bab ii landasan teori 2.1 pengertian sampah
TRANSCRIPT
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Sampah
Sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak
disenangi atau sesuatu yang dibuang berasal dari kegiatan manusia dan tidak
terjadi dengan sendirinya (Chandra, 2007) . Sampah dalam ilmu kesehatan
lingkungan sebenarnya hanya sebagian dari benda atau hal-hal yang
dipandang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau harus dibuang,
sedemikian rupa sehingga tidak sampai mengganggu kelangsungan hidup.
Dari segi ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan sampah ialah
sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, disenangi atau sesuatu yang harus
dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia
(termasuk kegiatan industri), tetapi yang bukan biologis (karena human waste
tidak termasuk didalamnya) dan umumnya bersifat padat (karena air bekas
tidak termasuk didalamnya).
Berdasarkan asalnya sampah padat dapat digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu :
A. Sampah organik
Sampah organik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan
hayati yang dapat didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable.
Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah
tangga sebagian besar merupakan bahan organik. Jenis sampah yang
termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa-sisa makanan,
8
pembungkus (selain ketas, karet dan plastik), tepung, sayuran, kulit buah,
daun dan ranting.
B. Sampah Anorganik
Sampah anorganik yakni sampah yang dihasilkan dari bahan-
bahan non hayati, baik sebagai produk sintetik maupun hasil pengolahan
teknologi bahan tambang, hasil olahan baan hayati dan sebagainya.
Sampah anorganik dibedakan menjadi :
1. sampah logam dan produk-produk olahanya
2. sampah plastik
3. sampah kertas
4. sampah kaca dan keramik,
5. sampah deterjen
Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diurai oleh
alam/mikroorganisme (unbiodegradable). Sedang sebagian lainnya hanya
dapat diuraikan dalam waktu yang lama. Sampah jenis ini pada tingkat
rumah tangga misalnya botol plastik, botol gelas, tas plastik dan kaleng.
Sedangkan sesuai dengan UU No.18 Tahun 2008 tentang pengelolaan
sampah, sampah dibedakan menjadi :
a. sampah rumah tangga;
b. sampah sejenis sampah rumah tangga; dan
c. sampah spesifik.
9
2.2 Defisini Pengepul
Pengepul adalah lembaga pemasaran independen yang terlibat pada
saluran distribusi dengan motif ekonomi tertentu. Pengepul sebagai perantara
memanfaatkan selisih (margin) sebagai keuntungan yang akan di peroleh dari
harga pembelian dan harga penjualan. Misal, pengepul mendapatkan atau
melakukan pembelian sejumlah sampah dari pemulung sebesar Rp 500,-/kg.
kemudian dengan Rp 1.000,- sampah tersebut dijual kembali kepada pabrik
atau lembaga pemasaran lainnya. Dengan demikian , margin yang diperoleh
dari harga awal adalah sebesar 50% atau sebesar Rp 500,-
Pengepul tidak selalu untung, karena dalam setiap kegiatan ekonomi,
kendala dan resiko bisnis itu akan selalu ada. Misalnya, pengepul akan
mengalami kerugian apabila produk yang dibawanya mengalami kerusakan
atau penurunan kualitas. Pelaku ekonomi yang tergolong ke dalam pengepul
ini antara lain Bandar, pedagang besar dan tengkulak. Ketiganya dimasukan
ke dalam satu kategori dengan alasan ketiganya sama-sama melakukan
pengumpulan barang atau hasil produksi, baik itu produsen maupun dari
sesama lembaga pemasaran yang ada, dan kembali menyalurkannya. Ketiga
ini yang membedakan hanyalah skala usaha dan tingkatannya.
2.3 Definisi Convenience Store
Convenience store adalah peritel yang menyediakan berbagai barang
dagangan dengan tipe yang terbatas serta mempunyai lokasi yang strategis
dengan pelayanan yang cepat. Convenience Store menyediakan berbagai
10
barang dagangan dengan tipe yang terbatas dan terletak pada lokasi yang
strategis dan nyaman dengan pelayanan yang cepat. Convenience store
merupakan versi modern dari pasar tradisional dan general store dimana
mereka menjual susu ,roti serta berbagai bahan makanan dan minuman yang
dibutuhkan oleh para customer.
Convenience store mampu membuat customer untuk melakukan
pembelian barang dengan cepat tanpa perlu mencari di seluruh area pertokoan
yang besar dan mengantri pada antrian yang panjang pada saat pembayaran.
Menurut Levy & Weitz (2009: 46), rata – rata semua barang bisa dibeli dalam
jangka waktu kurang dari 30 menit. Biasanya convenience store ini terletak
sekitar pengisian bahan bakar atau bensin yang juga termaksud penjualan
yang terbanyak.
