bab ii landasan teori dan pengembangan hipotesisrepository.uph.edu/6706/5/chapter2.pdf.pdf · 2020....

37
12 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Definisi Konsep Dasar 2.1.1 Agency Theory Agency Theory digunakan sebagai dasar untuk memahami hubungan antara kualitas audit, audit report lag, dan karakteristik komite audit dengan periode penyajian kembali laporan keuangan. Agency Theory timbul dikarenakan adanya pemisahan dua kubu dalam perusahaan, yaitu pemilik perusahaan (pemegang saham) sebagai prinsipal, dan manajer yang mengelola perusahaan sebagai agen. Dalam hubungan yang terjadi antara prinsipal dan agen, seringkali ditemukan ketidaksesuaian informasi yang diperoleh antara kedua belah pihak tersebut, atau yang biasa disebut dengan asymmetric information. Kondisi ini disebabkan karena manajemen memperoleh informasi yang lebih tepat waktu dan lengkap dibandingkan dengan pemegang saham. Keadaan asymmetric information antara prinsipal dan agen memberikan agen peluang untuk bertindak secara oportunis dalam memenuhi kepentingan pribadi. Jensen dan Meckling (1976) memilah dua penyebab terjadinya asymmetric information, sebagai berikut: 1) Moral Hazard, yaitu kondisi di mana agen tidak melaksanakan hal sebagaimana yang sebelumnya telah disepakati bersama di dalam kontrak kerja.

Upload: others

Post on 06-Dec-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISrepository.uph.edu/6706/5/Chapter2.pdf.pdf · 2020. 2. 6. · 12 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Definisi Konsep

12

BAB II

LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1 Definisi Konsep Dasar

2.1.1 Agency Theory

Agency Theory digunakan sebagai dasar untuk memahami hubungan antara

kualitas audit, audit report lag, dan karakteristik komite audit dengan periode

penyajian kembali laporan keuangan. Agency Theory timbul dikarenakan adanya

pemisahan dua kubu dalam perusahaan, yaitu pemilik perusahaan (pemegang

saham) sebagai prinsipal, dan manajer yang mengelola perusahaan sebagai agen.

Dalam hubungan yang terjadi antara prinsipal dan agen, seringkali

ditemukan ketidaksesuaian informasi yang diperoleh antara kedua belah pihak

tersebut, atau yang biasa disebut dengan asymmetric information. Kondisi ini

disebabkan karena manajemen memperoleh informasi yang lebih tepat waktu dan

lengkap dibandingkan dengan pemegang saham. Keadaan asymmetric information

antara prinsipal dan agen memberikan agen peluang untuk bertindak secara

oportunis dalam memenuhi kepentingan pribadi.

Jensen dan Meckling (1976) memilah dua penyebab terjadinya asymmetric

information, sebagai berikut:

1) Moral Hazard, yaitu kondisi di mana agen tidak melaksanakan hal

sebagaimana yang sebelumnya telah disepakati bersama di dalam kontrak

kerja.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISrepository.uph.edu/6706/5/Chapter2.pdf.pdf · 2020. 2. 6. · 12 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Definisi Konsep

13

2) Adverse Selection, yaitu kondisi di mana prinsipal tidak mampu memastikan

bahwa agen telah mengambil keputusan secara memadai berdasarkan

informasi yang tersedia atau lalai dalam melaksanakan tugasnya.

Hubungan kontrak yang muncul antara kedua belah pihak memungkinkan

terjadinya konflik kepentingan (conflict of interest), sebagaimana dikemukakan

oleh Ross et al. (2010), sehingga diperlukan adanya kehadiran pihak ketiga sebagai

perantara atau mediator antara prinsipal dan agen. Dalam menanggapi hal ini,

auditor dan komite audit yang independen dianggap mampu untuk mengurangi

agency cost dengan cara menjadi perantara yang menjembatani kedua belah pihak

(Aprillia, 2013), dalam kondisi yang mana pihak agen memiliki informasi yang

lebih terperinci mengenai kondisi internal perusahaan dan pihak prinsipal yang

hanya memperoleh informasi mengenai kondisi perusahaan secara eksternal

melalui hasil kinerja yang diukur melalui laporan keuangan.

2.1.2 Teori Kepatuhan

Teori kepatuhan menurut Lunenburg (2012) merupakan suatu pendekatan

yang dilakukan oleh suatu struktur organisasi yang memiliki tujuan untuk

mengintegrasikan ide serta gagasan dari suatu hal melalui partisipasi manajemen.

Pengintegrasian ide serta gagasan tersebut akan disusun dalam bentuk peraturan,

yang pada umumnya disusun oleh pihak yang berwenang. Menurut Becker (1968),

satu-satunya mekanisme kebijakan yang mampu meningkatkan kepatuhan terhadap

regulasi adalah ancaman sanksi.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISrepository.uph.edu/6706/5/Chapter2.pdf.pdf · 2020. 2. 6. · 12 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Definisi Konsep

14

Terdapat beberapa motivasi yang secara simultan mempengaruhi sikap

kepatuhan yang dilakukan oleh suatu pihak, termasuk hubungan dengan norma

sosial, usaha untuk menghindari sanksi yang mungkin terjadi, harapan atas imbalan

atau keuntungan pribadi, perlindungan nilai, emosi, dan lain sebagainya (Étienne,

2010).

Khusus untuk penyampaian laporan keuangan, peraturan yang telah

terintegrasi sedemikian rupa dari ide serta gagasan yang disampaikan berisikan

tuntutan untuk patuh terhadap ketepatan waktu dalam menyampaikan laporan

keuangan tahunan. Peraturan ini diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan

Nomor 29/POJK.04/2016 yang telah diperbaharui.

Peraturan tersebut menyatakan bahwa setiap perusahaan tercatat publik

wajib menyerahkan laporan tahunan yang tentunya telah disertai pula dengan

laporan audit untuk laporan keuangan periode terkait. Laporan-laporan ini hendak

diserahkan kepada Otoritas Jasa Keuangan, dan disampaikan kepada masyarakat

dengan batas periode paling lambat akhir bulan keempat setelah tanggal pelaporan.

Perusahaan terbuka yang memenuhi peraturan tersebut mengisyaratkan

kepatuhannya terhadap Otoritas Jasa Keuangan, sesuai dengan teori kepatuhan.

2.1.3 Kualitas Informasi

Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 8 Tahun 2010

menjabarkan tujuan pelaporan keuangan, yaitu untuk menyajikan informasi

keuangan dan rencana stratejik perusahaan, khususnya bagi pengguna primer yang

akan menggunakan informasi yang diperoleh sebagai dasar dalam pengambilan

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISrepository.uph.edu/6706/5/Chapter2.pdf.pdf · 2020. 2. 6. · 12 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Definisi Konsep

15

keputusan. Oleh karena itu, setiap rincian informasi yang berbeda tentu akan

memberikan pertimbangan yang berbeda pula pada keputusan yang akan diambil.

Selain itu, SFAC No. 8 juga memaparkan perbedaan antara informasi yang bersifat

superior dan inferior dalam pelaporan keuangan. Informasi yang superior dianggap

mampu menggiring pengguna laporan keuangan pada keputusan yang paling

optimal. Penilaian kualitas informasi dalam laporan keuangan dapat didasarkan

pada beberapa karakteristik, seperti:

1) kualitas fundamental, yang mencakup dua kualifikasi:

a) relevansi

Sebuah informasi dapat dikatakan relevan apabila informasi tersebut

mampu memengaruhi proses pengambilan keputusan. Informasi yang

relevan harus memiliki tiga hal, yaitu (1) nilai prediksi (predictive value),

yaitu informasi dapat digunakan untuk memprediksi hasil masa depan; (2)

nilai konfirmasi (confirmatory value), yaitu dapat memastikan atau

mengubah evaluasi pada masa lalu; dan (3) materialitas (materiality), yaitu

ketika terjadi kesalahan pada informasi bersangkutan, maka keputusan akan

berbeda secara signifikan dibandingkan yang seharusnya.

b) faithful representation

Informasi dalam laporan keuangan mengandung berbagai kejadian

ekonomi dalam angka maupun dalam kata-kata. Informasi tersebut dapat

dikatakan berguna apabila menggambarkan seluruh kejadian bersangkutan

berdasarkan keadaan yang sesungguhnya. Oleh karena itu, dalam rangka

mencapai hal tersebut, informasi harus memiliki tiga karakteristik, yaitu (1)

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISrepository.uph.edu/6706/5/Chapter2.pdf.pdf · 2020. 2. 6. · 12 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Definisi Konsep

16

lengkap (completeness), di mana seluruh informasi yang dibutuhkan

disajikan tanpa terkecuali termasuk penjelasan pendukungnya; (2) netral

(neutrality), yaitu informasi yang disajikan tidak bias; dan (3) bebas dari

kesalahan (free from error), yaitu tidak ada kesalahan pada saat menyajikan

informasi yang diperlukan.

