bab ii landasan teorirepository.poltekkes-tjk.ac.id/929/5/bab ii.pdf · yang berfungsi sebagai...

29
7 BAB II LANDASAN TEORI A. Pertumbuhan dan Perkembangan 1. Pengertian Pertumbuhan adalah bertambanya ukuran dan jumlah sel serta jaringan intraselular, berarti bertambanya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseleruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang berat. Perkembangan terjadi secara simultan dengan perkembangan. Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan merupakan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang di pengaruhinya, misalnya perkembangan sistem berperan penting dalam kehidupaan manusia yang utuh. (Kemenkes RI,2016) B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang Anak Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan normal yang merupakann hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain (Kemenkes RI, 2012) : 1. Faktor dalam (internal) Faktor dalam (internal) yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak : a. Ras atau etnik atau bangsa Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Amerika, maka ia tidak memiliki faktor herediter ras atau bangsa Indonesia atau sebaliknya.

Upload: others

Post on 28-Oct-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/929/5/BAB II.pdf · yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider) . sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurnagnya

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pertumbuhan dan Perkembangan

1. Pengertian

Pertumbuhan adalah bertambanya ukuran dan jumlah sel serta jaringan

intraselular, berarti bertambanya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau

keseleruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang berat.

Perkembangan terjadi secara simultan dengan perkembangan. Berbeda

dengan pertumbuhan, perkembangan merupakan merupakan hasil interaksi

kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang di pengaruhinya, misalnya

perkembangan sistem berperan penting dalam kehidupaan manusia yang utuh.

(Kemenkes RI,2016)

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang Anak

Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan

normal yang merupakann hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan anak. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain

(Kemenkes RI, 2012) :

1. Faktor dalam (internal)

Faktor dalam (internal) yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak :

a. Ras atau etnik atau bangsa

Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Amerika, maka ia tidak memiliki

faktor herediter ras atau bangsa Indonesia atau sebaliknya.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/929/5/BAB II.pdf · yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider) . sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurnagnya

8

b. Keluarga

Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi, pendek,

gemuk atau kurus.

c. Umur

Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun

pertama kehidupan dan masa remaja.

d. Jenis Kelamin

Faktor Reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat daripada

laki-laki. Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-

laki akan cepat.

e. Genetik anak

Genetik (Heredokonstituional) adalah bawaan yaitu potensi anak yang

akan menjadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang

berpengaruh pada tumbuh kembang anak seperti kerdil.

f. Kelainan Kromosom

Kelainan kromosom pada umumnya disertai dengan kegagalan

pertumbuhan seperti pada sindrom down dan sindrom turner.

2. Faktor luar (Eksternal)

a. Faktor Prenatal

1) Gizi

Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan

mempengaruhi pertumbuhan janin.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/929/5/BAB II.pdf · yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider) . sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurnagnya

9

2) Mekanis

Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan elainan kongenital

seperti club foot.

3) Toksin atau zat kimia

Beberapa obat-obatan seperti aminopterin, Thalidomid dapat

menyebabkan kelainan kongenital seperti palatoskisis.

4) Endokrin

Diabetes melitus dapat meyebabkan makrosomia, kardiomegali,

hiperplasia adrenal.

5) Radiasi

Paparan radium dan sinar rontgen dadapt mengakibatkan kelainan

pada janin seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan

deformitas nggota gerak , kelainan kongenital mata, kelainan jantung.

6) Infeksi

Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH.

7) Kelaianan imunologi

Eritoblatosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah

antara janin dan ibu sehingga ibu membentuk antiibodi terhadap sel

darah merah janin, kemudian melalui plasenta masuk dalam peredaran

darah janin dan akan menyebabkan hemolisis yang selanjutnya

mengakibatkan hiperbilirubinemia dan kern icterus yang akan

menyebabkan kerusakan jaringan otak.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/929/5/BAB II.pdf · yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider) . sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurnagnya

10

8) Anoksia embrio

Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta

menyebabkan pertumbuhan terganggu.

9) Psikologi ibu

Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah atau kekerasan

mental pada ibu hamil dan lain-lain.

b. Faktor Persalinan

Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat

menyebabkana kerusakan jaringan otak.

c. Faktor Pascapersalinan

1) Gizi

Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat.

2) Penyakit kronis atau kelainan congenital

Tuberkulosis, anemia, kelaianan jantung bawaan mengakibatkan

retardasi pertumbuhan jasmani.

3) Lingkungan fisis dan kimia

Lingkungan sering disebut Melieu adalah tempat anak tersebut hidup

yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider) .

sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurnagnya sinar matahari,

paparan inar radioaktif, zat kimia tertentu (pb, mercuri, rokok, dll)

mempunyai dampak yang negatif terhadap pertumbuhan anak.

4) Psikologis

Hubungan anak dengan orang sekitarya. Seorang anak yang tidak

dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan,

Page 5: BAB II LANDASAN TEORIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/929/5/BAB II.pdf · yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider) . sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurnagnya

11

akan mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan

perkembanganya.

5) Endokrin

Gangguan hormon, misalnya pad penyakit hipertiroid akan

menyebabkan anak mengalami pertumbuhan.

6) Sosio-ekonomi

Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan

lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan, akan menghambat

pertumbuhan anak.

7) Lingkungan pengasuhan

Pada lingkungan pengasuhan interaksi ibu-anak sangat

memepengaruhi tumbuh kembang anak.

8) Stimulasi

Perkembangan memerlukan rangsangan atau stimulasi khususnya

dalam keluarga, misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak,

keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak.

