pengaruh model kebaya terhadap minat beli ...repository.uinjambi.ac.id/4240/1/skripsi aliya.pdfuntuk...
Embed Size (px)
TRANSCRIPT
-
PENGARUH MODEL KEBAYA TERHADAP MINAT
BELI MASYARAKAT MUSLIM
(Study Kasus Di Pasar Rawasari Jambi)
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh
gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam Jurusan
Ekonomi Syariah
MARATUL AWALIYAH
NIM: EES.150743
PEMBIMBING
Dr. SUCIPTO, MA
BAMBANG KURNIAWAN, S.P., ME
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2020
-
ii
-
iii
-
iv
-
v
MOTTO
فَئِۡن أَِمَه بَۡعُضُكم ٞۖۡقبُىَضٞت ٞه مَّ ۞َوإِن ُكىتُۡم َعلَٰى َسفَٖز َولَۡم تَِجُدواْ َكاتِٗبا فَِزهَٰ
ىَتَهُ ۡؤتُِمهَ ٲلَِّذيٱبَۡعٗضا فَۡليَُؤدِّ َ ٱَوۡليَتَِّق ۥأََمٰ ٱَوََل تَۡكتُُمىْا ۥ َربَّهُ ّللََّدةَ َوَمه يَۡكتُۡمهَا لشَّهَٰ
ُ ٱوَ ۥ ۡلبُهُ َءاثِٞم قَ ۥ فَئِوَّهُ ٣٨٢بَِما تَۡعَملُىَن َعلِيٞم ّللَّ
Artinya: jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai) sedang kamu
tidak memperoleh seorang penulis, Maka hendaklah ada barang tanggungan yang
dipegang (oleh yang berpiutang). akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai
sebagian yang lain, Maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya
(hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah
kamu (para saksi) Menyembunyikan persaksian. dan Barangsiapa yang
menyembunyikannya, Maka Sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya;
dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.1
PERSEMBAHAN
1Anonim, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: Nurul Iman, 1981), hlm. 541
-
vi
Alhamdulillah, puji dan syukurku kepada Allah SWT
Sembah sujud serta syukur kepada allah SWT. Taburan cinta dan kasih saying-Mu
telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta memperkenalkanku
dengan cinta. Dari semua yang telah Engkau tetapkan baik itu rencana indah yang
Engkau siapkan untuk masa depanku sebagai harapan kesuksesan.Atas karunia serta
kemudahan yang Engkau berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat
terselesaikan. Sholawat dan salam selalu terlimpahkan keharibaan Rasulallah
Muhammad SAW.
-Ibunda, ayahanda, dan Keluargaku Tercinta. Sebagai tanda bukti, hormat, dan rasa
terima kasih yang tiada terhingga kupersembahkan karya kecil ini kepada Ibu, ayah,
kakak-kakak ku dan keluargaku yang telah memberikan kasih sayang, segala
dukungan, dan cinta kasih sayang tiada terhingga yang tiada mungkin dapat kubalas
hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan persembahan. Untuk
Ibu, Ayah dan keluargaku yang selalu membuatkan termotivasi dan selalu menyirami
kasih sayang, selalu mendoakanku, selalu menasehatiku menjadi lebih baik lagi.
Terima kasih
ABSTRAK
-
vii
Skripsi ini bertujuan untuk membahas tentang: model kebaya terhadap minat beli
masyarakat muslim study kasus di Pasar Rawasari Jambi. Adapun teknik pengumpulan
data dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik angket, observasi, wawancara dan
dokumentasi, sedangkan untuk analisis data peneliti menggunakan analisis uji regresi
sederhana dengan menggunakan analisis uji parsial dan uji determinasi (uji R). Hasil
penelitian adalah sebagai berikut: pengaruh model kebaya terhadap minat beli
masyarakat muslim (Study Kasus di Pasar Rawasari Jambi) bahwa koefisien Regresi
perubahan model kebaya sebesar 0,677, hal ini menunjukan bahwa setiap kenaikan
model kebaya sebesar satu satuan akan menyebabkan kenaikan nilai minat beli
masyarakat muslim sebesar 0,677. Berdasarkan niali parsial (uji t) dketahui bahwa model
kebaya terhadap minat beli masyarakat muslim (Study Kasus di Pasar Rawasari Jambi)
karena nilai thitung 0,9823 Sedangkan besarnya R square (R2) adalah 0,692 Hasil ini
menunjukkan bahwa 69,2% menunjukkan bahwa variable perubahan model kebaya
terhadap minat beli masyarakat muslim (Study Kasus di Pasar Rawasari Jambi).
Kata Kunci:model kebaya dan minat beli
KATA PENGANTAR
-
viii
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang mana dalam
penyelesaian skripsi ini penulis selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik serta tidak lupa pula iringan shalawat
serta salam penulis sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad saw.
Kemudian dalam penyelesaian skripsi ini, penulis akui, tidak sedikit
hambatan dan rintangan yang penulis temui baik dalam mengumpulkan data
maupun dalam penyusunannya. Dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak,
terutama bantuan dan bimbingan yang diberikan dosen pembimbing I dan Dosen
Pembimbing 2 maka skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu menyelesaikan
skripsi ini, terutama sekali kepada Yang Terhormat:
1. Bapak Dr. A.A. Miftah, M.Ag selaku Dekan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam di UIN STS Jambi.
2. Ibu Dr. Rafidah, SE, M.SI, selaku Wakil Dekan I, Bapak Dr. Novi Mubyarto,
M.E, selaku Wakil Dekan II, dan Bapak Dr. Sucipto, S.Ag., MA, selaku Wakil
Dekan III di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di UIN STS Jambi.
3. Bapak Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si dan Bapak Yunus, M.Si selaku Ketua
jurusan dan Sekretaris program studi Ekonomi Islam di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam di UIN STS Jambi.
4. Bapak Dr. Sucipto, S.Ag., MA selaku pembimbing I dan Bapak Bambang
Kurniawan, S.P., M.E selaku pembimbing 2.
-
ix
5. Dosen-dosen serta karyawan-karyawati di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN STS Jambi.
6. Pengusaha kebaya, pemilk toko kebaya dan masyarakat yang ada di Pasar
Rawasari Jambiyang telah bersedia membantu dan memberikan informasi yang
berhubungan penelitian yang dilaksanakan.
7. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung maupun
tidak langsung.
Disamping itu, disadari juga bahwa skripsi ini tidak luput dari kekhilafan dan
kekeliruan oleh karenanya diharapkan kepada semua pihak untuk dapat
memberikan kontribusi pemikiran demi perbaikan skripsi ini. Kepada Allah SWT
kita memohon ampunan-Nya, dan kepada manusia kita memohon kemaafannya.
Semoga amal kebajikan kita dinilai seimbang oleh Allah SWT.
Jambi, 12 Maret 2020
Penulis
Maratul Awaliyah
NIM. EES 15074
DAFTAR ISI
-
x
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................... ii
NOTA DINAS ............................................................................................ iii
PENGESAHAN ......................................................................................... iv
MOTTO ..................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ...................................................................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ............................................................................... viii
DAFTAR ISI .............................................................................................. x
DAFTAR TABEL...................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................... 10 C. Tujuan Penelitian ................................................................ 10 D. Manfaat Penelitian .............................................................. 11 E. Batasan Masalah.................................................................. 12 F. Kerangka Teori.................................................................... 12 G. Tinjauan Pustaka ................................................................. 24 H. Kerangka Pemikiran ............................................................ 25 I. Hipotesis .............................................................................. 26
BAB II METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ......................................................... 27 B. Jenis dan Sumber Data ........................................................ 28 C. Populasi Sampel .................................................................. 30 D. Instrumen Pengumpulan Data ............................................. 33 E. Teknik Analisis Data ........................................................... 37 F. Operasional Variabel ........................................................... 42 G. Sistematika Penulisan.......................................................... 44
BAB III GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Gambaran Umum Kebaya ................................................... 45 B. Ciri-ciri Kebaya ................................................................... 48 C. Bahan Kebaya ...................................................................... 50 D. Bagian-bagian Kebaya ......................................................... 51 E. Perubahan Model Kebaya .................................................... 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden ..................................................... 56 B. Hasil Analisis Instrumen Angket ........................................ 60 C. Uji Asumsi Klasik ............................................................... 63
-
xi
D. Uji Hipotesis Penelitian....................................................... 66 E. Pembahasan ......................................................................... 70
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................ 76 B. Saran .................................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………..
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURICULUM VITAE
DAFTAR TABEL
-
xii
Tabel Halaman
Tabel 1.1 Data Model Kebaya ........................................................................ 2
Tabel 1.2 Keadaan Minat Konsumen Terhadap Kebaya Tahun 2018 ............. 7
Tabel 1.3 Tinjauan Pustaka ............................................................................. 26
Tabel 2.1 Operasional Variabel ...................................................................... 44
Tabel 4.1 Usia Responden .............................................................................. 56
Tabel 4.2 Latar Belakang Pendidikan ............................................................. 59
Tabel 4.3 Keadaan Pekerjaan .......................................................................... 60
Tabel 4.4 Validitas Angket Variabel Model Kebaya ...................................... 61
Tabel 4.5 Validitas Angket Variabel Minat Beli Masyarakat .......................... 62
Tabel 4.6 Hasil Pengujian Uji Reliabilitas ...................................................... 63
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas-One Sample Kolmogorof-Smirnov ................ 64
Tabel 4.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas Corelation ........................................ 65
Tabel 4.9 Uji Heteroskedastisitas ................................................................... 65
Tabel 4.10 Hasil Pengujian Persamaan Regresi Sederhana............................. 67
Tabel 4.11 Coefficient ..................................................................................... 69
Tabel 4.12 Hasil Pengujian Uji R Square ....................................................... 70
-
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Model produk merupakan suatu hal yang penting bagi produsen sebab
model produk merupakan suatu identitas yang ingin dikenalkan
kepadamasyarakat sebagai calon konsumen. Tanpa menggunakan model produk
yang bervariasi tentuprodusen akan kesulitan untuk memasarkan produknya dan
konsumen punakan sulit untuk menerima produk tersebut karena perbedaan
keinginan konsumen terhadap produk berbeda-beda.
