bab ii landasan teori a. penelitian yang relevan 1 ...repository.ump.ac.id › 4240 › 3 ›...

20
BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1. Penelitian dengan Judul “Analisis Frasa Eksosentrik dan Endosentrik Rubrik Berita Puandalam Surat Kabar Tribunnews Tanjungpinang Edisi Februari 2016” Untuk membedakan penelitian yang berjudul “Frasa Endosentrik pada Berita kriminal dalam Harian Suara Merdeka Edisi Desember 2016” dengan penelitian yang sudah ada sebelumnya. Peneliti meninjau penelitian mahasiswa Universitas Maritim Raja Ali Haji yang berjudul “Analisis Frasa Eksosentrik dan Endosentrik Rubrik Berita“Puan” dalam Surat Kabar Tribunnews Tanjungpinang Edisi Februari 2016” oleh Ria Nengsih, NIM 120388201119, Tahun 2016. Penelitian tersebut menghasilkan analisis berupa frasa eksosentrik dan endosentrik pada rubik berita “Puan” di surat kabar Tribunnews Tanjungpinang. Pada penelitian terdahulu, menunjukan bahwa penelitian mengenai “Frasa Endosentrik pada Berita Kriminalitas dalam Harian Suara Merdeka Edisi Desember 2016” belum pernah dilakukan. Penelitian tersebut mendeskripsikan frasa eksosentrik berdasarkan posisi penghubungnya, yang diperoleh dalam teks rubrik berita “Puan” sebagai berikut: frasa eksosentrik preposisi, frasa eksosentrik posposisi, frasa eksosentrik preposposisi. Frasa endosentrik yang diperoleh dalam rubrik berita “Puan” sebagai berikut: frasa endosentrik koordinatif, dan frasa endosentrik apositif. Perbedaan penelitian yang berjudul “Frasa Endosentrik pada Berita Kriminalitas dalam Harian Suara Merdeka Edisi Desember 2016” dengan penelitian sebelumnya terletak pada tujuan penelitian, teknik pengumpulan data, data dan 6 Frasa Endosentrik Pada..., Ferdian Putri Ismaniar, FKIP UMP, 2017

Upload: others

Post on 29-Jun-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1 ...repository.ump.ac.id › 4240 › 3 › FERDIAN PUTRI ISMANIAR BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI ... pada bahasa Jepang, sedangkan

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Penelitian yang Relevan

1. Penelitian dengan Judul “Analisis Frasa Eksosentrik dan Endosentrik Rubrik

Berita “Puan” dalam Surat Kabar Tribunnews Tanjungpinang Edisi Februari

2016”

Untuk membedakan penelitian yang berjudul “Frasa Endosentrik pada Berita

kriminal dalam Harian Suara Merdeka Edisi Desember 2016” dengan penelitian yang

sudah ada sebelumnya. Peneliti meninjau penelitian mahasiswa Universitas Maritim

Raja Ali Haji yang berjudul “Analisis Frasa Eksosentrik dan Endosentrik Rubrik

Berita“Puan” dalam Surat Kabar Tribunnews Tanjungpinang Edisi Februari 2016”

oleh Ria Nengsih, NIM 120388201119, Tahun 2016. Penelitian tersebut menghasilkan

analisis berupa frasa eksosentrik dan endosentrik pada rubik berita “Puan” di surat

kabar Tribunnews Tanjungpinang. Pada penelitian terdahulu, menunjukan bahwa

penelitian mengenai “Frasa Endosentrik pada Berita Kriminalitas dalam Harian Suara

Merdeka Edisi Desember 2016” belum pernah dilakukan. Penelitian tersebut

mendeskripsikan frasa eksosentrik berdasarkan posisi penghubungnya, yang diperoleh

dalam teks rubrik berita “Puan” sebagai berikut: frasa eksosentrik preposisi, frasa

eksosentrik posposisi, frasa eksosentrik preposposisi. Frasa endosentrik yang

diperoleh dalam rubrik berita “Puan” sebagai berikut: frasa endosentrik koordinatif,

dan frasa endosentrik apositif.

Perbedaan penelitian yang berjudul “Frasa Endosentrik pada Berita

Kriminalitas dalam Harian Suara Merdeka Edisi Desember 2016” dengan penelitian

sebelumnya terletak pada tujuan penelitian, teknik pengumpulan data, data dan

6

Frasa Endosentrik Pada..., Ferdian Putri Ismaniar, FKIP UMP, 2017

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1 ...repository.ump.ac.id › 4240 › 3 › FERDIAN PUTRI ISMANIAR BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI ... pada bahasa Jepang, sedangkan

7

sumber data, serta hasil pembahasan. Adapun tujuan penelitian sebelumnya adalah

mendeskripsikan frasa eksosentrik dan endosentrik pada pada rubik berita “Puan”.

Teknik pengumpulan data pada penelitian sebelumnya menggunakan teknik

dokumentasi, pada penelitian saat ini menggunakan teknik baca dan teknik catat. Data

yang digunakan pada penelitian sebelumnya adalah Rubrik Berita“Puan” dalam Surat

Kabar Tribunnews Tanjungpinang Edisi Februari 2016. Penelitian saat ini data yang

digunakan berupa frasa yang terdapat pada berita kriminalitas harian Suara Merdeka

edisi Desember 2016. Pada bagian pembahasan penelitian sebelumnya menganalisis

frasa eksosentrik dan frasa endosentrik, sedangkan penelitian ini menganalisis frasa

endosentrik saja pada harian Suara Merdeka edisi Desember 2016.

