bab ii konsep dasar i. konsep keluarga a. definisi...

55
BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluarga Friedman (1998), Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga. Sedangkan menurut Duvall dan Logan (1986) dalam buku Mubarak (2009), keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta serta sosial dari tiap anggota keluarga. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Depkes (1998). Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah: a. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. b. Anggota keluarga biasanya hidup bersama (satu atap) atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain. 8

Upload: vuongkhanh

Post on 14-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ellaayuwul... · anak-anaknya dapat tinggal di dalam atau di luar rumah

BAB II

KONSEP DASAR

I. Konsep Keluarga

A. Definisi Keluarga

Friedman (1998), Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih

yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu

mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga.

Sedangkan menurut Duvall dan Logan (1986) dalam buku Mubarak

(2009), keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan,

kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta

serta sosial dari tiap anggota keluarga.

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas

kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu

tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Depkes

(1998).

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

karakteristik keluarga adalah:

a. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,

perkawinan, atau adopsi.

b. Anggota keluarga biasanya hidup bersama (satu atap) atau jika terpisah

mereka tetap memperhatikan satu sama lain.

8

Page 2: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ellaayuwul... · anak-anaknya dapat tinggal di dalam atau di luar rumah

B. Tipe atau bentuk keluarga (Mubarak, 2009).

1. Keluarga Inti (Nuclear Family), terdiri atas ayah, ibu, dan anak

(kandung atau angkat) yang tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh

sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu/keduanya

dapat bekerja di luar rumah.

2. Keluarga Besar (Extended Family), terdiri atas keluarga inti ditambah

dengan keluarga yang mempunyai hubungan darah, misalnya: kakek,

nenek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.

3. Reconstituted Nuclear, adalah pembentukan baru dari keluarga inti

melalui perkawinan kembali suami atau istri tinggal dalam

pembentukan satu rumah dengan anak-anaknya, baik itu bawaan dari

perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru, satu/keduanya

dapat bekerja di luar rumah.

4. Keluarga “Dyad” (Dyadic Nuclear), terdiri atas suami istri yang sudah

berumur dan tidak mempunyai anak, keduanya atau salah satunya

bekerja di luar rumah.

5. Keluarga duda atau janda (Single Family), terdiri atas satu orang tua

(ayah atau ibu) akibat perceraian atau kematian pasangannya dan

anak-anaknya dapat tinggal di dalam atau di luar rumah.

6. Single Adult, yaitu wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan

tidak adanya keinginan untuk menikah.

9

Page 3: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ellaayuwul... · anak-anaknya dapat tinggal di dalam atau di luar rumah

C. Tugas perkembangan keluarga (Friedman, 1998).

a. Pasangan baru menikah (pasangan baru)

1) Membina hubungan intim yang memuaskan

2) Menetapkan tujuan bersama

3) Mengembangkan hubungan dengan keluarga lain, teman, dan

kelompok sosial

4) Mendiskusikan rencana memiliki anak

b. Keluarga dengan menanti kelahiran atau bayi baru lahir

1) Mempersiapkan menjadi orang tua

2) Tugas masing- masing dan tanggung jawab

3) Persiapan biaya

4) Adaptasi dengan perubahan adanya anggota keluarga baru, interaksi

keluarga, hubungan seksual dan kegiatan sehari-hari

5) Pengetahuan tentang kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua

c. Keluarga dengan anak usia pra sekolah

1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, missal kebutuhan tempat

tinggal, privacy dan rasa aman

2) Membantu anak untuk bersosialisasi

3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak

yang lain (tua) juga harus terpenuhi

4) Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam atau keluarga

(keluarga lain dan lingkungan sekitar)

10

Page 4: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ellaayuwul... · anak-anaknya dapat tinggal di dalam atau di luar rumah

5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (biasanya

keluarga mempunyai tingkat kerepotan yang tinggi)

6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga

7) Merencanakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasi pertumnuhan

dan perkembangan anak

d. Keluarga dengan anak usia sekolah

1) Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah

dan lingkungan lebih luas (yang tidak atau kurang diperoleh dari

sekolah atau masyarakat)

2) Mempertahankan keintiman pasangan

3) Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan

dan kesehatan anggota keluarga

e. Keluarga dengan anak usia remaja

1) Memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab

mengingat remaja adalah seorang dewasa muda dan memilki

otonomi

2) Mempertahankan hubungan intim dalam keluarga

3) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua.

Hindarkan terjadinya perdebatan, kecurigaan dan permusuhan

4) Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan (anggota)

keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota

keluarga

11

Page 5: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ellaayuwul... · anak-anaknya dapat tinggal di dalam atau di luar rumah

f. Keluarga dengan anak-anak dewasa awal (pelepasan)

1) Memperluas jaringan keluarga inti menjadi keluarga besar

2) Mempertahankan keintiman pasangan

3) Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat

f. Keluarga dengan usia pertengahan

1) Mempertahankan kesehatan individu dan pasangan usia

pertengahan

2) Mempertahankan suasana rumah yang menyenagkan

3) Mempertahankan hubungan yang serasi dan memuaskan dengan

anak-anaknya dan sebayanya

4) Meningkatkan keakraban pasangan

5) Partisipasi aktivitas sosial

g. Keluarga dengan usia lanjut

1) Mempertahankan suasana kehidupan rumah tangga yang saling

menyenangkan pasangannya

2) Adaptasi dengan perubahan yang akan terjadi : kehilangan

pasangan, kekuatan fisik, dan penghasilan keuarga

3) Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat

4) Mempertahankan kontak dengan anak cucu

5) Mempertahankan kontak dengan masyarakat

6) Melakukan life review masa lalu

12

Page 6: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ellaayuwul... · anak-anaknya dapat tinggal di dalam atau di luar rumah

D. Struktur Keluarga

Menurut Friedman (1998) struktur keluarga terdiri atas :

a. Pola dan proses komunikasi

Komunikasi dalam keluarga dikatakan fungsional apabila dilakukan

secara terbuka, jujur, melibatkan emosi, menyelesaikan konflik

keluarga, berpikiran positif, dan tidak mengulang isu atau pendapat

sendiri.

b. Struktur peran

Serangkaian prilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi social yang

diberikan. Jadi, pada struktur peran bisa bersifat formal atau informal.

c. Struktur kekuatan dan nilai

Kemampuan dari individu untuk mengontrol, memengaruhi atau

merubah perilaku orang lain ke arah positif. Tipe struktur kekuatan :

hak (legitimate power), ditiru (referent power), keahlian (expert

power), hadiah (reward power), paksa (coercive power), dan afektif

power.

d. Struktur nilai dan norma

Nilai adalah sistem ide-ide, sika atau keyakinan yang mengikat

anggota keluarga dalam budaya tertentu. Sedangkan norma adalah

pola perilaku yang baik atau diterima pada lingkungan sosial atau

masyarakat.

13

Page 7: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ellaayuwul... · anak-anaknya dapat tinggal di dalam atau di luar rumah

E. Fungsi Keluarga

a. Fungsi biologis, yaitu fungsi untuk meneruskan keturunan, memelihara

dan membesarkan anak, serta memenuhi kebutuhan gizi keluarga.

b. Fungsi psikologis, yaitu memberikan kasih sayang dan rasa aman bagi

keluarga, memberikan perhatian di antara keluarga, memberikan

kedewasaan kepribadian anggota keluarga, serta memberikan identitas

pada keluarga.

c. Fungsi sosialisasi, yaitu membina sosialisasi pada anak, membentuk

norma norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan

masing-masing, dan meneruskan nilai-nilai budaya.

d. Fungsi pendidikan, yaitu menyekolahkan anak untuk memberikan

pengetahuan, keterampilan, membentuk prilaku anak sesuai dengan

bakat dan minat yang dimilikinya, mempersiapkan anak untuk

kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya

sebagai orang dewasa, serta mendidik anak sesuai dengan tingkat

perkembangannya.

Friedman (1988) mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga,

sebagai berikut :

A. Fungsi afektif

Fungsi afektif berkaitan erat dengan fungsi internal keluarga, yang

merupakan basic kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk

pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan

fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari

14

Page 8: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ellaayuwul... · anak-anaknya dapat tinggal di dalam atau di luar rumah

seluruh anggota keluarga. Tiap anggota keluarga mengembangkan

iklim yang positif. Hal tersebut dapat dipelajari dan dikembangkan

melalui interaksi dalam keluarga. Adanya perceraian, kenakalan

anak, atau masalah lain yang sering timbul dalam keluarga

dikarenakan fungsi afektif yang tidak terpenuhi. Komponen yang

perlu dipenuhi oleh keluarga untuk melaksanakan fungsi afektif :

1. Memelihara saling asuh (mutual nurturance)

Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, dan

saling mendukung antar anggota. Setiap anggota yang mendapat

kasih sayang dan dukungan dari anggota yang lain, maka

kemampuannya untuk memberikan kasih sayang akan

meningkat, sehingga tercipta hubungan yang hangat dan saling

mendukung. Hubungan intim dalam keluarga merupakan modal

dasar dalam membina hubungan dengan orang lain di luar

keluarga atau masyarakat. Prasyarat untuk mencapai saling asuh

adalah komitmen dasar dari masing-masing pasangan dan

hubungan perkawinan yang secara emosional memuaskan dan

terpelihara.

