bab ii landasan teori dan pengembangan hipotesis a. 1
TRANSCRIPT
15
BAB II
LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
1. Keputusan Pembelian Ulang
a. Pengertian keputusan pembelian ulang
Dalam perilaku konsumen, pengambilan keputusan bisa meliputi
berbagai jenis. Keputusan yang satu bisa mempengaruhi keputusan
yang lainnya, Keputusan pembelian adalah keputusan konsumen untuk
membeli atau tidak membeli suatu produk atau jasa merupakan
alternatif pilihan yang penting bagi pemasar.
Schiffman dan kanuk mendefinisikan keputusan adalah sebagai
pemilihan suatu tindakan dari dua pilihan alternatif atau lebih Seorang
konsumen yang hendak memilih pilihan alternatif. Sedangkan
keputusan pembelian adalah suatu keputusan seseorang dimana ia
memilih salah satu dari beberapa pilihan alternatif yang ada.1
Ada lima Tahapan yang dilalui oleh konsumen dalam proses
mengambil suatu keputusan pembelian,2 yaitu :
1) Pengenalan kebutuhan atau masalah
Tahap pertama proses keputusan pembelian yaitu
konsumen mengenali adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli
1 Etta mamang sangadji Dan Sopiah, “Perilaku Konsumen” (Yogyakarta:C.V ANDI
OFFSET), 2013).Hlm.120-121 2 Drs. Danang Sunyonto, Konsep dasar Riset Pemasaran Dan Perilaku Konsumen,
(yogyakarta:PT Buku Seru, 2012). Hlm 284
16
merasa ada suatu perbedaan antara keadaan yang nyata dengan
keadaan yang diinginkan.
2) Pencarian informasi
Tahap ini merupakan tahap dimana konsumen tergerak
untuk mencari informasi tambahan. Konsumen mungkin
sekedar meningkatkan perhatian informasi tambahan,konsumen
mungkin sekedar meningkatkan perhatian atau mungkin pula
mencari informasi secara aktif.
3) Evaluasi alternatif
Tahap berikutnya adalah proses keputusan pembelian
dimana konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi
berbagai merek alternatif di dalam serangkaian pilihan.
4) Keputusan pembelian
Proses dimana konsumen benar-benar membeli. Pada
umumnya keputusan membeli konsumen adalah membeli
merek yang paling disukai.
5) Perilaku setelah pembelian
Setelah membeli produk, konsumen akan melakukan
tindakan lebih lanjut berdasarkan pada kepuasan dan
ketidakpuasan mereka akan produk tersebut.
Gambar 2.1
Model lima tahap proses pembelian
Pengenalan masalah
Pencarian
informasi
Penilaian
alternatif
Keputusan
pembelian
Perilaku setelah
membeli
17
(Sumber: Danang Sunyonto, 2012)
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian
Menurut kotler keputusan pembelian3 dipengaruhi oleh tiga
faktor yaitu:
1) Faktor Budaya
Faktor-faktor budaya mempunyai pengaruh yang paling luas
dan mendalam terhadap perilaku konsumen. Kita akan
membahas peranan yang dimainkan oleh kultur, subkultur, dan
kelas sosial pembeli.
2) Faktor Sosial
Perilaku seseorang konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-
faktor sosial seperti kelompok acuan (kelompok referensi),
keluarga, serta peran dan status sosial.
3) Faktor Pribadi
Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik
pribadi, yaitu usia pembeli dan tahap siklus hidup, pekerjaan,
kondisi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri
pembeli.
4) Faktor Psikologis
Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi pula oleh empat
faktor psikologis utama, yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan
(learning), serta keyakinan dan sikap.
3 Thamrin Abdulah, Francis Tantri, Manajemen Pemasaran, Jakarta:Rajawali Pers, 2016.
Hlm. 112-122
18
c. Indikator Keputusan Pembelian
Adapun indikator keputusan pembelian4 adalah sebagai berikut:
1) Sesuai dengan kebutuhan
Pelanggan akan melakukan pembelian produk karena produk
yang ditawarkan sesuai dengan apa yang dibutuhkan dan
mudah dalam mencari barang yang dibutuhkan.
2) Mempunyai manfaat
Produk yang akan dibeli oleh pelanggan sangat berarti dan
sudah pasti mempunyai manfaat bagi pelanggannya.
3) Ketepatan dalam membeli produk
Dalam membeli suatu produk pelanggan akan mempertimbang
kan Harga produk sesuai dengan kulaitas produk dan sesuai
dengan keinginan pelanggan.
4) Pembelian berulang
Pelanggan akan melakukan pembelian ulang dimana Keadaan
konsumen merasa puas dengan produk yang dibeli dan juga
puas dengan transaksi sebelumnya sehingga berniat selalu
melakukan transaksi di masa yang akan datang.
d. Keputusan pembelian Ulang Dalam Pandangan Islam
Keputusan pembelian menurut Nugroho adalah proses
pengintegraisan yang mengkombinasi sikap pengetahuan untuk
mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah
4 Carla Tousalwa, Victor R pattipeilohy, “Variabel Penentu Keputusan Pembelian
Minyak Kayu Putih cap MP di Kota Ambon”, Jurnal nusamba; Vol.2 No.1, 2017
19
satu diantaranya. Proses pemindahan kepemilikan dalam
perdagangan disebut jual beli yang pada surat An-Nisa’:4 ayat 29
yang berbunyi:
يا أيها الذين آمنوا ل تأكلوا أموالكم بينكم بالباطل إل أن تكون
كان بكم رحي ماتجارة عن تراض منكم ول تقتلوا أنفسكم إن الل
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan
jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara
kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya
Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.5
a) Mashlahah dalam Perilaku Konsumen Islami
Syariah Islam menginginkan manusia mencapai dan
memelihara kesejahterannya. Pola konsumsi pada masa kini
lebih menekankan aspek pemenuhan keinginan material dari
pada aspek kebutuhan yang lain.6
b) Kebutuhan dan Keinginan
Imam Al-Ghazali telah membedakan dengan jelas antara
keinginan (syahwat) dan kebutuhan (hajat). Kebutuhan adalah
keinginan manusia untuk mendapatkan sesuatu yang diperlukan
dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidupnya dan
5 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: CV asy-syifa, 1998),
hlm. 83 6 Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, (Jakarta:
Kencana,2010), hlm.61
20
menjalankan fungsinya.Pandangan konvensional yang
materialitas melihat bahwa konsumsi merupakan fungsi dari
keinginan, nafsu, harga, barang, pendapatan dan lain-lain tanpa
mem perdulikan pada dimensi spiritual karena hal itu di
anggapnya berada diluar wilayah otoritas ilmu ekonomi.7
2. Kepuasan Konsumen
a. Pengertian kepuasan konsumen
Selama dan setelah mengkonsumsi suatu barang dan jasa
konsumen akan merasa puas atau tidak puas. Kepuasaan konsumen
menunjukkan sikap keseluruhan konsumen terhadap suatu produk
setelah menggunakan atau mengkonsumsi produk itu, mempertahan
kan atau meningkatkan kepuasan konsumen merupakan hal yang
sangat penting karena itu manajer pemasaran seharusnya memandang
program peningkatan kepuasaan untuk konsumen.
