bab ii landasan teori 2.1 teori basis data 2.1.1 ... · pdf filemeningkatkan cadangan dan...
TRANSCRIPT
9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Basis Data
2.1.1 Pengertian Basis Data
Basis data adalah sekumpulan data yang saling berhubungan secara logikal,
dirancang untuk memenuhi kebutuhan organisasi (Connolly dan Begg, 2005, p15).
Sedangkan sistem basis data adalah sekumpulan aplikasi program yang
berinteraksi dengan basis data melalui DBMS dan basis data itu sendiri (Connolly
dan Begg, 2005, p4).
Basis data adalah sekumpulan data dari persisten yang digunakan oleh
aplikasi sistem dari perusahaan (C.J. Date, 2000, p2). Sedangkan sistem basis data
pada dasarnya merupakan suatu sistem penyimpanan record yang
terkomputerisasi. Sistem basis data terdiri dari empat komponen, yaitu: data,
hardware, software, pengguna (C.J. Date, 2000, p5).
Dari sumber-sumber definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa basis
data adalah sekumpulan relasi data persisten yang secara logika terhubung dimana
data tersebut merupakan deskripsi dari satu atau lebih aktivitas dari organisasi
yang bersangkutan yang digunakan oleh aplikasi sistem perusahaan yang dibagi
dan saling berhubungan yang dirancang demi memenuhi kebutuhan organisasi.
Sedangkan sistem basis data dapat disimpulkan sebagai sekumpulan aplikasi
program yang saling berinteraksi dengan basis data melalui DBMS dan basis data
10
itu sendiri dan juga merupakan suatu sistem penyimpanan record yang sudah
terkomputerisasi.
2.1.2 Database Management System (DBMS)
2.1.2.1 Definisi DBMS
DBMS adalah salah satu sistem perangkat lunak yang memungkinkan
pengguna untuk mendefinisikan , membuat, memelihara, dan mengendalikan
akses terhadap sistem basis data (Connolly dan Begg, 2005, p16).
DBMS adalah perangkat lunak yang menangani semua berkas ke basis data
(C.J. Date, 2000, p43).
Dari definisi - definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa DBMS adalah
suatu sistem perangkat lunak yang didesain untuk menangani pengelolaan dan
penggunaan dari suatu kumpulan data, serta memungkinkan pengguna untuk
mendefinisikan, membuat, memelihara, dan mengendalikan akses terhadap
sistem basis data.
2.1.2.2 Fungsi-fungsi dasar DBMS
Menurut C.J. Date (2000,p44-p46), ada beberapa fungsi-fungsi dasar yang
harus didukung oleh DBMS adalah:
1. Pendefinisian data (data definition)
DBMS harus dapat menerima pendefinisian data (skema eksternal, skema
konseptual, dan semua asosiasi pemetaan) dari sumber dan mengkonversikan
ke dalam bentuk objek yang sesuai.
11
2. Manipulasi data (data manipulation)
DBMS harus dapat menangani permintaan untuk mengambil,
memperbaharui atau menghapus data yang sudah ada di basis data, maupun
menambah data baru ke dalam basis data.
3. Optimalisasi dan eksekusi (optimization and execution)
Permintaan Data Manipulation Language (DML) harus diproses
dikomponen pengoptimalisasi yang bertujuan untuk menentukan cara yang
efisien untuk implementasi permintaan. Permintaan yang telah dioptimalisasi
kemudian dieksekusi di bawah kendali re-time manager.
4. Keamanan dan integritas data (data security and integrity)
DBMS harus mengawasi permintaan pengguna dan menolak gangguan yang
dapat membahayakan keamanan dan integrity constraint yang sudah
ditentukan oleh Database Administrator (DBA).
5. Perbaikan data dan konkurensi (data recovery and concurrency)
DBMS yang dapat juga disebut Transaction Processing Monitor (TP
Monitor) harus melakukan kendali perbaikan dan konkurensi.
6. Kamus data (data dictionary)
Kamus data berisi “data mengenai data” adalah definisi dari objek lain di
sistem. Semua skema dan pemetaan, berbagai sistem keamanan, dan
integrity constraint akan disimpan, baik di sumber maupun bentuk objek di
dalam kamus data.
7. Kinerja (performance)
DBMS harus dapat mengerjakan semua tugas seefektif mungkin.
12
2.1.2.3 Keuntungan dan Kelemahan DBMS
Keuntungan Database Management System menurut Connolly dan Begg
(2005, p26-p29), antara lain:
1. Pengendalian redudansi data (control of data redundancy)
Pendekatan basis data berupaya untuk menghilangkan redundansi dengan
mengintegrasikan file sehingga beberapa salinan dari data yang sama tidak
tersimpan. Namun, pendekatan basis data tidak sepenuhnya menghilangkan
redundansi, tetapi mengendalikan jumlah redundansi yang melekat dalam
basis data. Sebagai contoh, ketika kita menyimpan data yang sama untuk
properti sewa dan pelanggan didalam Penjualan dan Departemen Kontrak,
data tersebut mungkin saja redundan.
2. Konsistensi data (data consistency)
Dengan menghilangkan atau mengendalikan redundansi, kita mengurangi
resiko terjadinya ketidakkonsistenan. Jika item data disimpan hanya sekali
didalam basis data, setiap update dari data tersebut dilakukan hanya sekali
dan data yang baru langsung tersedia untuk semua pengguna. Jika item data
disimpan lebih dari sekali, sistem dapat memastikan bahwa semua salinan
dari item data tersebut tetap konsisten. Sayangnya, banyak dari DBMSs saat
ini tidak secara otomatis memastikan konsistensi data.
3. Informasi untuk jumlah data yang sama (more information from the same
amount of data )
Dengan adanya integrasi data operasional, maka memungkinkan organisasi
untuk memperoleh informasi tambahan dari data yang sama.
13
4. Berbagi data (sharing of data)
Umumnya, file dimiliki dan digunakan oleh seseorang atau suatu
departemen. Di sisi lain, basis data dimiliki keseluruhan organisasi dan dapat
dibagi oleh semua pengguna yang berwenang. Dengan cara ini, semakin
banyak pengguna yang berbagi semakin banyak pula datanya. Selain itu,
aplikasi baru dapat dibangun diatas data yang sudah ada dalam basis data
dan hanya menambahkan data yang belum tersimpan didalam basis data.
Aplikasi baru juga dapat bergantung pada fungsi yang disediakan oleh
DBMS, seperti definisi dan manipulasi data, kontrol pemulihan, daripada
harus menyediakan fungsi-fungsi itu sendiri.
