penerapanmodelpembelajarankooperatiftipe ... · sekolah sma srijaya negara merupakan salah satu sma...

11
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA KELAS XI IPA 3 SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG Gilang Herjuna, Sanjaya , Andi Suharman Universitas Sriwijaya, Jln. Raya Palembang-Prabumulih Indralaya Ogan Ilir 30662 e-mail: [email protected] Abstract: Application Of Lead Type Cooperative Learning Model (Student Teams Achievement Division) To Increase Understanding Chemical Concept Student Class XI IPA 3 SMA Srijaya Palembang. This classroom action research aims to improve students' understanding of chemical concepts through the application of Cooperative Learning Model STAD (Student Teams Achievement Division) in class XI IPA 3 SMA Srijaya Negara Palembang on acid-base material. Research carried out in three cycles, each cycle consisting of two meetings. Application of Model Student Teams Achievement Division in class XI IPA 3 SMA Srijaya Negara Palembang can improve students understanding of chemical concepts. Improved understanding of the concept of students can be seen from the increasing value of gain of the first cycle of 0,369 into 0,506 second cycle and the third cycle increased to 0,719. From these results we concluded that the Model Student Teams Achievement Division can improve students understanding of chemical concepts. Abstrak: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad (Student Teams Achievement Division) Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Kimia Siswa Kelas XI IPA 3 SMA Srijaya Negara Palembang. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep kimia siswa melalui penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) di kelas XI IPA 3 SMA Srijaya Negara Palembang pada materi asam-basa. Penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus, masing-masing siklus terdiri dari dua pertemuan. Penerapan Model Student Teams Achievment Division dikelas XI IPA 3 SMA Srijaya Negara Palembang dapat meningkatkan pemahaman konsep kimia siswa. Peningkatan pemahaman konsep siswa terlihat dari makin meningkatnya nilai Gain dari siklus I sebesar 0,369 menjadi 0,506 siklus II dan pada siklus III meningkat menjadi 0,719. Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa Model Student Teams Achievment Division dapat meningkatkan pemahaman konsep kimia siswa. Kata kunci: Penelitian Tindakan Kelas, Model Student Teams Achievment Division (STAD), Pemahaman Konsep. Materi pelajaran kimia di SMA banyak berisi tentang konsep-konsep yang cukup sulit untuk dipahami siswa, karena menyangkut reaksi-reaksi kimia dan hitung- hitungan serta menyangkut konsep-konsep yang bersifat abstrak yang berjenjang mulai dari konsep paling sederhana menuju konsep yang lebih kompleks lagi. Menurut Hamalik (2011 : 166) konsep dalam sains merupakan konsep yang berjenjang dari yang sederhana ke konsep yang lebih tinggi tingkatannya. Dalam memahami konsep yang lebih tinggi diperlukan pemahaman yang benar terhadap konsep yang membangun konsep tersebut. Pemahaman terhadap konsep-konsep yang baik akan mempermudah siswa untuk mencapai krtiteria ketuntasan minimum (KKM) yang ditetapkan disekolah. Setiap sekolah menerapkan nilai KKM berbeda sesuai dengan akreditasi sekolah tersebut. 152 JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA : KAJIAN HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA, VOLUME 4, NOMOR 2, 2017

Upload: others

Post on 30-Oct-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPANMODELPEMBELAJARANKOOPERATIFTIPE ... · Sekolah SMA Srijaya Negara merupakan salah satu SMA yang berada di Kota Palembang.Kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang di terapkan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPESTAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIASISWA KELAS XI IPA 3 SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG

Gilang Herjuna, Sanjaya, Andi SuharmanUniversitas Sriwijaya,

Jln. Raya Palembang-Prabumulih Indralaya Ogan Ilir 30662e-mail: [email protected]

Abstract: Application Of Lead Type Cooperative Learning Model (Student TeamsAchievement Division) To Increase Understanding Chemical Concept Student Class XIIPA 3 SMA Srijaya Palembang. This classroom action research aims to improve students'understanding of chemical concepts through the application of Cooperative Learning ModelSTAD (Student Teams Achievement Division) in class XI IPA 3 SMA Srijaya NegaraPalembang on acid-base material. Research carried out in three cycles, each cycle consistingof two meetings. Application of Model Student Teams Achievement Division in class XI IPA 3SMA Srijaya Negara Palembang can improve students understanding of chemical concepts.Improved understanding of the concept of students can be seen from the increasing value ofgain of the first cycle of 0,369 into 0,506 second cycle and the third cycle increased to 0,719.From these results we concluded that the Model Student Teams Achievement Division canimprove students understanding of chemical concepts.

Abstrak: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad (Student TeamsAchievement Division) Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Kimia Siswa Kelas XIIPA 3 SMA Srijaya Negara Palembang. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untukmeningkatkan pemahaman konsep kimia siswa melalui penerapan Model PembelajaranKooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) di kelas XI IPA 3 SMASrijaya Negara Palembang pada materi asam-basa. Penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus,masing-masing siklus terdiri dari dua pertemuan. Penerapan Model Student TeamsAchievment Division dikelas XI IPA 3 SMA Srijaya Negara Palembang dapat meningkatkanpemahaman konsep kimia siswa. Peningkatan pemahaman konsep siswa terlihat dari makinmeningkatnya nilai Gain dari siklus I sebesar 0,369 menjadi 0,506 siklus II dan pada siklusIII meningkat menjadi 0,719. Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa Model Student TeamsAchievment Division dapat meningkatkan pemahaman konsep kimia siswa.

Kata kunci: Penelitian Tindakan Kelas, Model Student Teams Achievment Division (STAD),Pemahaman Konsep.

