bab ii konsep dasar a. pengertian -...

24
BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Post partum atau masa nifas (puerperium) adalah masa setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu (Arief Mansoer, 1999). Masa nifas adalah mulai setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu, akan tetapi seluruh alat genital baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan (Prawiro harjo, 2000 : 237). Sectio caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan cara membuka dinding perut dan dinding uterus (Wiknjosastro, 1999: 810). Sectio caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau sectio caesarea adalah suatu histerotamia untuk melahirkan janin dari dalam rahim (Mochtar, 1998 : 117). Sectio caesarea didefinisikan sebagai kelahiran bayi melalui insisi transabdominal uterus (Bobak & Jansen, 2000 : 311). Partus tak maju adalah persalinan yang disertai dengan his yang adekuat tetapi pembukann cerviks tidak menunjukkan adanya kemajuan penurunan kepala dan putaran paksi selama 2 jam terakhir (Muchtar R. 1998: 384). Post partum sectio caesarea atas indikasi partus tak maju adalah masa nifas dimulai dimana persalinan dilakukan dengan tindakan pembedahan untuk mengeluarkan janin karena adanya his yang adekuat tetapi pembukaan cerviks tidak

Upload: lyque

Post on 14-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/13/jtptunimus-gdl-s1-2008... · h. Fourchette Merupakan lipatan jaringan tipis, mendatar,

BAB II

KONSEP DASAR

A. Pengertian

Post partum atau masa nifas (puerperium) adalah masa setelah partus selesai

dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu (Arief Mansoer, 1999).

Masa nifas adalah mulai setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6

minggu, akan tetapi seluruh alat genital baru pulih kembali seperti sebelum ada

kehamilan dalam waktu 3 bulan (Prawiro harjo, 2000 : 237).

Sectio caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan cara

membuka dinding perut dan dinding uterus (Wiknjosastro, 1999: 810).

Sectio caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan

pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau sectio caesarea adalah suatu

histerotamia untuk melahirkan janin dari dalam rahim (Mochtar, 1998 : 117).

Sectio caesarea didefinisikan sebagai kelahiran bayi melalui insisi

transabdominal uterus (Bobak & Jansen, 2000 : 311).

Partus tak maju adalah persalinan yang disertai dengan his yang adekuat tetapi

pembukann cerviks tidak menunjukkan adanya kemajuan penurunan kepala dan

putaran paksi selama 2 jam terakhir (Muchtar R. 1998: 384).

Post partum sectio caesarea atas indikasi partus tak maju adalah masa nifas

dimulai dimana persalinan dilakukan dengan tindakan pembedahan untuk

mengeluarkan janin karena adanya his yang adekuat tetapi pembukaan cerviks tidak

Page 2: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/13/jtptunimus-gdl-s1-2008... · h. Fourchette Merupakan lipatan jaringan tipis, mendatar,

menunjukkan kemajuan penurunan kepala dan putaran paksi selama 2 jam terakhir

sehinnga janin tidak dapat dikeluarkan secara normal.

B. Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi

Alat reproduksi wanita terbagi menjadi dua bagian :

1. Alat genitalia bagian luar (eksterna).

a. Mons Veneris

Merupakan alat yang menonjol, terdiri atas jaringan lemak dan jaringan

konektif longgar yang menutup simpisis pubis dan ditumbuhi oleh banyak

rambut. Mengandung glandula sebasea dan ditumbuhi rambut yang besar,

berwarna gelap dan keriting pada pubertas (1-2 tahun sebelum menarche).

Fungsi : memainkan peran dalam seksualitas dan melindungi simpisis pubis

saat coitus, klimakterium jumlah jaringan lemak berkurang dan menipis.

b. Labia Mayora (bibir besar)

Merupakan dua lipatan kulit yang menutupi lemak yang berbatasan dengan

mons veneris, berbentuk lonjong berawal dari mons pubis ke bawah dan ke

belakang hingga mendekati anus. Homolog dengan skrotum pada laki-laki,

saat klimakterium atropi, terdiri dari dua bagian:

Lateral : kulit labio lebih tebal, gelap dan berambut.

Medial : lembut, tebal tanpa rambut, mengandung glandula sebasea, kelenjar

keringat dan kaya vaskuler.

c. Labia Minora (bibir kecil)

Page 3: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/13/jtptunimus-gdl-s1-2008... · h. Fourchette Merupakan lipatan jaringan tipis, mendatar,

Merupakan lapisan di bagian dalam bibir besar, tanpa rambut. Di bagian atas

klitoris, bibir kecil bertemu membentuk prepusium klitoridis dan di bagian

bawahnya bertemu membentuk prenulum klitoridis.

Bibir kecil ini mengelilingi orifisium vagina. Analog dengan penis pada laki-

laki

d. Klitoris

Merupakan organ erektil dari perempuan yang banyak mengandung saraf,

homolog dengan penis pada laki-laki.

e. Vestibulum

Merupakan alat reproduksi bagian luar yang dibatasi oleh kedua bibir kecil,

bagian atas klitoris, dan bagian belakang (bawah) pertemuan kedua bibir kecil.

