bab ii - kti akhrom (revisi) - copy -...

21
10 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan (Townsend, 2008). Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikoligis (Keliat, 2006). Amuk atau kekerasan adalah perasaan marah dan bermusuhan yang kuat disertai kehilangan control diri. Individu dapat merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungan (Stuart, 2009). Dari beberapa pengertian diatas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa perilaku kekerasan atau tindak kekerasan merupakan ungkapan perasaan marah dan bermusuhan sebagai respon terhadap kecemasan atau kebutuhan yang tidak terpenuhi yang mengakibatkan hilangnya control diri dimana individu biasa berperilaku menyerang atau melakukan suatu tindakan yang dapat membahayakan diri sendiri, orang lain dan lingkungan.

Upload: dobao

Post on 12-Jun-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

10

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan

tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang

lain maupun lingkungan (Townsend, 2008).

Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang

bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikoligis (Keliat, 2006).

Amuk atau kekerasan adalah perasaan marah dan bermusuhan yang kuat

disertai kehilangan control diri. Individu dapat merusak diri sendiri, orang lain

dan lingkungan (Stuart, 2009).

Dari beberapa pengertian diatas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa

perilaku kekerasan atau tindak kekerasan merupakan ungkapan perasaan marah

dan bermusuhan sebagai respon terhadap kecemasan atau kebutuhan yang tidak

terpenuhi yang mengakibatkan hilangnya control diri dimana individu biasa

berperilaku menyerang atau melakukan suatu tindakan yang dapat

membahayakan diri sendiri, orang lain dan lingkungan.

11

B. Proses Terjadinya

Perilaku kekerasan atau amuk dapat disebabkan karena frustasi, takut

,manipulasi atau intimidasi. Perilaku kekerasan merupakan hasil konflik

emosional yang belum dapat diselesaikan. Perilaku kekerasan juga

menggambarkan rasa tidak aman kebutuhan akan perhatian dan ketergantungan

pada orang lain.

Proses trjadinya perilaku kekerasan (Stuart, 2009)

personality Cognitions

Loss Life events

Behavioral learning

Constructive

Genetics Object loss

Destructive

Roles

Biochemistry

Physiology

Social support Economics Sense of

Adaptive responses Maladaptive responses

PREDISPOSING FACTORS

PRECIPITATING STRESSORS

APPRAISAL OF STRESSOR

COPING RESOURCES

COPING MECHANISMS

CONTINUUM OF EMOTIONAL RESPONSES

12

Pada klien gangguan jiwa, perilaku kekerasan biasa disebabkan adanya

perubahan perilaku harga diri rendah yaitu mengkritik diri sendiri, merasa

bersalah dan khawatir, menghukum atau menolak diri sendiri, sulit bergaul,

perasaan tidak mampu dan penurunan produktifitas.

C. Rentang Respon Marah

Respon kemarahan dapat berfluktuasi dalam rentang adaptif mal adaptif.

Rentang respon kemarahan (Stuart, 2009).

Respon adaptif Respon maladaptif

.

Asertif Frustasi Pasif Agresif Amuk

Skema 1. Rentang respon kemarahan (Stuart, 2009)

Dari rentang marah dapat berbentuk adaptif dan maladaptif yang meliputi:

1. Asertif

Kemarahan yang diungkapkan pada orang lain dengan kata-kata yang tidak

menyinggung sehingga memberikan kelegaan dan tidak menimbulkan

masalah baru.

2. Frustasi

Respon yang terjadi akibat individu gagal mencapai tujuan karena tujuan yang

tidak realistis atau hambatan dalam proses pencapaian tujuan.

13

3. Pasif

Merupakan perilaku dimana seseorang merasa tidak mampu untuk

mengungkap perasaannya sebagai usaha untuk mempertahankan hak-haknya.

4. Agresif

Perilaku yang menyertai rasa marah dan merupakan dorongan mental untuk

bertindak (dapat konstruktif dan destruktif) dan masih terkontrol. Perilaku

yang tampak dapat berupa : muka masam, bicara kasar, menuntut, kasar

disertai kekerasan.