2. Penelitian dengan judul “Frasa Endosentris Pada Bahasa Jepang”

Untuk membedakan penelitian yang berjudul “Frasa Endosentrik pada Berita

kriminal dalam Harian Suara Merdeka Edisi Desember 2016” dengan penelitian yang

sudah ada sebelumnya. Peneliti meninjau penelitian mahasiswa Universitas

Diponegoro yang berjudul “Frasa Endosentris Pada Bahasa Jepang” oleh Lina

Rosliana, tahun 2015. Penelitian tersebut menghasilkan analisis berupa frasa

endosentrik yang terdapat pada bahasa Jepang. Pada penelitian terdahulu, menunjukan

bahwa penelitian mengenai “Frasa Endosentrik pada Berita Kriminalitas dalam Harian

Suara Merdeka Edisi Desember 2016” belum pernah dilakukan. Penelitian tersebut

menguraikan hasil yang mencakup: frasa endosentrik yang terdiri dari ; 1) frasa

endosentrik atributif, 2) frasa endosentrik koordinatif dan 3) frasa endosentrik apositif.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yang pertama yaitu

terletak pada tujuan penelitian, data dan sumber data, serta hasil pembahasan. Adapun

Frasa Endosentrik Pada..., Ferdian Putri Ismaniar, FKIP UMP, 2017

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1 ...repository.ump.ac.id › 4240 › 3 › FERDIAN PUTRI ISMANIAR BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI ... pada bahasa Jepang, sedangkan

8

tujuan penelitian sebelumnya mendeskripsikan frasa endosentrik pada bahasa Jepang,

sedangkan pada penelitian ini hanya menganalisis frasa endosentrik pada berita

Kriminal. Data yang digunakan penelitian sebelumnya berupa frasa yang terdapat

pada bahasa Jepang, sedangkan pada penelitian ini yaitu berupa berita Kriminal.

Bagian hasil dan pembahasan penelitian sebelumnya menganalisis frasa endosentrik

pada bahasa Jepang, sedangkan penelitian ini menganalisis frasa endosentrik pada

harian Suara Merdeka edisi Desember 2016.

3. Penelitian dengan judul “Frasa Endosentrik Bahasa Jawa Dalam Novel

Duraka Karya Any Asmara”

Untuk membedakan penelitian yang berjudul “Frasa Endosentrik pada Berita

Kriminalitas dalam Harian Suara Merdeka Edisi Desember 2016” dengan penelitian

yang sudah ada sebelumnya. Peneliti meninjau penelitian mahasiswa Universitas

Negeri Yogyakarta yang berjudul “Frasa Endosentrik Bahasa Jawa Dalam Novel

Duraka Karya Any Asmara” oleh Vina Retnawati NIM 08205244109, Tahun 2014.

Penelitian tersebut menghasilkan analisis berupa frasa endosentrik bahasa Jawa dalam

novel Duraka karya Any Asmara. Penelitian terdahulu menunjukan bahwa penelitian

mengenai “Frasa Endosentrik pada Berita Kriminalitas dalam Harian Suara Merdeka

Edisi Desember 2016” belum pernah dilakukan. Hal-hal yang ditemukan dalam

penelitian ini antara lain: Pertama, tipe-tipe konstruksi frasa endosentrik bahasa Jawa

yang meliputi tipe konstruksi frasa endosentrik koordinatif, tipe konstruksi frasa

endosentrik atributif, dan tipe konstruksi frasa endosentrik apositif. Tipe konstruksi

frasa endosentrik koordinatif meliputi dua jenis yaitu tipe konstruksi frasa endosentrik

koordinatif kopulatif dan tipe konstruksi frasa endosentrik koordinatif alternatif.

Kedua, kategori frasa endosentrik yang ditemukan dalam penelitian ini ada enam

Frasa Endosentrik Pada..., Ferdian Putri Ismaniar, FKIP UMP, 2017

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1 ...repository.ump.ac.id › 4240 › 3 › FERDIAN PUTRI ISMANIAR BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI ... pada bahasa Jepang, sedangkan

9

kategori yaitu verba, nomina, adjektiva, adverbia, numeralia, dan pronomina. Kategori

frasa endosentrik yang paling banyak ditemukan dalam penelitian ini adalah frasa

berkategori nomina. Ketiga, hubungan makna yang ditemukan dalam penelitian ini

antara lain penjumlahan, pemilihan, penerang, pembatas, penentu/penunjuk, jumlah,

ragam, negatif, aspek, tingkat, sebutan, dan kesamaan.

Perbedaan penelitian yang berjudul “Frasa Endosentrik pada Berita

Kriminalitas dalam Harian Suara Merdeka Edisi Desember 2016” dengan penelitian

sebelumnya terletak pada tujuan penelitian, data dan sumber data, serta hasil

pembahasan. Adapun tujuan penelitian sebelumnya adalah mendeskripsikan tipe,

kategori, dan hubungan makna antar unsur yang membentuk konstruksi frasa

endosentrik bahasa Jawa yang terdapat dalam novel Duraka karya Any Asmara. Data

yang digunakan pada penelitian sebelumnya adalah frasa endosentrik bahasa Jawa

dalam novel Duraka karya Any Asmara. Penelitian saat ini data yang digunakan

berupa frasa yang terdapat pada berita kriminalitas harian Suara Merdeka edisi

Desember 2016. Pada bagian pembahasan penelitian sebelumnya menganalisa frasa

berdasarkan tipe, kategori, dan hubungan makna antar unsur yang membentuk

konstruksi frasa endosentrik, sedangkan penelitian yang saat ini membahas frasa

endosentrik berdasarkan tipe strukturnya.

