bab ii konsep dasar a. konsep...

68
1 BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Keluarga 1. Pengertian Keluarga. Keluarga merupakan sekumpulan orang yang di hubungkan oleh perkawinan, adopsi dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan social dari individu-individu yang ada di dalamnya terlihat dari pola interaksi yang saling ketergantungan untuk mencapai tujuan bersama(Friedman M. M., 1998) Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan dan kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental emosional serta sosial dari tiap anggota keluarga (Duvall & Logan,1986 dalam Friedman, 1998) Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Dep Kes R.I, 1998). Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah, perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,

Upload: vuongdang

Post on 18-Feb-2018

228 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

1

BAB II

KONSEP DASAR

A. Konsep Keluarga

1. Pengertian Keluarga.

Keluarga merupakan sekumpulan orang yang di hubungkan oleh

perkawinan, adopsi dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan

mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan

fisik, mental, emosional dan social dari individu-individu yang ada di

dalamnya terlihat dari pola interaksi yang saling ketergantungan untuk

mencapai tujuan bersama(Friedman M. M., 1998)

Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan dan

kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,

mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik,

mental emosional serta sosial dari tiap anggota keluarga (Duvall &

Logan,1986 dalam Friedman, 1998)

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas

kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di

suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan

(Dep Kes R.I, 1998).

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah

kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah,

perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,

2

mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik,

mental emosional serta sosial dari tiap anggota keluarga.

2. Struktur Keluarga.

Menurut Friedman (1998) struktur keluarga terdiri atas :

a. Pola dan proses komunikasi

Pola interaksi keluarga yang berfungsi :

1) Bersifat terbuka dan jujur

2) Selalu menyelesaikan konflik keluarga

3) Berpikiran positif

4) Tidak mengulang-ulang isu dan pendapat sendiri.

Karakteristik komunikasi keluarga berfungsi untuk :

1) Karakteristik pengirim : yakin dalam mengemukakan sesuatu

atau pendapat, apa yang disampaikan jelas dan berkualitas,

selalu meminta dan menerima umpan balik.

2) Karakteristik penerima : siap mendengarkan, memberi umpan

balik, melakukan validasi.

b. Struktur peran

Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai

dengan posisi sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi

atau status adalah posisi individu dalam masyarakat misalnya

sebagai suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang peran ini

tidak dapat dijalankan oleh masing-masing individu dengan baik.

3

Ada beberapa anak yang terpaksa mencari nafkah untuk

memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang lain sedangkan orang

tua mereka entah kemana atau malah berdiam diri di rumah.

c. Struktur kekuatan.

Kekuatan merupakan kemampuan (potensial dan aktual)

dari individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk

merubah perilaku orang lain ke arah positif.

d. Nilai-nilai keluarga.

Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang

secara sadar atau tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam

satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu pedoman bagi

perkembangan norma dan peraturan. Norma adalah pola perilaku

yang baik, menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam

keluarga.

3. Tipe Keluarga.

Tipe keluarga menurut Friedman(1998):

a. Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang hanya terdiri

dari ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunan atau adopsi

atau keduanya.

4

b. Keluarga orientasi (keluarga asal) adalah unit keluarga yang di

dalamnya seseorang dilahirkan.

c. Keluarga besar (estended family) adalah keluarga inti ditambah

anggota keluarga yang lain yang masih mempunyai hubungan darah

(kakek, nenek, paman, bibi).

4. Tugas Kesehatan Keluarga

Tugas kesehatan keluarga menurut (Friedman, 1998)

adalah sebagai berikut :

a. Mengenal masalah kesehatan.

b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.

c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.

d. Memodifikasi lingkungan

e. Mempertahankan hubungan dengan (menggunakan) fasilitas

kesehatan masyarakat.

5. Fungsi keluarga.

Friedman (1998) membedakan fungsi keluarga menjadi lima yaitu :

a. Fungsi Afektif (The affective function) : Fungsi keluarga yang

utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan

anggota keluarga berhubungan dengan orang lain, fungsi ini

dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial keluarga.

b. Fungsi Sosialisasi dan penempatan sosial (sosialisation and social

placement fungtion) : Fungsi pengembangan dan tempat melatih

5

anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah

untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah.

c. Fungsi Reproduksi (reproductive function) : Fungsi untuk

mempertahankan generasi menjadi kelangsungan keluarga.

d. Fungsi Ekonomi (the economic function) : Keluarga berfungsi untuk

memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk

mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan

untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

e. Fungsi Perawatan atau pemeliharaan kesehatan (the healty care

function) : Fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan

anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi. Fungsi

ini dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan.

B. Tahap Perkembangan Keluarga Mengasuh Anak (Child bering)

1. Pengertian

Tahap perkembangan keluarga tahap 2 (Child bering) adalah tahap

perkembangan keluarga yang dimulai dengan kelahiran anak pertama

hingga bayi berusia 30 bulan. Pada tahap ini antara suami dan istri

memiliki perubahan peran yang bisa menimbulkan masalah dalam

keluarga. Masalah tersebut muncul karena keluarga dalam hal ini

suami dan istri kurang memiliki persiapan untuk menjadi orang tua.

2. Tugas perkembangan keluarga mengasuh anak

Menurut Duval (1998) tugas perkembangan keluarga mengasuh anak

adalah :

6

a. Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap

(mengintegrasikan bayi baru kedalam keluarga)

b. Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan

kebutuhan anggota keluarga.

c. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan

d. Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan

menambahkan peran peran orang tua dan kakek nenek.

3. Masalah-masalah utama pada tahap mengasuh anak.

Masalah kesehatan utama pada tahap 2 menurut Friedman (1998)

adalah

a. Masalah transisi peran orang tua

Pola-pola komunikasi perkawinan yang baru berkembang dengan

lahirnya anak, dimana pasangan berhubungan satu sama lain baik

sebagai suami ataupun sebagai orang tua. Kedatangan bayi dalam

rumah tangga menciptakan perubahan bagi setiap anggota

keluarga dan setiap kumpulan hubungan. Keseimbangan keluarga

berubah, setiap anggota keluarga memangku peran yang baru dan

memulai hubungan yang baru, seorang istri tidak hanya berperan

sebagai istri saja tetapi juga berperan sebagai seorang ibu, begitu

juga dengan seorang suami memiliki peran baru sebagai seorang

ayah, dengan kata lain keduanya berperan sebagai orang tua.

Perubahan yang tiba-tiba bagi sebagian orang merupakan

pengalaman yang penuh arti, walaupun begitu masalah perubahan

7

peran sering terjadi karena kebanyakan orang sekarang tidak

disiapkan menjadi orang tua(Friedman M. M., 1998).

b. Masalah perawatan dan pengasuhan bayi

Kelahiran seorang anak membuat perubahan-perubahan

fungsi dalam organisasi keluarga, fungsi suami istri harus

dibedakan untuk memenuhi tuntutan baru perawatan dan

pengasuhan bayi. Peran yang paling penting bagi perawat

keluarga pada keluarga mengasuh anak adalah mengkaji peran

sebagai orang tua yaitu bagaimana orang tua berinteraksi dengan

bayi dan bagaimana merawatnya.

Perawatan dan pengasuhan yang baik pada bayi sangat

mempengaruhi muncul atau tidaknya masalah kesehatan, bagi

orang tua baru yang belum siap menjadi orang tua sering kali

mendapatkan konflik dengan munculnya masalah kesehatan pada

bayi. Masalah- masalah kesehatan yang sering muncul

diantaranya masalah tumbang bayi, masalah pemberian ASI

eksklusif dan masalah kesehatan seperti ISPA.

1) Tumbuh kembang bayi usia 1-4 bulan

a) Periode pertumbuhan

Perubahan dalam pertumbuhan diawali dengan

perubahan barat badanpada usia ini, bila gizi anak baik

maka perkiraan berat badan akan mencapai 700-1000

gram/bulan sedangkan pertumbuhan tinggi badan akan

8

stabil tidak mengalami kecepatan, perkembangan dapat

diliha dari motorik kasar, halus, bahasa dan adaptasi sosial

b) Periode perkembangan

Perkembangan motorik kasar pada bayi 1-4 bulan

yaitu memiliki kemampuan mengangkat kepala saat

tengkurap, mencoba duduk sebentar dengan ditopang,

dapat duduk dengan kepala tegak, jatuh terduduk

dipangkuan ketika disokong pada posisi berdiri, kontrol

kepala sempurna, mengangkat kepala sambil berbaring

terlentang, berguling dari terlentang ke miring, posisi

lengan dan tungkai kurang fleksi, dan berusaha untuk

merangkak.

Perkembangan motorik halus pada bayi 1-4 bulan

yaitu dapat melakukan usaha yang bertujuan untuk

memegang suatu objek, mengikuti objek dari sisi ke sisi,

mencoba memegang benda ke dalam mulut, memegang

benda tapi terlepas, memperhatikan tangan dan kaki,

memegang benda dengan kedua tangan, menahan benda di

tangan walaupun hanya sebentar.

Pada perkembangan bahasa ditandai dengan adanya

kemampuan bersuara dan tersenyum, dapat berbunyi huruf

hidup, berceloteh, mulai mampu mengucapkan kata

9

ooh/aah, tertawa dan berteriak, mengoceh spontan atau

bereaksi dengan mengoceh.

