bab ii landasan teori a. penelitian sejenis yang relevanrepository.ump.ac.id/1357/3/eka septianti -...
TRANSCRIPT
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Penelitian Sejenis yang Relevan
Penelitian Jenis-jenis Makna Kata Pada Lirik Lagu Banyumasan Ciptaan
Bapak Rasito Purwo Pangrawit memiliki kesamaan dan perbedaan dengan
penelitian sejenis yang relevan. Peneliti mengambil empat penelitian sejenis yang
relevan, yaitu penelitian berjudul Kajian Semantik pada Syair Lagu Kesenian
Tradisional Kleningan Mekar Rahayu di Desa Sukarahayu, Kecamatan Langen
Sari, Kota Banjar oleh Sunyiartiningsih, Jenis Makna Kosa Kata Khusus Penyakit
pada Rubrik Fokus Kita dalam Majalah Dokter Kita bulan Oktober-November
2014 dan Saran Implementasinya dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMK
oleh Pipit Noviana Sari, Jenis Makna dan Penamaan Nama Panggilan Unik
Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah
Purwokerto Tahun 2015-2016 oleh Yudhi Amriati, dan Aspek-aspek Makna
dalam Lirik Lagu Suporter Persibangga tahun 2015 oleh Aji Dwi Pratikno. Di
bawah ini merupakan penjelasan dari keempat jenis penelitian yang relevan.
1. Penelitian dengan judul Kajian Semantik pada Syair Lagu Kesenian
Tradisional Kleningan Mekar Rahayu di Desa Sukarahayu, Kecamatan
Langen Sari, Kota Banjar
Penelitian tersebut di atas dilakukan oleh Sunyiartiningsih mahasiswa
Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia (2013). Penelitian tersebut memiliki persamaan dan perbedaan
dengan penelitian yang akan dilakukan. Persamaan penelitian yang akan
6
JENIS-JENIS MAKNA ...,EKA SEPTIANTI,FKIP UMP 2017.
7
dilakukan dengan penelitian sebelumnya yaitu sama-sama menganalisis lirik lagu
berdasarkan kajian semantik, khususnya tentang jenis-jenis makna. Perbedaan
dengan penelitian yang dilakukan peneliti terletak pada objek dan sumber data
penelitian. Objek penelitian yang akan dilakukan adalah jenis-jenis makna kata
pada lirik lagu kesenian Banyumasan karya Bapak Rasito Purwo Pangrawit
sedangkan objek peneliti sebelumnya adalah makna, informasi, dan maksud
dalam syair lagu kesenian kleningan.
2. Penelitian dengan judul Jenis Makna Kosa Kata Khusus Penyakit pada
Rubrik Fokus Kita dalam Majalah Dokter Kita bulan Oktober-November
2014 dan Saran Implementasinya dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
di SMK
Penelitian tersebut di atas dilakukan oleh Pipit Noviana Sari mahasiswa
Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia (2015). Penelitian tersebut memiliki persamaan dan perbedaan
dengan penelitian yang akan dilakukan. Persamaan penelitian tersebut dengan
penelitian yang akan dilakukan yaitu sama-sama menganalisis jenis-jenis makna
berdasarkan kajian semantik. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti terletak pada data dan sumber data penelitian. Data penelitian yang akan
dilakukan adalah jenis-jenis makna kata pada lirik lagu Banyumasan sedangkan
data penelitian sebelumnya menggunakan kosa kata khusus penyakit pada rubrik
“Fokus Kita”. Sumber data yang digunakan oleh peneliti juga berbeda dengan
peneliti sebelumnya. Peneliti menggunakan lirik lagu Banyumasan sebagai
sumber data penelitian sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan rubrik
“Fokus Kita” sebagai sumber data.
JENIS-JENIS MAKNA ...,EKA SEPTIANTI,FKIP UMP 2017.
