landasan pengembangan kurikulum dan pembeajaran

28
KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN OLEH: KELOMPOK 3 NADIA ANISA (06081281419029) R.A FITRIAH FADHILAH (0608138I419042) SUCI AGUSTINA (06081381419051) WIWIN RIA UTAMI (06081381419056) Dosen Pengasuh: Dr. Ely Susanti

Upload: suci-agustina

Post on 07-Dec-2015

239 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

tugas kelompok kurikulum dan pembelajaran. materi landasan kurikulum.semoga bermanfaat

TRANSCRIPT

Page 1: Landasan Pengembangan Kurikulum Dan Pembeajaran

KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN

OLEH:

KELOMPOK 3

NADIA ANISA (06081281419029)

R.A FITRIAH FADHILAH (0608138I419042)

SUCI AGUSTINA (06081381419051)

WIWIN RIA UTAMI (06081381419056)

Dosen Pengasuh: Dr. Ely Susanti

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN MATEMATIKA

2015

Kata Pengantar

Page 2: Landasan Pengembangan Kurikulum Dan Pembeajaran

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami selaku mahasiswa dapat

menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya. Makalah ini

yang berjudul Kurikulum Pembelajaran materi Landasan Pengembangan

Kurikulum

Makalah ini berisikan tentang materi Landasan Kurikulum. Kami

menyadari, dalam pembuatan makalah ini belum sempurna. Sehingga, sumbang

saran, kritik dan masukan akan kami terima dengan penuh rasa terima kasih.

Selain itu, kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Ely Susanti

yang sudah bersedia membimbing kami sehingga makalah ini dapat diselesaikan

dengan baik.

Kami juga berharap dengan adanya makalah ini dapat dijadikan referensi

bagi teman-teman sekalian untuk bahan belajar. Akhir kata, kami sampaikan

terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan

makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai

segala usaha kita. Aamiin

Palembang, 22 September 2015

Penyusun

BAB I

PENDAHULUAN

Page 3: Landasan Pengembangan Kurikulum Dan Pembeajaran

A. Latar Belakang

Kurikulum sebagai rancangan sekaligus kendaraan pendidikan

mempunyai peran yang sangat penting serta signifikan dan berkedudukan

sentral dalam seluruh kegiatan pendidikan, menentukan proses

pelaksanaan dan hasil pendidikan. Penyusunan kurikulum membutuhkan

landasan-landasan yang kuat, yang didasarkan oleh hasil-hasil pemikiran

dan penelitian yang mendalam dan sesuai dengan tantangan zaman.

Mengingat pentingnya peranan kurikulum di dalam pendidikan dan dalam

perkembangan kehidupan manusia, maka dalam penyusunan kurikulum

tidak bisa dilakukan tanpa menggunakan landasan yang kokoh dan kuat.

Landasan pengembangan kurikulum tidak hanya diperlukan bagi

para penyusun kurikulum atau kurikulum tertulis yang sering disebut juga

sebagai kurikulum ideal, akan tetapi terutama harus dipahami dan

dijadikan dasar pertimbangan oleh para pelaksana kurikulum yaitu para

pengawas pendidikan dan para guru serta pihak-pihak lain yang terkait

dengan tugas-tugas pengelolaan pendidikan, sebagai bahan untuk

dijadikan instrumen dalam melakukan pembinaan terhadap implementasi

kurikulum di setiap jenjang pendidikan. Penyusunan dan pengembangan

kurikulum tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Dibutuhkan berbagai

landasan yang kuat agar mampu dijadikan dasar pijakan dalam melakukan

proses penyelenggaraan pendidikan, sehingga dapat memfasilitasi

tercapainya sasaran pendidikan dan pembelajaran secara lebih efektif dan

efisien.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan landasan pengembangan kurikulum?

Page 4: Landasan Pengembangan Kurikulum Dan Pembeajaran

2. Landasan utama apa saja yang terdapat dalam pengembangan

kurikulum?

