bab ii landasan teori a. kemampuan pemahaman ...repository.ump.ac.id/5370/3/rina okista muliasih_bab...

14
BAB II LANDASAN TEORI A. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Pemahaman konsep sangat penting, karena dengan penguasaan konsep akan memudahkan siswa dalam mempelajari matematika dan siswa juga akan dapat menyelesaikan soal-soal matematika serta mampu menerapkan pembelajaran tersebut di dunia nyata. Selain itu, siswa akan dapat menyerap, menguasai, dan menyimpan materi yang dipelajarinya dalam jangka waktu yang lama. Pada setiap pembelajaran diusahakan lebih ditekankan pada penguasaan konsep agar siswa memiliki bekal dasar yang baik untuk mencapai kemapuan dasar yang lain seperti penalaran, komunikasi, koneksi, dan pemecahan masalah. Penguasaan konsep merupakan tingkatan hasil belajar siswa sehingga dapat mendefinisikan atau menjelaskan sebagian atau mendefinisikan bahan pelajaran dengan menggunakan kalimat sendiri. Dengan kemampuan siswa menjelaskan atau mendefinisikan, maka siswa tersebut telah memahami konsep atau prinsip dari suatu pelajaran meskipun penjelasan yang diberikan mempunyai susunan kalimat yang tidak sama dengan konsep yang diberikan tetapi punya maksud yang sama. Pemahaman konsep akan berkembang apabila guru dapat membantu siswa mengeksplorasi topik secara mendalam dan memberi mereka contoh yang tepat dan menarik dari suatu konsep (Santrock, 2010). Studi Komparasi Kemampuan..., Rina Okista Muliasih, FKIP UMP, 2013

Upload: others

Post on 29-Oct-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Kemampuan Pemahaman ...repository.ump.ac.id/5370/3/Rina Okista Muliasih_BAB II.pdfmelengkapi perlengkapan”. Dalam hal ini maksudnya siswa mengorganisasikan

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika

Pemahaman konsep sangat penting, karena dengan penguasaan konsep

akan memudahkan siswa dalam mempelajari matematika dan siswa juga akan

dapat menyelesaikan soal-soal matematika serta mampu menerapkan

pembelajaran tersebut di dunia nyata. Selain itu, siswa akan dapat menyerap,

menguasai, dan menyimpan materi yang dipelajarinya dalam jangka waktu yang

lama. Pada setiap pembelajaran diusahakan lebih ditekankan pada penguasaan

konsep agar siswa memiliki bekal dasar yang baik untuk mencapai kemapuan

dasar yang lain seperti penalaran, komunikasi, koneksi, dan pemecahan masalah.

Penguasaan konsep merupakan tingkatan hasil belajar siswa sehingga dapat

mendefinisikan atau menjelaskan sebagian atau mendefinisikan bahan pelajaran

dengan menggunakan kalimat sendiri. Dengan kemampuan siswa menjelaskan

atau mendefinisikan, maka siswa tersebut telah memahami konsep atau prinsip

dari suatu pelajaran meskipun penjelasan yang diberikan mempunyai susunan

kalimat yang tidak sama dengan konsep yang diberikan tetapi punya maksud yang

sama. Pemahaman konsep akan berkembang apabila guru dapat membantu siswa

mengeksplorasi topik secara mendalam dan memberi mereka contoh yang tepat

dan menarik dari suatu konsep (Santrock, 2010).

Studi Komparasi Kemampuan..., Rina Okista Muliasih, FKIP UMP, 2013

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Kemampuan Pemahaman ...repository.ump.ac.id/5370/3/Rina Okista Muliasih_BAB II.pdfmelengkapi perlengkapan”. Dalam hal ini maksudnya siswa mengorganisasikan

Pemahaman konsep terdiri dari dua kata yaitu pemahaman dan konsep.

Menurut Sudijono (2009), seorang siswa dikatakan memahami sesuatu jika ia

dapat memberikan penjelasan yang lebih rinci tentang hal itu dengan bahasanya

sendiri. Sardiman (2011) juga menjelaskan bahwa pemahaman atau

comprehension dapat diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran. Karena itu,

belajar berarti harus mengerti secara mental makna dan filosofinya, maksud dan

implikasi serta aplikasi-aplikasinya, sehingga siswa dapat memahami suatu

situasi. Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman adalah

suatu cara yang sistematis dalam memahami dan mengemukakan tentang sesuatu

yang diperolehnya menggunakan kata-katanya sendiri atau sesuai dengan pikiran

sendiri sehingga mereka mengerti apa yang dimaksudkan.

