bab ii landasan teori ii.1 pengertian piutangthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2010-2-00042-ak bab...

23
8 BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Piutang Pada dasarnya perusahaan lebih memilih untuk melakukan penjualan secara tunai, karena penerimaan kas yang didapat dari penjualan tunai dapat digunakan segera sebagai sumber dana bagi kegiatan operasional perusahaan. Perusahaan melakukan penjualan secara kredit untuk menarik minat lebih banyak pelanggan dan meningkatkan volume penjualan. Piutang merupakan suatu pos yang terdapat dalam kegiatan aktiva lancar yang dapat dengan cepat diuangkan menjadi kas. Pengertian piutang menurut Wibowo dan AbubakarArif (2005;151), yaitu: ”Piutang adalah klaim terhadap sejumlah uang yang diharapkan akan diperoleh pada masa yang akan datang.” Sedangkan Indriyo dan Basri (2002;81) mendefinisikan bahwa : ”Piutang meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap perorangan, organisasi, badan atau debitur lainnya. Piutang juga timbul dari beberapa jenis transaksi, yang paling umum adalah penjualan barang atau jasa yang dilakukan secara kredit”. Berdasarkan definisi yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa piutang merupakan klaim perusahaan dalam bentuk uang yang diharapkan akan diperoleh pada masa yang akan datang atas penyerahan barang atau jasa kepada pihak lain. Jenis piutang menurut Warren, Reeve, dan Fees yang diterjemahkan oleh Farahmita, A., Amanaugrahani, Hendrawan, T. (2008;356) diklasifikasikan sebagai berikut :

Upload: hatram

Post on 30-Aug-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Piutangthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-2-00042-ak bab 2.pdf · contoh 2/10 n/40, persyaratan ini ... Perubahan kebijakan penagihan mempengaruhi

8

BAB II

LANDASAN TEORI

II.1 Pengertian Piutang

Pada dasarnya perusahaan lebih memilih untuk melakukan penjualan secara tunai,

karena penerimaan kas yang didapat dari penjualan tunai dapat digunakan segera sebagai

sumber dana bagi kegiatan operasional perusahaan. Perusahaan melakukan penjualan

secara kredit untuk menarik minat lebih banyak pelanggan dan meningkatkan volume

penjualan. Piutang merupakan suatu pos yang terdapat dalam kegiatan aktiva lancar

yang dapat dengan cepat diuangkan menjadi kas.

Pengertian piutang menurut Wibowo dan AbubakarArif (2005;151), yaitu:

”Piutang adalah klaim terhadap sejumlah uang yang diharapkan akan diperoleh pada

masa yang akan datang.”

Sedangkan Indriyo dan Basri (2002;81) mendefinisikan bahwa :

”Piutang meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap perorangan, organisasi,

badan atau debitur lainnya. Piutang juga timbul dari beberapa jenis transaksi, yang

paling umum adalah penjualan barang atau jasa yang dilakukan secara kredit”.

Berdasarkan definisi yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa piutang

merupakan klaim perusahaan dalam bentuk uang yang diharapkan akan diperoleh pada

masa yang akan datang atas penyerahan barang atau jasa kepada pihak lain.

Jenis piutang menurut Warren, Reeve, dan Fees yang diterjemahkan oleh

Farahmita, A., Amanaugrahani, Hendrawan, T. (2008;356) diklasifikasikan sebagai

berikut :

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Piutangthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-2-00042-ak bab 2.pdf · contoh 2/10 n/40, persyaratan ini ... Perubahan kebijakan penagihan mempengaruhi

9

1. Piutang dagang (Account Receivable) Transaksi paling umum yang menciptakan piutang adalah penjualan barang dagang/jasa secara kredit. Piutang usaha (account receivables) semacam ini normalnya diperkirakan akan tertagih dalam periode waktu 30-60 hari. Piutang usaha diklasifikasikan dalam neraca sebagai aktiva lancar.

2. Wesel tagih (Notes Receivable) Sepanjang wesel tagih dapat ditagih dalam setahun, maka biasanya diklasifikasikan dalam neraca sebagai aktiva lancar. Wesel tagih (notes receivable) adalah jumlah yang terutang bagi pelanggan, dimana pelanggan dimaksud telah menerbitkan surat hutang formal pada perusahaan.

3. Piutang lain (Other Receivable) Piutang lain-lain biasanya disajikan secara terpisah dalam neraca. Jika piutang ini diharapkan akan tertagih dalam satu tahun, maka piutang tersebut dikategorikan sebagai aktiva lancar. Jika penagihannya lebih dari satu tahun, maka dikategorikan sebagai piutang tidak lancar.

II.2 Kebijakan Piutang dan Penjualan Kredit

Kredit mengandung pengertian adanya suatu kepercayaan dari seseorang atau

badan yang diberikan kepada seseorang atau badan lain atas penundaan pembayaran atas

barang atau jasa yang manfaatnya dirasakan saat ini dengan pembayaran yang dilakukan

di masa yang akan datang. Pemberian kredit dilakukan menurut prosedur dan kebijakan

yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Dengan adanya kebijakan kredit diharapkan

pembeli dapat menepati jangka waktu pembayaran yang telah ditentukan.

