bab ii landasan teori - repository.bsi.ac.id · preferensi antar merek dan dalam kumpulan pilihan....
TRANSCRIPT
9
BAB II
LANDASAN TEORI
1.1. Kualitas Produk
1.1.1. Pengertian Kualitas Produk
Menurut Kotler dan Keller dalam (Widiyanti, 2017) ”kualitas didefinisikan
sebagai keseluruhan ciri serta sifat barang dan jasa yang berpengaruh pasa
kemampuan memenuhi kebutuhan yang dinyatakan maupun secara tersirat”.
Menurut Kotler and Amstrong, (2014:11), “kualitas produk adalah
kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal ini termasuk
keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian, dan
reparasi produk, juga atribut produk lainnya”.
Menurut Kotler and Keller, (2016:164), “kualitas produk adalah
kemampuan suatu barang untuk memberikan hasil atau kinerja yang sesuai
bahkan melebihi dari apa yang diinginkan pelanggan”.
“Kualitas produk adalah kemampuan sebuah produk dalam memperagakan
fungsinya, hal itu termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan,
kemudahan pengoperasian dan reparasi produk juga atribut produk lainnya”.
(Mutiah, 2017).
Menurut Wijaya, (2018:9) menyebutkan bahwa “kualitas barang
didefinisikan sebagai keseluruhan gabungan karakteristik barang dan jasa menurut
pemasaran, rekayasa, produksi, maupun pemeliharaan yang menjadikan barang
atau jasa yang digunakan memenuhi harapan pelanggan atau konsumen”.
10
Secara operasional, produk berkualitas adalah produk yang memenuhi
harapan pelanggan. Produk harus memiliki kualitas tertentu karena produk
tersebut dibuat untuk memenuhi selera konsumen atau memuaskan pemakainya.
Maka dapat disimpulkan bahwa kualitas produk adalah kemampuan suatu
produk menjalankan fungsingya sehingga membuahkan hasil yang sesuai dengan
harapan atau keinginan konsumen.
1.1.2. Dimensi Kualitas Produk
Barang atau jasa yang bekualitas adalah yang mampu memenuhi atau
melebihi ekspektasi pelanggan. Ekspektasi pelanggan dapat dijelaskan melalui
atribut-atribut kualitas atau hal-hal yang sering disebut sebagai dimensi kualitas.
Ada delapan dimensi kualitas menurut Tjiptono F dalam (Widyastuti, 2017),
yaitu:
1. Performa (performance)
Berkaitan dengan aspek fungsional dari produk dan merupakan karakteristik
utama yang dipertimbangkan pelanggan ketika ingin membeli suatu produk.
2. Keistimewaan (features)
Aspek kedua dari performasi yang menambah fungsi dasar, berkaitan dengan
pilihan-pilihan dan pengembangannya.
3. Keandalan (reliability)
Berkaitan dengan kemungkinan suatu produk berfungsi secara berhasil dalam
periode waktu tertentu di bawah kondisi tertentu.
4. Konformansi (conformance)
11
Berkaitan dengan tingkat kesesuaian produk terhadap spesifikasi yang telah
ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan. Konformasi
merefleksikan derajat dimana karakteristik desain produk dan karakteristik
operasi memenuhi standar yang telah ditetapkan, serta sering didefinisikan
sebagai konformansi terhadap kebutuhan.
5. Daya tahan ( durability )
Ukuran masa pakai suatu produk. Karakteristik ini berkaitandengan daya
tahan dari produk itu.
6. Kemampuan pelayanan ( service ability )
Karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan / kesopanan, kompetensi,
kemudahan, serta akurasi dalam perbaikan.
7. Estetika ( aesthetics )
Karakteristik mengenai keindahan yang bersifat subjektif sehingga berkaitan
dengan pertimbangan pribadi dan refleksi atau pilihan individual.
8. Kualitas yang dipersepsikan ( perceived quality )
Bersifat subjektif, berkaitan dengan perasaan pelanggan dalam
mengkonsumsikan produk, seperti meningkatkan harga diri”.