2) karakteristik pendukung, yang mencakup 4 kemampuan:

a) dibandingkan (comparability)

Informasi dapat dikatakan berguna hanya apabila dapat diidentifikasi

perbedaan dan persamaan dengan informasi lainnya, yang kemudian dapat

mendukung pertimbangan pengambilan keputusan pengguna laporan

keuangan.

b) diverifikasi (verifiability)

Informasi harus dapat dipastikan kebenarannya agar dapat meyakinkan

pengguna laporan keuangan bahwa informasi yang diterima akurat dan

menunjukkan kejadian yang sebenarnya.

c) tepat waktu (timeliness)

Informasi perlu tersedia untuk memungkinkan pengambilan keputusan

dilaksanakan pada waktu yang tepat, sehingga informasi akan tetap

menggambarkan keadaan yang sesuai.

d) dipahami (understandability)

Informasi yang disajikan dengan jelas dan ringkas tentu akan

memudahkan pengguna laporan keuangan untuk memprosesnya dan dapat

menghasilkan keputusan dengan lebih efisien dan efektif.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISrepository.uph.edu/6706/5/Chapter2.pdf.pdf · 2020. 2. 6. · 12 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Definisi Konsep

17

2.1.4 Penyajian Kembali Laporan Keuangan (Restatement)

Penyajian kembali merupakan suatu bentuk amandemen pada pengukuran

atau pengungkapan elemen-elemen dalam laporan keuangan, sehingga seolah-olah

laporan keuangan periode sebelumnya disajikan berdasarkan penerapan koreksi

yang ada (IAI, 2018). Penyajian kembali laporan keuangan berupa revisi informasi

yang telah disajikan ke publik dapat dilakukan secara sukarela oleh perusahaan

ataupun berdasarkan dorongan dari auditor atau regulator. Tindakan ini merupakan

langkah penting yang perlu dilakukan oleh perusahaan, terutama apabila terdapat

perubahan yang memengaruhi laporan keuangan secara material.

Periode penyajian kembali laporan keuangan merupakan lamanya jangka

waktu yang dibutuhkan oleh sebuah perusahaan untuk menyajikan kembali laporan

keuangannya, yang dapat ditentukan dari jumlah hari antara tanggal penerbitan

awal laporan keuangan hingga tanggal penerbitan laporan keuangan yang telah

disaijkan kembali (Schmidt dan Wilkins, 2013).

Di Indonesia, perusahaan dapat berpedoman pada PSAK 25 dalam

melakukan penyajian kembali laporan keuangan. Faktor utama yang menyebabkan

perlunya dilakukan penyajian kembali dapat dikategorikan sebagai berikut:

a) perubahan kebijakan akuntansi

Setiap perusahaan diwajibkan untuk menerapkan suatu kebijakan

akuntansi secara konsisten pada setiap periode laporan keuangan,

kecuali jika terdapat PSAK baru yang secara spesifik mengatur

mengenai pengelompokan pos-pos dengan kebijakan akuntansi yang

berbeda. Ketika hal ini terjadi, maka perusahaan harus mengubah

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISrepository.uph.edu/6706/5/Chapter2.pdf.pdf · 2020. 2. 6. · 12 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Definisi Konsep

18

kebijakan akuntansi yang telah diterapkan sebelumnya agar informasi

yang terkandung dalam laporan keuangan menjadi lebih andal dan

relevan bagi para penggunanya. Perusahaan akan melakukan

penyesuaian saldo awal komponen ekuitas yang terdampak dan

menyajikan informasi komparatif untuk setiap periode penyajian

seakan-akan kebijakan akuntansi tersebut telah diterapkan sebelumnya.

b) perubahan estimasi akuntansi

Perusahaan perlu menyajikan kembali laporan keuangannya apabila

terdapat perubahan estimasi akuntansi yang berdampak material pada

jumlah aset dan liabilitas, atau ekuitas tercatat. Tindakan yang perlu

dilakukan adalah menyesuaikan nilai aset, liabilitas, atau ekuitas terkait

pada periode yang terdampak. Jika periode yang terdampak hanya pada

periode terjadinya perubahan, maka perusahaan cukup menyajikan

kembali laporan keuangan periode tersebut, akan tetapi jika perubahan

tersebut berdampak ke periode-periode mendatang, maka perusahaan

perlu mengakuinya pada seluruh periode terdampak.

c) kesalahan

Ketika ditemukan kesalahan material yang menurunkan tingkat

keandalan laporan keuangan, perusahaan harus melakukan koreksi

mulai dari laporan keuangan lengkap pertama yang diterbitkan sejak

penemuan kesalahan tersebut. Dalam kondisi ini, perusahaan dituntut

untuk menyajikan kembali jumlah komparatif sebelum dan setelah

koreksi untuk periode terjadinya kesalahan.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISrepository.uph.edu/6706/5/Chapter2.pdf.pdf · 2020. 2. 6. · 12 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Definisi Konsep

19

Penyajian kembali laporan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan

dapat berupa berita baik maupun berita buruk. Persepsi publik menganggap

bahwa penyajian kembali dapat dikategorikan sebagai kabar baik apabila

perusahaan mengalami peningkatan earnings, dan hal yang sama berlaku

sebaliknya. Apabila earnings perusahaan mengalami penurunan setelah

penyajian kembali, maka penyajian kembali dianggap sebagai sebuah hal yang

buruk. Jika penyajian kembali membawa berita baik, perusahaan akan

mengungkapkannya dengan harapan memperoleh peningkatan pada arus kas

masa mendatang, membantu pihak luar seperti investor untuk menilai prospek

perusahaan dan mengambil keputusan secara optimal, serta meningkatkan

kualitas informasi (Enache et al., 2018). Sedangkan, terdapat beberapa alasan

lain ketika perusahaan memutuskan untuk mengungkapkan penyajian kembali

yang dapat dikategorikan sebagai berita buruk. Salah satu pendorongnya adalah

sebagai strategi perusahaan untuk meredam persaingan dan mencegah para

pesaing baru untuk memasuki pasar perusahaan (Krieger, 2017). Selain itu,

perusahaan juga dapat menghindari adanya risiko litigasi (Rogers dan Van

Buskirk, 2009).

2.1.5 Kualitas Audit

Kualitas audit merupakan probabilitas gabungan penilaian pasar bahwa

auditor akan menemukan penyimpangan pada sistem akuntansi klien dan

melaporkannya (DeAngelo, 1981). Definisi ini memecahkan kualitas audit ke

dalam dua komponen, yaitu:

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISrepository.uph.edu/6706/5/Chapter2.pdf.pdf · 2020. 2. 6. · 12 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Definisi Konsep

20

a) kemungkinan auditor menemukan salah saji yang ada; dan

b) kemungkinan auditor bertindak dengan tepat pada saat penemuan salah

saji.

Komponen pertama seringkali dikaitkan dengan tingkat kompetensi serta

upaya yang dimiliki oleh auditor. Sedangkan, komponen kedua dikaitkan dengan

objektivitas, professional skepticism, dan independensi dari auditor. Kedua

komponen ini menunjukkan bahwa berbagai aspek dari audit itu sendiri dapat

mempengaruhi kualitas audit secara menyeluruh.

International Standard on Quality Control (ISQC) 1 mewajibkan kantor

akuntan publik untuk memiliki pengendalian terhadap kualitas audit yang

diberikan, dalam rangka memberikan keyakinan yang wajar mengenai ketaatan

auditor terhadap peraturan dan hukum yang berlaku. Kualitas audit akan dicapai

oleh tim audit yang mamaparkan nilai, etika, dan sikap yang tepat; menyandang

pengetahuan, keahlian, pengalaman, dan waktu yang cukup dalam melaksanakan

pekerjaan audit; menerapkan prosedur pengendalian kualitas audit dan proses audit

yang sesuai dengan peraturan dan standar yang berlaku; memberikan laporan yang

bernilai dan tepat waktu; serta berinteraksi secara tepat dengan pemangku

kepentingan yang relevan (IAASB, 2014).

Adapun Standar Profesional Akuntan Publik (2018) menyatakan beberapa

indikator kualitas audit pada tingkat kantor akuntan publik, yaitu:

1) kompetensi auditor;

2) etika dan independensi auditor;

3) penggunaan waktu personil kunci perikatan;

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISrepository.uph.edu/6706/5/Chapter2.pdf.pdf · 2020. 2. 6. · 12 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Definisi Konsep

21

4) pengendalian mutu perikatan;

5) hasil reviu mutu atau inspeksi pihak eksternal dan internal;

6) rentang kendali perikatan;

7) organisasi dan tata kelola KAP; dan

8) kebijakan imbalan jasa.

Berdasarkan literatur dan penelitian terdahulu, kualitas audit seringkali

dikaitkan dengan Kantor Akuntan Publik Besar atau yang biasa disebut dengan

KAP Big-Four. Kantor akuntan publik yang besar cenderung memiliki sumber daya

yang lebih banyak untuk melakukan pelatihan staf yang lebih ekstensif, serta

memiliki insentif yang lebih besar untuk menyelesaikan masalah secara baik dalam

rangka menghindari potensi biaya litigasi (Schmidt dan Wilkins, 2013). Dengan

demikian, KAP Big-Four akan memiliki staf profesional yang lebih banyak, serta

sumber daya yang lebih memadai dalam mendukung terciptanya kualitas audit yang

lebih tinggi daripada KAP nonBig-four.

