bab ii landasan pustaka a. landasan teori 1. pengertian bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/563/2/bab...

38
9 BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Bank Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak (Kasmir, 2010). Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman atau kredit dalam bentuk-benbtuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak Dalam buku Kelembagaan Perbankan oleh Dr. Thomas Suyatno dkk menjelaskan bahwa terdapat pengertian bank yang dapat kita lihat pada tiga sisi dimana bank menjadi penerima kredit atau bank as loan recipients, bank menjadi pemberi kredit atau bank as a creditor dan yang terakhir bank menjadi pemberi kredit bagi masyarakkat atau bank as a lender for the community yang melalu sumber yang memang berasal dari modal sendiri, tabungan atau simpanan masyarakat maupun melalui penciptaan uang bank atau bank money creation.

Upload: others

Post on 06-Nov-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/563/2/BAB II.pdf · Adalah akad penitipan barang/uang dimana pihak penerima titipan dengan

9

BAB II

LANDASAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Bank

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam

bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan

taraf hidup orang banyak (Kasmir, 2010).

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1998

tentang perbankan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana

dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat

dalam bentuk pinjaman atau kredit dalam bentuk-benbtuk lainnya dalam

rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak

Dalam buku Kelembagaan Perbankan oleh Dr. Thomas Suyatno dkk

menjelaskan bahwa terdapat pengertian bank yang dapat kita lihat pada tiga

sisi dimana bank menjadi penerima kredit atau bank as loan recipients, bank

menjadi pemberi kredit atau bank as a creditor dan yang terakhir bank

menjadi pemberi kredit bagi masyarakkat atau bank as a lender for the

community yang melalu sumber yang memang berasal dari modal sendiri,

tabungan atau simpanan masyarakat maupun melalui penciptaan uang bank

atau bank money creation.

Page 2: BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/563/2/BAB II.pdf · Adalah akad penitipan barang/uang dimana pihak penerima titipan dengan

10

2. Jenis – Jenis Bank

a. Bank Konvensional

1) Pengertian Bank Konvensional

Pengertian bank menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1999

tentang perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang

perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada

masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya

dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Di Indonesia, menurut jenisnya bank terdiri dari Bank Umum

dan Bank Perkreditan Rakyat. Dalam Pasal 1 ayat 3 Undang-

Undang No. 10 Tahun 1998 menyebutkan bahwa bank umum

adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional

dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Bank konvensional dapat didefinisikan seperti pada pengertian

bank umum pada pasal 1 ayat 3 Undang-Undang No. 10 tahun 1998

dengan menghilangkan kalimat “dan atau berdasarkan prinsip syariah”,

yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional

yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas

pembayaran.

Page 3: BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/563/2/BAB II.pdf · Adalah akad penitipan barang/uang dimana pihak penerima titipan dengan

11

2) Kegiatan Usaha Bank Konvensional

Berdasarkan Booklet Perbankan Indonesia (2013), kegiatan usaha

Bank Konvensional terdiri dari :

Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa

giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan atau bentuk

lainnya yang dipersamakan dengan itu;

a) Memberikan kredit;

b) Menerbitkan surat pengakuan utang;

c) Membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk

kepentingan dan atas perintah nasabahnya antara lain :

i) Surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh

bank yang masa berlakunya tidak lebih lama daripada

kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud.

ii) Surat pengakuan utang dan kertas dagang lainnya yang

masa berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan dalam

perdagangan surat-surat dimaksud.

iii) Kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan

pemerintah.

iv) Sertifikat Bank Indonesia (SBI).

v) Obligasi.

vi) Surat dagang berjangka waktu sampai dengan satu (1)

tahun.

vii) Instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai

Page 4: BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/563/2/BAB II.pdf · Adalah akad penitipan barang/uang dimana pihak penerima titipan dengan

12

dengan satu (1) tahun

viii) Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau

meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan

menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan

wesel unjuk, cek atau sarana lainnya;

ix) Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan

melakukan perhitungan dengan antar pihak ketiga;

x) Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat

berharga;

xi) Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain

berdasarkan suatu kontrak;

xii) Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah

lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di

bursa efek;

xiii) Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan

kegiatan wali amanat;

xiv) Menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan

lain berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan

yang ditetapkan oleh Bank Indonesia;

xv) Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank

sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang ini

dan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

xvi) Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi

Page 5: BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/563/2/BAB II.pdf · Adalah akad penitipan barang/uang dimana pihak penerima titipan dengan

13

ketentuan yang ditetapkan oleh BI;

xvii) Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau

perusahaan lain di bidang keuangan, seperti sewa guna

usaha, modal ventura, perusahaan efek, asuransi, serta

lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan, dengan

memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh BI;

xviii) Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk

mengatasi akibat kegagalan kredit atau kegagalan

pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, dengan syarat

harus menarik kembali penyertaannya, dengan memenuhi

ketentuan yang ditetapkan oleh BI;

xix) Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana

pensiun sesuai dengan ketentuan dalam peraturan

perundang-undangan dana pensiun yang berlaku; dan

xx) Melakukan kegiatan usaha bank berupa Penitipan dengan

Pengelolaan/Trus.

b. Bank Syariah

1) Pengertian Bank Syariah

Bank Islam atau selanjutnya disebut dengan Bank Syariah, adalah

bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga.

Bank syariah juga dapat diartikan sebagai lembaga

keuangan/perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan

berlandaskan Al-Qur’an dan Hadits Nabi Muhammad SAW. Antonio

Page 6: BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/563/2/BAB II.pdf · Adalah akad penitipan barang/uang dimana pihak penerima titipan dengan

14

dan Perwataatmadja membedakan menjadi dua pengertian, yaitu Bank

Islam dan Bank yang beroperasi dengan prinsip syariah Islam. Bank

Islam adalah bank yang beroperasi dengan prinsip syariah Islam

dan bank yang tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuan-

ketentuan Al-Qur’an dan Hadits. Bank yang beroperasi sesuai dengan

prinsip syariah Islam adalah bank yang dalam beroperasinya mengikuti

ketentuan-ketentuan syariah Islam, khususnya yang menyangkut tata

cara bermuamalat secara Islam.

