bab ii landasan teori - repository.bsi.ac.id · 6 bab ii landasan teori 2.1. konsep dasar sistem...
TRANSCRIPT
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Konsep Dasar
Sistem pada dasarnya adalah kelompok unsur yang erat hubungannya antara
satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan
tertentu. Unsur-unsur yang mewakili suatu sistem secara umum adalah masukkan
(input), pengolahan (process), dan keluaran (output).
2.1.1. Pengertian Sistem
Menurut (Anggraeni & Irviani, 2017), “sistem adalah kumpulan orang yang
saling bekerja sama dengan ketentuan-ketentuan aturan yang sistematis dan
terstruktur untuk membentuk satu kesatuan yang melaksanakan suatu fungsi untuk
mencapai tujuan”.
Menurut (Romney & Steinbart, 2016), “sistem (system) adalah serangkaian
dua atau lebih komponen yang saling terkait dan berinteraksi untuk mencapai
tujuan”.
Menurut (Sukamto & Shalahuddin, 2015), “sistem berarti kumpulan
komponen yang saling terkait dan mempunyai satu tujuan yang ingin dicapai”.
Menurut (Mulyani, 2016), “sistem bisa diartikan sebagai sekumpulan
subsistem, komponen ataupun elemen yang saling bekerjasama dengan tujuan yang
sama untuk menghasilkan output yang sudah di tentukan sebelumnya”.
7
Penulis mengambil kesimpulan bahwa sistem merupakan kumpulan komponen
yang saling berhubungan satu sama lain untuk mencapai tujuan dalam melaksanakan
suatu kegiatan.
2.1.2. Karakteristik Sistem
Sistem memiliki beberapa karakteristik atau sifat menurut (Anggraeni &
Irviani, 2017), yang terdiri dari:
1. Komponen sistem
2. Batasan sistem
3. Lingkungan luar sistem
4. Penghubung sistem
5. Masukan sistem
6. Keluaran sistem
7. Pengolahan sistem
8. Sasaran sistem
2.1.3. Pengertian Informasi
Menurut (Anggraeni & Irviani, 2017), “informasi adalah data yang diolah
menjadi lebih berguna dan berarti bagi penerimanya, serta untuk mengurangi
ketidakpastian dalam proses pengambilan keputusan mengenai suatu keadaan”.
Menurut (Romney & Steinbart, 2016), “informasi (information) adalah data
yang telah dikelola dan dan diproses untuk memberikan arti dan memperbaiki proses
pengambilan keputusan”.
Menurut (Suryantara, 2017), “informasi adalah data yang diolah dan berguna
bagi pemakai”.
8
Menurut (Mulyani, 2016), “informasi merupakan data yang sudah diolah yang
ditujukan untuk seseorang, organisasi ataupun siapa saja yang membutuhkan”.
Penulis mengambil kesimpulan bahwa informasi merupakan suatu data yang
dapat diolah agar bermanfaat dalam pengambilan keputusan bagi penggunanya.
2.1.4. Pengertian Sistem Informasi
Menurut (Anggraeni & Irviani, 2017), “sistem informasi merupakan suatu
kombinasi teratur dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi dan
sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi”.
Menurut (Suryantara, 2017), “sistem informasi adalah suatu sistem yang dibuat
manusia dan terdiri atas komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai
tujuan, yaitu menyajikan informasi”.
Menurut (Mahatmyo, 2014), “sistem informasi (information system) adalah
serangkaian prosedur formal di mana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi
dan didistribusikan ke pengguna”.
Penulis menyimpulkan bahwa sistem informasi merupakan kumpulan data
yang saling melengkapi dengan tujuan mendapatkan hasil yang baik guna untuk
memecahkan masalah.
2.1.5. Fungsi Sistem Informasi
Fungsi sistem informasi menurut (Anggraeni & Irviani, 2017), sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan aksesiblitas data yang ada secara efektif dan efisien
kepada pengguna, tanpa dengan perantara sistem informasi.
2. Memperbaiki produktivitas aplikasi pengembangan dan pemeliharaan sistem.
3. Menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan sistem
informasi secara kritis.