1.1.3. Tingkatan Produk
Perusahaan harus mengetahui beberapa tingkatan produk ketika akan
mengembangkan produknya. Menurut Kotler and Keller, (2016:390) produk
memiliki 5 (lima) tingkatan, yaitu :
1. Core Benefit ( Manfaat Inti )
The service or benefit the customer is really buying.
12
Layanan atau manfaat yang benar-benar dibeli oleh pelanggan.
2. Basic Product (Produk Dasar)
The marketer must turn the core benefit into a basic product.
Pemasar harus mengubah manfaat inti menjadi produk dasar.
3. Expected Product (Produk yang Diharapkan)
A set of attributes and conditions buyers normally expect when they purchase
this product.
Seperangkat atribut dan ketentuan yang biasanya diharapkan pembeli ketika
mereka membeli produk ini.
4. Augmented Product (Produk Tambahan)
The marketer prepares an augmented product that exceeds customer
expectations. Pemasar menyiapkan produk tambahan yang melebihi harapan
pelanggan.
5. Potential Product (Potensi Produk)
Which encompasses all the possible augmentations and transformations the
product or offering might undergo in the future.
Yang mencakup semua kemungkinan penambahan dan transformasi produk
atau penawaran mungkin mengalami di masa depan.
Perusahaan harus memiliki keunggulan tersendiri dan nilai tambah atas
produknya agar produknya memiliki keunikan dibandingkan dengan perusahaan
lain. Sehingga konsumen akan tetap memilih produk perusahaan tersebut
dibandingkan produk lain.
13
1.1.4. Hirarki Produk
Setiap produk berkaitan secara hirarkis dengan produk-produk tertentu
lainnya. Hirarki produk ini dimulai dari kebutuhan dasar sampai dengan item
tertentu yang dapat memuaskan kebutuhan tersebut. Menurut Kotler and Keller,
(2016:402) Hirarki produk terdiri atas tujuh tingkatan, yaitu :
1. Need Family, the core need that underlies the existence of a product family.
Example: security
Butuh Keluarga, kebutuhan inti yang mendasari keberadaan keluarga produk.
Contoh: keamanan
2. Poduct Family, all the product classes that can satisfy a core need with
reasonable
Keluarga Produk, semua kelas produk yang dapat memuaskan kebutuhan inti
dengan wajar
3. Effectiveness. Example: savings and income.
Efektivitas. Contoh: tabungan dan penghasilan.
4. Product Class, a group of products within the product family recognized as
having a certain functional coherence, also known as a product category.
Example: financial instruments.
Kelas Produk, sekelompok produk dalam keluarga produk yang diakui
memiliki koherensi fungsional tertentu, juga dikenal sebagai kategori produk.
Contoh: instrumen keuangan.
5. Product Line, a group of products within a product class that are closely
related because they perform a similar function, are sold to the same customer
14
groups, are marketed through the same outlets or channels, or fall within
given price ranges.
Lini Produk, sekelompok produk dalam kelas produk yang terkait erat karena
mereka menjalankan fungsi yang serupa, dijual ke kelompok pelanggan yang
sama, dipasarkan melalui outlet atau saluran yang sama, atau berada dalam
kisaran harga yang ditentukan.
6. Product Type, A group of items within a product line that share one of several
possible forms of the product. Example: term life insurance.
Jenis Produk, Sekelompok item dalam lini produk yang berbagi salah satu dari
beberapa kemungkinan bentuk produk. Contoh: asuransi jiwa berjangka.
7. Item, (also called stock-keeping unit or product variant)—A distinct unit
within a brand or product line distinguishable by size, price, appearance, or
some other attribute. Example: Prudential renewable term life insurance.
Item, (juga disebut unit penyimpanan persediaan atau varian produk) —
Sebuah unit berbeda dalam merek atau lini produk yang dapat dibedakan
berdasarkan ukuran, harga, penampilan, atau beberapa atribut lainnya. Contoh:
Asuransi jiwa berjangka terbarukan Prudential.
