bab ii landasan teori a. penelitianterdahulu

12
4 BAB II LANDASAN TEORI A. PenelitianTerdahulu Penelitian mengenai Dampak Keberadaan Tambang Emas Tumpang Pitu Terhadap Perekonomian Masyarakat merupakan penelitian yang bertujuan untuk melihat dampak ekonomi yang terjadi karena adanya kegiatan penambangan emas serta bagaimana kondisi perekonmian masyarakat sekitar pertambangan. Penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian terdahulu yang relevan. Meitika, Linda. (2017). Dampak Pariwisata Terhadap Pendapatan dan Tingkat Kesejahteraan Pelaku Usaha di Kawasan Wisata Pulau Merah, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pelaku usaha di kawasan wisata Pantai Pulau Merah, dan juga untuk mengetahui dampak wisata terhadap pendapatan dan tingkat kesejahteraan pelaku usaha di kawasan wisata Pantai Pulau Mera. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis penelitian kausal komperatif. Macam dan jenis data yang digunakan yaitu data kualitatif dan kuantitatif sedangkan data primer dan data sekunder sebagai jenis data. Data sekunder didapatkan dari berbagai sumber yaitu diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Banyuwangi dan Kantor kepala Desa Sumberagung. Penentuan responden ditentukan dengan rumus Slovin, terdapat 75 responden dengan teknik disproportioned sampling, incidental sampling dan sampling jenuh. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis regresi linear berganda, analisis before vs after dan analisis tingkat kesejahteraan dengan indikator Badan Pusat Statistik (BPS) dan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Ayu Anggraeni, A.(2013).Analisis Dampak Ekonomi Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat di Pulau Tidung. Menjelaskan bahwa adanya objek wisata yang berada di Pulau Tidung telah memberikan dampak ekonomi bagi pendapatan masyarakat. Sedangkan dampak yang ditimbukan berbeda dimana dalam penelitianAnnisa Ayu Anggreani membahas tentang dampak ekonomi wisata bahari bagi pendapatan masyarakat karena banyaknya wisatawan yang berkunjung kesana sehingga pengembangan wilayah wisata bahari sekarang menjadi lebih baik, sedangkan pada peneliti dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas Penambangan Emas di Gunung Tumpang Pitu, didalam penelitian ini yang terdampak atau menjadi fokus utamanya adalah pendapatan dari adanya pelaku usaha

Upload: others

Post on 16-Nov-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. PenelitianTerdahulu

4

BAB II

LANDASAN TEORI

A. PenelitianTerdahulu

Penelitian mengenai Dampak Keberadaan Tambang Emas Tumpang Pitu Terhadap

Perekonomian Masyarakat merupakan penelitian yang bertujuan untuk melihat dampak

ekonomi yang terjadi karena adanya kegiatan penambangan emas serta bagaimana kondisi

perekonmian masyarakat sekitar pertambangan. Penelitian ini mengacu pada beberapa

penelitian terdahulu yang relevan.

Meitika, Linda. (2017). Dampak Pariwisata Terhadap Pendapatan dan Tingkat

Kesejahteraan Pelaku Usaha di Kawasan Wisata Pulau Merah, Desa Sumberagung,

Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pelaku usaha di

kawasan wisata Pantai Pulau Merah, dan juga untuk mengetahui dampak wisata terhadap

pendapatan dan tingkat kesejahteraan pelaku usaha di kawasan wisata Pantai Pulau Mera.

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif

dengan jenis penelitian kausal komperatif. Macam dan jenis data yang digunakan yaitu data

kualitatif dan kuantitatif sedangkan data primer dan data sekunder sebagai jenis data. Data

sekunder didapatkan dari berbagai sumber yaitu diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS)

Kabupaten Banyuwangi dan Kantor kepala Desa Sumberagung. Penentuan responden

ditentukan dengan rumus Slovin, terdapat 75 responden dengan teknik disproportioned

sampling, incidental sampling dan sampling jenuh. Metode analisis data yang digunakan

adalah analisis deskriptif, analisis regresi linear berganda, analisis before vs after dan analisis

tingkat kesejahteraan dengan indikator Badan Pusat Statistik (BPS) dan Badan Koordinasi

Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

Ayu Anggraeni, A.(2013).Analisis Dampak Ekonomi Wisata Bahari Terhadap

Pendapatan Masyarakat di Pulau Tidung. Menjelaskan bahwa adanya objek wisata yang

berada di Pulau Tidung telah memberikan dampak ekonomi bagi pendapatan masyarakat.

