bab ii landasan teori 2.1 teori transportasi pengertian

19
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Transportasi Pengertian transportasi berasal dari kata Latin yaitu transportare, dimana trans berarti seberang atau sebelah lain dan portare berarti mengangkut atau membawa. Jadi transportasi berarti mengangkut atau membawa (sesuatu) ke sebelah lain atau dari suatu tempat ke tempat lainnya. Ini berarti transportasi merupakan suatu jasa yang diberikan, guna menolong orang dan barang untuk dibawa dari suatu tempat ke tempat lainnya. Dengan demikian, transportasi dapat diberi definisi sebagai usaha dan kegiatan mengangkut atau membawa barang dan/atau penumpang dari suatu tempat ke tempat lainnya. Dapat ditegaskan lagi bahwa transportasi adalah jasa yang dipergunakan sebagai alat untuk memperoleh keuntungan-keuntungan ekonomis dalam berbagai kegiatan usaha dan hubungan kemasyarakatan (Kamaluddin, 2003:13). Dalam ilmu transportasi, alat pendukung transportasi diistilahkan dengan sistem transportasi yang di dalamnya mencakup berbagai unsur (subsistem) berikut : 1. Ruang untuk bergerak (jalan). 2. Tempat awal/akhir pergerakan (terminal). 3. Yang bergerak (alat angkut/kendaraan dalam bentuk apapun). 4. Pengelolaan : yang mengkoordinasi ketiga unsur sebelumnya. Universitas Sumatera Utara

Upload: dinhdiep

Post on 15-Jan-2017

240 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Transportasi Pengertian

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Transportasi

Pengertian transportasi berasal dari kata Latin yaitu transportare, dimana

trans berarti seberang atau sebelah lain dan portare berarti mengangkut atau

membawa. Jadi transportasi berarti mengangkut atau membawa (sesuatu) ke

sebelah lain atau dari suatu tempat ke tempat lainnya. Ini berarti transportasi

merupakan suatu jasa yang diberikan, guna menolong orang dan barang untuk

dibawa dari suatu tempat ke tempat lainnya. Dengan demikian, transportasi dapat

diberi definisi sebagai usaha dan kegiatan mengangkut atau membawa barang

dan/atau penumpang dari suatu tempat ke tempat lainnya. Dapat ditegaskan lagi

bahwa transportasi adalah jasa yang dipergunakan sebagai alat untuk memperoleh

keuntungan-keuntungan ekonomis dalam berbagai kegiatan usaha dan hubungan

kemasyarakatan (Kamaluddin, 2003:13).

Dalam ilmu transportasi, alat pendukung transportasi diistilahkan dengan

sistem transportasi yang di dalamnya mencakup berbagai unsur (subsistem)

berikut :

1. Ruang untuk bergerak (jalan).

2. Tempat awal/akhir pergerakan (terminal).

3. Yang bergerak (alat angkut/kendaraan dalam bentuk apapun).

4. Pengelolaan : yang mengkoordinasi ketiga unsur sebelumnya.

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Transportasi Pengertian

Berfungsinya alat pendukung proses perpindahan ini sesuai dengan yang

diinginkan, tidak terlepas dari kehadiran seluruh subsistem tersebut diatas secara

serentak. Masing-masing unsur tidak bisa hadir dan beroperasi sendiri-sendiri,

semuanya harus terintegrasi secara serentak (Miro, 2005:5).

Dalam istilah teori ekonomi disebut bahwa fungsi transportasi adalah

mengangkut atau membawa barang-barang dari tempat dimana utility-nya relatif

lebih rendah ke tempat dimana utility-nya relatif lebih tinggi. Dalam hubungan

dengan barang-barang yang diangkut ini, pengangkutan tersebut memberikan

jasa-jasanya dalam berbagai-bagai bentuk, dimana yang terpenting diantaranya

adalah sebagai berikut :

1. Bulk Freight Service

Jasa angkutan ini terutama untuk mengangkut barang-barang dasar yang

bersifat bulky, seperti hasil-hasil pertanian dan ternak, hasil-hasil tambang,

hasil-hasil hutan, hasil-hasil perkebunan, hasil-hasil industri dan lain-

lainnya.