Berdasarkan International Accounting Bulletin (2017), Kantor Akuntan

Publik yang berada di dalam kategori Big-Four Worlwide Accounting Firm

berdasarkan market share adalah sebagai berikut:

1) Deloitte, dengan market share sebesar 19,2%;

2) PricewaterhouseCoopers (PwC), dengan market share sebesar 18,7%;

3) Ernst & Young (EY), dengan market share sebesar 15,5%; dan

4) KPMG (Klynfeld Peat Marwick Goedelar), dengan market share

sebesar 13,3%.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISrepository.uph.edu/6706/5/Chapter2.pdf.pdf · 2020. 2. 6. · 12 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Definisi Konsep

22

Adapun Kantor Akuntan Publik afiliasi Kantor Akuntan Publik Big-Four di

Indonesia adalah sebagai berikut:

1) Kantor Akuntan Publik Imelda dan Rekan (Afiliasi dari Deloitte);

2) Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan (Afiliasi

dari PricewaterhouseCoopers);

3) KAP Purwanto, Sungkoro, dan Surja (Afiliasi dari Ernst & Young); dan

4) KAP Siddharta Widjaja & Rekan (Afiliasi dari KPMG).

2.1.6 Audit Report Lag

Salah satu faktor penentu tingkat kualitas sebuah informasi adalah

timeliness atau ketepatan waktu. Informasi harus tersedia saat dibutuhkan agar

memiliki nilai untuk tindakan masa depan. Hal ini juga berlaku pada laporan audit.

Banyak pihak yang menggantungkan keputusan yang akan diambil di masa depan

pada informasi yang terkandung dalam laporan audit, seperti investor, bank,

pemasok, pelanggan, maupun publik secara keseluruhan. Oleh karena itu, semakin

tepat waktu sebuah laporan audit diterbitkan, maka semakin tinggi pula kualitas

durasi audit. Dalam penelitian ini, peneliti menilai kualitas durasi audit

menggunakan audit report lag.

Audit report lag merupakan periode waktu antara tanggal akhir fiskal

perusahaan hingga tanggal diterbitkannya laporan audit independen. Jangka waktu

ini dapat mempengaruhi timeliness dari informasi yang disampaikan, sehingga

berdampak pada peningkatan tingkat ketidakpastian keputusan yang didasarkan

pada informasi tersebut (Sakka dan Jarboui, 2016).

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISrepository.uph.edu/6706/5/Chapter2.pdf.pdf · 2020. 2. 6. · 12 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Definisi Konsep

23

Dyer dan McHugh (1975) mengungkapkan tiga jenis keterlambatan

pelaporan keuangan, antara lain:

a) preliminary lag, yaitu interval jumlah hari antara tanggal laporan

keuangan hingga penerimaan laporan akhir preliminary oleh bursa;

b) auditor’s report lag, yaitu interval jumlah hari antara tanggal laporan

keuangan hingga tanggal laporan auditor independen;

c) total lag, yaitu interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan

hingga tanggal penerimaan laporan oleh bursa.

Menurut Knechel dan Payne (2001) audit report lag dapat dikategorikan

menjadi tiga jenis, antara lain:

a) sceduling lag, yaitu selisih waktu antara tahun akhir fiskal perusahaan

dengan dimulainya pekerjaan lapangan auditor;

b) fieldwork lag, yaitu selisih waktu antara dimulainya pekerjaan lapangan

auditor dan waktu penyelesaian pekerjaan tersebut;

c) reporting lag, yaitu selisih waktu antara saat penyelesaian pekerjaan

lapangan dengan tanggal laporan auditor yang ditandatangani.

2.1.7 Karakteristik Komite Audit

Komite audit merupakan bagian dari dewan komisaris yang bertanggung

jawab untuk mengawasi pelaksanaan audit dan hal-hal yang berkaitan dengan

pelaporan keuangan perusahaan. Komite audit dibentuk untuk menjadi mediator

antara auditor dan manajemen perusahaan, dan terdiri atas tiga hingga lima, atau

terkadang tujuh orang (Arens et al., 2017). Berdasarkan POJK Nomor

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISrepository.uph.edu/6706/5/Chapter2.pdf.pdf · 2020. 2. 6. · 12 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Definisi Konsep

24

55/POJK.04/2015, komite audit memiliki serangkaian wewenang dalam

melaksanakan tugasnya, seperti:

1) memiliki akses atas data, dokumen, maupun informasi terkait

perusahaan;

2) membangun komunikasi dengan karyawan, direksi, departemen

akuntansi, dan pihak internal audit;

3) bekerja sama dengan pihak independen lainnya di luar anggota komite

audit untuk mendukung pelaksanaan tugasnya; dan

4) menjalankan kewenangan lain-lain yang telah ditentukan oleh Dewan

Komisaris.

Karakteristik komite audit dapat ditinjau beberapa aspek, seperti tingkat

independensi komite audit, ukuran komite audit, keahlian di bidang finansial

dan/atau akuntansi komite audit, jumlah rapat yang dilaksanakan, masa jabatan

komite audit dan sebagainya. Dalam penelitian ini, aspek yang menjadi fokus

peneliti adalah keahlian di bidang finansial dan/atau akuntansi yang dimiliki oleh

ketua komite audit.

Dikarenakan salah satu tanggung jawab yang harus dipenuhi oleh komite

audit adalah mengawasi pelaksanaan audit dan hal-hal yang berkaitan dengan

pelaporan keuangan perusahaan, maka menurut peraturan yang telah ditetapkan

oleh Otoritas Jasa Keuangan, komite audit harus memiliki minimal satu orang

anggota yang memiliki keahlian serta pengalaman di bidang finansial atau

akuntansi. Dalam penelitian ini, tim peneliti mempersempit hal ini dengan

memfokuskan penelitian pada latar belakang keahlian di bidang finansial dan/atau

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISrepository.uph.edu/6706/5/Chapter2.pdf.pdf · 2020. 2. 6. · 12 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Definisi Konsep

25

akuntansi yang dimiliki oleh ketua komite audit. Hal ini dikarenakan ketua komite

audit dianggap sebagai mediator dalam hubungan antara komite audit dengan

dewan direksi, CFO, auditor internal, serta auditor eksternal. Ketua komite audit

menjadi anggota yang esensial di dalam komite audit dalam menentukan efektivitas

dari pekerjaan komite audit itu sendiri.

Penelitian Dickins et al. (2009) menunjukkan bahwa pengguna dari laporan

keuangan cenderung memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap laporan keuangan

ketika komite audit suatu perusahaan memiliki latar belakang pendidikan di bidang

finansial dan/atau akuntansi. Penelitian lain juga dilakukan oleh Schmidt dan

Wilkins (2013) terkait ketua komite audit yang memiliki keahlian di bidang

finansial dan/atau akuntansi, yang mana hasil penelitian menunjukkan bahwa ketika

ketua komite audit memiliki keahlian di bidang finansial dan/atau akuntansi, maka

periode penyajian kembali akan lebih singkat. Dengan memiliki keahlian dan

pengalaman di bidang finansial dan/atau akuntansi, komite audit dianggap sudah

memiliki pemahaman yang cukup kuat atas konsep-konsep yang terdapat dalam

bidang tersebut. Hal ini dapat meningkatkan proses pengawasan atas pelaporan

keuangan, termasuk mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan masalah yang

terjadi serta dapat memberikan penjelasan yang lebih tepat kepada auditor eksternal

(Abernathy, et al., 2014).

2.2 Telaah Literatur

Ringkasan tentang beberapa hasil penelitian sebelumnya yang terkait

dengan penelitian ini disajikan sebagai berikut.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISrepository.uph.edu/6706/5/Chapter2.pdf.pdf · 2020. 2. 6. · 12 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Definisi Konsep

26

Tabe

l 2.1

Tel

aah

Lite

ratu

r

Has

il Pe

nelit

ian

Inve

stig

asi k

ecur

anga

n (fr

aud)

ber

peng

aruh

pos

itif

pada

jang

ka w

aktu

pe

ngun

gkap

an p

enya

jian

kem

bali

lapo

ran

keua

ngan

.

Inde

pend

ensi

kom

ite a

udit

berp

enga

ruh

nega

tif te

rhad

ap

rest

atem

ent.

Jum

lah

angg

ota

kom

ite a

udit

yang

terd

iri d

ari

min

imal

tiga

ora

ng ti

dak

berp

enga

ruh

terh

adap

re

stat

emen

t. Au

dit c

omm

ittee

fin

anci

al e

xper

tise

berp

enga

ruh

nega

tif te

rhad

ap re

stat

emen

t. Fr

ekue

nsi p

erte

mua

n ko

mite

au

dit b

erpe

ngar

uh n

egat

if te

rhad

ap re

stat

emen

t.