Kebijakan penjualan kredit menyangkut kegiatan untuk menentukan seberapa

besar perusahaan dapat melakukan penjualan kredit dan kepada siapa saja perusahaan

dapat menjual secara kredit. Dalam hal ini, perusahaan harus menilai/mengevaluasi

kemampuan baik pelanggan likuiditas, aktivitas, solvabilitas maupun profitabilitasnya.

Analisis ini tidak hanya menyangkut tingkat kepercayaan financial kepada pelanggan,

tetapi juga menyangkut estimasi jumlah kredit yang mampu ditanggung oleh pelanggan.

Oleh karena itu, perusahaan biasanya akan menetapkan batas kredit yang boleh

diberikan kepada pelanggan.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Piutangthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-2-00042-ak bab 2.pdf · contoh 2/10 n/40, persyaratan ini ... Perubahan kebijakan penagihan mempengaruhi

10

Suatu analisis kredit menggambarkan suatu proses penilaian atau evaluasi tentang

apakah konsumen dapat menerima kredit atau tidak. Arief Sugiono (2009;35)

mengemukakan bahwa:

”Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya risiko atas tidak tertagihnya piutang, yang

dapat dikendalikan oleh pihak manajemen didalam perusahaan disebut sebagai credit

policy variables”

Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya risiko atas tidak tertagihnya piutang adalah

sebagai berikut:

a. Kredit standar (credit standard)

Menurut Arief Sugiono (2009;35) memberikan definisi sebagai berikut:

”Standar kredit yang ditetapkan oleh perusahaan merupakan tolak ukur di dalam

menetapkan tingkat resiko yang secara optimal dapat ditanggung oleh perusahaan

atas kredit macet yang mungkin timbul sebagai akibat dari pemberian kredit yang

dilakukannya.”

Standar kredit adalah salah satu kriteria yang dipakai perusahaan untuk menyeleksi

para pelanggan yang akan diberikan kredit dan berapa jumlah yang harus diberikan.

Standar kredit merupakan besarnya resiko yang terkandung dalam pemberian kredit

yang dapat diterima, jika perusahaan menjual secara kredit hanya kepada pelanggan

yang terutang saja, maka perusahaan akan menderita kerugian yang sedikit saja yang

disebabkan oleh utang yang tak dapat ditagih (bad debts). Sebaliknya, perusahaan

mungkin akan kehilangan penjualan dan laba yang tidak jadi diterimanya dari

penjualan yang hilang ini mungkin lebih besar daripada biaya yang dihindarinya.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Piutangthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-2-00042-ak bab 2.pdf · contoh 2/10 n/40, persyaratan ini ... Perubahan kebijakan penagihan mempengaruhi

11

Menurut Mandala, Manurung dan Rahardja Prathama (2004;193) kriteria penilaian

kredit yang digunakan untuk menilai kelayakan pelanggan adalah 5C yaitu:

1. Character Perusahaan melakukan penilaian terhadap karakter calon debitur. Ini merupakan ukuran kemauan debitur untuk memenuhi kebutuhannya.

2. Capacity Perusahaan melakukan penilaian subyektif atas kemampuan calon debitur

dalam menggerakan usahanya. Kemampuan ini diukur dengan catatan prestasi bisnis perusahaan calon debitur di masa lampau, yang di dukung dengan pengamatan di lapangan.

3. Capital Perusahaan melakukan penyidikan terhadap pemodalan yang dimiliki calon debitur yang tidak hanya dilihat dari besar kecilnya modal tersebut tetapi bagaimana modal tersebut di distribusikan dan kecukupan modal yang tersedia.

4. Collateral Jaminan sangat dibutuhkan untuk menghindari atau mengurangi resiko kerugian bila terjadi hal-hal buruk dari usaha yang dikelola oleh calon debitur. Penilaian jaminan biasanya hanya dinilai dari sisi financial tetapi juga dari kualitas assets yang dimiliki calon debitur.

5. Condition Kreditur perlu memperhatikan apakah calon debitur dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya di tengah-tengah kondisi perekonomian yang fluktuatif untuk memastikan bahwa calon debitur dapat melunasi kewajibannya.

b. Syarat Kredit (Credit Term)

Syarat kredit menurut Mardiyanto (2009;130) mencakup dua hal:

(1) Periode kredit (kapan penagihan dimulai serta berapa lama batas waktu

penagihan). (2) Diskon yang akan diberikan kepada pelanggan yang membayar pada

periode diskon.

Dalam syarat kredit ditentukan oleh jangka waktu kredit yang diberikan kepada

pelanggan dan besar cash discount yang diberikan seandainya konsumen tersebut

membayar lebih cepat atau sebelum suatu tenggang waktu tertentu berakhir.Sebagai

contoh 2/10 n/40, persyaratan ini menunjukkan bahwa perusahaan akan memberikan

diskon sebesar 2% apabila utang akan dibayar dalam tempo 10 hari dengan

maksimal jangka waktu pembayaran selama 40 hari.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Piutangthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-2-00042-ak bab 2.pdf · contoh 2/10 n/40, persyaratan ini ... Perubahan kebijakan penagihan mempengaruhi

12

Dalam menetapkan persyaratan kredit, perusahaan harus mempertimbangkan

pertambahan keuntungan yang akan diperoleh dengan biaya modal yang harus

dikorbankan sebagai akibat dari bertambahnya besarnya dana yang tertanam dalam

piutang dagang.

c. Kebijakan Penagihan (Collection Policy)

Brealey, Myers, & Marcus yang diterjemahkan oleh Sabran, Bob. (2008;170)

mendifinisikan kebijakan penagihan sebagai berikut:

”Kebijakan penagihan adalah prosedur untuk menagih dan mengawasi piutang.

