bab iii metode penelitian a. 1. -...
TRANSCRIPT
Anngi Euis Siti Sa'adah, 2013 PENGARUH MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI ANAK ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER DALAM MEMBACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Variabel Penelitian
1. Definisi Konsep Variabel
Variabel penelitian dapat diartikan sebagai (1) atribut mengenai sesuatu yang
diamati dalam penelitian, (2) suatu konsep yang memiliki variasi nilai, (3) ciri dari
individu, objek, gejala, peristiwa yang dapat terukur secara kuantitatif maupun
kualitatif. Sesuai pernyataan dari Hatch dan Farhady (Sugiyono, 2011 : 60) „Variabel
dapat didefinisikan sebagai atribut, atau objek, yang mempunyai variasi antara satu
orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek lainnya‟. Variabel terbagi
menjadi dua yakni variabel bebas dan variabel terikat, adapun penjelasannya sebagai
berikut:
a. Variabel Independen (Bebas)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat yang dikenal
dengan istilah intervensi atau perlakuan.
b. Variabel Dependen (Terikat)
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi variabel oleh variabel bebas
yang dikenal dengan istilah perilaku sasaran atau target behavior. (Sunanto,
2006:12)
2. Definisi Operasional Variabel
a. Variabel Bebas
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah ”
media kartu kata bergambar”. Karena dalam penelitian ini peningkatan konsentrasi
anak ADHD dalam membaca dipengaruhi oleh media yang diterapkan dalam
pembelajaran yaitu kartu kata bergambar.
Anngi Euis Siti Sa'adah, 2013 PENGARUH MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI ANAK ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER DALAM MEMBACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Variabel Terikat
Variabel terikat dari penelitian ini adalah konsentrasi anak ADHD dalam
membaca. dimana konsentrasi anak ADHD ini masih belum stabil hubungan kedua
variabel tersebut digambarkan sebagai berikut:
Bagan 3.1 Variabel X dan Y
Kemampuan konsentrasi anak yang akan penulis teliti pada penelitian ini adalah
konsentrasi pada pembelajaran membaca yang dialami anak ADHD kelas I SD BPI
Bandung. Keaadaan anak yang diperoleh saat ini adalah:
a. Cenderung menghindar dari tugas-tugas yang dirasakan berat sehingga jarang
sekali mengerjakan pekerjaan rumah (PR) yang diberikan.
b. Semangat belajar yang terlihat pada anak ini sangat rendah, hal tersebut terlihat
karena anak tidak mampu berkonsentrasi terhadap objek dengan durasi waktu yang
lama.
c. Tidak dapat mengikuti pembelajaran khususnya pelajaran yang mengharuskan
anak memilki keterampilan membaca seperti yang lain karena sulit mengikuti
pembelajaran membaca yang guru ajarkan yang pada akhirnya anak tidak dapat
menyelesaikan tugasnya.
d. Ketidak percayaan diri anak sangat minim, terutama ketika dalam melakukan
suatu tugas seperti dalam kehidupan sehari-hari dikelas menghapus papan tulis,
ketika di suruh oleh guru untuk membaca didepan kelas.
e. Setiap kali dalam pembelajaran anak selalu mudah teralihkan dengan suara-suara
yang terdengar disekitar itu menyebabkan anak tidak mampu berkonsentrasi dan
akan tiba-tiba lari untuk mencari sumber suara.
Variabel X
Media Kartu kata
bergambar
Variabel Y
konsentrasi anak ADHD
Anngi Euis Siti Sa'adah, 2013 PENGARUH MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI ANAK ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER DALAM MEMBACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2011: 2) metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen yang
bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media kartu bergambar terhadap
peningkatan konsentrasi anak ADHD dalam membaca.