Perkembangan adaptasi sosial yaitu bayi usia 1-4

bulan mulai untuk mengamati tangannya, tersenyum

spontan dan membalas senyuman bila diajak tersenyum,

mengenali ibunya dengan penglihatan, penciuman,

pendengaran dan kontak, tersenyum pada wajah manusia,

waktu tidur dalam sehari lebih sedikit daripada waktu

terjaga, membentuk siklus tidur bangun, menangis

menjadi sesuatu yang beda, membedakan wajah- wajah

yang dikenal dan tidak dikenal, senang menatap wajah-

wajah yang dikenal, diam saja jika ada orang

asing.(Hidayat, 2008).

2) Pemberian ASI eksklusif

Masalah ini sering muncul karena ibu yang sedang menyusui

anaknya bekerja diluar rumah, pemberian ASI eksklusif pada

bayi sangatlah penting karena selain mengandung zat gizi

untuk pertumbuhan dan perkembangan kebutuhan bayi juga

bisa menambah kedekatan antara ibu dan bayi sehingga dapat

memepererat hubungan keluarga.

a) Pengertian ASI eksklusif.

10

ASI Eksklusif adalah ASI (Air Susu Ibu) yang diberikan

kepada bayi selama 6 bulan tanpa tambahan makanan atau

cairan lain. (Kristiasari, 2009)

b) Komposisi ASI

ASI bersifat khas untuk bayi karena susunan kimianya,

mempunyai nilai biologis tertentu, dan mempunyai

substansi yang spesifik. Ketiga sifat itulah yang

membedakan ASI dengan susu formula. Pengeluaran ASI

tergantung dari umur kehamilan sehingga ASI yang keluar

dari ibu dengan kelahiran prematur akan berbeda dengan

ibu yang bayinya cukup bulan. Dengan demikian

pengeluaran ASI sudah diatur sehingga sesuai dengan

tuanya kehamilan. Komposisi ASI tidak sama dari waktu

ke waktu, hal ini berdasarkan stadium laktasi. Komposisi

ASI dibedakan menjadi 3 macam :

(a) Kolostrum.

adalah ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai

hari ketiga setelah bayi lahir. Kolostrum merupakan

cairan yang agak kental berwana kekuning kuningan,

lebih kuning dibanding dengan ASI mature, bentuknya

agak kasar karena mengandung butiran lemak dan sel-

sel epitel.

(b) ASI masa transisi (foremilk).

11

ASI yang menghasilkan mulai hari keempat sampai

hari kesepuluh. ASI transisi berwarna putih bening

dengan susunan yang disesuaikan dengan kebutuhan

bayi, dan kemampuan mencerna usus bayi.

(c) ASI mature.

ASI yang dihasilkan mulai hari kesepuluh sampai

seterusnya. Pengeluaran ASI penuh sesuai dengan

perkembangan usus bayi, sehingga dapat menerima

susunan ASI sempurna.

Tabel 2.1 Komposisi kandungan ASI

Kandungan Kolostrum Transisi Asi mature

Energi (Kg kla)

Laktosa (gr/100

ml)

Lemak (gr/100ml)

Protein (gr/100ml)

Mineral

(gr/100ml)

Imunoglobulin :

Ig A (mg/100ml)

Ig G (mg/100ml)

Ig M (mg/100ml)

Lisosim(mg/100)

Laktoferin

57,0

6,5

2,9

1,195

0,3

335,9

5,9

17,1

14,2-16,4

420-520

63,0

6,7

3,6

0,965

0,3

-

-

-

-

-

65,0

7,0

3,8

1,324

0,2

119,6

2,9

2,9

24,3-27,5

250-270

12

Tabel 2.2 Pebedaan komposisi ASI, susu sapi dan susu

formula

Komposisi/100ml ASI matur Susu sapi Susu formula

Kalori

Protein

Lactalbumin(%)

Kasein (%)

Air(ml)

Lemak(gr)

Karbohidrat

Ash (gr)

Mineral :

Na

K

Ca

P

Mg

Fe

Zn

Vitamin:

A (iu)

C (mg)

D (iu)

E (iu)

Thiamin (mg)

Ribovlavin (mg)

Niachin (mg)

75

1,2

80

20

87,1

4,5

7,1

0,21

16

53

33

14

4

0,05

0,15

182

5

2,2

0,08

0,01

0,04

0,2

69

3,5

18

82

87,3

3,5

4,9

0,72

50

144

128

93

13

Trance

0,04

140

1

42

0,04

0,04

0,03

0,17

67

1,5

60

40

90

3,8

6,9

0,34

21

69

46

32

5,3

1,3

0,42

210

5,3

42

0,04

0,04

0,06

0,7

13

Ph

Bacteria iontent

Alkaline

Sterile

Acid

Nonsterile

Acid

Sterile

(Kristiasari, 2009)

c) Manfaat Pemberian ASI eksklusif.

14

Menyusui mendatangkan keuntungan bagi bayi, ibu,

keluarga, masyarakat dan negara. Sebagai makanan bayi

yang paling sempurna ASI mudah dicerna dan diserap

karena mengandung enzim pencernaan. ASI juga dapat

mencegah terjadinya penyakit infeksi lantaran

mengandung zat penangkal penyakit yaitu immuno

globulin. ASI bersifat praktis, mudah diberikan kepada

bayi, murah, serta bersih

Bagi ibu menyusui dapat mendatangkan keuntungan

yaitu mencegah perdarahan setelah persalinan,

mempercepat mengecilnya rahim, mencegah kanker

payudara, metode keluarga berencana sementara. Dari

tinjauan psikologis kegiatan menyusui akan membantu ibu

dan bayi untuk membentuk tali kasih

Dengan pemberian ASI eksklusif, ibu bisa

menghemat pengeluaran untuk membeli susu formula,

yang sebenarnya tidak lebih baik dari ASI

eksklusif.(Prasetyono, 2009)

d) Laktasi

Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai

dari ASI diproduksi sampai proses bayi menghisap dan

menelan ASI(Kristiasari, 2009).

15

Laktasi merupakan bagian dari siklus reproduksi

mamalia termasuk manusia. Masa laktasi mempunyai

tujuan meningkatkan pemberian ASI eksklusif dan

meneruskan pemberian ASI sampai anak umur 2 tahun

secara baik dan benar serta anak mendapat kekebalan

tubuh secara alami. ASI diproduksi oleh organ reproduksi

wanita yaitu payudara.

e) Masalah Dalam Laktasi

(1) Kesehatan umum ibu

Kesulitan dapat timbul ketika ibu berada dalam kondisi

tidak sehat. Pemberian ASI akan menimbulkan tuntutan

pada tubuh ibu dan hanya mereka yang terganggu

kesehatannya yang tidak mampu melaksanakan

kewajiban ini. Pemberian ASI pada bayi tidak

diperbolehkan pada ibu yang mengalami tuberkolusia

aktif, diabetes tidak stabil yang tergantung insulin, HIV

aids, kelainan psikiatrik, ketergantungan obat.

(2) Puting yang retak-retak

Puting retak-retak terasa nyeri. Keretakan tersebut

dapat terjadi karena mulut bayi yang tidak memegang

puting dengan benar, penghisapan puting terlalu kuat,

penggunaan pompa yang salah saat memeras ASI.

16

Puting harus diinspeksi setiap hari dengan

penerangan yang baik untuk memastikan bahwa puting

benar-benar sehat. Bila terjadi kelainan seperti puting

retak, maka harus dilakukan perbaikan posisi menyusui

dan pengistirahatan puting selama 24 jam. Puting di

panasi dengan cahaya matahari atau cahaya lampu.

(3) Puting masuk ke dalam

Jika puting yang datar masuk ke dalam tidak ditemukan

selama kehamilan, laktasi akan sulit dilaksanakan,

khususnya selama hari ke 3 dan ke 4 ketika payudara

yang mengalami distensi menarik puting ke dalam dan

membuatnya lebih mendatar. Pompa patudara dapat

membantu menarik puting ke depan sebelum

pemberiian ASI

(4) Mastitis infeksi

Mikrorganisme yang menyebabkan adalah

Staphylococcus aureus yang memasuki payudara lewat

fisura pada puting. Ibu yang menderita mastitis infeksi

akan jatuh sakit dan mengalami demam dengan nyeri

tekan serta payudara akan terlihat kemerahan.

17

Mastitis adalah peradangan pada payudara.Cara

yang dilakukan untuk menangani hal tersebut adalah

kompres hangat, pemberian antibiok, rangsang

oksitosin dengan stimulasi puting susu.

Sampel ASI dari daerah yang sakit diperah dan

dikirim untuk pemeriksaan kultur serta tes sensitivitas.

Terapi antibiotik yang biasanya metasilin. Payudara

yabg sakit disangga dengan BH yang kencang

(5) Kurang informasi

Banyak ibu yang merasa bahwa susu formula lebih

baik dari pada ASI eksklusif, hal itu dikarenakan

kurang nya pengetahuan dan informasi. Apalagi saat ini

banyak sekali iklan susu formula yang bermunculan,

sehingga para ibu muda yang kurang informasi

terpengaruh iklan tersebut.

(6) Sindrome ASI Kurang.

Tanda-tanda ASI kurang adalah bayi tidak puas setelah

selesai menyusu, sering sekali menyusu,menyusu

dalam waktu yang lama, bayi sering menangis atau bayi

menolak menyusui, tinja bayi keras, payudara tidak

membesar selama kehamilan, berat badan bayi

meningkat kurang dari rata-rata 500 gr per bulan, BB

lahir dalam waktu 2 minggu belum kembali, bayi

18

ngompol rata-rata kurang dari 6 kali dalam 24 jam,

cairan urine pekat, bau dan warna kuning

(7) Bayi bingung puting.