2. Merchandise Freight and Express Service

Merchandise freight ini umumnya terdiri atas angkutan dalam jumlah

kecil-kecilan, yang jika diangkut dengan kereta api seringkali dikenal

sebagai less-than-carload freight. Express services sifatnya adalah untuk

“jasa angkutan barang yang mewah” dari rumah ke rumah, yang meliputi

jasa-jasa untuk atau diantara rumah-rumah perusahaan, rumah-rumah

perorangan, ataupun kantor-kantor tertentu.

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Transportasi Pengertian

3. Passanger Service

Passanger transportation merupakan aktivitas ekonomi dan sosial yang

sangat penting dalam setiap kehidupan masyarakat terutama di negara

industri yang besar dan banyak penduduknya. Biasanya commercial

passanger travel adalah bersifat komplementer dan cukup besar

korelasinya dengan freight transportation. Perluasan pertukaran barang-

barang biasanya diikuti dengan bergeraknya atau mengalirnya orang-orang

yang mengusahakan perdagangannya. Ini berhubungan dengan usaha-

usaha untuk memperluas pasar serta kemungkinan-kemungkinan penjualan

barang dan jasa yang masih bersifat potensial (Kamaluddin, 2003:39-41).

2.2 Teori Angkutan Kereta Api

2.2.1 Fungsi Angkutan Perkeretaapian

Angkutan perkeretaapian sebagai salah satu bagian dari satu sistem

angkutan mempunyai fungsi pokok yang bersifat pelayanan kepada pelanggan,

berorientasi kepada pasar baik kepada penumpang maupun untuk barang yang

dilayaninya berpindah tempat dari satu lokasi asal ke tempat tujuan. Angkutan

kereta api mempunyai ciri angkutan massal, hemat energi, dan mendukung

lingkungan, perlu keterlibatannya dalam angkutan darat serta harus mampu

berlaku pula sebagai penghubung bagi moda angkutan lainnya. Pada dasarnya

fungsi angkutan kereta api dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Menyediakan sarana dan prasarana untuk mengangkut barang dan

penumpang dari satu tempat awal ke lokasi tujuan dengan tepat waktu.

b. Merawat dan memperbaiki sarana dan prasarana yang dioperasikannya.

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Transportasi Pengertian

c. Mengendalikan dan mempersiapkan sarana agar mampu berjalan layak

secara aman.

d. Mengendalikan persediaan dan penggunaan bahan bakar atau sumber

tenaga yang dipakainya.

e. Mampu mendukung aspirasi sosial/masyarakat dari segi angkutan,

menunjang pengembangan ekonomi wilayah, budaya, dan keamanan

pertahanan (Kramadibrata, 2006:70-71).

Sumbangan kereta api bagi perkembangan ekonomi dan masyarakat

sangat besar. Kereta api yang memulai angkutan barang dalam jumlah yang besar

dengan biaya yang rendah sehingga merangsang pertumbuhan industri,

pertambangan, perdagangan, dan kegiatan lainnya di masyarakat. Banyak kota

tumbuh dan berkembang setelah adanya jaringan kereta api. Kereta api

sebenarnya dapat meyelenggarakan rencana-rencana perjalanan secara teratur dan

dapat diandalkan (reguler and reliabel schedule), artinya tidak banyak tergantung

pada cuaca, kecuali badai, topan atau banjir. Tingkat keselamatannya pun tinggi

sehingga adanya jaminan barang-barang sampai di tujuan dalam keadaan baik.

Keunggulan-keunggulan yang terdapat pada angkutan rel (kereta api) adalah

sebagai berikut :

1. Mampu mengangkut muatan dalam jumlah yang besar. Lokomotif sebagai

tenaga penggerak mampu menarik serangkaian gerbong, dimana setiap

gerbong bisa berkapasitas 15 ton atau lebih.

2. Mampu menempuh jarak yang jauh. Bertambah jauh jarak menjadi makin

efisien dan biaya makin rendah.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Transportasi Pengertian

3. Jadwal perjalanan dengan frekuensi tinggi dapat dilaksanakan.

4. Jarang sekali terjadi kongesti karena semua fasilitas dimiliki oleh satu

perusahaan penyedia jasa sehingga lebih terjamin kelancarannya.