9
4. Mengidentifikasi kebutuhan mengenai keterampilan pendukung sistem
informasi.
5. Mengantisipasi dan memahami akan konsekuensi ekonomi.
6. Menetapkan investasi yang akan diarahkan pada sistem informasi.
7. Mengembangkan proses perencanaan yang efektif.
2.1.6. Komponen Sistem Informasi (SI)
Komponen-komponen dari sistem informasi menurut (Anggraeni & Irviani,
2017) sebagai berikut:
1. Komponen input, adalah data yang masuk ke dalam sistem informasi.
2. Komponen model, adalah kombinasi prosedur, logika dan model matematika
yang memproses data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah
ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
3. Komponen output, adalah hasil informasi yang berkualitas dan dokumentasi
yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.
4. Komponen teknologi, adalah alat dalam sistem informasi, teknologi digunakan
dalam menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data,
menghasilkan dan mengirimkan output dan memantau pengendalian sistem.
5. Komponen basis data, adalah kumpulan data yang saling berhubungan yang
tersimpan di dalam komputer dengan menggunakan software database.
6. Komponen kontrol, adalah komponen yang mengendalikan gangguan terhadap
sistem informasi.
2.1.7. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
Menurut (Mahatmyo, 2014), “sistem informasi akuntansi merupakan
sekelompok struktur dalam sebuah entitas yang mengelola sumber daya fisik dan
10
sumber daya lain untuk mengubah data ekonomi menjadi informasi akuntansi, agar
dapat memenuhi kebutuhan informasi berbagai pihak”.
Menurut (Romney & Steinbart, 2016), ada 6 (enam) komponen dari SIA,
yaitu:
1. orang yang menggunakan sistem;
2. prosedur dan instruksi yang digunakan untuk mengumpulkan, memproses, dan
menyimpan data;
3. data mengenai organisasi dan aktivitas lainnya;
4. perangkat lunak yang digunakan untuk mengolah data;
5. infrastruktur teknologi informasi, meliputi computer, perangkat peripheral, dan
perangkat jaringan komunikasi yang digunakan dalam SIA;
6. pengendalian internal dan pengukuran keamanan yang menyimpan data SIA.
Sistem informasi akuntansi terdiri dari dua elemen pokok menurut
(Mahatmyo, 2014), yaitu:
1. Sistem akuntansi pokok (The Accounting System Proper), meliputi:
a. Bukti transaksi (dokumen, formulir);
b. Catatan-catatan transaksi, yang terdiri dari:
1) Jurnal
2) Buku Besar
3) Buku Pembantu
c. Laporan-laporan yang dihasilkan baik laporan keuangan maupun laporan-
laporan yang lain.
2. Sistem-sistem operasional dan prosedur-prosedur, dapat berupa:
a. Sistem dan prosedur penjualan.
11
b. Sistem dan prosedur pengelolaan piutang dagang.
c. Sistem dan prosedur penerimaan kas.
d. Sistem dan prosedur pembelian.
e. Sistem dan prosedur penanganan hutang dagang.
f. Sistem dan prosedur pengeluaran kas.
g. Sistem dan prosedur penggajian dan pengupahan.
h. Sistem dan prosedur pengelolaan persediaan.
i. Sistem dan prosedur akuntansi biaya produksi.
j. Sistem dan prosedur pengelolaan aktiva tetap.
Menurut (Samryn, 2018), “jurnal dikenal sebagai buku catatan pertama dalam
proses akuntansi”.
Formulir jurnal menurut (Samryn, 2018) berisi kolom-kolom sebagai berikut:
1. Tanggal, digunakan untuk mencatat tanggal terjadinya transaksi.
2. Uraian, digunakan untuk mencatat nama akun yang di debet dan nama akun
yang di kredit.
3. Referensi posting, diisi dengan nomor akun debet dan kredit pada baris yang
sesuai.
4. √, diisi dengan tick mark (tanda √) untuk menunjukkan bahwa transaksi yang
bersangkutan sudah dipindahbukukan dengan benar.
