bab ii landasan teori - repository.bsi.ac.id filea. pengertian sistem menurut sutabri (2012:6)...
TRANSCRIPT
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Konsep Dasar Sistem
Sistem informasi pada saat ini telah banyak dibangun oleh para kelompok
analis dan programmer namun pada akhirnya ditinggalkan oleh para pemakainya. Hal
tersebut terjadi karena sistem yang dibangun lebih berorientasi pada pembuatnya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa dalam membangun sistem harus memiliki kemudahan
bagi pemakai bukan menjadi penghalang atau bahkan mempersulit dalam berbagai
proses karena sebuah sistem memiliki sistem-sistem bagian (subsistem) yang saling
berinteraksi dan saling berhubungan membentuk satu kesatuan.
A. Pengertian Sistem
Menurut Sutabri (2012:6) “Sistem adalah sekelompok unsur yang erat
hubungannya satu dengan yang lain yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai
tujuan tertentu”.
Definisi sistem menurut Puspitawati dan Anggadini (2011:2) “Sistem adalah
kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan
tertentu”
1. Karakteristik Sistem
Menurut Sutabri (2012:13) sistem mempunyai beberapa karakteristik atau sifat-
sifat tertentu, yaitu:
7
a. Komponen Sistem (Components)
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang
bekerja sama membentuk kesatuan.
b. Batasan Sistem(Boundary)
Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan
sistem lainnya atau sistem dengan lingkungan luarnya.
c. Lingkungan luar sistem (Environment)
Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang
mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut dengan lingkungan luar sistem.
d. Penghubung sistem (Interface)
Merupakan media yang dapat menghubungkan satu sistem dengan subsistem
yang lain.
e. Masukan sistem (Input)
Energi yang dimaksudkan kedalam sistem disebut masukan sistem, yang dapat
berupa pemeliharaan (maintenence input) dan sinyal (signal input).
f. Keluaran sistem (Output)
Hasil dari energi yang diolah dan klasifikasikan menjadi keluaran yang
berguna.
g. Pengolah sistem (Process)
Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan
menjadi keluaran.
h. Sasaran sistem (Objective)
Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat determistik.
8
2. Klasifikasi Sistem
Menurut Sutabri (2012:15) Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut
pandang, diantaranya :
a. Sistem Abstrak (Abstract System) dan Sistem Fisik (Physical System)
Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak
tampak secara fisik, misalnya sistem Teologi Sedangkan sistem fisik
merupakan sistem yang ada secara fisik dan tampak dengan mata. Misalnya
sistem komputer, sistem akuntansi, sistem produksi dan lain sebagainya.
b. Sistem Alamiah (Natural System) dan Sistem Buatan Manusia (Human Made
System)
Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi murni melalui proses alam. Misalnya
sistem perputaran bumi. Sedangkan Sistem buatan manusia adalah sistem yang
melibatkan interaksi manusia dengan mesin. Misalnya mesin ATM.
c. Sistem Tertentu (Deterministic System) dan Sistem Tak Tentu (Probabilistic
System)
Sistem tertentu adalah sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang sudah
dapat diprediksi. Misalnya komputer. Sedangkan sistem tak tentu adalah sistem
yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur
kemungkinan (Probabilitas). Misalnya sistem perkiraan ramalan cuaca.
d. Sistem Tertutup (Closed System) dan Sistem Terbuka (Open System)
Sistem tertutup adalah sistem yang tidak berhubungan dan terpengaruh dengan
lingkungan luarnya serta bekerja secara otomatis tanpa campur tangan dari
pihak luar. Misalnya assembly system, sistem adat suatu suku. Sedangakan
9
sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan
lingkungan luarnya. Misalnya sistem administrasi kepegawaian.
3. Daur Hidup Sistem (Life Cycle Sytem)
Menurut Sutabri (2012:26) memberikan batasan bahwa “Siklus hidup sistem
(System Life Cycle) adalah proses evalusionery yang diikuti dalam menerapkan sistem
atau subsistem informasi berbasis komputer”. Siklus hidup sistem terdiri dari
serangkaian tugas yang mengikuti langkah-langkah pendekatan sistem karena tugas-
tugas tersebut mengikuti pola yang teratur dan dilakukan secara Top Down.