2.4 Analisis Five Forces
Gambar 2.1 Five Forces
11
Analisis lima kekuatan Porter adalah suatu kerangka kerja untuk
analisis industri dan pengembangan strategi bisnis yang dikembangkan oleh
Michael Porter pada tahun 1979. Selain itu, tools ini dapat membantu untuk
mengetahui keunggulan posisi kompetisi saat ini dan kemudian hari. Menurut
Michael Porter terdapat 5 kekuatan yang dapat menentukan intesitas
persaingan dalam suatu industri, yaitu :
a. Bargaining Power of Buyers (Daya Tawar Konsumen)
Penawaran pembeli pada industri berperan dalam menekan untuk
membuat harga turun, dan memberikan peningkatan kualitas produk
ataupun pelayanan, sehingga akan membuat kompetitor saling bersaing
satu sama lain. Pembeli memiliki kekuatan yang besar apabila :
- Kelompok pembeli terpusat dan membeli dalam jumlah yang banyak.
Apabila sebagian besar adalah pembelian dari pembeli tertentu, makan
akan memperkuat posisi pembeli dalam industri.
- Produk yang dibeli adalah bagian dari suatu biaya ataupun pembelian
dalam jumlah yang besar. Sehingga akan pembeli cenderung untuk
mencari harga produk dengan lebih selektif.
- Produk yang dibeli adalah produk yang standar atau tidak
terdiferensiasi. Sehingga pembeli akan dapat mnemukan penjual
alternatif dengan penawaran yang lebih baik.
- Pembeli menghadapi switching cost yang kecil.
12
- Pembeli mempunyai informasi yang lengkap terhadap produk.
Misalnya informasi permintaan, harga pasar, bahkan biaya yang
dikeluarkan penjual, dengan informasi tersebut, pembeli akan mudah
menekan nilai jual produk.
b. Bargaining Power of Suppliers (Daya Tawar Pemasok)
Kekuatan penawaran pemasok dengan pembeli adalah dengan cara
menaikkan harga atau menurunkan kualitas produk atau jasa yang dijual
oleh pemasok. Pemasok memiliki kekuatan apabila :
- Pemasok didominasi oleh beberapa peruahaan dan terpusat pada
industri dimana mereka menjual. Pemasok yang menjual pada pembeli
yang terfragmentasi biasanya akan dapat mempengaruhi harga,
kualitas, serta syarat-syarat penjualan.
- Tidak adanya produk pengganti yang dijual pada suatu industri.
- Industri bukan menjadi satu-satunya tempat pemasok menjual produk.
- Produk pemasok sangat penting untuk kesuksesan proses pembuatan
atau kualitas produk yang dijual oleh pembeli.
- Switching cost dibutuhkan untuk beralih ke produk pemasok tidak
besar.
- Kelompok pemasok melakukan intregasi maju pada suatu industri.
13
c. Threat of Entrants (Ancaman Pendatang Baru)
Dengan adanya pendatang baru maka akan menambah jumlah
persaingan dalam suatu industri. Masuknya pendatang baru bergantung
pada hal-hal sebagai berikut :
- Loyalitas pelanggan
Pelanggan yang memiliki loyalitas terhadap prduk akan terus
menggunakam produk tersebut. Sehingga semakin loyal pelanggan,
maka akan menciptakan penghalang untuk masuknya pendatang baru.
- Diferensiasi produk
Dengan diferensiasi produk, mengartikan bahwa sebuah
perusahaan mempunyai identitas merek dan kesetiaan pelanggan
berdasarkan perbedaan produk, perbedaan servis, maupun iklan.
Diferensiasi akan menciptakan penghalang bagi pendatang baru untuk
mengeluarkan biaya lebih demi mendapatkan loyalitas dari pelanggan.
- Biaya investasi
Apabila biaya investasi mahal, maka akan menciptakan
penghalang untuk para pendatang baru.
- Biaya beralih pemasok (switching cost)
Biaya besar yang dilakukan oleh pendatang baru untuk beralih
pemasok akan menciptakan penghalang tersendiri.
14
- Akses ke saluran distribusi
Tantangan paling berat bagi pendatang baru adalah mendapatkan
jalur distribusi pelanggan dan pemasok yang tepat. Apalagi bila
pesaing memiliki terikatan yang kuat dengan pelanggan dan
distributor.
- Kebijakan pemerintah
Kebijakan - kebijakan pemerintah dalam penyelenggaraan
jaringan dapat menjadi salah saktu faktor penghambat masuknya
pendatang baru.
d. Threat of Substitute Products or Services (Ancaman Produk/Servis
Pengganti)
Dengan adanya produk pengganti maka akan membatasi laba yang
diperoleh suatu industri.