Materi pelajaran kimia di SMA banyakberisi tentang konsep-konsep yang cukupsulit untuk dipahami siswa, karenamenyangkut reaksi-reaksi kimia dan hitung-hitungan serta menyangkut konsep-konsepyang bersifat abstrak yang berjenjang mulaidari konsep paling sederhana menuju konsepyang lebih kompleks lagi. Menurut Hamalik(2011 : 166) konsep dalam sains merupakankonsep yang berjenjang dari yang sederhana

ke konsep yang lebih tinggi tingkatannya.Dalam memahami konsep yang lebih tinggidiperlukan pemahaman yang benar terhadapkonsep yang membangun konsep tersebut.Pemahaman terhadap konsep-konsep yangbaik akan mempermudah siswa untukmencapai krtiteria ketuntasan minimum(KKM) yang ditetapkan disekolah. Setiapsekolah menerapkan nilai KKM berbedasesuai dengan akreditasi sekolah tersebut.

152

JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA : KAJIAN HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA,VOLUME 4, NOMOR 2, 2017

Page 2: PENERAPANMODELPEMBELAJARANKOOPERATIFTIPE ... · Sekolah SMA Srijaya Negara merupakan salah satu SMA yang berada di Kota Palembang.Kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang di terapkan

Sekolah SMA Srijaya Negaramerupakan salah satu SMA yang berada diKota Palembang.Kriteria ketuntasanminimum (KKM) yang di terapkan disekolah ini ialah 75. Kriteria ketuntasanminimum dikatakan berhasil apabila rata-ratanilai hasil ujian siswa mencapai nilai ≥ 85%.Berdasarkan data hasil ulangan harian siswayang diperoleh dari guru kimia SMA SrijayaNegara, didapat bahwa hasil belajar siswakelas XI IPA 3 di SMA Srijaya Negara masihrendah. Nilai rata-rata untuk ulangan harianyang telah dilakukan yaitu 65,61 denganpresentase ketuntasan hasil belajar siswasebesar 53,84 %. Padahal seharusnyapersentase ketuntasan hasil belajar siswa ≥85% agar bisa di katakan prosespembelajaran telah berhasil dilakukan.Ketidak tercapaian hasil belajar siswamembuktikan adanya masalah dalam prosespembelajaran. Ternyata rendahnya hasilbelajar siswa ini disebabkan karena siswakurang memahami konsep kimia yangdiajarkan oleh guru dikelas. Kurangnyapemahaman konsep ini dapat dilihat darihasil angket yang diberikan kepada 39 kelasXI IPA 3 SMA Srijaya Negara bahwa76,92% siswa merasa kesulitan mengerjakansoal apabila soal yang diberikan tidak samadengan soal karena hanya menghafal dantidak memahami konsep materi yangdiajarkan.

Berdasarkan hasil wawancara sertaangket yang dibagikan kepada 39 siswa kelasXI IPA 3 SMA Srijaya Negara, sebesar76,92% menyatakan bahwa penyebabrendahnya pemahaman siswa terhadapkonsep kimia dikarenakan kegiatanpembelajaran masih berpusat pada guru yangmenyebabkan siswa cenderung pasif dankurang terlibat secara aktif dalam prosespembelajaran. Siswa juga hanya sesekalidiberi pengalaman secara langsung sepertibelajar dalam kelompok kecil dan praktikum,padahal siswa di kelas XI IPA 3 mempunyaiminat yang besar untuk belajar secara

kelompok dan melaksanakan praktikumsederhana, hal ini terlihat ketika mahasiswamelaksanakan P4 dikelas tersebut danmengajak siswa untuk belajar secarakelompok di laboratorium, siswa terlihatantusias dan aktif dalam proses pembelajaran.Berdasarkan data angket yang telahdibagikan sebesar 79,48% siswa lebihmenginginkan proses pembelajaran dalambentuk diskusi antar kelompok, hal ini akanmembantu siswa lebih aktif, dan tidak maluuntuk bertanya kepada temannya apabilabelum mengerti materi yang sedang dipelajari.

Berdasarkan permasalahan diatas dapatdisimpulkan bahwa penyebab rendahnyaaktivitas, minat, dan hasil belajar kimia siswaserta pemahaman siswa terhadap konsepmateri kimia disebabkan oleh beberapa faktorantara lain: (1) Penyampaian materi kimiaoleh guru dengan metode ceramah, siswahanya menerima informasi dan kurangterlibat aktif dalam proses pembelajaran; (2)Siswa tidak pernah diberi pengalamanlangsung (praktikum) dalam mengamatisuatu reaksi kimia, sehingga siswamenganggap materi pelajaran kimia adalahabstrak dan sulit dipahami; (3) Siswamenginginkan proses pembelajaran dalambentuk kelompok, dari hasil observasi diskusiyang selama ini dilakukan kurang menarikperhatian siswa karena hanya bersifat teoritis,serta kurangnya apresiasi kepada kelompokyang mendapat nilai tertinggi. Untukmeningkatkan minat dan motivasi belajarkimia siswa, guru perlu melakukan upayapeningkatan kualitas pembelajaran melaluikegiatan yang kreatif dan inovatif.

Sebagai pendidik yang terlibat secaralangsung dalam proses pembelajaran, gurumemegang peran penting dalam upayameningkatkan prestasi siswa danmewujudkan tujuan pendidikan melaluikegiatan yang inovatif. Untuk mewujudkantujuan pendidikan perlu adanya upaya-upayadalam menyelenggarakan pendidikan, seperti

153

JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA : KAJIAN HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA,VOLUME 4, NOMOR 2, 2017

Page 3: PENERAPANMODELPEMBELAJARANKOOPERATIFTIPE ... · Sekolah SMA Srijaya Negara merupakan salah satu SMA yang berada di Kota Palembang.Kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang di terapkan

peningkatan interaksi timbal balik antarasiswa dan guru, ataupun interaksi antara satusiswa dengan siswa lain. Guru hendaknyamenggunakan berbagai variasi dalam prosesbelajar mengajar, satu proses yang monotonsaja akan tidak hidup, siswa menjadi pasif,sehingga keberanian tidak berkembang. Olehsebab itu, diperlukan suatu usaha untukmengoptimalkan pembelajaran kimia di kelasdengan menerapkan pendekatan dan metodeyang tepat. Salah satu model pembelajaranyang dapat mengaktifkan siswa adalahpembelajaran kooperatif. Pembelajarankooperatif merujuk pada berbagai macammetode pengajaran dimana para siswabekerja dalam kelompok-kelompok keciluntuk saling membantu satu sama lainnyadalam mempelajari materi pelajaran(Shoimin, 2014).