Menurut Zeithaml dan Bitner, kepuasan konsumen merupakan
konsumen yang merasa puas pada produk atau jasa yang dibeli dan
digunakannya serta akan kembali menggunakan jasa atau produk yang
ditawarkan. Kepuasan konsumen juga dapat diartikan sebagai suatu
keadaan di mana harapan konsumen terhadap suatu produk sesuai
dengan kenyataan yang diterima oleh konsumen. Jika produk tersebut
7 Ibid. hlm 70
21
jauh di bawah harapan, konsumen akan kecewa. Sebaliknya, jika
produk tersebut memenuhin harapan, konsumen akan puas.8
b. Metode mengukur kepuasan pelanggan
Kotler mengemukakan 4 metode untuk mengukur kepuasan
pelanggan.9
1) Sistem keluhan dan saran
Setiap perusahan perlu memberikan kesempatan seluas-
luasnya bagi para pelanggan untuk menyampaikan saran,
pendapat, dan keluhan-keluhan mereka biasanya melalui kotak
saran .
2) Survei kepuasan pelanggan
Melalui survei perusahaan memperoleh tanggapan dan umpan
balik dari pelanggan dan juga memberikan tanda bahwa
perusahaan menaruh perhatian terhadap pelangganya.
3) Pembeli bayangan
Cara ini dengan memperkerjakan beberapa orang untuk
berperan atau bersikap sebagai pelanggan atau pembeli
potensial produk perusahan pesaing.
4) Analisis pelanggan yang lari
8 E.M. sangadji. Op.Cit hlm.180-181 9Dr. Muhammad Adam, SE. M.B.A, “Manajemen Pemasaran Jasa”
(Bandung:ALFABETA,cv, 2015), hlm.16
22
Perusahaan akan berusaha menghubungi para pelanggan yang
telah berhenti membeli atau yang telah beralih sebagai
pemasok.
c. Indikator kepuasaan konsumen
Adapun indikator kepuasaan konsumen10 terdiri dari tiga yaitu:
1) Kesesuaian harapan
Kesesuaian harapan adalah tingkat kesesuaian antar kinerja
produk yang diharapkan oleh pelanggan dengan yang
dirasakan oleh pelanggan.
2) Minat berkunjung kembali
Adalah kesediaan para pelanggan untuk berkunjung kembali
atau melakukan pembelian terhadap produk yang dibeli.
3) Kesediaan merekomendasikan
Adalah kesedian para pelanggan untuk merekomendasikan
produk yang dirasakannya kepada teman atau keluarga.
d. Kepuasan Konsumen Dalam Pandangan Islam
Kepuasan Konsumen Dalam Pandangan Islam adalah
sejauh mana manfaat sebuah produk dirasakan (perceived) sesuai
dengan apa yang diharapkan pelanggan. Di dalam teori ekonomi,
kepuasan seseorang dalam mengonsumsi suatu barang dinamakan
utility atau nilai guna. Kalau kepuasan terhadap suatu benda
semakin tinggi, maka semakin tinggi pula nilai gunanya. Kepuasan
10 Fandy Tjipno, Strategi Pemasaran edisi Kedua, (Yogyakarta: Andi Offset, 2004). Hlm.
101
23
dalam terminologi konvensional dimaknai dengan terpenuhinya
kebutuhan-kebutuhan fisik. 11
Seorang muslim untuk mencapai tingkat kepuasan harus
mementingkan beberapa hal, yaitu barang yang dikonsumsi adalah
halal, baik secara zatnya maupun cara memperolehnya, tidak
bersifat israf (royal) dan tabzir (sia-sia).12 sebagaimana firman
Allah dalam Alquran. Al-Mā-idah ayat 87:
ت موا طي ب أيها ٱلذين ءامنوا ل تحر لكم ول تعتدو ي ا إن ما أحل ٱلل
ل يحب ٱلمعتد ينٱلل
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu,
dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang melampaui batas.”
Ayat-ayat Al-Qur’an di atas dapat dijadikan dasar dan
rujukan dalam membangun teori konsumen (secara umum) dan
kepuasan konsumsi serta rasionalits konsumsi (khusus) dalam
Islam. Menurut kerangka Islam, Nata Atmadja menjelaskan, bahwa
kepuasan dalam Islam meliputi: kepuasan konsumtif dan kepuasan
kreatif. Kepuasan konsumtif akan menghasilkan kepuasan siap
kreasi, sebab konsumsi yang dilakukan akan memberikan kekuatan
fisiknya.
11 Ujang Sumarwan, Perilaku Konsumen,( Bogor: Ghalia Indonesia), hlm.310. 12 P3EI, Ekonomi Islam, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2008), hlm.230.
24
3. Kualitas Produk
a. Pengertian kualitas produk
Pada saat ini tuntutan konsumen akan mutu atau kualitas produk
semakin tinggi, oleh sebab itu bagi wirausahawan baru juga penting
memperhatikan masalah mutu atau kualitas dalam proses produksi,
pelayanan dan manajemen. Dengan mutu yang baik maka produk yang
dihasilkan dalam berkompetisi di pasar dan dapat bersaing dengan
produk sejenis.
Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk
diperhatikan, dimiliki, dipakai, atau dikonsumsi sehingga dapat
memuaskan keinginan dan kebutuhan. Dalam pengertian luas produk
mencakup apa saja yang bisa dipasarkan, termasuk benda-benda fisik,
jasa manusia, tempat, organisasi, dan idea atau gagasan. Sedangkan
Kualitas adalah derajat yang dicapai karakteristik yang interen dalam
memenuhi persyaratan atau sesuatu yang cocok untuk digunakan.13
Menurut Kotler dan amstrong, kualitas produk adalah kemampuan
sebuah produk dalam memperagakan fungsinya hal itu termasuk
keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasi
dan reparasi produk juga atribut produk lainnya. Artinya kualitas
produk adalah keseluruhan dari barang dan jasa yang berkaitan dengan
13 Dr. Sudaryono, pengantar bisnis teori dan contoh kasus, C.V ANDI OFFSET,
Yogyakarta, 2015.Hlm. 221
25
keinginan konsumen yang secara keunggulan produk sudah layak
diperjualkan sesuai dengan harapan dari pelanggan.14
b. Klasifikasi produk
Dalam mengembangkan strategi pemasaran untuk produk dan
jasa, pemasar mengembangkan beberapa klasifikasi produk.
Pertama-tama pemasar membagi produk dan jasa menjadi dua
kelas berdasarkan pada jenis konsumen yang menggunakannya,
yaitu: 15
1) Produk konsumen
Adalah apa yang dibeli oleh konsumen akhir untuk konsumen
pribadi. Produk konsumen mencakup produk sehari-hari,
produk shopping, produk khusus, dan produk yang tidak di
cari.
