bab ii landasan teori dan hasil penelitian a ......pengertian tindak kriminalitas menurut bahasa...

38
20 BAB II LANDASAN TEORI DAN HASIL PENELITIAN A. Modus Operandi Tindak Pidana Pencurian Dengan Kekerasan Pengertian modus operandi dalam lingkup kejahatan yaitu operasi cara atau teknik yang berciri khusus dari seorang penjahat dalam melakukan perbuatan jahatnya 11 . Modus operandi berasal dari bahasa Latin, artinya prosedur atau cara bergerak atau berbuat sesuatu. Dalam hukum pidana tradisional, seseorang dikatakan sebagai penjahat atau pelaku kejahatan apabila orang tersebut telah melakukan kejahatan yang dapat dihukum dimasa lampau. Pada umumnya dari sudut pandang masyarakat, kita lebih berkepentingan untuk melindungi masyarakat dari tindakan- tindakan dimasa depan daripada membalas dendam kepada penjahat bagi tindakan-tindakannya dimasa lampau. Perhatian orang lebih terarah pada kemungkinan timbulnya bahaya dimasa depan daripada kejahatan yang telah lewat. 12 Dalam pandangan hukum sendiri penjahat atau pelaku kejahatan adalah seseorang yang dianggap telah melanggar kaidah-kaidah hukum dan perlu dijatuhi hukuman. Namun perlu diketahui pula tentang ukuran-ukuran yang menentukan apakah seseorang dapat diperlakukan sebagai penjahat atau tidak. Kriminalitas berasal dari kata “crimen” yang berarti 11 Dirjosisworo. 1984. Ruang Lingkup Kriminalogi.Rajawali. Jakarta 12 Abdulsyani. 2011. dalam repository.usu.ac.id

Upload: others

Post on 14-Nov-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI DAN HASIL PENELITIAN A ......Pengertian tindak kriminalitas menurut bahasa adalah sama dengan kejahatan yaitu perkara kejahatan yang dapat dihukum menurut Undang-Undang,

20

BAB II

LANDASAN TEORI DAN HASIL PENELITIAN

A. Modus Operandi Tindak Pidana Pencurian Dengan Kekerasan

Pengertian modus operandi dalam lingkup kejahatan yaitu

operasi cara atau teknik yang berciri khusus dari seorang penjahat

dalam melakukan perbuatan jahatnya11

. Modus operandi berasal

dari bahasa Latin, artinya prosedur atau cara bergerak atau berbuat

sesuatu. Dalam hukum pidana tradisional, seseorang dikatakan

sebagai penjahat atau pelaku kejahatan apabila orang tersebut telah

melakukan kejahatan yang dapat dihukum dimasa lampau.

Pada umumnya dari sudut pandang masyarakat, kita lebih

berkepentingan untuk melindungi masyarakat dari tindakan-

tindakan dimasa depan daripada membalas dendam kepada penjahat

bagi tindakan-tindakannya dimasa lampau. Perhatian orang lebih

terarah pada kemungkinan timbulnya bahaya dimasa depan daripada

kejahatan yang telah lewat.12

Dalam pandangan hukum sendiri

penjahat atau pelaku kejahatan adalah seseorang yang dianggap

telah melanggar kaidah-kaidah hukum dan perlu dijatuhi hukuman.

Namun perlu diketahui pula tentang ukuran-ukuran yang

menentukan apakah seseorang dapat diperlakukan sebagai penjahat

atau tidak. Kriminalitas berasal dari kata “crimen” yang berarti

11 Dirjosisworo. 1984. Ruang Lingkup Kriminalogi.Rajawali. Jakarta 12 Abdulsyani. 2011. dalam repository.usu.ac.id

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI DAN HASIL PENELITIAN A ......Pengertian tindak kriminalitas menurut bahasa adalah sama dengan kejahatan yaitu perkara kejahatan yang dapat dihukum menurut Undang-Undang,

21

kejahatan. Pengertian tindak kriminalitas menurut bahasa adalah

sama dengan kejahatan yaitu perkara kejahatan yang dapat dihukum

menurut Undang-Undang, sedangkan pengertian kriminalitas

menurut istilah diartikan sebagai suatu kejahatan yang tergolong

dalam pelanggaran hukum positif (hukum yang berlaku disuatu

Negara).

Pengertian kejahatan sebagai unsur tindak kriminalitas secara

sosiologis mempunyai 2 unsur, yaitu: Kejahatan ialah perbuatan

yang merugikan secara ekonomis dan merugikan secara psikologis

dan melukai perasaan susila dari suatu segerombolan manusia,

dimana orang-orang itu berhak melahirkan celaan.13

Dengan

demikian, pengertian kriminalitas adalah segala macam bentuk

tindakan dan perbuatan yang merugikan secara ekonomis dan

psikologis yang melanggar hukum yang berlaku dalam Negara

Indonesia serta noma-norma sosial dan agama.

Pengertian modus operandi adalah teknik cara-cara

beroperasi yang dipakai oleh penjahat. Berdasarkan pada data di

lapangan dapat diketahui bahwa modus operandi pelaku tindak

pidana pencurian dengan kekerasan di wilayah hukum Polres

Salatiga bervariasi karena modus yang digunakan berbeda-beda

bergantung pada lokasi yang akan digunakan sebagai sasaran

menjalankan perbuatannya. Lokasi tindak pidana pencurian di

13 Wirjono Prodjodikoro, Asas-Asas Hukum Pidana Di Indonesia, hal 65

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI DAN HASIL PENELITIAN A ......Pengertian tindak kriminalitas menurut bahasa adalah sama dengan kejahatan yaitu perkara kejahatan yang dapat dihukum menurut Undang-Undang,

22

wilayah hukum Kota Salatiga dilakukan di beberapa lokasi yakni

dilakukan di minimarket, rumah, perkantoran, sekolah dan di

jalanan. Modus operandi yang digunakan pelaku untuk menjalankan

tindak pidana pencurian dengan kekerasan antara lain melakukan

dengan cara pelaku membawa senjata api maupun senjata tajam

untuk mengancam korban dan pelaku tidak akan nekat dengan

melukai korban apabila korban melakukan perlawanan.

Modus operandi yang digunakan pelaku dilakukan dengan

terencana secara baik dan tersusun dengan rapi karena semua pelaku

mempunyai peran dan tugas masing-masing, sehingga memudahkan

pelaku untuk melarikan diri. Bentuk-bentuk kekerasan terdiri atas

beberapa macam yakni kekerasan fisik, kekerasan suhu, kekerasan

arus listrik, kekerasan karena perubahan tekanan, kekerasan udara

dan kekerasan bahan kimia.13

Bentuk kekerasan yang disebutkan

diatas terdapat bentuk kekerasan lainnya antara lain bentuk

kekerasan fisik berupa memukul, menampar, melukai dengan

tangan kosong atau alat atau senjata, bentuk kekerasan psikologi

berupa berteriak-teriak, mengancam, bentuk kekerasan seksual

yakni melakukan tindakan yang mengarah ke ajakan atau desakan

seksual, bentuk kekerasan financial berupa mengambil uang korban

dan bentuk kekerasan spiritual berupa merendahkan keyakinan dan

kepercayaan korban.

13 Wirjono Prodjodikoro, Asas-Asas Hukum Pidana Di Indonesia, hal 65

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI DAN HASIL PENELITIAN A ......Pengertian tindak kriminalitas menurut bahasa adalah sama dengan kejahatan yaitu perkara kejahatan yang dapat dihukum menurut Undang-Undang,

23

B. Tindak Pidana dan Unsur – Unsurnya

Istilah tindak pidana menunjukan pengertian gerak – gerik

tingkah laku dan gerak gerik jasmani seseorang. Hal tersebut

terdapat juga seseorang untuk tidak berbuat, akan tetapi dengan tidak

berbuatnya dia, dia telah melakukan tindak pidana.14

Pembentuk

undang – undang sudah tetap dalam pemakaian istilah tindak pidana,

dan beliau lebih condong memakai istilah tindak pidana seperti yang

telah dilakukan oleh pembentuk undang – undang pendapat tersebut.

tindak pidana adalah perbuatan yang oleh aturan hukum dilarang dan

diancam dengan pidana, dimana pengertian perbuatan disini selain

perbuatan yang bersifat aktif (melakukan sesuatu yang sebenarnya

dilarang oleh hukum) juga perbuatan yang bersifat pasif (tidak

berbuat sesuatu yang sebenarnya diharuskan oleh hukum).

