bab ii landasan teori dan tinjauan pustakarepository.ump.ac.id/5034/3/bab ii_maman...
TRANSCRIPT
5
BAB II
LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1. Daya Dukung Tanah
Dalam pandangan teknik sipil, tanah adalah himpunan mineral, bahan
organik, dan endapan-endapan yang relatif lepas (loose), yang terletak diatas batuan
dasar (bedrock). Data tanah yang tersedia pada proyek pembangunan gedung
perkuliahan di Dukuhwaluh adalah data uji penetrasi kerucut statis (sondir). Hasil
uji ini didapatakan kekuatan tanah pada kedalaman 400 cm.MT mempunyai nilai
tahanan ujung (qc) berkisar 165 kg/cm2. Karena data penyelidikan tanah tidak
lengkap, maka diperlukan korelasi agar memperoleh parameter tanah yang
diperlukan untuk analisis pondasi.
1) Menentukan Kedalaman Tanah Keras (Df)
Kedalaman tanah yang akan digunakan sebagai dasar pondasi harus memiliki
kekuatan yang mampu menahan beban yang diterima pondasi. Berdasarkan hasil
sondir, maka data yang dipakai adalah data qc. Menurut Terzaghi dan Peck (1984)
dalam Wibowo (2011) tanah yang baik untuk bangunan adalah tanah dengan
kategori keras atau mempunyai nilai tahanan ujung (qc) lebih dari 120 kg/cm2.
Berikut tabel yang bisa diapakai :
Tabel 2.1 Konsistensi tanah berdasarkan hasil sondir
Konsistensi qc Tf
Perbandingan Estimasi Biaya..., Maman Sudarman, Fakultas Teknik UMP, 2016
6
(kg/cm2) (kg/cm2)
Very soft <5 3,5
Soft 5-10 3,5
Firm 10-35 4,0
Stiff 30-60 4,0
Very stiff 60-120 6,0
Hard >120 6,0
Sumber : Terzaghi dan Peck (1984) dalam Wibowo (2011)
2) Menghitung Rasio Gesekan (fr)
Menghitung rasio gesekan (fr) dari nilai qc untuk mengklasifikasikan tanah
menurut Hardiyatmo (2003) adalah sebagai berikut :
fr = fs
qc × 100% (1)
Berdasarkan SNI-2827 (2008), Perlawanan geser (fs) diperoleh dari rumus :
fs = Kw . Api
As (2)
Kw = (Tw - Cw )
Menurut Terzaghi (1943) dalam Hardiyatmo (2003) untuk mengetahui nilai
fs bisa dilihat pada tabel seperti dibawah ini :
Tabel 2.2 Nilai fs menurut Terzaghi
Sumber : Hardiyatmo (2003)
Dimana :
Perbandingan Estimasi Biaya..., Maman Sudarman, Fakultas Teknik UMP, 2016
7
Api = Luas penampang piston (cm2)
As = Luas selimut geser (cm2)
Cw = Pembacaan manometer untuk nilai perlawanan konus (kPa)
Tw = Pembacaan manometer (kPa)
Kw = Selisih Tw - Cw (kPa)
Gambar 2.1 Klasifikasi tanah berdasarkan uji sondir
(Sumber : Hardiyatmo, 2002)
Tabel 2.3 Nilai untuk tanah keadaan asli di lapangan
Sumber : Hardiyatmo (2002)
Perbandingan Estimasi Biaya..., Maman Sudarman, Fakultas Teknik UMP, 2016
8
Tabel. 2.4 Berat jenis tanah (gravity spesific)
Sumber : Hardiyatmo (2002)
3) Menghitung berat volume tanah (γ)
Dengan asumsi bahwa muka air tanah berada sama dengan dasar pondasi,
maka berat volume tanah menurut Hardiyatmo (2002) adalah :
γ’ = γsat – γw (3)
γsat = (Gs+e) γw
1+e (4)
Dimana :
γw = Berat volume air = 1 t/m3 atau 9,81 kN/m3
γsat = Berat volume tanah jenuh (kN/m3)
Gs = Berat jenis tanah
e = Angka pori
γ’ = Berat volume tanah effektif (kN/m3)
4) Menghitung tekanan Overburden (po)
Tekanan overburden (po) menururt Hardiyatmo (2002) adalah :
po = Df . γ’ (5)
apabila diatas tanah terdapat beban terbagi rata, maka :
Perbandingan Estimasi Biaya..., Maman Sudarman, Fakultas Teknik UMP, 2016
9
po = Df . γ’ + qo
Dimana :
po = Tekanan overburden (kN/m2)
Df = Kedalaman pondasi (m)
5) Menghitung sudut gesek dalam puncak (φ)
Untuk mengetahui sudut gesek dalam puncak (φ) berdasarkan tekanan
overburden (po) bisa dilihat pada grafik seperti dibawah ini :
Gambar 2.2 Hubungan sudut gesek dalam puncak (φ) dan qc
(Sumber : Hardiyatmo, 2002)
6) Menghitung kohesi tanah (c)
Menurut Sunggono (1984) dalam Bahtia (2016), mencari kohesi tanah dari
uji sondir bisa dihitung menggunakan rumus berikut :
c = qc
20 (6)
Dimana :
c = Kohesi tanah (kPa)
Perbandingan Estimasi Biaya..., Maman Sudarman, Fakultas Teknik UMP, 2016
10
Atau menurut Bowles (1988) untuk mendapatkan nilai kohesi tanah dari qu
dimana analisis kapasitas dukung (qu) ini menggunakan data sondir. Berikut rumus
yang digunakan adalah :
c = qu
2 (7)
Dimana :
c = Kohesi tanah (kPa)
7) Menghitung kuat geser tanah (s atau τ)
Menurut Couloumb (1776) dalam Hardiyatmo (2002) adalah :
τ = c + (σ – u) tan φ (8)
σ = γsat . z
u = γw . z
Dimana :
s/τ = Kekuatan geser tanah (kN)
φ = Sudut geser internal (º)
σ = Tegangan total (kN/m2)
u = Tekanan air pori (kN/m2)
z = Kedalaman yang ditinjau (m)
a. Daya Dukung Tanah Pada Tanah Granuler
1) Daya Dukung Tanah Pada Tanah Granuler Untuk Pondasi Tiang
Berdasarkan perhitungan kapasitas dukung tanah menggunakan tahanan
ujung dan tahanan gesek tiangnya Hardiyatmo (2002) kemudian digabungkan
dengan rumus dari Meyerhoff (1976) untuk tanah granuler nilai c = 0 sehingga :
Perbandingan Estimasi Biaya..., Maman Sudarman, Fakultas Teknik UMP, 2016
11
Qu = Qb + Qs (9)
= (qu × Ab) + (fs × As)
= [(0,5 Tan φ Nq Pa) × Ab] + [fs × As]
Qa = Qu
F
Menurut Sihotang (2009) untuk mencari faktor gesek tahanan kulit adalah sebagai
berikut :
fs = qc . α
f (10)
Dimana :
Qu = Kapasitas dukung aksial ultimit tiang pancang (kN)
qu = Kapasitas dukung ultimite tanah (kg/m2)
Ab = Luas penampang tiang(cm2)
fs = Faktor gesek satuan antara tanah dan dinding tiang (kg/m2)
f = Faktor empirik untuk tiang pancang beton pratekan 3,50
α = untuk pasir adalah 1,4%
As = Luas selimut tiang (m2)
Qa = Kapasitas dukung ijin (kg)
Nq = Faktor kapasitas dukung
Pa = Tekanan atmosfer = 100 kN/m2
F = Safety factor
Perbandingan Estimasi Biaya..., Maman Sudarman, Fakultas Teknik UMP, 2016
12
Gambar 2.3 Faktor nilai Nc Nq Nγ
(Sumber : Terzaghi (1943) dalam DPU, (2005))
2) Daya Dukung Tanah Pada Tanah Granuler Untuk Pondasi Telapak
Jenis tanah granuler tidak mempunyai kohesi (c), sehingga daya dukung
menurut Terzaghi (1943) dalam Sitohang (2014) untuk pondasi berbentuk bujur
sangkar adalah :
Qu = po . Nq + 0,4 b .γ . Nγ (11)
Diaman :
B = Lebar pondasi telapak (m)
Berdasarkan hasil pengujian sondir (CPT) menurut Schmertmann (1978), dari
persamaan Terzaghi dalam Hardiyatmo (2002) diperoleh persamaan :
Qu = 48 - 0,009 . (300 - qc)1,5 (12)
Perbandingan Estimasi Biaya..., Maman Sudarman, Fakultas Teknik UMP, 2016
13
3) Daya Dukung Tanah Pada Tanah Granuler Untuk Pondasi Sumuran
Karena pada pondasi sumuran pengerjaan dilakukan dengan cara menggali
tanah terlebih dahulu pada kedalaman dan ukuran yang sesuai dengan pondasi
sumuran rencana, maka tahanan dari kulit sumuran dianggap = 0. Sehingga
kapasitas dukung hanya berasal dari tahan ujungnya saja, menurut Bowles (1988)
persamaan yang bisa dipakai adalah sebagai berikut :
Qu = Qa (13)
= (qu × Ab)
= [(L’ γ Nq + 0,4 . b . γ . Nγ) × Ab]
Qa tanah = Qu
F
Dimana :
Qu = Kapasitas dukung ultimit (kg)
qu = Karena pada tanah granuler, menurut Bowles (1988) maka nilai
qu diganti = (L’ γ Nq + 0,4 B γ Nγ)
L’ dibatasi sampai 15B (B = Lebar atau diameter sumuran)
Ab = Luas penampang kaison (cm2)
Qa = Kapasitas dukung ijin (kg)
Sedangkan kekuatan ijin berdasarkan bahannya dapat dihitung dengan
menggunakan rumus PBI (1971) dalam Hardiyatmo (2002) sebagai berikut :
Qa bahan = σb × Ab (14)
Tegangan beton untuk sumuran dengan menggunakan bahan beton siklop (cyclop
concrete) mempunyai kekuatan sebagai berikut :
σb = 0,75 × fc (15)
Perbandingan Estimasi Biaya..., Maman Sudarman, Fakultas Teknik UMP, 2016
14
Dimana :
Q sumuran = Kekuatan pikul tiang yang diijinkan (kg)
fc = Mutu beton yang digunakan (MPa)
σb = Tegangan tekan tiang yang diijinkan (kg/cm2)
Ab = Luas penampang kaison (cm2)
b. Daya Dukung Tanah Pada Tanah Kohesif
1) Daya Dukung Tanah Pada Tanah Kohesif Untuk Pondasi Tiang
Kapasitas dukung pondasi tiang untuk tanah kohesif menurut Meyerhoff
(1976) adalah sebagai berikut :
Qu = Qb + Qs (16)
= (qu × Ab) + (fs × As)
= [(c Nc + q Nq) × Ab] + [fs × As]
Pada tanah kohesif, nilai φ = 0, sehingga q Nq = 0. Sedangkan menurut Poulos
dan Davis (1980) dalam Sumiyanto (2007) Rekayasa Pondasi II memberikan nilai
Nc = 9.
