bab ii landasan teori a. pengertian bahuma

13
7 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian BAHUMA Bahuma merupakan bahasa Dayak Kanayatn Provinsi Kalimantan Barat yang berarti berladang. Orang-orang yang menuturkan bahasa Banana’ disebut juga orang Kanayatn. Bahasa Kanayatn untuk pertama kalinya dalam literatur diperkenalkan oleh seorang Pastor, yaitu Pastor Donatus Dunselman dan kemudian dipopulerkan oleh para Politisi Dayak serta disebar luaskan dalam siaran radio dalam bahasa Dayak Kanayatn di RRI Pontianak 1 . Masyarakat Dayak Kanayatn merupakan masyarakat agraris yang menggantungkan hidupnya dari pertanian. Masyarakat Negara Indonesia yang sebagian besar berprofesi sebagai petani. Pada zaman dahulu sebagian besar masyarakat Dayak secara umum mengandalkan pada pertanian atau ladang berpindah-pindah. Batas-batas lading dan pertanian mereka di sekitarnya dibatasi dengan pohon-pohon besar yang dengan sengaja ditebang untuk menandai batas-batas ladang mereka 2 . Orang Dayak Kanayatn juga memiliki beberapa tradisi yang berkaitan dengan siklus pertanian selama satu tahun, yang dikenal dengan adat “Bahuma Batahunt” (berladang setiap tahun). Tradisi seperti ini merupakan salah satu ciri pokok dari kebudayaan etnis Dayak. Tradisi berladang telah dilakukan oleh etnis Dayak Kanayatn sejak ratusan tahun silam. 3 Tradisi Bahuma hingga saat ini memiliki beberapa tahap yang dalam sistem kerjanya yang semuanya itu merupakan aturan yang sudah ada dan membudaya di dalam tradisi bercocok tanam suku Dayak Kanayatn Kalimantan Barat dan pada era sekarang ini sudah 1 Sujarni Alloy, Albertus, Chatarina Pancer Istiyani, Keberagaman Subsuku dan Bahasa Dayak (Pontianak: Institut Dayakologi, 2008). 160 2 DR. Yekti Maunati, Identitas Dayak (Yogyakarta: LKiS Yogyakarta, 2004). 91 3 Michael R. Dove, Sistem Perladangan Di Indonesia (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1988).

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian BAHUMA

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian BAHUMA

Bahuma merupakan bahasa Dayak Kanayatn Provinsi Kalimantan Barat

yang berarti berladang. Orang-orang yang menuturkan bahasa Banana’ disebut

juga orang Kanayatn. Bahasa Kanayatn untuk pertama kalinya dalam literatur

diperkenalkan oleh seorang Pastor, yaitu Pastor Donatus Dunselman dan

kemudian dipopulerkan oleh para Politisi Dayak serta disebar luaskan dalam

siaran radio dalam bahasa Dayak Kanayatn di RRI Pontianak1.

Masyarakat Dayak Kanayatn merupakan masyarakat agraris yang

menggantungkan hidupnya dari pertanian. Masyarakat Negara Indonesia yang

sebagian besar berprofesi sebagai petani. Pada zaman dahulu sebagian besar

masyarakat Dayak secara umum mengandalkan pada pertanian atau ladang

berpindah-pindah. Batas-batas lading dan pertanian mereka di sekitarnya

dibatasi dengan pohon-pohon besar yang dengan sengaja ditebang untuk

menandai batas-batas ladang mereka2.