Berdasarkan teori Philip Kotlher (2015) pemasaran baik dari segi model,
bentuk produk yang ditawarkan, pelayanan, harga dan promosi menegaskan
bahwa kesuksesan sebuah perusahaan dalam mewujudkan tujuannya sangat
dipengaruhi oleh kemampuannya dalam mengindetifikasi kebutuhan dan
keinginan pelanggan sasarannya dan memberikan kepuasan yang diharapkan
secara lebih efektif dan efisisen, serta menjaga loyalitas pelanggan.2
Hal ini menuntut perusahaan untuk menciptakan dan mempertahankan
konsumen yang loyal (secara lebih spesifik disebut pelanggan), dan salah satunya
adalah melalui perang antar bentuk atau model produk.Perusahaan semakin
menyadari model menjadi faktor penting dalam persaingan dan menjadi asset
2 Philip Kotlher, Manajemen Pemasaran Sudut Pandang Asia, (Jakarta: Indeks, 2015), 215
-
2
perusahaan yang bernilai. Produk menjelaskan atribut inti sebagai suatu komoditi
yang dipertukarkan, sedangkan merek menjelaskan spesifikasi pelanggannya.3
Perkembangan dunia fashion kini mencapai titik yang mengesankan,
didukung dengan kemajuan teknologi informasi yang memperluaskan
pengetahuan tentang berbagai macam fashion.4Kebaya merupakan kebutuhan
yang tidak boleh di tinggalkan oleh setiap wanita pada saat acara-acara bersifat
formal, karena kebaya merupakan sarana penunjang untum mendukung
kelengkapan penampilan pada saat acara formal. Bentuk dan model kebaya yang
selalu mengalami perubahan setiap tahunya berdampak pada kelangsungan
sebuah usaha yang menggeluti usaha bisnis kebaya, karena perubahan bentuk dan
model akan disesuaikan dengan minat kebutuhan konsumen. Seperti perubahan
bentuk kebaya dari tahun 2013 sampai 2019 yang mengalami perubahan model
yang disusuaikan dengan kebutuhan serta keinginan pelanggan, perubahan model
kebaya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 1.1: Data Model kebaya
No Tahun Fashion Nama Model Kebaya
1 2013 Kebaya Kartini Bordir
2 2014 Kebaya Kartini
3Sherly Octaviasari, Analisis Pengaruh Daya Tarik Iklan dan Efek Komunitas Terhadap
Kesadaran Merek Dan Sikap Terhadap Merek Kartu Seluler Prabayar Mentari Di Semarang,
Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang, 2011, hlm. 1 4Ratih Purbasari, Analysis of Islamic Organization Culture in Fostering Organization
Innovation, Volume. 1, April 2016, hlm, 28.
-
3
3 2015 Kebaya Pengantin
4 2016 Kebaya Shanghai
5 2017 Kebaya Plisket
6 2018 Kebaya Kupnat
7 2019 Kebaya Pinguin
Sumber data: Dokumentasi Model kebaya Terlampir
Berdasarkan keadaan perubahan model kebaya berdasarkan fashion yang ada
dari tahun ke tahun maka dapat dianalisis bahwa perubahan model kebaya dari
tahun 2013 sampai 2019 mengalami perubahan yang signifikan, hal ini terlihat
dari model kebaya tahun 2013 sampai 2016 model kebaya masih didominasi oleh
manik-manik sebagai salah satu motif kebaya, meskipun bentuk dan model
mengalami perubahan tetapi bahan kebaya masih menggunakan manik-manik
untuk mempercantik model kebaya. Selain itu model kebaya pada tahun 2013,
2015 dan 2016 masih terlihat seperti sedikit terbuka, sedangkan model kebaya
untuk tahun 2014 sudah tertutup dan mengikuti fashion baju pada masa 80 an.
Model kebaya pada tahun 2013 sampai 2016 lebih diminati oleh ibu-ibu dan
kurang diminati kalangan remaja karena bentuk modelnya yang terlalu formal.5
Model kebaya pada tahun 2017 sampai tahun 2019 mengalami perubahan
model yang lebih modis dari tahun-tahun sebelumnya. Model kebaya tahun 2017
sampai 2019 banyak digandrungi oleh kaula remaja karena modelnya cukup
5Sumber Data: Observasi peneliti pada perubahan model kebaya di Pasar Rawasari Jambi,
2019
-
4
diminati dan sesuai dengan fashion untuk remaja. Perubahan model kebaya pada
tahun 2017 sampai 2019 tidak terlalu berbeda, model kebaya masih didominasi
dengan bentuk baju yang mengembang dibagian pinggang, selain itu pada model
ini tidak terlalu banyak menggunakan bahan manik-manik seperti yang terdapat
pada tahun 2016 kebawah.6
Berdasarkan teori Iva Hardiana (2012) menjelaskan bahwa pada desainer
busana muslim terus berkreasi menghasilkan hasil karya bagi kaum wanita
muslim yang tentunya ingin cantik dan mempesona dengan busana sesuai Syar‟i
namun juga bisa tampil dengan trendi dan modis.7 Persaingan dalam perdagangan
tidak hanya terjadi pada satu jenis perusahaan saja, tetapi juga menimpa hampir
semua perusahaan di segala bidang, dan salah satunya dalam bidang industri
busana kebaya untuk kalangan wanita. Perkembangan dunia fashion kini
mencapai titik yang mengesankan, didukung dengan kemajuan teknologi
informasi yang memperluaskan pengetahuan tentang berbagai macam fashion.
Bentuk kebaya yang sangat bervariasi saat ini sedang menjadi sangat fenomenal,
digandrungi kawula muda sampai wanita dewasa. Dari segi bentuk, model, warna,
merek sampai harga pun bermacam-macam. Apalagi dengan banyaknya publik
figure yang memakai kebaya dan tampil di media massa dengan style masing-
masing.
6Sumber Data: Observasi peneliti pada perubahan model kebaya di Pasar Rawasari Jambi,
2019 7Iva Hardiana, Gaya Hijab Gamis Batik: Tutorial Jilbab Kerudung dan Aksesoris, (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2012), hlm. 4
-
5
Selanjutnya, menurut teori Eri Rohayati (2015) busana model kebaya memang
membuat pemakainya tampak ramping, anggun, luwes dan cantik sehingga
banyak dkenakan oleh para wanita Indonesia dalam berbagai kesempatan.8Selain
banyak jenisnya, model dan warnanya pun beraneka ragam. Harganya pun
lumayan terjangkau bagi semua kalangan. Model kebaya yang diusung oleh
brand busana adalah model yang sederhana hingga model yang sulit namun tetap
bergaya modern. Ciri utama dari kebaya adalah model kebaya instan yang elegan
dengan variasi warna. Ada model dengan warna-warna konvensional seperti
hitam, putih dan coklat. Warna konvensional ini paling sering dicari oleh
pelanggan. Ada pula model dengan kombinasi warna pastel yang menarik seperti
pink, biru muda, kuning cream. Dengan berbagai pilihan bentuk dan warna ini,
akan memudahkan pemakai untuk menyesuaikan dengan aksesoris lainya.
