bab ii kajian teoritik a. kemampuan pemahaman konsep 1 ...repository.ump.ac.id/1633/3/bab ii_wiji...

17
6 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kemampuan Pemahaman Konsep 1. Pengertian Kemampuan Pemahaman Konsep Pemahaman konsep terdiri dari dua kata yaitu pemahaman dan konsep. Menurut Sudjiono (2013) pemahaman atau comprehension dapat diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran, mengerti secara mentalmakn dan filosofinya, maksud dan implikasinya serta aplikasinya, sehingga menyebabkan siswa dapat memahami suatu situasi. Konsep menurut Wardhani (2008) adalah ide abstrak yang dapat digunakan atau memungkinkan seseorang untuk mengelompokkan /menggolongkan sesuatu objek. Menurut Sanjaya (2009), pemahaman konsep adalah kemampuan siswa yang berupa penguasaan sejumlah materi pelajaran, tetapi mampu mengungkapkan kembali dalam bentuk lain yang mudah dimengerti, memberikan interpretasi data dan mampu mengaplikasikan konsep yan sesuai dengan struktur kognitif yang dimilikinya. 2. Indikator pemahaman konsep Ada beberapa ciri khusus yang membedakan antara soal pemahaman konsep dengan soal untuk aspek penilaian lain. Indikator-indikator yang menunjukkan pemahaman konsep menurut Shadiq (2009) antara lain: a. Menyatakan ulang sebuah konsep. 6 Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Wiji Kusumawati, FKIP UMP, 2017

Upload: hahuong

Post on 13-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

6

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Kemampuan Pemahaman Konsep

1. Pengertian Kemampuan Pemahaman Konsep

Pemahaman konsep terdiri dari dua kata yaitu pemahaman dan

konsep. Menurut Sudjiono (2013) pemahaman atau comprehension dapat

diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran, mengerti secara mentalmakn

dan filosofinya, maksud dan implikasinya serta aplikasinya, sehingga

menyebabkan siswa dapat memahami suatu situasi. Konsep menurut

Wardhani (2008) adalah ide abstrak yang dapat digunakan atau

memungkinkan seseorang untuk mengelompokkan /menggolongkan

sesuatu objek.

Menurut Sanjaya (2009), pemahaman konsep adalah kemampuan

siswa yang berupa penguasaan sejumlah materi pelajaran, tetapi mampu

mengungkapkan kembali dalam bentuk lain yang mudah dimengerti,

memberikan interpretasi data dan mampu mengaplikasikan konsep yan

sesuai dengan struktur kognitif yang dimilikinya.

2. Indikator pemahaman konsep

Ada beberapa ciri khusus yang membedakan antara soal pemahaman

konsep dengan soal untuk aspek penilaian lain. Indikator-indikator yang

menunjukkan pemahaman konsep menurut Shadiq (2009) antara lain:

a. Menyatakan ulang sebuah konsep.

6

Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Wiji Kusumawati, FKIP UMP, 2017

7

b. Mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu.

c. Memberikan contoh dan non contoh dari konsep.

d. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematika.

e. Mengembangkan syarat perlu atau cukup suatu konsep.

f. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah.

Indikator siswa memahami konsep matematika menurut Wardhani

(2008) adalah:

a. Menyatakan ulang sebuah konsep.

b. Mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan

konsepnya.

c. Memberi contoh dan bukan contoh dari suatu konsep.

d. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis.

e. Mengembangkan syarat perlu atau cukup dari suatu konsep.

f. Menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi

tertentu.

g. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah.

Berdasarkan penjabaran di atas peneliti menggunakan indikator

pemahaman konsep antara lain :

a. Menyatakan ulang sebuah konsep.

b. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis.

c. Menerapkan konsep secara logis.

d. Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur tertentu.

e. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah.

Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Wiji Kusumawati, FKIP UMP, 2017

8

Peneliti memilih indikator tersebut karena disesuaikan dengan materi

yang akan diajarkan yaitu Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

(SPLDV).

B. Pembelajaran Berbasis Masalah

1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah

Pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu model

pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan cara menghadapkan siswa

tersebut dengan berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupannya.

Pembelajaran berbasis masalah adalah cara penyajian bahan pelajaran

dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk

dianalisis dan disintesis dalam usaha mencari pemecahan atau jawabannya

kepada siswa (Nata, 2009).