Sedangkan dampak yang ditimbukan berbeda dimana dalam penelitianAnnisa Ayu Anggreani

membahas tentang dampak ekonomi wisata bahari bagi pendapatan masyarakat karena

banyaknya wisatawan yang berkunjung kesana sehingga pengembangan wilayah wisata

bahari sekarang menjadi lebih baik, sedangkan pada peneliti dampak yang ditimbulkan oleh

aktivitas Penambangan Emas di Gunung Tumpang Pitu, didalam penelitian ini yang

terdampak atau menjadi fokus utamanya adalah pendapatan dari adanya pelaku usaha

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. PenelitianTerdahulu

5

homestay yang ada disekitar penambangan.

Anggraini, Willa(2017). Dampak Kawasan Pariwisata Pantai Sengigi Terhadap

Kegiatan Ekonomi Masyarakat di Kecamatan Batu Layar Kabupaten Lombok Barat.

Mendeskripsikan tentang dampak yang dirasakan setelah adanya pengembangan Kawasan

Pariwisata Pantai Senggigi bagi kegiatan ekonomi masyarakat sekitar pantai. Dalam

penelitian ini Wila Anggraini membahas tentang kegiatan ekonomi masyarakat setelah

adanya dampak dari Wisata Pantai Senggigi yang sekarang menjadi objek wisata favorit bagi

wisatwan domestik maupun internasional, sehingga hal tersebut sangat berdampak terhadap

pendapatan masyarakat sekitar Kawasan Pariwisata Pantai Senggi.Sedangkan dari peneliti

adalah membahas pengenai pendapatan masyarakat setelah adanya aktivitas penambangan

emas Gunung Tumpang Pitu yaitu pelaku usaha homestay.

Alim Irhamna, S. (2018). Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Perekonomian

Masyarakat Sekitar Objek Wisata di Dieng Kabupaten Wonosobo. Penelitian ini meneliti

mengenai dampak yang diakibatkan dari adanya pengembangan objek wisata terhadap

kondisi perekonomian masyarakat yang ada sekitarnya. Penelitian ini dilakukan di Desa

Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Penelitian ini dilakukan karena adanya

peningkatan pengunjung objek wisata dan juga pendapatan yang ada disektor pariwisata dan

berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat sekitar objek wisata. Jenis penelitian ini

menggunakan metode penelitian deskriptif yang dilengkapi data kualitatif dan kuantitatif baik

data primer maupun sekunder. Penelitian ini menggunakan alat Skala Likert untuk

menentukan hasil penelitian. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran kondisi

pariwisata, dan mengidentifikasi dampak yang ditimbulkan dari adanya pengembangan

pariwisata terhadap kondisi perekonomian masyarakat sekitar. Hasil dari penelitian ini

menunjukkan adanya peningkatan fasilitas, pelayanan objek wisata setelah adanya

pengembangan, akan tetapi ada penurunan pada bidang kebersihan dan keamanan.

Agretta,Riesantya. (2006). Dampak Kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) Terhadap

Pendapatan Usaha Kecil Menengah (UKM) Kripik Tempe Di Sanan Kelurahan Purwantoro

Kecamatan Blimbing Kota Malang. Penelitian ini bertujuan untuk Untuk mengetahui

pendapatan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) kripik tempe dan juga perubahan apa yang

terjadi pada tingkat pendapatan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) kripik tempe di Sanan

Kelurahan Purwantoro Kecamatan Blimbing Kota Malang setelah adanya kenaikan Bahan

Bakar Minyak (BBM) pada bulan Oktober tahun 2005. Jenis penelitian ini menggunakan

metode penelitian deskriptif yang dilengkapi data kualitatif dan kuantitatif baik data primer

maupun sekunder. Penelitian ini menggunakan metode menghitung total pendapatan dan juga

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. PenelitianTerdahulu

6

uji t (t-test) untuk melihat pebedaan yang terjadi pada produksi kripik tempe setelah dan

sesudah adanya kenaikan BBM.