Setelah mengetahui definisi dan pengertian yang lebih

mendalam dari tindak pidana itu sendiri, maka di dalam tindak

pidana tersebut terdapat unsur – unsur tindak pidana yaitu :

a. Unsur subyektif

1) sifat melanggar hukum

2) kualitas dari si pelaku

3) kausalitas

14 Prasetyo Teguh. 2012. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI DAN HASIL PENELITIAN A ......Pengertian tindak kriminalitas menurut bahasa adalah sama dengan kejahatan yaitu perkara kejahatan yang dapat dihukum menurut Undang-Undang,

24

b. Unsur subyektif

1) Kesengajaan atau ketidaksengajaan

2) maksud pada suatu percobaan seperti ditentukan dalam pasal

5 ayat (1) KUHP.

3) Macam – macam maksud seperti terdapat dalam kejahatan –

kejahatan pencurian, penipuan, pemerasan dan sebagainya.

4) merencanakan terlebih dahulu, seperti tercantum dalam pasal

340 KUHP yaitu pembunuhan yang direncanakan terlebih

dahulu.

5) Perasaan takut seperti terdapat di dalam pasal 308 KUHP15

Hukum pidana adalah bagian dari keseluruhan hukum yang berlaku

disuatu negara, yang mengadakan dasar-dasar atau aturan-aturan untuk16

:

a. Menentukan perbuatan-perbuatan mana yang tidak boleh

dilakukan, yang dilarang, dengan disertai ancaman atau sangsi

berupa pidana tertentu bagi barang siapa melanggar larangan

tersebut.

b. Menentukan kapan dan dalam hal-hal apa kepada mereka yang

telah melanggar larangan-larangan itu dapat dikenakan atau

dijatuhi pidana sebagaimanayang telah diancamkan,

c. Menentukan dengan cara bagaimana pengenaan pidana itu dapat

dilaksanakan apabila ada orang yang disangka telah melanggar

larangan tersebut.

15 Wirjono Prodjodikoro, Asas-Asas Hukum Pidana Di Indonesia, 61 16 Abidin, Andi zaenal. 1987. Asas-Asas Hukum Pidana (Bagian Pertama), Bandung

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI DAN HASIL PENELITIAN A ......Pengertian tindak kriminalitas menurut bahasa adalah sama dengan kejahatan yaitu perkara kejahatan yang dapat dihukum menurut Undang-Undang,

25

Dalam ilmu hukum ada perbedaan antara istilah “pidana”

dengan istilah “hukuman”.17

Istilah hukuman yang merupakan istilah

umum dan konvensional, dapat mempunyai arti yang luas dan

berubah-ubah karena istilah itu dapat berkonotasi dengan bidang

yang cukup luas. Istilah tersebut tidak hanya sering digunakan dalam

bidang hukum, tetapi juga dalam istilah sehari-hari dibidang

pendidikan, moral, agama, dan sebagainya. Oleh karena pidana

merupakan istilah yang lebih khusus, maka perlu ada pembatasan

pengertian atau makna sentral yang dapat menunjukan cirri-ciri atau

sifat-sifatnya yang khas”.

Pengertian tindak pidana yang di muat di dalam Kitab

Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) oleh pembentuk undang-

undang sering disebut dengan strafbaarfeit. Para pembentuk undang-

undang tersebut tidak memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai

strafbaarfeit itu, maka dari itu terhadap maksud dan tujuan

mengenai strafbaarfeit tersebut sering dipergunakan oleh pakar

hukum pidana dengan istilah tindak pidana, perbuatan pidana,

peristiwa pidana, serta delik.

Pengertian Tindak Pidana menurut istilah adalah terjemahan

paling umum untuk istilah "strafbaar feit" dalam bahasa Belanda

walaupun secara resmi tidak ada terjemahan resmi strafbaar

feit. Pendapat beberapa ahli tentang Pengertian Tindak Pidana, yaitu:

17 Poernomo Bambang. 1982. Hukum Pidana. Jakarta : PT Bina Aksara

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI DAN HASIL PENELITIAN A ......Pengertian tindak kriminalitas menurut bahasa adalah sama dengan kejahatan yaitu perkara kejahatan yang dapat dihukum menurut Undang-Undang,

26

Pengertian Tindak Pidana ialah suatu tindakan atau perbuatan

yang diancam dengan pidana oleh undang-undang hukum pidana,

bertentangan dengan hukum pidana dan dilakukan dengan kesalahan

oleh seseorang yang mampu bertanggung jawab.18

Pengertian

Tindak Pidana adalah Suatu pelanggaran norma (gangguan terhadap

tata tertib hukum) yang dengan sengaja ataupun dengan tidak

sengaja telah dilakukan oleh seorang pelaku, dimana penjatuhan

hukuman trhadap pelaku tersebut adalah perlu demi terpeliharanya

tertib hukum dan terjaminnya kepentingan hukum.19

Pengertian

Tindak Pidana dengan isilah peristiwa pidana yang sering juga ia

sebut delik, karena peristiwa itu suatu perbuatan (handelen atau doen

positif) atau suatu melalaikan (natalen-negatif), maupun akibatnya

(keadaan yang ditimbulkan karena perbuatan atau melalaikan itu).20

Van Hmamel juga sependapat dengan rumusan tindak pidana dari

simons, tetapi menambahkan adanya “sifat perbuatan yang

mempunyai sifat dapat dihukum”. Jadi, pengertian tindak pidana

menurut Van Hamael meliputi lima unsur, sebagai berikut :

1. Diancam dengan pidana oleh hukum,

2. Bertentangan dengan hukum,

3. Dilakukan oleh seseorang dengan kesalahan (schuld),

4. Seseorang itu dipandang bertanggung jawab atas

perbuatannya,

18 Lamintang, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia, (Bandung: Sinar Baru, 1992), 173

19 Schaffmeister, Keijzer, Dan Sutoris, Hukum Pidana, (Yogyakarta: Liberty, 1995)

20 Cansil dan Cristhine Cansil, Pokok-Pokok Hukum Pidana, (Jakarta: Pradnya Paramita, 2007),38

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI DAN HASIL PENELITIAN A ......Pengertian tindak kriminalitas menurut bahasa adalah sama dengan kejahatan yaitu perkara kejahatan yang dapat dihukum menurut Undang-Undang,

27

5. Sifat perbuatan yang mempunyai sifat dapat dihukum.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpukan bahwa

pengertian tindak pidana adalah suatu perbuatan yang dilakukan

manusia yang dapat bertanggung jawab yang mana perbuatan

tersebut dilarang atau diperintahkan atau dibolehkan oleh undang-

undang hukum pidana yang diberi sanksi berupa sanksi pidana20

Untuk membedakan suatu perbuatan sebagai tindak pidana atau

bukan tindak pidana ialah apakah perbuatan tersebut diberi sanksi

pidana atau tidak diberi sanksi pidana.

Unsur formal meliputi :

a. Perbuatan manusia, yaitu perbuatan dalam arti luas, artinya tidak

berbuat yang termasuk perbuatan dan dilakukan oleh manusia.

b. Melanggar peraturan pidana. dalam artian bahwa sesuatu akan

dihukum apabila sudah ada peraturan pidana sebelumnya yang

telah mengatur perbuatan tersebut, jadi hakim tidak dapat

menuduh suatu kejahatan yang telah dilakukan dengan suatu

peraturan pidana, maka tidak ada tindak pidana.

c. Diancam dengan hukuman, hal ini bermaksud bahwa KUHP

mengatur tentang hukuman yang berbeda berdasarkan tindak

pidana yang telah dilakukan.

20 Cansil dan Cristhine Cansil, Pokok-Pokok Hukum Pidana, (Jakarta: Pradnya

Paramita, 2007)

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI DAN HASIL PENELITIAN A ......Pengertian tindak kriminalitas menurut bahasa adalah sama dengan kejahatan yaitu perkara kejahatan yang dapat dihukum menurut Undang-Undang,

28

d. Dilakukan oleh orang yang bersalah, dimana unsur-unsur

kesalahan yaitu harus ada kehendak, keinginan atau kemauan

dari orang yang melakukan tindak pidana serta Orang tersebut

berbuat sesuatu dengan sengaja, mengetahui dan sadar

sebelumnya terhadap akibat perbuatannya. Kesalahan dalam arti

sempit dapat diartikan kesalahan yang disebabkan karena si

pembuat kurang memperhatikan akibat yang tidak dikehendaki

oleh undang-undang.

e. Pertanggungjawaban yang menentukan bahwa orang yang tidak

sehat ingatannya tidak dapat diminta pertanggungjawabannya.