5. Meningkatkan integritas data (improved data integrity)
Integritas basis data mengacu pada validitas dan konsistensi data yang
tersimpan. Integritas biasanya dinyatakan dalam persyaratan dari constraints,
yang merupakan aturan konsistensi yang tidak boleh dilanggar oleh basis
data. Constraints dapat berlaku untuk item data dalam single record atau
hubungan antara record. Sebagai contoh, sebuah batasan integritas dapat
menyatakan bahwa gaji karyawan tidak dapat lebih besar dari $40,000 atau
jumlah cabang yang berada dalam catatan karyawan mewakili cabang
dimana karyawan bekerja, harus sesuai dengan kantor cabang yang ada.
Integrasi memungkinkan DBA untuk menetapkan dan DBMS untuk
menerapkan integrity constraints.
14
6. Meningkatkan keamanan (improved security)
Keamanan basis data adalah perlindungan basis data dari pengguna yang
tidak berhak. Tanpa tindakan keamanan yang cocok, integrasi membuat data
lebih rentan daripada file berbasis sistem. Namun, integrasi memungkinkan
DBA untuk menetapkan dan DBMS untuk menegakkan keamanan basis
data. Hal ini dapat berupa username dan password untuk mengidentifikasi
orang yang berwenang untuk menggunakan basis data. Akses data oleh
pengguna yang berwenang mungkin dibatasi oleh jenis operasi (retrieval,
insert, update, delete). Sebagai contoh, DBA memiliki akses ke semua data
didalam basis data, seorang manajer cabang dapat memiliki akses ke semua
data yang berhubungan dengannya atau kantor cabangnya, dan seorang
asisten penjualan mungkin memiliki akses ke semua data yang berhubungan
dengan properti tetapi tidak memiliki akses ke data sensitif seperti rincian
gaji karyawan.
7. Penegakan standar (enforcement of standards)
Integrasi memungkinkan DBA untuk menetapkan dan menegakkan standar
yang diperlukan. Hal ini dapat mencakup departemen, organisasi, standar
nasional atau internasional untuk hal-hal seperti format data untuk
memfasilitasi pertukaran data antara sistem, konvensi penamaan, standar
dokumentasi, update prosedur, dan aturan akses.
8. Ekonomi skala (economy of scale)
Menggabungkan semua data operasional organisasi ke dalam satu basis data
dan membuat aplikasi yang bekerja pada salah satu sumber data dapat
15
menghasilkan penghematan biaya. Dalam kasus ini, anggaran yang biasanya
akan dialokasikan untuk masing-masing departemen untuk pengembangan
dan pemeliharaan sistem berbasis file yang dapat digabungkan, mungkin
mengakibatkan total biaya yang lebih rendah, yang menyebabkan ekonomi
skala. Anggaran gabungan dapat digunakan untuk membeli konfigurasi
sistem yang lebih cocok dengan kebutuhan organisasi. Hal ini bisa terdiri
dari satu komputer yang besar, kuat atau jaringan komputer yang lebih kecil.
9. Keseimbangan ketentuan yang bertentangan (balance of conflicting
requirements)
Setiap pengguna atau departemen memiliki kebutuhan yang mungkin
bertentangan dengan kebutuhan pengguna lain. Basis data berada dibawah
kontrol DBA, DBA dapat membuat keputusan tentang desain dan
penggunaan operasional dari basis data yang menyediakan penggunaan
sumber daya terbaik bagi organisasi secara keseluruhan. Keputusan ini akan
memberikan performa yang optimal untuk aplikasi penting.
10. Meningkatkan aksesibilitas dan respon data (improved data accessibility and
responsiveness)
Sebagai hasil integrasi, data yang melintasi batas-batas departemental secara
langsung diakses oleh pengguna akhir. Hal ini menyediakan sistem dengan
fungsionalitas yang lebih, misalnya, akan digunakan untuk menyediakan
layanan yang lebih baik kepada pengguna akhir atau klien organisasi.
Banyak DBMS menyediakan bahasa query yang memungkinkan pengguna
untuk mengajukan pertanyaan ad-hoc yang menghasilkan informasi yang
16
diperlukan langsung di terminal mereka tanpa memerlukan programmer.
Sebagai contoh, seorang manajer cabang bisa membuat daftar sewa bulanan
semua flat yang lebih besar dari $400 dengan memasukkan perintah SQL
berikut pada terminal.
SELECT*
FROM PropertyForRent
WHERE type = ‘Flat’ AND rent > 400;
11. Meningkatkan produktivitas (increased productivity)
DBMS menyediakan penanganan semua file tingkat rendah secara rutin yang
khas didalam program aplikasi. Penyediaan fungsi ini memungkinkan
programmer untuk berkonsentrasi pada fungsi spesifik yang dibutuhkan oleh
pengguna tanpa harus khawatir tentang implementasi rincian tingkat rendah.
Banyak DBMS yang juga menyederhanakan pengembangan aplikasi basis
data. Hasilnya produktivitas programmer meningkat dan mengurangi waktu
pengembangan.
12. Meningkatan pemeliharaan melalui independensi data (improved
maintenance through data independence)
Dalam sistem berbasis file, deskripsi data dan logika untuk mengakses data
yang dibangun ke dalam setiap program aplikasi, membuat program
bergantung pada data. Perubahan pada struktur data, misalnya membuat
alamat iklan 41 karakter, bukan 40 karakter atau perubahan dengan cara data
disimpan pada disk, dapat memerlukan perubahan yang substansial (besar)
untuk program yang dipengaruhi oleh perubahan. Sebaliknya, DBMS yang
17
memisahkan deskripsi data yang dikenal sebagai independensi data.
Penyediaan independensi data menyederhanakan pemeliharaan aplikasi basis
data.
13. Meningkatkan konkurensi (increased concurrency)
Dalam beberapa sistem berbasis file, jika dua atau lebih pengguna
diperbolehkan untuk mengakses file yang sama secara bersamaan
kemungkinan akses tersebut akan mengganggu satu sama lain. Hal ini
mengakibatkan hilangnya informasi atau bahkan hilangnya integritas.
Banyak DBMSs mengelola akses basis data bersamaan dan memastikan
masalah tersebut tidak dapat terjadi.
14. Meningkatkan cadangan dan pemulihan layanan (improved backup and
recovery services)
Banyak sistem berbasis file meletakkan tanggung jawab pada pengguna
untuk memberikan langkah-langkah untuk melindungi data dari kegagalan
sistem komputer atau program aplikasi. Hal ini bisa berarti mengambil
backup data, apabila terjadi kegagalan, cadangan dipulihkan dan pekerjaan
yang telah terjadi sejak backup yang hilang dan harus dimasukkan kembali.