2. Keseimbangan saling menghargai

Adanya sikap saling menghargai dengan mempertahankan iklim

yang positif dimana tiap anggota diakui serta dihargai

keberadaan dan haknya sebagai orang tua maupun sebagai anak,

sehingga fungsi afektif akan tercapai. Keseimbangan saling

15

Page 9: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ellaayuwul... · anak-anaknya dapat tinggal di dalam atau di luar rumah

menghormati dapat dicapai apabila setiap anggota keluarga

menghormati hak, kebutuhan, dan tanggung jawab angggota

keluarga yang lain. Orang tua perlu menyediakan struktur yang

memadai dan panduan yang konsisten sehingga batas-batas bisa

dibuat dan dipahami. Namun perlu dibentuk fleksibilitas dalam

sistem keluarga agar memberikan ruang gerak bagi kebebasan

untuk berkembang menjadi individu.

3. Pertalian atau ikatan dan identifikasi

Kekuatan yang besar dibalik persepsi dan kepuasan dari

kebutuhan-kebutuhan individu dalam keluarga adalah pertalian

(bonding) atau kasih sayang (attachment). Ikatan dimulai sejak

pasangan sepakat untuk memulai hidup baru. Ikatan antara

anggota keluarga dikembangkan melalui proses identifikasi dan

penyesuaian pada berbagai aspek kehidupan anggota keluarga.

Orang tua harus mengembangkan proses identifikasi yang positif

sehingga anak-anak dapat meniru tingkah laku yang positif dari

kedua orang tuanya.

4. Keterpisahan dan Kepaduan

Untuk merasakan dan memenuhi kebutuhan psikologis, anggota

keluarga harus mencapai pola keterpisahan (separatness) dan

keterpaduan (connectedness) yang memuaskan. Anggota

keluarga berpadu dan berpisah satu sama lain. Setiap keluarga

16

Page 10: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ellaayuwul... · anak-anaknya dapat tinggal di dalam atau di luar rumah

menghadapi isu-isu keterpisahan dan kepaduan dengan cara yang

unik.

B. Fungsi Sosialisasi

Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui

individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan

dalam lingkungan sosial (Friedman, 1986).

Sosialisasi dimulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat

individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir

dia akan menatap ayah, ibu, dan orang-orang yang disekitarnya.

Kemudian beranjak balita dia mulai belajar bersosialisasi dengan

lingkungan sekitar meskipun demikian keluarga tetap berperan

penting dalam bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu

dan keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan antar anggota

keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi. Anggota keluarga

belajar didiplin, belajar norma-norma, budaya, dan prilaku melalui

hubungan dan interaksi di dalam keluarga, sehingga individu

mampu berperan di masyarakat.

C. Fungsi Reproduksi

Dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi

kebutuhan biologis pada pasangan tujuan membentuk keluarga

adalah untuk meneruskan keturunan, sehingga menambah sumber

daya manusia.

17

Page 11: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ellaayuwul... · anak-anaknya dapat tinggal di dalam atau di luar rumah

D. Fungsi Ekonomi

Untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti makanan, pakaian,

dan tempat tinggal maka keluarga memerlukan sumber keuangan.

E. Fungsi Perawatan Kesehatan

Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek

asuhan kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan

kesehatan dan atau merawat anggota keluarga yang sakit.

Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan

mempengaruhi status kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga

melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas

kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga yang dapat

melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup atau mampu

menyelesaikan masalah kesehatan. Tugas kesehatan keluarga

menurut Friedman, 1998 adalah sebagai berikut:

1) Mengenal masalah kesehatan keluarga

Keluarga atau orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan

perubahan-perubahan yang dialami oleh anggota keluarganya.

Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga, secara

tidak langsung akan menjadi perhatian keluarga atau orang tua.

Apabila menyadari adanya perubahan, keluarga perlu mencatat

kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi, dan seberapa besar

perubahannya.

18

Page 12: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ellaayuwul... · anak-anaknya dapat tinggal di dalam atau di luar rumah

2) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat

Tugas ini merupakan upaya utama keluarga untuk mencari

pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan

pertimbangan siapa di antara anggota keluarga yang mempunyai

kemampuan untuk memutuskan sebuah tindakan. Tindakan

kesehatan yang dilakukan diharapkan tepat agar masalah

kesehatan yang tejadi dapat dikurangi atau teratasi.

3) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit

Sering kali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat, tetapi

jika keluarga masih merasa mengalami keterbatasan, maka

anggota keluarga yang mengalami gangguan kesahatan perlu

memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan agar masalah yang

lebih parah tidak terjadi. Perawatan dapat dilakukan di institusi

pelayanan kesehatan atau di rumah apabila keluarga telah

memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan

pertama.

4) Mempertahankan suasana rumah yang sehat

Rumah merupakan tempat berteduh, berlindung, dan

bersosialisasi bagi anggota keluarga. Sehingga anggota keluarga

akan memiliki waktu lebih banyak berhubungan dengan

lingkungan tempat tinggal. Oleh karena itu, kondisi rumah

haruslah dapat menjadikan lambang ketenangan, keindahan,

19

Page 13: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ellaayuwul... · anak-anaknya dapat tinggal di dalam atau di luar rumah

ketentraman, dan dapat menunjang derajat kesehatan bagi

anggota keluarga.

5) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat

Apabila mengalami gangguan kesehatan, keluarga harus dapat

memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di sekitarnya, sebagai

contoh: keluarga dapat berkonsultasi kepada tenaga keperawatan

untuk memecahkan masalah yang dialami anggota keluarganya,

sehingga keluarga dapat bebas dari segala macam penyakit.

F. Keperawatan kesehatan keluarga

a. Definisi

Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan

masyarakat yang ditujukan atau dipnsatkan pada keluarga sebagai unit

atau kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan mclalui

perawatan sebagai saran atau penyalur (Murwani, 2007).

b. Alasan Keluarga sebagai unit pelayanan.

a. Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga

yang menyangkut kehidupan masyarakat.

b. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah,

mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam

kelompoknya.

20

Page 14: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ellaayuwul... · anak-anaknya dapat tinggal di dalam atau di luar rumah

c. Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan, dan

apabila salah satu anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan

akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya.

d. Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu

(Pasien), keluarga tetap berperan sebagai pengambil keputusan

dalam memelihara para anggotanya.

e. Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk

bcrbagai upaya kesehatan masyarakat.

II. Konsep Lansia

A. Pengertian Lansia

Pada hakikatnya menjadi tua merupakan proses alamiah yang

berarti seorang telah melalui 3 tahap kehidupannya yaitu masa anak, masa

dewasa dan masa tua (Wahyudi, 1992). Memasuki masa tua berarti

mengalami kemunduran secara fisik maupun psikis. Kemunduran fisik

ditandai dengan dengan kulit yang mengendor, rambut memutih,

penurunan pendengaran, penglihatan memburuk, gerakan lambat, kelainan

berbagai fungsi organ vital, sensitivitas emosional meningkat dan kurang

gairah (Mubarak, 2006).

Lansia atau lanjut usia yaitu individu yang berusia diatas 60

tahun, pada umumnya memiliki tanda-tanda terjadinya penurunan fungsi-

fungsi biologis, psikologis, sosial, dan ekonomi. (BKKBN, 1995).

21

Page 15: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ellaayuwul... · anak-anaknya dapat tinggal di dalam atau di luar rumah

B. Teori Menua

Menurut Wahyudi (2008), Teori proses menua dibagi menjadi

dua, yaitu teori biologis dan teori sosiologis. Adapun teori biologis

diantaranya sebagai berikut :

Teori biologis

a. Teori genetik

Teori genetik clock merupakan teori intrinsik yang menjelaskan bahwa

didalam tubuh terdapat jam biologis yang mengatur gen dan menentukan

proses penuaan. Teori ini menyatakan bahwa menua itu telah terprogram

secra genetik untuk spesies tertentu. Setiap spesies didalam inti selnya

memiliki suatu jam genetikatau jam biologis sendiri dan setiap spesies

mempunyai batas usia yang berbeda-beda yang telah diputar menurut

replikasi tertentu sehingga bila jenius ini berhenti berputar, maka ia akan

mati.

Teori mutasi somatik. Menurut teori ini, penuaan terjadi karena adanya

mutasi somatic akibat pengaruh lingkungan yang buruk. Terjadi

kesalahan dalam proses transkripsi DNA atau RNA dan dalam proses

translasi RNA protein atau enzim. Kesalahan ini terjadi terus-menerus

sehingga akhirnya akan terjadi penurunan fungsi organ atau perubahan

sel menjadi kanker atau penyakit. Setiap sel pada saatnya akan

mengalami mutasi, sebagai contoh yang khas adalah mutasi sel kelamin

sehingga terjadi penurunan kemampuan fungsional sel.