Pada vestibulum terdapat muara uretra, dua lubang saluran kelenjar bartholini

dan dua lubang saluran kelenjar skene.

f. Kelenjar Bartholini

Kelenjar yang penting di daerah vulva dan vagina, karena dapat mengeluarkan

lendir, pengeluaran lendir meningkat saat hubungan seks.

g. Himen (selaput dara)

Merupakan jaringan yang menutupi lubang vagina, bersifat rapuh dan mudah

robek, merupakan saluran dari lendir yang dikeluarkan uterus dan darah saat

menstruasi. Bila himen tertutup akan menimbulkan gejala klinik setelah

mendapat menstruasi. Setelah persalinan sisanya disebut karunkule himenalis

atau karunkule mirtiformis.

Page 4: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/13/jtptunimus-gdl-s1-2008... · h. Fourchette Merupakan lipatan jaringan tipis, mendatar,

h. Fourchette

Merupakan lipatan jaringan tipis, mendatar, transversal yang dibentuk dari

perbatasan labio mayora dan minora, tepat di bagian tengah di bawah

orifisium vagina.

i. Perineum

Merupakan jaringan otot yang terbungkus kulit pada daerah antara introitus

vagina dan anus, panjang 4 cm.

2. Alat genitalia (reproduksi) bagian dalam.

a. Vagina

Merupakan struktur tubuler dan saluran muskulo membranosa yang

menghubungkan rahim dengan vulva, terdapat di antara kandung kemih dan

rektum. Fungsi dari vagina adalah sebagai saluran keluar dari uterus, sebagai

alat persetubuhan, dan merupakan jalan lahir, memberikan proteksi diri

terhadap kuman dengan pH 4,5. Panjang dinding depan 9 cm dan dinding

belakang 11 cm.

b. Ovarium

Ovarium berada di tempatnya dibantu oleh dua ligament otot, homolog

dengan testis. Struktur ovarium terdiri dari korteks dan medulla.

Fungsi ovarium adalah untuk ovulasi dan produksi hormon kelenjar steroid.

c. Uterus

Page 5: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/13/jtptunimus-gdl-s1-2008... · h. Fourchette Merupakan lipatan jaringan tipis, mendatar,

Adalah organ lurus, berongga, muskuler dan memiliki dinding yang tebal

seperti buah pir, terdapat dalam ruang pelvik di antara vesika urinaria dan

rektum. Wanita dewasa yang tidak hamil beratnya uterus 60 gram ukuran

nulipara 6-8 cm dan multipara 8-9 cm.

Portio adalah bagian cervik yang menonjol ke dalam puncak vagina.

Bagian-bagian uterus yaitu fundus, corpus, isthmus. Fungsi uterus untuk

siklus menstruasi, kehamilan, persalinan. Dinding uterus terdiri dari

perimetrium, myometrium, dan endometrium.

d. Tuba Uterine (Oviduct)

Merupakan lapisan muskuler yang tipis, panjang 10 cm, diameter 0,6 cm.

Struktur tuba yaitu infundibulum, ampula, isthmus bagian interstitial.

e. Cerviks

Karakteristik, kemampuan meregang selama persalinan normal. Elastisitas

cerviks dipengaruhi oleh tingginya kandungan jaringan konektif dan serabut

yang elastis, banyaknya lipatan-lipatan ke dalam dari endocervical. (Manuaba,

1998 : 78).

Page 6: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/13/jtptunimus-gdl-s1-2008... · h. Fourchette Merupakan lipatan jaringan tipis, mendatar,

Gbr. 1 Alat Kandungan Luar

Gbr. 2 Alat Kandungan Dalam

C. Indikasi Sectio Caesarea

Page 7: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/13/jtptunimus-gdl-s1-2008... · h. Fourchette Merupakan lipatan jaringan tipis, mendatar,

Adapun indikasi sectio Caesarea adalah:

1. Indikasi pada ibu

Indikasi sectio caesarea pada ibu antara lain: plasenta previa, panggul

sempit, cepalo pelviks disproportion (CPD) yaitu ketidakseimbangan antara

ukuran kepala dan panggul, ruptur uteri yang mengancam, partus lama, distocia

cerviks, pre eklampsia dan eklampsia, tumor, ketuban pecah dini, dan partus tak

maju yang biasanya disebabkan oleh: CPD, partus macet, mal posisi, mal

presentasi, serta kontraksi uterus.

2. Indikasi pada janin

Indikasi Sectio caesarea pada janin meliputi: mal presentasi janin seperti

letak lintang dan letak bokong (sungsang), gawat janin.

D. Kontra Indikasi Sectio Caesarea

Kontra indikasi yang perlu di perhatikan sebelum dilakukan Sectio Caesarea

antara lain janin mati (berada dalam keadaan kritis, kemungkinan janin hidup relatif

kecil), jalan lahir ibu mengalami infeksi yang luas dan hanya dapat di lakukan sectio

caesarea extra corporal, dan kurangnya pengalaman dokter dan tenaga medis atau

asisten yang kurang memadai.

