bab ii kista ovarium nita
TRANSCRIPT
SITI ANITA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Ovarium merupakan sepasang organ pada sistem reproduktif wanita. Berlokasi di
pelvis, di samping uterus, yang mana adalah cekungan, berbentuk seperti buah peer pada
bayi yang sedang tumbuh. Masing-masing ovarium ukuran dan bentuknya seperti buah
kenari. Ovarium menghasilkan sel telur dan hormon wanita. Hormon merupakan bahan
kimia yang mengontrol jalannya fungsi dari sel dan organ tertentu.Setiap bulan, selama
siklus menstruasi, sebuah sel telur dikeluarkan dari satu ovarium dalam proses yang
disebut ovulasi. Perjalanan sel telur dari ovarium melalui tuba falopii menuju ke uterus.
Ovarium juga merupakan sumber utama dari hormon wanita yaitu estrogen dan
progesteron. Hormon-hormon ini mempengaruhi perkembangan dari payudara wanita,
bentuk tubuh, dan rambut tubuh. Hormon-hormon ini juga mengatur siklus menstruasi
dan kehamilan.
Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit reproduksi yang banyak
menyerang wanita.kista mempengaruhi siklus haid perempuan karena sistem hormonal
yang terganggu. Secara alami, hormon akan meregulasi pertumbuhan sel telur di
ovarium. Namumn medis belum mampu menjelaskan secara gamblang bagaimana siklus
hormonal perempuan penderita terganggu. Namun dari berbagai penelitian yang terus
dilakukan untuk memecahkan kasus ini agar jumlah penderita kista dapat di tekan.
Follikel adalah semacam kantung – kantung di dalam ovarium yang berisi sel telur. Pada
kasus kista, follikel di dalam ovarium dapat berjumlah sedikit. Sel telur di dalam folikel
tidak matang, sehingga tidak bisa masuk ke dalam ovarium. Alih – alih akan membentuk
kristal di dalam ovarium. Folikel yang tidak matang dan ketidakmampuan untuk
menyalurkan sel telur (proses ovulasi) sepertinya menjadi penyebab rendahnya jumlah
hormon FSH.
KKS OBSTETRI dan GYNECOLOGY RSUD DR.RM.DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
1
SITI ANITA
Perjalanan penyakit yang silent killer atau secara diam – diam menyebabkan
banyak wanita yang tidak menyadari bahwa dirinya sudah terserang kista ovarium dan
hanya mengetahui dan mencegah agar tidak terjadi kanker ovarium. Untuk mengetahui
dan mencegah agar tidak terjadi kanker ovarium maka seharusnya dilakukan
pendeteksian dini kanker ovarium dengan pemeriksaan yang lebih lengkap, sehingga
dengan ini pencegahan terjadinya keganasan dapat dilakukan. Kista ovarium memiliki
jenis dan klasifikasi yang cukup banyak, tergantung dari mana kista itu berasal.
KKS OBSTETRI dan GYNECOLOGY RSUD DR.RM.DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
2
SITI ANITA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Kista Ovarium
Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat tumbuh di
mana saja dan jenisnya bermacam-macam. Kista yang berada di dalam atau permukaan
ovarium (indung telur) disebut kista ovarium atau tumor ovarium.
Kista Ovarium yaitu suatu kantong abnormal yang berisi cairan atau setengah
cair yang tumbuh dalam indung telur. Kista termasuk tumor jinak yang terbungkus oleh
selaput semacam jaringan. Bentuknya kistik dan ada pula yang berbentuk seperti anggur.
Kista dapat berisi udara, cairan kental, maupun nanah. Kumpulan sel-sel tumor itu
terpisah dengan jaringan normal di sekitarnya dan tidak dapat menyebar ke bagian tubuh
lainnya. Jumlah diagnosa kista ovarium meningkat seiring dengan pemeriksaan fisik dan
penggunaan ultrasound (USG) secara luas.
Kista ovarium sering terjadi pada wanita di masa reproduksinya. Sebagian besar
kista terbentuk karena perubahan kadar hormon yang terjadi selama siklus haid, produksi
dan pelepasan sel telur dari ovarium.