- Layanan produk pengganti. Semakin lengkap pelayanan yang
diberikan oleh produk pengganti , maka akan menurunkan loyalitas
pelanggan.
- Produk pengganti mudah didapat. Dengan mudahnya produk
pengganti didapatkan, semakin tinggi ancaman yang masuknya produk
pengganti.
- Semakin menarik alternatif harga yang diberikan produk pengganti,
maka semakin ketat pula pembatasan laba suatu industri. Produk
15
dengan ancaman yang kuat adalah produk yang memiliki harga atau
kualitas yang lebih baik.
- Switching cost, peralihan membutuhkan biaya peralihan.
e. Rivalry Among Existing Competitor (Ancaman Pesaing)
Kompetitor dalam hal ini adalah para penjual yang menjual produk
sejenis, yang berusaha memperebutkan marketshare pasar. Intensitas
persaingan disebut tinggi apabila :
- Jumlah pesaing yang seimbang. Banyaknya pesaing dengan
kekuatannya masing-masing akan meningkatkan persaingan dalam
kompetisi.
- Pesaing yang beragam. Pesaing mempunyai tujuan, strategi, dan
karakteristik yang berbeda-beda.
- Pertumbuhan industri yang lamban, suatu saat akan mengubah
persaingan menjadi ajang perebutan pangsa pasar.
- Kurangnya diferensiasi produk. Saat suatu produk atau jasa dipandang
sebagai komoditas, maka pemilihan akan didasarkan pada harga dan
pelayanan.
- Biaya tetap. Biaya yang tinggi akan menciptakan tekanan yang berat
untuk perusahaan untuk mengisi kapasitas yang seringkali
menyebabkan penurunan harga yang cepat ketika adanya kapasitas
berlebih
16
2.5 Analisis SWOT
Gambar 2.2 SWOT Analysis
Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan
untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weakness), peluang
(opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu
spekulasi bisnis. Dengan melihat kekuatan yang dimiliki serta
mengembangkan kekuatan tersebut dapat dipastikan bahwa perusahaan akan
lebih maju dibandingkan pesaing lain. Demikian juga dengan kelemahan yang
dimiliki harus diperbaiki agar perusahaan tetap eksis. Memanfaatkan peluang
yang ada dengan sebaik-baiknya oleh perusahaan agar penjualannya
meningkat. Dengan ancaman yang dihadapi perusahaan harus dihadapi
dengan mengembangkan strategi pemasaran yang baik.
17
SWOT menurut Sutojo dan F. Kleinsteuber (2002:8) adalah untuk
menentukan tujuan usaha yang realistis, sesuai dengan kondisi perusahaan dan
oleh karenanya diharapkan lebih mudah tercapai.
Kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal
dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis
SWOT. SWOT merupakan singkatan dari lingkungan internal Strengths dan
Weakness serta lingkungan eksternal Opportunities dan Threats yang dihadapi
dunia bisnis. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal Peluang
dan Ancaman dan faktor internal Kekuatan dan Kelemahan.
Sedangkan Kotler (2008:88) mengemukakan bahwa analisis SWOT
adalah evaluasi terhadap keseluruhan kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman.
Teknik analisis SWOT :
Analisis Internal
- Analisis Kekuatan (Strengths)
Setiap perusahaan harus menilai kekuatan dan kelemahannya
dibandingkan pesaingnya. Penilaiannya dapat didasarkan pada beberapa
faktor, misalnya : teknologi, sumber daya finansial, kemampuan
kemanufakturan, kekuatan pemasaran, dan basis pelanggan. Kekuatan adalah
keahlian dan kelebihan yang dimiliki oleh perusahaan pesaing.
18
- Analisis Kelemahan (Weakness)
Merupakan keadaan perusahaan dalam menghadapi pesaing
mempunyai keterbatasan dan kekurangan serta kemampuan menguasai pasar,
sumber daya, dan keahlian. Kelemahan dalam suatu bisnis adalah keterbatasan
atau kekurangan dalam hal sumber, keterampilan, dan kemampuan yang
menjadi penghalang bagi kinerja perusahaan. Dalam prakteknya, keterbatasan
dan kekurangan kemampuan dapat dilihat dalam sarana dan prasarana yang
dimiliki dan tidak dimiliki, kemampuan manajerial yang rendah, keterampilan
pemasaran yang tidak sesuai pasar, produk yang tidak atau kurang diminta
oleh para pelannggan, dan tingkat perolehan laba yang kurang memadai.
Analisis Eksternal
- Analisis Peluang (Opprtunities)
Peluang merupakan kondisi peluang yang mungkin berkembang di
masa yang akan datang. Kondisi yang terjadi bisa berasal dari luar organisasi,
proyek, atau konsep bisnis itu sendiri misalnya kompetitor, kebijakan
pemerintah, dan kondisi lingkungan. Peluang pemasaran adalah suatu daerah
kebutuhan pembeli dimana perusahaan dapat beroperasi secara
menguntungkan.
