bab ii landasan teori dan pengajuan hipotesis 2.1...

24
1 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Hakekat Latihan Permainan Bola Voli Menurut Nitisemito (dalam jurnal 2010), mendefinisikan latihan atau training sebagai suatu kegiatan yang bermaksud untuk memperbaiki dan mengembangkan sikap, tingkah laku keterampilan, dan pengetahuan dari seseorang sesuai dengan keinginan yang memberikan latihan. Dengan demikian, latihan yang dimaksudkan dalam latihan ini adalah latihana yang diberikan kepada siswa guna menunjang kekuatan fisik dan keterasmpilan mereka. Menurut Simamora (dalam jurnal 2010), latihan adalah serangkaian aktivitas yang dirancang untuk untuk meningkatkan keahlian-keahlian, pengetahuan pengalaman atau perubahan sikap seseorang. Latihan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu proses secara sistematis yang mengarah kepada fungsi fisiologis dan psikologis untuk mencapai pembentukan perindividual secara keseluruhan dalam meningkatkan keterampilan gerak untuk berprestasi. Gerakan-gerakan harus diulang-ulang dengan konstan, dimaksudkan agar organisasi mekanisme neuorofisiologis akan menjadi bertambah baik, dan gerakan-gerakan tubuh yang semula dirasakan sukur untuk dilakukan, lama kelamaan merupakan suatu gerakan yang sistematis dan refleks. Ini berarti semakin kurang kita menggunakan konsentrasi pusat-pusat syaraf.

Upload: hadieu

Post on 06-Jul-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.ung.ac.id/7605/5/2013-2-2-85201-831408132-bab2-21022014025931.pdfPrinsip Latihan Jangka Panjang (Long Term Training), j

1

BAB II

LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Hakekat Latihan Permainan Bola Voli

Menurut Nitisemito (dalam jurnal 2010), mendefinisikan latihan atau training

sebagai suatu kegiatan yang bermaksud untuk memperbaiki dan mengembangkan

sikap, tingkah laku keterampilan, dan pengetahuan dari seseorang sesuai dengan

keinginan yang memberikan latihan. Dengan demikian, latihan yang dimaksudkan

dalam latihan ini adalah latihana yang diberikan kepada siswa guna menunjang

kekuatan fisik dan keterasmpilan mereka. Menurut Simamora (dalam jurnal 2010),

latihan adalah serangkaian aktivitas yang dirancang untuk untuk meningkatkan

keahlian-keahlian, pengetahuan pengalaman atau perubahan sikap seseorang.

Latihan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu proses secara

sistematis yang mengarah kepada fungsi fisiologis dan psikologis untuk mencapai

pembentukan perindividual secara keseluruhan dalam meningkatkan keterampilan

gerak untuk berprestasi. Gerakan-gerakan harus diulang-ulang dengan konstan,

dimaksudkan agar organisasi mekanisme neuorofisiologis akan menjadi bertambah

baik, dan gerakan-gerakan tubuh yang semula dirasakan sukur untuk dilakukan, lama

kelamaan merupakan suatu gerakan yang sistematis dan refleks. Ini berarti semakin

kurang kita menggunakan konsentrasi pusat-pusat syaraf.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.ung.ac.id/7605/5/2013-2-2-85201-831408132-bab2-21022014025931.pdfPrinsip Latihan Jangka Panjang (Long Term Training), j

2

a. Intesitasi latihan

Interaksi pelatihan merupakan salah satu komponen latihan yang sangat penting

berkaitan dengan kualitas kerja dalam satuan waktu yang diberikan. Lebih banyak

kerja diberikan dalam satuan waktu akan lebih tinggi intensitasnya. Intensitas dalam

latihan menunjukan pada kekutan rangsangan syaraf pada waktu latihan dilakukan

yang tergantung pada : a). Beban/kecepatan gerak, b). Variasi internal instirahat di

antara ulangan, c). Tekanan kejiwaan sewaktu latihan.

b. Prinsip latihan

Prinsip latihan adalah proses adaptasi manusia terhadap lingkungan. Manusia

memiliki daya adaptasi istimewa terhadap lingkungan, pemain akan beradaptasi

terhadap beban latihan yang diterima saat latihan maupun dalam pertandingan,

prinsip-prinsip latihan menurut Dr. Sukadiyanto (dalam Andy 2010) adalah: a).

Prinsip Kesiapan (Readines), b). Prinsip Individual, c). Prinsip Adaptasi, d). Prinsip

Beban Lebih (Overloand), e). Prinsip Progresif (Peningkatan), f). Prinsip Spesifikasi,

g). Prinsip Variasi, h). Prinsip Pemanasan, i). Prinsip Latihan Jangka Panjang (Long

Term Training), j). Prinsip Berkebalikan (Refersibility), k). Prinsip Tidak Berlebihan

(Moderat), l). Prinsip Sistematik.

Faktor –faktor tersebut dapat diklasifikasikan menjadi empat aspek yaitu:

a) Aspek biologis terdiri atas potensi atau kemampuan dasar tubuh, fungsi organ

tubuh, postur tubuh, struktur tubuh dan gizi.

b) Aspek psikologis terdiri atas intelektual atau kecerdasan, motivasi,

kepribadian, koordinasi kerja otot dan saraf.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.ung.ac.id/7605/5/2013-2-2-85201-831408132-bab2-21022014025931.pdfPrinsip Latihan Jangka Panjang (Long Term Training), j

3

c) Aspek lingkungan.

d) Aspek penunjang.