B. Sintaksis

Sintaksis atau syntax (Ing) adalah cabang ilmu bahasa yang membicarakan

seluk-beluk frasa, klausa, dan kalimat, dengan satuan terkecilnya berupa bentuk bebas,

yaitu kata (Sukini, 2010: 3). Sintaksis adalah cabang linguistik yang menyangkut

susunan kata-kata di dalam kalimat (Verhaar, 2001: 11). Menurut Supriyadi (2014: 2)

Frasa Endosentrik Pada..., Ferdian Putri Ismaniar, FKIP UMP, 2017

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1 ...repository.ump.ac.id › 4240 › 3 › FERDIAN PUTRI ISMANIAR BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI ... pada bahasa Jepang, sedangkan

10

Sintaksis adalah salah satu subdisiplin linguistik yang berada dalam wilayah

tatabahasa. Sebagai subdisiplin dalam tata bahasa, sintaksis membahas hal-hal yang

meliputi frasa, klausa, dan kalimat. Menurut Khirah dan Ridwan (2014: 10) sintaksis

berusaha menjelaskan hubungan fungsional antara unsur-unsur dalam satuan sintaksis

yang tersusun bersama dalam wujud frasa, klausa, kalimat, dan wacana. Menurut

Arifin dan Junaiyah dalam Sukini (2010: 3) menyatakan bahwa sintaksis adalah

cabang linguistik yang membicarakan hubungan antarkata dalam tuturan (speech), dan

unsur bahasa yang termasuk di dalam lingkup sintaksis adalah frasa, klausa, dan

kalimat. Dapat disimpulkan dari pendapat-pendapat di atas bahwa sintaksis adalah

cabang ilmu linguistik yang mempelajari tentang kombinasi kata, susunan kata dalam

kalimat yang tersusun dalam wujud frasa, klausa, kalimat, dan wacana.

C. Frasa

1. Pengertian Frasa

Istilah frasa dalam bahasa Indonesia sering disamakan dengan istilah

kelompok kata. Dengan penyamaan tersebut, terimplikasi makna bahwa frasa itu

selalu terdiri atas dua kata atau lebih. Dalam bahasa Indonesia, istilah frasa diserap

dari kata phrase (Ingg). Istilah frasa kadang-kadang disebut pula dengan frase.

Mengacu pada Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Sukini, 2010: 20). Frasa adalah

kelompok kata yang merupakan bagian fungsional dari tuturan yang lebih panjang

(Verhaar, 2001: 291). Frasa adalah gabungan antara dua kata atau lebih yang sifatnya

tidak predikatif, dan tidak melebihi batas fungsi dalam kalimat, sehingga ia tidak

berpotensi untuk menjadi kalimat seperti halnya klausa (Rosliana, 2015: 52).

Frasa Endosentrik Pada..., Ferdian Putri Ismaniar, FKIP UMP, 2017

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1 ...repository.ump.ac.id › 4240 › 3 › FERDIAN PUTRI ISMANIAR BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI ... pada bahasa Jepang, sedangkan

11

Frasa adalah suatu konstruksi yang dapat dibentuk oleh dua kata atau lebih,

baik dalam bentuk sebuah pola dasar kalimat maupun tidak. Sebuah frasa sekurang-

kurangnya mempunyai dua anggota pembentuk. Anggota pembentuk ialah bagian

sebuah frasa yang terdekat atau langsung membentuk frasa itu (Parera 2009: 32).

Frasa tersusun atas dua kata atau lebih yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa

(Khairah dan Ridwan, 2014: 21). Menurut Chaer (2012: 222) frasa adalah satuan

gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonprediktif, atau lazim juga

disebut gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat.

Menurut Kridalaksana dalam Sukini (2010: 20) menyatakan bahwa frasa adalah

satuan gramatikal yang berupa gabungan kata dengan kata yang sifatnya tidak

predikatif atau nonpredikatif. Menurut Suhardi (2010:19) bahwa frasa atau frase dapat

didefinisikan sebagai kelompok kata yang terdiri dari dua kata atau lebih. Kedua kata

tersebut dapat berfungsi sebagai inti atau hanya salah satu saja berupa inti. Namun,

satu hal yang perlu dipahami berkaitan dengan frasa ini adalah masing-masing kata

yang membentuk konstruksi tersebut merupakan suatu kesatuan yang utuh. Dapat

disimpulkan dari pendapat-pendapat di atas bahwa frasa adalah satuan gramatikal

yang bersifat nonprediktif, terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas

fungsi atau dapat disebut pula dengan gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi

sintaksis dalam kalimat dan tidak melebihi batas unsur klausa.

2. Ciri-Ciri Frasa

Menurut Suhardi (2013: 21) mengingat antara frasa dan kata majemuk

memiliki kesamaan yaitu sama-sama dibangun atas beberapa kata maka untuk dapat

membedakan keduanya perlu diketahui ciri-ciri dasar yang terdapat pada frasa itu

Frasa Endosentrik Pada..., Ferdian Putri Ismaniar, FKIP UMP, 2017

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1 ...repository.ump.ac.id › 4240 › 3 › FERDIAN PUTRI ISMANIAR BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI ... pada bahasa Jepang, sedangkan

12

sendiri. Ciri-ciri yang melekat pada frasa sebetulnya telah tersirat pada beberapa

definisi yang telah dikemukakan para ahli. Ada empat ciri-ciri frasa, yaitu (a) frasa

terdiri dari dua kata atau lebih. (b) frasa belum melampaui batas fungsi (SPOK). (c)

frasa belum memenuhi syarat sebagai klausa. (d) frasa lebih kecil daripada klausa.

3. Jenis-Jenis Frasa

Klasifikasi frasa dibedakan menjadi empat yaitu frasa eksosentrik, frasa

endosentrik, frasa koordinatif, dan frasa apositif (Chaer, 2012: 225). Menurut Tarigan

(2009: 96) klasifikasi frasa berdasarkan tipe strukturnya dibedakan menjadi dua yaitu:

frasa endosentrik dan frasa eksosentrik. Berdasarkan distribusi unsur-unsurnya dalam

kalimat, frasa dibedakan menjadi dua tipe, yaitu frasa endosentrik dan frasa

endosentrik (Sukini, 2010: 21). Secara umum frasa dibedakan menjadi dua macam

frasa. Ada frasa endosentris dan ada frasa eksosentris (Parera, 2009: 55).

a. Frasa Eksosentrik

Frasa eksosentrik adalah frasa yang tidak mempunyai persamaan distribusi

dengan unsurnya. Frasa eksosentrik tidak mempunyai unsur pusat. Jadi, frasa

eksosentrik adalah frasa yang tidak mempunyai unsur pusat (UP) (Supriyadi, 2014:

