bab ii landasan teori...tujuan sumber daya manusia menurut ansory dan indasari ( 2018:61) tujuan...
TRANSCRIPT
1
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia
2.1.1. Pengertian Sumber Daya Manusia
Menurut Nawawi (2016:40)“Manajemen sumber daya manusia adalah
manusia yang bekerja di lingkungan suatu organisasi (disebut juga personil, tenga
kerja,pekerja atau karyawan )
Adapun menurut Methis dan Jackson dalam Widodo (2015:3) manajemen
sumber daya manusia dapat diartikan sebagai “ilmu dan seni yang mengatur
hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efesien dalam dalam
penggunaan kemapuan manusia agar dapat mencapai tujuan di setiap perusahaan”
Menurut Ansory dan indasari (2018:59) manajamen manusia adalah
“individu yang bekerja sebagai penggerak suatu organisasi, baik institusi maupun
perusahaan dan berfungsi sebagai aset yang harus dilatih dan dikembangkan
kemampuannya “ .
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Sumber Daya
Manusia adalah ilmu pemanfaatan dan kegiatan yang berupa penarikan, seleksi,
pengembangan, serta pemeliharaan, sebagai seni yang mengatur hubungan dan
peranan kerja yang efektif dan efesien serta individu yang dapat membantu dalam
keberhasilan sebuah perusahaan atau organisasi
8
2.1.2. Tujuan Sumber Daya Manusia
Menurut Ansory dan Indasari ( 2018:61) tujuan sumber daya manusia
terdiri dari 4 tujuan inti, yaitu :
1. Tujuan Organisasi yaitu diajukan untuk dapat mengenali keberadaan
sumberdaya manusia dalam meberikan kontribusi pada pencapaian efektivitas
organisasi. Walaupun secara formal suatau departemen sumberdaya manusia
diciptakan untuk dapat membantu para manajer, namun demikian para manajer
tetap bertanggung jawab terhadap karyawan. Departemen sumber daya manusia
membantu para manajer dalam menangani hal-hal yang berhubungan dengan
sumber daya manusia
2. Tujuan Fungsional yaitu diajukan untuk memepertahankan kontribusi
departemen pada tingkat yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.
3. Tujuan Sosial yaitu diajukan secara etis dan sosial merespon terhadap
kebutuhan-kebutuhan dan tantangan-tantangan masyarakat melalui tindakan
meminimalisasi dampak negatif terhadap organisasi. Kegagalan organisasi
dalam menggunakan sumber dayanya dapat menyebabkan hambatan bagi
masyarakat.
4. Tujuan Personal yaitu untuk membantu karyawannya dalam pencapaian
tujuannya, minimal tujuan-tujuan yang dapat mempertinggi kontribusi
individual terhadap organisi
9
2.2. Rekrutmen
2.2.1. Pengertian Rekrutmen
Menurut Badriyah (2017:87) “Perekrutan merupakan proses mencari,
menemukan, dan menarik pelamar untuk mendapat persediaan calon pelamar
sehingga pilihan terhadap calon pekerjaan yang dianggap memenuhi standar
kualifikasi. Proses rekrutmen berlangsung mulai saat mencari pelamar hingga
pengajuan lamaran oleh pelamar.”
Menurut McKenna dalam Cakra dkk., (2015:10) “Rekrutmen merupakan
proses penarikan sekelompok kandidat untuk mengisi posisi yang kosong, dan
seleksi perupakan teknik pemilihan anggota baru organisasi dari kandidat yang
tersedia. Untuk seleksi ada beberapa teknik yang bisa digunakan”
menurut Ardana dalam Nugraha (2017:5) “Rekrutmen merupakan tindak
lanjut dari fungsi manajemen yang pertama yaitu pengadaan tenaga kerja.
Perekrutan adalah suatu proses mencari tenaga kerja dan mendorong serta
memberikan suatu harapan dari mereka untuk melamar pekerjaan pada
perusahaan.”