9) Obat-obatan

Pemakaian kortikosteriod janka lama akan menghambat pertumbuhan,

demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang terhadap susunan

saraf yang menyebabkan terhambatnya produksi hormon pertumbuhan.

3. Pertumbuhan Fisik Pada Balita

a. Tinggi badan.

Tinggi badan rata- rata pada waktu lahir adalah 50 cm .secara garis besar,

tinggi badan anak dapat diperkirakan, sebagai berikut :

Page 6: BAB II LANDASAN TEORIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/929/5/BAB II.pdf · yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider) . sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurnagnya

12

Tabel 1 Pengukuran Tinggi Badan Sesuai Umur

NO Umur Ukuran tinggi badan 1 1 tahun 1,5 x tinggi badan lahir 2 4 tahun 2 x tinggi badan lahir 3 6 tahun 1,5 x tinggi badan 1 tahun 4 13 tahun 3 x tinggi badan lahir 5 Dewasa 3,5 x TB lahir (2 x tinggi badan 2 tahun)

Sumber :Dian Adriana, tumbuh kembang anak, 2017

Pengukuran dapat pula menggunakan rumus dari behrman sebagai berikut

Tabel 2 Pengukuran Tinggi Badan Sesuai Umur

NO Umur Ukuran tinggi badan ( Cm ) 1 Baru lahir 50 cm 2 1 tahun 75 cm 3 2 – 12 tahun Umur ( tahun ) x 6 di tambah 77

Sumber : Sulistyawati Ari, Deteksi tumbuh kembang anak ,2017

Pengukuran berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB).

Tujuan pengukuran BB/TB adalah untuk mentukan status gizi anak

normal, kurus, kurus sekali atau gemuk

Jadwal pengukuran BB/TB disesuai dengan jadwal deteksi dini tumbuh

kembang balita. Pengukuran dan penilaian BB/TB di lakukan oleh tenaga

kesehatan terlatih.Pengukuran timbang bayi :

1) Menggunakan timbang

2) Menggunakan timbang injak

b. Berat Badan

Anatara usia 0-6 bulan, berat bayi bertambah 682 gram perbulan. Berat

badan lahir bayi meningkat dua kali lipat ketika usia 5 bulan. Anatara usia 6 dan

12 bulan, berat bayi bertambah 341 g perbulan. Berat lahir bayi meningkat tiga

Page 7: BAB II LANDASAN TEORIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/929/5/BAB II.pdf · yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider) . sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurnagnya

13

kali lipat saat berusia 12 bulan. berat badan akan menjadi empat kali berat badan

lahir pada umur 2 tahun.pada masa prasekolah kenaikan berat badan rata- rata

2kg/ tahun.(Adriana D,2017 )

Kenaikan berat badan anak pada tahun pertama kehidupan jika mendapat

gizi yang baik berkisar sebagai berikut.

1) 700 – 1.000 gram / bulan pada triwulan I

2) 500 – 600 gram / pada triwulan II

3) 350 -450 gram /pada triwulan III

4) 250 – 350 gram / pada triwulan IV

Tabel 3 Pengukuran Berat Badan Sesuai Umur

NO Umur Perkiraan berat badan 1 5 bulan 2 x berat lahir 2 1 tahun 3 x berat lahir 3 2 tahun 4 x berat lahir

Sumber : Sulistyawati Ari,Deteksi tumbuh kembang anak ,2017

c. Lingkar kepala

Lingkaran kepala waktu lahir rata-rata 34 cm. Anatara usia 0 dan 6 bulan

lingkaran kepala bertambah 1,32 cm per bualan. Anatara usia 6 dan 12

bulan,lingkaran kepala meningkat 0,44 cm per bulan, LK meningkat pertiganya an

berat beratambah 2,5 kali dari berat lahir. Pada umur 6 bulan lingkaran kepala

rata-rata adalah 44 cm, umur 1 tahun 47 cm, umur 2 tahun 49 cm, dan dewasa 54

cm.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/929/5/BAB II.pdf · yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider) . sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurnagnya

14

Tabel 4 Pengukuran Lingkar Kepala Sesuai Umur

NO Umur Ukuran lingkaran kepala

1 6 bulan 44 cm 2 1 tahun 47 cm 3 2 tahun 49 cm 4 Dewasa 54 cm

Sumber : Sulistyawati Ari,Deteksi tumbuh kembang anak ,2017

4. Prinsip Gizi Pada Balita

Setelah anak umur berumur 1 tahun menunya harus bervariasi untuk

mencegah kebosanan dan diberi susu, sereal(seperti bubu, beras, roti), daging ,

sup, sayuran dan buah-buahan makanan padat yang diberikan tidak perlu

diblender lagi melaikan yang kasar supaya anak mempunyai gigi dapat belajar

mengunyah. Adakalanya anak tidak mau makan dan sebagai gantinya ibu

memberikan susu. Kebiasaan demikian akan mengarah ke diet yang hanya terdiri

dari susu saja. Berikan nasehat kepada ibu atau pengasuhnya bahwa kebiasaan

demikian tidak baik bagi anaknya. Ibu hanrus dapat bertindak keras, jika anak

sehat tidak mau makan- makanan padatnya, jangan biarkan susu sebagai

pengganti akan tetapi bawa pergi makanan itu dan coba lagi jika anak sudah

lapar.Waryana, 2010

Tabel 5 Kecukupan Gizi Rata-Rata Pada Anak Prasekolah

Golongan Umur Berat Badan Tinggi Badan energi Protein

1-3 Tahun 12 kg 89 Cm 1220 Kkal 23 gram 4-6 Tahun 18 kg 108 Cm 1720 Kkal 32 gram

Sumber : Sulistyawati Ari,Deteksi tumbuh kembang anak ,2017

Page 9: BAB II LANDASAN TEORIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/929/5/BAB II.pdf · yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider) . sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurnagnya

15

C. Gangguan Gizi

Permasalahan gizi pada anak merupakan suatu siklus, yang saling

berkaitan sejak masa kehamilan hingga masa diluar kehamilan yang dapat

mempengaruhi kualitas pertumbuhanserta perkembangan anak. Saat ini

pemahaman golden periode tidak hanya dimulai saat anak menginjak usia 2-4

tahun. Tetapi ditetapkan sejak terjadinya perubahan. Oleh karena itu kualitas anak

dientukan oleh keadaan pada pembentukkan mudigah awal.

Nutrisi merupakan bahan makanan yang dikonsumsi untuk memenuhi

kebutuhan tubuh serta menghasilkan energy yang digunakan untuk menjaga

kestabilan metabolisme tubuh. Nutrisi berbeda dengan makanan. Makanan

merupakan segala hal yang dikonsumsi. Sedangkan nutrisi adalaah kandungan zat

yang terdapat pada makanan.

Kebutuhan nutrisi yang tidak terpenuhi secara maksimal dapat

menyebabkan gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan anak, yang

mengakibatkan kualitas hidup dingga dewasa nanti, nutrisi yang tidak adekuat

dapat menyebabkan gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangan.

(Runjati,2017;509)

1. Status Gizi Balita

Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh

keseimbangan antara asupan zat gizi dengan kebutuhan. Keseimbangan tersebut

dapat dilihat dari variabel pertumbuhan yaitu berat badan, tinggi badan atau

panjang badan, lingkar kepala, lingkar lengan, dan panjang tungkai. Jika

keseimbangan tadi terganggu, misalnya pengeluaran energi protein lebih banyak

dibandingkan pemasukan maka akan terjadi gizi kurang. akibat kekurangan

Page 10: BAB II LANDASAN TEORIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/929/5/BAB II.pdf · yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider) . sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurnagnya

16

energi protein dan jika berlangsung lama akan timbul masalah yang dikenal

dengan gizi kurang (Cakrawati dewi, 2014)

D. Gizi Kurang

1. Pengertian

Gizi kurang adalah suatu masalah gizi yang disebabkan karena kurangnya

asupan gizi baik dalam jangka waktu pendek maupun panjang.

Jenispenyakitmasalahgizikurangberdasarkanjeniszatgiziapa yang

kurangdikonsumsi.(Setyawati, Vilda Ana Veria, 2018).

Apabila tubuh kekurangan zat gizi, khususnya energi dan protein, pada

tahapan awal akan menyebabkan rasa lapar kemudian dalam jangka waktu

tertentu berat badan akan menurun disertai dengan menurunya produktivitas

kerja.kekurangan zat gizi yang berlanjut akan menyebabkan status gizi kurang

dan gizi buruk.apa bila tidak ada perbaikan konsumsi energi dan protein yang

mencukupi, tubuh akan mudah terserang penyakit infeksi yang dapat

menyebabkan kematian.

2. Tanda dan gejala gizi kurang

a. Nafsu makan rendah

b. Mengalami kegagalan dalam pertumbuhan, dari berat badan, tinggi

badan.

c. Kehilangan lemak dan masa otot tubuh.

d. Kekuatan otot tubuh menghilang.

e. Sangat mudah untuk marah, terlihat lesu bahkan dapat menangis secara

berlebihan.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/929/5/BAB II.pdf · yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider) . sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurnagnya

17

f. Mengalami kecemasan dan perhatian terhadap lingkungan sekitar.

g. Sulit berkonsentrasi dengan baik.

h. Kulit dan rambut kering, bahakan rambut mudah sekali rontok.

i. Pipi dan mata tampak cekung.

j. Proses penyembuhan luka sangat lama.

k. Rentan terserang penyakit, dengan proses penyembuhan yang cenderung

lama. (Setyawati, Vilda Ana Veria, 2018).

Kekurangan gizi secara umum baik kurang secara kualitas dan kuantitas

menyebkan gangguan pada proses-proses tubuh seperti :

1. Gangguan pertumbuhan

2. Gangguan produksi kerja

3. Gangguan pertahanan tubuh

4. Gangguan struktur dan fungsi otak.

Gizi kurang dibedakan menjadi gizi kurang makro (makronutrein) dan gizi

kurang mikro (mikronutrein)dalam memenuhi asupan gizinya, tubuh

membutuhkan makronutrein, yaitu zat besi, seng, asam folat, dan lain sebagainya.

Kekurangan mikronutrein dapat mengakibatkan gangguan kesehatan seperti

kekurangan vitamin A (KVA), gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI) dan

anemia yang mengacu pada berat bayi lahir rendah (BBLR), gangguan intelektual,

gangguan pertumbuhan, penurunana kekebalan bahakan kematian.

3. Berat Bayi Lahir Rendah

Bayi dengan berat lahir rendah adalah akibat dari ibu hamil penderita

kurang energy kronis (KEK) dan mempunyai status gizi buruk. BBLR berkaitan

dengan tingginya angka kematian bayi dan balita yang akan berdampak terhadap

Page 12: BAB II LANDASAN TEORIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/929/5/BAB II.pdf · yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider) . sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurnagnya

18

kualitas generasi mendatang yaitu memperlambat pertumbuhan dan

perkembangan mental anak, serta berpengaruh pada penurunan kecerdasan (IQ).