14). Frasa eksosentrik adalah suatu konstruksi yang terdiri dari dua kata atau lebih,

tetapi berdistribusi tidak mengikuti salah satu unsur pembentukanya. Ahli lain

mendefinisikan frasa yang tidak memiliki unsur inti. Biasanya frasa eksosentrik ini

mengisi unsur keterangan dalam kalimat (Suhardi, 2013: 27). Menurut Verhaar dalam

Sukini (2010: 22) Frasa eksosentrik adalah frasa adalah frasa yang berdistribusi

komplementer dengan pusatnya. Contohnya frasa dari Jakarta. Frasa tersebut

Frasa Endosentrik Pada..., Ferdian Putri Ismaniar, FKIP UMP, 2017

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1 ...repository.ump.ac.id › 4240 › 3 › FERDIAN PUTRI ISMANIAR BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI ... pada bahasa Jepang, sedangkan

13

berdistribusi dari komplementer, artinya unsur-unsurnya tidak bisa menggantikan

kedudukan keseluruhan frasa tersebut. Menurut Khairah dan Sakura Ridwan (2014:

22) frasa eksosentris yaitu konstruksi frasa yang tidak berfungsi dan berdistribusi

sama dengan semua unsur pembentuknya. Frasa eksosentrik adalah frasa yang tidak

mempunyai persamaan distribusi dengan unsurnya. Frasa eksosentrik tidak

mempunyai unsur pusat. Jadi, frasa eksosentrik adalah frasa yang tidak mempunyai

unsur pusat (UP) (Supriyadi, 2014:11). Dari pendapat beberapa ahli bahasa di atas

maka dapat disimpulkan bahwa frasa eksontrik adalah frasa yang tidak bisa

menduduki keseluruhan frasanya dan tidak mempunyai unsur pusat (UP).

b. Frasa Endosentrik

Frasa endosentrik adalah frasa yang berhulu, yang berpusat, atau headed

phrase yaitu frasa yang mempunyai fungsi yang sama dengan hulunya, Whitehall

dalam Tarigan (2009: 100). Frasa endosentris Dikatakan sebuah frasa apabila satuan

konstruksi frasa itu berdistribusi dan berfungsi sama dengan salah satu anggota

pembentuknya (Parera, 2009: 55). Frasa endosentrik adalah frasa yang salah satu

unsurnya atau komponennya memiliki perilaku sintaksis yang sama dengan

keseluruhannya. Artinya, salah satu komponennya itu dapat menggantikan kedudukan

keseluruhannya (Chaer 2012: 226). Frasa yang mempunyai distribusi yang sama

dengan unsurnya, baik semua unsurnya maupun salah satu dari unsurnya, disebut frasa

endosentrik (Supriyadi, 2014: 11). Frasa endosentrik adalah frasa yang berdistribusi

pararel dengan salah satu atau semua unsur pembentuknya (Sukini, 2010: 22).

Menurut Khairah dan Ridwan (2014: 22) frasa yang berfungsi dan berdistribusi sama

dengan salah satu anggota pembentuknya disebut frasa endosentrik. Dari pendapat

Frasa Endosentrik Pada..., Ferdian Putri Ismaniar, FKIP UMP, 2017

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1 ...repository.ump.ac.id › 4240 › 3 › FERDIAN PUTRI ISMANIAR BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI ... pada bahasa Jepang, sedangkan

14

beberapa ahli bahasa di atas maka dapat disimpulkan bahwa frasa endosentrik adalah

frasa yang berfungsi dan berdistribusi sama dengan pembentuknya atau salah satu

komponennya dapat menggantikan kedudukan komponen yang lain atau bisa disebut

saling menggantikan.

1) Frasa Endosentrik Koordinatif

Frasa koordinatif adalah frasa yang komponen pembentuknya terdiri dari dua

komponen atau lebih yang sama dan sederajat, dan secara potensial dapat

dihubungkan oleh konjungsi koordinatif, baik yang tunggal seperti dan, atau, tetapi,

maupun konjungsi terbagi seperti baik... baik, makin... makin, dan baik... maupun...

Frasa koordinatif ini mempunyai kategori sesuai dengan kategori komponen

pembentuknya (Chaer, 2012: 228). Frasa endosentrik koordinatif atau frasa serial

adalah frasa yang hulu-hulunya mempunyai referensi yang berbeda-beda (Tarigan,

2009: 102). Frasa endosentrik koordinatif terdiri atas unsur-unsur yang memiliki

kedudukan setara. Kesetaraannya itu dibuktikan oleh kemungkinan unsur-unsur itu

dihubungkan dengan kata penghubung dan atau atau (Supriyadi, 2014: 18)

a) Frasa Koordinatif Nominal

Frasa koordinatif nominal adalah gabungan dua atau lebih frasa yang bertipe

nominal. Frasa nominal terdiri dari kelas kata yang bertipe nomina bergabung dengan

kelas kata yang bertipe nomina pula, sehingga terbentuk frasa nominal. Frasa nomina

pada intinya berbentuk kata benda atau nomina. Dalam frasa nominal, yang berfungsi

sebagai inti (unsur pusat) adalah nomina. Frasa ini memiliki distribusi yang sama

dengan nomina. Selain memiliki distribusi yang sama dengan nomina, frasa nomina

Frasa Endosentrik Pada..., Ferdian Putri Ismaniar, FKIP UMP, 2017

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1 ...repository.ump.ac.id › 4240 › 3 › FERDIAN PUTRI ISMANIAR BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI ... pada bahasa Jepang, sedangkan

15

juga paling sering menduduki fungsi subjek dan objek sebagaimana halnya nomina.

Sebagai inti frasa, nomina menduduki bagian utama (pusat), sedangkan pewatasnya

berada di depan atau dibelakangnya. Pewatas yang terletak sebelum inti dinamakan

pewatas depan, sedangkan pewatas yang terletak setelah inti dinamakan pewatas

belakang (Khairah dan Ridwan, 2014: 31). Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

nominal adalah kata yang digunakan untuk menamakan bermacam-macam hal yang

dibendakan seperti nama orang, tempat, nama suatu benda atau gagasan.