2) Produk Industri
Adalah barang yang dibeli untuk diproses lebih lanjut atau
untuk dipergunakan dalam menjalankan bisnis. Jadi perbedaan
antara produk konsumen dan produk industri didasarkan pada
tujuan produk tersebut dibeli.
c. Indikator kualitas produk
14 Philip Kotler, manajemen Pemasaran, dikutip dari buku karangan Nurrahmi Hayani.
(Pekanbaru:Suska Press,2012). Hlm.91 15 Thamrin Abdulah, Francis Tantri, Op.cit. Hlm. 155-157
26
Adapun indikator yang digunakan untuk mengukur kualitas
produk16 adalah sebagai berikut:
1) Kinerja (Performance)
Menunjukkan dasar bekerjanya karakteristik produk, bila
dikaitkan dengan objek penelitian maka indikator ini mengacu
pada berbagai produk yang dijual berkualitas.
2) Kehandalan (Realibility)
Kehandalan menunjukkan probabilitas produk bekerja dengan
baik dalam jangka waktu tertentu, bila dikaitkan dengan objek
penelitian maka indikator ini mengacu pada produk yang jarang
bermasalah.
3) Keistimewaan (Feature)
Merupakan fitur tambahan atas fitus dasar, bila dikaitkan
dengan objek penelitian maka indikator ini mengacu pada
produk yang onovatif.
4) Kemampuan pelayanan (Serviceability)
Dimana kemampuan pelayanan suatu produk tersebut
menghasilkan kesimpulan akan kualitas produk yang dinilai
secara subjektif oleh konsumen.
5) Daya tahan (Durability)
Menunjukkan berapa lama proudk akan berakhir sehingga tidak
dapat digunakan lagi atau sampai memerlukan penggantian,
16 Purnomo Edwin Setyo, “Pengaruh Kualitas Produk dan Harga Terhadap kepuasan
Konsumen Best Autoworks”. Jurnal Manajemen dan Start-Up Bisnis; Volume; No. 6, Februari
2017: 755-764
27
bila dikaitkan dengan objek penelitian maka indikator ini
mengacu pada produk yang kuat saat dipakai.
d. Kualitas Produk Dalam Pandangan Islam
Menurut Islam produk konsumen adalah berdaya guna,
materi yang dapat dikonsumsi yang bermanfaat yang bernilai guna,
yang menghasilkan perbaikan material, moral, spiritual bagi
konsumen. Sesuatu yang tidak berdaya guna dan dilarang dalam
Islam bukan merupakan produk dalam pengertian Islam. Barang
dalam ekonomi konvensional adalah barang yang dapat
dipertukarkan. Tetapi barang dalam Islam adalah barang yang
dapat dipertukarkan dan berdaya guna secara moral.17
Firman Allah swt dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat
168 sebagai berikut :
ل طي با ول تتبع ا فى ٱلرض حل أيها ٱلناس كلوا مم ن ي يط ت ٱلش وا خطو
بين إنهۥ لكم عدو م
Artinya: “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik
dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti
langkah- langkah syaitan; karena Sesungguhnya syaitan itu
adalah musuh yang nyata bagimu.”
Kualitas produk mendapat perhatian para produsen dalam
ekonomi Islam dan ekonomi konvensional. Akan tetapi terdapat
17 Ibid. Hlm. 380
28
perbedaan signifikan diantara pandangan ekonomi ini dalam
penyebab adanya perhatian masing- masing terhadap kualitas,
tujuan dan caranya. Sebab dalam ekonomi konvensional,
produsen berupaya menekankan kualitas produknya hanya
semata-mata untuk merealisasikan tujuan materi.18
4. Harga
a. Pengertian Harga
Saat ini pertukaran atau jual beli tidak dilakukan dengan cara
barter atau menukarkan barang dengan barang, tetapi dilakukan dengan
menggunakan alat pembayaran atau alat penukar yang disebut dengan
uang.
Harga merupakan elemen ketiga dari bauran pemasaran dan satu-
satunya elemen dalam bauran pemasaran yang menghasilkan
pendapatan, sedangkan elemen lainnya melambangkan biaya.
Sedangkan secara sederhana, harga adalah sejumlah uang yang
berfungsi sebagai alat tukar untuk memperoleh produk atau jasa. Harga
dapat juga diartikan penentuan nilai suatu produk di benak
konsumen.19
Menurut Philip Kotler, harga adalah sejumlah uang yang di
bebankan untuk sebuah produk atau jasa. Secara lebih luas, harga
18 Sukarno Wibowo, Dedi Supriadi, Ekonomi Mikro Islam, (Bandung :Pustaka
Setia, 2013), Hlm. 221
19 Nana Herdiana abdurrahman, Manajemen Strategi Pemasaran, Bandung; CV Pustaka
Setia, 2015).Hlm.109
29
adalah keseluruhan nilai yang ditukarkan konsumen untuk men
dapatkan keuntungan dari kepemilikan terhadap sebuah produk atau
jasa. Harga ditetapkan pembeli dan penjual melalui tawar menawar
dalam pertukaran (jual beli), dibayar dengan uang (nilai tukar).
Penetapan harga diperusahaan kecil oleh manajer puncak, di
perusahaan besar oleh manajer divisi atau manajer pemasaran.20
b. Tujuan penetapan harga
Disamping untuk mengetahui lingkungan pasar dimana harga-
harga itu akan ditetapkan, manajer pemasaran haruslah merumuskan
dengan jelas tujuan-tujuan perusahannya, antara lain: 21
1) Penetapan harga untuk mencapai suatu target return on
investment (pengembalian atas investasi)
2) Stabilitas harga dan margin.
3) Penetapan harga untuk mencapai target market share (bagian
pasar).
4) Penetapan harga untuk mengatasi atau mencegah persaingan.
5) Penetapan harga untuk memaksimumkan laba.
c. Indikator harga
Menurut Kotler dan Amstrong terdapat empat indikator harga22
yaitu:
20 Susatyo Herlambang, Bambang Heru marwoto, Pengantar Ilmu Bisnis, (Yogyakarta;
Parama Publishing, 2014). Hlm.114 21 Drs. Danang Suyonto, Strategi Pemasaran, yogyakarta CAPS, 2015 .Hlm. 128 22 Pristiana Widyastuti, “Kualitas dan harga Sebagai variabel Terpenting pada Keputusan
Pembelian Sayuran Organik”. Jurnal Bisnis dan Manajemen; ISSN; 2549-3604 Volume 2, No.1.
Hlm 17-28
30
1) Keterjangkauan harga
Konsumen bisa menjangkau harga yang telah ditetapkan oleh
perusahaan. Harga setiap produk juga berbeda walaupun
dengan satu jenis merek, mulai dari harga yang termurah
sampai dengan harga yang termahal.
2) Kesesuaian harga dengan kualitas produk
Harga selalu dikaitkan dengan kualitas orang-orang beranggap
an bahwa apabila harga tinggi maka kualitasnya juga lebih baik
dan sebaliknya apabila harga murah maka kualitasnya juga
rendah.
3) Kesesuain harga dengan manfaat
Konsumen akan memutuskan akan membeli atau tidaknya
suatu produk dengan melihat manfaat yang akan didapatkan
nantinya lebih tinggi atau sama dengan yang dikeluarkan untuk
mendapatkan produk tersebut.
