bab ii landasan teori 2.1 teori uphoff€¦ · konsisten sebagai alat analisa, baik secara teoritis...

22
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Uphoff Pentingnya membangun institusi lokal sudah menjadi perhatian lembaga donor internasional (misalnya USAID dan Bank Dunia) untuk meningkatkan produktivitas atas bantuan investasi pembangunan yang selama ini mereka sumbangkan. Selama ini pendekatan institusi yang digunakan hanya untuk membangun institusi ditingkat nasional yang justru tidak membawa kesuksesan. Dengan latar belakang seperti ini, maka menurut Uphoff kajian tentang institusi lokal menjadi penting. Disadari bahwa peran institusi lokal untuk mempromosikan pembangunan masih dirasakan kurang memiliki kemampuan. Karenanya insitusi lokal perlu diberikan investasi yang seimbang dengan investasi bagi pengembangan insitusi ditingkat nasional. Pertanyannya adalah investasi seperti apakah yang harus diberikan untuk insitusi lokal. Menjawab pertanyaannya tersebut, Uphoff dalam tulisannya menawarkan analisis untuk mengembangkan institusi lokal yang paling sesuai, jelas tugasnya, dan dukungan seperti apa yang dibutuhkan. Teknik analisis yang digunakan adalah dengan cara melakukan perbandingan dan menyusun semua pekerjaan yang harus dilakukan institusi lokal, memberikan kategori-kategori yang konsisten sebagai alat analisa, baik secara teoritis dan maupun atas pengalaman yang relevan, seperti pada kegiatan local institutional development (LID). 1 Temuan Uphoff, paling tidak ada ada beberapa tugas institusi lokal; (1) manajemen sumber daya alam, (2) infrastruktur pedesaan, (3) pengembangan sumber daya manusia, (4) pembangunan pertanian, dan (5) perusahaan non- 1 Uphoff, Norman: “Local Institutional Development: An Analytical Sourcebook With Cases”. Kumarin Press. 1986. Analyzing Option for Local Institutional Development (introduction pp1-19)

Upload: others

Post on 09-Nov-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Uphoff€¦ · konsisten sebagai alat analisa, baik secara teoritis dan maupun atas pengalaman yang relevan, seperti pada kegiatan local institutional

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Uphoff

Pentingnya membangun institusi lokal sudah menjadi perhatian lembaga

donor internasional (misalnya USAID dan Bank Dunia) untuk meningkatkan

produktivitas atas bantuan investasi pembangunan yang selama ini mereka

sumbangkan. Selama ini pendekatan institusi yang digunakan hanya untuk

membangun institusi ditingkat nasional yang justru tidak membawa kesuksesan.

Dengan latar belakang seperti ini, maka menurut Uphoff kajian tentang institusi

lokal menjadi penting.

Disadari bahwa peran institusi lokal untuk mempromosikan pembangunan

masih dirasakan kurang memiliki kemampuan. Karenanya insitusi lokal perlu

diberikan investasi yang seimbang dengan investasi bagi pengembangan insitusi

ditingkat nasional. Pertanyannya adalah investasi seperti apakah yang harus

diberikan untuk insitusi lokal.

Menjawab pertanyaannya tersebut, Uphoff dalam tulisannya menawarkan

analisis untuk mengembangkan institusi lokal yang paling sesuai, jelas tugasnya,

dan dukungan seperti apa yang dibutuhkan. Teknik analisis yang digunakan

adalah dengan cara melakukan perbandingan dan menyusun semua pekerjaan

yang harus dilakukan institusi lokal, memberikan kategori-kategori yang

konsisten sebagai alat analisa, baik secara teoritis dan maupun atas pengalaman

yang relevan, seperti pada kegiatan local institutional development (LID).1

Temuan Uphoff, paling tidak ada ada beberapa tugas institusi lokal; (1)

manajemen sumber daya alam, (2) infrastruktur pedesaan, (3) pengembangan

sumber daya manusia, (4) pembangunan pertanian, dan (5) perusahaan non-

1Uphoff, Norman: “Local Institutional Development: An Analytical Sourcebook With

Cases”. Kumarin Press. 1986. Analyzing Option for Local Institutional Development

(introduction pp1-19)

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Uphoff€¦ · konsisten sebagai alat analisa, baik secara teoritis dan maupun atas pengalaman yang relevan, seperti pada kegiatan local institutional

8

pertanian. Tiga aktifitas pertama mengarah pada faktor ekonomi produksi

berhubungan dengan lahan, modal dan tenaga kerja, untuk menghasilkan keluaran

yang pada gilirannya menjadi masukan untuk proses produksi dalam aktifitas

pengembangan pertanian dan perusahaan non-pertanian. Dua aktifitas lainnya

menyediakan bahan pokok guna melengkapi penyediaan kebutuhan akan barang-

barang dan jasa. Kelima tugas ini saling berinteraksi sehingga terlihat lebih

kompleks.

Terlepas dari kekompleksitasan persoalan, kebutuhan akan kehadiran institusi

adalah untuk melakukan pengendalian agar dapat menjadi saluran untuk diakses

oleh semua orang, sesuai dengan jenis aktivitas yang menjadi lingkup

kegiatannya. Sesuai dengan jenis aktivitasnya, Esman dan Uphoff (1984)

mengkategori tingkatan institusi lokal; (1) local administration, (2) local

government, (3) membership organization, (4) cooperatives, (5) service

organisation, (6) private business. Karenanya dapat disimpulkan bahwa kisaran

tugas institusi lokal adalah dari pelayanan masyarakat kepada sektor swasta.

Ditingkat lokal dalam menghadapi berbagai masalah ekonomi, sosial, budaya,

agama, politik dan lain-lain, masyarakat secara kreatif telah membentuk institusi

tradisional yang telah berevolusi dan memperoleh dukungan masyarakat.

Sayangnya belum ada pengakuan karena lemahnya kemampuannya disamping

tidak tersedianya informasi yang cukup tentang keberadaannya. Walaupun

demikian mereka telah memiliki pola tanggungjawab, komunikasi, mobilisasi

sumberdaya, dan lain-lain di tengah kehidupan masyarakat sehingga dapat

dimanfaatkan untuk dikembangkan.