Qa = Qu
F
Dimana :
Qu = Kapasitas dukung aksial ultimit tiang pancang (kg)
qu = Kapasitas dukung ultimite tanah (kg/m2)
Ab = Luas penampang tiang (cm2)
fs = Faktor gesek satuan antara tanah dan dinding tiang (kg/m2)
As = Luas selimut tiang (m2)
Perbandingan Estimasi Biaya..., Maman Sudarman, Fakultas Teknik UMP, 2016
15
Qa = Kapasitas dukung ijin (kg)
q = Tegangan vertikal (tekanan beban tambahan)
c = Nilai kohesi tanah
Nc = Faktor kapasitas dukung
F = Safety factor
2) Daya Dukung Tanah Pada Tanah Kohesif Untuk Pondasi Telapak
Menurut Skempton (1951) dalam Sitohang (2014), daya dukung tanah untuk
pondasi telapak pada tanah kohesif dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
Qu = c . Nc + Df . γ (17)
Dimana :
c = Kohesi tanah (kN/m2)
Nilai Nc tergantung dari bentuk pondasi, dengan melihat grafik dibawah ini :
Gambar 2.4 Faktor kapasitas dukung Nc
(Sumber : Skempton (1951) dalam Sitohang (2014))
Perbandingan Estimasi Biaya..., Maman Sudarman, Fakultas Teknik UMP, 2016
16
Berdasarkan hasil pengujian sondir (CPT) menurut Schmertmann (1978)
dalam Hardiyatmo (2002) dari persamaan Terzaghi diperoleh persamaan :
0,8 Nq ≈ 0,8 Nγ ≈ qc
Taksiran ini dapat diterapkan untuk 𝐷
𝐵 ≤ 1,5. Untuk tanah kohesif pada pondasi
bukur sangkar sebagai berikut :
Qu = 5 + 0,34 qc (18)
3) Daya Dukung Tanah Pada Tanah Kohesif Untuk Pondasi Sumuran
Menurut Hardiyatmo (2002) adalah sebagai berikut :
Qu = Qb (19)
= (qu × Ab)
Qa tanah = Qu
F
Dimana :
Qu = Kapasitas dukung ultimit (kg)
qu = Karena pada tanah kohesif, berdasarkan Bowles (1988) maka nilai
qu diganti = (9 . c)
Ab = Luas penampang kaison (cm2)
Qa = Kapasitas dukung ijin (kg)
Sedangkan kekuatan ijin berdasarkan bahannya dapat dihitung dengan
menggunakan rumus PBI (1971) dalam Hardiyatmo (2002) sebagai berikut :
Qa bahan = σb × Ab (20)
Tegangan beton untuk sumuran dengan menggunakan bahan beton siklop (cyclop
concrete) adalah :
Perbandingan Estimasi Biaya..., Maman Sudarman, Fakultas Teknik UMP, 2016
17
σb = 0,25 × fc (21)
Dimana :
Q sumuran = Kekuatan pikul tiang yang diijinkan (kg)
fc = Mutu beton yang digunakan (MPa)
σb = Tegangan tekan tiang yang diijinkan (kg/cm2)
Ab = Luas penampang kaison (cm2)
2. Pembebanan Pondasi
Perencanaan pembebanan harus sesuai dengan aturan pembebanan yang
mencakup tipe-tipe beban yang bekerja termasuk beban yang sesuai dengan letak
strukturnya. Tipe beban yang umum bekerja pada struktur pondasi berdasarkan
SNI-1727-2013 adalah sebagai berikut :
1) Beban Vertikal
a) Beban Mati (qd)
Beban mati yaitu berat seluruh bahan konstruksi bangunan gedung yang
terpasang seperti dinding, lantai, atap, plafon, tangga, dinding partisi tetap,
klading gedung, komponen struktural dan arsitektural serta peralatan layan
terpasang lain termasuk keran.
b) Beban Hidup (ql)
Beban hidup yaitu beban yang diakibatkan oleh pengguna dan penghuni
bangunan gedung atau struktur lain yang tidak termasuk beban konstruksi dan
beban lingkungan seperti beban angin, beban hujan, beban Gempa, beban
banjir, atau beban mati.
Perbandingan Estimasi Biaya..., Maman Sudarman, Fakultas Teknik UMP, 2016
18
2) Beban Horisontal
a) Beban Gempa (E)
Beban Gempa merupakan beban yang timbul akibat pergerakan tanah
dimana struktur tersebut berdiri.
b) Beban Angin (w)
Beban angin (w) adalah semua beban yang bekerja pada gedung atau
bagian gedung yang disebabkan oleh selisih dalam tekanan udara.
c) Beban Gempa
Beban Gempa merupakan beban yang timbul akibat pergerakan tanah
dimana struktur tersebut berdiri.
a. Pembebanan Pondasi Tiang
1) Pembebanan Pondasi Tiang Pada Tanah Granuler
Dengan menganggap beban yang terjadi pada pondasi tiang adalah beban titik
terpusat, maka tidak perlu diperhitungkan adanya eksentrisitas beban yaitu ex dan
ey. Sehingga Qa pada tanah granuler merupakan kapasitas dukung ijin tiang tunggal.
Rumus pembebanan menurut Sumiyanto (2007) dalam buku Rekayasa
Pondasi II adalah sebagai berikut :
Qa . n ≥ P (22)
Dimana :
n = Jumlah tiang
P = Beban yang diterima pondasi (kg)
Kapasitas dukung kelompok tiang pada tanah granuler sebagai berikut :
Pu = n . Qa (23)
Perbandingan Estimasi Biaya..., Maman Sudarman, Fakultas Teknik UMP, 2016
19
Menentukan faktor effisiensi ikut menentukan, sehingga :
Pu = n . Qa . Eg (24)
Dimana :
Qg = Beban maksimum kelompok tiang (kg)
n = Jumlah tiang dalam kelompok (buah)
Qa = Kapasitas dukung ijin tiang (kg)
Eg = Effisiensi kelompok tiang
Menurut ASCE Committee on Deep Foundation (1984) dalam Irifin (2008)
menganjurkan bahwa untuk jarak tiang antara 2D-3D tidak memerlukan
perhitungan effisiensi kelompok tiang (Eg).