5. Dapat memberikan tingkat pelayanan yang lebih baik dibandingkan

dengan bis.

Seperti karakteristik jasa angkutan lainnya, jasa angkutan kereta api tidak

dapat disimpan sehingga apabila sarana angkutan digunakan, maka jasa angkutan

pada saat itu harus dipakai secara total (keseluruhan). Jadi bila jasa angkutan pada

saat itu diproduksi dan tidak digunakan, maka jasa pada saat itu hilang dengan

sendirinya. Untuk itu perlu pengaturan kebijakan yang terencana sehingga jasa

angkutan begitu diproduksi, semaksimal mungkin jasa tersebut dikonsumsi

seluruhnya pada saat itu juga (Nasution, 2008:132-133).

2.2.2 Sarana dan Prasarana Kereta Api

Sarana kereta api terdiri atas lokomotif sebagai alat penarik rangkaian

(gerbong/kereta) dan daya muat dan kekuatan gerbong/kereta. Dalam

menggunakan sarana kereta api perlu dikaji beberapa hal berikut :

a. Sumber energi alat penarik (lokomotif, mesin/motor, alat bantu,

aselarasi/deselarasi) karena menyangkut efisiensi konversi, kekuatan

traksi, kecepatan dan biaya operasi.

b. Kapasitas angkut/ daya muat kereta/gerbong baik dari segi volume (m3

c. Kecepatan bongkar/muat barang ataupun naik/turun bagi penumpang.

Kedua klasifikasi tersebut banyak tergantung pada sistem operasi yang

)

dan berat (ton) dibanding dengan berat kosong.

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Transportasi Pengertian

akan dilakukan, dan hal ini berkaitan dengan bentuk stasiun/emplasemen

sebagai pendukung operasi.

d. Kecepatan sarana dan daya tarik lokomotif. Ada interelai antara kecepatan

dengan kekuatan tarik, yaitu makin besar kecepatan makin mengecil

kekuatan tariknya.

Peralatan operasi kereta api lokomotif (motive power) yang semula berupa

lokomotif uap, sesudah tahun 1940-an banyak diganti dengan lokomotif diesel

dan listrik.

Sebagai prasarana angkutan kereta api, salah satu peralatan basis angkutan

kereta api yang utama adalah jaringan jalan kereta api yang terdiri antara lain rel.

Struktur dan mutu bahan rel itu harus sesuai dengan berat dan kecepatan kereta

api yang melintas diatasnya. Semua lokomotif adalah bagian terberat dari

rangkaian kereta api yang beroperasi. Namun dengan perkembangan teknologi,

kereta penumpang dan gerbong barang seringkali sudah merupakan bagian yang

terberat yang harus diperhatikan pada pembangunan jalan kereta api yang baru

dan dalam perawatan jalan kereta api yang sudah ada. Bahan rel yang dulu sering

dipakai adalah yang berukuran 399 kaki dengan berat maksimum 155 pounds,

sebagaimana yang banyak dipakai pada jalan kereta api di Amerika Serikat.

Dengan majunya teknologi dan beroperasinya lokomotif listrik dan diesel, maka

bahan rel yang lebih ringan yang mempunyai berat 132 pounds sekarang lebih

banyak dipakai. Bantalan juga diganti dari yang semula kayu diubah menjadi

bantalan semen (Nasution, 2004:162-163).

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Transportasi Pengertian

2.2.3 Sifat Usaha Angkutan Perkeretaapian

Usaha angkutan kereta api pada dasarnya bersifat usaha monopoli.

Pengertian monopoli disini bahwa pengusahaannya adalah sebagai satu-satunya

usaha angkutan yang mengendalikan suplai dan harga atas jasa angkutannya

ditandai dengan tiadanya persaingan jasa yang sejenis. Persaingan di dalam

usaha angkutan kereta api tidaklah feasible dan juga tidaklah diinginkan karena

berbagai alasan dan pertimbangan, diantaranya berkaitan dengan segi-segi

efisiensi, kesatuan usaha, dan sosial politis. Sifat monopoli usaha angkutan ini

terjadi karena memang telah tercipta sejak berdirinya maupun karena usaha itu

hendak dibentuk atas dasar hak monopoli melalui peraturan pemerintah. Namun

demikian usaha angkutan kereta api tidaklah memiliki sifat monopoli absolut.