Tahapan-tahapan dari daur hidup sistem adalah:
a. Mengenali Adanya Kebutuhan
Sebelum segala sesuatu terjadi, timbul suatu kebutuhan atau problem yang
harus dikenai sebagaimana adanya. Semua kebutuhan harus dapat didefinisikan
dengan jelas, tanpa adanya kejelasan dari kebutuhan yangg ada pembangunan
sistem akan kehilangan sistem arah dan efektifitasnya.
b. Pembangunan Sistem
Suatu proses atau seperangkat prosedur yang harus diikuti untuk menganalisa
kebutuhan yang timbul dan membangun suatu sistem untuk dapat memenuhi
kebutuhan tersebut.
c. Pemasangan Sistem
Setelah tahap pembangunan sistem selesai, sistem kemudian akan dioperasikan.
Pemasangan sistem merupakan tahap yang penting dalam daur hidup sistem,
dimana peralihan dari tahap pembangunan menuju tahap operasional terjadi
pemasangan sistem sebenarnya, yang merupakan langkah akhir dari suatu
10
pembangunan sistem.
d. Pengoperasian Sistem
Program-program komputer dan prosedur-prosedur pengoperasian yang
membentuk suatu sistem informasi semuanya bersifat statis, sedangkan
organisasi ditunjang oleh sistem informasi tadi, selalu mengalami perubahan-
perubahan, itu dapat disebabkan oleh pertumbuhan kegiatan bisnis, perubahan
peraturan dan kebijakan ataupun kemajuan teknologi. Untuk mengatasi
perubahan tersebut, sistem harus diperbaiki atau diperbaharui.
e. Sistem menjadi usang
Kadang-kadang perubahan yang terjadi begitu drastis, sehingga tidak dapat
diatasi hanya dengan melakukan perbaikan-perbaikan pada sistem yang
berjalan. Tiba saatnya dimana secara ekonomi sistem yang ada sudah tidak
layak lagi untuk dioperasikan dan sistem baru perlu dibangun untuk
menggantikannya.
B. Pengertian Informasi
Menurut Puspitawati dan Anggadini (2011:13) “Informasi adalah data yang
diolah, menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang
menerimanya”.
Menurut Zakiyudin (2011:7) informasi harus memiliki kualitas atau
karakteristik sebagai berikut:
1. Relevansi
Suatu informasi tidak akan ada gunanya, apabila tingkat relevansi dengan
11
keadaan yang sedang dianalisis sangat tipis. Relevansi suatu informasi akan
menjadi penting karena hal-hal itu bisa menjadi variabel-variabel yang
menentukan pengambilan keputusan oleh organisasi.
2. Akurasi
Informasi yang diterima organisasi harusnya dapat dipercaya adanya. Informasi
yang akurat juga akan menjadi tolak ukur ketepatan dan keberhasilan
pengambilan keputusan.
3. Ketepatan Waktu
Informasi harus tersedia pada saat pengambilan keputusan sebelum situasi yang
genting atau hilangnya peluang yang ada. Ketepatan sangat penting artinya bagi
datangnya informasi yang dibutuhkan oleh keadaaan tertentu.
4. Kelengkapan
Para pengguna harus memperoleh informasi yang menyajikan suatu gambaran
lengkap atas suatu masalah tertentu atau solusinya. Informasi dikatakan lengkap
apabila memiliki jumlah rincian agregasi yang tepat dan mendukung semua
area di mana keputusan akan diambil.
C. Komponen Sistem Informasi
Menurut Sutabri (2012:38) “Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen
yang disebut blok bangunan (building block)”. Sebagai suatu sistem, blok tersebut
masing-masing berinteraksi satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan
untuk mencapai sasaran.
1. Blok Masukan (Input Block)
12
Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini
termasuk metode dan media untuk menangkap data berupa dokumen dasar.
2. Blok Model (Model Block)
Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, model matematik yang akan
memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara
yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
3. Blok Keluaran (Output Block)
Merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk
semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.