Menurut Sanjaya (Trianto, 2014) menyatakan bahwa Pembelajaran

berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran

yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah secara alamiah.

2. Tahap-tahap Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Menurut Trianto (2014) mengemukakan bahwa tahap-tahap

Pembelajaran Berbasis Masalah adalah sebagi berikut :

Tabel 2.1 Tahap-tahap Pembelajaran Berbasis Masalah

Tahap

ke- Indikator Aktifitas Guru

1 Orientasi siswa pada

masalah

Guru menjelaskan tujuan

pembelajaran, menjelaskan logistik

yang dibutuhkan, mengajukan

fenomena atau demonstrasi atau

Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Wiji Kusumawati, FKIP UMP, 2017

9

cerita untuk memunculkan

masalah, memotivasi siswa untuk

terlibat dalam pemecahan masalah

yang dipilih.

2 Mengorganisir siswa

untuk belajar

Guru membantu siswa untuk

mendefinisi dan

mengorganisasikan tugas belajar

yang berhubungan dengan masalah

tersebut.

3 Membimbing

penyelidikan

individual dan

kelompok

Guru mendorong siswa untuk

mengumpulkan informasi yang

sesuai, melaksanakan eksperimen,

untuk mendapatkan penjelsan dan

pemecahan masalah.

4 Mengembangkan

dan menyajikan hasil

karya

Guru membantu siswa dalam

merencanakan dan menyiapkan

karya yang sesuai seperti laporan,

video, dan model serta membantu

mereka untuk berbagi tugas dengan

temannya.

5 Menganalisis dan

mengevaluasi proses

pemecahan masalah

Guru membantu siswa untuk

melakukan refleksi atau evaluasi

terhadap penyelidikan mereka dan

proses-proses yang mereka

gunakan.

3. Kelebihan dan Kekurangan Pembalajaran Berbasis Masalah

Menurut Nata (2009) pembelajaran berbasis masalah memiliki

kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:

a. Kelebihan pembelajaran berbasis masalah:

1) Dapat memebuat pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan

dengan kehidupan.

2) Dapat membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan

masalah secara terampil, yang selanjutnya dapat mereka gunakan

pada saat menghadapi masalah yang sesungguhnya di masyarakat.

Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Wiji Kusumawati, FKIP UMP, 2017

10

3) Dapat merangsang pengembangan kemampuan berfikir secara

kreatif dan menyeluruh, karena dalam proses pembelajarannya

para siswa banyak melakukan proses mental dengan menyoroti

permasalahan dari berbagai aspek.

b. Kekurangan pembelajaran berbasis masalah:

1) Sering terjadi kesulitan dalam menemukan permasalahan yang

sesuai dengan tingkat berfikir siswa.

2) Memerlukan waktu lebih banyak dibandingkan dengan

menggunakan model konvensional.

C. Strategi Student Teams Achievement Division (STAD)

1. Pengertian Strategi Student Teams Achievement Division (STAD)

Pembelajaran tipe Student Teams Achievement Division (STAD) ini

dikembangkan oleh Robert Slavin di Universitas John Hopkin. Menurut

Slavin (Trianto, 2014) menyatakan bahwa pada Student Teams

Achievement Division (STAD) siswa ditempatkan dalam tim belajar

beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat

prestasi, jenis kelamin, dan suku. Guru menyajikan pelajaran, dan

kemudian siswa bekerja dalam tim mereka memastikan bahwa seluruh

anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Kemudian, seluruh siswa

diberikan tes tentang materi tersebut, pada saat tes ini mereka tidak boleh

saling membantu.

Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Wiji Kusumawati, FKIP UMP, 2017

11

Menurut Suyatno (2009) secara ringkas sintak pembelajaran tipe

Student Teams Achievement Division (STAD), yaitu a) mengajar, b)

belajar dalam tim, c) tes, d) penghargaan tim.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti mengembangkan

Student Teams Achievement Division (STAD) ke dalam strategi dengan

langkah sebagai berikut:

a. Presentasi kelas

Disini guru perlu menekankan apa yang akan dipelajari siswa

dalam kelompok, dan menginformasikan hal yang penting untuk

memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang konsep-konsep yang akan

mereka pelajari. Dengan cara ini siswa akan menyadari bahwa mereka

harus benar-benar memberikan perhatian penuh selama presentasi

kelas, karena dengan demikian akan membantu mereka mengerjakan

kuis.

b. Belajar dalam kelompok

Dalam kelas siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, tiap

kelompok terdiri atas 4-5 siswa yang heterogen, dimana mereka

mengerjakan Lembar Kerja Kelompok (LKK) yang diberikan. Aturan

heterogen dapat berdasarkan pada:

1) Kemampuan akademik (pandai, sedang, rendah)yang diperoleh

dari hasil akademik (skor awal) sebelumnya. Pembagian

tersebut harus diseimbangkan, sehingga setiap kelompok

terdiri dari siswa dengan tingkat presentasi seimbang.

Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Wiji Kusumawati, FKIP UMP, 2017

12

2) Jenis kelamin, latar belakang sosial, kesenangan bawaan/sifat

(pendiam dan aktif), dan lain-lain.

Jika dalam pengerjaan Lembar Kerja Kelompok (LKK)

ada kesulitan, siswa yang merasa mampu harus membantu

siswa yang kesulitan. Kelompok adalah ciri yang paling

penting dalam STAD. Fungsi utama dari kelompok ini adalah

untuk memastikan bahwa semua anggota kelompok benar-

benar belajar dan lebih khusus lagi untuk mempersiapkan

anggotanya agar bisa mengerjakan kuis dengan baik. Pada tiap

hal, yang ditekankan adalah membuat anggota kelompok

melakukan yang terbaik untuk kelompok, dan kelompok pun

harus melakukan yang terbaik untuk membantu tiap

anggotanya.

3) Tes individu

Setiap siswa menerima satu lembar kuis, dan pada saat

menyelesaikan kuis tersebut siswa dilarang bekerja sama. Hal

ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa

selama bekerja dalam kelompok. Hasil kuis ini digunakan

sebagai nilai perkembangan siswa serta digunakan sebagai

nilai perkembangan kelompok

4) Penghargaan Kelompok

Penghargaan kelompok dilakukan dalam dua tahap

perhitungan, yaitu :

Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Wiji Kusumawati, FKIP UMP, 2017

13

(a) Menghitung skor individu dan skor kelompok

Skor perkembangan individu dan skor

perkembangan kelompok dihitung berdasarkan rentang

skor yang diperoleh setiap individu. Skor yang didapatkan

dari hasil tes dicatat oleh guru untuk dibandingkan dengan

hasil prestasi sebelumnya.

(b) Menghargai Prestasi Kelompok

Ada tiga tingkat penghargaan yang dapat diberikan

dalam penghargaan prestasi kelompok yaitu kelompok

baik, hebat, dan super.

2. Kelebihan dan Kekurangan Student Teams Achievement Division

(STAD)

Menurut Majid (2013) kelebihan dan kekurangan dari Student Teams

Achievement Divisions adalah sebagai berikut:

a. Kelebihan Student Teams Achievement Divisions :

1) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama

dengan siswa lain.

2) Siswa dapat menguasai pelajaran yang disampaikan.

3) Dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan positif.

4) Setiap siswa dapat saling mengisi satu sama lain.

b. Kekurangan Student Teams Achievement Divisions :

1) Membutuhkan waktu yang lama.

Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Wiji Kusumawati, FKIP UMP, 2017

14

2) Siswa yang pandai cenderung enggan apabila disatukan dengan

temannya yang kurang pandai, dan yang kurang pandaipun merasa

minder apabila digabungkan dengan temannya yang pandai,

walaupun lama-kelamaan perasaan itu akan hilang dengan

sendirinya.

3) Skor kelompok sangat tergantung dari sumbangan skor individu.

D. Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Strategi Student Teams

Achievement Division (STAD)

Pembelajaran berbasis masalah dengan strategi Student Teams

Achievement Division (STAD) merupakan salah satu model pembelajaran

yang merupakan penggabungan pembelajaran berbasis masalah dengan

strategi Student Teams Achievement Division (STAD). Dalam proses

pembelajaran menggunakan sintaks pembelajaran berbasis masalah dan

dalam proses diskusi meggunakan strategi Student Teams Achievement

Division (STAD). Tahapan Pembelajaran Berbasis Masalah dengan strategi

Student Teams Achievement Division (STAD) sebagai berikut :

Tabel 2.2 Tahapan Pembelajaran Berbasis Masalah dengan strategi

Student Teams Achievement Division (STAD)

Deskripsi Kegiatan

Pendahuluan :

a. Guru memberikan salam, memerintah siswa untuk berdoa sebelum

memulai pelajaran dan mengecek kehadiran siswa.