Kompetisi dapat datang dari usaha moda angkutan lain yang paralel, seperti

dengan usaha angkutan jalan raya dan angkutan melalui air. Sehingga usaha

perkeretaapian seringkali pula disebut sebagai monopoli parsial.

Usaha angkutan kereta api adalah bersifat publik utility. Suatu usaha

dikatakan publik utility bilamana dia menghasilkan komoditi dan jasa untuk

kepentingan masyarakat banyak dan karenanya sangat diperlukan bagi

kesejahteraan masyarakat umum. Usaha yang bersifat publik utility ini selain

usaha angkutan kereta api adalah usaha-usaha perlistrikan, air minum, kesehatan,

jasa pos dan sebagainya. Sifat tertentu lainnya dari perusahaan angkutan kereta

api adalah bahwa usahanya bersifat secara besar-besaran (large scale

undertaking). Sifat skala besar ini tercermin dalam besarnya investasi kapital

untuk pembelian dan pembebasan tanah serta pembangunan prasarana dan alat

angkutannya, untuk pemakaian tenaga kerja, organisasi perusahaan, pengeluaran

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Transportasi Pengertian

untuk biaya operasi dan sebagainya. Dengan demikian, untuk usaha angkutan

kereta api ini diperlukan baik jumlah permodalan yang besar untuk investasi

kapital pada permulaan usahanya, maupun penyediaan dana yang besar untuk

modal kerja dalam kegiatan operasinya.

Berbeda dari usaha angkutan lainnya, maka pada usaha angkutan kereta

api semua peralatan besar maupun peralatan operasinya dimiliki, dioperasikan dan

dipelihara sendiri oleh perusahaan yang bersangkutan. Peralatan dasar pada usaha

angkutan kereta api, seperti stasiun, jalan dan bantalan, jembatan, peralatan sinyal

dan komunikasi dan lain-lain serta peralatan operasi seperti lokomotif, gerbong

barang dan kereta penumpang, kesemuanya diadakan, dibiayai dan dioperasikan

sendiri oleh perusahaan kereta api yang bersangkutan (Kamaluddin, 2003:45-46).

2.3 Pengertian Pemasaran

Ada banyak definisi yang dikemukakan oleh para pakar untuk istilah

pemasaran, tergantung kepada sudut pandang yang mereka gunakan. Berikut

definisi pemasaran yang dirumuskan ahli pemasaran :

1. Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu-individu

dan kelompok-kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

inginkan melalui penciptaan, penawaran dan pertukaran produk-produk

yang bernilai (Kotler, 1993:5).

2. Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang

untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan

mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Transportasi Pengertian

baik kepada konsumen saat ini maupun konsumen potensial (Stanton,

1996:7-8).

3. The American Marketing Association (AMA) mendefenisikan pemasaran

sebagai proses perencanaan dan pelaksanaan konsep, penetapan harga,

promosi, dan distribusi barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang

memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi (Kurtz, Boone, 1987:7).

Definisi diatas tidaklah bertentangan satu sama lain, justru setiap rumusan

tersebut saling melengkapi. Keanekaragaman definisi merefleksikan kompleksitas

fenomena pemasaran, dimana persfektif berbeda cenderung menekankan aspek

yang berbeda pula (Tjiptono, 2005:3).

2.4 Pengertian Jasa

Jasa sering dipandang sebagai suatu fenomena yang rumit. Kata jasa itu

sendiri mempunyai banyak arti, mulai dari pelayanan personal (personal service)

sampai jasa sebagai suatu produk. Sejauh ini sudah banyak pakar pemasaran jasa

yang telah berusaha mendefenisikan pengertian jasa. Berikut ini adalah beberapa

diantaranya : Jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu

pihak pada pihak lain dan pada dasarnya tidak berwujud, serta tidak menghasilkan

kepemilikan sesuatu. Proses produksinya mungkin dan mungkin juga tidak

dikaitkan dengan suatu produk fisik (Kotler, 1995:96). Dalam rumusan yang

agak mirip dengan definisi Kotler, Payne merumuskan jasa sebagai: "aktivitas

ekonomi yang mempunyai sejumlah elemen (nilai atau manfaat) intangibel yang

berkaitan dengannya, yang melibatkan sejumlah interaksi dengan konsumen atau

dengan barang-barang milik, tetapi tidak menghasilkan transfer kepemilikan.

