bab ii landasan teori dan kerangka …thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2008-2-00428-mn bab 2.pdf–...
TRANSCRIPT
7
BAB II
LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Definisi Inovasi
Rahasia para wirusaha untuk menciptakan nilai di pasar adalah berupa penerapan
kreativitas berupa serta inovasi dalam upaya memecahkan masalah-masalah dan
mengeksploitasi peluang-peluang yang dihadapi kita setiap hari. Kreativitas merupakan
kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan menemukan cara-cara baru untuk
memandang masalah-masalah serta peluang. Inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan
solusi-solusi kreatif terhadap masalah dan peluang, guna memajukan dan memperkaya
kehidupan manusia.
Menurut Drucker, seperti yang dikutip oleh Heller (2003, p74), Drucker menyebut
inovasi sebagai “peralatan khusus wirausahawan”. Mengerjakan hal baru, atau mengerjakan
hal yang lama dengan cara yang baru, adalah cara-cara yang dilakukan wirausahawan untuk
“mengeksploitasi perubahan sebagai peluang bisnis yang berbeda atau jasa yang berbeda”.
Menurut Coutler (2001, p36), “Innovation is the process of taking to creative idea
and turning into a product or process that can be used or sold”, yang berarti inovasi adalah
pengambilan ide kreatif dan mengubahnya ke dalam produk atau proses yang kemudian
dapat digunakan atau dijual”.
Menurut Theodore Levitt, seperti yang dikutip oleh Winardi (2003, p247), inovasi
adalah melaksanakan hal-hal baru (doing new things).
Kreativitas inovatif mengakibatkan timbulnya sesuatu hal yang baru, misalnya
sebuah ide baru, sebuah teori baru, sebuah hipotesis baru, sebuah gaya penulisan baru, atau
8
cara melukis sebuah invensi (invertion), atau sebuah metode baru untuk memanajemen
sebuah organisasi.
Inovasi bersifat sangat vital bagi keberhasilan serta ketahanan suatu usaha.
Sesungguhnya inovasi merupakan inti kemampuan perusahaan kecil untuk dapat bersaing
dengan perusahaan besar lainnya yang menjadi pesaing mereka.
2.1.1.1 Prinsip Inovasi
Drucker memberikan prinsip-prinsip yang diberi label “hal-hal yang harus
dikerjakan”, “hal-hal yang tidak boleh dikerjakan”, dan “kondisi” yang dikutip dari Heller
(Heller, 2003, p78). “Hal-hal yang harus dikerjakan” adalah :
Menganalisa peluang.
Melangkah keluar untuk melihat, bertanya dan mendengarkan.
Sederhanakan dan fokuskan.
Mulai cari hal yang kecil-coba melakukan suatu hal yang spesifik.
Bertujuan meraih kepemimpinan pasar.
Prinsip kelima yang berpikir secara luas tampaknya berlawanan secara tidak logis
dengan prinsip yang keempat. Namun Drucker berkata, “inovasi lebih baik dimulai dari yang
kecil, yang hanya memerlukan uang sedikit pada awalnya, dengan hanya beberapa orang,
dan hanya melayani pasar yang kecil dan terbatas.” Bisnis yang kecil seperti itu akan
memberikan lebih banyak waktu (dan ruang) bagi sang inovator untuk mengurangi
kesalahan-kesalahan yang tidak terelakkan. Namun anda harus selalu “bertujuan meraih
dominasi dalam sebuah industri atau pasar”. Jangan tanggung-tanggung atau anda “hanya
menciptakan peluang bagi persaingan” yang bisa ditambahkan ke dalam daftar “hal-hal yang
tidak boleh dikerjakan” berikut ini :
9
Jangan coba-coba sok pintar.
Jangan membuat diversifikasi, jangan menyimpang, jangan mencoba
melakukan terlalu banyak hal sekaligus.
Jangan mencoba membuat inovasi untuk masa depan.
2.1.1.2 Karakteristik Inovasi (Innovational Personality)
Everett E. Hageen mengemukakan tentang ciri-ciri innovational personality yang
kreatif sebagai berikut (Suryana, 2001, p19) :
1. openness to experience, yaitu terbuka terhadap pengalaman. Ia selalu berminat
dan tanggap terhadap gejala di sekitar kehidupannya dan sadar bahwa yang
didalamnya terhadap individu yang berperilaku yang sistematik.
2. creative imagination, yaitu kreatif dalam berimajinasi. Wirausaha memiliki
kemampuan untuk bekerja dengan penuh imajinasi.
3. confidence and content in one’s own evaluation, yaitu cakap dan memiliki
keyakinan atas penilaian dirinya dan teguh pendirian.
4. satisfaction in facing and attacking problems and in resolving confusion or
inconsistency, yaitu selalu memiliki kepuasan dalam menghadapi dan
memecahkan persoalan.
5. has a duty to responsibility to achieve, yaitu memiliki tugas dan rasa tanggung
jawab untuk berprestasi.
6. intelligence and enregetic, yaitu penuh daya imajinasi dan memiliki kecerdasan.
10
2.1.1.3 Tipe dan Sumber Inovasi
Tipe-tipe inovasi :
Inovasi dapat berupa :
1. Menghemat modal (capital saving).
2. Menghemat tenaga kerja (labor saving)
atau ia dapat juga bersifat netral dipandang dari sudut kedua
macam input tersebut.
Inovasi dapat pula dipandang dari sudut permintaan dan biaya.
Ada inovasi yang menekan biaya dan
Ada pula inovasi yang meningkatkan permintaan.
Sejumlah sumber inovasi :
Hal yang tidak bisa diduga (the unexpected).
Inkongruitas (diskrepansi antara realitas dan apa yang diasumsikan
orang atau antara apa yang ada dan apa yang harusnya terjadi
dapat menimbulkan peluang akan munculnya inovasi).
Inovasi yang berlandaskan kebutuhan proses.
Aspek-aspek demografis.
Perubahan-perubahan dalam persepsi, mood dan arti (meaning)
peluang inovasi dapat muncul apabila asumsi-asumsi, sikap dan
keyakinan sesuatu masyarakat berubah.
Pengetahuan baru (kemajuan dalam pengetahuan ilmiah dan non
ilmiah dapat menimbulkan produk-produk dan pasar-pasar baru).
11
2.1.1.4 Mengelola Inovasi
Didalam dunia perekonomian dapat dikatakan bahwa “yang menang adalah
gagasan”. Setiap orang selalu mempunyai gagasan yang berbeda-beda, namun hanya
segelintir orang yang dapat mengeksploitasi gagasan sepenuhnya. Kuncinya adalah
membangun inovasi yang berkesinambungan dengan pekerjaan anda. Drucker berpendapat
bahwa, semakin besar penekanan yang anda berikan untuk menghasilkan gagasan, maka
semakin banyak yang mengalir.
A. Berinovasi untuk hari ini
Tidak banyak orang yang dapat memprediksi masa depan, namun anda dapat
membuka kunci untuk masa kini. Drucker menggambarkan sesuatu yang akan datang
sebagai “masa depan yang sudah terjadi”. Untuk mengidentifikasikan masa depan, ajukanlah
pertanyaan-pertanyaan berikut ini secara berurutan :
Tabel 2.1
Pertanyaan Untuk Mengidentifikasi Masa Depan
Dimana kita sekarang ?
Bagaimanakah situasi bisnis yang terjadi pada saat ini ?
Bagaimanakah arah perubahan situasi tersebut ?
Bagaimanakah pengaruh perubahan tersebut pada bisnis ?
Bagaimanakah pengaruh perubahan tersebut pada para pesaing ?
Bagaimana membalikkan perubahan yang terjadi menjadi keuntungan ?
Sumber : Robert Heller (2003, p55)
12
Pemahaman akan situasi yang terjadi pada saat ini akan menjadi sangat relevan,
bahkan jika diterapkan pada invasi produk. Meskipun orang tidak dapat membeli sesuatu
yang tidak ada, nasihat Drucker : “Buatlah inovasi untuk masa kini”. Inovasi diuji dari
kemampuannya menciptakan nilai. Oleh karena itu ajukanlah pertanyaan berikut ini :
• Jika produk atau jasa ini tersedia sekarang, apakah orang akan
membutuhkannya ?
• Apakah gagasan produk tersebut lebih baik dan berbeda dari yang sudah
ada ?