Orang Dayak Kanayatn juga memiliki beberapa tradisi yang berkaitan

dengan siklus pertanian selama satu tahun, yang dikenal dengan adat “Bahuma

Batahunt” (berladang setiap tahun). Tradisi seperti ini merupakan salah satu

ciri pokok dari kebudayaan etnis Dayak. Tradisi berladang telah dilakukan oleh

etnis Dayak Kanayatn sejak ratusan tahun silam.3 Tradisi Bahuma hingga saat

ini memiliki beberapa tahap yang dalam sistem kerjanya yang semuanya itu

merupakan aturan yang sudah ada dan membudaya di dalam tradisi bercocok

tanam suku Dayak Kanayatn Kalimantan Barat dan pada era sekarang ini sudah

1 Sujarni Alloy, Albertus, Chatarina Pancer Istiyani, Keberagaman Subsuku dan Bahasa Dayak

(Pontianak: Institut Dayakologi, 2008). 160 2 DR. Yekti Maunati, Identitas Dayak (Yogyakarta: LKiS Yogyakarta, 2004). 91

3Michael R. Dove, Sistem Perladangan Di Indonesia (Yogyakarta: Gajah Mada University Press,

1988).

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian BAHUMA

8

dikembangkan menjadi ladang menetap. Dengan demikian kehidupan tradisi

masyarakat etnis Dayak Kanayatn akan lebih terjaga.

B. Komposisi

“Composition is the activity or process of creating music, and the product

of such activity”.4(komposisi adalah hasil dari sebuah proses kegiatan yang

menghasilkan musik atau sejenisnya). Dalam hal pembelajaran musik kata

komposisi sangatlah umum didengar. Komposisi merupakan istilah yang selalu

digunakan dalam menyebut salah satu dari bagian atau sebuah elemen musik

yang dapat dijelaskan sebagai penggabungan dalam beberapa komponen atau

variable. Kata-kata kerja seperti membuat, membentuk, menemukan, dan

menerima mungkin saja itu dapat mengaplikasikan sebuah konstruksi musik. 5

Musik diciptakan dengan berbagai tujuan. Berbagai musik dimainkan

untuk mengiringi tari-tarian. Musik juga memiliki peranan yang sangat penting

dalam sebuah ritual-ritual keagamaan dan kenegaraan. Salah satu contoh

pentingnya penciptaan musik itu adalah sebagai media komunikasi atau lebih

sering digunakan sebagai sebuah sarana dalam mengungkapkan perasaan.

C. Pengertian Ansambel Perkusi

Kata ansambel berasal dari bahasa Perancis. Ansambel berarti suatu

rombongan musik. Biasanya tampil sebagai hasil kerja sama peserta dibawah

pimpinan seorang pelatih6. Jumlah pemain ansambel pun beragam. Bisa terdiri

dari empat pemain hingga sampai ratusan pemain. Hal ini bisa dilihat pada

ansambel gitar sampai orkestra. Jadi, musik ansambel adalah bermain musik

secara bersama-sama dengan menggunakan beberapa alat musik tertentu serta

memainkan lagu-lagu dengan aransemen sederhana.

Ansambel dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu ansambel sejenis dan

campuran. Ansambel sejenis yaitu ansambel yang menggunakan alat-alat

4 Stanley Sadie, The New Groove Dictionary of Music and Musician, vol. 6 (New York:

Macmillan Publisher Limited, 2002). 186 5 Ibid

6 M. Soeharto, Kamus Musik (Jakrta: PT Gramedia Widiasarana Indo, 1992). 4

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian BAHUMA

9

musik yang sama. Ansambel campuran yaitu ansambel yang menggunakan

alat-alat musik bermacam-macam. Komposisi penelitian ini menggunakan

Ansambel campuran.

Instrumen perkusi merupakan sebutan bagi semua instrumen musik yang

dimainkan dengan cara dipukul baik menggunakan tangan maupun stik.

Perkusi adalah nama instrumen yang masuk dalam kepentingan melahirkan

irama atau juga peralihan irama. Instrumen-instrumen yang dimasukan dalam

golongan ini adalah timpani, beduk, drum, gong, simbal, tambur,

tamborin,xylophone, lonceng, glockenspiel, dan lain-lain7.

Menurut kamus musik, perkusi adalah alat-alat yang dimainkan secara

dipukul, dipukulkan, atau dibuat saling memukul8. Alat musik untuk ansambel

perkusi yang penulis gunakan yaitu: Kenong, Gendang, Kulintang, Beduk,

simbal, seruling, maracas, dan woodblock.