1.2. Keputusan Pembelian
1.2.1. Pengertian Keputusan Pembelian
Menurut Kotler & Armstrong dalam (Kuspriyono, 2016) keputusan
pembelian, adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan
pembeli di mana konsumen benar-benar membeli. Konsumen bebas
memilih produk yang diinginkan sesuai dengan kebutuhannya,
memutuskan tempat pembelian, bagaimana caranya, banyak pembelian,
kapan membeli, dan mengapa harus membeli.
15
Konsumen membeli dan mengonsumsi produk bukan sekedar karena nilai
fungsi awalnya, namun juga karena nilai sosial dan emosionalnya. Jadi, keputusan
pembelian adalah pemilihan satu dari dua atau lebih alternatif pilihan keputusan
pembelian, artinya bahwa seseorang dapat membuat keputusan, haruslah tersedia
beberapa alternatif pilihan.
1.2.2. Proses Keputusan Pembelian
Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam
pembelian mereka. Seperti yang dinyatakan Kotler & Armstrong dalam
(Kuspriyono, 2016) terdapat empat tahapan dalam konsep proses keputusan
pembelian konsumen:
1. Pencarian Informasi Proses pengambilan keputusan pembelian dimana
konsumen telah tertarik untuk mencari lebih banyak informasi
2. Minat Setelah memperoleh informasi, pembeli mulai menumbuhkan minat
atau keinginan atas barang tersebut.
3. Evaluasi alternatif Proses pengambilan keputusan pembelian dimana
konsumen menggunakan informasi untuk melakukan evaluasi atas berbagai
pilihan.
4. Keputusan pembelian Proses pengambilan keputusan pembelian dimana
konsumen benar-benar membeli produk.
1.2.3. Dimensi Keputusan Pembelian
Menurut Kotler and Keller, (2017:12), adapun dimensi keputusan
pembelian yaitu sebagai berikut :
16
1. Pengenalan masalah, proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari
suatu masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau
eksternal. Sehingga perlunya pencarian informasi, ternyata konsumen sering
mencari jumlah informasi yang terbatas. Kita dapat membedakan antara dua
tingkat keterlibatan dengan pencarian. Keadaan pencarian yang lebih rendah
disebut perhatian tajam. Pada tingkat berikutnya seseorang dapat memasuki
pencarian informasi aktif.
2. Evaluasi alternatif, beberapa konsep dasar yang akan membantu kita
memahami proses evaluasi, pertama konsumen berusaha memuaskan sebuah
kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk.
Ketiga, konsumen melihat masing-masing produk sebagai sekelompok atribut
dengan berbagai kemampuan dalam menghantarkan manfaat yang diperlukan
untuk memuaskan kebutuhan ini.
3. Keputusan Pembelian, dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk
preferensi antar merek dan dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga mungkin
membentuk maksud untuk membeli merk yang paling disukai. Dalam
melaksanakan maksud pembelian, konsumen dapat membentuk lima sub
keputusan di antaranya, merek, penyalur, kuantitas, waktu dan metode
pembayaran.
4. Perilaku pasca pembelian, setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami
konflik dikarenakan melihat fitur menghawatirkan tertentu atau mendengar
hal-hal menyenangkan tentang merk lain dan waspada terhadap informasi
yang mendukung keputusannya. Komunikasi pemasaran seharusnya memasok
keyakinan dan evaluasi yang memperkuat pilihan konsumen dan
membantunya merasa nyaman tentang merk tersebut. Karena itu tugas
17
pemasar tidak berakhir dengan pembelian. Pemasar harus mengamati
kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian, dan penggunaan produk
pasca pembelian.
2.3. Konsep Dasar Operasional Perhitungan
2.3.1. Kisi-kisi Operasional Variabel
Kisi-kisi operasional variabel yang penulis gunakan dalam penelitian ini
berfokus pada hal-hal yang mempengaruhi dua variabel yaitu kualitas produk
yang menjadi variabel bebas dan keputusan pembelian menjadi variabel
terikatnya dengan dimensi dan indikator yang digambarkan dalam tabel sebagai
berikut:
Tabel II.1
Dimensi, Indikator dan Nomor Butir Kuesioner Kualitas Produk
Variabel Dimensi Indikator No.