4) Harga sesuai kemampuan atau daya saing harga
Konsumen selalu membandingkan harga setiap produk mahal
dan murahnya produk sangat dipertimbangkan oleh para
konsumen saat melakukan pembelian produk.
d. Harga Dalam Pandangan Islam
Melihat sejarah dan praktek perdagangan yang diajarkan
Rasulullah SAW, jelaslah bahwa dalam islam harga
sesungguhnya menjadi bagian yang tidak boleh diintervensi. Hal
31
ini sebagai upaya dalam pembentukan harga yang adil (qimah al
adl) yang sesuai dengan kekuatan permintaan dan penawaran
pasar.23
Hal ini ditegaskan dalam firman allah Qur’an surat Al-
Baqarah ayat 275 yaitu:
ب ا إنما ٱلبيع مثل ٱلر م بأنهم قالو ٱلبيع وحر وأحل ٱللا ا ف و بو من ٱلر
ب هۦ فٱنتهى فلهۥ ما ن ر ومن جاءهۥ موعظة م عاد سلف وأمرهۥ إلى ٱلل
ٱلذين ب ٱلنار هم فيها خ ئك أصح ا ل يقومون إ فأول بو ل كما يأكلون ٱلر
ن من ٱل يقوم ٱلذي يتخبطه ٱل لك لدون شيط ذ مس
Artinya: Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat
berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan
syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka
yang demikian itu, adalah disebab kan mereka berkata
(berpendapat), sesungguh nya jual beli itu sama dengan
riba, padahal Allah telah meng halalkan jual beli dan
mengharamkan riba......... (QS. Al- Baqarah (2): 275)
Berdasarkan ayat diatas, bahwa jual beli jelas dihalalkan
dalam islam. Keterangan lain menyebutkan penjualan islami baik
yang bersifat barang maupun jasa, terdapat norma, etika, agama,
dan peri kemanusiaan yang menjadi landasan pokok bagi pasar
islam yang bersih, yaitu:24
1. Larangan menjual/memperdagangkan barang-barang yang
23 Wibowo Sukarno, Ekonomi Ikro Islam, Bandung, Pustaka Setia, 2013, hlm.211
24 Ibid. hlm 189
32
diharamkan
2. Bersikap benar, amanah dan jujur
3. Menerapkan kasih sayang
4. Menerapkan keadilan dan mengharamkan riba
5. Menerangkan toleransi dan persaudaraan.
5. Kualitas Pelayanan
a. Pengertian kualitas pelayanan
Produsen tidak hanya menyalurkan benda-benda berwujud tetapi
juga jasa atau pelayanan, untuk meningkatkan citra suatu usaha atau
perusahaan maka perlu menyiapkan karyawan yang mampu
menangani keinginan dan kebutuhan konsumennya, karena dengan
layanan yang baik diberikan oleh para karyawan akan mempengaruhi
puas atau tidaknya konsumen.
Menurut Wyckof dalam Tjiptono Kualitas pelayanan merupakan
tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat
keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan, dengan
kata lain ada dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas jasa atau
kualitas pelayanan, yaitu expected service dan perceived service.
Apabila pelayanan yang diterima atau dirasakan sesuai dengan yang
diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan baik dan
memuaskan.25
25 Samuel Warouw, James Massie, Sem Oroh, “Pengaruh Kualitas pelayanan Toko,
Kualitas Produk dan Bauran pemasaran Terhadap Niat Membeli Di Warcom sales and Services
Manado ". Jurnal Berkala Ilmiah efisiensi; Volume 16 No. 03 tahun 2016
33
b. Strategi meningkatkan mutu pelayanan
Adapun Strategi untuk meningkatkan mutu pelayanan26, antara
lain:
1) Mengidentifikasi Determinasi Utama Kualitas jasa
Setiap perusahaan jasa perlu berupaya memeberikan kualitas
yang terbaik kepada pelanggannya. Oleh karena itu langkah
pertama yang dilakukan adalah mengadakan riset untuk
mengidentifikasi determinasi jasa yang paling penting bagi
pasar sasaran.
2) Mengelola harapan pelanggan
Tidak jarang suatu perusahaan berusaha melebih-lebihkan
pesan komunikasinya kepada pelanggan dengan maksud agar
mereka terpikat.
3) Mengelola bukti kualitas jasa
Pengelolaan bukti kualitas jasa bertujuan untuk memperkuat
persepsi pelanggan selama dan sesudah jasa diberikan. Oleh
karena itu jasa merupakan kinerja dan tidak dapat dirasakan
sebagaimana barang, maka pelanggan cenderung memerhatikan
fakta-fakta bentuk fisik dengan jasa sebagai bukti kualitas.
4) Harapan pelangga
26 Danang Sunyonto. Op.Cit. Hlm 242-244
34
Umumnya faktor-faktor yang menentukan harapan pelanggan
meliputi kebutuhan pribadi, pengalaman masa lampau,
rekomendasi dari mulut ke mulut, dan iklan.
c. Indikator kualitas Pelayanan
Untuk mengetahui kualitas pelayanan yang dirasakan secara nyata
oleh konsumen, ada indikator kualitas pelayanan27 yang terdiri
dari:
1) Tangibles (Bentuk fisik)
Yaitu kemampuan perusahaan dalam menunjukkan ektensinya
pada pelanggan. Penampilan dan kemampuan sarana dan
prasarana fisik perusahaan dan lingkungan sekitarnya. Bentuk
bangunan, tata ruang dan desain interior gedung merupakan
bentuk fisik yang dapat meyakinkan.
2) Realibility (Kehandalan)
Yaitu kemampuan perusahaan untu memberikan pelayanan
sesuai dengan yang dijanjikan.
3) Responsivess (Ketanggapan)
Yaitu kemampuan untuk menolong palanggan dan ketersediaan
untuk melayani dengan baik.
4) Assurance (Jaminan)
Yaitu kemampuan pegawai untuk menumbuhkan rasa percaya
para konsumen.
27 Nurr Rianto al arif, “Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah”, (Bandung: Alfabeta,
2012). Hlm.221
35
5) Empaty (Empati)
Yaitu memberikan perhatian yang tukus dan bersifat individual
yang diberikan kepada para konsumen dengan berupa
memahami keinginan konsumen.
d. Kualitas Pelayanan Dalam pandangan Islam
Terkait dengan kualitas pelayanan, Allah berfirman dalam
Alqur’an Surah Al-Baqarah Ayat 267 sebagai berikut.
ا أخرجنا لكم من يا أيها الذين آمنوا أنفقوا من طي بات ما كسبتم ومم
موا الخبيث منه تنفقو ن ولستم بآخذيه إل أن الرض ول تيم
غني حميد تغمضوا فيه واعلموا أن الل
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan
Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian
dari apa yang kamu keluarkan dari bumi untuk kamu dan
janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu
nafkahkan darinya padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya
melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan
ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji” (QS, Al-
Baqarah (2): 267).
Dalam pandangan Islam, yang dijadikan tolak ukur untuk
menilai kualitas pelayanan adalah standarisasi syariah. Islam
mensyari’atkan kepada manusia agar selalu terikat dengan hukum
36
syara’ dalam menjalankan aktivitas ataupun memecahkan setiap
masalah.