Dasar dari pertanggungjawaban seseorang terletak dalam

keadaan jiwanya.

Unsur material dari tindak pidana bersifat bertentangan dengan

hukum, yaitu harus benar-benar dirasakan oleh masyarakat sehingga

perbuatan yang tidak patut dilakukan.21

Jadi meskipun perbuatan itu

memenuhi rumusan undang-undang, tetapi apabila tidak bersifat

melawan hukum, maka perbuatan itu bukan merupakan suatu tindak

pidana. Unsur-unsur tindak pidana dalam ilmu hukum pidana dibedakan

dalam dua macam, yaitu unsur objektif dan unsur subjektif. Unsur

objektif adalah unsur yang terdapat di luar diri pelaku tindak pidana.

Unsur ini meliputi:

21 Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, (Jakarta: Rieneka Cipta, 2008), 54

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI DAN HASIL PENELITIAN A ......Pengertian tindak kriminalitas menurut bahasa adalah sama dengan kejahatan yaitu perkara kejahatan yang dapat dihukum menurut Undang-Undang,

29

a. Perbuatan atau kelakuan manusia, dimana perbuatan atau kelakuan

manusia itu ada yang aktif (berbuat sesuatu), misal membunuh

(Pasal 338 KUHP), menganiaya (Pasal 351 KUHP).

b. Akibat yang menjadi syarat mutlak dari delik. Hal ini terdapat dalam

delik material atau delik yang dirumuskan secara material, misalnya

pembunuhan (Pasal 338 KUHP), penganiayaan (Pasal 351 KUHP),

dan lain-lain.

c. Ada unsur melawan hukum. Setiap perbuatan yang dilarang dan

diancam dengan pidana oleh peraturan perundang-undangan hukum

pidana itu harus bersifat melawan hukum, meskipun unsur ini tidak

dinyatakan dengan tegas dalam perumusan.

Unsur lain yang menentukan sifat tindak pidana

Ada beberapa tindak pidana yang untuk mendapat sifat

tindak pidanya itu memerlukan hal-hal objektif yang menyertainya,

seperti penghasutan (Pasal 160 KUHP), melanggar kesusilaan (Pasal

281 KUHP), pengemisan (Pasal 504 KUHP), mabuk (Pasal 561

KUHP). Tindak pidana tersebut harus dilakukan di muka umum.23

a. Unsur yang memberatkan tindak pidana. Hal ini terdapat dalam

delik-delik yang dikualifikasikan oleh akibatnya, yaitu karena

timbulnya akibat tertentu, maka ancaman pidana diperberat,

contohnya merampas kemerdekaan seseorang (Pasal 333 KUHP)

22 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

23 Cansil dan Cristhine Cansil, Pokok-Pokok Hukum Pidana

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI DAN HASIL PENELITIAN A ......Pengertian tindak kriminalitas menurut bahasa adalah sama dengan kejahatan yaitu perkara kejahatan yang dapat dihukum menurut Undang-Undang,

30

diancam dengan pidana penjara paling lama 8 (delapan) tahun,

jika perbuatan itu mengakibatkan luka-luka berat ancaman

pidana diperberat lagi menjadi pidana penjara paling lama 12

(dua belas) tahun.

b. Unsur tambahan yang menentukan tindak pidana. Misalnya

dengan sukarela masuk tentara asing, padahal negara itu akan

berperang dengan Indonesia, pelakunya hanya dapat dipidana

jika terjadi pecah perang (Pasal 123 KUHP).

Tindak pidana juga mengenal adanya unsur subjektif, unsur

ini meliputi :

a. Kesengajaan (dolus), dimana hal ini terdapat di dalam pelanggaran

kesusilaan (Pasal 281 KUHP), perampasan kemerdekaan (Pasal 333

KUHP), pembunuhan (Pasal 338).

b. Kealpaan (culpa), dimana hal ini terdapat di dalam perampasan

kemerdekaan (Pasal 334 KUHP), dan menyebabkan kematian (Pasal

359 KUHP), dan lain-lain.

c. Niat (voornemen), dimana hal ini terdapat di dalam percobaan atau

poging (Pasal 53 KUHP)

d. Maksud (oogmerk), dimana hal ini terdapat dalam pencurian (Pasal

362 KUHP), pemerasan (Pasal 368 KUHP), penipuan (Pasal 378

KUHP), dan lain-lain

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI DAN HASIL PENELITIAN A ......Pengertian tindak kriminalitas menurut bahasa adalah sama dengan kejahatan yaitu perkara kejahatan yang dapat dihukum menurut Undang-Undang,

31

e. Dengan rencana lebih dahulu (met voorbedachte rade), dimana hal

ini terdapat dalam membuang anak sendiri (Pasal 308 KUHP),

membunuh anak sendiri (Pasal 341 KUHP), membunuh anak sendiri

dengan rencana (Pasal 342 KUHP).

Suatu perbuatan dikatakan melawan hukum apabila orang

tersebut melanggar undang-undang yang ditetapkan oleh hukum. Tidak

semua tindak pidana merupakan perbuatan melawan hukum karena ada

alasan pembenar, berdasarkan pasal 50, pasal 51 KUHP. Sifat dari

melawan hukum itu sendiri meliputi :

1. Sifat formil yaitu bahwa perbuatan tersebut diatur oleh undang-

undang.

2. Sifat materiil yaitu bahwa perbuatan tersebut tidak selalu harus diatur

dalam sebuah undang-undang tetapi juga dengan perasaan keadilan

dalam masyarakat.

Perbuatan melawan hukum dapat dibedakan menjadi :

1. Fungsi negatif yaitu mengakui kemungkinan adanya hal-hal diluar

undang-undang dapat menghapus sifat melawan hukum suatu

perbuatan yang memenuhi rumusan undang-undang.

2. Fungsi positif yaitu mengakui bahwa suatu perbuatan itu tetap

merupakan tindak pidana meskipun tidak dinyatakan diancam pidana

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI DAN HASIL PENELITIAN A ......Pengertian tindak kriminalitas menurut bahasa adalah sama dengan kejahatan yaitu perkara kejahatan yang dapat dihukum menurut Undang-Undang,

32

dalam undang-undang, apabila bertentangan dengan hukum atau

aturan-aturan yang ada di luar undang-undang.

Sifat melawan hukum untuk yang tercantum dalam undang-

undang secara tegas haruslah dapat dibuktikan. Jika unsure melawan

hukum dianggap memiliki fungsi positif untuk suatu delik maka hal itu

haruslah dibuktikan. Jika unsure melawan hukum dianggap memiliki

fungsi negatif maka hal itu tidak perlu dibuktikan.24

Berkaitan dalam asas hukum pidana yaitu Geen straf zonder

schuld, actus non facit reum nisi mens sir rea, bahwa tidak dipidana jika

tidak ada kesalahan, maka pengertian tindak pidana itu terpisah dengan

yangdimaksud pertanggungjawaban tindak pidana. Tindak pidana

hanyalah menunjuk kepada dilarang dan diancamnya perbuatan itu

dengan suatu pidana, kemudian apakah orang yang melakukan

perbuatan itu juga dijatuhi pidana sebagaimana telah diancamkan akan

sangat tergantung pada soal apakah dalam melakukan perbuatannya itu

si pelaku juga mempunyai kesalahan.

Dalam kebanyakan rumusan tindak pidana, unsur kesengajaan

atau yang disebut dengan opzet merupakan salah satu unsur yang

terpenting. Dalam kaitannya dengan unsur kesengajaan ini, maka

apabila didalam suatu rumusan tindak pidana terdapat perbuatan dengan

sengaja atau biasa disebut dengan opzettelijk, maka unsur dengan

24 Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI DAN HASIL PENELITIAN A ......Pengertian tindak kriminalitas menurut bahasa adalah sama dengan kejahatan yaitu perkara kejahatan yang dapat dihukum menurut Undang-Undang,

33

sengaja ini menguasai atau meliputi semua unsur lain yang ditempatkan

dibelakangnya dan harus dibuktikan.

Disini dikaitkan dengan teori kehendak yang dirumuskan maka

dapat dikatakan bahwa yang dimaksudkan dengan sengaja adalah

kehendak membuat suatu perbuatan dan kehendak untuk menimbulkan

suatu akibat dari perbuatan itu atau akibat dari perbuatannya itu yang

menjadi maksud dari dilakukannya perbuatan itu.