5. Amuk

Merupakan respon terhadap kemarahan yang maladaptif ditandai dengan

perasaan marah yang meluap-luap dan hostilitas yang kuat disertai dengan

hilangnya kontrol diri yang dapat merusak diri, orang lain dan lingkungan.

D. Etiologi

1. Faktor predisposisi (Stuart, 2009)

a. Faktor biologis

Respon fisiologis karena kegiatan sistem saraf otonom bereaksi terhadap

sekresi epineprin sehingga tekanan darah meningkat, takikardia, wajah

merah, pupil membesar dan frekuensi pengeluaran urin meningkat.

Kewaspadaan, ketegangan otot seperti rahang terkatup, tangan dikepal,

tubuh kaku, dan reflek cepat. Hal ini disebabkan karena energi yang

dikeluarkan saat marah. Disamping itu ada individu yang tidak menyukai

14

atau marah terhadap bagian tertentu dari tubuhnya seperti perut buncit,

betis terlalu besar, tubuh pendek, sehingga dapat memotivasi individu

untuk mengubah sikap terhadap aspek dirinya.

1) Teori dorongan naluri (instinctual drive theory)

Perilaku agresif disebabkan oleh dorongan kebutuhan dasar yang kuat.

Contoh: marah, karena tidak dipenuhi kebutuhan seks.

2) Teori psikosomatik (psychosomatic theory)

Pengalaman rasa marah adalah sebagai akibat dari respon psikologi

terhadap stimulus eksternal, internal dan lingkungan. Contoh stress

pada masa lampau, cemas dan kecewa.

b. Faktor psikologis

1) Teori agresi dan frustasi (frustaction aggression theory)

Frustasi terjadi bila keinginan individu untuk mencapai sesuatu gagal

sehingga akan menyebabkan suatu keadaan yang akan mendorong

individu untuk berlaku agresif. Contoh kehilangan pekerjaan.

2) Teori perilaku (Behavioral theory)

Kemarahan adalah respon belajar dan hal tesebut dapat dicapai bila

ada fasilitas atau situasi yang mendukung. Contoh perasaan jengkel,

perasaan tidak senang.

15

3) Teori eksistensi (Existential theory)

Berperilaku adalah kebutuhan manusia. Bila kebutuhan tersebut tidak

dipenuhi lewat hal yang positif, maka individu akan melakukan hal

negatif. Contoh : bertindak mengamuk, kekerasan.

c. Faktor sosial kultural

1) Teori lingkungan sosial (Social environment theory)

Lingkungan sosial akan mempengaruhi sikap individu dalam

mengekspresikan marah. Norma kebudayaan dapat mendukung

individu untuk berespon asertif/kasar (agresif). Contoh: menarik diri.

2) Teori belajar sosial (Social learning theory)

Perilaku agresif dapat dipelajari secara langsung maupun imitasi dari

proses sosialisasi. Contoh: bertindak kekerasan, mengejek, berdebat.

2. Faktor presipitasi

a. Kehilangan keterkaitan yang nyata atau yang dibayangkan, termasuk

kehilangan cinta seseorang, fungsi fisik, kedudukan atau harga diri.

b. Peristiwa besar dalam kehidupan.

c. Peran dan ketegangan peran.

d. Perubahan fisiologik diakibatkan oleh obat – obatan atau berbagai

penyakit fisik.

e. Sumber – sumber koping meliputi status sosial ekonomi, keluarga,

jaringan interpersonal dan organisasi yang dinaungi oleh lingkungan sosial

yang lebih luas.

16

E. Manifestasi Klinis

Menurut stuart, 2009 meliputi lima aspek:

1. Fisik: muka merah, pandangan tajam, nafas pendek, berkeringat, sakit fisik,

penyalah gunaan zat, tekanan darah meningkat.

2. Verbal: suara keras, mengancam, rasa terganggu, tidak mampu berkomunikasi

dengan jelas.