Seryiap anak yang berstatus gizi buruk mempunyai resiko kehilangan IQ 10-13

poin.

B. Gizi Kurang Pada Balita

Gizi kurang merupakan salah satu masalah gizi utama pada balita

Indonesia. Rendahnya konsumsi energy dan protein dari makanan sehari-hari dan

terjadi dalam waktu yang cukup lama.

C. Gangguan Pertumbuhan

Dampak gizi buruk pada anak balita adalah terjadinya gangguan

pertumbuhan pada anak usia sekolah.

D. Kurang Energy Kronis

KEK dapat terjadi pada waktu usia subur (WUS) dan pada ibu hamil. KEK

adalah keadaan dimana ibu menderita keadaan kekurangan makanan yang

berlangsung menahun yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada

ibu. (Cakrawati Dewi , 2014;28-29)

E. Penyebab Gizi Kurang

Masalah gizi kurang dapat disebabkan oleh:

1. Penyebab Langsung

Makanan dan penyakit dapat secara langsung menyebabkan gizi kurang.

Timbulnya gizi kurang tidak hanya dikarenakan asupan makanan yang kurang

tetapi juga penyakit. Anak yang mendapat cukup makanan namun sering

menderita sakit. Dapat ,emderita gizi kurang. Demikian pula pada anak yang tidak

Page 13: BAB II LANDASAN TEORIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/929/5/BAB II.pdf · yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider) . sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurnagnya

19

memperoleh cukup makanan, maka daya tahan tubuhnya akan melemah dan akan

mudah terserang penyakit.

2. Penyebab Tidak Langsung

a. Ketahanan pangan keluarga kurang memadai. Setiap keluarga

diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh

anggota keluarganya dalam jumlah yang cukup baik jumlah maupun

mutu gizinya.

b. Pola pengasuhan anak krang memadai. Setiap keluarga dan masyarakat

diharapkan dapat menyediakan waktu, perhatian dan dukungan

terhadap anak agar dapat tumbuh kembang dengan baik secara fisik

mental maupun sosial.pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang

memadai. Sistem pelayanan kesehatan yang diharapka dapat menjami

ketersediaan air bersih dan sarana pelayanan kesehatan dasar yang

terjangkau oleh setiap keluarga yang membutuhkan. (Cakrawati Dewi,

2014;29-30)

3. Status Gizi Balita

Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh

keseimbangan antara asupan zat gizi dengan kebutuhan. Keseimbangan tersebut

dapat dilihat dari variabel pertumbuhan yaitu berat badan, tinggi badan atau

panjang badan, lingkar kepala, lingkar lengan, dan panjang tungkai. Jika

keseimbangan tadi terganggu, misalnya pengeluaran energi protein lebih banyak

dibandingkan pemasukan maka akan terjadi gizi kurang. akibat kekurangan

energi protein dan jika berlangsung lama akan timbul masalah yang dikenal

dengan gizi kurang.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/929/5/BAB II.pdf · yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider) . sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurnagnya

20

Status gizi dipengaruhi oleh konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat

gizi didalam tubuh. Bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi dan digunakan

secara efisien akan tercapai status gizi optimal yang memungkinkan pertumbuhan

fisik, perkembangan otak , kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada

tingkat setinggi mungkin (Marmi: 373).

Status gizi balita dapat diukur berdasarkan tiga indeks yaitu berat badan

menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), dan berat badan

menurut tinggibadan (BB/TB). Standar pengukuran status gizi berdasarkan

Standar World Health Organization(WHO 2005) yang telah ditetapkan pada

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1995/Menkes/SK/XII/2010 tentang Standar

Antropometri Penilaian Status Gizi Anak.

Gizi kurang dan gizi buruk merupakan status gizi yang didasarkan pada

indeks berat badan menurut umur (BB/U). Pemantauan Status Gizi (PSG) tahun

2017 yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa

Indonesia persentase gizi kurang adalah 14%. Hal tersebut tidak berbeda jauh

dengan hasil PSG tahun 2016 yaitu persentase gizi kurang sebesar 14,43%. gizi

kurang pada balita usia 0-59 bulan tahun 2017 adalah Nusa Tenggara Timur,

sedangkan provinsi dengan persentase terendah adalah Bali.(kemenkes

RI,2017;180)

Page 15: BAB II LANDASAN TEORIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/929/5/BAB II.pdf · yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider) . sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurnagnya

21

Gambar 1 Persentase Gizi Buruk Dan Kurang Pada Balita 0-59 Bulan

Menurut Provinsi Di Indonesia Tahun 2017 Sumber: Pemantauan Status Gizi 2017, Kemenkes RI

4. Penilaian Status Gizi

Untuk menentukan status gizi seseorang atau kelompok populasi

dilakukan dengan interprestasi informasi dari hasil beberapa metode penilaian

status gizi yaitu: penilaian konsumsi makanan, antropometri ,laboratorium atau

biokimia dan klinis. Diantara beberapa metode tersebut, pengukuran antropometri

adalah relative paling sederhana dan banyak dilakukan.

Dalam antropometri dapat dilakukan beberapa macam pengukuran yaitu

pengukuran berat badan (BB), tinggi badan (PB) dan lingkar lengan atas (LILA).

Dari beberapa pengukuran tersebut BB, TB, LILA sesuai dengan umur adalah

yang paling sering digunakan untuk survey sedangkan untuk perorangan,

Page 16: BAB II LANDASAN TEORIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/929/5/BAB II.pdf · yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider) . sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurnagnya

22

keluarga, pengukuran BB dan TB atau panjang badan (PB) adalah yangpaling

dikenal.