• Jika produk itu dijual, apakah orang akan membelinya – pada harga yang
menguntungkan ?
Jangan rancukan inovasi dengan produk baru. Sesuatu yang baru, kata Drucker,
“hanya akan menciptakan hiburan semata” dan tidak akan bertahan lama.
B. Mengeksploitasi peluang
Seorang wirausaha selalu memonitor perubahan dan berbagai peluang yang terjadi
pada saat ini dan yang akan datang. Temukan cara-cara kreatif untuk memanfaatkan
perubahan dengan :
• Melihat keluar persaingan yang terjadi dalam industri anda – apakah
terdapat analogi yang dapat ditarik dari industri lain untuk anda ubah untuk
menjadi peluang yang inovatif ?
• Mempelajari peluang yang telah membuahkan hasil yang telah anda lakukan
– dimana lagi inovasi seperti ini dapat anda terapkan ?
Lalu lihatlah keluar perusahaan dan tujukan pandangan anda kepada pelanggan.
Analisalah apa anda jual atau yang anda rencanakan untuk dijual dan kupaslah satu persatu,
13
fitur demi fitur. Berikan peringkat setiap atribut berdasarkan nilainya di mata pelanggan.
Kemudian berikan peringkat kepada para pesaing utama anda dengan cara yang sama.
Bandingkanlah hasilnya dengan menanyakan :
• Dimanakah letak keunggulan para pesaing anda dan dimanakah letak
keunggulan anda pada atribut yang paling berharga di mata pelaggan ?
• Apakah yang dapat anda lakukan untuk meningkatkan kekuatan anda
dan mengeksploitasi kelemahan para pesaing anda ?
Memilih peluang yang benar adalah hal yang sangat penting, karena hal tersebut
sangat berperan penting dalam sukses atau tidaknya usaha anda. Drucker
merekomendasikan empat strategi berbeda untuk megubah peluang menjadi tindakan yang
menguntungkan.
Gambar 2.1
Startegi untuk Memilih Peluang
Jadilah yang pertama dan terkuat dengan inovasi, jika
berhasil, akan menjamin dominasi perusahaan anda di
pasar
Potong oposisi yang mapan dengan platform baru yang
kuat
Masukilah daerah atau ceruk pasar yang dapat anda
kuasai sendiri sepenuhnya
Ubahlah aturan permainan dengan cara anda yang unik
dalam memasarkan produk atau jasa anda
Sumber : Robert Heller (2003, p62)
Pilih Strategi Anda
14
Jangan lanjutkan gagasan anda, kecuali jika anda melakukan salah satu dari
keempat strategi ini atau strategi anda sendiri yang didefinisikan denganjelas dan efektif.
Ujian terberat anda bukanlah pada besarnya antusiasme kewirausahaan atau inovasi yang
dapat anda tunjukkan, namun seberapa sukses anda dapat menciptakan usaha baru dan
kemajuan yang efektif.
C. Memulai bisnis baru
Sebuah produk atau jasa dapat diluncurkan baik dari dalam sistem manajemen yang
sudah mapan maupun dari operasi yang masih baru sama sekali. Dari manapun asalnya ,
prakondisi suksesnya adalah ekonomi.
(Drucker, 1996, p205). Ada 4 persyaratan dalam memulai manajemen bisnis baru :
1. Fokus pada pasar.
2. Prospek pada keuangan dan terutama perencanaan arus kas dan kebutuhan
modal yang akan datang.
3. Pembentukan sebuah kelompok manajemen puncak yang lebih kuat daripada
yang anda butuhkan saat ini.
4. Kepastian mengenai peranan.
Dengan memberikan otonomi kepada bisnis baru yang berasal dari dalam
perusahaan akan membantunya beroperasi seperti layaknya bisnis yang independen. Apa
pun kondisinya, terapkanlah pendekatan yang profesional dan skematis untuk menumbuhkan
inovasi yang sukses.
15
2.1.2 Pengertian Risiko
Istilah risiko sudah biasa dipakai dalam kehidupan kita sehari-hari, yang umumnya
sudah dipahami secara intuitif. Tetapi pengertian secara ilmah dari risiko sampai saat ini
masih tetap beragam, yaitu antara lain :
1. Risiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama periode tertentu
(Arthur Williams dan Richard, M.H).
2. Risiko adalah ketidakpastian (uncertainty) yang mungkin melahirkan peristiwa
kerugian (loss) (A. Abas Salim).
3. Risiko adalah ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa (Soekarto).
4. Risiko merupakan penyebaran/penyimpangan hasil aktual dari hasil yang diharapkan
(Herman Darmawi).
5. Risiko adalah probabilitas sesuatu hasil/outcome yang berbeda dengan yang
diharapkan (Herman Darmawi).
Definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa risiko selalu dihubungkan dengan
kemungkinan terjadinya sesuatu yang merugikan yang tidak diduga/tidak diinginkan.
Dengan demikian risiko mempunyai karakteristik :
1. Merupakan ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa.
2. Merupakan ketidakpastian bila terjadi akan menimbulkan kerugian.
Wujud dari risiko itu dapat bermacam-macam, antara lain :
• Berupa kerugian atas harta milik / kekayaan atau penghasilan, misalnya
diakibatkan oleh kebakaran, pencurian, pengangguran, dan sebagainya.
• Berupa tanggung jawab hukum, misalnya risiko dari perbuatan atau peristiwa
yang merugikan orang lain.
• Berupa penderitaan seseorang, misalnya sakit / cacat karena kecelakaan.
16
• Berupa kerugian karena perubahan keadaan pasar, misalnya terjadinya
perubahan harga, perubahan selera konsumen dan sebagainya.
2.1.2.1 Macam-macam Risiko
Risiko dapat dibedakan dengan berbagai macam cara, antara lain :
1. Menurut sifatnya risiko dapat dibedakan ke dalam :
a. Risiko yang tidak sengaja (risiko murni), adalah risiko yang apabila terjadi tentu
menimbulkan kerugian dan terjadinya tanpa disengaja; misalnya risiko terjadinya
kebakaran, bencana alam, pencurian, penggelapan, pengacauan, dan sebagainya.
b. Risiko yang disengaja (risiko spekulatif), adalah risiko yang sengaja ditimbulkan
oleh yang bersangkutan, agar terjadinya ketidakpastian memberikan keuntungan
kepadanya, misalnya risiko utang-piutang, perjudian, perdagangan berjangka
(hedging), dan sebagainya.
c. Risiko fundamental, adalah risiko yang penyebabnya tidak dapat dilimpahkan
kepada seseorang dan yang menderita tidak hanya satu atau beberapa orang saja,
tetapi banyak orang, seperti banjir, angin topan, dan sebagainya.
d. Risiko khusus, adalah risiko yang bersumber pada peristiwa yang mandiri dan
umumnya mudah diketahui penyebabnya, seperti kapal tandas, pesawat jatuh,
tabrakan mobil, dana sebagainya.
e. Risiko dinamis, adalah risiko yang timbul karena perkembangan dan kemajuan
(dinamika) masyarakat di bidang ekonomi, ilmu dan teknologi, seperti risiko
keusangan, risiko penerbangan luar angkasa. Kebalikannya disebut risiko statis,
seperti risiko hari tua, risiko kematian dan sebagainya.
17
2. Dapat-tidaknya risiko tersebut dialihkan kepada pihak lain, maka risiko dapat dibedakan
ke dalam :
a. Risiko yang dapat dialihkan kepada pihak lain, dengan mempertanggungkan suatu
objek yang akan terkena risiko kepada perusahaan asuransi, dengan membayar
sejumlah premi asuransi, sehingga semua kerugian menjadi tanggungan (pindah)
pihak perusahaan asuransi.
b. Risiko yang tidak dapat dialihkan kepada pihak lain (tidak dapat diasuransikan);
umumnya meliputi semua jenis risiko spekulatif.
3. Menurut sumber / penyebab timbulnya, risiko dapat dibedakan ke dalam :
a. Risiko intern yaitu risiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri, seperti
kerusakan aktiva karena ulah karyawan sendiri, kecelakaan kerja, kesalahan
manajemen dan sebagainya.
b. Risiko ekstern yaitu risiko yang berasal dari luar perusahaan, seperti risiko
pencurian, penipuan, persaingan, fluktuasi harga, perubahan kebijakan pemerintah,
dan sebagainya.