2) Pembebanan Pondasi Tiang Pada Tanah Kohesif
Pada hasil perhitungan Qa untuk tanah kohesif merupakan kapasitas dukung
ijin tiang tunggal. Rumus pembebanan menurut Sumiyanto (2007) dalam Rekayasa
Pondasi II adalah sebagai berikut :
Qa . n ≥ P (25)
Dimana :
n = Jumlah tiang
P = Beban yang diterima pondasi (kg)
Kapasitas dukung kelompok tiang pada tanah kohesif adalah :
ΣPu = n . Qa (26)
= n . (Qp + Qs)
Perbandingan Estimasi Biaya..., Maman Sudarman, Fakultas Teknik UMP, 2016
20
b. Pembebanan Pondasi Telapak
Pembebanan pada pondasi telapak dianggap beban vertikal sentris maupun
eksentris. Menurut Bowles (1988) jika beban eksentris pada arah lebarnya, lebar
effektif pondasi dinyatakan oleh :
B’ = B - 2ex , dengan L’ = L
Jika beban eksentris pada arah memanjangnya, panjang effektif pondasi dinyatakan
oleh :
L’ = B - 2ey , dengan B’ = B
Jika eksentrisitas beban dua arah, yaitu ex dan ey, maka lebar effektif pondasi (B’)
ditentukan sedemikian rupa sehingga resultan beban terletak di pusat berat area
effektif A’.
Menurut Meyerhoff (1953) dalam Bowles (1988) bahwa tekanan dukung
tanah (Qa) akan mengalami reduksi (Re) sehingga dipakai persamaan :
Pu = (Qu . A) + w (27)
Qu = Re . Qa (28)
w = Volume . γbeton
Dimana :
Pu = Beban total ultimit (kN)
A’ = Luas (m2)
h’ = by = Sisi terpanjang (m)
b’ = bx = Lebar (m)
w = Berat beton (kN)
γbeton = Berat jenis beton (kN/m3)
Perbandingan Estimasi Biaya..., Maman Sudarman, Fakultas Teknik UMP, 2016
21
1) Pembebanan Pondasi Telapak Pada Tanah Granuler
Faktor reduksi untuk tanah granuler Menurut Meyerhoff (1953) dalam buku
Bowles (1988) adalah sebagai berikut :
Re = 1 – (𝑒
𝑏)0,5 (29)
Dimana :
0 < 𝑒
𝑏 < 0,3
e = Jarak antara beban titik terhadap pusat pondasi (m)
Berikut adalah grafik yang dapat dipakai untuk menghitung reduksi.
Gambar 2.5 Pengaruh eksentrisitas dengan beban vertikal
(Sumber : Hardiyatmo, 2002)
2) Pembebanan Pondasi Telapak Pada Tanah Kohesif
Faktor reduksi untuk tanah kohesif Menurut Meyerhoff (1953) dalam Bowles
(1988) adalah sebagai berikut :
Re = 1 – 2 𝑒
𝑏 (30)
Perbandingan Estimasi Biaya..., Maman Sudarman, Fakultas Teknik UMP, 2016
22
c. Pembebanan Pondasi Sumuran
1) Pembebanan Pondasi Sumuran Pada Tanah Granuler
Untuk menghitung Pu pada tanah granuler, Menurut Bowles (1988)
digunakan rumus sebagai berikut :
Pu = [0,80 φ (0,85 fc’ Ac + fy As)] + w (31)
w = Volume . γbeton
Dimana :
Pu = Beban aksial (kN)
φ = Sudut gesek dalam
w = Berat beton (kN)
γbeton = Berat jenis beton siklop (kN/m3)
Karena rencana bahan menggunakan beton siklop dengan mutu fc 20 mPa, maka fy
. As = 0.
2) Pembebanan Pondasi Sumuran Pada Tanah Kohesif
Menurut Bowles (1988) beban aksial terfaktor (Pu) pada sumuran bertulang
adalah sebagai berikut:
Pu = (fc’ Ac + fy As) + w ≥ P (32)
Dimana :
Pu’ = Beban aksial (kN)
P = Beban yang diterima pondasi (kN)
fc’ = Mutu beton untuk bahan beton siklop (mPa)
Ac = Luas penampang beton (cm2)
As = Luas tulangan (m2)
Perbandingan Estimasi Biaya..., Maman Sudarman, Fakultas Teknik UMP, 2016
23
Karena rencana bahan hanya menggunakan beton siklop dengan mutu fc 20 mPa,
maka fy . As = 0 dan sudut gesek pada tanah kohesif = 0.
3. Perancangan Pondasi
Pondasi adalah bagian dari struktur yang berfungsi untuk menyalurkan beban
struktur ke tanah di bawahnya Hardiyatmo (2002). Apabila beban struktur tidak
terlalu besar dan letak kedalaman tanah kerasnya cukup dangkal dapat
menggunakan pondasi telapak. Sedangkan apabila beban struktur cukup besar dan
letak tanah keras cukup dalam dapat menggunakan pondasi tiang. Setiap pondasi
memiliki kedalaman pondasi (Df) yakni jarak vertikal muka tanah dengan ujung
pondasi.
Secara garis besar, pondasi terbagi menjadi 2 (dua) kelompok besar antara
lain sebagai berikut :
1) Pondasi dangkal (Shallow Foundation)
Pondasi dangkal didefenisikan sebagai pondasi yang mendukung bebannya
secara langsung, seperti pondasi telapak, pondasi memanjang dan pondasi rakit,
panjangnya berkisar 1 m – 2 m atau Df/B < 1. Pondasi ini digunakan apabila
kedalaman tanah baik tidak begitu dalam (antara 0,6 sampai 2,0 meter ), serta
kapasitas dukung tanah relatif baik (> 120 kg/cm2 ).
2) Pondasi dalam (Deep Foundation)
Pondasi dalam didefenisikan sebagai pondasi yang meneruskan beban
bangunan ketanah keras atau batu yang terletak relative jauh dari permukaan,
contohnya pondasi sumuran dan pondasi tiang, panjangnya berkisar 6 m – 10 m
atau Df/B > 4. Pondasi ini digunakan jika lapisan tanah keras atau lapisan tanah
Perbandingan Estimasi Biaya..., Maman Sudarman, Fakultas Teknik UMP, 2016
24
dengan daya dukung yang memadai berada pada kedalaman tanah yang cukup
dalam dari permukaan dan pada lapisan tanah atas berupa tanah lunak
(humus/peat/organik). Kondisi ini mengharuskan pondasi ditanam sehingga
mencapai lapisan tanah keras tersebut.
a. Perancangan Pondasi Tiang
1) Tahanan Aksial Tiang Pancang (Pn)
a) Berdasarkan Jenis Tanah
Menurut Sumiyanto (2007) dalam Rekayasa Pondasi II tahanan aksial
tiang pancang (Pn) merupakan kekuatan tahan ujung (Qb) ditambah dengan
kekuatan tahanan gesek selimut tiang pancangnya (Qs) atau disebut juga
kapasitas dukung ultimit (Qa), sehingga :
P = Qa (33)
Qa = Qb + Qs
Pn = P
F
Dimana :
P = Tahanan aksial (kN)
b) Berdasarkan Kekuatan Bahan
Menurut Ilham (2010), kekuatan tiang berdasarkan bahannya bisa
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Wp = W . L
P = 0,30 . fc' . A - 1,2 . Wp (34)
Pn = P
F
Perbandingan Estimasi Biaya..., Maman Sudarman, Fakultas Teknik UMP, 2016
25
Dimana :
Wp = Berat tiang pancang (kN)
W = Berat tiang per meter (kN)
L = Panjang tiang rencana (m)
P = Kapasitas dukung nominal tiang (kN)
A = Luas permukaan tiang (m2)
Pn = Tahanan aksial tiang (kN)
F = Faktor aman
c) Berdasarkan Hasil Uji Sondir
Menurut Tomlinson (1986) dalam Irifin (2008), untuk menentukan
daya dukung ijin tekan adalah sebagai berikut :
Pn = Pa - Pta (35)
Pa = [(qc . A) / F1] + [(Tf . Ast) / F2]
Pta = [(Tf . Ast . 0,75) / F2] + W
Dimana :
Pa = Daya dukung ijin tekan (kN)
F1 = Faktor aman 1
Diambil 2
Tf = Total friksi (kN/m)
Ast = Keliling penampang tiang (m)
F2 = Faktor aman 2
Diambil 5 dan 3
Perbandingan Estimasi Biaya..., Maman Sudarman, Fakultas Teknik UMP, 2016
26
2) Jumlah Tiang Pancang (n)
Menentukan jumlah tiang menurut Irifin (2008) :
n = P / Pn (36)
Dengan ketentuan n . Pn > P
Dimana :
P = Beban aksial kolom (kN)
3) Tahanan Lateral Tiang Pancang (Hn)
a) Berdasarkan Defleksi Tiang Maksimum
Berdasarkan defleksi tiang maksimum menurut Broms (1964) dalam
Ilham (2010), tahanan lateral (Hn) dapat dihitung dengan persamaan :
Hn = y0 . Kh
D
[2 .β . (e β+1)] (37)
β = [Kh . D
4 .Ec . Ic]
0,25
Dengan ketentuan β . L > 2,5
Ic = 1
12 . s4
Ec = 4700. (√fc’ . 103)
Diamana :
D = Diameter pondasi (cm)
Hn = Tahanan lateral tiang pancang (kN)
L = Panjang pondasi (m)
Ec = Modulus elastisitas tiang (kN/m2)
Kh = Modulus subgrade horisontal (kN/m2)
Diambil 26.720 kN/m3
Perbandingan Estimasi Biaya..., Maman Sudarman, Fakultas Teknik UMP, 2016
27
Ic = Momen inersia penampang (m4)
e = Jarak beban lateral terhadap muka tanah (m)
y0 = Defleksi tiang maksimum (m)
Diambil defleksi maksimal yaitu 6 mm
β = Koefisien defleksi tiang
b) Berdasarkan Momen Maksimum
Menentukan gaya lateral menurut Brinch-Hansen (1961) dalam Ilham
(2010) adalah sebagai berikut :
My = fb . W (38)
fb = 0,40 . fc' . 103
W = Ic / (D/2)
Diperoleh persamaan sebagai berikut : (39)
Persamaan 1 = Hn / [ 9 . cu . D ]
Persamaan 2 = L - ( f + 1,5 . D )
Persamaan 3 = Hn . ( e + 1,5 . D + 0,5 . f )
Persamaan 4 = 9 / 4 . D . cu . g2
Dimana :
fb = Kuat lentur beton tiang pancang (kN/m2)
W = Tahanan momen (m3)
My = Momen maksimum (kNm)
e = Jarak beban lateral terhadap muka tanah (m)
Perbandingan Estimasi Biaya..., Maman Sudarman, Fakultas Teknik UMP, 2016
28
4) Susunan Tiang Pancang
Menurut Irifin (2008) pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam
menentukan jarak antar tiang pancang (S) antara lain :
a) Ujung tiang tidak mencapai tanah keras maka jarak tiang minimum ≥ 2 kali
diameter tiang atau 2 kali diagonal tampang tiang.