Menurut Hasibuan dalam Nugraha (2017:5) “mengatakan rekrutmen adalah
fungsi operasional pertama MSDM. Pengadaan karyawan merupakan masalah
penting, sulit, dan kompleks karena untuk mendapatkan dan menempatkan orang-
orang serasi, serta efektif tidaklah semudah membeli dan menempatkan mesin.”
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat diambil sebuah pengertian
bahwa rekrutmen adalah proses atau tindakan yang dilakukan oleh perusahaan
untuk mendapatkan tambahan karyawan yang melalui tahapan yang mencakup
10
identifikasi dan evaluasi sumber-sumber penarikan karyawan, menentukan
kebutuhan karyawan yang diperlukan orang kompeten, serasi, serta efektif tidaklah
semudah membeli dan menempatkan mesin.
2.2.2 Tujuan Rekrutmen
Menurut Zainal dkk.(2015:120) “Rekrutmen adalah serangkain kegiatan
yang dimulai ketika sebuah perusahaan atau organisasi memerlukan tenaga keja dan
membuka lowongan sampai mendapatkan calon karyawan yang diinginkan sesuai
dengan jabatan atau lowongan yang ada. Dengan demikian, tujuan rekrutmen
adalah menerima pelamar sebanyak-banyaknya sesuai dengan kualifikasi
kebutuhan perusahaan dari berbagai sumber, sehingga memeungkinkan akan
terjaring calon karyawan dengan kualitas tertinggi dari yang terbaik.”
2.2.3 Proses Rekrutmen
Proses dalam Rekrutment meliputi beberapa point penting, Menurut
Simamora (2014:179) :
1. Penyusunan strategi untuk merekrut
Didalam penyusunan strategi ini departemen sumber daya manusia
bertanggung jawab didalam menentukan kualifikasi-kualifikasi pekerjaan,
bagaimana karyawan akan direkrut, di mana , dan kapan
2. Pencarian pelamar-pelamar kerja
Setelah rencana dan strategi perekrutann disusun, aktivitas perekrutan
sesunggunya bisa berlangsung, melalui sumber-sumber perekrutan yang ada.
Banyak atau sedikitnya pelamar dipengaruhi oleh usaha dari pihak perekrut di
dlam menginformasikan lowongan, salah satunya adanya ikatan kerjasama yang
11
baik antara perusahaan dengan sumber-sumber perekrut eksternal seperti
sekolah, university.
3. Penyisihan pelamar-pelamar yang tidak cocok/ penyaringan
Setelah lamaran lamaran diterima, haruslah disaring guna menyisihkan
individu yang tidak memenuhi syarat berdasarkan kualifikasi-kualifikasi
pekerjaan. Di dalam proses ini memerlukan perhatian besar khususnya untuk
membendung diskualifikasi karena alasan yang tidak tepat, sehingga di dalam
proses ini dibutuhkan kecermatan dalam penyaring.
4. Pembuatan kumpulan pelamar
Kelompok pelamar (applicant pool) terdiri atas individu-individu yang telah
ssesuai dengan Kualifikasi-kualifikasi yang telah ditetapkam oleh perekrut dan
merupakan kandidat yang layak untuk posisi yang dibutuhkan
2.2.4 Metode Rekrutmen
Menurut Faustino Cardoso Gomes dalam Sunandar & Satar, (2016:27)
Metode rekrutmen terbagi menjadi dua macam, yaitu:
1. Metode Rekrutmen Internal
a. Penempatan Pekerjaan
Dalam metode ini, posisi yang lowong diumumkan lewat bulletin atau
papan pengumuman perusahaan. Prosedur penempatan pekerjaan membuat
karyawan berusaha keras untuk mencapai posisi yang lebih baik dalam
perusahaan.