Dengan demikian dapat diartikan bahwa untuk mencapai prestasi yang

maksimal diperlukan faktor-faktor yang saling menunjang. Dalam permainan bola

voli terdapat teknik-teknik dasar yaitu, servis, pass bawah, pass atas, smash dan blok.

Penguasaan teknik dasar permainan bola voli merupakan salah satu unsur yang ikut

menentukan menang kalahnya suatu pertandingan.

Latihan adalah proses yang sistematik dari berlati yang dilakukan secara

berulang-ulang, dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan secara

intensitas latihannya (Harsono dalam Hadjarati, 2010:126) selanjutnya Nossek

(1982:50) mengatakan bahwa salah satu unsur penting dalam latihan adalah berulang-

ulang.

Latihan dapat meningkatkan efisiensi beberapa organ tubuh yang terlati dalam

pelaksanaan latihan tersebut (Fox dan Matheuse dalam Djama 2009:8). Latihan fisik

yang dilakukan secara berencana dengan tujuan untuk membina kemampuan fisik dan

dapat memenuhi segalah tuntutan dalam setiap cabang olahraga. Mahasiswa atau atlet

tidak hanya mempersiapkan kondisi fisik yang baik bagi pelaksanaan tugas sehari-

hari namun yang lebih penting adalah untuk melatih kekuatan demi tercapainya suatu

prestasi. Latihan mempunyai sasaran yang peningkatan suatu tubuh melakukan

gerakan sesuai sasaran.

Program latihan harus disusun secara teliti dan dilaksanakan secara teratur

sesuai dengan prinsip-prinsip latihan. Program latihan akan memerlukan waktu yang

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.ung.ac.id/7605/5/2013-2-2-85201-831408132-bab2-21022014025931.pdfPrinsip Latihan Jangka Panjang (Long Term Training), j

4

relative cukup panjang sehingga jadwal latihan perlu dibagi-bagi menjadi beberapa

tahap atau musim latihan, sehingga didalam setiap tahap dapat ditekankan pada suatu

aspek tertentu. Pembagian tahap dalam program latihan biasa disebut periodisasi.

2.1.2 Teknik Smash Pada Bola Voli

Dari sekian banyak teknik dasar yang ada, smash merupakan teknik yang

selalu digunakan untuk menyerang dan menghasilkan angka serta meraih

kemenangan. Karena permainan bola voli merupakan permainan cepat maka teknik

menyerang lebih dominan dibandingkan dengan teknik bertahan.

Beberapa faktor lain yang mempengaruhi dalam permainan bola voli adalah

aspek bilogis yang terdiri atas potensi atau kemampuan dasar tubuh,

fungsi organ tubuh, postur tubuh dan struktur tubuh serta gizi, dan aspek psikologis,

intelektual atau kecerdasan, motivasi, kepribadian, serta koordinasi kerja otot dan

saraf. Sedangkan faktor pendukung smash yaitu pemberian bola pada smasher yang

bersangkutan serta blok. Blok merupakan benteng pertahanan yang utama untuk

menangkis serangan lawan. Pada posisi empat dan dua serangan pada umumnya

dilakukan dengan bola-bola tinggi, efektif menghasilkan angka. Umpan bola

tinggi membentuk daerah sasaran lebih luas sehingga memudahkan smasher untuk

menempatkan bola ke daerah sasaran yang diinginkan. Sedangkan pada posisi tiga

serangan yang dilakukan dengan bola-bola sedang dan pendek lebih efektif

menghasilkan angka karena pola serangan menjadi lebih cepat dan mempersulit

lawan untuk melakukan antisipasi datangnya bola.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.ung.ac.id/7605/5/2013-2-2-85201-831408132-bab2-21022014025931.pdfPrinsip Latihan Jangka Panjang (Long Term Training), j

5

Smash dapat dilakukan dari semua posisi. Posisi empat, tiga dan dua, posisi

ini yang sering dipergunakan untuk menyerang. Dari ketiga posisi tersebut seorang

pelatih/guru harus memperhatikan tingkat kesulitan dan posisi yang paling efektif

untuk menghasilkan angka sehingga mampu menyusun tim berdasarkan tipe-tipe

pemain secara tepat. Tipe-tipe pemain dalam permainan bola voli itu antara lain tipe

pemain penyerang, tipe pemain bertahan, tipe pemain pengumpan, tipe pemain serba

bisa. Permainan bola voli merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang

diajarkan dan menjadi cabang olahraga pilihan diseluruh jenjang sekolah. Sekolah

harus memberikan prioritas kepada permainan bola voli yang mungkin dilaksanakan

di sekolah serta bermanfaat bagi diri anak didik.

Metode mengajar sangat berpengaruh terhadap keberhasilan suatu

pembelajaran, walaupun tidak selalu tepat untuk masing-masing kopetensi.