B. Penelitian Terdahulu
Fitria Setyaningrum dan Nora J Asar Wati dengan judul “Pengaruh
Kualitas Produk, Promosi dan Citra merek Terhadap keputusan Pembelian
Ulang (Studi Pada Pelanggan Sarijan Coffee Malang)”. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa uji Regresi berganda secara parsial ditemukan tidak
seluruh variabel independen yaitu kualitas produk, promosi dan citra
merek memberikan kontribusi yang signifikan terhadap keputusan
pembelian ulang. Berdasarkan hasil uji regresi berganda secara simultan
ditemukan bahwa seluruh variabel independen (kualitas produk, promosi
dan citra merek) berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan
pembelian ulang. Sedangkan berdasarkan hasil uji t diketahui bahwa
variabel kualitas produk merupakan variabel yang paling berpengaruh
terhadap keputusan pembelian ulang, Hal tersebut terikat dari nilai
standardized coefficient beta sebesar 0,462. 28
Sri Haryanti dan Idham Cholid dengan judul “Analisis Pengaruh
Citra Toko, Kepuasan Pelanggan dan Harga Terhadap Keputusan
Pembelian Ulang Di Evo Pet Shop”. Hasil penelitian ini secara simultan
citra toko, kepuasan pelanggan dan harga berpengaruh terhadap keputusan
pembelian ulang di Evo Pet shop dengan fhitung sebesar 5,189 dengan nilai
28 Fitria Setyaningrum, Nora J asar Wati, “Pengaruh Kualitas Produk, Promosi dan Citra
merek Terhadap keputusan Pembelian Ulang (Studi Pada Pelanggan Sarijan Coffee
Malang)”.JAMSWAP;Jurnal Akutansi dan manajemen, ISSN:20863659 (P), Volume 4, Nomor 4
(2019) : 17-25
37
signifikan 0,003. Secara parsial citra toko berpengaruh positif terhadap
keputusan pembelian ulang di Evo Pet Shop dengan fhitung sebesar 2,930,
kepuasan pelanggan berpengaruh negatif terhadap keputusan pembelian
ulang di Evo Pet shop dengan thitung sebesar –(0,348). Harga berpengaruh
positif terhadap keputusan pembelian ulang di Evo Pet Shop thitung sebesar
2, 930.29
Ivonny Permata Sari dan Eko Boedhi Santoso dengan judul
“Pengaruh Kualitas Produk Dan Merek Terhadap Keputusan Pembelian
Ulang Di Workshop Apron Worker Malang”. Hasil penelitiam ini
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kualitas produk dan merek
terhadap keputusan pembelian ulang (Adjusted R Square) sebesar 39%.30
Irsa Maulina Nugraha dan Y Sugiarto Ph dengan judul “Analisis
Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Kesesuaian Harga Terhadap Keputusan
Pembelian Ulang Dengan Kepuasan Konsumen Sebagai Variabel
Intervening Pada Toko Depo Sembako”. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa kualitas pelayanan dan kesesuaian harga berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian ulang, dan kepuasaan konsumen
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian ulang.31
29 Sri Haryanti, Idham Cholid, “Analisis Pengaruh Citra Toko, Kepuasan Pelanggan dan
Harga Terhadap Keputusan Pembelian Ulang Di Evo Pet Shop”. 30 Ivonny Permata Sari, Eko Boedhi Santoso, “Pengaruh Kualitas Produk Dan Merek
Terhadap Keputusan Pembelian Ulang Di Workshop Apron Worker Malang”. J A B; Jurnal
Aplikasi Bisnis, E-ISSN: 2407-5523, Volume:4, Nomor:1, Juni 2018 31 Irsa Maulina Nugraha, Y Sugiarto Ph, “Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan
Kesesuaian Harga Terhadap Keputusan Pembelian Ulang Dengan Kepuasan Konsumen Sebagai
Variabel Intervening Pada Toko Depo Sembako”.Journal Of Accounting, Volume:5, Nomor:3,
Tahun 2012
38
Marisa Arnindita Palma dan Anik Lestari andjarwati dengan judul
“Pengaruh Kualitas Produk, Kemudahan Dan Harga Terhadap Niat beli
Ulang Dengan Kepuasan Sebagai Variabel Intervening (Studi Pada
Pelanggan Produk Fashion Melalui Toko Online Di Surabaya”. Hasil
penelitian ini adanya hubungan positif antara kualitas produk dengan
kepuasan yang ditujukan pada hasil uji hipotesis adalah sebesar
2,868>2,00 dan ada hubungan positif antara kemudahan dengan kepuasan
sebesar 2,07>2,00 ada hubungan positif antara harga dengan kepuasan
sebesar 8,925>2,00 ada hubungan positif antara kepuasan dengan niat
ulang beli sebesar 6,822>2,00. Serta tidak adanya pengaruh yang positif
antar kualitas produk, kemudahan, harga terhadap niat ulang beli. 32
32 Marisa Arnindita Palma, Anik Lestari andjarwati “Pengaruh Kualitas Produk,
Kemudahan Dan Harga Terhadap Niat beli Ulang Dengan Kepuasan Sebagai Variabel
Intervening (Studi Pada Pelanggan Produk Fashion Melalui Toko Online Di Surabaya”. Jurnal
Riset Ekonomi dan Manajemen; Volume 16, No. 1, Januari – Juni 2016. Hlm 84-104
39
Tabel 2.1
Penelitian terdahulu
No Nama
Penulis
Judul Hasil Persamaan Perbedaan
1
1
Fitria
Setyanin
grum,
Nora J
Asar
Wati
Pengaruh
Kualitas Produk,
Promosi dan
Citra merek
Terhadap
keputusan
Pembelian
Ulang (Studi
Pada Pelanggan
Sarijan Coffee
Malang)
kualitas
produk,
promosi dan
citra merek
memberikan
kontribusi
yang
signifikan
terhadap
keputusan
pembelian
ulang.