Sejauh ini, pengertian antara institusi dan organisasi digunakan secara

tertukar sehingga menghasilkan ambigu; (1) organisasi yang bukan institusi,

misalnya firma pengacara baru, (2) institusi yang bukan organisasi, misalnya

“hukum”, dan (3) institusi yang merupakan organisasi (atau sebaliknya), misalnya

pengadilan. Atas dasar pemahaman tersebut, Uphoff mendefinisikan organisasi

sebagai struktur hasil interaksi peran yang dapat bekerja dalam basis formal atau

informal. Namun tidak semua organisasi adalah institusi, namun apabila telah

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Uphoff€¦ · konsisten sebagai alat analisa, baik secara teoritis dan maupun atas pengalaman yang relevan, seperti pada kegiatan local institutional

9

mendapat status istimewa dan legitimasi untuk memenuhi kebutuhan dan harapan

normatif anggotanya dalam jangka waktu yang lama, maka organisasi itu

“diinstitusionalisasi”.

Berbeda dengan organisasi, institusi secara umum dipahami sebagai

sekumpulan norma dan perilaku yang tetap sepanjang waktu dengan cara memberi

tujuan yang bernilai kolektif. Apakah sebuah institusi telah diinstitusionalisasikan

tergantung pada penilaian orang-orang dalam komunikasinya dalam menerima

manfaat (ekonomi, sosial, politik, dan etika) sehingga rela untuk bertindak atau

berkorban untuk membenarkan keberadaannya secara terus-menerus. Namun

dalam beberapa hal „institusi‟ sering dianggap negatif, tidak bersahabat dan kaku,

sehingga kehilangan legitimasi dari anggotanya sehingga dapat menurun peran

dari insitusi tersebut.

Dengan berkembangnya organisasi dan institusi modern, maka dirasa perlu

untuk menjelaskan pengertian lokal sehingga tidak salah sasaran. Istilah lokal

sendiri memiliki memiliki pengertian berbeda-beda tergantung dari apakah itu

dilihat dari perspektif luar insitusi atau dari sudut pandang anggotanya sendiri.

Batas lokal umumnya digunakan adalah pada area yang berperan sebagai batasan

geografis (pasar desa) dimana terdapat sekelompok komunitas dalam melakukan

perdagangan dan hubungan kerjasama satu sama lain, walaupun dalam

kenyataannya sering ambigu. Untuk itu dalam menentukan batas lokal dapat

dilihat persepsi orang-orang terhadap minat dan orientasi dari tindakan kolektif

akan berubah ketika unit tindakan potensial termasuk jumlah „orang luar‟ yang

signifikan. Tantangan lain yang juga perlu diperhatikan adalah menghubungkan

perkembangan terkait dengan kebutuhan dan kemampuan individu serta

rumahtangga, melalui jalur komunikasi dan aliran sumber daya ditingkat lokal.

Selain persoalan pengertian lokal, konsep tindakan kolektif dan manfaat

bersama juga penting untuk dipahami dalam mengembangkan kelembagaan lokal.

Kepentingannya adalah pada level institusi manapun akan melibatkan tidak hanya

usaha individu. Mereka menggambarkan „tindakan kolektif‟ dimana minat,

sumber daya, ide, dan ideal banyak orang yang muncul bersama-sama. Institusi

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Uphoff€¦ · konsisten sebagai alat analisa, baik secara teoritis dan maupun atas pengalaman yang relevan, seperti pada kegiatan local institutional

10

bertindak sebagai saluran untuk tindakan kolektif yang ditegakkan oleh manfaat

gabungan, legitimasi, dan harapan bersama. Hal ini kemudiaan memunculkan

semacam sangsi sosial (sangsi hukuman) bagi setiap indivdu yang melanggar

kewajiban dari institusi yang telah disepakati bersama.

Dalam banyak hal manfaat institusi cenderung menjadi manfaat publik,

karena nilai dari institusi tersebut dalam lingkup komunitas yang terlibat

membawa dampak pada kegiatan-kegiatan komunitas itu sendiri. Konsep manfaat

dari perspektif ahli ekonomi dikatakan sebagai „eksternalitas‟ positif. Semakin

sulit sebuah organisasi yang menghendaki semua mendapat manfaat (barang dan

jasa) karena memberikan berkontribusi pada bagian yang sama, maka akan

semakin kecil kemungkinan organisasi itu hidup atau bertahan. Ada tiga macam

masalah tindakan kolektif mempunyai implikasi yang berbeda untuk

perkembangan institusi lokal. Perbedaannya, apakah tindakan kolektif diperlukan

untuk menciptakan manfaat bersama, dan juga apakah kelompok tersebut dapat

mengasingkan orang-orang yang tidak membantu menciptakan manfaat bersama :

1. Masalah tindakan kolektif dalam menggunakan atau melindungi sumber

daya yang sudah ada, individu manapun yang tidak bekerjasama dapat

mengambil manfaat dari pengeluaran individu lain. Tugas pengaturan

perilaku menghendaki sanksi berat. Sanksi sosial melalui institusi lokal

mungkin tidak cukup kuat untuk menghalangi penyalahgunaan properti

bersama.

2. Orang-orang perlu mengkontribusikan sumberdaya sebagai kondisi untuk

menciptakan manfaat yang dibicarakan di atas, mungkin saja untuk

menutup akses pada manfaat itu oleh alat institusi. Dalam sejumlah

konteks pembangunan pertanian, penghubungan kontribusi seperti itu

mungkin saja asalkan institusi lokal yang terlibat didesain sesuai dengan

hal tersebut.

3. Masalah free-rider menjadi penting dimana penciptaan manfaat bersama

tergantung pada tindakan kolektif, dan mencegah yang bukan kontributor

mendapat manfaat adalah hal yang sulit. Peranan pemerintah lokal atau

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Uphoff€¦ · konsisten sebagai alat analisa, baik secara teoritis dan maupun atas pengalaman yang relevan, seperti pada kegiatan local institutional

11

lembaga administrasi lokal kemungkinan menjadi lebih besar ketika

masalah serius untuk mengumpulkan manfaat eksternal muncul.