8
3. Penelitian dengan judul Jenis Makna dan Penamaan Nama Panggilan
Unik Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas
Muhammadiyah Purwokerto Tahun 2015-2016
Penelitian tersebut di atas dilakukan oleh Yudhi Amriati mahasiswa
Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia (2016). Penelitian tersebut memiliki persamaan dan perbedaan
dengan penelitian yang akan dilakukan. Persamaan penelitian yang akan
dilakukan dengan penelitian sebelumnya yaitu sama-sama menganalisis Jenis-
jenis makna berdasarkan kajian semantik. Perbedaan dengan penelitian yang
dilakukan peneliti terletak pada objek, data, dan sumber data penelitian. Objek
penelitian yang akan dilakukan adalah jenis-jenis makna kata dalam lirik lagu
Banyumasan sedangkan objek penelitian sebelumnya adalah jenis makna dan
jenis penamaan nama panggilan unik mahasiswa. Data penelitian yang akan
dilakukan adalah kata-kata sedangkan data penelitian sebelumnya adalah nama
panggilan unik. Sumber data yang digunakan oleh peneliti berbeda dengan
peneliti sebelumnya. Peneliti menggunakan lirik lagu Banyumasan sebagai
sumber data penelitian sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan
mahasiswa sebagai sumber data.
4. Penelitian dengan judul Aspek-aspek Makna dalam Lirik Lagu Suporter
Persibangga tahun 2015
Penelitian tersebut di atas dilakukan oleh Aji Dwi Pratikno mahasiswa
Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia (2016). Penelitian tersebut memiliki persamaan dan perbedaan
dengan penelitian yang akan dilakukan. Persamaan penelitian tersebut dengan
JENIS-JENIS MAKNA ...,EKA SEPTIANTI,FKIP UMP 2017.
9
penelitian yang akan dilakukan yaitu sama-sama menganalisis lirik lagu
berdasarkan kajian semantik. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan peneliti
terletak pada objek dan sumber data penelitian. Objek penelitian yang akan
dilakukan adalah jenis-jenis makna kata pada lirik lagu Banyumasan sedangkan
objek penelitian sebelumnya aspek-aspek makna. Selain itu, sumber data yang
digunakan oleh peneliti juga berbeda dengan peneliti sebelumnya. peneliti
menggunakan lirik lagu Banyumasan sebagai sumber data penelitian sedangkan
penelitian sebelumnya menggunakan lirik lagu suporter Persibangga.
B. Makna
1. Pengertian Makna
Menurut Soedjito (1990: 51), makna ialah hubungan antara bentuk dan
barang atau hal yang diacunya. Pendapat mengenai pengertian makna di atas pada
dasarnya sama dengan pendapat yang dikemukakan oleh Keraf (1987: 129),
makna adalah hubungan antara tanda berupa lambang bunyi ujaran dengan hal
atau barang yang dimaksudkan. Dari uraian tersebut dapat dilihat bahwa dua ahli
pada dasarnya memiliki pendapat yang sama, walaupun dengan redaksi yang
berbeda. Dapat di simpulkan bahwa makna adalah hubungan antara bunyi yang
diartikan dengan sesuatu yang diwakilinya. Karena itu, apabila bunyi yang
berartikulasi itu tidak mewakili sesuatu atau tidak mempunyai sesuatu atau tidak
mempunyai hubungan dengan sesuatu, baik yang bersifat abstrak maupun
kongkret, maka dapat diartikan bunyi itu tidak bermakna.
Sausure dalam Chaer (2007: 285-289), makna adalah “pengertian” atau
“konsep” yang dimiliki atau terdapat pada sebuah tanda linguistik. ada juga teori
yang menyatakan bahwa makna itu tidak lain dari daripada suatu referen yang
JENIS-JENIS MAKNA ...,EKA SEPTIANTI,FKIP UMP 2017.
10
diacu oleh kata atau leksem. Hanya perlu dipahami bahwa tidak semua kata atau
leksem seperti agama, kebudayaan, dan keadilan dapat menampilkan referennya
secara konkret. Sesuatu yang diwakili oleh bunyi yang berartikulasi itu bisa
berupa benda, peristiwa, keadaan, dan gejala alam lainnya yang berada di luar
bunyi itu sendiri. Di antara gejala alam itu ada benda diangkasa, memancarkan
cahaya yang bisa menerangi siang, terbit di ufuk timur dan tenggelam di ufuk
barat. Kejadian itu oleh orang Indonesia ditandai dengan bunyi (m-a-t-a-h-a-r-i).
Oleh karena itu meskipun pada malam hari kita tidak melihat benda itu, tetapi
nilai mendengar atau mengucapkan urutan bunyi kata itu, bersama-sama terjadi
proses asosiasi dalam pikiran kita antara urutan bunyi tersebut dengan benda tadi.
Berdasarkan uraian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa makna kata adalah
hubungan timbal balik antara deretan bunyi berartikulasi dengan suatu hal atau
barang yang ditunjuk atas dasar kesepakatan masyarakat.