4. Blok Teknologi (Technology Block)
Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan
dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan membantu
pengendalian dari sistem secara keseluruhan.
5. Blok Basis Data (Database Block)
Merupakan kumpulan data yang saling berhubungan satu dengan yang lain,
tersimpan di perangkat keras komputer dan menggunakan perengkat lunak
untuk memanipulasinya.
6. Blok Kendali (Control Block)
Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan
bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur
terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.
13
D. Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis dalam Puspitawati dan
Anggadini (2011:14) “sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi
yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung kegiatan
operasi sehari-hari, bersifat manajerial dan kegiatan suatu organisasi dan
menyediakan pihak-pihak tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan”.
Menurut Cushing dalam Baridwan (2013:3) mengemukakan bahwa “sistem
informasi akuntansi adalah suatu sel sumber daya manusia dan model dalam suatu
organisasi, yang bertugas untuk menyiapkan informasi keuangan dan juga informasi
yang diperoleh dari kegiatan pengumpulan dan pengolahan data transaksi”.
Tujuan Sistem Informasi Akuntansi menurut Puspitawati dan Anggadini
(2011:67) antara lain:
1. Menyediakan Informasi yang akurat dan tepat waktu untuk pihak eksternal.
2. Meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya produksi dan jasa yang dihasilkan
serta meningkatkan efisiensi.
3. Meningkatan kemampuan dalam hal pengambilan keputusan.
4. Menambah efisiensi kerja pada bagian keuangan.
5. Menghasilkan informasi untuk penilaian kinerja karyawan atau divisi.
6. Menghasilkan informasi yang diperlukan dalam kegiatan perencanaan dan
pengendalian.
14
F. Sistem Akuntansi Penjualan
Menurut Puspitawati dan Anggadini (2011:165) “Penjualan merupakan
aktivitas memperjual belikan barang dan jasa kepada konsumen”. Aktivitas penjualan
dalam perusahaan dapat dilakukan baik secara tunai ataupun kredit menurut
Puspitawati dan Anggadini (2011:165) sebagai berikut:
1. Penjualan tunai merupakan penjualan yang dilakukan dengan cara menerima
uang tunai/cash pada saat barang diserahkan pada pembeli.
Menurut Samryn (2011:82) “jurnal adalah suatu catatan yang digunakan untuk
mencatat transaksi berdasarkan dokumen perusahaan secara kronologis (menurut
tanggal terjadinya transaksi) tiap transaksi yang telah direkam dalam dokumen akan
disalin kedalam jurnal”.
Untuk jurnal sistem penjualan adalah sebagai berikut:
Jika penjualan tunai, maka jurnalnya adalah:
Kas XXX
Penjualan XXX
15
1.2. Peralatan Pendukung (Tools System)
A. Diagram Alir Data (Data Flow Diagram)
Menurut Kendall & Kendall (2013:305) “Diagram alir data adalah perangkat-
perangkat analisis dan perancangan yang terstruktur sehingga memungkinkan
penganalisis sistem memahami sistem dan subsistem secara visual sebagai suatu
rangkaian aliran data yang saling berkaitan”.
Menurut Kendall & Kendall (2013:263) mengemukakan bahwa “... diagram alir
data menggambarkan pandangan sejauh mungkin mengenai masukan, proses, dan
keluaran sistem, yang berhubungan dengan masukan, proses, dan keluaran dari model
sistem...”.
Menurut Kendall & Kendall (2013:267) komponen atau simbol-simbol yang
digunakan dalam menggambarkan diagram alir data terdiri dari:
1. Entitas Eksternal
Adalah kotak rangkap dan digunakan untuk menggambarkan suatu entitas
eksternal (bagian lain sebuah perusahaan seseorang atau sebuah mesin) yang
dapat mengirim data atau menerima data dari sistem. Entitas eksternal atau
hanya entitas disebut juga sumber atau tujuan data dan dianggap eksternal
terhadap sistem yang sedang digambarkan.