Sedangkan siswa juga harus diperhatikan akan tingkat kebugaran jasmaninya, bakat

dan minat, tingkat kecerdasan dan jenis kelamin. Yang tidak kalah penting adalah

tersedianya sarana dan prasarana yang mencukupi, dengan alat yang cukup akan

memberi kesempatan anak untuk dapat melakukan latihan lebih banyak. Dari

pengalaman di lapangan mengajarkan kompetensi bola voli dengan sub kopetensi

smash ternyata banyak siswa yang mengalami kesulitan/kegagalan. Hal ini dapat

dilihat dari hasil, tidak semua siswa dapat melakukan smash dalam permainan bola

voli dengan tingkat keberhasilan baik. Di lingkungan masyarakat sulit untuk

mendapatkan smaher-smasher yang tangguh, dapat melakukan smash dengan tingkat

keberhasilan yang tinggi.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.ung.ac.id/7605/5/2013-2-2-85201-831408132-bab2-21022014025931.pdfPrinsip Latihan Jangka Panjang (Long Term Training), j

6

Beberapa faktor yang menentukan keberhasilan seseorang dalam melakukan

smash adalah timing/ketepatan, meliputi :

a) Ketepatan saat melakukan awalan,

b) Ketepatan saat meloncat,

c) Ketepatan saat memukul bola.

Ketepatan dalam mengantisipasi terhadap datangnya bola, sangat

berpengaruh terhadap tahapan dalam melakukan smash, sehingga semua tahapan

dalam melakukan smash dapat dilakukan dengan tepat. Hal ini hanya dapat dilakukan

oleh orang yang mampu melakukan gerakan antisipasi dengan sumber/obyek

gerakan, lepas dari sumber gerak itu sendiri (gerakan terbuka). Gerakan terbuka

merupakan gerakan yang terjadi dipengaruhi oleh obyek yang terdapat atau berasal

dari luar tubuh, di luar pengendalian diri. Gerakan ini memerlukan ketepatan

koordinasi antara otot, saraf dan indra.

Persepsi kinestetik merupakan kemampuan menggerakkan bagian-bagian

tubuh atau keseluruhan tubuh dalam melakukan gerak otot yang mengacu pada indra

yang ada pada otot. Pernyataan ini dapat diartikan bahwa kemampuan koordinasi

sangat dipengaruhi dengan tingkat kepekaan dalam menggunakan indera-indera yang

terdapat dalam otot-otot. Koordinasi merupakan kemampuan untuk mengontrol

gerakan tubuh, seseorang dikatakan mempunyai koordinasi baik bila mampu bergerak

dengan mudah, dan lancar dalam rangkaian gerakan, iramanya terkontrol dengan

baik, serta mampu melakukan gerakan yang efisien.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.ung.ac.id/7605/5/2013-2-2-85201-831408132-bab2-21022014025931.pdfPrinsip Latihan Jangka Panjang (Long Term Training), j

7

Smash merupakan serangkaian gerakan terbuka yang meliputi saat awalan,

saat melompat, saat memukul bola dan saat mendarat. Keberhasilan smash sangat

dipengaruhi oleh kemampuan kordinasi dan tingkat kepekaan menggunakan indera.

Dari permasalahan yang muncul di atas, maka kami bermaksud akan mengadakan

pembahasan mengenai hubungan antara tingkat persepsi kinestetik dengan

keberhasilan smash. Dengan alasan smash merupakan salah satu senjata pamungkas

dalam penyerangan untuk memenangkan setiap set dalam permainan bola voli.

2.1.3 Tahapan Smash Pada Bola Voli

Smash adalah tindakan memukul bola ke bawah dengan kekuatan besar,

biasanya meloncat ke atas, masuk ke bagian lapangan berlawanan. Hal itu dapat

dilihat dari kerasnya bola yang dihasilkan bahwa teknik smash datangnya bola lebih

keras dan lebih menyulitkan bagi penerima bola. Semua sikap memukul bola ke

daerah lawan kecuali servis dan blok adalah merupakan pukulan serangan. Ada tiga

metode penyerangan yang semuanya menjadi efektif yaitu melakukan tip : spike,

pelan dan smash, keras. Teknik smash digunakan sebagai senjata untuk menyerang

dan mengumpulkan angka dalam permainan bola voli. Mengingat pentingnya hal

tersebut maka pelaksanaan teknik smash dalam pertandingan harus efektif. Ada

beberapa macam smash menurut macam umpannya yaitu :

a) Smash normal,

b) Smash semi,

c) Smash push,

d) Smash pull,

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.ung.ac.id/7605/5/2013-2-2-85201-831408132-bab2-21022014025931.pdfPrinsip Latihan Jangka Panjang (Long Term Training), j

8

e) Smash pull jalan,

f) Smash pull straight,

g) Smash cekis,

h) Smash langsung, dan

i) Smash dari belakang.

Dalam permainan bola voli smash didefenisikan tindakan memukul bola

dengan meloncat dan masuk ke lapangan lawan. Tindakan memukul bola (smash) ada

beberapa tahap. Tahapan tersebut adalah:

a) Tahap pertama : Run up (lari menghampiri)

b) Tahap kedua : Take off (lepas landas)

c) Tahap ketiga : Hit (memukul saat melayang di udara)

d) Tahap keempat : Landing (mendarat)

Dari tahap-tahap tersebut dapat diartikan bahwa dalam melakukan smash terdapat

beberapa tahap yaitu awalan, saat melompat, saat memukul bola dan saat mendarat.