Butir Kualitas produk adalah
kemampuan suatu barang
untuk memberikan hasil
atau kinerja yang sesuai
bahkan melebihi dari apa
yang diinginkan
pelanggan”.
Menurut Kotler and Keller,
(2016:164)
Performa Tingkat Rasa 1-2
Keistimewaan Produk dan Pembayaran 3-5
Keandalan Bagian Produk yang
disajikan 6
Konformansi Kesesuaian Produk 7-9
Daya Tahan Tingkat Ketahan Produk 10-11
Kemampuan
Pelayanan
Keramahan,Kecepatan
dan After Service 12-14
Estetika Tingkat Kemenarikan
Produk 15-17
Kualitas yang
dipersepsikan Perasaan Pelanggan 18-20
Sumber: Tjiptono F dalam (Widyastuti, 2017)
Tabel II.2
Dimensi, Indikator dan Nomor Butir Kuesioner Keputusan Pembelian
Variabel Dimensi Indikator No.
Butir Keputusan pembelian, adalah
tahap dalam proses pengambilan
keputusan pembeli di mana
konsumen benar-benar membeli.
Konsumen bebas memilih produk
Pengenalan Masalah
Tingkat
Kebutuhan
Konsumen
21-24
Evaluasi Alternatif Tingkat
Kemudahan 25
18
yang diinginkan sesuai dengan
kebutuhannya, memutuskan
tempat pembelian, bagaimana
caranya, banyak pembelian, kapan
membeli, dan mengapa harus
membeli.
Menurut Kotler & Armstrong
dalam (Kuspriyono, 2016)
Keputusan Pembelian Tingkat
Keyakinan 26-27
Perilaku Pasca
Pembelian
Tingkat
Kesetiaan 28-29
Sumber: (Kotler and Keller, 2017:12)
2.3.2. Uji Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas
Menurut Juliansyah dalam (Mutiah, 2017) Validitas atau keabsahan adalah
suatu indeks yang menunjukkan alat ukur tersebut benarbenar mengukur
apa yang diukur. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan
untuk mendapatkan data itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
Adapun teknik korelasi yang biasanya dipakai adalah teknik korelasi
product moment dan untuk mengetahui apakah nilai korelasi tiap-tiap pertanyaan
itu signifikan, maka dapat dilihat nilai product moment. Untuk mengujinya
menggunakan SPSS.
Keterangan:
R = Koefisien korelasi
n = Jumlah responden
X = Variabel bebas
Y = Variabel terika
19
2. Uji Reabilitas
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa
kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Uji
reliabilitas dipergunakan untuk menguji konsistensi jawaban responden.
Cara untuk mengukur konsistensi (reliabilitas) adalah dengan mengulang
pertanyaan yang mirip pada urutan pertanyaan berikutnya, kemudian dilihat
apakah jawaban responden konsisten atau tidak. Pengujian reliabilitas dapat
dilakukan dengan test-retest, equivalent dan gabungan keduanya (Mutiah, 2017).
Namun uji validitas pada penelitian ini dibantu dengan SPSS. Formula
yang dipergunakan untuk menguji reliabilitas suatu instrumen bisa dilihat dari
Cronbach’s Alpha, dimana instrumen dinyatakan reliable jika nilai Cronbach’s
Alpha minimal 0,6.