22

Page 16: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ellaayuwul... · anak-anaknya dapat tinggal di dalam atau di luar rumah

b. Teori nongenetik

Teori penurunan sistem imun tubuh merupakan muatsi yang berulang

dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan sistem imun tubuh

mengenali dirinya sendiri (self recognition).

Jika mutasi yang merusak membrane sel, akan menyebabkan sistem

imun tidak mengenalinya sehingga merusaknya. Dalam proses

metabolisme tubuh, diproduksi suatu zat khusus. Ada jaringan tubuh

tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh

menjadi lemah dan sakit. Sebagai contoh, tambahan kelenjar timus yang

pada usia dewasa berinvolusi dan sejak itu terjadi kelainan autoimun.

Teori kerusakan akibat radikal bebas, teori radikal bebas dapat

terbentuk di alam bebas dan didalam tubuh karena adanya proses

metabolism atau proses pernapasan didalam mitokondria. Radikal bebas

merupakan suatu atom atau molekul yang tidak stabil karena mempunyai

electron yang tidak berpasangan sehingga sangat reaktif mengikat atom

atau molekul lain yang menimbulkan berbagai kerusakan atau perubahan

dalam tubuh. Radikal bebas yang terdapat dilingkungan seperti :

a. Asap kendaraan bermotor

b. Asap rokok

c. Zat pengawet makanan

d. Radiasi

e. Sinar ultraviolet yang mengakibatkan terjadinya perubahan pigmen

dan kolagen pada proses menua.

23

Page 17: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ellaayuwul... · anak-anaknya dapat tinggal di dalam atau di luar rumah

Teori sosiologis

a. Teori interaksi sosial

Teori ini mencoba menjelaskan mengapa lanjut usia bertindak pada

suatu situasi tertentu, yaitu atas dasar hal-hal yang dihargai

masyarakat. Kemampuan lanjut usia untuk terus menjalin interaksi

sosial merupakan kunci mempertahankan status sosialnya

berdasarkan kemampuannya bersosialisasi.

b. Teori aktivitas atau kegiatan

1. Ketentuan tentang semakin menurunnya jumlah kegiatan secara

langsung. Teori ini menyatakan bahwa usia lanjut yang sukses

adalah mereka yang aktif dan banyak ikut serta dalam kegiatan

sosial.

2. Lanjut usia akan merasakan kepuasan bila dapat melakukan

aktivitas dan mempertahankan aktivitas tersebut selama

mungkin.

3. Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup lanjut

usia.

4. Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu

agar tetap stabil dari usia pertengahan sampai lanjut usia.

c. Teori kepribadian berlanjut

Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia.

Teori ini merupakan gabungan teori yang disebutkan sebelumnya.

Teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seorang

24

Page 18: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ellaayuwul... · anak-anaknya dapat tinggal di dalam atau di luar rumah

usia lanjut sangat dipengaruhi oleh tipe personalitas yang

dimilikinya. Teori ini mengemukakan adanya kesinambungan dalam

siklus kehidupan lanjut usia.

d. Teori pembebasan atau penarikan diri

Teori ini membahas putusnya pergaulan atau hubungan dengan

masyarakat dan kemunduran individu dengan individu lainnya.

Menurut teori ini seorang lanjut usia dinyatakan mengalami proses

menua yang berhasil apabila ia menarikdiri dari kegiatan terdahulu

dan dapat memusatkan diri pada persoalan pribadi dan

mempersiapkan diri menghadapi kematiannya.

B. Perubahan yang terjadi pada lansia

Menurut Wahyudi (2008), perubahan pada lansia dibagi

menjadi dua yaitu perubahan fisik dan perubahan mental.

Perubahan Fisik meliputi :

1) Sel

- Jumlah sel menurun atau lebih sedikit

- Ukuran sel lebih besar

- Jumlah cairan tubuh dan cairan intraselular berkurang

- Proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah, dan hati menurun

- Jumlah sel otak menurun

- Mekanisme perbaikan sel terganggu

- Otak menjadi atrofi, beratnya berkurang 5-10%

25

Page 19: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ellaayuwul... · anak-anaknya dapat tinggal di dalam atau di luar rumah

- Lekukan otak akan menjadi lebih dangkal dan melebar

2) Sistem persarafan

- Menurun hubungan persarafan

- Berat otak menurun 10-20% (sel saraf otak setiap orang berkurang

setiap harinya)

- Respons dan waktu untuk bereaksi lambat, khususnya terhadap

stress

- Saraf panca-indra mengecil

- Penglihatan berkurang, pendengaran menhilang, saraf penciuman

dan perasa mengecil, lebih sensitif terhadap perubahan suhu, dan

rendahnya ketahanan terhadap dingin

- Kurang sensitif terhadap sentuhan

- Defisit memori

3) Sistem kardiovaskuler

- Katup jantung menebal dan menjadi kaku

- Elastisitas dinding aorta menurun

- Kemampuan jantung memompa darah menurun 1 % setiap tahun

sesudah berumur 20 tahun. Hal ini menyebabkan kontraksi dan

volume menurun (frekuensi denyut jantung maksimal = 200 –

umur)

- Curah jantung menurun (isi semenit jantung menurun)

- Kehilangan elastisitas pembuluh darah, efektivitas pembuluh darah

perifer untuk oksigenasi berkurang, perubahan posisi dari tidur ke

26

Page 20: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ellaayuwul... · anak-anaknya dapat tinggal di dalam atau di luar rumah

duduk (duduk ke berdiri) bisa menyebabkan tekanan darah

menurun menjadi 65 mmHg (mengakibatkan pusing mendadak)

- Kinerja jantung lebih rentan terhadap kondisi dehidrasi dan

meningkat. Sistole normal 170 mmHg, diastole 95 mmHg.

4) Sistem pengaturan suhu tubuh

Pada pengaturan suhu, hipotalamus dianggap bekerja sebagai suatu

thermostat, yaitu menetapkan suatu suhu tertentu, kemunduran terjadi

berbagai faktor yang memengaruhinya. Yang sering ditemui antara

lain :

- Temperature tubuh menurun (hipotermia) secara fisiologis 35⁰C

ini akibat metabolisme yang menurun

- Pada kondisi ini, lanjut usia akan merasa kedinginan dan dapat

pula menggigil, pucat, dan gelisah.

- Keterbatasan reflex menggigil dan tidak dapat memproduksi panas

yang banyak sehingga terjadi penurunan aktivitas otot.

5) Sistem pernapasan

a. Perubahan anatomi meliputi :

1) Dinding dada

- Tulang-tulang mengalami osteoporosis, tulang rawan

mengalami osifikasi, terjadi perubahan bentuk dada, sudut

epigastrik relative mengecil dan volume rongga dada

mengecil.

27

Page 21: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ellaayuwul... · anak-anaknya dapat tinggal di dalam atau di luar rumah

2) Otot-otot pernapasan

- Mengalami kelemahan akibat atrofi

3) Saluran pernapasan

- Akibat kelemahan otot berkurang jaringan elastic bronkus

dan alveoli menyebabkan lumen bronkhus mengecil. Cincin

tulang rawan bronchus mengalami perkapuran.

b. Perubahan fisiologi meliputi :

1) Gerakan pernapasan

- Adanya perubahan bentuk, ukuran, maupun volume rongga

dada akan berubah mekanika pernafasan, timbul keuhan

sesak nafas

2) Volume dan kapasitas paru menurun

- Hal ini disebabkan karena beberapa faktor : kelemahan otot

nafas, elastisitas jaringan parenkrim paru menurun, resistensi

saluran nafas.

6) Sistem pencernaan

- Kehilangan gigi, penyebab utama periodontal disease yang biasa

terjadi setelah berumur 30 tahun. Penyebab lain meliputi kesehatan

gigi dan gizi buruk

- Indra pengecap menurun, adanya iritasi selaput lender yang kronis,

atrofi indra pengecap (80%), hilangnya sensitivitas saraf

28

Page 22: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ellaayuwul... · anak-anaknya dapat tinggal di dalam atau di luar rumah

pengecap di lidah, terutama rasa manis dan asin, hilangnya

sensivitas saraf pengecap terhadap rasa asin, asam, dan pahit.