12
b. Inventarisasi Keahlian
Pada umumnya, inventarisasi keahlian meliputi daftar nama karyawan,
pendidikan, pelatihan, posisi sekarang, pengalaman kerja, keahlian dan
kemampuan pekerjaan yang terkait, dan kualifikasi lainnya. Perusahaan dapat
meneliti melalui inventarisasi keahlian untuk mengidentifikasi calon potensial
untuk mengisi lowongan kerja di posisi tertentu, melalui penggunaan komputer.
c. Penawaran Pekerjaan
Metode ini secara khusus merinci semua pekerjaan yang tercakup dalam
pekerjaan yang harus diisi oleh pelamar yang berkualifikasi dari unit perusahaan
yang menawarkannnya. Mereka yang tertarik pada lowongan kerja tersebut
dapat menawarkan diri dengan cara melamar, asalkan mereka berkualifikasi.
Posisi dapat diisi oleh individu yang paling berpengalaman dari para pelamar
yang berkualifikasi.
d. Rekomendasi Karyawan
Sumber informasi yang paling berharga adalah karyawan sekarang
yang mungkin mengetahui seseorang yang berkualifikasi dan tertarik dengan
posisi kerja yang lowong. Untuk karyawan yang diusulkan sebagai calon,
perusahaan dapat menawarkan bonus kepada karyawan
2. Metode Rekrutmen Eksternal
a. Institusi Pendidikan
13
Rekrutmen karyawan dapat berasal dari kalangan lembaga pendidikan, mulai
dari sekolah menengah umum dan kejuruan sampai perguruan tinggi. Pada
umumnya, mereka yang diterima dalam rekrutmen harus mengikuti pelatihan,
sesuai dengan bidang atau posisi pekerjaan yang akan diterimanya. Hasil
pelatihan akan menentukan apakah proses seleksi akan memutuskan menerima
atau menolak pelamar. Mereka yang direkrut dari perguruan tinggi biasanya
dirancang untuk ditempatkan pada posisi manajerial, profesional, dan keahlian
teknis.
b. Iklan
Iklan merupakan salah satu jalur menarik calon pelamar. Media yang
digunakan dapat berbentuk surat kabar, majalah, jurnal ilmiah, dan bentuk
media lainnya seperti radio atau televisi.
c. Agen Pemerintah
Setiap pemerintah memiliki agen atau divisi penempatan tenaga kerja yang
dikelola oleh Departemen Tenaga Kerja (Depnaker). Setiap pelamar harus
mendaftar terlebih dahulu ke Depnaker. Pemerintah menginformasikan secara
terbuka melalui pengumuman tertulis tentang lowongan kerja di suatu
perusahaan. Informasi tersebut dapat di akses secara langsung atau tidak
langsung dari sumbernya.
14
d. Agen Swasta
Seperti layaknya penyalur tenaga kerja pada umumnya, agen swasta secara
aktif akan mencari bahkan memperoleh informasi tentang lowongan kerja
dari perusahaan tertentu.
e. Perusahaan Penarik Tenaga Eksekutif
Beberapa agen pencari tenaga kerja menfokuskan upaya-upaya mereka untuk
mencari karyawan tingkat manajer eksekutif. Pencariannya sangat agresif dan
proaktif sebagai bagian tugas dari posisi perusahaan yang berfungsi sebagai
konsultan. Calon karyawan yang biasanya direkrut adalah tenaga-tenaga
profesional dan berkeahlian tinggi, seperti tenaga eksekutif pemasaran,
tenaga eksekutif produksi, manajer umum, dan sebagainya.
2.2.5. Sumber-Sumber Rekrutmen
Sumber-sumber rekrutmen bisa berasal dari Internal maupun eksternal
A. Sumber Internal
Sumber internal menurut Hasibuan dalam Diana (2018:41) adalah”
karyawan yang akan mengisi lowongan kerja yang diambil dari dalam perusahaan
tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan cara melakukan mutasi atau memindahkan
karyawan yang memenuhi spesifikasi jabatan atau pekerjaan tersebut. Pemindahan
karyawan bersifat vertikal (Promosi atau demosi) maupun bersifat horizontal. jika
masih ada karyawan yang memenuhi spesifikasi pekerjaan, sebaiknya perusahaan
mengambil dari dalam perusahaan khususnya untuk jabatan manajerial. Hal ini
sangat penting untuk memberian kesempatan promosi bagi karyawan yang ada.”