b) Ujung tiang mencapai tanah keras, maka jarak tiang minimum ≥ diameter
tiang ditambah 30 cm atau panjang diagonal tiang ditambah 30 cm.
Persamaan yang bisa dipakai adalah sebagai berikut :
2 D ≤ S ≤ 2,5 D (40)
Diaman :
S = Jarak antara pusat ke pusat tiang (cm)
D = Diameter Tiang (cm)
Pertimbangan dalam menentukan jarak tiang ke ujung pilecap (a) :
a ≥ 1,25 D (41)
Diaman :
a = Jarak antara pusat tiang ke tepi pilecap (cm)
D = Diameter Tiang (cm)
Perbandingan Estimasi Biaya..., Maman Sudarman, Fakultas Teknik UMP, 2016
29
Gambar 2.6 Model susunan tiang
(Sumber : Ilham, 2010)
5) Gaya Aksial Pada Tiang Pancang
Untuk menghitung gaya aksial pada tiang pancang menurut Ilham (2010)
adalah sebagai berikut :
Berat tanah diatas pilecap (Ws)
Ws = Lx . Ly . z . ws (42)
Dimana :
Lx = Lebar pile cap arah x (m)
Ly = Lebar pile cap arah y (m)
z = Tebal tanah diatas pilcap (m)
ws = Berat volume tanah diatas pile cap (kN/m3)
Berat pilecap (Wc) :
Wc = Lx . Ly . h . wc (43)
Dimana :
h = Tebal pilcap (m)
Perbandingan Estimasi Biaya..., Maman Sudarman, Fakultas Teknik UMP, 2016
30
wc = Berat beton bertulang (kN/m3)
Diambil 24 kN/m3
Total gaya aksial terfaktor (Pu) :
Pu = P + 1,2 . Ws + 1,2 . Wc (44)
Dimana :
P = Beban aksial kolom (kg)
Pu = Total gaya aksial terfaktor (kg)
Gaya aksial maksimum dan minimum dapat ditentukan dengan rumus sebagai
berikut :
Pu max = 𝑃𝑢
𝑛+
𝑀𝑢𝑥 .𝑥𝑚𝑎𝑥
∑ 𝑥2+
𝑀𝑢𝑦 .𝑦𝑚𝑎𝑥
∑ 𝑦2 (44)
Pu min = 𝑃𝑢
𝑛−
𝑀𝑢𝑥 .𝑥𝑚𝑖𝑛
∑ 𝑥2−
𝑀𝑢𝑦 .𝑦𝑚𝑖𝑛
∑ 𝑦2 (45)
Dimana :
ymax dan xmax = Jarak lengan maksimum terhadap pusat di sumbu y dan x
ymin dan xmin = Jarak lengan minimum terhadap pusat di sumbu y dan x
n = Jumlah tiang
Syarat-syarat yang harus dipenuhi pada gaya aksial tiang pancang :
Pu max ≤ Qa
Jika Pu tidak memenuhi syarat, maka jumlah pondasi ditambah.
6) Gaya Lateral Pada Tiang Pancang
Berikut perhitungan-perhitungan yang dialakuakan untuk menentukan
besarnya gaya lateral pada pondasi tiang menurut Ilham (2010) :
Perbandingan Estimasi Biaya..., Maman Sudarman, Fakultas Teknik UMP, 2016
31
Gaya lateral tiang pancang pada arah x (hu x) :
hu x = Hu x
𝑛
Gaya lateral tiang pancang pada arah y (hu y) :
hu y = Hu y
𝑛
Gaya lateral kombinasi dua arah (hu max) :
hu max = √hu x2 + hu y
2 (46)
Syaratnya :
hu max ≤ Hn
7) Tinjauan Geser Satu Arah
Menurut Ilham (2010) adalah untuk menentukan tinjauan geser 1 (satu) arah
adalah sebagai berikut :
a) Tinjauan Geser Arah x
Gambar 2.7 Tinjauan geser arah x
(Sumber : Ilham, 2010)
Perbandingan Estimasi Biaya..., Maman Sudarman, Fakultas Teknik UMP, 2016
32
Tebal effektif pilecap (t’)
t’ = t - d'
Jarak bid. kritis terhadap sisi luar (cx)
cx = ( Lx - Bx - t' ) / 2
Berat beton (W1)
W1 = cx . Ly . t . wc (47)
Berat tanah (W2)
W2 = cx . Ly . z . ws (48)
Gaya geser arah x (Vux)
Vux = 2 . pumax - W1 - W2 (49)
Lebar bidang geser untuk tinjauan arah y (b)
b = Ly
Rasio sisi panjang thd. sisi pendek kolom (bc)
bc = Bx / By
Kuat geser pilecap arah x, diambil nilai terkecil dari vc dari pers.sbb. :
vc 1 = [1+2 / bc] . √ fc' . b . t' /6 (50)
vc 2 = [αs . d / b+2] . √fc' . b . t'/12 (51)
vc 3 = 1/3 . √fc' . b . t' (52)
Kuat geser pilecap (Vc)
Vc = vc / F
Dengan ketentuan Vc > Vux
Dimana :
t = Tebal pilecap (m)
Perbandingan Estimasi Biaya..., Maman Sudarman, Fakultas Teknik UMP, 2016
33
wc = Berat volume beton (kN/m3)
z = Tebal lapisan tanah diatas pilecap (m)
ws = Berat volume tanah (kN/m3)
d’ = Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton (m)
b) Tinjauan Geser Arah y
Gambar 2.8 Tinjauan geser arah y
(Sumber : Ilham, 2010)
Tebal effektif pilecap (t’)
t’ = t - d'
Jarak bid. kritis terhadap sisi luar (cy)
cy = ( Ly - By - t' ) / 2
Berat beton (W1)
W1 = cy . Lx . t . wc (53)
Berat tanah (W2)
W2 = cy . Lx . z . ws (54)
Perbandingan Estimasi Biaya..., Maman Sudarman, Fakultas Teknik UMP, 2016
34
Gaya geser arah y (Vuy)
Vuy = 2 . pumax - W1 - W2 (55)
Lebar bidang geser untuk tinjauan arah x (b)
b = Lx
Rasio sisi panjang thd. sisi pendek kolom (bc)
bc = Bx / By
Kuat geser pilecap arah x, diambil nilai terkecil dari vc dari pers.sbb. :
vc 1 = [1+2 / bc] . √ fc' . b . t' /6 (56)
vc 2 = [αs . d / b+2] . √fc' . b . t'/12 (57)
vc 3 = 1/3 . √fc' . b . t' (58)
Kuat geser pilecap (Vc)
Vc = vc / F
Dengan ketentuan Vc > Vuy
8) Tinjauan Geser Dua Arah
Menentukan tinjauan geser dua arah (Pons) menurut Ilham (2010) adalah :
Gambar 2.9 Tinjauan geser dua arah
(Sumber : Ilham, 2010)
Perbandingan Estimasi Biaya..., Maman Sudarman, Fakultas Teknik UMP, 2016
35
Tebal effektif pilecap (d’)
d’ = t – d
Lebar bidang geser pons arah x (B’x)
B’x = Bx + t'
Lebar bidang geser pons arah y (B’y)
B’y = By + t'
Luas bidang geser pons (Ap)
Ap = 2 .( B'x + B'y ) . t'
Lebar bidang geser pons (bp)
bp = 2 . ( B'x + B'y )
Rasio sisi panjang thd. sisi pendek kolom (bc)
bc = Bx / By
Tegangan geser pons, diambil nilai terkecil dari fp yang diperoleh dari pers.sbb. :
fp 1 = [ 1 + 2 / bc ] . √ fc' / 6 (59)
fp 2 = [ αs . t / bp + 2 ] . √ fc' / 12 (60)
fp 3 = 1 / 3 . √ fc' (61)
Kuat geser pilecap (Vnp)
Vnp = Ap . fp / F (62)
Dengan ketentuan Vnp > P
Dimana :
Puk = Gaya geser akibat beban terfaktor pada kolom (kN)
Bx = Lebar kolom arah x (m)
By = Lebar kolom arah y (m)
Perbandingan Estimasi Biaya..., Maman Sudarman, Fakultas Teknik UMP, 2016
36
9) Pembesian Pilecap
Pembesian pada pilecap menurut Ilham (2010) adalah dapat ditentukan pada
tulangan lentur arah x dan y serta tulangan susutnya sebagai berikut :
a) Tulangan Lentur Arah x
Gambar 2.10 Tulangan lentur arah x
(Sumber : Ilham, 2010)
Jarak tepi kolom terhadap sisi luar pilecap (cy)
cy = ( Lx - Bx ) / 2