Berikut beberapa contoh mengenai frasa koordinatif nominal. (1) Johan dan

Amir bekerja di perusahaan yang sama. Terdiri dari nomina yang setara yaitu Johan

dan Amir yang dihubungkan dengan konjungsi dan sehingga terbentuk frasa

koordinasi nominal. Frasa Johan dan Amir terdiri dari dua nomina yaitu kata Johan

dan kata Amir yang menjadi unsur pusat (UP). (2) Ayah saya mempunyai pabrik kopi

dan keju di Jakarta. Terdiri dari nomina yang setara yaitu kopi dan keju yang

dihubungkan dengan konjungsi dan sehingga terbentuk frasa koordinatif nominal.

Frasa kopi dan keju terdiri dari dua nomina yaitu kata kopi dan kata keju yang menjadi

unsur pusat (UP). Frasa kopi dan keju dikatakan sebagai frasa koordinatif nominal

karena terdiri dari referen yang berbeda. Referen yang berbeda tersebut yaitu kata kopi

dan kata keju.

b) Frasa Koordinatif Verbal

Frasa koordinatif verbal adalah gabungan dua atau lebih frasa atau kata yang

bertipe verba (kata kerja). Frasa koordinatif verbal pada intinya berupa kata kerja, atau

frasa yang memiliki distribusi yang sama dengan kata golongan verbal. Frasa verbal

adalah satuan sintaksis yang terbentuk dari dua kata atau lebih yang dapat

Frasa Endosentrik Pada..., Ferdian Putri Ismaniar, FKIP UMP, 2017

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1 ...repository.ump.ac.id › 4240 › 3 › FERDIAN PUTRI ISMANIAR BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI ... pada bahasa Jepang, sedangkan

16

menggantikan kategori verba. Verba berfungsi sebagai inti. Frasa verbal bisa tersusun

secara endosentris subordinatif dan endosentris koordinatif (Khairah dan Sakura

Ridwan, 2014: 43). Berikut beberapa contoh mengenai frasa koordinatif verbal. (3)

Alif mempunyai hobi membaca dan menulis setiap hari. Terdiri dari verba yang setara

yaitu membaca dan menulis yang dihubungkan dengan konjungsi dan sehingga

terbentuklah frasa endosentrik koordinatif verbal. Konjungsi dan merupakan penanda

hubungan penambahan yang berfungsi menghubungkan unsur setara. Frasa membaca

dan menulis terdiri dari dua verba yaitu kata membaca dan kata menulis yang menjadi

unsur pusat (UP). Frasa membaca dan menulis dikatakan sebagai frasa koordinatif

verbal karena terdiri dari referen yang berbeda. Referen yang berbeda tersebut yaitu

kata membaca dan kata menulis.

(4) Ketika musim kemarau warga tak dapat mencuci dan memancing di sungai

Cibawor lagi. Terdiri dari verba yang setara yaitu mencuci dan memancing yang

dihubungkan dengan konjungsi dan sehingga terbentuklah frasa endosentrik

koordinatif verbal. Konjungsi dan merupakan penanda hubungan penambahan yang

berfungsi menghubungkan unsur setara. Frasa mencuci dan memancing terdiri dari

dua verba yaitu kata mencuci dan kata memancing yang menjadi unsur pusat (UP).

Frasa mencuci dan memancing dikatakan sebagai frasa koordinatif verbal karena

terdiri dari referen yang berbeda. Referen yang berbeda tersebut yaitu kata mencuci

dan kata memancing.

c) Frasa Koordinatif Adjektival

Frasa koordinatif adjektival adalah gabungan dua kata atau lebih frasa atau

kata yang bertipe adjektiva. Frasa adjektival adalah satuan sintaksis yang terbentuk

Frasa Endosentrik Pada..., Ferdian Putri Ismaniar, FKIP UMP, 2017

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1 ...repository.ump.ac.id › 4240 › 3 › FERDIAN PUTRI ISMANIAR BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI ... pada bahasa Jepang, sedangkan

17

dari dua kata atau lebih yang dapat menggantikan kategori adjektiva. Adjektiva

berfungsi sebagai inti (Khairah dan Ridwan, 2014: 51). Pada frasa adjektiva terdiri

dari gabungan kata yang berupa kata sifat atau disebut juga adjektiva. Pada intinya

frasa adjektival merupakan kata yang menunjukan kata sifat. Berikut beberapa contoh

mengenai frasa koordinatif adjektival. (5) Rambut hitammu tampak indah, harum, dan

lembut. Terdiri dari adjektiva yang setara yaitu tampak indah, harum, dan lembut

yang dihubungkan dengan konjungsi dan sehingga terentuklah frasa endosentrik

koordinatif adjektival. Konjungsi dan merupakan penanda hubungan penambahan

yang berfungsi menghubungkan unsur setara. Frasa tampak indah, harum, dan lembut

terdiri dari tiga adjektiva yaitu tampak indah, harum, dan lembut yang menjadi unsur

pusat (UP). Frasa tampak indah, harum, dan lembut dikatakan sebagai frasa

koordinatif adjektival karena terdiri dari referen yang berbeda. Referen yang berbeda

tersebut yaitu kata tampak indah kata harum dan kata lembut.

(6) Film yang tayang di bioskop itu sangat menyedihkan serta mengharukan.

Terdiri dari adjektiva yang setara yaitu meyedihkan dan mengharukan yang

dihubungkan dengan konjungsi serta sehingga terbentuklah frasa endosentrik

koordinatif adjektival. Konjungsi serta merupakan penanda hubungan penambahan

yang berfungsi menghubungkan unsur setara. Frasa meyedihkan serta mengharukan

terdiri dari dua adjektiva yaitu meyedihkan dan mengharukan yang menjadi unsur

pusat (UP). Frasa meyedihkan dan mengharukan dikatakan sebagai frasa koordinatif

adjektiva karena terdiri dari referen yang berbeda. Referen yang berbeda tersebut yaitu

kata meyedihkan dan kata mengharukan.