Untuk menjawab masalah di atas, hal yang penting untuk dilakukan adalah

melakukan penilai komparatif keuntungan dari institusi lokal. Misalnya prinsip

ekonomi keuntungan komparatif bermanfaat untuk membuat keputusan alokasi

sumberdaya, dan dapat memberi panduan dalam menilai alternatif untuk

perkembangan institusi. Pertimbangan penilaian seperti itu berguna pada dua

level:

1. Kapankah institusi lokal menjadi lebih efektif atau efisien dalam

meningkatkan dan mempertahankan aktivitas tertentu untuk pembangunan

(desa), atau kapankah hal ini lebih baik diserahkan pada institusi nasional?

2. Jika beberapa manfaat lokal diketahui, jenis institusi lokal manakah yang

mungkin paling cocok dan mengapa?

3. Apakah satu jenis institusi lokal lebih tepat daripada yang lain untuk

mencapai tujuan tertentu?

Untuk menjawab, kami menemukan sejumlah konsep dan perbedaan yang

membantu, walaupun tidak semuanya sama-sama relevan untuk semua lingkup

kegiatan. Perbedaan dalam pendistribusian manfaat dan biaya kegiatan adalah

pengaruh yang penting pada keuntungan komparatif. Institusi lokal lebih bisa

bertahan ketika manfaatnya dirasakan segera, nyata, terkonsentrasi secara lokal,

dan sesuai dengan biayanya. Lingkup kegiatan melibatkan proses dasar yang

berbeda, yang mempengaruhi keuntungan komparatif dari bermacam-macam jenis

institusi lokal. Saling ketergantungan karena suatu kegiatan antar penduduk lokal

baik sebagai manajer, pengguna, atau produsen, membutuhkan kerjasama atau

akomodasi, akan mempengaruhi keuntungn institusi lokal.

2.2 Kearifan Lokal

Kearifan lokal menurut UU No. 32/2009 tentang perlindungan dan

pengelolahan lingkungan hidup Bab : I Pasal I Butir 30 adalah : nilai-nilai luhur

yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat antara lain melindungi dan

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Uphoff€¦ · konsisten sebagai alat analisa, baik secara teoritis dan maupun atas pengalaman yang relevan, seperti pada kegiatan local institutional

12

mengelolah lingkungan hidup secara lestari. Menurut Ridwan,(2007), kearifan

lokal sering disebut local wisdomdapat dipahami sebagai usaha manusia dengan

menggunakan akal budinya (kognisi) untuk bertindak dan bersikap terhadap

sesuatu objek, peristiwa, yang terjadi dalam ruangan tertentu.Dimana wisdom

dipahami sebagai kemampuan seorang dalam menggunakan akal pikirannya

dalam bertindak atau bersikap sebagai hasil penilaian terhadap sesuatu objek, atau

peristiwa yang terjadi. Adapun kearifan menurut Keraf,(2010), kearifan lokal

adalah sebagai berikut:

Kearifan tradisional adalah semua bentuk pengetahuan, keyakinan,

pemahaman atau wawasan serta adat kebiasaan atau etika yang menuntun perilaku

manusia dalam kehidupan komunitas ekologis.Jadi kearifan lokal ini bukan hanya

menyangkut pengetahuan dan pemahaman masyarakat adat tentang manusia dan

bagaimana relasi yang baik diantara manusia melainkan juga menyangkut

pengetahuan, pemahaman dan adat kebiasaan tentang manusia alam dan

bagaimana relasi diantara semua penghuni komunitas ekologis ini harus di

bangun. Hal tersebut menunjukan bahwa:

1) Kearifan tardisional adalah milik komunitas.

2) Kearifan tardisional adalah pengetahuan tardisional.

3) Kearifan tardisional bersifat holistik.

4) Kearifan tardisional bersifat sebagai aktifitas moral.

5) Kearifan tardisional bersifat lokal.

Menurut Apriyanto, (2008),kearifan lokal adalah berbagai nilai yang

diciptakan, dikembangkan dan dipertahankan oleh masyarakat yang menjadi

pedoman hidup mereka.

Manusia menjadi penentu terhadap segala aktivitas yang ada di

lingkungannya, keseluruhan komponen sifat, fungsi, gerak, ruang komunikasi

mengisyaratkan bahwa manusia sebagai makluk sosial dengan perilakunya

mempengaruhi kelangsungan hidup dalam masyarakat. Kehidupan kolektif yang

merupakan modal bersama dalam bermasyarakat menunjukan bahwa bangunan

etika, moral, spiritual, sosio-psikologi serta ikatan emosional merupakan fondasi

pemersatu untuk memperkokoh sebuah masyarakat.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Uphoff€¦ · konsisten sebagai alat analisa, baik secara teoritis dan maupun atas pengalaman yang relevan, seperti pada kegiatan local institutional

13

Inilah yang menjadi kunci dalam kehidupan bermasyarakat dengan ciri

masyarakat berkarakter yang mampu membimbing individu dengan segala

perubahan-perubahan yang terjadi di masa sekarang ini. Kearifan lokal atau dalam

bahasa inggris local wisdom yang merupakan konsep yang ingin peniliti jelaskan

secara ringkas dalam bab ini.

Menurut Ridwan, (2007), kearifan lokal atau sering disbut local wisdom

dapat dipahami sebagai usaha dengan meggunakan akal budinya (kognisi) untuk

bertindak dan bersikap terhadap sesuatu objek, atau peristiwa yang terjadi dalam

ruangan tertentu. Pengertian diatas, disusun secara etimologi, dimana

wisdomdipahami sebagai kemampuan seseorang dalam menggunakan akal

pikiranya dalam bertindak atau, bersikap sebagai hasil penilaian terhadap sesuatu,

objek, atau peristiwa yang terjadi. Istilah wisdom sering diartikan

sebagai“kearifan kebijaksanaan”.