- Analisis Ancaman (Threats)
Ancaman adalah tantangan yang diperlihatkan atau diragukan oleh
suatu kecenderungan atau suatu perkembangan yang tidak menguntungkan
19
dalam lingkungan yang akan menyebabkan kemerosotan perusahaan.
Pengertian ancaman merupakan kebalikan pengertian peluang, sehingga dapat
dikatakan ancaman sebagai faktor-faktor lingkungan yang tidak
menguntungkan.
2.6 Analisis Kanvas Model Bisnis
Dalam buku Business Model Generation (Osterwalder & Pigneur,
2010), dijelaskan bahwa kanvas model bisnis adalah bahasa yang sama untuk
menggambarkan, memvisualisasikan, menilai, dan mengubah model bisnis.
Sebuah model bisnis menggambarkan dasar pemikiran tentang bagaimana
organisasi menciptakan, memberikan, dan menangkap nilai. Konsep yang
ditawarkan oleh Osterwalder dan Pigneur yaitu sebuah konsep yang
dinamakan “Sembilan Blok Bangunan”.
Gambar 2.3 Sembilan Blok Bangunan
20
Berikut adalah pengertian dari kesembilan blok bangunan tersebut :
2.6.1 Customer Segments (CS)
Gambar 2.4 Customer Segments
Blok Bangunan Segmen Pelanggan menggambarkan
sekelompok orang atau organsiasi berbeda uang ingin dijangkau atau
dilayani oleh perusahaan. Tanpa pelanggan yang dapat memberikan
keuntungan, tidak ada perusahaan yang mampu bertahan lama.
Perusahaan dapat mengelompokkan pelanggan dalam segmen-segmen
berbeda berdasarkan kesamaan kebutuhan, perilaku, atau atribut lain.
Sebuah model bisnis dapat menggambarkan satu atau beberapa
Segmen Pelanggan, besar ataupun kecil. Dari situ perusahaan harus
memutuskan segmen mana yang akan dilayani. Kemudian, barulah
perusahaan dapat merancang model bisnis dengan tepat sesuai
kebutuhan spesifik pelanggan. Beberapa contoh jenis Segmen
pelanggan yang berbeda :
21
a. Pasar massa
Model bisnis yang berfokus pada pasar massa tidak
membedakan antara Segmen-Segmen Pelanggan yang berbeda.
Berfokus pada satu kelompok besar pelanggan dengan kebutuhan dan
masalah yang sebagian besar sama, biasanya ditemukan dalam sektor
konsumen elektronik.
b. Pasar ceruk
Model bisnis yang memiliki target melayani pasar ceruk
mendasar Segmen Pelanggan yang spesifik dan terpesialisasi.
Biasanya ditemukan dalam hubungan pemasok-pembeli, misalnya
banyak pabrikan suku cadang mobil yang sangat bergantung pada
pembelian yang dilakukan pabrikan kendaraan besar.
c. Tersegmentasi
Beberapa model bisnis membedakan segmen pasar dari
kebutuhan dan masalahnya masing-masing. Misalnya kekuatan ritel
sebuah bank, mereka dapat membedakan antara kelompok pelanggan
besar yang memiliki aset menengah dengan kelompok klien makmur
yang memiliki aset dengan nilai besar. Kedua kelompok ini memiliki
kebutuhan dan masalah yang serupa tetapi bervariasi.
22
d. Terdiversifikasi
Organisasi dengan model bisnis pelanggan terdiversifikasi
melayani dua Segmen Pelanggan yang tidak terkait satu sama lain
dengan kebutuhan dan masalah yang sangat berbeda. Misalnya yang
terjadi di Amazon.com yang menyediakan layanan untuk operasional
penjualan rite dan unit layanan komputasi awam.
e. Platform banyak sisi (atau pasar banyak sisi)
Beberapa organisasi melayani dua atau lebih Segmen
Pelanggan yang saling bergantung. Misalnya sebuah perusahaan kartu
kredit membutuhkan banyak pemegang kartu dan pedagang uang
bersedia menerima pembelian dengan kartu kredit tersebut. Kedua
segmen tersebut dibutuhkan untuk memutar jalannya model bisnis.
Selain itu customer segment juga membahas mengenai consumer
behavior dan customer profile. Hal ini membantu dalam menentukan
customer target pada business model creation.
- Consumer behavior
Consumer behavior atau perilaku konsumen adalah proses dan
aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan,
pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi
memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan
hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan
23
pembelian. Konsumen adalah seseorang yang menggunakan barang
atau jasa. Konsumen diasumsikan memiliki informasi atau
pengetahuan yang sempurna berkaitan dengan keputusan
konsumsinya. Mereka tahu persis kualitas barang, kapasitas produksi,
teknologi yang digunakan dan harga barang di pasar. Mereka mampu
memprediksi julah penerimaan untuk suatu periode konsumsi.