Uraian lebih jelas tahap-tahap tersebut ada di bawah ini :

a) Tahap Awalan

Awalan tergantung dari lintasan bola umpan, kira-kira 2,5 sampai 4 meter dari

jatuhnya bola. Langkah terakhir paling menentukan pada waktu mulai meloncat

sehingga smasher harus memperhatikan baik-baik posisi kaki yang akan meloncat

dan berada di tanah lebih dahulu, kaki lain menyusul di sebelahnya. Arah yang

diambil harus diatur sedemikian rupa, sehingga atlet akan berada di belakang bola

pada saat akan meloncat. Tubuh saat itu berada pada posisi menghadap net. Kedua

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.ung.ac.id/7605/5/2013-2-2-85201-831408132-bab2-21022014025931.pdfPrinsip Latihan Jangka Panjang (Long Term Training), j

9

lengan yang menjulur ke depan diayunkan ke belakang dan ke atas sesudah langkah

pertama, kemudian diayunkan ke depan sehingga pada saat meloncat kedua lengan itu

tergantung ke bawah di depan tubuh atlet.

Gambar 1. Tahapn awalan dalam smash (M. Yunus, 1992 : 113)

b) Tahap meloncat

Untuk memukul right hand langkahkan kaki kiri ke depan dengan langkah

biasa kemudian diikuti kaki kanan yang panjang, diikuti dengan segera oleh kaki kiri

yang diletakkan samping kaki kanan ( untuk pemukul left hand sebaliknya). Langkah

pada waktu meloncat harus berlangsung dengan lancar tanpa terputus-putus. Pada

waktu meloncat kedua lengan yang menjulur digerakkan ke atas. Tubuh diteruskan,

kaki yang digunakan untuk meloncat yang memberikan kekuatan pada saat meloncat.

Lengan yang dipakai untuk memukul serta sisi badan diputar sedikit sehingga

menjauhi bola, punggung agak membungkuk dan lengan yang lain tetap

dipertahankan setinggi kepala yang berguna untuk mengatur keseimbangan secara

keseluruhan.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.ung.ac.id/7605/5/2013-2-2-85201-831408132-bab2-21022014025931.pdfPrinsip Latihan Jangka Panjang (Long Term Training), j

10

Gambar 2. Tahap meloncat dalam smash (M.Yunus 1992:113)

c) Tahap saat memukul bola

Dalam gerakan memukul dapat disesuaikan dengan jenis smash yang ada.

Gerakan memukul hasilnya akan lebih baik apabila menggunakan lecutan tangan,

lengan dan membungkukkan badan. Suharno, (1982 : 34) menyatakan setelah

smasher berada di udara dan lengan sudah terangkat ke atas dilanjutkan gerakan

memukul bola dan hasil pukulannya akan lebih sempurna apabila smasher

menggunakan lecutan tangan, lengan, dan membungkukkan badan merupakan

kesatuan gerak yang harmonis.

Gambar 3. Tahap memukul bola dalam smash (M.Yunus 1992:113)

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.ung.ac.id/7605/5/2013-2-2-85201-831408132-bab2-21022014025931.pdfPrinsip Latihan Jangka Panjang (Long Term Training), j

11

d) Tahap mendarat

Cara mendarat dalam setiap smash sama yaitu pada saat tubuh bagian atas

membungkuk ke depan, kaki diarahkan ke depan untuk mempertahankan

keseimbangan. Atlet mendarat pada kedua kakinya dengan sedikit ditekuk.

Gambar 4. Tahap mendarat dalam smash (M. Yunus 1992:113)

Dalam permainan bola voli terdapat teknik-teknik dasar yaitu, servis, pass

bawah, pass atas, smash dan blok. Penguasaan teknik dasar permainan bola voli

merupakan salah satu unsur yang ikut menentukan menang kalahnya suatu

pertandingan. Dari sekian banyak teknik dasar yang ada, smash merupakan teknik

yang selalu digunakan untuk menyerang dan menghasilkan angka serta meraih

kemenangan. Karena permainan bola voli merupakan permainan cepat maka teknik

menyerang lebih dominan dibandingkan dengan teknik bertahan.

Smash adalah tindakan memukul bola ke bawah dengan kekuatan besar, biasanya

meloncat ke atas, masuk ke bagian lapangan berlawanan. Hal itu dapat dilihat dari

kerasnya bola yang dihasilkan bahwa teknik smash datangnya bola lebih keras dan

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.ung.ac.id/7605/5/2013-2-2-85201-831408132-bab2-21022014025931.pdfPrinsip Latihan Jangka Panjang (Long Term Training), j

12

lebih menyulitkan bagi penerima bola. Semua sikap memukul bola ke daerah lawan

kecuali servis dan blok adalah merupakan pukulan serangan.

Ada tiga metode penyerangan yang semuanya menjadi efektif yaitu melakukan tip :

spike, pelan dan smash, keras. Teknik smash digunakan sebagai senjata untuk

menyerang dan mengumpulkan angka dalam permainan bola voli. Mengingat

pentingnya hal tersebut maka pelaksanaan teknik smash dalam pertandingan harus

efektif. Dalam melakukan smash terdapat beberapa tahap yaitu awalan, saat

melompat, saat memukul bola dan saat mendarat.