2. Aliran Data
Adalah tanda panah menunjukkan perpindahan data dari satu titik ke titik yang
lain, dengan kepala tanda panah mengarah ketujuan data. Aliran data yang
16
muncul secara simultan bias digambarkan hanya dengan menggunakan tanda
panah paralel.
3. Proses-proses
Adalah bujur sangkar sudut membulat digunakan untuk menunjukkan adanya
proses transformasi. Proses-proses tersebut selalu menunjukkan suatu
perubahan di dalam atau perubahan data, aliran data meninggalkan suatu proses
selalu diberi tabel yang berbeda dari aliran data yang masuk.
4. Penyimpanan Data
Adalah bujur sangkar dengan ujung terbuka, yang menunjukkan penyimpanan
data. Digambarkan dengan dua garis parallel yang tertutup oleh sebuah garis
pendek di sisi kiri dan ujungnya terbuka di sebelah kanan.
Menurut Kendall & Kendall (2013:272-275) aturan main dalam menggambar
diagram alir data adalah:
1. Aliran data tidak boleh terbelah menjadi dua atau lebih aliran data yang
berbeda.
2. Semua aliran data harus memilih salah satu mengawali atau menghentikan
suatu proses.
3. Proses-proses harus memiliki sedikitnya satu aliran data masukan dan satu
aliran keluaran.
4. Entitas eksternal tidak boleh secara langsung terkoneksi ke penyimpanan data.
5. Penyimpanan data tidak boleh terkoneksi secara langsung ke penyimpanan data
lainnya.
17
6. Sebuah proses harus menunjukkan nama sistem atau menggunakan format kata
kerja, kata sifat, kata benda.
7. Masing-masing aliran data harus bisa digambarkan dengan sebuah kata benda.
8. Maksimal proses dalam penggambaran diagram alir data adalah sembilan
proses.
Menurut Kendall & Kendall (2013:266-269) tahapan proses untuk menggambar
Diagram Alir Data dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:
1. Diagram Konteks
Diagram konteks adalah tingkatan tertinggi dalam diagram aliran data dan
hanya memuat satu proses, menujukkan sistem secara keseluruhan. Proses
tersebut diberi nomor nol. Diagram tersebut tidak memuat penyimpanan data
dan tampak sederhana untuk diciptakan.
2. Diagram Nol
Diagram nol adalah pengembangan diagram konteks dan bisa mencakup sampai
sembilan proses. Setiap proses diberi nomor bilangan bulat, umumnya dimulai
dari sudut sebelah kiri atas diagram dan mengarah ke sudut sebelah kanan
bawah.
3. Diagram Anak (Tingkat yang Lebih Mendetail)
Setiap proses dalam diagram nol bisa dikembangkan untuk menciptakan
diagram anak yang lebih mendetail. Proses pada diagram nol yang
dikembangkan itu disebut parent process (proses induk) dan diagram yang
dihasilkan disebut child diagram (diagram anak). Diagaram anak diberi nomor
yang sama seperti proses induknya didalam diagram nol. Proses-proses pada
18
diagram anak diberi nomor dengan menggunakan nomor proses induk, poin
desimal.
B. Kamus Data (Data Dictionary)
Menurut Kendall & Kendall (2013:233) “Kamus Data adalah suatu aplikasi
khusus dari jenis kamus-kamus yang digunakan sebagai referensi kehidupan setiap
hari”. Pada tahap perancangan sistem kamus data digunakan untuk merancang input,
output laporan dan database. Kamus data dibuat berdasarkan arus data yang ada pada
Data Flow Diagram (DFD) dan sifatnya adalah global dan hanya ditunjukkan nama
arus datanya saja. Kamus data harus dapat mencerminkan keterangan yang jelas
tentang data yang dicatatnya. Untuk maksud keperluan ini, maka kamus data harus
memuat hal-hal sebagai berikut :
1. Arus Data
Arus data menunjukkan dari mana data mengalir dan kemana data akan menuju
keterangan data ini perlu dicatat di kamus dan supaya memudahkan mencari
arus data di dalam Data Flow Diagram (DFD). Sehingga mereka yang
membaca DAD dan memerlukan penjelasan lebih lanjut tentang suatu arus data
tertentu di DAD dapat langsung mencarinya dengan mudah di kamus data.