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Transportasi Pengertian

Perubahan dalam kondisi bisa saja muncul dan produksi suatu jasa bisa memiliki

atau juga tidak mempunyai kaitan dengan produk fisik”. (Yazid, 2005:3).

2.5 Pemasaran Jasa Transportasi

Pertumbuhan jasa transportasi di Indonesia didasarkan pada kebutuhan

nasional dan peraturan perundang-undangan, yang pada intinya dilakukan

melalui:

a. Investasi (dalam atau luar negeri).

b. Kerja sama operasional seperti aliansi dengan berbagai pihak.

c. Pembinaan usaha.

Salah satu upaya peningkatan posisi bersaing perusahaan adalah melalui

manajemen pemasaran. Jika aktifitas perusahaan meliputi fungsi produksi,

pemasaran, keuangan, dan personalia, fungsi pemasaran termasuk aktivitas kunci

damlam memajukan perusahaan. Aktifitas pemasaran dimulai dengan kebutuhan

dan keinginan manusia. Pembeli atau konsumen merupakan titik tolak dalam

proses produksi jasa transportasi. Konsumen atau penumpang moda transportasi

bukan untuk perusahaan transportasi, tetapi perusahaan transportasi untuk

konsumen/penumpang. Perusahaan transportasi harus benar-benar memperhatikan

kepuasan penumpangnya yang meliputi sedikitnya dua aspek, yaitu secara fisik-

keselamatan penumpangnya dan secara psykis-kenyamanan penumpangnya.

Pemasaran transportasi harus didasarkan pada konsepsi pemasaran yang

tepat. Ada beberapa konsep pemasaran sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Transportasi Pengertian

1. Konsep berwawasan produksi.

Konsep berwawasan produksi merupakan suatu konsep tertua yang dianut

para penjual. Konsep berwawasan produksi berasumsi bahwa konsumen

akan memilih produk yang mudah didapat dan murah harganya.

Berdasarkan konsep ini, pemasaran transportasi memfokuskan kegiatan

pemasaran pada sedikitnya tiga hal, yaitu pemilihan rute yang tepat

dimana konsumen dapat dengan mudah menjangkaunya, menetapkan

harga atau tarif murah sesuai daya beli, dan sesuai dengan

kebutuhan/tujuan perjalanannya.

2. Konsep berwawasan produk

Konsep berwawasan produk berpendapat bahwa konsumen akan memilih

produk yang menawarkan mutu, kinerja terbaik, atau hal inovatif lainnya.

Manajer dalam perusahaan berwawasan konsep produk akan memusatkan

perhatian untuk membuat produk yang dijual lebih baik dari yang lain dan

terus menyempurnakannya. Dengan demikian, manajer transportasi harus

menjamin pelanggan bahwa produk jasa yang ditawarkan kepada

penumpangnya memiliki kualitas prima. Keprimaan jasa yang ditawarkan

meliputi pelayanan Pre-Service, In-Service, dan Post-Service.

3. Konsep berwawasan pemasaran

Konsep berwawasan menjual sangat banyak dianut, terutama sebelum

konsep pemasaran muncul. Tujuan perusahaan penganut konsep ini adalah

menjual sebanyak-banyaknya, bukan membuat produk yang dibutuhkan

atau diinginkan pelanggan. Terhadap konsep ini, pakar teori manajemen

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Transportasi Pengertian

Peter Drucker, memberi kritik dengan mengatakan “Menjual tetap perlu,

namun tujuan pemasaran adalah membuat menjual itu lancar. Pemasaran

bertujuan mengenal dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga

produk cocok dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya. Sehingga

yang tinggal hanyalah bagaimana membuat produknya tersedia”. Jadi

menjual jasa transportasi harus didahului berbagai kegiatan, seperti

pengamatan kebutuhan (volume penumpang), penelitian pasar (area/lokasi

tempat penumpang berada), pengembangan produk (jenis, bentuk jasa

transportasi yang ditawarkan), dan tingkat kemahalan yang diterima pasar

tersebut. Untuk upaya tersebut perusahaan jasa transportasi dituntut harus

memiliki system standard mutu (quality standard system) yang berfungsi

sebagai dasar dalam mendesain mutu layanannya.