5. Debet, digunakan untuk menempatkan nilai uang akun yang di debet dari
transaksi yang terjadi.
6. Kredit, digunakan untuk menempatkan nilai uang untuk akun yang di kredit
dari transaksi yang terjadi.
12
2.1.8. Pengertian Koperasi
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 Bab I,
Pasal 1 Ayat 1 tentang Pengkoperasian yang berbunyi, koperasi adalah badan
hukum yang didirikan oleh seorang perseorangan atau badan hukum Koperasi,
dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk
menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang
ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip Koperasi.
Menurut (Supriyanto, 2015), “koperasi adalah perkumpulan otonom dari
orang-orang yang bersatu secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan
aspirasi ekonomi, sosial dan budaya bersama-sama melalui perusahaan koperasi yang
dimiliki bersama dan dikendalikan secara demokratis”.
Penulis menyimpulkan bahwa koperasi adalah sebuah organisasi ekonomi yang
didirikan orang-orang demi kepentingan bersama yang berdasarkan asas
kekeluargaan.
2.1.9. Pengertian Koperasi Simpan Pinjam
Menurut (Supriyanto, 2015), “koperasi simpan pinjam merupakan koperasi
yang anggotanya terdiri dari orang-orang yang mempunyai kepentingan langsung
dalam hal simpan pinjam”.
Menurut (Wibowo & Subagyo, 2017), “koperasi simpan pinjam adalah unit
usaha koperasi yang bergerak dibidang usaha simpan pinjam sebagai bagian dari
kegiatan usaha koperasi yang bersangkutan”.
Penulis menyimpulkan bahwa koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang
modalnya berasal dari simpanan anggota, mengelola dana simpanan untuk diberikan
kembali kepada anggota dalam bentuk pinjaman.
2.2. Peralatan Pendukung
Dalam proses rancang bangun sistem diperlukan peralatan yang mendukung
untuk menentukan bentuk data yang dijadikan sebagai input dan output di dalam
13
pembuatan program. Adapun peralatan yang mendukung dalam proses pembuatan
program antara lain:
2.2.1. Model SDLC (Software Development Life Cycle)
Menurut (Sukamto & Shalahuddin, 2015) mengatakan bahwa:
SDLC atau (Software Development Life Cycle) atau sering disebut juga (System
Development Life Cycle) adalah proses mengembangkan atau mengubah suatu
sistem perangkat lunak dengan menggunakan model-model dan metodologi
yang digunakan orang untuk mengembangkan sistem-sistem perangkat lunak
sebelumnya (berdasarkan best practice atau cara-cara yang sudah teruji baik).
Tahapan-tahapan yang ada pada SDLC secara global menurut (Sukamto &
Shalahuddin, 2015) sebagai berikut:
1. Inisiasi (initiation)
tahap ini biasanya ditandai dengan pembuatan proposal proyek perangkat
lunak.
2. Pengembangan konsep sistem (system concept development)
mengembangkan rencana manajemen proyek dan dokumen perencanaan
lainnya. Menyediakan dasar untuk mendapatkan sumber daya (resources) yang
dibutuhkan untuk memperoleh solusi.
3. Analisis kebutuhan (requirements analysis)
menganalisis kebutuhan pemakai sistem perangkat lunak (user) dan
mengembangkan kebutuhan user. Membuat dokumen kebutuhan fungsional.
4. Desain (design)
mentransformasikan kebutuhan detail menjadi kebutuhan yang sudah lengkap,
dokumen desain sistem fokus pada bagaimana dapat memenuhi fungsi-fungsi
yang dibutuhkan.
5. Pengembangan (development)
mengonversi desain ke sistem informasi yang lengkap termasuk bagaimana
memperoleh dan melakukan instalasi lingkungan sistem yang dibutuhkan;
14
membuat basis data dan mempersiapkan prosedur kasus pengujian;
mempersiapkan berkas atau file pengujian, pengodean, pengompilasian,
memperbaiki dan membersihkan program, peninjauan pengujian.