2.2 Epidemiologi
Pada sebagian besar kanker ovarium berbentuk tumor kistik (kista ovarium) dan
sebagian kecil berbentuk tumor padat. Kanker ovarium merupakan penyebab kematian
terbanyak dari semua kanker ginekologi. Angka kematian yang tinggi ini disebabkan
karena penyakit ini awalnya bersifat asimptomatik dan baru menimbulkan keluhan
apabila sudah terjadi metastasis, sehingga 60% - 70% pasien datang pada stadium lanjut,
sehingga penyakit ini disebut juga sebagai “silent killer”
Pemeriksaan USG transvaginal ditemukan kista ovarium pada hampir semua
wanita premenopouse dan terjadi peningkatan 14,8% pada wanita post menopouse.
KKS OBSTETRI dan GYNECOLOGY RSUD DR.RM.DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
3
SITI ANITA
Kebanyakan dari kista tersebut bersifat jinak. Kista ovarium fungsional terjadi pada
semua umur, tetapi kebanyakan pada wanita masa reproduksi. Dan kista ovarium jarang
setelah masa menopouse.
Insidensi keganasan ovarium, tertinggi terdapat di Negara Skandinavia (14,5-15,3
per 100.000 populasi). Di Amerika insidensi keganasan ovarium semua ras adalah 12,5
kasus per 100.000 populasi pada tahun 1988 sampai 1991.
2.3 Anatomi Ovarium
Indung telur pada seorang wanita dewasa sebesar ibu jari tangan dan terletak di
kiri dan di kanan, dilapisi mesovarium dan tergantung dibelakang ligamentum latum.
Bentuknya seperti buah almon, sebesar ibu jari tangan berukuran 2,5-5 cm x1,5-2 cm x
0,6-1 cm. Posisi ovarium ini didukung oleh ligamentum ovarika, ligamentum
infundibulopelvikum dan mesovarium. Ovarium berhubungan dengan uterus dengan
ligamentum ovarii proprium. Pembuluh darah kedua ovarium melalui ligamentum
suspensorium ovarii.
Sebagian besar ovarium berada intraperitoneal dan tidak dilapisi oleh peritoneum.
Bagian ovarium kecil berada dalam ligamentum latum (hilus ovarii). Dari sini masuk
pembuluh-pembuluh darah dan saraf ke ovarium. Lipatan yang menghubungkan lapisan
belakang ligamentum latum dan ovarium dinamakan mesovarium
Bagian ovarium yang berada di dalam cavum peritonei dilapisi oleh epitel kubik-
silindrik, disebut epithelium germinativun. Dibawah epitel ini terdapat tunika albuginea
dan di bawahnya lagi baru ditemukan lapisan tempat folikel – folikel primordial. Pada
wanita diperkirakan terdapat banyak folikel. Tiap bulan satu folikel, kadang-kadang dua
folikel, berkembang menjadi folikel de graaf. Folikel-folikel ini merupakan bagian
ovarium yang terpenting, dan dapat ditemukan di korteks ovarii dalam letak yang
beraneka ragam, dan pula dalam tingkat – tingkat perkembangan dari satu sel telur yang
dikelilingi oleh satu lapisan sel-sel saja sampai folikel de graaf yang matang. Folikel yang
matang ini terisi dengan likuour folikuli yang mengandung estrogen, dan siap untuk
berevolusi.
KKS OBSTETRI dan GYNECOLOGY RSUD DR.RM.DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
4
SITI ANITA
Fungsi ovarium meliputi :
Menyimpan ovum (telur) yang dilepaskan satu setiap bulan, ovum akan
melalui tuba fallopi tempat fertilisasi dengan adanya sperma kemudian
memasuki uterus, jika terjadi proses pembuahan (fertilisasi) ovum akan
melekat (implantasi) dalam uterus dan berkembang menjadi janin (fetus),
ovum yang tidak mengalami proses fertilisasi akan dikeluarkan dan terjadinya
menstruasi dalam waktu 14 hari setelah ovulasi.
Memproduksi hormon estrogen dan progesteron, kedua hormon ini
berperan terhadap pertumbuhan jaringan payudara, gambaran spesifik wanita
dan mengatur siklus menstruasi
Gambar I. Ovarium
2.4 Etiologi
Samapai sekarang penyebab kista ovarium belum diketahui namun beberapa
sumber mengatakan bahwa Penyebab terjadinya kista ovarium yaitu terjadinya gangguan
pembentukan hormon pada hipotalamus, hipofise, atau indung telur itu sendiri. Kista
indung telur timbul dari folikel yang tidak berfungsi selama siklus menstruasi. Kista
folikuler secara tipikal kecil dan timbul dari folikel yang tidak sampai saat menopause,
KKS OBSTETRI dan GYNECOLOGY RSUD DR.RM.DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
5
SITI ANITA
sekresinya akan terlalu banyak mengandung estrogen sebagai respon terhadap
hipersekresi folikel stimulation hormon(FSH) dan luteinizing hormon (LH) normalnya
ditemui saat menopause berdiameter 1 -10 cm (folikel normal berukuran maximum 2,5
cm); berasal dari folikel ovarium yang gagal mengalami involusi atau gagal meresorpsi
cairan. Dapat multipel dan bilateral. Biasanya asimtomatik.