15
Adapun kebaikan dari sumber internal adalah:
1. Tidak terlalu mahal
2. Dapat memelihara loyalitas dan mendorong motivasi karyawan yang ada
3. Karyawan telah terbiasa dengan suasana dan budaya peusahaan.
Sedangakan kelemahan dari sumber internal yaitu :
1. Pembatasan bakat-bakat
2. Mengurangi peluang
3. Dapat meningkatkan puas diri
Adapun sumber-sumber internal melalui :
1. Penawaran terbuka untuk jabatan (Job Posting Program)
Rekrutmen terbuka ini merupakan sistem mencari pekerjaan yang memiliki
kemampuan yang tinggi untuk mengisi jabatan yang kososng dengan
memberikan kesempatan kepada semua karyawan yang berminat.
2. Perbantuan Pekerja (Departing Employees)
Rekrutmen ini dapat dilakukan melalui perbantuan pekerja untuk suatu
jabatan dari unit kerja lain.
B. Sumber eksternal
Menurut Hasibuan dalam Diana (2018:41) mengatakan bahwa sumber
eksternal adalah karyawan yang akan mengisi jabatan yang lowong yang dilakukan
perusahaan dari sumber-sumber yang berasal dari luar perusahaan. Sumber-sumber
eksternal berasal dari:
16
1. Kantor penempatan tenaga kerja
2. Lembaga-lembaga pendidikan
3. Referensi karyawan atau rekan kerja
4. Serikat-serikat buruh
5. Pencangkokan dari perusahaan lain
6. Nepotisme atau leasing
7. Pasar tenaga kerja dengan memasang iklan melalui media massa
8. Dan Sumber-sumber lainnya
2.3. Seleksi
2.3.1. Pengertian Seleksi
Seleksi menurut Hamali (2016:48) ialah “serangkaian langkah khusus yang
di gunakan untuk memutuskan calon angota mana yang akan di sewa. Proses di
mulai ketika calon tenaga kerja melamar pekerjaan dan berakhir degan keputusan
penyewaan.”
Adapun menurut Dubois dalam Suwatno dan Priansa (2016:89)
Mengatakan Bahwa “ Seleksi adalah mengurangi daftar pelamar dan menghasilkan
orang-orang yang paling memenuhi syarat untuk mencapai hasil yang diingkan.
Selama proses tersebut, praktisi sumber daya manusia mencob untuk memprdiksi
pemohon yang paling sukses dan terbaik, sesuai dengan pekerjaan dan budaya
perusahaan”
Menurut Zainal, dkk. (2015:126) Seleksi adalah “ Kegiatan dalam
manajemen SDM yang dilakukan setelah proses rekrutmen selesai dilaksanakan.
Hal ini berarti telah terkumpul sejumlah pelamar yang memenuhi syarat untuk
kemudian dipilih mana yang dapat ditetapkan sebagai karyawan dalam suatu
persusahaan.”
17
2.3.2. Tujuan Seleksi
Menurut Irianto dalam Nugraha, dkk. (2017:8) mengadakan proses seleksi
suatu perusahaan mempunyai tujuan prinsip dalam prosesnya, yaitu:
a. Untuk membantu organisasi membuat keputusan tentang individu yang
memiliki karakteristik yang paling memadu dengan atau memenuhi
persyaratan jabatan atau pekerjaan yang lowong
b. Memastikan bahwa calon pekerja yang ditawarkan dan organisasi secara
keseluruhan yang memungkinkan mereka dapat keputusan yang tepat untuk
bergabung dengan organisasi atau tidak.
c. Dari fakta yang tak terhindarkan adalah bahwa dalam proses seleksi terdapat
penyempitan bidang calon pekerjaan yang dibutuhkan yang akhirnya
mengarahkan pada penawaran pekerjaan pada satu orang atau sekelompok
kerja calon pekerjaan.