Menurut Nugroho, (2007), kebudayaan merupakan keseluruhan yang

kompleks, pada halaman 19 yang didalamnya mengandung pengetahuan

kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan

lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan adalah

sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Satu kesamaan dalam defenisi

tentang kebudayaan adalah Variabel yang menyusun kebudayaan sehingga

dikatakan demikian, dan semua itu memiliki sumber yang sama adalah

masyarakat.

Jadi, masyarakat sangat memiliki peranan yang penting dan banyak dalam

bentuk kebudayaan. Dalam hal ini, tentunya sifat solid yang dimiliki oleh

masyarakat sebagai suatu kesatuan komunitas yang membentuk budaya, akan

mampu mempertahankanya. Dalam pengertian antropologi yag juga merupakan

rumpun ilmu-ilmu sosial, salah satu tokoh terkemuka Clifford Geertz dalam

bukunya yang berjudul pengetahuan lokal mengemukakan sebuah fakta

bagaimana temuan-temuan penelitianya pada masyarakat jawa yag memberikan

pelajaran-pelajaran moral, fenomena kehidupan sehari-hari.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Uphoff€¦ · konsisten sebagai alat analisa, baik secara teoritis dan maupun atas pengalaman yang relevan, seperti pada kegiatan local institutional

14

2.3 Kebudayaan

2.3.1 Pengertian kebudayaan

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J.

Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang

terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh

masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-

Determinism.Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun

temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai

superorganik.

Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian

nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur

sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan

artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.

Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang

kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian,

moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat

seseorang sebagai anggota masyarakat.

Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah

sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai

kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan

meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga

dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.Sedangkan

perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia

sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat

nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial,

religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia

dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

2.3.2 Unsur-Unsur

Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau

unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Uphoff€¦ · konsisten sebagai alat analisa, baik secara teoritis dan maupun atas pengalaman yang relevan, seperti pada kegiatan local institutional

15

Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:

1. alat-alat teknologi.

2. sistem ekonomi.

3. Keluarga.

4. Kekuasaan politik.

2.3.3 Organisasi Ekonomi

Alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan

(keluarga adalah lembaga pendidikan utama), organisasi kekuatan (politik),Wujud

dan komponen(sunting), Wujud: Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan

dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.

2.3.4 Gagasan (wujud ideal)

Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide,

gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya

abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam

kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut

menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari

kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para

penulis warga masyarakat tersebut.

2.3.5 Aktivitas (tindakan)

Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari

manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem

sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling

berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut

pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi

dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.

2.3.6 Artefak (karya)

Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas,

perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau

hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret

di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat,

antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Uphoff€¦ · konsisten sebagai alat analisa, baik secara teoritis dan maupun atas pengalaman yang relevan, seperti pada kegiatan local institutional

16

yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah

kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.

Komponen

Berdasarkan wujudnya tersebut, Budaya memiliki beberapa elemen atau

komponen, menurut ahli antropologi Cateora, yaitu :

2.3.7 Kebudayaan Material

Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata,

konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang

dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhiasan, senjata,

dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti

televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan

mesin cuci.

2.3.8 Kebudayaan non Material

Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari

generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian

tradisional.

2.3.9 Lembaga Sosial

Lembaga sosial dan pendidikan memberikan peran yang banyak dalam

konteks berhubungan dan berkomunikasi di alam masyarakat. Sistem sosial yang

terbentuk dalam suatu Negara akan menjadi dasar dan konsep yang berlaku pada

tatanan sosial masyarakat. Contoh di Indonesia pada kota dan desa dibeberapa

wilayah, wanita tidak perlu sekolah yang tinggi apalagi bekerja pada satu instansi

atau perusahaan. Tetapi di kota – kota besar hal tersebut terbalik, wajar seorang

wanita memilik karier.

2.3.10 Sistem Kepercayaan

Bagaimana masyarakat mengembangkan dan membangun sistem

kepercayaan atau keyakinan terhadap sesuatu, hal ini akan mempengaruhi sistem

penilaian yang ada dalam masyarakat. Sistem keyakinan ini akan mempengaruhi

dalam kebiasaan, bagaimana memandang hidup dan kehidupan, cara mereka

berkonsumsi, sampai dengan cara bagaimana berkomunikasi.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Uphoff€¦ · konsisten sebagai alat analisa, baik secara teoritis dan maupun atas pengalaman yang relevan, seperti pada kegiatan local institutional

17

2.3.11 Estetika

Berhubungan dengan seni dan kesenian, musik, cerita, dongeng, hikayat,

drama dan tari –tarian, yang berlaku dan berkembang dalam masyarakat. Seperti

di Indonesia setiap masyarakatnya memiliki nilai estetika sendiri. Nilai estetika ini

perlu dipahami dalam segala peran, agar pesan yang akan kita sampaikan dapat

mencapai tujuan dan efektif. Misalkan di beberapa wilayah dan bersifat

kedaerahan, setiap akan membangun bagunan jenis apa saja harus meletakan janur

kuning dan buah – buahan, ini sebagai simbol yang mempunyai arti disetiap derah

berbeda. Tetapi di kota besar seperti Jakarta jarang dan mungkin tidak terlihat

masyarakatnya menggunakan cara tersebut.

2.3.12 Bahasa

Bahasa merupakan alat pengantar dalam berkomunikasi, bahasa untuk setiap

wilayah, bagian dan Negara memiliki perbedaan yang sangat kompleks. Dalam

ilmu komunikasi bahasa merupakan komponen komunikasi yang sulit dipahami.

Bahasa memiliki sudut unik dan kompleks, yang hanya dapat dimengerti oleh

pengguna bahasa tersebut. Jadi keunikan dan kekompleksan bahasa ini harus

dipelajari dan dipahami agar komunikasi lebih baik dan efektif dengan

memperoleh nilai empati dan simpati dari orang lain.

2.3.13 Hubungan Antara Unsur-Unsur Kebudayaan

Komponen-komponen atau unsur-unsur utama dari kebudayaan antara lain:

1. Peralatan dan perlengkapan hidup (teknologi).

2. Teknologi merupakan salah satu komponen kebudayaan.

Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta

memelihara segala peralatan dan perlengkapan. Teknologi muncul dalam cara-

cara manusia mengorganisasikan masyarakat, dalam cara-cara mengekspresikan

rasa keindahan, atau dalam memproduksi hasil-hasil kesenian.