Adapun dalam penelitian ini penulis memiliki beberapa referensi untuk mendukung

berjalannya penelitian ini dengan baik dan benar. Penelitian ini didukung dengan beberapa

penelitian terdahulu guna untuk meperkuat teori-teori maupun rumus yang akan digunakan

untuk mengolah data setelah terkumpulnya semua data. Seperti halnya pada penelitan milik

Linda Meitika tahun 2017 yang membahas tentang dampak pariwisata di Pulau Merah, lokasi

ini sangat dekat dengan lokasi yang penelitian jadi banyak informasi ataupun teori yang dapat

diambil dari penelitian tersebut. Selanjutnya untuk teori pendapatan sendiri lebih lengkapnya

didapatkan dari skripsi Ayu Anggraeini tahun 2013, karena penilitian tersebut juga sama

membahas tentang pendapatan. Dan untuk perhitungan angka hasil dari kuisioner ataupun

data yang akan diolah dengan menggunakan beberapa rumus yang bisa dikutip dari penelitian

Riesantya Agretta. 2006 yang mendeskripsikan mengenai dampak yang diakibatkan oleh

kenaikan bbm, hal ini sama dengan penelitian ini karena penelitian ini juga bertujuan untuk

mengetahui dampak apa yang dihasilkan oleh tambang emas. Sehingga rumus yang

digunakan kurang lebih sama.

B. LandasanTeori

A. Pertambangan

Pertambangan yaitu sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka

penelitian, pengolahan dan pengusahaan mineral atau batu bara yang meliputi

penyelidikanumum,eksplorasi,studikelayakankonstruksi,penambangan,pengolahan dan

pemurnian, pengangkutan dan penjualan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, yang

dimaksud dengan menambang adalah menggali (mengambil) barang tambang dari dalam

tanah. Kemudian, Abrar Saleng menyatakan bahwa usaha pertambangan pada hakikatnya

ialah usaha pengambilan bahan galian dari dalam bumi. Dari pengertian-pengertian

pertambangan di atas, dapat diketahui bahwa pertambangan adalah suatu usaha

mengambil dan memanfaatkan bahan-bahan galian.Hakikatnya pembangunan sektor

pertambangan dan energi mengupayakan suatu proses pengembangan sumber daya

mineral dan energi yang potensial untuk dimanfaatkan secara hemat dan optimal bagi

sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Sumber daya mineral merupakan suatu sumber

yang bersifat tidak dapat diperbaharui. Oleh karena itu penerapanya diharapkan mampu

menjaga keseimbangan serta keselamatan kinerja dan kelestarian lingkungan hidup

maupun masyarakatsekitar.

Sektor pertambangan memiliki peran penting dalam membangun

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. PenelitianTerdahulu

7

perekonomiannegara.Melimpahnya sumber daya mineral dan besarnya potensi

pengembangansektor pertambangan mendorong perusahaan-perusahaan swasta maupun

pemerintah untuk

mengekstraksisumberdayamineralyangada,termasukjugadidalamnyaadalahemas. Kegiatan

pertambangan emas perlu dipertimbangkan aspek keberlanjutan yang menyangkut

dampak ekonomi dan sosial yang ditimbulkan dari kegiatan pertambangan. Kegiatan

pertambangan emas yang dilakukan di Gunung Tumpang Pitu

KabupatenBanyuwangimemberikandampakekonomisepertitenagakerjaperusahaan dari

masyarakat lokal, tambahan pendapatan untuk masyarakat yang menyediakan barang dan

jasa bagi perusahaan pertambangan, dan peningkatan pendapatan

penerimaandaerah.Dampaklingkunganyangditimbulkandarikegiatanpertambanganini

diantaranya adalah tercemarnya kawasan pesisir di empat kampung nelayan dan juga

kawasan wisata.

B. Pendapatan

Pendapatan merupakan salah satu unsur yang paling utama dari pembentukan

laporan laba rugi dalam suatu perusahaan. Banyak yang bingung mengenai istilah

pendapatan. Hal ini disebabkan pendapatan dapat diartikan sebagai revenue dan dapat

juga diartikan sebagai income, maka income dapat diartikan sebagai penghasilan dan kata

revenue sebagai pendapatan penghasilan maupun keuntungan.