Sebaliknya, DBMS modern menyediakan fasilitas untuk meminimalkan
jumlah pengolahan data yang hilang setelah kegagalan.
18
Kelemahan penggunaan DBMS antara lain sebagai berikut (Connolly dan
Begg, 2005, p695-p696) :
1. Kompleksitas (complexity)
Keinginan untuk membuat DBMS yang baik akan membuat DBMS tersebut
menjadi perangkat lunak yang kompleks. Perancang dan pembuat basis data,
pengelola data dan basis data, serta pengguna akhir harus memahami
fungsionalitasnya agar dapat memperoleh keuntungan dari DBMS tersebut.
Apabila terjadi kesalahan dalam mengerti, sistem akan menghasilkan
rancangan yang buruk yang akhirnya akan berdampak buruk bagi suatu
organisasi atau perusahaan.
2. Ukuran (size)
Fungsionalitas yang kompleks membuat DBMS menjadi perangkat lunak
yang memiliki ukuran besar dan membutuhkan tempat yang besar pula di
memori agar dapat bekerja secara efisien.
3. Biaya DBMS (cost of DBMS)
Biaya DBMS bervariasi sesuai dengan lingkungan dan fungsionalitas yang
disediakan. Selain itu ada juga biaya perawatan per tahun.
4. Biaya tambahan untuk perangkat keras (additional hardware cost)
Tempat penyimpanan untuk DBMS dan basis data yang dibutuhkan
mengakibatkan biaya tambahan. Selain itu, untuk menghasilkan kinerja yang
diinginkan, maka mungkin pembelian mesin yang lebih besar dibutuhkan
bahkan mungkin sebuah mesin tersendiri untuk menjalankan DBMS.
19
5. Biaya konversi (cost of conversion)
Alam beberapa situasi, biaya DBMS dan tambahan perangkat keras
(hardware) bisa tidak sebanding dengan biaya untuk mengkonversikan
aplikasi yang sudah ada untuk berjalan pada DBMS yang baru dan perangkat
kerasnya (hardware). Biaya ini termasuk biaya pelatihan karyawan untuk
menggunakan sistem yang baru, dan kemungkinan mempekerjakan
karyawan ahli untuk membantu konversi dan menjalankan sistem.
6. Kinerja (performance)
DBMS ditulis menjadi lebih umum untuk mendukung banyak aplikasi.
Akibatnya beberapa aplikasi bisa tidak berjalan dengan kecepatan yang
seharusnya.
7. Dampak yang lebih besar dari kegagalan (higher impact of a failure)
Sumber data yang tersentralisasi meningkatkan kerentanan dari sistem. Sejak
semua pengguna dan aplikasi bergantung kepada ketersediaan dalam DBMS,
kegagalan dari beberapa komponen bisa mengakibatkan operasi terhenti.
2.2 Siklus Basis Data
Ketika sistem basis data menjadi komponen mendasar dari suatu sistem
informasi organisasi yang lebih besar dan luas, maka siklus aplikasi basis data
dihubungkan dengan siklus hidup sistem informasi.
20
Gambar 2.1 S iklus Basis Data
Penjelasan siklus basis data (Connolly dan Begg, 2005, p285-p306) :
2.2.1 Perencanaan Basis Data (Database Planning)
Perencanaan basis data atau database planning merupakan aktivitas
manajemen yang memungkinkan tahapan dari siklus basis data direalisasikan
seefisien dan seefektif mungkin. Perencanaan basis data harus terintegrasi
dengan keseluruhan strategi sistem informasi organisasi. Terdapat tiga hal pokok
yang berkaitan dengan strategi sistem informasi, yaitu:
21
a. Identifikasi rencana dan sasaran dari perusahaan termasuk mengenai
informasi yang dibutuhkan.
b. Evaluasi sistem informasi yang ada untuk menetapkan kelebihan dan
kekurangan yang dimiliki.
c. Penaksiran kesempatan teknologi informasi yang mungkin memberikan
keuntungan kompetitif.
2.2.2 Pendefinisian Sistem (System Definition)
Pendefinisian sistem menggambarkan batasan-batasan dan cakupan dari
aplikasi basis data dan sudut pandang pengguna (user view) yang utama. User
view mendefinisikan apa yang dibutuhkan dari suatu sistem basis data melalui
beberapa perspektif.
Sistem basis data dapat memiliki satu user view atau lebih. Identifikasi user
view merupakan aspek penting dalam pengembangan sistem basis data karena
membantu untuk memastikan bahwa tidak ada pengguna utama dari suatu basis
data yang terlupakan saat mengembangkan kebutuhan untuk basis data yang
baru. User view juga membantu dalam pengembangan sistem basis data yang
kompleks dengan memungkinkan kebutuhan di pecah menjadi bagian-bagian
yang lebih mudah dikelola.
2.2.3 Analisis dan Pengumpulan Kebutuhan (Requirements Collection and
Analysis)
Analisis dan pengumpulan kebutuhan merupakan suatu proses pengumpulan
dan menganalisis informasi mengenai bagian dari organisasi yang didukung oleh
22
sistem basis data, dan menggunakan informasi tersebut untuk identifikasi
kebutuhan pengguna pada sistem baru. Informasi yang dikumpulkan untuk setiap
user view utama meliputi:
a. Deskripsi data yang digunakan atau dihasilkan.
b. Detail mengenai bagaimana data digunakan atau dihasilkan.
c. Beberapa kebutuhan tambahan untuk aplikasi basis data yang baru.
2.2.4 Perancangan Basis Data (Database Design)
Perancangan basis data merupakan suatu proses pembuatan sebuah desain
yang akan mendukung tujuan dan operasi dari perusahaan untuk kebutuhan
sistem basis data (Connolly, 2005, p281). Tujuan utama perancangan basis data
adalah sebagai berikut:
a. Merepresentasikan data dan relationship antar data yang dibutuhkan oleh
seluruh area aplikasi dan grup pengguna.
b. Menyediakan model data yang mendukung segala transaksi yang diperlukan
pada data.
c. Menspesifikasikan rancangan minimal yang secara tepat disusun untuk
memenuhi kebutuhan performa yang ditetapkan pada sistem.
Perancangan suatu basis data terdiri dari tiga fase utama, yaitu perancangan
basis data konseptual (Conceptual Database Design), perancangan basis data
logikal (Logical Database Design), dan perancangan basis data fisikal (Physical
Database Design) (Connolly, 2005, p442-p536).
23
2.2.4.1 Perancangan Basis Data Konseptual (Conceptual Database Design)
Perancangan basis data konseptual adalah proses membangun sebuah model
informasi yang digunakan di perusahaan, yang terlepas dari semua
pertimbangan-pertimbangan fisik (Connolly, 2005, p439). Tujuan dari
perancangan basis data konseptual adalah mengidentifikasi entitas penting
beserta atribut-atributnya dan hubungan antara entitas yang satu dengan entitas
yang lain (Connolly, 2005, p442).