C. Tujuan

1. Mengetahui dan memahami maksud dari landasan pengembangan

kurikulum.

2. Mengetahui Landasan utama yang terdapat dalam pengembangan

kurikulum.

D. Manfaat

1. Untuk mengetahui dan memahami maksud dari landasan

pengembangan kurikulum.

2. Untuk Mengetahui Landasan utama yang terdapat dalam

pengembangan kurikulum.

BAB II

PEMBAHASAN

Page 5: Landasan Pengembangan Kurikulum Dan Pembeajaran

A. Landasan Pengembangan Kurikulum

Kurikulum yang berarti rencana belajar, dimana kurikulum berasal

dari bahasa latin Currere yang memiliki banyak arti seperti berlari cepat,

maju dengan cepat, menjalani dan berusaha. Namun ada juga pengertian

kurikulum menurut para ahli, salah satunya adalah kurikulum menurut

Inlow, mengemukakan bahwa “kurikulum adalah usaha menyeluruh

dirancang khusus oleh sekolah dalam membimbing murid memperoleh

hasil dari pelajaran yang telah di tentukan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa

kurikulum adalah program rancangan belajar mengajar yang di pedomi

oleh pendidik dan peserta didik. Sedangkan, landasan adalah suatu

gagasan atau kepercayaan yang menjadi sandaran, sesuatu prinsip yang

mendasari sesuatu.

Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional

dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan

kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional,

perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta kesenian, sesuai

dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan.

Landasan pengembangan kurikulum memiliki peranan yang sangat

signifikan, sehingga apabila kurikulum diibaratkan sebagai sebuah

bangunan gedung atau rumah yang tidak menggunakan landasan atau

pondasi yang kuat, maka ketika diterpa angin atau terjadi goncangan yang

kencang, bangunan tersebut akan mudah roboh. Demikian pula dengan

halnya kurikulum, apabila tidak memiliki dasar pijakan yang kuat, maka

kurikulum terebut akan mudah terombang-ambing dan yang menjadi

taruhannya adalah manusia sebagai peserta didik yang dihasilkan oleh

pendidik itu sendiri.

B. Landasan Utama pada Pengembangan Kurikulum

Ada beberapa landasan utama dalam pengembangan suatu

kurikulum diantaranya Robert S. zais mengemukakan empat landasan

pengembangan kurikulum, yaitu: Philosopy and nature of knowledge,

Page 6: Landasan Pengembangan Kurikulum Dan Pembeajaran

society and culture, the individual danlearning theory. Sedangkan S.

Nasution berpendapat dalam bukunya “Pengembangan Kurikulum” yaitu

asas filosofis yang pada hakikatnya menentukan tujuan umum pendidikan,

asas sosiologis yang memberikan dasar untuk menentukan apa yang akan

dipelajari sesuai dengan kebutuhan masyarakat, kebudayaan, dan

perkembangan ilmu pengetahuandan teknologi, asas organisatoris yang

memberikan dasar-dasar dalam bentuk bagaimana bahan pelajaran itu

disusun, bagaimana luas dan urutannya dan asas  psikologis yang

memberikan prinsip-prinsip tentang perkembangan anak dalam berbagai

aspek serta caranya belajar agar bahan yang disediakan dapat dicernakan

dan dikuasai oleh anak sesuai dengan taraf perkembangnnya.

1. Landasan Filosofis

Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum ialah

pentingnya rumusan yang didapatkan dari hasil berpikir secara mendalam,

analisis, logis, sistematis dalam merencanakan, melaksanakan, membina

dan mengembangkan kurikulum baik dalam bentuk kurikulum sebagai

rencana (tertulis), terlebih kurikulum dalam bentuk pelaksanaan di

sekolah.