Frasa Endosentrik Pada..., Ferdian Putri Ismaniar, FKIP UMP, 2017

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1 ...repository.ump.ac.id › 4240 › 3 › FERDIAN PUTRI ISMANIAR BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI ... pada bahasa Jepang, sedangkan

18

d) Frasa Koordinatif Adverbial

Frasa koordinatif adverbial adalah gabungan dua atau lebih frasa atau kata

yang bertipe adverbia/kata keterangan. Frasa adverbial ialah frasa yang intinya berupa

kata keterangan, atau frasa yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata

keterangan, ialah kata yang mempunyai kecenderungan menduduki fungsi K dalam

klausa (Supriyadi, 2014: 16). Frasa adverbial adalah satuan sintaksis yang terbentuk

dari dua kata atau lebih dengan adverbia yang berfungsi sebagai inti dan nomina atau

adverbia (saja, lagi) yang berfungsi sebagai pewatas. Tidak semua adverbia dapat

berfungsi sebagai inti, hanya adverbia yang memiliki fitur semantik “waktu”, seperti

tadi, kemarin, nanti, besok, dan sekarang (Khairah dan Ridwan, 2014: 71). Berikut

beberapa contoh frasa koordinatif adverbial. (7) Senin dan Selasa Agil berangkat les

privat matematika. Terdiri dari adverbial yang setara yaitu Senin dan Selasa yang

dihubungkan dengan konjungsi dan sehingga terbentuklah frasa endosentrik

koordinatif adverbial. Konjungsi dan merupakan penanda hubungan penambahan

yang berfungsi menghubungkan unsur setara. Frasa Senin dan Selasa terdiri dari dua

adverbia yaitu Senin dan Selasa yang menjadi unsur pusat (UP). Frasa Senin dan

Selasa dikatakan sebagai frasa koordinatif adverbial karena terdiri dari referen yang

berbeda. Referen yang berbeda tersebut yaitu kata Senin dan kata Selasa.

(8) Sudah atau belum kau sedekah hari ini?. Terdiri dari adverbia yang setara

yaitu sudah dan belum yang dihubungkan dengan konjungsi atau sehingga

terbentuklah frasa endosentrik koordinatif adverbial. Konjungsu atau merupakan

penanda hubungan penambahan yang berfungsi menghubungkan unsur setara. Frasa

Sudah atau belum terdiri dari dua adverbia yaitu sudah dan belum yang menjadi unsur

pusat (UP). Frasa Sudah atau belum dikatakan sebagai frasa koordinatif adverbial

Frasa Endosentrik Pada..., Ferdian Putri Ismaniar, FKIP UMP, 2017

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1 ...repository.ump.ac.id › 4240 › 3 › FERDIAN PUTRI ISMANIAR BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI ... pada bahasa Jepang, sedangkan

19

karena terdiri dari referen yang berbeda. Referen yang berbeda tersebut yaitu kata

sudah dan kata belum.

2) Frasa Endosentrik Apositif

Frasa apositif adalah frasa yang hulu-hulunya mempunyai referensi yang sama.

Frasa apositif umumnya bersifat nominal (Tarigan, 2009: 110). Frasa endosentrik

apositif adalah frasa koordinatif yang kedua komponen-komponennya saling merujuk

sesamanya, dan oleh karena itu, urutan komponennya dapat dipertukarkan (Chaer,

2012: 228). Frasa itu memiliki sifat-sifat yang berbeda dengan frasa endosentrik yang

koordinatif dan atributif. Dalam frasa endosentrik yang koordinatif unsur-unsurnya

dapat dihubungkan dengan kata penghubung dan atau atau dan secara semantik ada

unsur yang terpenting, yang lebih penting dari unsur lainnya (Supriyadi, 2014: 13).

Dari beberapa pakar yang ada di atas dapat disimpulkan bahwa frasa endosentrik

apositif adalah frasa yang komponen-komponennya merujuk pada referen yang sama.

Berikut contoh frasa endosentrik apositif. (9) Asti, pemilik toko roti itu, telah

meraih untung besar hari ini. Unsur Asti merupakan unsur pusat (UP). Unsur pemilik

toko roti itu merupakan aposisi (Ap) atau informasi tambahan. (10) Kaesang, putra

presiden Jokowi itu, mempunyai sifat yang lucu. Unsur Kaesang merupakan unsur

pusat (UP). Unsur putra presiden Jokowi itu merupakan aposisi (Ap) atau informasi

tambahan. Berikut merupakan contoh frasa apositif yang dapat dipertukarkan urutan

komponennya seperti pada frasa Semeru, gunung tertinggi di Pulau Jawa. (11)

Semeru, gunung tertinggi di Pulau Jawa. (11a) Semeru, gunung tertinggi di

Pulau Jawa, akan meletus. (11b) Gunung tertinggi di Pulau Jawa, Semeru, akan

meletus.

Frasa Endosentrik Pada..., Ferdian Putri Ismaniar, FKIP UMP, 2017

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1 ...repository.ump.ac.id › 4240 › 3 › FERDIAN PUTRI ISMANIAR BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI ... pada bahasa Jepang, sedangkan

20

3) Frasa Endosentrik Atributif

Frasa endosentrik atributif adalah frasa yang terdiri dari unsur pusat (UP) di

mana unsur tersebut merupakan unsur terpenting, sedangkan unsur lainnya merupakan

atribut (Atr). Berbeda dengan frasa endosentrik koordinatif, frasa golongan ini terdiri

atas unsur-unsur yang tidak setara. Oleh karena itu, unsurunsurnya tidak mungkin

dihubungkan dengan kata penghubung dan atau atau (Supriyadi, 2014: 18). Frasa

endosentrik atributif adalah frasa yang mengandung hanya satu hulu (Tarigan, 2009:

111). Dapat disimpulkan bahwa frasa endosentrik atributif adalah sebuah frasa yang

mengandung satu hulu saja, artinya hanya mempunyai satu unsur pusat (UP) saja dan

unsur lainnya merupakan atribut untuk melengkapi unsur pusat (UP). Frasa

endosentrik atributif menurut Tarigan dibagi menjadi empat. Berikut uraian mengenai

frasa endosentrik atributif.