Konsumen dari segi wujudnya dibagi menjadi dua yaitu :
Personal Consumer yaitu konsumen yang membeli atau
menggunakan barang atau jasa untuk penggunaannya sendiri.
Organizational Consumer yaitu konsumen yang membeli atau
menggunakan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dan
menjalankan organisasi tersebut.
- Customer profile
Sebuah profil konsumen adalah cara untuk menggambarkan
konsumen kategoris sehingga mereka dapat dikelompokkan untuk
pemasaran dan tujuan periklanan. Telah terbukti lebih menguntungkan
untuk menargetkan iklan ke segmen pasar tertentu. Sebagai cara
singkat-tangan berbicara tentang konsumen, segmen pasar yang sering
diwakili oleh profil konsumen. Pemasaran, penjualan, penelitian dan
pengembangan, departemen produksi memerlukan informasi ini untuk
menyesuaikan pekerjaan mereka agar sesuai kebutuhan pelanggan.
24
2.6.2 Value Propotitions (VP)
Gambar 2.5 Value Propositions
Blok Bangunan Proporsi Nilai menggambarkan gabungan antara
produk dan layanan yang menciptakan nilai untuk Segmen Pelanggan
spesifik. Proporsi nilai merupakan kesatuan, atau gabungan, manfaat-
manfaat yang ditawarkan perusahaan kepada pelanggan. Proporsi Nilai
dapat menjadi inovatif atau mewakili sebuah penawaran baru atau justru
mengubah penawaran yang ada. Tetapi ada Proporsi Nilai yang mungkin
saja sama dengan penawaran pasar yang sudah ada, tetapi dengan fitur
dan atribut tambahan. Proporsi Nilai menciptakan nilai untuk Segmen
Pelanggan melalui perpaduan elemen-elemen berbeda yang melayani
kebutuhan segmen tersebut. Nilai dapat bersifat kuantitatif ataupun
kualitatif. Contoh kontribusi pada penciptaan nilai pelanggan, antara lain :
a. Sifat baru
Beberapa Proposi Nilai memenuhi berbagai kebutuhan pelanggan
yang belum pernah mereka terima sebelumnya. Misalnya terjadi
dibidang teknologi dan pendanaan investasi.
25
b. Kinerja
Meningkatkan kinerja produk atau layanan merupakan cara umum
untuk menciptakan nilai. Biasanya sektor PC yang mengandalkan
faktor ini, yaitu dengan melemparkan mesin yang lebih handal ke
pasar.
c. Penyesuaian (kostumisasi)
Menyesuaikan produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan
spesifik pelanggan individu atau Segmen Pelanggan juga menciptakan
nilai
d. “Menyelesaikan pekerjaan”
Nilai dapat diciptakan karena membantu pelanggan menyelesaikan
pekerjaannya. Misalnya kerja sama antara Rolls-Royce dengan
perusahaan penerbangan yang bergantung pada mesin mereka. Kerja
sama ini memungkinan perusahaan penerbangan tersebut berfokus
menjalankan perusahaan, dan sebagai imbalan, mereka membayar
untuk setiap jam mesin berfungsi pada Rolls-Royce.
e. Desain
Desain itu penting tapi sulit untuk diukur. Sebuah produk terlihat
menonjol karena desainnya yang superior. Biasanya terjadi dibidang
fesyen dan produk elektronik konsumen.
26
f. Merek/status
Pelanggan dapat menemukan nilai dalam sebuah tindakan yang
sederhana karena menggunakan atau memasang merek tertentu.
g. Harga
Menawarkan nilai yang sama pada harga yang lebih rendah sering
dilakukan untuk memuaskan kebutuhan Segmen Pelanggan yang
sangat sensitif terhadap harga.
h. Pengurangan biaya
Membantu pelanggan mengurangi biaya merupakan cara penting
untuk menciptakan nilai. Misalnya penjualan aplikasi yang
membebaskan pembeli dari pengeluaran dan kesulitan dalam membeli,
menginstal, dan mengelola software yang ditawarkan.
i. Pengurangan resiko
Pelanggan menghargai pengurangan resiko yang muncul ketika
mereka membeli suatu produk atau jasa. Misalnya garansi layanan
yang ditawarkan oleh perusahaanmobil seken.