Langkah 1 : Membangun model data konseptual
Perancangan basis data konseptual dimulai dengan penciptaan model data
konseptual perusahaan, yang seluruhnya independen dari rincian implementasi
seperti tujuan DBMS, program aplikasi, programming languages, hardware
platform, isu kinerja, atau pertimbangan fisik lainnya.
Tahapan-tahapan yang dilakukan pada langkah pertama adalah :
1.1 Mengidentifikasi tipe entitas
Mendefinisikan objek-objek utama user. Objek-objek ini merupakan tipe-
tipe entitas untuk model tersebut. Salah satu metode untuk
mengidentifikasi entitas adalah dengan memeriksa spesifikasi kebutuhan
user dengan mengidentifikasi kata benda. Contohnya adalah staff number,
staff name, property number, property room dan sebagainya.
1.2 Mengidentifikasi tipe relationship
Setelah mengidentifikasi tipe entitas, langkah selanjutnya yaitu
mengidentifikasikan semua relasi-relasi penting yang ada diantara tipe
entitas yang telah diidentifikasikan. Setelah mengidentifikasikan relasi,
24
langkah selanjutnya yaitu menentukan multiplicity dari setiap relasi.
Batasan multiply digunakan untuk memeriksa dan memelihara kualitas
data.
1.3 Mengidentifikasi dan menghubungkan atribut dengan tipe entitas atau
relationship
Langkah berikutnya yaitu mengidentifikasi atribut-atribut yang terdapat
dalam suatu entitas. Biasanya berupa kata benda atau frasa kata benda dari
spesifikasi kebutuhan user. Ada 3 jenis atribut, yaitu : Simple atau
composite attributes, single atau multi-value attributes, derived attributes.
1.4 Menentukan domain atribut
Tahap ini bertujuan untuk menentukan domain atribut di model data
konseptual lokal. Domain merupakan kumpulan nilai-nilai yang
diperbolehkan untuk satu atau lebih atribut. Sebuah model data yang baik
menentukan domain untuk setiap atribut dan termasuk sekumpulan nilai-
nilai yang diperbolehkan untuk atribut juga ukuran dan format dari atribut.
1.5 Menentukan atribut candidate key dan primary key
Candidate key adalah kunci yang unik atau tidak mungkin sama atau
berbeda dengan yang lain, dapat dipakai untuk mengidentifikasi satu baris
dalam tipe entitas. Primary key adalah candidate key yang dipilih sebagai
kunci primer untuk mengidentifikasikan setiap entitas. Langkah ini
bertujuan untuk mengidentifikasi candidate key untuk setiap tipe entitas,
jika terdapat lebih dari satu candidate key kemudian pilih salah satunya
menjadi primary key.
25
1.6 Mempertimbangkan penggunaan enhanced modeling concepts (optional
step)
Mempertimbangkan penggunaan enhanced modeling concepts seperti
specialization atau generalization, aggregation, dan composition. Jika
memilih pendekatan specialization, usahakan untuk memperhatikan
perbedaan antara entitas dengan mendefinisikan satu atau lebih subclass
dari sebuah entitas superclass. Jika memilih menggunakan pendekatan
generalization, usahakan untuk mengidentifikasikan fitur-fitur umum
antara entitas untuk mendefinisikan generalisasi entitas superclass.
Pendekatan aggregation digunakan untuk mempresentasikan hubungan
“mempunyai sesuatu” atau “bagian dari” relasi antara tipe-tipe entitas,
dimana yang satu mempresentasikan “keseluruhan” dan yang lain sebagai
“bagiannya”. Pendekatan composition digunakan untuk mempresentasikan
sebuah asosiasi antara tipe-tipe entitas dimana terdapat kepemilikan yang
kuat dan keterhubungan antara “keseluruhan” dan “bagiannya”.
1.7 Cek model untuk redudansi
Tahap ini bertujuan untuk memeriksa model data konseptual lokal, apakah
masih ada redudansi pada model. Dua aktivitas pada tahap ini, yaitu :
a. Memeriksa kembali relasi one-to-one (1 :1)
Saat identifikasi entitas, mungkin saja kita menemukan dua entitas
yang merepresentasikan objek yang sama pada perusahaan. Untuk
kejadian ini kedua entitas tersebut harus digabungkan. Jika primary
26
key berbeda, pilih salah satu untuk menjadi primary key dan biarkan
yang lain menjadi alternate key.
b. Menghilangkan relasi yang redudan
Data model yang baik sangat diharapkan untuk tidak memiliki relasi
yang redudan. Suatu relasi dikatakan redudansi jika terdapat informasi
yang sama yang diperbolehkan oleh relasi lain.
1.8 Validasi model konseptual lokal dengan transaksi user
Tahap ini bertujuan untuk memastikan bahwa model konseptual
mendukung kebutuhan transaksi yang diperlukan bagi view. Dua
pendekatan untuk memastikan model data konseptual mendukung
kebutuhan transaksi, yaitu :
a. Mendeskripsikan transaksi
Memeriksa apakah semua informasi (entitas, relasi, dan atributnya)
yang dibutuhkan oleh setiap transaksi telah disediakan oleh model,
dengan mendokumentasikan sebuah deskripsi dari setiap kebutuhan
transaksi.
b. Menggunakan jalur transaksi
Memvalidasi model data terhadap kebutuhan transaksi yang
melibatkan diagram yang merepresentasikan jalur setiap transaksi
dalam diagram ER.
1.9 Meninjau kembali model data konseptual lokal dengan user
Pada langkah ini, user akan meninjau ulang model data konseptual. Jika
terjadi anomali pada model data, maka harus dilakukan perubahan yang
27
mungkin memerlukan pengulangan langkah-langkah sebelumnya. Proses
ini akan terus diulang sampai model data benar-benar menjadi representasi
aktual dari perusahaan.
2.2.4.2 Perancangan Basis Data Logikal (Logical Database Design)
Perancangan basis data logikal adalah suatu proses membangun sebuah
model data yang digunakan pada perusahaan berdasarkan sebuah model data
spesifik, tetapi terlepas dari DBMS dan pertimbangan fisik lainnya (Connolly,
2005, p439).
Tujuan perancangan basis data logikal adalah untuk menerjemahkan model
data konseptual menjadi model data logikal dari basis data yang meliputi
perancangan relasi-relasi dan kemudian memvalidasi model tersebut untuk
mengecek apakah sudah terstruktur dengan benar dan mampu mendukung
kebutuhan transaksi (Connolly, 2005, p462).