a) Frasa Atributif Nominal

Frasa atributif nominal adalah frasa yang hulunya berupa nomina atau kata

benda. Artinya frasa atributif nominal merupakan frasa yang terdapat pada awal atau

akhir kalimat. Frasa ini merupakan frasa yang terdiri dari kata benda yang memiliki

unsur pusat dan diikuti dengan atribut atau pewatas. Pewatas yang terletak sebelum

inti dinamakan pewatas depan, sedangkan pewatas yang terletak setelah inti

dinamakan pewatas belakang (Khairah dan Ridwan, 2014: 31). Berikut contoh frasa

atributif nominal. (12) Andi diberi tugas untuk menggambar gedung sekolah. Unsur

gedung merupakan usnur pusat (UP). Unsur sekolah merupakan atribut (Atr). (13) Tas

merah muda itu akan dibeli Alin sore ini. Unsur tas merah muda sebagai unsur pusat

(UP). Unsur ini sebagai atribut (Atr). (14) Andi menghadiri pesta ulang tahun

Frasa Endosentrik Pada..., Ferdian Putri Ismaniar, FKIP UMP, 2017

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1 ...repository.ump.ac.id › 4240 › 3 › FERDIAN PUTRI ISMANIAR BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI ... pada bahasa Jepang, sedangkan

21

temannya dengan mengenakan baju baru. Unsur baju merupakan unsur pusat (UP).

Unsur baru merupakan unsur atribut (Atr).

b) Frasa Atributif Verbal

Frasa atributif verbal adalah frasa atributif yang hulunya berupa verba atau

kata kerja. Terdapat penanda modalitas sebelum kata inti, penanda modalitas tersebut

terdiri dari (akan, belum, dapat, harus, mau, sedang, sudah). Berikut contoh frasa

atributif verbal. (15) Saya sedang mencuci baju di sungai Klawing. Unsur mencuci

sebagai unsur pusat (UP). Unsur sedang sebagai unsur atribut (Atr). (16) Ayah

sebentar lagi akan mendarat di bandara Soekarno-Hatta. Unsur mendarat sebagai

unsur pusat (UP). Unsur akan sebagai unsur atribut (Atr). (17) Anita harus pulang

pukul 20.00 nanti malam. Unsur pulang sebagai unsur pusat (UP). Unsur harus

sebagai unsur atribut (Atr).

c) Frasa Atributif Adjektival

Frasa atributif adjektival adalah frasa atributif yang hulunya berupa adjektif

atau kata sifat. Frasa adjektival adalah satuan sintaksis yang terbentuk dari dua kata

atau lebih yang dapat menggantikan katgori adjektiva. Adjektiva berfungsi sebagai

inti (Khairah dan Ridwan, 2014: 51). Adjektiva merupakan kata yang memberikan

keterangan yang lebih khusus tentang sesuatu yang dinyatakan oleh nomina dalam

kalimat. Adjektiva yang memberikan keterangan terhadap nomina itu berfungsi

atributif (Alwi, 2010: 177). Pada intinya frasa adjektival merupakan kata yang

menunjukan kata sifat. Berikut contoh frasa atributif adjektival. (18) Cantik sekali

Frasa Endosentrik Pada..., Ferdian Putri Ismaniar, FKIP UMP, 2017

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1 ...repository.ump.ac.id › 4240 › 3 › FERDIAN PUTRI ISMANIAR BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI ... pada bahasa Jepang, sedangkan

22

wanita berbaju putih itu. Unsur cantik sebagai unsur pusat (UP). Unsur sekali sebagai

unsur atribut (Atr). (19) Dia terlalu tampan untuk menjadi kekasihku. Unsur tampan

sebagai unsur pusat (UP). Unsur terlalu sebagai unsur atribut (Atr). (20) Paman

sangat sabar menghadapi pelanggan yang semena-mena. Unsur sabar sebagai unsur

pusat (UP). Unsur sangat sebagai unsur atribut (Atr).

d) Frasa Atributif Adverbial

Frasa atributif adverbia adalah frasa atributif yang hulunya berupa kata

keterangan. Frasa adverbial ialah frasa yang intinya berupa kata keterangan, atau frasa

yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata keterangan, ialah kata yang

mempunyai kecenderungan menduduki fungsi K dalam klausa (Supriyadi,2014: 16).

Adverbia adalah kategori yang dapat mendampingi adjektiva, numeralia, atau

preposisi dalam konstruksi sintaksis (Kridalaksana, 1994: 81). Berikut contoh frasa

atributif adverbial. (21) Acara wisuda Alena akan dilaksanakan pada minggu depan.

Unsur minggu sebagai unsur pusat (UP). Unsur depan sebagai unsur atribut (Atr). (22)

Diva akan menonton konser Coldplay besok malam. Unsur besok sebagai unsur pusat

(UP). Unsur malam sebagai unsur atribut (Atr). (23) Lena sudah mengembalikan buku

perpustakaan kamis kemarin. Unsur kamis sebagai unsur pusat (UP). Unsur kemarin

sebagai unsur atribut (Atr)

D. Kriminal

1. Pengertian

Crime atau kejahatan adalah tingkah laku yang melanggar hukum dan

melanggar norma-norma sosial, sehingga masyarakat menentangnya (Kartono, 2011:

Frasa Endosentrik Pada..., Ferdian Putri Ismaniar, FKIP UMP, 2017

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1 ...repository.ump.ac.id › 4240 › 3 › FERDIAN PUTRI ISMANIAR BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI ... pada bahasa Jepang, sedangkan

23

140). Kriminalitas adalah masalah manusia yang berupa suatu kenyataan sosial, yang

sebab musababnya kerap kurang dipahami, karena tidak melihat masalahnya menurut

proporsi yang sebenarnya secara dimensional. Kriminalitas adalah suatu hasil interaksi

karena adanya interrelasi antara yang ada dan saling mempengaruhi. (Widiyanti dan

Waskita, 1987: 1). Kriminalitas atau kejahatan itu bukan merupakan peristiwa

herediter (bawaan sejak lahir, warisan) juga bukan merupakan warisan biologis.