Pembelajaran Kooperatif terbagimenjadi berbagai model pembelajaran,diantaranya yaitu STAD (Student TeamsAchievement Division), dan CooperativeScript, selain model pembelajaran kooperatiftersebut, dapat pula menggunakan modelpembelajaran CTL (Contextual Teaching AndLearning). Ketiga metode pembelajarantersebut merujuk pada pembelajaran secarakelompok untuk meningkatkan pemahamansiswa terhadap konsep-konsep kimia yang dipelajari, akan tetapi pada metode CTL(Contextual Teaching And Learning)mempunyai beberapa kelemahan yaitu dalampenerapannya pembelajaran konteksualmerupakan pembelajaran yang kompleks dansulit dilaksanakan dalam kontekspembelajaran, selain itu juga membutuhkanwaktu yang lama dan mengharuskan siswaberfikir kritis dan mempunyai wawasan yangtinggi sedangkan Model Cooperative Scriptmemiliki kekurangan diantaranya metode inihanya dapat digunakan pada materi kimiatertentu, dan hanya melibatkan dua orang saja.Dapat disimpulkan bahwa Metode CTL danCooperative Script tidak sesuai diterapakanuntuk memecahkan permasalahan di kelas XI

IPA 3. Salah satu metode mengajar yangtepat untuk dapat diterapkan dalam prosesbelajar mengajar untuk mengatasipermasalahan yang ada dikelas XI IPA 3SMA Srijaya Negara Palembang adalahdengan menerapkan metode STAD (StudentTeams Achievement Division).

Menurut Slavin dalam Shoimin (2014)pada metode ini terdapat beberapa tahap yangharus dilalui selama proses pembelajaran.Tahap awal, siswa belajar dalam suatukelompok dan diberikan suatu materi yangdirancang sebelumnya oleh guru.Setelah itusiswa melakukan presentasi kelasmempresentasikan hasil diskusinya dalamkelompok. Setelah melakukan presentasi,siswa diuji kemampuannya dengandiberikannya soal kuis yang menyangkutpada apa yang telah didiskusikan dandipresentasikan dalam kelompoknya tadi.Pembelajaran kooperatif tipe STAD jugamembuat siswa aktif mencari penyelesaianmasalah dan mengkomunikasikanpengetahuan yang dimilikinya kepada oranglain, sehingga masing-masing siswa lebihmenguasai materi. Dalam pembelajaran tipeSTAD, guru berkeliling untuk membimbingsiswa saat belajar kelompok.Hal inimemungkinkan siswa untuk berinteraksidengan guru.Dengan mendekati siswa,diharapkan tidak ada ketakutan bagi siswauntuk bertanya atau berpendapat kepada guru.

Penelitian menggunakan metodeSTAD pernah dilakukan oleh Maryati (2013)dengan hasil penelitian bahwa pendekatanSTAD dalam pembelajaran kimia dapatmeningkatkan pemahaman konsep siswapada mata pelajaran kimia di MAN Klantendengan persentase pemahman konsep siswadengan metode STAD adalah 73,95% denganpredikat sangat memuaskan. Hasil penelitianlain juga dilakukan oleh Puspani (2013)bahwa model STAD dapat meningkatkanpemahaman konsep siswa di kelas VII SMPN12 Balikpapan. Berdasarkan uraian di atas,model STAD dapat digunakan untuk

154

JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA : KAJIAN HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA,VOLUME 4, NOMOR 2, 2017

Page 4: PENERAPANMODELPEMBELAJARANKOOPERATIFTIPE ... · Sekolah SMA Srijaya Negara merupakan salah satu SMA yang berada di Kota Palembang.Kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang di terapkan

meningkatkan konsep kimia siswa, untukmenyelesaikan masalah dalam pembelajaranmaka dilakukan penelitian denganjudul ”Penerapan Model PembelajaranKooperatif Tipe STAD (Student TeamsAchievement Division) Untuk MeningkatkanPemahaman Konsep dan Hasil Belajar SiswaKelas XI IPA 3 SMA Srijaya NegaraPalembang”.

METODE PENELITIANPengambilan data telah dilaksanakan

pada tanggal 23 Januari 2015/2016 sampaidengan 13 Februari 2015/2016 di SMASrijaya Negara Palembang pada Semester II(Genap).

Prosedur yang digunakan adalahPenelitian Tindakan Kelas (PTK). Peneltianini terdiri dari 3 siklus, tiap siklus terdiri dari4 tahapan yaitu perencanaan (planning),pelaksanaan (acting), observasi (observing)dan refleksi (reflecting).Tahap Perencanaan

Langkah-langkah dalam tahapankegiatan perencanaan secara rinci sebagaiberikut:1. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP)2. Menyiapkan Lembar Observasi Tindakan3. Menyiapkan Lembar Kerja Peserta Didik

(LKPD)4. Menyiapkan instrumen untuk mengukur

pemahaman konsep kimia siswaTahap Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini dilaksanakan Prosesbelajar mengajar sesuai dengan perencanaanyang telah disiapkan. Pelaksanaan tindakanini terdiri dari beberapa kegiatan yaknikegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatanakhir. Adapun rincian dari kegiatan-kegiatantersebut yakni:Kegiatan Awal1. Salam pembuka2. Memeriksa kehadiran siswa3. Guru mengkondisikan siswa agar siap

mengikuti pelajaran

4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaranyang akan dipelajari.