Pendapatan sangat berpengaruh bagi keseluruhan hidup perusahaan, semakin besar

pendapatan yang diperoleh maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk

membiayai segala pengeluaran dan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh

perusahaan. Selain itu pendapatan juga berpengaruh terhadap laba rugi perusahaan yang

tersaji dalam laporan laba rugi maka, pendapatan adalah darah kehidupan dari suatu

perusahaan.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia pendapatan adalah hasil kerja (usaha atau

sebagainya).Sedangkan pendapatan dalam kamus manajemen adalah uang yang diterima

oleh perorangan, perusahaan dan organisasi lain dalam bentuk upah, gaji, sewa, bunga,

komisi, ongkos dan laba.Pendapatan adalah jumlah yang dibebankan kepada langganan

untuk barang dan jasa yang dijual. Pendapatan adalah aliran masuk aktiva atau

pengurangan utang yang diperoleh dari hasil penyerahan barang atau jasa kepada para

pelanggan.

Didalam suatu pendapatan terdapat biaya produksi dimana biaya yang dikeluarkan

dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa dengan rumus sebagai berikut

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. PenelitianTerdahulu

8

a. TC (Total Cost) / Biaya Total

TC = FC + VC

Dimana :

FC (Fixed Cost) / Biaya Tetap, tidak dipengaruhi Q (Kuantitas)

VC (Variable Cost) / Biaya Variabel, dipengaruhi jumlah produksi (Q)

Gambar 2.1. Kurva Biaya Total (Total Cost)

Pada kurva Biaya Total (Total Cost) atau Gambar 2.1. Kurva FC

berbentuk horizontal hal inidikarena Fixed Cost merupakan biaya tetap, jadi

tidak perduli berapapun jumlah output yang dihasilkan maka biayanya akan

tetap.

Pada VC atau Variable Cost dapat lihat kurvanya mengalami kenaikan.

Dimana kurva VC menjelaskan biaya variabel yang terus meningkat seiring

dengan bertambahnya output yang dihasilkan. Biaya variabel ini akan

menyesuaikan dengan biaya yang diperlukan untuk penggunaan input.

Sedangkan pada kurva TC atau Total Cost ini merupakan penjumlahan

dari biaya tetap (FC) dan biaya variabel (VC) yang dikeluarkan. Sehingga

bentuk kurva TC akumulasi dari biaya tetap dan biaya variabel.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. PenelitianTerdahulu

9

b. AC (Average Cost) / Biaya rata-rata

𝐴𝐶 =𝑇𝐶

𝑄

Gambar 2.2. Kurva Biaya Rata-Rata (Average Cost)

Pada Gambar 2.2. terlihat kurva Biaya Rata-rata atau Average Cost.

Kurva AC ini berbentuk U, yang artinya hal ini disebabkan karena pada saat

produksi masih sedikit, pertambahan sejumlah biaya produksi akan

menyebabkan pertambahan yang besar terhadap jumlah produksi, tapi jika

produksi sudah sangat banyak maka pertambahan jumlah produksi semakin

sedikit.

c. MC (Marginal Cost) / Biaya Marginal

𝑀𝐶 = 𝛥𝑇𝐶

𝛥𝑄

Gambar 2.3. Kurva Biaya Marginal (Marginal Cost)

Berdasarkan Gambar 2.3 kurva biaya marginal merupakan representasi

dari (biaya marginal) yang dialami produsen pada tingkat produksi yang

berbeda. Dilihat kurvanya berbentuk U, artinya pada awalnya penigkatan output

dapat menurunkan biaya marginal, akan tetapi setelah mencapai titik optimum,

biaya marginal juga akan meningkat seiring tambahan produksi.

Biaya Penerimaan (Revenue) dengan rumus :

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. PenelitianTerdahulu

10

a. TR (Total Revenue) / Penerimaan Total

TR = P x Q

Gambar 2.4. Penerimaan Total (Total Revenue)

Berdasarkan Gambar 2.4 Penerimaan Total (Total Revenue) kurva TR

naik terus yang artinya berapapun jumlah barang yang ditawarkan penjual,

semua akan laku tanpa mengalami penurunan harga.

b. MR (Marginal Revenue) / Penerimaan Marginal

MR = ∆TR

𝑄

Gambar 2.5. Penerimaan Marginal (Marginal Revenue)

Berdasarkan Gambar 2.5 Penerimaan Maarginal (Marginal Revenue)

merupakan tambahan penerimaan yang diperoleh sebagai hasil penjualan satu

unit produk lagi. Karena harga tetap maka penerimaan marginal konstan sesuai

dengan tingkat harga.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. PenelitianTerdahulu

11

Laba – Rugi menggunakan rumus :

a. Laba = TR > TC

Rugi = TR < TC

Gambar 2.6. Keadaan Laba

Dapat dilihat pada gambar 2.6 merupakan sebuah kurva dalam keadaan

laba. Dimana MR berbentuk garis horizontal karena dalam penentuan harga

penjual adalah sebagai price taker atau penentu harga.