Menurut Charles Bahn dalam Suwatno (2016:88) “Tujuan seleksi adalah
penyaringan atau penyisihan terhadap mereka yang dinilai tidak cakap untuk
memangku jabatan menurut syarat-syarat organisasi.”
Dari tujuan seleksi yang di kemukakan oleh beberapa ahli tersebut dapat
ditarik kesimpulan bahwa suatu perusahaan mengadakan seleksi dalam penerimaan
karyawan pada dasarnya bertujuan untuk mendapatkan karyawan yang memiliki
kemampuan dan potensi, baik dalam sikap maupun tanggung jawab untuk
memangku suatu jabatan dalam melakukan suatu pekerjaan dengan baik di suatu
organisasi atau perusahaan. Dan dapat ditambahkan bahwa seleksi pegawai adalah
memperoleh karyawan yang paling tepat dalam kualitas maupun kuantitas dari
18
calon-calon yang akan ditariknya. Dan seleksi sangat berperan bila ternyata para
karyawan berprestasi baik sesuai dengan yang diharapkan.
2.3.3. Kualifikasi Seleksi
Tujuan seleksi pada akhirnya ialah mendapatkan tenaga kerja yang paling
efektif dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Dengan demikian merupakan suatu
keharusan bahwa dalam proses seleksi diadakan penilaian akan sifat-sifat dan
karakteristik pada diri pelamar.
Ini berarti bahwa tenaga kerja yang diterima adalah pelamar yang
memenuhi syarat-syarat sebagaimana yang ada dijob specification Bilamana tidak
terdapat pelamar yang memenuhi syarat tersebut, maka terbuka kemungkinan
menerima pelamar yang mendekati syarat- syarat tersebut, dengan cacatan waktu
pemenuhan sifat-sifat tersebut terealisir pada waktu yang akan datang misalnya
melalui pemberian saran-saran, latihan atau pendidikan.
Menurut Simamora dalam Andrian (2017:77) Pada umumnya beberapa kualifikasi
yang disebut dibawah menjadi dasar dalam seleksi pegawai. Kualifikasi-kualifikasi
tersebut adalah:
1. Keahlian merupakan salah satu kualifikasi yang utama yang menjadi dasar
dalam proses seleksi. Keahlian itu dapat digolongkan kedalam tiga macam
yaitu:
19
a. Technicall skill
jenis keahlian yang utama yang harus dimiliki oleh para pegawai
pelaksana.
b. Human skill
keahlian yang harus dimiliki oleh mereka yang akan memimpin beberapa
orang bawahan, jadi baik pemimpin tingkat rendah, menengah, maupun
pimpinan tertingga suatu keahlian yang harus dimiliki oleh mereka yang
akan memangku jabatan pucuk pimpinan, ia merupakan keahlian yang
dapat mengkoordinir segala aktivitas-aktivitas dari berbagai usaha untuk
tertuju kepada relisasi tujuan perusahaan.
c. Conceptual skill
keahlian atau kemampuan untuk memahami persoalan secara lebih
menyeluruh. Fungsi dalam conceptual skill lebih banyak bagaimana
mempengaruhi orang lain supaya mengikuti apa yang diinginkan oleh
pemimpin. Termasuk ke dalamnya adalah kemampuan perencanaan,
pengorganisasian dan pengontrolan terhadap item pekerjaan yang
dilakukan.
2. Pengalaman
Pengalaman penting artinya dalam proses seleksi pegawai. Pengalaman dapat
menunjukkan apa yang dapat dikerjakan oleh calon pegawai pada saat dia
melamar. Keahlian dan pengalaman merupakan dua kualifikasi yang selalu
diperhatikan dalam proses pemilihan pegawai. Umumnya perusahaan-
perusahaan lebih condong memilih tenaga kerja yang berpengalaman.