Ada 3 indikator pengukuran status gizi

a. Indikator BB/U ( Berat badan/Umur)

b. Indikator BB/TB ( Berat badan/Tinggi badan)

c. Indikator BB/PB ( Berat badan/Panjang Badan)

Dalam panduan tatalaksana penderita KEP Gizi kurang dapat menjadi gizi

buruk apabila terjadi kekurangan gizi yang cukup parah yaitu ditandai dengan

berat badan menurut umur kurang dari 60 % median pada buku WHO-NCHS atau

terdapat tanda-tanda klinis seperti marasmus . Kwashiorkor dan marasmik-

Kwashiorkor. Agar penentuan klasifikasi dan penyebutan status gizi menjadi

seragam dan tidak berbeda maka Mentri Kesehatan (Menkes) RI mengeluarkan

SK Nomor 920/Menkes/SK/VIII/2002 tentang klasifikasi status gizi anak bawah

lima tahun. Dengan keluarnya SK tersebut maka data status gizi yang dihasilkan

mudah dianalisis lebih lanjut baik untuk perbandingan, kecendrungan maupun

analasisi hubungan.

Menurut SK tersebut penentuan gizi status gizi tidak lagi menggunakan

persen terhadap median. Melaikan nilai Z-score pada baku WHO-NCHS. Secara

umumklasifikasi status gizi balita yang digunakan secara resmi adalah seperti

table berikut:

Page 17: BAB II LANDASAN TEORIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/929/5/BAB II.pdf · yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider) . sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurnagnya

23

Tabel 6

Klasifikasi Status Gizi Anak Bawah Lima Tahun (Balita)

INDEKS STATUS GIZI AMBANG BATAS**)

Berat Badan menurut Umur (BB/TB)

Gizi Lebih > +2 SD

Gizi Baik >= -2 SD sampai + 2 SD Gizi Kurang < -2 SD sampai >= -3SD Gizi Buruk < -3 SD Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U

Normal > = -2 SD

Pendek ( Stunted) < -2 SD Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB)

Gemuk > +2 SD

Normal >= -2 SD sampai +2 SD Kurus (Wasted) < -2 SD sampai >= -3 SD Kurus sekali < -3 SD

Sumber : SK Menkes 920/Menkes/SK/VIII/2002

SD = Standar Deviasi

F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi

Menurut Unicef gizi kurang pada anak balitaa disebabkan oleh beberapa

factor yang kemudian diklasifikasikan sebagai penyebab langsung, penyebab

tidak langsung, pokok masalah dan akar masalah.

Gizi kurang secara langsung disebabkan oleh kurangnya konsumsi

makanan dan adanya penyakit infeksi. Makin bertambah usia anak maka makin

bertambah pula kebutuhannya. Konsumsi makanan dalam keluarga dipengaruhi

jumlah dan jenis pangan yang dibeli, pamasakan, distribusi dalam keluarga dan

kebiasaan makan secara perorangan. Konsumsi ini juga tergantung pada

pendapatan, agama, adat, istiadat dan pendidikan keluarga yang bersangkutan.

Timbulnya gizi kurang bukan saja karena makanan yang kurang tetapi

juga karena penyakit. Anak yang mendapat makana yang cukup baik tetapi sering

diserang diare atau demam, akhirnya dapat menderita gizi kurang. Sebaliknya

Page 18: BAB II LANDASAN TEORIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/929/5/BAB II.pdf · yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider) . sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurnagnya

24

anak yang makan tidak cukup baik maka daya tahan tubuhnya dapat melemah,

sehingga mudah terkena gizi kurang. Sehingga disini terlihat interaksi antara

konsumsi makanan yang kurang dan infeksi merupakan dua hal yang saling

mempengaruhi.

Hubungan antara gizi kurang dengan penyakit infeksi tergantung dari

besarnya dampak yang ditimbulkan oleh sejumlah infeksi terhadap status gizi itu

sendiri. Beberapa contoh infeksi dapat berkontribusi terhadap kurang gizi seperti

infeksi pencernaan dapat menyebabkan diare, HIV/AIDS, tuberculosis, dan

beberapa penyakit infeksi kronis lainnya bias menyebabkan anemia dan parasit

pada usus dapat menyebabkan anemia. Penyakit infeksi disebabkan oleh

kurangnya sanitasi dan bersih, palayanan kesehatan dasar yang tidak memadai,

dan pola asuh anak yang tidak memadai.Menurut Schaible & Kauffman (2007)

Penyebab tidak langsung yaitu ketahanan pangan di keluarga, pola

pengasuhan anak, serta pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan.

Rendahannya ketahanan pangan rumah tangga, pola asuh anak yang tidak

memadai, kurangnya sanitasi lingkungan serta pelayanan kesehatan yang tidak

memadai merupakan tiga factor yang saling berhubungan. Makin tersedia air

bersih yang cukup untuk keluarga serta makin dekat dengan jangkauan keluarga

terhadap pelayanan dan sarana kesehatan, ditambah dengan pemahaman ibu

tentang kesehatan, makin kecil resiko anak terkena penyakit dan kekurangan gizi,

sedangkan penyebab mendasar atau akar masalah gizi diatas adalah terjadinya

krisis ekonomi, politik dan social termasuk bencana alam, yang mempengaruhi

ketidakseimbangan antara asupan makana dan adanya penyakit infeksi, yang pada

akhirnya mempengaruhi status gizi balita.(Marmi,2012:373-378).