Pendidikan berintikan interaksi antar manusia, terutama antara

pendidik dan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Di dalam

interaksi tersebut terlibat isi yang diinteraksikan serta bagaimana interaksi

tersebut berlangsung. Apakah yang menjadi tujuan pendidikan, siapa

pendidik dan peserta didik, apa isi pendidikan dan bagaimana proses

interaksi pendidikan tersebut, merupakan pertanyaan-pertanyaan yang

membutuhkan jawaban yag mendasar, yang esensial yaitu jawaban-

jawaban filosofis.

Secara harfiah filosofis (filsafat) berarti “cinta akan kebijaksanaan”

(love of wisdom). Orang belajar berfilsafat agar ia menjadi orang yang

mengerti dan berbuat secara bijak. Untuk dapat mengerti kebijakan dan

Page 7: Landasan Pengembangan Kurikulum Dan Pembeajaran

berbuat secara bijak, ia harus tahu atau berpengetahuan. Pengetahuan

tersebut diperoleh melalui proses berpikir, yaitu berfikir secara sistematis,

logis, dan mendalam. Pemikiran demikian dalam berfilsafat sering disebut

sebagai pemikiran radikal, atau berpikir sampai ke akar-akarnya

(radic berarti akar). Filsafat mencakup keseluruhan pengetahuan manusia,

berusaha melihat segala yang ada ini sebagai satu kesatuan yang

menyeluruh dan mencoba mengetahui kedudukan manusia di dalamnya.

Sering dikatakan dan sudah menjadi terkenal dalam dunia keilmuan bahwa

filsafat merupakan ibu dari segala ilmu, pada hakikatnya filsafat jugalah

yang menentukan tujuan umum pendidikan.

Filsafat memegang peranan penting dalam pengembangan

kuikulum. Sama halnya seperti dalam Filsafat Pendidikan, kita dikenalkan

pada berbagai aliran filsafat, seperti: perenialisme, essensialisme,

eksistesialisme, progresivisme, dan rekonstruktivisme.

1. Parenialisme

Parenialisme lebih menekankan pada keabadian, keidealan, kebenaran dan

keindahan dari warisan budaya dan dampak sosial tertentu. Pengetahuan

dianggap lebih penting dan kurang memperhatikan kegiatan sehari-hari.

Pendidikan yang menganut faham ini menekankan pada kebenaran

absolut, kebenaran universal yang tidak terikat pada tempat dan waktu.

Aliran ini lebih berorientasi ke masa lalu.

2. Essensialisme

Essensialisme menekankan pentingnya pewarisan budaya dan pemberian

pengetahuan dan keterampilan pada peserta didik agar dapat menjadi

anggota masyarakat yang berguna. Matematika, sains dan mata pelajaran

lainnya dianggap sebagai dasar-dasar substansi kurikulum yang berharga

untuk hidup di masyarakat. Sama halnya dengan perenialisme,

essesialisme juga lebih berorientasi pada masa lalu.

3. Eksistensialisme

Page 8: Landasan Pengembangan Kurikulum Dan Pembeajaran

Ekseistensialisme menekankan menekankan pada individu sebagai sumber

pengetahuan tentang hidup dan makna. Untuk memahami kehidupan

seseorang mesti memahami dirinya sendiri.

4. Progresivisme

Progresive menekankan pada pentingnya melayani perbedaan individual,

berpusat pada peserta didik, variasi pengalaman belajar dan proses.

Progresivisme merupakan landasan bagi pengembangan belajar peserta

didik aktif.

5. Rekonsrtuktivisme

Rekonstruktivisme merupakan elaborasi lanjut dari aliran progresivisme.

Pada rekonstruksivisme, peradaban manusia masa depan sangat

ditekankan.

Filsafat pendidikan pada dasarnya adalah penerapan dari

pemikiran-pemikiran filsafat untuk memecahkan permasalahan

pendidikan. Dengan demikian filsafat memiliki manfaat dan memberikan

kontribusi yang besar terutama dalam memberikan kajian sistematis

berkenaan dengan kepentingan pendidikan Sedangkan tujuan pendidikan

sendiri pada dasarnya merupakan rumusan mengenai apa yang seharusnya

dicapai.