Konsep menurut Wardhani (2008) adalah ide abstrak yang dapat

digunakan atau memungkinkan seseorang untuk mengelompokkan atau

menggolongkan suatu objek. Menurut Zacks & Tversky, konsep adalah kategori-

kategori yang mengelompokkan obyek, kejadian, dan karakteristik berdasarkan

properti umum. Sedangkan menurut Hahn & Ramscar, konsep adalah elemen dari

kognisi yang membantu menyederhanakan dan meringkas informasi (Santrock,

2010). Berdasarkan pengertian konsep di atas, maka dapat disiimpulkan bahwa

konsep adalah suatu kesatuan pengertian tetang suatu hal atau persoalan yang

disederhanakan dan diringkas sesuai dengan maksud kita sendiri.

Setelah mengetahui arti dari suatu pemahaman dan konsep di atas, maka

dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep adalah suatu cara yang sistematis

Studi Komparasi Kemampuan..., Rina Okista Muliasih, FKIP UMP, 2013

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Kemampuan Pemahaman ...repository.ump.ac.id/5370/3/Rina Okista Muliasih_BAB II.pdfmelengkapi perlengkapan”. Dalam hal ini maksudnya siswa mengorganisasikan

dalam memahami dan mengemukakan tentang sesuatu hal atau persoalan yang

disederhanakan dan diringkas menggunakan kata-katanya sendiri atau sesuai

dengan pikiran sendiri sehingga orang lain mengerti apa yang dimaksudkan.

Pada dokumen Peraturan Dirjen Dikdasmen No. 506/C/PP/2004 bahwa

pemahaman konsep merupakan kompetensi yang ditunjukkan siswa dalam

memahami konsep dan dalam melakukan prosedur (algoritma) secara luwes,

akurat, efisien, dan tepat. Dimana siswa mampu mendefinisikan konsep,

mengidentifikasi, dan memberi contoh atau bukan contoh dari konsep (Shadiq,

2009). Sedangkan menurut Wardhani (2008), memahami konsep matematika

berarti menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan melakukan atau mengaplikasikan

prosedur (algoritma) secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan

masalah. Siswa dikatakan memahami konsep jika siswa mampu mendefinisikan

konsep, mengembangkan kemampuan koneksi matematika antara berbagai ide,

memahami bagaimana ide-ide matematika saling terkait satu sama lain sehingga

terbangun pemahaman menyeluruh, dan menggunakan matematika dalam konteks

di luar matematika. Sedangkan siswa dikatakan memahami prosedur jika mampu

mengenali prosedur (sejumlah langkah-langkah kegiatan yang dilakukan) yang di

dalamnya termasuk aturan algoritma atau proses menghitung dengan benar.

Berdasarkan pengertian-pengertian yang telah dikemukakan di atas, dapat

disimpulkan bahwa definisi pemahaman konsep adalah kemampuan yang dimiliki

seseorang untuk mengemukakan kembali ilmu yang diperolehnya baik dalam

Studi Komparasi Kemampuan..., Rina Okista Muliasih, FKIP UMP, 2013

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Kemampuan Pemahaman ...repository.ump.ac.id/5370/3/Rina Okista Muliasih_BAB II.pdfmelengkapi perlengkapan”. Dalam hal ini maksudnya siswa mengorganisasikan

bentuk ucapan maupun tulisan kepada orang lain sehingga orang tersebut benar-

benar mengerti apa yang disampaikan.

Pendapat di atas sejalan dengan Peraturan Dirjen Dikdasmen Nomor

506/C/Kep/PP/2004 tanggal 11 November 2004 (Wardhani, 2008) tentang rapor

pernah diuraikan bahwa indikator siswa memahami konsep matematika adalah

mampu:

1. Menyatakan ulang sebuah konsep.

2. Mengklasifikasi objek menurut tertentu sesuai dengan konsepnya.

3. Memberikan contoh dan bukan contoh dari suatu konsep.

4. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis.

5. Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep.

6. Menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi

tertentu.