Jarak tiang thd. sisi kolom (ey)
ey = cx - a
Momen yang terjadi pada pilecap (Mux)
Mux = 2. pumax. ex - W1. cx/2 - W2.cx /2 (63)
Lebar pilecap yang ditinjau (b)
b = Ly
Perbandingan Estimasi Biaya..., Maman Sudarman, Fakultas Teknik UMP, 2016
37
Tebal effektif plat (t’)
t’ = t - d'
ρb = β1. 0,85 .fc / fy . 600 / (600 + fy) (64)
R max = 0,75. ρb. fy. [1- 0,5. 0,75. ρb. fy/ (0,85. fc)] (65)
Mn = Mux / F
Rn = Mn . 106 / ( b .t'2 ) (66)
Dengan ketentuan Rn < R max
Rasio tulangan yang diperlukan (ρ)
ρ = 0,85.fc / fy . [1-√{1–2.Rn / (0,85.fc)}] (67)
Rasio tulangan minimum (ρmin)
Merupakan rasio tulangan minimal yang digunakan adalah 0,0025
Luas tulangan yang diperlukan (As)
As = ρ . b . t' (68)
Jarak tulangan yang diperlukan (s)
s = π / 4 .D2. b / As (69)
Jarak tulangan maksimum (smax)
Merupakan jarak tulangan terjauh yang disyaratkan adalah sebesar
200 mm
Jumlah tulangan terpakai (∑tul)
∑tul = As / Atul
Dimana :
d’ = Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton (cm)
Diambil 10 cm
Perbandingan Estimasi Biaya..., Maman Sudarman, Fakultas Teknik UMP, 2016
38
Es = Modulus elastis baja (kN/m2)
Diambil 200.000 . 103 kN/m2
β1 = Faktor distribusi tegangan beton
Diambil 0,85
b) Tulangan Lentur Arah y
Gambar 2.11 Tulangan lentur arah y
(Sumber : Ilham, 2010)
Jarak tepi kolom terhadap sisi luar pilecap (cy)
cy = ( Lx - Bx ) / 2
Jarak tiang thd. sisi kolom (ey)
ey = cx - a
Momen yang terjadi pada pilecap (Mux)
Mux = 2. pumax. ex - W1. cx/2 - W2.cx /2 (70)
Lebar pilecap yang ditinjau (b)
b = Ly
Perbandingan Estimasi Biaya..., Maman Sudarman, Fakultas Teknik UMP, 2016
39
c) Tulangan Susut
Luas tulangan susut arah x (Asx)
Asx = ρsmin . b . t' (71)
Luas tulangan susut arah y (Asy)
Asy = ρsmin . b . t' (72)
Jumlah tulangan terpakai arah x dan arah y (∑tul)
∑tul = As / Atul
Jarak tulangan susut arah x (sx)
sx = π / 4 . Ø2 . b / Asx (73)
Jarak tulangan susut arah y (sy)
sy = π / 4 . Ø2 . b / Asy (74)
Jarak tulangan susut maksimum arah x (sx max) dan arah y (sy max)
Dipilih jarak maksimal tulangan adalah 200 mm
Gambar 2.12 Desain penulangan pilecap
(Sumber : Ilham, 2010)
Perbandingan Estimasi Biaya..., Maman Sudarman, Fakultas Teknik UMP, 2016
40
b. Perancangan Pondasi Telapak
1) Menentukan kedalaman pondasi telapak (Df)
Mentukan kedalaman pondasi Menurut Sumiyanto (2007) dalam buku
Rekayasa Pondasi II ada beberapa hal yang harus diperhatikan :
(a) Pondasi harus diletatakan dibawah dasar dari pada lapisan tanah organik dan
tanah jelek lainnya.
(b) Dasar pondasi harus diletakan pada lapisan yang tidak terpengaruh oleh
kembang susut tanah akibat cuaca.
(c) Walaupun tanah pondasi kuat, dasar pondasi sebaiknya tidak terletak
dipermukaan tanah, karena pertimbangan erosi dan penurunan.
(d) Jarak dan beda elevasi anatara dasar pondasi yang satu dengan yang lainnya
harus sedemikian besar sehingga tidak terdapat pengaruh tumPang-tindihnya
tekanan.
Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menentukan kedalaman minimal
pondasi telapak menurut Sumiyanto (2007) sebagai berikut :
Df > s/2 (75)
Diamana :
Df = Kedalaman telapak (m)
s = Jarak antar pondasi (m)
Perbandingan Estimasi Biaya..., Maman Sudarman, Fakultas Teknik UMP, 2016
41
Gambar 2.13 Perbedaan elevasi antara dua pondasi yang berdekatan
(Sumber : Hardiyatmo, 2002)
2) Kontrol Tegangan Tanah
Kontrol tegangan tanah menurut Ilham (2010) adalah :
Gambar 2.14 Kontrol tegangan tanah
(Sumber : Ilham, 2010)
Luas dasar footplat (A)
A = bx . by
Tahanan momen arah x (Wx)
Wx = 1/6 . by . bx2
Tahanan momen arah y (Wy)
Wy = 1/6 . bx . by2
Tinggi tanah di atas footplat (z)
z = Df – h
Perbandingan Estimasi Biaya..., Maman Sudarman, Fakultas Teknik UMP, 2016
42
Tekanan akibat berat footplat dan tanah (q)
q = h . γc + z . γ (76)
Eksentrisitas arah x (ex)
ex = Mx / P
Dengan ketentuan ex > bx / 6
Eksentrisitas arah y (ex)
ex = My / P
Dengan ketentuan ey > by / 6
Tegangan maksimum yang terjadi pada dasar pondasi (qmax)
qmax = P/A + Mx/Wx + My/Wy + q (77)
Dengan ketentuan qmax < Qa
Tegangan minimum yang terjadi pada dasar pondasi (qmin)
qmin = P/A - Mx/Wx - My/Wy – q (78)
Dengan ketentuan qmin > 0
3) Gaya Geser Pada Footplat
Menghitung gaya geser pada footplat menurut Ilham (2010) untuk gaya geser
1 (satu) arah maupun 2 (dua) arah adalah sebagai berikut :
a) Tinjauan Geser Arah x
Tebal effektif footplat (d)
d = h- d'
Jarak bid. kritis terhadap sisi luar footplat (ax)
ax = (bx - Bx - d) / 2
Teg. tanah pada bid.g kritis geser arah x (qx)
Perbandingan Estimasi Biaya..., Maman Sudarman, Fakultas Teknik UMP, 2016
43
qx = qmin + (bx-ax) / bx . (qmax-qmin) (79)
Gaya geser arah x (Vux)
Vux = [qx + (qmax-qx ) / 2 -q ] .ax .by (80)
Lebar bidang geser untuk tinjauan arah x (b)
b = by
Rasio sisi panjang thd. sisi pendek kolom (bc)
bc = Bx / By
Kuat geser arah x, diambil nilai terkecil vc yang diperoleh dari pers.sbb. :
vc 1 = [1 + 2/bc] . √ fc' . b . d / 6 103 (81)
vc 2 = [αs . d / b + 2] . √ fc' . b . d /12 . 103 (82)
vc 3 = 1/3 . √ fc' . b . d . 103 (83)
Kuat geser footplat (Vc)
Vc = vc / F
Dengan ketentuan Vc > Vux
Gambar 2.15 Tinjauan geser arah x
(Sumber : Ilham, 2010)
Perbandingan Estimasi Biaya..., Maman Sudarman, Fakultas Teknik UMP, 2016
44
b) Tinjauan Geser Arah y
Tebal effektif footplat (d)
d = h- d'
Jarak bid. kritis terhadap sisi luar footplat (ay)
ay = (by – By - d) / 2
Teg. tanah pada bid.g kritis geser arah y (qy)
qy = qmin + (by-ay) / by . (qmax-qmin) (84)
Gaya geser arah y (Vuy)
Vuy = [qx + (qmax-qx ) / 2 -q ] .ax .by (85)
Lebar bidang geser untuk tinjauan arah x (b)
b = bx