2.1.2.2 Pengukuran Frekuensi Kerugian
Pengukuran frekuensi potensial adalah untuk mengetahui berapa kali suatu jenis
peril dapat menimpa suatu jenis objek yang bisa terkena peril selama suatu jangka waktu
tertentu, yang umumnya satu tahun.
Selanjutnya berdasarkan dimensi frekuensinya ada empat kategori kerugian, yaitu :
1. Kerugian yang hampir tidak mungkin terjadi (almost nil), yaitu risiko yang menuntut
pendapat Manajer Risiko tidak akan terjadi atau kemungkinan terjadinya sangat kecil
sekali atau hampir tidak mungkin terjadi (probabilitas terjadinya mendekati nol).
18
2. Kerugian yang kemungkinan terjadinya kecil (slight), yaitu risiko-risiko yang tidak
akan terjadi dalam waktu dekat dan di masa yang akan datang kemungkinannya pun
kecil.
3. Kerugian yang mungkin (moderate), yaitu kerugian-kerugian yang mungkin bisa
terjadi dalam waktu dekat di masa yang akan datang.
4. Kerugian yang mungkin sekali (definite), yaitu kerugian yang biasanya terjadi secara
teratur, baik dalam waktu dekat maupun di masa mendatang jadi merupakan
kerugian yang hampir pasti terjadi.
Berkaitan dengan pengukuran kerugian dari dimensi frekuensi Manajemen Risiko
harus memperhatikan pula :
1. Beberapa jenis kerugian yang dapat menimpa suatu objek.
2. Beberapa jenis objek yang dapat terkena suatu jenis kerugian,
Sebab kedua hal itu akan sangat mempengaruhi besarnya probabilitas kerugian
potensial.
2.1.2.3 Pengukuran Kegawatan Kerugian
Pengukuran kerugian potensial dari dimensi kegawatan adalah untuk mengetahui
berapa besarnya nilai kerugian, yang selanjutnya dikaitkan dengan pengaruhnya terhadap
kondisi perusahaan, terutama kondisi finansialnya.
Dalam mengukur kegawatan kerugian potensial ada tiga hal yang perlu diperhatikan,
yaitu :
1. Kemungkinan kerugian maksimum dari setiap peril, yaitu besarnya kerugian terburuk
dari suatu peril.
19
2. Probabilitas kerugian maksimum dari setiap peril, yaitu merupakan kemungkinan
terburuk yang mungkin terjadi, yang besarnya lebih rendah dari kemungkinan
kerugian maksimum.
3. Keseluruhan (aggregate) kerugian maksimum setiap tahunnya, yang merupakan
keseluruhan kerugian total yang terbesar, yang dapat menimpa perusahaan selama
suatu periode tertentu (biasanya satu tahun).
Berdasarkan dimensi kegawatannya ada empat kategori kerugian potensial, yaitu :
1. Kemungkinan kerugian yang wajar (normal loss expectancy), yaitu kerugian-kerugian
yang dapat dikelola sendiri oleh perusahaan ataupun oleh umum/perusahaan
asuransi.
2. Probabilitas kerugian maksimum (probable maximum loss), yaitu kerugian yang
dapat terjadi bila alat pengaman terhadap peril tidak dapat berfungsi.
3. Kerugian maksimum yang dapat diduga (maximum foreseeable loss), yaitu kerugian-
kerugian yang tidak dapat diatasi secara individual (tidak bisa ditangani sendiri), jadi
penanganannya harus diserahkan kepada umum.
4. Kemungkinan kerugian maksimum (maximum possible loss), yaitu kerugian-kerugian
yang tidak dapat diamankan, baik secara individual maupun secara umum.
Dalam menentukan kegawatan kerugian, Manajer Risiko harus hati-hati dalam
memasukkan semua kerugian yang mungkin bisa terjadi akibat suatu peristiwa tertentu dan
bagaimana dampak terakhir terhadap kondisi keuangan perusahaannya. Sebab sering terjadi
bahwa yang terlihat adalah kerugian yang tidak penting (kerugian langsung), sedang
kerugian yang lebih penting yang lebih penting jsutru yang sering sukar untuk diidentifikasi
(kerugian tidak langsung).
20
2.1.2.4 Penanggulangan Risiko
Terdapat dua pendekatan / cara yang digunakan oleh seorang Manajer Risiko untuk
menanggulangi risiko yang dihadapi oleh perusahaan, yaitu :
I. Penanganan Risiko (risk control)
Dalam pendekatan dengan cara penanganan risiko (risk control) ada beberapa
alat/metode yang dapat digunakan, antara lain:
1. menghindari
Menghindari suatu risiko (murni) adalah menghindari harta, orang atau kegiatan
dari exposure, dengan cara lain :
a) Menolak memiliki, menerima atau melaksanakan kegiatan yang mengandung
risiko, walaupun hanya untuk sementara.
b) Menyerahkan kembali risiko yang terlanjur diterima atau segera
mengehentikan yang diketahui mengandung risiko.
Ada beberapa karakteristik dasar yang harus diperhatikan, yang berkaitan
dengan penghindaran risiko, antara lain :
a) Keadaan yang mengakibatkan tidak adanya kemungkinan untuk menghindari
risiko, dimana makin luas pengertian risiko yang dihadapi akan makin besar
ketidakmungkinan untuk menghindari.
b) Manfaat atau laba potensial yang akan diterima dari pemilikan harta,
memperkerjakan orang tertentu, tanggung jawab atas suatu kegiatan akan
hilang bila kita menghindari risiko dari kepemilikan, memperkerjakan atau
kegiatan tersebut.
c) Makin sempit risiko yang dihadapi, maka semakin besar kemungkinan
terciptanya risiko yang baru.
21
Untuk mengimplementasikan keputusan penanggulangan risiko dengan
penghindaran, harus ditetapkan secara jelas semua harta, personil serta kegiatan
yang menghadapi risiko yang ingin dihindarkan tersebut. Selanjutnya dengan
dukungan pihak manajemen puncak, Manajer Risiko seharusnya merekomendasikan
kebijakan dan prosedur tertentu yang harus ditaati oleh semua bagian perusahaan
dan karyawan.
2. Mengendalikan kerugian (loss control)
Bertujuan untuk :
a) Memperkecil kemungkinan / peluang terjadinya kerugian.
b) Mengurangi keparahan bila suatu risiko kerugian memang terjadi.
Tujuan tersebut dapat dicapai dengan berbagai cara, antara lain :
a) Melakukan tindakan pencegahan dan pengurangan kerugian, dimana
program pencegahan kerugian adalah untuk mengurangi atau kalau bisa
menghilangkan peluang terjadinya kerugian. Sedang program pengurangan
kerugian bertujuan untuk mengurangi keparahan dari suatu kerugian.
Program pengendalian kerugian kebanyakan merupakan gabungan antara
program pengurangan kerugian dan program pencegahan kerugian.
Program pengurangan kerugian dapat dibedakan menjadi dua :
• Program minimisasi (minimization program), yaitu program yang dijalankan
sebelum kerugian terjadi atau selama kerugian sedang terjadi, dengan
tujuan membatasi besarnya kerugian.
22
• Program penyelamatan (salvage program), yaitu program penyelamatan
barang-barang yang selamat dari peril.
b) Program pengendalian kerugian berdasar sebab-sebab terjadinya, terdapat
dua macam pendekatan dalam program ini, yaitu :
• Pendekatan engineering adalah program pengendalian yang
menekankan pada pengendalian sebab-sebab yang bersifat fisik dan
mekanis.
• Pendekatan hubungan kemanusiaan (human realiton) menekankan pada
pencegahan terjadinya kecelakaan karena faktor manusia, seperti
kelengahan, suka menantang bahaya, tidak memakai alat-alat
keselamatan dan lain-lain faktor psikologis yang antara lain dilakukan
dengan member nasihat secara sabar, diajak berdialog dan sebagainya.
c) Pengendalian kerugian menurut lokasi, dimana menurut W.Haddon
kemungkinan dan keparahan kerugian dari kecelakaan lalu lintas tergantung
pada kondisi dari :
• Orang yang menggunakan jalan.
• Kendaraan.