2. Landasan Psikologis

Penerapan landasan psikologi dalam pengembangan kurikulum,

tiada lain agar upaya pendidikan yang dilakukan dapat menyesuaikan dari

segi materi atau bahan yang harus disampaikan, penyesuaian dari segi

proses penyampaian atau pembelajarannya, dan penyesuaian dari unsur-

unsur upaya pendidikan lainnya.

1. Perkembangan Peserta Didik dan Kurikulum

Pandangan tentang anak sebagai makhluk yang unik sangat berpengaruh

terhadap pengembangan kurikulum pendidikan. Setiap anak merupakan

pribadi tersendiri, memiliki perbedaan disamping persamaannya. Implikasi

dari hal tersebut terhadap pengembangan kurikulum yaitu:

Page 9: Landasan Pengembangan Kurikulum Dan Pembeajaran

1. Setiap anak diberi kesempatan untuk berkembang sesuai dengan bakat,

minat dan kebutuhannya.

2. Di samping disediakan pelajaran yang sifatnya umum (program inti)

yang wajib dipelajari setiap anak di sekolah, disediakan pula pelajaran

pilihan yang sesuai dengan minat anak.

3. Kurikulum disamping menyediakan bahan ajar yang bersifat kejuruan

juga menyediakan bahan ajar yang bersifat akademik. Bagi anak yang

berbakat di bidang akademik diberi kesempatan untuk melanjutkan

studi ke jenjang pendidikan berikutnya.

4. Kurikulum memuat tujuan-tujuan yang mengandung pengetahuan,

nilai/sikap, dan keterampilan yang menggambarkan keseluruhan

pribadi yang utuh lahir dan batin.

Implikasi lain dari pengetahuan tentang anak terhadap proses

pembelajaran (actual curriculum) dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan secara operasional selalu

berpusat kepada perubahan tingkah laku peserta didik.

2. Bahan/materi yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan, minat

dan perhatian anak, bahan tersebut mudah diterima oleh anak.

3. Strategi belajar mengajar yang digunakan harus sesuai dengan taraf

perkembangan anak.

4. Media yang dipakai senantiasa dapat menarik perhatian dan minat

anak.

5. Sistem evaluasi berpadu dalam satu kesatuan yang menyekuruh dan

berkesinambungan dari satu tahap ke tahap yang lainnya dan

dijalankan secara terus menerus.

2. Psikologi Belajar dan Kurikulum

Psikologi belajar merupakan suatu cabang bagaimana individu

belajar. Belajar bisa diartikan sebagai perubahan perilaku yang terjadi

melalui pengalaman. Segala perubahan perilaku baik yang berbentuk

kognitif, afektif, maupun psikomotor dan terjadi karena proses

Page 10: Landasan Pengembangan Kurikulum Dan Pembeajaran

pengalaman dapat dikategorikan sebagai perilaku belajar. Perubahan-

perubahan perilaku yang terjadi secara insting atau terjadi karena

kematangan, atau perilaku yang terjadi secara kebetulan, tidak termasuk

belajar. Mengetahui tentang psikologi/teori belajar merupakan bekal bagi

para guru dalam tugas pokoknya yaitu pembelajaran anak. Psikologi atau

teori belajar yang berkembang pada dasarnya dapat dikelompokkan ke

dalam tiga rumpun, yaitu: Teori Disiplin Mental atau Teori Daya (Faculty

Theory), Behaviorisme, dan Organismik atau kognitif Gestalt Field.

1. Teori Disiplin Mental atau Teori Daya

Menurut teori ini, sejak kelahirannya anak/individu telah memiliki otensi-

potensi atau daya-daya tertentu (faculties) yang masing-masing memiliki

fungsi tertentu, seperti potensi/daya mengingat, daya berfikir, daya

mencurahkan pendapat, daya mengamati, daya memecahkan masalah, dan

daya-daya lainnya.