Kegiatan Inti- Eksplorasi1. Guru menyampaikan materi

pembelajaran yang akan di pelajarisecara ringkas

2. Guru membagi siswa menjadi 8kelompok yang masing – masing didalamnya terdiri dari 4 – 5 orang dandiberi nama kelompok 1 sampai dengankelompok 8

3. Guru memberikan soal pretest untukmengukur kemampuan siswa

4. Guru membagikan LKPD pada masing-masing kelompok

5. Guru menjelaskan petunjukmengerjakan LKPD dalam kelompokyaitu: membagi tugas dalam kelompokhingga setiap anggota memahamikonsep yang di pelajarinya untukmenghadapi kuis

- Elaborasi1. Guru membimbing dan mengontrol

kegiatan diskusi yang dilakukan siswaapakah sudah dilakukan dengan benaratau belum.

2. Guru meminta perwakilan dari masing-masing kelompok untukmempresentasikan hasil pengamatandidepan kelas.

3. Guru memberikan kesempatan kepadasiswa untuk bertanya apabila siswabelum mengerti materi yang di pelajari

- Konfirmasi1. Guru menanggapi hasil presentasi siswa

dan memberikan informasi sebenarnyamateri yang di pelajari.

2. Guru memberikan kuis (posttest) yangdikerjakan secara individu. Skor yangdidapatkan akan digunakan untukpenilaian skor tim mereka.

3. Guru membahas pertanyaan kuis danmeminta siswa untuk mengoreksijawaban kuis dari teman mereka

155

JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA : KAJIAN HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA,VOLUME 4, NOMOR 2, 2017

Page 5: PENERAPANMODELPEMBELAJARANKOOPERATIFTIPE ... · Sekolah SMA Srijaya Negara merupakan salah satu SMA yang berada di Kota Palembang.Kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang di terapkan

4. Guru meminta siswa untuk menghitungperolehan skor kuis yang diperolehteman yang mereka koreksi

5. Guru meminta siswa untuk menuliskanhasil skor yang mereka peroleh padakartu kelompok

6. Guru memberikan penghargaan padakelompok dengan skor terbaik

Kegiatan Akhir1. guru membimbing siswa untuk menarik

kesimpulan dari hasil pembelajaran yangtelah dilaksanakan

2. Siswa diberi tugas mandiri danmembaca literatur untuk materiselanjutnya

Tahap ObservasiPada tahap ini dilaksanakan pengamatan

terhadap proses yang terjadi dalam tindakanpembelajaran dengaan menggunakan lembarobservasi aktivitas siswa, aktivitas guru dantindakan sesuai sintaks untuk mengamatiketerlaksanaan model STAD. Hal inidilakukan agar penelitian dapat mengetahuikesulitan siswa dalam mengikuti prosesbelajar mengajar dikelas denganmenggunakan model STAD. Begitupundengan kelemahan-kelemahan yang terdapatpada proses belajar mengajar agar biasdiperbaikipada siklus berikutnya.Tahap Refleksi

Setelah melakukan observasi terhadaptindakan dan evaluasi dari hasil belajardilakukan tahap refleksi. Pada tahap ini datayang diperoleh kemudian di analisis. Hasilanalisis direfleksi sehingga diketahuikelemahan-kelemahan pada tindakan yangtelah dilakukan. Kemudian ditentukanlangkah-langkah perbaikan untuk siklusselanjutnya. Demikian pada siklus II sampaisiswa memperoleh nilai gain ≥ 0,7 danketuntasan hasil belajar klasikal lebih besardari 85%.TEKNIK PENGUMPULAN DATATes Pemahaman Konsep

Pemahaman konsep dapat diukurdengan instrument pengukuran berupa test.Dalam penelitian ini berupa tes pilihan gandadengan alasan tertutup. Tes pilihan gandadengan alasan tertutup adalah suatu cara yangditempuh antara lain dengan mengontrolsuatu item menggunakan suatu item laindimana kedua item tersebut mempersoalkanhal yang sama atau mengontrol melaluipilihan beralasan. Dengan cara ini siswadiangap benar atau bisa mengerjakan soaljika pilihan dan alasannya benar (Saputra,2011 : 23).Teknik Analisa DataAnalisa data tes Pemahaman Konsep KimiaSiswa.Pengukuran kemampuan pemahaman konsepkimia siswa dilakukan dengan tes berbentukpilihan ganda beralasan, dengan pedomanpenskoran sebagai berikut:I. Jawaban siswa termasuk dalam kategori

memahami bila:1) Jawaban benar, penjelasan

menunjukkan bahwa konsep yangdipahami sudah benar.

2) Jawaban benar, namun penjelasanjawaban menunjukkan hanya sebagiankonsep yang dipahami dan tidakmenunjukkan miskonsepsi.

II. Jawaban siswa termasuk dalam kategoritidak memahami bila:

1) Jawaban benar, namun tidakmemberikan penjelasan atas jawabantersebut

2) Menjawab tetapi tidak berhubungandengan pertanyan atau tidak jelas

3) Jawaban benar, namun penjelasan atasjawaban tidak berhubungan denganpertanyaan.

(Saputra, 2011 : 28)

a. Untuk menghitung nilai tes tertulis siswadigunakan rumus:

Nilai =skor yang diperoleh siswaskor maksimal

x 100(Modifikasi Morissan, 2012 : 249)

156

JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA : KAJIAN HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA,VOLUME 4, NOMOR 2, 2017

Page 6: PENERAPANMODELPEMBELAJARANKOOPERATIFTIPE ... · Sekolah SMA Srijaya Negara merupakan salah satu SMA yang berada di Kota Palembang.Kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang di terapkan

b. Untuk nilai rata-rata hasil belajar siswadigunakan rumus:

�� =���

(Modifikasi Morissan, 2012 : 249)Keterangan:�� = Nilai rata-rata awal�� = Jumlah semua nilai siswaN = Jumlah siswa

c. Menghitung nilai gain<g> = �纘m� �纘�m

�筸筸� �纘�mKeterangan:Sf = Rata-rata tes akhirSi = Rata-rata tes awal

(Hake, 2000)

HASIL DAN PEMBAHASANHasil Belajar Siswa Sebelum Tindakan (T0)

Data hasil belajar siswa sebelumtindakan diambil dari skor hasil ulanganharian siswa pada materi KesetimbanganKimia. Nilai rata-rata hasil belajar 65,61dengan presentase ketuntasan hail belajarsiswa 53,84%.