2.1.4 Kemampuan smash terhadap permainan bola voli

Dalam permainan bola voli terhadap beberapa teknik merupakan dasar yang

harus dikuasai oleh seorang pemain bola voli agar dapat bermain bola voli dengan

baik. Menurut dieter beutelstahl (1986:9) bahwa teknik-teknik dasar permainan bola

voli tersebut meliputi: “(1) servis, (2) pass bawah, (3) pass atas, (4) smash, (5) blok,

dan (6) pertahanan”. Dari keenam teknik dasar tersebut yang menjadi fokus perhatian

dalam sampel ini adalah teknik smash.

Smash atau biasa pula disebut dengan serangan merupakan suatu bentuk pukulan

permainan yang sangat berperan dalam bermain bola voli, oleh karena teknik ini

paling efektif untuk mematikan pertahanan lawan atau mematikan bola dilapangan

lawan dan sekaligus untuk dapat meraih point. Oleh sebab itu teknik smash sangat

perlu dikuasai oleh seorang pemain bola voli, sebab regu yang memiliki smasher

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.ung.ac.id/7605/5/2013-2-2-85201-831408132-bab2-21022014025931.pdfPrinsip Latihan Jangka Panjang (Long Term Training), j

13

yang baik mempunyai peluang yang besar untuk memenangkan permainan dalam

suatu pertandingan.

Akan tetapi untuk dapat memiliki kemampuan smash bola voli yang baik, maka

pemain tersebut harus dapat memadukan berbagai kemampuan kondisi fisik yang

diduga dapat menunjang kemampuan melakukan smash bola voli dengan baik yakni

panjang lengan, dan daya ledak, di samping perlu pula didukung dengan unsur teknik

yang baik.

Mengenai faktor panjang lengan, bagi yang memiliki lengan yang panjang dengan

keserasian tinggi dan dasar tubuh yang ideal adalah merupakan salah satu potensi

yang turut menentukan kemampuannya dalam melakukan smash dalam permainan

tennis lapangan. Peranan panjang lengan tersebut terutama diperlukan untuk

menciptakan pukulan servis yang tajam atau curam karena dukungan tinggi latihan,

ditambah dengan kuatnya lengan melakukan pukulan pada bola sangat efektif

mendukung keras dan curam nya pukulan smash yang dilakukan sehingga besar

kemungkinan sulit bola dikembalikan oleh lawan.

Smash juga pengaruhi oleh unsur daya ledak, dalam hal ini pemain dapat melakukan

lompatan dengan kuat jika didukung dengan daya ledak yang baik. Karenanya

pukulan smash membutuhkan kekuatan dan kecepatan terutama pada saat melakukan

lompatan di atas net sehingga memungkinkan menghasilkan pukulan smash yang

maksimal.

Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa kondisi fisik seperti panjang lengan, dan

daya ledak merupakan pra kondisi yang memegang peranan penting dalam olahraga

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.ung.ac.id/7605/5/2013-2-2-85201-831408132-bab2-21022014025931.pdfPrinsip Latihan Jangka Panjang (Long Term Training), j

14

bola voli khususnya dalam melakukan smash, karena dapat dalam memperoleh

pukulan smash yang baik.

Oleh sebab itu smash pada permainan bolavoli adalah salah satu teknik bermain yang

sangat menentukan dalam permainan bolavoli. Smash dalam permainan bola voli

dipergunakan ketika mengadakan penyerangan. Pukulan yang dilakukan pada

penyerangan dengan teknik ini melibatkan berbagai kemampuan tubuh karena

sasarannya adalah kecepatan dan ketepatan bola hasil smash untuk memperoleh

kemenangan.

Smash dalam permainan bolavoli merupakan suatu gerak kerja yang bertujuan untuk

mematikan pertahanan lawan. Oleh sebab itu yang perlu diperhatikan dalam

melakukan smash adalah kecepatan dan ketepatan mengarahkan bola, dimana seorang

pemain melompat tinggi untuk memukul bola yang bergerak dengan tenaga dan arah

yang tepat serta melampaui jaring/net

Smash merupakan gerak kerja yang terpenting dan terakhir dalam gerak kerja

serangan. Smash bermula dari bola servis dari lawan kemudian di passing (dioper)

oleh toser kepada yang akan melakukan smash (smasher). Umumnya smash

dilakukan pada sentuhan bola ketiga, namun pada pemain bola voli modern, smash

sering dilakukan langsung pada sentuhan bola pertama maupun bola kedua

tergantung pada keberadaan, kesiapan serta kesanggupan pemain.

2. Panjang Lengan

Panjang lengan merupakan salah satu anggota tubuh yang tergolong dalam

pengukuran Antropometrik yakni salah satu anggota gerak tubuh bagai atas yang

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.ung.ac.id/7605/5/2013-2-2-85201-831408132-bab2-21022014025931.pdfPrinsip Latihan Jangka Panjang (Long Term Training), j

15

terdiri dari : lengan atas, lengan bawah, tangan, dan jari-jari tangan. Dengan demikian

panjang lengan meliputi pengukuran anggota gerk tubuh bagian atas yang dimulai

dari persendian bahu atau persendian lengan atas sampai pada tangan atau jari tangan

yang terpanjang.

Dalam setiap aktivitas manusia khususnya dalam kegiatan olahraga, panjang lengan

merupakan faktor yang penting dalam arti menunjang ketrampilan. Hal tersebut

terbukti bahwa rata-rata atlet yang bertubuh panjang atau tinggi dengan keserasian

besar tubuh dan berat badan yang ideal akan lebih unggul dalam berbagai cabang

olahraga.