Met

ode

Ana

lisis

Pe

nelit

ian

Ana

lisis

R

egre

si

Ber

gand

a

Ana

lisis

R

egre

si

Logi

stik

Sam

pel

Pene

litia

n

1,31

5 pe

rusa

ha-

an d

i A

mer

ika

Serik

at

(tahu

n 19

97-

2005

)

88

peru

saha

-an

yan

g te

rdap

at d

i A

mer

ika

Var

iabe

l Pen

eliti

an

Var

iabe

l dep

ende

n:

Dis

clos

ure

lag

of

rest

atem

ent

Var

iabe

l ind

epen

den:

Re

stat

emen

t at

trib

utes

(fra

ud,

frau

d in

subs

idia

ry)

Var

iabe

l dep

ende

n:

Rest

atem

ent

Var

iabe

l ind

epen

den:

Au

dit c

omm

ittee

in

depe

nden

cy, A

udit

com

mitt

ee si

ze,

Audi

t com

mitt

ee

finan

cial

exp

ertis

e,

mee

ting

freq

uenc

y

Judu

l Pen

eliti

an

Acco

untin

g Re

stat

emen

ts

and

the

Tim

elin

ess o

f D

iscl

osur

es

Audi

t C

omm

ittee

C

hara

cter

istic

s an

d Re

stat

emen

t

Nam

a Pe

nelit

ian

(Tah

un)

Bad

erts

cher

, B

urks

(201

1)

Abb

ott,

Park

er,

et a

l. (2

004)

No.

1.

2.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISrepository.uph.edu/6706/5/Chapter2.pdf.pdf · 2020. 2. 6. · 12 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Definisi Konsep

27

Has

il Pe

nelit

ian

Inde

pend

ensi

kom

ite a

udit,

ju

mla

h ra

pat k

omite

aud

it,

ukur

an k

omite

aud

it, d

an

keah

lian

dari

kom

ite

audi

t ber

peng

aruh

seca

ra

sign

ifika

n te

rhad

ap

kem

ungk

inan

terja

diny

a pe

nyaj

ian

kem

bali.

Kua

litas

aud

itor,

keah

lian

akun

tans

i kom

ite a

udit,

dan

ke

ahlia

n ak

unta

nsi k

etua

ko

mite

aud

it be

rpen

garu

h ne

gatif

pad

a re

stat

emen

t dar

k pe

riod

.

Met

ode

Ana

lisis

Pe

nelit

ian

Ana

lisis

R

egre

si

Logi

stik

Ana

lisis

R

egre

si

Ber

gand

a

Sam

pel

Pene

litia

n

700

peru

saha

an

di M

alay

sia

(tahu

n 20

08

hing

ga

2009

)

154

peru

saha

-an

di

Am

erik

a Se

rikat

(ta

hun

2004

-20

09)

Var

iabe

l Pen

eliti

an

Var

iabe

l dep

ende

n:

Like

lihoo

d of

re

stat

emen

t V

aria

bel

inde

pend

en: A

udit

com

mitt

ee

inde

pend

ence

, Aud

it co

mm

ittee

mee

tings

, Au

dit c

omm

ittee

si

ze, A

udit

com

mitt

ee

expe

rtis

e

Var

iabe

l dep

ende

n:

Rest

atem

ent d

ark

peri

od

Var

iabe

l in

depe

nden

: Au

dito

r qua

lity,

Au

dit c

omm

ittee

ex

pert

ise

Judu

l Pen

eliti

an

The

Effe

ct o

f C

omm

ittee

C

hara

cter

istic

son

Fina

ncia

l Re

stat

emen

t in

Mal

aysi

a

Brin

ging

Dar

knes

s to

Ligh

t: Th

e In

fluen

ce

of A

udito

r Qua

lity

and

Audi

t Com

mitt

ee

Expe

rtis

e on

the

Tim

elin

ess o

f Fi

nanc

ial S

tate

men

t Re

stat

emen

t D

iscl

osur

es

Nam

a Pe

nelit

ian

(Tah

un)

Moh

amm

ad, e

t al

. (20

18)

Schm

idt,

Wilk

ins (

2013

)

No.

3.

4.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISrepository.uph.edu/6706/5/Chapter2.pdf.pdf · 2020. 2. 6. · 12 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Definisi Konsep

28

Has

il Pe

nelit

ian

Kea

hlia

n ak

unta

nsi k

omite

au

dit,

keah

lian

non-

akun

tans

i ko

mite

aud

it, k

eahl

ian

peng

awas

an k

omite

aud

it,

dan

keah

lian

indu

stri

kom

ite

audi

t ber

peng

aruh

neg

atif

terh

adap

per

iode

pen

yajia

n ke

mba

li.

Met

ode

Ana

lisis

Pe

nelit

ian

Ana

lisis

R

egre

si

Ber

gand

a

Sam

pel

Pene

litia

n

631

sam

pel

obse

rvas

i di

A

mer

ika

Serik

at

(tahu

n 20

00-

2005

)

Var

iabe

l Pen

eliti

an

Var

iabe

l dep

ende

n:

Rest

atem

ent p

erio

d V

aria

bel i

ndep

ende

n:

Audi

t com

mitt

ee

acco

untin

g ex

pert

ise,

Au

dit c

omm

ittee

non

-ac

coun

ting

finan

cial

ex

pert

ise,

Aud

it C

omm

ittee

su

perv

isor

y ex

pert

ise,

Au

dit C

omm

ittee

in

dust

ry e

xper

tise

Judu

l Pen

eliti

an

Audi

t Com

mite

e Ex

pert

ise

and

Earl

y Ac

coun

ting

Erro

r D

etec

tion:

Ev

iden

ce fr

om

Fina

ncia

l Re

stat

emen

ts

Nam

a Pe

nelit

ian

(Tah

un)

Shin

, et a

l. (2

014)

No.

5.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISrepository.uph.edu/6706/5/Chapter2.pdf.pdf · 2020. 2. 6. · 12 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Definisi Konsep

29

Has

il Pe

nelit

ian

KA

P B

ig 4

ber

peng

aruh

ne

gatif

terh

adap

clie

nt

rest

atem

ent.

Kea

hlia

n ak

unta

nsi k

omite

au

dit d

an k

eahl

ian

indu

stri

kom

ite a

udit

berp

enga

ruh

nega

tif p

ada

kem

ungk

inan

ad

anya

pen

yajia

n ke

mba

li la

pora

n ke

uang

an,

disc

retio

nary

acc

rual

s, da

n bi

aya

non-

audi

t. Se

dang

kan,

kea

hlia

n ak

unta

nsi k

omite

aud

it da

n ke

ahlia

n in

dust

ri ko

mite

au

dit b

erpe

ngar

uh p

ositi

f pa

da b

iaya

aud

it.

Met

ode

Ana

lisis

Pe

nelit

ian

Ana

lisis

R

egre

si

Logi

stik

Ana

lisis

R

egre

si

Logi

stik

Sam

pel P

enel

itian

1098

per

usah

aan

di

Am

erik

a pa

da

tahu

n 20

03-2

008

Sam

pel r

esta

tem

ent:

18,5

64 d

ata

obse

rvas

i da

ri Bo

ardE

x

Sam

pel d

iscr

etio

nary

ac

crua

ls: 1

6,69

3 da

ta

obse

rvas

i dar

i Bo

ardE

x

Sam

pel a

udit

&no

n-au

dit f

ees:

18,

567

data

obs

erva

si d

ari

Boar

dEx

Var

iabe

l Pen

eliti

an

Var

iabe

l de

pend

en:

Clie

nt R

esta

tem

ents

V

aria

bel

inde

pend

en:

Offi

ce

Size

Big

4

Var

iabe

l dep

ende

n:

Rest

atem

ent,

Dis

cret

iona

ry

accr

uals

, Aud

it fe

es,

Non

-aud

it fe

es

Var

iabe

l ind

epen

den:

Au

dit c

omm

ittee

ef

fect

iven

ess

Judu

l Pe

nelit

ian

Offi

ce S

ize

Big

4 Au

dito

rs a

nd

Clie

nt

Rest

atem

ents

The

Effe

ct o

f Au

dit

Com

mitt

ee

Indu

stry

Ex

pert

ise

on

Mon

itori

ng th

e Fi

nanc

ial

Repo

rtin

g Pr

oces

s

Nam

a Pe

nelit

ian

(Tah

un)

Fran

cis,

et a

l. (2

013)

Coh

en e

t al.

(201

3)

No.

6.

7.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISrepository.uph.edu/6706/5/Chapter2.pdf.pdf · 2020. 2. 6. · 12 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Definisi Konsep

30

Has

il Pe

nelit

ian

Frek

uens

i rap

at k

omite

aud

it

dan

ukur

an k

omite

aud

it be

rpen

garu

h se

cara

neg

atif

terh

adap

kej

adia

n pe

nyaj

ian

ulan

g. P

enge

tahu

an

akun

tans

i kom

ite a

udit

berp

enga

ruh

seca

ra p

ositi

f te

rhad

ap k

ejad

ian

peny

ajia

n ul

ang.

Inde

pend

ensi

kom

ite

audi

t tid

ak b

erpe

ngar

uh

terh

adap

kej

adia

n pe

nyaj

ian

ulan

g.