2. Teori Behaviorisme

Rumpun teori ini mencakup tiga teori, yaitu koneksionisme atau teori

asosiasi, teori kondisioning, dan teori reinforcement (operant

conditioning). Behaviorisme berangkat dari asumsi bahwa individu tidak

membawa potensi sejak lahir. Perkembangan individu ditentukan oleh

lingkungan (keluarga, sekolah, masyarakat). Teori ini tidak mengakui

sesuatu yang sifatnya mental, perkembangan anak menyangkut hal-hal

nyata yang dapat dilihat dan diamati.

3. Teori Organismik atau Kognitif

Teori ini mengacu pada pengertian bahwa keseluruhan lebih bermakna

daripada bagian-bagian, keseluruhan bukan kumpulan dari bagian-bagian.

Manusia dianggap sebagai makhluk organism yang melakukan hubungan

timbale balik dengan lingkungan secara keseluruhan, hubungan ini dijalin

oleh stimulus dan respon. Menurut teori ini, Stimulus yang hadir itu

diseleksi menurut tujuannya, kemudian individu melakukan interaksi

dengannya dan seterusnya terjadi perbuatan belajar. Disini peran guru

Page 11: Landasan Pengembangan Kurikulum Dan Pembeajaran

adalah sebagai pembimbing bukan penyampai pengetahuan, siswa

berperan sebagai pengelola bahan pelajaran.

Belajar menurut teori ini bukanlah menghapal akan tetapi memecahkan

masalah, dan metoda belajar yang dipakai adalah metoda ilmiah dengan

cara anak dihadapkan pada berbagai permasalahan, merumuskan hipotesis

atau praduga, mengumpulkan data yang diperlukan untuk memecahkan

masalah, menguji hipotesis yang telah dirumuskan, dan pada akhirnya para

siswa dibimbing untuk menarik kesimpulan-kesimpulan. Teori ini banyak

mempengaruhi praktek pengajaran di sekolah karena memiliki prinsip

sebagai berikut:

a. Belajar berdasarkan keseluruhan

b. Belajar adalah pembentukan kepribadian

c. Belajar berkat pemahaman

d. Belajar berdasarkan Pengalaman

e. Belajar adalah suatu proses perkembangan

f. Belajar adalah proses berkelanjutan

3. Landasan Sosiologis

Landasan sosiologis menyangkut kekuatan-kekuatan sosial di

masyarakat. Kekuatan-kekuatan itu berkembang dan selalu berubah-ubah

sesuai dengan perkembangan zaman. Kekuatan itu dapat berupa kekuatan

yang nyata maupun yang potensial, yang berpengaruh dalam

perkembangan kebudayaan seirama dengan dinamika masyarakat.

a. Landasan Perkembangan Peserta Didik dan Kurikulum

Faktor kebudayaan merupakan bagian yang penting dalam

pengembangan kurikulum dengan pertimbangan:

1. Individu lahir tak berbudaya, baik dalam hal kebiasaan, cita-cita,

sikap, pengetahuan, keterampilan, dan lain sebagainya.

2. Kurikulum dalam suatu masyarakat pada dasarnya merupakan

refleksi dari cara orang berpikir, berasa, bercita-cita, atau kebiasaan-

kebiasaan.

Page 12: Landasan Pengembangan Kurikulum Dan Pembeajaran

3. Seluruh nilai yang telah disepakati masyarakat dapat pula disebut

kebudayaan. Kebudayaan adalah hasil dari cipta, rasa, karsa manusia

yang diwujudkan dalam tiga gejala, yaitu ide atau konsep, kegiatan

serta hasil karya.

b. Masyarakat dan Kurikulum

Mayarakat adalah suatu kelompok individu yang diorganisasikan

mereka sendiri ke dalam kelompok-kelompok berbeda. Kebudayaan

hendaknya dibedakan dengan istilah masyarakat yang mempunyai arti

suatu kelompok individu yang terorganisir yang berpikir tentang dirinya

sebagai suatu yang berbeda dengan kelompok atau masyarakat lainnya.

