML), yang mencerminkan perilaku
sepanjang ruang dan waktu.
c. Grouping things
Merupakan bagian pengorganisasi dalam Unified Modeling
Language (UML). Dalam penggambaran model yang rumit kadang
diperlukan penggambaran paket yang menyederhanakan model.
Paket-paket ini kemudian dapat didekomposisi lebih lanjut. Paket
berguna bagi pengelompokkan sesuatu, misalnya model-model dan
subsistem-subsistem.
d. Annotational things
26
Merupakan bagian yang memperjelas model Unified Modeling
Language (UML) dan dapat berupa komentar-komentar yang
menjelaskan fungsi serta ciri-ciri setiap elemen dalam model
Unified Modeling Language (UML).
2. Relasi (Relationship)
Ada 4 (empat) macam relationship dalam Unified Modeling
Language (UML), yaitu:
a. Ketergantungan
Merupakan hubungan dimana perubahan yang terjadi pada suatu
elemen mandiri (independent) akan mempengaruhi elemen yang
bergantung padanya elemen yang tidak mandiri (dependent).
b. Asosiasi
Merupakan apa yang menghubungkan antara objek satu dengan
objek lainnya, bagaimana hubungan suatu objek dengan objek
lainnya. Suatu bentuk asosiasi adalah agregasi yang menampilkan
hubungan suatu objek dengan bagian-bagiannya.
c. Generalisasi
Merupakan hubungan dimana objek anak (descendent) berbagi
perilaku dan struktur data dari objek yang ada diatasnya objek
induk (ancestor). Arah dari atas ke bawah dari objek induk ke
objek anak dinamakan spesialisasi, sedangkan arah berlawanan
sebaliknya dari arah bawah ke atas dinamakan generalisasi.
d. Realisasi
Merupakan operasi yang benar-benar dilakukan oleh suatu objek.
27
E. Jenis-Jenis Diagram UML (Unified Modeling Language)
Menurut Widodo (2011:10), Berikut ini adalah definisi mengenai 9
diagram UML:
1. Class Diagram : Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan
himpunan kelas-kelas, antarmuka-antarmuka, kolaborasi-
kolaborasi, drts relasi-relasi.
2. Package Diagram : Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan
kumpulan kelas-kelas, merupakan bagian dari diagram komponen.
3. Use Case Diagram : Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan
himpnan use-case dan aktor- aktor (suatu jenis khusus dari kelas).
4. Sequence Diagram : Bersifat dinamis. Diagram urutan adalah
diagram interaksi yang menekankan pada pengiriman pesan dalam
waktu tertentu.
5. Communication Diagram : Bersifat dinamis. Diagram sebagai
pengganti diagram kolaborasi UML 1.4 yang menekankan
organisasi struktural dari objek- objek yang menerima serta
mengirim pesan.
6. State Chart Diagram : Bersifat dinamis. Diagram status
memperlihatkan keadaan- keadaan pada sistem, memuat status
(state), transisi, kejadian serta aktifitas.
7. Activity Diagram : Bersifat dinamis. Diagram aktivitas adalah tipe
khusus dari diagram status yang memeperlihatkan aliran dari suatu
aktivitas ke aktivitas lainnya dalam suatu sistem.
28
8. Component Diagram : Bersifat statis. Diagram komponen ini
memperlihatkan organisasi kebergantungan sistem/ perangkat
lunak pada komponen- komponen yang telah ada sebelumnya.
9. Deployment Diagram : Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan
konfigurasi saat aplikasi dijalankan (run-time)
2.2.2. Entity Relatiation Diagram (ERD)
A. Devinisi Entity Relatiation Diagram (ERD)
Menurut Brady dan Loonam (2010), Entity Relatiation Diagram
(ERD) merupakan teknik yang digunakan untuk memodelkan
kebutuhan data dari suatu organisasi, biasanya oleh System Analys
dalam tahap analisis persyaratan proyek pembangunan system.
Sementara seolah olah teknik diagram atau alat peraga memberikan
dasar untuk desain database relasional yang mendasari sistem
informasi yang dikembangkan.
B. Jenis – Jenis Atribut dalam ERD
1. Identifier (Key) digunakan untuk menentukan suatu entity secara
unik (Primary Key)
2.Descriptor (nonKey Attribute) digunakan untuk
menspesifikasikan karakteristik dari suatu entity yang tidak
unik.
2.2.3. Logical Record Structure (LRS)
Menurut Lestari (2013) “Logical Record Structure dibentuk
dengan nomor tipe record. Beberapa tipe record digambarkan oleh kotak
empat persegi panjang dan dengan nama yang unik”.
29
Perbedaan LRS dengan ERD dan tipe record berada diluar field
tipe record ditempatkan. LRS terdiri dari link –link diantara tipe record.
Link ini menunjukkan arah dari satu tipe record lainnya. Banyak link dari
LRS yang diberi tanda field-field yang kelihatan pada kedua link type
record. Penggambaran LRS mulai dengan menggunakan model yang
dimengerti. Dua metode yang dapat digunakan, dimulai dengan hubungan
kedua model yang dapat dikonversikan ke LRS. Metode yang lain dimulai
dengan Entity Relationship Diagram dan langsung dikonversikan ke LRS.
Berikut tahapan transformal ERD ke LRS menurut Wulandari (2013:15-
16) Konversi ERD ke LRS, Entity Relationship Diagram harus diubah
kebentuk LRS struktur record secara logis. Dari bentuk LRS inilah yang
nantinya dapat ditranformasikan ke bentuk relasi tabel. Konversi ERD ke
LRS sebuah model sistem yang digambarkan dengan sebuah model sistem
yang digambarkan dengan sebuah ERD akan mengikuti pola pemodelan
tertentu.