Dengan demikian ukuran lengan yang panjang akan lebih kuat dari pada lengan yang

pendek. Hal ini disebabkan karena lengan yang panjang akan memiliki otot yang

panjang. Otot yang lebih panjang rata-rata lebih kuat dibanding yang pendek,

Oleh sebab itu, ukuran panjang lengan seseorang akan menunjang kemampuan fisik

yang lebih besar dibandingkan dengan orang yang berlengan pendek serta dengan

otot-otot yang kecil pula. Sehingga dapat dikatakan bahwa panjang lengan merupakan

pra kondisi yang menunjang dalam berbagai cabang olahraga termasuk pelaksanaan

smash dalam permainan bola voli. Oleh karena dengan lengan yang panjang berarti

memiliki lengan yang kuat dan hal ini sangat efetik mendukung keras dan curam nya

pukulan smash dalam permainan bolavoli yang dilakukan.

3. Daya ledak

Daya ledak biasa juga disebut dengan istilah power yang sangat dibutuhkan dalam

berbagai cabang olahraga apalagi olahraga itu menuntut suatu aktivitas yang berat

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.ung.ac.id/7605/5/2013-2-2-85201-831408132-bab2-21022014025931.pdfPrinsip Latihan Jangka Panjang (Long Term Training), j

16

dan cepat atau kegiatan itu harus dilakukan dalam waktu yang sesingkat mungkin

dengan beban berat. Untuk mampu melaksanakan aktivitas seperti itu diperlukan

perpaduan antara kekuatan dan kecepatan otot yang dikerahkan secara bersama-sama

dalam mengatasi tahanan beban dalam waktu yang relative singkat.

Kekuatan tetap merupakan dasar (basis) untuk menentukan power. Sebelum latihan

power, orang harus sudah memiliki suatu tingkat otot yang baik.

Tenaga otot adalah kemampuan untuk melepaskan kekuatan otot secara maksimal

dalam waktu yang sangat singkat”. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa tenaga

eksplosif (daya ledak) lebih diperlukan dalam semua cabang olahraga termasuk pada

cabang olahraga bolavoli khususnya pada pelaksanaan smash. Karena untuk

menampilkan pola gerak olahraga eksplosi diperlukan unsure kekuatan otot maupun

kecepatan yang dikombinasikan dalam suatu gerakan secara terpadu.

Disamping itu, kekuatan sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik secara

keseluruhan dan memegang peranan penting dalam aktivitas olahraga sebab itu daya

ledak sangat dibutuhkan untuk kegiatan fisik sehari-hari yang memerlukan tenaga

explosive seperti lompat, lari cepat, memukul, menendang, mengangkat, melempar

dan lain-lain.

Sehubungan dengan itu maka dapat dikatakan bahwa power merupakan kombinasi

antara kekuatan dan kecepatan, sehingga dalam proses pengembangannya dilakukan

dengan melatih unsur kekuatan dan kecepatan.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikatakan bahwa power sangat penting dalam

setiap aktivitas cabang olahraga terutama yang mengharuskan atlet untuk menolak

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.ung.ac.id/7605/5/2013-2-2-85201-831408132-bab2-21022014025931.pdfPrinsip Latihan Jangka Panjang (Long Term Training), j

17

dengan kaki, seperti : lompat dalam atletik, berlari dengan cepat (sprint), juga cabang

olahraga yang mengharuskan atlet untuk mengerahkan tenaga secara meledak dalam

waktu yang terbatas seperti melakukan smash dalam permainan bolavoli.

Dalam permainan bola voli khususnya dalam melakukan smash, daya ledak tungkai

memegang peranan penting. Kalau melihat gerak tingkah laku pada saat melakukan

smash yaitu terlebih dahulu dengan awalan, diteruskan dengan lompatan diatas net,

maka untuk dapat melakukan lompatan dengan cepat dan kuat untuk menggerakkan

badan ke atas dalam melakukan smash pada bola maka tampak dengan jelas bahwa

otot tungkai yang berperan utama untuk melakukan gerakan tersebut dengan baik.

Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa gerakan smash yang baik adalah gerakan yang

didukung oleh daya ledak yang baik pula. Karena dengan daya ledak yang baik akan

dapat menghasilkan dorongan yang kuat dalam menggerakkan badan ke atas

mengarah ke sasaran sesuai dengan yang diinginkan sehingga dapat dicapai hasil

smash yang baik.

Smesh atau spike adalah gerakan memukul bola yang dilakukan dengan kuat

dan keras serta jalannya bola cepat, tajam dan menukik serta sulit diterima lawan

apabila pukulan itu dilakukan dengan cepat dan tepat (Aip Syarifuddin, 1997 : 58).

Pada teknik smash inilah letak seninya permainan bola voli , apabila pemain hendak

memenangkan pertandingan maka mau tidak mau mereka harus menguasai teknik

smash. Pemain yang pandai melakukan smash atau dengan istilah smasher harus

memiliki kelincahan, daya ledak, timing yang tepat dan mempunyai kemampuan

memukul bola yang sempurna. Pemain bola voli akan dapat melakukan berbagai

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.ung.ac.id/7605/5/2013-2-2-85201-831408132-bab2-21022014025931.pdfPrinsip Latihan Jangka Panjang (Long Term Training), j

18

variasi smash apabila pemain tersebut menguasai teknik dasar smash secara baik dan

benar.