Tiap masyarakat mempunyai kebudayaan sendiri-sendiri, dengan

demikian yang membedakan masyarakat yang satu dengan masyarakat

lainnya adalah kebudayaan. Hal ini mempunyai implikasi bahwa apa

yang menjadi keyakinan pemikiran seseorang, reaksi terhadap

perangsang sangat tergantung kepada kebudayaan di mana ia dibesarkan.

Perubahan sosial budaya dalam suatu masyarakat akan mengubah

pula kebutuhan masyarakat. Kebutuhan masyarakat juga dipenuhi oleh

kondisi dari masyarakat itu sendiri. Adanya perbedaan antara masyarakat

satu dengan masyarakat lainnya sebagian besar disebabkan oleh kualitas

individu-individu yang menjadi anggota masyarakat tersebut. Di sisi lain

kebutuhan masyarakat pada umumnya juga berpengaruh terhadap

individu-individu sebagai sebagai anggota masyarakat. Oleh karena itu,

pengembangan kurikulum yang hanya berdasarkan pada keterampilan

dasar saja tidak akan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat modern

yang bersifat teknologis dan mengglobal.

Pengembangan kurikulum juga harus ditekankan pada

pengembangan individu yang mencakup keterkaitannya dengan

lingkungan sosial setempat. Lingkungan sosial budaya merupakan

sumber daya yang mencakup kebudayaan, ilmu pengetahuan dan

teknologi. Berdasarkan uraian di atas, sangatlah penting memperhatikan

faktor kebutuhan masyarakat dalam pengembangan kurikulum.

Page 13: Landasan Pengembangan Kurikulum Dan Pembeajaran

Perkembangan masyarakat menuntut tersedianya proses pendidikan yang

relevan. Untuk terciptanya proses pendidikan yang sesuai dengan

perkembangan masyarakat maka diperlukan rancangan berupa

kurikulum yang landasan pengembangannya memperhatikan faktor

perkembangan masyarakat.

4. Landasan IPTEK

Pendidikan merupakan usaha menyiapkan subjek didik (siswa)

menghadapi lingkungan hidup yang mengalami perubahan yang semakin

pesat. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik

melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi perannya di

masa yang akan datang. Teknologi adalah aplikasi dari ilmu pengetahuan

ilmiah dan ilmu-ilmu lainnya untuk memecahkan masalah-masalah

praktis. Ilmu dan teknologi tak dapat dipisahkan. Ilmu pengetahuan dan

teknologi berkembang teramat pesat seiring lajunya perkembangan

masyarakat.

Mengingat pendidikan merupakan upaya menyiapkan siswa

menghadapi masa depan dan perubahan masyarakat yang semakin pesat

termasuk di dalamnya perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka

pengembangan kurikulum haruslah berlandaskan ilmu pengetahuan dan

teknologi.

Untuk mencapai tujuan dan kemampuan- kemampuan tersebut,

maka ada hal-hal yang dijadikan sebagai dasar, yakni:

a. Pembangunan IPTEK harus berada dalam keseimbangan yang

dinamis dan efektif dengan pembinaan sumber daya manusia,

pengembangan sarana dan prasarana iptek, pelaksanaan dan

penelitian dan pengembangan serta rekayasa dan produksi barang

dan jasa.