Masyarakat kecil yang berpindah-pindah atau masyarakat pedesaan yang

hidup dari pertanian paling sedikit mengenal sembilan macam teknologi

tradisional (disebut juga sistem peralatan dan unsur kebudayaan fisik), yaitu:

1. alat-alat produktif.

2. Senjata.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Uphoff€¦ · konsisten sebagai alat analisa, baik secara teoritis dan maupun atas pengalaman yang relevan, seperti pada kegiatan local institutional

18

3. Wadah.

4. alat-alat menyalakan api.

5. Makanan.

6. Pakaian.

7. tempat berlindung dan perumahan.

8. alat-alat transportasi.

9. Sistem mata pencaharian.

Perhatian para ilmuwan pada sistem mata pencaharian ini terfokus pada

masalah-masalah mata pencaharian tradisional saja, di antaranya:

a) Berburu dan meramu.

b) Beternak.

c) Bercocok tanam di ladang.

d) Menangkap ikan.

2.3.14 Sistem Kekerabatan dan Organisasi Sosial

Sistem kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur

sosial. Meyer Fortes, mengemukakan bahwa sistem kekerabatan suatu masyarakat

dapat dipergunakan untuk menggambarkan struktur sosial dari masyarakat yang

bersangkutan.

Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang

memiliki hubungan darah atau hubungan perkawinan. Anggota kekerabatan terdiri

atas ayah, ibu, anak, menantu, cucu, kakak, adik, paman, bibi, kakek, nenek dan

seterusnya.

Dalam kajian sosiologi-antropologi, ada beberapa macam kelompok

kekerabatan dari yang jumlahnya relatif kecil hingga besar seperti keluarga

ambilineal, klan, fatri, dan paroh masyarakat. Di masyarakat umum kita juga

mengenal kelompok kekerabatan lain seperti keluarga inti, keluarga luas, keluarga

bilateral, dan keluarga unilateral.

Sementara itu, organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk

oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum,

yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa

dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Uphoff€¦ · konsisten sebagai alat analisa, baik secara teoritis dan maupun atas pengalaman yang relevan, seperti pada kegiatan local institutional

19

membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak

dapat mereka capai sendiri.

2.4 Konsep Peranan

Pengertian peranan menurut Soekanto,peran lebih banyak menunjukan pada

fungsi,penyesuaian diri sebagai suatu proses, jadi tepatnya bahwa seseorang

menduduki suatu posisi atau tempat dalam masyarakat serta menjalankan suatu

peranan. Selanjutnya ditemukan aspek-aspek peran sebagai berikut:

1) Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi seseorang

dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-

peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan masyarakat.

2) Peranan adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh individu

dalam masyarakat sebagai organisasi.

3) Peranan juga dapat dilakukan sebagai perilaku individu yang penting sebagai

stuktur sosial masyarakat.

Soerjono Soekanto, (2006: 212), berpendapat bahwa “Peranan merupakan

aspek dinamis kedudukan (status) apabila seseorang melaksanakan hak dan

kewajiban sesuai dengan kedudukannya, dia menjalankan suatu peranan”.

Poerwadarminta,(1995) peranan berasal dari kata peran yaitu pemain

sandiwara, kemudian sesuatu yang menjadi bagian atau memegang pimpinan yang

terutama.Peranan(role) adalah merupakan aspek dinamis dari status, apabila

seseorang melaksanakan hak-hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukan maka

ia telah menjalankan suatu peranan. Sehingga antara status dan peranan tidak

dapat dipisahkan karena yang satu tergantung pada yang lain, demikian pula

sebaliknya dimana tak ada peranan tanpa kedudukan atau tak ada kedudukan

tanpa peranan.Sebagaimana halnya dengan kedudukan maka peranan juga

mempunyai arti bahwa manusia mempunyaimacam-macam peranan yang berasal

dari pola-pola pergaulan hidupnya. Hal ini mengandung arti bahwa peranan

tersebut menentukan apa yang diperbuat oleh masyarakat dan sekaligus

kesempatan-kesempatan apa yang diberikan masyarakat kepadanya.Thoha

mendefenisikan peranan sebagai suatu perilaku yang teratur yang ditimbulkan

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Uphoff€¦ · konsisten sebagai alat analisa, baik secara teoritis dan maupun atas pengalaman yang relevan, seperti pada kegiatan local institutional

20

karena suatu jabatan tertentu, atau karena adanya sesuatu kantor yang mudah

dikenal.

Dalam hubungan timbal balik diatas,kedudukan dan peranan individu

mempunyai arti penting karena langgengnya masyarakat tergantung dan

keseimbangan kepentingan individu. Peranan lebih banyak menempuh pada

fungsi penyusuaian diri dan sebagai suatu proses.

Menurut Davis, (1972), peranan adalah keterlibatan mental pikiran dan emosi

perasaan di dalam situasi kelompok yang mendorong untuk memberikan

sumbangan kepada kelompok dalam usaha yang bersangkutan. Motivasi

seseorang untuk ikut dan terlibat dalam suatu kegiatan, sangat ditentukan oleh

situasi, kondisi toleransi, keadaan dan tempat dimana dia akan berperanserta.

Seseorang dapat berperanserta aktif dalam suatu kegiatan apabila mengetahui

haknya, mengetahui kewajibannya, memiliki tanggungjawab dan memiliki

kesempatan.

Mubiyanto,(1985), menyatakan peranan merupakan kesediaan untuk

membentuk berhasilnya suatu program sesuai dengan kemampuan setiap orang

tanpa mengorbankan kepentingan diri sendiri.

2.5 Defenisi Hukum Adat

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adat adalah aturan (perbuatan dsb)

yang lazim diturut atau dilakukan sejak dahulu kala; cara (kelakuan dsb) yang

sudah menjadi kebiasaan; wujud gagasan kebudayaan yang terdiri atas nilai-nilai

budaya, norma, hukum, dan aturan yang satu dengan lainnya berkaitan menjadi

suatu sistem. Karena istilah adat yang telah diserap kedalam Bahasa Indonesia

menjadi kebiasaan maka istilah hukum adat dapat disamakan dengan hukum

kebiasaan.