Arikunto (1997: 3) menyatakan bahwa, eksperimen adalah suatu cara untuk
mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja
ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan
faktor-faktor lain yang bisa mengganggu. Eksperimen selalu dilakukan dengan
maksud melihat akibat dari suatu kelakuan.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan subjek tunggal atau Single
Subject Research (SSR) yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
dari perlakuan yang diberikan kepada subjek secara berulang-ulang pada waktu
tertentu. Desain yang SSR yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain A-B-A.
Tampilan desain A-B-A dapat dilihat pada gambar berikut.
Targ
et b
ehavio
r
Baseline 1 (A1) Intervensi (B) Baseline 2 (A2)
Sesi
Grafik 3.1 Desain A-B-A
Pada Desain A-B-A ini, ada beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu pada tahap
awal perilaku sasaran (target behavior) diukur secara kontinyu pada kondisi baseline
Anngi Euis Siti Sa'adah, 2013 PENGARUH MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI ANAK ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER DALAM MEMBACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(A1) dengan periode tertentu sampai data menjadi stabil, kemudian intervensi (B)
diberikan,kemudian dilakukan juga pengukuran pada kondisi baseline 2 (A2) sebagai
kontrol untuk kondisi intervensi sehingga akan menghasilkan kesimpulan yang lebih
kuat.
A1 (Baseline-1)
Merupakan keadaan subjek sebelum mendapat perlakuan. Subjek diperlakukan
secara alami tanpa treatmen dan diberikan secara berulang-ulang. Pada kegiatan ini
peneliti memberikan soal test berisikan 5 gambar dan dilakukan sebanyak empat sesi.
B (Intervensi)
Merupakan keadaan treatmen. Subjek diberikan perlakuan secara berulang-ulang.
Tujuannya untuk melihat tingkah laku berkaitan dengan kompetensi yang menjadi
sasaran pembelajaran yang terjadi selama proses kegiatan pembelajaran. Tahap
selanjutnya adalah peneliti melaksanakan intervensi (B) yaitu menerapkan
penggunaan kartu kata didalam pembelajaran. Adapun proses penerapannya adalah
sebagai berikut :
1. Diperlihatkan kartu pertama yang bergambar “Gajah” dengan gambar jelas yang
bertuliskan suku kata “ga jah”.
2. Diperlihatkan kartu kedua yang bergambar “Gajah” dengan gambar buram
bertuliskan suku kata “ga jah”.
3. Diperlihatkan kartu ketiga tanpa gambar hanya tinggal tulisan suku kata “ga jah”.
A2 (Baseline 2)
Tahapan ini merupakan pengulangan dari fase baseline A1 sebagai evaluasi
sampai sejauh mana intervensi atau treatment yang diberikan berpengaruh kepada
subyek, dengan memberikan kembali kartu kata bergambar untuk dibaca oleh subyek.
Data yang diperoleh pada baseline kedua ini dengan melakukan observasi langsung
ketika sedang membaca media kartu kata bergambar tanpa dilakukan intervensi lagi.
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan durasi melihat berapa detik subyek
dalam membaca media kartu kata bergambar dalam lima kartu kata.
Anngi Euis Siti Sa'adah, 2013 PENGARUH MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI ANAK ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER DALAM MEMBACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Subjek dan Lokasi Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah 1 orang siswa kelas I SD DI SD BPI Bandung
dengan hambatan ADHD yang mengalami hambatan konsentrasi .
Nama : NF
Jenis Kelamin : laki-laki
Kelas : I SD
Tempat tanggal lahir : Bandung, 9 Juli 2005
Alamat : Jalan Pasundan No. 40 Bandung
Kondisi anak saat ini anak tersebut cenderung memperlihatkan hambatan dalam
memusatkan perhatian (konsentrasi) serta menunjukan impulsifitas dan hiperaktif
yang mempengaruhi pada kemampuan belajar.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD BPI Bandung yang beralamat di Jalan Halimun
No.40 Bandung.
D. Prosedur Penelitian
1. Observasi pendahuluan, Studi pendahuluan lapangan yang dilakukan oleh penulis
bertujuan untuk mengetahui subjek dan memperoleh informasi tentang
permasalahan yang dimilikinya.