Kista granulosa lutein yang terjadi di dalam korpus luteum indung telur yang
fungsional dan membesar bukan karena tumor, disebabkan oleh penimbunan darah yang
berlebihan saat fase pendarahan dari siklus menstruasi.Kista theka-lutein biasanya
bersifat bilateral dan berisi cairan bening, berwarna seperti jerami; biasanya berhubungan
dengan tipe lain dari tumor indung telur, serta terapi hormon.
Faktor resiko terjadinya kista ovarium :
Riwayat kista ovarium sebelumnya
Siklus menstruasi yang tidak teratur
Meningkatnya distribusi lemak tubuh bagian atas
Menstruasi dini (usia 11 tahun atau lebih muda)
Tingkat kesuburan
Hipotiroid atau hormon yang tidak seimbang
Terapi tamosifen pada kanker mamma
2.5 Klasifikasi Kista Ovarium
Massa di ovarium yang paling umum ditemukan adalah kista ovarium fisiologis.
Kista ini disebabkan oleh karena kegagalan folikel untuk pecah atau regresi. Secara
umum kista ovarium fisiologis ukurannya kurang dari 6 cm, permukaan rata, mobil dan
konsistensi kistik. Keluhan yang dapat terjadi selain adanya massa di daerah pelvik dapat
juga terjadi ketidakteraturan haid. Kista yang terbentuk dari jaringan yang berubah pada
saat fungsi normal haid. Kista normal ini akan mengecil dan menghilang dengan
sendirinya dalam kurun 2-3 siklus haid. Jenis – jenis kista ovarium secara umum :
KKS OBSTETRI dan GYNECOLOGY RSUD DR.RM.DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
6
SITI ANITA
2.5.1 Kista Fungsional
Kista Folikuler
Folikel sebagai penyimpan sel telur akan mengeluarkan sel telur pada saat ovulasi
bilamana ada rangsangan LH (Luteinizing Hormone). Pengeluaran hormon ini diatur oleh
kelenjar hipofisis di otak. Bilamana semuanya berjalan lancar, sel telur akan dilepaskan
dan mulai perjalannya ke saluran telur (tuba falloppi) untuk dibuahi. Kista folikuler
terbentuk jika lonjakan LH tidak terjadi dan reaksi rantai ovulasi tidak dimulai, sehingga
folikel tidak pecah atau melepaskan sel telur, dan bahkan folikel tumbuh terus hingga
menjadi sebuah kista. Kista folikuler biasanya tidak berbahaya, jarang menimbulkan
nyeri dan sering hilang dengan sendirinya antara 2-3 siklus haid.
Kista Korpus Luteum
Bilamana lonjakan LH terjadi dan sel telur dilepaskan, rantai peristiwa lain
dimulai. Folikel kemudian bereaksi terhadap LH dengan menghasilkan hormon estrogen
dan progesteron dalam jumlah besar sebagai persiapan untuk pembuahan. Perubahan
dalam folikel ini disebut korpus luteum. Tetapi, kadangkala setelah sel telur dilepaskan,
lubang keluarnya tertutup dan jaringan-jaringan mengumpul di dalamnya, menyebabkan
korpus luteum membesar dan menjadi kista. Meski kista ini biasanya hilang dengan
sendiri dalam beberapa minggu, tetapi kista ini dapat tumbuh hingga 4 inchi (10 cm)
diameternya dan berpotensi untuk berdarah dengan sendirinya atau
mendesak ovarium yang menyebabkan nyeri panggul atau perut. Jika kista ini berisi
darah, kista dapat pecah dan menyebabkan perdarahan internal dan nyeri tajam yang tiba-
tiba.