• Lingkungan umum jalan yang meliputi faktor-faktor seperti : desain,
pemeliharaan, keadaan lalu lintas, dan rambu-rambu.
d) Pengendalian menurut timing, dimana pengendalian ini berkaitan dengan
masalah kapan metode pencegahan / pengendalian itu digunakan, yang
dapat :
• Sebelum terjadinya peril
• Selama peril terjadi
• Sesudah peril terjadi
23
Di samping itu dapat diklasifikasikan pendekatan ini ke dalam metode
pengendalian / pencegahan pada :
• Tahap perencanaan, segala perubahan-perubahan yang mendasar
dalam operasi perusahaan, seperti pembelian mesin baru, penambahan
bangunan dan sebagainya harus didahului dengan perencanaan
pengendalian kerugian akibat perubahan-perubahan tersebut.
• Tahap pengamanan-pengamanan, yaitu program untuk memeriksa
pelaksanaan dan mengusulkan perubahan bila perlu.
• Tahap darurat, meliputi program-program yang menjadi efektif dalam
keadaan darurat.
3. Pemisahan
Pemisahan artinya memisahkan penempatan dari harta yang menghadapi risiko
yang sama. Jadi dengan cara menambah banyaknya independent exposure unit,
sehingga probabilitas kerugiannya dapat diperkecil. Tujuan pemisahan adalah untuk
mengurangi jumlah kerugian akibat suatu peril.
4. Kombinasi atau poling
Kombinasi atau poling adalah menambah banyaknya exposure unit dalam batas
kendali perusahaan yang bersangkutan, dengan tujuan agar kerugian yang akan
dialami lebih dapat diramalkan, sehingga risikonya lebih kecil. Salah satu cara yang
ditempuh adalah dengan mengadakan pengembangan internal.
24
5. Pemindahan risiko
Pemindahan risiko dapat dilakukan dengan cara-cara :
a) Harta milik atau kegiatan yang menghadapi risiko dipindahkan kepada hak
lain, yang dinyatakan dengan tegas dengan berbagai transaksi atau kontrak.
b) Risikonya sendiri yang dipindahkan.
II. Pembiayaan Risiko (risk financing)
Penanggulangan risiko dapat pula dilakukan dengan menyediakan / mengeluarkan
dana yang berhubungan dengan cara-cara pengadaan dana untuk menanggulangi
kerugian. Cara-cara yang dapat digunakan yaitu :
1. Memindahkan risiko dengan pembiayaan (risk financing transfer).
Pemindahan risiko melalui risk financing transfer berarti transferor/penanggung
harus mencari dana eksternal untuk membayar kerugian yang diderita oleh
tertanggung, yang benar-benar terjadi, karena oleh peril yang dipindahkan.
2. Meretensi (risk retention)
Meretensi artinya perusahaan menanggung sendiri risiko financial dari suatu peril
dan ini adalah bentuk penanggulangan risiko yang paling banyak / umum. Sumber
dananya diusahakan sendiri oleh perusahaan yang bersangkutan. Penanggulangan
semacam ini dapat bersifat pasif atau tidak direncanakan (unplanned retention) dapat
pula bersifat aktif atau direncanakan (planned retention).
Retensi bersifat aktif bila Manajer Risiko telah mempertimbangkan metode-
metode lain untuk menangani risiko dan kemudian memutuskan secara sadar untuk
tidak memindahkan kerugian potensial tersebut, sehingga bila terjadi peril
kerugiannya akan diperhitungkan sebagai biaya tidak terduga.
25
• Alasan Melakukan Retensi
Suatu perusahaan melakukan retensi dalam menanggulangi risiko, antara lain :
1. Merupakan suatu keharusan, karena tidak ada alternative lain.
2. Berdasarkan pertimbangan biaya, dimana memindahkan risiko biayanya lebih
mahal (loss allowance / premi asuransi, loading / biaya pemindahan / profit
margin) dibandingkan dengan kemungkinan besarnya kerugian.
3. Bila perkiraan expected loss dari Manajer Risiko lebih rendah daripada
perkiraan perusahaan asuransi.
4. Bedasarkan prinsip opportunity cost dimana Manajer Risiko berpendapat
bahwa penggunaan dana untuk kepentingan investasi akan lebih
menguntungkan daripada untuk membayar premi.
5. Kualitas pelayanan dari penanggung dianggap kurang memuaskan,
dibandingkan dengan bila risiko tersebut ditangani sendiri.
• Hal-hal yang Mendorong Penggunaan Retensi
Hal-hal yang mendorong Manajer Risiko menggunakan retensi dalam
penanggulangan risiko antara lain :
1. Jika biayanya lebih rendah dibandingkan dengan yang akan dibebankan oleh
peusahaan asuransi.
2. Jika expected lossnya lebih rendah daripada yang diperkirakan perusahaan
asuransi
26
3. Jika unit yang menghadapi risiko yang sama banyak jumlahnya, sehingga
risikonya lebih rendah dan probabilitasnya dapat diperhitungkan dengan lebih
akurat.
4. Tujuan manajemen risiko menerima variasi yang besar dalam kerugian
tahunan.
5. Jika pembiayaan untuk memindahkan kerugian membengkak selama jangka
waktu yang cukup panjang, sehingga menghasilkan opportunit cost yang lebih
besar.
6. Adanya peluang yang kuat untuk melakukan investasi, sehingga memperbesar
opportunity cost.
7. Keuntungan pelayanan internal (noninsurer servicing).
• Kelemahan Penggunaan Rentensi
Ada beberapa hal yang menyebabkan penggunaan retensi kurang menarik untuk
menangani risiko, antara lain :
1. Sering biaya yang dikeluarkan dengan meretensi lebih besar daripada biaya
yang dibebankan oleh pihak asuransi.
2. Expected losses lebih besar daripada yang diperkirakan oleh perusahaan
asuransi.
3. Exposure unitnya sedikit, yang berarti bahwa risikonya tinggi, sehingga
perusahaan yang bersangkutan tidak sanggup meramalkan besarnya kerugian
secara memuaskan.
4. Ketidakmampuan keuangan perusahaan untuk menopang maximum possible
losses atau maximum probable losses dalam jangka pendek (short run).
27
5. Tujuan manajemen risiko ditekankan pada ketenangan pikiran dan variasi
laba tahunan yang kecil (relative stabil).
6. Jumlah kerugian dan biaya membengkak selama jangka waktu pendek,
sehingga mengurangi opportunity cost.
7. Peluang investasi yang terbatas dengan tingkat pengembalian (return) yang
rendah.
8. Peraturan perpajakan yang lebih menguntungkan bila risiko diasuransikan
(biaya pemindahan termasuk biaya).
• Penyediaan Dana untuk Retensi
Ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk menyediakan dana untuk
melaksanakan program retensi, antara lain :
1. Tidak perlu penyediaan dana sebelumnya.
Dalam hal ini perusahaan tidak menyediakan dana khusus untuk meretensi
risiko. Bila terjadi peril, kerugiannya diperhitungkan sebagai biaya. Jadi
langsung mengurangi keuntungan.
2. Dengan membentuk dana cadangan.
Membentuk dana cadangan dari bagian laba yang disisihkan, sehingga bila
terjadi peril akan mengurangi besarnya dana cadangan. Cara ini mengandung
kelemahan, antara lain :
a. Pembentukan dana cadangan adalah pemindah-bukuan secara akuntansi
dan bukan berupa uang tunai, sehingga bila terjadi peril yang harus
dibiayai secara tunai perusahaan akan mengalami kesulitan.
28
b. Penaksiran besarnya expected loss jarang yang tepat.
c. Apakah pembentukan dana semacam ini dapat diizinkan oleh Pemerintah
ditinjau dari segi perpajakan.
3. Dengan Asuransi sendiri (self insurance).
Perusahaan membentuk organsisasi asuransi sendiri (self insurer), yang
bertugas mengelola dana cadangan untuk membiayai pengelolaan risiko.
Badan ini merupakan badan otonom, yang berhak menginvestasikan dana
cadangan yang sedang menganggur, tetapi badan itu bukan perusahaan
asuransi.
4. Dengan captive insurer
Perusahaan membentuk sebuah perusahaan asuransi, dimana nasabah
seluruhnya atau sebagian besar perusahaan pendiri itu sendiri. Keuntungan
cara ini adalah bahwa captive-insurer dapat melakukan reasuransi.