2. Menentukan dan menetapkan perilaku yang akan diubah sebagai target behavior
yaitu meningkatkan kemampuan konsentrasi anak ADHD dalam membca dan
membuat program intervensi yaitu mendesain dan membuat media kartu kata
bergambar.
3. Pengurusan surat izin
a. Permohonan surat pengantar dari jurusan kepada fakultas untuk pengesahan judul
dan pengangkatan dosen pembimbing.
Anngi Euis Siti Sa'adah, 2013 PENGARUH MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI ANAK ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER DALAM MEMBACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Permohonan surat pengantar dari fakultas kepada rektor untuk membuat surat
pengantar kepada Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Pemerintah
Kabupaten Bandung.
c. Permohonan izin Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Pemerintah
Kabupaten Bandung sebagai rekomendasi penelitian di SD Inklusi BPI Bandung.
d. Surat pernyataan telah melaksanakan penelitian di SD Inklusi BPI Bandung.
4. Tahap pelaksanaan
Pada tahap Pelaksanaan ini dilaksanakan dalam desain A-B-A yang mana
memiliki langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menetapkan kemampuan dasar atau kondisi baseline-1 kemampuan penjumlahan
sebanyak 4x sesi. Langkah pertama mengkondisikan subjek pada situasi belajar
dengan subjek duduk dan berhadapan dengan peneliti, subjek diminta mengerjakan
soal test yang sudah dipersiapkan.
b. Melakukan perlakuan pada siswa atau intervensi penggunaan Media kartu kata
bergambar terhadap kemampuan konsentrasi anak ADHD dalam membaca.
Kegiatan ini dilakukan selama delapan kali intervensi, penilaian dilakukan pada
saat intervensi pembelajaran (evaluasi proses pembelajaran). Adapun proses
treatment (Langkah operasional media kartu kata bergambar) yang lebih jelas
digambarkan sebagai berikut:
(1) Anak diperkenalkan materi (media kartu bergambar), cara bermain, dan aturan
media kartu kata bergambar.
(2) Diperlihatkan kartu pertama yang bergambar “kuda” dengan gambar jelas yang
bertuliskan suku kata “kuda”.
(3) Diperlihatkan kartu kedua yang bergambar “kuda” dengan gambar buram
bertuliskan suku kata “kuda”.
(4) Diperlihatkan kartu ketiga tanpa gambar hanya tinggal tulisan suku kata “kuda
”.( peneliti mencatat soal dan berapa lama anak bisa diam).
Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh penggunaan media kartu
bergambar maka dilakukan tahapan sesi baseline-2. Baseline-2 merupakan
Anngi Euis Siti Sa'adah, 2013 PENGARUH MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI ANAK ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER DALAM MEMBACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengulangan dari baseline-1 yaitu pemberian soal tes dan dilakukan sebanyak empat
kali tes tanpa adanya perlakuan atau penggunaan media kartu kata bergambar.
E. Teknik Pengumpulan Data
Menyusun instrumen adalah pekerjaan yang penting dilakukan dalam penelitian
namun sebelum menyusun instrumen kita perlu mengetahui teknik pengumpulan
datanya agar memperoleh hasil sesuai dengan variable yang ditentukan. Pada
penelitian ini teknik pengumpulan data dibagi kedalam 3 fase yaitu:
1. Fase baseline A, pada fase ini pengukuran membaca permulaan dilakukan
beberapa sesi yang setiap harinya dilaksanakan tes satu sesi sampai menemui batas
keajegan presentase kemampuan membaca. Pengumpulan data dilakukan dengan
dengan cara memberikan tes membaca permulaan yang langsung kepada subyek.
Peneliti akan melihat respond dan kemampuan dalam membaca permulaan dengan
komponen penguasaan kosakata dengan menggunakan presentase. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui apakah ada peningkatan kemampuan membaca
permulaan dengan menggunakan media kartu kata bergambar.