E. Jenis-jenis Sectio Caesarea

1. Sectio caesarea transperitonealis ( corporal )

a. Sectio caesarea longitudinal

Page 8: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/13/jtptunimus-gdl-s1-2008... · h. Fourchette Merupakan lipatan jaringan tipis, mendatar,

Yaitu dilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada korpus uteri, kira-

kira sepanjang 10-12 cm dengan ujung bawah di atas batas plika vesika

uterina (insisi panjang).

b. Sectio caesarea Iskemia (profunda)

Yaitu dilakukan dengan sayatan melintang konkaf pada segmen bawah rahim

(Low Cervical Transversal) kira-kira 10 cm.

2. Sectio Caesarea Extraperitoneal

Insisi dilakukan untuk melepaskan peritoneum dari kandung kemih dan

dipisahkan ke atas, sedang pada segmen bawah uterus dilakukan insisi melintang

untuk melahirkan janin. Jenis operasi ini dilakukan pada infeksi intrapartum yang

berat untuk mencegah terjadinya peritonitis (Wiknjosastro, 1999: 813)

F. Tanda dan Gejala Partus Tak Maju

Cerviks tidak membuka (membuka kira-kira 3 cm) walaupun di dapatkan adanya

kontraksi uterus yang adekuat, pembukaan cerviks tidak melewati 3 cm sesudah 8

jam inpartu, pembukaan cerviks lengkap, ibu ingin meneran tetapi tidak ada

kemajuan penurunan presentasi bayi pada kala II.

G. Komplikasi Sectio Caesarea

1. Infeksi puerperial (nifas)

Infeksi terjadi apabila sebelum pembedahan telah di temukan gejala-gejala infeksi

intrapartum. Infeksi dikatakan ringan apabila terjadi peningkatan suhu tubuh

dalam beberapa hari saja, dikatakan infeksi sedang apabila suhu tubuh tinggi

disertai dehidrasi, perut kembung, sedang dikatakan infeksi berat apabila terdapat

Page 9: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/13/jtptunimus-gdl-s1-2008... · h. Fourchette Merupakan lipatan jaringan tipis, mendatar,

tanda infeksi sedang disertai peritonitis, sepsis dan illeus paralitik. Biasanya

infeksi ditemukan pada kasus seperti partus yang terlantar dan ketuban pecah dini.

2. Perdarahan

Pada sectio caesarea banyak pembuluh darah yang terputus dan terbuka, atonia

uteri serta pelepasan plasenta yang lebih banyak mengeluarkan darah

dibandingkan dengan persalinan normal.

3. Emboli pulmonal

Emboli terjadi karena pada sectio caesarea dilakukan insisi pada abdomen dan

mobilisasi yang kurang jika dibanding dengan kelahiran melalui vagina.

4. Komplikasi

Komplikasi lain seperti luka kandung kemih, embolisme paru-paru dan

sebagainya jarang terjadi.

5. Kemungkinan ruptur uteri pada kehamilan berikutnya

Karena kurang kuatnya perut pada dinding uterus sehingga pada kehamilan

berikutnya dapat terjadi ruptur uteri. (Prawiroharjo S. 1996: 816).

H. Adaptasi Fisiologi Ibu Post Partum

Sistem reproduksi menjadi pusat perhatian selama kehamilan, seluruh tubuh

terperngaruh, semua sistem tubuh mengalami perubahan dari keadaan tidak hamil ke

Page 10: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/13/jtptunimus-gdl-s1-2008... · h. Fourchette Merupakan lipatan jaringan tipis, mendatar,

keadaan hamil yang disebut dengan fisiologi maternal. Adapun perubahan normal

yang harus terjadi antara lain:

1. Involusi uteri

Involusi uteri adalah proses kembalinya alat kandungan atau uterus jalan lahir

setelah bayi dilahirkan hingga mencapai keadaan sebelum lahir. Pada akhir

persalinan kala III uterus berada pada garis tengah kira-kira 2 cm dari umbilicus

dengan fundus uteri menetap pada sacral promontorium, ukuran uterus sama

dengan umur kehamilan 16 minggu, panjang 14 cm, lebar 12 cm dan tebal 10 cm

serta berat 1000 gram. Dalam 12 jam setelah persalinan tinggi fundus uteri 1 cm

dibawah umbilicus, involusi berlangsung cepat, penurunan berlangsung 1-2 cm

per 24 jam, 6 hari post partum setengah dari simpisis pubis, setelah 9 hari post

partum uterus tidak teraba lagi, pada 1 minggu post partum uterus beratnya 500

gram, 2 minggu beratnya 300 gram, 5 minggu beratnya 50-60 gram (Bobak &

Jansen, 2000: 716).