Bingung puting adalah suatu keadaan yang terjadi

karena bayi mendapat susu formula dalam botol

berganti-ganti dengan menyusu pada ibu.peristiwa ini

terjadi karena mekanisme menyusu pada puting

berbeda dengan mekanisme menyusu pada botol.

(8) Ibu yang bekerja.

Seringkali alasan pekerjaan membuat seeorang (ibu)

berhenti menyusui. Ibu yang bekerja lebih memilih

susu formula sebagai pengganti ASI karena kurangnya

pengetahuan mengenai pentingnya ASI eksklusif.

(a) Cara Memberikan ASI Eksklusif pada Ibu yang

Bekerja

Cara memberikan ASI pada ibu bekerja yaitu susui

bayi sesering mungkin selama ibu cuti bekerja,

minimal 2 jam sekali, susuilah bayi sebelum

berangkat bekerja dan segera setelah ibu tiba

dirumah, terutama pada malam hari dan selam libur

dirumah, selama ditempat kerja, ASI harus

dikeluarkan, lalu dimasukkan kedalam tempat

tempat ( wadah ) yang bersih dan tertutup kemudian

19

disimpan dilemari es atau termos es. ASI ini di bawa

pulang, simpan lagi dalam lemari es dan di berikan

oleh pengasuh kepada bayi saat ibu bekerja esoknya.

Suapkan ASI tersebut dengan sendok kecil.Suhu

penyimpanan lemari pendingin bermacam-macam

kolostrum disimpan pada suhu 27 - 32° C dapat

bertahan selama 12 jam, sedangkan ASI bisa

disimpan berveriasi pada suhu 19 - 25° C dapat

bertahan 4 – 8 jam, bila ASI disimpan dalam lemari

es pada suhu 0 – 4° C akan tahan selama 1 – 2 hari,

penyimpanan ASI didalam lemari pembeku ( freezer

) satu pintu ASI bertahan selama 2 bulan,ASI

disimpan dalam freezer 2 pintu bertahan selama 4

bulan, Ibu harus cukup istirahat dan banyak minum

dan makan – makanan yang bergizi agar ASI lancar.

(b) Cara Mengeluarkan ASI dengan Tangan

Cara mengeluarkan ASI dengan tngan yaitu mencuci

tangan sampai bersih, pegang cangkir bersih untuk

menampung ASI, condongkan badan kedepan dan

sangga payudara dengan tangan, letak ibu jari pada

batas atas areola mamae dan letakkan jari telunjuk

pada batas areola mamae bagian bawahnsehingga

berhadapan, letakkan kedua jari ini kedalam ke arah

20

dinding dada tanpa menggeser letak kedua jari tadi,

pijat daerah diantara kedua jari tadi ke arah depan

sehingga akan memeras dan mengeluarkan ASI yang

berada di dalam sinus lactiferous, ulangi gerakan

tekan , pijat dan lepas beberapa kali, setelah

pancaran ASI kurang , pindahkan posisi ibu jari dan

telunjuk tadi dengan cara diputar pada sisi lain dari

batas areola dengan kedua jari selalu berhadapan,

lakukan berulang ulang sehingga ASI akan terperah

dari semua bagian payudara, jangan memijat atau

menarik puting susu, karena ini tidak akan

mengeluarkan ASI dan akan menyebabkan rasa sakit

(9) Puting susu lecet

Puting susu yang lecet pasti terasa nyeri, hal

tersebut bisa disebabkan karena posisi menyusu yang

salah, namun bisa disebabkan karena dermatitis.(Farrer,

2001)

f) Tanda Bayi Cukup ASI

Tanda bayi cukup ASI adalah jumlah buang air

kecilnya dalam satu hari paling sedikit 6 kali, warna seni

biasanya tidak berwarna kuning pucat, bayi sering BAB

berwarna kekuningan berbiji, bayi kelihatanya puas ,

21

sewaktu waktu merasa lapar bangun dan tidur dengan

cukup, bayi paling sedikit menyusu 10 kali dalam 24 jam,

payudara ibu terasa lembut setiap kali selesai menyusui,

ibu dapat merasakan rasa geli karena aliran ASI setiap kali

bayi mulai menyusu, ibu dapat mendengar suara menelan

yang pelan ketika bayi menelan ASI, bayi bertambah berat

badannya.(Prasetyono, 2009)

22

Tahap perkembangan keluarga

Tahap

keluarga

mengasuh

anak

Tahap

keluarga

prasekolah

Tahap

keluarga

anak

sekolah

Tahap

keluarga

remaja

Tahap

keluarga

dewasa

awal

Tahap

keluarga

dewasa

akhir

Tahap

keluarga

lansia

Masalah

perawatan

dan

pengasuhan

bayi

Masalah

imunisasi

Masalah

keluarga

berencana

Tumbuh

kembang

bayi

ASI

eksklusif

Masalah

kesehatan

pada bayi

(ISPA)

Ketidakmampuan keluarga mengenal

masalah

Ketidakmampuan keluarga mengambil

keputusan

Ketidakmampuan keluarga merawat

anggota keluarga yang mengalami masalah

kesehatan

Ketidakmampuan keluarga memodifikasi

lingkungan

Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan

fasilitas kesehatan

Tahap

keluarg

a baru

menika

h

Masalah

transisi

peran

orang tua

g) Pathways

23

3) ISPA (Infeksi Saluran pernafasan Akut)

a) Pengertian.

ISPA adalah penyakit yang disebabkan oleh virus

pada saluran pernafasan ditandai dengan demam dan

disertai satu atau lebih reaksi sistemik, seperti menggigil/

kedinginan sakit kepala, malaise, dan anoreksia; kadang

pada anak- anak ada gangguan gastrointestinal (Depkes RI,

2005).

ISPA adalah infeksi yang menyerang sistem

pernafasan, baik sistem pernafasan atas ataupun bawah

(parenkim paru) yang berlangsung hingga 14 hari (IDAI,

2008)

(Friedman M. M., 1998)

24

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan Infeksi

Saluran Pernafasan Akut atau ISPA adalah penyakit akut

yang menyerang saluran pernafasan baik saluran pernafasan

atas ataupun bawah yang ditandai dengan demam disertai

satu atau lebih reaksi seperti.

b) Etiologi

Menurut (Ikatan Dokter Anak Indonesia,2008 )terdapat

banyak faktor yang mendasari perjalanan penyakit ISPA

pada anak. hal ini berhubungan dengan pejamu, agen

penyakit dan lingkungan. Faktor tersebut sebagai berikut :

(1) Status gizi

Status gizi anak merupakan faktor penting timbulnya

pneumonia. Gizi buruk merupaka faktor predisposisi

terjadinya ISPA pada anak, hal ini dikarenakan adanya

gangguan respon imun. Vitamin A sangat berhubungan

dengan beratnya infeksi.

(2) Pemberian ASI

Terdapat penelitian menunjukkan hubungan antara

pemberian ASI dengan terjadinya ISPA. ASI

mempunyai nilai proteksi terhadap pnemonia, terutama

selama 1 bulan pertama. Bayi yang tidak pernah diberi

ASI lebih rentan mengalami ISPA dibanding dengan

bayi yang diberi ASI eksklusif.

25

(3) Berat Badan Bayi Rendah

Berat badan lahir memiliki peran penting terhadap

kematian akibat ISPA. Di negara berkembang, kematian

terhadap pneumonia berhubungan dengan BBLR

diperkirakan sebanyak 22%.

(4) Imunisasi

Campak, pertusis dan dipteri meningkatkan resiko

terkena ISPA dan memperberat ISPA, tetapi sebenarnya

hal ini dapat dicegah dengan imunisasi. Vaksin campak

cukup efektif dan dapat mencegah kematian hingga

25%.

(5) Pendidikan orang tua

Tingkat pendidikan berhubungan erat dengan

keadaan sosial ekonomi dan juga berkaitan dengan

pengetahuan orang tua. Kurangnya pengetahuan

menyebabkan sebagian kasus ISPA tidak diketahui oleh

orang tua dan tidak diobati.

(6) Status sosial ekonomi

Status sosial ekonomi berpengaruh terhadap pendidikan

dan faktoe-faktor lain seperti nutrisi, lingkungan, dan

penerimaan layanan kesehatan. Anak yang berasal dari

keluarga dengan status sosial ekonomi rendah

26

mempunyai resiko lebih besar mengalami episode

ISPA.

(7) Penggunaan fasilitas kesehatan

Angka kematian anak penderita ISPA yang tidak

diobati diperkirakan 10-20%. Penggunaan fasilitas

kesehatan sangat berpengaruh pada tingkat keparahan

ISPA. Di sebagian negara berkembang, pemanfaatan

fasilitas kesehatan rendah.

(8) Lingkungan

(a) Polusi udara

Studi epidemologi di negara berkembang

menunjukkan bahwa polusi udara, baik dari dalam

maupun dari luar rumah, berhubungan dengan

beberapa penyakit termasuk ISPA. Hal ini berkaitan

dengan konsentrasi polutan lingkungan yang dapat

mengiritasi saluran respiratori. Orang tua yang

merokok menyebabkan anaknya rentan terhadap

pneumonia. Risiko mengalami ISPA bawah pada

anak dengan durasi pemberian ASI yang singkat

oleh ibu perokok dibanding dengan anak dengan

durasi pemberian ASI yang lama oleh ibu

nonperokok 2,2%.