Untuk AC pada gambar tersebut membentuk lengkungan berada di

bawah garis MR, karena dalam keadaan laba maka titik lengkungnya berada di

bawah MR.

Sedangkan MC pada gambar tersebut berbentuk lengkungan hampir

sama dengan AC namun MC selalu memotong di titik terendah AC. Selanjutnya

untuk mengetahui dimana letak keadaan laba maka syarat keuntungaan/laba

maksimum adalah MR=MC. Maka titiknya berada di antara garis MR dan MC,

setelah menemukan titik tersebut maka di temukan Total Revenue. Selanjutnya

ketemu dengan AC menjadi Total Cost. Sehingga keadaan laba keuntungan

ketika TR > TC, daerah (persegi Panjang) berwarna orange.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. PenelitianTerdahulu

12

Gambar 2.7. Keadaan Rugi

Pada Gambar 2.7 bentuk kurva untuk yang berada dalam keadaan rugi

dimana AC berbentuk lengkungan berada di atas garis MR, karena dalam keadaan

rugi maka titik lengkungannya berada di atas MR.

MC pada gambar tersebut berbentuk lengkungan hampir sama dengan AC

namun MC selalu memotong titik terendah AC. Setelah itu untuk syaratnya

menentukan dimana letak kerugiannya masih sama dengan kurva laba

sebelumnya dimana MR = MC. Maka titiknya berada di antara garis MR dan MC,

setelah menemukan titik tersebut maka di temukan Total Cost. Selanjutnya

ketemu dengan AC menjadi Total Cost. Sehingga keadaan rugi Ketika TR < TC,

daerah (persegi Panjang) berwarna orange.

b. Titik Impas (Break Event Point)

TR = TC

Titik Impas (Break Event Point) memiliki dua rumus yang pertama

rumus untuk mencari satuan unit dan yang kedua rumus untuk mencari satuan

rupiah, rumus sebagai berikut :

BEP (Satuan Unit) = FC

P−VC

BEP(Satuan Rupiah) = FC

1−VC

P

Dimana:

FC = Total biaya tetap

P = Harga jual per unit

VC = Biaya variabel per unit

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. PenelitianTerdahulu

13

Gambar 2.8. Kurva Titik Impas (Break Event Point)

Berdasarkan Gambar 2.8 kurva titik impas (Break Event Point) diatas

dapat dijelaskan bahwa Q merupakan volume penjualan yang dapat dinyatakan

sebagai satuan kuantitas ataupun pendapatan penjualan, selanjutnyaP merupakan

pendapatan penjualan dan biaya dalam rupiah.

Impas atau BEP pada gambar tersebut terletak pada potongan garis

pendapatan penjualan atau total revenue dan garis biaya total atau total cost. Bila

dari perpotongan garis tersebut ditarik garis tegak ke sumbu Q maka diketahui

pencapaian impas berdasarkan volume penjualan, dan apabila titik impas ditarik

garis tegak lurus ke sumbu P maka diketahui pencapaian impas berdasarkan

pendapatan penjualan.

3. Homestay

Berdasarkan pengertiannya “homestay” merupakan rumah tinggal atau tempat

tinggal yang sebagian kamarnya disewakan kepada tamu dalam kurun waktu tertentu

sesuai kesepakatan yang ada untuk memperlajari budaya setempat atau suatu rutinitas

tertentu. Bangunan homestay sendiri biasanya berada dekat dengan kawasan wisata yang

berfungsi untuk disewakan kepada wisatawan yang secara langsung para wisatawan

dapat melihat kehidupan masyarakat sehari-hari, melihat pemandangan, bahkan

menjalani kehidupan seperti penduduk lokal.