Rasio sisi panjang thd. sisi pendek kolom (bc)
bc = Bx / By
Kuat geser arah y, diambil nilai terkecil vc yang diperoleh dari pers.sbb. :
vc 1 = [1 + 2/bc] . √ fc' . b . d / 6 103 (86)
vc 2 = [αs . d / b + 2] . √ fc' . b . d /12 . 103 (87)
vc 3 = 1/3 . √ fc' . b . d . 103 (88)
Kuat geser footplat (Vc)
Vc = vc / F
Dengan ketentuan Vc > Vuy
Dimana :
d’ = Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton (m)
Perbandingan Estimasi Biaya..., Maman Sudarman, Fakultas Teknik UMP, 2016
45
Gambar 2.16 Tinjauan geser arah y
(Sumber : Ilham, 2010)
c) Tinjauan Geser Dua Arah (PONS)
Lebar bidang geser pons arah x (cx)
cx = Bx + 2 . d
Lebar bidang geser pons arah y (cy)
cy = By + 2 . d
Gaya geser pons yang terjadi (Vup)
Vup = |(bx. by- cx. cy). [(qmax + qmin)/ 2- q]| (89)
Luas bidang geser pons (Ap)
Ap = 2 . (cx + cy) . d
Lebar bidang geser pons (bp)
Ap = 2 . (cx + cy)
Rasio sisi panjang thd. sisi pendek kolom (bp)
bp = Bx / By
Teg. geser pons, nilai terkecil dari fp yang diperoleh dari pers.sbb. :
fp 1 = [1 + 2 / bc] . √ fc' / 6 (90)
Perbandingan Estimasi Biaya..., Maman Sudarman, Fakultas Teknik UMP, 2016
46
fp 2 = [αs . d / bp + 2] . √ fc' / 12 (91)
fp 3 = 1 / 3 . √ fc' (92)
Kuat geser pons (Vnp)
Vnp = Ap . fp /F (93)
Dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Vnp > Vup
b. Vnp > Pu
Gambar 2.17 Tinjauan geser dua arah (pons)
(Sumber : Ilham, 2010)
4) Pembesian Pondasi Telapak
Menghitung penulangan pada footplat menurut Ilham (2010) adalah sebagai
berikut untuk arah x dan arah y serta tulangan susut :
a) Tulangan Lentur Arah x
Jarak tepi kolom terhadap sisi luar footplat (ax)
ax = (bx - Bx) / 2
Tegangan tanah pada tepi kolom (qx)
qx = qmin + (bx - ax) / bx . (qmax - qmin) (94)
Perbandingan Estimasi Biaya..., Maman Sudarman, Fakultas Teknik UMP, 2016
47
Momen yang terjadi pada plat fondasi akibat tegangan tanah (Mx)
Mx = 1/2. ax2. [qx+ 2/3. (qmax- qx)- q]. by (95)
Lebar plat fondasi yang ditinjau (b)
b = by
Tebal effektif plat (d)
d = h - d'
ρb = β1. 0,85. fc’/ fy . 600/ (600 + fy) (96)
Rmax = 0,75.ρb.fy.[1-0,5. 0,75. ρb. fy/(0,85.fc’)] (97)
Mn = Mx / F
Rn = Mn / (b . d2) (98)
Rasio tulangan yang diperlukan (ρ)
ρ = 0,85. fc’/ fy. [1- √{1– 2. Rn/ (0,85. fc’)}] (99)
Dengan ketentuan Rn < Rmax
Rasio tulangan minimum (ρmin)
Diambil rasio tulangan minimum adalah 0,0025
Luas tulangan yang diperlukan (As)
As = ρ . b . d (100)
Jarak tulangan yang diperlukan (s)
s = π / 4. D2 . b / As (101)
Jarak tulangan maksimum (smax)
Jarak maksimum untuk setiap tulangan adalah 200 mm
Luas tulangan terpakai (As)
As = π / 4. D2. b / s (102)
Perbandingan Estimasi Biaya..., Maman Sudarman, Fakultas Teknik UMP, 2016
48
Jumlah tulangan terpakai (∑tul)
∑tul = As / Atul
Dimana :
h = Tebal plat fondasi (m)
d’ = Jarak pusat tulangan thd. sisi luar beton (m)
Es = Modulus elastis baja (kN/m2)
Diambil 200.000 . 103 kN/m2
β1 = Faktor distribusi teg. Beton
Diambil 0,85
Gambar 2.18 Tulangan lentur arah x
(Sumber : Ilham, 2010)
b) Tulangan Lentur Arah y
Jarak tepi kolom terhadap sisi luar footplat (ay)
ay = (by – By) / 2
Tegangan tanah pada tepi kolom (qy)
qy = qmin + (by – ay) / by . (qmax - qmin) (103)
Momen yang terjadi pada plat fondasi akibat tegangan tanah (My)
Perbandingan Estimasi Biaya..., Maman Sudarman, Fakultas Teknik UMP, 2016
49
My = 1/2. Ay2. [qy+ 2/3. (qmax- qy)- q]. Bx (104)
Lebar plat fondasi yang ditinjau (b)
b = by
Tebal effektif plat (d)
d = h - d'
ρb = β1. 0,85. fc’/ fy . 600/ (600 + fy) (105)
Rmax = 0,75.ρb.fy.[1-0,5. 0,75. ρb. fy/(0,85.fc’)] (106)
Mn = My / F
Rn = Mn / (b . d2) (107)
Rasio tulangan yang diperlukan (ρ)
ρ = 0,85. fc’/ fy. [1- √{1– 2. Rn/ (0,85. fc’)}] (108)
Dengan ketentuan Rn < Rmax
Rasio tulangan minimum (ρmin)
Diambil rasio tulangan minimum adalah 0,0025
Luas tulangan yang diperlukan (As)
As = ρ . b . d (109)
Jarak tulangan yang diperlukan (s)
s = π / 4. D2 . b / As (110)
Jarak tulangan maksimum (smax)
Jarak maksimum untuk setiap tulangan adalah 200 mm
Luas tulangan terpakai (As)
As = π / 4. D2. b / s (111)
Jumlah tulangan terpakai (∑tul)
Perbandingan Estimasi Biaya..., Maman Sudarman, Fakultas Teknik UMP, 2016
50
∑tul = As / Atul
Dimana :
h = Tebal plat fondasi (m)
d’ = Jarak pusat tulangan thd. sisi luar beton (m)
Es = Modulus elastis baja (kN/m2)
Diambil 200.000 . 103 kN/m2
β1 = Faktor distribusi tegangan beton
Diambil 0,85
Gambar 2.19 Tulangan lentur arah y
(Sumber : Ilham, 2010)
c) Tulangan Susut
Luas tulangan susut arah x (Asx)
Asx = ρsmin . d . bx (112)
Luas tulangan susut arah y(Asx)
Asx = ρsmin . d . by (113)
Jumlah tulangan terpakai arah x (∑tul)
∑tul = As / Atul
Perbandingan Estimasi Biaya..., Maman Sudarman, Fakultas Teknik UMP, 2016
51
Jumlah tulangan terpakai arah y (∑tul)
∑tul = As / Atul
Jarak tulangan susut arah x (sx)
sx = π / 4 . Ø2 . by / Asx (114)
Jarak tulangan susut maksimum arah x (sx max)
Jarak tulangan maksimum adalah 200 mm
Jarak tulangan susut arah y (sy)
sy = π / 4 . Ø2 . bx / Asy (115)
Jarak tulangan susut maksimum arah y (sy max)
Jarak tulangan maksimum adalah 200 mm
Dimana :
ρsmin = Rasio tulangan susut minimum
Diambil 0,0014
Gambar 2.20 Desain penulangan pondasi telapak
(Sumber : Ilham, 2010)
c. Perancangan Pondasi Sumuran
Pondasi sumuran yang direncanakan pada pembangunan Gedung 5 (lima)
lantai adalah pondasi sumuran dengan bahan beton siklop dengan mutu beton fc 20
Perbandingan Estimasi Biaya..., Maman Sudarman, Fakultas Teknik UMP, 2016
52
mPa. Pembuatan pondasi sumuran ini bertujuan untuk meningkatkan daya dukung
tanah dengan cara mengganti tanah yang kurang kuat dengan beton siklop ini.