- Esophagus melebar

- Rasa lapar menurun (sensitivitas lapar menurun), asam lambung

menurun, motilitas dan waktu pengosongan lambung,menurun

- Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi

- Fungsi absorpsi melemah (daya absorpsiu terganggu, terutama

karbohidrat)

- Hati semakin mengecil dan tempat penyimpanan menurun, aliran

darah berkurang

7) Sistem reproduksi

Pada Wanita :

- Vagina mengalami kontraktur dan mengecil

- Ovari menciut, uterus mengalami atrofi

- Atrofi payudara

- Atrofi vulva

- Selaput lendir vagina menurun, permukaan menjadi halus, sekresi

berkurang, sifatnya menjadi alkali dan terjadi perubahan warna

Pada Pria :

- Testis masih dapat memproduksi spermatozoa, meskipun ada

penurunan secara berangsur-angsur

- Dorongan seksual menetap sampai usia di atas 70 tahun, asal

kondisi kesehatannya baik,yaitu : Kehidupan seksual dapat

29

Page 23: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ellaayuwul... · anak-anaknya dapat tinggal di dalam atau di luar rumah

diupayakan sampai masa lanjut usia, Hubungan seksual secara

teratur membantu mempertahankan kemampuan seksual, Tidak

perlu cemas karena prosesnya alamiah, Sebanyak 75% pria usia

di atas 65 tahun mengalami pembesaran prostat

8) Sistem genitourinaria

Ginjal. Ginjal merupakan alat untuk mengeluarkan sisa metabolism

tubuh, melalui urine darah yang masuk ke ginjal, disaring oleh satuan

(unit) terkecil dari ginjal yang disebut nefron (tepatnya diglomerulus).

Mengecilnya nefron akibat atrofi, aliran darah ke ginjal menurun

sampai 50% sehingga fungsi tubulus berkurang. Akibatnya,

kemampuan mengonsentrasi urine menurun, berat jenis urine

menurun, proteinuria (biasanya + 1), BUN (Blood Urea Nitrogen)

meningkat sampai 21 mg%, nilai ambang ginjal terhadap glokusa

meningkat.

Keseimbangan elektrolit dan asam lebih mudah terganggu bila

dibandingkan dengan usia muda. Renal plasma flow (RPF) dan

glomerular filtration rate (GFR) atau klirens kreatinin menurun secara

linier sejak usia 30 tahun. Cox Jr. dkk, (1985) dalam buku Wahyudi

(2008). Jumlah darah yang difiltrasi oleh ginjal berkurang.

Vesika urinaria. Otot menjadi lemah, kapasitas menurun sampai 200

ml atau menyebabkan frekuensi buang air seni meningkat. Pada pria

lanjut usia, vesika urinaria sulit dikosongkan sehingga mengakibatkan

retensi urine meningkat.

30

Page 24: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ellaayuwul... · anak-anaknya dapat tinggal di dalam atau di luar rumah

Pembesaran prostat. Kurang lebih 75% dialami oleh pria usia di atas

65 tahun.

Atrofi vulva.

Vagina. Seseorang yang makin menua, kebutuhan hubungan

seksualnya masih ada. Tidak ada batasan umur tertentu kapan fungsi

seksual seseorang berhenti. Frekuensi hubungan seksual cenderung

menurun secara bertahap setiap tahun, tetapi kapasitas untuk

melakukan dan menikmatinya berjalan terus sampai tua.

9) Sistem endokrin

Kelenjar endokrin adalah kelenjar buntu dalam tubuh manusia yang

memproduksi hormone. Hormon pertumbuhan berperan sangat penting

dalam pertumbuhan, pematangan, pemeliharaan, dan metabolism

organ tubuh. Yang termasuk hormone kelamin adalah :

Estrogen, progesterone, dan testosterone yang memelihara alat

reproduksi dan gairah seks. Hormon ini mengalami penurunan.

1. Kelenjar pankreas (yang memproduksi insulin dan sangat penting

dalam gula darah)

2. Kelenjar adrenal atau anak ginjal yang memproduksi adrenalin.

Kelenjar yang berkaitan dengan hormone pria atau wanita. Salah

satu kelenjar endokrin dalam tubuh yang mengatur ke organ

tertentu berjalan dengan baik, dengan jalan mengatur

vasokonstriksi pembuluh darah. Kegiatan kelenjar anak ginjal ini

berkurang pada lanjut usia.

31

Page 25: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ellaayuwul... · anak-anaknya dapat tinggal di dalam atau di luar rumah

3. Produksi hamper semua hormon menurun

4. Fungsi paratiroit dan skresinya tidak berubah

5. Hipofisis : pertumbuhan hormone ada, tetapi lebih rendah dan

hanya di dalam pembuluh darah; berkurangnya produksi ACTH,

TSH, FSH, Ddan LH.

6. Aktivitas tiroid BMR (Basal Metabolik Rate), dan daya pertukaran

zat menurun

7. Produksi aldosteron menurun

8. Sekresi hormone kelamin, misalnya progesterone, estrogen, dan

testoteron, menurun

10) Sistem Integumen

- Kulit mengerut atau keriput akibat kehilangan jaringan lemak.

- Permukaan kulit cenderung kusam, kasar, dan bersisik (karena

kehilangan proses keratinasi serta perubahan ukuran dan bentuk sel

epidermis)

- Timbul bercak pigmentasi akibat proses melanogenesis yang tidak

merata pada permukaan kulit sehingga tampak bintik-bintik atau

noda cokelat.

- Terjadi perubahan daerah sekitar mata, tumbuhnya kerut-kerut

halus di ujung mata akibat lapisan kulit menipis

- Respons terhadap trauma menurun

- Mekanisme proteksi kulit menurun

32

Page 26: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ellaayuwul... · anak-anaknya dapat tinggal di dalam atau di luar rumah

a. Produksi serum menurun

b. Produksi vitamin D menurun

c. Pigmentasi kulit terganggu

- Kulit kepala dan rambut menipis dan berwarna kelabu

- Rambut dalam hidung dan telinga menebal

- Berkurangnya elastisitas akibat menurunnya cairan dan

vaskularisasi

- Pertumbuhan kuku lebih lambat

- Kuku jari menjadi keras dan rapuh

- Kuku menjadi pudar, kurang bercahaya

- Kuku kaki tumbuh secara berlebihan dan seperti tanduk

- Jumlah dan fungsi kelenjar keringat berkurang

11) Sistem muskoloskeletal

- Tulang kehilangan densitas (cairan) dan semakin rapuh

- Gangguan tulang, yakni mudah mengalami demineralisasi

- Kekuatan dan stabilitas tulang menurun, terutama vertebra,

pergelangan, dan paha. Insiden osteoporosis dan fraktur meningkat

pada area tulang tersebut

- Kartilago yang meliputi permukaan sendi tulang penyangga rusak

dan aus

- Kifosis

- Gerakan pinggang, lutut dan jari-jari pergelangan terbatas

- Gangguan gaya berjalan

33

Page 27: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ellaayuwul... · anak-anaknya dapat tinggal di dalam atau di luar rumah

- Kekakuan jaringan penghubung

- Diskus intervertebralis menipis dan menjadi pendek (tingginya

berkurang)

- Persendian membesar dan menjadi kaku

- Tendon mengerut dan mengalami sklerosis

Perubahan mental meliputi :

1. Perubahan sikap yang semakin egosentrik, mudah curiga,

bertambah pelit atau tamak bila memiliki sesuatu.

2. Mengharapkan tetap diberi peranan dalam masyarakat

3. Ingin mempertahankan hak dan hartanya, serta ingin tetap

berwibawa

4. Jika meninggal ingin meninggal secara terhormat dan masuk surge

Faktor yang mempengaruhi perubahan mental :

1. Perubahan fisik

2. Kesehatan umum

3. Tingkat pendidikan

4. Keturunan (herediter)

5. Lingkungan

Perubahan psikososial meliputi :

1. Kehilangan finansial (pendapatan berkurang)

2. Kehilangan status

3. Kehilangan teman atau relasi

4. Kehilangan pekerjaan atau kegiatan

34

Page 28: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ellaayuwul... · anak-anaknya dapat tinggal di dalam atau di luar rumah

D. Peran keluarga dalam merawat lansia

1. Menjaga dan merawat kondisi fisik anggota keluarga yang berusia

lanjut agar tetap dalam keadaan optimal atau produktif.

2. Mempertahankan dan meningkatkan status mental lansia

3. Mengantisipasi adanya perubahan sosial dan ekonomi pada lansia

4. Memotivasi dan memfasilitasi lansia untuk memenuhi kebutuhan

spiritual, sehingga ketakwaan pada Tuhan Yang Maha Esa meningkat

E. Tugas perkembangan keluarga dengan lansia

1. Mengenal masalah kesehatan lansia

2. Mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan

lansia

3. Merawat anggota keluarga lansia

4. Memodifikasi lingkungan fisik dan psikologis sehingga lansia dapat

beradaptasi terhadap proses penuaan

5. Menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan dan sosial dengan tepat

sesuai dengan kebutuhan lansia.