Namun menurut Van Dijk, kurang tepat bila hukum adat diartikan sebagai

hukum kebiasaan. Menurutnya hukum kebiasaan adalah kompleks peraturan

hukum yang timbul karena kebiasaan berarti demikian lamanya orang bisa

bertingkah laku menurut suatu cara tertentu sehingga lahir suatu peraturan yang

diterima dan juga diinginkan oleh masyarakat. Jadi, menurut Van Dijk, hukum

adat dan hukum kebiasaan itu memiliki perbedaan.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Uphoff€¦ · konsisten sebagai alat analisa, baik secara teoritis dan maupun atas pengalaman yang relevan, seperti pada kegiatan local institutional

21

Sedangkan menurut Soerjono Soekanto, hukum adat hakikatnya merupakan

hukum kebiasaan, namun kebiasaan yang mempunyai akhibat hukum (das sein

das sollen). Berbeda dengan kebiasaan (dalam arti biasa), kebiasaan yang

merupakan penerapan dari hukum adat adalah perbuatan-perbuatan yang

dilakukan berulang-ulang dalam bentuk yang sama menuju kepada adat itu

sendiri.

Menurut Ter Haar, yang terkenal dengan teorinya Beslissingenleer (teori

keputusan) mengungkapkan bahwa hukum adat mencakup seluruh peraturan-

peraturan yang menjelma di dalam keputusan-keputusan para pejabat hukum yang

mempunyai kewibawaan dan pengaruh, serta di dalam pelaksanaannya berlaku

secara serta merta dan dipatuhi dengan sepenuh hati oleh mereka yang diatur oleh

keputusan tersebut. Keputusan tersebut dapat berupa sebuah persengketaan, akan

tetapi juga diambil berdasarkan kerukunan dan musyawarah. Dalam tulisannya,

Ter Haar juga menyatakan bahwa hukum adat dapat timbul dari keputusan warga

masyarakat.

Syekh,menjelaskan bahwa hukum adat pertama-tama merupakan

persambungan tali antara dulu dengan kemudian, pada pihak adanya atau tiadanya

yang dilihat dari hal yang dilakukan berulang-ulang. Hukum adat tidak terletak

pada peristiwa tersebut melainkan pada apa yang tidak tertulis di belakang

peristiwa tersebut, sedang yang tidak tertulis itu adalah ketentuan keharusan yang

berada di belakang fakta-fakta yang menuntut bertautnya suatu peristiwa dengan

peristiwa lain.

Menurut Cornelis van Vollenhoven,hukum adat adalah keseluruhan aturan

tingkah laku positif yang di satu pihak mempunyai sanksi (hukum) dan di pihak

lain dalam keadaan tidak dikodifikasi (adat). Tingkah laku positif memiliki makna

hukum yang dinyatakan berlaku di sini dan sekarang. Sedangkan sanksi yang

dimaksud adalah reaksi (konsekuensi) dari pihak lain atas suatu pelanggaran

terhadap norma (hukum). Sedang kodifikasi dapat berarti sebagai berikut.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kodifikasi berarti himpunan

berbagai peraturan menjadi undang-undang; atau hal penyusunan kitab

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Uphoff€¦ · konsisten sebagai alat analisa, baik secara teoritis dan maupun atas pengalaman yang relevan, seperti pada kegiatan local institutional

22

perundang-undangan; atau penggolongan hukum dan undang-undang berdasarkan

asas-asas tertentu dalam buku undang-undang yang baku.

Menurut Djojodigoeno,kodifikasi adalah pembukuan secara sistematis suatu

daerah / lapangan bidang hukum tertentu sebagai kesatuan secara bulat (semua

bagian diatur), lengkap (diatur segala unsurnya) dan tuntas (diatur semua soal

yang mungkin terjadi).

Ter Haar, membuat dua perumusan yang menunjukkan perubahan

pendapatnya tentang apa yang dinamakan hukum adat.Hukum adat lahir dan

dipelihara oleh keputusan-keputusan warga masyarakat hukum adat, terutama

keputusan yang berwibawa dari kepala-kepala rakyat (kepala adat) yang

membantu pelaksanaan-pelaksanaan perbuatan-perbuatan hukum, atau dalam hal

pertentangan kepentingan keputusan para hakim yang bertugas mengadili

sengketa, sepanjang keputusan-keputusan tersebut karena kesewenangan atau

kurang pengertian tidak bertentangan dengan keyakinan hukum rakyat, melainkan

senafas dan seirama dengan kesadaran tersebut, diterima, diakui atau setidaknya

tidak-tidaknya ditoleransi.

Hukum adat yang berlaku tersebut hanya dapat diketahui dan dilihat dalam

bentuk keputusan-keputusan para fungsionaris hukum (kekuasaan tidak terbatas

pada dua kekuasaan saja, eksekutif dan yudikatif) tersebut. Keputusan tersebut

tidak hanya keputusan mengenai suatu sengketa yang resmi tetapi juga diluar itu

didasarkan pada musyawarah (kerukunan). Keputusan ini diambil berdasarkan

nilai-nilai yang hidup sesuai dengan alam rohani dan hidup kemasyarakatan

anggota-anggota persekutuan tersebut.

1. Penegak Hukum Adat.

Penegak hukum adat adalah pemuka adat sebagai pemimpin yang sangat disegani

dan besar pengaruhnya dalam lingkungan masyarakat adat untuk menjaga

keutuhan hidup sejahtera.