Hasil Belajar Siswa Setelah Tindakan(T1,T2, T3)

Peningkatan kemampuan pemahamankonsep kimia siswa dapat dilihat melalui nilaigain, rata-rata hasil belajar dan ketuntasanbelajar siswa. Rekapitulasi data pemahamankonsep siswa sebelum tindakan (T0), siklus I(T1), siklus II (T2), dan siklus III (T3) dapatdilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 1. Rekapitulasi Pemahaman Konsep

Siswa T0, T1, T2, T3.

Siklus(T)

Nilai Gain KategoriNilai Gain

T0 - -T1 0,369 RENDAHT2 0,506 SEDANGT3 0,719 TINGGI

Berdasarkan data pemahaman konsepdiatas, nilai gain meningkat seiring denganrata-rata hasil belajar siswa, pada siklus I (T1)menunjukan nilai gain sebesar 0,369meningkat pada siklus II (T2) sebesar 0.506dan kembali meningkat menjadi 0,719 padasiklus III (T3). Peningkatan nilai gainsebelum tindakan (T0), siklus I (T1), siklus II(T2), siklus III (T3) akan terlihat jelas melaluigrafik pada gambar dibawah ini:Gambar 1. Peningkatan PemahamanKonsep (Gain)

Berdasarkan data pemahaman konsepkimia siswa setelah diberikan tindakan STADpada siklus I (T1), siklus II (T2), siklus III (T3)terjadi peningkatan pemahaman konsepkimia yang di tandai dengan peningkatannilai gain siswa. Selain data pemahamankonsep diperoleh juga nilai rata-rata hasilbelajar siswa untuk mengukur ketercapaianklasikal siswa. Rekapitulasi data rata-ratahasil belajar siswa sebelum tindakan (T0),siklus I (T1), siklus II (T2), dan siklus III (T3)dapat dilihat pada tabel dibawah ini.Tabel 2. Rekapitulasi Data Rata-rata dan

Ketuntasan Hasil Belajar

Siklus(T)

Rata-rataHasilBelajar

KetuntasanHasil

Belajar (%)

T0 65,61 53,84T1 65,77 43,73T2 78,66 75,64T3 88,58 96,15

Rata-rata hasil belajar siswa sebelumdiberikan tindakan (T0) sebesar 65,61meningkat menjadi 65,77 pada siklus I (T1),pada siklus II (T2) meningkat menjadi 78,66,dan pada siklus III (T3) meningkat menjadi

157

JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA : KAJIAN HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA,VOLUME 4, NOMOR 2, 2017

Page 7: PENERAPANMODELPEMBELAJARANKOOPERATIFTIPE ... · Sekolah SMA Srijaya Negara merupakan salah satu SMA yang berada di Kota Palembang.Kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang di terapkan

88,58. Persentase ketuntasan hasil belajarsiswa tidak meningkat seiring dengan rata-rata hasil belajar siswa, hal ini dilihat padasiklus I dengan presentase ketuntasan belajarmenurun menjadi 43,73% dari rata-rata hasilbelajar sebelum tindakan (T0) sebesar53,84%, akan tetapi presentase ketuntasanhasil belajar siswa kembali meningkatmenjadi 75,64% pada siklus II (T2), dan padasiklus III (T3) meningkat menjadi 96,15%yang berarti telah mencapai ketuntasanklasikal yaitu ≥ 85%, sehingga tindakandihentikan pada siklus III.

Peningkatan rata-rata hasil belajardengan ketuntasan hasil belajar sebelumtindakan (T0), siklus I (T1), siklus II (T2),siklus III (T3) akan terlihat jelas melaluigrafik pada gambar dibawah ini:

Gambar 2. Peningkatan rata-rata hasilbelajar dengan ketuntasan belajarPEMBAHASAN

Pembelajaran pada siklus I pertemuanpertama membahas tentang asam-basaArrhenius dan pada pertemuan keduamembahas tentang kekuatan asam-basa (a)dan derajat keasaman (pH) suatu larutan.Pelaksanaan pembelajaran denganmenggunakan model Students TeamsAchievment Divison (STAD) dapatmeningkatkan rata-rata hasil belajar kimiasiswa, sebelum dilakukannya tindakan (T0)sebesar 65,61 dengan ketuntasan belajar

53,84% setelah dilakukan tindakan terjadipeningkatan pada siklus I (T1) menjadi 65,77.Rata-rata ketuntasan belajar siswa menurunyakni 43,73% hal ini terjadi karena siswabaru pertama kali mengerjakan soal pilihanganda dengan alasan sehingga pada saatpretest diberikan siswa bingung untukmengerjakan soal dan kebanyakan siswasalah pada saat memilih alasannya. Sehinggadiperoleh data pemahaman konsep kimiasiswa pada siklus I yaitu 0,369 dengankategori rendah yang dapat dilihat pada tabel5 pada halaman 22. Rendahnya pemahamansiswa terhadap konsep kimia tidak lepas dariproses pembelajarannya, semakin baik prosespembelajaran maka semakin baik pulahasilnya.

Pembelajaran pada siklus I masihterdapat kelemahan-kelemahan hal inididasari dari analisis data observasi tindakan,aktivitas siswa dan guru menunjukan bahwaketerlaksanaan sintaks STAD hanya sebesar67,08% (Lampiran 4 : 51), siswabekerjasama dalam mengerjakan LKPDsebesar 47,105%, siswa mendiskusikan untukmenjawab LKPD 33,285%, dan 41,545%siswa yang membaca materi kimia sesuaidengan sub-bab yang sedang dipelajari(Lampiran 3 : 51).