Sebuah bentuk produk yang merek sudah dikenal dan dipahami oleh para
konsumen, harus membuat suatu event yang akan mengaktivasi brand sehingga
meningkatkan kesadaran untuk mencoba atau membeli. Salah satu bentuk strategi
adalah mempergunakan trend baru dengan mengaktivasi brand sebuah
perusahaan, yang disebut dengan brand activation. Menurut Shimp, brand
activation adalah salah satu bentuk promosi merek yang mendekatkan dan
membangun interaksi merek dengan penggunaannya melalui aktivitas
8Eri Rohayati, Inspirasi Kebaya Muslimah untuk Remaja dan Dewasa: dilengkapi Desain
dan Pola, (Yokyakarta: Andi, 2015), hlm. iii
-
6
pertandingan olahraga, hiburan, kebudayaan, sosial atau aktivitas publik yang
menarik perhatian lainnya.9
Keadaan Pasar Rawasari Jambi merupakan salah satu pusat perbelanjaan
yang ada di Kota Jambi dan merupakan pusat perdagangan yang cukup lama
berada di Kota Jambi. Pasar Rawasari Jambi pada awalnya menjadi central
perdagangan di Kota Jambi, seiring dengan perkembangan ekonomi dan
pembangunan infrastruktur maka perkembangan pasar Rawasari menjadi
tersaingi, dengan kondisi ini keadaan pasar Rawasari saat ini menjadi kurang
diminati masyarakat karena sudah banyak pusat perbelanjaan yang lebih nyaman,
aman dan juga tidak jauh berbeda dengan pasar Rawasari.10
Fenomena yang penulis temukan di Pasar Rawasari Jambi, khususnya pada
masyarakat yang rata-rata adalah muslim dan kebanyakan menggunakan hijab
atau jilbab berdasarkan hasil pra observasi dan wawancara pada salah satu
masyarakat yang keseharian memang menggunakan hijab, peneliti melihat bahwa
penggunaan kebaya cukup diminati oleh masyarakat, tetapi permasalahanya yaitu
banyak model kebaya yang digunakan oleh masyarakat dengan berbagai model
dan bentuk kebaya, meskipun model dan bentuk kebaya tersebut sudah
mengalami perubahan yang lebih modren dibandingkan dengan model yang lebih
santun, tertutup seperti model tradisional pada masa dulu. Perubahan model ini
terlihat dari berbagai bentuk kebaya yang tergolong ketet, mengikuti lekuk tubuh,
9Philip Kotlher, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Indeks, 2005), hlm. 231
10Sumber Data: Observasi peneliti tentang perkembangan Pasar Rawasari Jambi, 2019
-
7
tidak longgar sehingga kurang sesuai untuk digunakan pada masyarakat yang
memang sudah menutup aurat atau berjilbab.11
Berdasarkan keadaan data jumlah
minat konsumen kebaya yang ada di pasar Rawasai Jambi dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut:
Tabel 1.2:
Keadaan Minat Konsumen Terhadap Kebaya Tahun 2019
No Toko
Kebaya
Jumlah
Cabang
Model Kebaya
Jumlah Konsumen Jumlah
Total
Terjual
Bentuk
yang di
Jual Muslim Non
Muslim
1 Rosallina
Kebaya
3 cabang, 1
butik, 2 toko
biasa
Kebaya Kartini
Bordir, Kartini,
Pengantin,
Shanghai, Plisket,
Kupnat, Pinguin
34
35
67
Bahan
Stelan
Jadi
2 Fitri
Kebaya
2 cabang
toko biasa
Kebaya Kartini,
Plisket, Kupnat,
Pinguin
28
29
55
Stelan
Jadi
3 Martha
Galelry
3 cabang 1
butik, 2 toko
biasa
Kebaya Kartini
Bordir, Kartini,
Pengantin,
Shanghai, Plisket,
Kupnat, Pinguin
42
39
81
Bahan dan
Stelan
Jadi
4 Bintang
Kebaya
2 cabang
toko biasa
Kebaya Shanghai,
Plisket, Kupnat,
Pinguin
36
32
68
Stelan
Jadi
5 Kebaya
Batik
Modren
2 cabang
toko biasa
Pengantin,
Plisket, Kupnat,
Pinguin
38
33
71
Bahan dan
Stelan
Jadi Sumber data: Dokumentasi dan praobservasi peneliti di Pasar Rawa sari Jambi, 2019
Berdasarkan data pada tabel dan pengamatan awal penulis di Pasar
Rawasari Jambi, dari beberapa jumlah toko kebaya yang ada di pasar Rawasari
Jambi ada 5 toko yang terlihat menjual berbagai bentuk kebaya dimana dijual
11
Sumber Data: Observasi peneliti tentang keadaan minat konsumen terhadap model kebaya
di Pasar Rawasari Jambi, 2019
-
8
dengan bentuk stelan jadi dan juga menjual bahan kebaya yang belum jadi. Model
kebaya yang dipamerkan juga berbagai model mulai dari model kebaya Kartini
Bordir, Kartini, Pengantin, Shanghai, Plisket (jenis kain yang dilipat-lipat secara
rapi, lpatan tersebut terjadi karena di proses dengan mesin ataupun dengan cara
manual)12
, Kupnat, Pinguin. meskipun tidak semua toko kebaya yang menjual
model kebaya dengan lengkap tetapi kebanyakan toko menjual model kebaya
yang trendi seperti model kebaya model Plisket, Kupnat, Pinguin yang cukup
digandrungi oleb remaja. Berdasarkan tabel juga dapat dipahami bahwa jumlah
penjualan kebaya untuk tahun 2018 memang cukup signifikan jika dilihat dari
minat masyarakat muslim dengan masyarakat non muslim, perbedaan tersebut
tidak terlalu jauh dan menggambarkan bahwa rata-rata masyarakat cukup
berminat dengan model-model kebaya yang memiliki perubahan bentuk dan
model pada setiap tahunnya. Perubahan model kebaya untuk setiap tahunnya
mengalami peningkatan jumlah konsumen sehingga berdampak pada
kelangsungan usaha.13
Keadaan masyarakat khususnya pedagang yang membuka usaha toko
kebaya yang ada dilingkungan pasar Rawa Sari Jambi terdiri dari beberapa etnis
dan berbagai suku sehingga menyebabkan adanya perbedaan keyakinan para
pedagang. Meskipun terdapat pedagang non muslim tetapi pedagang kebaya di
12
Rukmiwati, Totorial Jilbab 30 Gaya memikat Kerudung Plisket, (Jakarta: Anggota
IKAPI, 2015), hlm. 4 13
Sumber Data: Observasi peneliti tentang keadaan minat konsumen terhadap model kebaya
di Pasar Rawasari Jambi, 2019
-
9
pasar RawaSari Jambi di dominasi oleh pedagang yang beragama islam atau
muslim, hal ini tentu berdampak pada desain dan model kebaya yang dipasarkan.
Keadaan masyarakat yang ada di lingkungan pasar Rawa Sari Jambi juga
bervariasi karena terdiri dari masyarakat multikultur. Berbagai suku yang ada di
lingkungan pasar Rawasar seperti Minang, Melayu, Cina dan Jawa juga
mengakibatkan adanya perbedaan keyakinan, tetapi keadaan agama secara
keseluruhan masyarakat yang ada di pasar rawasari Jambi rata-arata adalah
muslim, sedangkan masyarakat yang non moslim masih minoritas meskipun
dilingkungan pasar Rawasari banyak masyarakat yang berasal dari suku Cina.
Perbedaan suku dan keyakinan secara tdak langsung perpengaruh pada model
kebaya yang dibentuk menjadi model Syar‟i dan tentunya akan berpengaruh pada
keberlangsungan usaha kebaya.14
Alasan peneliti mengangkat judul penelitian tentang perubahan model
kebaya terhadap minat beli karena banyak masyarakat muslim yang menggunakan
berbagai kebaya dengan berbagai bentuk model kebaya tetapi secara keseluruhan
perubahan model bentuk kebaya belum sesuai dengan bentuk pakaian muslimah,
berbagai bentuk model kebaya belum mengacu pada kebaya-kebaya yang Syar‟i.
Seperti kebutuhan mahasiswa ketika acara wisuda dimana rata-rata mereka
dihimbau untuk menggunakan kebaya, sehingga minat dan kemauan untuk
memiliki kebaya juga dilatarbelakangi karena kebutuhan, sehingga kebutuhan
14
Sumber Data: Observasi peneliti tentang keadaan dan karakteristik pedagang Pasar
Rawasari Jambi, 2019
-
10
akan kebaya harus diselaraskan atau disesuaikan dengan bentuk yang dianjurkan
yaitu untuk menutup aurat harus menggunakan kebaya yang tidak ketat, longgar
dan tidak sempit karena sebagai muslimah harus berpakaian sesuai syariat.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul:“Pengaruh Model Kebaya Terhadap Minat Beli Masyarakat Muslim
(Study Kasus di Pasar Rawasari Jambi)”.
B. Rumusan Masalah
Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam menjawab permasalahan-permasalahan
yang akan dikaji maka perlu beberapa rumusan masalah. Berdasarkan latar
belakang masalah penelitian yang telah diuraikan di atas, maka penulis
merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakahmodel kebaya berpengaruh terhadap minat beli masyarakat muslim
study Kasus di Pasar Rawasari Jambi?
2. Berapa besar pengaruh antara model kebaya terhadap minat beli masyarakat
muslim study Kasus di Pasar Rawasari Jambi?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini dengan melihat latar
belakang masalah dan rumusan masalah di atas adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh model kebaya berpengaruh terhadap minat beli
masyarakat muslim study Kasus di Pasar Rawasari Jambi.
2. Untuk mengetahui besar pengaruh antara model kebaya terhadap minat beli
masyarakat muslim study Kasus di Pasar Rawasari Jambi.
-
11
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran, oleh karena
itu terdapat beberapa manfaat penelitan baik secara teoritis maupuan sacara
praktis.
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat untuk menambah informasi dan
wawasan mengenai dunia fashion, model dan bentuk kebaya, dapat
memberikan kesempatan untuk menambah pengetahuan peneliti dan untuk
menerapkan teori-teori yang diperolehdibangku kuliah.
b. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan
dalam pengembangan penelitian selanjutnya, khusunya tentang perubahan
model kebaya yang memiliki pengaruh terhadap minat beli masyarakat
dan juga keberlangsungan usaha kebaya.
2. Manfaat Praktis
a. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai pemahaman, sumber referensi dan
sumbangan pemikiran untuk kepentingan kepentingan praktis kaitannya
mengenai perubahan model kebaya terhadap minat beli masyarakat.
b. Secara praktis memberikan informasi tentang pentingnya model produk
yang bervariasi, karena tanpa perubahan model produk tentuprodusen
akan kesulitan untuk memasarkan produknya dan konsumen punakan sulit
untuk menerima produk tersebut karena perbedaan keinginan konsumen
terhadap produk berbeda-beda.
-
12
E. Batasan Masalah
Untuk memudahkan pembahasan serta tidak menyalahi sistematika penulisan
skripsi ini, sehingga membawa hasil yang diharapkan, maka penulis membatasi
permasalahan yang akan dibahas, sehingga tidak keluar dari topik pembahasan.
Dalam penelitian ini penulis hanya membahas tentang bentuk model kebaya yang
diminati beli komunitas hijaber sehingga berdampak pada keberlangsungan usaha
kebaya.
F. Kerangka Teori
1. Model Kebaya
Kebaya adalah baju perempuan bagian atas berlengan panjang dipakai dengan
kain panjang atau kain perempuan yang sampai dibawah pantat, pasangan
kain jarit.15
Kebaya merupakan busana tradisional Indonesia, yang dalam
pengklasifikasiannya termasuk dalam golongan baju panjang. Melalui kain
yang dilipat, digunting dengan pola tertentu bisa menghasilkan karya elegan
setelah dirangkai, penambahan aplikas lain seperti berlian imitasi, batu arlik,
payet pasir, kancing, sulaman payet, benang atau sulaman akan menambah
semarak dan membuat karya semakin indah. Perpaduan warna dan motif
bahan yang cocok juga sangat berperan penting untuk sebuah karya,16
salah
satunya kebaya. Kebaya merupakan sebuah blus berlengan panjang yang
15
Abdullah, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Terbaru, (Jakarta: Sandro Jaya, 2013), hlm.
269 16
Endah RA, 60 Aksesori Cantik untuk Muslimah, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2014), hlm. 5
-
13
dipakai disebelah luar kain atau sarung yang menutupi sebagian daribadan.
Kebaya mulai dikenal sebagai busana khususoleh anggota keluarga keturunan
para raja di Pulau Jawa, bahan pakaian yang lebih baik seperti beludru,
berbagai jenis kainsutera dan tenunan halus lainnya mulai muncul
menggantikanbahan katun hasil tenunan yang sederhana (kain mori).