6. Integrasi dan pengujian (integration and test)
mendemonstrasikan sistem perangkat lunak bahwa telah memenuhi kebutuhan
yang dispesifikasikan pada dokumen kebutuhan fungsional. Dengan diarahkan
oleh staf penjamin kualitas (quality assurance) dan user. Menghasilkan laporan
analisis pengujian.
7. Implementasi (implementation)
termasuk pada persiapan implementasi, implementasi perangkat lunak pada
lingkungan produksi (lingkungan pada user) dan menjalankan resolusi dari
permasalahan yang teridentifikasi dari fase integrasi dan pengujian.
8. Operasi dan pemeliharaan (operations and maintenance)
mendeskripsikan pekerjaan untuk mengoperasikan dan memelihara sistem
informasi pada lingkungan produksi (lingkungan pada user), termasuk
implementasi akhir dan masuk pada proses peninjauan.
9. Disposisi (disposition)
mendeskripsikan aktifitas akhir dari pengembangan sistem dan membangun
data yang sebenarnya sesuai dengan aktifitas user.
2.2.2. Model Waterfall (Air Terjun)
Menurut (Sukamto & Shalahuddin, 2015) menyatakan bahwa:
Model SDLC air terjun (waterfall) sering juga disebut model sekuensial linier
(sequential linear) atau alur hidup klasik (classic life cycle). Model air terjun
menyediakan pendekatan alur hidup perangkat lunak secara sekuensial atau
terurut dimulai dari analisis, desain, pengkodean, pengujian, dan tahap
pendukung (support).
15
Berikut gambar model air terjun menurut (Sukamto & Shalahuddin, 2015):
Sumber : (Sukamto & Shalahuddin, 2015)
Gambar II.1
Ilustrasi Model Waterfall (Air Terjun)
1. Analisis kebutuhan perangkat lunak
proses pengumpulan kebutuhan dilakukan secara intensif untuk
mespesifikasikan kebutuhan perangkat lunak agar dapat dipahami perangkat
lunak seperti apa yang dibutuhkan oleh user. Spesifikasi kebutuhan perangkat
lunak pada tahap ini perlu untuk didokumentasikan.
2. Desain
desain perangkat lunak adalah proses multi langkah yang fokus pada desain
pembuatan program perangkat lunak termasuk struktur data, arsitektur
perangkat lunak, representasi antarmuka, dan prosedur pengodean. Tahap ini
mentranslasi kebutuhan perangkat lunak dari tahap analisis kebutuhan ke
representasi desain agar dapat diimplementasikan menjadi program pada tahap
selanjutnya. Desain perangkat lunak yang dihasilkan pada tahap ini juga perlu
didokumentasikan.
3. Pembuatan kode program
desain harus ditranslasikan ke dalam program perangkat lunak. Hasil dari tahap
ini adalah program komputer sesuai dengan desain yang telah dibuat pada
tahap desain.
16
4. Pengujian
pengujian fokus pada perangkat lunak secara dari segi lojik dan fungsional dan
memastikan bahwa semua bagian sudah diuji. Hal ini dilakukan untuk
meminimalisir kesalahan (error) dan memastikan keluaran yang dihasilkan
sesuai dengan yang diinginkan.
5. Pendukung (support) atau pemeliharaan (maintenance)
tidak menutup kemungkinan sebuah perangkat lunak mengalami perubahan
ketika sudah dikirimkan ke user. Perubahan bisa terjadi karena adanya
kesalahan yang muncul dan tidak terdeteksi saat pengujian atau perangkat
harus beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Tahap pendukung atau
pemeliharaan dapat mengulangi proses pengembangan mulai dari analisis
spesifikasi untuk perubahan perangkat lunak yang sudah ada, tapi tidak untuk
membuat perangkat lunak baru.
2.2.3. Model UML (Unified Modeling Language)
Menurut (Sukamto & Shalahuddin, 2015), “UML (Unified Modeling
Language) adalah salah satu standar bahasa yang banyak digunakan didunia
industri untuk mendefinisikan requirement, membuat analisis & desain, serta
menggambarkan arsitektur dalam pemrograman berorientasi objek”.