2.5.2 Kista Dermoid
Kista ovarium yang berisi ragam jenis jaringan misal rambut, kuku, kulit, gigi dan
lainnya. Kista ini dapat terjadi sejak masih kecil, bahkan mungkin sudah dibawa dalam
kandungan ibunya. Kista ini biasanya kering dan tidak menimbulkan gejala, tetapi dapat
menjadi besar dan menimbulkan nyeri.
KKS OBSTETRI dan GYNECOLOGY RSUD DR.RM.DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
7
SITI ANITA
Gambar 2. Kista Dermoid
2.5.3 Kista Endometriosis
Kista yang terbentuk dari jaringan endometriosis (jaringan mirip dengan selaput
dinding rahim yang tumbuh di luar rahim) menempel di ovarium dan berkembang
menjadi kista. Kista ini sering disebut juga sebagai kista coklat endometriosis karena
berisi darah coklat-kemerahan. Kista ini berhubungan dengan penyakit endometriosis
yang menimbulkan nyeri haid dan nyeri sanggama.
2.5.4 Kistadenoma
Kista yang berkembang dari sel-sel pada lapisan luar permukaan ovarium,
biasanya bersifat jinak. Kistasenoma dapat tumbuh menjadi besar dan mengganggu organ
perut lainnya dan menimbulkan nyeri.
KKS OBSTETRI dan GYNECOLOGY RSUD DR.RM.DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
8
SITI ANITA
2.5.5 Polikistik Ovarium
Ovarium berisi banyak kista yang terbentuk dari bangunan kista folikel yang
menyebabkan ovarium menebal. Ini berhubungan dengan penyakit sindrom
polikistik ovarium yang disebabkan oleh gangguan hormonal, terutama hormon androgen
yang berlebihan. Kista ini membuat ovarium membesar dan menciptakan lapisan luar
tebal yang dapat menghalangi terjadinya ovulasi, sehingga sering menimbulkan masalah
infertilitas.
2.6 Patofisiologi Kista Ovarium
Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormone dan kegagalan
pembentukan salah satu hormone tersebut bisa mempengaruhi fungsi ovarium. Ovarium
tidak akan berfungsi secara normal jika tubuh wanita tidak menghasilkan hormone
hipofisa dalam jumlah yang tepat.
Fungsi ovarium yang abnormal kadang menyebabkan penimbunan folikel yang
terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium. Folikel tersebut gagal mengalami
pematangan dan gagal melepaskan sel telur, terbentuk secara tidak sempurna di dalam
ovarium karena itu terbentuk kista di dalam ovarium.
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang
disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih
dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture akan menjadi korpus
luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 – 2 cm dengan kista ditengah-
tengah.
Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis
dan pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula
akan membesar kemudian secara gradual akan mengecil selama kehamilan.
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan
selalu jinak. Kista dapat berupa kista folikular dan luteal yang kadang-kadang disebut
kista theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH dan
HCG.
KKS OBSTETRI dan GYNECOLOGY RSUD DR.RM.DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
9
SITI ANITA
Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau
sensitivitas terhadap gonadotropin yang berlebih. Kista folikel dan luteal, kelainan yang
tidak berbahaya ini berasal dari folikel graaf yang tidak pecah atau folikel yang sudah
pecah dan segera menutup kembali.
Kista demikian seringnya adalah multipel dan timbul langsung di bawah lapisan
serosa yang menutupi ovarium, biasanya kecil, dengan diameter 1- 1,5 cm dan berisi
cairan serosa yang bening, tetapi ada kalanya penimbunan cairan cukup banyak, sampai
mencapai diameter 4-5 cm, sehingga teraba massa dan menimbulkan sakit pada daerah
pelvis.
Pada neoplasia tropoblastik gestasional (hydatidiform mole dan choriocarcinoma)
dan kadang-kadang pada kehamilan multiple dengan diabetes, HCg menyebabkan kondisi
yang disebut hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi dengan
menggunakan gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang clomiphene citrate, dapat
menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari, terutama bila disertai dengan pemberian
HCG.
Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak
terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia yang ganas
dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh ini, keganasan paling
sering berasal dari epitel permukaan (mesotelium) dan sebagian besar lesi kistik parsial.
Jenis kista jinak yang serupa dengan keganasan ini adalah kistadenoma serosa dan
mucinous.
Tumor ovari ganas yang lain dapat terdiri dari area kistik, termasuk jenis ini
adalah tumor sel granulosa dari sex cord sel dan germ cel tumor dari germ sel primordial.