Page 14: Landasan Pengembangan Kurikulum Dan Pembeajaran

b. Pembangunan IPTEK tertuju pada peningkatan kualitas, yakni

untuk meningkatkan kualitas kesejahteraan dan kehidupan bangsa.

c. Pembangunan IPTEK harus selaras (relevan) dengan nilai-nilai

agama, nilai luhur budaya bangsa, kondisi sosial budaya, dan

lingkungan hidup.

d. Pembangunan IPTEK harus berpijak pada upaya peningkatan

produktivitas, efesiensi dan efektivitas penelitian dan

pengembangan yang lebih tinggi.

e. Pembangunan IPTEK berdasarkan pada asas pemanfaatannya yang

memberikan nilai tambah dan memberikan pemecahan masalah

konkret dalam pembangunan.

Penguasaan, pemanfaatan, dan pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi dilaksanakan oleh berbagai pihak, yakni:

a. Pemerintah, yang mengembangkan dan memanfaatkan IPTEK

untuk menunjang pembangunan dalam segala bidang.

b. Masyarakat, yang memanfaatkan IPTEK itu pengembangan

masyarakat dan mengembangakannya secara swadaya.

c. Akademisi terutama di lingkungan perguruan tinggi,

mengembangkan IPTEK untuk disumbangkan kepada

pembangunan.

d. Pengusaha, untuk meningkatkan produktivitas

Page 15: Landasan Pengembangan Kurikulum Dan Pembeajaran

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kurikulum adalah program rancangan belajar mengajar yang di

pedomi oleh pendidik dan peserta didik. Sedangkan, landasan adalah suatu

gagasan atau kepercayaan yang menjadi sandaran, sesuatu prinsip yang

mendasari sesuatu. Kurikulum dan landasan sangat berperan penting

dalam pengembangan kurikulum. Sebab, segala bentuk kegiatan

pendidikan bermuara pada kurikulum serta landasan sebagai dasar yang

akurat dalam jalannya pendidikan.

Landasan kurikulum ada empat yaitu landasan filosofi, landasan ini

berpacu pada falsafah atau ide, acuan atau pokok pikiran dari

pengembangan kurikulum. Landasan psikologis, penerapan landasan

psikologi dalam pengembangan kurikulum, agar upaya pendidikan yang

dilakukan dapat menyesuaikan dari segi materi. Landasan sosiologis,

menyangkut kekuatan-kekuatan sosial di masyarakat, dan yang terakhir

yaitu landasan IPTEK sangat berperan penting dalam landasan

pengembangan kurikulum, karena dengan seiring perkembangan zaman

yang semakin maju. Jadi IPTEK dan pendidikan saling berhubungan

dalam pengembangan kurikulum. Dari empat landasan ini, memiliki

tujuan, peranan dan upaya masing-masing dalam pengembangan

kurikulum.

B. Saran

Kepada para pembaca, teman-teman maupun pemakalah dengan

adanya makalah landasan pengembangan kurikulum dapat lebih

memahami bagaimana landasan pengembangan kurikulum khususnya

terhadap pendidikan di Indonesia, serta makalah ini dapat dijadikan

referensi sebagai bahan ajar untuk membantu kegiatan belajar pembaca.

Page 16: Landasan Pengembangan Kurikulum Dan Pembeajaran

Daftar Pustaka1. Hamalik, Oemar. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi

Aksara.

2. http://erzansafarikimia.blogspot.co.id/2013/12/makalah-landasan-

landasan-pengembangan.html

3. http://www.nuradamy.com/2015/01/landasan-psikologis-pendidikan.html

Sesi Tanya-Jawab:

Page 17: Landasan Pengembangan Kurikulum Dan Pembeajaran

1. Dalam landasan filosofi terdapat beberapa aliran, dari aliran-aliran tersebut

adakah kelebihan dan kekurangan masing-masing terhadap landasan

pengembangan kurikulum? Jika ada kekurangan dari aliran tersebut,

bagaimana upaya memperbaikinya?

(Desty Rupalestari, Kelompok 7)

2. Tadi sudah dijelaskan oleh pemakalah, bahwa teknologi sangat maju

dalam acuan pengembangan kurikulum. Nah, dalam artian maju seperti

apa?