Saat itu, penggunaan baju kebaya diterapkan menurutkelas sosial. Keluarga
keraton dan para bangsawan mengenakankebaya yang terbuat dari bahan
sutera, beludru atau brokat.Setelan kebaya panjang dan rok dengan hiasan
bordir yag serasi, dipadukan kerudung berjumpai, diperindah dengan hiasan
manik-manik yang diikatkan pada kerudung, lebih cantik dikenakan oleh
wanita remaja dan dewasa untuk acara resmi.17
Adapun perempuan Belanda
atau keturunan bangsa asingmengenakan kebaya yang terbuat dari bahan
katun dengan bentukdan potongan yang lebih pendek. Keturunan Eropa
lainnya yangberdiam di Indonesia, waktu itu juga mengenakan baju
kebayaberbahan katun halus dengan hiasan brokat di pinggirnya,sedangkan
dari kalangan biasa pada umumnya memakai kebayadari bahan katun atau
tenun biasa yang murah harganya.
Perubahan adalah keadaan peralihan atau pertukaran.18
Perubahan
merupakan peralihan keadaan yang sebelumnya perubahan tersebut tidak
17
Eri Rohayati, Inspirasi Kebaya Muslimah untuk Remaja dan Dewasa: dilengkapi Desain
dan Pola, (Yokyakarta: Andi, 2015), hlm. 20 18
Tanti Yuniar, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia dilengkapi dengan Ejaan Bahasa
Indonesia Yang Disempurnakan, (Jakarta: Agung Media Mulia, 2012), hlm. 606
-
14
hanya berupa keadaan saja melainkan bisa berupa perubahan pola pikir dan
perilaku suatu masyarakat. Perubahan yang dimaksud dalam penelitian ini
yaitu perubahan pola pikir para pengusaha kebaya untuk mengubah dan
mengadakan perubahan pada suatu produk kebaya sehingga memberikan
pengaruh pada perubahan usaha kebaya.
Model adalah ragam atau acuan.19
Model merupakan representase dari suatu
objek, benda atau ide-ide dalam bentuk yang disederhanakan dari kondisi atau
fenomena alam. Model secara umum terdapat empat yaitu model sistem,
model mental, model verbal dan model matematika. Sedangkan kebaya
merupakan busana tradisional Indonesia, yang dalampengklasifikasiannya
termasuk dalam golongan baju panjang.
Model kebayamengalami perkembangan dari waktu ke waktu, awal
mulamunculnya kebaya dari zaman dulu hingga sekarang adalahdimulai pada
tahun 1300-1600 Masehi, diawali dengan busanaperempuan berupa baju
semacam tunik mulai digunakan olehperempuan Cina pada masa
pemerintahan Dinasti Ming. Kemudian tahun 1500-1600 Masehi perempuan
imigran Cina mulaimuncul di wilayah Nusantara dan kemudian berkembang
menjadikebaya encim atau kebaya peranakan. Pada waktu itu, busanayang
menjadi cikal bakal kebaya masih berupa baju atasandan berbentuk mirip baju
kurung. Hal ini karena mulai terpengaruholeh budaya Islam. Sebelumnya,
19
Abdullah, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Terbaru, (Jakarta: Sandro Jaya, 2013), hlm.
325
-
15
busana di daerah Jawa, Bali danSumatera, tampil sehari-hari mengenakan
busana sejenis kembentanpa atasan apapun, maka kebaya dianggap ideal
sebagai bajuatasan, karena menutupi bagian dada perempuan.
Model kebaya sedemikian luas dalam berbagaikesempatan dalam
kehidupan rakyat Indonesia sehari-hari, baik dikawasan pedesaan ataupun
perkotaan. Modifikasi kebaya yang bagus dengan kerudung berupa selendang
yang anggun, setelan berupa kebaya pendek, pas dipinggang yang dipadukan
dengan rangkapan panjang tanpa lengan dan bawahan rok bermotif serta
menggunakan bahan yang lembut melangsai, sejuk dan tidak mudah
kusut.20
Kebaya kembali meraihposisinya sebagai baju ideal perempuan
Indonesia, bahkankebaya telah menjadi identitas busana perempuan
Indonesiabahkan disebut kostum Nasional. Kebaya tidak saja menjadi
bajusehari-hari, tetapi juga dikenakan pada berbagai acara seremonialdan
berbagai acara sosial pemerintahan yang dianggap resmi.
Model kebaya sudah memiliki perkembangan danperubahan gaya di tiap
tahunnya. Seperti menggunakanbermacam-macam kain seperti tile/tulle,
organdi, sifon,perpaduan tulle dengan brokat, dan satin. Bentuk pundak
padatangan ada yang meninggi, panjang kebaya mulai beragam adayang
pendek dan panjang sampai lutut. Warna-warnanya punberani
mengkombinasikan dengan warna-warna yang salingberbeda atau disebut
20
Eri Rohayati, Inspirasi Kebaya Muslimah untuk Remaja dan Dewasa: dilengkapi Desain
dan Pola, (Yokyakarta: Andi, 2015), hlm. 62
-
16
dengan istilah tabrak warna. Corak sepertibordir dan renda dibuat sangat
simple serta dihiasi dengan payetatau mute-mute yang warnanya dapat
disesuaikan dengan warnakebayanya atau warna yang berbeda dengan warna
corakkebayanya. Dan banyak menggunakan bustier atau penggantikemben
yang penggunaannya praktis, untuk membentuk badanterutama lekukan
pinggul.
2. Promosi Bentuk dan Merek Kebaya
Pemasaran promosi adalah upaya membujuk orang untuk menerima produk,
konsep dan gagasan, promosi juga merupakan proses menginformasikan,
membujuk,dan mempengaruhi suatu keputusan pembelian, promosi juga
merupakan cara mengkomunikasikan barang dan jasa yang di tawarkan
supaya konsumen mengenal dan membeli.21
Promosi adalah berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk
menonjolkan keistimewaan kualitas pelayanan untuk membujuk konsumen
agar dapat menerima. Kegiatan pemasaran tidak akan mencapai sasarannya
bila tidak ditunjang pelaksana tugas yang berkualitas dan profesional. Itu
sebabnya searah dengan semakin ketatnya persaingan di pasar, pengusaha
harus mampu menempatkan pelaksana tugas pemasaran yang betul-betul
21
Philip Kotler, Dkk, Manajemen Pemasaran Sudut Pandang Asia, Jakarta: Indeks, 2012),
hlm. 412
-
17
menguasai bidangnya, termasuk mendidik para pelaksana tugas pemasaran,
minimal bagaimana customer servise dan customer care.22
Mengingat betapa pentingnya citra produk yang baik dan bermutu di
mata konsumen, promosi merupakan kegiatan yang tidak dapat ditawar lagi.
Perlu dilakukan promosi secara rutin, terencana, gencar, baik berskala lokal,
regional maupun international. Kegiatan ini diprogramkan jauh sebelum
waktu pelaksanaan agar dapat mencapai sasaran. Bentuk-bentuk promosi yang
dilakukan, selain memanfaatkan media cetak maupun elektronik, juga dengan
menyelenggarakan demo/peragaan dan atau kegiatan seminar di daerah target.
Tujuan promosi mengakibatkan keinginan para konsumen untuk membeli
produk atau jasa yang dihasilkan.23
Oleh sebab itu, harus di usahakan bagai
mana mempengaruhi berfikir konsumen akhir meyakinkan pembeli.
Sedangkan kata promosi harus baik dan menarik, sehingga memberi kesan
bahwa pembeli tidak menghendaki produk yang lain selain dari barang yang
ditawarkan kepadanya.
Brand Activation adalah salah satu bentuk promosi merek yang
mendekatkan dan membangun interaksi merek dengan penggunanya melalui
aktivitas pertandingan olahraga, hiburan, kebudayaan,sosial, atau aktivitas
publik yang menarik perhatian lainnya. Brand activation bertujuan untuk
22
Ratih Hurriyati, Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen, (Bandung: Alfabeta, 2015),
hlm. 34 23
Basu Swastha Dharmmesta dan Tani Handoko, Manajemen Pemasaran: Analisis Perilaku
Konsumen, (Yokyakarta: Universitas Gajah Mada, 2013), hlm. 92
-
18
meningkatkan brand awareness terhadap suatu produk dan memunculkan
interaksi antara brand dengankonsumen sehingga tercipta pengalaman
konsumen terhadap brand. Program brand activation dapat dikemas secara
menarik sehingga akanmelibatkan konsumen dengan kegiatan yang diadakan
yang akanmerangsang keterbukaan konsumen untuk mencoba produk.