Page 19: BAB II LANDASAN TEORIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/929/5/BAB II.pdf · yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider) . sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurnagnya

25

1. Kartu Menuju Sehat (KMS)

Pertumbuhan merupakan parameter kesehatan gizi yang cukup peka untuk

dipergunakan dalam menilai kesehatan anak, terutama anak bayi dan balita.

Dalam upaya monitoring kesehatan gizi anak ini dipergunakan kartu menuju sehat

(KMS) sipusat kesehatan masyarakat (puskesmas) maupun diklinik kesehatan

anak dan posyandu diwilayah-wilayah Indonesia. Pada dasarnya KMS

mempergunahan klasifikasi Gomez untuk menilai kondisi kesehatan gizi anak,

disesuaikan dengan kondisi anak-anak diindonesia. Dalam KMS terdapat jalur-

jalur bewarna yang menunnjukkan derajat kesehatan anak tersebut dari sudut gizi.

Anak sehat digambarkan dengan jalur berat badan yang berwarna hijau

anak yg sedang diteliti dicatat umurnya dan timbang berat badannya. Data yang

didapatkan ditempatkan pada jalur KMS. Bila jatuh didalam jalur hijau, berarti

berat badan anak tersebut baik dan anak ada didalam kondisi kesehatan gizi

yangbaik. Pada pemeriksaan yang berturut-turut, hasilnya menunjukkan suatu

grafik pertumbuhan anak tersebut. Anak sehat akan memperlihatkan grafik

pertumbuhan yang terletak dijalur hijau. Kalau garis grafik menurun keluar dari

jalur hijau, berarti ada sesuatu yang tidak beres dengan pertumbuhan anak

tersebut. Ini merupakan petunjuk pula adanya gangguan kesehatan anak tadi.

Harus diteliti lebih lanjut, mengapa kurva menurun dan keluar dari jalur hijau.

Dapat pula kurva pertumbuhan anak itu tidak naik terus dan keluar dari

jalur hijau kesebelah atas ini pun menunjukkan bahwa makanan anak yang

dikonsumsi melebihi apa yang diperlukan untuk tubuh yang sehat dan normal.

Maka susunan hidangan anak tersebut , terutama kuantitasnya harus ditinjau

kembali dan disesuaikan dengan kebutuhan, dengan menurunkan kuantumnya. Di

Page 20: BAB II LANDASAN TEORIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/929/5/BAB II.pdf · yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider) . sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurnagnya

26

Indonesia, pada umumnya penyimpangan kurva pertumbuhan anak itu menuju

kearah bawah, dan tidak banyak yang keluar dari jalur hijau kearah atas. Jadi

kurva pertumbuhan anak yang baik kesehatannya, akan terus terdapat dalam jalur

hijau.

Dibawah jalur hijau terdapat jalur yang diberi warna kuning. Ini

menunjukkan daerah KKP ringan, jadi anak mulai memperlihatkan gangguan

pertumbuhan ringan, yang menggambarkan pula adanya gangguan kesehatan.

Anak perlu dikonsultasikan pada dokter untuk diperiksa dan diperbaiki

makanannya atau memerlukan perbaikan kesehatan. Bila keadaan anak lebih jelek

lagi,garis kurva pertumbuhan anak akan lebih menurun lagi masuk kedaerah

dibawah garis merah yang merupakan batas bawah dari jalur kuning. Daerah

dibawah garis merah menunjukkan kekurangan energy protein berat. Disini anak

sudah jelas menderita gizi kurang dan terganggu kesehatannya maka anak

memerlukan pemeriksaan dan penanganan mediks yang lebih teliti dan

bersungguh-sungguh, bahkan mungkin anak ini perlu dirawat dirumah sakit.

Dengan melihat KMS si ibu atau mereka yang bertanggu jawab atas

pemeliharaannya akan segera mengetahui kondisi anak tersebut. Kalau kurva

pertumbuhan masih tetap didalam jalur hijau, anak tersebut ada dalam kondisi

kesehatan gizi baik, dan bila menurun kedaerah jalur kuning anak memerlukan

perhatian lebih banyak dan sebaiknya dikonsultasikan kepada seorang dokter atau

dibawa ke puskesmas, sedangkan bilakurva pertumbuhan anak sudah turun

kebawah garis merah, pertumbuhan anak sudah turun dibawah garis merah berarti

anak tersebut sudah masuk kedalam kondisi kesehatan yang buruk dan perlu

penanganan kesehatan yang serius.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/929/5/BAB II.pdf · yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider) . sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurnagnya

27

Pada KMS dicatat pula segala keterangan lain mengenai kesehatan anak

dan tindakan pemeliharaan kesehatan yang harus ataupun yang sudah

dilaksanakan, seperti jadwal vaksinasi dan sebagainya.(Ahmad Jauhari,2017: 248-

251)

2. Upaya Pencegahan dan Penanganan Masalah Gizi

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Upaya Perbaikan Gizi, dalam menerapkan gizi seimbang setiap keluarga harus

mampu mengenal, mencgah, dan mengatasi masalah gizi setiap anggota

keluarganya. Upaya yang dilakukan untuk mengenal, mencegahdan mengatasi

masalah gizi adalah dengan menimbang berat badan secara teratur, memberikan

ASI saja kepada bayi sejak lahir sampai umur 6 bulan, makan beraneka ragam,

menggunakan garam beryodium, dan pemberian suplemen gizi sesuai anjuran

petugas kesehatan. Suplemen gizi yang diberikan menurut Peraturan Menteri

Kesehatan Nomor 51 tahun 2016 tentang Standar Produk Suplementasi Gizi,

meliputi kapsul vitamin A, tablet tambah darah (TTD), makanan tambahan untuk

ibu hamil, anak balita, dan anak usia sekolah, makanan pendamping ASI, dan

bubuk multi vitamin dan mineral. (kemenkes RI,2017:180-183).