Dalam memilih cara penanggulangan risiko secara garis besar dapat disusun suatu
matriks sebagai berikut :
Tabel 2.2
Matriks Penanggulangan Risiko
No Frekuensi
Kerugian
Kegawatan
Kerugian
Penanggulangan
1 Rendah Rendah Retensi/Pengendalian
29
2 Tinggi Rendah Retensi/Asuransi/Pengendalian
3 Rendah Tinggi Asuransi/pengendalian
4 Tinggi Tinggi menghindari
Sumber : Soeisno Djojosoedarso (2003, p15)
2.1.3 Lingkungan Bersaing (Internal)
Keputusan yang dibuat para wirausaha terhadap sumber daya, kapabilitas, dan
kompetensi inti memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan perusahaan untuk
mengembangkan keunggulan kompetitif dan menghasilkan laba di atas rata-rata.
Sumber daya
Sumber daya adalah input-input dalam proses produksi perusahaan. Peralatan
modal, keahlian pegawai individual, hak paten, keuangan, dan manajer-manajer berbakat
adalah termasuk sumber daya. Luas dalam ruang lingkup, sumber daya mencakup spektrum
fenomena individual, social, dan organisasi.
Sumber daya dibagi menjadi 2 macam :
• Sumber daya berwujud (tangible assets) adalah aktiva-aktiva yang dapat dilihat dan
diukur. Empat jenis sumber daya berwujud adalah keuangan, organisasi, fisik, dan
teknologi.
30
Tabel 2.3
Sumber Daya Berwujud
Sumber daya keuangan • Kapasitas perusahaan untuk
meminjam.
• Kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan dana-dana
internal.
Sumber daya organisasi • Struktur pelaporan fprmal
perusahaan dan perencanaan
formalnya, sistem kontrol dan
sistem koordinasi.
Sumber daya fisik • Kecanggihan dan lokasi pabrik
dan perlatan perusahaan.
• Akses ke bahan mentah.
Sumber daya teknologi • Persediaan teknologi, seperti hak
paten, hak cipta, merek dagang,
dan rahasia dagang.
Sumber : Michael A. Hitt, R. Duane Ireland, Robert E. Hoskisson (2006,p110)
• Sumber daya tidak berwujud (intangible assets) meliputi aktiva-aktiva yang berurat
akar dalam sejarah perusahaan dan telah terakumulasi sepanjang waktu. Tiga jenis
sumber daya tidak berwujud adalah manusia, inovasi, dan reputasi.
31
Tabel 2.4
Sumber Daya Tidak Berwujud
Sumber daya manusia • Ilmu pengetahuan.
• Kepercayaan.
• Kapabilitas manajerial.
• Rutin organisasi.
Sumber daya inovasi • Gagasan.
• Kapabilitas saintifik.
• Kapasitas untuk melakukan
inovasi.
Sumber daya reputasi • Reputasi dengan para
pelanggan.
• Nama merek.
• Persepsi terhadap kualitas, daya
tahan, dan reliabilitas produk.
• Reputasi dengan para supplier.
Sumber : Michael A. Hitt, R. Duane Ireland, Robert E. Hoskisson (2006,p110)
Kapabilitas
Kapabilitas adalah kapasitas perusahaan untuk menggunakan sumber daya yang
diintegrasikan dengan tujuan untuk mencapai tujuan akhir yang diinginkan. Dasar dari
banyak kapabilitas terletak pada keahlian dan pengetahuan para pegawai perusahaan
dan sering kali pada keahlian fungsional mereka. Oleh karena itu, nilai modal manusia
dalam pengembangan dan kapabilitas tidak dapat dibesar-besarkan.
32
Tabel 2.5
Empat Kriteria untuk Menentukan Kapabilitas Strategis
Kapabilitas bernilai • Membantu perusahaan untuk
menetralisir ancaman atau
mengeksploitasi peluang-
peluang.
Kapabilitas langka • Tidak dimiliki oleh pihak lain.
Kapabilitas terlalu mahal untuk ditiru • Bersifat histories : budaya
organisasi atau nama ,erek
berharga dan unik.
• Penyebab bersifat ambigu :
penyebab dan pemakaian
kompetensi inti tidak jelas.
• Kompleksitas social : relasi
antar pribadi, kepercayaan, dan
persahabatan di antara manajer,
supplier, dan pelanggan.
Kapabilitas tidak ada produk pengganti • Tidak ada ekuivalen strategis.
Sumber : Michael A. Hitt, R. Duane Ireland, Robert E. Hoskisson (2006,p119)
• Kapabilitas bernilai adalah kapabilitas yang menciptakan nilai bagi seuatu
perusahaan dengan mengeksploitasi peluang-peluang atau menetralisir ancaman-
ancaman dalam lingkungan eksternal perusahaan.
33
• Kapabilitas langka adalah kapabilitas yang dimiliki oleh sedikit, jika ada, pesaing
saat iniatau potensial
• Kapabilitas yang terlalu mahal untuk ditiru adalah kapabilitas yang tidak
mudah dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan lain.
• Kapabilitas tidak ada produk pengganti adalah kapabilitas yang tidak memiliki
ekuivalen stategis.
Kompetensi inti
Adalah sumber daya dan kapabilitas yang menjadi sumber keunggulan kompetitif
bagi perusahaan, melebihi para pesaingnya. Sebagai sumber keunggulan kompetitif bagi
perusahaan, kompetensi inti membedakan perusahaan secara kompetitif dan
merefleksikan kepribadiannya. Kompetensi inti muncul setiap waktu melalui proses
organisasi dalam mengakumulasikan dan mempelajari bagaimana menggunakan sumber
daya dan kapabilitas yang berbeda.
2.1.3.1 Definisi Matriks TOWS
Matriks TOWS merupakan perangkat pencocokan yang penting yang membantu
manajer mengembangkan empat tipe strategi : Strategi SO (Strengths-
Opportunities), Strategi WO (Weaknesses-Opportunities), Strategi ST (Strengths-
Threats), dan Strategi WT (Weaknesses-Threats). Mencocokan faktor-faktor
eksternal dan internal kunci merupakan bagian yang sangat sulit dalam
mengembangkan Matriks TOWS dan memerlukan penilaian yang baik dan tidak ada
sekumpulan kecocokan yang paling baik.
34
• Strategi SO atau strategi kekuatan peluang menggunakan kekuatan internal
perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Jika perusahaan mempunyai
kelemahan besar, perusahaan akan berusaha keras untuk mengatasi dan
membuatnya menjadi kekuatan.
• Strategi WO atau strategi kelemahan peluang bertujuan untuk memperbaiki
kelemahan dengan memanfaatkan peluang ekternal. Kadang-kadang peluang
eksternal yang besar ada, tetapi kelemahan internal sebuah perusahaan
membuatnya tidak mampu memanfaatkan peluang itu.
• Strategi ST atau strategi kekuatan ancaman menggunakan kekuatan perusahaan
untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal. Hal ini tidak berarti
bahwa organisasi yang kuat pasti selalu menghadapi ancaman frontal dalam
lingkungan eksternal.
• Strategi WT atau strategi kelemahan ancaman merupakan taktik defensive yang
diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman
eksternal.
Tabel 2.6 Matriks TOWS
Selalu dibiarkan kosong
KEKUATAN – S
1.
2.
3. Daftar Kekuatan
4.
5.
KELEMAHAN – W
1.
2.
3. Daftar Kelemahan
4.
5.
35
PELUANG – O
1.
2.
3. Daftar Peluang
4.
5.
STRATEGI SO
1.
2.
3.
4.
5.
STRATEGI WO
1.
2.
3.
4.
5.
ANCAMAN – T
1.
2.
3. Daftar Ancaman
4.
5.
STRATEGI ST
1.
2.
3.
4.
5.
STRATEGI WT
1.
2.
3.
4.
5.
Sumber : Fred.R David (2004, p290)
2.1.3.2 Definisi Matriks SPACE
Matriks SPACE, alat ini terdiri dari kerangka empat kuadran yang menunjukan
apakah strategi agresif, konservatif, defensif atau kompetitif yang paling cocok untuk suatu
organisasi. Sumbu Matriks SPACE menggambarkan dua dimensi internal (kekuatan keuangan
[FS-Financial Strength] dan keunggulan kompetitif [CA-Competitive-Advantage] dan dua
dimensi eksternal (stabilitas lingkungan [ES-Enviromental Stability] dan kekuatan industri
Gunakan
kekuatan untuk
memanfaatkan
peluang
Atasi kelemahan
dengan
memanfaatkan
peluang
Gunakan
kekuatan untuk
menghindari
ancaman
Gunakan
kelemahan
untuk
menghindari
ancaman
36
[IS-Industry Strength]). Keempat faktor ini merupakan penentu paling penting dari posisi
strategis organisasi secara keseluruhan.