Kualitas
produk sebagai
variabel
independent
dan keputusan
pembelian
ulang sebagai
variabel
dependent
Promosi
dan citra
merek
sebagai
variabel
independent
dan objek
penelitian
pada
pelanggan
sarijan
Coffee
Malang
2
Cindy
Phasalita
Widaya,
Sri Puji
Lestari
Pengaruh
Kualitas Produk
Terhadap
Loyalitas
Konsumen
Dengan
Kepuasan
Konsumen
Sebagai
Variabel
Intervening
(Studi Kasus
Pada Rifa
Kuliner Kendal)
Kualitas
produk
terbukti
berpengaruh
terhadap
kepuasan
konsumen dan
loyalitas
konsumen
serta kepuasan
konsumen
terbukti
berpengaruh
terhadap
loyalitas
konsumen
Kualitas
produk sebagai
variabel
independent
dan kepuasan
konsumen
sebagai
variabel
intervening
Loyalitas
konsumen
sebagai
variabel
dependent
dan objek
penelitian
Pada Rifa
Kuliner
Kendal
3
Ahmad
Sidik
Mudasir
Pengaruh
Produk, Harga
Dan Lokasi
Terhadap
Keputusan
Pembelian Di
Produk, Harga
Dan Lokasi
berpengaruh
positif
terhadap
keputusan
Harga sebagai
variabel
independent
dan keputusan
pembelian
sebagai
Produk Dan
Lokasi
Sebagai
Variabel
indpendent
40
Minimarket
Indomaret Bumi
Cikarang
Makmur 70
pembelian variabel
dependent
4
Dwi
Ratna
Puspita
Sari
Pengaruh
Kualitas
pelayanan,
promosi, Harga
Terhadap
Kepuasaan
Konsumen Pada
Alfamart Imam
Bakhri Kediri
Kualitas
Pelayanan,
Promosi, dan
Harga
berpengaruh
sigrifikan
terhadap
kepuasaan
konsumen
Kualitas
Pelayanan dan
Harga Sebagai
variabel
independent
Serta
Kepuasaan
Konsumen
Sebagai
Variabel
dependent
Promosi
Sebagai
Variabel
Independent
5
Wahyu
Setia
Dewi
Pengaruh
Kualitas Produk,
Kepercayaan,
Terhadap
Keputusan
Pembelian
Dengan
Kepuasaan
Konsumen
Sebagai
Variabel
Intervening
(Studi kasus
pada susu
Bebelac di Giant
Hypermarket
Karangayu
Semarang)
Kualitas
Produk,
danKepercayaa
n berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
keputusan
Pembelian dan
kepuasan
Konsumen
Kualitas
Produk sebagai
variabel
independent
Dan keputusan
Pembelian
sebagai
variabel
dependent
Serta
Kepuasan
Konsumen
sebagai
Variabel
intervening
Kepercayaa
n Sebagai
Variabel
Independent
Dan objek
penelitian di
Hypermarke
t Karangayu
Semarang
6
Ahmad
Farid
Wahyudi
Pengaruh
Kualitas
Pelayanan,
Harga dan
Kualitas Produk
Terhadap
Loyalitas
Kualitas
pelayanan,
Harga dan
Kualitas
produk
berpengaruh
positif dan
Kualitas
Pelayanan,
Harga Dan
Kualitas
Produk sebagai
variabel
independent
Loyalitas
Konsumen
sebagai
variabel
Dependent.
Dan objek
penelitian di
41
Konsumen
Melalui
Kepuasaan
Sebagai
Variabel
Intervening
(Studi Kasus
pada konsumen
Resto ayam
Nelongso
sawojajar)
signifikan
terhadap
loyalitas
konsumen dan
Kepuasaan
Konsumen
Serta
Kepuasan
Konsumen
sebagai
variabel
Intervening
Resto ayam
Nelongso
sawojajar
7
Marcia
Audre
Widjaja
dan J.
Sudarson
Pengaruh
Kualitas Produk
dan Harga pada
Kepercayaan
Merek dan
Efeknya
Terhadap
Keputusan
Pembelian
Ulang
Konsumen
produk air
mineral Aqua
(Studi Pada
Mahasiswa
Universitas
Atma Jaya
Yogyakarta)
kualitas
produk dan
harga
befrpengaruh
terhadap
Keputusan
pembelian
ulang
konsumen
Kualitas
produk dan
Harga sebagai
variabel
independent
Serta
keputusan
pembelian
ulang sebagai
variabel
dependent
objek
penelitian
produk air
mineral
Aqua Pada
Mahasiswa
Universitas
Atma Jaya
Yogyakarta
8
Parasian
Manurun
g
Pengaruh
Promosi, Harga,
Kualitas
Pelayanan
Terhadap
Kepuasan
Konsumen Dan
Keputusan
Pembelian
Ulang di
Alfamart Dan
Promosi,
Harga,
Kualitas
Pelayanan
berpengaruh
positif dan
signifikan
Terhadap
Kepuasaan
Konsumen
Dan
Harga Dan
Kualitas
pelayanan
sebagai
variabel
independent
Serta
Kepuasaan
Konsumen
Dan
Keputusan
objek
penelitian di
Alfamart
Dan
Indomaret
Waralaba di
Jalan Ratu
Dibalau
Tanjung
Senang,
Bandar
42
Indomaret
(Studi di
Alfamart Dan
Indomaret
Waralaba di
Jalan Ratu
Dibalau Tanjung
Senang, Bandar
Lampung)
Keputusan
pembelian
Ulang
pembelian
Ulang sebagai
variabel
dependent
Lampung
9
Oriza
Dwi
Sativa
Pengaruh Harga
Dan Kualitas
Pelayanan
Terhadap
Keputusan
Pembelian
Ulang Pada
Kopi Endeus
Bandung
Harga dan
Kualitas
Pelayanan
berpengaruh
positif Dan
signifikan
terhadap
keputusan
Pembelian
Ulang
Harga dan
Kualitas
Pelayanan
sebagai
variabel
independent
Serta
Keputusan
Pembelian
Ulang sebagai
variabel
dependent
Objek
penelitian
Pada Kopi
Endeus
Bandung
10
Dhena
Dinaya
Supit
Pengaruh
kualitas produk,
persepsi harga,
dan kualitas
pelayanan
terhadap
keputusan
pembelian ulang
produk
kecantikan
(studi pada
pelanggan
Naavagreen di
kota yogyakarta)
Kualitas
produk,
persepsi harga,
dan kualitas
pelayanan
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
keputusan
pembelian
ulang
Kualitas
produk,
kualitas
pelayanan
sebagai
variabel
independent
dan
keputusan
Pembelian
ulang sebagai
variabel
dependent
Persepsi
harga
sebagia
variabel
independent
Dan objek
penelitian
pada
pelanggan
produk
kecantikan
Naavagreen
di kota
Yogyakarta
(Sumber : Dikumpulkan dari berbagai sumber)
43
C. Kerangka Pemikiran
Pada penelitian ini terdapat lima variabel yaitu tiga variabel
independent yang terdiri dari kualitas produk, harga, kualitas pelayanan,
dan terdapat satu variabel dependent yakni keputusan pembelian ulang,
serta terdapat juga satu variabel intervening yaitu kepuasaan konsumen.
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya pengaruh variabel
independent terhadap variabel dependent dan variabel intervening.
Sejalan dengan tujuan penelitian dan kajian teori yang telah
dibahas sebelumnya, akan diuraikan kerangka pemikiran mengenai faktor-
faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian ulang pada konsumen
Alfamart Rawa Jaya Palembang, yaitu:
Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran
H1 H4
H2
H5 H7
H3
H6
(Sumber: Dikembangkan dalam penelitian ini, 2019)
Kualitas Produk
(X1)
( Keputusan
pembelian
ulang (Y)
Kepuasan
konsumen
(Z)
Harga
(X2)
Kualitas
Pelayanan ( X3)
44
Keterangan :
X1 = Variabel independent yaitu kualitas produk
X2 = Variabel independent yaitu harga
X3 = Variabel independent yaitu kualitas pelayanan
Y = Variabel dependent yaitu keputusan pembelian ulang
Z = Variabel mediasi yaitu kepuasaan konsumen
D. Pengembangan Hipotesis
1. Pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian ulang.
Kotler dan Armstrong yang di alih bahasakan oleh T.Hermaya
(2012:347) menyatakan bahwa Kualitas produk adalah kemampuan
suatu produk untuk melakukan fungsi-fungsinya yang meliputi daya
tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan, operasi dan perbaikan serta
atribut lainnya. Kualitas produk merupakan bentuk penilaian atas
produk yang akan dibeli, apakah sudah memenuhi apa yang diharap
kan konsumen. Ini menunjukkan bahwa kualitas mempunyai pengaruh
terhadap konsumen. Konsumen tentunya tidak akan membeli produk
yang tidak bisa memenuhi harapannya. Semakin berkualitas suatu
produk, maka semakin tinggi keputusan konsumen untuk melakukan
pembelian ulang.33
Pengaruh antara kualitas produk dengan keputusan pembelian
ulang diperkuat dengan penelitian Dhena Diyana Supit terdapat
pengaruh positif kualitas produk terhadap keputusan pembelian ulang
33 Kotler dan Amstrong, Op.Cit. hlm.121
45
produk kecantikan pada pelanggan Naavagreen di kota yogyakarta,
dan pada penelitian Fitria Setyaningrum, Nora J Asar Wati
menyatakan bahwa kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan
pembelian pada pelanggan sarijan coffee malang.