35

Page 29: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ellaayuwul... · anak-anaknya dapat tinggal di dalam atau di luar rumah

F. Alasan lansia perlu dirawat di lingkungan keluarga

1. Keluarga merupakan unit pelayanan keperawatan dasar

2. Tempat tinggal bersama keluarga merupakan lingkungan yang alamiah

dan damai bagi lansia, jika keluarga tersebut bisa menciptakan

hubungan yang harmonis

3. Kesejahteraan dan kemampuan keluarga untuk menentukan pilihan

merupakan prinsip-prinsip untuk mengarah kepada pengambilan

keputusan

4. Pengambilan keputusan yang terkait dengan kesehatan keluarga adalah

proses aktif yang merupakan kesepakatan antara keluarga dan pemberi

pelayanan kesehatan

5. Perawat kesehatan masyarakat memberikan pelayan kesehatan utama

kepada keluarga untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan

6. Pelayanan kesehatan sekunder dan tersier dilakukan apabila perawatan

kesehatan dilakukan oleh keluarga dengan bimbingan tenaga

kesehatan

7. Proses keperawatan dapat memfasilitasi pengambilan keputusan yang

terkait dengan kesehatan

8. Kontrak keluarga dan perawat dalam pelayanan keperawatan

merupakan cara yang efektif untuk mencapai tujuan

9. Konseling dan pendidikan kesehatan merupakan cara untuk

mengarahkan interaksi keluarga dan perawat

36

Page 30: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ellaayuwul... · anak-anaknya dapat tinggal di dalam atau di luar rumah

10. Pelayanan keperawatan yang dilakukan dirumah oleh keluarga atau

lansia, dengan perawat ahli pemberi pelayanan, konselor, pendidik,

pengelola, dan koordinator pelayanan kepada lansia

G.Masalah-masalah kesehatan yang dapat muncul pada keluarga dengan

lansia

1. Ancaman kesehatan : risiko terjadinya cedera atau bahaya fisik, risiko

terjadinya kekurangan atau kelebihan nutrisi

2. Keadaan kurang sehat atau tidak sehat

3. Krisis, lansia yang memasuki masa pension atau kehilangan pekerjaan,

kesepian karena ditinggal pasangan hidup (suami atau istri), dan

kesepian karena anak sudah berkeluarga.

III. Konsep penyakit

A. Pengertian

Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten,

reversibel dimana trakhea dan bronkhus berespon dalam secara hiperaktif

terhadap stimuli tertentu ( Smeltzer, C . Suzanne, 2002).

Sedangkan menurut The American Thoracic Society, (1962)

yang dalam buku Muttaqin (2008), Asma adalah suatu penyakit dengan

ciri meningkatnya respon trachea dan bronchus terhadap berbagai

rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang luas

37

Page 31: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ellaayuwul... · anak-anaknya dapat tinggal di dalam atau di luar rumah

dan derajatnya dapat berubah-ubah secara spontan maupun sebagai hasil

pengobatan.

Dari kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Asma

adalah suatu penyakit gangguan jalan napas obstruktif intermitten yang

bersifat reversible, ditandai dengan adanya periode bronkhospasme,

peningkatan respon trachea dan bronchus terhadap berbagai rangsangan

yang menyebabkan penyempitan jalan nafas.

B. Anatomi pernapasan

Gambar 2.1

Anatomi sistem pernapasan.

38

Page 32: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ellaayuwul... · anak-anaknya dapat tinggal di dalam atau di luar rumah

Gambar 2.2

Pernafasan (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari

luar yang mengandung oksigen kedalam tubuh. Serta menghembuskan

udara yang banyak mengandung karbondioksida (CO2) sebagai sisa dari

oksidasi keluar dari tubuh. Penghisapan ini disebut inspirasi dan

menghembuskan disebut ekspirasi (Lorraine M.wilson,1995).

Secara garis besar saluran pernafasan dibagi menjadi dua zona, zona

konduksi yang dimulai dari hidung, faring, laring, trakhea, bronkus,

bronkiolus segmentalis dan berakir pada bronkiolus terminalis. Sedangkan

zona respiratoris dimulai dari bronkiolus respiratoris, duktus alveoli dan

berakhir pada sakus alveulus terminalis. Syaifudin (2008).

Saluran pernafasan mulai dari hidung sampai bronkiolus dilapisi oleh

membran mukosa yang bersilia. Ketika udara masuk kerongga hidung,

udara tersebut disaring, dihangatkan dan dilembabkan. Ketiga proses ini

39

Page 33: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ellaayuwul... · anak-anaknya dapat tinggal di dalam atau di luar rumah

merupakan fungsi utama dari mukosa respirasi yang terdiri dari epiotel

thorak yang bertingkat, bersilia dan bersel goblet. Permukaan epitel

dilapisi oleh lapisan mukus yang sisekresi sel goblet dan kelenjar serosa.

Partikel-partikel debu yang kasar dapat disaring oleh rambut-rambut yang

terdapat dalam lubang hidung. Sedangkan partikel yang halus akan terjerat

dalam lapisan mukus untuk kemudian dibatukkan atau ditelan. Air untuk

kelembapan diberikan oleh lapisan mukus, sedangkan panas yang disuplai

keudara inspirasi berasal dari jaringan dibawahnya yang kaya dengan

pembulu darah, sehingga bila udara mencapai faring hampir bebas

debu,bersuhu mendekati suhu tubuh dan kelembapanya mencapai 100%

(Lorraine M. Wilson, 1995)

Udara mengalir dari hidung ke faring yang merupakan

tempat persimpangan antara jalan pernafasan dan jalan makanan. Faring

dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu : nasofaring, orofaring dan

laringofaring. Dibawah selaput lendir terdapat jaringan ikat, juga

dibeberapa tempat terdapat follikel getah bening yang dinamakan adenoid.

Disebelahnya terdapat dua buah tonsil kiri dan kanan dari tekak,

Syaifuddin (2006).

Laring merupakan saluran udara dan bertindak sebagai

pembentukan suara terletak didepan bagian faring sampai ketinggian

vertebra servikalis dan masuk ke trakea di bawahnya (Syaifuddin,1997).

Laring merupakan rangkaian cincin tulang rawan yang dihubungkan oleh

otot dan mengandung pita suara. Diantara pita suara terdapat glotis yang

40

Page 34: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ellaayuwul... · anak-anaknya dapat tinggal di dalam atau di luar rumah

merupakan pemisah saluran pernafasan bagian atas dan bawah. Pada saat

menelan, gerakan laring keatas, penutupan dan fungsi seperti pintu pada

aditus laring dari epiglotis yang berbentuk daun berperan untuk

mengarahkan makanan ke esofagus, tapi jika benda asing masih bisa

melampaui glotis, maka laring mempunyai fungsi batuk yang akan

membantu merngeluarkan benda dan sekret keluar dari saluran pernafasan

bagian bawah.

Trakea dibentuk 16 sampai dengan 20 cincin tulang rawan,

yang berbentuk seperti kuku kuda dengan panjang kurang lebih 5 inci (9-

11 cm), lebar 2,5 cm, dan diantara kartilago satu dengan yang lain

dihubaungkan oleh jaringan fibrosa, sebelah dalam diliputi oleh selaput

lendir yang berbulu getar (sel bersilia) yang hanya bergerak keluar. Sel-sel

bersilia ini berguna untuk mengeluarkan benda-benda asing yang masuk

bersama udara pernafasan, dan dibelakang terdiri dari jaringan ikat yang

dilapisi oleh otot polos dan lapisan mukosa, (Syaifuddin,1997).

Bronkus merupakan lanjutan dari trakea ada dua buah yamg

terdapat pada ketinggian vertebra torakalis ke IV dan V. Sedangkan

tempat dimana trakea bercabang menjadi bronkus utama kanan dan kiri

disebut karina. Karina memiliki banyak syaraf dan dapat menyebabkan

bronkospasme dan batuk yang kuat jika batuk dirangsang . Bronkus utama

kanan lebih pendek , lebih besar dan lebih vertikal dari yang kiri. Terdiri

dari 6-8 cincin, mempunyai tiga cabang. Bronkus utama kiri lebih

41

Page 35: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ellaayuwul... · anak-anaknya dapat tinggal di dalam atau di luar rumah

panjang,dan lebih kecil, terdiri dari 9-12 cicin serta mempunyai dua

cabang.

Bronkiolus terminalis merupakan saluran udara kecil yang tidak

mengandung alveoli (kantung udara) dan memiliki garis 1 mm. Bronkiolus

tidak diperkuat oleh cincin tulang rawan, tapi dikelilingi oleh otot polos

sehingga ukuranya dapat berubah. Seluruh saluran udara ,mulai dari

hidung sampai bronkiolus terminalis ini disebut saluran penghantar udara

atau zona konduksi. Bronkiolus ini mengandung kolumnar epitellium yang

mengandung lebih banyak sel goblet dan otot polos, diantaranya strecch

reseptor yang dilanjutkan oleh nervus vagus.

Setelah bronkiolus terminalis terdapat asinus yang merupakan

unit fungsional paru , yaitu tempat pertukaran gas. Asinus terdiri dari :

Bronkiolus respiratoris, duktus alveolaris dan sakus alveolaris terminalis

yang merupakan struktur akhir dari paru.