3. Intelektual: meliputi mendominasi, bawel, berdebat, meremehkan.

4. Sosial: meliputi menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan,

humor.

5. Spiritual: meliputi keraguan, kebijakan atau keberanian diri, tidak bermoral,

kreatifitas terhambat.

F. Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Menurut Keliat, 2006 data yang perlu dikaji pada pasien dengan

perilaku kekerasan adalah :

a. Faktor predisposisi

Tanyakan pada klien/keluarga apakah klien pernah mengalami gangguan

jiwa dimasa lalu, tanyakan klien/keluarga bagaimana pengobatan

sebelumnya, tanyakan kepada klien apakah pernah melakukan, mengalami

dan menyaksikan penganiayaan fisik, penolakan dari lingkungan,

kekerasan dalam keluarga dan tindakan kriminal.

17

b. Status mental

Hal-hal yang dikaji adalah :

1) Aktifitas motorik

a) Lesu, tegang, gelisah yang tampak jelas.

b) Agitasi yaitu gerkan motorik yang menunjukan kegelisahan.

c) Tik yaitu gerkan-gerakan kecil yang tidak terkontrol pada otot

muka.

d) Grimasen yaitu gerakan otot yang berubah-ubah dan tidak dapat

dikontrol oleh klien.

e) Tremor yaitu jari-jari tampak gemetar ketika klien mengulurkan

tangan dan merentangkan jari-jari.

f) Kompulsif yaitu kegiatan yang dilakukan berulang-ulang.

2) Interaksi selama wawancara

Hal-hal yang perlu dikaji adalah :

a) Bermusuhan, tidak kooperatif dan mudah tersinggung tampak

jelas.

b) Kontak mata kurang, tidak mau menatap lawan bicara.

c) Defensive yaitu selalu berusaha mempertahankan pendapat dan

kebenaran dirinya.

d) Curiga yaitu menunjukan sikap atau perasaan tidak percaya kepada

orang lain.

18

3) Pembicaraan

Amati pembicaraan klien cepat, keras, gagap, membisu, apatis, lambat

atau inkoheren: berpindah-pindah dari satu kalimat ke kalimat lain

yang tidak ada kaitannya.

4) Alam perasaan

Observasi keadaan penampiln klien apakah sedih, khawatir, ketakutan,

gembira berlebihan, atau putus asa.

c. Pengkajian psikososial

Hal-hal yang perlu dikaji adalah :

1) Konsep diri

a) Citra diri

Tanyakan persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh yang

disukai dan tidak disukai.

b) Identitas diri

Tanyakan status dan posisi klien sebelum dirawat, kepuasan klien

terhadap status dan posisinya sebagai seorang laki-laki atau

perempuan, kepuasan klien terhadap status dan posisinya

disekolah, tempat kerja dan masyarakat.

c) Peran

Tanyakan tugas atau peran yang di emban dalam keluarga,

kelompok, atau masyarakat, kemampuan klien dalam

melaksanakan tugas atau peran tersebut.

19

d) Ideal diri

Tanyakan harapan klien terhadap tubuh, posisi, status, tugas atau

peran, harapan klien terhadap lingkungan atau harapan klien

terhadap penyakitnya.

e) Harga diri

Tanyakan tentang penilaian terhadap diri sendiri dan penghargaan

orang lain terhadap diri dan kehidupannya.

d. Mekanisme koping

Hal-hal yang perlu dikaji adalah :

1) Mekanisme koping adaptif

Berbicara dengan orang lain, mampu menyelesaikan masalah, teknik

relokasi, aktifitas konstruktif, olahraga.

2) Mekanisme koping maladaptif

Minum alkohol, reaksi lambat, bekerja berlebihan, menghindar,

mencederai diri.

20

2. Masalah keperawatan

Analisa data

no Data fokus problem

1. S : klien mengatakan jengkel dengan orang lain,

mengungkapkan rasa permusuhan yang

mengancam, klien merasa tidak nyaman, klien

merasa tidak berdaya, ingin berkelahi, dendam.