Adapun jenis-jenis diagram UML diantaranya sebagai berikut:
1. Use Case Diagram
Menurut (Sukamto & Shalahuddin, 2015), “use case atau diagram use case
merupakan pemodelan untuk untuk kelakuan (behavior) sistem informasi yang
akan dibuat”.
17
2. Activity Diagram
Diagram aktivitas atau activity diagram adalah diagram yang menggambarkan
workflow (aliran kerja) atau aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis atau
menu yang ada pada perangkat lunak (Sukamto & Shalahuddin, 2015).
Menurut (Sukamto & Shalahuddin, 2015) diagram aktivitas juga banyak
digunakan mendefinisikan hal-hal berikut:
a. Rancangan proses bisnis dimana setiap urutan aktivitas yang digambarkan
merupakan proses bisnis sistem yang didefinisikan.
b. Urutan atau pengelompokan tampilan dari sistem / user interface dimana
setip aktivitas dianggap memiliki sebuah rancangan antarmuka tampilan.
c. Rancangan pengujian dimana setiap aktivitas dianggap memerlukan sebuah
pengujian yang perlu didefinisikan kasus ujinya.
d. Rancangan menu yang ditampilkan pada perangkat lunak.
3. Sequence Diagram
Sequence diagram adalah diagram yang menggambarkan kelakuan objek pada
use case dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan pesan yang
dikirimkan dan diterima antar objek (Sukamto & Shalahuddin, 2015).
4. Deployment Diagram
Diagram deployment atau deployment diagram merupakan diagram yang
menunjukkan konfigurasi komponen dalam proses eksekusi aplikasi (Sukamto
& Shalahuddin, 2015).
18
Menurut (Sukamto & Shalahuddin, 2015) diagram deployment juga dapat
digunakan untuk memodelkan hal-hal berikut:
a. sistem tambahan (embedded system) yang menggambarkan rancangan
device, node, dan hardware.
b. sistem client / server misalnya seperti gambar berikut:
Sumber : (Sukamto & Shalahuddin, 2015)
Gambar II.2
Diagram Deployment Sistem Client / Server
c. sistem terdistribusi murni
d. rekayasa ulang aplikasi
5. Entity Relationship Diagram (ERD)
Menurut (Sukamto & Shalahuddin, 2015), “Entity Relationship Diagram
(ERD) adalah pemodelan awal basis data yang dikembangkan berdasarkan
teori himpunan dalam bidang matematika untuk pemodelan basis data
relasional”.
Menurut (Yanto, 2016), “Entity Relationship Diagram (ERD) adalah suatu
diagram untuk menggambarkan desain konseptual dari model konseptual suatu
basis data relasional”.
Penulis menyimpulkan bahwa Entity Relationship Diagram (ERD) adalah
diagram pemodelan yang saling berhubungan yang digunakan untuk proses
pemodelan basis data yang bertipe relasional.
19
Menurut (Yanto, 2016), ERD terdiri dari komponen utama, yaitu:
a. Entitas
Entitas adalah suatu objek di dunia nyata yang dapat dibedakan dengan objek
yang lain. Objek tersebut dapat berupa orang, benda ataupun hal lainnya.
b. Atribut
Atribut merupakan semua informasi yang berkaitan dengan entitas. Atribut
sering dikenal dengan property dari suatu entitas atau objek.
c. Tipe relasi
Tipe relasi merupakan perlambangan antar entitas atau sering disebut
kerelasian.
d. Derajat kardinalitas
Derajat kardinalitas merupakan penjabaran dari hubungan antara entitas.
Derajat kardinalitas dibagi atas 3 bagian, yaitu:
1) Derajat kardinalitas one to one
Derajat kardinalitas one to one terdiri jika satu entitas X hanya berelasi
dengan satu entitas Y, ataupun sebaliknya.
2) Derajat kardinalitas one to many
Derajat kardinalitas one to many terjadi jika satu entitas X berelasi dengan
banyak entitas Y, ataupun sebaliknya.
3) Derajat kardinalitas many to many
Derajat kardinalitas many to many terjadi jika banyak entitas X berelasi
dengan banyak entitas Y, ataupun sebaliknya.