Sesungguhnya hal ini dapat diartikan bahwa orang yang berpengalaman selalu
20
akan lebih pandai dari mereka yang sama sekali tidak mempunyai pengalaman.
Kesanggupan untuk dapat menyelesaikan sesuatu tugas tertentu dengan
berhasil tidak saja ditentukan oleh pengalaman, akan tetapi lebih banyak
dipengaruhi oleh intelegensi seseorang. Pegawai yang mempunyai pengalaman
lima tahun misalnya, belum tentu akan lebih pandai menyesuaikan tugasnya
dari seseorang yang belum mempunyai pengalaman, tetapi mempunyai
intelegensi yang baik. Intelegensi itu menampakkan diri dalam kemampuan
belajar seseorang.
3. Umur
Kualifikasi umur dalam proses seleksi pegawai banyak pula mendapatkan
perhatian. Umumnya perusahaan-perusahaan tidak begitu saja menerima calon
yang berusia muda maupun mereka yang mempunyai usia lanjut. Mereka yang
mempunyai usia lanjut mempunyai tenaga fisik relatif kecil dan terbatas,
meskipun mereka ini pada umumnya sudah mempunyai pengalaman.
Pengalaman ini mempunyai hubungan yang erat dengan umur. Sebaliknya
mereka yang mempunyai usia muda relatif kurang mempunyai rasa tanggung
jawab.
4. Jenis kelamin
Jenis kelamin sering pula diperhatikan sebagai dasar dalam mengadakan
seleksi.
5. Pendidikan
Pendidikan biasanya digandengkan dengan pelatihan, umumnya dianggap
dapat menunjukan kesanggupan dari pelamar. Semakin pendidikan tinggi
maka akan mendapatkan jabatan yang baik juga.
21
6. Keadaan fisik
Keadaan fisik calon harus mendapatkan perhatian. Jabatan yang memerlukan
tanaga yang kuat sudah pasti tidak boleh mengabaikan keadaan fisik si pelamar
yang nantinya akan memegang jabatan tersebut.
7. Tampang
Dengan tampang atau appearance dimaksud keseluruhan diri orang sebagai
tampak pada orang lain. Tampang juga merupakan salah satu kualifikasi yang
menentukan berhasil tidaknya seseorang dalam melaksanakan tugasnya.
8. Bakat
Bakat atau aptitude, salah satu kualifikasii yang mencantumkan dalam proses
pemilihan calon pekerja.
9. Temperamen
Temperaman merupakan sifat yang mempunyai dasar yang bersumber pada
faktor-faktor dalam jasmani bagian dalam, setiap orang memiliki tingakat
emosional yang berbeda.
10. Karakter
Karakter adalah sifat batin yang mempengaruhi segenap pikiran, perilaku,
budi pekerti, dan tabiat yang dimiliki manusia atau makhluk hidup lainnya
11. Kerja Sama
Adalah suatu proses beregu dimana anggota-anggotanya mendukung dan
saling mengandalkan untuk mencapai suatu hasil yang mufakat.
12. Kejujuran
Sifat ysng melekat dalam diri seseorang dan merupakan hal penting untuk
kehidupan seharhari. Sifat ini sangat penting dalam dunia kerja.
22
13. Kedisiplinan
Dalam dunia kerja kedisipilana sangatlah penting dan menjadi sebuah nilai plus
bagi calon karyawan atau karyawan itu sendiri.