K

eber

adaa

n de

wan

pe

ngel

ola

risik

o be

rpen

garu

h po

sitif

te

rhad

ap k

ejad

ian

peny

ajia

n ul

ang.

Met

ode

Ana

lisis

Pe

nelit

ian

Ana

lisis

R

egre

si

Logi

stik

Sam

pel

Pene

litia

n

250

peru

saha

-an

di

Mal

aysi

a (ta

hun

2005

-20

15)

Var

iabe

l Pen

eliti

an

Var

iabe

l dep

ende

n:

Fina

ncia

l res

tate

men

t V

aria

bel i

ndep

ende

n:

Audi

t com

mitt

ee

mee

tings

, Aud

it co

mm

ittee

size

, Aud

it co

mm

ittee

acc

ount

ing

know

ledg

e, A

udit

com

mitt

ee

inde

pend

ence

, Ris

k m

anag

emen

t com

mitt

ee

Judu

l Pen

eliti

an

Audi

t C

omm

ittee

C

hara

cter

istic

s, Ri

sk

Man

agem

ent

Cha

ract

eris

tics,

and

Fina

ncia

l Re

stat

emen

t

Nam

a Pe

nelit

ian

(Tah

un)

Ali,

et a

l.

(201

7)

No.

8.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISrepository.uph.edu/6706/5/Chapter2.pdf.pdf · 2020. 2. 6. · 12 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Definisi Konsep

31

Has

il Pe

nelit

ian

Kua

litas

aud

itor

berp

enga

ruh

posi

tif

pada

kem

ungk

inan

pe

nyaj

ian

kem

bali

lapo

ran

keua

ngan

.

Kon

sent

rasi

ke

pem

ilika

n, k

ompo

sisi

de

wan

, dan

in

depe

nden

si a

udit

(Big

4) b

erpe

ngar

uh

nega

tif te

rhad

ap

keja

dian

pen

yajia

n ul

ang.

Met

ode

Ana

lisis

Pe

nelit

ian

Ana

lisis

R

egre

si

Logi

stik

Ana

lisis

R

egre

si

Logi

stik

Sam

pel

Pene

litia

n

31,5

19 d

ata

obse

rvas

i da

ri C

ompu

stat

(ta

hun

2005

-201

4)

465

peru

saha

an

non-

finan

sial

ya

ng

terd

afta

r di

Shen

zhen

an

d Sh

angh

ai

Secu

ritie

s M

arke

ts

(tahu

n 20

02-2

006)

Var

iabe

l Pen

eliti

an

Var

iabe

l dep

ende

n:

Rest

atem

ent R

ates

V

aria

bel

inde

pend

en:

Audi

t Qua

lity

Var

iabe

l de

pend

en:

Rest

atem

ent

Var

iabe

l In

depe

nden

: O

wer

nshi

p co

ncen

trat

ion,

Bo

ard

Com

posi

tion,

In

depe

nden

t Aud

it (B

ig4)

Judu

l Pen

eliti

an

Hig

her A

udit

Qua

lity

and

Hig

her

Rest

atem

ent R

ates

: An

Exa

min

atio

n of

Bi

g Fo

ur A

udite

e Re

stat

emen

ts

Doe

s Cor

pora

te

Gov

erna

nce

Affe

ct

Rest

atem

ent o

f Fi

nanc

ial R

epor

ting?

Ev

iden

ce fr

om C

hina

Nam

a Pe

nelit

ian

(Tah

un)

Row

e,

Siva

dasa

n (2

018)

Zhiz

hong

, et a

l. (2

011)

No.

9.

10.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISrepository.uph.edu/6706/5/Chapter2.pdf.pdf · 2020. 2. 6. · 12 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Definisi Konsep

32

Has

il Pe

nelit

ian

Inde

pend

ensi

kom

ite a

udit

dan

keah

lian

akun

tans

i ko

mite

aud

it be

rpen

garu

h ne

gatif

pad

a pe

nyaj

ian

kem

bali

lapo

ran

keua

ngan

. Se

lain

itu,

ket

erlib

atan

C

EO d

alam

pem

iliha

n de

wan

mem

perk

uat

hubu

ngan

neg

atif

anta

ra

inde

pend

ensi

kom

ite a

udit

dan

keah

lian

akun

tans

i ko

mite

aud

it de

ngan

ke

mun

gkin

an p

enya

jian

kem

bali

lapo

ran

keua

ngan

.

Kua

litas

aud

it be

rpen

garu

h ne

gatif

terh

adap

ke

mun

gkin

an te

rjadi

nya

peny

ajia

n ke

mba

li la

pora

n ke

uang

an.

Met

ode

Ana

lisis

Pe

nelit

ian

Ana

lisis

R

egre

si

Logi

stik

Ana

lisis

R

egre

si

Logi

stik

Sam

pel

Pene

litia

n

157

peru

saha

an

di A

mer

ika

Serik

at (t

ahun

20

00-2

001)

557

peru

saha

an

yang

terd

afta

r di

Sha

ngha

i dan

Sh

enzh

en S

tock

Ex

chan

ge

(tahu

n 20

01-

2011

)

Var

iabe

l Pen

eliti

an

Var

iabe

l dep

ende

n:

Rest

atem

ents

V

aria

bel i

ndep

ende

n:

Audi

t Com

mitt

ee

Inde

pend

ence

, Aud

it C

omm

ittee

Fin

anci

al

Expe

rtis

e V

aria

bel m

oder

asi:

CEO

Invo

lvem

ent

Var

iabe

l dep

ende

n:

Acco

untin

g re

stat

emen

ts

Var

iabe

l ind

epen

den:

Au

dit Q

ualit

y

Judu

l Pen

eliti

an

CEO

In

volv

emen

t in

Sele

ctin

g Bo

ard

Mem

bers

, Aud

it C

omm

ittee

Ef

fect

tiven

ess,

and

Rest

atem

ents

Acco

untin

g Re

stat

emen

ts

and

Audi

t Q

ualit

y in

C

hina

Nam

a Pe

nelit

ian

(Tah

un)

Car

cello

, et a

l. (2

011)

Jian

g, e

t al.

(201

5)

No.

11.

12.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISrepository.uph.edu/6706/5/Chapter2.pdf.pdf · 2020. 2. 6. · 12 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Definisi Konsep

33

Has

il Pe

nelit

ian

Kua

litas

aud

it da

n fo

unde

rs

on b

oard

ber

peng

aruh

ne

gatif

terh

adap

pen

yajia

n ke

mba

li, se

dang

kan

raio

nalis

asi b

erpe

garu

h po

sitif

terh

adap

pen

yajia

n ke

mba

li.

Bo

ard

Inde

pend

ence

, M

ultip

le d

irec

tors

hip

dan

Audi

t Com

mitt

ee

inde

pend

ence

tida

k be

rpen

garu

h te

rhad

ap

Rest

atem

ent

Po

or fi

nanc

ial

perf

orm

ance

, fam

ily

owne

rshi

p da

n fo

reig

n ow

ners

hip

tidak

be

rpen

garu

h te

rhad

ap

rest

atem

ent.

Met

ode

Ana

lisis

Pe

nelit

ian

Ana

lisis

R

egre

si

Logi

stik

Sam

pel

Pene

litia

n 17

0 pe

rusa

ha-

an y

ang

terd

afta

r di

Bur

sa

Efek

M

alay

sia

(tahu

n 20

05-

2011

)

Var

iabe

l Pen

eliti

an

Var

iabe

l dep

ende

n:

Acco

untin

g Re

stat

emen

t V

aria

bel i

ndep

ende

n:

Poor

Fin

anci

al

Perf

orm

ance

, Fam

ily

Ow

ners

hip,

For

eign

O

wne

rshi

p, B

oard

In

depe

nden

ce,

Opp

ortu

nity

of

Rest

atem

ent,M

ultip

le

Dir

ecto

rshi

p, A

udit

Com

mitt

ee

Inde

pend

ence

, Aud

it Q

ualit

y, R

atio

naliz

atio

n fo

r fin

anci

al

rest

atem

ent,

Rela

ted

Part

y Tr

ansa

ctio

n,

Foun

ders

on

Boar

d

Judu

l Pen

eliti

an

Fact

ors A

ssoc

iate

d w

ith F

inan

cial

Re

stat

emen

ts:

Evid

ence

from

M

alay

sia

Nam

a Pe

nelit

ian

(Tah

un)

Has

nan,

H

ussa

in (2

015)

No.

13.

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISrepository.uph.edu/6706/5/Chapter2.pdf.pdf · 2020. 2. 6. · 12 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Definisi Konsep

34

Has

il Pe

nelit

ian

Bia

ya ja

sa a

udit,

K

AP

Big

4, d

an

spes

ialis

asi a

udito

r be

rpen

garu

h ne

gatif

terh

adap

pe

nyaj

ian

kem

bali

lapo

ran

keua

ngan

ku

arta

l mau

pun

tahu

nan.

Audi

t rep

ort l

ag

berp

enga

ruh

posi

tif

terh

adap

terja

diny

a pe

nyaj

ian

kem

bali

di

tahu

n m

enda

tang

.