27
j. Kemampuan dalam mengakses
Menyediakan produk atau jasa bagi pelanggan yang sebelumnya
sulit mengakses produk atau jasa tersebut merupakan cara lain
menciptakan nilai. Misalnya dengan memberikan inovasi-inovasi
terhadap barang yang dijual.
k. Kenyamanan/kegunaan
Menjadikan segala sesuatunya ebih nyaman dan lebih mudah
diganakan dapat menciptakan nilai yang sangat berarti. Seperti yang
dilakukan Apple, dengan adanya iPod dan iTune menawarkan
kenyamanan bagi pelanggan dalam mencari, membeli, mengunduh,
dan mendengarkan musik digital.
2.6.3 Channels (CH)
Gambar 2.6 Channels
28
Blok Bangunan Saluran menggambarkan bagaimana sebuah
perusahaan berkomunikasi dengan Segmen Pelanggannya dan
menjangkau mereka untuk memberikan Proporsi Nilai. Saluran adalah
titik sentuh pelanggan yang sangat berperan dalam setiap kejadian
yang mereka alami. Saluran memiliki lima fase yang berbeda. Kita
dapat membedakan antara Saluran langsung dan tidak langsung, dan
antara Saluran yang kita miliki dan yang dimiliki mitra. Menemukan
paduan Saluran yang tepat untuk memenuhi bagaimana pelanggan
ingin dijangkau sangat penting untuk membawa Proporsi Nilai ke
pasar.
Tabel 2.1 Jenis-Jenis Saluran (Osterwalder&Pigneur, 2010)
29
2.6.4 Customer Relationships (CR)
Gambar 2.7 Customer Relationships
Blok Bangunan Hubungan Pelanggan menggambarkan berbagai jenis
hubungan yang dibangun perusahaan bersama Segmen Pelanggan yang
spesifik. Hubungan dapat bervariasi mulai dari yang bersifat pribadi
sampai otomatis. Hubungan pelanggan yang diterapkan dalam model
bisnis suatu perusahaan sangat mempengaruhi pengalaman pelanggan
secara keseluruhan. Beberapa kategori Hubungan pelanggan, yang
mungkin sudah ada dalam hubungan perusahaan dengan Segmen
Pelanggan tertentu :
a. Bantuan personal
Hubungan ini didasarkan pada interaksi antar manusia. Pelanggan
dapat berkomunikasi dengan petugas pelayanan pelanggan untuk
mendapatkan bantuan selama proses penjualan atau setelah pembelian
selesai.
30
b. Bantuan personal yang khusus
Perusahaan menugaskan petugas pelayanan pelanggan yang
khusus diperuntukkan bagi klien individu. Biasanya dikembangkan
untuk jangka panjang seperti yang terjadi di perbankan swasta, dimana
ada bankir khusus untuk melayani pelanggan yang khusus pula.
c. Swalayan
Perusahaan tidak melakukan hubungan langsung dengan
pelanggan, tetapi menyediakan semua sarana yang diperlukan
pelanngan agar dapat membantu dirinya sendiri.
d. Layanan otomatis
Hubungan ini mencampurkan bentuk layanan mandiri yang lebih
canggih dengan proses otomatis. Misalnya, profil online yang
memberi pelanggan akses menggunakan layanan sesuai dengan yang
diinginkan.
e. Komunitas
Saat ini, banyak perusahaan yang memanfaatkan komunitas
pengguna agar lebih terlibat dengan pelanggan/prospek dan dapat
memfasilitasi hubungan antar anggota komunitas.
31
f. Kokreasi
Sekarang mulai banyak perusahaan yang melakukan lebih dari
sekedar hubungan konvensional pelanggan-vendor untuk menciptakan
nilai bersama pelanggan. Misalnya dengan memberikan ulasan
terhadap sesuatu sehingga akan menimbulkan ketertarikan pelanggan.
2.6.5 Revenue Streams (RS)
Gambar 2.8 Revenue Streams
Blok Bangunan Arus Pendapatan menggambarkan uang tunai yang
dihasilkan perusahaan dari masing-masing Segmen Pelanggan. Arus
Pendapatan mungkin memiliki mekanisme penetapan harga yang berbeda,
seperti daftar harga yang tetap, penawaran, pelelangan, kebergantungan
pasar, kebergantungan volume, atau manajemen hasil. Model bisnis
melibatkan 2 jenis Arus Pendapatan :
- Pendapatan transaksi yang dihasilkan dari satu kali pembayaran
pelanggan
32
- Pendapatan berulang yang dihasilkan dari pembayaran berkelanjutan
baik untuk memberikan Proporsi Nilai kepada pelanggan maupun
menyediakan dukungan pelanggan pasca pembelian.
Beberapa cara untuk membangun Arus Pendapatan :
a. Penjualan aset
Pengertian Arus Pendapatan yang paling luas berasal dari penjualan
hak kepemilikan atas produk fisik. Misalnya penjualan buku dan mobil.
b. Biaya penggunaan
Arus Pendapatan dihasilkan dari penggunaan layanan tertentu.