Tingkah laku kriminal itu bisa dilakukan oleh siapapun juga, baik wanita maupun pria,

dapat berlangsung pada usia anak, dewasa ataupun lanjut usia. Tindak kejahatan bisa

dilakukan secara sadar yaitu dipikirkan, direncanakan, dan diarahkan pada satu

maksud tertentu secara sadar dan benar. Dapat disimpulkan bahwa Kriminal adalah

sebuah tindakan kejahatan yang melanggar serangkaian norma-norma sehingga

ditentang oleh kalangan masyarakat.

2. Jenis-jenis Kriminal

Menurut (Widiyanti dan Waskita, 1987: 45) jenis kriminal ada lima macam

yaitu, (1) Kejahatan-kejahatan Ekonomi yang terdiri dari, a) penyelundupan, b)

kejahatan dalam bidang perbankan, dan c) manipulasi dalam perdagangan. (2)

Kejahatan-kejahatan yang mempunyai aspek ekonomi yang terdiri dari, a)

penyelewengan keuangan negara (Korupsi), b) pengrusakan (sabotase pusat-pusat

kegiatan ekonomi). (3) Kejahatan-kejahatan yang mengancam rasa aman penduduk

secara luas yang terdiri dari, a) Banditisme dan b) Hi jacking. (4) perdagangan obat

bius (Narkotika) dan (5) pelanggaran lalu lintas yang membahayakan jiwa orang

banyak dan mengganggu lalu lintas orang.

Frasa Endosentrik Pada..., Ferdian Putri Ismaniar, FKIP UMP, 2017

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1 ...repository.ump.ac.id › 4240 › 3 › FERDIAN PUTRI ISMANIAR BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI ... pada bahasa Jepang, sedangkan

24

3. Wacana Berita Kriminal dalam Media Cetak

Menurut Mulyana (2005: 47) klasifikasi atau pembagian wacana sangat

tergantung pada aspek dan sudut pandang yang digunakan. Dalam hal ini, wacana

setidaknya dapat dipilah atas dasar beberapa segi, yaitu: (1) bentuk, (2) media, (3)

jumlah penutur, dan (4) sifat. Persoalan hukum dan kriminalitas, sekalipun bisa

dipisahkan, namun keduanya bagaikan dua sisi dari mata uang: berbeda tetapi menjadi

satu kesatuan. Kriminalitas menyangkut hukum, dan hukum mengelilingi kriminalitas.

Berikut adalah beberapa contoh tentang wacana hukum dan kriminalitas (1)

Tersangka DPT bertambah. (2) Tim pembela berharap kasasi dikabulkan MA. (3)

Vonis hakim lebih ringan. Menurut Mulyana (2005: 62) Ciri wacana hukum dan

kriminalitas dapat dikenali dari pemilihan kata (diksi) yang digunakan. Pada contoh

(1), terdapat kata tersangka (orang yang dikenai status sangkaan perbuatan melawan

hukum. Pada contoh (2), muncul bentuk-bentuk tim pembela (beberapa orang dengan

profesi pembela, bergelar sarjana hukum bergabung untuk membela klien); kasasi

(upaya mencari keadilan pada tingkat pengadilan tertinggi di Indonesia); dan MA

(Mahkamah Agung). Pada contoh (3) digunakan diksi vonis (kata putusan akhir

sebuah prosesi pengadilan, eksekusi), dan hakim (profesi penegak hukum, berwenang

memutuskan vonis di pengadilan).

Media cetak merupakan sebuah media penyampaian informasi yang memiliki

manfaat dan terkait dengan kepentingan rakyat banyak, yang disampaikan secara

tertulis. Media cetak merupakan media yang paling banyak kita gunakan untuk

mengakses informasi-informasi tentang dunia di sekitar kita. Media cetak dapat

menyampaikan sebuah informasi secara detail dan terperinci. Oleh karena itu, media

cetak adalah tempat yang sangat berpotensi untuk memproduksi dan menyebarluaskan

Frasa Endosentrik Pada..., Ferdian Putri Ismaniar, FKIP UMP, 2017

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1 ...repository.ump.ac.id › 4240 › 3 › FERDIAN PUTRI ISMANIAR BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI ... pada bahasa Jepang, sedangkan

25

masalah sosial. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Eriyanto (2011:36) bahwa media

membantu kelompok dominan menyebarkan gagasan, mengontrol kelompok lain, dan

membentuk konsensus antar anggota komunitas.

Koran harian Suara Merdeka didirikan oleh H. Hetami yang sekaligus menjadi

pemimpin redaksi pada 11 Februari 1950. Pertama kali diterbitkan di kota Solo, koran

ini mencetak 5000 eksemplar yang pada masa itu merupakan jumlah yang cukup besar

untuk surat kabar lokal. Kemudian, Suara Merdeka mulai melebarkan daerah

distribusinya ke Kudus dan Semarang. Sebagai koran provinsi, Suara Merdeka

memiliki keunggulan dengan kelengkapan berita-berita dari setiap kota yang ada di

Jawa Tengah. Dari segi kebahasaannya, Suara Merdeka memiliki suatu badan yang

bertugas mengatur tentang kebahasaanya, sehingga bahasa yang digunakan

merupakan bahasa yang memang benar-benar baik. Selain itu peneliti juga mudah

dalam memahami susunan kalimat pada koran Suara Merdeka.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa berita

kriminal yaitu laporan aktual berupa fakta yang disiarkan di media massa, peristiwa

mengenai tindakan kejahatan atau kriminal yang dilakukan seseorang atau kelompok

serta melanggar aturan hukum yang ditetapkan. Adapun tindak kejahatan meliputi:

pencurian, pemerasan, perampokan, pembunuhan, penganiayaan, pemerkosaan,

pencopetan,penodongan, penipuan dan korupsi.

Frasa Endosentrik Pada..., Ferdian Putri Ismaniar, FKIP UMP, 2017