Langkah 2 : Membangun dan memvalidasi model data logikal
Langkah ini bertujuan untuk membangun model data logikal dari model data
konseptual, yang telah didapatkan pada tahap sebelumnya, yang
merepresentasikan view tertentu untuk menjamin agar strukturnya benar dan
mendukung kebutuhan transaksi suatu perusahaan. Tahapan-tahapan yang
dilakukan pada langkah kedua adalah :
2.1 Menurunkan relasi untuk model data logikal
Tahap ini bertujuan untuk membuat relasi untuk model data logikal untuk
merepresentasikan entitas, relasi dan atribut yang telah diidentifikasikan.
28
Cara–cara yang dapat dilakukan untuk mendapatkan relasi dari data model
yang ada adalah tipe entitas kuat, tipe entitas lemah, tipe relasi binary one-
to-many (1:*), tipe relasi binary one-to-one (1:1), relasi rekursif one-to-one
(1:1), tipe relasi superclass/subclass, tipe relasi binary many-to-many (*:*),
tipe relasi kompleks, atribut multi-valued.
2.2 Validasi relasi-relasi menggunakan normalisasi
Normalisasi digunakan untuk memastikan relasi dan atribut yang
mendukung kebutuhan dari perusahaan. Juga redudansi data yang minimal
pada relasi untuk menghindari masalah yang mungkin terjadi. Proses
normalisasi terdiri dari UNF, 1NF, 2NF, 3NF.
2.3 Validasi relasi-relasi terhadap transaksi user
Tujuan pada tahap ini yaitu untuk memvalidasi model data logikal untuk
memastikan bahwa model data mendukung kebutuhan transaksi yang telah
tercantum didalam spesifikasi kebutuhan user. Validasi transaksi seperti ini
sudah dilakukan pada tahap 1.8, namun kembali dilakukan untuk
memeriksa relasi-relasi yang telah dibuat pada langkah sebelumnya juga
mendukung transaksi ini. Juga untuk memastikan tidak terdapat kesalahan
dalam pembuatan relasi-relasi.
2.4 Memeriksa integrity constraint
Integrity constraint adalah batasan-batasan yang harus ditentukan untuk
melindungi basis data agar tetap konsisten (Connolly & Begg, 2005, p474).
Tipe integrity constraint, yaitu :
a. Required data (data/ nilai yang valid)
29
b. Batasan domain atribut
c. Multiplicity
d. Integritas entitas (entity integrity)
Primary key pada entitas tidak boleh null.
e. Integritas referensial (referential integrity), adalah jika foreign key
berisi sebuah nilai yang nilainya harus menunjukan baris yang ada
pada relasi induknya.
f. General Constraints
2.5 Meninjau Kembali model data logikal dengan user
Tahapan ini memastikan bahwa model data logikal lokal yang terbentuk
merupakan representasi dari perusahaan.
2.6 Menggabungkan model data logikal ke dalam model global (optional step)
Tahapan ini bertujuan untuk menggabungkan model data logical lokal ke
dalam data model single global logical yang mewakili semua user views
dari basis data. Aktivitas dalam tahap ini, yaitu :
a. Menggabungkan model data logikal lokal ke dalam model global
b. Validasi model data logikal global
c. Meninjau kembali model data logikal global dengan user
2.7 Memeriksa perkembangan di masa depan
Tujuan dari tahap ini adalah untuk menentukan apakah ada perubahan yang
signifikan di masa depan dan untuk memperkirakan apakah model data
logikal bisa mengakomodasi perubahan tersebut.
30
2.2.4.3 Perancangan Basis Data Fisikal (Physical Database Design)
Perancangan basis data fisikal adalah proses untuk menghasilkan deskripsi
dari pengimplementasian suatu basis data pada media penyimpanan kedua. Juga
menjelaskan relasi dasar, pengaturan file, dan indeks yang digunakan untuk
mencapai akses data yang efisien, integrity constraint yang terkait, serta ukuran
keamanan (Connolly & Begg, 2005, p496).
Langkah 3 : Menerjemahkan model data logikal global untuk target DBMS
Langkah ini bertujuan untuk menghasilkan skema basis data relational dari
model data logikal yang dapat diimplementasikan pada DBMS pilihan. Bagian
pertama dari proses ini melibatkan perbandingan informasi yang dikumpulkan
selama perancangan basis data logikal. Sedangkan bagian kedua dari proses ini
menggunakan informasi tersebut untuk menghasilkan desain relasi dasar. Proses
ini memerlukan pengetahuan yang mendalam mengenai fungsionalitas yang
ditawarkan oleh DBMS pilihan.
3.1 Merancang relasi dasar
Menentukan bagaimana mempresentasikan relasi dasar dalam model data
logikal ke dalam DBMS.
3.2 Merancang representasi dari derived data
Menentukan bagaimana mempresentasikan beberapa derived data yang
terdapat dalam model data logikal ke dalam DBMS.
3.3 Merancang general constraints
Perubahan terhadap data dapat dibatasi oleh general constraint yang
mengatur transaksi dalam “dunia nyata”. Perancangan batasan ini
31
tergantung pada pemilihan DBMS yang akan digunakan. Beberapa DBMS
menyediakan fasilitas ini, namun ada juga yang tidak menyediakannya,
sehingga untuk menentukan batasan harus dilakukan pada program
aplikasi.
Langkah 4 : Merancang organisasi file dan indeks
Langkah ini bertujuan untuk menentukan organisasi file yang optimal untuk
menyimpan relasi dasar dan indeks yang dibutuhkan untuk mencapai hasil yang
baik, yaitu dengan cara dimana relasi dan basis data akan dipegang di tempat
penyimpanan akhir sekunder.
4.1 Menganalisa transaksi
Analisa transaksi berfungsi untuk memahami fungsi dari transaksi yang
akan dijalankan pada basis data dan untuk menganalisa transaksi yang
penting.
4.2 Memilih organisasi file
Bertujuan untuk menentukan organisasi file yang efisien untuk setiap relasi
dasar. Ada lima tipe organisasi file, yaitu heap, hash, indexed sequential
office access method (ISAM), b-tree, dan clusters.
4.3 Memilih indeks
Menentukan apakah dengan menambahkan indeks akan meningkatkan
kinerja dari sistem.
4.4 Memperkirakan disk space yang dibutuhkan
Memperkirakan jumlah dari disk space yang dibutuhkan untuk mendukung
implementasi basis data pada secondary storage.
32
Langkah 5 : Mendesain user view
Mendesain user view yang telah diidentifikasi selama pengumpulan kebutuhan.