2. Kontraksi Uteri

Intensitas kontraksi uteri meningkat secara bermakna segera setelah persalinan

bayi selama 1-2 jam plasenta post partum aktivitas uteri menurun dengan halus

dan progresif serta stabil. Periode relaksasi dan kontraksi dengan kuat adalah

lebih umum ada pada kehamilan dan mungkin menyebabkan nyeri perut yang

tidak nyaman yang disebut after pains. Kondisi ini berlangsung sampai masa

puerperium. After Pains lebih kuat terjadi setelah persalinan di mana uterus sangat

menegang, menyusui seringkali mengintensifkan after pains, peningkatan ruang

Page 11: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/13/jtptunimus-gdl-s1-2008... · h. Fourchette Merupakan lipatan jaringan tipis, mendatar,

intensif juga terjadi setelah pemberian terapi oksitoksin (Bobak & Jansen, 2000

:716).

3. Tempat pelepasan plasenta

Segera setelah melahirkan akan terjadi perubahan-perubahan pada endometrium

yaitu timbulnya trombosis, degenerasi dan nekroris di tempat implantasi plasenta.

Pada hari pertama tebal endometrium kira-kira 2-5 cm dengan pembukaan kasar

akibat pelepasan desidua dan selaput janin regenerasi endometrium terjadi dari

sisa-sisa sel desidua basalis yang memakan waktu 2-3 minggu (Prawiroharjo,

1996: 238).

4. Lochea

Lochea adalah cairan yang di keluarkan dari uterus melalui vagina dalam masa

nifas. Pada hari pertama dan kedua lochea rubra atau lochea kruenta terdiri atas

darah segar bercampur sisa-sisa selaput ketuban dan mekonium. Hari berikutnya

darah bercampur lendir yang disebut lochea sanguilenta, setelah satu minggu

lochea cair tidak berdarah lagi, warna agak kuning yang disebut lochea serosa.

Setelah 2 minggu lochea hanya merupakan cairan putih yang disebut lochea alba

(Manuaba, 1998 : 193).

5. Cerviks

Bagian atas cerviks sampai segmen bawah menjadi sedikit edema dan menipis

segera setelah 4-6 hari pertama post partum mulut cerviks dapat di masuki dua

Page 12: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/13/jtptunimus-gdl-s1-2008... · h. Fourchette Merupakan lipatan jaringan tipis, mendatar,

jari, namun pada akhir minggu ke dua hanya sedikit yang bisa dilakukan dalam 18

jam setelah persalinan cerviks telah memendek mempunyai konsistensi yang kuat

dan bentuknya telah kembali. Pada akhir minggu pertama pemulihan hampir

sempurna (Bobak & Jansen, 2000: 719).

6. Vagina dan Perineum

Penurunan kadar esterogen pada post partum bertanggungjawab terhadap

penipisan mukosa vagina dan ketidakadaan rugae, dinding vagina yang licin

secara berangsur-angsur ukurannya akan kembali seperti sebelum kehamilan

dalam waktu 6-8 minggu setelah persalinan, rugae akan timbul kembali pada

minggu ke-4. (Bobak & Jansen, 2000: 719)

7. Laktasi

Pembentukan ASI dipengaruhi oleh zat hormon prolaktin. Pembentukan ASI

dimulai pada hari ke-3 sampai ke-4. Payudara membesar diakibatkan oleh hormon

progesterone yang menurun mengakibatkan hormon prolaktin keluar. Bendungan

ASI mengakibatkan progesterone atau esterogen dan hormon prolaktin

terbentuknya lama sehingga keluarnya ASI kolostrom pada hari ke-1 hingga ke-3,

ASI transisi hari ke-4 sampai ke-9 dan ASI matur lebih dari 9 hari. (Wiknjosastro,

1999: 238)

8. Sistem endokrin

Beberapa perubahan yang terjadi pada sistem endokrin selama masa puerperium

diantaranya yaitu hormon plasenta menurun dengan cepat setelah persalinan.

Keadaan human placental laktogen (HPL) mencapai keadaan yang tidak dapat

Page 13: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/13/jtptunimus-gdl-s1-2008... · h. Fourchette Merupakan lipatan jaringan tipis, mendatar,

terdeteksi dalam 24 jam. Keadaan esterogen pada plasma menurun sampai 10%

dari niai ketika hamil dalam waktu 3 jam setelah persalinan, tingkat terendah

terjadi kira-kira hari ke-7 keadaan progesteron dalam plasma menurun sampai

dibawah luteal pada hari ke-3 post partum, produksi progesteron dimulai dari

ovulasi pertama. Pada hormon pituitary keadaan prolaktin pada darah meninggi

dengan cepat selama kehamilan, setelah persalinan pada wanita yang tidak laktasi

keadaan prolaktin menurun mencapai keadaan sebelum kehamilan dalam waktu

dua minggu. (Bobak & Jansen, 2000 :723)