Jika unsur kehendak atau menghendaki dan mengetahui dalam

kaitannya dengan unsur kesengajaan tidak dapat dibuktikan dengan jelas

secara materiil -karena memang maksud dan kehendak seseorang itu

sulit untuk dibuktikan secara materiil- maka pembuktian adanya unsur

kesengajaan dalam pelaku melakukan tindakan melanggar hukum

sehingga perbuatannya itu dapat dipertanggungjawabkan kepada si

pelaku seringkali hanya dikaitkan dengan keadaan serta tindakan si

pelaku pada waktu ia melakukan perbuatan melanggar hukum yang

dituduhkan kepadanya tersebut.

Disamping unsur kesengajaan diatas ada pula yang disebut

sebagai unsur kelalaian atau kelapaan yang dalam doktrin hukum pidana

disebut sebagai kealpaan yang tidak disadari atau onbewuste schuld dan

kealpaan disadari atau bewuste schuld. Dimana dalam unsur ini faktor

terpentingnya adalah pelaku dapat menduga terjadinya akibat dari

perbuatannya itu atau pelaku kurang berhati-hati.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI DAN HASIL PENELITIAN A ......Pengertian tindak kriminalitas menurut bahasa adalah sama dengan kejahatan yaitu perkara kejahatan yang dapat dihukum menurut Undang-Undang,

34

Kelalaian ini dapat didefinisikan sebagai apabila seseorang

melakukan sesuatu perbuatan dan perbuatan itu menimbulkan suatu

akibat yang dilarang dan diancam dengan hukuman oleh undang-

undang, maka walaupun perbuatan itu tidak dilakukan dengan sengaja

namun pelaku dapat berbuat secara lain sehingga tidak menimbulkan

akibat yang dilarang oleh undang-undang, atau pelaku dapat tidak

melakukan perbuatan itu sama sekali.

Dalam kelalaian ini, unsur terpentingnya adalah pelaku

mempunyai kesadaran atau pengetahuan yang mana pelaku seharusnya

dapat membayangkan akan adanya akibat yang ditimbulkan dari

perbuatannya, atau dengan kata lain bahwa pelaku dapat menduga

bahwa akibat dari perbuatannya itu akan menimbulkan suatu akibat yang

dapat dihukum dan dilarang oleh undang-undang.

Maka dari uraian tersebut diatas, dapat dikatakan bahwa jika ada

hubungan antara batin pelaku dengan akibat yang timbul karena

perbuatannya itu atau ada hubungan lahir yang merupakan hubungan

kausal antara perbuatan pelaku dengan akibat yang dilarang itu, maka

hukuman pidana dapat dijatuhkan kepada si pelaku atas perbuatan

pidananya itu.

Pengaturan mengenai penyertaan dalam melakukan tindak

pidana terdapat dalam KUHP yaitu Pasal 55 dan Pasal 56. Dari

ketentuan dalam KUHP tersebut dapat disimpulkan bahwa antara yang

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI DAN HASIL PENELITIAN A ......Pengertian tindak kriminalitas menurut bahasa adalah sama dengan kejahatan yaitu perkara kejahatan yang dapat dihukum menurut Undang-Undang,

35

menyuruh maupun yang membantu suatu perbuatan tindak pidana

dikategorikan sebagai pembuat tindak pidana. Ajaran mengenai

penyertaan itu adalah: “Sebagai suatu ajaran yang bersifat umum, pada

dasarnya merupakan suatu ajaran mengenai pertanggungjawaban dan

pembagian pertanggungjawaban, yakni dalam hal dimana suatu delik

yang menurut rumusan undang-undang sebenarnya dapat dilakukan oleh

seseorang secara sendirian, akan tetapi dalam kenyataannnya telah

dilakukan oleh dua orang atau lebih dalam suatu kerja sama yang

terpadu baik secara psikis (intelektual) maupun secara material”.

Berdasarkan pasal-pasal dalam KUHP, penyertaan dibagi menjadi 2

(dua) pembagian besar, yaitu:

1. Pembuat atau Dader

Pembuat atau dader diatur dalam Pasal 55 KUHP. Pengertian dader itu

berasal dari kata daad yang di dalam bahasa Belanda berarti sebagai

hal melakukan atau sebagai tindakan. Dalam ilmu hukum pidana,

tidaklah lazim orang mengatakan bahwa seorang pelaku itu telah

membuat suatu tindak pidana atau bahwa seorang pembuat itu telah

membuat suatu tindak pidana, akan tetapi yang lazim dikatakan orang

adalah bahwa seorang pelaku itu telah melakukan suatu tindak pidana.

Pembuat atau dadersebagaimana ditentukan dalam Pasal 55 KUHP,

yang terdiri dari :

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI DAN HASIL PENELITIAN A ......Pengertian tindak kriminalitas menurut bahasa adalah sama dengan kejahatan yaitu perkara kejahatan yang dapat dihukum menurut Undang-Undang,

36

2. Pelaku (pleger). Pleger adalah setiap orang yang dengan seorang diri

telah memenuhi semua unsur dari delik seperti yang telah ditentukan di

dalam rumusan delik yang bersangkutan, juga tanpa adanya ketentuan

pidana yang mengatur masalah deelneming itu, orang-orang tersebut

tetap dapat dihukum.

3. Yang menyuruhlakukan (doenpleger). Mengenai doenplagen atau

menyuruh melakukan dalam ilmu pengetahuan hukum pidana biasanya

di sebut sebagai seorang middelijjke dader atau seorang mittelbare

tater yang artinya seorang pelaku tidak langsung. Ia di sebut pelaku

tidak langsung oleh karena ia memang tidak secara langsung

melakukan sendiri tindak pidananya, melainkan dengan perantaraan

orang lain. Dengan demikian ada dua pihak, yaitu pembuat langsung

atau manus ministra/auctorphysicus), dan pembuat tidak langsung atau

manus domina/auctor intellectualis. Untuk adanya suatu doenplagen

seperti yang dimaksudkan di dalam Pasal 55 ayat (1) KUHP, maka

orang yang disuruh melakukan itu haruslah memenuhi beberapa syarat

tertentu. Menurut Simons, syarat-syarat tersebut antara lain:

a. Apabila orang yang disuruh melakukan suatu tindak pidana itu

adalah seseorang yang seperti yang tercantum dalam Pasal 44

KUHP.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI DAN HASIL PENELITIAN A ......Pengertian tindak kriminalitas menurut bahasa adalah sama dengan kejahatan yaitu perkara kejahatan yang dapat dihukum menurut Undang-Undang,

37

b. Apabila orang yang disuruh melakukan suatu tindak pidana

mempunyai suatu kesalahpahaman mengenai salah satu unsur

dari tindak pidana yang bersangkutan (dwaling).

c. Apabila orang yang disuruh melakukan suatu tindak pidana itu

sama sekali tidak mempunyai schuld, baik dolus maupun culpa

ataupun apabila orang tersebut tidak memenuhi unsur opzet seperti

yang telah disyaratkan oleh undang-undang bagi tindak pidana

tersebut.

d. Apabila orang yang disuruh melakukan suatu tindak pidana itu

tidak memenuhi unsur oogmerk padahal unsur tersebut tidak

disyaratkan di dalam rumusan undang-undang mengenai tindak

pidana.

e. Apabila orang yang disuruh melakukan suatu tindak pidana itu

telah melakukannya di bawah pengaruh suatu overmacht atau di

bawah pengaruh suatu keadaan yang memaksa, dan terhadap

paksaan mana orang tersebut tidak mampu memberikan suatu

perlawanan.

f. Apabila orang yang disuruh melakukan suatu tindak pidana dengan

itikad baik telah melaksanakan suatu perintah jabatan padahal

perintah jabatan tersebut diberikan oleh seorang atasan yang tidak

berwenang memberikan perintah semacam itu.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI DAN HASIL PENELITIAN A ......Pengertian tindak kriminalitas menurut bahasa adalah sama dengan kejahatan yaitu perkara kejahatan yang dapat dihukum menurut Undang-Undang,

38

g. Apabila orang yang disuruh melakukan suatu itndak pidana itu

tidak mempunyai suatu hoedanigheid atau suatu sifat tertentu

seperti yang telah disyaratkan oleh undng-undang yaitu sebagai

suatu sifat yang harus dimiliki oleh pelakunya sendiri.