Kebijakan mengenai penagihan yaitu sampai sejauh mana tindakan atau kelonggaran

yang diberikan perusahaan atas piutang yang tidak dibayar pada waktunya.”

Kebijakan penagihan merujuk pada prosedur-prosedur yang digunakan untuk

menagih piutang. Keseimbangan biaya dan manfaat harus selalu diperhitungkan

dalam menetapkan kebijakan penagihan yang akan dijalankan.

Perubahan kebijakan penagihan mempengaruhi jumlah penjualan, periode

penagihan, persentase piutang tak tertagih, dan persentase pelanggan yang

mengambil diskon.

Menurut Brealey, Myers, & Marcus yang diterjemahkan oleh Sabran, Bob.

(2008;170) manajemen kredit melibatkan lima langkah, yaitu:

1. Menetapkan syarat penjualan di mana akan berencana menjual barang. 2. Memutuskan bukti apa yang diperlukan untuk menunjukkan bahwa pelangan

berutang uang. 3. Menentukan pelanggan mana yang tampaknya akan membayar tagihan mereka. Ini disebut analisis kredit. 4. Memutuskan kebijakan kredit.

5. Menagih uang pada saat jatuh tempo. Ini disebut kebijakan penagihan.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Piutangthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-2-00042-ak bab 2.pdf · contoh 2/10 n/40, persyaratan ini ... Perubahan kebijakan penagihan mempengaruhi

13

Dengan menurunkan standar pemberian kredit, mungkin akan meningkatkan

permintaan, yang juga akan meningkatkan penjualan dan laba. Namun terdapat biaya

dengan adanya penambahan piutang, serta meningkatnya resiko piutang tidak tertagih

II.3 Pengakuan dan Pencatatan Piutang

Salah satu masalah dalam pemahaman mengenai piutang dalam akuntansi adalah

menentukan saat pengakuan pendapatan. Pengakuan pendapatan ini berkaitan erat

dengan pengakuan piutang usaha. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI, 2009:23.2)

”Perusahaan dapat mengakui pendapatan hanya bila besar kemungkinan manfaat

ekonomi masa depan akan mengalir ke dalam perusahaan, dan manfaat ini dapat diukur

dengan nilai.”

Akuntansi piutang usaha tetap berpedoman pada sistem akuntansi yang lazim

digunakan. Untuk itu setiap transaksi harus dilakukan pencatatan piutang dengan tujuan

untuk mencatat mutasi piutang perusahaan kepada setiap debitur. Mutasi piutang ini

disebabkan oleh transaksi penjualan kredit, penerimaan pelunasan dari debitur, retur

penjualan dan penghapusan piutang. Oleh karena itu setiap diadakannya transaksi harus

disertai bukti-bukti atau dokumen pokok yang digunakan sebagai dasar untuk pencatatan

akuntansi.

Pada umumnya piutang usaha timbul dari transaksi penjualan secara kredit,

sehingga pengakuan terhadap piutang senantiasa berpengaruh terhadap laba, saat

berpindahnya hak milik atas barang dari penjual kepada pembeli, saat diselesaikannya

itulah suatu transaksi penjualan barang dianggap terjadi. Piutang yang timbul dari

penyerahan barang/jasa secara kredit diakui dengan cara mendebet piutang dan

mengkredit rekening penjualan, sedangkan penerimaan kas atau pembayaran dari debitur

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Piutangthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-2-00042-ak bab 2.pdf · contoh 2/10 n/40, persyaratan ini ... Perubahan kebijakan penagihan mempengaruhi

14

diakui atau dicatat dengan cara mendebet rekening kas/ bank dan mengkredit rekening

piutang, seperti di bawah ini :

(D) Piutang usaha xxxx

(K) Penjualan xxxx

mencatat transaksi penjualan secara kredit

(D) Kas/bank xxxx

(K) Piutang usaha xxxx

mencatat penerimaan kas dari debitur

II.4 Perlakuan Akuntansi Atas Piutang Tak Tertagih

Dalam mengantisipasi jumlah piutang yang tidak dapat ditagih, perusahaan

melakukan estimasi atau taksiran piutang yang tidak dapat ditagih setiap akhir periode.

Menurut Reeve, Warren, dan Fees (2005;321) terdapat metode akuntansi yang

digunakan untuk mencatat piutang tak tertagih :

There are two methods of accounting for receivables that appear to be uncollectible.

The allowance method provides an expense for uncollectible receivable in advance of

their write-off. The other procedure, called direct write-off, recognized the expense only

when accounting are judge to be worthless.”