7. Mengaplikasikan konsep atau algoritma dalam pemecahan masalah.

Sedangkan Shadiq (2009) menyebutkan bahwa indikator yang

menunjukkan pemahaman konsep antara lain adalah:

1. Menyatakan ulang sebuah konsep.

2. Mengklasifikasi objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan

konsepnya).

3. Memberi contoh dan noncontoh dari konsep.

4. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis.

5. Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep.

Studi Komparasi Kemampuan..., Rina Okista Muliasih, FKIP UMP, 2013

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Kemampuan Pemahaman ...repository.ump.ac.id/5370/3/Rina Okista Muliasih_BAB II.pdfmelengkapi perlengkapan”. Dalam hal ini maksudnya siswa mengorganisasikan

6. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah.

Adapun indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Mengklasifikasi objek-objek tertentu menurut sifat-sifatnya adalah

kemampuan siswa mengelompokkan suatu objek menurut jenisnya

berdasarkan sifat-sifat yang terdapat dalam materi.

Contoh: siswa belajar tentang keliling dan luas persegi panjang maka siswa

dapat mengelompokkan suatu objek dari materi tersebut sesuai sifat-sifat yang

ada pada persegi panjang untuk mencari keliling dan luas persegi panjang.

2. Memberikan contoh dan bukan contoh dari konsep adalah kemampuan siswa

untuk dapat membedakan contoh dan bukan contoh dari suatu materi.

Contoh: siswa dapat memberikan contoh dan bukan contoh yang merupakan

persegi panjang atau bukan serta dapat menentukan rumus keeling dan luas

yang akan dipakai.

3. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis adalah

kemampuan siswa memaparkan konsep secara berurutan yang bersifat

matematis.

Contoh: pada saat siswa belajar keliling dan luas persegi panjang, siswa

mampu mempresentasikan/memaparkan mencari keliling dan luas persegi

panjang secara berurutan.

4. Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep adalah

kemampuan siswa mengkaji mana syarat perlu dan mana syarat cukup yang

terkait dalam suatu konsep materi.

Studi Komparasi Kemampuan..., Rina Okista Muliasih, FKIP UMP, 2013

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Kemampuan Pemahaman ...repository.ump.ac.id/5370/3/Rina Okista Muliasih_BAB II.pdfmelengkapi perlengkapan”. Dalam hal ini maksudnya siswa mengorganisasikan

Contoh: siswa dapat memahami suatu materi dengan melihat syarat-syarat

yang harus diperlukan dan yang tidak diperlukan harus dihilangkan.

5. Mengaplikasikan konsep dalam pemecahan masalah adalah kemampuan siswa

menggunakan konsep serta prosedur dalam menyelesaikan soal yang

berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

Contoh: dalam belajar siswa mampu menggunakan suatu konsep untuk

memecahkan masalah.

B. Pembelajaran CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending)

Menurut Wheeler & Toppen (2011) pembelajaran CORE adalah

pembelajaran yang menggabungkan empat unsur yaitu connect, organize, reflect,

and extend. Di mana keempat aspek tersebut digunakan untuk menghubungkan

informasi lama dengan informasi baru, megorganisasikan sejumlah materi yang

bervariasi, merefleksikan segala sesuatu yang siswa pelajari, dan

mengembangkan lingkungan belajar.

Adapun penjelasan dari setiap aspek tersebut adalah sebagai berikut :

1. Connecting (Menghubungkan)

Connect secara bahasa berarti “Menghubungkan, mengikatkan,

menyambung”. Yang dimaksud connecting di sini adalah menghubungkan

sebuah konsep atau ide lama yang dapat dihubungkan dengan ide lain atau ide

baru dalam sebuah diskusi kelas di mana materi yang akan diajarkan

dihubungkan dengan apa yang telah siswa ketahui/pelajari sebelumnya. Agar

Studi Komparasi Kemampuan..., Rina Okista Muliasih, FKIP UMP, 2013

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Kemampuan Pemahaman ...repository.ump.ac.id/5370/3/Rina Okista Muliasih_BAB II.pdfmelengkapi perlengkapan”. Dalam hal ini maksudnya siswa mengorganisasikan

mereka dapat berperan dalam suatu diskusi, siswa harus menyusun ide-ide

dengan mengingat informasi lama serta menghubungkan pengetahuan yang

dimilikinya sehingga dalam diskusi siswa dapat berbagi mengenai apa yang

mereka ketahui. Hal ini dilakukan sebagai tahap awal dalam diskusi

kelompok. Dengan koneksi yang baik, diharapkan siswa akan mengingat

informasi/konsep dan menggunakan pengetahuan untuk menghubungkan dan

menyusun ide-idenya.