Dengan membentuk serangan pukulan yang keras waktu bola berada di atas

jaring, untuk dimasukkan ke daerah lawan. Untuk melakukan dengan baik perlu

memperhatikan faktor-faktor berikut: awalan, tolakan, pukulan, dan pendaratan.

Teknik smash Menurut Muhajir Teknik dalam permainan bola voli dapat diartikan

sebagai cara memainkan bola dengan efisien dan efektif sesuai dengan peraturan

permainan yang berlaku untuk mencapai suatu hasil yang optimal (2006,23). Menurut

pendapat M. Mariyanto mengemukakan bahwa : “ Smash adalah suatu pukulan yang

kuat dimana tangan kontak dengan bola secara penuh pada bagian atas , sehingga

jalannya bola terjal dengan kecepatan yang tinggi, apabila pukulan bola lebih tinggi

berada di atas net , maka bola dapat dipukul tajam ke bawah .” (2006 : 128 ) Menurut

Iwan Kristianto mengemukakan bahwa , Smash adalah pukulan keras yang biasanya

mematikan karena bola sulit diterima atau dikembalikan . “ (2003 : 143 ) . Spike

adalah merupakan bentuk serangan yang paling banyak digunakan untuk menyerang

dalam upaya memperoleh nilai suatu tim dalam permainan voli . Dari beberapa

pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Teknik Smash atau spike adalah cara

memainkan bola dengan efisien dan efektif sesuai dengan peraturan permainan untuk

mencapai pukulan keras yang biasanya mematikan ke daerah lawan. Tes smash

Menurut Sandika mengemukakan bahwa tes smash adalah tolok ukur untuk

mengukur kemampuan smash.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.ung.ac.id/7605/5/2013-2-2-85201-831408132-bab2-21022014025931.pdfPrinsip Latihan Jangka Panjang (Long Term Training), j

19

2.1.5 Latihan power Otot Lengan

Dari pendapat para ahli dapat dikatakan bahwa power adalah suatu komponen

kondisi fisik yang harus dimiliki oleh setiap para atlet untuk dapat mempermudah

mempelajari teknik-teknik dasar dan juga mencegah terjadinya cedera serta untuk

mencapai perstasi maksimal atau untuk menerima beban sewaktu melakukan

aktivitas. Power otot lengan merupakan salah satu faktor utama dalam melakukan

suatu smesh pada cabang olahraga bola voli. Smash ini mempunyai sasaran yang

mengarah pada bola, hal ini tentunya ditunjang dengan kondisi fisik yang prima agar

dapat melakukan smash yang diharapkan. Ada beberapa alasan mengapa power

merupakan faktor utama dalam meningkatkan kondisi fisik, seperti dikemukakan oleh

Muhajir (2005:71) sebagai berikut :

Power merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik. Power memegang peranan

yang penting dalam melindungi atlet atau orang dari kemungkinan cedera. Dengan

power atlet akan dapat berlari lebih cepat, melempar, atau memukul bola lebih jauh,

dan lebih efesien, memukul bola lebih keras serta dapat membantu memperkuat

stabilitas sendi-sendi.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa power otot dapat menunjang

suatu terampilan teknik smash dalam cabang olahraga bola voli, karena power otot

adalah salah satu faktor yang sangat dominan dalam melakukan smash. Hal ini

tentunya tentunya dipengaruhi oleh rangsangan untuk serangan dengan ketepatan dan

sasaran yang tepat seperti yang dikatakan bahwa power adalah kondisi fisik yang

menyangkut masalah seorang atlet pada saat mempergunakan ototnya, menerima

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.ung.ac.id/7605/5/2013-2-2-85201-831408132-bab2-21022014025931.pdfPrinsip Latihan Jangka Panjang (Long Term Training), j

20

beban atau rangsangan dalam melakukan suatu aktivitas atau pekerjaan tertentu. Otot

yang kuat dapat dikembangkan lagi agar lebih kuat melakukan aktivitas olahraga,

dalam olahraga bola voli, power otot lengan sangat berperan penting untuk

melakukan pukulan smash yang maksimal.

Power atau disebut juga daya ledak merupakan salah satu komponen fisik

yang harus dimiliki seorang atlet. Menurut Sajoto (1988 : 55) daya ledak atau power

adalah “kemampuan melakukan gerakan eksplosif”. Dalam hal ini dapat

dikemukakan bahwa, daya ledak atau power = kekuatan atau force kecepatan atau

velocity seperti dalam tolak peluru, lompat tinggi dan gerakan lainnya yang bersifat

eksplosive. Sajoto (1995 : 9)“power adalah kemampuan seseorang untuk

mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu yang sependek-

pendeknya”

Ismaryati (2006 : 59) “power menyangkut kekuatan dan kecepatan kontraksi

otot yang dinamis dan eksplosif seta melibatkan pengeluaran kekuatan otot yang

maksimal dan secepat- cepatnya”. Hampir senada dengan Witarsa (2002 : 17)

berpendapat bahwa; “power atau daya ledak adalah kemampuan otot untuk

mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang cepat, oleh karena itu power

adalah tingkat kondisi fisik yang lebih tinggi dari pada kekuatan. Power merupakan

kombinasi antara kekuatan dan kecepatan.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.ung.ac.id/7605/5/2013-2-2-85201-831408132-bab2-21022014025931.pdfPrinsip Latihan Jangka Panjang (Long Term Training), j