9. Sistem kardiovaskuler

Perubahan pada voume darah tergantung pada beberapa faktor variabel, contoh:

kehilangan darah selama persalinan. Kehilangan darah mengakibatkan segera

perubahan volume darah, namun hanya terbatas pada penurunan volume darah

total dalam 3-4 minggu. Setelah persalinan volume darah seringkali menurun

sampai pada nilai sebelum hamil. Kardiac output terus meningkat selama kala I

dan kala II persalinan dan tetap tinggi untuk beberapa waktu sampai 48 jam post

partum, serta akan kembali pada keadaan seperti sebelum hamil dalam waktu 2-3

minggu. Perubahan tanda-tanda vital dan tekanan darah terlihat sebagai satu hal

yang normal. Fungsi pernafasan kembali pada keadaan seperti sebelum hamil

dalam waktu 6 bulan setelah persalinan. (Bobak & Jansen, 2000 :720)

10. Sistem urinaria

Perubahan hormonal pada kehamilan menyebabkan peningkatan pada fungsi

renal, sebaliknya pada keadaan steroid berkurang setelah persalinan. Fungsi ginjal

kembali normal dalam beberapa bulan setelah persalinan, kira-kira selama 2-8

Page 14: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/13/jtptunimus-gdl-s1-2008... · h. Fourchette Merupakan lipatan jaringan tipis, mendatar,

minggu mendorong terjadinya hipotonia akibat kehamilan dan dilatasi uteri dan

pelvis renal untuk kembali pada keadaan sebelum hamil. Trauma terjadi pada

uretra dan kandung kemih ketika janin melewati pelviks, dinding kandung kemih

hiperemis dan edema, seringkali sedikit area mengalami perdarahan. Kontraksi

kandung kemih akan pulih kembali dalam waktu 5-7 hari setelah persalinan

dengan pengosongan kandung kemih yang adekuat. (Bobak & Jansen, 2000 :725)

11. Sistem Gastro intestinal

Ibu seringkali cepat lapar setelah melahirkan dan cepat mentoleransi dengan diet

yang ringan, setelah pemulihan yang sempurna dari analgetik anestesi dan

kelelahan , kebanyakan ibu merasa lapar. Tipe penurunan tonus otot dan mobilitas

traktus gastrointestinal berlangsung hanya beberapa waktu setelah persalinan.

Penggunaan analgetik dan anestesi yang berlebihan dapat memperlambat

pemulihan kontraksi dan mobilitas otot. (Bobak & Jansen, 2000 : 726)

12. Sistem integumen

Kloasma kehamilan seringkali hilang pada akhir kehamilan.

Hiperpigmentasi areola dan linea nigra mungkin tidak menghilang secara

keseluruhan setelah persalinan dan beberapa wanita akan mempunyai pigmentasi

hitam yang menetap pada area ini. Pertumbuhan rambut yang berlebihan terlihat

selama kehamilan dan seringkali menghilang setelah persalinan (Bobak & Jansen,

2000 :727).

I. Adaptasi Psikologi Post Partum

Page 15: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/13/jtptunimus-gdl-s1-2008... · h. Fourchette Merupakan lipatan jaringan tipis, mendatar,

Menurut (Rubin, 1995 : 59) Adaptasi psikologi post portum dibagi menjadi 3 fase

yaitu:

1. Fase taking in (dependent)

Fase ini dimulai pada hari pertama dan kedua setelah melahirkan, dimana ibu

membutuhkan perlindungan dan pelayanan. Pada tahap ini Klien sangat

ketergantungan dan sebagian besar kebutuhannya dipenuhi oleh orang lain, serta

pada tahap ini tidak tepat diberi penyuluhan.

2. Fase taking hold (Dependent-Independent)

Fase ini dimulai pada hari ke-3 setelah melahirkan dan berakhir pada minggu ke-4

sampai ke-5. sampai hari ke-3 ibu siap menerima peran barunya dan belajar

tentang hal-hal baru. Pada tahap ini sistem pendukung sangat berarti bagi ibu

muda yang membutuhkan sumber informasi sehingga pada tahap ini sangat tepat

untuk memberi penyuluhan.

3. Fase letting go (Independent)

Fase ini dimulai sekitar minggu ke-5 sampai ke-6 setelah kelahiran. Keluarga

telah menyesuaikan diri dengan anggota yang baru. Secara fisik ibu menerima

tanggung jawab normal dan tidak lagi menerima peran sakit.

J. Fase-fase Penyembuhan Luka

Fase –fase penyembuhan luka secara umum :

a. Fase I

Page 16: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/13/jtptunimus-gdl-s1-2008... · h. Fourchette Merupakan lipatan jaringan tipis, mendatar,

Penyembuhan berlangsung selama 3 hari, dimana leukosit mencerna bakteri dan

jaringan rusak fibrin bertumpuk-tumpuk pada gumpalan-gumpalan yang mengisi

luka dan pembuluh darah tumbuh pada luka dari benang fibrin sebagai kerangka.

Lapisan tipis dari sel epitel bermigrasi lewat luka dan membantu menutup luka.