O : tangan dikepal, tubuh kaku, ketegangan otot

seperti rahang terkatup, nada suara tinggi, waspada,

pandangan tajam, reflek cepat, aktifitas motor

meningkat, mondar-mandir, merusak secara

langsung benda-benda yang berada didalam

lingkungan, menolak, muka merah, napas pendek.

Resiko

perilaku

kekerasan

2. S : Mengkritik diri sendiri dan orang lain, perasaan

tidak mampu, klien merasa bersalah, klien merasa

malu.

O : Gangguan dalam berhubungan, menarik diri

dari realitas, khawatir, menarik diri secara 20ocial,

mengurung diri, mudah tersinggung atau marah,

pesimis terhadap kehidupan, sikap negative

terhadap diri sendiri.

Harga diri

rendah

3. S : Klien menyalahkan, sering mengamuk, klien

mengatakan tidak puas bila tidak memecahkan

barang, mengungkapkan mengancam orang.

O : Ekspresi wajah klien tegang, muka merah,

Resiko

mencederai

diri sendiri,

orang lain

21

tangan meremas-remas, sikap yang kaku, klien

tampak agresif, berjalan berbolak-balik, bertindak

melampaui batas.

dan

lingkungan.

3. Pohon masalah

Menurut Keliat, dkk 2006 pohon masalah perilaku kekerasan adalah sebagai

berikut :

Perilaku kekerasan

Harga diri rendah

4. Diagnosa keperawatan

a. Resiko perilaku kekerasan

b. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan.

c. Gangguan konsep diri : harga diri rendah

Resiko perilaku

kekerasan Masalah utama

22

G. RENCANA KEPERAWATAN (Keliat, dkk 2006).

N

o

Dx.

Kep

PerencanaanIntervensi Rasional

Tujuan Kriteria Hasil

1 Resi-koPeri-lakukeke-rasan.

TUM: Klientidakmencederaidanmelakukanmanajemenperilakukekerasan.TUK 1:Klien dapatmembinahubungansalingpercaya.

1.1 Klien maumembalassalam, mauberjabattangan,menyebutnama,tersenyum, adakontak mata,mengetahuinama perawatmenyediakanwaktu kontrak.

1.1.1 Beri salam /panggil klien.

1.1.2 Menyebutkannama sambilberjabat tangan.

1.1.3 Jelaskan maksudkontrak yangakan dibuat.

1.1.4 Beri rasa amandan sikap empati.

1.1.5 Lakukan kontraksingkat tapisering.

1.1.1.1 Hubungansalingpercayamerupakanlandasanutamahubunganselanjutnya.

TUK 2:Klien dapatmengidenti-fikasipenyebabperilakukekerasan.

2.1 Klienmengungkap-kanperasaannya.

2.2 Klien dapatmengungkap-kan penyebabperasaan kesal(dari dirisendirilingkungan /orang lain).

2.1.1Beri kesempatanuntukmengungkapkanperasaannya.

2.2.1 Bantu klien untukmengungkapkanpenyebabperasaan kesal.

2.1.1.1 Berikesempatanuntukmengungkap-kanperasaannyadapatmembantumengurangistres danpenyebab rasajengkel / kesaldapatdiketahui.

TUK 3:Klien dapatmengidenti-fikasi tanda-tandaperilakukekerasan.

3.1 Klien dapatmengungkapkanperasaan saatmarah.

3.2 Klien dapatmenyimpulkantanda-tanda

3.1.1 Anjurkan klienmengungkapkanyang dialami dandirasakan saatjengkel.

3.1.2 Observasi tandaperilaku

3.1.1.1 Untukmengetahuihal yangdialami dandirasakansaat jengkel.

23

jengkel yangdialami.

kekerasan padaklien.

3.1.3 Simpulkanbersama klientanda-tandajengkel yangdialami klien.

3.1.1.2 Untukmengetahuitanda- tandaklien jengkel/ kesal.

3.1.1.3 Menarikkesimpulanbersamaklien supayaklienmengetahuisecara garisbesar tanda –tanda marah /kesal.

TUK 4:Klien dapatmengidenti-fikasiperilakukekerasanyang biasadilakukan.