Met

ode

Ana

lisis

Pe

nelit

ian

Ana

lisis

R

egre

si

Logi

stik

Ana

lisis

R

egre

si

Logi

stik

Sam

pel

Pene

litia

n 4,

639

obse

rvas

i di

pe

rusa

ha-

an A

mer

ika

Serik

at

(tahu

n 20

00-2

009)

Peru

saha

-an

di

Am

erik

a Se

rikat

Var

iabe

l Pen

eliti

an

Mod

el 1

V

aria

bel d

epen

den:

Re

stat

emen

t (Q

uart

er)

Var

iabe

l ind

epen

den:

Au

dit E

ffort

(Aud

it fe

e,

Big4

firm

, Aud

itor

Spec

ialis

t) M

odel

2

Var

iabe

l dep

ende

n:

Rest

atem

ent

(Ann

ual)

Var

iabe

l ind

epen

den:

Au

dit

Effo

rt

(Aud

it fe

e,

Big4

, Aud

itor S

peci

alis

t) V

aria

bel d

epen

den:

Fu

ture

rest

atem

ents

V

aria

bel i

ndep

ende

n:

Audi

t rep

ort l

ag

Judu

l Pen

eliti

an

Rela

tion

betw

een

Audi

t Ef

fort

and

Fin

anci

al

Repo

rt M

isst

atem

ents

: Ev

iden

ce fr

om Q

uart

erly

an

d An

nual

Res

tate

men

ts

Are

Leng

thy

Audi

t Rep

ort

Lags

a W

arni

ng S

igna

l?

Nam

a Pe

nelit

ian

(Tah

un)

Lobo

, Zha

o (2

013)

Bla

nkle

y et

al.

(201

5)

No.

14.

15.

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISrepository.uph.edu/6706/5/Chapter2.pdf.pdf · 2020. 2. 6. · 12 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Definisi Konsep

35

Has

il Pe

nelit

ian

Kea

hlia

n fin

ansi

al k

omite

au

dit b

erpe

ngar

uh se

cara

ne

gatif

terh

adap

pen

yajia

n ul

ang.

Inde

pend

ensi

dew

an

kom

isar

is d

an k

epem

ilika

n in

stitu

sion

al ti

dak

be

rpen

garu

h te

rhad

ap

peny

ajia

n ul

ang.

Peny

ajia

n ul

ang

berp

enga

ruh

posi

tif te

rhad

ap

perg

antia

n m

anaj

emen

.

Met

ode

Ana

lisis

Pe

nelit

ian

Ana

lisis

R

egre

si

Logi

stik

Sam

pel

Pene

litia

n

70

peru

saha

-an

di

Indo

nesi

a (ta

hun

2010

-20

14)

Var

iabe

l Pen

eliti

an

Mod

el 1

V

aria

bel d

epen

den:

Pe

nyaj

ian

ulan

g V

aria

bel

inde

pend

en:

Inde

pend

ensi

dew

an

kom

isar

is,

Kep

emili

kan

inst

itusi

onal

, K

eahl

ian

finan

sial

ko

mite

aud

it M

odel

2

Var

iabe

l dep

ende

n:

Perg

antia

n M

anaj

emen

V

aria

bel

inde

pend

en:

Peny

ajia

n ul

ang

Judu

l Pen

eliti

an

The

Cau

ses a

nd

Con

sequ

ence

of

Rest

atem

ents

in

Indo

nesi

a

Nam

a Pe

nelit

ian

(Tah

un)

But

ar, S

ansa

loni

(2

018)

No.

16.

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISrepository.uph.edu/6706/5/Chapter2.pdf.pdf · 2020. 2. 6. · 12 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Definisi Konsep

36

Sum

ber:

Has

il Pe

ngol

ahan

Dat

a ol

eh T

im P

enel

iti (2

019)

Has

il Pe

nelit

ian

Prop

orsi

kom

isar

is in

depe

nden

da

n tin

gkat

kep

emili

kan

bloc

khol

der b

erpe

ngar

uh se

cara

ne

gatif

dan

sigi

nifik

an te

rhad

ap

prob

abili

tas t

erja

diny

a ea

rnin

g re

stat

emen

t. Se

dang

kan

inde

pend

ensi

kom

ite a

udit

dan

peru

saha

an B

UM

N b

erpe

ngar

uh

posi

tif ti

dak

sign

ifika

n te

rhad

ap

earn

ing

rest

atem

ent.

Sela

in it

u, K

AP

Big

4

berp

enga

ruh

nega

tif d

an ti

dak

sign

ifika

n te

rhad

ap p

roba

bilit

as

terja

diny

a ea

rnin

g re

stat

emen

t.

Audi

t rep

ort l

ag b

erpe

ngar

uh

posi

tif d

an si

gnifi

kan

terh

adap

fin

anci

al re

stat

emen

t.

Met

ode

Ana

lisis

Pe

nelit

ian

A

nalis

is

Reg

resi

Lo

gist

ik

Ana

lisis

R

egre

si

Logi

stik

Sam

pel

Pene

litia

n

68 p

erus

ahaa

n no

n ke

uang

an d

i In

done

sia

(tahu

n 20

04-

2010

)

4,74

4 ob

serv

asi

pada

per

usah

aan

yang

terd

afta

r di

Chi

na S

tock

M

arke

t per

iode

20

09-2

012

Var

iabe

l Pe

nelit

ian

Var

iabe

l dep

ende

n:

Earn

ings

Re

stat

emen

ts

Var

iabe

l in

depe

nden

: Pr

opor

si

kom

isar

is

inde

pend

en,

Inde

pend

ensi

ko

mite

aud

it

Var

iabe

l dep

ende

n:

Fina

ncia

l re

stat

emen

t V

aria

bel

inde

pend

en: A

udit

Repo

rt L

ag

Judu

l Pen

eliti

an

Ana

lisis

M

ekan

ism

e C

orpo

rate

G

over

nanc

e te

rhad

ap

Prob

abili

tas

terja

diny

a Ea

rnin

gs

Rest

atem

ent

Empi

rica

l Stu

dy o

n Ph

enom

enon

of

Audi

t Rep

ort L

ag

and

Fina

ncia

l Re

stat

emen

t in

Chi

nese

Lis

ting

Cor

pora

tion

Nam

a Pe

nelit

ian

(Tah

un)

Kus

uma,

Indr

a B

ayu

dan

Abd

ul

Roh

man

(201

4)

Wei

et a

l. (2

017)

No.

17.

18.

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISrepository.uph.edu/6706/5/Chapter2.pdf.pdf · 2020. 2. 6. · 12 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Definisi Konsep

37

Berikut ini merupakan kesimpulan atas interpretasi yang dilakukan oleh tim

peneliti berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya yang tertera pada tabel di

atas, khususnya untuk variabel-variabel yang berhubungan dengan penelitian yang

dilakukan.

1) Kualitas audit berpengaruh negatif terhadap penyajian kembali laporan

keuangan

Berdasarkan penelitian terdahulu, kualitas audit kerap dikaitkan dengan

kantor akuntan publik besar atau yang biasa disebut dengan KAP Big-Four.

KAP Big-Four dipercaya memiliki sumber daya yang lebih banyak dalam

berbakti pada pelatihan staf, serta insentif yang lebih besar untuk

menyelesaikan masalah dengan baik dalam rangka menghindari adanya

potensi biaya litigasi. Keahlian akuntansi yang dimiliki oleh auditor pun

akan mendukung auditor dalam menghadapi masalah klien yang

berhubungan dengan penyajian kembali beberapa saldo atau pos-pos dalam

laporan keuangan. Dengan demikian, kualitas audit yang tinggi akan

mengurangi periode penyajian kembali laporan keuangan oleh klien.

2) Audit report lag berpengaruh negatif terhadap terjadinya penyajian

kembali tahun berikutnya

Lamanya jangka waktu yang diperlukan untuk melaksanakan audit

dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti adanya hubungan yang dekat

antara klien dan auditor, spesialisasi auditor pada sektor industri tertentu,

maupun tekanan waktu. Penelitian terdahulu menjabarkan bahwa dengan

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISrepository.uph.edu/6706/5/Chapter2.pdf.pdf · 2020. 2. 6. · 12 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Definisi Konsep

38

jangka waktu audit yang panjang, maka akan memberi tekanan pada auditor

untuk segera menyelesaikan proses secepatnya, yang kemudian

menyebabkan penyajian kembali pada tahun berikutnya.

3) Keahlian di bidang finansial dan/atau akuntansi yang dimiliki oleh

komite audit berpengaruh positif terhadap penyajian kembali laporan

keuangan

Setiap negara memiliki peraturan mengenai pembentukan komite audit

yang mewajibkan perusahaan untuk menunjuk minimal satu orang anggota

yang memiliki latar belakang pendidikan dan keahlian di bidang finansial

atau akuntansi. Arahan ini dimaksudkan agar komite audit perusahaan dapat

secara efektif berkontribusi pada proses pelaporan keuangan. Dengan

demikian, perusahaan dengan komite audit yang beranggotakan ahli di

bidang finansial dan/atau akuntansi, khususnya pada ketua komite audit,

dianggap memiliki pemahaman yang memadai mengenai proses akuntansi

dan pelaporan keuangan, sehingga meningkatkan kemungkinan

terdeteksinya salah saji material, yang kemudian akan berlanjut pada proses

diskusi dan pemecahan masalah yang ada. Dengan demikian, keahlian

finansial dan/atau akuntansi yang dimiliki oleh ketua komite audit dapat

meningkatkan kemungkinan terjadinya penyajian kembali laporan

keuangan.