Pada tahap pelaksanakan diskusikelompok belum terjadi interaksi antar siswauntuk membantu temannya memahamikonsep yang sedang dipelajari. Siswa yangmengerjakan hanya siswa dengankemampuan akademik yang tinggi saja dansiswa yang lain hanya mengandalkantemannya tersebut tanpa terlibat dalamdiskusi. Pada tahapan presentasi hasil diskusikelompok hanya ada empat kelompok yangmempresentasikan hal ini karena alokasiwaktu yang tidak berjalan sebagaimana telahditentukan dalam perencanaan pembelajaran.Pada saat siswa membentuk kelompokbelajar siswa berjalan dengan lambatsehingga memakan waktu yang lama,kegiatan berdiskusi belum berjalan dengan

158

JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA : KAJIAN HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA,VOLUME 4, NOMOR 2, 2017

Page 8: PENERAPANMODELPEMBELAJARANKOOPERATIFTIPE ... · Sekolah SMA Srijaya Negara merupakan salah satu SMA yang berada di Kota Palembang.Kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang di terapkan

baik, hal ini terlihat pada saat mengerjakanLKPD hanya 2-3 orang saja yang berdiskusisedangkan siswa yang lain masih mengobrol,dan ada beberapa siswa yang bermainhandphone. Setalah melakukan presentasikelompok yang lain tidak ada yangmemberikan tanggapan terhadap hasil diskusikelompok yang mempresentasikan.

Tahapan dalam pembelajaran denganmenggunakan model STAD tidak dijelaskansehingga siswa bingung dalam prosespembelajaran, terutama dalam mengerjakanpretest dan posttest. Guru tidak berkeliling kesetiap kelompok untuk mengecek danmembimbing jalannya diskusi sesuai dengansintaks pembelajaran. Guru membimbing 1-2kelompok saja pada saat berdiskusi sehinggahanya sedikit siswa yang terlibat dalamdiskusi kelompok untuk memahami konsep.Guru menyampaikan sebagian tujuanpembelajaran saja, dalam kegiatan diskusikelompok guru tidak menghampiri danmembimbing siswa untuk saling membantumemahami konsep sehingga hanya sedikitsiswa yang berdiskusi dan mengerjakanLKPD. Dampaknya menyebabkan siswakesulitan untuk menjawab posttest yangkemudian menyebabkan hasil belajar siswamasih rendah. Peran guru dalam siklus Ibelum optimal hal ini dapat dilihat padalampiran 4 halaman 51 menunjukkan bahwaaktivitas guru hanya sebesar 67,82%. Hal inimenyebabkan hasil tes pemahaman konseppada siklus I masih rendah dengan rata-ratahasil belajar siswa 65,77 dengan ketuntasanhasil belajar siswa 43,73% dan pemahamankonsep kimia siswa 0,369 berdasarkan darihasil analisa dan observasi siswa dikelas.Pemahaman konsep kimia siswa belummencapai ≥ 0,7 dan ketuntasan hasil belajarsiswa belum mencapai ketuntasan klasikalyaitu 85%.

Berdasarkan kelemahan-kelemahandan belum tercapainya pemahaman konsepserta ketuntasan hasil belajar siswa yangdiharapkan pada siklus I, maka dilakukan

perbaikan tindakan pada siklus II. Perbaikantindakan yang perlu diperbaiki yaitu gurumenjelaskan tahap-tahap STAD terlebihdahulu agar siswa tidak bingung apa yangharus mereka kerjakan, sebelum memulaipembelajaran siswa di kondisikan untukduduk dikelompoknya untuk lebihmengefisienkan waktu. Pada tahap gurumemaparkan materi dibantu denganmenggunakan power point, pada waktukegiatan berdiskusi guru berkeliling danmembimbing siswa untuk bekerja secaraberkelompok belajar. Pada tahap presentasisemua kelompok dikondisikan untukmemperhatikan kelompok yang tengahmempresentasikan, guru akan memberikantambahan poin untuk kelompok yangmemberikan tanggapan maupun tambahanterhadap hasil dari kelompok yangmempresentasikan.

Pembelajaran pada siklus II pertemuanpertama membahas tentang pengertian asam-basa Bronsted-Lowry dan pada pertemuankedua membahas tentang pengertian asam-basa Lewis. Perbaikan tindakan pada prosespembelajaran pada siklus II disesuaikandengan refleksi pada siklus I. Setelahdilaksanakan perbaikan tindakan terjadipeningkatan rata-rata hasil belajar siswa65,77 dengan ketuntasan belajar 43,73% danpemahaman konsep 0,369 pada siklus I (T1)meningkat menjadi rata-rata hasil belajarsiswa 78,66 dengan ketuntasan hasil belajar75,64% (Tabel 6) dan pemahaman konsep0,506 pada siklus II (Tabel 5). Peningkatanini terjadi karena tahapan STAD dijelaskansebelum siswa melaksanakan pembelajaran.Berdasarkan data observasi sintaksmenunjukan bahwa ketercapaian sintaksdalam proses pembelajaran sebesar 77,20%.Siswa yang memperhatikan penjelasan gurudengan menggunakan power point pada saatmenjelaskan materi meningkat menjadi82,45%. Guru berperan aktif dengan kelilingke setiap kelompok untuk membantujalannya diskusi sehingga siswa tidak

159

JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA : KAJIAN HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA,VOLUME 4, NOMOR 2, 2017

Page 9: PENERAPANMODELPEMBELAJARANKOOPERATIFTIPE ... · Sekolah SMA Srijaya Negara merupakan salah satu SMA yang berada di Kota Palembang.Kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang di terapkan

bingung dalam proses pemahaman konsep.Pada tahap diskusi kelompok siswa lebihaktif dan saling membantu satu sama laindalam memahami konsep kimia yang sedangdipelajari dibandingkan dengan siklus I.Berdasarkan data yang di peroleh pada siklusII menunjukkan bahwa masih ada kelemahandalam proses pembelajaran.