C. Etiologi

Menurut Muttaqin (2008) Asma timbul disebabkan oleh

beberapa faktor antara lain :

1. Alergen

Allergen merupakan suatu zat-zat tertentu yang bila dihisap atau

dimakan dapat menimbulkan serangan asma, misalnya debu rumah,

spora jamur, bulu kucing, bulu binatang, seafood, dll

42

Page 36: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ellaayuwul... · anak-anaknya dapat tinggal di dalam atau di luar rumah

2. Infeksi saluran pernapasan

terutama disebabkan oleh virus. Salah satu virus nya yaitu virus

influenza yang merupakan salah satu faktor pencetus yang paling

sering menimbulkan asma bronkhial.

3. Tekanan jiwa

Faktor ini mencetuskan serangan asma terutama pada orang yang agak

labil kepribadiannya. Hal ini lebih menonjol pada wanita dan anak-

anak.

4. Olahraga atau kegiatan jasmani yang berat.

Sebagian penderita asma bronkhial akan mendapatkan serangan asma

bila melakukan olahraga atau aktivitas fisik yang berlebihan. Lari cepat

dan bersepeda adalah dua jenis kegiatan paling mudah menimbulkan

serangan asma. Serangan asma karena kegiatan jasmani (exercise

induced asma – EIA) terjadi setelah olahraga atau aktivitas fisik yang

cukup berat dan jarang serangan timbul beberapa jam setelah olahraga.

5. Obat-obatan.

Beberapa klien dengan asma bronkhial sensitive atau alergi terhadap

obat tertentu seperti penisilin, salisilat, beta blocker, kodein, dan

sebagainya.

6. Polusi udara.

Klien asma sangat peka terhadap udara berdebu, asap pabrik/kendaraan,

asap rokok, asap yang mengandung hasil pembakaran dan oksida

fotokemikal, serta bau yang tajam.

43

Page 37: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ellaayuwul... · anak-anaknya dapat tinggal di dalam atau di luar rumah

7. Lingkungan kerja.

Lingkungan kerja diperkirakan merupakan factor pencetus yang

menyumbang 2-15% klien dengan asma bronchial. Sundaru (1991),

dikutip Muttaqin (2008).

D. Patofisiologi

Suatu serangan asthma timbul karena seorang yang atopi (sistem

kekebalan) terpapar dengan alergen yang ada dalam lingkungan sehari-

hari dan membentuk imunoglobulin E ( IgE ) Faktor atopi itu diturunkan.

Alergen yang masuk kedalam tubuh melalui saluran nafas, kulit, dan lain-

lain akan ditangkap makrofag yang bekerja sebagai antigen presenting cell

(APC). Setelah alergen diproses dalan sel APC, alergen tersebut

dipresentasikan ke sel Th. Sel Th memberikan signal kepada sel B dengan

dilepaskanya interleukin 2 ( IL-2 ) untuk berpoliferasi menjadi sel plasma

dan membentuk imunoglobulin E ( IgE ).

IgE yang terbentuk akan diikat oleh mastosit yang ada dalam

jaringan dan basofil yang ada dalan sirkulasi. Bila proses ini terjadai pada

seseorang, maka orang itu sudah disensitisasi atau baru menjadi rentan.

Bila orang yang sudah rentan itu terpapar kedua kali atau lebih dengan

alergen yang sama, alergen tersebut akan diikat oleh Ig E yang sudah ada

dalam permukaan mastoit dan basofil. Ikatan ini akan menimbulkan influk

Ca++ kedalam sel dan perubahan didalam sel yang menurunkan kadar

cAMP.

44

Page 38: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ellaayuwul... · anak-anaknya dapat tinggal di dalam atau di luar rumah

Penurunan pada kadar cAMP menimbulkan degranulasi sel. Degranulasi

sel ini akan menyebabkan dilepaskanya mediator-mediator kimia yang

meliputi : histamin, slow releasing suptance of anaphylaksis ( SRS-A),

eosinophilic chomotetik faktor of anaphylacsis (ECF-A) dan lain-lain. Hal

ini akan menyebabakan timbulnya tiga reaksi utama yaitu : kontraksi otot-

otot polos baik saluran nafas yang besar ataupun yang kecil yang akan

menimbulkan bronkospasme, peningkatan permeabilitas kapiler yang

berperan dalam terjadinya edema mukosa yang menambah semakin

menyempitnya saluran nafas , peningkatan sekresi kelenjar mukosa dan

peningkatan produksi mukus. Tiga reaksi tersebut menimbulkan gangguan

ventilasi, distribusi ventilasi yang tidak merata dengan sirkulasi darah paru

dan gangguan difusi gas ditingkat alveoli, akibatnya akan terjadi

hipoksemia, hiperkapnea dan asidosis pada tahap yang sangat lanjut.

Price, (2005).

E. Manifestasi klinik

Manifestasi klinik pada pasien Asma adalah batuk, dyspnoe, dan

wheezing. Pada sebagian penderita disertai dengan rasa nyeri dada, pada

penderita yang sedang bebas serangan tidak ditemukan gejala klinis,

sedangkan waktu serangan tampak penderita bernafas cepat, dalam,

gelisah, duduk dengan tangan menyanggah ke depan serta tampak otot-

otot bantu pernafasan bekerja dengan keras.

45

Page 39: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ellaayuwul... · anak-anaknya dapat tinggal di dalam atau di luar rumah

Ada beberapa klasifikasi atau tingkatan penderita Asma yaitu :

1. Tingkat I :

a) Secara klinis normal tanpa ada kelainan pemeriksaan fisik dan

fungsi paru

b) Timbul bila ada factor pencetus baik di dapat alamiah maupun

dengan test provokasi bronchial di laboratorium.

2. Tingkat II :

a) Tanpa keluhan dan kelainan pemeriksaan fisik tapi fungsi paru

menunjukan adanya tanda-tanda obstruksi jalan nafas.

b) Banyak di jumpai pada klien setelah sembuh serangan

3. Tingkat III :

a) Tanpa keluhan

b) Pemeriksaan fisik dan fungsi paru menunjukan adanya obtruksi

jalan nafas.

c) Penderita sedah sembuh dan bila obat tidak diteruskan mudah

deserang kembali.

4. Tingkat IV :

a) Klien mengeluh batuk, sesak nafas dan nafas berbunyi wheezing

b) Pemeriksaan fisik dan fungsi paru didapat tanda-tanda obstruksi

jalan nafas.

46

Page 40: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ellaayuwul... · anak-anaknya dapat tinggal di dalam atau di luar rumah

5. Tingkat V :

a) Status Asmatikus yaitu keadaan darurat medis berupa serangan

asma akut yang berat bersifat refractor sementara terhadap

pengobatan yang lazim dipakai

b) Asma pada dasarnya merupakan penyakit obstruksi jalan nafas yang

reversible.

Pada Asma yang berat dapat timbul gejala seperti, kontraksi otot

otot pernafasan, sianosis, gangguan kesadaran, penderita tampak

letih, takikardi.

F. Penatalaksanaan

Menurut Muttaqin (2008), Pengobatan asma secara garis besar

dibagi dalam pengobatan non farmakologik dan pengobatan farmakologik.

1. Pengobatan non farmakologik meliputi :

a) Penyuluhan

Penyuluhan ini ditujukan pada peningkatan pengetahuan klien

tentang penyakit asthma sehinggan klien secara sadar menghindari

faktor-faktor pencetus, serta menggunakan obat secara benar dan

berkonsoltasi pada tim kesehatan.

b) Menghindari faktor pencetus

Klien perlu dibantu mengidentifikasi pencetus serangan asma

terutama pada lansia, pada lingkungannya sendiri, serta diajarkan

47

Page 41: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ellaayuwul... · anak-anaknya dapat tinggal di dalam atau di luar rumah

cara menghindari dan mengurangi faktor pencetus, termasuk

pemasukan cairan yang cukup bagi klien.

c) Fisioterapi

Fisioterapi dapat digunakan untuk mempermudah pengeluaran

mukus. Ini dapat dilakukan dengan drainage postural, perkusi dan

fibrasi dada.

2. Pengobatan farmakologik meliputi :

Menurut Tambayong, Jan (2001) dalam buku farmakologi

keperawatan, adapun pengobatan farmakologik pada asma antara lain :

a) Agonis B-adrenergik

Bentuk aerosol bekerja sangat cepat diberika 3-4 kali semprot dan

jarak antara semprotan pertama dan kedua adalan 10 menit. Yang

termasuk obat ini adalah metaproterenol ( Alupent, metrapel ).

b) Obat antikolinergik

Salah satu cara mencegah reflex bronkokontriksi adalah memaki

obat antikolinergik (mirip atropine) seperti ipratropium (atrovent)

yang dapat berupa aerosol.

c) Metil Xantin

Golongan metil xantin adalah aminophilin dan teopilin, obat ini

diberikan bila golongan beta agonis tidak memberikan hasil yang

memuaskan. Pada orang dewasa diberikan 125-200 mg empat kali

sehari.