Adapun terdapat beberapa kategori homestay yang membedakan homestay satu

dengan homestay yang lainnya, yaitu sebagai berikut :

a. Lokasi

Lokasi menjadi faktor utama dari kategori homestay yang akan disewakan.

Bangunan homestay pada umunya berada di wilayah lingkup permukiman warga

P

0 Q

Q

Biaya Variabel (VC)

Biaya Tetap (FC)

FC

BEP

TR

TC

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. PenelitianTerdahulu

14

karena pada dasarnya kegiatan homestay adalah kegitan yang dilakukan dengan

tinggal di suatu tempat atau daerah dengan tinggal bersama pemilik rumah untuk

dapat mempelajari kebuadayaan sekitarnya. Lokasi homestay sendiri dapat berada

di desa, dekat dengan tempat wisata atau sebuah perusahaan yang berdiri disekitar

wisata tergantung dengan kebutuhan yang diinginkan oleh penyewa homestay.

b. Fasilitas

Setelah lokasi fasilitas juga menjadi salah satu factor yang harus

diperhitungkan juga apabila ingin menyewa homestay demi kenyamanan

penyewa. Sebuah homestay memiliki fungsi utama yaitu bangunan residential

sementara bagi para wisatawan atau pekerja. Sebagai bangunan yang digunakan

untuk tinggal dalam waktu tertentu maka layaknya memiliki fasilitas utama seperti

ruang tidur atau ruang yang bersifatprivasi yang dapat digunakan untuk

beristirahat, kamar mandi dan ruang penunjang umum lainya. Semakin banyak

fasilitas yang tersedia tentunya hal tersebut akan menjadi pembeda bagi homestay

lainnya dan juga harganya akan menyesuaikan dengan fasilitas yang ada.

Dalam kategori di atas, terdapat juga tiga aspek penting dalam pelaksanaan usaha

homestay yaitu ;

Aspek pertama adalah aspek produk yang meliputi:

a. Bagunan rumah tinggal yang memenuhi kriteria:

b. Kamar tidur, kamar mandi

c. Fasilitas Penunjang.

d. Dapur

Sedangkan aspek kedua, pelayanan, meliputi pemesanan kamar, pencatatan

identitas tamu, pembayaran, pembersihan lingkungan dan kamar tamu, keamanan dan

kenyamanan tamu, penanganan keluhan, dan pemberian informasi tertulis mengenai

harga sewa, lokasi terdekat dari pelayanan kesehatan, fasilitas umum, daya tarik wisata

setemat dan budaya lokal.

Aspek penting ketiga, pengelolaan, meliputi tiga unsur. Yang pertama adalah

pengelolaan tata usaha dengan menyediakan area khusus dalam rumah tinggal untuk

keperluan administrasi, dilengkapi fasilitas penunjang yang sederhana. Selain itu juga

terlaksananya pengadministrasian pencatatan data identitas tamu. Unsur kedua

penjaminan keamanan dan keselamatan, dilakukan dengan cara menyediakan petunjuk

tertulis untuk menghindari terjadinya kebakaran atau keadaan darurat lainnya serta

memiliki peralatan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. PenelitianTerdahulu

15

C. Kerangka Pikir

Gambar 2.9Kerangka Pikir

Hipotesis

H0 : (μ1 − μ2) = 0 atau μ1 = μ2

H1 : (μ1 − μ2) ≠ 0 atau μ1 ≠ μ2

H0: Tidak terdapat perbedaan pendapatan yang signifikan antara pelaku usaha homestay

sebelum adanya penambangan emas Gunung Tumpang Pitu dan pendapatan pelaku usaha

homestay setelah adanya penambangan emas Gunung Tumpang Pitu.

H1: Terdapat perbedaan yang signifikan antara pendapatan pelaku usaha homestay sebelum

adanya penambangan emas Gunung Tumpang Pitu dan pendapatan pelaku usaha homestay

setelah adanya penambangan emas Gunung Tumpang Pitu.

Dampak Penambangan Emas

Gunung Tumpang Pitu

Pendapatan

Pelaku Usaha

Homestay

Pendapatan Usaha

Setelah Adanya

Penambangan Emas

Melihat Perbedaan

Dengan Menggunakan

Uji Paired Sample T Test

Pendapatan Usaha

Setelah Adanya

Penambangan Emas