Gambar 2.2 Matriks SPACE
FS
+5 Konservatif Agresif +4 +3 +2
+1 CA IS -5 -4 -3 -2 -1 +1 +2 +3 +4 +5 -1 -2 -3 Defensif -4 Kompetitif -5
ES
Sumber : Fred.R David (2004, p295) Agresif Jika vektor penunjuk arah dari sebuah perusahaan berada pada kuadran agresif (kuadran
kanan atas) dari matriks SPACE, organisasi itu berada dalam posisi yang baik sekali untuk
menggunakan kekuatan internalnya untuk :
37
1. Memanfaatkan peluang eksternal.
2. Mengatasi kelemahan internal.
3. Menghindari ancaman eksternal.
Oleh karena itu, penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk,
integrasi ke belakang, integrasi ke depan, integrasi horisontal, diversifikasi
konglomerat, diversifikasi konsentrik, diversifikasi horisontal, atau strategi kombinasi
dari semua dapat dijalankan, tergantung pada lingkungan spesifik yang dihadapi
perusahaan tersebut.
Konservatif
Vektor arah mungkin terdapat dalam kuadran konservatif (kuadran kiri atas) dari
matriks SPACE, yang menyiratkan tetap dekat pada kompetensi dasar perusahaan dan
jangan mengambil risiko berlebihan. Strategi konservatif yang paling sering digunakan,
termasuk penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk, dan
diversifikasi konsentrik.
Defensif
Vektor arah mungkin terletak di kiri bawah atau kuadran defensif dari matriks SPACE,
yang menyarankan bahwa perusahaan harus memfokuskan pada perbaikan kelemahan
internal dan menghindari ancaman eksternal. Strategi defensive termasuk rasionalisasi,
divestasi, likuidasi, dan diversifikasi konsentrik.
Kompetitif
Akhirnya, vektor arah dapat terlaetak di kanan bawah atau kuadran kompetitif dari
matriks SPACE, yang menunjukkan strategi kompetitif. Strategi kompetitif termasuk
integrasi ke belakang, ke depan, dan horisontal; penetrasi pasar; pengembangan
pasar; pengembangan produk; dan usaha patungan.
38
2.1.3.3 Jenis-jenis Strategi
Integrasi ke Depan (Forward Intergration)
Adalah upaya memiliki atau meningkatkan kendali atas distributor atau pengecer.
Misalnya perusahaan manufaktur membuat situs web untuk menjual produk-produk mereka
secara langsung kepada konsumen atau membuka rental toko -toko rentalnya sendiri.
Enam pedoman untuk menentukan saat yang paling tepat menggunakan strategi
integrasi ke depan , yaitu :
• Ketika para distributor organisasi saat ini sangat mahal, tidak dapat
diandalkan, tidak dapat memenuhi kebutuhan pasokan perusahaan seperti
bahan baku, suku cadang atau komponen.
• Ketika keadaan distributor berkualitas sangat terbatas sehingga memberikan
keunggulan kompetitif bagi perusahaan-perusahaan yang menerapkan
integrasi ke depan.
• Ketika suatu organisasi bersaing dalam industri yang tumbuh dan diharapkan
akan terus tumbuh dengan pesat; ini merupakan salah satu faktor karena
jika industri dasarnya goyah, maka integrasi kedepan hanya akan
mengurangi kemampuan organisasi untuk berdiversifikasi.
• Ketika organisasi mempunyai modal maupun sumberdaya manusia yang
diperlukan untuk mengelola bisnis baru mendistribusikan bisnisnya sendiri.
• Ketika proses produksi sangat stabil; hal ini merupakan pertimbangan karena
organisasi dapat meningkatkan kepastian permintaan untuk produknya
melalui integrasi ke depan.
• Ketika para distributor dan pengecer saat ini mempunyai margin keuntungan
yang tinggi, keadaan ini menunjukkan bahwa perusahaan dapt
39
mendistribusikan produknya sendiri dan memberi harga yang lebih bersaing
dengan melakukan integrasi kedepan.
Integrasi ke Belakang (Backward Integration)
Adalah strategi untuk mencoba memiliki atau meningkatkan control terhadap
perusahaan pemasok. Strategi in sangat tepat digunakan ketika perusahaan pemasok saat ini
tidak dapat diandalkan, terlalu mahal, atau tidak dapat memenuhi kebutuhan mereka.
Tujuh hal yang bisa dijadikan pedoman untuk dapat melakukan strategi integrasi ke
belakang secara efektif, yaitu :
• Ketika para distributor organisasi saat ini sangat mahal, tidak dapat
diandalkan, tidak dapat memenuhi kebutuhan pasokan perusahaan seperti
bahan baku, suku cadang, assembling atau komponen.
• Ketika jumlah pemasok kecil sedangkan jumlah pesaing besar.
• Ketika organisasi berada dalam industri yang tumbuh dengan cepat; ini
merupakan salah satu faktor karena strategi jenis integratif (integrasi ke
depan, ke belakang atau horisontal) mengurangi kemampuan organisasi
untuk berdiversifikasi dalam industri yang sedang merosot.
• Ketika organisasi mempunyai modal dan sumber daya manusia yang
diperlukan untuk mengelola bisnis baru memasok bahan bakunya sendiri.
• Ketika kestabilan harga menjadi sangat penting; hal ini merupakan faktor
karena organisasi dapat menstabilkan biaya bahan baku dan biaya lain yang
terkait dengan produknya dengan melakukan integrasi ke belakang.
• Ketika para pemasok saat ini mempunyai margin keuntungan yang tinggi,
keadaan ini menandakan bahwa bisnis memasok produk atau jasa dalam
industri tertentu merupakan usaha yang menguntungkan.
40
• Ketika suatu organisasi perlu memperoleh sumber daya yang diperlukan
dengan cepat.
Integrasi Horisontal (Horizontal Integration)
Adalah strategi mencoba memiliki atau meningkatkan kendali perusahaan pesaing.
Dewasa ini banyak penggunaan strategi horisontal sebagai strategi pertumbuhan.
Merger, akuisisi, dan pengambilalihan diantara para pesaing dapat mendongkrak skala
ekonomis dan meningkatkan alih sumberdaya serta kompetensi.
Lima hal yang bisa dijadikan pedoman agar dapat melakukan strategi integrasi
horisontal secara efektif, yaitu :
• Ketika suatu organisasi sepertinya memonopoli di suatu kawasan atau
daerah tertentu tanpa dituntut oleh pemerintah karena “sebagian besar”
mengurangi persaingan.
• Ketika organisasi bersaing dalam indutri yang sedang tumbuh.
• Ketika naiknya skala ekonomi menjadi keunggulan kompetitif yang besar.
• Ketika organisasi mempunyai modal maupun sumber daya manusia yang
diperlukan untuk mengelola dengan baik organisasi yang semakin besar.
• Ketika para pesaing mengalami kesulitan karena kurangnya keahlian
manajerial atau memerlukan sumber daya tertentu yang dimiliki organisasi
tersebut; perlu diingat bahwa integrasi horisontal tidak tepat dilakukan jika
para pesaing berkinerja buruk, karena kondisi tersebut keseluruhan
penjualan industri sedang merosot.
41
Penetrasi Pasar (Market Penetration)
Mencari pangsa pasar yang lebih besar untuk produk atau jasa yang sudah ada
sekarang melalui usaha pemasaran yang lebih gencar. Penetrasi pasar dapat terdiri dari
upaya menambah jumlah pramuniaga, menambah belanja iklan, melakukan promosi
penjualan ekstensif atau meningkatkan upaya publisitas.
Lima hal yang bisa dijadikan landasan kapan penetrasi pasar sebaiknya
dilaksanakan, yaitu :
• Ketika pasar saat ini tidak jenuh dengan produk atau jasa tertentu.
• Ketika angka penggunaaan oleh para pelanggan saat ini dapat ditingkatkan
secara signifikan.
• Ketika pangsa pasar para pesaing utama sedang merosot sedangkan total
penjualan indutri sedang meningkat.
• Ketika korelasi antar penjualan dalam dolar dan biaya pemasaran dalam
dolar secara historis tinggi.