Menurut Denny Siregar, Ketua Pengembangan Brand Activation PPPI Pusat/
Business Strategy Director RAPP brand activation adalah kegiatan untuk
menarik hati konsumen dengan berbagai saluran komunikasi terpadu (TV,
radio, cetak, internet, event, SMS, online, facebook dan sebagainya) untuk
mengubah perilaku konsumen dalam mempertahankan loyalitas konsumen
terhadap suatu produk danmembantu produk tersebut dalam memperluas
pasar. Brand activation mengandung pesan komunikasi untuk take to action
ataupun pesankomunikasi yang bersifat call to action message.24
Menurut Wallace, brand activation memiliki beberapa bentuk, antara
lain:
a. Direct Marketing Activation, merupakan jenis brand activation
dimana brand langsungbersentuhan dengan konsumennya.
b. Social Media Activation, merupakan jenis brand activation dimana
brand bersentuhandengan konsumennya melalui kegiatan yang
24
Dewi Yulianajua, Pengaruh Daya Tarik Iklan, Efek Komunitas, dan Brand Activation
Terhadap Brand Awareness Kerudung Instant Rabbani, Skripsi Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2017, hal. 26
-
19
dilakukan di social media. Contohnya: EmailBlast, Facebook, dan
Twitter.
c. Promotions Activation, merupakan bentuk brand activation yang
melibatkan promo-promospesial yang berkenaan dengan produk atau
jasanya.
d. Event Marketing Activation, merupakan jenis brand activation yang
dilakukan denganbentuk event. Contohnya: pameran, kontes
pemilihan brand ambassador, arena games, dansebagainya.
e. Sponsorship Activation, merupakan jenis brand activation dimana
brand mendanai suatukegiatan. Contoh: mendanai kegiatan olahraga,
musik, dan sebagainya.25
Berpakaian bagi seorang wanita dalam syariat Islam termasuk dalam
berpakaian menggunakan kebaya diatur dengan jelas dan terdapat ketentuanya
yang dijelaskan dalam Al-Quran Surat An-Nuur ayat 31 yaitu sebagai berikut:
25
Balatanzara Bisma Yohannes Sukabhakti, Pengaruh Daya Tarik Iklan, Efek Komunitas,
Dan Brand Activation Terhadap Brand Awareness (Studi Kasus Pada Mahasiswa Program
Sarjana FISIP UNDIP Semarang), Jurnal Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Diponegoro, hal. 5
-
20
Artinya: Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka
menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka
Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan
hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah
Menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah
mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-
putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-
putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan
mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki,
atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap
wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan
janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang
mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai
orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.26
Mengenakan busana muslim sesungguhnya merupakan kewajiban bagi
setiap muslimah. Model busana muslim semakin trendy dan mengikuti zaman,
berbaga sebab menjadi alasan para wanita untukmemilih busana muslim bak
untuk menghadiri acara khusus maupun juga dalam keseharian, hngga alasan
26
Q.S. An.Nuur, (24), 31
-
21
spritual karea ingin memenuhi kewajiban sebagai seorang muslimah.27
Khimara dalah pakaian atas busana muslim atau p[enutup kepala busana
muslim yang menutupi kepala, leher dan menjulur hingga menutupi dada
wanita baik bagan belakangmaupun bagian depan.28
Selain itu, terdapat
beberapa ketentuan dalam berpakaian menurut Syar‟i, adapun syarat-syarat
berpakaian muslimah adalah sebagai berkut:
a. Pakaian wanita harus menutupi seluruh tubuh kecuali wajah dan
telapak tangan
b. bukna pakaian untuk berhias diri.
c. Pakaian tidak tipis, pakaian tidak tembus pandang, yang dapat
menampakkan bentuk lekuk tubuh, pakaian haruslonggar dan tidak
ketat sehingga tidak menggambarkan bentuk lekuk tubuh.
d. Tidak memakai wewangian atau parfum.
e. Tidak boleh menyerupai pakaian pria
f. Bukan pakaian untuk tampil beda atau mencari popularitas
g. Pakaian tersebut terbebas dari salib
h. Pakaian tidak terdapat gambar makluk bernyawa
i. Pakaian berasal dari bahan yang suci dan halal
27
Iva Hardiana, 45 Gaya Hijab dengan Bergo Syar’i, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2015), hlm, 4 28
Iva Hardiana, 33 Gaya Busana Muslim dengan Khimar: Tutorial Aksesori Corsage,
(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2015), hlm. 4
-
22
j. Bukan pakaian yang mencocokipakaian ahlul Bid‟ah (orang sesat).29
Analisis peneliti bahwa perubahan model kebaya pada saat ini lebih
banyak dalam bentuk yang kurang sesuai dengan Syarah ataupun sesuai
dengan ketentuan-ketentuan dalam berpakaian, model kebaya kebanyak
mengkuti bentuklekuk tubuh penggunaknya, jarang sekali longgar dan masih
jarang ddesain untuk model-modelkebaya yang Syar‟i. Meskipun kebutuhan
masyarakat akan kebaya semakin meningkat namun pada kenyataanya
perubahan model kebaya belum mengacu pada model kebaya Syar‟i yang
seharusnya lebih santun, tidak tipis, tidak tembus pandang, tidak
menampakkan bentuk lekuk tubuh, longgar dan tidak ketat sehingga tidak
menggambarkan bentuk lekuk tubuh.
3. Minat
Minat adalah keinginan yang kuat, gairah, kecendrungan hati yang sangat
tinggi terhadap sesuatu.30
Minat bisa juga diartikan sebagai kesadaran
seseorang dalam sesuatu obyek seseorang, suatu soal atau situasi mengandung
sangkut paut dengan dirinya. Pengetahuan atau informasi tentang seseorang
atau suatu obyek pasti harus ada terlebih dahulu dapat minat obyek tadi.
Minat juga di artikan sebagai kecenderungan dalam diri individu untuk tertatik
pada sesuatu objek atau menyenangi sesuatu objek. Menurut Crow minat
29
Mahmud Achmad, Model dan Perkembangan Fasion Masa Kini, (Jakarta: Andi Pustaka,
2011), hlm. 56 30
Tanti Yuniar, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia dilengkapi dengan Ejaan Bahasa
Indonesia Yang Disempurnakan, (Jakarta: Agung Media Mulia, 2012), hlm. 410
http://www.sarjanaku.com/
-
23
adalah pendorong yang menyebabkan seseorang memberi perhatian terhadap
orang, sesuatu, aktivitas-aktivitas tertentu, Definisi Minat berdasarkan
pendapat Crow and Crow dapat diambil pengertian bahwa individu yang
mempunyai minat terhadap belajar, maka akan terdorong untuk memberikan
perhatian terhadap Belajar tersebut. Karateristik minat menurut Bimo Walgito
yaitu Menimbulkan sikap positif terhadap sesuatu objek. Adanya sesuatu yang
menyenangkan yang timbul dari sesuatu objek itu.
Minat mengandung arti keingnan, kehendak dan kesukaan.31
Mnat
merupakan suatu pengharapan yang menimbulkan keinginan atau gairah untuk
mendapatkan sesuatu yang menjadi minatnya. Perhatian adalah pemilihan
suatu perangsang dari sekian banyak perangsang yang dapat menimpa
mekanisme penerimaan seseorang. Orang, masalah atau situasi tertentu adalah
perangsang yang datang pada mekanisme penerima seseorang, karena pada
suatu waktu tertentu hanya satu perangsang yang dapat disadari. Maka dari
sekian banyak perangsang tersebut harus dipilih salah satu. Perangsang ini
dipilih karena disadari bahwa ia mempunyai sangkut paut dengan seseorang
itu. Kesadaran yang menyebabkan timbulnya perhatian itulah yang disebut
minat. Berdasarkan pengertian dimuka maka unsur minat yang menjadi
indikator adalah adalah perhatian, rasa senang, harapan dan pengalaman.
31
Abdullah, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Terbaru, (Jakarta: Sandro Jaya, 2013), hlm.
325
http://www.sarjanaku.com/
-
24
G. Tinjauan Pustaka
Penelitian ini mengacu pada beberapa hasil penelitian yang memiliki persamaan
ataupun perbedaan sehingga dijadikan sebagai salah satu sumber referensi, yaitu
sebagai berikut:
Tabel 1.3: Tinjauan Pustaka
No Nama Judul Hasil Penelitian
1. Hetty Sri Wardani,
2015
Pengaruh Kualitas
Produk dan Harga
Terhadap Minat
Beli Konsumen
Muslim Pada
Jaizah Boutique
Tlogosari
Semarang,
Mahasiswa
Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam
Universitas Islam
Negeri Walisongo
Semarang
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
bahwa nilai thitung masing-masing variabel bebas adalah2,525 untuk
kualitasproduk dan -368 untuk harga.
Sedangkan nilai t tabel adalah 1,673
(thiung> t tabel) artinya bahwa variabel kualitas produk berpengaruhsecara
signifikan terhadap minat beli konsumen
muslim, sedangkanharga tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap
minat beli konsumen muslim. Sedangkan dari hasil
analisis koefisien determinasi diperoleh nilai sebesar 0,118 atau 12%,
yang artinya pengaruhvariabel independen
(kualitas produk dan harga) terhadap
variabeldependen (minat beli) sebesar
0,118, ini menunjukkan bahwakontribusi
variabel-variabel independen adalah
sebesar 12%, sedangkan sisanya dipengaruhi faktor lain
yang tidak diteliti.
2. Made Laksmi
Saraswati, Dkk,
2017
Pengaruh Desain
Produk, Kualitas
Produk dan Harga
Terhadap
Keputusan
Pembelian pada
Kampung Batik
Wiradesa,
Kabupaten
Pekalongan,
Hasil analisis statistik diketahui
pengaruh secara parsial antara desain
produk terhadapkeputusan pembelian
sebesar 25,3%, kualitas produk
terhadap keputusan pembelian sebesar
33,8%dan harga terhadap keputusan
pembelian sebesar 39,4%. Pengaruh
secara simultan antara desain
produk, kualitas produk dan harga
terhadap keputusan pembelian sebesar
-
25
Mahasiswa Jurusan
Ilmu Administrasi
Bisnis Universitas
Diponegoro,
Semarang
45,2% sedangkan 54,8%dipengaruhi
oleh faktor lain.Dari hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa desain
produk, kualitas produk, dan
hargaberpengaruh terhadap keputusan
pembelian baik secara parsial maupun
simultan. Pengembangan desain
produk agar lebih bervariasi corak,
warna dan modelnya,meningkatkan
kualitas dari produk yang ditawarkan,
serta memberikan harga yang sesuai
dengankualitas dari produk.
H. Kerangka Pemikiran
Kerangka berpikir atau kerangka pemikiran merupakan dasar pemikiran dari
penelitian yang disintesiskan dari fakta-fakta, observasi dan telaah kepustakaan.
1. Variabel Dependen (variabel terikat)
Variabel dependen merupakan variabel yang menjadi pusat penelitian utama
peneliti. Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel
independen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah
minat beli masyarakat muslim.