Kelemahan-kelemahan prosespembelajaran yang terdapat pada siklus IIyaitu pada saat mengerjakan soal pretestmasih ada siswa yang membuka bukupaketnya, pada tahapan mengerjakan LKPDmasih banyak siswa yang mengandalkanteman yang dianggap pintar dikelompoknya.Hal ini terlihat dari 59,485% siswamengerjakan LKPD, 64,615% siswamendiskusikan untuk menjawab LKPD, dansiswa yang membaca materi kimia sesuaidengan sub-bab yang sedang dipelajarisebesar 64,615% (Lampiran 3 : 51). Peranguru meningkat dari siklus I ke siklus II.Guru menghampiri dan membimbing siswamelaksanakan diskusi hal ini terlihat dariaktifitas guru sebesar 77,915%. Pada sikluske III diharapkan peran guru kembalimeningkat sehingga siswa lebih mudah untukmemahami konsep yang sedang dipelajariSehingga diharapkan dapat meningkatkanhasil belajar siswa. Kelemahan-kelemahantersebut menyebabkan hasil tes pemahamankonsep yang telah diberikan pada siklus IIrata-rata hasil belajar siswa 78,66 denganketuntasan hasil belajar siswa 75,64% danpemahaman konsep kimia siswa 0,506dengan kategori sedang. Data yang diperolehmenunjukan pemahaman konsep kimia siswabelum mencapai ≥ 0,7 dan ketuntasan belajarsiswa juga belum mencapai 85% sehinggaperlu dilakukan perbaikan tindakan.

Berdasarkan kelemahan-kelemahandan belum tercapainya pemahaman konsepdan ketuntasan hasil belajar siswa diharapkanpada siklus II, maka dilakukan perbaikantindakan pada siklus III yaitu pada saatmelakukan diskusi guru memibimbing semua

kelompok untuk lebih aktif lagi dalammengerjakan LKPD. Untuk membuat siswalebih aktif di dalam kegiatan diskusi makapembelajaran dilaksanakan di dalamlaboratorium dan siswa melaksanakanpraktikum.

Pembelajaran pada siklus IIIpertemuan pertama membahas tentangaplikasi asam-basa serta indikator alamidikehidupan sehari-hari dan pada pertemuankedua membahas tentang menghitungkonsentrasi suatu larutan dengan metodetitrasi. Perbaikan tindakan pada siklus IIIdisesuaikan dengan refleksi pada siklus II.Setelah dilakukan perbaikan tindakan padasiklus III terjadi peningkatan hasil belajarsiswa dari siklus II. Berdasarkan data yangdiperoleh terlihat dari rata-rata hasil belajarsiswa siswa 78,66 dengan ketuntasan hasilbelajar 75,64% (Tabel 6) dan pemahamankonsep 0,506 pada siklus II(T2) meningkatmenjadi rata-rata hasil belajar siswa 88,58dengan ketuntasan belajar 96,15% danpemahaman konsep 0,719 (Tabel 5) dengankategori tinggi pada siklus III(T3).Pelaksanaan pembelajaran pada siklus IIIdengan menggunakan model STAD berjalandengan baik, hal ini terlihat dari siswa yanglebih aktif untuk melakukan praktikum dandiskusi kelompok yang dilakukan dalambekerja sama membantu teman satukelompok untuk memahami konsep lebih dari79% terlihat siswa yang mengerjakan LKPDsebesar 79,48% (Lampiran 3 : 51) meskipunmasih ada kelemahan yang lain. Berdasarkandata rekapitulasi hasil belajar siswa(Lampiran 2 : 50) setelah dilakukanperbaikan tindakan pada siklus IIIpemahaman siswa telah mencapai ≥ 0,7dengan ketuntasan klasikal ≥ 85% serta telahtercapai tujuan pembelajaran maka penelitiandihentikan pada siklus III.

Pada model STAD siswa terlibatsecara aktif dalam memahami konsep melaluiLKPD dan buku, konsep yang diperolehsiswa secara berkelompok lebih mudah

160

JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA : KAJIAN HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA,VOLUME 4, NOMOR 2, 2017

Page 10: PENERAPANMODELPEMBELAJARANKOOPERATIFTIPE ... · Sekolah SMA Srijaya Negara merupakan salah satu SMA yang berada di Kota Palembang.Kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang di terapkan

ditangkap dan di ingat, sehingga pemahamankonsep siswa dapat meningkat. Hal inisejalan dengan penelitian yang telahdilakukan Sudrasa (2013) yangmengemukakan bahwa pembelajaran denganmodel STAD memberikan kesempatan padasiswa untuk memproses, mengorganisir danmemecahkan suatu masalah secaraberkelompok. Melalui proses ini, siswadituntut untuk menggunakan ide danpemahaman yang telah dimiliki untukmenemukan suesuatu yang baru, sehinggapemahaman konsep matematis siswa dapatmeningkat, pembelajaran dengan modelSTAD memungkinkan siswa memahami apayang dipelajari dengan baik. Menurut Hakim,Akhdinirwanto dan Ashari (2013) bahwalebih paham siswa dengan apa yangdisampaikan temannya daripada guru karenabahasa yang digunakan lebih mudahdipahami dan ditangkap siswa lain, makamemanfaatkan bantuan siswa dapatmeningkatkan penmahaman dan penguasaanbahan pelajaran.

Hasil penelitian menunjukan bahwarata-rata hasil belajar siswa sebelumdilakukan tindakan (T0) sebesar 65,61 denganketuntasan belajar 53,84%, terjadipeningkatan pada siklus I (T1) menjadi 65,77dengan ketuntasan belajar 43,73% meningkatmenjadi 78,66 dengan ketuntasan hasilbelajar 75,64% pada siklus II (T2) dan padasiklus III (T3) meningkat menjadi 88,58dengan ketuntasan belajar 96,15% (Tabel 6).Selain itu juga didapatkan pemahamankonsep siswa meningkat seiring denganpeningkaatan hasil belajar, yakni pada siklusI (T1) sebesar 0,403 siklus II (T2) sebesar0,506 dan siklus III (T3) meningkat sebesar0,719 peningkatan dapat dilihat pada Tabel 5.