Kekuatannya rendah, tetapi luka yang dijahit akan menahan jahitan dengan baik.

b. Fase II

Berlangsung 3 sampai 14 hari,setelah pembedahan leukosit mulai menghilang dan

mulai berisi kolagen serabut protein putih. Semua lapisan sel epitel bergenerasi

selengkapnya dalam satu minggu. Jaringan baru memiliki sangat banyak jaringan

vaskuler, jaringan ikat kemerahan karena banyak pembuluh darah. Tumpukan

kolagen akan menunjang luka dengan baik dalam 6 sampai 7 hari.

c. Fase III

Kolagen yang terus bertumpuk ini akan menekan pembuluh darah baru dan aliran

darah menurun. Luka sekarang seperti berwarna merah jambu yang luas. Pada

fase ini berlangsung dari minggu kedua sampai minggu keenam, setelah

pembedahan Klien harus menjaga agar tidak menggunakan obat.

d. Fase IV

Berlangsung beberapa bulan setelah pembedahan, Klien akan mengeluh gatal

pada sekitar luka, meskipun kolagen terus menumpuk pada waktu ini luka terus

menciut dan tegang, karena penciutan terjadi ceruk yang berwarna putih. ( Long,

B.C, 1996 :268)

Page 17: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/13/jtptunimus-gdl-s1-2008... · h. Fourchette Merupakan lipatan jaringan tipis, mendatar,

K. Penatalaksanaan Umum Klien Pasca Sectio Caesarea

Setelah operasi selesai Klien dibaringkan miring dalam kamar pulih dengan

pemantauan ketat seperti nadi, tensi, napas tiap15 menit dalam satu jam pertama,

kemudian 30 menit dalam satu jam berikutnya dan selanjutnya tiap satu jam. Klien

tidur dengan muka disamping dan yakinkan kepalanya agak tengadah agar jalan nafas

bebas. Letakkan tangan atas didepan badan agar mudah melakukan pengambilan

tensi, kemudian tungkai bagian atas dalam posisi fleksible. Analgesik yang di berikan

adalah suppositoria (ketropofen supp 2 kaji per 12 jam atau tramadol), injeksi

pethidine dengan dosis 50-75 mg diberikan tiap 6 jam bila perlu dan obat oral

diberikan seperti tramadol tiap 6 jam atau phenilbutazone atau parasematol.

Untuk mobilisasi Klien biasanya telah dapat menggerakkan kaki dan tangan serta

tubuh sedikit, kemudian dapat duduk pada jam ke 8-12, dapat berjalan bila mampu

pada 24 jam pasca bedah, bahkan Klien dapat mandi sendiri pada hari kedua. Bila 6

jam pasca bedah paristaltik positif maka Klien dapat diberikan minum hangat sedikit

demi sedikit terutama bila mengalami anestesi spinal dan Klien tidak muntah, sedang

pada anestesi umum mungkin akan lebih lambat timbulnya paristaltik. Klien dapat

makan lunak atau biasa pada hari pertama, infus dapat dilepas pada 24 jam pasca

bedah dan kateter dilepas pada 12 jam pasca bedah.

Pada perawatan luka,kasa perut harus dilihat pada hari pertama pasca bedah bila kasa

basah dan berdarah maka harus dibuka dan diganti. Umumnya kasa perut dapat

diganti pada hari ke 3-4 sebelum pulang dan seterusnya Klien dapat mengganti

sendiri, luka dapat diberi salep bethadine sedikit, untuk jahitan dapat dibuka pada hari

ke-5 pasca bedah. Klien dapat rawat gabung dengan bayi dan memberikan ASI dalam

Page 18: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/13/jtptunimus-gdl-s1-2008... · h. Fourchette Merupakan lipatan jaringan tipis, mendatar,

posisi tidur atau duduk. Pemeriksaan laboratorium yang diperlukan adalah

haemoglobin dan hematokrit, biasanya akan terdapat penurunan haemoglobin 2%,

bila hasil dibawah dua dipertimbangkan untuk transfusi. Kateter dibuka 12-24 jam

pasca bedah, bila terdapat hematuri pengangkatan dapat ditunda, kateter akan tetap

dipertahankan bila, tejadi rupture uteri, partus lama, edema perineal, sepsis dan

perdarahan. Klien dapat di pulangkan pada hari ke 3-4, beri intruksi mengenai

perawatan luka. Klien diminta datang untuk ditindak lanjuti mengenai perawatan luka

7 hari setelah pulang. Klien dapat mandi setelah hari ke-5 dengan mengeringkan luka

dan merawat luka seperti biasa. Klien diminta datang segera bila terdapat perdarahan,

demam dan nyeri perut berlebihan.

L. Pengkajian Pasca Partum Sectio Caesarea

Adapun pengkajian pada Klien pasca partum sectio caesarea dengan meninjau

kembali catatan pranatal dan intra operatif dan adanya indikasi, untuk kelahiran sectio

caesarea adalah:

1. Sirkulasi

Kehilangan darah selama prosedur pembedahan kira-kira 600-800 ml, tekanan

darah nadi pada ektremitas, suhu, tanda homan.