27

(b) Bencana Alam

Bencana alam seperti tsunami dapat

menyebabkan peningkatan kasus dan kematian

akibat ISPA, khususnya pneumoni. Pneumoni yang

ditimbulkan adalah pneumoni akibat masuknya

cairan dan benda asing kedalam saluran pernafasan.

Selain itu juga menyebabkan pneumoni pada anak-

anak selama berada ditempat pengungsian , karena

kepadatan tempatt tinggal dan keadaan lingkungan

kurang baik.

c) Tanda dan Gejala ISPA

Menurut Depkes RI (2002), tanda dan gejala klasifikasi

penyakit ISPA dibagi berdasarkan jenis dan derajat

keparahanya yang digolongkan dalam 2 kelompok umur

yaitu : bayi umur kurang dari 2 bulan dan umur 2 bulan

sampai dengan umur 5 tahun.

(1) Bayi umur kurang 2 bulan.

Untuk bayi umur kurang dari 2 bulan, tanda dan gejala

penyakit ISPA digolongkan menjadi dua Klasifikasi

penyakit: Pneumonia berat : batuk atau juga disertai

kesulitan bernafas, nafas sesak/penarikan dinding dada

28

sebelah bawah kedalam (severe care indrowing), dahak

berwarna kehijauan atau seperti karet. Klasifikasi yang

kedua yaitu bukan Pneumonia (batuk pilek) : tidak ada

tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam, tidak ada

nafas cepat umur 2 bulan sampai umur <12 bulan,

kurang 50 kali permenit > umur 1 tahun sampai 5 tahun

kurang 40 kali permenit, kadang disertai demam.

(2) Anak umur 2 bulan sampai umur 5 tahun.

Tanda dan gejala ISPA untuk anak yang berumur 2

bulan sampai 5 tahun digolongkan menjadi 3 klasifikasi

penyakit yaitu :

(a) Pneumonia berat : batuk atau juga disertai kesulitan

bernafas, nafas sesak/penarikan dinding dada sebelah

bawah kedalam (severe care indrowing), dahak

berwarna kehijauan atau seperti karet.

(b) Pneumonia : berupa retraksi (penarikan dinding dada

bagian bawah ke dalam saat bernafas, bersama

dengan peningkatan frekwensi nafas) perkusi pekak,

fremitur melemah, suara nafas melemah dan ronki.

(c) Bukan Pneumonia (batuk pilek) : tidak ada tarikan

dinding dada bagian bawah ke dalam, tidak ada

nafas cepat umur 2 bulan sampai <12 bulan kurang

29

50 kali permenit, > umur 1 tahun sampai 5 tahun

kurang 40 kali, kadang disertai demam.

d) Klasifikasi ISPA Menurut Depkes RI (2000) dibagi menjadi

3 yaitu:

(1) ISPA Ringan

Tanda dan gejala : Batuk pilek, demam, tidak ada nafas

cepat 40 kali permenit, tidak ada tarikan dinding dada

ke dalam.

(2) ISPA Sedang

Tanda dan gejala : Sesak nafas, suhu lebih dari 39°C,

bila bernafas mengeluarkan suara seperti mengorok.

(3) ISPA Berat

Tanda dan gejala : Kesadaran menurun, nadi cepat/tidak

teraba, nafsu makan menurun, bibir dan ujung jari

membiru (sianosis).

e) Penatalaksanaan ISPA

Pencegahan dan penatalaksanaan ISPA menurut Depkes RI,

2007 meliputi langkah dan tindakan sebagai berikut :

(1) Upaya pencegahan

Pencegahan dapat di lakukan dengan :

(a) Menjaga keadaan gizi agar tetap baik

(b) Imunisasi

(c) Menjaga kebersihan perorangan dan lingkunga.

30

(d) Mencegah anak berhubungan dengan penderita

ISPA

(e) Pengobatan segera

(2) Pengobatan dan perawatan

(a) Meningkatkan istirahat minimal 8 jam per hari

(b) Meningkatkan makanan bergizi.

(c) Bila demam beri kompres

(d) Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang

hidung dengan sapu tangan yang bersih

(e) Bila badan seseorang demam gunakan pakaian yang

cukup tipis tidak terlalu ketat

(f) Bila terserang pada anak tetap berikan makanan dan

ASI bila anak tersebut masih menyusui.

(3) Pengobatan pada ISPA antara lain :

(a) Pneumonia berat: dirawat dirumah sakit, diberikan

antibiotik melalui jalur infus, diberikan oksigen dan

sebagainya.

(b) Pneumonia: diberi obat antibiotik melalui mulut.

Pilihan obatnya Kontrimoksasol, jika terjadi alergi/

tidak cocok dapat diberikan Amoksilin, Penisilin,

Ampisilin.

(c) Bukan pneumonia: tanpa pemberian obat antobiotik.

Diberikan perawatan dirumah, untuk batuk dapat

31

digunakan obat tadisional atau obat batuk lain yang

tidak mengandung zat yang merugikan.

(d) Bila demam diberikan obat penurun panas yaitu

parasetamol. Penderita dengan gejala batuk pilek bila

pada pemeriksaan tenggorokan didapat adanya

bercak nanah disertai pembesaran kelenjar getah

bening di leher, dianggab sebagai radang

tenggorokan oleh kuman streptococcus dan harus

diberi antibiotik selama 10 hari.

(4) Perawatan ISPA di rumah.

(a) Untuk perawatan ISPA di rumah ada beberapa hal

yang perlu dikerjakan seorang ibu untuk mengatasi

anaknya yang menderita ISPA yang antara lainnya :

(b) Mengatasi panas ( demam )

Untuk anak usia 2 bulan samapi 5 bulan demam

diatasi dengan memberikan parasetamol atau dengan

kompres, bayi di bawah 2 bulan dengan demam harus

segera dirujuk.

(c) Mengatasi batuk

Dianjurkan memberi obat yang aman yaitu dengan

ramuan tradisional yaitu jeruk nipis ½ sendok the

dicampur dengan kecap atau madu ½ sendok the,

diberikan tiga kali sehari.

32

(d) Pemberian makanan.

Berikan makanan yang cukup gizi, sedikit-sedikit

tetapi berulang-ulang yaitu lebih sering dari biasanya,

lebih-lebih jika muntah. Pemberian ASI pada bayi

yang menyusui tetap diteruskan.

(e) Tidak dianjurkan mengenakan pakaian atau selimut

yang terlalu tebal dan rapat, lebih-lebih pada anak

dengan demam. Jika pilek, bersikan hidung yang

berguna untuk mempercepat kesenambungan dan

meng-hindari komplikasi yang lebih parah.

(f) Usahakan lingkungan tempat tinggal yang sehat yaitu

yang berventilasi cukup, tidak berasap. Apabila

selama perawatan dirumah keadaan anak mem-buruk

maka dianjurkan untuk membawa kedokter atau

petugas kesehatan. Untuk penderita yang mendapat

obat antibiotik, selain tindakan diatas usahakan agar

obat yang diperoleh tersebut diberikan dengan benar

selama 5 hari penuh dan untuk penderita yang

mendapat antibiotik, usahakan agar setelah 2 hari

anak dibawa kembali kepetugas kesehatan untuk

pemeriksaan ulang (Depkes RI, 2007).

33

(5) Kegiatan yang dilakukan kader kesehatan pada ISPA

Kegiatan yang dapat dilakukan kader kesehatan pada

ISPA adalah:

(a) Memberikan penjelasan dan komunikasi perihal

penyakit batuk pilek biasa (bukan pneumonia) serta

penyakit pneumonia kepada ibu-ibu serta perihal

tindakan yang perlu dilakukan oleh ibu yang anaknya

menderita penyakit.

(b) Memberikan pengobatan sederhana untuk kasus-kasus

batuk pilek (bukan pneumonia) dengan tablet

parasetamol dan obat batuk tradisional obat batuk

putih.

(c) Merujuk kasus pneumonia berat ke puskesmas/rumah

sakit terdekat.

(d) Atas pertimbangan dokter Puskesmas maka bagi

kader-kader di daerah-daerah yang terpencil (atau bila

cakupan layanan puskesmas tidak menjangkau daerah

tersebut) dapat diberi wewenang mengobati kasus-

kasus pneumonia (tidak berat) dengan antibiotik

kontrimoksasol.

(e) Mencatat kasus yang ditolang dan dirujuk. Diadaptasi

dari

34

f) Anatomi Fisiologi

www./ISPA/(Infeksi/Saluran/Pernafasan/Akut).

Susunan pernafasan dapat dibagi dalam traktus bagian

dalam traktus bagian atas dan bawah. Traktus respiratori bagian

atas dan traktus respiratori bagian bawah terdiri dari trakea,

bronchi, bronchioles dan alveoli.

(1) Traktus respiratorius bagian atas

(a) Hidung

35

Bagian interior dari hidung dibagi dalam

paruhan kiri dan kanan oleh septumnasi. Setiap

paruhan di bagi secara tidak lengkap menjadi 4

daerah yang mengandung saluran nasal yang berjalan

kebelakang, mengarah pada nasofaring. Area tepat

pada dalam lubang hidung dilapisi oleh kulit yang

mengandung rambut yang kasar. Sisa dari interior

dilapisi oleh membran mukosa.

Fungsi dari hidung adalah membawa udara

dari dan keparu dan menghangatkan udara saat di

inspirasi. Bulu di dalam lubang hidung dan silia yang

melapisi membran mukosa bertindak untuk

menganggkat debu dan benda asing dari udara.

Jika terjadi infeksi, efek lokal utama adalah

iritasi dari sel mukus yang menyebabkan produksi

mukus yang berlebih, pembengkakan dari membran

mukosa akibat edema lokal dari pembuluh darah.