H1 :Kualitas produk mempunyai pengaruh terhadap keputusan
pembelian
2. Pengaruh harga terhadap keputusan pembelian ulang
Harga adalah nilai suatu barang yang dinyatakan dengan uang
(Alma,2011:169). Penentuan harga ini merupakan salah satu keputusan
yang penting bagi manajemen. Harga yang ditetapkan harus dapat
menutup semua ongkos, atau bahkan lebih dari itu, yaitu untuk
mendapatkan laba. Tetapi, jika harga ditentukan terlalu tinggi akan
berakibat kurang menguntungkan. Dalam hal ini pembeli akan
berkurang, volume penjualan berkurang, semua biaya mungkin tidak
dapat ditutup dan akhirnya perusahaan akan menderita rugi. Salah satu
prinsip bagi manajemen dalam penentuan harga ini adalah
menitikberatkan pada kemauan pembeli untuk harga yang telah
ditentukan dengan jumlah yang cukup untuk menutup ongkos -ongkos
dan menghasilkan laba.34
Pengaruh harga terhadap keputusan pembelian ulang diperkuat
dengan penelitian yang dilakukan oleh Marcia Audre Widjaja dan
J.Sudarson menyatakan bahwa harga berpengaruh terhadap keputusan
34 Danang, Op.cit. hlm. 131
46
pembelian ulang, Dan Sagita menyatakan bahwa harga berpengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian ulang produk KFC di cabang
Basko Grand mall .
H2 : Harga mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian
ulang
3. Pengaruh kualitas pelayanan terhadap keputusan pembelian
ulang
Salah satu faktor keberhasilan perusahaan dalam memasarkan
produknya adalah dengan memberikan pelayanan yang baik, jika suatu
perusahaan memberikan kualitas pelayanan yang tidak baik maka akan
menimbulkan perilaku yang negatif dan akan mempengaruhi
keputusan pembelian seorang konsumen karna melihat ulasan negatif
mengenai kualitas pelayanan suatu perusaaan jasa.
Groonroos (1984) mengemukakan bahwa kualitas pelayanan
adalah fungsi dari apa yang diterima secara aktual oleh pelanggan
(kualitas teknis) dan bagaimana cara layanan tersebut disampaikan
(kualitas fungsional). Kualitas pelayanan dapat diartikan sebagai upaya
pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, serta ketepatan
penyampaiannya dalam mengimbangi harapan konsumen (Tjiptono,
2001).
Pengaruh antara kualitas pelayanan dengan keputusan pembelian
ulang diperkuat dengan penelitian Parasian Manurung menyatakan
bahwa kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
47
keputusan pembelian ulang, dan menurut penelitian Irsa Maulina
Nugraha, Sugiarto Ph terdapat pengaruh positif dan signifikan dari
kualitas pelayanan terhadap keputusan pembelian.
H3 : kualitas pelayanan mempunyai pegaruh terhadap keputusan
pembelian ulang
4. Pengaruh kualitas produk terhadap kepuasaan konsumen
Produk adalah setiap apa saja yang ditawarkan kepada pasar atau
konsumen untuk mendapatkan perhatian, pembelian, pemakaian, atau
konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan. Produk
yang mempunyai kondisi baik yang akan memuaskan konsumen,
begitu sebaliknya jika produk dalam kondisi buruk akan menimbulkan
ketidakpusan pada konsumen. Semakin tinggi tingkat kualitas produk
dalam memuaskan pelanggan, maka akan menyebabkan kepuasaan
pelanggan yang tinggi pula.
Kotler dan Amstrong, Mowen, dkk berpendapat kualitas produk
mempunyai pengaruh yang bersifat langsung terhadap kepuasan
pelanggan. Sehingga dengan meningkatkan kemampuan suatu produk
makaakan tercipta keunggulan bersaing sehingga pelanggan menjadi
semakin puas.
Pengaruh antara kualitas produk dengan kepuasan konsumen
diperkuat dengan penelitian Monica Maria menyatakan bahwa kualitas
produk berpengaruh positif terhadap kepuasan konsumen, dan menurut
hasil penelitian Dita Putri Anggraeni, Srikandi Kumadji, Sunarti
48
berpendapat bahwa kualitas produk terbukti memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kepuasaan pelanggan atau konsumen.
H4 : Kualitas produk mempunyai pengaruh terhadap kepuasaan
konsumen
5. Pengaruh harga terhadap kepuasaan konsumen
Harga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan
barang atau jasa yang diinginkan disertai dengan kemampuan
konsumen untuk membeli pada tingkat harga atau kondisi tertentu
Oka A Yoeti (2012:109) mengemukakan bahwa permintaan adalah
sejumlah barang atau jasa yang merupakan barang-barang ekonomi
yang akan dibeli oleh konsumen dengan harga tertentu dalam suatu
waktu atau periode tertentu. Sesuai dengan hukum permintaan yang
berbunyi, makin rendah harga dari suatu barang, makin banyak
permintaan atas barang tersebut. Sebaliknya, makin tinggi harga suatu
barang, makin sedikit permintaan atas barang tersebut. Selanjutnya,
Lupiyoadi (2013:101) menyatakan bahwa lima faktor utama yang
perlu diperhatikan dalam kaitanya dengan kepuasan konsumen salah
satunya adalah harga.
Pengaruh antara harga dengan kepuasan konsumen diperkuat
dengan penelitian Latmawati, Yulna Dewita Hia, Rika Verawati
menyatakan bahwa harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepuasaan konsumen. Dan berdasarkan pada penelitian Purnomo
49
Edwin Setyo hasil penelitian ini menunjukkan bahwa harga
berpengaruh secara simultan terhadap kepuasan konsumen.
H5 : Harga mempunyai pengaruh terhadap kepuasaan konsumen
6. Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasaan konsumen
Kualitas pelayanan memiliki peran penting dalam menciptakan
kepuasan konsumen. Presepsi konsumen mengenai pelayanan
perusahaaan baik atau tidaknya tergantung antara kesesuaian dan
keinginan pelayanan yang diperolehnya. Apalagi untuk perusahaan
penyedia jasa, pelayanan yang diberikan menjadi suatu tolak ukur
kepuasan konsumen. Bila kualitas pelayanan jasa yang dirasakan lebih
kecil dari pada yang diharapkan maka konsumen akan merasa kecewa
dan tidak puas bahkan memberi dampak negatif lainnya pada
perusahaan.