2. Organizing (Mengorganisir)

Organize secara bahasa berarti “Mengorganisir, mengurus, menyusun, dan

melengkapi perlengkapan”. Dalam hal ini maksudnya siswa

mengorganisasikan informasi-informasi yang telah diperoleh untuk menyusun

idea atau rencana. Dalam proses pembelajaran matematika, kegiatan ini

meliputi penyusunan ide-ide setelah siswa menemukan keterkaitan dalam

masalah yang diberikan. Untuk menyusun ide atau strategi dalam

menyelesaikan masalah, setiap siswa bertukar pendapat dalam kelompoknya.

Ide-ide ini kemudian dituangkan dalam diskusi kelompok tersebut untuk

menyelesaikan permasalahan yang diberikan kemudian didiskusikan bersama

di dalam kelas.

3. Reflecting (Merefleksikan)

Reflect secara bahasa berarti “Memantul, membayangkan, merenungkan”.

Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari atau berfikir ke

belakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan di masa lalu. Dalam kegiatan

Studi Komparasi Kemampuan..., Rina Okista Muliasih, FKIP UMP, 2013

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Kemampuan Pemahaman ...repository.ump.ac.id/5370/3/Rina Okista Muliasih_BAB II.pdfmelengkapi perlengkapan”. Dalam hal ini maksudnya siswa mengorganisasikan

pembelajaran, setelah siswa menyimak penjelasan ide dari teman-temannya

dalam suatu diskusi kelas dengan bimbingan guru, siswa dipisahkan dari

kelompoknya dan diberi waktu untuk merenung serta memikirkan strategi

atau cara mana yang dianggap baik oleh dia sehingga dia memiliki

pemahaman baru akan strategi yang dikemukakan oleh orang lain serta

mampu mengakui kekurangan dari penemuannya jika memang cara orang lain

dipandang lebih baik. Kemudian siswa mengekspresikan apa yang telah

dipelajari dalam bentuk penyimpulan. Dengan proses reflecting ini dapat

dilihat kemampuan siswa dalam menjelaskan kembali informasi yang telah

mereka peroleh sehingga nantinya akan terlihat bahwa tidak semua siswa

mempunyai kemampuan yang sama.

4. Extending (Memperluas)

Extend secara bahasa berarti “Memperluas, memperpanjang, dan

melanjutkan”. Extending merupakan tahap dimana siswa dapat memperluas

pengetahuan yang sudah mereka peroleh selama proses belajar mengajar

berlangsung. Perluasan pengetahuan disesuaikan dengan kondisi dan

kemampuan siswa. Pengetahuan siswa akan bertambah luas saat siswa

mencoba untuk menjelaskan temuannya/idenya kepada teman-teman

sekelasnnya satu sama lain dan saat siswa menerapkan pengetahuan yang

diperolehnya untuk menyelesaikan masalah secara individual.

Menurut Suyatno (2009) sintaks pembelajaran dengan model CORE

adalah sebagai berikut : 1) Connecting informasi lama-baru dan antar konsep

Studi Komparasi Kemampuan..., Rina Okista Muliasih, FKIP UMP, 2013

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Kemampuan Pemahaman ...repository.ump.ac.id/5370/3/Rina Okista Muliasih_BAB II.pdfmelengkapi perlengkapan”. Dalam hal ini maksudnya siswa mengorganisasikan

yaitu penyampaian konsep lama yang akan dihubungkan dengan konsep baru

oleh guru ke siswa ; 2) Organizing ide untuk memahami materi yaitu

pengorganisasian ide-ide untuk memahami materi yang dilakukan oleh siswa

dengan bimbingan guru ; 3) Reflecting yaitu memikirkan kembali, mendalami,

dan menggali informasi yang sudah didapat dan dilaksakan dalam kegiatan

belajar kelompok siswa ; 4) Extending yaitu mengembangkan, memperluas,

menggunakan, dan menemukan melalui tugas individu dengan mengerjakan

tugas.