20
6. Logical Record Structure (LRS)
Menurut (Hasugian & Shidiq, 2012), “LRS adalah sebuah model sistem yang
digambarkan dengan sebuah diagram-ER akan mengikuti pola atau aturan
permodelan tertentu dalam kaitannya dengan konvensi ke LRS”.
Perubahan yang terjadi yaitu mengikuti aturan-aturan sebagai berikut (Hasugian
& Shidiq, 2012):
1) Setiap entitas akan diubah kebentuk kotak.
2) Sebuah atribut relasi disatukan dalam sebuah kotak bersama entitas jika
hubungan yang terjadi pada diagram-ER 1:M (relasi bersatu dengan
cardinality M) atau tingkat hubungan 1:1 (relasi bersatu dengan cardinality
yang paling membutuhkan referensi).
3) Sebuah relasi dipisah dalam sebuah kotak tersendiri (menjadi entitas baru) jika
tingkat hubungannya M:M (many to many) dan memiliki foreign key sebagai
primary key yang diambil dari kedua entitas yang sebelumnya saling
berhubungan.
2.2.4. Database
Menurut (Enterprise, 2016), “database adalah sebuah sistem yang berfungsi
untuk menyimpan dan mengolah sekumpulan data”.
Menurut (Yanto, 2016), “basis data adalah himpunan kelompok data yang
saling berhubungan yang diorganisasi sedemikian rupa agar dapat dimanfaatkan
kembali dengan cepat dan mudah”.
Menurut (Sukamto & Shalahuddin, 2015), “basis data adalah media untuk
menyimpan data agar dapat diakses dengan mudah dan cepat.”
21
Penulis menyimpulkan bahwa database merupakan file penyimpanan data
yang saling berhubungan satu sama lain yang terdapat dalam sebuah software.
2.2.5. Java
Menurut (Enterprise, 2016), “Java merupakan bahasa pemrograman yang
sangat populer karena rentang aplikasi yang bisa dibuat menggunakan bahasa ini
sangatlah luas, mulai dari komputer hingga smartphone”.
Menurut (Sukamto & Shalahuddin, 2015), “Java menurut definisi dari Sun
Microsystem adalah nama untuk sekumpulan teknologi untuk membuat dan
menjalankan perangkat lunak pada komputer standalone ataupun pada lingkungan
jaringan”.
Penulis menyimpulkan bahwa Java adalah bahasa pemrograman untuk
menjalankan dan membuat perangkat lunak yang memerlukan aturan yang ketat
dalam penulisannya.
2.2.6. NetBeans
Menurut (Enterprise, 2016) menyimpulkan bahwa:
NetBeans merupakan IDE (Integrated Development Environment) untuk
membuat aplikasi dengan Java, PHP, C, C++ dan HTMLS. Walaupun bisa
digunakan untuk mengembangkan berbagai aplikasi memakai beragam bahasa
dan script pemrograman, namun tak dapat disangkal bahwa NetBeans sangat
erat kaitannya dengan Java.
Menurut (Norfriadi, 2018), “NetBeans merupakan sebuah aplikasi Integrated
Development Environment (IDE) yang berbasiskan Java dari Sun Microsystem yang
berjalan diatas swing dan banyak digunakan sekarang sebagai editor untuk berbagai
macam bahasa pemrograman”.
Penulis menyimpulkan bahwa NetBeans merupakan aplikasi IDE (Integrated
Development Environment) untuk membuat aplikasi yang sangat erat kaitannya
22
dengan Java dan banyak digunakan sebagai editor pengembangan berbagai aplikasi
yang memakai beragam bahasa pemrograman.
2.2.7. Pengujian Perangkat Lunak
Menurut (Sukamto & Shalahuddin, 2015), “pengujian adalah satu set aktifitas
yang direncanakan dan sistematis untuk menguji atau mengevaluasi kebenaran yang
diinginkan”.
Menurut (Sukamto & Shalahuddin, 2015), “pengujian kotak hitam (Black-Box
Testing) yaitu menguji perangkat lunak dari segi spesifikasi fungsional tanpa
menguji desain dan kode program”.