G. Pemberian Makanan Tambahan pada Balita Kurus

Balita kurus diukur berdasarkan indeks berat badan menurut tinggi badan sebesar

minus 3 standar deviasi (-3SD) sampai dengan kurang dari minus 2 standar

deviasi (<-2SD). Balita kurus termasuk dalam kelompok rawan gizi yang

membutuhkan suplementasi gizi dalam bentuk pemberian makanan tambahan.

Pemberian makanan tambahan diberikan pada balita usia 6 bulan 0 hari sampai

dengan 23 bulan 29 hari selama 90 hari berturut-turut. Pemberian makanan

Page 22: BAB II LANDASAN TEORIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/929/5/BAB II.pdf · yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider) . sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurnagnya

28

tambahan (PMT) pada balita kurus dapat diberikan berupa PMT lokal maupun

PMT pabrikan seperti biskuit MT balita.Bila berat badan telah mencapai atau

sesuai perhitungan berat badan sesuai tinggi badan, maka PMTbalita kurus

dihentikan. Selanjutnya dapat mengonsumsi makanan keluarga gizi seimbang dan

dilakukan pemantauan berat badan terus menerus agar balita tidak kembali jatuh

dalam status gizi kurus.Waryana, 2010.

H. PijatTuina

Teknik pijat tuina telah digunakan secara luas dalam periode panjang

budaya Timur. Tuina adalah teknik pijat terapi tradisional Tiongkok dan telah

digunakan sejak 2700 SM. Pijat Thailand berasal dari pijat Tui-na di Cina dan

pijat Ayurveda di India, dan telah dipraktikkan tidak berubah selama 1000 tahun.

Terapi pijat ini digunakan untuk memberikan perawatan khusus kepada

orang-orang dari segala usia, dari bayi sampai tua. Praktisi menggunakan jari,

tangan, siku, lutu, atau kaki untuk memberikan tekanan pada lokasi tubuh

tertentu.

Manfaat pijat tuina berfokus pada masalah spesifik, apakah itu nyeri akut

apa kronis yang berkaitan dengan persendian, otot, atau sistem kerangka.

Manfaat lain nya dari terapi pijat tuina ini yaitu pengentasan gangguan terkait

stres seperti insomnia, sembelit,sakit kepala, dan gangguan lainnya. Keuntungan

dari pijat tuina ini adalah dapat meningkatkan berat badanAnnif, Munjidah

(2015).

Page 23: BAB II LANDASAN TEORIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/929/5/BAB II.pdf · yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider) . sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurnagnya

29

1. Cara Melakukan Pijat Tui Na

Tekuk sedikit ibu jari anak dan gosok garis di pinggir ibu jari di sisi

telapaknya. Pijat dari ujung ibu jari hingga ke pangkalnya antar 100 - 500 kali. Ini

membantu memperkuat fungsi pencernaan dan limpa.

Gmabar 2

Sumber: Ya-li Fan, 2013.

Pijat tekan melingkar bagian pangkal ibu jari yang paling tebalberdaging

100 - 300 kali. Ini akan menguraikan akumulasi makananyang belum dicerna serta

menstimulasi lancarnya sistem cerna.

Gambar 3

Sumber: Ya-li Fan, 2013.

Gosok melingkar tengah telapak tangan 100 - 300 kali dengan radius

lingkaran kurang dari dua pertiga dari tengah telapak tangan ke pangkal jari

kelingking. Stimulasi ini akan memperlancar sirkulasi daya hidup dan darah serta

menyelaraskan lima organ utama tubuh.

Page 24: BAB II LANDASAN TEORIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/929/5/BAB II.pdf · yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider) . sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurnagnya

30

Gambar 4

Sumber: Ya-li Fan, 2013.

Tusuk dengan kuku Anda serta tekan melingkar titik yang berada di

tengah lekuk buku jari yang terdekat dengan telapak. Untuk jari telunjuk, tengah,

manis, dan kelingking. Tusuk dengan kuku sebanyak tiga hingga lima kali dan

pijat tekan 30 - 50 kali per titik. Ini akan memecah stagnasi di meridian dan

menghilangkan akumulasi makanan.

Gambar 5

Sumber : Ya-li Fan, 2013.

Tekan melingkar dengan bagian tengah telapak tangan Anda, di area tepat

di atas pusarnya searah jarum jam sebanyak 100 - 300 kali. Ini menstimulasi

makanan agar lebih lancar.

Page 25: BAB II LANDASAN TEORIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/929/5/BAB II.pdf · yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider) . sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurnagnya

31

Gambar 6

Sumber: Ya-li Fan, 2013.

Dengan kedua ibu jari, tekan, dan pisahkan garis di bawah rusuk menuju

perut samping 100 - 300 kali. Ini memperkuat fungsi limpa, lambung, dan

memperbaiki pencernaan.

Gambar 7

Sumber:Ya-li Fan, 2013.

Tekan melingkar titik di bawah lutut bagian luar, sekitar empat lebar jari

anak di bawah tempurung lututnya sekitar 50 - 100 kali. Gerakan ini bakal

menyelaraskan lambung, usus, dan pencernaan.

Page 26: BAB II LANDASAN TEORIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/929/5/BAB II.pdf · yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider) . sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurnagnya

32

Gambar 8

Sumber:Ya-li Fan, 2013.