Langkah 6 : Mendesain mekanisme keamanan
Membatasi pengaksesan basis data oleh user yang tidak berhak dan
menspesifikasikan basis data yang dapat diakses oleh user.
Langkah 7 : Mempertimbangkan petunjuk controlled redudancy
Melakukan normalisasi agar dapat meningkatkan kinerja dari sistem dan
menghilangkan redudansi.
Langkah 8 : Memonitor dan memperbaiki sistem operasional
Memonitor sistem operasional dan meningkatkan kinerja dari sistem dengan
memperbaiki desain yang tidak sesuai atau perubahan kebutuhan.
2.2.5 Pemilihan DBMS (DBMS Selection)
Pemilihan DBMS yang tepat untuk mendukung sistem basis data. Pemilihan
dapat dilakukan kapanpun sebelum desain basis data logikal asalkan terdapat
cukup informasi mengenai kebutuhan sistem. Tahap-tahap utama dalam memilih
DBMS:
a. Mendefinisikan terms studi referensi
b. Mendaftar dua atau tiga produk
c. Mengevaluasi produk
d. Merekomendasikan pilihan dan menghasilkan laporan
33
2.2.6 Perancangan Aplikasi (Application Design)
Perancangan antarmuka pengguna dan program aplikasi yang menggunakan dan
memproses basis data. Ada 2 aspek dalam perancangan aplikasi, yaitu:
1. Perancangan transaksi (transaction design)
Transaksi adalah sebuah tindakan atau serangkaian tindakan yang dilakukan
oleh pengguna tunggal atau program aplikasi yang mengakses atau
mengubah isi dari basis data. Fungsi dari perancangan transaksi adalah untuk
menetapkan dan mendokumentasikan karakteristik high-level dari suatu
transaksi yang dibutuhkan pada basis data, diantaranya sebagai berikut:
a. Data yang akan digunakan oleh transaksi
b. Karakteristik fungsional dari transaksi
c. Output dari transaksi
d. Kepentingannya bagi pengguna
e. Tingkat pemakaian yang diharapkan
2. Pedoman perancangan antarmuka pengguna (user interface design
guidelines)
Sebelum mengimplementasikan suatu form atau report, sangat penting untuk
merancang layout terlebih dahulu. Beberapa pedoman untuk merancang form
atau report adalah sebagai berikut:
a. Judul yang bermakna
b. Instruksi yang dapat dipahami
c. Pengelompokan logikal dan field yang berurutan
d. Tampilan layout form atau report menarik
34
e. Nama field mudah dikenali
f. Terminologi dan penggunaan singkatan yang konsisten
g. Penggunaan warna yang konsisten
h. Ruang dan batasan tempat untuk data-entry terlihat
i. Pergerakan kursor yang mudah
j. Koreksi kesalahan untuk satu karakter atau seluruh field
k. Pesan kesalahan ditampilkan untuk nilai yang tidak dapat diterima
l. Field yang bersifat opsional diberi tanda yang jelas
m. Penjelasan pesan untuk setiap field
n. Pemberian suatu tanda jika proses telah selesai
2.2.7 Pembuatan Prototype (Prototyping)
Prototyping adalah kegiatan membuat model kerja untuk suatu sistem basis data.
Tujuan utama dari pembuatan prototyping adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengidentifikasi apakah fitur dari sistem berjalan dengan baik atau
tidak
b. Untuk memberikan perbaikan-perbaikan atau penambahan fitur baru
c. Untuk klarifikasi kebutuhan pengguna
d. Mengevaluasi kemungkinan dari rancangan sistem tertentu
Dalam membuat prototype, ada dua macem strategi prototyping yang digunakan,
yaitu:
35
a. Requirements Prototyping
Requirements prototyping menggunakan prototype untuk menentukan
kebutuhan dari sistem basis data yang diinginkan dan ketika kebutuhan itu
terpenuhi maka prototype akan dibuang.
b. Evolutionary Prototyping
Evolutionary prototyping digunakan untuk tujuan yang sama dengan
requirement prototyping, perbedaannya yaitu prototype yang digunakan
tidak dibuang melainkan dikembangkan lebih lanjut menjadi sistem basis
data yang digunakan.
2.2.8 Implementasi (Implementation)
Implementasi merupakan realisasi fisik dari basis data dan rancangan aplikasi.
Implementasi basis data dicapai dengan menggunakan :
a. DDL untuk membuat struktur basis data dan file basis data kosong dan untuk
membuat user view yang diinginkan
b. 3GL atau 4GL untuk membuat program aplikasi. Termasuk basis data
transaksi disertakan yang diimplementasikan dengan menggunakan DML
atau ditambahkan pada bahasa pemrograman.
2.2.9 Loading dan Konversi Data (Loading and Data Conversation)
Pemindahan data yang ada ke dalam basis data baru dan mengkonversi aplikas i
yang ada agar dapat digunakan pada basis data yang baru. Tahapan ini
dibutuhkan ketika sistem basis data baru menggantikan sistem yang lama. DBMS
36
biasanya memiliki utilitas yang memanggil ulang file yang sudah ada ke dalam
basis data baru.
2.2.10 Pengujian (Testing)
Pengujian atau testing merupakan proses menjalankan sistem basis data dengan
tujuan untuk menemukan kesalahan. Dengan menggunakan strategi tes yang
direncanakan dan data yang sesungguhnya, pengujian hanya akan menunjukan
jika terdapat kesalahan software. Mendemonstrasikan basis data dan program
aplikasi terlihat berjalan seperti yang diharapkan.
2.2.11 Perawatan Operasional (Operational Maintenance)
Operational maintenance merupakan proses pengawasan dan pemeliharaan
sistem basis data setelah instalasi. Aktivitas yang dilakukan pada tahap ini
meliputi:
a. Pengawasan kinerja sistem, jika kinerja menurun maka memerlukan
perbaikan atau pengaturan ulang basis data.
b. Pemeliharaan dan pembaharuan sistem basis data (jika dibutuhkan).
Kebutuhan yang baru tergabung ke dalam sistem basis data melalui tahapan
dari siklus sebelumnya.
2.3 Data Modeling
Data modeling adalah teknik untuk mendefinisikan kebutuhan bisnis untuk
basis data. Data modeling kadang-kadang disebut sebagai database modeling
karena model data pada akhirnya diimplementasikan sebagai basis data (Roger
S.Pressman, 2005, p294).
37
Ada beberapa notasi untuk data modeling. Model yang sebenarnya sering
disebut hubungan entitas diagram (ERD) karena menggambarkan data didalam
konteks entitas dan hubungan yang digambarkan oleh data.