Berdasarkan pernyataan di atas, terdapat dua metode akuntansi untuk mencatat

piutang tak tertagih, yaitu:

1. Metode Penghapusan Langsung (Direct Write-off Method)

Penggunaan metode ini didasarkan pada adanya indikasi bahwa piutang usaha tidak

dapat ditagih lagi dan tidak bernilai lagi. Pencatatan kerugian piutang dilakukan jika ada

kepastian bahwa debitur tidak mampu membayar kewajibannya kepada perusahaan.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Piutangthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-2-00042-ak bab 2.pdf · contoh 2/10 n/40, persyaratan ini ... Perubahan kebijakan penagihan mempengaruhi

15

Kelemahan dari metode ini adalah tidak dapat dibandingkannya pendapatan dan beban

periode yang bersangkutan dan nilai piutang yang dilaporkan bukan merupakan nilai

yang dapat direalisasikan. Ayat jurnal untuk menghapus piutang tak tertagih tersebut

adalah :

(D) Beban piutang tak tertagih xxxx

(K) Piutang xxxx

untuk menghapus piutang tak tertagih

(D) Piutang xxxx

(K) Beban piutang tak tertagih xxxx

untuk menimbulkan kembali piutang yang telah dihapus sebelumnya

(D) Kas/ bank xxxx

(K) Piutang xxxx

untuk mencatat penerimaan kas

2.Metode Penyisihan (Allowance Method)

Perusahan-perusahaan besar umumnya menggunakan metode penyisihan untuk

mengestimasi besarnya piutang usaha tidak tertagih. Metode penyisihan mencatat beban

atas dasar estimasi dalam periode akuntansi, di mana penjualan kredit dilakukan. Piutang

tak tertagih harus dicatat pada periode yang sama seperti penjualan untuk mendapatkan

penandingan yang tepat atas beban dan pendapatan serta nilai dari piutang yang tercatat

pada neraca merupakan nilai yang dapat direalisasi.

Jurnal-jurnal akuntansi yang berhubungan dengan metode ini adalah sebagai berikut :

(D)Beban piutang tak tertagih xxxx

(K) Cadangan piutang tak tertagih xxxx

pada saat pembentukan cadangan

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Piutangthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-2-00042-ak bab 2.pdf · contoh 2/10 n/40, persyaratan ini ... Perubahan kebijakan penagihan mempengaruhi

16

(D) Cadangan piutang tak tertagih xxxx

(K) Piutang xxxx

pada saat penghapusan piutang tak tertagih

(D) Piutang xxxx

(K) Cadangan piutang tak tertagih xxxx

untuk menimbulkan kembali piutang yang telah dihapuskan

(D) Kas/ bank xxxx

(K) Piutang xxxx

untuk mencatat penerimaan kas

Estimasi atas piutang tak tertagih dapat didasarkan pada (1) Jumlah penjualan, di mana

piutang usaha timbul akibat adanya penjualan. Perusahaan dapat menggunakan jumlah

penjualan selama satu periode sebagai dasar estimasi piutang tak tertagih dengan

persentase tertentu. (2) Jumlah piutang, di mana perusahaan menentukan lamanya waktu

piutang usaha tersebut beredar. Untuk itu, perusahaan membuat skedul umur piutang

(Aging Schedule). Skedul ini menunjukkan jumlah piutang dan umur piutang.

Menurut Kasmir (2003;71) ada beberapa metode penyisihan piutang antara lain:

1.Pendekatan Laporan Laba Rugi

Menurut metode ini penyisihan piutang ragu-ragu dihitung dengan cara mengalikan

taksiran persentase yang tidak terbayar dengan jumlah penjualan periode tertentu.

Dalam menaksir jumlah persentase ini biasanya didasarkan atas pengalaman masa lalu.

Dari pengalaman ini dapat diketahui rata-rata persentase yang tidak terbayar dari

jumlah penjualan periode tersebut. Hasil dari perkalian ini merupakan beban dari satu

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Piutangthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-2-00042-ak bab 2.pdf · contoh 2/10 n/40, persyaratan ini ... Perubahan kebijakan penagihan mempengaruhi

17

perusahaan untuk periode tersebut dan ini dapat dilakukan dengan mendebet perkiraan

biaya piutang dan mengkredit penyisihan piutang.

2.Pendekatan Neraca

Menurut metode ini penyisihan piutang ragu-ragu dihitung dengan menggunakan saldo

piutang usaha. Dengan metode ini jumlah dari piutang tak tertagih adalah dengan

mengalikan saldo piutang usaha dengan persentase piutang tak tertagih.

II.5 Analisis Rasio Keuangan

Pengertian rasio menurut Hendra S. Raharjaputra (2009;196) adalah:

”Membandingkan antara satu angka dengan angka lainnya yang memberikan suatu

makna. Keuntungan dengan menggunakan rasio adalah meringkas suatu data historis

perusahaan sebagai bahan perbandingan.”

Menurut Sofyan Syafri (2010;297), rasio adalah :

”Angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan

pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan.”

Rasio finansial atau rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan perusahaan

untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang

terdapat pada pos laporan keuangan (neraca, laporan laba/rugi, laporan aliran kas). Rasio

menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara

suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain.

Analisis rasio dapat digunakan untuk membimbing investor dan kreditor untuk

membuat keputusan atau pertimbangan tentang pencapaian perusahaan dan prospek di

masa datang. Salah satu cara pemrosesan dan penginterpretasian informasi akuntansi,

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Piutangthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-2-00042-ak bab 2.pdf · contoh 2/10 n/40, persyaratan ini ... Perubahan kebijakan penagihan mempengaruhi

18

yang dinyatakan dalam artian relatif maupun absolut untuk menjelaskan hubungan

tertentu antara angka yang satu dengan angka yang lain dari suatu laporan keuangan.