Teratoma berasal dari tumor germ sel yang berisi elemen dari 3 lapisan germinal
embrional; ektodermal, endodermal, dan mesodermal.
2.7 Gambaran Klinis Kista Ovarium
Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya sedikit nyeri
yang tidak berbahaya. Hal ini disebabkan perjalanan penyakit ovarium berlangsung
secara tersembunyi sehingga diagnosis sering ditemukan pada waktu pasien dalam
keadaan stadium lanjut. Sampai pada waktunya pasien datang dan mengeluh adanya
KKS OBSTETRI dan GYNECOLOGY RSUD DR.RM.DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
10
SITI ANITA
ketidakteraturan menstruasi, nyeri pada perut bawah, dan timbul benjolan pada perut
Tetapi ada pula kista yang berkembang menjadi besar dan menimpulkan nyeri yang
tajam. Pemastian penyakit tidak bisa dilihat dari gejala-gejala saja karena mungkin
gejalanya mirip dengan keadaan lain seperti endometriosis, radang panggul, kehamilan
ektopik (di luar rahim) atau kanker ovarium.
Meski demikian, penting untuk memperhatikan setiap gejala atau perubahan
ditubuh Anda untuk mengetahui gejala mana yang serius. Pada stadium awal dapat
berupa:
Haid tidak teratur karena tidak terjadi ovulasi
Nyeri pada saat mentruasi
Kontipasi dan poliuria jika tumor sudah menekan rektum atau
kandung kemih mungkin terjadi
Nyeri abdomen bagian bawah atau nyeri pada saat bersenggema
karena peregangan atau penekanan daerah panggu
Pada USG kista ovarium akan terlihat sebagai struktur kistik yang
bulat (kadang-kadang oval) dan terlihat sangat lusen dengan
dinding dinding yang tipis/tegas/licin, dan di tepi belakang kista
nampak bayangan opak yang lebih
infertilitas
Pada stadium lanjut dapat berupa gejala yang terjadi berhubungan dengan adanya
asites (penimbunan cairan dalam rongga perut), penyebaran ke omentum (lemak perut),
dan organ-organ di dalam rongga perut lainnya seperti usus-usus dan hati. Gejala ini
dapat berupa:
Perut membuncit karena ada masa dalam abdomen
Kembung
Mual
KKS OBSTETRI dan GYNECOLOGY RSUD DR.RM.DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
11
SITI ANITA
Gangguan nafsu makan
Sesak napas karena karena penumpukan cairan bisa juga terjadi pada
rongga dada akibat penyebaran penyakit ke rongga dada
2.8 Diagnosa Kista Ovarium
Dari gambaran klinis, kista ovarium yang berukuran kecil biasanya tidak
menunjukan gejala atau rasa sakit, kecuali kalau pecah atau terpuntir yang menyebabkan
perdarahan intraperitoneum dan gejala akut abdomen ,sakit yang hebat di daerah perut
bagian bawah, dan kaku.
Kista yang berukuran besar atau berjumlah banyak dapat menimbulkan gejala seperti:
rasa sakit pada panggul
sakit pinggang
sakit saat berhubungan seksual
pendarahan rahim yang abnormal
Secara umum Diagnosa kista ovarium ditegakkan dengan:
A. Anamnesa
Perut terasa penuh, berat, kembung
Konstipasi dan poliuria
Haid tidak teratur
Nyeri pada saat coitus
Mual, muntah, gembung, dan gangguan nafsu makan
KKS OBSTETRI dan GYNECOLOGY RSUD DR.RM.DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
12
SITI ANITA
B. Pemeriksaan fisik
Inspeksi
Perut membesar seperti orang hamil
Palpasi abdomen
Teraba masa di abdomen biasanya sebelah kanan atau sebelah kiri
Kadang-kadang nyeri pada perabaan
Masa bias dibedakan dengan uterus
Konsistensinya kistik
C. Pemeriksaan penunjang
USG
Pada USG kista ovarium akan terlihat sebagai struktur kistik yang bulat
(kadang-kadang oval) dan terlihat sangat lusen dengan dinding dinding
yang tipis/tegas, dan di tepi belakang kista nampak bayangan opak yang
lebih putih dari dinding depannya.