2. Variabel Independen (variabel bebas)
Variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik yang pengaruh
positif maupun yang pengaruhnya negatif. Variabel independen dalam
penelitian ini yaitu model kebaya Berdasarkan uraian di atas, kerangka
berfikir dalam penelitian ini peneliti rancang seperti pada bagan berikut ini:
-
26
Gambar 1.1
Kerangka Pemikiran
Variabel Independen Variabel Dependen
I. Hipotesis
Hipotesis adalah merupakan dugaan sementara yang masih dibuktikan
kebenarannya melalui suatu penelitian, dan hipotesis terbentuk sebagai hubungan
antara dua variabel atau lebih. Hipotesis bisa saja di tolak jika salah atau palsu,
dan akan diterima jika fakta-fakta membenarkannya. Hipotesis dalam penelitian
ini yaitu sebagai berikut:
Ha: Ada pengaruh signifikan antara model kebaya terhadap minat beli masyarakat
muslim study kasus di Pasar Rawasari Jambi.
Ho: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara model kebaya terhadap minat beli
masyarakat Study Kasus di Pasar Rawasari Jambi
Minat Beli
Masyarakat Muslim
Model Kebaya
-
27
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Desain dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, desain yang
digunakan yaitu dengan memilih sebagian sampel penelitian dari keseluruhan
jumlah populasi yang ada, pengambilan sampel penelitian dilakukan secara acak
dan didasarkan pada karakteristik yang sangat berhubungan dengan penelitian.
Jadi dalam penelitian ini kelompok yang sama diobservasi atau diselidiki pada
waktu yang berlainan. Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat dari
orang, obyek atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peniliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang data-datanya merupakan
data angket sesuai dengan kajian ini. Jenis penelitian ini adalah deskriktif dengan
pendekatan kuantitatif. Sugiono menyatakan bahwa, penelitian deskeriptif adalah
penyajian data mellui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan
modus, median mean penyebaran data melalui rata-rata dan setandar devisiasi.32
Sugiono juga menjelaskan bahwa dalam setatistik deskripti juga dapat di lakukan
mencari kuatnya hubungan antara variabel melalui analisis korelasi, melakukan
prediksi dengan analisis regresi dan membuat perbandingan dengan
membandingkan rata-rata data sampel dan populasi.
32 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, (yogyakarta:Alfabeta. 2012), hlm:7
-
28
Variabel-variabel ini diukur (biasanya dengan instrument penelitian)
sehingga data yang terdiri dari angka-angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur
statistik. Penelitian ini menggunakan pengaruh (regresi sederhana), maka
pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif. Metode kuantitatif
adalah metode yang digunakan alat analisis yang bersifat kuantitatif, dimana hasil
analisis disajikan dalam bentuk angka-angka yang kemudian dijelaskan dan di
implementasikan dalam suatu uraian. Sementara metode deskriptif adalah metode
yang menggambarkan suatu data yang akan dibuat. Penelitian ini dilakukan
dengan menyebar kuesioner kepada responden guna mendapatkan data-data yang
diperlukan, dan selanjutnya data-data tersebut akandikelola menggunakan bahan
software statistik.
B. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis data
Data dalam sebuah penelitiaan merupakan bahan pokok yang akan diolah
dan dianalisis untuk menjawab masalah-masalah dalam penelitian. Jenis data
yang digunakan dalam sebuah penelitian dalam menyusun karya ilmiah
ataupun penyusunan skripsi biasanya berupa data primer dan sekunder. Data
primer adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti langsung dari sumber
utamanya.33
33
Ronny Kountur, Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis,Jakarta: PPM,
2007), hlm. 182
-
29
Data Sekunder adalah data yang diperoleh melalui pengumpulan atau
pengolahan data yang bersifat studi dokumentasi berupa penelaah terhadap
dokumentasi pribadi, resmi kelembagaan, reverensi atau literature laporan
yang memiliki relevansi dengan fokus permasalahan penelitian. Data sekunder
merupakan data yang bukan di usahakan sendiri pengumpulanya oleh peneliti
misalnya dari biro statistik, majalah, Koran, keterangan-keterangan atau
publikasi lainya.
2.Sumber Data
Sumber data atau informasi baik jumlah maupun keragamanya harus
diketahui terlebih dahulu, sebagai bahan atau dasar dalam menentukan isi,
bahasa, sistematika item dalam instrumen penlitian.34
Sumber data merupakan
bahan pokok yang dapat diolah dan dianalisis untuk menjawab permasalahan
yang ada dalam penelitian, sumber data bersifat umum yang memiliki
informasi tentang objek penelitian.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan atau himpunan objek penelitian dengan ciri
yang sama.35
juga merupakan seluruh data yang menjadi perhatian atau
keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda, hewan,
34
Iskandar, Metodologi Penelitian Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif), (Jakarta: Gaung
Persada Pers, 2008), hlm. 27
35Gempur Santoso, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2012), hlm.46
-
30
tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau pristiwa-pristiwa sebagai
sumber data yang memiliki karakteristik tertentu didalam suatu penelitian.
Populasi adalah jumlah keseluruhan unit analisis yaitu objek yang akan
diteliti.36
Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk
peristiwa, hal atau orang yang memiliki kerakteristik yang serupa yang
menjadi pusat perhatian seorang peneliti, Karena itu dipandang sebagi sebuah
semesta penelitian. Populasi dalam penelitian ini merupakan subjek
keseluruhan dari penelitian, subjek yang dikenakan generalisasi dari hasil
penelitian tersebut. Populasi dalam penelitian ini yaitu 174 orang yaitu terdiri
dari konsumen kebaya yang mayoritas adalah muslim di pasar Rawasari
Jambi. Berdasarkan jumlah populasi keseluruhan maka peneliti akan memilih
beberapa sampel penelitian yang dianggap mewakili populasi keseluruhan.
2. Teknik Pengambilan Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.37
Teknik sampling dalam penelitian ini adalah teknik cluster
sampling (area sampling). Teknik sampling daerah digunakan untuk
menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat
luas, untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data,
36
Irawan Soehartono, Metodologi Penelitian Sosial: Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lai nnya, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2011), hlm. 57 37
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011),
hlm. 83.
-
31
maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah
ditetapkan.
Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu
tahap pertama menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya menentukan
orang-orang yang ada pada daerah itu secara sampling juga. Sampel adalah
sebagian dari populasi yang diteliti. Sampel adalah bagian dari populasi,
dimana pada umumnya untuk bisa mengadakan penelitian kepada seluruh
anggota dari suatu populasi karena terlalu banyak, maka dapat dilakukan
dengan mengambil beberapa representatif dari suatu populasi dan kemudian
diteliti. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini
menggunakan teknik acak dan harus dipertimbangkan dengan masak-masak
berdasarkan ciri-ciri yang ada. Sampel dapat diartikan sebagian atau wakil
populasi yang diteliti. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam
penelitian ini menggunakan teknik acakdengan menggunakan rumus Slovin
adalah sebagai berikut:
n =
keterangan :
n : ukuran sampel/ jumlah responden
e : persentase kelonggaran ketelitian kesalahan pengambilan
sampel yang masih bisa ditolelir ;e=0,1
-
32
N : ukuran populasi38
Maka dalam penelitian ini, sampel penelitian yang diperoleh dari
populasi sebanyak 178 pelanggan, adalah sebagai berikut :
178
n =
1 + 178 (0,1)2
178
n =
2.78
n = 64.02 dibulatkan menjadi 64 Responden
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka jumlah sampel yang
akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 64 Responden.
D. Instrumen Pengumpulan Data
1. Angket (Kuesioner)
Angket adalah suatu daftar yang berisikan serangkaian pertanyaan
mengenai suatu masalah atau bidang yang akan diteliti, untuk memperoleh
data angket disebarkan kepada responden.39
Angket merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
38
Suharsimi Arkunto, Prosedur Penelitan, (Jakarta: Rneka Cipta, 2012), hlm. 65 39Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010),
hlm. 76
-
33
pernyataan atau pernyataan tertulis kepada responden utuk menjawabnya.
Kuesioner juga merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti
tahu dengan pasti variabel yang akan di ukur dan tahu apa yang bisa
diharapkan dari responden. Metode ini dilakukan dengan mengajukan daftar
pertanyaan kepada responden. Pertanyaan-pertanyaan diukur dengan
menggunakan skala likert 1-5.
Rumus dan tekhnik uji instrumen angket yang digunakan untuk
menghitung validitas dan reliabilitas instrumen angket disesuaikan dengan
karakteristik instrumen yang dibuat. Teknik dan rumus yang digunakan adalah
sebagai berikut: Jumlah butir pernyataan yang di ujicobakan dalam penelitian
ini adalah sebanyak 20 butir pernyataan, sesuai dengan bentuk dan susunan
instrumen yang telah dibuat sebelumnya, maka menggunakan tekhnik dan
rumus korelasi product moment berikut ini:
r xy
})(}{)({
))((
2222 yyNxxN
yxxyN
N = Jumlah soal
X = Jumlah skor butir soal
Y = Jumlah skot total.
Interprestasi hasil yang dapat dikemukakan adalah jika r hasil positif dan
lebih besar dari r tabel ( r hasil ≥ r tabel ), maka butiran angket dinyatakan valid.
-
34
Akan tetapi sebaliknya jika r hasil nya negative dan lebih kecil dari r tabel ( -r
hasil ≤ -r tabel ), maka butiran pernyataan angket tersebut dinyatakan tidak
valid.
Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian sesuatu instruman cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena
instrument tersebut sudah baik. Untuk mencari reliabilitas angket dengan
menggunakan tekhnik belah dua ganjil-genap digunakan rumus Spearman-
Brown, yaitu:
11r = )1(
2
212
1
212
1
r
xr
Dengan keterangan:
11r = reliabilitas angket
212
1r = r xy yang disebut sebagai indeks korelasi antara dua belahan tatistik.
Interpretasi hasil yang dapatkan adalah, jika r hasil positif dan lebih besar
dari r tabel (r hasil ≥ r tabel ), maka instrument dari sebuah angket dapat dikatakan
tatistik. Akan tetapi sebaliknya jika r hasil nya negative dan lebih kecil dari r
tabel maka instrument angket tersebut dikatakan tidak variabel.