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISrepository.uph.edu/6706/5/Chapter2.pdf.pdf · 2020. 2. 6. · 12 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Definisi Konsep

39

4) Keahlian di bidang finansial dan/atau akuntansi yang dimiliki oleh

komite audit berpengaruh negatif terhadap penyajian kembali laporan

keuangan

Penelitian terdahulu terkait keahlian finansial dan/atau akuntansi yang

dimiliki oleh komite audit terhadap penyajian kembali laporan keuangan

menunjukkan bahwa dengan adanya komite audit yang memiliki keahlian

di bidang finansial dan/atau akuntansi, maka kemungkinan adanya

penyajian kembali lebih kecil. Teori juga mengemukakan bahwa keahlian

yang dimiliki akan sangat membantu dalam menilai penerapan yang benar

atas metode akuntansi yang digunakan, serta keakuratan estimasi yang

secara langsung berhubungan dengan proses pelaporan keuangan.

Penelitian sebelumnya juga membuktikan bahwa keahlian di bidang

finansial dan/atau akuntansi yang dimiliki oleh komite audit lebih mampu

menemukan kejanggalan akuntansi serta mengurangi earnings

restatements.

2.3 Kerangka Pemikiran

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah menguji pengaruh kualitas audit,

audit report lag, dan karakteristik komite audit terhadap periode penyajian

kembali. Oleh karena itu, penulis menyusun kerangka pemikiran sebagai berikut.

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISrepository.uph.edu/6706/5/Chapter2.pdf.pdf · 2020. 2. 6. · 12 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Definisi Konsep

40

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Sumber: Dirancang oleh tim penulis untuk penelitian ini (2019)

Model penelitian pada Gambar 2.1 menjelaskan bahwa penelitian ini

menggunakan tiga variabel independen yaitu kualitas audit, audit report lag, dan

karakteristik komite audit, serta satu variabel dependen yaitu periode penyajian

kembali laporan keuangan.

2.4 Pengembangan Hipotesis

2.4.1 Pengaruh Kualitas Audit terhadap Periode Penyajian Kembali Laporan

Keuangan

Definisi kualitas audit dapat dipecahkan ke dalam dua komponen, yaitu

kemungkinan auditor dalam menemukan salah saji yang ada dan kemungkinan

auditor bertindak dengan tepat pada saat menemukan salah saji tersebut. Komponen

pertama seringkali dikaitkan dengan tingkat kompetensi serta upaya yang dimiliki

Kualitas Audit (X1)

Audit Report Lag (X2)

Periode Penyajian Kembali Laporan Keuangan

(Y)

Karakteristik Komite Audit (X3)

H1 (-)

H2 (-)

H3 (-)

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISrepository.uph.edu/6706/5/Chapter2.pdf.pdf · 2020. 2. 6. · 12 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Definisi Konsep

41

oleh auditor. Sedangkan, komponen kedua dikaitkan dengan objektivitas,

professional skepticism, dan independensi dari auditor (DeAngelo, 1981).

Adapun teori agency menekankan mekanisme pengawasan untuk

menyejajarkan kepentingan manajer (agen) dan pemegang saham (prinsipal), serta

dalam mengeliminasi konflik kepentingan yang melekat pada perusahaan dan sikap

manajer (Alzoubi, 2016). Fungsi audit menjadi salah satu daripada mekanisme

pengawasan tersebut untuk mengurangi informasi asimetris yang ada antara

manajer dan pemegang saham (Arens et al., 2017). Hal ini juga berkaitan dengan

teori kepatuhan, di mana salah satu cara untuk memastikan bahwa perusahaan

menaati peraturan yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang adalah dengan

merujuk pada kualitas audit yang akan meverifikasi bahwa peraturan telah

sepenuhnya dilaksanakan oleh perusahaan. Tingkat kepatuhan tersebut dapat dinilai

melalui laporan keuangan yang akan dipublikasi. Kualitas audit akan dicapai oleh

tim audit yang mamaparkan nilai, etika, dan sikap yang tepat; menyandang

pengetahuan, keahlian, pengalaman, dan waktu yang cukup dalam melaksanakan

pekerjaan audit; menerapkan prosedur pengendalian kualitas audit dan proses audit

yang sesuai dengan peraturan dan standar yang berlaku; memberikan laporan yang

bernilai dan tepat waktu; serta berinteraksi secara tepat dengan pemangku

kepentingan yang relevan (IAASB, 2014). Melalui kualitas audit yang tinggi, maka

auditor dipercaya mampu lebih jeli dalam melakukan prosedur audit, serta

melaporkan salah saji yang ditemukan dalam rangka mengurangi kesenjangan

informasi yang ada dan meningkatkan reliabilitas informasi keuangan.

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISrepository.uph.edu/6706/5/Chapter2.pdf.pdf · 2020. 2. 6. · 12 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Definisi Konsep

42

Dalam berbagai literatur dan penelitian akuntansi yang telah dilakukan,

kualitas audit pun sering dikaitkan dengan kantor akuntan publik besar atau yang

biasa disebut KAP Big-Four (Becker et al., 1998; DeAngelo, 1981; Francis and

Krishnan, 1999; Francis et al., 1999). Kantor Akuntan Publik Big-Four dipercaya

memiliki sumber daya yang lebih banyak untuk memberikan pelatihan staf, serta

insentif yang lebih besar untuk menyelesaikan masalah dengan baik dalam rangka

menghindari adanya potensi biaya litigasi (Schmidt dan Wilkins, 2013).

Periode penyajian kembali laporan keuangan berkaitan dengan kapabilitas

dan familiaritas akuntan internal dan auditor terhadap sistem akuntansi dan proses

bisnis klien. Penyajian kembali laporan keuangan terjadi ketika memenuhi dua

kondisi. Pertama, laporan keuangan yang telah diterbitkan sebelumnya perlu

mengandung eror atau iregularitas (sebagai contoh, salah saji). Kedua, manajer

maupun auditor perlu mendeteksi dan memperbaiki salah saji tersebut dengan cara

menyajikan kembali laporan keuangan tersebut (Rowe, 2018). Dengan demikian,

keahlian akuntansi yang dimiliki oleh seorang auditor eksternal akan membantu

auditor dalam mendeteksi dan merespons salah saji yang ada di dalam laporan

keuangan dengan lebih cepat. Demikian pula apabila Kantor Akuntan Publik Big-

Four menyandang keahlian dan objektivitas yang lebih tinggi, maka KAP Big-Four

berkemungkinan besar akan melakukan penegakan implementasi peraturan standar

akuntansi yang benar, sehingga berdampak pada penyajian kembali laporan

keuangan yang lebih sedikit di kemudian hari (Francis et al., 2013).

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISrepository.uph.edu/6706/5/Chapter2.pdf.pdf · 2020. 2. 6. · 12 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Definisi Konsep

43

Penelitian oleh Francis et al. (2013), Zhizhong et al. (2011), Jiang et al.

(2015), Lobo (2013), serta Kusuma dan Rohman (2014) menunjukkan hasil bahwa

tingginya kualitas audit akan menurunkan frekuensi penyajian kembali.

Selanjutnya, Schmidt dan Wilkins (2013) melakukan penelitian lanjutan yang

membuktikan bahwa kualitas audit mempersingkat periode penyajian kembali.

Tetapi, penelitian oleh Rowe (2018) menunjukkan hasil yang bertentangan.

Dengan demikian, hipotesis yang digunakan adalah kualitas audit

mempersingkat periode penyajian kembali laporan keuangan. Hal ini disebabkan

auditor pada KAP Big-Four memiliki kualifikasi dan kemampuan, serta

pengetahuan yang lebih memadai, sehingga memungkinkan auditor untuk

mengidentifikasi salah saji secara ekstensif, yang kemudian akan menghasilkan

respons yang lebih cepat dalam penyajian kembali laporan keuangan. Alhasil, klien

yang diaudit KAP Big-Four membutuhkan jangka waktu yang lebih singkat dalam

hal penyajian kembali laporan keuangan.

H1: Kualitas audit berpengaruh negatif terhadap periode penyajian kembali

laporan keuangan.

2.4.2 Pengaruh Audit Report Lag terhadap Periode Penyajian Kembali

Laporan Keuangan

Salah satu faktor penentu tingkat kualitas sebuah informasi adalah

timeliness atau ketepatan waktu. Informasi harus tersedia saat dibutuhkan agar

memiliki nilai untuk tindakan masa depan. Oleh karena itu, semakin tepat waktu

sebuah laporan audit diterbitkan, maka semakin tinggi pula kualitas durasi audit.