48

Page 42: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ellaayuwul... · anak-anaknya dapat tinggal di dalam atau di luar rumah

d) Kortikosteroid

Jika agonis beta dan metil xantin tidak memberikan respon yang

baik, harus diberikan kortikosteroid. Steroid dalam bentuk aerosol (

beclometason dipropinate ) dengan dosis 800 empat kali semprot

tiap hari. Karena pemberian steroid yang lama mempunyai efek

samping maka yang mendapat steroid jangka lama harus diawasi

dengan ketat.

G. Prioritas Keperawatan Asma

1. Mempertahankan jalan nafas

2. Meningkatkan kemampuan pertukaran gas

3. Meningkatkan intake nutrisi

4. Mencegah komplikasi, kondisi progresif yang lambat

5. Memberikan informasi tentang proses penyakit

6. Mengurangi kecemasan

Muttaqin (2008).

H. Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi pada klien dengan Asma adalah

pneumothoraks, atelektasis, gagal nafas, bronchitis dan fraktur iga.

49

Page 43: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ellaayuwul... · anak-anaknya dapat tinggal di dalam atau di luar rumah

I. Proses keperawatan keluarga

1. Pengkajian Keluarga

Pengkajian yang dilakukan pada Asuhan Keperawatan Keluarga

Dengan asma antara lain :

a. Identitas Data

Daftar nama-nama anggota keluarga yang tinggal dalam satu

rumah, alamat tempat tinggal keluarga, Komposisi keluarga, tipe

keluarga, latar belakang budaya, pola spiritual, status ekonomi

budaya, pendidikan, aktifitas, rekreasi keluarga, riwayat dan tahap

perkembangan keluarga, dan riwayat keluarga sebelumnya.

b. Riwayat dan Tahap perkembangan keluarga

1) Riwayat keluarga : Adanya anggota keluarga yang terkena

asma mempunyai resiko untuk terganggunya aktifitas dan

kelangsungan keluarga.

2) Tahap perkembangan keluarga saat ini : asma sering

ditemukan pada keluarga dengan anggota keluarganya yang

dewasa.

c. Data Lingkungan

1) Karakteristik rumah : Rumah yang kurang nyaman, Status

rumah yang dihuni keluarga apakah rumah sendiri atau

menyewa dapat mempengaruhi keperdulian keluarga dalam

beristirahat.

50

Page 44: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ellaayuwul... · anak-anaknya dapat tinggal di dalam atau di luar rumah

2) Karakteristik tetangga dan masyarakat yang lebih luas :

Tempat tinggal yang sempit, padat, medan lingkungan yang

kurang sehat dapat menyebabkan kekambuhan asma.

3) Fasilitas dan pelayanan kesehatan : Tingkat ekonomi yang

rendah dapat mengakibatkan sulitnya pengobatan asma.

Ketidakefektifan keluarga dalam mengunjungi pelayanan

kesehatan yang ada.

d. Fasilitas transportasi : Transportasi merupakan sarana yang penting

dan sangat diperlukan agar penderita mendapatkan pelayanan

kesehatan dengan segera. Ketiadaan sarana transportasi

menjadikan masyarakat enggan berkunjung ke pelayanan

kesehatan sehingga dapat memperburuk kondisi klien.

e. Struktur Keluarga

1) Struktur komunikasi : Berkomunikasi dan berinteraksi antar

sesama anggota keluarga merupakan tugas keluarga, dan dapat

menurunkan beban masalah (Effendi,1998).

2) Struktur kekuasaan : Kekuasaan dalam keluarga dipegang oleh

pemegang keputusan yang mempunyai hak dalam menentukan

masalah dan kebutuhan dalam mengatasi masalah kesehatan

asma dalam keluarga (Effendi,1998).

3) Struktur peran : Peran antar kelurga menggambarkan perilaku

interpersonal yang berhubungan dengan masalah kesehatan

dalam posisi dan situasi tertentu (Effendi,1998).

51

Page 45: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ellaayuwul... · anak-anaknya dapat tinggal di dalam atau di luar rumah

4) Nilai kepercayaan : Beban kasus keluarga sangat bergantung

pada nilai kekuasaan dan kebutuhan akan asuhan keperawatan

keluarga (Effendyi, 1998).

f. Fungsi Keluarga

1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan yang

disebabkan oleh: Kurangnya pengetahuan keluarga tentang

asma.

2) Ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan serta

dalam mengambil tindakan yang tepat tentang asma atau tidak

memahami mengenai masalah kesehatan asma.

3) Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga

yang sakit berhubungan dengan tidak mengetahui keadaan

asma misal : sifat asma, penyebab asma, dan tanda gejala asma.

4) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang

tepat untuk mengatasi masalah kesehatan asma.

5) Ketidakmampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas atau

pelayanan yang tepat untuk pengobatan asma.

g. Koping keluarga : Koping keluarga dipengaruhi oleh situasi

emosional keluarga, sikap dan pandangan hidup, hubungan kerja

sama antara anggota keluarga serta adanya support system dalam

keluarga (Effendi,1998).

52

Page 46: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ellaayuwul... · anak-anaknya dapat tinggal di dalam atau di luar rumah

h. Perumusan Masalah : Perumusan masalah dilakukan dengan

menggunakan data yang diperoleh dari pengkajian keluarga.

Struktur diagnosis keperawatan.

Keluarga terdiri dari masalah (problem), penyebab (etiologi) dan

atau tanda atau gejala. Masalah adalah suatu pernyataan tidak

terpenuhi kebutuhan dasar manusia yang dialami keluarga atau

anggota keluarga Penyebab adalah suatu pernyataan yang dapat

menyebabkan masalah dengan mengacu pada lima tugas keluarga

yaitu mengenal masalah, mengambil keputusan yang tepat,

merawat anggota keluarga, memodifikasi lingkungan dan

memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan. Tanda dan gejala

adalah sekumpulan data objektif dan subjektif yang diperoleh oleh

perawat dari keluarga yang mendukung masalah dan penyebab

i. Diagnosis keperawatan keluarga merupakan respons keluarga

terhadap masalah kesehatan yang dialami, baik actual, risiko

maupun potensial, yang dapat diatasi dengan tindakan

keperawatan secara mandiri maupun kolektif yang terdiri dari

masalah, etiologi, serta tanda dan gejala (PES).

Diagnosis keperawatan dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu

diagnosis keperwatan actual, risiko atau risiko tinggi, dan

potensial atau wellness.

53

Page 47: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ellaayuwul... · anak-anaknya dapat tinggal di dalam atau di luar rumah

1) Diagnosis actual, menunjukan keadaan yang nyata dan sudah

terjadi pada saat pengkajian di keluarga.

2) Risiko atau risiko tinggi. Merupakan maslah yang belum

terjadi pada pengkajian. Namun dapat menjadi masalah actual

bila tidak diulakukan pencegahan dengan cepat.

3) Potensial atau Wellness. Merupakan proses pencapaian tingkat

fungsi yang lebih tinggi. Potensial juga merupakan suatu

keadaan sejahtera dari keluarga yang sudah mampu memenuhi

kebutuhan kesehatan dan mempunyai sumber penunjang

kesehatan yang memungkinkan dapat ditingkatkan. Diagnosis

Potensial dapat dirumuskan tanpa disertai etiologi.

j. Penetapan Prioritas Masalah

Dalam suatu keluarga, perawat dapat menemukan masalah lebih

dari satu diagnosis keperawatan keluarga. Oleh karena itu perawat

perlu menentukan prioritas terhadap diagnosis keperawatan

keluarga yang ada dengan menggunakan skala prioritas asuhan

keperawatan keluarga ( Bailon dan Maglaya, 1978) Proritas

masalah adalah penentuan prioritas urutan masalah dalam

merencanakan penyelesaian maslah keperawatan melalui

perhitungan skor. Skala ini memiliki empat kriteria, masing –

masing kriteria memiliki skor dan bobot yang berbeda disertai

dengan pembenaran atau alasan penentuan skala tersebut.

54

Page 48: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ellaayuwul... · anak-anaknya dapat tinggal di dalam atau di luar rumah

1. Kritera pertama : sifat masalah dengan skala actual (skor 3),

risiko (skor 2), dan wellness (skore 1) dengan bobot 1,

pembenaran sesuai dengan masalah yang sudah terjadi, akan

terjadi atau kearah pencapaian tingkat fungsi yang lebih tinggi.

2. Kriteria kedua : Kemungkinan masalah dapat di ubah dengan

skala mudah (skor 2), sebagian (skor 1), dan tidak dapat (skor

0) dengan bobot 2. Pembenaran di tunjang dengan data

pengetahuan (pengetahuan klien atau keluarga, teknologi, dan

tindakan untuk (menangani masalah yang ada), sumberdaya

keluarga (dalam bentuk fisik, keuangan, dan tenaga) sumber

daya perawat (pengetahuan, ketrampilan, dan waktu), dan

sumber daya masyarakat (dalam bentuk fasilitas, organisasi

dalam masyrakat dan sokongan masyarakat).