2. Nama Arus Data
Karena kamus data dibuat berdasarkan arus data yang mengalir di data flow
diagram, maka nama arus data juga harus dicatat di kamus data, sehingga
mereka yang membaca DFD dan memerlukan penjelasan lebih lanjut tentang
suatu arus data tertentu di data flow diagram dapat langsung mencarinya
dengan mudah di kamus data.
19
3. Tipe Data
Telah diketahui bahwa arus data dapat mengalir dari hasil suatu proses ke
proses lainnya. Data yang mengalir ini biasanya dalam bentuk laporan serta
dokumen hasil cetakan komputer. Dengan demikian bentuk dari data yang
mengalir dapat berupa dokumen dasar atau formulir, dokumen hasil cetakkan
komputer, laporan tercetak, tampilan layar di monitor, variabel, parameter, dan
field–field. Bentuk data seperti ini perlu dicatat di kamus data.
4. Struktur Data
Struktur data menunjukan data yang dicatat pada kamus data yang terdiri dari
item–item atau elemen–elemen.
5. Alias
Alias atau nama lain dari dat yang harus ditukliskan. Alias perlu ditulis karena
data yang sama mempunyai nama yang berbeda untuk orang atau departemen
yang satu dengan yang lainnya.
6. Volume
Volume perlu dicatat di dalam kamus data adalah tentang rata–rata dan volume
puncak dari arus data yang mengalir dalam satu periode tertentu. Sedangkan
volume puncak menunjukkan volume terbanyak.
7. Periode
Periode ini menunjukkan kapan terjadinya arus data ini. Periode perlu dicatat di
kamus data karena dapat digunakan untuk mengidentfikasi kapan input dan data
harus dimasukkan ke dalam sistem, kapan proses program harus dilakukan dan
kapan laporan–laporan harus dihasilkan.
20
8. Penjelasan
Untuk lebih memperjelas lagi tentang makna dari arus data yang di catat di
kamus data, maka bagian penjelasan dapat diisi dengan keterangan–keterangan
tentang arus data tersebut.
Struktur data terdiri dari elemen-elemen data yang disebut dengan item data,
sehingga struktur data ini dapat digambarkan dengan menyebut nama dari item
datanya. Nama dari item data yang dicatat di kamus data saja tidaklah cukup, masih
diperlukan informasi lainnya dari struktur data tersebut. Untuk menunjukkan
informasi tambahan ini, di kamus data dipergunakan notasi-notasi yaitu:
1. Notasi Tipe Data
Menurut Kendall dan Kendall (2013:344) “Notasi Tipe Data adalah suatu
bentuk untuk mempersingkat arti atau makna dari simbol yang dijelaskan”.
Adapun betuk notasi sebagai berikut:
Tabel II.1. Notasi Tipe Data
NOTASI KETERANGAN
X Setiap Karakter
9 Angka Numerik
A Karakter Alphabet
Z Angka nol ditampilkan sebagai spasi kosong
. Titik, sebagai pemisah ribuan
, Koma, sebagai pemisah pecahan
- Hypen ,sebagai tanda penghubung
/ Slash,sebagai tanda pembagi
Sumber: Kendall dan Kendall (2013:344)
21
2. Notasi Struktur Data
Notasi struktur data digunakan untuk membuat spesifikasi elemen data. Dimana
notasi yang umum digunakan adalah sebagai berikut.
Tabel II.2. Notasi Struktur Data
NOTASI KETERANGAN
= Terdiri Dari
+ Dan
( ) Boleh ada boleh tidak
* Keterangan setelah tanda ini adalah komentar
{ } Iterasi atau perulangan
[ ] Pilih salah satu
I Pemisahan pilihan di dalam tanda
@ Petunjuk (key field)
Sumber : Kendall dan Kendall (2013:344)
C. Normalisasi
Pada normalisasi ini perlu dikenal dahulu definisi dari tahap normalisasi
menurut Sutabri (2012:143), yaitu sebagai berikut:
1. Bentuk Tidak Normal (Unnormalized Form)
Kumpulan data yang akan direkam, tidak ada keharusan untuk mengikuti suatu
format tertentu, dapat saja data tidak lengkap atau terduplikasi.