• Ketika naiknya skala ekonomi menjadi keunggulan kompetitif yang besar.
Pengembangan Pasar (Market Development)
Memperkenalkan produk atau jasa yang sudah ada kewilayah geografi baru.
Enam hal yang bisa dijadikan patokan kapan strategi pengembangan pasar dapat
diterapkan secara efektif, yaitu :
• Ketika ada saluran-saluran distribusi baru yang dapat diandalkan, murah dan
bermutu baik.
• Ketika organisasi sangat berhasil dalam hal yang dikerjakannya.
• Ketika ada pasar baru yang belum dimanfaatkan dan belum jenuh.
42
• Ketika organisasi mempunyai modal maupun sumber daya manusia yang
diperlukan untuk mengelola operasi yang semakin besar.
• Ketika organisasi mempunyai kapasitas produksi yang berlebih.
• Ketika lingkup industri dasar organisasi menjadi global dengan cepat.
Pengembangan Produk (Poduct Development)
Mencoba meningkatkan penjualan dengan memperbaiki produk atau jasa yang
sudah ada atau mengembangkan produk baru. Pengembangan produk biasanya memerlukan
biaya yang besar untuk penelitian dan pengembangan.
Lima hal yang bisa dijadikan pedoman kapan sebaiknya menerapkan strategi
pengembangan produk secara efektif, yaitu :
• ketika organisasi mempunyai produk sukses yang mencapai tahap
kemantangan dalam daur hidupnya, idenya adalah menarik para pelanggan
yang puas untuk mencoba produk-produk baru (yang lebih baik) karena
mereka memiliki pengalaman positif dengan produk atau jasa organisasi saat
ini.
• Ketika organisasi besaing dalam industri dimana perkembangan teknologi
terjadi sangat cepat.
• Ketika organisasi bersaing dalam industri yang tumbuh cepat.
• Ketika organisasi mempunyai kemampuan penelitian dan pengembangan
yang sangat kuat.
43
Diversifikasi Konsentrik (Concentric Diversification)
Menambah produk atau jasa baru, tetapi masih terkait.
Enam hal yang bisa dijadikan pedoman kapan diversifikasi konsentrik tepat
dilakukan, yaitu :
• Ketika organisasi bersaing dalam industri yang tidak tumbuh atau
pertumbuhannya lambat.
• Ketika menambah produk baru, namun masih terkait, dapat ditawarkan
dengan harga yang sangat bersaing.
• Ketika produk baru, namun masih terkait mempunyai fluktuasi penjualan
musiman yang menyeimbangkan fluktuasi penjualan perusahaan tersebut
saat ini.
• Ketika produk-produk organisasi saat ini dalam tahap daur hidup produk
yang menurun.
• Ketika organisasi mempunyai tim manajemen yang kuat.
Diversifikasi Konglomerat (Conglomerate Diversification)
Menambah produk atau jasa baru, yang tidak terkait, untuk para pelanggan baru.
Enam hal yang bisa dijadikan pedoman kapan strategi diversifikasi konglomerat
dapat diterapkan secara efektif, yaitu :
• Ketika industri dasar organisasi sedang mengalami penjualan dan laba
tahunan yang merosot.
• Ketika organisasi mempunyai modal maupun tenaga manajerial yang
diperlukan untuk bersaing dalam industri baru.
• Ketika organisasi mempunyai peluang untuk membeli bisnis yang tidak
terkait yang merupakan peluang investasi yang menarik.
44
• Ketika ada sinergi finansial antara perusahaan yang diakuisisi dengan
perusahaan yang mengakuisisi, (perbedaan mendasar antara diversifikasi
konsentris dan konglomerat adalah bahwa yang pertama harus didasarkan
atas persamaan pasar, produk, atau teknologi, sedangkan yang terakhir
lebih berlandsan pada pertimbangan-pertimbangan keuntungan).
• Ketika pasar yang ada untuk produk organisasi saat ini telah jenuh.
• Ketika tindakan anti-monopoli (anti trust) dapat dilakukan terhadap
organisasi yang secara historis memusatkan perhatian pada satu industri
saja.
Diversifikasi Horisontal (Horizontal Diversification)
Menambah produk atau jasa baru, tidak terkait untuk pelanggan yang sudah ada.
Risiko strategi ini tidak sebesar diversifikasi konglomerat karena perusahaan pasti sudah
mengenal pelanggan yang sudah ada.
Enam pedoman yang harus diperhatikan bila ingin menerapkan strategi diversifikasi
horisontal secara efektif, yaitu :
• Ketika pendapatan perusahaan yang berasal dari produk atau jasa yang ada
dapat meningkatkan secara signifikan denagn penambahan produk yang
tidak terkait.
• Ketika organisasi bersaing dalam industri yang sangat kompetitif dan tidak
tumbuh, seperti ditunjukan oleh margin keuntungan yang kecil.
• Ketika saluran distribusi organisasi tersebut saat ini dapat digunakan untuk
memasarkan produk-produk baru bagi para pelanggan yang sudah ada.
• Ketika produk-produk baru tersebut mempunyai pola penjualan yang
siklusnya berbeda dengan produk-produk organisasi saat ini.
45
Rasionalisasi Biaya (Retrenchment)
Merestrukturisasi dengan cara mengurangi biaya dan aset agar bisa menignkatkan
penjualan dan keuntungan. Kadang disebut sebagai startegi berbalik (turn around) atau
reorganisasi (reorganization), rasionalisasi biaya dirancang untuk memperkuat kompetensi
pembeda dasar organisasi. Selama proses rasionalisasi biaya, perencana strategi bekerja
dengan sumber daya terbatas dan menghadapi tekanan dari para pemegang saham,
karyawan, dan media. Rasionalisasi biaya mungkin mengharuskan penjualan lahan dan
bangunan untuk menambah uang tunai yang diperlukan, mengurangi lini produk, menutup
bisnis marginal, menutup pabrik yang ketinggalan jaman, mengotomatisasi proses,
mengurangi jumlah karyawan dan melaksanakan sistem pengendalian biaya.
Lima hal yang bisa dijadikan pedoman bila hendak menerapkan strategi rasinalisasi
biaya, yaitu :
• Ketika suatu organsisasi mempunyai kompetensi pembeda yang jelas,
namun gagal untuk mencapai maksud dan tujuannya secara konsisten dari
waktu ke waktu.
• Ketika suatu organisasi adalah pesaing yang lebih lemah dalam seuatu
industri tertentu.
• Ketika suatu organisasi dipusingkan oleh ketidakefisienan, keuntungan yang
rendah, moral karyawan yang rendah, dan tekanan dari para pemegang
saham untuk memperbaiki kinerja.
• Ketika suatu organisasi telah gagal memanfaatkan peluang eksternal,
meminimalkan ancaman eksternal, mengambil manfaat dari kekuatan
internal, dan mengatasi kelemahan internal dari waktu ke waktu; yaitu jika
para manajer strategis perusahaan telah gagal (dan mungkin akan diganti
oleh orang-orang yang lebih kompeten).
46
• Ketika suatu organisasi telah tumbuh begitu besar dan begitu cepat sehingga
perlu ada restrukturisasi internal besar-besaran.
Divestasi (Divestiture)
Menjual suatu divisi atau bagian dari suatu organisasi. Divestasi sering digunakan
untuk meningkatkan modal yang selanjutnya akan digunakan untuk akuisisi atau investasi
lebih lanjut. Divestasi dapat menjadi bagian dari strategi rasionalisasi biaya menyeluruh
untuk melepaskan organisasi dari bisnis yang tidak menguntungkan, yang memerlukan
modal terlalu besar, atau tidak cocok dengan aktivitas lainnya.
Enam hal yang bisa dijadikan pedoman kpaan strategi divestasi dapat diterapkan
secara efektif, yaitu :
• Ketika suatu organisasi telah menjalankan strategi rasionalisasi biaya namun
tidak berhasil mencapai target perbaikan yang ditetapkan.
• Ketika suatu divisi membutuhkan sumber daya yang lebih banyak agar bisa
bersaing, namun diluar kemampuan perusahaan untuk menyediakan sumber
daya tersebut.
• Ketika suatu divisi menjadi penyebab buruknya kinerja suatu perusahaan
secara keseluruhan.
• Ketika suatu divisi tidak cocok denagn bagian lainnnya dalam organisasi; hal
ini dapat disebabkan oleh perbedaan pasar, pelanggan, manajer, karyawan,
nilai-nilai, atau kebutuhan yang radikal dengan bagian lainnya dalam
organisasi.