2. Integritas ego

Dapat menunjukkan labilitas, emosional, dari kegembiraan sampai ketakutan,

marah atau menarik diri. Klien atau pasangan dapat memiliki pertanyaaan atau

salah terima peran dalam pengalaman kelahiran, mungkin mengekspresikan

ketidakmampuan untuk menghadapi situasi baru.

3. Eliminasi

Page 19: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/13/jtptunimus-gdl-s1-2008... · h. Fourchette Merupakan lipatan jaringan tipis, mendatar,

Kateter urinearius indwelling mungkin terpasang: urine jernih, pucat, bising usus

tidak ada, samar atau jelas.

4. Makanan / cairan

Napsu makan, mual muntah, pemasukkan oral, bagaimana turgor kulit, adakah

edema di kaki, tangan atau wajah, membran mukosa.

5. Neuro Sensori

Kerusakan gerakan dan sensasi dibawah tingkat anestesi spinal epidoral, sensasi

ekstremitas bawah, gerakan ekstremitas bawah, reflek tendon dalam.

6. Nyeri / ketidaknyamanan

Mungkin mengeluh ketidaknyamanan dari berbagai sumber misalnya: trauma

bedah/ insisi, nyeri penyerta, distensi kandung kemih/ abdomen, lokasi, intensitas,

frekwensi. Penyebaran faktor-faktor pencetus kontraksi, ekspresi wajah, gerakan

tubuh.

7. Pernafasan

Bunyi paru jelas dan vesikuler

8. Keamanan

Balutan pada abdomen tampak sedikit noda atau kering dan utuh, jalur parenteral

bila digunakan paten, dan sisi bebas eritema, bengkak dan nyeri tekan.

9. Seksualitas

Fundus uteri berkontraksi kuat dan terletak di umbilikus, aliran lochea sedang dan

bebas bekuan berlebihan atau banyak, payudara lunak atau keras, adanya

kolostrom.

Page 20: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/13/jtptunimus-gdl-s1-2008... · h. Fourchette Merupakan lipatan jaringan tipis, mendatar,

10. Jumlah darah lengkap, hemoglobin atau hemotokrit:

Mengkaji perubahan dari kadar hemoglobin praoperasi dan mengevaluasi efek

kehilangan darah selama perdarahan. Urine analisis: kulture urine, darah, vagina

dan lochea: pemeriksaan tambahan didasarkan pada kebutuhan individual.

11. Interaksi Sosial

Persepsi mengenai neonatus, interaksi keluarga, adanya perilaku kedekatan.

12. Penyuluhan dan Pembelajaran

Pilihan pemberian makan bayi, respon terhadap interaksi pemberian makan awal.

M. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas

jaringan sekunder terhadap pembedahan. (Doengoes, 2000 :345)

2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan adanya insisi pembedahan dan nyeri,

kelemahan fisik, efek anestesi. (Doengoes, 1999: 260)

3. Resiko infeksi berhubungan dengan peningkatan kerentanan tubuh terhadap

bakteri sekunder terhadap pembedahan (Carpenito, 2000 :540)

4. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan darah selama

pembedahan. (Doengoes, 1999: 356)

5. Kurang pengetahuan tentang perawatan diri dan perawatan bayi berhubungan

dengan kurang informasi tentang perawatan pasca persalinan. (Doengoes, 2000 :

351)

6. Resiko defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik dan adanya

nyeri pasca pembedahan. (Carpenito, 2000 :368)

Page 21: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/13/jtptunimus-gdl-s1-2008... · h. Fourchette Merupakan lipatan jaringan tipis, mendatar,

7. Tidak efektifnya pola laktasi berhubungan dengan tingkat pengetahuan,

pengalaman sebelumnya, usia gestasi bayi, tingkat dukungan, struktur,

karakteristik fisik payudara ibu.

N. Fokus Intervensi

1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas

jaringan sekunder terhadap pembedahan ( Dongoes, 200:345)

Tujuan : Nyeri hilang atau berkurang

Kriteria hasil : Klien menyatakan nyeri berkurang dengan skala 0-2, klien dapat

istitrahat dengan tenang ,dan tanda tanda vital dalam batas

normal terutama tekanan darah dan nadi.

Intervensi : Kaji skala nyeri dan karakteristik nyeri ( lokasi,durasi, freksesi

dan intensitas nyeri). Monitor tanda tanda vital terutama

tekanan darah dan nadi, atur posisi nyaman klien sesuai

kenyamanan klien ( semi fowler/miring ), anjurkan klien untuk

melakukan tehnik relaksasi ( tarik nafas panjang dan dalam )

atau tehnik distraksi,ciptakan lingkungan yang nyaman dan

tenang, kolaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi.