Analisis rasio keuangan menggunakan data laporan keuangan yang telah ada

sebagai dasar penilaiannya. Meskipun didasarkan pada data dan kondisi masa lalu,

analisis rasio keuangan dimaksudkan untuk menilai resiko dan peluang di masa yang

akan datang. Pengukuran dan hubungan satu pos dengan pos lain dalam laporan

keuangan yang tampak dalam rasio-rasio keuangan dapat memberikan kesimpulan yang

berarti dalam penentuan tingkat kesehatan keuangan suatu perusahaan.

Analisis rasio menurut Dermawan Sjahrial (2009;38) pada dasarnya terdiri dari tiga

macam perbandingan, yaitu :

1. Perbandingan Eksternal (Cross Sectional Analysis) yaitu dengan cara

membandingkan rasio-rasio keuangan beberapa perusahaan pada suatu saat yang

sama termasuk membandingkan rasio-rasio dengan perusahaan lain yang sejenis atau

dapat pula dibandingkan dengan rasio rata-rata industri.

2. Perbandingan Internal (Time Series Analysis) yaitu dengan cara membandingkan

kinerja keuangan perusahaan dalam beberapa periode dengan menggunakan analisa

rasio keuangan.

3. Combined Analysis yaitu merupakan gabungan antara cross sectional analysis dan

time series analysis.

II.2.1 Tujuan Analisis Rasio Keuangan

Tujuan analisis rasio-rasio keuangan menurut Mahmud M.Hanafi (2004) adalah

sebagai berikut :

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Piutangthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-2-00042-ak bab 2.pdf · contoh 2/10 n/40, persyaratan ini ... Perubahan kebijakan penagihan mempengaruhi

19

• Melihat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek.

• Melihat kemampuan perusahaan menggunakan asetnya dengan efektif. • Melihat kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban totalnya. • Melihat kemampuan perusahaan menghasilkan profitabilitas. • Melihat seberapa jauh tujuan kemakmuran pemegang saham tercapai.

II.2.2 Keunggulan dan Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio memiliki beberapa keunggulan dibanding teknik analisis lainnya.

Keunggulan-keunggulan tersebut menurut Sofyan Syafri Harahap (2010;298) adalah

sebagai berikut :

• Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.

• Merupakan pengganti yang lebih sederhana dan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.

• Mengetahui posisi keuangan di tengah industri lain. • Menstandarisir ukuran perusahaan. • Lebih mudah membandingkan perusahaan dengan perusahaan lain, atau melihat

perkembangan perusahaan secara periodic atau time series. • Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang

akan datang. Terlepas dari keunggulannya, analisis rasio keuangan juga memiliki keterbatasan-

keterbatasan menurut Pahala Nainggolan (2006;117),yaitu :

• Penafsiran dari rasio sulit dan kompleks. • Rasio hanya menggambarkan suatu perbandingan dari suatu kuantitas secara

mudah sehingga diperlukan pemahaman tersendiri mengenai apa yang diperbandingkan dan apa arti nilai perbandingan atau rasio itu.

• Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi keterbatasan teknik ini, contohnya :

o Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan ini banyak mengandung tafsiran yang dapat dinilai bias atau subyektif.

o Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai perolehan (cost), bukan harga pasar.

o Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio. o Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa

diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Piutangthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-2-00042-ak bab 2.pdf · contoh 2/10 n/40, persyaratan ini ... Perubahan kebijakan penagihan mempengaruhi

20

II.2.3 Macam-Macam Rasio Keuangan

Perusahaan dikatakan mempunyai kinerja yang baik atau tidak dapat diukur dari

tingkat likuiditas, solvabilitas, profitabilitas dan stabilitas. Menurut Hendra S.

Raharjaputra (2009;194) likuiditas, solvabilitas, tingkat profitabilitas dan stabilitas

adalah sebagai berikut:

1. Likuiditas: kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau pada saat ditagih. Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban tersebut disebut dalam keadaan ”likuid”,sebaliknya bagi perusahaan yang tidak mampu memenuhi kewajibannya disebut ”illikuid”. Kewajiban keuangan suatu perusahaan pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: a.Kewajiban keuangan yang berhubungan dengan pihak luar perusahaan

(kreditur); b. Kewajiban keuangan yang berhubungan dengan proses produksi (intern

perusahaan). 2. Solvabilitas: menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi

kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, baik kewajiban jangka pendek, maupun kewajiban jangka panjangnya. Perusahaan yang insolvabel maupun yang illikuid menunjukkan keadaan keuangan yang kurang baik, karena dengan kondisi seperti itu perusahaan akan mengalami kesulitan. Perusahaan yang illikuid akan segera mengalami kesulitan keuangan walaupun dalam keadaan solvabel, sebaiknya bagi perusaan yang insolvabel tetapi likuid tidak akan mengalami kesulitan dalam jangka pendek, kecuali saat perusaan tersebut dibubarkan.

3. Profitabilitas: menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menciptakan laba atau keuntungan. Modal perusahaan pada dasarnya diperoleh dari modal sendiri (equity) dan modal dari luar (short and long term liabilities). Kewajiban perusaan dalam menciptakan laba adalah tuntutan para pemodal tersebut untuk memperoleh dividen, bunga kupon obligasi, ataupun kewajiban perusahaan lainnya.