C. Pembelajaran Konvensional

Menurut Sanjaya (2006) dalam pembelajaran konvensional siswa di

tempatkan sebagai objek belajar yang berperan sebagai penerima informasi secara

pasif, lebih banyak belajar secara individual dengan menerima, mencatat, dan

menghafal materi pelajaran. Sedangkan menurut Nasution (2006) pengajaran

konvensional adalah pengajaran dimana bahan pelajaran kebanyakan berbentuk

ceramah, kuliah, tugas tertulis, dan media lain menurut pertimbangan guru. Siswa

kebanyakan bersikap pasif, karena yang utama harus mendenagrkan uraian guru.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran konvensional

berpusat pada guru, siswa kebanyakan bersifat pasif karena harus mendengarkan

materi yang diberikan guru dengan model ceramah. Pada pembelajaran

konvensional kegiatan peserta didik kurang optimal sebab terbatas pada

mendengarkan dan mencatat apa yang disampaikan guru.

Studi Komparasi Kemampuan..., Rina Okista Muliasih, FKIP UMP, 2013

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Kemampuan Pemahaman ...repository.ump.ac.id/5370/3/Rina Okista Muliasih_BAB II.pdfmelengkapi perlengkapan”. Dalam hal ini maksudnya siswa mengorganisasikan

Adapun pola pembelajaran konvensional menurut Sanjaya (2006) adalah

sebagai berikut :

1. Siswa disuruh untuk membaca buku tentang materi yang disampaikan.

2. Guru menyampaikan materi pelajaran sesuai dengan pokok-pokok materi

pelajaran yang dipelajari dalam pembelajaran.

3. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya manakala ada

hal-hal yang dianggap kurang jelas (diskusi).

4. Guru mengulas pokok-pokok materi pelajaran yang telah disampaikan

dilanjutkan dengan menyimpulkan.

5. Guru melakukan evaluasi sebagai upaya untuk mengecek terhadap

pemahaman siswa tentang materi pelajaran yang telah disampaikan.

D. Segitiga dan Segiempat

1. Keliling dan Luas Persegi

a. Menurunkan rumus keliling dan luas bangun persegi.

b. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling dan luas persegi.

2. Keliling dan Luas Persegi Panjang

a. Menurunkan rumus keliling dan luas bangun persegi panjang.

b. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling dan luas persegi

panjang.

3. Keliling dan Luas Jajargenjang

a. Menurunkan rumus keliling dan luas bangun jajargenjang.

Studi Komparasi Kemampuan..., Rina Okista Muliasih, FKIP UMP, 2013

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Kemampuan Pemahaman ...repository.ump.ac.id/5370/3/Rina Okista Muliasih_BAB II.pdfmelengkapi perlengkapan”. Dalam hal ini maksudnya siswa mengorganisasikan

b. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling dan luas

jajargenjang.

E. Kerangka Berfikir

Pemahaman konsep sangat penting, karena dengan penguasaan konsep

akan mempermudah siswa dalam pembelajaran matematika dan siswa juga akan

dapat menyelesaikan soal-soal matematika serta mampu menerapkan

pembelajaran tersebut di dunia nyata. Selain itu, siswa akan dapat menyerap,

menguasai, dan menyimpan materi yang dipelajarinya dalam jangka waktu yang

lama.. Pembelajaran matematika yang ada di SMP Negeri 2 Patikraja khususnya

kelas VII selama ini masih menggunakan paradigma lama dimana dalam

pembelajaran masih berpusat pada guru. Setelah dilakukan tes awal dalam hal

pemahaman konsep, hasil menunjukkan bahwa pemahaman konsep siswa masih

terbilang rendah. Dalam hal ini, pembelajaran CORE merupakan suatu

pembelajaran baru yang akan diujicobakan untuk mengetahui apakah penggunaan

pembelajaran CORE lebih baik dari pembelajaran yang biasa dilakukan di

sekolah tersebut yaitu pembelajaran konvensional.

Menurut Suyatno (2009) sintaks pembelajaran CORE yang pertama

adalah connecting (koneksi) informasi lama ke baru dan antarkonsep. Connecting

di sini menekankan pada penyampaian konsep lama yang akan dihubungkan

dengan konsep baru oleh siswa melalui kegiatan diskusi kelompok. Dengan tahap

ini, diharapkan siswa akan dapat menyusun ide-ide dengan menghubungkan

Studi Komparasi Kemampuan..., Rina Okista Muliasih, FKIP UMP, 2013

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Kemampuan Pemahaman ...repository.ump.ac.id/5370/3/Rina Okista Muliasih_BAB II.pdfmelengkapi perlengkapan”. Dalam hal ini maksudnya siswa mengorganisasikan

pengetahuan yang dimilikinya sehingga dalam diskusi siswa dapat berbagi

mengenai apa yang mereka ketahui yang digunakan dalam pencapaian indikator

pemahaman konsep yang pertama yaitu mengklasifikasi objek-objek menurut

sifat-sifat tertentu untuk dapat menyatakan ulang sebuah konsep.