Entity Relationship Diagram atau biasa kita kenal dengan ERD adalah model
data yang menggunakan beberapa notasi untuk menggambarkan data dalam konteks
entitas dan hubungan yang dideskripsikan oleh data tersebut (Whitten, 2004, p281).
E-R diagram menggambarkan komponen-komponen dari entitas dan relasi yang
masing-masing dilengkapi dengan atribut-atribut yang merepresentasikan seluruh
fakta dari ‘real-world’yang kita tinjau menurut Whitten, Bentley, Dittman (2004,
p282).
Gambar 2.2 Contoh ERD
38
Konsep dasar dari semua data model, antara lain (Roger S.Pressman, 2005,
p295):
a. Entitas (entity)
Entity yaitu sebuah kelas dari orang, tempat, benda, kejadian, atau konsep,
tentang apa yang kita butuhkan untuk menangkap dan menyimpan data. Sebuah
contoh entitas adalah kejadian tunggal dari suatu entitas.
b. Atribut (attribute)
Attribute sebuah properti deskriptif atau karakteristik dari suatu entitas. Jika
entitas adalah tentang dimana kita ingin menyimpan data, maka kita perlu
mengidentifikasi bagian khusus dari data yang ingin kita simpan tentang setiap
instance dari entitas tertentu.
c. Relasi (relationship)
Apakah asosiasi bisnis alami yang ada antara satu atau lebih entitas. Hubungan
dapat mewakili suatu peristiwa yang menghubungkan entitas atau hanya afinitas
yang logis yang ada antara entitas (Roger S. Pressman, 2005, p298).
2.4 Teori Evaluasi Sistem
2.4.1 Integrity constraint
Iso standar SQL menyediakan klausa di CREATE dan ALTER TABLE
pernyataan untuk mendefinisikan batasan integritas yang menangani: data yang
dibutuhkan (required data), batasan domain (domain constraints), integritas
entitas (entity integrity), integritas referensial (referential integrity), dan kendala
umum (general constraints). Required data dapat ditentukan menggunakan klausa
NOT NULL atau dengan menentukan domain menggunakan pernyataan DOMAIN
39
CREATE. Primary key harus didefinisikan menggunakan klausa PRIMARY KEY
dan kunci alternatif (ALTERNATE KEYS) menggunakan kombinasi NOT NULL
dan UNIQUE. Foreign keys harus didefinisikan menggunakan klausa FOREIGN
KEY dan memperbarui dan menghapus aturan menggunakan subklausa ON
UPDATE dan ON DELETE. General constraints dapat didefinisikan dengan
menggunakan NOT NULL dan klausa UNIQUE. General constraints juga dapat
dibuat menggunakan pernyataan pernyataan CREATE (Connolly & Begg, 2005,
p194).
Integrity constraints juga berkontribusi mempertahankan sistem basis data yang
aman dengan mencegah data dari menjadi tidak sah dan karenanya memberikan
hasil yang menyesatkan atau tidak benar (Connolly & Begg, 2005, p570).
2.4.2 Database Security
Keamanan basis data adalah mekanisme yang melindungi basis data terhadap
ancaman yang disengaja atau kecelakaan. Keamanan basis data yang bersangkutan
dengan menghindari situasi berikut: pencurian dan penipuan, kehilangan
kerahasiaan, kehilangan privasi, kehilangan integritas, dan hilangnya ketersediaan.
Ukuran keamanan yang berhubungan dengan DBMS pada web: proxy server,
firewall, mencerna pesan algoritma dan tanda tangan digital, sertifikat digital,
kerberros, Secure Socket Layer, dan HTTP Secure, Secure Electronic Transaction
dan Teknologi Secure Transaction, Jawa Security, dan activeX keamanan.
Enkripsi adalah pengkodean data dengan algoritma khusus yang membuat data
tidak terbaca oleh program tanpa kunci dekripsi (Connolly & Begg, 2005, p570).
40
2.4.3 Back Up and Recovery
Kontrol Konkurensi adalah proses mengelola operasi simultan basis data tanpa
harus mengganggu satu sama lain. Oleh karena itu Database Kompleks
memungkinkan hilangnya ketergantungan integrity dan konsistensi dari basis data
misalnya loss update problem. Namun, mungkin dua transaksi yang mungkin
sangat benar sendiri, bertolak antar operasi dengan cara ini dapat menghasilkan
hasil yang salah, sehingga mengorbankan integritas dan konsistensi basis data
(Connolly & Begg, 2005, p577).
Sebuah DBMS harus menyediakan fasilitas sebagai berikut untuk membantu
pemulihan sarana (Connolly & Begg, 2005, p609):
a. Sebuah mekanisme cadangan (a backup mechanism), yang membuat salinan
cadangan periodik od basis data
b. Logging fasilitas (logging facilities), yang menjaga jalur dari state saat
transaksi dan perubahan basis data
c. Sebuah fasilitas pos pemeriksaan (a checkpoint facility), yang memungkinkan
update ke basis data yang sedang berlangsung yang akan dibuat permanen
d. Seorang manajer pemulihan (a recovery manager), yang memungkinkan
sistem untuk mengembalikan basis data ke keadaan yang konsisten setelah
kegagalan.
41
2.5 Teori Khusus
2.5.1 Pengertian Gedung
Gedung adalah bangunan yang berukuran besar sebagai tempat kegiatan, seperti
perkantoran, pertemuan, peniagaan, pertunjukkan, olahraga, dan sebagainya
(kamus besar bahasa indonesia, 2008, p245).
2.5.2 Pengertian Pengelolaan Gedung
Pengelolaan gedung adalah disiplin ilmu yang datang di bawah naungan
pengelolaan fasilitas. Seorang manajer gedung mengawasi jasa hard dan soft dari
stuktur yang dibangun, memastikan bahwa keamanan, kesehatan dan keselamatan,
juga pemeliharaan struktur yang dibangun berada ditempat ketingkat yang
memadai. Pada dasarnya ada dua tipe pengelola bidang gedung yaitu perumahan
dan komersial. Layanan hard biasanya berhubungan dengan fisik, seperti sistem
alarm kebakaran sedangkan layanan soft seperti menangani kebersihan
(http://en.wikipedia.org/wiki/Building_management).
2.5.3 Internet dan Intranet
2.5.3.1 Internet
Internet adalah sebuah jaringan dari kumpulan jaringan, yang bertukar
informasi tanpa terlihat, dengan menggunakan standarisasi dan protokol yang
terbuka dan tanpa pemilik. Internet merupakan sekumpulan dari banyak jaringan
komputer tunggal yang dimiliki oleh pemerintah, universitas, grup non-profit,
dan perusahaan. Internet juga merupakan sebuah jaringan packet-swicthed yang
menggunakan transmission control protocol / internet protocol (TCP/IP). User
42
dapat terkonek ke internet melalui sebuah server LAN, SLIP/PPP, atau melalui
sebuah layanan online(internet service provider).