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan adanya insisi pembedahan dan nyeri,

kelemahan fisik, efek anestesi ( Dongoes ,1999,260)

Tujuan : Klien dapat meningkatkan dan melakukan aktivitas sesuai

dengan kemampuan tanpa disertai nyeri

Kriteria hasil : Klien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang menurunkan

aktivitas

Page 22: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/13/jtptunimus-gdl-s1-2008... · h. Fourchette Merupakan lipatan jaringan tipis, mendatar,

Intervensi : Kaji respon klien terhadap aktivitas,catat anestesi yang diberikan

saat intrapartus pada waktu klien sadar,anjurkan untuk istirahat,

bantu dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari sesuai

kemampuan, tingkatkan secara bertahap dan kolaborasi untuk

therapy ambulasi dini

3. Resiko infeksi berhubungan dengan peningkatan kerentanan tubuh terhadap

bakteri sekunder terhadap pembedahan ( Carpenito, 1998 :540)

Tujuan : Tidak terjadi infeksi.

Kriteria hasil : Tidak ada tanda-tanda infeksi (tumor, color, rubor,dolor, fungsio

laesa), tanda-tanda vital dalam batas normal (suhu 36-37°C).

Intervensi : Monitor tanda tanda vital, kali luka pada abdomen dan balutan,

menjaga kebersihan sekitar luka dan lingkungan klien. Lakukan

perawatan luka dengan tehnik aseptik dan steril, lakukan

perawatan vulva dengan tehnik aseptik, catat dan pantau kadar

haemoglobin, hematokrit, kolaborasi pemberian antibiotik sesuai

indikasi

4. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan darah selama

pembedahan ( Doengoes, 1999 : 356)

Tujuan : Mempertahankan keseimbangan volume cairan

Kriteria hasil : Intake dan output seimbang, tanda tanda vital dalam batas

normal terutama suhu ( 36-37°C),dan tidak terdapat tanda tanda

dehidrasi seperti turgor kulit jelek, mukosa bibir kering,kulit

kering.

Page 23: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/13/jtptunimus-gdl-s1-2008... · h. Fourchette Merupakan lipatan jaringan tipis, mendatar,

Intervensi : Monitor tanda tanda vital awasi turgor kulit, monitor intake dan

output dan timbang berat badan tiap hari, anjurkan klien untuk

meningkatkan intake sedikitnya 8 gelas perhari, pertahankan

therapy intravena untuk penggantian cairan sesuai indikasi dan

intruksi, kolaborasi untuk pemeriksaan haemoglobin dan

hematokrit

5. Kurang pengetahuan tentang perawatan diri dan bayi berhubungan dengan kurang

informasi tentang perawatan pasca partum ( Doengoes , 2000:351)

Tujuan : Pengetahuan klien meningkat setelah dilakukan tindakan

keperawatan

Kriteria hasil : Klien mampu menyatakan pemahaman tentang pemberian

intruksi atau informasi, Klien mampu mendemonstrasikan

prosedur belajar dengan tepat

Intervensi : Bantu klien dalam mengindentifikasi kebutuhannya, berikan

informasi tentang perawatan bayi dan diri sendiri, ajarkan Klien

tentang tata cara merawat bayi dan lakukan prosedur yang benar.

Beri kesempatan Klien untuk merawat bayinya, lakukan rencana

penyuluhan sesegera mungkin setelah penerimaan perkiraan

pada kondisi dan kesiapan untuk belajar.

6. Resiko defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik dan adanya

rasa nyeri pasca pembedahan ( Carpenito, 2000:368)

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diri terpenuhi secara

adekuat.

Page 24: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/13/jtptunimus-gdl-s1-2008... · h. Fourchette Merupakan lipatan jaringan tipis, mendatar,

Kriteria hasil : Klien mampu melakukan perawatan diri secara mandiri, klien

merasa nyaman dalam melakukan aktivitas perawatan diri.

Intervensi : Kaji faktor penyebab atau faktor berperan, tingkatkan partisipasi

optimal, evaluasi kemampuan untuk berpartisipasi dalam setiap

perawatan diri, bantu klien dalam pemenuhan kebutuhan

personal hygiene sehari-hari, memotivasi dalam melakukan

aktivitas perawatan diri. Hindari peningkatan ketergantungan

individu dengan tidak campur tangan kemampuan observasi

kemampuan individu untuk melaksanakan perawatan mulut,

potong kuku, dan lainnya.

7. Tidak efektifnya pola laktasi berhubungan dengan tingkat pengetahuan,

pengalaman sebelumnya.tingkat dukungan, struktur atau karakteristik fisik

payudara ibu, usia gestasi ibu.

Tujuan : Laktasi adekuat

Kriteria hasil : Klien dapat mendemonstrasikan cara menyusui dengan baik dan

benar, ASI keluar, dapat melakukan perawatan payudara (

payudara tidak bengkak)

Intervensi : Kaji tingkat pengetahuan Klien tentang perawatan payudara,

ajarkan cara perawatan payudara, anjurkan Klien untuk

melakukan perawatan payudara setiap hari, anjurkan untuk

memakai bra penyokong dan beri kesempatan untuk menyusui

bayinya dengan leluasa.