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISrepository.uph.edu/6706/5/Chapter2.pdf.pdf · 2020. 2. 6. · 12 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Definisi Konsep

44

Jangka waktu ini dapat mempengaruhi timeliness dari informasi yang disampaikan

sehingga berdampak pada peningkatan tingkat ketidakpastian keputusan yang

didasarkan pada informasi tersebut (Sakka dan Jarboui, 2016). Berhubungan

dengan agency theory, maka peran daripada auditor sebagai mediator yang

berfungsi dalam menjamin keselarasan informasi antara agen dan prinsipal sangat

penting.

Audit report lag juga kerap dikaitkan dengan risiko audit yang dimiliki oleh

auditor. Apabila audit report lag merefleksikan upaya audit (Knechel dan Payne,

2001; Knechel et al., 2009; Tanyi et al., 2010), maka audit report lag yang lebih

pendek akan merefleksikan pelaksanaan proses audit yang lebih tidak menyeluruh,

sehingga mengurangi kemungkinan untuk menemukan salah saji yang material,

alhasil menunjukkan hubungan yang negatif antara audit report lag dan

kemungkinan salah saji di masa mendatang. Penelitian yang dilakukan oleh Bedard

dan Johnstone (2004) menunjukkan bahwa risiko audit berkaitan dengan jam audit

secara empiris, dan merupakan faktor yang dianggap penting oleh auditor. Mereka

telah melakukan survei kepada auditor dan menemukan bahwa auditor khususnya

menekankan pertimbangan atas dua hal, yang pertama berupa risiko potensial

adanya manipulasi keuangan, dan yang kedua berupa independensi dari dewan

direksi dengan para manajer. Kondisi ini akan memicu masalah agensi. Dengan

demikian, upaya audit akan semakin tinggi dengan biaya audit yang semakin tinggi

pula.

Berhubungan pula dengan teori kepatuhan, dimana ketika pihak auditor

menunjukkan audit report lag yang panjang, maka dapat diketahui bahwa auditor

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISrepository.uph.edu/6706/5/Chapter2.pdf.pdf · 2020. 2. 6. · 12 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Definisi Konsep

45

melaksanakan proses audit dengan lengkap yang memberi indikasi bahwa auditor

mematuhi peraturan serta standar akuntansi yang berlaku dalam menjalankan

proses audit yang kemudian akan berpengaruh terhadap laporan keuangan

perusahaan.

Apabila panjangnya proses audit dikaitkan dengan tingginya kualitas audit,

maka akan terdapat hubungan yang negatif antara audit report lag dengan

kemungkinan penyajian kembali laporan keuangan di masa mendatang (Brankley,

et al., 2015). Hal ini sesuai dengan penelitian Blankley, et al. (2015) dan Wei, et al.

(2017).

Penelitian ini menggunakan tenggang waktu audit report lag yang terjadi pada

tahun sebelumnya untuk melihat hubungannya dengan periode penyajian kembali

laporan keuangan pada tahun berikutnya. Apabila audit report lag dikaitkan dengan

kualitas audit yang tinggi, maka hal ini mengindikasikan bahwa auditor

menerapkan prosedur audit dan professional due care yang lebih tinggi pula,

sehingga menyebabkan terjadinya periode audit yang panjang. Proses dan upaya

audit yang tinggi ini pun menunjukkan bahwa auditor telah berupaya melakukan

evaluasi yang lebih jeli atas kepatuhan laporan keuangan terhadap standar yang

berlaku. Hal ini pun dapat mempersingkat periode penyajian kembali laporan

keuangan di masa mendatang.

H2: Audit report lag berpengaruh negatif terhadap periode penyajian kembali

laporan keuangan

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISrepository.uph.edu/6706/5/Chapter2.pdf.pdf · 2020. 2. 6. · 12 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Definisi Konsep

46

2.4.3 Pengaruh Karakteristik Komite Audit terhadap Periode Penyajian

Kembali Laporan Keuangan

Karakteristik komite audit yang akan difokuskan dalam penelitian ini adalah

keahlian finansial dan/atau akuntansi yang disandang oleh ketua komite audit. Salah

satu tugas dan tanggung jawab komite audit adalah mengawasi pelaksanaan audit

serta hal-hal yang berkaitan dengan pelaporan keuangan perusahaan. Hal ini

berkaitan dengan Agency Theory yang mana apabila proses pengawasan atas

pelaporan keuangan semakin maksimal, maka akan mengurangi information

assymetry yang terjadi antara prinsipal dan agen. Selain itu, Otoritas Jasa Keuangan

juga menetapkan peraturan bahwa anggota komite audit yang harus memiliki

keahlian serta pengalaman di bidang finansial atau akuntansi minimal satu orang.

Keahlian finansial dan/atau akuntansi yang dimiliki oleh anggota komite audit akan

membantu dalam pengawasan atas proses pelaporan keuangan perusahaan tersebut.

Ketika aspek ini dapat terwujud dan terselenggara secara efektif, maka fungsi

komite audit dalam mempersingkat periode penyajian kembali laporan keuangan

akan semakin maksimal.

Teori lain yang berhubungan dengan hal ini adalah teori kepatuhan. Teori

kepatuhan dalam konteks ini menekankan bagaimana perusahaan harus menaati

peraturan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh pihak yang berwenang. Salah satu

pihak yang berperan dalam mengawasi proses kepatuhan atas peraturan tersebut

adalah ketua komite audit. Apabila komite audit diketuai oleh seseorang yang

merupakan ahli di bidang finansial dan/atau akuntansi, maka komite audit dapat

Page 36: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISrepository.uph.edu/6706/5/Chapter2.pdf.pdf · 2020. 2. 6. · 12 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Definisi Konsep

47

berkinerja secara lebih tepat waktu dan tepat sasaran dalam memastikan bahwa

laporan yang disajikan telah sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Hal ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Butar dan

Sansaloni (2018) yang mengemukakan bahwa anggota komite audit dengan

keahlian di bidang finansial dan/atau akuntansi akan mengurangi kemungkinan

dilakukannya penyajian kembali. Ketika komite audit menerapkan keahlian serta

pengalaman di bidang tersebut, hal ini secara langsung menunjukkan bahwa

pengendalian internal perusahaan akan meningkat, khususnya control environment

yang seharusnya akan menimbulkan dampak bahwa kemungkinan adanya salah saji

yang kecil. Hal ini didukung juga oleh penelitian menurut Krishnan dan

Visvanathan (2008) yang menunjukkan bahwa dengan memiliki keahlian di bidang

finansial dan/atau akuntansi, maka komite audit akan meningkatkan kualitas

pelaporan keuangan. Dengan meningkatnya kualitas pelaporan keuangan, maka

kemungkinan penyajian kembali juga menjadi lebih kecil.

Tanggung jawab komite audit mencakup penelaahan atas laporan keuangan,

memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris untuk pemilihan Kantor

Akuntan Publik, melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan proses pelaporan

keuangan, serta berbagai tanggung jawab lainnya. Berdasarkan tugasnya, komite

audit memiliki peran yang serupa dengan auditor eksternal, yaitu sebagai mediator.

Namun demikian, pihak yang dimediasi oleh komite audit lebih luas, yaitu pihak

pemilik perusahaan, pihak manajemen, dan pihak auditor eksternal. Ketua komite

audit sebagai anggota yang memiliki tanggung jawab dan pengaruh yang paling

esensial dalam komite audit dituntut untuk dapat menjembatani pihak prinsipal dan

Page 37: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISrepository.uph.edu/6706/5/Chapter2.pdf.pdf · 2020. 2. 6. · 12 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Definisi Konsep

48

agen agar tidak terjadi information assymetry dan melakukan upaya remediasi

dengan baik (Schmidt dan Wilkins, 2013).

Penelitian oleh Carcello et al. (2011), Cohen et al. (2013), dan Shin et al.

(2014) menunjukkan bahwa keahlian finansial dan/atau akuntansi yang dimiliki

oleh komite audit berpengaruh negatif terhadap penyajian kembali laporan

keuangan. Penelitian ini kemudian dikembangkan lagi oleh Schmidt dan Wilkins

(2013) yang menunjukkan bahwa ketua komite audit yang diketuai oleh ahli di

bidang finansial dan/atau akuntansi akan mengurangi periode penyajian kembali

laporan keuangan. Sementara itu, penelitian yang dilakukan oleh Ali et al. (2017)

menunjukkan hasil yang tidak serupa.

Dengan demikian, hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

keahlian di bidang finansial dan/atau akuntansi yang dimiliki oleh ketua komite

audit mempersingkat periode penyajian kembali laporan keuangan. Ketika posisi

ketua komite audit diduduki oleh seseorang yang merupakan ahli dalam bidang

finansial dan/atau akuntansi, maka instruksi mengenai pemecahan masalah dalam

proses penyajian kembali dapat diberikan dengan lebih cepat dan tepat, sehingga

dapat mempersingkat jangka waktu penyampaian laporan keuangan yang telah

disajikan kembali.

H3: Karakteristik komite audit berpengaruh negatif terhadap periode

penyajian kembali laporan keuangan