21

Power otot atau muscular power menurut Sajoto (1988 : 58) adalah;

“kemampuan seseorang untuk melakukan kekuatan maksimum, dengan usaha yang

dikerahkan sependek- pendeknya”. Jadi power otot lengan adalah kemampuan otot-

otot di daerah lengan untuk mengerahkan kekuatan maksimum dalam waktu yang

sangat cepat dan maksimal.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa power otot lengan besar

peranannya dalam penerapan teknik di dalam permainan tenis, karena dengan adanya

power otot lengan tersebut petenis akan lebih merasa yakin akan dapat menghasilkan

point dan bisa mengalahkan lawannya dan memenangi pertandingan.

Dumblle Press merupakan salah satu latihan beban yang menggunakan berat

dumblle. Latihan ini bertujuan untuk melatih otot- otot lengan.

Otot lengan yang dilatih memakai metode latihan beban. Diantaranya metode latihan

beban adalah latihan dumblle.

Otot yang terlatih dengan latihan dumblle press :

- Deltoid, middle, dan anterior

- Trisep

- Petrocalis mayor

- Upper trapezius

Sajoto (1988 : 128) mengemukakan cara pelaksanaan latihan dumblle press adalah :

“latihan ini dapat dilakukan dengan posisi berdiri atau duduk, lakukan gerakan angkat

dumblle yang dipegang dengan posisi telapak tangan kedepan secara bergantian”.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.ung.ac.id/7605/5/2013-2-2-85201-831408132-bab2-21022014025931.pdfPrinsip Latihan Jangka Panjang (Long Term Training), j

22

Seperti yang telah dijelaskan bahwa apabila atlet ingin teknik pukulannya tidak bisa

dikembalikan lawan dan mendapatkan point, maka power dari otot lengan si atlet

harus baik. Karena apabila atlet memiliki power otot lengan yang baik akan mudah

mendapatkan point dari lawannya dalam pertandingan.

Untuk itu peneliti mencoba untuk menerapkan latihan dumblle press dalam

upaya peningkatan power otot lengan atlet tersebut. Dari bentuk latihan ini

diharapkan dapat meningkatkan power otot lengan atlet.

Push-up juga merupakan salah satu latihan untuk meningkatkan power otot- otot

lengan

Chu (1996 : 88) mengemukakan cara pelaksanaan latihan push-up adalah :

“latihan ini dilakukan dengan posisi psh-up (telungkup), lengan dipanjangkan, tangan

bertepuk pada waktu berada di atas, dan kembali pada posisi awal”

Seperti yang telah dijelaskan bahwa apabila atlet ingin teknik pukulannya tidak bisa

dikembalikan lawan dan mendapatkan point, maka power dari otot lengan atlet harus

baik. Karena apabila atlet memiliki power otot lengan yang baik akan mudah

mendapatkan point dari lawannya dalam pertandingan.

Untuk itu peneliti mencoba untuk menerapkan latihan push-up dalam upaya

peningkatan power otot lengan atlet tersebut. Dari bentuk latihan ini diharapkan dapat

meningkatkan power otot lengan atlet.

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.ung.ac.id/7605/5/2013-2-2-85201-831408132-bab2-21022014025931.pdfPrinsip Latihan Jangka Panjang (Long Term Training), j

23

2.2 Karangka Berfikir

Berdasarkan tinjauan teoritis sebelumnya, maka peneliti berasumsi bahwa

power otot lengan ternyata memberikan pengaruh dalam melakukan pukulan smash

dalam permainan bola voli. Namun demikian untuk mencapai suatu prestasi yang

maksimal bukanlah hal yang dapat dicapai dengan melakukan program latihan –

latihan secara sensitif yang menggunakan pendekatan ilmiah dan prinsif – prinsif

pendidikan secara teratur dan direncanakan. Keberhasilan dalam suatu pelatihan akan

dapat diperoleh apabila atlet benar – benar mengerti dan memahami apa dan

bagaimana tujuan dari suatu pelatihan. Misalnya pelatihan kekuatan power otot

lengan dapat menunjang suatu keterampilan teknik dasar smash dalam cabang

olahraga bola voli.

Latihan power otot lengan memilik fungsi yang sangat besar bagi

olahragawan, untuk itu agar dapat tercapai tujuan pukulan smash tersebut maka atlet

diharuskan menguasai teknik – teknik dasar dengan ditunjang kondisi fisik yang

prima. Berdasarkan uraian diatas maka penulis berfikir bahwa seorang atlet

khususnya bola voli dalam melakukan pukulan smash harus mempunyai gerakan

yang kompleks atau suatu gerakan yang serempak dan tidak putus – putus disertai

tenaga yang kuat untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.ung.ac.id/7605/5/2013-2-2-85201-831408132-bab2-21022014025931.pdfPrinsip Latihan Jangka Panjang (Long Term Training), j

24

2.3 Hipotesis Latihan

Berdasarkan landasan teori, kerangka berfikir yang dikemukakan diatas, maka

dapat diformulasikan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut : terdapat

pengaruh yang berarti dari latihan power otot lengan terhadap kemampuan

melakukan smash dalam permainan bola voli.