Tabel 3.1
Tabel Instrumen
NO Suku Kata Durasi
Sesi 1 Sesi 2 Sesi 3 Sesi 4 Dst.
1 Gajah
2 Rusa
3 badak
4 singa
5 Harimau
Anngi Euis Siti Sa'adah, 2013 PENGARUH MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI ANAK ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER DALAM MEMBACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6 macan
7 Ular
8 Srigala
9 Bebek
10 Jerapah
2. Fase Intervensi (B), yaitu memberikan treatmen dengan menggunakan media
kartu kata bergambar dilakukan sebanyak 8 sesi. Perlakuan yang diberikan
terhadap subjek adalah gambar pertama jelas dengan tulisan kata jelas yang
kemudian pada kartu berikutnya gambar memudar hingga tinggal katanya saja.
Subjek diminta untuk membaca setiap kartu kata dari kartu kata pertama hingga
kartu keempat yang hanya katanya saja. Pada fase intervensi diberikan perlakuan
sebagai berikut :
1. Mempersiapkan subjek dalam suasana yang tenang, memposisikan subjek
didepan penelitian.
2. Pelaksanaan treatmen tes membaca dengan media kartu kata bergambar seperti
dibawah ini.
Gambar 3.1 Contoh kartu bergambar
Ditampiilkan gambar satu persatu dari kartu pertama hingga ketiga serta
subyek diminta untuk membaca suku kata disetiap kartu yang ditampilkan.
Anngi Euis Siti Sa'adah, 2013 PENGARUH MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI ANAK ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER DALAM MEMBACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Durasi waktu subyek mampu bersikap diam dan konsentrasi dalam
menjalankan tahapan ini dicatat kedalam format peniaian.
3. Fase baseline A2, yaitu dilakukan kembali pengukuran konsentrasi dalam
membaca kepada subjek yang sama seperti pada fase baseline A yang dilakukan
sebanyak empat sesi. Dimana setiap sesianya dilakukan dalam satu hari didalam
kelas pada jam pelajaran.
Seperti pada fase baseline A1, pada fase baseline A2 juga hasil durasi konsentrasi
subyek dicatat pada format presentase A2.
Dengan tes dan prosedur penghitungan konsentrasi yang sama dapat ditarik
kesimpulan dari hasil keseluruhan penelitian yang telah dilakukan. Sehingga dapat
mengidentifikasi variable bebas (kartu kata bergambar) mempengaruhi variable
terikat (konsentrasi) pada subjek penelitian yang didapat dari pengolahan data yang
dikumpulkan.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Arikunto (2006: 222) tentang teknik
pengumpulan data dalam penelitian bahwa
“Hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta maupun angka. Data adalah
segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan cara
observasi, yaitu mencatat perilaku subyek ketika perilaku itu terjadi, yaitu dengan tes
membaca yang pengolahannya menggunakan desain ABA (Baseline A1, Intervensi,
dan Baseline A2), yaitu berupa persentase durasi konsentrasi subyek.
F. Instrumen Penelitian
Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur
yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian.
Arikunto (2010 : 203) menyatakan bahwa:
Anngi Euis Siti Sa'adah, 2013 PENGARUH MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI ANAK ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER DALAM MEMBACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam
arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.
Instrumen dalam penelitian ini yang digunakan adalah berupa soal tes, dan format
isian soal yang akan keluar (melalui teknik observasi). untuk mengetahui kemampuan
awal (sesi A-1) menggunakan soal test, pada saat intervensi (B) format isian soal
yang keluar, dan kemampuan akhir sebagai evaluasi (sesi A-2) menggunakan soal
test. Untuk mempermudah pembuatan instrumen, peneliti membuat beberapa langkah
yaitu:
a. Membuat kisi-kisi
Pembuatan kisi kisi berguna untuk untuk memberikan gambaran untuk menyusun
pembuatan butir soal pada variabel yang telah ditentukan (terlampir).