Gambar 2.1. Kenong

Gambar 2.2. Gendang panjang

7 Muhamad Syafia, Ensiklopedia musik klasik jilid 2(Yogyakarta: Adi Cipta Karya, 2003). 110

8 M. Soeharto, Kamus Musik (Jakrta: PT Gramedia Widiasarana Indo, 1992). 98

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian BAHUMA

10

Gambar 2.3. Kulintang

Gambar 2.4. Beduk

Gambar 2.5. Simbal

Gambar 2.6. Seruling

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian BAHUMA

11

Gambar 2.7. Maracas

Gambar 2.8. Woodblock

Gambar 2.9 Gong

D. Suku Dayak Kanayatn

Dayak bukanlah sebuah realitas objek yang kuno, melainkan suku yang

memiliki susunan yang relatif modern. Istilah kata Dayak itu sendiri secara

umum menunjuk kepada orang-orang yang menghuni asli pulau Kalimantan

pada umumnya. Mereka ada yang menjadi warga Negara Indonesia dan warga

Negara Malaysia.

Suku Dayak termasuk dalam rumpun bangsa Austronesia yang berimigrasi

ke Asia Tenggara antara 2500 SM – 1500 SM (D.G.E. Hall, 1988:7-11).9Dayak

merupakan nama kolektif untuk suku asli Kalimantan yang sebagian besar

menghuni daerah pedalaman. Daerah hilir atau daerah pinggiran pantai yang

9 Paulus Florus, Stepanus Djuweng, John Bamba, Nico Andasputra, Michael R. Dove,

Kebudayaan Dayak Aktualisasi dan Transformassi (Jakarta: PT Grasindo, 1994). 103

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian BAHUMA

12

mengelilingi mereka dihuni oleh orang Melayu, Banjar, Bugis, Jawa, Madura

dan lain-lain.

Tak ada sebuah batasan yang objektif untuk seputar Dayak. Suku dayak

mempunyai sekitar 450 sub-suku yang tersebar diseluruh Kalimantan. Ada

banyak sekali pendapat-pendapat yang mengelompokan suku Dayak. Meskipun

terdapat sejumlah perbedaan diantara sub-suku tersebut, tetapi suku Dayak ini

memiliki banyak kesamaan yang membuat kemungkinan untuk mengkaji

kebudayaan Dayak ini adalah satu kesatuan. Kesamaan yang signifikan yang

terdapat di antara orang-orang suku Dayak secara umum adalah yang berkaitan

dengan fakta bahwa mereka tinggal di rumah-rumah panjang, menggunakan

parang (Mandau), sumpit, membuat kerangjang-kerangjang dari rotan,

menggunakan manik-manik, dan mereka melakukan pertanian dengan sistem

ladang berpindah serta dalam dalam hal pertunjukan tari-tarian.10

Dayak merupakan sistem yang terdapat nilai budaya, sistem norma dan

sistem hukum serta menjadi dasar dan pendorong yang kuat bagi kehidupan

masyarakat etnis Dayak. Hubungan antar sub-suku Dayak itu sendiri dapat

ditelusuri melalui beberapa perbedaan. Salah satunya melalui pertunjukan seni-

budaya tarian, ukiran, atau lukisan dan musik.11

Suku Dayak Kanayatn atau Kendayan adalah salah satu nama sub-suku

Dayak yang ada di Kalimantan Barat. Istilah Kanyatn atau Kendayan ini

dipakai untuk memberikan seluruh identitas pada semua orang yang

menuturkan bahasa Banana’-Ahe.12

E. Pola Gerak Tarian Dayak Kalimantan Barat

Penciptaan tari menggunakan berbagai sumber gerak sebagai landasannya.