Internet menyediakan 3 tipe layanan utama : komunikasi, informasi
retrieval, dan layanan web. Layanan komunikasi meliputi electronic mail(email),
usenetnewsgroup, listserv, chatting, telnet, internettelephony, dan internet fax.
Layanan information retrieval meliputi gophers, Archie, WAIS, File transfer
Protocol(FTP), dan Veronica. Sedangkan layanan Web adalah aplikasi perangkat
lunak yang dikirim sebagai layanan melalui internet.(Turban, Rainer, dan Potter,
2003, p230).
2.5.3.2 Intranet
Intranet adalah sebuah jaringan private (private network) yang
menggunakan protokol-protokol internet (TCP/IP), untuk membagi informas i
rahasia perusahaan atau operasi dalam perusahaan tersebut kepada karyawannya.
Kadang-kadang istilah intranet hanya merujuk kepada layanan yang terlihat,
yakni situs Web internal perusahaan. Untuk membangun sebuah intranet, maka
sebuah jaringan haruslah memiliki sebuah komponen yang membangun Internet,
yakni protokol internet (protokol TCP/IP, alamat IP, dan protokol lainnya), klien
dan juga server. Protokol HTTP dan beberapa protokol internet lainnya (FTP,
POP3, atau SMTP) umumnya merupakan komponen protokol yang sering
digunakan. Umumnya sebuah intranet dapat dipahami sebagai sebuah “versi
pribadi dari jaringan internet”, atau sebagai sebuah versi dari internet yang
dimiliki oleh sebuah organisasi (http://id.wikipedia.org/wiki/Intranet).
43
Menurut Turban, Rainer, dan Potter (2003, p222-224), intranet adalah
jaringan private yang menggunakan perangkat lunak internet dan protokol
TCP/IP. Kesimpulannya, intranet adalah internet private atau grup dari segmen
private dari jaringan internet publik, digunakan oleh orang-orang yang diberikan
otorisasi untuk menggunakan jaringan tersebut.
Keamanan intranet merupakan suatu hal yang penting. Perusahaan dapat
mencegah gangguan yang tidak diinginkan dengan berbagai cara. Public key
Security digunakan sebagai perantara otorisasi untuk masuk ke dalam intranet.
Ada dua bagian didalamnya, yaitu enskripsi dan digital certificate. Enkripsi
mengacaukan data yang keluar, sementara digital certificate seperti kartu
identitas elektronik yang memastikan bahwa orang yang mengakses intranet
adalah user yang valid. Cara lain yang digunakan perusahaan untuk melindiungi
intranet adalah menggunakan firewall. Firewall merupakan sebuah alat yang
ditempatkan diantara jaringan internal perusahaan (intranet) dan jaringan
eksternal (internet).
2.5.3.3 Web
World wide web (“WWW”, atau singkatannya web) adalah suatu ruang
informasi yang yang dipakai oleh pengenal global yang disebut uniform resource
identifier (URL). WWW sering dianggap sama dengan Internet secara
keseluruhan, walaupun sebenarnya ia hanyalah bagian daripadanya.
WWW (world wide web) merupakan kumpulan server web dari seluruh
dunia yang mempunyai kegunaan untuk menyediakan data dan informasi untuk
dapat digunakan bersama. WWW adalah bagian yang paling menarik dari
44
Internet. Melalui web, para pengguna dapat mengakses informasi-informasi yang
tidak hanya berupa teks tetapi bisa juga berupa gambar,suara, video dan animasi.
Kegunaan ini tergolong masih baru dibandingkan surat elektronik,
sebenarnya WWW merupakan kumpulan dokumen yang tersimpan di server
web, dan yang server/peladennya tersebar di lima benua termasuk Indonesia yang
terhubung menjadi satu melalui jaringan Internet. Dokumen-dokumen informas i
ini disimpan atau dibuat dengan format HTML (Hypertext Markup Language).
Suatu halaman dokumen informasi dapat terdiri atas teks yang saling terkait
dengan teks lainnya atau bahkan dengan dokumen lain. Keterkaitan halaman
lewat teks ini disebut pranala. Dokumen infomasi ini tidak hanya terdiri dari teks
tetapi dapat juga berupa gambar, mengandung suara bahkan klip video. Kaitan
antar-dokumen yang seperti itu biasa disebut hypermedia.
Jadi dapat disimpulkan bahwa WWW adalah sekelompok dokumen
multimedia yang saling berpautan dengan menggunakan tautan hiperteks.
Dengan mengeklik pranala, maka para pengguna bisa berpindah dari satu
dokumen ke dokumen lainnya (http://id.wikipedia.org/wiki/Web).
2.5.3.4 Personal Home Page (PHP)
PHP merupakan gabungan dari beberapa fitur-fitur terbaik dari bahasa
pemrograman yang modern untuk membuat sesuatu yang unik dan pendekatan
untuk membuat web aplikasi yang baru.
PHP adalah singkatan dari personal home page. PHP hypertext
preprocessor, merupakan bahasa berbentuk skrip yang ditempatkan dalam server
dan diproses diserver dan kemudian hasilnya dikirim ke klien, tempat pemakai
45
browser. PHP dirancang untuk membentuk suatu tampilan berdasarkan
permintaan terkini (Kadir, 2003, p2).
2.5.3.5 MySQL
MySQL adalah relational database management system (RDBMS) yang
didistribusikan secara gratis dibawah lisensi GPL(General Public License),
dimana setiap orang bebas untuk menggunakan MySQL namun tidak boleh
dijadikan produk turunan yang bersifat closed source atau komersial. MySQL
sebenarnya merupakan turunan salah satu konsep utama dalam basis data sejak
lama, yaitu MySQL(structured query language).
SQL adalah sebuah konsep pengoperasian database, terutama untuk
pemilihan atau seleksi dan pemasukan data, yang memungkinkan perngoperasian
data dikerjakan dengan mudah secara otomatis. Kendala suatu sistem basis data
(DBMS) dapat diketahui dari cara kerja optimizer-nya dalam melakukan proses
perintah-perintah SQL, yang dibuat oleh user maupun program-program
aplikasinya. Sebagai server basis data, MySQL dapat dikatakan lebih unggul
dibandingkan server basis data lainnya dalam query data. Hal ini terbukti untuk
query yang dilakukan oleh single user, kecepatan query MySQL bisa sepuluh
kali lebih cepat dari PostgreSQL dan lima kali lebih cepat dibandingkan
Interbase.