Tabel II.3
Skala Alpha Cranbachs
Nilai Alpha Cranbach’s Keterangan
0,00 – 0,20 Kurang Reliabel
0,21 – 0,40 Kurang Reliabel
0,41 – 0,60 Cukup Reliabel
0,61 – 0,80 Reliabel
0,81 – 1,00 Sangat Reliabel
Sumber: Mutiah (2017)
Pada penelitian ini untuk mencari realibilitas instrument menggunakan
rumus alpha “α“ . Karena instrument dalam penelitian ini berbentuk angket yang
skornya merupakan rentangan antara 1-5 dan uji validitas menggunakan item
total, dimana untuk mencari realibilitas instrument yang skornya bukan 1 dan 0,
misalnya angket atau soal bentuk uraian maka menggunakan rumus alpha :
20
Keterangan:
𝑎 : Realibilitas Instrumen
K : Banyaknya butir pertanyaan/ soal
∑ 𝑆𝑖 2 : Jumlah varian butir
𝑆𝑥2 : Varian total (varian skor-skor tes seluruh item)
2.3.3. Konsep Dasar Perhitugan
Dalam penulisan tugas ini, penulis menggunakan data primer untuk
pengumpulan data dalam penelitian. Data primer adalah data yang berasal
langsung dari responden. Data primer yang merupakan data utama yang akan
digunakan untuk analisis, diperoleh langsung dengan menyebarkan kuesioner
untuk diisi oleh responden yang dituju (target subjek). Data primer dibagi
menjadi:
1. Populasi
Menurut Sugiyono dalam (Kuspriyono, 2016) “populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya”. Dimana responden dalam penelitian ini
adalah konsumen yang datang ke Rumah Makan Ayam Geprek Bu “Ter”
Galaxy.
Jumlah populasi yang akan diteliti dalam penulisan ini adalah konsumen
Ayam Geprek Bu “Ter” galaxy.
21
2. Sampel
Menurut Sugiyono dalam sampel (Kuspriyono, 2016) adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pada penelitian
ini menggunakan rumus Slovin untuk menentukan jumlah sampel
Jumlah sampel yang akan diambil dalam melakukan penelitian ini adalah 50
orang.
3. Skala Likert
Menurut Sugiyono dalam (Yuliantari, 2016), skala likert digunakan
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena
sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya
disebutkan sebagai variabel penelitian. Jawaban setiap item instrumen yang
menggunakan skala likert mempunyai gradiasi dari sangat positif sampai
sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain:
Tabel II.4
Skala Likert
Jawaban Skor
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Ragu-Ragu 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1 Sumber: Sugiyono dalam (Yuliantari, 2016)
4. Uji Koefisien Korelasi
Teknik Korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan dan memberi
interpretasi terhadap kuatnya hubungan dua variabel itu yaitu hubungan
22
antara kualitas produk terhadap keputusan pembelian. Berikut ini adalah
rumus untuk mencari koefisien korelasi menurut Sugiyono dalam
(Yuliantari, 2016):
Keterangan:
r xy = Koefisien korelasi
n = Jumlah responden
x = Variabel bebas
y = Variabel terikat
Untuk mengetahui hasil perhitungan dapat diketahui menggunakan tabel
pedoman sebagai berikut:
Tabel II.5
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat Sumber: Sugiyono dalam (Yuliantari, 2016)
5. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi di gunakan untuk mengetahui seberapa besar
kualitas produk mempengaruhi keputusan pembelian. Koefisien Determinasi
(KD) dihitung dengan mengkuadratkan Koefisien Korelasi yang telah
ditemukan sebelumnya dan selanjutkan dikalikan 100%, dengan demikian
rumusnya adalah:
KD = r 2 x 100%
Keterangan:
K = Koefisien Determinasi
r = Koefisien korelasi
23
6. Persamaan Regresi
Menurut Sugiyono dalam (Yuliantari, 2016), regresi sederhana didasarkan
pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan
satu variabel dependen. Secara umum persamaan regresi sederhana dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Dimana untuk melihat hubungan antara variabel dengan menggunakan
persamaan regresi tersebut, maka nilai a dan b harus dicari terlebih dahulu
dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
Y = Variabel terikat yang diproyeksikan, yaitu kinerja
a = Nilai harga konstan Y jika X = 0
b = Koefisien regresi atau nilai arah yang menunjukkan nilai
peningkatan atau penurunan variabel terikat
X = Variabel bebas, yaitu penilaian
Y = a + b X