2. Jenis Makna
Chaer (2002: 59-60) mengungkapkan bahwa jenis atau tipe makna itu
memang dapat dibedakan berdasarkan kriteria dan sudut pandang. Berdasarkan
jenis semantiknya dapat dibedakan antara makna leksikal dan makna gramatikal,
berdasarkan ada tidaknya referen pada sebuah kata/leksem dapat dibedakan
adanya makna referensial dan nonreferensial, berdasarkan ada tidaknya nilai rasa
pada sebuah kata/leksem dapat dibedakan adanya makna denotatif dan makna
konotatif, berdasarkan ketepatan maknanya dikenal adanya makna kata dan
makna istilah atau makna umum dan makna khusus. Lalu berdasarkan kriteria lain
JENIS-JENIS MAKNA ...,EKA SEPTIANTI,FKIP UMP 2017.
11
atau sudut pandang lain dapat disebutkan adanya makna-makna konsep, asosiatif,
idiomatik, peribahasa, dan makna kias.
a. Makna Leksikal
Chaer (2013: 60), makna leksikal adalah makna yang sesuai dengan hasil
observasi alat indra atau makna yang sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan
kita. Misalnya, kata kepala makna leksikalnya adalah bagian tubuh yang di atas
leher (pada manusia dan beberapa jenis hewan yang merupakan tempat otak, pusat
jaringan saraf, dan beberapa pusat indra). Makna ini tampak jelas dalam kalimat
Kepalanya hancur kena pecahan granat, atau dalam kalimat kepalanya terkena
bola. Kata kepala pada dua kalimat tersebut jelas merujuk pada bagian tubuh di
atas leher, bukan kepada yang lain. Tetapi dalam kalimat yang menjadi tikus di
gudang kami ternyata berkepala hitam bukanlah dalam makna leksikal karena
tidak merujuk pada binatang tikus melainkan pada seorang manusia, yang
perbuatannya memang mirip dengan perbuatan tikus.
b. Makna Gramatikal
Chaer (2013: 60), berbeda dengan makna leksikal, makna gramatikal baru
ada kalau terjadi proses gramatikal, seperti afiksasi, reduplikasi, komposisi, atau
kalimatisasi. Misal proses afiksasi awalan ter- pada kata bawa dalam kalimat buku
Andi terbawa Ratna. Awalan ter- pada kata terbawa mempunyai makna
gramatikal “ketidaksengajaan”. Makna gramatikal itu bermacam-macam. Setiap
bahasa mempunyai sarana atau alat gramatikal tertentu untuk menyatakan makna-
JENIS-JENIS MAKNA ...,EKA SEPTIANTI,FKIP UMP 2017.
12
makna gramatikal itu. Penyimpangan makna dan bentuk-bentuk gramatikal yang
sama lazim juga terjadi dalam berbagai bahasa. Dalam bahasa Indonesia misalnya,
bentuk-bentuk kesedihan, ketakutan, kegembiraan, dan kesenangan memiliki
makna gramatikal yang sama, yaitu hal yang disebut kata dasarnya.
c. Makna Referensial
Menurut Chaer (2013: 63), perbedaan makna referensial dan nonreferensial
berdasarkan ada atau tidaknya referen dari kata-kata itu. Bila kata-kata itu
mempunyai referen yaitu sesuatu di luar bahasa yang di acu oleh kata itu maka
kata tersebut disebut kata bermakna referensial. Apabila makna itu tidak
mempunyai referen maka kata itu disebut kata bermakna nonreferensial. Contoh:
kata meja dan kursi termasuk kata yang bermakna referensial karena keduanya
mempunyai referen, yaitu sejenis perabot rumah tangga yang disebut “meja” dan
“kursi”. Kata kuda termasuk kata yang bermakna referensial karena mempunyai
referen, yaitu hewan berkaki empat yang biasa digunakan untuk bekerja.
d. Makna Nonreferensial
Menurut Chaer (2013: 63), makna nonreferensial adalah makna yang tidak
memiliki referen atau acuan. Kata tugas seperti preposisi dan konjungsi adalah
kata-kata yang termasuk kata bermakna nonreferensial. Kata-kata yang termasuk
preposisi dan konjungsi, juga kata tugas lainnya tidak mempunyai referen, maka
banyak orang menyatakan kata-kata tersebut tidak memiliki makna. Kata-kata
tersebut hanya memiliki fungsi atau tugas. Contoh: kata karena, dan, atau, dan
JENIS-JENIS MAKNA ...,EKA SEPTIANTI,FKIP UMP 2017.