-
35
2. Wawancara
Wawancara adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan
informasi secara langsung dengan cara mengungkapkan pertanyaan kepada
para responden.40
Dalam wawancara peneliti akan mendapatkan beberapa
jawaban dari hasil Tanya jawab kepada pihak-pihak yang bersangkutan
mengenai masalah penelitian. Adapun cara yang dilakukan yaitu
menemuiresponden penelitian, memberikan kuesioner pernyataan, lalu
peneliti menerima kembali hasil jawaban pelanggan dan diolah menggunakan
alat analisis.
3. Dokumentasi
Dokumnetasi ialah teknik pengumpulan data dengan mempelajari
catatan-catatan mengenai data pribadi responden, seperti yang dilakukan oleh
seorang psikolog dalam meneliti perkembangan klien melalui catatan
pribadinya.41
Untuk mendapatkan data yang lebih akurat selain diperoleh dari
sumber manusia juga diperoleh dari dokumen. Dekomendasi, dari asal
katanya dokumen yang artinya barang-barang yang tertulis, dokumentasi ini
dapat berupa catatan-catatan, transkip, buku, surat kabra, majalah, prasasti,
40Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011),
hlm. 39 41Abdurrahman Fathoni, Metodologi Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2011), hlm.112.
-
36
notulen rapat, agenda dan sebagainya.42
Metode ini biasanya digunakan untuk
menjawab persoalan-persoalan tentang apa, mengapa, dan dimana. Adapun
dalam penelitian ini metode dokumentasi ini penulis di gunakan untuk
memperoleh data atau dokumen-dokumen, misalnya visi dan misi, struktur
organiasi. Metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan informasi non
manusia, sumber informasi (data) non manusia ini berupa catatan-catatan,
pengumuman, instruksi, aturan-aturan, laporan, keputusan atau surat-surat
lainnya, catatan-catatan dan arsip-arsip yang ada kaitannya dengan fokus
penelitian.
E. Teknik Analisis Data
Analisis data yang dimaksud adalah analisis untuk melakukan hipotesis dan
menjawab rumusan masalah yang telah diajukan. Data-data yang diperoleh, akan
diolah dengan menggunakan teknik kuantitatif-deskriptif.
1.Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk memenuhi asumsi regresi linear
berganda yang digunakan untuk menjawab hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini (Ghozali, 2011). Uji asumsi klasik dalam penelitian ini meliputi:
uji normalitas, uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas. Adapun uji
autokorelasi tidak dilakukan dalam penelitian ini, karena data yang akan
42Suharsimi Arikunto (Ed), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Cet XI.(Jakarta:
Rineka Cipta, 1998) Hal 149
-
37
diikumpulkan dan diolah merupakan data cross section (data lintas individu)
bukan data time series (data lintas waktu).
a. Uji Normalitas
Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah
nilai residual yang dihasilkan dari regresi berdistribusi secara normal atau
tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang
berdistribusi secara normal. Beberapa metode uji normalitas yaitu dengan
melihat penyebaran data pada sumber diagonal pada grafik
NormalProbabilityPlotof Regression standarlized residual atau Skewness
& Kurtosis. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan grafik NormalProbabilityPlotof Regression
standarlized residual. Distribusi normal akan membentuk garis lurus
diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis
diagonalnya. Menurut Ghozali (2011) bahwa dasar pengambilan
keputusan untuk uji normalitas dengan ProbabilityPlot yaitu sebagai
berikut:
1). Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
diagonal atau grafik histrogramnya menunjukkan distribusi normal,
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
-
38
2). Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah
diagonal atau grafik histrogramnya tidak menunjukkan distribusi
normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Jika
ditemukan korelasi antarvariabel independen, maka adanya masalah
multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak menimbulkan
masalah multikolinearitas (Ghozali, 2011). Metode pengujian yang paling
sering digunakan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation
Factor (VIF) pada model regresi.
Menurut Ghozali (2011) bahwa dasar pengambilan keputusan
untuk uji multikolinearitas adalah sebagai berikut:
1). Jika nilai Tolerance variabel lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF lebih
kecil dari 10, maka tidak terjadi multikolinearitas.
2). Jika nilai Tolerance variabel lebih kecil dari 0,10 dan nilai VIF lebih
besar dari 10, maka terjadi multikolinearitas.
-
39
2. Uji Hipotesis
a. Koefisien Determinasi
Uji ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen, jika R2 = 100% berarti variabel
independen berpengaruh sempurna terhadap variabel dependen, demikian
sebaliknya jika R2 = 0 berarti variabel independen tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen. Nilai R2 yang semakin tinggi menjelaskan
bahwa semakin cocok variabel independen menjelaskan variabel
dependen. Semakin kecil nilai R2 berarti semakin sedikit kemampuan
variabel-variabel independen untuk menjelaskan variabel dependen. Hal-
hal yang perlu diperhatikan mengenai koefisien determinasi adalah
sebagai berikut: Nilai R2 harus berkisar 0 sampai 1 ( 0 < R
2< 1). Bila R
2 =
1 berarti terjadi kecocokan sempurna dari variabel independen
menjelaskan variabel dependen. Bila R2 = 0 berarti tidak ada hubungan
sama sekali antara variabel independen terhadap variable dependen. Oleh
karena dalam analisis regresi berganda menggunakan lebih dari satu
variabel independen, maka nilai yang diambil adalah nilai Adjusted R-
Square.
b. Analisis Regresi Sederhana
Analisis dalam penelitian ini menggunakan metode regresi
sederhana. Analisis regresi sederhana digunakan untuk mengetahui
-
40
pengaruh model kebaya(X) terhadap minat beli masyarakat muslim study
kasus di Pasar Rawasari Jambi (Y). Secara umum pengertian regresi
sederhana dapat dirumuskan sebagai berikut:
Y = a+bX + e
Dimana :
a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
Y = Minat Beli Masyarakat Muslim
X = Model Kebaya
e = Error
Untuk melakukan regresi sederhana dengan uji signifikansi, yaitu
dengan alat uji T-test. T-test untuk menguji pengaruh secara parsial.
Rumusan hipotesisnya:Ho: P = 0 (tidak ada pengaruh antara variabel X
terhadap Y) dan Ha: P ≠ 0 (ada pengaruh antara variabel X terhadap Y) .
Menurut kriteria P value: Jika P > 5%, maka keputusannya adalah
menerima hipotesis nol (Ho) atau Ha ditolak, artinya tidak ada pengaruh
yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen.
Jika P < 5%, maka keputusannya adalah menolak hipotesis nol (Ho) atau
-
41
Ha diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel
independen terhadap variabel dependen
3. Uji t (Uji Parsial)
Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel model
kebaya berpengaruh terhadap minat beli masyarakat muslim study kasus
di Pasar Rawasari Jambi. Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai
berikut:
a. Perumusan hipotesis
H0 = Model Kebaya tidak berpengsruh terhadap Minat Beli
Masyarakat Muslim study kasus di Pasar Rawasari Jambi
Ha = Model Kebaya berpengaruh terhadap Minat Beli Masyarakat
Muslim study kasus di Pasar Rawasari Jambi
b. Menentukan tingkat signifikansi (α) sebesar 5% atau 0,05 untuk
menguji apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
diterima atau ditolak.
c. Menentukan kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis:
Jika P-Value > 0,05 = menerima H0 dan menolak Ha
Jika P-Value < 0,05 = menolak H0 dan menerima Ha
d. Pengambilan keputusan
-
42
F. Operasional Variabel
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat dari orang, obyek atau
kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang ditetapkan oleh peniliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Adapun definisi kedua variabel tersebut
yaitu:
1. Variabel Dependen (variabel terikat)
Variabel yang menjadi pusat penelitian utama peneliti.Variabel
dependen yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen.. Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah minat beli masyarakat
muslim.
2. Variabel Independen (variabel bebas)
Variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik yang pengaruh
positif maupun yang pengaruhnya negative. Variabel independen dalam
penelitian ini yaitu perubahan model kebaya.
Operasional variabel merupakan definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau konstruk dengan cara member arti, atau menspesifikasikan
kejelasan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk
mengukur konstruk atau variabel tersebut. Definisi operasional bertujuan
untuk dapat menjelaskan dan menjabarkan variabel apa saja yang timbul
dalam indikator yang terperinci.Penelitian ini termasuk dalam kategori
penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian dilakukan untuk mengetahui
-
43
nilai suatu variabel independen tanpa membandingkan atau menghubungkan
dengan variabel independen lain. Operasional variabel dalam penelitian ini
penulis menyajikan lima variabel penelitian, yaitu sebagai berikut:
Tabel 2.1.
Operasional Variabel
No Variabel Defenisi Operasional Indikator
1 Model Kebaya Model kebaya merupakan
perubahan dalam bentuk
verbal untuk mengubah suatu
produk kebaya menjadi
berbagai bentuk
1. Model sistem pembuatan
kebaya
2. Model sistem pemilihan bentuk
kebaya
3. Sistem mental penjual kebaya
4. Bentuk verbal dari kebaya
5. Model matematika pembuatan
kebaya
2
Minat Beli
Masyarakat
Minat yaitu sebagai
kecenderungan dalam diri
individu untuk tertatik pada
sesuatu objek atau
menyenangi sesuatu objek.
1. Perhatian
2. Rasa senang
3. Harapan
4. Pengalaman
5. Ketertarikan
Keberlangsungan usaha 1. Produktifitas
-
44
terdiri dari berbagai faktor
sehingga perlu peningkatan
kualitas yang dibentuk oleh
kekuatan internal dan
pengelolahan eksternal
2. Profitabiltas
3. Kreatifitas
4. Kreativitas Layanan
5. Kontuntas sistem
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan penelitian ini terdiri dari lima bab, berikut akan
dijelaskan secara ringkas:
BAB I : Bab ini membahas tentang pendahuluan yang terdiri dari sub-sub bab
sebagai berikut; latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan
kegunaan, tinjauan pustaka.
BAB II : Membahas mengenai metode penelitian yaitu pendekatan penelitian,
jenis sumber data, populasi dan sampel, instrument pengumpulan data,
dan teknik analisis data.