Orientasi siswa pada masalah

b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

c. Guru menyampaikan rencana pembelajaran yang akan dilakukan.

d. Guru memberikan motivasi kemanfaatan materi yang diajarkan.

Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Wiji Kusumawati, FKIP UMP, 2017

15

Kegiatan Inti :

a. Guru menjelaskan materi pembelajaran dengan mengajukan

permasalahan.

b. Guru membimbing siswa untuk mengamati masalah yang diberikan.

Mengorganisir siswa untuk belajar

c. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok beranggotakan 4-5

siswa setiap kelompoknya dengan kemampuan siswa yang heterogen.

d. Guru memberikan Lembar Kerja Kelompok (LKK) kepada setiap

kelompok yang berkaitan dengan masalah yang telah diberikan

sebelumnya pada lembar materi untuk dikerjakan secara berkelompok.

e. Siswa mengerjakan LKK yang telah diterima secara berkelompok dan

setiap anggota harus benar-benar memahami karena nantinya akan

diadakan kuis yang harus diselesaikannya secara individu.

Membimbing pengalaman individu atau kelompok

f. Guru membimbing siswa dan berperan sebagai fasilitator apabila siswa

membutuhkan informasi untuk menyelesaikan masalah.

Mengembangkan dan meyajikan hasil karya

g. Guru meminta salah satu perwakilan kelompok untuk meyampaikan

hasil diskusi.

h. Guru meminta kelompok lain untuk menanggapi hasil diskusi dari

kelompok yang sedang menyampaikan hasil diskusinya.

Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

i. Guru meminta siswa untuk bersama-sama mengoreksi hasil diskusi

mereka secara jujur.

j. Guru meminta setiap kelompok mengumpulkan hasil diskusi.

k. Guru memberikan soal kuis yang dikerjakan secara individual untuk

mengetahui tingkat pemahaman siswa tentang materi yang telah

disampaikan

l. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok baik, hebat, dan

super.

Penutup :

m. Guru melakukan refleksi dengan menanyakan tentang pengalaman

belajar yang diperoleh dan kesulitan apa yang dialami selama

pembelajaran.

n. Guru mengingatkan kepada siswa untuk mempelajari materi

selanjutnya.

o. Guru memberikan salam penutup.

Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Wiji Kusumawati, FKIP UMP, 2017

16

E. Perbedaan Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Pembelajaran

Berbasis Masalah strategi Student Teams Achievement Division (STAD)

Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Pembelajaran Berbasis

Masalah strategi Student Teams Achievement Division (STAD) memiliki

perbedaan. Berikut perbedaannya:

Tabel 2.3 Perbedaan Pembelajaran Berbasis Masalah dengan

Pembelajaran Berbasis Masalah strategi Student Teams

Achievement Division (STAD)

No Pembelajaran Berbasis Masalah

Pembelajaran Berbasis Masalah

dengan Strategi Student Teams

Achievement Division (STAD)

1. Orientasi siswa pada masalah

Guru menjelaskan tujuan

pembelajaran, menjelaskan

logistik yang dibutuhkan,

mengajukan fenomena atau

demonstrasi atau cerita untuk

memunculkan masalah,

memotivasi siswa untuk

terlibat dalam pemecahan

masalah yang dipilih.

Orientasi siswa pada masalah

Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran, menyampaikan

rencana pembelajaran yang akan

dilakukan dengan menggunakan

strategi STAD, dan memberikan

motivasi kemanfaatan materi

yang diajarkan.

2. Mengorganisir siswa untuk

belajar

Guru membantu siswa untuk

mendefinisi dan

mengorganisasikan tugas

belajar yang berhubungan

dengan masalah tersebut

Mengorganisir siswa untuk belajar

Guru menjelaskan materi

pembelajaran dengan

mengajukan permasalahan.

Guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bertanya

tentang hal-hal yang belum

dipahami.

Guru membagi siswa untuk

berkelompok tiap kelompok

beranggoatakan 4-5 siswa dengan

kemampuan yang heterogen

Guru membagikan LKK kepada

setiap kelompok untuk

dikerjakan.

Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Wiji Kusumawati, FKIP UMP, 2017

17

3. Membimbing pengalaman

individu atau kelompok

Guru mendorong siswa untuk

mengumpulkan informasi

yang sesuai, melaksanakan

eksperimen, untuk

mendapatkan penjelsan dan

pemecahan masalah.

Membimbing pengalaman individu

atau kelompok

Guru berkeliling untuk

membimbing kelompok yang

mengalami kesulitan dalam

penyelesaian LKK.

Seluruh kelompok berdiskusi

untuk memecahkan masalah dan

mencari jawaban yang benar

serta memastikan setiap anggota

kelompok dapat mengerjakannya.

Siswa yang telah paham

membantu teman sekelompoknya

yang belum paham.

4. Mengembangkan dan

menyajikan hasil karya

Guru membantu siswa dalam

merencanakan dan

menyiapkan karya yang

sesuai seperti laporan, video,

dan model serta membantu

mereka untuk berbagi tugas

dengan temannya.

Mengembangkan dan menyajikan

hasil karya

Guru meminta salah satu

perwakilan kelompok untuk

mempresentasikan hasil diskusi.

Guru meminta kelompok lain

menanggapi hasil diskusi yang

sedang dipresentasikan.

5. Menganalisis dan mengevaluasi

proses pemecahan masalah

Guru membantu siswa untuk

melakukan refleksi atau

evaluasi terhadap

penyelidikan mereka dan

proses-proses yang mereka

gunakan.

Menganalisis dan mengevaluasi

proses pemecahan masalah

Guru meminta siswa untuk

mengoreksi hasil diskusi secara

bersama-sama

Guru meminta setiap kelompok

mengumpulkan hasil diskusi

yang telah dikoreksi

Guru memberikan kuis yang

dikerjakan secra individu

Guru memberikan penghargaan

kepada kelompok terbaik.

F. Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)

Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Dasar (KTSP 2006),

SPLDV merupakan salah satu pokok bahasan matematika di SMP. Pokok

bahasan ini diajarkan pada kelas VIII semester 2. Berdasarkan kompetensi

Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Wiji Kusumawati, FKIP UMP, 2017

18

dasar yang ada, maka indikator pada mata pelajaran matematika SMP kelas

VIII semester 2 pada pokok bahasan SPLDV yang digunakan peneliti pada

penelitian sebagai berikut:

Tabel 2.4 Indikator Pembelajaran

Siklus Pertemuan Indikator

I

1

2.1.1 Membuat persamaan linear dua variabel

dari suatu masalah.

2.1.2 Menyelesaikan masalah yang terkait

dengan PLDV.

2

2.2.1 Mengidentifikasi sistem persamaan linear

dua variabel dalam berbagai bentuk dan

variabel.

2.3.1 Menyelesaikan masalah yang terkait

dengan sistem persamaan linear dua

variabel melalui metode grafik.

II

1

2.3.2 Menyelesaikan masalah yang terkait

dengan sistem persamaan linear dua

variabel melalui metode substitusi.

2

2.3.3 Menyelesaikan masalah yang terkait

dengan sistem persamaan linear dua

variabel melalui metode eliminasi.

III

1

2.3.4 Menyelesaikan masalah yang terkait

dengan sistem persamaan linear dua

variabel melalui metode gabungan.

2

2.3.5 Menggunakan SPLDV dengan koefisien

berbentuk pecahan dalam pemecahan

masalah.

G. Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang

dilakukan oleh Rahmat (2013), Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep

Matematika Siswa SMK Bina Teknologi Purwokerto Pokok Bahasan

Program Linier Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Adapun hasil yang

penelitiannya adalah dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep

matematika.

Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Wiji Kusumawati, FKIP UMP, 2017

19

Penelitian yang relevan juga dilakukan oleh Sulastiono (2008),

Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika kelas VII B SMP N 2

Purwanegara melalui Pembelajaran Kooperatife Tipe STAD. Adapun hasil

penelitiannya adalah dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep

matematika.

Penelitian-penelitian yang disebutkan di atas adalah beberapa

penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti.

Perbedaan antara penelitian di atas dengan penelitian yang akan dilakukan

oleh penelitian adalah menggabungkan beberapa variabel dari beberapa

penelitian di atas, yaitu peneliti ingin meneliti tentang peningkatkan

kemampuan pemahaman konsep matematis melalui Pembelajaran Berbasis

Masalah dengan strategi Student Teams Achievement Division (STAD).