• Ketika sejumlah besar dana tunai dibutuhkan dengan cepat dan tidak dapat
diperoleh secara wajar dari sumber-sumber lainnya.
47
• Ketika undang-undang anti monopoli (anti trust) mengancam suatu
organisasi.
Likuidasi (Liquidation)
Menjual semua aset sebuah perusahaan secara bertahap sesuai dengan nilainya
yang terlihat.
Tiga hal yang bisa dijadikan pedoman bila ingin menerapkan strategi likuidasi secara
efektif, yaitu :
• Ketika suatu organisasi telah menjalankan strategi rasionalisasi biaya dan
divestasi, namun tidak satupun yang berhasil.
• Ketika satu-satunya alternatif untuk organisasi hanya kepailitan; likuidasi
merupakan cara yang teratur dan terencana untuk memperoleh uang tunai
sebanyak mungkin dengan menjual aset-aset organisasi. Sebuah perusahaan
dapat secara sah menyatakan kepailitan dahulu, kemudian melikuidasi
berbagai divisi untuk mengumpulkan modal yang diperlukan.
• Ketika para pemegang saham dari suatu perusahaan dapat meminimalkan
kerugian mereka dengan menjual aset-aset organisasi.
2.1.4 Lingkungan Bersaing (Eksternal)
Analisis lingkungan eksternal bertujuan untuk mengetahui ancaman dan peluang.
Ancaman adalah suatu kondisi dalam lingkungan umum yang dapat menghambat usaha-
usaha perusahaan untuk mencapai daya saing strategis. Sedangkan peluang adalah kondisi
dalam lingkungan umum yang dapat membantu perusahaan mencapai daya saing strategis.
48
Proses yang dilakukan secara kontinyu untuk melakukan analisis lingkungan eksternal adalah
dengan melakukan pemindaian (scanning), pengawasan (monitoring), peramalan
(forecasting), dan penilaian (assessing).
Pemindaian
Melalui pemindaian perusahaan mengidentifikasi tanda-tanda awal dari perubahan
potensial dalam lingkungan umum, dan mendeteksi perubahan-perubahan yang sedang
terjadi. Pemindaian lingkungan merupakan hal penting dan menentukan bagi perusahaan-
perusahaan yang bersaing dalam lingkungan yang sangat tidak stabil.
Pengawasan
Melalui pengawasan perusahaan mendeteksi perubahan dan trend-trend lingkungan
melalui pengawasan yang berkelanjutan. Kritikal bagi pengawasan yang berhasil adalah
kemampuan untuk mendeteksi makna dalam peristiwa-peristiwa lingkungan yang berbeda.
Peramalan
Pada peramalan, analis mengembangkan proyek-proyek yang layak tentang apa
yang mungkin terjadi, dan seberapa cepat, perubahan-perubahan dan trend-trend itu
dideteksi melalui pemindaian dan pengawasan.
Penilaian
Tujuan penilaian adalah untuk menentukan waktu dan signifikansi efek-efek dari
perubahan perubahan dan trend-trend lingkungan terhadap manajemen strategis suatu
perusahaan. Selangkah lebih maju tujuan penilaian adalah untuk menspesifikasi implikasi
49
pemahaman tersebut pada organisasi. Tanpa penilaian perusahaan dibiarkan dengan data-
data yang menarik, tapi tidak diketahui relevansi kompetitifnya.
2.1.4.1 Definisi Lima Kekuatan Porter
Analisis persaingan model 5 kekuatan Porter merupakan pendekatan yang banyak
dipakai untuk mengembangkan strategi oelh banyak industri. Menurut Porter, sifat
persaingan dalam suatu industri dapat dilihat dari suatu gabungan dari lima kekuatan berikut
:
1. Perseteruan di antara perusahaan yang saling bersaing.
Kekuatan ini paling berpengaruh dibandingkan dengan empat kekuatan lainnya. Strategi
yang dijalankan oleh suatu perusahaan dapat berhasil hanya jila strategi itu memiliki
keunggulan kompetitif dibandingkan dengan strategi yang dijalankan oleh perusahaan
pesaing. Intensitas persaingan di antara perusahaan yang bersaing cenderung meningkat
ketika :
• Jumlah pesaing bertambah.
• Persusahaan yang bersaing menjadi setara besarnya dan kemampuannya.
• Permintaan produk industri menurun.
• Potongan harga menjadi biasa.
• Konsumen dapat dengan mudah berganti merek.
• Hambatan untuk meninggalkan pasar tinggi.
• Biaya tetap tinggi.
• Produk mudah rusak.
• Perusahaan pesaing memiliki strategi, asal, dan budaya yang berbeda.
• Merger dan akuisisi biasa terjadi dalam industri.
50
• Persaingan di antara perusahaan meningkat, laba industri menurun, dan dalam
beberapa kasusu sampai industri tersebut menjadi tidak menarik.
2. Potensi masuknya pesaing baru.
Ketika perusahaan baru dapat dengan mudah masuk ke industri tertentu, sudah pasti
intensitas persaingan diantara perusahaan meningkat. Hambatan-hambatan terhadap
masuknya pesaing baru bisa berupa :
• Pentingnya memperoleh skala ekonomi dengan cepat.
• Pentingnya memperoleh teknologi dan pengetahuan khusus.
• Kurangnya pengalaman.
• Kuatnya loyalitas pelanggan.
• Fanatisme terhadapa merek tertentu.
• Persyaratan modal yang besar.
• Kurangnya salauran distribusi yang memadai.
• Kebijakan peraturan pemerintah.
• Tarif.
• Kurangnya akses bahan baku.
• Kepemilikan paten.
• Lokasi yang tidak menguntungkan.
• Serangan balik oleh perusahaan yang bertahan.
• Potensi kejenuhan pasar.
Walaupun banyak hambatan, perusahaan baru kadang-kadang masuk ke dalam industri
dengan produk yang lebih tinggi mutunya, harga yang lebih rendah, dan tenaga
pemasaran yang banyak.
51
3. Potensi pengembangan produk pengganti.
Dalam berbagai, industri, perusahaan bersaing ketat dengan produsen produk pengganti.
Tekanan persaingan akibat adanya produk pengganti semakin bertambah ketika harga
produk pengganti relatif lebih murah dan biaya konsumen untuk beralih ke produk pun
rendah. Kekuatan kompetitif produk pengganti paling mudah diukur dari seberapa besar
pangsa pasar yang direbutnya dan rencana perusahaan produk pengganti tersebut untuk
meningkatkan kapasitas serta kompetensi pasar.
4. Kekuatan tawar pemasok.
Kekuatan tawar pemasok mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri,
yaitu ketika :
• Jumlah pemasok.
• Hanya ada sedikit bahan baku pengganti yang baik.
• Biaya mengganti bahan baku sangat seidkit.
• Produk pemasok sangat penting.
Perusahaan mungkin menjalankan strategi integrasi ke belakang agar bisa
mengendalikan pemasok atau menarik modal yang diberikan kepada pemasok. Strategi ini
sangat efektif ketika pemasok tidak dapat diandalkan, biaya terlalu tinggi, atau tidak mampu
memenuhi kebutuhan perusahaan secara konsisten.
5. Kekuatan tawar konsumen.
Kekuatan tawar konsumen akan menjadi lebih besar ketika :
• Pelanggan terkonsentrasi atau jumlahnya lebih besar.
• Membeli dalam jumlah besar.
52
• Produk yang dibeli bersifat standar atau tidak berbeda. Konsumen sering
melakukan negosiasi atau menekan harga jual, jaminan dan paket aksesori
sampai tingkat tertentu.
Gambar 2.3 Model Lima Kekuatan Bersaing
Sumber : Fred.R David (2004, p145)
Perseteruan di antara perusahaan yang saling bersaing.
Potensi masuknya
pesaing baru.
Kekuatan tawar
pemasok.
Potensi pengembangan produk
pengganti.
Kekuatan tawar
konsumen.
53
2.2 Kerangka Pemikiran
Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran
Penanggulangan Risiko
Tingkat Penjualan
Meningkatkan Permintaan
Inovasi Lingkungan Bersaing
Pengukuran Risiko
Menekan Biaya
Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis Lingkungan Internal
Frekuensi Kerugian
Kegawatan Kerugian