2. Aneka Hukum

Hukum Adat berbeda di tiap daerah karena pengaruh Agama seperti : Agama :

Hindu, Budha, Islam, Kristen dan sebagainya. Misalnya : di Pulau Jawa dan Bali

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Uphoff€¦ · konsisten sebagai alat analisa, baik secara teoritis dan maupun atas pengalaman yang relevan, seperti pada kegiatan local institutional

23

dipengaruhi agama Hindu, Di Aceh dipengaruhi Agama Islam, Di Ambon dan

Maluku dipengaruhi agama Kristen. Sebagai contoh dari berbagai peradaban :

1. Kerajaan seperti antara lain: Sriwijaya, Airlangga, Majapahit.

2. Masuknya bangsa-bangsa Arab, China, Eropa.

3. Pengakuan Adat oleh Hukum Formal.

Mengenai persoalan penegakhukum adat Indonesia, ini memang sangat

prinsipil karena adat merupakan salah satu cermin bagi bangsa, adat merupakan

identitas bagi bangsa, dan identitas bagi tiap daerah. Maka pada tanggal 24 Juni

1999, telah diterbitkan Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan

Pertanahan Nasional No.5 Tahun 1999 tentang Pedoman Penyelesaian Masalah

Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat.

Peraturan ini memuat kebijaksanaan yang memperjelas prinsip pengakuan

terhadap "hak ulayat dan hak-hak yang serupa itu dari masyarakat hukum adat"

sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 3 UUPA. Kebijaksanaan tersebut

meliputi:

1. Penyamaan persepsi mengenai "hak ulayat" (Pasal 1)

2. Kriteria dan penentuan masih adanya hak ulayat dan hak-hak yang serupa dari

masyarakat hukum adat (Pasal 2 dan 5).

3. Kewenangan masyarakat hukum adat terhadap tanah ulayatnya (Pasal 3 dan 4)

Indonesia merupakan negara yang menganut pluralitas di bidang hukum,

dimana diakui keberadaan hukum barat, hukum agama dan hukum adat. Dalam

praktiknya (deskritif) sebagian masyarakat masih menggunakan hukum adat untuk

mengelola ketertiban di lingkungannya.

2.6 Desa Adat

Dalam UU Desa No 6 Tahun 2014, Desa adat adalah sebuah kesatuan

masyarakat hukum adat yang secara historis mempunyai batas wilayah dan

identitas budaya yang terbentuk atas dasar teritorial yang berwenang mengatur

dan mengurus kepentingan masyarakat Desa berdasarkan hak asal usul.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Uphoff€¦ · konsisten sebagai alat analisa, baik secara teoritis dan maupun atas pengalaman yang relevan, seperti pada kegiatan local institutional

24

2.7 Lembaga Adat

Lembaga adat merupakan salah satu bagian dari lembaga sosial yang memiliki

peran untuk mengatur hal-hal yang berhubungan dengan adat istiadat di tempat

lembaga itu berada.

Menurut Yesmil Anwar dan Adang (2013;204) menjelaskan bahwa, Lembaga

sosial berfungsi sebagai pedoman bagi manusia dalam setiap bersikap dan

bertingkah laku. Lembaga sosial berfungsi sebagai unsur kendali bagi manusia

agar tidak melakukan pelanggaran terhadap norma-norma sosial yang berlaku

dalam kehidupan masyarakat. Dan secara individual lembaga sosial mempunyai

fungsi ganda dalam kehidupan bermasyarakat, yaitu: 1. Mengatur diri pribadi

manusia agar ia dapat bersih dari perasaan-perasaan iri, dengki, benci, dan hal-hal

yangmenyangkut kesucian hati nurani. 2. Mengatur prilaku manusia dalam

masyarakat agar tercipta keselarasan antara kepentingan pribadi dan kepentingan

umum.

Dalam hal ini manusia diharapkan dapat berbuat sopan dan ramah terhadap

orang lain agar dapat tercipta pula suatu kedamaian dan kerukunan hidup

bersama. Sementara menurut Soerjono Soekanto dalam Yesmil dan Adang

(2013:205), Pada dasarnya lembaga kemasyarakatan mempunyai beberapa fungsi,

yaitu antara lain:

1. Memberi pedoman pada anggota-anggota masyarakat, bagaimana mereka harus

bertingkah laku atau bersikap di dalam menghadapai masalah-masalah dalam

masyarakat yang terutama menyangkut kebutuhan-kebutuhan yang bersangkutan.

2. Menjaga keutuhan dari masyarakat yang bersangkutan. 3. Memberikan

pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial

(social control), yaitu sistem pengawasan dari masyarakat terhadap tingkah laku

anggota - anggotanya.

Lembaga adat merupakan kata yang berasal dari gabungan antara kata

lembaga dan kata adat. Kata lembaga dalam bahasa Inggris disebut dengan

institution yang berarti pendirian, lembaga, adat dan kebiasaan. Dari pengertian

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Uphoff€¦ · konsisten sebagai alat analisa, baik secara teoritis dan maupun atas pengalaman yang relevan, seperti pada kegiatan local institutional

25

literatur tersebut, lembaga dapat diartikan sebagai sebuah istilah yang

menunjukkan kepada pola perilaku manusia yang mapan terdiri dari interaksi

sosial yang memiliki struktur dalam suatu kerangka nilai yang relevan. Sehingga

lembaga adat adalah pola perilaku masyarakat adat yang mapan yang terdiri dari

interaksi sosial yang memiliki struktur dalam suatu kerangka nilai adat yang

relevan. Menurut ilmu budaya, lembaga adat diartikan sebagai suatu bentuk

organisasi adat yang tersusun relatif tetap atas pola-pola kelakuan, peranan-

peranan, dan relasi-relasi yang terarah dan mengikat individu, mempunyai otoritas

formal dan sanksi hukum adat guna tercapainya kebutuhan-kebutuhan dasar.

Lembaga adat adalah suatu organisasi kemasyarakatan adat yang dibentuk oleh

suatu masyarakat hukum adat tertentu mempunyai wilayah tertentu dan harta

kekayaan sendiri serta berhak dan berwenang untuk mengatur dan mengurus serta

menyelesaikan hal- hal yang berkaitan dengan adat.