2.3.4. Pendekatan Seleksi
Menurut suwatno Priansa (2016:89) beberapa pendekatan tang umum
digunakan dalam seleksi antara lain:
a. Successive Hurdles Slection Apporved
Pada pendekatan ini setiap calon tenaga kerja/peserta seleksi diharuskan
mengikuti prsedur seleksi secara bertahap. Di setiap tahapan seleksi
dilakaukan pengujian/evaluasi. Jadi hanya calon yang dinyatakan lulus yang
berhak mengikuti tahapan seleksi selnjutnya.
b. Compenstory Selection Approach
Dalam pendekatan ini semua calon tenaga kerja/peserta seleksi diberikan
kesempatan yang sama untuk mengikuti seluruh tahapan seleksi yang telah
ditentukan. Maka kelemahan dan kekurangan dari seseorang tenaga kerja
pada suatu bidang tertentu akan dapat dikompensasikan oleh kekuatan dan
kelebihannya pada bidang lain.
23
2.3.5. Proses Seleksi
Menurut Handoko dalam Diana (2018:41) tahap-tahap seleksi tenaga kerja
yang dilakukan oleh suatu organisasi yaitu:.
1. Penerimaan pendahuluan
Jika pelamar datang sendiri, maka wawancara pendahuluan dapat dilakukan.
Hal ini dapat membantu menghilangkan kesalah pahaman dan menghidar
pencarian informasi dari sumber tidak resmi
2. Tes-tes penerimaan
Tes-tes penerimaan adalah berbagai peralatan bantu yang menilai
kemungkinan padunya antara kemampuan, pengalaman dan kepribadian
pelamar dan persyaratan jabatan. Agar tes dapat meloloskan para pelamar yang
tepat, maka ia harus valid, dimana skor-skor tes memiliki hubungan yang
signifikan dengan prestasi kerja atau kriteria-kriteria relevan lainnya. Selain tes
validasi, ada juga tes validitas, juga ada tes reliabilitas yang seharusnya
menghasilkan skor-skor yang konsisten setiap waktu seorang pelamar
melakukannya. Jika hasil tes sangat bervariasi karena skor yang baik
tergantung pada ”nasib” maka tes tidak reliabel. Suatu tes disebut reliabel jika
memiliki tingkat konsistensi yang tinggi. Macam-macam tes seleksi ada 3,
yaitu:
A. Tes Psikologi (Psychological Test)
Merupakan berbagai peralatan tes yang mengukur atau menguji
kepribadian atau tempramen, bakat, minat, kecerdasan dan keinginan
berprestasi. Tes psikologi terdiri dari 5 tes yaitu :
24
1) Tes Kecerdasan (Intelligence test) Adalah menguji kemampuan mental
pelamar dalam hal daya pikir secara menyeluruh dan logis.
2) Tes Kepribadian (Personality Test) adalah kesediaan bekerjasama, sifat
kepemimpinan, dan unsur-unsur kepribadian lainnya.
3) Tes Bakat (Aptitude Test) adalah mengukur potensial pelamar yang
dapat dikembangkan.
4) Tes Minat (Interest test) Adalah mengukur antusiasme pelamar
terhadap semua jenis pekerjaan.
5) Tes Prestasi (Achievement test) adalah mengukur kemampuan pelamar
sekarang.
B. Tes Pengetahuan (Knowledge Test)
yang menguji informasi atau pengalaman yang dimiliki pelamar.
Pengetahuan yang diujikan harus sesuai dengan kebutuhan untuk
melaksanakan pekerjaan.
C. Test Performa (Performa Test)
Bentuk tes yang mengukur kemapuan para pelamar untuk melaksanakan
beberapa bagian pekerjaan yang akan dipegangnya.
3. Wawancara seleksi
Wawancara seleksi adalah percakapan formal dan mendalam yang dilakukan
untuk mengevaluasi hal dapat diterima atau tidak diterimanya seorang pelamar.
Tujuan utama wawancara adalah untuk menghimpun informasi bagi pembuat
keputusan seleksi. Bila wawancara dikembangkan secara cermat maka dapat
membuatnya mungkin untuk mencapai tingkat keandalan yang dapat diterima.