3. Kriteria ketiga : Potensial masalah untuk dijegah dengan skala

skor tinggi (skor 3) cukup (skor 2), dan rendah (skor 1) dengan

bobot 1. Pembenaran di tunjang dengan data kepelikan dari

masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah.

Lamanya masalah (waktu masalah itu ada), tindakan yang

sedang dijalankan(tindakan yang tepat dalam memperbaiki

masalah), dan adanya kelompok yang sangat peka menambah

potensi untuk mencegah masalah.

4. Kriteria keempat : Menonjolnya masalah dengan skala segera

(skor 2), tidak perlu segera (skor 1), dan tidak dirasakan (skor

55

Page 49: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ellaayuwul... · anak-anaknya dapat tinggal di dalam atau di luar rumah

0) dengan bobot 1. Pembenaran ditunjang dengan data persepsi

kelurga dalam melihat masalah yang ada, Untuk lebih jelasnya

skala dalam menentukan prioritas dapat dilihat dalam table

NO

KRITERIA SKOR BOBOT PEMBENARAN

1 Sifat maslahSkala: Aktual

RisikoPotensial/wellness

321

1

2 Kemungkinan masalah dapatdiubahSkala: Mudah

SebagianTidak dapat

210

2

3 Potensi masalah untuk dicegahSkala: Tinggi

CukupRendah

321 1

4 Menonjolnya masalahSkala: Segera

Tidak perlu segeraTidak diraskan

210

1

Tabel 2.1 skala untuk menentukan prioritas askep keluarga

Setelah kita mampu menentukan skor dari tiap kriteria

kemudian kita lakukan perhitungan menggunakan rumus

berikut untuk menetapkan nilai masalah. Skor dibagi angka

tertinggi di kali bobot, jumlahkan skornya. skor tertinggi

merupakan prioritas diagnosis yang akan kita tanggulangi lebih

dahulu.

56

Page 50: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ellaayuwul... · anak-anaknya dapat tinggal di dalam atau di luar rumah

J. Diagnosa keperawatan keluarga

1) Gangguan pola nafas pada Ny. T berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga khususnya Ny. T merawat dirinya yang

mengalami asma.

2) Intoleransi aktivitas pada Ny. T berhubungan dengan Ketidakmampuan

keluarga khususnya Ny. T memodifikasi lingkungan.

K. Fokus intervensi

a. Diagnosa pertama Gangguan pola nafas berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga khususnya Ny. T merawat dirinya yang

mengalami asma

1) Pencegahan primer

a) Identifikasi tanda dan gejala asma

b) Memperbaiki lingkungan yang kurang sehat

c) Berikan pendidikan kesehatan bagaimana cara merawat

keluarga dengan asma

SkorX Bobot

Skala tertinggi= Nilai masalahmasalah

57

Page 51: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ellaayuwul... · anak-anaknya dapat tinggal di dalam atau di luar rumah

2) Pencegahan sekunder

a) Kaji fungsi pernapasan, misal irama, frekuensi

b) Berikan uap air panas atau inhalasi uap

c) Ajarkan tekhnik tarik napas dalam

3) Pencegahan tersier

a) Peningkatan keluarga untuk merawat dan menjaga lingkungan

yang bersih.

b) Rujukan ke pelayanan kesehatan

b. Diagnosa kedua Intoleransi aktivitas pada keluarga khususnya Ny. T

berhubungan dengan ketidakmampuan Ny. T memodifikasi lingkungan.

1) Pencegahan primer

a) Berikan penyuluhan tentang cara memodifikasi lingkungan

b) Jelaskan pentingnya istirahat dan perlunya menjaga

keseimbangan aktivitas dan istirahat.

c) Identifikasi adanya faktor-faktor yang menyebabkan aktivitas

terganggu

2) Pencegahan sekunder

a) Kaji respons klien terhadap aktivitas

b) Beri pendidikan kesehatan dan ajarkan bagaimana cara

memodifikasi lingkungan dengan baik

58

Page 52: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ellaayuwul... · anak-anaknya dapat tinggal di dalam atau di luar rumah

3) Pencegahan tersier

Segera bawa ke pelayanan kesehatan bila kondisi pasien semakin

memburuk

59

Page 53: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ellaayuwul... · anak-anaknya dapat tinggal di dalam atau di luar rumah

L. Pathways

Ketidak mampuan keluarga dalam melakukan 5 tugas kesehatan keluarga, meliputi :1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan asma2. Ketidakmampuan keluarga memutuskan masalah3. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang mengalami asma4. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan5. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan

Bagan 2.1 Pathways Asuhan dalam Keperawatan Keluarga Price (2005)

Ekstinsik (inhaledalergi)

Bronchial mukosa menjadisensitif oleh Ig E

Peningk mast cell pdtracheobronchial

Stimulasi reflekreseptor syaratparasimpatis pdmukosa bronchial

Pelepasan histamintjd stimulasi pdbronkial smooth shgtjd kontraksi bronkus

Peningk permiabilitasvaskuler akibatkebocoran protein +cairan dlm jar

Intrinsik (infeksi, psikososial, stress)

Penurunan stimuli reseptor terhadapiritan pd tracheobronchial

Hiperaktif non specifik stimulipenggerak dari cell mast

Perangsang reflek reseptortracheobronchial

Stimuli bronchial smooth +kontraksi otot bronchiolus

Perubahan jaringan, pening Ig E dalam serum

Respon dinding bronkus

bronkospasmeUdema mukosa

Hipersekresi mukosa

Penumpukan sekretkental

Sekret tak keluar

Batuk tdkefektif

Bernapasmlll mulut

Keringnyamukosa

Resiko infeksi

Tdkefektifnyajalan nps

Bronkus menyempit

Ventilasi terganggu

Supai O2ke otakmenurun

Suplai o2jarmenurun

whezing

Gg polanps

Ggpertukaran gas

hiperkapnea

hipoksemia

gelisah

cemas

Gg perfusijaringan

koma

60

Page 54: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ellaayuwul... · anak-anaknya dapat tinggal di dalam atau di luar rumah

M. Pemeriksaan penunjang

a) Pemeriksaan spinometri.

Pemeriksaan ini dilakukan sebelum dan sesudah pemberian

bronkodilator aerosol golongan adrenergik. Peningkatan FEV atau

FVC sebanyak lebih dari 20% menunjukkan diagnosis asthma.

b) Tes provokasi brokial.

Dilakukan jika pemeriksaan spinometri internal. Penurunan FEV,

sebesar 20% atau lebih setelah tes provokasi dan denyut jantung 80-90

% dari maksimum di anggap bermakna bila menimbulkan penurunan

PEFR 10 % atau lebih.

c) Pemeriksan tes kulit.

Untuk menunjukan adanya antibodi IgE hipersensitif yang spesifik

dalam tubuh.

d) Laboratorium.

(1) Analisa gas darah.

Hanya di lakukan pada serangan asthma berat karena terdapat

hipoksemia, hyperkapnea, dan asidosis respiratorik.

(2) Sputum.

Adanya badan kreola adalah karakteristik untuk serangan Asthma

yang berat, karena hanya reaksi yang hebat saja yang menyebabkan

transudasi dari adema mukasa, sehingga terlepaslah sekelompok

sel – sel epitel dari perlekatannya. Pewarnaan gram penting untuk

61

Page 55: BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluargadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ellaayuwul... · anak-anaknya dapat tinggal di dalam atau di luar rumah

melihat adanya bakteri, diikuti kultur dan uji resistensi terhadap

beberapa antibiotik.

(3) Sel eosinofil

Pada penderita status asthmatikus sel eosinofil dapat mencapai

1000 – 1500 /mm3 baik asthma Intrinsik ataupun extrinsik,

sedangkan hitung sel eosinofil normal antara 100-200/mm3.

Perbaikan fungsi paru disertai penurunan hitung jenis sel eosinofil

menunjukkan pengobatan telah tepat

(4) Pemeriksaan darah rutin dan kimia

Jumlah sel leukosit lebih dari 15.000 terjadi karena adanya infeksi.

SGOT dan SGPT meningkat disebabkan karena kerusakkan hati

akibat hipoksia atau hiperkapnea.

(5) Radiologi

Pemeriksaan radiologi dilakukan untuk menyingkirkan adanya

proses patologik diparu atau komplikasi asma seperti

pneumothorak, pneumomediastinum, atelektosis dan lain – lain.

(6) Elektrokardiogram

Perubahan EKG didapat pada 50% penderita Status Asthmatikus,

ini karena hipoksemia, perubahan pH, hipertensi pulmunal dan

beban jantung kanan . Sinus takikardi – sering terjadi pada asthma.

(Dikutip Muttaqin, 2008).

62