Peningkatan hasil belajar siswa denganmenggunakan model STAD yang telah

dilakukan sejalan dengan penelititan yangdilakukan oleh Sudrasa (2013), menunjukkanbahwa implementasi STAD dapatmeningkatkan hasil belajar siswa denganbantuan LKS dalam membantu siswa untuksaling berinteraktif dalam membantu temansekelompok untuk memahami konsep yangsedang dipelajari. Selain dapat meningkatkanhasil belajar, model STAD dapat puladigunakan untuk membantu siswa dalammemahami konsep pelajaran yang sedangdipelajari, hal ini sejalan dengan penelitianyang dilakukan oleh Widiyatmaka (2013),menunjukan bahwa model STAD lebih baikdari pada pembelajaran konvensional dalammeningkatkan pemahaman konsep siswa.SIMPULAN DAN SARANSimpulan

Penerapan Model Student TeamsAchievment Division (STAD) dikelas XI IPA3 SMA Srijaya Negara Palembang dapatmeningkatkan pemahaman konsep kimiasiswa. Peningkatan pemahaman konsep siswaterlihat dari makin meningkatnya nilai Gaindari siklus I sebesar 0,369 menjadi 0,506siklus II dan pada siklus III meningkatmenjadi 0,719. Dari hasil tersebutdisimpulkan bahwa Model Student TeamsAchievment Division dapat meningkatkanpemahaman konsep kimia siswa.

SaranBerdasarkan penelitian yang telah

dilakukan, maka peneliti menyarankan agarmodel Student Teams Achievment Divisionini dapat diterapkan oleh guru-guru kimiadalam kegiatan proses belajar mengajarsehingga hasil belajar dan pemahamankonsep siswa dapat meningkat.

DAFTAR PUSTAKAArdhana, W. K. (2003). Pembelajaran

Inovatif Untuk Pemahaman Dalam

Belajar Matematika Dan Sains diSD, SLTP, dan Di SMU. LaporanPenelitian; Penelitian Hibah PascaAngkatan I tahun I. Direktoral

161

JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA : KAJIAN HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA,VOLUME 4, NOMOR 2, 2017

Page 11: PENERAPANMODELPEMBELAJARANKOOPERATIFTIPE ... · Sekolah SMA Srijaya Negara merupakan salah satu SMA yang berada di Kota Palembang.Kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang di terapkan

Penelitian dan Pengabdian PadaMasyarakat. Ditjen Dikti.Depdiknas.

Aqib, Z., Jaiyaroh, S., Diniati E., &Khotimah, K. 2009. PenelitianTindakan Kelas. Bandung: YramaWidya.

Hake, Richard R. 200b. ”Is it Finally Timeto Implement CurriculumS?”.AAPT Announcer ; A largenumber of references relevant to thereform of P-16 education. 30 (4):55-99.

Hakim, Khusnul., Akhdinirwanto, RadenWahid., dan Ashari. 2013.“Penerapan Metode Demontrasidengan Model STAD untukPeningkatan Pemahaman KonsepIPA siswa Kelas VII SMP NegeriPurworejo”. Jurnal PendidikanFisika. Universitas MuhamadiyahPurworejo. 3(2).

Hamalik, Oemar (2007). Proses BelajarMengajar. Jakarta: BumiAksara.Hayati.

Maryati.2013. “Upaya MeningkatkanAktivitas Dan Pemahaman KonsepMatematis Siswa Melalui ModelPembelajaran Kooperatif TipeSTAD”. Jurnal PendidikanMatematika, Vol 2, No 2, Mei2013.

Isjoni. (2012). Cooperative LearningEfektifitas PembelajaranKelompok. Bandung: Alfabeta.

Puspani. (2013). Pengaruh StrategiPembelajaran STADMenggunakan Penilaian Portofoliodan Kemampuan Akademikterhadap Pemahaman Konsep

Siswa SMP pada PembelajaranBiologi. Jurnal Pendidikan Sains,Vol 1, No 4, Tahun 2013.

Uno, Hamzah dkk. (2011). Menjadi PenelitiPTK Yang Profesiaonal. Jakarta:PT. Bumi Aksara.

Saputr., H. A. (2011). IdentifikasiMiskonsepsi Siswa Pada KonsepListrik Dinamis Kelas X SMATahun Ajaran2010/2011.Skripsi .Surakarta: FKIPUniversitas Sebelas Maret.

Shoimin, A. 2014. 68 Model PembelajaranInovatif Dalam Kurikulum 2013.Yogyakarta: Ar-ruzz Media.

Slavin, E. Robert. 2009. CooperativeLearning Teori, Riset dan Praktik,Bandung: Nusa Media.

Sudrasa, I Made.2013. “Pengaruh ModelPembelajaran Kooperatif TipeSTAD Berbantuan LKS TerhadapPemahaman Konsep Kimia DitinjauDari Motivasi Berprestasi. JurnalPasca Sarjana,: UniversitasPendidikan Ganesha. 2(5).

Suyitno, Amin. 2005. Petunjuk PraktisPenelitian Tindakan Kelas untukPenyusunan Skripsi. Semarang:FMIPA UNNES.

Widiyatmaka, Akung. 2013. “PeningkatanHasil Belajar Siswa denganmenerapkan Model STAD diDelapan SMA di KabupatenSrandakan. Jurnal pendidikanKimia,: Universitas Sebelas Maret.1(3).

Zuriah, Nurul. 2003. Penelitian TindakanKelas dalam Bidang Pendidikandan Sosial. Malang: Bayu MediaPublishing.

162

JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA : KAJIAN HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA,VOLUME 4, NOMOR 2, 2017