Selain itu juga pondasi sumuran ini berfungsi sebagai penyalur beban dari pondasi
telapak ke tanah dasar agar elevasi dasar pondasi telapak tidak terlalu dalam dan
tidak membahayakan.
1) Kontrol terhadap daya dukung
Menurut Puspitasari (2007) dalam analisa pondasi sumuran perlu dilakukan
kontrol terhadap guling, geser, eksentrisitas. Berikut beberapa perhitungan yang
dilakukan terhadap kontrol pondasi sumuran.
a) Kesetabilan terhadap guling
Kesetabilan struktur terhadap guling dihitung dengan persamaan berikut :
SFguling = Σ Mr
Σ Mo ≥ 1,5 (116)
Mr = (FZ + MZaktif +Maktif) (117)
Mo = Mpasif (118)
Dimana :
ΣMr = Jumlah dari momen-momen yang menyebabkan struktur
terguling dengan titik pusat putaran yang berada di suatu titik.
Disebabkan oleh tekanan tanah aktif yang bekerja pada elevasi
tertentu.
ΣMo = Jumlah dari momen-momen yang mencegah struktur terguling
dengan titik pusat putaran yang berada di suatu titik.
Merupakan momen-momen yang disebabkan oleh gaya
vertikal dari struktur dan berat tanah diatas struktur.
Perbandingan Estimasi Biaya..., Maman Sudarman, Fakultas Teknik UMP, 2016
53
b) Ketahanan terhadap geser
Persamaan untuk menghitungnya adalah :
SFgeser = c. A . Qu . Tan φB . As ≥ Hmax (119)
Dimana :
a = 0,589
c = 0,080
φB = Sudut gesk antara tanah pondasi dengan dasar pondasi (º)
c) Ketahanan terhadap penyaluran beban
Menurut Aminullah (2009), maksimum kuat tumpu untuk beton dengan
luasan yang berbeda memiliki penyaluran beban seperti sebuah piramida
tegak lurus dengan kemiringan b/h yaitu 1:2. Berikut rumus yang bisa
digunakan :
PN = (0,85 . fc . A1 . (√A1/A2)) / F (120)
PA = (1,7 . fc . A1) / F (121)
Dengan ketentuan PA > PN
Dimana :
PN = Penyaluran beban (kN)
PA = Penyaluran beban ijin (kN)
A1 = Luas pondasi telapak (m2)
A2 = Luas pondasi sumuran (m2)
Perbandingan Estimasi Biaya..., Maman Sudarman, Fakultas Teknik UMP, 2016
54
2) Daya dukung tanah akibat pembebanan
Tekanan yang disebabkan oleh gaya-gaya yang terjadi pada dasar pondasi
sumuran harus dipastikan lebih kecil dari daya dukung ijin tanah. Daya dukung tanah
pada dasar pondasi sumuran ditentukan dengan cara yang sama seperti dalam
menentukan daya dukung pondasi dangkal. Hal pertama yang perlu diperiksa adalah
eksentrisitas dari gaya-gaya ke pondasi dengan menggunakan persamaan berikut
menurut Puspitasari (2007) Daya dukung pondasi (Pmax) adalah :
Pmax = Pu
n ±
My x
Σx2 ±
Mx y
Σy2 (122)
Dengan ketentuan Pmax < Pall
Dimana :
Pmax = Beban maksimum yang diterima oleh pondasi
n = Jumlah pondasi sumuran
x = Jarak pondasi terhadap titik berat x (m)
y = Jarak pondasi terhadap titik berat y (m)
∑x2 = Jumlah kuadarat jarak ordinat-ordinat kaison (m)
∑y2 = Jumlah kuadarat jarak absis-absis kaison (m)
Perbandingan Estimasi Biaya..., Maman Sudarman, Fakultas Teknik UMP, 2016
55
Gambar 2.21 Perletakan posisi pondasi sumuran
(Sumber : Puspitasari, 2007)
3) Pembesian untuk mengikat antara pondasi sumuran dengan pondasi telapak
Luas tulangan yang dibutuhkan (As) untuk mengikat pondasi sumuran dengan
pondasi telapak dapat dihitung sebagai berikut :
As = 20% × Luas tulangan footplat (123)
Tulangan dalam pondasi sumuran ini hanya bersifat sebagai pengikat dengan
pondasi telapak yang berada diatasnya. Dipasang dengan kedalaman :
t = 1/3 . hsumuran (124)
Jarak tulangan yang diperlukan (s)
s = π / 4. D2 . b / As (125)
Jarak tulangan maksimum (smax)
Jarak tulangan maksimum diambil 200 mm, tetapi untuk mempermudah
pemasangan maka jarak antar tulangan disamakan dengan jarang tulangan lentur
pondasi telapak.
Luas tulangan terpakai (As)
As = π / 4. D2. b / s (126)
Perbandingan Estimasi Biaya..., Maman Sudarman, Fakultas Teknik UMP, 2016
56
Jumlah tulangan terpakai arah x (∑tul)
∑tul = As / Atul (127)
Jumlah tulangan terpakai arah y (∑tul)
∑tul = As / Atul (128)
Gambar 2.22 Penulangan pondasi sumuran
(Sumber : Analisis, 2016)
4. Perhitungan Waktu Pekerjaan
Perhitungan waktu pekerjaan berdasarkan jumlah pekerja yang disamakan
pada tiap pekerjaan jenis pondasi. Untuk dasar perhitungan yaitu koeffisien pekerja
yang dikeluarkan oleh Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Banyumas tahun
2015 yang didasarkan dari SNI.
Berdasakan data pada saat pekerjaan pondasi tiang pancang gedung
perkuliahan di Dukuhwaluh dibutuhkan pekerja minimal 5 orang. Sehingga
perhitungan semua jenis pondasi apabila dikerjakan oleh 5 orang adalah sebagai
berikut :
Jumlah orang per hari (OH) adalah :
Perbandingan Estimasi Biaya..., Maman Sudarman, Fakultas Teknik UMP, 2016
57
OH = Volume pekerjaan / Koeffisien pekerja menurut SNI
Volume pekerjaan jika dikerjakan oleh 5 orang dalam satu hari (Vol Sat / OH das)
adalah :
Vol Sat / OH das = 5 / Koeffisien pekerja menurut SNI
Waktu yang dibutuhkan jika dikerjakan oleh 5 orang dalam satu hari (H / Koef Das)
adalah :
H / Koef Das = [Vol Sat / OH das] / Volume pekerjaan
5. Material Pondasi
Berdasarkan Rencana Kerja dan Syarat-syarat, bahan yang digunakan
adalah sebagai berikut :
a. Bahan
1) Agregat Kasar
Agregat kasar berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan yang
memenuhi syarat menurut SNI-03-2847-2002.
2) Agregat Halus
Agregat halus dapat digunakan pasir alam yang berasal dari daerah setempat
dengan catatan memenuhi syarat seperti yang tercantum dalam SNI-03-2847-2002
untuk Agregat Halus.
a) Semen Portland
PC yang harus dipakai adalah semen dengan mutu yang disyaratkan
sesuai dengan SNI-03-2847-2002.
Perbandingan Estimasi Biaya..., Maman Sudarman, Fakultas Teknik UMP, 2016
58
b) Baja Tulangan
Baja untuk beton sesuai dengan persyaratan dalam SNI-03-2847-2002.
c) Air
Air untuk campuran beton harus bersih dan jernih sesuai dengan
persyaratan dalam SNI-03-2847-2002.
b. Mutu Bahan
1) Mutu beton
Mutu beton yang digunakan untuk seluruh pekerjaan beton Kolom, balok dan
plat menggunakan beton K-250 sesuai dengan gambar dan untuk pondasi adalah K-
500.
2) Mutu baja
Baja tulangan yang dipakai harus dari baja mutu fy 360 mPa dan fys 400 mPa.
6. Perhitungan Anggaran Biaya Pekerjaan
Rencana anggaran biaya bangunan atau sering disingkat RAB adalah
perhitungan biaya bangunan berdasarkan gambar bangunan dan spesifikasi
pekerjaan konstruksi yang akan di bangun , sehingga dengan adanya RAB dapat di
jadikan sebagai acuan pelaksana pekerjaan nantinya.
RAB (Rencana Angaran Biaya) adalah banyaknya biaya yang dibutuhkan
baik upah maupun bahan dalam sebuah perkerjaan proyek konstruksi, baik Rumah,
gedung, jembatan, dan lain-lain. Berikut langkah – langkah penyusunannya :
a. Menentukan metode analisis.
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode SNI.
Perbandingan Estimasi Biaya..., Maman Sudarman, Fakultas Teknik UMP, 2016
59
b. Menentukan bagian-bagian atau item pekerjaan.
c. Menghitung volume pekerjaan.
d. Menghitung biaya pekerjaan.