4.1 Klien dapatmengungkap-kan perilakukekerasan yangbisa dilakukan.

4.2 Klien dapatbermain perandenganperilakukekerasan yangbiasadilakukan.

4.3 Klien dapatmelakukan carayang biasadapatmernyelesaikanmasalah / tidak.

4.1.1 Anjurkan klienuntukmengungkapkankekerasan yangbiasa dilakukan.

4.2.1 Bantu klienbermain peransesuai denganperilakukekerasan yangbiasa dilakukan.

4.3.1Bicarakan denganklien, apakah carayang klienlakukanmasalahnyateratasi.

4.1.1.1Mengeksplorasi perasaanklien terhadapperilakukekerasanyang biasadilakukan.

4.1.1.2 Untukmengetahuiperilakukekerasanyang biasadilakukandan denganbantuanperawat bisamembedakanperilakukonstruktifdandestruktif.

4.1.1.3Dapatmembantuklienmenemukancara yangdapatmenyelesai-kan masalah.

TUK 5: 5.1Klien dapat 5.1.1 Bicarakan akibat /

24

Klien dapatmengidenti-fikai akibatperilakukekerasan.

menjelaskanakibat dari carayang dilakukandan digunakanklien.

kerugian dari carayang dilakukanklien.

5.1.2 Bersama klienmenyimpulkanakibat cara yangdigunakan olehklien.

5.1.3 Tanyakan padaklien apa klieningin mempelajaricara baru yangsehat.

5.1.11 Membantu klienuntuk menilaiperilakukekerasanyangdilakukan.

5.1.1.2 Denganmengetahuiakibat perilakukekerasandiharapkanklien dapatmerubahperilakudestruktifyangdilakukanmenjadiperilakukonstruktif.

TUK 6:Klien dapatmengidenti-fikasikancarakonstruktifdalamberesponterhadapkemarahan.

6.1 Klien dapatmelakukan caraberesponterhadapkemarahansecarakonstruktifdengan caratarik nafasdalam / pukulbantal danmendemonstrasikan.

6.1.1 Tanyakan padaklien “apakah iaingin mempelajaricara baru yangsehat”.

6.1.2 Berikan pujianjika klienmengetahui caralain yang sehat.

6.1.3 Diskusikandengan klien caralain yang sehat:Secara fisik tariknafas dalam /pukul bantal.

6.1.1.1 Denganmengidentifikasi carayangkonstuktifdalammeresponterhadapkemarahandapatmembantuklienmenemukancara yangbaik untukmengurangikejengkelannya sehinggaklien tidakdapat streslagi.

6.1.1.2 Reinforce-ment positifdapatmemotivasiklien danmeningkatkan hargadirinya.

25

TUK 7:Klien dapatmendemons-trasi-kancaramengontrolmarah sosialasertif.

7.1 Klien dapatmendemons-trasikan caramengontrolperilakukekerasan : Secara sosial :

lakukan dalamkelompokcara-caramarah yangsehat.

Verbal:mengatakansecaralangsungbahwa andasedang kesal.

7.1.1 Bantu klienmemilih carayang palingtepat untukklien.

7.1.2 Bantu klienmengidentifi-kasi manfaatcara yang telahdipilih.

7.1.1.1 Berikanstimulasikepada klienuntuk menilairesponperilakukekerasansecara tepat.

7.1.1.2 Membantuklien dalammembuatkeputusanterhadap carayang telahdipilihdenganmelihatmanfaatnya.

TUK 8:Klien dapatmelakukancaramengontrolmarahdengan caraspiritual.

8.1 Diskusikandengan kliencaramengontrolmarah denganberdoa /sembahyang.

8.1.1 Anjurkan klienuntuk berdoa /sembahyang saatterjadi perasaaanjengkel.

TUK 9:Klien dapatmengguna-kan obatyang benar(sesuaiprogrampengobatan).