C. Tindak Pidana Pencurian Dengan Kekerasan

Tindak pidana pencurian di dalam KUHP diatur di dalam Pasal 362

(pencurian biasa), Pasal 363 (pencurian dengan pemberatan), Pasal

364 (pencurian ringan), dan Pasal 365 (pencurian dengan

kekerasan). Ketentuan mengenai pencurian dengan kekerasan

sebagaimana diatur pada Pasal 365 Ayat (1), (2), ke 1, dan 2 Kitab

Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), yaitu:

1. Diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun

pencurian yang didahului, disertai atau diikuti dengan kekerasan

atau ancaman kekerasan, terhadap orang dengan maksud atau

mempersiapkan atau mempermudah pencurian, atau dalam hal

tertangkap tangan, untuk memungkinkan melarikan diri sendiri

atau peserta lainnya, atau untuk tetap menguasai barang yang

dicuri.

2. Diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun

Masalah kejahatan pada dasarnya sudah ada semenjak manusia

itu ada di permukaan bumi ini, atau dengan perkataan lain dapat

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI DAN HASIL PENELITIAN A ......Pengertian tindak kriminalitas menurut bahasa adalah sama dengan kejahatan yaitu perkara kejahatan yang dapat dihukum menurut Undang-Undang,

39

disebutkan bahwa “kejahatan itu adalah setua dan seumur dengan

umat manusia di alam jagad raya ini”.25

Bahkan dalam

perkembangan selanjutnya dewasa ini suatu peristiwa kejahatan

sering dilakukan bukan hanya dilakukan oleh satu orang pelaku

saja melainkan dilakukan oleh lebih dari seorang pelaku yang

dilakukan secara bersama-sama.

Untuk melindungi serta menyelamatkan berbagai macam

kepentingan yang ada di dalam masyarakat dari berbagai bentuk

kejahatan dan demi untuk terciptanya kehidupan masyarakat yang

aman, tertib dan sejahtera maka diciptakanlah berbagai aturan-aturan

atau norma-norma didalam kehidupan masyarakat yang diantaranya

adalah norma hukum. Dalam hal ini adalah norma hukum pidana atau

yang dikenal sebagai hukum pidana. Adapun yang dimaksud dengan

hukum pidana adalah26

: “Bagian dari keseluruhan hukum yang

berlaku di suatu Negara yang mengadakan dasar-dasar atau aturan-

aturan untuk:

1. Menentukan perbuatan-perbuatan mana yang tidak boleh

dilakukan, yang dilarang, dengan disertai ancaman atau sanksi

yang berupa pidana tertentu bagi barang siapa melanggar larangan

tersebut.

25 Schaffmeister, Keijzer, dan Sutoris, Hukum Pidana 26 Moelyatno, Asas-Asas Hukum Pidana,

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI DAN HASIL PENELITIAN A ......Pengertian tindak kriminalitas menurut bahasa adalah sama dengan kejahatan yaitu perkara kejahatan yang dapat dihukum menurut Undang-Undang,

40

2. Menentukan kapan dan dalam hal-hal apa kepada mereka yang

telah melanggar larangan-larangan itu dapat dikenakan atau

dijatuhi pidana sebagaimana yang telah diancamkan.

3. Menentukan dengan cara bagaimana pengenaan pidana itu dpat

dilaksanakan apabila ada orang yang disangka telah melanggar

larangan tersebut.

4. Menentukan kapan dan dalam hal-hal apa kepada mereka yang

telah melanggar larangan-larangan itu dapat dikenakan atau

dijatuhi pidana sebagaimana yang telah diancamkan.

5. Menentukan dengan cara bagaimana pengenaan pidana itu dapat

dilaksnakan apabila ada orang yang disangka telah melanggar

larangan tersebut.

Hukum Pidana adalah merupakan aturan yang akan diterapkan

kepada orang yang melakukan tindak pidana dan telah terbukti

kesalahannya di muka persidangan. Akan tetapi apabila si pelaku

dalam melakukan tindak pidananya bukan hanya dilakukannya sendiri

melainkan dilakukan lebih dari dua orang bersekutu dan berlanjut,

maka penerapan hukum pidana bagi yang bersangkutan secara teoritis

harus senantiasa dihubungkan dengan “Ajaran Penyertaan dan teori

Gabungan Tindak Pidana”.

Adapun ancaman yang akan dijatuhkan kepada orang yang

telah melakukan tindak pidana dinamakan sanksi atau hukuman atau

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI DAN HASIL PENELITIAN A ......Pengertian tindak kriminalitas menurut bahasa adalah sama dengan kejahatan yaitu perkara kejahatan yang dapat dihukum menurut Undang-Undang,

41

pidana yaitu “reaksi atas delik dan ini berujud suatu nestapa yang

sengaja ditimpakan Negara kepada pembuat delik itu ”Dengan

demikian maka setiap orang yang telah melanggar aturan atau hukum

pidana (yang memang telah ditetapkan terlebih dahulu aturannya)

sudah barang tentu dapat dipidana.27

Akan tetapi ternyata menurut

ilmu pengetahuan hukum pidana juga ditegaskan : “Seseorang yang

melakukan suatu tindak pidana tidak selalu dapat dipidana. Hal ini

tergantung dari apakah orang itu dalam melakukan tindak pidana itu

mempunyai kesalahan atau tidak?. Sebab untuk dapat menjatuhkan

pidana terhadap seseorang itu tidak cukup dengan dilakukanya tindak

pidana saja tetapi selalin daripada itu harus ada pila kesalahan, atau

sikap batin yang dapat dicela”.

D. Penyidikan Tindak Pidana Pencurian Dengan Kekerasan

Menurut Simons, mampu bertanggung jawab adalah mampu

menginsyafi sifat melawan hukumnya perbuatan dan sesuai dengan

keinsyafan itu mampu untuk menentukan kehendaknya.

Menurut Moeljatno bahwa untuk adanya kemampuan bertanggung

jawab harus ada :

1. kemampuan untuk membeda-bedakan antara perbuatan yang

baik dan yang buruk yang sesuai dengan hukum dan yang

melawan hukum.

27 Schaffmeister, Keijzer, dan Sutoris, Hukum Pidana Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI DAN HASIL PENELITIAN A ......Pengertian tindak kriminalitas menurut bahasa adalah sama dengan kejahatan yaitu perkara kejahatan yang dapat dihukum menurut Undang-Undang,

42

2. kemampuan untuk menentukan kehendaknya menurut

keinsyafan tentang baik dan buruknya perbuatan tadi.

Tersebut butir a. merupakan faktor akal (intellectual

factor) yaitu dapat membedakan antara perbuatan yang

diperbolehkan dengan yang tidak. Tersebut butir b. merupakan

faktor perasaan atau kehendak (volitional factor) yaitu dapat

menyesuaikan tingkah lakunya dengan keinsyafan atas mana

yang diperbolehkan dan mana yang tidak diperbolehkan.

Selanjutnya dapat dikatakan bahwa orang yang tidak mampu

bertanggung jawab adalah orang yang keadaan jiwa/bathinnya

tidak seperti apa yang dirumuskan dimuka.21

Keadaan

jiwa/bathinya tidak normal/sehat itu menurut pasal 44 KUHP

disebabkan karena jiwanya cacat dalam pertumbuhannya atau

terganggu karena penyakit. Tidak mampu bertanggung jawab

menurut Pasal 44 KUHP merupakan alasan peniadaan kesalahan

(alasan pemaaf) yang dibedakan dengan alasan pemaaf lain

seperti diatur di Pasal 48 KUHP (daya paksa), Pasal 49 ayat (2)

KUHP (bela paksa lampau batas), Pasal 51 ayat (2) KUHP

(perintah jabatan tidak sah). Kalau dalam tidak mampu

bertanggung jawab fungsi jiwa/bathinnya tidak normal,

sedangkan dalam alasan pemaaf lainnya, fungsi jiwa/bathinnya

tidak normal itu disebabkan keadaan dari luar, sedangkan organ

21 Moelyatno, Asas-Asas Hukum Pidana

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI DAN HASIL PENELITIAN A ......Pengertian tindak kriminalitas menurut bahasa adalah sama dengan kejahatan yaitu perkara kejahatan yang dapat dihukum menurut Undang-Undang,

43

jiwa bathinnya adalah normal.Untuk menentukan

ketidakmampuan bertanggung jawab sehingga ia tidak dapat

dipidana ada tiga system 14

:

1) Sistem deskriptif (menyatakan), yaitu dengan cara

menentukan dalam perumusannya itu sebab-sebabnya tidak

mampu bertanggung jawab.