4. Konsep pemasaran bermasyarakat

Konsep pemasaran berwawasan bermasyarakat meminta perhatian para

produsen pada hal, seperti lingkungan hidup, kelangkaan sumber daya,

pertumbuhan jumlah penduduk yang begitu pesat, kemiskinan, public

service, hak-hak sipil dan lain-lain. Pemasaran transportasi perlu memberi

kesan yang baik kepada konsumennya, melalui penghargaan,

penghormatan, kenyamanan, keamanan, dan perlindungan. Konsep

berwawasan bermasyarakat meminta manajer pemasaran transportasi

mempertimbangkan paling sedikit tiga faktor dalam pelaksanaan

pemasarannya, yaitu sebagai berikut :

a. Keuntungan perusahaan (margin).

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Transportasi Pengertian

b. Kepuasan pelanggan (customer satisfaction).

c. Kepentingan umum (public utility).

Untuk itu penting dilakukan perencanaan. Perencanaan strategis

berwawasan pasar adalah proses manajerial untuk mengembangkan dan

menjaga sasaran, keahlian, dan sumber daya organisasi sesuai dengan

peluang pasar yang terus berubah (Simbolon, 2003:116-123).

2.6 Karakteristik dan Klasifikasi Jasa

2.6.1 Karakteristik Jasa

Terdapat empat karakteristik dari jasa dibandingkan dengan produk yaitu

tidak berwujud, tidak bisa disimpan,bervariasi dan tidak terpisahkan.

1. Jasa tidak berwujud. Pada prinsipnya produk jasa tidak dapat dilihat,

dirasakan, diraba, didengar, atau dibaui sebelum membeli. Perwujudan jasa

akan terlihat dari elemen yang mengantarkan jasa seperti orang, mesin,

perlengkapan atau lainnya. Menilai kualitas jasa sebelum membeli adalah

melihat perwujudan jasanya.

2. Jasa tidak dapat disimpan. Berbeda dengan produk barang, jasa tidak dapat

disimpan untuk dijual atau digunakan dimasa yang lain.

3. Jasa tidak terpisahkan. Konsumen dalam mengkonsumsi jasa tidak bisa

dipisahkan dari penyedianya, dimana dalam jasa proses produksi dan

konsumsinya bersamaan. Pada saat konsumen mengkonsumsi, penjual

memproduksinya.

Universitas Sumatera Utara

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Transportasi Pengertian

4. Variabilitas jasa. Jasa memiliki variabilitas yang tinggi, dimana kualitas jasa

tergantung pada siapa yang menyediakannya, kapan, dimana dan

bagaimana. Orang melayani jasa yang sama belum tentu bisa

menyampaikan jasa yang sama (Suharno, 2010:143-144).

2.6.2 Klasifikasi Jasa

Produk jasa bagaimanapun juga tidak ada yang benar-benar sama satu lain.

Oleh karena itu, untuk memahami sektor jasa, ada beberapa cara pengklasifikasian

produk tersebut. Pertama, didasarkan atas tingkat kontak konsumen dengan

pemberi jasa sebagai bagian dari sistem saat jasa tersebut dihasilkan. Kedua, jasa

juga bisa diklasifikasikan berdasarkan kesamaannya dengan operasi manufaktur.

1. Berdasarkan tingkat kontak konsumen, jasa dapat dibedakan kedalam

kelompok high-contact system dan low-contact system. Pada kelompok

high contact system, untuk menerima jasa, konsumen harus menjadi

bagian dari sistem. Hal ini sebagaimana yang terjadi pada jasa sejenis

pendidikan, rumah sakit dan transportasi. Sedangkan pada kelompok low-

contact system, konsumen tidak perlu menjadi bagian dari sistem untuk

menerima jasa. Misalnya pada jasa reparasi mobil dan jasa perbankan,

konsumen tidak harus dalam kontak pada saat mobilnya yang rusak

diperbaiki oleh teknisi bengkel.