4. Pemeriksaan Referensi-referensi
25
Personal references biasanya diberikan oleh keluarga atau teman-teman terdekat
baik yang ditunjuk oleh pelamar sendiri atau diminta oleh perusahaan. Jika
referensi diserahkan tertulis, pemberi referensi biasanya hanya menekankan hal-
hal positif. Oleh karena itu referensi pribadi pada umumnya jarang digunakan.
Employment references berbeda dengan referensi pribadi karena mencakup latar
belakang atau pengalaman kerja pelamar.
5. Evaluasi medis (Tes Kesehatan)
Evaluasi ini mengharuskan pelamar untuk melakukan tes kesehatan baik
dilakukan oleh dokter diluar perusahaan maupun oleh tenaga medis perusahaan
itu sendiri. Evaluasi medis memungkinkan perusahaan untuk menekankan biaya
perawatan kesehatan karyawan dan asuransi jiwa, mendapatkan karyawan yang
memenuhi persyaratan kesehatan fisik untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu atau
memperoleh karyawan dapat mengatasi stres fsik dan mental suatu pekerjaan.
6. Wawancara oleh penyelia
Atasan langsung (penyelia) pada akhirnya merupakan orang yang bertanggung
jawab atas para karyawan baru yang diterima. Oleh karena itu pendapat dan
persetujuan mereka harus diperhatikan untuk keputusan penerimaan final.
Penyelia memiliki kemapuan untuk mengevaluasi kecakapan teknis pelamar dan
menjawab pertanyaan-pertanyaan dari pelamar tentang pekerjaan tertentu secara
lebih tepat.
7. Keputusan penerimaan
Apakah diputuskan oleh atasan langsung atau departemen sumber daya manusia,
keputusan penerimaan menandai berakhirnya proses seleksi. Dari sudut pandang
hubungan masyarakat para pelamar yang ditolak harus diberitahu dan dapat
26
mempertimbangkan lagi para pelamar yang ditolak untuk lowongan-lowongan
pekerjaan lainnya yang mungkin sesuai.
2.4. Outsourcing
2.4.1. Pengertian Outsourcing
Menurut Widodo (2015:256) “ditinjau dari asal katanya, outsourcing
berasal dari kata out yang berati keluar dan source yang berati sumber”.
Beberapa definisi lainnya menurut pasal 64 Undang-undang
Ketenagakerjaan (UUK) dalam Widodo (2015:256) “outsourcing adalah suatu
perjanjian kerja yang dibuat antara pengusaha dengan tenaga kerja, dimana
perusahaan tersebut dapat menyerahkan sebagian pelaksanaan perkerjaan kepada
perusahaan lainnya melalui perjanjian pemborongan pekerjaan yang dibuat secara
tertulis.”
Menurut indrajit dalam widodo (2015:257) Outsourcing adalah
“penyerahaan aktivitas perusahaan kepada pihak ketiga dengan tujuan untuk
mendapatkan kinerja pekerjaan yang profesional dan berkelas dunia”.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan Outsourcing adalah
perjanjian kerja antara perusahaan dengan pihak ketiga, untuk mendapatkan kinerja
yang profesional melalui perjanjian secara tertulis.
27
2.4.2. Tujuan Outsourcing
Menurut widodo (2015:257) “Tujuan diadakannya outsourcing yaitu
Outsourcing digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan kemampuan dan
keunggulan kompetitif perusahaan agar dapat mempertahankan hidup dan
berkembang. Mempertahankan hidup berati dapat mempertahankan pasang pasar.
Berkembang berati meningkatan pasar. Oleh karna itu pekerjaan harus diserahkan
pada pihak yang lebih profesional dan lebih berpengalaman dari pada perusahaan
sendiri dalam melaksanakan jenis pekerjaan yang diserahkan tidak sekedar pihak
ketiga saja. Hubungan bersifat semakain panjang, agar tujuan outsourcing dapat
tercapai maka hubungan antara perusahaan dan memberi jasa haruslah jangka
panjang, dimana diharapkan bahwa rekan pemberi jasa dapat menyesuaikan diri
dengan keperluan perusahaan.”