2) Sistem normative (menilai) yaitu dengan cara hanya

menyebutkan akibatnya yakni tidak mampu bertanggung

jawab tanpa menentukan sebab-sebabnya.

Yang penting di sini adalah apakah orang itu mampu

bertanggung jawab atau tidak ? Jika dipandang tidak mampu

bertanggung jawab, maka apa yang menjadi sebabnya tidak

perlu dipikirkan lagi.

3) Sistem deskriptif-normatif yaitu dengan cara gabungan dari

cara butir a. dan butir b. tersebut, yakni menyebutkan sebab-

sebabnya tidak mampu bertanggung jawab. Dan hal ini harus

sedemikian rupa akibatnya hingga dipandang atau dinilai

sebagai tidak mampu bertanggung jawab.

Dari ketiga sistem tersebut di atas, sistem deskriptif-normatif

inilah yang dianut oleh KUHP dimana dengan cara gabungan ini

maka untuk dapat menentukan terdakwa tidak mampu bertanggung

jawab dalam praktek diperlukan adanya kerjasama antara psikiater

14 Moelyatno, Asas-Asas Hukum Pidana

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI DAN HASIL PENELITIAN A ......Pengertian tindak kriminalitas menurut bahasa adalah sama dengan kejahatan yaitu perkara kejahatan yang dapat dihukum menurut Undang-Undang,

44

dengan hakim. Psikiater yang berhak dan mampu untuk menentukan

ada atau tidaknya sebab-sebab yang ditentukan dalam undang-

undang sedangkan hakim yang menilai apakah karena sebab-sebab

itu terdakwa mampu bertanggung jawab atau tidak. Dalam hal

menerapkan pertanggung jawaban pidana bagi seorang pelaku pada

dasarnya secara teoritis dikaitkan dengan Teori atau ajaran

Pertanggung Jawaban Pidana.

E. Hasil Penelitian

1. Paparan Kasus

Tabel 1

Paparan Kasus

Kasus I Kasus II Kasus III

Kasus yang terjadi di

salatiga adalah modus

operandi yang dilakukan di

sebuah minimarket. sebuah

minimarket Indomaret di

Jalan Diponegoro, salatiga

dibobol pencuri. Akibat

kejadian tersebut kerugian

ditaksir 16 juta. salah

seorang karyawan toko,

bapak sunardi yang pertama

mengetahui kalau tempatnya

bekerja dibobol oleh maling.

Dijelaskannya, ia pertama

kali tiba di toko sekitar

pukul 06.30 dan melihat

bungkus rokok berantakan

di kasir.

Telah terjadi Pembunuhan

yang korbannya adalah

seorang wartawan lepas.

Tiga tersangka pembunuh

telah ditangkap, sisanya

masih buron. Motif

pembunuhan murni

pencurian saat para

tersangka mencuri di rumah

korban. Kasus ini adalah

kasus pencurian dengan

kekerasan dan tidak ada

motif yang lain.

Terkait dengan peristiwa di

atas, tips hukum kali ini

membahas tentang aturan

hukum pidana pencurian

Novi Darmawan alias Empi, 23;

Iwan Setiawan alias Odang, 25;

Yogi Pangestu alias Ogi, 23;

Didinalis Uang, 25; dan

Sulaeman alias Eman, 30,diring

kuspetugas Polsek dalam kurun

aktu beberapa pekan terakhir ini.

Pasalnya kelima warga itu kerap

meresahkan warga seiring

dengan aksi pencurian

kendaraan bermotor (curanmor)

yang kerap dilakukan komplotan

tersebut. Kapolres mengatakan,

daritangan para pelaku petugas

ikut mengamankan sebanyak 6

unit kendaran motor berbagai

jenis berikut 1 kunci letter T

yang digunakan dalama ksinya.

Dari hasil penyelidikan

kelimanya ini merupakan

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI DAN HASIL PENELITIAN A ......Pengertian tindak kriminalitas menurut bahasa adalah sama dengan kejahatan yaitu perkara kejahatan yang dapat dihukum menurut Undang-Undang,

45

“Saat itu pintu masuk juga

tidak mengalami kerusakan.

Melihat ini saya curiga dan

saat melakukan pengecekan,

ternyata pencuri berhasil

membawa kabur sejumlah

puluhan slop rokok

berbagai merek dan uang

tunai” sementara itu

kapolsek Sidorejo AKP

Jumaeri yang menangani

kasus ini mengatakan,

pihaknya tengah melakukan

penyelidikan salah satunya

dengan memeriksa CCTV di

Indomaret tersebut dan

mereka belum bisa

memastikan berapa jumlah

pencuri yang masuk dan

bagaimana mereka bisa

masuk di Indomaret dan

menyikat barang – barang

yang mudah dibaa kabur itu.

Modus operandi yang

dilakukan pada minimarket

dengan cara menggunakan

senjata api atau senjata

tajam dan bentuk ancaman

yang dilakukan pelaku

dengan cara melukai,

mengancam dengan senjata

api atau senjata tajam dan

mengancam menggunakan

kata-kata, pelaku terlebih

dahulu mengintai

minimarket dengan melihat

jam tutup toko, kemudian

pelaku masuk minimarket

dengan kekerasan.

Aturan hukum pidana

pencurian dengan kekerasan

diatur dalam Pasal 365

Kitab Undang-Undang

Hukum Pidana (KUHP).

Ancaman hukuman dari

pencurian dengan kekerasan

hingga menyebabkan mati

adalah dengan pidana mati

atau pidana penjara seumur

hidup atau selama waktu

tertentu paling lama dua

puluh tahun.

Selengkapnya Pasal 365

KUHP berbunyi:

(1) Diancam dengan pidana

penjara paling lama

sembilan tahun, pencurian

yang didahului, disertai atau

diikuti dengan kekerasan

atau ancaman kekerasan,

terhadap orang, dengan

maksud untuk

mempersiapkan atau

mempermudah pencurian,

atau dalam hal tertangkap

tangan, untuk

memungkinkan melarikan

diri sendiri atau peserta

lainnya, atau untuk tetap

menguasai barang yang

dicuri.

(2) Diancam dengan pidana

penjara paling lama dua

jaringan pencuri sepeda motor

yang terorganisir dan

meresahkan warga Kabupaten

Bandung. Dia menjelaskan,

modus operandi yang dilakukan

pelaku yakni mengintai sasaran

terutama anak dibawah umur

yang kerap mengendarai

kendaraan bermotor. Kemudian,

para pelaku pun mencegat

sasarannya ditempat sepi dan

merampas kendaraan milik

korban dengan upaya kekerasan.

Erwin menilai bila modus yang

dilakukan para pelaku terbilagn

baru karena mengincar sasaran

anak dibawah umur. Untuk itu

pihaknya mengimbau agar para

orang tua dapat mengawasi

putra-putrinya saat membawa

kendaraan.

Lebih lanjut, kata dia, setelah

berhasil menggasak motor milik

korban kemudian pelaku pun

menjualnya kepenadah yang saat

ini masih DPO. Untuk

mempertanggungjawabkan

perbuatannya, pelaku dijerat

pasal 363 KUHP dengan

ancaman pidana 7 tahun dan

pasal 365 KUHP dengan

ancaman hukuman 9 tahun

penjara.

Pengakuan seorang tersangka

Iwan Setiawan alias Odang,

25,terpaksa melakukan aksi ini

untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya.Dari hasil penjualan

sepeda motor curian itu

diagunakan untuk makan dan

sering juga berfoya-foya

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI DAN HASIL PENELITIAN A ......Pengertian tindak kriminalitas menurut bahasa adalah sama dengan kejahatan yaitu perkara kejahatan yang dapat dihukum menurut Undang-Undang,

46

dengan cara mengancam

korban dan menyuruh untuk

memberitahukan tempat

menyimpang brankas, dan

apabila terdapat Closed

Circuit Television (CCTV)

maka pelaku akan

merusaknya

belas tahun:

1. jika perbuatan dilakukan

pada waktu malam dalam

sebuah rumah atau

pekarangan tertutup yang

ada rumahnya, di jalan

umum, atau dalam kereta

api atau trem yang sedang

berjalan;

2. jika perbuatan dilakukan

oleh dua orang atau lebih

dengan bersekutu;

3. jika masuk ke tempat

melakukan kejahatan

dengan merusak atau

memanjat atau dengan

memakai anak kunci palsu,

perintah palsu atau pakaian

jabatan palsu;

4. jika perbuatan

mengakibatkan luka-luka

berat.