2.8 Penelitian Terdahulu

Dari penelitian ini, adapun penelitian yang sudah di teliti terlebih dahulu yang

terkait dengan peran lembaga adat, budaya serta kearifan lokal antara lain

sebagai berikut:

Tabel 2.1

Peneliti Judul Tujuan

Penelitian

Metode

Penelitian

Hasil Penelitian

Ita Suryani MENGGALI

KEINDAHAN

ALAM DAN

KEARIFAN

LOKAL

SUKU

BADUY (Studi

Kasus Pada

Acara Feature

Dokumenter

“Indonesia

Bagus” di

Stasiun

Televisi

NET.TV)

Mendeskripsik

an bagaimana

suku Baduy

tetap menjaga

alam dan

lingkungan,

kearifan lokal,

adat istiadat

serta pola

kehidupan

sosial budaya

dan ekonomi.

Menggunakan

penelitian

studi kasus

dan

menggunakan

jenis

penelitian

deskriptif-

pendekatan

kualitatif.

“Hal yang menarik dari

masyarakat Baduy yaitu

kearifan lokal mereka

mengenai pandangan terhadap

alam semesta. Masyarakat

Baduy sangat menjaga

keseimbangan dan keselarasan

dengan alam. Maka dari itu,

masyarakat Baduy sangat

menjaga ajaran tentang

menjaga alam serta

melestarikan. Hal tersebut

yang menciptakanmasyarakat

Baduy hidup berdampingan

dengan alam secara harmonis.

Selain itu. masyarakat Baduy

tidak mengeksploitasi alam,

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Uphoff€¦ · konsisten sebagai alat analisa, baik secara teoritis dan maupun atas pengalaman yang relevan, seperti pada kegiatan local institutional

26

mereka menggunakan

seperlunya yang ada di alam

dan disertai dengan pelestarian.

Masyarakat Baduy memiliki

kepercayaan bahwa alam

adalah salah satu titipan maha

kuasa yang harus dijaga dan

dilestarikan. Hal itu sesuai

dengan prinsip ajaran dan

filosofis suku Baduy yaitu

“lojor teu meunang dipotong,

pondok teu meunang

disambung”. Ada pula prinsip

hidup lain masyarakat Baduy

yang selaras dengan alam

adalah petatah-petitih suku

Baduy yaitu: Gunung tak

diperkenankan dilebur Lembah

tak diperkenankan dirusak

Larangan tak boleh di rubah

Panjang tak boleh dipotong

Pendek tak boleh disambung

yang bukan harus ditolak yang

jangan harus dilarang yang

benar haruslah dibenarkan.

Ni Wayan

Sartini

MENGGALI

NILAI

KEARIFAN

LOKAL

BUDAYA JAWA

LEWAT

UNGKAPAN

(BEBASAN,

SALOKA, DAN

PARIBASA)

Mendiskripsik

an Nilai

Kearifan Lokal

Budaya Jawa

Lewat

Ungkapan

(Bebasan,

Saloka, dan

Paribasa)

Pendekatanku

alitatif dan

jenis

penelitian

deskriptif.

Ungkapan-ungkapan dalam

bahasa Jawa mengandung

banyak nilai ajaran moral

yang mungkin bisa diterima

oleh etnis lain. Nilai-nilai itu

antara lain (a) ungkapan

yang menggambarkan

hubungan manusia dengan

Tuhan, (b)ungkapan yang

menggambarkan hubungan

manusia dengan manusia, (c)

ungkapan yang

menggambarkan sikap dan

pandangan hidup, (d)

ungkapan yang

menggambarkan tekad kuat.

Di samping itu, ada ungkapan

yang mencerminkan sikap

yang buruk dan tidak perlu

dikembangkan dalam

kehidupan sehari-hari.

Budaya dalam wujudnya

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Uphoff€¦ · konsisten sebagai alat analisa, baik secara teoritis dan maupun atas pengalaman yang relevan, seperti pada kegiatan local institutional

27

Dari hasil penelitian diatas, memiliki kesamaan yaitu terkait dengan kebudayaan

dan kearifan lokal. Adapun perbedaan yang lebih spesifik dari apa yang penulis

teliti sekarang yaitu mengenai peran lembaga adat dalam pelestarian kearifan

dapat berupa budaya materi

dan nonmateri. Keduanya

menjadi alat perekat

masyarakat. Budaya dapat

diamati melalui unsur bahasa,

antara lain melalui kosakata

dan ungkapan-ungkapannya.

Konsep nilai budaya materi

dianggap bernilai tinggi bila

dibandingkan dengan budaya

nonmateri (cara berpikir, cara

memandang sesuatu) pada

zamannya. Kecenderungan

sekarang konsep nilai budaya

nonmateri semakin pudar

karena pengaruh konsep

kehidupan materi yang

dianggap sebagai ciri

kebudayaan modern.

Zulkarnain

, Asdi

Agustar,

Rudi

Febriaman

syah

KEARIFAN

LOKAL

DALAM

PEMANFAAT

AN DAN

PELESTARIA

N

SUMBERDA

YA PESISIR

(Studi Kasus di

Desa Panglima

Raja

Kecamatan

Concong

Kabupaten

Indragiri Hilir

Propinsi Riau)

Mengidentifika

si dan

menganalisis

peran

kelembagaan

lokal yang

berkaitan

dengan

kearifan lokal

tersebut.

Penelitian ini

menggunakan

metode studi

kasus dengan

pendekatan

kualitatif,

menghasilkan

data deskriptif.

Peran lembaga adat terhadap

kearifan lokal mengalami

kemunduran sejakzaman

kerajaan. Pemerintahan

nasional meneruskan saja

sistem dan cara-cara yang

sudah berlaku. Lembaga

pemerintahan desa dalam hal

ini belum berperan maksimal

dalam mengakomodir nilai-

nilai kearifan lokal secara

partisipatif. Oleh karna itu

Peran lembaga pemerintahan

desa diharapkan mampu

membuat perdes yang

mangakomodir nilai, norma

dan prinsip yang dianut

masyarakat lokal.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Uphoff€¦ · konsisten sebagai alat analisa, baik secara teoritis dan maupun atas pengalaman yang relevan, seperti pada kegiatan local institutional

28

lokal. Namun penelitian ini akan menjadi acuan bagi penulis untuk meneliti yang

terkait dengan kebudayaan dan kearifan lokal.

2.9 Kerangka Pikir

Gambar 1.

Kerangka Pikir