2) Prinsip Dasar Perbankan Syariah

Batasan-batasan bank syariah yang harus menjalankan kegiatannya

berdasar pada syariat Islam, menyebabkan bank syariah harus

menerapkan prinsip-prinsip yang sejalan dan tidak bertentangan

dengan syariat Islam. Adapun prinsip-prinsip bank syariah adalah

sebagai berikut :

a) Prinsip Titipan atau Simpanan (Al-Wadiah)

Al-Wadiah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke

pihak lain, baik individu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan

dikembalikan kapan saja si penitip menghendaki (Antonio,2009).

Secara umum terdapat dua jenis al-wadiah, yaitu:

i) Wadiah Yad Al-Amanah (Trustee Depository)

Adalah akad penitipan barang/uang dimana pihak penerima

titipan tidak diperkenankan menggunakan barang/uang

yang dititipkan dan tidak bertanggung jawab atas kerusakan

Page 7: BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/563/2/BAB II.pdf · Adalah akad penitipan barang/uang dimana pihak penerima titipan dengan

15

atau kehilangan barang titipan yang bukan diakibatkan

perbuatan atau kelalaian penerima titipan. Adapun

aplikasinya dalam perbankan syariah berupa produk

safe deposit box.

ii) Wadiah Yad adh-Dhamanah (Guarantee Depository)

Adalah akad penitipan barang/uang dimana pihak penerima

titipan dengan atau tanpa izin pemilik barang/uang dapat

memanfaatkan barang/uang titipan dan harus bertanggung

jawab terhadap kehilangan atau kerusakan barang/uang

titipan. Semua manfaat dan keuntungan diperoleh dalam

penggunaan barang/uang titipan menjadi hak penerima

titipan. Prinsip ini diaplikasikan dalam produk giro dan

tabungan.

b) Prinsip Bagi Hasil (Profit Sharing)

Sistem ini adalah suatu sistem yang meliputi tata cara pembagian

hasil usaha antara penyedia dana dengan pengelola dana

(Antonio,2009). Bentuk produk yang berdasarkan prinsip ini

adalah:

i) Al-Mudharabah

Al-Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua

pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan

seluruh (100%) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi

pengelola (mudharib). Keuntungan usaha secara

Page 8: BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/563/2/BAB II.pdf · Adalah akad penitipan barang/uang dimana pihak penerima titipan dengan

16

mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan

dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh

pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si

pengelola. Seandainya kerugian ini diakibatkan karena

kecurangan atau kelalaian si pengelola, si pengelola harus

bertanggung jawab atas kerugian tersebut. Akad

mudharabah secara umum terbagi menjadi dua jenis:

(1) Mudharabah Muthlaqah

Adalah bentuk kerjasama antara shahibul maal dan

mudharib yang cakupannya sangat luas dan tidak

dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah

bisnis.

(2) Mudharabah Muqayyadah

Adalah bentuk kerjasama antara shahibul maal dan

mudharib dimana mudharib memberikan batasan

kepada shahibul maal mengenai tempat, cara, dan

obyek investasi.

ii) Al-Musyarakah

Al-musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak

atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-

masing pihak memberikan kontribusi dana dengan

kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung

bersama sesuai dengan kesepakatan. Dua jenis al-

Page 9: BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/563/2/BAB II.pdf · Adalah akad penitipan barang/uang dimana pihak penerima titipan dengan

17

musyarakah:

(1) Musyarakah pemilikan, tercipta karena warisan,

wasiat atau kondisi lainnya yang mengakibatkan

pemilikan satu aset oleh dua orang atau lebih.

(2) Musyarakah akad, tercipta dengan cara kesepakatan

dimana dua orang atau lebih setuju bahwa tiap orang

dari mereka memberikan modal musyarakah.

c) Pinsip Jual Beli (Al-Tijarah)

Prinsip ini merupakan suatu sistem yang menerapkan tata cara jual

beli, dimana bank akan membeli terlebih dahulu barang yang

dibutuhkan atau mengangkat nasabah sebagai agen bank

melakukan pembelian barang atas nama bank, kemudian bank

menjual barang tersebut kepada nasabah dengan harga sejumlah

harga beli ditambah keuntungan (margin) (Antonio, 2009).

Implikasinya berupa:

1) Al-Murabahah

Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan

harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati

oleh penjual dan pembeli.

2 ) Salam

Salam adalah akad jual beli barang pesanan dengan

penangguhan pengiriman oleh penjual dan pelunasannya

dilakukan segera oleh pembeli sebelum barang pesanan

Page 10: BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/563/2/BAB II.pdf · Adalah akad penitipan barang/uang dimana pihak penerima titipan dengan

18

tersebut diterima sesuai syarat- syarat tertentu. Bank dapat

bertindak sebagai pembeli atau penjual dalam suatu transaksi

salam. Jika bank bertindak sebagai penjual kemudian memesan

kepada pihak lain untuk menyediakan barang pesanan dengan

cara salam maka hal ini disebut salam paralel.

3) Istishna’

Istishna’ adalah akad jual beli antara pembeli dan produsen

yang juga bertindak sebagai penjual. Cara pembayarannya

dapat berupa pembayaran dimuka, cicilan atau ditangguhkan

sampai jangka waktu tertentu. Barang pesanan harus diketahui

karakteristiknya secara umum yang meliputi: jenis, spesifikasi

teknis, kualitas dan kuantitasnya. Bank dapat bertindak sebagai

pembeli atau penjual. Jika bank bertindak sebagai penjual

kemudian memesan kepada pihak lain untuk menyediakan

barang pesanan dengan cara istishna’ maka hal ini disebut

istishna paralel.

d) Prinsip Sewa (Al-Ijarah)

Al-ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa,

melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan

hak kepemilikan atas barang itu sendiri. (Antonio,2009). Al-ijarah

terbagi kepada dua jenis:

i) Ijarah, sewa murni.

ii) Ijarah al muntahiya bit tamlik merupakan penggabungan

Page 11: BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/563/2/BAB II.pdf · Adalah akad penitipan barang/uang dimana pihak penerima titipan dengan

19

sewa dan beli, dimana si penyewa mempunyai hak untuk

memiliki barang pada akhir masa sewa.

e) Prinsip Jasa (Fee-Based Service)

Prinsip ini meliputi seluruh layanan non-pembiayaan yang

diberikan bank (Antonio,2009). Bentuk produk yang berdasarkan

prinsip ini antara lain:

i) Al-Wakalah

Nasabah memberi kuasa kepada bank untuk mewakili

dirinya melakukan pekerjaan jasa tertentu, seperti transfer.

ii) Al-Kafalah

Jaminan yang diberikan oleh penanggung kepada pihak

ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang

ditanggung.

iii) Al-Hawalah

Al-Hawalah Adalah pengalihan utang dari orang yang

berutang kepada orang lain yang wajib menanggungnya.