4. Stabilitas: menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menjalankan usahanya dengan stabil, yaitu dengan mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga dan pokok atas utang-utangnya, membayar dividen dan kewajiban intern perusahaan.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Piutangthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-2-00042-ak bab 2.pdf · contoh 2/10 n/40, persyaratan ini ... Perubahan kebijakan penagihan mempengaruhi

21

Menurut Sofyan Syafri (2010;301) jenis rasio keuangan yang sering digunakan

adalah:

1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban

jangka pendeknya pada saat jatoh tempo. Likuiditas berkaitan dengan kemampuan

perusahaan untuk mengubah aktiva menjadi kas atau kemampuan untuk memperoleh kas

yang akan digunakan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek perusahaan.

Untuk menilai likuiditas perusahaan terdapat beberapa analisis rasio yang dapat

digunakan sebagai alat untuk menganalisis dan menilai posisi likuiditas perusahaan,

yaitu :

a. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio lancar menurut Mahmud M.Hanafi dan Abdul Haim (2009;77) adalah :

”Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi hutang jangka

pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar (aktiva yang akan berubah

menajadi kas dalam waktu satu tahun atau satu siklus bisnis).”

Rasio lancar ini menunjukkan tingkat keamanan (margin of safety) kreditor

jangka pendek, atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang

tersebut. Tetapi suatu perusahaan dengan current ratio yang tinggi belum tentu

menjamin akan dapat dibayarnya hutang perusahaan yang sudah jatuh tempo

karena proporsi atau distribusi dari aktiva lancar yang tidak menguntungkan,

misalnya jumlah persediaan yang relatif tinggi dibandingkan taksiran tingkat

penjualan yang akan datang sehingga tingkat perputaran persediaan rendah dan

menunjukkan adanya over investment dalam persediaan tersebut atau adanya

saldo piutang yang besar yang mungkin sulit untuk ditagih.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Piutangthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-2-00042-ak bab 2.pdf · contoh 2/10 n/40, persyaratan ini ... Perubahan kebijakan penagihan mempengaruhi

22

Adapun formulasi dari Rasio lancar (current ratio) adalah sebagai berikut :

Rasio Lancar = Aktiva Lancar X 100%

Hutang Lancar

(Sawir,2001: 8)

b. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Rasio ini disebut juga sebagai acid test ratio, yaitu perbandingkan antara aktiva

lancar dikurangi persediaan dengan utang lancar (Munawir 2001: 74).

Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan, karena menganggap

persediaan memerlukan waktu lama untuk direalisir menjadi kas, walaupun pada

kenyataannya mungkin persediaan lebih likuid dari piutang. Rasio ini lebih tajam

dari pada current ratio karena hanya membandingkan aktiva yang sangat likuid.

Jika current ratio tinggi tapi quick ratio rendah, hal ini menunjukkan adanya

investasi yang sangat besar dalam persediaan.

Adapun formulasi dari quick ratio adalah sebagai berikut :

Quick Ratio = Aktiva Lancar – Persediaan X 100%

Utang Lancar

(Sawir,2001: 10)

c. Rasio Kas (Cash Ratio)

Rasio kas ini merupakan pengukuran rasio likuiditas berdasarkan perbandingan

antara kas yang ada di perusahaan dan di bank (termasuk surat berharga seperti

deposito) dan total utang lancar. Rasio ini menunjukkan kemampuan kas

perusahaan untuk melunasi utang lancarnya tanpa harus mengubah aktiva lancar

bukan kas menjadi kas.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Piutangthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-2-00042-ak bab 2.pdf · contoh 2/10 n/40, persyaratan ini ... Perubahan kebijakan penagihan mempengaruhi

23

Adapun formulasi dari Cash ratio adalah sebagai berikut :

Cash ratio = Kas X 100%

Utang Lancar

2. Rasio Aktivitas

Rasio ini menggambarkan pendayagunaan harta atau sarana modal yang dimiliki

perusahaan. Rasio ini bertujuan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam

mengoperasikan dana.

a. Perputaran Piutang (Account Receivable Turn Over)

Rasio ini menunjukkan berapa kali piutang usaha dapat berputar dalam setahun.

Piutang mempunyai hubungan yang erat terhadap volume penjualan kredit. Posisi

piutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai dengan menghitung

tingkat perputaran piutang.

Adapun formulasi dari account receivable turn over adalah sebagai berikut :

Account Receivable Turn Over = Penjualan Bersih_ X 100% Piutang Usaha

b. Average Collection Period

Rasio ini menunjukkan jumlah hari rata-rata yang diperlukan untuk menagih

piutang dari pelanggan perusahaan. Perusahaan yang memiliki average collection

period kecil menunjukkan keefektifan penagihan piutang usahanya dan hal ini

menunjukkan kondisi likuiditas perusahaan yang baik. Sebaliknya semakin besar

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Piutangthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-2-00042-ak bab 2.pdf · contoh 2/10 n/40, persyaratan ini ... Perubahan kebijakan penagihan mempengaruhi

24

nilai average collection period yang dimiliki perusahaan maka semakin besar juga

resiko kemungkinan piutang tidak tertagih.