BAB III : Bab ini membahas mengenai gambaran umum lokasi penelitian yang
akan diteliti oleh penulis.
BAB IV : Bab ini merupakan pembahasan dan hasil penelitian berisi deskripsi
data penelitian khususnya tentang model kebaya terhadap minat beli
masyarakat muslim study kasus di Pasar Rawasari Jambi
BAB V : Bab ini merupakan penutup berisi kesimpulan dan saran.
-
45
BAB III
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A. Sejarah Kebaya
Kebaya merupakan busana tradisional khususnya di Indonesia, yang
dalampengklasifikasiannya termasuk dalam golongan baju panjang.Adapun
pengertian kebaya, dapat dilihat dar asal kata yaitu sebagai berasal dari perkataan
Arab „habaya‟ artinya pakaianlabuh yang memiliki belahan di depan. Kebaya
adalah sebuah blus berlengan panjang yang dipakai disebelah luar kain atau
sarung yang menutupi sebagian daribadan.Kebayamengalami perkembangan dari
waktu ke waktu, awal mulamunculnya kebaya dari zaman dulu hingga sekarang
adalahdimulai pada tahun 1300-1600 Masehi, diawali dengan busanaperempuan
berupa baju semacam tunik mulai digunakan olehperempuan Cina pada masa
pemerintahan Dinasti Ming.Kemudian tahun 1500-1600 Masehi perempuan
imigran Cina mulaimuncul di wilayah Nusantara dan kemudian berkembang
menjadikebaya encim atau kebaya peranakan. Pada waktu itu, busanayang
menjadi cikal bakal kebaya masih berupa baju atasan. berbentuk tunik, berlengan
panjang,menutup leher hingga ke lutut, dan berbentuk mirip baju kurung.
Hal ini karena mulai terpengaruh oleh budaya Islam. Sebelumnya, busana di
daerah Jawa, Bali dan Sumatera, tampil sehari-hari mengenakan busana sejenis
kembentanpa atasan apapun, maka kebaya dianggap ideal sebagai baju atasan,
-
46
karena menutupi bagian dada perempuan. Tahun 1500-an, kebaya mulai dikenal
sebagai busana khusus oleh anggota keluarga keturunan para raja di Pulau Jawa,
dan pada tahun 1800 bersamaan dengan era penjajahan Belanda, bahan pakaian
yang lebih baik seperti beludru, berbagai jenis kain sutera dan tenunan halus
lainnya mulai muncul menggantikan bahan katun hasil tenunan yang sederhana
(kain mori), karena jalur perdagangan tekstil antar Negara yang mulai ramai pada
masa ini.
Saat itu, penggunaan baju kebaya diterapkan menurut kelas sosial. Keluarga
keraton dan para bangsawan mengenakan kebaya yang terbuat dari bahan sutera,
beludru atau brokat. Adapun perempuan Belanda atau keturunan bangsa asing
mengenakan kebaya yang terbuat dari bahan katun dengan bentuk dan potongan
yang lebih pendek. Keturunan Eropa lainnya yang berdiam di Indonesia, waktu
itu juga mengenakan baju kebaya berbahan katun halus dengan hiasan brokat di
pinggirnya, sedangkan dari kalangan biasa pada umumnya memakai kebaya dari
bahan katun atau tenun biasa yang murah harganya
Tahun 1900, pada masa ini kebaya tidak saja digunakan oleh penduduk asli
Jawa, tetapi juga dikenakan sebagai busana sehari-hari oleh perempuan keturunan
Cina maupun Belanda. Ada dua jenis kebaya yang banyak dikenakan, yaitu
kebaya encim dan kebaya putu baru (kebaya nyonya). Kebaya Encim adalah jenis
kebaya yang dipakai oleh perempuan keturunan Cina, yang biasanya dihiasi
dengan sulaman dan bordiran. Adapun kebaya putu baru adalah kebaya bergaya
-
47
tunik pendek berwarna-warni dengan motif yang cantik. Panjang kebaya putu
baru tadinya mencapai mata kaki pemakainya, tetapi mengalami perkembangan
sesuai zamannya.
Tahun 1945-1960-an, kebaya sedemikian luas dalam berbagai kesempatan
dalam kehidupan rakyat Indonesia sehari-hari, baik di kawasan pedesaan ataupun
perkotaan. Kebaya kembali meraih posisinya sebagai baju ideal perempuan
Indonesia, bahkan kebaya telah menjadi identitas busana perempuan Indonesia
bahkan disebut kostum Nasional. Kebaya tidak saja menjadi baju sehari-hari,
tetapi juga dikenakan pada berbagai acara seremonial dan berbagai acara sosial
pemerintahan yang dianggap resmi.
Tahun 1970-1980an, pengaruh budaya pop yang kuat dari Eropa dan
Amerika membuat jalur dunia mode Indonesia berpaling ke sana. Berbagai tren
fashion bermunculan menunjukkan gaya perkotaan atau modern yang mengikuti
arus mode di Eropa dan Amerika. Kebaya yang oleh kaum muda dianggap
sebagai busana tradisional, dan mulai dianggap ketinggalan mode sehingga
kebaya mulai ditinggalkan, walau begitu kebaya masih dikenakan pada berbagai
acara resmi atau pada upacara resepsi di tengah masyarakat khususnya kaum
wanita.
-
48
B. Ciri-Ciri Kebaya
Perkembangan kebaya setiap tahunnya terlihat dari semakin banyaknya para
perancang muda yang memiliki inovasi dalam bidang kebaya. Perancang muda
merancang kebaya gaya baru yang kini sering disebut sebagai kebaya pesta. Para
perancang ini membuat kebaya lebih masa kini dengan bentuk yang sangat serasi di
badan dan beragam bahan kain kebaya yang indah, bahkan menggunakan bahan yang
mewah dan mahal seperti sutera organdi, lace, kain shantung bahan tekstil impor
serta berbagai bahan yang terbuat dari serat alam lainnya seperti tenunan serat nanas
dan serat pisang. Bahkan, ada juga baju kebaya yang terbuat dari perpaduan unsur
dan bahan, seperti logam, kristal, serta beragam manik manik dan kerang. Ada juga
yang dihiasi dengan lukisan tangan dan sebagainya.
Kebaya kini mengalami perubahan menjadi lebih beragam, indah,
menampilkan keanggunan modern, dan lebih serba guna. Kebaya memiliki ciri
khas tersendiri, terlihat jelas daribentuk kebaya pada umumnya, dan ada 2 jenis
kebaya yaitukebaya panjang dan kebaya pendek. Berikut cirri-ciri darikebaya,
diantaranya sebagai berikut:
1. Bentuk garis leher V-Neckline, dan ada yang menggunakan krah disebut
samleh.
2. Lengan tangan lurus, dan panjangnya sampai batas pergelangan tangan
-
49
3. Pas di Badan, adanya potongan pada garis di pinggul, atau terdapat
coupnaad/sekeng yaitu kampuh pembentuk tubuh, jaitan yang terdapat pada
bagian depan atau belakang di kiri dan kanan.
4. Panjang kebaya sampai batas satu jengkal dari pinggul
5. Bagian bawah kebaya ada 2, yaitu lurus dan sonday/meruncing).
Kebaya sudah memiliki perkembangan dan perubahan gaya di tiap tahunnya.
Seperti menggunakan bermacam-macam kain seperti tile/tulle, organdi, sifon,
perpaduan tulle dengan brokat, dan satin. Bentuk pundak pada tangan ada yang
meninggi, panjang kebaya mulai beragam ada yang pendek dan panjang sampai
lutut. Warna-warnanya pun berani mengkombinasikan dengan warna-warna yang
saling berbeda atau disebut dengan istilah tabrak warna. Corak seperti bordir dan
renda dibuat sangat simple serta dihiasi dengan payet atau mute-mute yang
warnanya dapat disesuaikan dengan warna kebayanya atau warna yang berbeda
dengan warna corak kebayanya. Dan banyak menggunakan bustier atau pengganti
kemben yang penggunaannya praktis, untuk membentuk badan terutama lekukan
pinggul.
-
50
C.Bahan Kebaya
1. Jenis Kain
a. Brokat. Kain yang memiliki macam-macam motif floral, dan sekarang ini
pun ada motif abstrak atau tekstur-tekstur baru yang kebanyakan disukai
oleh remaja.
b. Organdi. Kain yang bertekstur lembut dan berkilau ini, tapi bisa menahan
bentuknya dan menimbulkan efek volume
c. Sutra. Kain yang terbuat dari serat alam kepompong. Sifatnya lembut di
kulit, dingin, serap keringat, dan warnanya tahan lama.
d. Satin. Kain yang ditenun dengan permukaan halus dan mengkilat.
e. Tile/tulle. Kain yang sifatnya terlihat tipis, transparan dan permukaannya
agak kasar ini, biasanya dipakai untuk penari balet dan pengantin.
f. Sifon. Kain yang sifatnya lembut, halus, transparan dan jatuh mengikuti
badan.
2.Bahan Tambahan Kebaya
a. Bordir Corak yang dijait membentuk suatu pola atau gambar yang khas
dengan ukuran yang tidak terlalu besar dan berada pada bagian badan
kebaya.
b. Renda Corak yang dijait memakai mesin atau tangan membentuk suatu
pola kecil dari benang-benang atau kain dari kain tenun sebelumnya.
Renda ini dibentuk dan dipasang pada bagian leher, lipatan krah atau
-
51
surawe, pinggiran pergelangan lengan kebaya, dan pinggiran bawah
kebaya.
c. Payet atau mute. Hiasan-hiasan kecil yang memiliki barbagai warna yang
dapat disesuaikan dengan warna kebayanya.
D. Bagan-Bagian Kebaya
Kebaya mulai mengalami perubahan danperkembangan gaya pada awal abad
ke-20 khususnya di pulai Jawa, karena pulau Jawamengalami masa transisi dari
kehidupan tradisional ke arahkehidupan modern di awal abad ke-20 ini.
Perubahan dan perkembangan tersebut menjadikan pulau Jawayang dinamis