9.1 Klien dapatmenyebutkanobat-obat yangdiminum dankegunaannya(jenis, waktu,dosis, danefek).

9.2 Klien dapatminum obatsesuaiprogrampengobatan.

9.1.1 Jelaskan jenisobat yangdiminum klien.

9.1.2 Diskusikanmanfaat minumobat tanpa seizindokter.

9.1.3 Jelaskan prinsipbenar minum obat(baca nama yangtertera padatempat obat, dosisobat, waktu dancara minum.

9.1.4 Jelaskan manfaatminum obat danefek obat yangperludiperhatikan.

9.1.5 Anjurkan klienmeminta obat dan

9.1.1.1 Klien dapatmengetahuinama – namaobat yangdiminumoleh klien.

9.1.1.2 Klien dapatmengetahuikegunaanobat yangdikonsumsi.

9.1.1.3 Klienmengetahuiprinsip benaragar tidakterjadikesalahandalam

26

minum tepatwaktu.

9.1.6 Anjurkan klienmelaporkan padaperawat / dokterjika merasakanefek yang tidakmenyenangkan.

9.1.7 Beri pujian jikaklien minum obatyang benar.

mengkonsumsi obat.

9.1.1.4 Klien dapatmemilikikesadaranakanpentingnyaminum obatdan bersediaminum obatdengankesadaransendiri.

9.1.1.5 Mengetahuiefek sampingsedinimungkinsehinggatindakandapatdilakukansesegeramungkinuntukmenghindarikomplikasi

9.1.1.6 Reinforcementpositif dapatmemotivasiklien sertadapatmeningkat-kan hargadiri.

TUK 10 :Klienmendapatdukungankeluargadalammengontrolperilakukekerasan/

10.1 Keluarga klien:menyebutkancara merawatklien.

10.2 Mengungkap-kan rasa puasdalammerawatklien.

10.1.1 Identifikasikemampuankeluarga dalammerawat klien.

10.1.2 Jelaskan peranserta keluargadalam merawatklien.

10.1.3 Jelaskan cara –cara merawatklien:

a. Terkait denganmengontrolperilaku

10.1.1.1Kemampuankeluargadalammengidenti-fikasi akanmemungkin-kan keluargauntukmelakukanpenilaianterhadapperilaku

27

kekerasan.b. Sikap tenang,

bicara jelas.c. Membantu

klien mengenalpenyebabperilakukekerasan.

10.1.4 Bantu keluargadalammendemonstrarikan caramerawat klien

10.2.1 Bantu keluargamengungkapkan perasaansetelahdemontrasi

kekerasan.

10.1.1.2.Meningkatkanpengetahuankeluargatentangmerawatkliensehinggakeluargaterlibat dalamperawatanklien.

10.1.1.4Agar keluargamengetahuicara merawatklien melaluidemonstrasiyang dilihatkeluargasecaralangsung.

10.2.1.1Mengekspresi-kan perasaaankeluargasetelahmelakukandemonstrasi.

TUK 11 :Klienmendapat-kanperlindungandarilingkunganuntukmengontrolperilakukekerasan.

11.1.1 Bicara tenang,gerakan tidakterburu – buru,nada suararendah, tunjukkepedulian.

11.1.2 Lindungi agarklien tidakmencederaiorang lain.

11.1.3 Jika tidak dapatdiatasi lakukanpembatasangerak.

2 Gang-guankon-sepdiri :

TUM:Klien dapatberhubungandenganorang lain

28

hargadiriren-dah

secaraoptimal.TUK 1:Klien dapatmembinahubungansalingpercaya.

1.1 Klien maumembalassalam, mauberjabattangan,menyebutnama,tersenyum,ada kontakmata,mengetahuinama perawatmenyediakanwaktukontrak,ekspresi wajahbersahabat.