2. Cara yang lain untuk mengklasifikasikan jasa adalah dengan menggunakan

kesamaannya dengan operasi manufaktur. Cara ini membagi tiga

kelompok : pure service, quasimanufacturing service, dan mixed service.

Pure service merupakan jasa yang tergolong high contact dengan tanpa

Universitas Sumatera Utara

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Transportasi Pengertian

persediaan, dengan kata lain benar-benar sangat berbeda dengan

manufaktur. Jasa tukang cukur dan ahli bedah misalnya, memberikan

perlakuan khusus dan memberikan jasanya pada saat konsumen ada.

Sebaliknya quasimanufacturing service dalam banyak hal mirip dengan

manufaktur, karena jasa ini termasuk sangat low-contact dan konsumen

tidak harus menjadi bagian dari proses produksi jasa. Termasuk dalam jasa

tersebut adalah jasa perbankan, asuransi, kantor pos dan jasa pengantaran.

Sedangkan mixed service, merupakan kelompok jasa dengan tingkat

kontak menengah (moderate-contact) yang menggabungkan beberapa

fitur/sifat pure service dan quasimanufacturing service. Termasuk dalam

kelompok jasa ini adalah jasa ambulans, pemadam kebakaran dan lain-lain

(Griffin dalam Lupiyoadi, 2001: 6-7).

2.7 Bauran Pemasaran Jasa

Bauran pemasaran jasa merupakan seperangkat alat yang dapat digunakan

pemasar untuk membentuk karakteristik jasa yang ditawarkan kepada pelanggan.

Alat-alat tersebut dapat digunakan untuk menyusun strategi jangka panjang dan

merancang program taktik jangka pendek. Konsep bauran pemasaran

dipopulerkan pertama kali beberapa dekade yang lalu oleh Jerome Mc.Carthy

yang merumuskannya menjadi 4P (Product, Price, Promotion, dan Place). Dalam

perkembangannya, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa penerapan 4P

terlampau terbatas/sempit untuk bisnis jasa karena alasan berikut:

a. Karakteristik intangible pada jasa diabaikan dalam kebanyakan analisis

mengenai bauran pemasaran.

Universitas Sumatera Utara

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Transportasi Pengertian

b. Unsur harga mengabaikan fakta bahwa banyak jasa yang diproduksi oleh

sektor publik tanpa pembebanan harga pada konsumen akhir.

c. Bauran promosi dalam 4P tradisional mengabaikan promosi jasa yang

dilakukan personel produksi tepat pada saat konsumsi jasa.

d. Oversimplikasi terhadap unsur-unsur distribusi yang relevan dengan

keputusan distribusi jasa strategis.

e. Pendekatan bauran pemasaran tradisional juga dianggap mengabaikan

masalah-masalah dalam mendefinisikan konsep kualitas pada intangible

services, dan mengindetifikasi serta mengukur unsur-unsur bauran

pemasaran yang dapat dikelola dalam rangka menciptakan jasa berkualitas.

f. Bauran pemasaran tradisional juga melupakan arti penting orang (people),

baik sebagai produsen, konsumen, maupun co-consumers.

Kelemahan-kelemahan ini mendorong banyak pakar pemasaran untuk

mendefinisikan ulang bauran pemasaran sedemikian rupa sehingga lebih aplikatif

untuk sektor jasa. Hasilnya, 4P tradisional diperluas dan ditambahkan dengan 4

unsur lainnya, yaitu People, Process, Physical evidence, dan Customer Service.

Keputusan mengenai setiap unsur bauran pemasaran ini saling berkaitan satu sama

lain. Kendati demikian, tingkat kepentingan yang ditekankan pada masing-

masaing unsur antar jasa cenderung bervariasi.

1. Product, produk merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang

ditujukan untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemuasan kebutuhan

dan keinginan pelanggan. Keputusan bauran produk yang dihadapi pemasar

jasa bisa sangat berbeda dengan yang dihadapi pemasar barang. Aspek

Universitas Sumatera Utara

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Transportasi Pengertian

pengembangan jasa baru juga memiliki keunikan khusus yang berbeda

dengan barang, yakni jasa baru sukar diproteksi dengan paten.