22
2. Bentuk Normal Kesatu (1NF atau First Normal Form)
Bentuk normal kesatu yaitu mempunyai ciri yaitu bahwa setiap data dibentuk
flat file (file datar/rata), data dibentuk dalam satu record demi record dan nilai
dari field berupa atomic value.
3. Bentuk Normal Kedua (2NF atau second Normal Form)
Bentuk normal kedua mempunyai syarat, yaitu bentuk data telah memenuhi
kriteria bentuk normal kesatu.
4. Bentuk Normal Ketiga (3NF atau Third Normal Form)
Untuk menjadi bentuk normal ketiga maka relasi haruslah dalam bentuk normal
kedua dan semua atribut bukan primer tidak punya hubungan yang transitif.
5. BCNF (Boy Code Normal Form)
Mempunyai paksaan yang lebih kuat dari bentuk normal ketiga.
Menurut Sutabri (2012:138) “proses normalisasi merupakan proses
pengelompokan elemen data menjadi tabel-tabel yang menunjukan entitas dan
relasinya”. Ada beberapa macam kunci (key function) yang digunakan untuk proses
pencarian, penyaringan, penghapusan, dan lainnya menurut Sutabri (2012:139), yaitu
sebagai berikut:
1. Candidate Key (Kunci Kandidat)
Yaitu satu atribut atau satu set minimal atribut yang mengidentifikasikan secara
unik suatu kejadian yang spesifik dari suatu entitas.
23
2. Primary Key (Kunci Primer)
Yaitu satu atribut atau satu set minimal atribut yang tiak hanya
mengidentifikasikan secara unik suatu kejadian yang spesifik, akan tetapi juga
dapat mewakili setiap kejadian dari suatu entitas. Setiap kunci kandidat
mempunyai peluang menjadi primary key.
3. Alternative Key (Kunci Alternatif)
Yaitu kunci kandidat yang tidak dipakai sebagai primary key. Kunci alternatif
sering dipakai sebagai kunci pengurutan dalam pembuatan laporan.
4. Foreign Key (Kunci Tamu)
Yaitu satu atribut atau satu set atribut yang melengkapi satu hubungan
(relationship) yang menunjukan keinduknya.
D. Pengkodean
Menurut Mustakini (2012:384) mengemukan bahwa “pengkodean adalah
bentuk struktur yang berfungsi untuk mempermudah dalam mengklasifikasikan data-
data”. Kode sangat berguna dalam mengklasifikasikan data, dan berguna dalam
mengambil suatu informasi. Dalam merancang suatu kode ada beberapa yang harus
diperhatikan, yaitu:
1. Harus mudah di ingat
Supaya kode mudah di ingat, maka dapat di lakukan dengan cara
menghubungkan kode dengan objek yang diwakili dengan kodenya.
2. Harus Unik
Kode harus unik untuk masing-masing item yang diwakiliki, unik berati tidak
ada yang kembar.
24
3. Harus Fleksibel
Kode harus fleksibel sehingga memungkinkan perubahan-perubahan atau
pengembilan item baru dapat diwakili oleh kode.
4. Harus Efisien
Kode harus sependek mungkin, selain mudah di ingat akan efisien jika direkam
dan disimpan di komputer.
5. Harus Konsisten
Bilangan mungkin, kode harus konsisten dengan kode yang telah di
pergunakan.
6. Harus di standarisasikan
Kode harus distandarisasi untuk seluruh tingkatan dan departemen dalam
organisasi. Kode yang tidak standar akan mengakibatkan kebingungan, salah
pengertian dan dapat cenderung terjadi kesalahan pemakaian bagi yang
menggunakan kode tersebut..
7. Spasi dihindari
Spasi di dalam kode sebaiknya dihindari karena dapat menyebabkan kesalahan
di dala menggunakannya.