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Perencanaan pembelajaran atau biasa disebut Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan
guru dalam pembelajaran di kelas.
RPP digunakan untuk mempermudah penelitian karena rancangan atau skenario
dapat ditentukan terlebih dahulu sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Secara
teknis rencana pembelajaran mencakup komponen-komponen berikut :
(1) Standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian hasil belajar.
(2) Tujuan pembelajaran.
(3) Materi pembelajaran.
(4) Pendekatan dan metode pembelajaran. (terlampir)
c. Pembuatan butir soal dan format isian soal yang akan keluar
Pembuatan butir soal disesuaikan dengan indikator yang telah ditentukan pada
kisi-kisi soal. Dari tujuan tersebut dibuat bentuk soal tes dan format isian soal yang
akan keluar yang jumlah masing-masing sebanyak 5 soal (terlampir)
d. Sistem penilaian butir soal (skala penilaian)
Anngi Euis Siti Sa'adah, 2013 PENGARUH MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI ANAK ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER DALAM MEMBACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penilaian butir soal terdiri dari dua kategori atau skala pengukuran yang diambil
dari skala Guttman. Menurut Sugiyono (2011: 139) “skala pengukuran tipe dengan
tipe ini, akan didapat jawaban yang tegas, yaitu “ya - tidak”; “benar-salah”; “pernah -
tidak pernah”; “positif – negatif”; dan lain-lain”, Peneliti pun memilih dua kategori
penilaian yaitu benar-salah, Kategori benar diberi skor 1 dan kategori salah mampu
diberi skor 0.
G. Uji Validitas Instrumen
Instrumen yang baik adalah instrument yang pengukurannya sesuai dengan apa
yang hendak diukur, sesuai pernyataan dari Gay (Sukardi, 2003: 121) bahwa „suatu
instrumen dikatakan valid jika instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang
hendak diukur‟.
Validitas tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi dengan
teknik penilaian (judgement) menurut Margono (2007 : 188) “penentuan suatu alat
ukur mempunyai validitas isi, biasanya dapat juga didasarkan pada penilaian para ahli
dalam bidang tersebut”. Validitas isi dengan teknik penilaian ini digunakan untuk
menentukan apakah tes tersebut sesuai antara tujuan dengan butir soal yang dibuat.
Uji validitas dilakukan dengan cara menyusun butir soal yang sesuai dengan
materi yang akan diajarkan, kemudian diminta penilaian (judgement) kepada tiga
orang guru penilai yaitu guru SD BPI Bandung dan satu dosen Pendidikan Luar
Biasa.
Uji validitas dilakukan dengan cara menyusun soal-soal membca permulaan yakni
dengan memecahkan variabel menjadi sub-variabel dan indikator setelah itu
dituangkan dalam butir-butir pertanyaan atau soal kemudian diminta penilaian
(judgement) kepada para ahli. Setelah instrumen dinilai (judgement), data yang
terkumpul dinilai validitasnya dengan menggunakan rumus:
P =
×100 %
Dimana:
Anngi Euis Siti Sa'adah, 2013 PENGARUH MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI ANAK ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER DALAM MEMBACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
P : persentasi
F : jumlah cocok
N : jumlah penilai ahli / guru mata pelajaran
Apabila semua item dinyatakan valid oleh para ahli dan tidak ada yang diperbaiki
maka instrumen tersebut dapat digunakan dalam penelitian yang akan dilakukan
(adapun hasil expert-judgement dalam penelitian ini terlampir).