13
tetapi ini termasuk kata yang bermakna nonreferensial karena tidak memiliki
referen atau acuan.
e. Makna Denotatif
Chaer (2013: 65), makna denotatif adalah makna asli, makna asal, atau
makna sebenarnya yang dimiliki oleh kata atau leksem. Makna denotatif memiliki
pengertian yang sama dengan makna leksikal dan makna referensial, yaitu makna
yang sesuai dengan hasil observasi menurut penglihatan, penciuman,
pendengaran, perasaan, atau pengalaman lainnya. Makna denotatif ini
menyangkut informasi-informasi faktual objektif. Contoh: kata perempuan dan
wanita keduanya memiliki makna denotatif yang sama, yaitu manusia dewasa
bukan laki-laki. Begitu juga kata gadis dan perawan; kata istri dan bini. Kata
gadis dan perawan memiliki makna denotatif yang sama yaitu „wanita yang belum
bersuami‟ atau „belum pernah bersetubuh‟; sedangkan kata istri dan bini memiliki
makna denotatif yang sama yaitu „wanita yang mempunyai suami‟.
f. Makna Konotatif
Chaer (2013: 65), makna konotatif adalah makna lain yang ditambahkan
pada makna denotatif yang berhubungan dengan nilai rasa perorangan atau
kelompok orang pengguna bahasa tersebut. Makna konotatif sebuah kata dapat
berbeda satu kelompok masyarakat yang satu dengan kelompok masyarakat yang
lain, sesuai dengan pandangan hidup dan norma-norma penilaian kelompok
tersebut. Contoh: kata babi di daerah-daerah yang penduduk mayoritasnya
beragama Islam, memiliki konotatif negatif karena binatang tersebut menurut
JENIS-JENIS MAKNA ...,EKA SEPTIANTI,FKIP UMP 2017.
14
hukum Islam adalah haram dan najis. Sebaliknya di daerah-daerah yang
penduduknya mayoritas bukan Islam, seperti di Pulai Bali atau di pedalaman Irian
Jaya, kata babi tidak berkonotatif negatif.
g. Makna Kata
Chaer (2013: 70), menyatakan adanya perbedaan makna kata dan makna
istilah berdasarkan ketepatan makna kata itu dalam penggunaannya secara umum
ke khusus. Dalam penggunaan bahasa secara umum seringkali kata-kata itu
digunakan secara tidak cermat sehingga maknanya bersifat umum. Tetapi dalam
penggunaan secara khusus, dalam bidang kegiatan tertentu, kata-kata itu
digunakan secara cermat sehingga maknanya pun menjadi tepat. Makna kata itu
baru jelas apabila sudah digunakan dalam suatu kalimat. Apabila lepas dari
konteks kalimat, makna kata itu menjadi umum dan kabur. Contoh: kata tahanan,
kata tahanan bisa saja bermaksud adalah „orang yang ditahan‟, tetapi bisa juga
„hasil perbuatan menahan‟.
h. Makna Istilah
Chaer (2013: 70), berbeda dengan kata yang maknanya masih bersifat
umum, makna istilah memiliki makna yang tetap dan pasti. Ketepatan dan
kepastian makna istilah itu karena makna istilah hanya digunakan dalam bidang
kegiatan atau keilmuan tertentu. Jadi, tanpa konteks kalimatnya pun makna istilah
itu sudah pasti. Contoh: kata tahanan di atas, sebagai kata, makna kata tahanan
masih bersifat umum, tetapi sebagai istilah misalnya dalam bidang hukum makna
JENIS-JENIS MAKNA ...,EKA SEPTIANTI,FKIP UMP 2017.
15
kata tahanan itu sudah pasti, yaitu orang yang ditahan sehubungan dengan suatu
perkara dan istilah dalam bidang kelistrikan kata tahanan itu bermakna daya yang
menahan arus listrik.
i. Makna Konseptual
Kamus Besar Bahasa Indonesia mengungkapkan yang dimaksud dengan
konsep adalah rancangan; ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa
konkret; gambaran mental dari objek, proses, atau apa pun yang ada di luar
bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain. Konseptual
diartikan sebagai hal-hal yang berhubungan dengan konsep. Chaer (2013: 72) juga
menuliskan dalam bukunya makna konseptual yaitu makna yang dimiliki oleh
sebuah leksem terlepas dari konteks atau asosiasi apapun. Dapat dikatakan pula
bahwa, makna konseptual merupakan makna yang ada pada kata yang tidak
tergantuk pada konteks kalimat tersebut. Makna konseptual juga disebut dengan
makna yang terdapat dalam kamus. Contoh dari makna konseptual adalah kata
„ibu‟ yakni „manusia berjenis kelamin perempuan dan telah dewasa‟. Jadi,
sebenarnya makna konseptual ini sama dengan makna referensial, makna leksikal,
dan makna denotatif. Contoh: kata kuda, kata kuda ini memiliki makna konseptual
“sejenis binatang berkaki empat yang biasanya dijadikan sebagai alat transportasi
tradisional”.