Adapun formulasi dari account receivable in days adalah sebagai berikut :

Average Collection Period = _____ _ ___360 _________ X 100% Account Receivable Turn Over

c. Inventory Turn Over

Rasio ini menunjukan berapa kali terjadinya penggantian persediaan dalam satu

tahun serta tersimpannya persediaan tersebut di dalam gudang.

Adapun formulasi dari Inventory Turn Over adalah sebagai berikut :

Inventory Turn Over = __Harga Pokok Persediaan__ X 100% Persediaan

d. Inventory Days In Hand

Rasio ini menunjukkan periode hari rata-rata yang diperlukan oleh perusahaan

untuk menjual persediaannya. Semakin singkat inventory days in hand maka

semakin baik kondisi likuiditas perusahaan tersebut.

Adapun formulasi dari account receivable in days adalah sebagai berikut :

Inventory Days In Hand = _____ _ ___360 _________ X 100% Inventory Days In Hand

3. Solvabilitas Perusahaan

Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban

jangaka panjangnya atau kewajiban-kewajiban apabila perusahaan dilikuidasi.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Piutangthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-2-00042-ak bab 2.pdf · contoh 2/10 n/40, persyaratan ini ... Perubahan kebijakan penagihan mempengaruhi

25

a. Rasio Hutang atas Aktiva ( Debt Ratio )

Rasio ini menunjukkan perbandingan total hutang dengan total aktiva. Para

kreditur menginginkan debt ratio yang rendah karena semakin tinggi rasio ini

semakin besar resiko para kreditur.

Debt Ratio = Total Hutang X 100% Total Aktiva

b. Rasio Hutang atas Modal (Debt to Equity Ratio)

Rasio ini menunjukkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi

hutang-hutang kepada pihak luar. Rasio ini disebut juga rasio Leverage. Rasio ini

merupakan salah satu rasio yang penting karena berkaitan dengan masalah trading

on equity, yang dapat memberikan pengaruh positif dan negatif terhadap

rentabilitas modal sendiri dari perusahaan tersebut.

Debt to Equity Ratio = Total Hutang X 100% Total Modal

4. Profitabilitas Perusahaan

Untuk menilai profitabilitas perusahaan terdapat beberapa rasio yang dapat digunakan

sebagai alat untuk menganalisa dan menilai posisi profitabilitas perusahaan, yaitu :

a. Gross Profit Margin

Rasio gross profit margin atau margin keuntungan kotor berguna untuk

mengetahui keuntungan kotor perusahaan dari setiap barang yang dijual. Gross

profit margin sangat dipengaruhi oleh harga pokok penjualan. Apabila harga

pokok penjualan meningkat maka gross profit margin akan menurun, begitu pula

sebaliknya. Dengan kata lain, rasio ini mengukur efisiensi pengendalian harga

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Piutangthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-2-00042-ak bab 2.pdf · contoh 2/10 n/40, persyaratan ini ... Perubahan kebijakan penagihan mempengaruhi

26

pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk

berproduksi secara efisien.

Formulasi dari gross profit margin atau GPM adalah sebagai berikut:

(Sawir,2001: 18)

b. Net Profit Margin

Profit margin menurut Mahmud Mahmud M.Hanafi dan Abdul Haim (2009;83)

adalah:

”Rasio yang menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan

laba bersih pada tingkat penjualan tertentu”.

Net Profit Margin (NPM) menggambarkan besarnya laba bersih yang diperoleh

perusahaan pada setiap penjualan yang dilakukan. Dengan kata lain ratio ini

mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan.

Formulasi dari net profit margin adalah sebagai berikut:

(Sawir,2001: 18)

c. Return on Investment

Return on Investment atau return on assets menunjukkan kemampuan perusahaan

menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. Dengan mengetahui rasio ini,

akan dapat diketahui apakah perusahaan efisien dalam memanfaatkan aktivanya

GPM = Penjualan – harga Pokok Penjualan X 100%

Penjualan

NPM = Laba Setelah Pajak X 100%

Penjualan

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Piutangthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-2-00042-ak bab 2.pdf · contoh 2/10 n/40, persyaratan ini ... Perubahan kebijakan penagihan mempengaruhi

27

dalam kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran yang

lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektifitas

manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan.

Return On Investment (ROI) itu sendiri adalah salah satu bentuk dari ratio

profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan

dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk

operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Dengan demikian Return

On Investment (ROI) menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasi

perusahaan (Net Operating Income) dengan jumlah investasi atau aktiva yang

digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasi tersebut (Net Operating

Assets).

Formulasi dari return on investment atau ROI adalah sebagai berikut:

(Munawir,2001: 89)

d. Return on Equity

Return on equity atau return on net worth mengukur kemampuan perusahaan

memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan atau untuk

mengetahui besarnya kembalian yang diberikan oleh perusahaan untuk setiap

rupiah modal dari pemilik. Rasio ini dipengaruhi oleh besar kecilnya utang

perusahaan, apabila proporsi utang makin besar maka rasio ini juga akan makin

besar.