2. Pricing, keputusan bauran harga berkenaan dengan kebijakan strategis dan

taktis, seperti tingkat harga, struktur diskon, syarat pembayaran, dan tingkat

diskriminasi harga diantara berbagai kelompok pelanggan. Pada umumnya,

aspek-aspek ini mirip dengan yang dijumpai pemasaran barang. Akan tetapi

ada perbedaannya yaitu karakteristik intangible jasa menyebabkan harga

menjadi indikator signifikan atas kualitas.

3. Promotion, bauran promosi tradisional meliputi berbagai metode untuk

mengkomunikasikan manfaat jasa kepada pelanggan potensial dan aktual.

Metode tersebut terdiri atas periklanan, promosi penjualan, direct

marketing, personal selling, dan public relation.

4. Place, keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa

bagi para pelanggan potensial. Keputusan ini meliputi keputusan lokasi

fisik.

5. People, bagi sebagian besar jasa, orang merupakan unsur vital dalam bauran

pemasaran. Dalam industri jasa, setiap orang merupakan ‘part-time

marketer’ yang tindakan dan prilakunya memiliki dampak langsung pada

output yang diterima pelanggan.

6. Physical Evidence, karakteristik intangible pada jasa menyebabkan

pelanggan potensial tidak bisa menilai suatu jasa sebelum mengonsumsinya.

Ini menyebabkan resiko yang dipersepsikan konsumen dalam keputusan

pembelian semakin besar. Oleh sebab itu salah satu unsur penting dalam

Universitas Sumatera Utara

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Transportasi Pengertian

bauran pemasaran adalah upaya mengurangi tingkat resiko tersebut dengan

jalan menawarkan bukti fisik dari karakteristik jasa.

7. Process, proses produksi atau operasi merupakan faktor penting bagi

konsumen high-contact service, yang sering kali juga berperan sebagai co-

producer jasa bersangkutan. Dalam bisnis jasa, manajemen pemasaran dan

manajemen operasi terkait erat dan sulit dibedakan dengan tegas.

8. Customer service, Makna layanan pelanggan berbeda antar organisasi.

Dalam sektor jasa, layanan pelanggan dapat diartikan sebagai kualitas total

jasa yang dipersepsikan oleh pelanggan (Tjiptono, 2005:30-32)

2.8 Penelitian Terdahulu

Sari (2014) melakukan penelitan yang berjudul Pengaruh bauran

pemasaran jasa terhadap keputusan masyarakat naik kereta api di stasiun Simpang

Haru Padang. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif dengan

analisis regresi linier berganda. Tujuh variabel pemasaran jasa yang digunakan

yaitu: produk, harga, lokasi, promosi, orang, proses dan bukti fisik. Dari hasil

penelitian diketahui nilai koefisien determinasi sebesar 0,574 artinya produk,

harga, lokasi, promosi, orang, proses, bukti fisik memberi pengaruh atau

kontribusi sebesar 57,4% terhadap keputusan naik kereta api sedangkan sisanya

42,6% dipengaruhi faktor lain yang tidak diterangkan dalam penelitian tersebut.

Secara serempak, produk, harga, lokasi, promosi, orang, proses dan bukti fisik

berpengaruh signifikan terhadap keputusan masyarakat naik kereta api. Secara

Universitas Sumatera Utara

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Transportasi Pengertian

parsial, dari ketujuh bauran pemasaran jasa, produk, harga, orang dan proses

masing masing berpengaruh terhadap keputusan menggunakan kereta api.

Wijanarko (2014) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh harga dan

kualitas pelayanan terhadap keputusan penggunaan kereta api Fajar Utama

Semarang relasi Semarang-Jakarta. Metode penelitian yang dilakukan adalah

explanatory research atau penjelasan yaitu penelitian yang digunakan untuk

menjelaskan hubungan antar variabel melalui pengujian hipotesis yang telah

dirumuskan. Dari hasil penelitan diketahui bahwa secara bersama-sama, harga

tiket dan kualitas pelayanan berpengaruh terhadap keputusan penggunaan kereta

api dan secara parsial, masing-masing harga dan kualitas pelayanan menunjukkan

ada pengaruh terhadap keputusan penggunaan kereta api.

Universitas Sumatera Utara