j. Makna Asosiatif
Chaer (2013: 72), makna asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah kata
berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan keadaan di luar bahasa.
JENIS-JENIS MAKNA ...,EKA SEPTIANTI,FKIP UMP 2017.
16
Contoh: kata melati berasosiasi dengan makna „suci‟, „kesucian‟. Contoh lain kata
merah berasosiasi dengan makna „berani‟. Makna asosiatif ini sesungguhnya sama
dengan perlambang-perlambang yang digunakan oleh suatu masyarakat bahasa
untuk menyatakan suatu konsep lain. Maka dengan demikian, dapat dikatan melati
digunakan sebagai perlambang „kesucian‟ dan merah digunakan sebagai
perlambang „keberanian‟.
k. Makna Idiomatikal
Menurut Chaer (2013: 74), menyatakan bahwa untuk lebih memahami yang
dimaksud dengan makna idiomatikal, perlu diketahui dulu apa yang dimaksud
dengan idiom. Idiom adalah satuan-satuan bahasa (kata, frasa, atau kalimat) yang
maknanya tidak dapat “diramalkan” dari makna leksikal unsur-unsurnya maupun
makna gramatikal satuan-satuan tersebut. Makna idiomatikal adalah makna
sebuah satuan bahasa (kata, frasa, atau kalimat) yang “menyimpang” dari makna
leksikal atau makna gramatikal unsur-unsur pembentuknya. Contoh: menjual gigi
sebuah leksem dengan makna “tertawa keras-keras”. Membanting tulang sebuah
leksem dengan makna “bekerja keras”. Meja hijau sebuah leksem dengan makna
“pengadilan”.
l. Makna Peribahasa
Menurut Chaer (2013: 74), makna peribahasa masih dapat diramalkan
karena adanya asosiasi atau tautan antara makna leksikal dan gramatikal unsur-
unsur pembentuk peribahasa itu dengan makna lain yang menjadi tautannya. Jadi
JENIS-JENIS MAKNA ...,EKA SEPTIANTI,FKIP UMP 2017.
17
makna peribahasa adalah makna yang masih dapat ditelusuri atau dilacak dari
makna unsur-unsurnya karena adanya asosiasi antara makna asli dengan makna
sebagai peribahasa. Contoh: besar pasak dari pada tiang “keadaan pengeluaran
belanja lebih besar jumlahnya daripada pendapatan”, tong kosong nyaring
bunyinya “orang yang tiada berilmu biasanya banyak cakapnya”, dan bagai padi,
semakin berisi, semakin merunduk “orang pandai, orang yang banyak ilmunya
biasanya pendiam, merunduk dan tidak pongah”.
m. Makna Kias
Chaer (2013: 60-78), penggunaan istilah kiasan ini sebagai oposisi dari arti
sebenarnya. Oleh karena itu, semua bentuk bahasa (baik kata, frase, maupun
kalimat) yang tidak merujuk pada arti sebenarnya (arti leksikal, arti konseptual,
atau arti denotatif) disebut mempunyai arti kiasan. Jadi, bentuk-bentuk seperti
putri malam dalam arti „bulan‟, raja siang dalam arti „matahari‟, daki dunia dalam
arti „harta, uang‟, membanting tulang dalam arti „bekerja keras‟, semuanya
memiliki arti kiasan. Antara bentuk dan ujaran dengan makna yang diacu ada
hubungan kiasan, perbandingan atau persamaan. Gadis cantik disamakan dengan
bunga; matahari yang menyinari bumi pada siang hari disamakan dengan raja dan
sebagainya. Tamu yang tidak diundang dalam arti „maling‟ dan sipantat kuning
dalam arti „kikir‟ tamu yang tidak diundang dapat dikatakan memiliki arti kiasan;
tetapi si pantat kuning tidak memiliki arti kias karena tidak ada yang dikiaskan.