Di Indonesia terdapat sejumlah koreografer yang bekerja dengan berbagai

pendekatan dalam menciptakan pola tari. Ada diantara mereka yang bekerja

10

DR. Yekti Maunati, Identitas Dayak (Yogyakarta: LKiS Yogyakarta, 2004). 61 11

Paulus Florus, Stepanus Djuweng, John Bamba, Nico Andasputra, Michael R. Dove,

Kebudayaan Dayak Aktualisasi dan Transformassi (Jakarta: PT Grasindo, 1994).41 12

Sujarni Alloy, Albertus, Chatarina Pancer Istiyani, Keberagaman Subsuku dan Bahasa Dayak

(Pontianak: Institut Dayakologi, 2008). 35

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian BAHUMA

13

atas dasar perencanaan yang ketat. Bahan dasar yang digunakan oleh para

koreografer pun sesuai dengan pendidikan dan pengalaman.

Salah satu contoh adalah Sardono W. Kusumo dalam menciptakan karya-

karya tariannya yang lebih banyak memberikan ide-ide untuk dilaksanakan dan

diinterpretasikan oleh para seniman yang mewujudkannya, baik itu penari

maupun pemain musik.

Pola gerak tarian pada suku dayak itu sendiri tidaklah paten, karena pola

gerak tarian yang diajarkan kepada masyarakat dayak melalui cerita dari mulut

ke mulut sejak jaman nenek moyang. Tarian yang akan ditampilkan

menggambarkan gerakan orang yang sedang membuka lahan dengan

menggunakan mandau dan kapak, kemudian disaat menanam padi dengan

menggunakan tongkat yang menggambarkan kayu penumbuk untuk membuat

lobang di tanah sedangkan keranjang bambu serta biji-bijian di dalamnya yang

menggambarkan benih padi dan wadahnya.

Gerak tarian secara teori dititik beratkan pada pada arah atau sebuah

gerakan tarian misalnya maju, mundur, kanan, kiri, serong depan dan belakang,

berputar ke kanan atau ke kiri dan sebagainya. Beberapa hal yang harus

diketahui dalam menganalisis bentuk notasi laban atau notasi tarian, antara

lain:13

1. Simbol yang merupakan huruf dari bahasa gerak yang menunjukan

arah dan level gerak pada bagian badan yang digerakan.

2. Pencatatan gerak yang di titik beratkan pada arah atau tujuan gerak.

Misalnya maju, mundur, kanan, kiri, serong, tengah, bawah, berputar

ke kanan, berputar kekiri, dan sebagainya.

3. Tubuh manusia secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu bagian

kanan dan kiri. Masing-masing dibagi lagi menjadi bagian-bagian dari

anggota badan seperti kepala, bahu, lengan, tangan, jari tangan, dada,

pinggang, tungkai, kaki, dan sebagainya.

4. Pencatatan notasi laban dilakukan dan dibaca dari arah hadap penari.

13

Edi Sedyawati, Pertumbuhan Seni Pertunjukan (Jakarta: Sinar Harapan, 1986). 329

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian BAHUMA

14

5. Notasi laban dicatat dan dibaca dari bawah ke atas, kemudian

dilanjutkan ke kanan.

Berikut ini merupakan simbol-simbol dari notasi laban atau notasi tari:14

Gambar 2.10. Notasi Laban

Keterangan:

1. Di tempat

2. Ke depan kanan/kiri

3. Ke belakang kanan/kiri

4. Diagonal depan kanan

5. Diagonal depan kiri

6. Ke samping kanan

7. Diagonal belakang kanan

8. Diagonal belakang kiri

9. Kesamping kiri

Pada komposisi ini ada beberapa gerakan dasar yang digunakan dalam

tarian yang akan ditampilkan, yaitu:

14

Budi Astuti, Jurnal Resital Vol. 11, No.1, Juni 2010:59-68, Dokumentasi Tari Tradisional http://download.portalgaruda.org/article.php?article=132571&val=5608. (27 Mei 2016)

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian BAHUMA

15

Gambar 2.11. Pola dasar gerakan tarian membawa Kapak dan mandau.

Gambar 2.12. Pola dasar gerakan tarian mecabut mandau.