Pada awalnya jika terjadi infeksi virus, sekret jernih,

tetapi jika terdapat invasi sekunder bakteri sekret

menjadi kekuning-kuningan atau kehijauan akibat

adanya pus.

(b) Laring

36

Terletak didepan dari faring dan diatas permukaan

dari trakhea. Terutama terdiri dari tulang rawan tiroid

dan cocoid, dan tujuh tulang rawan lain yang

menghubungkan secara bersama oleh membrana.

Pada bagian atas tempat masuk ke laring terdapat

struktur tulang rawan tergantung disebut epiglotis,

yang mengawal glotis selama menelan, mencegah

makanan masuk laring dan trakea. Bagian interior

laring mengandung dua lipatan membrana mukosa

yang berentang melintasi rongga dari laring dari

bagian tengah tulang rawan tiroid ke tulang rawan

arytenoid yang disebut pita suara. Selama pernafasan

biasanya pita suara terletak dalam jarak tertentu dari

garis tengah dan udara respirasi melintas secara

bebas diantaranya tanpa menimbulkan vibrasi.

Selama inspirasi dalam yang dipaksakan pita suara

berada dalam keadaan lebih abduksi, sementara

selama brbicara atau menyanyi pita suara dalam

keadaan adduksi. Perubahan ini dipengaruhi oleh

otot-otot kecil. Pada bayi berusia 4 bulan, pita suara

lebih pendek dibanding orang dewasa.

Laring berfungsi sebagai alat respirasi, saat

ada makanan masuk laring secara otomatis akan

37

menutup agar makanan tidak masuk dalam saluran

pernafasan. Reflek penutupan ini tergantung pada

koordinasi neuromuskular yang kemungkinan tidak

nekerja secara penuh pada bayi 4 bulan, sehingga

mengarah pada spasme.

(2) Traktus respiratori bagian bawah

Struktur yang mebentuk traktus respiratori bagian bawah

adalah trakea bronki, dan bronkioles serta paru-paru

(a) Trakea, bronki, bronkioles.

Trakea, bronki, bronkioles merupakan tuba yang

mengalirkan udara ke dalam dan keluar paru-paru.

Trakea dimulai pada bagiian bawah dari laring dan

melintas dibelakang sternum kedalam toraks. Trakea

merupaka tuba membranosa fleksibel, kaku karena

adanya cincin tidak lengkap yang bespasi secara

teratur. Tuba dilapisi oleh membrana mukosa,

epitelium besilia. Trakea dibagi mejadi cabang yang

memasuki paru-paru yaitu bronki atau bronkus,

bronki sendiri terbagi atas cabang yang tidak

terhitung dengan ukuran yang secara progresif

berkurang hingga hingga cabang mempunyai

penampang yang sempit disebut bronkioles.

(b) Paru-paru

38

Secara anatomi, unit dasar dari struktur

paru-paru dipertimbangkan oleh lobulus sekunder.

Lobulus ini membentuk masing-masing paru-paru.

Setiap lobulus mertupakan miniatur dari paru-paru

dengan percabangan bronkial dan sirkulasi

tersendiri.setiap bronkiolus berterminasi kedalam

suatu alveolus. Alveolus terdiri atas sel epitel tipis

datar dan disinilah terjadi pertugaran gas.

Apeks dari paru-paru mencapai daerah tepat

diatas clavicula dan dasarnya brtumpu pada

diafragma. Kedua paru-paru dibagi kedalam lobus,

lobus paru-paru kana berjumlah 3 dan paru kiri

dibagi 2. Nutrisi dibawa pada jaringa paru-paru oleh

darah melalui arteri bronkial, darah kembali dari

jaringan paru-paru melalui vena bronkial.

Paru-paru disulpai dengan darah

deoksigenasi oleh arteri pulmonalis yang datang

dari ventrikel kanan. Arteri membagi diri menjadi

kapiler yang terletak dan mengelilingi pada dinding

alveoli. Dinding alveoli maupun kapiler sangat tipis

dan disinilah terjadi pertukan gas pernapasan.

Paru- paru dilapisi oleh selaput yang

dinamakan pleura, pleura yang menutupi permukaan

39

paru-paru disebut pleura viseralis dan yang melapisi

permukaan dalam dari dinding toraks dan bagian

dari diafragma disebut pleura parietalis. Kedua

permukaan licin dan dibasahi dengan cairan serosa,

cairan ini berfungsi untuk mengurangi gesekan saat

bernafas.

Fungsi paru-paru adalah ventilasi, yaitu

memasukkan udara yang mengandung oksigen dan

mengalirkannya ke dalam darah serta mengeluarkan

udara yang mengandung karbondioksida dari dalm

darah.

Pada seorang dewasa saat pernafasan yang

tenang bernafas 6-7 liter udara per menit dengan

pernapasan 12-14 kali permenit. Jumlah udara yang

diinspirasi atau diekspirasi saat pernapasan 500 ml

(udara tidal). Pada saat istirahat seorang dewasa

menggunakan sekitar 250 ml oksigen per menit dan

mengekspirasi 200 ml karbondioksida per menit.

Pada latihan berat, volume ventilasi paru-paru dapat

melebihi 80 liter per menit dan penggunaan oksigen

dapat meningkat diatas 3,5 liter per menit.

Nilai pada bayi berbeda. Saluran pernafasan

memiliki penampang yang relatif lebih besar, dan

40

ruang anatomis secara proporsional lebih besar. Iga-

iga hampir horizontal pada saat istirahat dan

inspirasi tidak dapat lebih meningkatkannya.

Inspirasi terutama diagfragmatik dan setiap hal yang

menghambat gerakan ini akan menyebabkan

kesukaran bernafas. Faktor ini menyebabkan

pernafasan bayi kurang efisien dibandingkan pada

dewasa dan peningkatan ventilasi alveolar dicapai

dengan meningkatkan kecepatan pernapasan (18- 40

kali per menit) yang memerlukan masukan oksigen

yang tinggi. Kebutuhan oksigen basal yang

dibutuhkan saat lahir adalah 23 ml per menit.

Dengan umur yang meningkat kecepatan per menit

menurun dan kebutuhan oksigen basal meningkat.

volime tidal pada bayi 1-4 bulan 18 ml, kapasitas

paru-paru 1.200 – 1.399 ml.

Pada bayi 4 bulan respon fisiologis susunan

pernafasan sudah matang, namun jumlah bronkiolus

dan alveolus belum lengkap dan meningkat

sepanjang masa kanak-kanak dan pubertas.

Perbedaan anatomis dari saluran pernafasan dan

vaskularisasi paru-paru pada berbagai kelompok

41

umur menimbulkan dalam respon terhadap

rangsang.

Pada umur 4-5 bulan ditemukan cukup otot

polos untuk menimbulkan penyempitan saluran

pernapasan sebagai respon terhadap rangsang

iritasi.(Sacharin, 1994).

g) Patofisiologi

Infeksi Saluran Pernafasan Akut disebabkan oleh

mikroorganisme terdiri dari bakteri, virus dan riketsia

bakteri penyebab ISPA antara lain dari genus streptokokus,

stafilikokus, pnemokokus, hemorilus, bordetelle,

adenovirus, korinobakterium. Virus penyebab ISPA antara

lain adalah golongan miksovirus, adenovirus, koronavirus,

pikornavirus, mikoplasma, herpes virus dan lain – lain.

Virus merupakan penyebab tersering infeksi saluran

pernafasan, mereka menginfeksi mukosa hidung, trachea

dan bronkus.

Semua jenis infeksi mengakibatkan respon imun dan

peradangan sehingga terjadi pembengkakan dan edema

jaringan yang terinfeksi. Reaksi peradangan menyebabkan

meningkatnya pembentukan mukus yang berperan

menimbulkan gejala ISPA yaitu hidung tersumbat, sputum

berlebih dan pilek. (Corwin, 2001).

42

Batuk merupakan reflek protektif yang timbul akibat

iritasi ataupun infeksi saluran nafas. Rangsang yang

biasanya menimbulkan batuk adalah rangsang mekanik,

kimia dan peradangan. Inhalasi debu, asap dan benda-benda

asing merupakan penyebab utama batuk. (Price, 2006).

Asap rokok mengganggu efektifitas sebagian

mekanisme pertahanan respirasi. Kandungan rokok

merangsang pembentukan mukus dan menurunkan

pergerakan silia. Dengan demikian terjadi penimbunan

mukus dan peningkatan resiko pertumbuhan bakteri. Pada

perokok pasif terutama bayi dan anak-anak lebih rentan

terkena ISPA, bahkan menimbulkan gejala yang dramatis

karena saluran nafas bayi jauh lebih sempit sehingga

resistensi terhadap arus udara tinggi, walaupun

pembengkakan dan sumbatan jalan nafas tidak mencolok.

(Corwin, 2001).

Bakteri dapat berkembang dengan mudah dalam

mukosa yang sudah terserang virus, infeksi bakteri sekunder

ini menyebabkan terbentuknya nanah dan memperburuk

penyakit. Kadang – kadang infeksi ini menyebar ke bawah

laring dan menyebabkan radang paru-paru (pneumonia).

Bila menyerang laring dan saluran nafas bagian bawah

sangat berbahaya karena pipa-pipa ini menjadi lebih sempit

43

dan lebih mudah tersumbat. Pada bayi dan anak lebih rentan

terkena penyakit ini karena respon imunitas masih belum

berkembang dengan baik.(Price, 2006).