JENIS-JENIS MAKNA ...,EKA SEPTIANTI,FKIP UMP 2017.
18
n. Makna lokusi, ilokusi, perlokusi
Dalam kajian tindak tutur (speech act) dikenal adanya makna lokusi, makna
ilokusi, dan makna perlokusi. Yang dimaksud dengan makna lokusi adalah makna
yang dikatakan dalam ujaran, makna harfiah, atau makna apa adanya. Sedangkan
yang dimaksud makna ilokusi adalah makna yang dipahami oleh pendengar.
Sebaliknya, yang dimaksud makna perlokusi adalah makna yang diinginkan
penutur. Contoh: kalau seseorang kepada tukang afdruk foto dipinggir jalan
bertanya “Bang, tiga kali empat, berapa?”. Makna secara lokusi kalimat tersebut
adalah keingintahuan si penutur tentang tiga kali empat. Namun, makna perlokusi,
makna yang diinginkan si penutur adalah bahwa si penutur ingin tahu berapa
biaya mencetak foto ukuran tiga kali empat sentimeter. Apabila si pendengar,
yakni tukang afdruk foto itu memiliki makna ilokusi yang sama dengan makna
perlokusi dari segi penanya, tentu dia akan menjawab, contohnya, “dua ribu”,
“tiga ribu”. Tetapi kalau makna ilokusinya sama dengan makna lokusi dari ujaran
“tiga kali empat berapa”, dia pasti akan menjawab “dua belas”, bukan jawaban
yang lain. Dalam kajian tindak tutur, sebuah ujaran sekaligus dapat bermakna
lokusi, ilokusi, dan perlokusi.
C. Lirik Lagu Banyumasan
1. Pengertian Lirik Lagu
Menurut Moeliono (2007: 678), lirik mempunyai dua pengertian yaitu
karya sastra puisi yang berisi curahan perasaan pribadi dan sususan sebuah
nyanyian. Lirik (dalam lagu) adalah rangkaian pesan verbal yang tertulis dengan
sistematika tertentu untuk menimbulkan kesan tertentu juga, isi pesan verbal
JENIS-JENIS MAKNA ...,EKA SEPTIANTI,FKIP UMP 2017.
19
tersebut mewakili gagasan penulis (lirik) yang merupakan respon terhadap
lingkungan fisik manusia. Dalam menyampaikan pesan kepada pendengar, penulis
menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi. Menurut Berger (2010: 1), kata-
kata dipakai sebagai tanda dari suatu konsep atau ide. Dalam hal ini, ada satu
tujuan komunikasi yang harus diingat, yakni bahwa tanda “bermakna” sesuatu
rangkaian kata-kata tersebut berbentuk lirik. Lirik merupakan reaksi simbolik dari
manusia yang merupakan respon dari segala sesuatu yang terjadi dan dirasakan
oleh lingkungan fisiknya. Kondisi lingkungan juga ditangkap oleh pikiran yang
menghasilkan gagasan atau ide dan dituangkan dengan bahasa atau kata-kata.
Makna dalam lirik merupakan ungkapan perasaan yang dilakukan
pengarang. Lirik inilah yang sekarang dikenal sebagai puisi dan sajak, yakni karya
sastra yang berisi ekspresi (curahan) perasaan pribadi yang lebih mengutamakan
cara mengekspresikannya. Moeliono (2007: 624) lagu adalah ragam suara
berirama. Lagu dapat dipadu dengan lirik sehingga jelas apa yang disampaikan
oleh pencipta lagu. Melalui lagu, manusia dapat mengekspresikan perasaan,
harapan, aspirasi dan cita-cita, yang mempresentasikan pandangan hidup dan
semangat. Lagu sebagai media yang universal dan efektif, dapat menuangkan
gagasan, pesan, dan ekspresi pencipta kepada pendengarnya melalui lirik,
komposisi musik, pemilihan instrumen musik, dan cara membawakannya. Lagu
dapat berupa ungkapan kegembiraan, protes terhadap suatu hal, kemarahan,
kegundahan, dan sebagainya. Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
lirik lagu curahan perasaan pribadi yang dituliskan dengan kata-kata yang
merupakan respon dari segala sesuatu yang terjadi dan dirasakan oleh lingkungan
fisiknya (yang diperngaruhi oleh akal sehat dan rasionalitas).
JENIS-JENIS MAKNA ...,EKA SEPTIANTI,FKIP UMP 2017.