Kontrak hawalah dalam perbankan biasanya diterapkan

pada Factoring (anjak piutang), Post-dated check, dimana

bank bertindak sebagai juru tagih tanpa membayarkan dulu

piutang tersebut.

iv) Ar-Rahn

Ar-Rahn adalah menahan salah satu harta milik si

peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya.

Page 12: BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/563/2/BAB II.pdf · Adalah akad penitipan barang/uang dimana pihak penerima titipan dengan

20

Barang yang ditahan tersebut memiliki nilai ekonomis.

Dengan demikian, pihak yang menahan memperoleh

jaminan untuk dapat mengambil kembali seluruh atau

sebagian piutangnya. Secara sederhana dapat dijelaskan

bahwa rahn adalah semacam jaminan utang atau gadai.

v) Al-qardh

Al-qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang

dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain

meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan. Produk

ini digunakan untuk membantu usaha kecil dan keperluan

sosial. Dana ini diperoleh dari dana zakat, infaq dan

shadaqah.

3) Sistem Operasional Bank Syariah

Pada sistem operasi bank syariah, pemilik dana menanamkan

uangnya di bank tidak dengan motif mendapatkan bunga, tapi dalam

rangka mendapatkan keuntungan bagi hasil. Dana nasabah tersebut

kemudian disalurkan kepada mereka yang membutuhkan (misalnya

modal usaha), dengan perjanjian pembagian keuntungan sesuai

kesepakatan. Sistem operasional tersebut meliputi:

a) Sistem Penghimpunan Dana

Metode penghimpunan dana yang ada pada bank-bank

konvensional didasari teori yang diungkapkan Keynes yang

mengemukakan bahwa orang membutuhkan uang untuk tiga

Page 13: BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/563/2/BAB II.pdf · Adalah akad penitipan barang/uang dimana pihak penerima titipan dengan

21

kegunaan, yaitu fungsi transaksi, cadangan dan investasi. Teori

tersebut menyebabkan produk penghimpunan dana disesuaikan

dengan tiga fungsi tersebut, yaitu berupa giro, tabungan dan

deposito.

Berbeda halnya dengan hal tersebut, bank syariah

tidak melakukan pendekatan tunggal dalam menyediakan produk

penghimpunan dana bagi nasabahnya. Pada dasarnya, dilihat dari

sumbernya, dana bank syariah terdiri atas:

i) Modal

Modal adalah dana yang diserahkan oleh para pemilik

(owner). Dana modal dapat digunakan untuk pembelian

gedung, tanah, perlengkapan dan sebagainya yang secara

tidak langsung menghasilkan (fixed asset/non earning

asset). Selain itu, modal juga dapat digunakan untuk hal-hal

yang produktif, yaitu disalurkan menjadi pembiayaan.

Pembiayaan yang berasal dari modal, hasilnya tentu saja

bagi pemilik modal, tidak dibagikan kepada pemilik dana

lainnya. Mekanisme penyertaan modal pemegang saham

dalam perbankan syariah, dapat dilakukan melalui

musyarakah fi sahm asy-syarikah atau equity participation

pada saham perseroan bank.

ii) Titipan (Wadi’ah)

Page 14: BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/563/2/BAB II.pdf · Adalah akad penitipan barang/uang dimana pihak penerima titipan dengan

22

Salah satu prinsip yang digunakan bank syariah dalam

memobilisasi dana adalah dengan menggunakan prinsip

titipan. Akad yang sesuai dengan prinsip ini ialah al-

wadi’ah.

Dalam prinsip ini, bank menerima titipan dari nasabah dan

bertanggung jawab penuh atas titipan tersebut. Nasabah

sebagai penitip berhak untuk mengambil setiap saat,

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

iii) Investasi (Mudharabah)

Akad yang sesuai dengan prinsip investasi adalah

mudharabah yang mempunyai tujuan kerjasama antara

pemilik dana (shahibul maal) dengan pengelola dana

(mudharib), dalam hal ini adalah bank. Pemilik dana

sebagai deposan di bank syariah berperan sebagai investor

murni yang menanggung aspek sharing risk dan return dari

bank. Deposan, dengan demikian bukanlah lender atau

kreditor bagi bank seperti halnya pada bank konvensional.

b) Sistem Penyaluran Dana (Financing)

Produk penyaluran dana di bank syariah dapat dikembangkan

dengan tiga model, yaitu:

i) Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk memiliki

barang dilakukan dengan prinsip jual beli. Prinsip jual beli

ini dikembangkan menjadi bentuk pembiayaan pembiayaan

Page 15: BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/563/2/BAB II.pdf · Adalah akad penitipan barang/uang dimana pihak penerima titipan dengan

23

murabahah, salam dan istishna’.

ii) Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk mendapatkan

jasa dilakukan dengan prinsip sewa (Ijarah). Transaksi

ijarah dilandasi adanya pemindahan manfaat. Jadi pada

dasarnya prinsip ijarah sama dengan prinsip jual beli,

namun perbedaannya terletak pada obyek transaksinya. Bila

pada jual beli obyek transaksinya adalah barang, maka pada

ijarah obyek transaksinya jasa.

iii) Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk usaha

kerjasama yang ditujukan guna mendapatkan sekaligus

barang dan jasa, dengan prinsip bagi hasil. Prinsip bagi

hasil untuk produk pembiayaan di bank syariah

dioperasionalkan dengan pola-pola musyarakah dan

mudharabah. Jasa Layanan Perbankan, yang

dioperasionalkan dengan pola hiwalah, rahn, al-qardh,

wakalah, dan kafalah.

4) Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional

Bank konvensional dan bank syariah dalam beberapa hal memiliki

persamaan, terutama dalam sisi teknis penerimaan uang, mekanisme

transfer, teknologi komputer yang digunakan, persyaratan umum

pembiayaan dan lain sebagainya. Perbedaan antara bank konvensional dan

bank syariah menyangkut aspek legal, struktur organisasi, usaha yang

dibiayai dan lingkungan kerja.

Page 16: BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/563/2/BAB II.pdf · Adalah akad penitipan barang/uang dimana pihak penerima titipan dengan

24

1) Akad dan Aspek Legalitas

Akad yang dilakukan dalam bank syariah memiliki konsekuensi

duniawi dan ukhrawi karena akad yang dilakukan berdasarkan hukum

Islam. Nasabah seringkali berani melanggar kesepakatan/perjanjian

yang telah dilakukan bila hukum itu hanya berdasarkan hukum positif

belaka, tapi tidak demikian bila perjanjian tersebut memiliki

pertanggungjawaban hingga yaumil qiyamah nanti. Setiap akad dalam

perbankan syariah, baik dalam hal barang, pelaku transaksi maupun

ketentuan lainnya harus memenuhi ketentuan akad.

2) Lembaga Penyelesai Sengketa

Penyelesaian perbedaan atau perselisihan antara bank dan nasabah

pada perbankan syariah berbeda dengan perbankan konvensional.

Kedua belah pihak pada perbankan syariah tidak menyelesaikannya

di peradilan negeri, tetapi menyelesaikannya sesuai tata cara dan

hukum materi syariah. Lembaga yang mengatur hukum materi dan atau

berdasarkan prinsip syariah di Indonesia dikenal dengan nama Badan

Arbitrase Muamalah Indonesia atau BAMUI yang didirikan secara

bersama oleh Kejaksaan Agung Republik Indonesia dan Majelis Ulama

Indonesia.

a) Struktur Organisasi

Bank syariah dapat memiliki struktur yang sama dengan bank

konvensional, misalnya dalam hal komisaris dan direksi, tetapi

unsur yang amat membedakan antara bank syariah dan bank

Page 17: BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/563/2/BAB II.pdf · Adalah akad penitipan barang/uang dimana pihak penerima titipan dengan

25

konvensional adalah keharusan adanya Dewan Pengawas Syariah

yang berfungsi mengawasi operasional bank dan produk-

produknya agar sesuai dengan garis-garis syariah. Dewan

Pengawas Syariah biasanya diletakkan pada posisi setingkat

Dewan Komisaris pada setiap bank. Hal ini untuk menjamin

efektifitas dari setiap opini yang diberikan oleh Dewan Pengawas

Syariah. Karena itu biasanya penetapan anggota Dewan

Pengawas Syariah dilakukan oleh Rapat Umum Pemegang

Saham, setelah para anggota Dewan Pengawas Syariah itu

mendapat rekomendasi dari Dewan Syariah Nasional.

b) Bisnis dan Usaha yang Dibiayai

Bisnis dan usaha yang dilaksanakan bank syariah, tidak terlepas

dari kriteria syariah. Hal tersebut menyebabkan bank syariah tidak

akan mungkin membiayai usaha yang mengandung unsur-unsur

yang diharamkan. Terdapat sejumlah batasan dalam hal

pembiayaan. Tidak semua proyek atau objek pembiayaan dapat

didanai melalui dana bank syariah, namun harus sesuai dengan

kaidah-kaidah syariah.

c) Lingkungan dan Budaya Kerja

Sebuah bank syariah selayaknya memiliki lingkungan kerja yang

sesuai dengan syariah. Dalam hal etika, misalnya sifat amanah dan

shiddiq, harus melandasi setiap karyawan sehingga tercermin

integritas eksekutif muslim yang baik, selain itu karyawan bank

Page 18: BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/563/2/BAB II.pdf · Adalah akad penitipan barang/uang dimana pihak penerima titipan dengan

26

syariah harus profesional (fathanah), dan mampu melakukan

tugas secara team-work dimana informasi merata diseluruh

fungsional organisasi (tabligh). Dalam hal reward dan punishment,

diperlukan prinsip keadilan yang sesuai dengan syariah. Secara

garis besar perbandingan bank syariah dengan bank

konvensional dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel II.1.

Perbandingan Bank Syariah dengan Bank Konvensional.

Bank Syariah Bank Konvensional

1.Melakukan investasi-investasi yang

halal saja.

2.Berdasarkan prinsip bagi hasil, jual beli

atau sewa.

3.Berorientasi pada keuntungan (profit

oriented) dan kemakmuran dan

kebahagian dunia akhirat.

4.Hubungan dengan nasabah dalam

bentuk hubungan kemitraan.

5.Penghimpunan dan penyaluran dana

harus sesuai dengan fatwa Dewan

Pengawas Syariah

1. Investasi yang halal dan

Haram

2 2. Memakai perangkat bunga

1. 3. Profit oriented

4. Hubungan dengan nasabah

dalam bentuk kreditur-debitur.

5.Tidak terdapat/tidak terdapat

dewan sejenis

(Antonio , 2009)

Page 19: BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/563/2/BAB II.pdf · Adalah akad penitipan barang/uang dimana pihak penerima titipan dengan

27

3. Laporan Keuangan

Laporan keuangan menjadi penting karena memberikan input informasi

yang bisa dipakai untuk pengambilan keputusan. Banyak pihak yang

berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan, mulai dari

investor atau calon investor sampai dengan manajemen perusahaan itu sendiri.

Laporan keuangan akan memberikan informasi mengenai likuiditas,

profitabilitas, timing aliran kas, yang kesemuanya akan mempengaruhi banyak

pihak-pihak yang berkepentingan. Harapan tersebut pada gilirannya akan

mempengaruhi nilai perusahaan.

Dalam laporan keuangan, angka-angka yang berdiri sendiri sulit dikatakan

baik tidaknya. Untuk itu diperlukan pembanding yang bisa dipakai untuk

melihat baik tidaknya angka yang dicapai oleh perusahaan, oleh karena itu

diperlukan analisis rasio keuangan untuk menilai kinerja keuangan

perusahaan. Rata-rata industri bisa dan biasa digunakan sebagai pembanding.