ROI = Laba Setelah Pajak X 100%

Total Aktiva

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Piutangthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-2-00042-ak bab 2.pdf · contoh 2/10 n/40, persyaratan ini ... Perubahan kebijakan penagihan mempengaruhi

28

Formulasi dari return on equity atau ROE adalah sebagai berikut:

(Sawir,2001: 20)

II.6. Pengendalian dan Pengawasan Piutang Dagang

Prinsip-prinsip pengendalian internal dapat digunakan untuk membentuk

pengendalian dalam rangka melindungi piutang. Sebagai contoh, fungsi persetujuan

kredit, fungsi penjualan, fungsi akuntansi, dan fungsi penagihan harus dipisahkan.

Individu-individu yang bertanggung jawab menangani penjualan harus

dipisahkan dari individu-individu yang menangani akuntansi untuk piutang dan

persetujuan kredit. Dengan begitu, fungsi akuntansi dan persetujuan kredit bertindak

sebagai pemeriksa independen atas fungsi penjualan. Karyawan yang menangani

akuntansi tidak boleh terlibat dalam penagihan piutang. Pemisahan fungsi-fungsi ini

mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan dan penyalahgunaan dana. (Niswonger,

warren, reeve, fees; 1994)

Pengendalian intern yang memadai bagi perusahaan sangat penting untuk

miminimalkan kerugian atas piutang. Aging Schedule menurut Weston dan Brigham

(1996;482) adalah sebagai berikut:

”Laporan yang menunjukan berapa lama umur piutang dengan memberikan persentase

pada kelompok piutang yang belum jatuh tempo dan kelompok piutang yang jatuh

temponya telah melewati periode tertentu”.

ROE = Laba Setelah Pajak X 100%

Modal sendiri

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Piutangthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-2-00042-ak bab 2.pdf · contoh 2/10 n/40, persyaratan ini ... Perubahan kebijakan penagihan mempengaruhi

29

Aging schedule (daftar umur piutang) merupakan salah satu alat pengendalian

intern perusahaan yang memuat jumlah piutang dari masing-masing pelanggan dan

mengklasifikasikannya ke dalam golongan umur piutang masing-masing pelanggan

berdasarkan waktu jatuh temponya. Pembuatan aging schedule itu perlu dilakukan oleh

perusahaan terutama yang mempunyai piutang yang nilainya sangat material.

Pengawasan piutang sangat penting dilakukan karena tanpa pengawasan

perusahaan akan menanggung resiko-resiko yang mungkin terjadi dalam mengadakan

investasi dalam bentuk piutang. Resiko-resiko yang timbul antara lain:

1. Kemungkinan terjadinya kelambatan dalam penerimaan piutang.

2. Kemungkinan piutang tidak dapat dibayar sekaligus.

3. Kemungkinan piutang tidak dapat dibayar seluruhnya.

4. Resiko yang mungkin timbul karena tertanamnya modal dalam piutang dalam jangka

waktu lama.

Untuk menghindari atau paling tidak memperkecil resiko yang akan timbul maka

diperlukan pengawasan terhadap piutang. Pengawasan piutang dapat dilakukan dengan

pengawasan terhadap pemberian kredit.

II.7 Evaluasi Perubahan Kebijakan dalam Kebijakan Kredit

Perusahaan dapat menetapkan perubahan di dalam kebijakan kredit dengan

menggunakan metode Sartoris-Hill. Menurut Arief Sugiono (2009;41) metode Sartoris

Hill menjelaskan:

”Metode Sartoris Hill mengadakan pendekatan Net Present Value (NPV) di dalam

menganalisis perubahan kebijakan kredit yang akan diambil. Dalam metode ini diadakan

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Piutangthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-2-00042-ak bab 2.pdf · contoh 2/10 n/40, persyaratan ini ... Perubahan kebijakan penagihan mempengaruhi

30

penyatuan komponen modal kerja yang berkaitan dengan perubahan dalam kebijakan

kredit dengan tujuan tercapainya nilai perusahaan yang maksimal bagi para pemiliknya".

Sartoris Hill menyusun model keputusan kebijakan kredit yang menyatukan

semua elemen dari manajemen aktiva lancar dengan tujuan memaksimumkan nilai

perusahaan. Sartoris Hill menggunakan pendekatan arus kas menurut net present value

di dalam menganalisis alternatif kebijakan kredit. Metode ini cukup fleksibel dalam

memperhitungkan perbedaan biaya, potongan tunai, harga, kerugian karena piutang

ragu-ragu dan laju pertumbuhan penjualan baik secara keseluruhan maupun kombinasi

beberapa faktor.

Rumus yang digunakan dalam metode ini adalah sebagai berikut:

Keterangan :

P = harga jual / unit

C = harga pokok / unit

Q = unit penjualan / hari

b = persentase kredit macet

t = periode penagihan rata-rata

k = tingkat bunga / hari

w = persentase working capital lainnya terhadap penjualan

( )( ) ( ) ⎥

⎢⎢

⎡+−

⎪⎭

⎪⎬⎫

⎪⎩

⎪⎨⎧

−⎥⎥

⎢⎢

⎡−

−= 0

0

0000

000

000

0 1*

11

tt KQPQP

wQCKbQP

NPV

( )( ) ( ) ⎥

⎢⎢

⎡+−

⎪⎭

⎪⎬⎫

⎪⎩

⎪⎨⎧

−⎥⎥

⎢⎢

⎡−

−= 1

1

1111

111

111

1 1*

11

tt KQPQP

wQCKbQP

NPV