20
2. Ciri-ciri Lagu Banyumasan
Untuk membedakan asal darimana lagu tersebut, peneliti menemukan ciri-
ciri yang dapat membedakan lagu Banyumasan dengan lagu yang bukan dari
Banyumas, sebagai berikut:
a. Bahasa Banyumasan
Bahasa yang digunakan di dalam lirik lagu karya Bapak Rasito
menggunakan bahasa Banyumasan atau dialek Banyumasan. Dialek Banyumasan
atau sering disebut Bahasa Ngapak (oleh masyarakat di luar Banyumas) adalah
kelompok bahasa Jawa yang dipergunakan di wilayah barat Jawa Tengah,
Indonesia. Logat bahasanya agak berbeda dibanding dialek bahasa Jawa lainnya.
Hal ini disebabkan bahasa Banyumasan masih berhubungan erat dengan bahasa
Jawa Kuna (Kawi).
Bahasa Banyumasan terkenal dengan cara bicaranya yang khas. Dialek ini
disebut Banyumasan karena dipakai oleh masyarakat yang tinggal di wilayah
Banyumasan. Dibandingkan dengan bahasa Jawa dialek Yogyakarta dan
Surakarta, dialek Banyumasan banyak sekali bedanya. Perbedaan yang utama
yakni akhiran 'a' tetap diucapkan 'a' bukan 'o'. Jadi jika di Solo orang makan 'sego'
(nasi), di wilayah Banyumasan orang makan 'sega'. Selain itu, kata-kata yang
berakhiran huruf mati dibaca penuh, misalnya kata enak oleh dialek lain bunyinya
ena, sedangkan dalam dialek Banyumasan dibaca enak dengan suara huruf 'k'
yang jelas, itulah sebabnya bahasa Banyumasan oleh masyarakat di luar
Banyumas disebut sebagai bahasa Ngapak atau Ngapak-ngapak.
JENIS-JENIS MAKNA ...,EKA SEPTIANTI,FKIP UMP 2017.
21
b. Di nyanyikan oleh pesindhen/sindhen
Pesindhen/sindhen menunjuk pada seseorang yang menjadi peraga, sebagai
vokalis utama, yang kebanyakan peraganya wanita. Istilah sindhen ada yang
memberi batasan pengertian sebagai vokal solo putri yang menyertai karawitan.
Kehadiran seorang pesindhen merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan
atau kesuksesan dalam sebuah pertunjukan (karawitan). Melalui kualitas dan
profesionalitasnya, seperti karakter, kharisma, virtuositas serta daya tariknya
seorang pesindhen mampu menghidupkan sebuah pertunjukan. Dalam
kenyataannya menunjukkan bahwa hampir setiap pertunjukan, baik karawitan
konser maupun sebagai karawitan pertunjukan wayang dan sebagainya, kehadiran
pesindhen cenderung menjadi fokus perhatian khalayak.
c. Senggakan
Dari cara penyajiannya, senggakan di dalam karawitan memiliki kesan
rame. Dengan demikian senggakan dapat diartikan vokal bersama atau tunggal
dengan menggunakan cakepan parikan atau serangkaian kata-kata (terkadang
tanpa makna). Berfungsi untuk mendukung terwujudnya suasana ramai dalam
sajian suatu gendhing. Senggakan ini bersifat sangat lentur, artinya bisa ditafsir
oleh siapa saja dengan pengertian apa saja asal logis dan kontekstual. Kedudukan
senggakan di dalam gendhing-gedhing Banyumasan sangat penting mengingat
gendhing-gendhing Banyumasan merupakan gendhing vokal, sehingga tanpa
senggak akan terasa sepi.
Senggakan yang digunakan dalam gendhing-gendhing Banyumasan adalah
berupa senggakan tanpa lagu, senggakan yang mengikuti pola tabuhan kendhang
JENIS-JENIS MAKNA ...,EKA SEPTIANTI,FKIP UMP 2017.
22
dan senggakan pematut. Senggakan tanpa lagu biasanya diterapkan pada sajian
irama lancar dengan mengikuti ritme sabetan balungan. Cakepan yang digunakan
pada umumnya berupa suku kata seperti “ut, ho, oh, eh, ah, yah” dan lain-lain.
Senggakan yang mengikuti pola tabuhan kendhang penerapannya sewaktu-waktu
menyesuaikan pola tabuhan kendhang. Cakepan yang digunakan biasanya berupa
frase tertentu seperti “telululu, ho’yah-ho’yah, hae-hae, domak tingting jos, esod-
esod, eh-oh-eh, ep-op-ep” dan lain-lain. Adapun senggakan pematut diterapkan
pada irama lancar dan irama dadi yang pada umumnya menggunakan cakepan
“dhowa lolo loing”. Selain senggakan-senggakan di atas ada juga interaktif atau
diaolog antara sindhen dengan penggerong atau pengrawit.