Meskipun rata-rata industri ini bukan merupakan pembanding yang paling

tepat karena beberapa hal, misalnya karena perbedaan karakteristik rata-rata

perusahaan dalam industri dengan perusahaan tersebut. Tetapi rata-rata

industri tetap bisa dipakai untuk perbandingan (Hanafi; 2003).

4. Definisi Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan suatu perusahaan sangat bermanfaat bagi berbagai

pihak (stakeholders) seperti investor, kreditor, analis keuangan, konsultan

keuangan, pemerintah dan pihak manajemen sendiri. Laporan keuangan yang

berupa laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi komprehensif suatu

Page 20: BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/563/2/BAB II.pdf · Adalah akad penitipan barang/uang dimana pihak penerima titipan dengan

28

perusahaan, bila disusun secara baik dan akurat, dapat memberikan

gambaran keadaan yang nyata mengenai hasil atau prestasi yang dicapai oleh

suatu perusahaan selama kurun waktu tertentu. Keadaan inilah yang akan

digunakan untuk menilai kinerja perusahaan.

Martono (2007) mengemukakan arti dari kinerja keuangan, yaitu:

“Kinerja keuangan merupakan hasil dari kegiatan operasi perusahaan

yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil dari kegiatan

perusahaan pada periode sekarang harus dibandingkan dengan kinerja

keuangan pada periode yang lalu, anggaran laporan posisi keuangan dan

laporan laba rugi komprehensif, serta rata-rata kinerja keuangan perusahaan

sejenis.”

Jumingan (2006) menyebutkan kinerja keuangan merupakan gambaran

kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu menyangkut aspek

penghimpunan dana maupun penyaluran dana, yang biasanya diukur dengan

indikator kecukupan modal, likuiditas dan profitabilitas.

Penilaian aspek penghimpunan dana dan penyaluran dana

merupakan kinerja keuangan yang berkaitan dengan peran bank

sebagai lembaga intermediasi. Penilaian kondisi likuiditas bank adalah untuk

mengetahui seberapa besar kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya

kepada para deposan. Sedangkan penilaian aspek profitabilitas adalah untuk

mengetahui kemampuan bank dalam menciptakan profit. Dengan kinerja

bank yang baik pada akhirnya akan berdampak baik bagi pihak internal

maupun bagi pihak eksternal bank.

Page 21: BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/563/2/BAB II.pdf · Adalah akad penitipan barang/uang dimana pihak penerima titipan dengan

29

Berkaitan dengan analisis kinerja keuangan, bank memiliki

beberapa tujuan, yaitu:

a. Untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan keuangan bank, terutama

kondisi likuiditas, kecukupan modal dan profitabilitas yang dicapai

pada tahun berjalan maupun pada tahun sebelumnya.

b. Untuk mengetahui kemampuan bank dalam mendayagunakan semua

aset yang dimiliki dalam menghasilkan profit secara efisien.

5. Manfaat Penilaian Kinerja Keuangan

Aspek utama dari kinerja keuangan yaitu tercapainya keseimbangan yang baik

antara hutang dan ekuitas. Hutang mempunyai peranan penting dalam

perekonomian. Pemerintah, pengusaha bahkan perorangan membiayai banyak

bisnisnya menggunakan hutang. Sucipto (2003) menyebutkan bahwa penilaian

kinerja keuangan dimanfaatkan oleh manajemen untuk hal – hal sebagai

berikut:

a. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisian melalui

pemotivasian karyawan secara maksimum. Dalam mengelola perusahaan,

manajemen menetapkan sasaran yang akan dicapai dimasa yang akan

datang dan didalam proses tersebut dinamakan planning.

b. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan

seperti promosi, transfer dan pemberhentian. Penilaian kinerja akan

menghasilkan data yang dapat dipakai sebagai dasar pengambilan

keputusan yang bersangkutan dengan karyawan yang dinilai berdasarkan

kinerjanya.

Page 22: BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/563/2/BAB II.pdf · Adalah akad penitipan barang/uang dimana pihak penerima titipan dengan

30

c. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan

untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan

karyawan. Jika manajemen puncak tidak mengenal kekuatan dan

kelemahan yang dimilikinya, sulit bagi manajemen untuk mengevaluasi

dan memilih program pelatihan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan

karyawan.

d. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan

mereka menilai kinerja mereka. Dalam organisasi perusahaan, manajemen

atas mendelegasikan sebagian wewenangnya kepada manajemen dibawah

mereka.

e. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.

Bringham dan Houston (2001) menyebutkan bahwa dalam penilaian

kinerja keuangan perusahaan perlu dilakukan analisis terhadap laporan

keuangan yang mencakup (1) perbandingan kinerja perusahaan dengan

perusahaan lain dalam industri yang sama, dan (2) evaluasi kecenderungan

posisi keuangan perusahaan sepanjang waktu yang ditentukan. Laporan

keuangan perusahaan dapat menjadi petunjuk posisi keuangan perusahaan

pada waktu tertentu maupun operasinya selama beberapa periode yang lalu.

Hasil pengukuran tersebut juga dapat dijadikan alat evaluasi kinerja

manajemen selama ini apakah mereka telah bekerja secara efektif atau tidak.

Jika berhasil mencapai target yang ditentukan mereka dikatakan berhasil

mencapai target untuk periode atau beberapa periode. Namun, sebaliknya jika

gagal atau tidak berhasil mencapai telah ditentukan, ini akan menjadi

Page 23: BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/563/2/BAB II.pdf · Adalah akad penitipan barang/uang dimana pihak penerima titipan dengan

31

pelajaran bagi manajemen bagi periode kedepan. Kegagalan ini harus

diselidiki dimana letak kesalahan dan kelemahannya, sehingga kejadian

tersebut tidak terulang.

6. Analisa Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan perusahaan menurut Bringham dan Houston (2001) dapat

diukur dengan menggunakan analisa rasio keuangan untuk mengetahui

keunggulan dari kekuatan suatu perusahaan dan secara simultan mengkoreksi

kelemahan perusahaan. Analisis rasio keuangan merupakan metode umum

yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan di bidang keuangan.

Rasio merupakan alat yang memperbandingkan suatu hal dengan hal lainnya

sehingga dapat menunjukkan hubungan atau korelasi dari suatu laporan

finansial berupa neraca dan laporan laba rugi.