Pijat secara umum punggung anak lalu tekan dengan ringan tulang

punggungnya dari atas ke bawah sebanyak tiga kali. Lalu cubit kulit di kiri-kanan

tulang ekor dan merambat ke atas hingga lebar tiga hingga lima kali. Gerakan ini

mendukung aliran chi (daya hidup) sehat dan memperbaiki nafsu anak.Annif,

Munjidah. (2015).

Gambar 9

Sumber: Ya-li Fan, 2013.

1. Nutrisi

Nutrisi merupakan zat yang terkandung pada suatu makanan sehingga

nutrisi memiliki arti yang lebih dalam, tidak diartikan sebagai makanan atau

sumber makanan nutrisi meliputi makronutrien (vitamin,mineral) serta air.nutrisi

yang baik tidak hanya memiliki jumlah yang banyak,tetapi sesuai kebutuhan yang

Page 27: BAB II LANDASAN TEORIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/929/5/BAB II.pdf · yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider) . sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurnagnya

33

diperlukan baik berdasarkan usia, jenis kelamin maupun aktivitas, serta memiliki

nilai gizi yang adekuat.

Gizi diperlukan oleh manusia untuk hidup, yaitu pada proses metabolisme

tubuh. Masa neonates hingga prasekolah merupakan masa penting pada anak,

yang akan menentukan kualitas fisik dan psikologis pada masa berikutnya.

Gangguan yang terjadi pada masa remaja hingga dewasa merupakan suatu

manifestasi dan tidak terpenuhi kebutuhan gizi dengan adekuat. Pada setiap fase

kehidupan manusia memiliki kebutuhan gizi yang berbeda, hal ini karena aktivitas

yang dilakukan sel berbeda pada setiap tingkatan fase kehidupan. (Runjati,2017:

505).

I. Gizi Seimbang Pada Anak Balita

Balita dibawah 5 tahun memiliki kebutuhan nutrisi yang lebih kompleks

dan menuntut pemberian makanan dengan jenis yang bervariasi. Kebutuhan

energy yang semakin bertambah, serta pertumbuhan sel-sel tubuh yang semakin

cepat, menjadikan balita membutuhkan asupan makanan yang yang mengandung

lebih banyak zat makro dan mikronutrien. Bayi usia 12 bulan - 2 tahun masih

diberi ASI dan memulai tahap penyapihan secara perlahan. makanan diberikan

dalam porsi kecil (setengah porsi orang dewasa) dengan frekuensi 3 kali sehari

selain itu makanan selingan dapat diberikan dengan frekuensi 2 kali sehari.

Usia lebih dari 1 tahun anak mulai merasakan rasa dan memilih makanan

sehingga penting bagi orang tua untuk memberikan menu makanan yang

bervariasi. Berikan makanan dengan rasa yang beragam dan tekstur yang

mengandung lemak tinggi seperti salmon, alpukat, keju dan selai kacang

Page 28: BAB II LANDASAN TEORIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/929/5/BAB II.pdf · yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider) . sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurnagnya

34

sebaiknya dihindari.

Nutrisi yang diperlukan anak usia 1-3 tahun lebih banyak dari bayi.

Dimasa ini kecepatan pertumbuhan berkurang tetapi fase perkembangan terjadi

dengan cepat. Dengan berkurangnya kecepatan pertumbuhan, asupan nutrisi yang

diperlukan tidak lebih banyak dari fase sebelumnya, yaitu sebesar 102

Kkal/kg/hari.dengan kebutuhan protein rata-rata 1,2 g/kg/hari.

Perhatikan pola makan anak pada usia 1-3 tahun anak cenderung

menerima makanan yang diberikan. Pada usia >3 tahun. Anak sering kali memilih

makanan berdasarkan kesukaannya sehingga bervariasi dan membuat makanan

menjadi menarik serta disukai dengan anak.

Usia dibawah 5 tahun sering kali saar yang menyulitkan sekaligus

membingungkan untuk sebagian orang tua karena secara psikologis anak mulai

pandai merasakan makanan dan memilih makanan yang paling sesuai

menurutnya. Namun fakta tersebut terkadang menjadi permasalahan utama dalam

pemberian makanan pada anak. Orang tua akan lebih sering menuruti keinginan

anaknya untuk memilih jenis makanan, walaupun pada faktanya tidak sesuai

dengan kebutuhan, dengan alas an khawatir kebutuhan anak tidak terpenuhi.

(Runjati, 2017: 508).

Tabel 2 Penyajian jenis makanan untuk anak dibawah 5 tahun

Kelompok makanan Jumlah penyajian Sayuran dan buah-buahan Minimal 4 kali sehari Makanan yang mengandung gandum atau sereal

Minimal 4 kali sehari

Susu dan produk olahan susu 2-3 kali sehari

Daging dan pengganti daging 1–2 kali sehari Sumber: Runjati, 2017

Page 29: BAB II LANDASAN TEORIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/929/5/BAB II.pdf · yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider) . sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurnagnya

35

Pencegahan

Menurut Marmi (2012), adalah sebagai berikut :

a. Mencuci tangan hingga bersih (memakai sabun) setelah buang air besar

dan buang air kecil atau sebelum makan dan sesudah makan

b. Makan makanan yang bersih dan higienis.

c. Membuang sampah pada tempatnya.

d. Menghindarkan diri pada kondisi lingkungan yang bersih.

e. Makan secara teratur dan tepat waktu.

f. Memperbanyak makanan yang mengandung karbohidrat, protein dan

vitamin.

g. Menimbang berat badan setiap bulan