Semakin sering layanan digunakan, semakin banyak pelanggan yang
membayar. Misalnya penggunaan operator telekomunikasi.
c. Pinjaman/penyewaan/leasing
Arus Pendapatan tercipta karena memberi seseorang hak eksklusif
sementara untuk menggunakan aset tertentu pada periode tertentu
sebagai ganti atas biaya yang ditarik.
d. Lisensi
Arus Pendapatan ini muncul karena memberi izin kepada pelanggan
untuk menggunakan properti intelektual terproteksi sebagai pertukaran
atas biaya lisensi. Lisensi memungkinkan pemegang hak menghasilkan
33
pendapatan dari properti mereka tanpa harus memproduksi atau
mengomersialkan suatu layanan.
e. Biaya komisi
Arus Pendapatan inu bersumber dari layanan perantara yang
dilakukan atas nama dua pihak atau lebih. Misalnya antara perusahaan
kartu kredit yangg mendapatkan keuntungan dari pedagang yang
melakukan transaksi dengan pelaanggan yang menggunan kartu kredit
tersebut.
f. Periklanan
Arus Pendapatan in dihasilkan dari biaya untuk mengiklankan
produk, layanan, atau merek tertentu. Masing-masing Arus Pendapatan
memiliki mekanisme penetapan harga yang berbeda. Jenis mekanisme
penetapan harga yang dipilih dapat membedakan pendapatan yang
dihasilkan. Ada 2 jenis mekanisme penetapan harga, yaitu penetapan
harga tetap dan penetapan harga dinamis.
34
Tabel 2.2 Mekanisme Penetapan Harga (Osterwalder&Pigneur, 2010)
2.6.6 Key Resources (KR)
Gambar 2.9 Key Resources
Blok Bangunan Sumber Daya Utama menggambarkan aset-aset
terpenting yang diperlukan agar sebuah model bisnis dapat berfungsi.
Sumber daya ini memnungkinkan perusahaan menciptakan dan
menawarkan Proporsi Nilai, menjangkau pasar, mempertahankan
hubungan dengan Segmen Pelanggan, dan memperoleh pendapatan.
35
Sumber daya utama dapat berbentuk fisik, finansial, intelektual, atau
manusia. Sumber daya utama dapat dimiliki atau disewa oleh perusahaan
atau diperoleh dari mitra usaha. Sumber Daya Utama dapat dikategorikan
sebagai berikut :
a. Fisik
Kategori ini meliputi semua bentuk aset fisik seperti fasilitas
pabrikan, bangunan, kendaraan, mesin, sistem, sistem titik penjualan,
dan jaringan distribusi.
b. Intelektual
Sumber daya intelektual seperti merek, pengetahuan yang
dilindungi, paten dan hak cipta, kemitraan, dan database pelanggan
merupakan komponen-komponen yang semakin penting dalam model
bisnis yang kuat. Sumber saya intelektual sulit untuk dikembangkan,
tetapi jika berhasil, akan memberikan nilai yang sangat berarti.
c. Manusia
Setiap perusahaan memerlukan sumber daya manusia, tetapi
orang-orang akan menonjol dalam model bisnis tertentu, misalnya
pada industri kreatif dan padat pengetahuan.
36
d. Finansial
Beberapa model bisnis membutuhkan sumber daya finansial
dan/atau jaminan finansial, seperti uang tunai, kredit, atau opsi saham
untuk merekrut karyawan andalan.
2.6.7 Key Activities (KA)
Gambar 2.10 Key Activities
Blok Bangunan Aktivitas Kunci menggambarkan hal-hal
terpenting yang harus dilakukan perusahaan agar model bisnisnya dapat
bekerja. Setiap model bisnis membutuhkan Aktivitas Kunci, yaitu
tindakan-tindakan terpenting yang harus diambil perusahaan agar dapat
beroperasi dengan sukses. Akivitas-aktivitas Kunci dikategorikan sebagai
berikut :
a. Produksi
Aktivitas ini terkait dengan perancangan, pembuatanm dan
penyampaian produk dalam jumlah besar dan/atau kualitas unggul.
Biasanya terjadi pada model bisnis pabrikan.
37
b. Pemecahan masalah
Aktivitas-aktivitas Kunci jenis ini terkait dengan penawaran solusi
baru untuk masalah-masalah pelanggan individu. Biasanya untuk
kegiatan konsultan, rumah sakit, dan organisasi jasa lainnya. Model
bisnis ini membutuhkan aktivitas-aktivitas manajemen seperti
manajemen pengetahuan dan pelatihan yang berkelanjutan.
c. Platform/jaringan
Model bisnis yang dirancang dengan platform sebagai Sumber
Daya Utama didominasi oleh platform atau Aktivitas Kunci yang
terkait dengan jaringan. Jaringan platform matchmaking, software, dan
bahkan merek dapat berfungsi sebagai platform. Aktivitas Kunci
dalam kategori ini terkait dengan manajemen paltform, ketentuan
layanan, dan promosi platform.