(3) Jika perbuatan

mengakibatkan kematian

maka diancam dengan

pidana penjara paling lama

lima belas tahun.

(4) Diancam dengan pidana

mati atau pidana penjara

seumur hidup atau selama

waktu tertentu paling lama

dua puluh tahun, jika

perbuatan mengakibatkan

luka berat atau kematian dan

dilakukan oleh dua orang

atau lebih dengan bersekutu,

bersama rekannya. Saat ditanya

alas an memilih korban yang

masih dibawah umur karena

dianggap tidak akan melakukan

perlawanan.

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI DAN HASIL PENELITIAN A ......Pengertian tindak kriminalitas menurut bahasa adalah sama dengan kejahatan yaitu perkara kejahatan yang dapat dihukum menurut Undang-Undang,

47

disertai pula oleh salah satu

hal yang diterangkan dalam

nomor 1 dan 3.

Sebagai perbandingan, jika

sekilas melihat peristiwa di

atas, para tersangka, dapat

juga dikenakan pasal

Pembunuhan Dengan

Pemberatan

(Gequalificeerde Doodslag).

Hal ini diatur dalam Pasal

339 KUHP yang bunyinya

sebagai berikut:

"Pembunuhan yang diikuti,

disertai, atau didahului oleh

kejahatan dan yang

dilakukan dengan maksud

untuk memudahkan

perbuatan itu, jika

tertangkap tangan, untuk

melepaskan diri sendiri atau

pesertanya daripada

hukuman, atau supaya

barang yang didapatkannya

dengan melawan hukum

tetap ada dalam tangannya,

dihukum dengan hukuman

penjara seumur hidup atau

penjara sementara selama-

lamanya dua puluh tahun."

Pembunuhan ini Diikuti,

Disertai atau Didahului

Dengan Tindak Pidana Lain.

Dalam kasus ini tindak

pidana pencurian. Unsur-

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI DAN HASIL PENELITIAN A ......Pengertian tindak kriminalitas menurut bahasa adalah sama dengan kejahatan yaitu perkara kejahatan yang dapat dihukum menurut Undang-Undang,

48

unsur dari pasal ini yaitu:

1. Semua unsur

pembunuhan (obyektif dan

subyektif) Pasal 388 KUHP;

2. Yang (1) diikuti, (2)

disertai atau (3) didahului

oleh tindak pidana lain;

3. Pembunuhan itu

dilakukan dengan maksud:

1) Untuk mempersiapkan

tindak pidana lain;

2) Untuk mempermudah

pelaksanaan tindak pidana

lain;

3) Dalam hal tertangkap

tangan ditujukan:

a) Untuk menghindarkan:

(1) Diri sendiri

(2) Peserta lainnya dari

pidana

b) Untuk memastikan

penguasaan benda yang

diperolehnya secara

melawan hukum (dari

tindak pidana lain)

Sumber ; Polres salatiga, 2015

F. Analisis

1. Modus Operandi Tindak Pidana Pencurian dengan Kekerasan

Berdasarkan kasus – kasus yang diangkat dalam penelitian

pencurian dengan kekerasan pasal 362 – 365. Modus operandi tindak

pidana yang dilakukan antara lain : Pasal 362 KUHP adalah “Barang

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI DAN HASIL PENELITIAN A ......Pengertian tindak kriminalitas menurut bahasa adalah sama dengan kejahatan yaitu perkara kejahatan yang dapat dihukum menurut Undang-Undang,

49

siapa mengambil suatu barang yang sama sekali atau sama sekali atau

sebagian termasuk kepunyaan orang lain, dengan maksud akan

memiliki barang itu dengan melawan hak, di hukum karena pencurian

, dengan hukuman penjara selama – lamanya lima tahun.

a. Ini adalah pencurian biasa yang elemen – elemennya

adalah sebagai berikut :

1) Perbuatan mengambil

2) Yang diambil harus suatu barang

3) Barang itu harus, seluruhnya atau sebagian kepunyaan

orang lain.

4) Pengambilan itu harus dilakukan dengan maksud

“memiliki” barang itu dengan “melawan hukum”

b. Mengambil = mengambil untuk dikuasainya, maksudnya

waktu pencuri mengambil barang itu belum ada dalam

kekerasannya apabila waktu memiliki itu barangnya sudah

ada ditangannya, maka perbuatan ini bukan penggelapan.

c. Pengambilan (pencurian) itu sudah dapat dikatakan

selesai, apabila barang tersebut sudah pidah tempat. Bila

orang baru memegang saja barang itu, dan belum

berpindah tempat, maka orang itu belum dapat dikatakan

mencuri.

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI DAN HASIL PENELITIAN A ......Pengertian tindak kriminalitas menurut bahasa adalah sama dengan kejahatan yaitu perkara kejahatan yang dapat dihukum menurut Undang-Undang,

50

d. Pengambilan itu harus dengan sengaja dan dengan maksud

untuk dimilikinya . orang „karena keliru” mengambil

barang – barang lain itu bukan pencurian. Seseorang

menemukan barang di jalan kemudian diambilnya. Bila

waktu mengambil itu sudah ada maksud “untuk

memiliki”barang itu, maka sudah termasuk dalam

pencurian.

Pasal 363 KUHP :

(1) Diancam dengan pidana paling lama tujuh tahun.

(2) Bila pencurian tersebut dengan nomor 3 dan 5 perbuatan

itu diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan

tahun.

Pasal 365 KUHP :

(1) Diancam dengan pidana paling lama sembilan tahun

pencurian yang didahului, disertai atau diikuti engan

kekerasan atau ancaman kekerasan terhadap orang dengan

maksud untuk mempersiapkan atau mempermudah

pencurian itu, atau bila tertangkap tangan, untuk

memungkinkan diri sendiri atau peserta lainnya untuk

melarikan diri atau untuk tetap menguasai barang yang

dcuri.

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI DAN HASIL PENELITIAN A ......Pengertian tindak kriminalitas menurut bahasa adalah sama dengan kejahatan yaitu perkara kejahatan yang dapat dihukum menurut Undang-Undang,

51

(2) Diancam dengan pidana enjara paling lama dua belas

tahun penjara.

(3) Bila perbuatan itu mengakibatkan kematian, maka yang

bersalah diancam dengan pidana penjara paling lama lima

belas tahun.

(4) Diancam dengan pidana mati atau pidana mati atau pidana

seumur hidup atau pidana penjara selama waktu tertentu,

paling lama dua puluh tahun, bila perbuatan itu

mengakibatkan luka berat atau kematian dan dilakukan

oleh dua orang atau lebih dengan bersekutu disertai pula

oleh salah satu hal yang diterangkan dalam nomor 1 dan 3.

Upaya merupakan suatu tindakan atau langkah-langkah yang

digunakan untuk dapat menyelesaikan suatu kendala yang dihadapi

oleh penyidik, baik kendala secara internal maupun kendala secara

eksternal. Upaya yang dilakukan penyidik untuk mengatasi kendala

internal yakni dengan melakukan upaya internal antara lain

melakukan penerimaan anggota baru pada Unit Reserse Kriminal

Polres Salatiga yang diharapkan dapat memberikan motivasi bagi

anggota penyidik yang lama agar menjadi lebih bersemangat dalam

menjalankan proses penyidikan. Hal ini bertujuan supaya pelaku

dapat dengan mudah untuk ditangkap karena adanya penambahan

anggota penyidik baru.

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI DAN HASIL PENELITIAN A ......Pengertian tindak kriminalitas menurut bahasa adalah sama dengan kejahatan yaitu perkara kejahatan yang dapat dihukum menurut Undang-Undang,

52

Penambahan jumlah anggota dalam menjalankan patroli

diharapkan dapat mengurangi terjadinya tindak pidana pencurian

dengan kekerasan sehingga tidak menimbulkan korban karena jumlah

pelaku banyak oleh karena itu perlu dilakukan koordinasi terhadap

unit-unit lainnya dalam melakukan patroli, munculnya pelaku baru

tidak membuat penyidik khawatir karena penyidik dapat melihat pada

ciri-ciri dari setiap pelaku karena setiap kelompok pasti memiliki ciri

yang digunakan dalam menjalankan aksinya, pelaksanaan piket harus

dijalankan dengan maksimal agar dalam proses penangkapan

penyidik dapat dengan mudah menangkap pelaku, pemanfaatan ruang

kantor harus dibuat nyaman agar anggota merasa betah di kantor,

seharusnya proses pemberian uang pengganti yang dikeluarkan oleh

anggota harus segera cepat diselesaikan agar penyidik tetap

bersemangat menjalankan tugasnya karena kebutuhan masing-masing

anggota berbeda-beda, perlu ditambah mobil dinas karena apabila

mobil kurang maka menggunakan mobil pribadi penyidik, terdapat

pembagian wilayah kerja yang terdiri atas wilayah utara, wilayah

tengah, wilayah timur, wilayah selatan dan wilayah barat, penyidik

melakukan upaya dengan menggunakan bantuan informan untuk

memudahkan proses pencarian pelaku, informan adalah seorang yang

memberi informasi atau keterangan.