7. Rasio Keuangan

Menurut Irawati (2005) rasio keuangan merupakan teknik analisis dalam

bidang manajemen keuangan yang dimanfaatkan sebagai alat ukur kondisi

keuangan suatu perusahaan dalam periode tertentu , ataupun hasil-hasil usaha

dari suatu perusahaan pada satu periode tertentu dengan jalan membandingkan

dua buah variabel yang diambil dari laporan keuangan perusahaan baik daftar

neraca maupun laba rugi.

a. Rasio Permodalan (Solvabilitas)

Bank pada umumnya dan bank syariah pada khususnya adalah

lembaga yang didirikan dengan orientasi laba. Kekuatan aspek permodalan

ini memungkinkan terbangunnya kondisi bank yang dipercaya oleh

Page 24: BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/563/2/BAB II.pdf · Adalah akad penitipan barang/uang dimana pihak penerima titipan dengan

32

masyarakat. Pengertian modal bank berdasar ketentuan Bank Indonesia

dibedakan antara bank yang didirikan dan berkantor pusat di Indonesia dan

kantor cabang bank asing yang beroperasi di Indonesia. Modal bank yang

didirikan dan berkantor pusat di Indonesia terdiri atas modal inti atau

primary capital dan modal pelengkap atau secondary capital. Komponen

modal inti pada prinsipnya terdiri atas modal disetor dan cadangan-cadangan

yang dibentuk dari laba setelah pajak, dengan perincian sebagai berikut :

1) Modal disetor

Modal disetor adalah modal yang telah disetor secara efektif oleh

pemiliknya. Bank yang berbadan hukum koperasi, modal disetor terdiri

atas simpanan pokok dan simpanan wajib para anggotanya.

2) Agio saham

Agio saham adalah selisih lebih setoran modal yang diterima oleh bank

sebagai akibat dari harga saham yang melebihi nilai nominalnya.

3) Cadangan umum

Cadangan yang dibentuk dari penyisihan laba ditahan atau laba bersih

setelah dikurangi pajak dan mendapat persetujuan rapat umum

pemegang saham atau rapat anggota sesuai anggaran dasar masing-

masing.

4) Cadangan tujuan

Cadangan tujuan adalah bagian laba setelah dikurangi pajak yang

disisihkan untuk tujuan tertentu dan telah mendapat persetujuan rapat

umum pemegang saham atau rapat anggota.

Page 25: BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/563/2/BAB II.pdf · Adalah akad penitipan barang/uang dimana pihak penerima titipan dengan

33

5) Laba ditahan

Laba ditahan adalah saldo laba bersih setelah dikurangi pajak yang oleh

rapat umum pemegang saham atau rapat anggota diputuskan untuk tidak

dibagikan.

6) Laba tahun lalu

Laba tahun lalu adalah laba bersih tahun-tahun lalu setelah dikurangi

pajak dan belum ditentukan penggunaannya oleh rapat umum pemegang

saham atau rapat anggota. Jumlah laba tahun lalu yang diperhitungkan

sebagai modal hanya sebesar 50%. Jika bank mempunyai saldo rugi

pada tahun-tahun lalu, seluruh kerugian tersebut menjadi faktor

pengurang dari modal inti.

7) Laba tahun berjalan

Laba tahun berjalan adalah laba yang diperoleh dalam tahun buku

berjalan setelah dikurangi taksiran utang pajak. Jumlah laba tahun buku

berjalan yang diperhitungkan sebagai modal inti hanya sebesar 50%.

Jika bank mengalami kerugian pada tahun berjalan, seluruh kerugian

tersebut menjadi faktor pengurang dari modal inti.

8) Bagian Kekayaan

Bagian kekayaan bersih anak perusahaan yang laporan

keuangannya dikonsolidasikan. Bagian kekayaan bersih tersebut adalah

modal inti anak perusahaan setelah dikompensasikan nilai penyertaan

bank pada anak perusahaan tersebut. Anak perusahaan adalah bank dan

Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) lain yang mayoritas

Page 26: BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/563/2/BAB II.pdf · Adalah akad penitipan barang/uang dimana pihak penerima titipan dengan

34

sahamnya dimiliki oleh bank.

Modal pelengkap terdiri atas cadangan-cadangan yang tidak dibentuk

dari laba setelah pajak dan pinjaman yang sifatnya dapat dipersamakan

dengan modal, dengan perincian sebagai berikut:

a) Cadangan revaliasi aktiva tetap

Cadangan revaliasi aktiva tetap adalah cadangan yang dibentuk dari

selisih penilaian kembali aktiva tetap yang telah mendapat

persetujuan dari Direktorat Jenderal Pajak.

b) Cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan

Cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan adalah

cadangan yang dibentuk dengan cara membebani laba rugi tahun

berjalan. Hal ini dimaksudkan untuk menampung kerugian yang

mungkin timbul sebagai akibat tidak diterimanya kembali sebagian

atau seluruh aktiva produktif.

c) Modal kuasi

Modal kuasi adalah modal yang didukung oleh instrumen atau

warkat yang sifatnya seperti modal.

d) Pinjaman subordinasi

Pinjaman subordinasi adalah pinjaman yang harus memenuhi

berbagai syarat, seperti ada perjanjian tertulis antara bank dan

pemberi pinjaman, mendapat persetujuan dari bank Indonesia,

minimal berjangka 5 tahun dan pelunasan sebelum jatuh

tempo harus atas persetujuan Bank Indonesia.

Page 27: BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/563/2/BAB II.pdf · Adalah akad penitipan barang/uang dimana pihak penerima titipan dengan

35

Dalam kerangka paket deregulasi tanggal 29 Februari 1991

(Pakfeb’91), Bank Indonesia mewajibkan setiap bank umum

menyediakan modal minimum sebesar 8% dari total Aktiva

Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Prosentase kebutuhan modal

minimum ini disebut Capital Adequacy Ratio (CAR).

Perhitungan penyediaan modal minimum atau kecukupan

modal bank (capital adequacy) didasarkan kepada rasio atau

perbandingan antara modal yang dimiliki bank dan jumlah

Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Aktiva dalam

perhitungan ini mencakup aktiva yang tercantum dalam neraca

maupun aktiva yang bersifat administratif sebagaimana tercermin

dalam kewajiban yang masih bersifat kontingen dan atau komitmen

yang disediakan bagi pihak ketiga.