38
2.6.8 Key Partnerships (KP)
Gambar 2.11 Key Partnerships
Blok Bangunan Kemitraan Utama menggambarkan jaringan
pemasok dan mitra yang membuat model bisnis dapat bekerja. Perusahaan
menciptkana aliansi untuk mengoptimalkan model bisnis, mengurangi
resiko, atau memperoleh sumber daya mereka. Ada 4 jenis kemitraan yaitu:
- Aliansi strategi antara non-pesaing
- Coopetition : kemitraan strategis antar pesaing
- Usaha patungan untuk mengembangkan bisnis baru
- Hubungan pembeli-pemasok untuk menjamin pasokan yang dapat
diandalkan
39
Ada tiga motivasi dalam membangun kemitraan :
a. Optimisasi dan skala ekonomi
Bentuk paling mendasar dari kemitraan atau hubungan antara
pembeli-pemasok dirancang untuk mengoptimalkan alokasi sumber
daya dan aktivitas. Optimisasi dan skala ekonomi kemitraan biasanya
dibuat untuk mengurangi biaya, dan itu sering kali melibatkan
outsourcing atau pemanfaatan infrastuktur bersama.
b. Pengurangan resiko dan ketdakpastian
Kemitraan dapat membantu mengurangi resiko dalam lingkungan
kompetitif yang bercirikan ketidakpastian. Bukan sesuatu yang tidak
biasa bagi pesaing untuk membentuk aliansi startegis dalam satu area
sambil bersaing di area lainnya.
c. Akuisisi sumber daya dan aktivitas tertentu
Hanya sedikit perusahaan yang memiliki semua sumber daya atau
melakukan semua aktivitas yang digambarkan oleh model bisnisnya.
Kebanyakan mereka lebih suka memperluas kemampuan dengan
mengandalkan perusahaan lain untuk melengkapi sumber dayanya atau
melaukan aktivitas-aktivitas tertentu. Kemitraan semacam ini muncuk
karena adanya kebutuhan untuk memperoleh pengetahuan, lisensi, atau
akses kepada pelanggan.
40
2.6.9 Cost Structure (CS)
Gambar 2.12 Cost Structure
Struktur Biaya menggambarkan semua biaya yang dikeluarkan
untuk mengoperasikan model bisnis. Menciptakan dan memebrikan nilai,
mempertahankan Hubungan Pelanggan, dan menghasilkan pendapatan,
menyebabkan timbulnya biaya. Struktur Biaya model bisnis dibedakan
dalam 2 kelas, yaitu :
- Terpacu-biaya (cost-driven)
Model bisnis terpacu-biaya berfokus pada peminimalan biaya.
Pendekatan ini bertujuan untuk menciptakan dan mempertahankan
Struktur Biaya seramping mungkin, menggunakan Proporsi Nilai
dengan harga rendah, otomatisasi maksimum, dan outsourcing secara
ekstensif.
- Terpacu-nilai (value-driven)
Beberapa perusahaan kurang pedali terhadap implikasi biaya desain
bisnis model tertentu, dan berfokus pada penciptaan nilai. Proporsi
41
Nilai premium dan layanan pribadi tingkat tinggi biasanya menjadi ciri
model bisnis yang terpacu-nilai.
Struktur Biaya dapat memiliki karakteristik berikut :
a. Biaya tetap
Biaya-biaya yang tetap sama meskipun volume barang atau jasa
yang dihasilkan berbeda-beda. Contohnya : gaji, uang sewa, dan
fasilitas fisik pabrik.
b. Biaya variabel
Biaya-biaya yang bervariasi secara proposional dengan volume
barang atau jasa yang dihasilkan. Misalnya festival musik.
c. Skala ekonomi
Keunggulan biaya yang dinikmati suatu bisnis ketika produksinya
berkembang. Misalnya perusahaan besar mendapatkan harga beli yang
rendah karena membeli dengan jumlah besar. Sehingga menyebabkan
turunnya biaya rata-rata per unit ketika produksi meningkat.
d. Lingkup ekonomi
Keunggulan biaya yang dinimati terkait lingkup operasional yang
lebih besar. Misalnya dalam perusahaan besar, aktivitas atau Saluran
Distribusi yang sama dapat mendukung beberapa produk sekaligus.
42
Kesembilan Blok Bangun model bisnis menjadi dasar bagi alat
bantu yang ringkas, yang kita sebut Kanvas Model Bisnis.
Gambar 2.13 Kanvas Model Bisnis