Harga = Volume pekerjaan × Harga satuan pekerjaan
a. Rencana Anggaran Biaya Pekerjaan Pondasi Tiang
Menurut Feedburner (2014), hal pertama untuk menghitung biaya pekerjaan
pondasi tiang pancang adalah menentukan harga dari perusahaan jasa pembuatan
tiang pancang :
(a) Harga mobilisasi dan demobilisasi alat pancang
(b) Harga material tiang pancang
(c) Harga joint / sambungan tiang pancang
(d) Harga welding / pengelasan sambungan
(e) Harga handling tiang pancang
(f) Harga upah pemancangan
1) Material tiang pancang
Harga = ∑titik × panjang tiang × harga per m1
2) Joint dan welding
Harga = ∑titik × ∑joint tiang pancang × (harga joint per m1 + harga welding
per m1)
3) Upah pemancangan dan handling
Harga = ∑titik × panjang tiang × (harga pemancangan per m1 + harga
handling per m1)
Perbandingan Estimasi Biaya..., Maman Sudarman, Fakultas Teknik UMP, 2016
60
4) Harga total pekerjaan pondasi tiang pancang
Harga = Harga material + Harga Mobilisasi dan demobilisasi + Harga
joint dan welding + Upah pemancangan dan handling
b. Rencana Anggaran Biaya Pekerjaan Pondasi Telapak
Menurut Nugroho (2011) perhitungan pondasi telapak dilakukan dengan cara
menghitung volume pondasi per m3.
1) Volume pondasi telapak
V telapak = Luas alas × tebal telapak × ∑ pondasi
2) Harga satuan item pekerjaan
Harga satuan pekerjaan berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Banyumas tahun 2015 yang didasarkan dari SNI
Harga satuan pekerjaan.
3) Harga total pekerjaan pondasi telapak
Harga = Vtelpak × Harga satuan
c. Rencana Anggaran Biaya Pekerjaan Pondasi Sumuran
Perhitungan pondasi sumuran dengan mutu fc 20 mPa dengan bahan beton
siklop yang terdiri dari 60% campuran beton (1 PC : 2 PS : 3 KR) dan 40% batu
belah menurut SNI-2836 (2008).
1) Volume pondasi sumuran
V telapak = L alas × t × ∑ pondasi
Perbandingan Estimasi Biaya..., Maman Sudarman, Fakultas Teknik UMP, 2016
61
2) Harga satuan item pekerjaan
Harga satuan pekerjaan berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Banyumas tahun 2015 yang didasarkan dari SNI
Harga satuan pekerjaan.
3) Harga total pekerjaan pondasi sumuran
Harga = Vsumuran × Harga satuan
Harga pondasi sumuran ini nantinya akan digabungkan dengan harga pondasi
telapak.
7. Faktor Aman
Untuk menentukan faktor aman hitungan terhadap keruntuhan yaitu dengan
cara memperhatikan kalsifikasi dari bangunan itu sendiri. Reese dan O’Neill (1989)
dalam Sihotang (2009) menyarankan faktor aman sebagai beikut :
Tabel 2.5 Penentuan faktor aman
Tipe Tiang
pancang
Faktor aman (F)
Baik Normal Jelek Sangat jelek
Monumental 2,3 3,0 3,5 4,0
Permanen 2,0 2,5 2,8 3,4
Sementara 1,4 2,0 2,3 2,8
Sumber : Sihotang (2009)
B. TINJAUAN PUSTAKA
Menururt Erlyana (2015) Permintaan akan bangunan gedung semakin tinggi.
Hal ini menuntut aerah-daerah yang semula lahan kosong mulai didirikan bangunan
gedung. Di berbagai daerah, kondisi tanah dasar tidak cukup baik sehingga akan
Perbandingan Estimasi Biaya..., Maman Sudarman, Fakultas Teknik UMP, 2016
62
beresiko apabila didirikan bangunan dengan tinggi lebih dari satu lantai. Solusi
yang dilakukan adalah perbaikan tanah, namun hal ini tidak relevan untuk proyek
dengan dana yang kecil. Oleh karena itu, diberikan model pondasi gabungan telapak
dan sumuran yang diharapkan memberikan daya dukung yang lebih besar. Namun,
beberapa proyek menerapkan model pondasi ini tanpa pengujian terlebih dahulu.
Ada kekhawatiran pondasi yang diharapkan mampu memberikan tambahan daya
dukung ultimit justru malah berperilaku sebaliknya.
Penelitian dilakukan untuk mengetahui perilaku grafik penurunan terhadap
beban dari model pondasi tunggal dan pondasi gabungan. Dari kedua variasi yang
diberikan, yakni kedalaman telapak dan panjang sumuran akan dicari manakah
yang memberikan perubahan daya dukung ultimit dan penurunan yang lebih
signifikan. Selain itu juga dilakukan analisis terhadap tegangan kontak pondasi
untuk mendapatkan sumbangan dari masing-masing pondasi tunggal. Data dalam
penelitian ini didapatkan dari Laboratorium Mekanika Tanah UNS. Selanjutnya,
data ini diolah dengan Plaxis 3D Foundation v1.5 untuk mendapatkan nilai
penurunan dan tegangan. Hasil dari Plaxis, kemudian diolah untuk menjawab
masalah penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar kedalaman telapak dan
panjang sumuran maka semakin kecil nilai penurunan yang diberikan. Hal ini
diikuti adanya peningkatan daya dukung ultimit. Dari kedua variabel bebas yang
digunakan, ternyata kedalaman telapak memberikan perubahan penurunan dan daya
dukung yang lebih besar dari pada panjang sumuran. Pengolahan tegangan kontak
tanah dengan pondasi memberikan hasil yang tidak jauh berbeda dengan
Perbandingan Estimasi Biaya..., Maman Sudarman, Fakultas Teknik UMP, 2016
63
penurunan. Semakin besar kedalaman telapak dan panjang sumuran, kontribusi
yang diberikan pondasi telapak semakin kecil. Hal ini diikuti dengan semakin
besarnya kontribusi pondasi sumuran. Besar kontribusi ini berubah pada setiap
beban luar yang diberikan. Semakin besar beban luar, semakin besar pula kontribusi
yang diberikan telapak, hal ini diikuti dengan semakin kecil kontribusi sumuran.
Menurut Nugroho (2014), untuk menganalisa desain dan biaya yang
dibutuhkan dalam melaksanakan konstruksi pondasi tower dengan menvariasikan
tipe pondasi serta diameter dan kedalaman pondasi. Dengan harapan akan
memberikan manfaat dalam pemilihan tipe dan desain pondasi tower pada berbagai
jenis tanah di Kota Pekanbaru sehingga dapat memberikan referensi bagi pelaksana
dilapangan.
Pondasi tower yang dianalisa ada 3 yaitu pondasi telapak, pondasi bored pile
dan pondasi tiang pancang. Agar didapatkan tipe pondasi yang optimal maka setiap
pondasi dibagi dalam 3 alternatif. Untuk pondasi telapak kedalaman pondasi
dibatasi sebesar 2,2 m, 2,0 m dan 1,8 m. Pondasi bored pile dibatasi dengan
diameter 0,4 m, 0,5 m dan 0,6 m. Sedangkan pondasi tiang pancang digunakan tiang
dengan panjang sisi 0,2 m, 0,25 m dan 0,3 m. Berdasarkan variasi alternatif tersebut
dianalisa alternatif yang memberikan kekuatan teknis pondasi yang optimum
dengan estimasi biaya yang ekonomis.
Hasil analisa menunjukkan pondasi bored pile memberikan kapasitas daya
dukung terbesar sehingga memberikan penurunan pondasi yang lebih kecil. Namun
gaya tarik terbesar dimiliki oleh pondasi tiang pancang. Kebutuhan biaya
bouwplank, bekisting dan pekerjaan tanah terkecil diberikan oleh pondasi bored
Perbandingan Estimasi Biaya..., Maman Sudarman, Fakultas Teknik UMP, 2016
64
pile pada tanah lunak dan tanah sedang serta pondasi tiang pancang pada tanah
keras. Kebutuhan biaya beton terkecil adalah pada pondasi tiang pancang untuk
tanah lunak dan tanah keras serta pondasi telapak untuk tanah sedang. Kebutuhan
besi beton terkecil pada tanah lunak adalah pada pondasi tiang pancang dan pondasi
telapak pada tanah sedang dan tanah keras. Pada tanah lunak biaya pelaksanaan
pondasi terkecil adalah pada pondasi tiang pancang yaitu Rp. 131.313.986.
Sedangkan biaya pelaksanaan pondasi terkecil pada tanah sedang dan tanah keras
adalah pondasi telapak yaitu Rp. 55.125.822.
Perbandingan Estimasi Biaya..., Maman Sudarman, Fakultas Teknik UMP, 2016