Secara teori, Farida Jaspar (2011: 19) mengemukakan dalam suatu
sistem jasa, penyedia jasa dan konsumen sebagai jasa harus
mempunyai hubungan erat, dimana konsumen merupakan pastisipan
aktif dalam terbentuknya proses pelayanan. Selanjutnya Fandy
Tjiptono (2012:125) menyatakan dengan memperhatikan kualitas
pelayanan kepada konsumen, akan meningkatkan indeks kepuasan
kualitas konsumen yang diukur dalam ukuran apapun.
Pengaruh antara kualitas pelayanan dengan kepuasan konsumen
diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Dwi Ratna Puspita
Sari (2016) menyatakan bahwa kualitas pelayanan secara parsial
50
berpengaruh terhadap kepuasaan konsumen, Dan menurut
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasaan konsumen.
H6 : Kualitas pelayanan mempunyai pengaruh terhadap
kepuasaan konsumen
7. Pengaruh kepuasaan konsumen terhadap keputusan pembelian
ulang
Menurut Kotler dan Keller (2009: 138-139) “kepuasan adalah
perusahaan senang atau kecewa seseorang yang timbul karena
membandingkan kinerja yang dipersepsikan produk (atau hasil)
terhadap ekspektasi mereka. Jika kinerja gagal memenuhi ekspektasi,
konsumen akan tidak puas. Jika kinerja sesuai dengan ekspektasi,
konsumen akan puas. Selain itu, Menurut Tjiptono dan Chandra
(2012:57-58), kepuasan konsumen memberikan sejumlah manfaat
spesifik, salah satunya berpotensi menjadi sumber pendapatan masa
depan (terutama melalui pembelian ulang, cross selling, dan up
selling). Dari kedua teori diatas menunjukan bahwa konsumen yang
merasa puas terhadap suatu produk maka akan berpotensi melakukan
pembelian ulang dimasa yang akan datang.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Saptanta dan
Muiszudin, Ori Sista yang menunjukkan bahwa kepuasan konsumen
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian
ulang konsumen.
51
H7 : Kepuasaan konsumen mempunyai pengaruh terhadap
keputusan pembelian ulang
8. Pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian ulang
melalui kepuasan konsumen sebagai variabel intervening
Menurut Lupiyoadi (2001:158), kualitas produk salah satu faktor
utama yang mempengaruhi kepuasan konsumen. Konsumen akan
merasa puas bila hasil evaluasi mereka menunjukan bahwa produk
yang mereka gunakan berkualitas. Selain itu, Tjiptono dan Chandra
(2012:57) mengatakan bahwa kepuasan memiliki manfaat yang
berpotensi menjadi sumber pendapatan masa depan (terutama melalui
pembelian ulang, cross- selling, dan up-selling). Berdasarkan uraian
tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas produk mempengaruh
kepuasan konsumen terhadap suatu produk. Selanjutnya, kepuasan
konsumen akan berpengaruh terhadap keputusan pembelian ulang.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Palma dan
Anjarwati (2016) yang menunjukkan bahwa kepuasan konsumen
memediasi pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian
ulang.
H8 : Kualitas produk mempunyai pengaruh terhadap keputusan
pembelian ulang melalui kepuasan konsumen sebagai variabel
intervening
9. Pengaruh harga terhadap keputusan pembelian ulang melalui
kepuasan konsumen sebagai variabel intervening
52
Menurut Tjiptono dan Chandra (2012:315) harga merupakan satu-
satunya unsur bauran pemasaran yang mendatangkan pendapatan bagi
organisasi. Harga diartikan sebagai jumlah uang (satuan moneter)
dan/atau aspek lain (non-moneter) yang mengandung utilitas/kegunaan
tertentu yang diperlukan untuk mendapatkan sebuah produk. Selain itu,
menurut Ratnasari dan Aksa (2011:117) harga merupakan salah satu
faktor yang dapat meningkatkan kepuasan konsumen. Produk yang
mempunyai kualitas yang sama dengan produk lain, tetapi ditetapkan
dengan harga yang lebih murah akan memberikan nilai yang lebih
tinggi kepada pelanggannya sehingga konsumen merasa puas. Tjiptono
dan Chandra (2012:57) mengatakan bahwa kepuasan memiliki manfaat
yang berpotensi menjadi sumber pendapatan masa depan (terutama
melalui pembelian ulang, cross- selling, dan up-selling). Hal ini
menunjukan bahwa harga berpengaruh terhadap kepuasan yang dimana
kepuasan akan berpengaruh terhadap minat beli ulang konsumen.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Palma dan Anjarwati,
Listiawati, Raden Irna Afriani, Tuti Soleha yang menunjukkan bahwa
kepuasan konsumen memediasi pengaruh harga terhadap niat beli
ulang.
H9 : Harga mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian
ulang melalui kepuasan konsumen sebagai variabel intervening
10. Pengaruh kualitas pelayanan terhadap keputusan pembelian
ulang melalui kepuasan konsumen sebagai variabel intervening
53
(Kotler, 1997) Kepuasan adalah suatu proses yang dinamis dan
harus selalu dipantau secara berkala oleh perusahaan manufaktur atau
layanan. Karena pada dasarnya kepuasan inilah yang akan
menghasilkan profik dan keuntungan. Kepuasan konsumen adalah
elemen penting dalam menciptakan loyalitas dan meningkatkan
profitabilitas perusahaan.
Berdasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Parasian
Manurung dan Ratlan Pardede menyatakan bahwa kepuasan konsumen
mampu memediasi antara kualitas pelayanan terhadap keputusan
pembelian ulang.
H10 : Kualitas pelayanan mempunyai pengaruh terhadap
keputusan pembelian ulang melalui kepuasan konsumen sebagai
variabel intervening
E. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian dimana rumusan masalah telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pernyataan, dikatakan jawaban sementara karena jawaban yang
diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan belum didasarkan pada
fakta-fakta yang empiris yang dapat diperoleh dari pengumpulan data. 35
Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
H1 :Variabel kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian
ulang
35 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi, (Bandung, Alfabeta, 2011). Hlm 99.
54
H2 : Variabel harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian ulang
H3 :Variabel kualitas pelayanan berpengaruh terhadap keputusan
pembelian ulang
H4 : Variabel kualitas produk berpengaruh terhadap kepuasaan kosumen
H5 : Variabel harga berpengaruh terhadap kepuasaan konsumen
H6 :Variabel kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepuasaan
konsumen
H7 : Variabel kepuasaan konsumen berpengaruh terhadap keputusan
pembelian ulang
H8 : Variabel kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian
ulang melalui kepuasan konsumen sebagai variabel intervening.
H9 : Variabel harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian ulang
melalui kepuasan konsumen sebagai variabel intervening
H10:Variabel kualitas pelayanan berpengaruh terhadap keputusan
pembelian ulang melalui kepuasan konsumen sebagai variabel
intervening