Langkah-langkah perhitungan penyediaan modal minimum

bank adalah sebagai berikut:

i) ATMR aktiva neraca dihitung dengan cara mengalikan

nilai nominal masing-masing aktiva yang bersangkutan

dengan bobot risiko dari masing-masing pos aktiva neraca

tersebut.

ii) ATMR aktiva administratif dihitung dengan cara

mengalikan nilai nominal rekening administratif yang

bersangkutan dengan bobot risiko dari masing-masing pos

rekening tersebut.

Page 28: BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/563/2/BAB II.pdf · Adalah akad penitipan barang/uang dimana pihak penerima titipan dengan

36

iii) Total ATMR = ATMR aktiva neraca + ATMR aktiva

administratif.

iv) Rasio modal bank dihitung dengan cara membandingkan

antara modal bank (modal inti + modal pelengkap) dan

total ATMR. Rasio tersebut dapat dirumuskan sebagai

berikut :

CAR = Modal Bank x 100%

Total ATMR

v) Hasil perhitungan rasio diatas, kemudian dibandingkan

dengan kewajiban penyediaan modal minimum (yakni

sebesar 8%). Berdasarkan hasil perbandingan tersebut,

dapatlah diketahui apakah bank yang bersangkutan telah

memenuhi ketentuan CAR (kecukupan modal) atau tidak.

Jika hasil perbandingan antara perhitungan rasio modal dan

kewajiban penyediaan modal minimum sama dengan 100%

atau lebih, modal bank yang bersangkutan telah memenuhi

ketentuan CAR (kecukupan modal). Sebaliknya, bila

hasilnya kurang dari 100%, modal bank tersebut tidak

memenuhi ketentuan CAR.

b. Rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP)

Pengertian aktiva produktif dalam Surat Keputusan Direksi Bank

Indonesia No. 31/147/KEP/DIR Tanggal 12 November 1998 tentang Kualitas

Aktiva Produktif adalah penanaman dana bank baik dalam Rupiah maupun

Page 29: BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/563/2/BAB II.pdf · Adalah akad penitipan barang/uang dimana pihak penerima titipan dengan

37

valuta asing dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan dana antar

bank, penyertaan, komitmen dan kontijensi pada transaksi rekening

administratif. Kualitas Aktiva Produktif dinilai berdasarkan:

1) Prospek usaha

2) Kondisi keuangan dengan penekanan pada arus kas debitur

3) Kemampuan membayar

Berdasarkan analisis dan penilaian terhadap faktor penilaian

mengenai prospek usaha, kinerja debitur, kemampuan membayar dengan

mempertimbangkan komponen-komponen yang tidak disebutkan, kualitas

kredit ditetapkan menjadi:

1) Lancar (Pass)

2) Dalam perhatian khusus (special mention)

3) Kurang lancar (sub standard)

4) Diragukan (doubtful)

5) Macet (loss)

Aktiva produktif bermasalah (NPL) merupakan aktiva produktif

dengan kualitas aktiva kurang lancar diragukan, dan macet. Besarnya NPL

dapat dirumuskan sebagai berikut:

NPL = Total Kredit Bermasalah x 100%

Total Seluruh Kredit

c. Rasio Rentabilitas (Earning)

Analisis rasio rentabilitas bank adalah alat untuk menganalisis atau

mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank

Page 30: BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/563/2/BAB II.pdf · Adalah akad penitipan barang/uang dimana pihak penerima titipan dengan

38

yang bersangkutan. Rasio rentabilitas yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE).

1) Return on Assets (ROA)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam

memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar

ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai

bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi

pengamanan aset. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

ROA = Laba Bersih x 100%

Total Aktiva

2) Return on Equity (ROE)

ROE adalah perbandingan antara laba bersih bank dengan modal

sendiri. Rasio dapat dirumuskan sebagai berikut:

ROE = Laba Bersih x 100%

Modal Sendiri

Rasio ini banyak diamati oleh para pemegang saham bank (baik

pemegang saham pendiri maupun pemegang saham baru) serta para

investor di pasar modal yang ingin membeli saham bank yang

bersangkutan (jika bank tersebut telah go public). Dengan demikian rasio

ROE merupakan indikator penting bagi para pemegang saham dan calon

investor untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba

bersih yang dikaitkan dengan pembayaran deviden. Kenaikan dalam rasio

ini berarti terjadi kenaikan laba bersih dari bank yang bersangkutan.

Page 31: BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/563/2/BAB II.pdf · Adalah akad penitipan barang/uang dimana pihak penerima titipan dengan

39

3) Rasio Efisiensi (Rasio Biaya Operasional)

Rasio biaya operasional adalah perbandingan antara biaya

operasional dan pendapatan operasional. Rasio ini digunakan untuk

mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan

kegiatan operasinya. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

BO/PO = Biaya operasional x 100%

Pendapatan Operasional

4) Rasio Likuiditas (Liquidity)

Suatu bank dikatakan likuid apabila bank bersangkutan dapat memenuhi

kewajiban hutang-hutangnya,dapat membayar kembali semua depositonya,

serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan tanpa terjadi

penangguhan. Rasio likuiditas ini dilakukan untuk menganalisis

kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban tersebut. Dalam

penelitian ini, rasio likuiditas yang digunakan adalah Loan to Deposit

Ratio (LDR).

Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio antara seluruh jumlah kredit

yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. Rasio ini

digunakan untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar kembali

kewajiban kepada para nasabah yang telah menanamkan dananya dengan

kredit-kredit yang telah diberikan kepada para debiturnya. Semakin tinggi

rasionya semakin tinggi tingkat likuiditasnya. Rasio ini dapat

dirumuskan sebagai berikut :

Page 32: BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/563/2/BAB II.pdf · Adalah akad penitipan barang/uang dimana pihak penerima titipan dengan

40

LDR = Total pembiayaan x 100%

Dana Pihak Ketiga

5) Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)

Rasio profitabilitas adalah kemampuan bank dalam menghasilkan laba

selama periode tertentu, juga bertujuan untuk mengetahui efektifitas

manajemen dalam menjalankan usaha (Sawir, 2005).