Tetapi jika laring, bronkus dan bronkiolus tersumbat

udara tidak dapat masuk ke dalam alveoli dan keadaan ini

akan membuat sakit lebih parah terjadinya akumulasi secret

di bronkus dan alveolus dapat menimbulkan sesak nafas

dengan tanda-tanda wheezing, terdapat tarikan dinding

dada ke dalam, pernafasan cepat dan cuping hidung

kembang kempis. Hal tersebut merupakan mekanisme untuk

memperoleh oksigen yang cukup untuk tubuh. Kadang-

kadang infeksi menyebar ke telinga tengah dan

menyebabkan peradangan telingga bagian tenggah (otitis

media) (Price, 2006).

44

Infeksi mikroorganisme(bakteri, virus)

bronkusFaring

Proses

inflamasi

hipertermi

Peningkatan

sekret

Obstruksi

bronkiolus

Udara

terperangkap

PAO2 rendah

PCO2 tinggi

Gangguan

pertukaran

gas

Bersihan jalan

nafas tidak

efektif

Iritasi jalan

Batuk

Nyeri telan

Sulit

makan

Perubahan Nutrisi

Kurang dari

kebutuhan tubuh

Resiko

terjadi

penularan

Resiko

terjadi

komplikasi

Percikan

dahak

h) Pathways

45

c. Masalah imunisasi.(Price S. A., 2006)

46

Masalah pemberian imunisasi bisanya muncul karena orang tua

baru tidak memiliki kesiapan yang matang menjadi orang tua,

salah satu faktor prndukung adalah kurangnya pengetahuan orang

tua mengenai pentingnya imunisasi.(Friedman M. M., 1998)

d. Masalah keluarga berencana.

Konseling keluarga berencana biasanya berlangsung saat

pemeriksaan setelah postpartum 6 minggu. Orang tua kemuadian

harus didorong secara terbuka untuk mendiskusikan jarak

kelahiran dan perencanaan. Mengingat meningkatnya tuntutan-

tuntutan keluarga dan pribadi yang dibawakan oleh bayi, orang

tua perlu menyadari bahwa kehamilan dengan jarak yang rapat

sering dapat berbahaya bagi ibu, ayah, saudara bayi dan unit

keluarga.(Friedman M. M., 1998)

C. Asuhan Keperawatan Keluarga Tahap Mengasuh Anak menurut Friedman:

1. Pengkajian

Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian meliputi pengumpulan

informasi dengan cara sistematis dengan menggunakan suatu alat

pengkajian keluarga , diklasifikasikan dan dianalisa (Friendman, 1998).

a. Identifikasi Data

Mengidentifikasi data secara khusus fokusnya pada upaya

mengenal keluarga dan seluruh anggota keluarga, serta upaya untuk

memenuhi kebutuhan-kebutuhan kesehatan yang penting. Data

yang diperlukan meliputi :

47

1) Nama-nama anggota keluarga

2) Alamat dan nomor telpon

3) Komposisi keluarga

Komposisi keluarga menyatakan anggoata keluarga yang

diidentifikasi sebagai bagian dari keluarga mereka. Friedman

dalam bukunya mengatakan bahwa komposisi tidak hanya

terdiri dari penghuni rumah, tetapi juga keluarga besar lainnya

atau keluarga fiktif yang menjadi bagian dari keluarga tersebut

tetapi tidak tinggal dalam ruamah tnagga yang sama. Pada

komposisi keluarga, pencataatan dimulai dari anggota keluarga

yang sudah dewasa kemidian diikuti anak sesuai dengan urutan

usia dari yang tertua, bila terdapat orang lain yang menjadi

bagian dari keluarga tersebut dimasukkan dalam bagian akhir

dari komposisi keluarga.

Strategi lain untuk mengetahui keluarga adalah genogram

keluarga atau pohon keluarga. Genogram merupakan sebuah

diagram yang menggambarkan pohon keluarga dan merupakan

pengkajian informatif untuk mengetahui keluarga dan serta

sumber-sumber keluarga. Genogram keluarga memuat informasi

tentang tiga generasi (keluarga inti dan keluarga masing-masing/

orang tua keluarga inti). Genogram juga dapat menentukan tipe

dari keluarga.

4) Tipe bentuk keluarga

48

Tipe keluarga didasari oleh anggota keluarga yang berada dalam

satu rumah. Tipe keluarga dapat dilihat dari komposisi dan

genogram dalam keluarga.

5) Latar belakang budaya keluarga

Pengkajian terhadap kultur/ kebudayaan keluarga meliputi :

a) Identitas suku bangsa

b) Jaringan sosial keluarga

c) Tempat tinggal keluarga

d) Kegiatan-kegiatan keagamaan, sosial,budaya, rekreasi dan

pendidikan.

e) Bahasa yang digunakan sehari-hari

f) Kebiasaan diit dan berpakaian

g) Dekorasi rumah tangga (tanda-tanda pengaruh budaya)

h) Porsi komunitas yang lazim bagi keluarga

i) Penggunaan jasa-jasa perawatan kesehatan keluarga dan

praktisi

j) Negara asal dan berapa lama keluarga tinggal di suatu

wilayah

6) Identifikasi keluarga

Pengkajian meliputi perbedaan keyakinan dalam keluarga,

seberapa aktif keluarga dalam melakukan ibadah keagamaan,

kepercayaan dan nilai-nilai agama yang menjadi fokus dalam

kehidupan keluarga.

49

7) Status kelas sosial

Kelas sosial keluarga merupakan pembentuk utama dari gaya

hidup keluarga. Perbedaan kelas sosial dipengaruhi oleh gaya

hidup keluarga, karakteristik struktural dan fungsional, asosiasi

dengan lingkungan eksternal rumah. Dengan mengidentifikasi

kelas sosial keluarga, perawat dapat mengantisipasi sumber-

sumber dalam keluarga dan sejumlah stresornya secara baik.

Status sosial keluarga dapat ditentukan berdasarkan tingkat

pendapatan keluarga, pekerjaan dan pendidikan keluarga.

8) Aktivitas rekreasi keluarga

Kegiatan rekreasi keluaraga yang dilakukan pada waktu luang.

Menggali perasaan anggota keluarga tentang aktivitas rekreasi

pada waktu luang. Bentuk rekreasi tidak harus mengunjungi

tempat wisata, tetapi bagaimana keluarga memanfaatkan waktu

luang untuk melakukan kegiatan bersama.

b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

Menurut Friedman (1998), Riwayat keluarga mulai lahir hingga

saat ini termasuk riwayat perkembangan dan kejadian serta

pengalaman kesehatan yang unik atau berkaitan dengan kesehatan

yang terjadi dalam kehidupan keluarga yang belum terpenuhi

berpengaruh terhadap psikologis seseorang yang dapat

mengakibatkan kecemasan.

Yang perlu dikaji pada tahap perkembangan adalah :

50

1) Tahap perkembangan keluarga saat ini

2) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Menjelaskan tentang tahap perkembangan keluarga yang

belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tugas

tersebut belum terpenuhi.

3) Riwayat keluarga inti

Riwayat keluarga mulai lahir hingga saat ini yang meliputi

riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing

anggota keluarga, pencegahan terhadap penyakit , sumber

pelayanan kesehatan yang bisa digunakan serta riwayat

perkembangan dan kejadian atau pengalaman-pengalaman

penting yang berhubungan dengan kesehatan (perceraian,

kematian, kehilangan)

4) Riwayat keluarga sebelumnya

Menjelaskan mengenai riwayat asal kedua orang tua (riwayat

kesehatan seperti apa keluarga asalnya, hubungan masa silam

dengan kedua orang tua).

c. Lingkungan Keluarga

Menurut (Friedman,1998) derajad kesehatan dipengaruhi oleh

lingkungan. Ketenangan lingkungan sangat mempengaruhi derajat

kesehatan.

1. Karakteristik rumah

Diidentifikasi dengan :

51

a) Tipe tempat tinggal

(rumah sendiri, apartemen, sewa kamar)

b) Gambaran kondisi rumah

Interior rumah : jumlah ruangan, tipe kamar, jumlah

jendela, keadaan ventilasi, dan penerangan (sinar

matahari), macam perabot rumah tangga dan penataannya,

jenis lantai, konstruksi bangunan, keamanan lingkungan,

kebersihan dan sanitasi rumah,jenis septic tank, jarak

sumber air minum dengan septic tank, keadaan dapur,

sumber air minum yang digunakan. Perlu dikaji pula

perasaan subjektif keluarga mengenai keadaan rumah,

identifikasi teritorial dan pengaturan privacy dalam

keluarga.

c) Karakteristik lingkungan dan komunitas tempat tinggal

yang lebih luas.

1) Karakteristik fisik dari lingkungan, yang meliputi tipe

lingkungan komunitas, tipe tempat tinggal, budaya

yang mempengaruhi kesehatan, lingkungan umum

2) Karakteristik demografi

Meliputi kelas sosial rata-rata komunitas, perubahan

demografis yang sedang berlangsung.