Gambar 3.Gambaran USG dari kista ovarium
KKS OBSTETRI dan GYNECOLOGY RSUD DR.RM.DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
13
SITI ANITA
Laparoskopi
Dengan laparoskopi (alat teropong ringan dan tipis dimasukkan melalui
pembedahan kecil di bawah pusar) dokter dapat melihat ovarium,
menghisap cairan dari kista atau mengambil bahan percontoh untuk biopsi.
2.9 Diagnosa Banding
Diagnosis pasti tidak dapat dilihat dari gejala-gejala saja. Karena banyak penyakit
dengan gejala yang sama pada kista ovarium, yaitu:
Inflamasi Pelvic (PID)
Pada pemeriksaan endovaginal sonogram, memperlihatkan secara relative
pembesaran ovarium kiri (pada pasien dengan keluhan nyeri), pada
laboratorium leukosit meningkat
Endometriosis
Pada pemeriksaan endovaginal sonogram tampak karakteristik yang difus,
lusen yang rendah sehingga memberikan kesan yang padat.
Kehamilan Ektopik
Pada pemeriksaan endovaginal sonogram memperlihatkan ring sign pada tuba,
dengan dinding yang tebal disertai cairan yang bebas disekitarnya. Tidak ada
pembuahan intrauterine, pada USG tampak kantong kehamilan dituba.
Kanker ovarium
Pada pemeriksaan transvaginal ultrasound di dapatkan dinding tebal dan
ireguler.
KKS OBSTETRI dan GYNECOLOGY RSUD DR.RM.DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
14
SITI ANITA
2.10 penatalaksanaan
Umumnya kista ovarium pada wanita usia subur akan menghilang dengan
sendirinya dalam 1 sampai 3 bulan. Meskipun ada diantaranya yang pecah namun tidak
akan menimbulkan gejala yang berarti. Kista jenis ini termasuk jinak dan tidak
memerlukan penanganan medis. Kista biasanya ditemukan secara tidak sengaja saat
dokter melakukan pemeriksaan USG. Kebanyakan pasien dengan kista ovarium simple
berdasarkan hasil pemeriksaan USG tidak dibutuhkan pengobatan. Meskipun demikian,
pengawasan tetap harus dilakukan terhadap perkembangan kists ampai dengan beberapa
siklus menstruasi. Bila memang ternyata tidak terlalu bermakna maka kista dapat
diabaikan karena akan mengecil sendiri. Jika wanita usia reproduksi yang masih ingin
hamil, berovulasi teratur dan tanpa gejala, dan hasil USG menunjukkan kista berisi
cairan, dokter tidak memberikan pengobatan apapun dan menyarankan untuk
pemeriksaan USG ulangan secara periodic untuk melihat apakah ukuran kista membesar.
Prinsipnya tumor ovarium neoplastik memerlukan operasi dan tumor
nonneoplastik tidak, jika menghadapi tumor ovarium yang tidak memberikan
gejala/keluhan pada penderita dan yang besarnya tidak melebihi 5 cm diameternya,
kemungkinan besar tumor tersebut adalah kista folikel atau kista korpus luteum. Tidak
jarang tumor tersebut mengalami pengecilan secara spontan dan menghilang, sehingga
perlu diambil sikap untuk menunggu selama 2-3 bulan, jika selama waktu observasi
dilihat peningkatan dalam pertumbuhan tumor tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan
bahwa kemungkinan tumor besar itu bersifat neoplastik dan dapat dipertimbangkan untuk
pengobatan operatif.
Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas ialah
pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang mengandung
tumor, akan tetapi jika tumornya besar atau ada komplikasi perlu dilakukan pengangkatan
ovarium, biasanya disertai dengan pengangkatan tuba (salphyngektomi). Jika terdapat
keganasan operasi yang lebih tepat ialah histerektomi dan salphyngektomi bilateral.
Akan tetapi pada wanita muda yang masih ingin mendapat keturunan dan dengan tingkat
keganasan tumor yang rendah, dapat dipertanggungjawabkan untuk mengambil resiko
dengan melakukan operasi yang tidak seberapa radikal.
KKS OBSTETRI dan GYNECOLOGY RSUD DR.RM.DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
15
SITI ANITA
Pengobatan yang dilakukan bergantung pada umur, jenis dan ukuran kista dan
gejala-gejala yang diderita. Beberapa pilihan pengobatan yang mungkin disarankan:
Pil Kontrasepsi
Jika terdapat kista fungsional, pil kontrasepsi yang digunakan untuk mengecilkan
ukuran kista. Pemakaian pil kontrasepsi juga mengurangi peluang pertumbuhan kista.