1.1.2 Sapa klien denganramah baik verbalmaupun nonverbal.

1.1.3 Perkenalkan diridengan sopan.

1.1.4 Tanyakan namalengkap klien dannama panggilanyang disukaiklien.

1.1.5 Jelaskan tujuanpertemuan.

1.1.6 Tunjukkan sikapempati danmenerima klienapa adanya.

1.1.7 Beri perhatian danperhatikankebutuhan dasarklien.

1.1.2.1Hubungansaling percayaadalah dasaruntukkelancaranhubunganinteraksiselanjutnya.

TUK 2:Klien dapatmengidenti-fikasikemampuandan aspekpositif yangdimiliki.

2.1 Klienmengidentifi-kasikemampuandan aspekpositif yangdimiliki : Kemampu-

an yangdimilikiklien.

Aspekpositifkeluarga.

Aspekpositiflingkunganyangdimilikiklien.

2.1.1 Diskusikankemampuandan aspekpositif yangdimiliki klien.

2.1.2 Setiap bertemuklien hindaridari memberinilai negatif.

2.1.3 Utamakanmemberi pujianyang realistis.

2.1.1.1 Diskusikantingkatkemampuanklien menilairealitas,kontrol diriatauintegritas egodiperlukansebagai dasarasuhankeperawatan.

2.1.1.1 Reinforce-ment positifakanmeningkat-kan hargadiri.

TUK 3:Klien dapatmenilaikemampuanyangdigunakan.

3.1 Klien menilaikemampuanyang dapatdigunakan.

3.1.1 Diskusikandengan klienkemampuan yangmasih dapatdigunakan selamasakit.

3.1.1.1 Keterbukaandanpengertiantentangkemampuan

29

yang dimilikiadalahprasaratuntukberubah.

TUK 4:Klien dapat(menetapka)merencana-kan kegiatansesuaidengankemampuanyangdimiliki.

4.1 Klien membuatrencanakegiatanharian.

4.1.1 Diskusikankemampuan yangdapat dilanjutkanpenggunaan.

4.1.2 Rencanakanbersama klienaktifitas yangdapat dilakukansetiap hari sesuaikemampuan :

Kegiatan sendiri. Kegiatan dengan

bantuan sebagian. Kegiatan yang

membutuhkanbantuan total.

4.1.3 Tingkatkankegiatan yangsesuai dengantoleransi kondisiklien.

4.1.4 Beri contoh carapelaksanaankegiatan yangboleh klienlakukan.

4.1.1.1 Klien adalahindividu yangbertanggungjawabterhadap dirisendiri.

4.1.1.2 Klien perlubertindaksecara realitisdalamkehidupan-nya.

4.1.1.3 Contoh peranyang dilihatklien akanmemotivasiuntukmelaksana-kan kegiatan.

TUK 5:Klien dapatmelakukankegiatansesuaikondisi sakitdankemampuan-nya.

5.1 Klien dapatmelakukankegiatan sesuaikondisi dankemampuan-nya.

5.1.1 Berikankesempatan padaklien untukmencoba kegiatanyang telahdirencanakan.

5.1.2 Beri pujian ataskeberhasilanklien.

5.1.3 Diskusikankemungkinanpelaksanaandirumah.

5.1.1.1 Memberikankesempatankepada klienmandiri dirumah.

5.1.1.2 Reinforcementpositif akanmeningkatkanharga diri

5.1.1.3 Memberikankesempatankepada klienuntuk tetapmelakukankegiatan yangbiasa dilakukan.

TUK 6:Klien dapat

6.1 Klienmemanfaatkan

6.1.1 Beri pendidikankesehatan pada 6.1.1.1 Mendorong

30

meningkat-kan sistempendukungyang ada.

sistempendukungyang adadikeluarga.

keluarga tentangcara merawatklien denganharga diri rendah.

6.1.2 Bantu keluargamemberidukungan selamaklien dirawat.

keluarga untukmampu merawatklien mandiri dirumah.

6.1.1.2 Support sistemkeluarga akansangatberpengaruhdalam prosespenyembuhan.

6.1.1.3Meningkatkanperan sertakeluarga dalammerawat klien dirumah.