H. Kerangka Pikir

Setelah melakukan wawancara dan observasi awal, keadaan siswa

kelas VIII E sebelum adanya penelitian terdapat beberapa masalah

diantaranya adalah siswa kurang memiliki kemampuan untuk memahami

serta mengenali konsep-konsep dasar matematika. Siswa terbiasa mendengar

dan mencatat penjelasan yang diberikan guru. Siswa juga terbiasa belajar

dengan menghafal rumus bukan memahami konsep sehingga merasa

kesulitan ketika menemui soal yang berbeda dengan contoh. Oleh karena itu,

pembelajaran memerlukan model atau metode yang bervariasi agar dapat

meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika. Model yang

Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Wiji Kusumawati, FKIP UMP, 2017

20

bervariasi agar dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep

matematika yaitu menggunakan Pembelajaran Berbasis Masalah dengan

strategi Student Teams Achievement Division.

Dalam Pembelajaran Berbasis Masalah dengan strategi Student Teams

Achievement Division, pada langkah 1 mengorientasikan siswa pada masalah.

Pada tahap ini guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan aktivitas-

aktivitas yang akan dilakukan. Pada kesempatan ini guru memotivasi siswa

dengan memberikan pentingnya materi pelajaran yang akan diajarkan. Selain

itu guru memberikan masalah konstektual dalam dan meminta siswa

mencermati masalah tersebut. Selanjutnya guru mengemukakan ide dan teori

yang digunakan dalam pemecahan masalah. Pada tahap ini diharapkan siswa

dapat menyatakan ulang sebuah konsep dengan bahasanya sendiri,

Pada langkah 2 mengorganisir siswa untuk belajar. Pada tahap ini

guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok, setiap kelompok

beranggotakan 4-5 orang dengan kemampuan siswa yang heterogen.

Kemudian guru mengarahkan siswa untuk segera berbagi tugas belajar dan

mendorong siswa untuk berdiskusi. Tujuannya agar siswa yang pintar mau

berbagi ilmunya dengan siswa yang kurang pintar. Pada tahap ini diharapkan

siswa dapat menyatakan ulang sebuah konsep, dan menyajikan konsep dalam

bentuk representasi matematis.

Pada langkah 3 guru membimbing penyelidikan individual atau

kelompok. Disini guru berkeliling memberikan bimbingan kepada kelompok

jika mengalami kesulitan dengan cara memberikan arahan dan mendorong

Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Wiji Kusumawati, FKIP UMP, 2017

21

siswa untuk menyampaikan ide-idenya. Pada tahap ini diharapkan siswa

dapat menerapkan konsep secara logis, memilih,menggunakan dan

memanfaatkan prosedur tertentu, mengaplikasikan konsep atau algoritma

pemecahan masalah, dan pada tahap ini guru mengawasi jalannya diskusi

agar keadaan di kelas tetap kondusif.

Pada langkah 4 mengembangkan dan menyajikan hasil karya dengan

menggunakan strategi presentasi. Disini guru meminta salah satu perwakilan

kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan meminta kelompok lain untuk

menanggapi dengan memberikan pertanyaan. Siswa dilatih untuk

memberikan pertanyaan agar dapat melatih keberanian siswa dalam

mengungkapkan pendapatnya.

Pada langkah 5 guru menganalisis dan mengevaluasi proses

pemecahan masalah yang pertama yaitu dengan mengecek hasil diskusi siswa

dan membahas secara bersama-sama, membantu siswa untuk merefleksi atau

evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka gunakan.

Dalam mengevaluasi, guru memeberikan soal kuis dengan tujuan untuk

mengecek pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan. Selain itu

guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan secara bersama-sama.

Diakhir pembelajaran guru memberikan penghargaan kepada kelompok-

kelompok yang dianggap memiliki kemampuan baik, hebat, dan super.

Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Wiji Kusumawati, FKIP UMP, 2017

22

I. Hipotesis Tindakan

Dari kerangka berpikir di atas, hipotesis tindakan dari penelitian ini

adalah melalui model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan strategi Student

Teams Achievement Division (STAD), kemampuan pemahaman konsep

matematis siswa SMP Muhammadiyah 1 Purwokerto meningkat.

Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Wiji Kusumawati, FKIP UMP, 2017