Sintaks yang kedua adalah organizing ide untuk memahami materi. Pada

tahap ini diharapkan pemikiran siswa dapat dituangkan dengan bertukar pendapat

untuk mendapatkan pengetahuan baru sehingga siswa mampu

menyusun/mengorganisasikan ide atau strategi dalam menyelesaikan

permasalahan yang ada pada LKK sesuai dengan langkah-langkah yang ada.

Langkah ini dapat digunakan untuk pencapaian indikator pemahaman konsep

yang ketiga yaitu siswa dapat menyajikan konsep dalam berbagai bentuk

representasi matematis karena dengan bertukar pendapat siswa akan lebih mudah

mengetahui kesalahannya dan dapat mendiskusikan serta memaparkan persoalan

yang ada secara berurutan yang bersifat matematis dalam diskusi kelompok.

Sintaks yang ketiga adalah reflecting yaitu memikirkan kembali,

mendalami, dan menggali informasi yang sudah didapat. Reflecting disini

menekankan pada cara berfikir siswa tentang apa yang baru dipelajari. Dengan

tahap ini, diharapkan siswa mampu menghubungkan pemikiran mereka dalam

interaksi kelompok agar bisa mengidentifikasi kesulitan-kesuliatan yang mereka

hadapi selama proses pembelajaran, merenungkan solusi yang didapatkan sampai

akhirnya menarik kesimpulan atas kesalahan, kesulitan, dan solusi yang telah

didapatkan. Dan pada akhirnya, sesuai indikator yang kedua dan keempat yaitu

Studi Komparasi Kemampuan..., Rina Okista Muliasih, FKIP UMP, 2013

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Kemampuan Pemahaman ...repository.ump.ac.id/5370/3/Rina Okista Muliasih_BAB II.pdfmelengkapi perlengkapan”. Dalam hal ini maksudnya siswa mengorganisasikan

siswa akan mampu memberikan contoh dan bukan contoh dari suatu konsep serta

mampu mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep.

Sintaks yang terakhir adalah extending yaitu mengembangkan,

memperluas, menggunakan, dan menemukan. Extending disini menekankan pada

perluasan pengetahuan siswa yang sudah diperoleh dengan menyelesaikan

masalah secara individual. Dengan adanya tahap ini diharapkan pengetahuan

siswa akan bertambah luas dan pemahaman konsep mereka pun menjadi baik.

Perluasan tersebut bisa dilakukan dengan menggunakan dan memanfaatkan serta

memilih prosedur atau operasi tertentu guna penyelesaian soal dengan tepat.

Selain itu, sesuai dengan indikator yang kelima yaitu siswa juga diharapkan dapat

menyelesaikan konsep atau algoritma dalam pemecahan masalah yang berkaitan

dengan kehidupan sehari-hari.

Dari penjelasan di atas, keterkaitan antara sintaks pada pembelajaran

CORE yang dihubungkan dengan indikator-indikator pemahaman konsep dapat

terlihat. Setelah diketahui kemampuan pemahaman konsep siswa melalui

pembelajaran CORE dan pembelajaran konvensional, maka diduga bahwa siswa

yang diajar menggunakan pembelajaran CORE akan lebih baik dari pada siswa

yang diajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional.

Studi Komparasi Kemampuan..., Rina Okista Muliasih, FKIP UMP, 2013

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Kemampuan Pemahaman ...repository.ump.ac.id/5370/3/Rina Okista Muliasih_BAB II.pdfmelengkapi perlengkapan”. Dalam hal ini maksudnya siswa mengorganisasikan

F. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah kemampuan pemahaman konsep

dengan pembelajaran CORE lebih baik dari pada pembelajaran konvensional pada

siswa kelas VII SMP Negeri 2 Patikraja.

Studi Komparasi Kemampuan..., Rina Okista Muliasih, FKIP UMP, 2013