(M. Dammiri Saputra, Kelompok 6)

3. Salah satu bentuk implikasi dalam landasan psikologi dalam

pengembangan kurikulum yaitu psikologi belajar, bagaimana jika seorang

anak dengan usia 5 tahun sudah masuk SD?

(Uswati Khoiriah, Kelompok 5)

Penyelesaian:

1. Dalam landasan filosofi, benar ada 5 aliran yaitu perenialisme,

essensialisme, eksistesialisme, progresivisme, dan rekonstruktivisme. Dari

kelima landasan tersebut sebenarnya tidak memiliki kelebihan dan

kekurangan sebab makna dari ke lima aliran ini merupakan pandangan-

pandangan, pendapat para ahli yang lebih mengacu ke arah bagaimana

landasan itu dapat berjalan dengan baik terhadap kurikulum, apakah cocok

dan sesuai dengan pendidikan. Misalnya saja pada aliran perenialisme

dijadikan dasar penyusunan konsep filsafat dan pendidikan zaman

sekarang. Aliran essensialisme memandang bahwa pendidikan harus

berpijak pada nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan memberikan

kestabilan terhadap landasan kurikulum, aliran eksistensialisme

memandang bahwa ajaran yang menekankan bahwa pemikiran itu

tindakan dan sikap, pada aliran progresivime beranggapan bahwa

kemampuan intelegensi manusia sebagai alat untuk hidup,

mengembangkan kepribadian, jadi lebih menuntut kreatifitas siwa dalam

Page 18: Landasan Pengembangan Kurikulum Dan Pembeajaran

belajar, serta aliran rekonstruktivisme berpandangan bahwa dasar dari

suatu hal yaitu kebenaran atau realita, sesuai fakta.

2. Teknologi dijadikan bahan acuan atau landasan kurikulum sebab pada

zaman yang semakin maju pastilah ilmu pengetauan dan teknologi

dijadikan landasan, dan dasar dalam penentu kurikulum dalam pendidikan,

misalnya saja dari jenjang SD sampai perguruan tinggi memanfaatkan

teknologi, seperti computer, LCD, Handphone berbasis android demi

menunjang perkembangan zaman. Serta perkembangan dalam bidang Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi, terutama dalam bidang transportasi dan

komunikasi telah mampu merubah tatanan kehidupan manusia. Oleh

karena itu, kurikulum seyogyanya arahnya bersifat tidak hanya untuk

sekarang tetapi untuk masa depan dapat mengakomodir dan

mengantisipasi laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,

sehingga peserta didik dapat mengimbangi dan sekaligus mengembangkan

ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kepentingan bersama, kepnetingan

sendiri dan kelangsungan hidup manusia.

3. Ya, benar sekali salah satu bentuk implikasi dari landasan psikologi adalah

psikologi belajar, dalam psikologi belajar ini memiliki tahapan

perkembangan anak. Dari pertanyaan tadi, yang dibahas pada tahap

perkembangan anak yang ke-2. Jenjang umur 2-12 tahun, pada tahapan ini

anak masih berpikir primitive dalam artian masih senang bermain-main,

sedangkan bagi anak yang berumur 5 tahun sudah masuk SD itu

sebenarnya tergantung pada mental anak itu sendiri bagaimana menyikapi

dan menerima lingkungan baru. Jika si anak bisa menyesuaikan diri

dengan baik, berarti mental dan fisik anak sudah cukup baik. Namun,

menurut tahapan perkembangan anak, pada usia tersebut jika anak sudah

masuk SD dan dapat menyesuaikan fisik dan mental dengan baik tetapi

belum tentu kemampuan kognitifnya juga bagus. Sarannya, apabila ada

anak di sekitar kita yang masuk sekolah diusia tersebut sebaiknya di

hindari, apabila ada dorongan dari lingkungan keluarga bisa saja diterima.