H. Teknik Pengolahan Data dan Analis Data
Proses pengelolaan dan analisis data yang sudah dikumpulkan melalui penelitian
SSR ini menggunakan statistik deskriptif dengan tujuan memperoleh gambaran
secara jelas tentang hasil intervensi dalam jangka waktu tertentu dengan
mengguanakan grafik untuk memeperjelas gambaran dari pelaksanaan eksperimen
sebelum diberikan perlakuan maupun setelah diberikan perlakuan. Hal ini bertujuan
untuk mempermudah memahami data, adakah peningkatan kemampuan konsentrasi
anak ADHD dalam membaca setelah diberikan perlakuan tertentu, dalam jangka
waktu tertentu dengan penggunaan media kartu kata bergambar. Sedangkan datanya
dijabarkan dalam bentuk grafik. Adapun grafik yang digunakan adalah bentuk grafik
garis. Mengenai analisis dan grafik ini Sunanto (2005: 36) menyatakan bahwa “dalam
penelitian subjek tunggal banyak mempresentasikan data ke dalam bentuk grafik
khususnya grafik garis”. Grafik memegang peranan utama dalam menganalisis data
sebagaimana yang dikemukakan Sunanto (2005: 35) fungsi grafik diantaranya:
a. Absis: garis horizontal (x) yang memberikan keterangan waktu (sesi, hari dan
tanggal).
b. Ordinat: garis vertikal (y) sebagai variabel terikat (persentase, frekuensi dan
durasi)
c. Titik Awal: merupakan pertemuan antara sumbu X dan sumbu Y sebagai suatu
titik awal satuan variabel bebas dan terikat
d. Skala: garis-garis pendek pada sumbu X dan sumbu Y yang menunjukan ukuran
Anngi Euis Siti Sa'adah, 2013 PENGARUH MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI ANAK ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER DALAM MEMBACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
e. Label kondisi: keterangan yang menggambarkan kondisi eksperimen, misalnya
kondisi satu ke kondisi lainnya.
f. Garis perubahan kondisi: yaitu garis vertikal yang menunjukan adanya perubahan
kondisi ke kondisi lainnya
g. Judul grafik: judul yang menunjukan hubungan antara variabel bebas dan terikat.
1. Pengolahan Data
Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan pengukuran persentase.
“Persen atau persentase yang merupakan suatu pengukuran variabel terikat yang biasa
digunakan oleh peneliti dan guru untuk mengukur perilaku dalam bidang akademik
maupun sosial (Sunanto, 2005: 16). Persentase (%) dihitung dengan cara jumlah soal
yang benar dibagi seluruh soal dikalikan seratus
tes yang dikerjakan dengan benar
100%jumlah soal
NO Waktu / detik Keterangan
1. 0 - 11.9 Sangat buruk
2. 12 - 23.9 Buruk
3. 24 - 35.9 Kurang
4. 36 - 47.9 Sedang
5. 48 - 59.9 Baik
6. ≥ 60. Sangat baik
Tabel 3.2
Data Pengkategorian Kemampuan Konsentrasi anak ADHD
dalam membaca
Anngi Euis Siti Sa'adah, 2013 PENGARUH MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI ANAK ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER DALAM MEMBACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Analisis Data
Analisis data merupakan tahap terakhir sebelum menarik kesimpulan. Setelah
terkumpul, maka data tersebut kemudian diolah dan dianalisis ke dalam statistik
deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh gambaran secara jelas dalam jangka
waktu tertentu. Penyajian data diolah dengan menggunakan grafik atau diagram.
Penggunaan analisis dengan grafik ini diharapkan dapat lebih menjelaskan gambaran
dari pelaksanaan eksperimen, sebelum diberikan perlakuan (baseline) maupun pada
saat setelah diberikan perlakuan (treatment) dan pelaksanaan pengukuran data
dilakukan dalam kurun waktu tertentu.
Grafik merupakan suatu cara untuk menggambarkan suatu keadaan yang
bersangkutan dengan bilangan agar lebih mudah untuk mengerti dan ditafsirkan.
Grafik bermacam-macam jenisnya seperti grafik garis (poligon), grafik batang
(histogram), grafik lingkaran dan grafik gambar. Grafik garis digunakan untuk
menggambarkan keadaan yang senantiasa berubah, digunakan juga untuk
mengadakan suatu perbandingan antara beberapa jenis selama periode tertentu.