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI DAN HASIL PENELITIAN A ......Pengertian tindak kriminalitas menurut bahasa adalah sama dengan kejahatan yaitu perkara kejahatan yang dapat dihukum menurut Undang-Undang,

53

Penyidik melakukan dengan cara pelaku dirayu dengan tujuan

agar dipermudah perkaranya, kebutuhan selama di tahanan dipenuhi,

pelaku diadu domba agar terbuka dan apabila tidak menjelaskan

maka menanyakan padateman terdekat pelaku maupun dengan teman

di tahanan, penyidik mendatangi dan menanyakan keberadaan pelaku

pada keluarga, teman nongkrong maupun teman kerja, mencari

informan yang dapat membantu tugas penyidik serta apabila berbagai

upaya telah dilakukan namun belum mendapatkan hasil hingga waktu

yang telah ditentukan maka dikeluarkan Daftar Pencarian Orang

(DPO).

Upaya eksternal yang dilakukan penyidik antara lain

melakukan melakukan negoisasi pada pelaku yang telah tertangkap

dengan cara akan diringankan dan akan dijamin kebutuhannya selama

dalam proses penyidikan, dengan adanya pemberian keringanan pada

penyidik diharapkan dapat mengungkap mengenai persembunyian

pelaku selain itu juga diperlukan bantuan informan, polisi

mengharapkan agar masyarakat bisa teliti dan mengingat-ingat

mengenai barang yang dimiliki.

Polisi harus melakukan upaya dengan cara melakukan

sosialisasi hukum dan lebih mendekatkan pada masyarakat yang

kurang mengerti tentang hukum serta mengayomi dan bersikap

bersahaja kepada masyarakat sehingga masyarakat menjadi lebih

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI DAN HASIL PENELITIAN A ......Pengertian tindak kriminalitas menurut bahasa adalah sama dengan kejahatan yaitu perkara kejahatan yang dapat dihukum menurut Undang-Undang,

54

memahami tentang hukum dan tidak takut, dilakukan seharusnya

yakni dengan pemasangan Closed Circuit Television (CCTV) secara

tersembunyi sehingga pelaku tidak akan mengetahui bahwa

tindakannya terekam Closed Circuit Television (CCTV), masyarakat

harus bertindak cepat yakni dengan mengingat ciri dari pelaku.

Kondisi geografis dan letak wilayah Kota Salatiga yang sulit

untuk diakses menggunakan mobil biasa seharusnya ditambahkan

dengan mobil besar bak terbuka yang dimiliki Unit Sabhara agar

mudah untuk mengakses jalan, upaya yang digunakan untuk

meningkatkan keamanan dan kesadaran hukum yakni dengan cara

mengadakan siskampling maupun ronda pada setiap RT, sebaiknya

ketika melakukan perjalanan hendaknya dengan ditemanin oleh

seorang teman atau apabila merasa diikuti oleh orang yang tidak

dikenal hendaknya segera melanjutkan kendaraan dengan memacu

menggunakan kecepatan yang lebih kencang dan segera mencari

tempat yang aman dan ramai orang, perlu dilakukan koordinasi

dengan polisi yang ada di wilayah yang dijadikan sasaran untuk

pelaku melarikan diri karena pelaku memiliki ciri tempat

persembunyian, penyidik perlu melakukan cara bekerjasama dan

berkoordinasi dengan pihak kepolisian wilayah lain agar dapat saling

membantu untuk informasi mengenai identitas pelaku, untuk

mengatasi kendala eksternal mengenai olah tempat kejadian perkara,

Page 36: BAB II LANDASAN TEORI DAN HASIL PENELITIAN A ......Pengertian tindak kriminalitas menurut bahasa adalah sama dengan kejahatan yaitu perkara kejahatan yang dapat dihukum menurut Undang-Undang,

55

pencarian pelaku, saksi dan korban serta penanganan barang bukti

maka dilakukan upaya pada tempat kejadian perkara wajib dijaga

oleh semua pihak untuk proses kepentingan penyidikan dan tidak

boleh dirusak oleh karena itu setiap terjadi suatu tindak pidana maka

tempat kejadian perkara tersebut wajib diberikan police line (garis

polisi).

Pada pencarian pelaku dengan bantuan informan yang

dipercaya dapat membantu penyidik untuk melakukan penangkapan,

selain itu juga dilakukan terhadap pelaku yang telah tertangkap

dengan cara dirayu agar dipermudah perkaranya dan dicukupi

kebutuhannya selama proses penyidikan agar memudahkan untuk

memberitahukan posisi kaburnya pelaku serta penyidik harus jeli dan

teliti dalam melakukan penyidikan karena setiap pelaku kejahatan

akan meninggalkan jejak, selain itu penyidik juga melakukan adu

domba agar pelaku mau untuk terbuka, penyidik juga melakukan

koordinasi dan kerjasama dengan kepolisian lainnya, upaya yang

dilakukan penyidik selama proses penyidikan yakni memberikan

perlindungan terhadap saksi dan korban dan pencarian barang bukti

dilakukan dengan cara mengecek nomor barang apabila Handphone

maka dapat dilihat nomor IME atau nomor seri pada kardus apabila

barang bukti tidak ditemukan maka akan dikeluarkan Daftar

Page 37: BAB II LANDASAN TEORI DAN HASIL PENELITIAN A ......Pengertian tindak kriminalitas menurut bahasa adalah sama dengan kejahatan yaitu perkara kejahatan yang dapat dihukum menurut Undang-Undang,

56

Pencarian Barang (DPB) dan tidak boleh diganti dengan barang bukti

lain.

2. Kendala yang dihadapi dalam Modus Operandi Tindak Pidana

Pencurian dengan Kekerasan

Terjadinya suatu tindak pidana pencurian banyak sekali faktor

– faktor yang melatar belakanginya. selain faktor dari diri pelaku

sebagai pihak yang melakukan suatu tindak pidana pencurian dengan

kekerasan, banyak faktor lain yang mendorong dapat terjadinya suatu

tindak pidana pencurian dengan kekerasan. terdapat dua faktor yang

dapat menjadi kendala dalam mengatasi tindak pidana pencurian,

diantaranya ;

a. adanya niat pelaku yang kuat

b. keadaan ekonomi yang terus menghimpit. adanya kenaikan

kebutuhan yang terjadi secara terus menerus tetapi tidak

diimbangi adanya penghasilan dan lapangan pekerjaan yang

memadai.

c. tingkat moral dan pendidikan yang masih relatif rendah.

kebanyakan dari kategori ini masih berfikir pendek untuk

memenuhi kebutuhannya, sehingga menghalalkan segala cara

untuk dapat memenuhi hal tersebut. maka kemungkinan orang

tersebut akan melanggar norma yang berlaku. tingkat pendidikan

juga menentukan dapat melakukan tindak pidana pencurian.

Page 38: BAB II LANDASAN TEORI DAN HASIL PENELITIAN A ......Pengertian tindak kriminalitas menurut bahasa adalah sama dengan kejahatan yaitu perkara kejahatan yang dapat dihukum menurut Undang-Undang,

57

karena dari kebanyakan pelaku tindak pidana pencurian memiliki

pendidikan yang tidak terlalu tinggi.

d. lingkungan tempat tinggal dapat ditinjau dari segi keamanan.

e. kurangnya jumlah personil Polri

f. kemampuan Polri dalam menganalisa kasus masih kurang

g. data identitas para pelaku pencurian minimarket belum ada

h. kurangnya koordinasi antar instansi Polri dan pemerintah daerah

terkait pengamanan minimarket.

i. banyaknya minimarket yang buka 24 jam sehingga hal ini

menjadi kendala.

j. kurang optimalnya kualitas CCTV sehingga sulit dalam proses

identifikasi.