Rasio ini merupakan gambaran perbankan dalam mendapatkan tingkat

laba yang diperolehnya dari usaha yang telah dilakukan serta

mengetahui tingkat efektifitas dan efisiensi dari manajemen dalam

mengelola usahanya. Rasio yang digunakan yaitu return on asset ratio

(ROA), return on equity ratio (ROE) dan profit to expenses ratio (PER).

Rasio ini menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam

menghasilkan pendapatan dalam hubungannya dengan volume penjualan,

jumlah aktiva dan investasi tertentu dari pemilik perusahaan

(Syamsuddin, 2004). Rasio ini menunjukkan hasil akhir dari seluruh

kebijakan keuangan dan keputusan operasional dalam menghasilkan

keuntungan bagi perusahaan (Brigham dan Houston, 2010). Rasio

profitabilitas ini dapat dihitung dengan beberapa rasio diantaranya: gross

profit margin, net profit margin, return on investment dan return on

equity (Harahap, 2006: 305).

Page 33: BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/563/2/BAB II.pdf · Adalah akad penitipan barang/uang dimana pihak penerima titipan dengan

41

B. Peneliti Terdahulu

Teori manajemen keuangan menyediakan banyak variasi indeks untuk

mengukur kinerja suatu bank, salah satu diantaranya adalah rasio keuangan.

Penelitian tentang perbandingan kinerja bank sudah dilakukan oleh beberapa

orang peneliti, antara lain:

Page 34: BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/563/2/BAB II.pdf · Adalah akad penitipan barang/uang dimana pihak penerima titipan dengan

42

Tabel II.2 Peneliti Terdahulu

NO JUDUL PENELITIAN PENULIS

HASIL PENELITIAN

1 ANALISIS PERBANDINGAN

KINERJA KEUANGAN

BANK UMUM SYARIAH

DENGAN BANK UMUM

KONVENSIONAL

DI INDONESIA (SKRIPSI)

Widya

Wahyu

Ningsih

2012

Hasil uji statistic

independent sample t-test

menunjukkan rasio

CAR, LDR, NPL, BOPO,

dan ROA Bank Umum

Syariah berbeda secara

signifikan dengan Bank

Umum Konvensional

2 ANALISIS PERBANDINGAN

KINERJA KEUANGAN

ANTARA PERBANKAN

KONVENSIONAL DENGAN

PERBANKAN SYARIAH

DIINDONESIA

(SKRIPSI)

Fivtina

Marbelanty

2015

Hasil penelitian

menunjukkan ada perbedaan

yang signifikan dalam kinerja

keuangan bank konvensional

dan bank syariah. Namun,

kinerja keuangan secara

keseluruhan bank

konvensional dan bank

syariah sama-sama baik,

karena bank konvensional

yang lebih baik dalam rasio

profitabilitas dan efisiensi

rasio, sedangkan bank

syariah lebih baik dalam

Page 35: BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/563/2/BAB II.pdf · Adalah akad penitipan barang/uang dimana pihak penerima titipan dengan

43

rasio likuiditas dan risiko dan

solvabilitas rasio

3 ANALISIS PERBANDINGAN

KINERJA KEUANGAN

PERBANKAN SYARIAH

DENGAN PERBANKAN

KONVENSIONAL

(PERIODE 2002-2011)

(SKRIPSI)

Anggraini

2012

Hasil dari penelitian bahwa

ada perbedaan

signifikan antara perbankan

syariah dengan perbankan

konvensional

Namun, hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa kinerja

perbankan

syariah tidak lebih baik jika

dibandingkan dengan

perbankan

konvensional

4

ANALISIS PERBANDINGAN

KINERJA KEUANGAN

PERBNKAN SYARIAH

Ema

Rindawati

tahun

Rata-rata rasio keuangan

perbankan syariah lebih baik

secara signifikan

Page 36: BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/563/2/BAB II.pdf · Adalah akad penitipan barang/uang dimana pihak penerima titipan dengan

44

DENGAN PERBANKAN

KONVENSIONAL (SKRIPSI)

2007 dibandingkan dengan

perbankan konvensional

5 ANALISIS PERBANDINGAN

KINERJA KEUANGAN

PERBANKAN SYARIAH

DENGAN PERBANKAN

KONVENSIONAL DENGAN

MENGGUNAKAN

RASIO KEUANGAN

(STUDI KASUS PADA PT.

BANK SYARIAH MUAMALAT

INDONESIA Tbk

DENGAN PT. BANK RAKYAT

INDONESIA Tbk PERIODE

2003-2008)

Kiki

Maharani

2010

kinerja keuangan Perbankan

syariah berbeda dengan

kinerja keuangan perbankan

konvensional.

Page 37: BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/563/2/BAB II.pdf · Adalah akad penitipan barang/uang dimana pihak penerima titipan dengan

45

C. Kerangka Pikir

Gambar II.1

Kerangka Pikir

D. Hipotesa Penelitian

Sebagaimana ditulis oleh J. Supranto (2001) yang dikutip dari Abustan

bahwa hipotesis pada dasarnya adalah suatu anggapan yang mungkin benar dan

sering digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan, pemecahan

persoalanmaupun dasar penelitian lebih lanjut, anggapan sebagai satu hipotesis

BANK

Bank Syariah Bank Konvensional

Laporan Keuangan

Analisa Rasio

Keuangan

CAR LDR NPL ROA BOPO

Kinerja Keuangan

Page 38: BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Bankeprints.mercubuana-yogya.ac.id/563/2/BAB II.pdf · Adalah akad penitipan barang/uang dimana pihak penerima titipan dengan

46

juga merupakan data tetapi karena kemungkinan bisa salah, apabila akan

digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan harus diuji dahulu dengan

memakai data hasil observasi.

Dengan pertimbangan tersebut penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai

berikut:

H1 : Ada perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan perbankan syariah

dengan perbankan konvensional berdasarkan Rasio CAR

H2 : Ada perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan perbankan syariah

dengan perbankan konvensional berdasarkan Rasio NPL

H3 : Ada perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan perbankan syariah

dengan perbankan konvensional berdasarkan Rasio LDR

H4 : Ada perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan perbankan syariah

dengan perbankan konvensional berdasarkan Rasio ROA

H5 : Ada perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan perbankan syariah

dengan perbankan konvensional berdasarkan Rasio BOPO