3) Pelayanan kesehatan yang ada di sekitar lingkungan

serta fasilitas umum lainya seperti pasar, apotek dll

52

4) Bagaimana fasilitas mudah diakses

(a) Tersedianya transportasi umum untuk digunakan

keluarga dalam mengakses fasilitas yang ada

(b) Insiden kejahatan yang ada disekitar lingkungan

d) Mobilitas geografis keluarga

Mobilitas keluarga ditentukan oleh kebiasaan keluarga

berpindah tempat tinggal, berapa lama berada di tempat

tinggal tersebut, transportasi yng digunakan jika keluarga

ingin bepergian.

e) Perkumpulan keluarga dan dan interaksi dengan

masyarakat

Menjelaskan tentang waktu yang digunakan keluarga

untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada

dan sejauh mana keluarga interaksi dengan masyarakat

f) Sistem pendukung keluarga

Siapa yang menolong keluarga pada saat keluarga

membutuhkan bantuan, dukungan konseling aktifitas-

aktifitas keluarga. Yang termasuk pada sistem pendukung

keluarga adalah Informal ( jumlah anggota keluarga yang

sehat, hubungan keluarga dan komunitas, bagaimana

keluarga memecahkan masalah, fasilitas yang dimiliki

keluarga untuk menunjang kesehatan ) dan formal yaitu

hubungan keluarga dengan pihak yang membantu yang

53

berasal dari lembaga perawatan kesehatan atau lembaga

lain yang terkait (ada tidaknya fasilitas pendukung pada

masyarakat terutama yang berhubungan dengan

kesehatan).

d. Struktur Keluarga

Struktur keluarga yang dapat dikaji menurut Friedman adalah :

1. Pola dan komunikasi keluarga

Menurut (Friedman, 1998) Semua interaksi perawat dengan

pasien adalah berdasarkan komunikasi. Istilah komunikasi

teurapetik merupakan suatu tekhnik diman usaha mengajak

pasien dan keluarga untuk bertukar pikiran dan perasaan.

Tekhnik tersebut mencakup ketrampilan secara verbal maupun

non verbal, empati dan rasa kepedulian yang tinggi.

Menjelaskan cara berkomunikasi antar anggota keluarga,

sistem komunikasi yang digunakan, efektif tidaknya (

keberhasilan ) komunikasi dalam keluarga.

2. Struktur kekuatan keluarga

Kemampuan keluarga mmengendalikan dan mempengaruhi

orang lain/anggota keluarga untuk merubah perilaku. Sistem

kekuatan yang digunakan dalam mengambil keputusan, yang

berperan mengambil keputusan, bagaimana pentingnya

keluarga terhadap putusan tersebut.

3. Struktur Peran

54

Menurut Friedman(1998), anggota keluarga menerima dan

konsisten terhadap peran yang dilakukan, maka ini akan

membuat anggota keluarga puas atau tidak ada konflik dalam

peran, dan sebaliknya bila peran tidak dapat diterima dan tidak

sesuai dengan harapan maka akan mengakibatkan ketegangan

dalam keluarga.

Mengkaji struktur peran dalam keluarga meliputi :

a) Struktur peran formal

1) Posisi dan peran formal yang telah terpenuhi dan

gambaran keluarga dalam melaksanakan peran tersebut.

2) Bagaimana peran tersebut dapat diterima dan konsisten

dengan harapan keluarga, apakah terjadi konflik peran

dalam keluarga.

3) Bagaimana keluarga melakukan setiap peran secara

kompeten

4) Bagaimana fleksibilitas peran saat dibutuhkan

b) Struktur peran informal

1) Peran-peran informal dan peran-peran yang tidak jelas

yang ada dalam keluarga, serta siapa yang memainkan

peran tersebut dan berapa kali peran tersebut sering

dilakukan secara konsisten

55

2) Identifikasi tujuan dari melakukan peran indormal, ada

tidaknya peran disfungsional serta bagaimana

dampaknya terhap anggota keluarga

c) Analisa Model Peran

1) Siapa yang menjadi model yang dapat mempengaruhi

anggota keluarga dalam kehidupan awalnya,

memberikan perasaan dan nilai-nilai tentang

perkembangan, peran-peran dan teknik komunikasi.

2) Siapa yang secara spesifik bertindak sebagai model

peran bagi pasangan dan sebagai orang tua.

d) Variabel-variabel yang mempengaruhi struktur peran

1) Pengaruh-pengaruh kelas sosial : bagaimana latar

belakang kelas sosial mempengaruhi struktur peran

formal dan informal dalam keluarga.

2) Pengaruh budaya terhadap struktur peran.

3) Pengaruh tahap perkembangan keluarga terhadap

struktur peran.

4) Bagaimana masalah kesehatan mempengaruhi struktur

peran.

4. Nilai-Nilai Keluarga.

Hal-hal yang perlu dikaji pada struktur nilai keluarga menurut

Friedman adalah :

a. Pemakaian nilai-nilai yang dominan dalam keluarga.

56

b. Kesesuaian nilai keluarga dengan masyarakat sekitarnya

c. Kesesuaian antara nilai keluarga dan nilai subsistem

keluarga

d. Identifikasi sejauhman keluarga menganggap penting

nilai-nilai keluarga serta kesadaran dalam menganut

sistem nilai.

e. Identifikasi konflik nilai yang menonjol dalam keluarga

f. Pengaruh kelas sosial, latar belakang budaya dan tahap

perkembangan keluarga terhadap nilai keluarga.

g. Bagaimana nilai keluarga mempengaruhi status kesehatan

keluarga.

e. Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga yang perlu dikaji menurut Friedman meliputi :

1) Fungsi Afektif

Pengkajian fungsi afektif menurut Friedman meliputi:

a) Pola kebutuhan keluarga

(1) Sejauh mana keluarga mengetahui kebutuhan anggota

keluarganya, serta bagaimana orang tua mampu

menggambarkan kebutuhan dari anggota keluarganya.

(2) Sejauhmana keluarga mengahargai kebutuhan atau

keinginan masing-masing anggota keluarga.

b) Saling memperhatikan dan keakraban dalam keluarga

57

(1) Sejauhmana keluarga memberi perhatian pada anggota

keluarga satu sama lain serta bagaimana mereka saling

mendukung

(2) Sejauhmana keluarga mempunyai perasaan akrab dan

intim satu sama lain, serta bentuk kasih sayang yang

ditunjukkan keluarga.

c) Keterpisahan dan Keterikatan dalam keluarga

Sejauhmana keluarga menanggapi isu-isu tentang

perpisahan dan keterikatakan serta sejauhmana keluarga

memelihara keutuhan rumah tangga sehingga terbina

keterikatan dalam keluarga

2) Fungsi sosialisasi

Pengkajian fungsi sosialisasi meliputi :

a) Praktik dalam membesarkan anak meliputi : kontrol perilaku

sesuai dengan usia, memberi dan menerima cinta serta otonomi

dan ketergantungan dalam keluarga

b) Penerima tanggung jawab dalam membesarkan anak

c) Bagaimana anak dihargai dalam keluarga

d) Keyakinan budaya yang mempengaruhi pola membesarkan

anak

e) Faktor-faktor yang mempengaruhi pola pengasuhan anak

f) Identifikasi apakah keluarga beresiko tinggimendapat

masalah dalam membesarkan anak

58

g) Sejauhmana lingkungan rumah cocok dengan perkembangan

anak.

3) Fungsi Perawatan Kesehatan

Pengkajian fungsi perawatan kesehatan meliputi:

a) Sejauh mana keluarga mengenal masalah kesehatan pada

keluarganya.

(1) Keyakinan, nilai-nilai dan perilaku terhadap pelayanan

kesehatan

(2) Tingkat pengetahuan keluarga tentang sehat sakit.

(3) Tingkat pengetahuan keluarga tentang gejala atau

perubahan penting yang berhubungan ddengan

masalah kesehatan yang dihadapi.

(4) Sumber-sumber informasi kesehatan yang didapat

(5) Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan.

(6) Kemampuan keluarga melakukan perawatan terhadap

anggota keluarga yang sakit.

(7) Kemampuan keluarga memodifikasi dan memelihara

lingkungan

(8) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas

kesehatan.

4) Fungsi reproduksi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga

adalah:

59

a) Berapa jumlah anak.

b) Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota

keluarga.

c) Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya

mengendalikan jumlah anggota keluarga.

5) Fungsi Ekonomi.

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga

adalah:

a) Sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan,

dan papan.

b) sejauhmana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di

masyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan

keluarga.

f. Koping Keluarga

Pengkajian koping keluarga meliputi :

a) Stressor-stressor jangka panjang dan jangka pendek yang

dialami oleh keluarga, serta lamanya dan kekuatan strssor yang

dialami oleh keluarga.

b) Tindakan obyektif dan realistis keluarga terhadap stressor yang

dihadapi.

c) Sejauhmana keluarga bereaksi terhadap stressor, strategi

koping apa yang digunakan untuk menghadapi tipe-tipe

60

masalah, serta strategi koping internal dan eksternal yang

digunakan oleh keluarga.

d) Strategi adaptasi disfungsional yang digunakan oleh keluarga.

Identifikasi bentuk yang digunakan secara ekstensif :

kekerasan, perlakukan kejam terhadap anak,

mengkambinghitamkan, ancaman, mengabaikan anak, mitos

keluarga yang merusak, pseudomutualitas, triangling dan

otoritarisme.

g. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan seluruh anggota keluarga.

h. Harapan keluarga

Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga

terhadap petugas kesehatan yang ada.

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosis keperawatan keluarga merupakan respons keluarga

terhadap masalah kesehatan yang dialami, baik actual, risiko maupun

potensial, yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan secara

mandiri maupun kolektif yang terdiri dari masalah, etiologi, serta tanda

dan gejala (PES).

Diagnosis keperawatan dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu

diagnosis keperwatan actual, risiko atau risiko tinggi, dan potensial atau

wellness.