Gambar 2.13. Pola dasar gerakan tarian menebas rumput.

Gambar 2.14. Pola dasar gerakan tarian nugal atau melubangi tanah

untuk benih padi.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian BAHUMA

16

Gambar 2.15. Pola gerakan tarian membawa benih padi.

Gambar 2.16. Pola gerakan tarian menabur benih padi.

Gambar 2.17. Pola gerakan tarian panen padi.

Gambar 2.18. Pola gerakan tarian setelah panen padi.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian BAHUMA

17

Gambar 2.19. Pola gerakan tarian setelah panen padi.

F. Formasi Ansambel Perkusi

Penyusunan formasi ansambel dimaksudkan agar penyajiannya dapat

terlihat nyaman dan jelas oleh penonton. Pengaturan formasi ansambel perkusi

ini disusun sebaik mungkin agar pemain dapat langsung menempati posisi

masing-masing. Ansambel perkusi untuk musik tarian etnis Dayak Kanayatn

terdiri dari beberapa pemain diantaranya, pemain beduk dan simbal satu

orang, tiga buah gong dimainkan satu orang, gendang satu orang, kulintang

satu orang, kenong satu orang, dan marakas serta seruling satu orang.

Berikut ini merupakan formasi dari ansambel perkusi dalam penyajian

musik.

Gambar 2.20. Formasi penempatan alat musik pada ansambel perkusi

1 2 3 4 5 6

7

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian BAHUMA

18

Keterangan:

1. Beduk, cymbal, dan maracas

2. Kenong

3. Gendang

4. Kulintang dan seruling

5. Woodblock

6. Gong

7. Area tari

G. Rencana Komposisi

Penyusunan komposisi ansambel perkusi “Bahuma”ditulis dalam tiga

bagian komposisi. Penyusunan komposisi ini tidak luput dari pemilihan

instrumen yang dapat menggambarkan sebuah karakter dari komposisi ini.

Komposisi yang didasarkan pada sebuah kegiatan manusia, maka disusun

warna suara, dinamika, dan ritmis.

Penulis membuat tiga bagian pada komposisi ini, pertama tentang

membuka lahan bercocok tanam, yaitu narasi yang menampilkan ritual

Nyangahatn. Nyangahatn adalah bagian upacara yang digunakan dalam

peristiwa adat seperti liatn’, lala’ remah, gawe, sampore’, dan mato’.

Nyangahatn ini juga bertujuan mengucap syukur mohon bimbingan dan

perlindungan atau panjatan doa kepada Tuhan, Ne’ Panampa, Ne’ Daniang

yang dapat melihat segalanya, penjanji yang menepati janji dan pengira yang

bisa menebak sesuatu dengan tepat terhadap kegiatan dalam

bekerja.15

Komposisi ini juga mengisahkan cara orang Dayak Kanayant

membuka lahan untuk berladang. Bagian pertama menggunakan tempo Allegro

dan dimulai dengan pendahuluan Nyangahatn.

Bagian kedua tentang menanam padi, yaitu dimana laki-laki dan wanita

dengan menggunakan pakaian-pakaian terbaik mereka dan topi-topi tradisional

yang berwarna-warni. Para laki-laki dan wanita membagi kerja berdasarkan

15

http://bolokng.blogspot.co.id/p/dongen.html.(24April 2016)

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian BAHUMA

19

jenis kelamin, laki-laki membuat lubang-lubang sedalam kurang lebih satu

setengah inci dan para wanita dengan keranjang kecil yang berisi benih padi

ditangan masing-masing mengikuti para lelaki sambil menabur benih tiga

sampai empat butir ke dalam setiap lubangnya.

Bagian ketiga tentang panen padi dan menggambarkan ucapan syukur

kepada Tuhan karena dalam setiap pekerjaan yang telah ditanam mendapatkan

hasil yang baik dan memuaskan. Komposisi ini dirancang dengan waktu

kurang lebih 10-15 menit.