8. Hindari karakter yang mirip
Karakter-karakter yang hampir serupa bentuk dan bunyi pengucapannya,
sebaiknya tidak digunakan dalam kode.
Menurut Baridwan (2013:60) “Dalam penyusunan sistem informasi akuntansi,
kode mempunyai peranan yang penting. Hampir dalam setiap formulir dan catatan
25
digunakan kode, karena dengan kode ini, penyimpanan maupun proses data akan
dapat dilakukan dengan lebih mudah”.
Ada beberapa macam kode yang digunakan menurut Baridwan (2013:61) yaitu
a. Kode Dengan Huruf (Alphabetic)
Kode dapat dibuat dengan menggunakan huruf. Ada berbagai macam cara dapat
digunakan untuk memberikan kode dengan huruf yaitu:
1. Dengan Singkatan (Mnemonic)
Kode huruf yang merupakan singkaatn dapat dilihat sedemikian rupa sehingga
memberikan arti yang jelas bagi yang membaca kode itu. Contoh : Kode Al
untuk Aktiva Lancar sehingga untuk Kas yaitu AL Kas, Kode YOg untuk
Yogyakarta, JKT untuk Jakarta.
2. Dengan Kombinasi beberapa Abjad
Prinsipnya adalah sama dengan cara yang dipakai dalam pemberian kode
dengan angka yang menggunakan cara kode kelompok, dimana letak dari setiap
abjad mempunyai arti. Contoh : pada plat nomor AB untuk wilayah DI
Yogyakarta, AD untuk wilayah Surakarta.
b. Kode Dengan Angka (Numeric)
Pada umumnya kode yang digunakan dalam sistem informasi akuntansi dalam
suatu perusahaan adalah dengan menggunakan angka. Kode yang diberikan
dapat dibuat dengan berbagai macam cara seperti :
1. Urut nomor
Pemberian kode dengan angka yang urut dari nomor yang kecil ke nomor yang
besar merupakan cara pemberian kode paling sederhana.
26
2. Kode Blok
Dalam cara ini kode diberikan dengan membuat blok angka untuk setiap
klasifikasi. Contoh :
Blok Kelompok
1000 – 1999 Aktiva
2000 – 2999 Pasiva
3. Kode Kelompok
Kode grup merupakan kode yang berdasarkan field-field dan tiap-tiap field kode
mempunyai arti.
Contoh : XX – XXX – XX
Pusat Pertanggungjawaban
Kelompok Biaya
Rincian Biaya Kelompok
4. Kode Kelompok Desimal
Digunakan untuk beberapa digit kode, dimana setiap digit dipakai untuk kode
dari kelompok, golongan, subgolongan dan jenis rekening dimulai dari angka 0
(nol) sampai dengan 9 (sembilan) atau dari 00 sampai dengan 99 tergantung
dari banyaknya kelompok. Contoh :
00. Aktiva Lancar
00.100 Kas
00.200 Piutang Dagang
01. Aktiva Tetap
27
01.100 Tanah
01.200 Gedung
E. HIPO (Hirarchy plus Input-Process Output)
Menurut Puspitawati dan Anggadini (2011:114) “diagram HIPO merupakan
serangkaian diagram yang terdiri dari serangkaian level yang mengalir dari atas ke
bawah yang menggambarkan sistem yang lebih detail.”
HIPO dapat digunakan sebagai alat pengembangan sistem dan teknik
dokumentasi program. Penggunaan HIPO ini mempunyai sasaran utama sebagai
berikut:
1. Untuk menyediakan suatu struktur guna memahami fungsi-fungsi dari program
2. Untuk lebih menekankan fungsi-fungsi yang harus diselesaikan oleh program,
bukannya menunjukkan statement program yang digunakan untuk
melaksanakan fungsi tersebut.
3. Untuk menyediakan penjelasan yang jelas dari input yang harus digunakan dan
output yang harus dihasilkan oleh masing-masing fungus pada tiap-tiap
tingkatan dari diagram-diagram pada HIPO.
Untuk menyediakan output yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan si
pemakai (user).