Pembedahan
Jika kista besar (diameter > 5 cm), padat, tumbuh atau tetap selama 2-3 siklus
haid, atau kista yang berbentuk iregular, menyebabkan nyeri atau gejala-gejala berat,
maka kista dapat dihilangkan dengan pembedahan. Jika kista tersebut bukan kanker,
dapat dilakukan tindakan miomektomi untuk menghilangkan kista dengan ovarium masih
pada tempatnya. Jika kista tersebut merupakan kanker, dokter akan menyarankan
tindakan histerektomi untuk pengangkatan ovarium.
Indikasi pembedahan pada kista ovarium
Kista tidak menghilang
Memiliki ukuran besar
Nyeri perut
Nyeri haid atau gangguan siklus dan infertilitas
2.11 Komplikasi
Beberapa ahli mencurigai kista ovarium bertanggung jawab atas terjadinya kanker
ovarium pada wanita diatas 40 tahun. Mekanisme terjadinya kanker masih belum jelas
namun dianjurkan pada wanita yang berusia diatas 40 tahun untuk melakukan skrining
atau deteksi dini terhadap kemungkinan terjadinya kanker ovarium.
Perdarahan intra tumor
Hal ini jarang terjadi tetapi dapat terjadi secara spontan atau oleh trauma,sehingga
menyebabkan pendarahan. Perdarahan ke dalam kista yang terjadi sedikit-sedikit,
sehingga berangsur-angsur menyebabkan pembesaran kista, dan hanya menimbulkan
KKS OBSTETRI dan GYNECOLOGY RSUD DR.RM.DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
16
SITI ANITA
gejala-gejala klinik yang minimal. Akan tetapi jika perdarahan terjadi dalam jumlah yang
banyak akan terjadi distensi yang cepat dari kista yang menimbulkan nyeri perut yang
mendadak
Perputaran tangkai (torsi)
Putaran tangkai dapat terjadi pada ksta yang berukuran diameter 5 cm atau lebih. Putaran
tangkai menyebabkan gangguan sirkulasi meskipun gangguan ini jarang bersifat total.
Faktor yang menyebabkan torsi bermacam – macam, yang penting adalah faktor faktor
dari tumor sendiridan gerakan gerakan peristaltik dari usus.
Infeksi pada tumor
Menimbulkan gejala: badan panas, nyeri pada abdomen, mengganggu aktifitas sehari-
hari.
Robekan dinding kista
Pada torsi tangkai ada kemungkinan terjadi robekan sehingga isi kista tumpah kedalam
rungan abdomen.
Keganasan kista ovarium
Terjadi pada kista pada usia sebelum menarche dan pada usia diatas 45 tahun.
2.12 Prognosa
2.12.1 Kelangsungan Hidup
Prognosis untuk baik jinak baik. Namun untuk kista yang dapat berkembang
untuk menjadi kanker ovarium angka kelangsungan hidup 5 tahun (“5 Years survival
rate”) penderita kanker ovarium stadium lanjut hanya kira-kira 20-30%, sedangkan
sebagian besar penderita 60-70% ditemukan dalm keadaan stadium lanjut.
Walaupun penanganan dan pengobatan kanker ovarium telah dilakukan dengan
prosedur yang benar namun hasil pengobatannya sampai sekarang ini belum sangat
menggembirakan termasuk pengobatan yang dilakukan di pusat kanker terkemuka di
dunia sekalipun.
KKS OBSTETRI dan GYNECOLOGY RSUD DR.RM.DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
17
SITI ANITA
2.12.2 Kelangsungan Organ
Umumnya kista ovarium pada wanita usia subur akan menghilang dengan
sendirinya dalam 1 sampai 3 bulan. Meskipun ada diantaranya yang pecah namun tidak
akan menimbulkan gejala yang berarti.Kista jenis ini termasuk jinak dan tidak
memerlukan penanganan medis.
Kista biasanya ditemukan secara tidak sengaja saat dokter melakukan
pemeriksaan USG. Meskipun demikian, pengawasan tetap harus dilakukan terhadap
perkembangan kista sampai dengan beberapa siklus menstruasi. Bila memang ternyata
tidak terlalu bermakna maka kista dapat diabaikan karena akan mengecil sendiri.
KKS OBSTETRI dan GYNECOLOGY RSUD DR.RM.DJOELHAM BINJAIUNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
18