Desain SSR ini, menggunakan tipe garis yang sederhana.
Sebelum membuat grafik ada empat prinsip dasar yang membantu agar grafik
dapat mengkomunikasikannya informasi kepada pembaca, yaitu kejelasan,
kesederhanaan, penampilan dan desainnya. Sebelum membuat grafik perlu
memahami komponen-komponen dasar grafik. Menurut Sunanto (2005: 36) grafik
yang baik itu adalah:
a) Akan menampilkan secara jelas perbedaan antara setiap data dan arahnya.
b) Secara jelas memisahkan kondisi eksperimen
c) Menghindari tumpang tindih dua data dalam satu grafik
d) Memberikan keterangan pada label dan legend.
e) Menggunakan proporsi dan skala yang tidak membingungkan pembaca.
Selanjutnya data dianalisis dengan perhitungan tertentu yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Perhitungan ini dilakukan dengan
Anngi Euis Siti Sa'adah, 2013 PENGARUH MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI ANAK ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER DALAM MEMBACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menganalisis data setiap kondisi dan antar kondisi. Analisis dalam kondisi memiliki
komponen yang meliputi:
a. Panjang kondisi
Panjang kondisi adalah banyaknya data dalam kondisi yang juga menggambarkan
banyaknya sesi dalam kondisi tersebut.
b. Kecenderungan arah
Kecenderungan arah digambarkan oleh garis lurus yang melintasi semua data
dalam kondisi dimana banyaknya data yang berada di atas dan di bawah garis
yang sama banyak.
c. Tingkat stabilitas (level stability)
Menunjukkan tingkat homogenitas data dalam suatu kondisi. Tingkat kestabilan
dapat ditentukan dengan menghitung banyaknya data yang berada di dalam
rentang 50% di atas dan di bawah mean.
d. Tingkat perubahan (level change)
Tingkat perubahan menunjukkan besarnya perubahan data diantara dua data.
Tingkat perubahan merupakan selisih antara data pertama dengan data terakhir.
e. Jejak data (data path)
Jejak data merupakan perubahan dari data satu ke data lain dalam suatu kondisi
dengan tiga kemungkinan yaitu menaik, menurun, dan mendatar.
f. Rentang
Rentang adalah jarak antara data pertama dengan data terakhir sama halnya pada
tingkat perubahan (level change).
Sedangkan analisis antar kondisi meliputi komponen sebagai berikut:
a. Variabel yang diubah
Merupakan variabel terikat atau sasaran yang difokuskan.
b. Perubahan kecenderungan arah dan efeknya
Merupakan perubahan kecenderungan arah grafik antara kondisi baseline dan
intervensi.
Anngi Euis Siti Sa'adah, 2013 PENGARUH MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI ANAK ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER DALAM MEMBACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Perubahan stabilitas dan efeknya
Stabilitas data menunjukkan tingkat kestabilan perubahan dari sederetan data.
d. Perubahan level data
Menunjukkan seberapa besar data diubah.
e. Data yang tumpang tindih
Data yang tumpang tindih antara dua kondisi terjadi akibat dari keadaan data yang
sama pada kedua kondisi.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data tersebut adalah:
a. Menskor hasil penilaian pada kondisi baseline-1.
b. Menskor hasil penilaian pada kondisi treatmen/intervensi.
c. Menskor hasil penilaian pada kondisi baseline-2.
d. Membuat tabel penilaian untuk skor yang telah diperoleh pada kondisi baseline-1,
kondisi intervensi, dan kondisi baseline-2.
e. Membandingkan hasil skor pada kondisi baseline-1, skor intervensi, dan skor pada
kondisi baseline-2.
f. Membuat analisis dalam bentuk grafik garis sehingga dapat dilihat secara langsung
perubahan yang terjadi dari ketiga fase.
g. Membuat analisis kondisi dan antar kondisi.