61

a. Diagnosis actual, menunjukan keadaan yang nyata dan sudah terjadi

pada saat pengkajian di keluarga.

b. Risiko atau risiko tinggi. Merupakan maslah yang belum terjadi pada

pengkajian. Namun dapat menjadi masalah actual bila tidak

diulakukan pencegahan dengan cepat.

c. Potensial atau Wellness. Merupakan proses pencapaian tingkat

fungsi yang lebih tinggi. Potensial juga merupakan suatu keadaan

sejahtera dari keluarga yang sudah mampu memenuhi kebutuhan

kesehatan dan mempunyai sumber penunjang kesehatan yang

memungkinkan dapat ditingkatkan. Diagnosis Potensial dapat

dirumuskan tanpa disertai etiologi.

Etiologi dari diagnosis keperawatan keluarga berdasarkan hasil

pengkajian dari tugas perawatan kesehatan keluarga, yaitu mengenal

masalah, mengambil keputusan, melakukan perawatan, memodifikasi

lingkungan, memanfaatkan fasilitas kesehatan. Khusus untuk diagnosis

keperawatan potensial (sejahtera/”wellness”) boleh menggunakan

etiologi atau tidakmenggunakan etiologi.

3. Penetapan Prioritas Masalah

Dalam suatu keluarga, perawat dapat menemukan masalah lebih

dari satu diagnosis keperawatan keluarga. Oleh karena itu perawat perlu

menentukan prioritas terhadap diagnosis keperawatan keluarga yang

ada dengan menggunakan skala prioritas asuhan keperawatan keluarga.

Proritas masalah adalah penentuan prioritas urutan masalah dalam

62

merencanakan penyelesaian maslah keperawatan melalui perhitungan

skor. Skala ini memiliki empat kriteria, masing – masing kriteria

memiliki skor dan bobot yang berbeda disertai dengan pembenaran atau

alasan penentuan skala tersebut.

a. Kritera pertama : sifat masalah dengan skala actual (skor 3), risiko

(skor 2), dan wellness (skore 1) dengan bobot 1, pembenaran sesuai

dengan masalah yang sudah terjadi, akan terjadi atau kearah

pencapaian tingkat fungsi yang lebih tinggi.

b. Kriteria kedua : Kemungkinan masalah dapat di ubah dengan skala

mudah (skor 2), sebagian (skor 1), dan tidak dapat (skor 0) dengan

bobot 2. Pembenaran di tunjang dengan data pengetahuan

(pengetahuan klien atau keluarga, teknologi, dan tindakan untuk

(menangani masalah yang ada), sumberdaya keluarga (dalam

bentuk fisik, keuangan, dan tenaga) sumber daya perawat

(pengetahuan, ketrampilan, dan waktu), dan sumber daya

masyarakat (dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam masyrakat

dan sokongan masyarakat).

c. Kriteria ketiga : Potensial masalah untuk dijegah dengan skala skor

tinggi (skor 3) cukup (skor 2), dan rendah (skor 1) dengan bobot 1.

Pembenaran di tunjang dengan data kepelikan dari masalah yang

berhubungan dengan penyakit atau masalah. Lamanya masalah

(waktu masalah itu ada), tindakan yang sedang dijalankan(tindakan

63

yang tepat dalam memperbaiki masalah), dan adanya kelompok

yang sangat peka menambah potensiuntuk mencegah masalah.

d. Kriteria keempat : Menonjolnya masalah dengan skala segera (skor

2), tidak perlu segera (skor 1), dan tidak dirasakan (skor 0) dengan

bobot 1. Pembenaran ditunjang dengan data persepsi kelurga dalam

melihat masalah yang ada.

4. Diagnosa Keperawatan yang mungkin Muncul

a. Ketidakefektifan Menyusui

b. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

c. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan

d. Bersihan jalan nafas tidak efektif.

e. Hipertermi.

f. Resiko terjadinya penularan terhadap anggota keluarga yang

lain.(Carpenito, 2006)

5. Fokus Intervensi

a. Ketidakefektifan menyusui

1. Aspek kognitif

a) Berikan penjelasan dan penyuluhan mengenai pengertian

ASI eksklusif, manfaat ASI eksklusif,nutrisi ibu

menyusui,teknik menyusui yang benar

b) Berikan penjelasan pada keluarga mengenai pemberian

ASI eksklusif pada ibu bekerja

2. Aspek afektif

64

a) Berikan motivasi kepada keluarga untuk memberikan

ASI eksklusif kepada bayi

3. Aspek psikomotor

a) Mengajarkan kepada keluarga cara memeras ASI dengan

tangan yang benar,cara menyimpan ASI di dalam lemari

pendingin, dan cara memberikan pada bayi setelah

disimpan di lemari pendingin

b) Mengajarkan pada keluarga teknik menyusui yang benar

b. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

1. Aspek kognitif

Berikan penjelasan dan penyuluhan kesehatan pada keluarga

pengertian nutrisi pada ibu menyusui, pentingnya nutrisi

pada ibu menyusui karena dapat mempengaruhi kesehatan

ibu dan bayi

2. Aspek psikomotor

Mengajarkan kepada keluarga tentang cara pencegahan dan

perawatan pada anggota keluarga dengan masalah

pemberian nutrisi ibu menyusui

3. Aspek afektif

a) Berikan penjelasan pada keluarga mengenai akibat

kekurangan nutisi pada ibu menyusui

b) Anjurkan pada keluarga untuk memberikan gizi yang

cukup pada ibu menyusui.

65

c. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan

1. Aspek kognitif

Beri penjelasan pada orang tua mengeanai tumbuh

kembang pada bayi dan tugas perkembangan sesuai

kelompok usia

2. Aspek Psikomotor

Mengajarkan kepada keluarga merawat anak dengan

keterlambatan pertumbuhan dengan memberikan nutrisi

yang cukup, meningkatkan rangsangan dengan mainan

pada anak, beri waktu istirahat cukup, libatkan anak sakit

dalam permainan.

d. Bersihan jalan nafas tidak efektif

1. Aspek kognitif

Berikan penjelasan dan penyuluhan kesehatan kepada

keluarga tentang mengenai pengertian, tanda gejala serta

faktor – faktor yang mempengaruhi terjadinya ISPA,

berikan penjelasan kepada keluarga komplikasi, jenis dan

manfaat fasilitas kesehatan.

2. Aspek afektif

Motivasi keluarga untuk melakuka perawatan pada anggota

keluarga dengan masalah ISPA, motivasi keluarga

mengunjungi fasilitas kesehatan yang ada

3. Aspek psikomotor

66

Mengajarkan kepada keluarga untuk melakukan perawatan

pada keluarga Seperti banyak istirahat dalam kamar yang

memiliki sirkulasi udara yang bersih dan bebas dari debu

ataupun asap, Jika terjadi iritasi pada hidung dan ingus

sampai mengering tetesi hidung dengan air garam, untuk

membasahi lendir, berikan inhalasi dengan memberikan

uap panas untuk melancarkan jalan nafas, berikan minum

air hangat, ajarkan batuk efektif dan beri tahu keluarga

untuk memberikan obat tradisional yaitu sari air jeruk nipis

yang diperas kemudian dicampur dengan kecap dan

diminumkam 2 kali dalam sehari, ajarkan keluarga untuk

memelihara dan memodifikasi lingkungan sehat pada

keluarga seperti : rumah setiap hari harus dibersihkan,

jendela rumah setiap hari harus dibuka agar sinar matahari

dapat masuk dan sirkulasi udara dapat berlangsung dengan

baik, lantai harus kering dan tidak berdebu, asap rokok

tidak boleh terkumpul di dalam rumah.

e. Hipertermi.

1. Aspek kognitif

Beri penjelasan keluarga tentang hipertermia merupakan

salah satu tanda dan gejala penyakit ISPA. Hipertermi

merupakan suatu kenaikan suhu tubuh lebih dari normal (36-

37 C) dan disebabkan adanya kuman yang masuk ke dalam

67

tubuh. Hipertermi menyebabkan penderita akan kekurangan

cairan dan menurunya nafsu makan.

2. Aspek psikomotor

Mengajarkan kepada keluarga untuk melakukan perawatan

pada anggota keluarga yang mengalami hipertermi yaitu

mengompres dengan menggunakan air dingin atau air panas

di daerah dahi dan ketiak, dan menganjurkan kepada

keluarga untuk pemberian minum yang banyak jika suhu

masih panas keluarga harus membawa ke tempat pelayanan

kesehatan terdekat.

3. Aspek afektif

Anjurkan kepada keluarga untuk memperbaiki dan

meningkatkan gizi klien dengan cara pemberian makanan

yang mengandung TKTP. Memberikan ASI secara eksklusif

untuk bayi yang belum mendapatkan makanan tambahan.

f. Resiko terjadi penularan

1. Aspek kognitif

Berikan penjelasan dan penyuluhan kesehatan kepada

keluarga tentang bagaimana caranya penularan penyakit

ISPA dan berikan penjelasan kepada keluarga tentang

pentingnya pemberian imunisasi lengkap pada waktunya.

2. Aspek psikomotor

68

Mengajarkan kepada keluarga untuk memberikan perawatan

pada anggota keluarga yang sakit agar tidak terjadi

penularan pada anggota keluarga yang lain yaitu penderita

tidur terpisah dengan anggota keluarga yang lain, keluarga

melarang pasien untuk tidak meludah di sembarang tempat

dan bila penderita batuk usahakan untuk menutup mulutnya.

3. Aspek afektif

Anjurkan kepada keluarga untuk menjauhkan anak dari

penderita ISPA dan motivasi keluarga untuk tidur terpisah

dengan anggota keluarga yang sakit agar tidak tertulis