D. Kesenian
1. Pengertian Kesenian
Kata seni dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 1037), mempunyai
arti „kecil dan halus atau karya yang diciptakan dengan keahlian yang luar biasa‟.
Menurut Schopenhauer (dalam Yeniningsih, 2007: 215), seni adalah segala usaha
untuk menciptakan bentuk-bentuk menyenangkan. Seni mengarah pada suatu
tujuan, yaitu mengungkapkan perasaan manusia. Hal tersebut berkaitan dengan
apa yang dialami oleh seorang seniman atau pelaku seni ketika menciptakan suatu
karya seni. Dalam penciptaan itulah akan dihasilkan berbagai cabang seni seperti
seni musik, tari, rupa, dan sebagainya. Sedangkan arti kesenian adalah segala
sesuatu mengenai atau yang berkaitan dengan seni.
Seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi individu atau
kelompok di tempat dan waktu tertentu. Seni pertunjukan yang dimaksud di sini
JENIS-JENIS MAKNA ...,EKA SEPTIANTI,FKIP UMP 2017.
23
adalah seni pertunjukan yang dikonsep sebagai satu kesatuan pertunjukan yang
mempunyai tema dan tujuan tertentu, baik untuk kepentingan orang banyak,
maupun bagi seni itu sendiri. Jenis-jenis seni pertunjukan biasanya meliputi seni
musik, seni tari, seni rupa, seni drama. Seni pertunjukan merupakan sebuah
ungkapan budaya, wahana untuk menyampaikan nilai-nilai budaya dan
perwujudan norma-norma, estetik-estetik yang berkembang sesuai dengan zaman,
dan wilayah dimana bentuk seni pertunjukan itu tumbuh dan berkembang
(Susetyo, 2009: 1). Dari beberapa pengertian seni di atas dapat disimpulkan
bahwa seni adalah ungkapan perasaan manusia yang melibatkan perorangan atau
individu maupun kelompok untuk menciptakan sesuatu (karya seni) yang
menyenangkan. Seni dibagi menjadi beberapa cabang, yaitu seni musik, seni tari,
seni rupa, seni drama.
2. Seni Musik
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 766), musik merupakan
ilmu atau seni menyusun nada atau suara dalam urutan, kombinasi, dan hubungan
temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai kesatuan dan
kesenambungan. Menurut Supriatna (2006: 12), musik pada dasarnya adalah
bunyi hasil rekayasa dari berbagai macam ide atau gagasan yang diolah oleh
manusia, selanjutnya diwujudkan dalam bentuk karya. Dalam wikipedia musik
adalah suara yang disusun demikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan
keharmonisan terutama dari suara yang dihasilkan dari alat-alat yang dapat
menghasilkan irama. Walaupun musik adalah sejenis fenomena intuisi, untuk
mencipta, memperbaiki dan mempersembahkannya adalah suatu bentuk seni.
JENIS-JENIS MAKNA ...,EKA SEPTIANTI,FKIP UMP 2017.
24
Mendengar musik adalah sejenis hiburan. Musik adalah sebuah fenomena yang
sangat unik yang bisa dihasilkan oleh beberapa alat musik
(http://id.wikipedia.org/wiki/musik,tahun).
Dari berbagai pengertian musik di atas dapat disimpulkan bahwa musik
adalah rangkaian nada-nada atau bunyi yang disusun sedemikian rupa, diatur
dengan cara tertentu sehingga menampilkan alunan suara yang sesuai dengan
keinginan penciptanya. Musik dapat mempengaruhi jiwa pendengarnya. Musik
mampu mendamaikan hati, dapat dijadikan sebagai terapi rekreatif. Musik
mengandung irama yang harmonis sehingga membuat pendengar seakan mengerti
apa yang dirasakan pencipta.
E. PETA KONSEP
JENIS-JENIS MAKNA KATA PADA
LIRIK LAGU BANYUMASAN KARYA
BAPAK RASITO PURWO PANGRAWIT
Makna
Musik
Kesenian
Kata
Jenis Makna
Lirik Lagu
23
JENIS-JENIS MAKNA ...,EKA SEPTIANTI,FKIP UMP 2017.